BAB II URAIAN TEORITIS. Semua negara baik negara negara kaya maupun miskin, yang menganut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II URAIAN TEORITIS. Semua negara baik negara negara kaya maupun miskin, yang menganut"

Transkripsi

1 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 PERTUMBUHAN EKONOMI Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Semua negara baik negara negara kaya maupun miskin, yang menganut sistem kapitalis, sosialis, maupun campuran selalu menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Kondisi ini terlihat dari tindakan pemerintah dan politisi di masing masing negara yang selalu mengumpulkan data data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya. Setiap negara mengharapkan bahwa angka angka pertumbuhan ekonomi dapat mencapai angka yang signifikan dan mengalami peningkatan. Menurut Milton H. Spencer (dalam Winardi: 1983, 184), Pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertambahan dalam output nyata atau pendapatan sebuah perekonomian dengan berlangsungnya waktu maksudnya kenaikan dalam output full employmentnya dengan harga harga konstan. Ada beberapa komponen utama yang melatarbelakangi terjadinya proses pertumbuhan ekonomi, yakni tanah dan kekayaan alam, akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi. a. Tanah dan Kekayaan Alam Luas tanah, kesuburan tanah, kondisi iklim dan cuaca, kekayaan hasil hutan, kekayaan barang tambang, dan lain sebagainya merupakan kekayaan alam yang dimiliki suatu negara. Pada dasarnya, suatu negara yang memiliki kekayaan

2 alam yang melimpah akan lebih mudah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya dibandingkan negara yang kurang memiliki kekayaan alam. Negara negara yang sedang berkembang yang kaya akan sumber daya alam telah berlomba untuk menerobos keterbelakangan melalui impor modal dan teknologi dari negara negara yang sudah maju. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi. Proses pembangunan ekonomi yang cepat akan memudahkan suatu negara untuk menghimpun modal, sehingga modal yang sudah tersedia tersebut dapat digunakan untuk mempersiapkan teknologi. Kemajuan teknologi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan diharapkan bahwa sumber kekayaan alam yang masih potencial dapat diubah menjadi sumber kekayaan riil. b. Akumulasi Modal (capital accumulation) Modal (capital) adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan, langsung maupun tidak langsung, dalam produksi untuk menambah output (dalam Irawan dan Suparmoko: 1987, 93). Pada dasarnya, yang menentukan pertumbuhan ekonomi bukanlah capital yang terutama, melainkan harus diperhatikan terlebih dahulu sisi permintaan dan penawaran capital tersebut. Penawaran rendah bila tabungan rendah; tabungan rendah bila pendapatan rendah dan pendapatan rendah apabila produktivitas rendah. Penambahan capital yang banyak tidak selalu menyebabkan dimulainya proses perkembangan ekonomi, akan tetapi kadang kadang kapital yang sedikit pun menyebabkan tumbuhnya perekonomian dengan cepat atau dengan kata lain bahwa kapital lebih merupakan hasil daripada perkembangan ekonomi.

3 Dalam arti uang, sumber sumber kapital untuk pembangunan adalah tabungan sukarela (voluntary saving), pajak (forced saving), dan pinjaman luar negeri (foreign loans). Sebagian dari pendapatan yang ditabung, diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari disebut sebagai akumulasi modal (capital accumulation). Akumulasi modal berkaitan erat dengan tabungan yaitu proporsi pendapatan sesuatu perekonomian yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Akumulasi modal meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia. Investasi ini merupakan investasi produktif dimana harus dilengkapi dengan investasi penunjang yang disebut dengan investasi infrastruktur ekonomi dan sosial. Peningkatan investasi yang dilakukan di setiap negara khususnya di Indonesia seperti investasi terhadap pengadaan pabrik baru, mesin mesin, peralatan, dan bahan bahan yang dapat meningkatkan stok modal (capital stock) diharapkan dapat meningkatkan ouput di masa masa yang akan datang. Investasi ini juga sangat baik diterapkan terhadap pembinaan sumber daya manusia, yang pada akhirnya proses ini akan membawa dampak positif yang sama terhadap angka produksi. Investasi terhadap SDM ini dapat berupa seperti peningkatan pendidikan formal, program pendidikan dan pelatihan dalam kerja dan magang, kursus kursus dan aneka pendidikan informal lainnya yang perlu diefektifkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan terdidik. Konsumsi yang harus dikorbankan agar terbentuknya tabungan untuk tujuan akumulasi modal dikenal sebagai biaya pertumbuhan ekonomi. Biaya

4 pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan pengorbanan pengorbanan masyarakat yang perlu ditangguhkan masa sekarang untuk mencapai kepuasan lebih besar dikemudian hari. Biaya dasar pertumbuhan ekonomi dapat berupa : 1. Pengorbanan waktu luang untuk mencapai kesempatan kerja. 2. Pengorbanan konsumsi untuk mencapai investasi. 3. Pengorbanan masa sekarang untuk masa yang akan datang. 4. Pengorbanan kualitas lingkungan untuk mendapatkan lebih banyak barang. 5. Pengorbanan kepastian untuk mencapai kemajuan. b. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja merupakan salah satu faktor positif untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar sedangkan jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif. Di sisi lain, pertumbuhan jumlah penduduk diragukan dapat menjadi faktor penghambat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan bahwa meningkatnya pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan tingkat kesejahteraan penduduk. Maka dari itu, setiap negara harus mampu menangani kondisi ini. Adapun kemampuan tersebut lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor faktor penunjang, seperti kecakapan manajerial dan administrasi. c. Kemajuan Teknologi Menurut Hadi Prayitno (dalam Suryana: 2000, 80), teknologi adalah cara bagaimana berbagai sumber alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasikan tujuan produksi.

5 Menurut sifatnya, teknologi digolongkan ke dalam tiga macam, yakni : 1. Teknologi maju, yaitu suatu teknologi yang dipersiapkan untuk menghadapi persoalan persoalan yang besar bagi suatu bangsa dalam perkembangan di masa depan. Contoh teknologi tersebut adalah teknologi yang menyangkut sumber energy, mineral, nuklir, angkasa, lautan, dan udara. 2. Teknologi adaptif, yaitu teknologi yang bersumber pada penelitian dan pengembangan teknologi di negara negara maju yang disesuaikan dengan perimbangan perimbangan keadaan masyarakat agar dapat dimanfaatkan sebaik baiknya untuk pemecahan masalah masalah konkrit, misalnya bidang pangan, pemukiman, pemeliharaan tanah, dan perkembangan industri. 3. Teknologi protektif, yaitu suatu teknlogi untuk memelihara, melindungi, dan mengamankan ekologi dan lingkungan hidup masa depan yang bisa meliputi konservasi, restorasi, dan regenerasi sumber daya alam. Ada tiga klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu : 1. Kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral technological progress). 2. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor saving technological progress). 3. Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving technological progress). Kemajuan teknologi yang netral (neutral technological progress) terjadi apabila teknologi dapat mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yang sama. Atau dengan kata

6 lain adalah terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor faktor pemasukan (input) yang sama. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor saving technological progress) adalah kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad 19 yang banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu, yang mana pada saat itu dimulai dari kacang kacangan sampai sepeda hingga jembatan. Kemajuan teknologi yang hemat modal (capital- saving technological progress) dibuktikan dengan adanya semua riset teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara negara maju, yang lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modal Teori teori Pertumbuhan Ekonomi Adapun teori teori yang membahas mengenai pertumbuhan ekonomi adalah teori pertumbuhan ekonomi klasik, teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter, teori pertumbuhan ekonomi neoklasik, dan teori pertumbuhan ekonomi Rostow. a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik Ahli ekonomi klasik yang membahas teori ini adalah Adam Smith dan David Richardo. Menurut Adam Smith dan David Richardo, ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu : 1. Jumlah penduduk. 2. Persediaan barang barang modal. 3. Luas tanah dan kekayaan alam. 4. Penerapan teknologi.

7 Para ahli ekonomi klasik menitikberatkan teorinya pada pertambahan penduduk dengan asumsi bahwa faktor luas tanah dan penerapan teknologi adalah tetap. Para ahli memberikan kesimpulan terhadap teori ini, yakni : (1). Pertumbuhan penduduk tergolong tinggi saat jumlah penduduk masih sedikit, persediaan barang modal cukup banyak, dan tersedianya luas tanah yang masih luas, dan (2). Pertumbuhan ekonomi tidak berkembang (stationary state) saat produktivitas penduduk menurun karena berkurangnya kapasitas produksi sehingga kemakmuran masyarakat dan frekuensi kegiatan ekonomi pun ikut menurun. b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Schumpeter Schumpeter dalam teorinya menekankan bahwa peranan pengusaha dan wirausahawan sangat berpengaruh penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pada kenyataannya, dalam meningkatkan keuntungan usaha, pengusaha dan wirausahawan selalu melakukan inovasi yang mana dapat berguna bagi usahanya. Inovasi inovasi tersebut antara lain mencari lokasi pasar yang baru, meningkatkan efektivitas dan efisiesi proses produksi, dan mencari sumber bahan mentah. Dalam melakukan inovasi, modal sangat dibutuhkan. Pengusaha dan wirausahawan akan meminjam modal untuk investasi usahanya. Adapun dua jenis investasi yang timbul adalah, (1). Investasi otonom (investasi yang timbul akibat adanya kebutuhan modal untuk keperluan inovasi), dan (2). Investasi terpengaruh (investasi yang timbul akibat kenaikan pendapatan nasional yang mendorong terciptanya investasi baru).

8 Pada dasarnya adanya investasi akan meningkatkan pendapatan nasional yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Konsumsi yang meningkat akan meningkatkan produksi usaha para pengusaha dan wirausahawan. Schumpeter berpendapat bahwa tingkat kemajuan ekonomi yang semakin tinggi maka kemungkinan untuk melakukan inovasi semakin terbatas. Kesulitan dalam melakukan inovasi akan membuat pertumbuhan ekonomi berjalan lambat hingga akhirnya berhenti pada titik tertentu (stationery state). c. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik 1. Teori Pertumbuhan Harrod - Domard Adapun faktor faktor pendukung pertumbuha ekonomi dinyatakan dalam empat asumsi, yakni : a) Barang modal telah digunakan secara penuh. b) Besarnya tabungan proporsional dengan fluktuasi pendapatan nasional. c) Perbandingan antara modal dan hasil produksi (capital output ratio) adalah tetap. d) Perekonomian hanya terdiri dari dua sektor (perekonomian tertutup). Investasi yang terjadi pada tahun tertentu akan menyebabkan peningkatan barang modal pada tahun berikutnya. Agar seluruh penambahan barang modal tersebut digunakan seluruhnya maka total pengeluaran harus meningkat sebesar penambahan barang modal tersebut. Kenaikan total pengeluaran menyebabkan kenaikan pendapatan nasional (PDB). Pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya peningkatan PDB dari suatu negara atau masyarakat. Oleh karena itu, investasi harus terus mengalami peningkatan agar tingkat pertumbuhan ekonomi juga ikut mengalami kenaikan.

9 2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow Teori pertumbuhan ekonomi Solow dikembangkan oleh Abramovitz dan Solow. Teori ini menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktor faktor produksi. Ada tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu : a) Pertumbuhan modal, b) Pertumbuhan penduduk, dan c) Pertumbuhan teknologi. Dalam teori ini, faktor pertumbuhan teknologi dianggap sebagai faktor yang paling menentukan pertumbuhan ekonomi. d. Teori Pertumbuhan Ekonomi Rostow Menurut Rostow (dalam Google Books; Ekonomi Edisi 2), pertumbuhan ekonomi terdiri ats beberapa tahap, yaitu : 1. Perekonomian Tradisional (The Traditional Society) Perekonomian tradisional (The Traditional Society) adalah suatu masyarakat yang strukturnya berkembang di dalam fungsi produksi yang terbatas yang didasarkan pada teknologi dan ilmu pengetahuan dan sikap yang masih primitif, dan berfikir irasional. Ciri ciri suatu perekonomian pada tahap ini adalah : a. Teknologi yang digunakan dalam kegiatan produksi masih sederhana b. Produksi yang dihasilkan rendah sehingga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dan c. Kegiatan produksi dilakukan secara tradisional. 2. Perekonomian Transisi (The Precondition for Take Off)

10 Perekonomian Transisi (The Precondition for Take Off) adalah suatu masa transisi dimana suatu masyarakat mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang (self-sustained growth). Ciri ciri perekonomian yang telah mencapai tahap ini adalah a. Timbulnya pemikiran mengenai pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan b. Terjadinya perubahan nilai nilai dan struktur kelembagaan yang berlaku di dalam masyarakat, dan c. Perekonomian mulai menciptakan kerangka ekonomi yang kokoh untuk mencapai tingkat perekonomian yang lebih maju. 3. Perekonomian Lepas Landas (The Take Off) Perekonomian lepas landas (The Take Off) adalah suatu masa dimana berlakunya perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi atau berupa terbentuknya pasar baru. Ciri ciri perekonomian yang telah mencapai tahap ini adalah: a. Kegiatan ekonomi berlangsung secara terus menerus dengan hasil yang memuaskan. b. Nilai investasi yang bersifat produktif meningkat sebesar sepuluh persen dari nilai produk nasional neto. c. Terciptanya kondisi yang dapat membuat semua lembaga dapat berfungsi sesuai dengan harapan masyarakat. d. Terciptanya kestabilan di bidang politik dan sosial.

11 Selain ciri ciri di atas, Rostow juga mengemukakan ciri ciri untuk mengetahui suatu negara yang sudah mencapai tahap lepas landas (The Teke Off), yaitu : a) Berlakunya penanaman modal yang produktif dari 5% menjadi 10% dari produksi nasional nettonya, b) Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju yang tinggi, c) Adanya atau terciptanya suatu rangka dasar politik sosial dan institusional yang akan menciptakan pertumbuhan yang terus menerus atau self-sustained growh. 4. Perekonomian Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity) Perekonomian menuju kedewasaan (The Drive to Maturity) adalah suatu masa dimana suatu masyarakat secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor faktor produksi dan kekayaan alam. Ciri ciri suatu perekonomian yang telah mencapai tahap ini adalah : a. Tenaga kerja yang terlibat pada proses produksi bersifat profesional. b. Berkurangnya peranan dari sektor pertanian sedangkan sektor industri dan jasa memiliki peranan yang semakin dominan. c. Adanya perubahan di dalam struktur organisasi perusahaan dimana jabatan manajer sebagai pengambil keputusan tertinggi tidak lagi dipegang oleh pemilik perusahaan melainkan oleh tenaga tenaga profesional yang dipekerjakan oleh perusahaan. d. Timbulnya kesadaran di dalam masyarakat untuk memelihara dan melestarikan lingkungan.

12 4. Perekonomian dengan Tingkat Konsumsi yang Tinggi (The Age of High Mass Consumption). Perekonomian dengan tingkat konsumsi yang tinggi (The Age of High Mass Consumption) adalah suatu masyarakat dimana perhatian masyarakat lebih menekankan pada masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat dan bukan lagi pada masalah produksi. Ciri ciri suatu perekonomian yang telah mencapai tahap ini adalah : a. Sektor industri telah berjalan dengan baik sehingga tidak ada lagi masalah pada kegiatan produksi. b. Tujuan utama konsumsi masyarakat adalah untuk meningkatkan arti hidup sehingga masyarakat lebih cenderung untuk memenuhi kebutuhan tersier dibanding kebutuhan primer dan sekunder. c. Timbulnya usaha usaha untuk menciptakan kesejahteraan yang merata yang mana salah satu caranya adalah dengan menerapkan pajak progresif yang bertujuan untuk mentransfer pendapatan dari penduduk kaya ke penduduk miskin. 2.2 PEMBANGUNAN EKONOMI Menurut Meier (dalam Suryana : 2000, 3), pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi suatu negara dikatakan meningkat apabila diikuti dengan kenaikan pendapatan nasional, pendapatan per kapita dan perubahan struktur ekonomi dan struktur masyarakat. Besarnya pendapatan nasional akan

13 menentukan besarnya pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita merupakan gambaran daripada tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Di sisi lain, pendapatan per kapita sangat berkaitan erat dengan pertambahan penduduk. Oleh karena itu, apabila pertambahan pendapatan nasional lebih besar daripada tingkat pertambahan penduduk maka tingkat pendapatan per kapita penduduk juga meningkat. Pendapatan nasional dan pendapatan per kapita dapat dilihat kenaikannya dari adanya peningkatan produktivitas per kapita. Produktivitas per kapita berasal dari perubahan struktur ekonomi, struktur produksi, teknik produksi, serta masyarakat statis berkembang menjadi masyarakat dinamis. Menurut Hasibuan (dalam Suryana, 2000:8), pembangunan ekonomi baru dikatakan ada kemajuan apabila pendapatan nasional atau pendapatan per kapita naik diikuti dengan perubahan struktur ekonomi, teknik produksi, adanya modernisasi, dan masyarakat tradisional berkembang menjadi masyarakat dinamis yang berfikir rasional ekonomi dalam tindakan tindakannya. Dan menurut Soemitro (dalam Suryana, 2000: 9), produktivitas diartikan sebagai besarnya produksi yang dihasilkan per jiwa, per satu jam kerja (productivity per man hour) yang dapat dicari dengan rumus Y/N x h, dimana Y adalah besarnya pendapatan nasional, N menunjukkan jumlah tenaga kerja, dan h menunjukkan jumlah jam kerja rata rata. Selain perhitungan tersebut, produktivitas juga dapat dihitung dengan cara ICOR (incremental capital output ratio). ICOR merupakan perbandingan antara capital yang diinvestasikan dengan satuan output. Apabila ICOR tinggi maka produktivitasnya masih rendah.

14 Pada kenyataannya, dari tahun ke tahun tingkat produktivitas negara negara berkembang selalu dalam kondisi yang maish rendah. Kondisi ini diakibatkan adanya faktor ekonomis dan dan nonekonomis dalam pembangunan, yakni : 1. Jumlah dan mutu produksi yang terbatas 2. Alokasi sumber sumber daya yang kurang efektif 3. Distribusi pendapatan yang tidak adil 4. Aspek espek kehidupan masyarakat yang kurang seimbang dan produktif, seperti corak hidup, kebudayaan tradisi, politik, dan nilai nilai sosial masyarakat. 2.3 HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN PEMBANGUNAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi (economic growtht) dan pembangunan ekonomi (economic development) memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Akan tetapi di sisi lain, defenisi keduanya memiliki perbedaan sehingga sangat perlu untuk diketahui defenisinya masing masing. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dari suatu negara atau daerah, sedangkan pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara atau daerah dalam jangka panjang. Dalam pembangunan ekonomi terkandung arti adanya usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat atau GDP dimana kenaikannya dibarengi oleh perombakan dan modernisasi serta memperhatikan aspek pemerataan pendapatan

15 (income equity). Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic Product) tanpa memandang kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan dalam struktur ekonominya atau tidak. Pada umumnya pembangunan selalu dibarengi dengan pertumbuhan, tetapi pertumbuhan belum tentu disertai dengan pembangunan. Pada tingkat permulaan mungkin saja pembangunan ekonomi selalu dibarengi pertumbuhan atau sebaliknya. Apabila diperhatikan, perbedaan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut : 1. Keduanya menekankan pada kenaikan PDB. Namun, pertumbuhan ekonomi hanya menekankan kenaikan PDB tanpa membandingkan dengan laju pertumbuhan. Sedangkan dalam pembangunan ekonomi, disebut ada kenaikan jika laju kenaikan PDB melebihi kenaikan pertumbuhan penduduk. 2. Pertumbuhan ekonomi hanya melihat kenaikan tanpa melihat akibat atau perbaikan kondisi yang ada. Jadi, penekanannyahanya pada pertambahan sarana seperti jembatan, mesin mesin, dan sarana listrik. Sedangkan, pembangunan ekonomi tidak hanya menekankan pada pertumbuhan secara fisik, melainkan juga perbaikan kelembagaan, kondisi ekonomi, sikap, dan struktur yang ada supaya lebih berhasil guna dan berdaya guna.

16 2.4 PENDAPATAN Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat pendapatannya. Pendapatan dapat menunjukkan seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa jasa yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga salaam jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi (Winardi, 1998). Dengan kata lain pendapatan juga dapat diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja, buruh atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan, instansi atau pendapatan selama ia bekerja (usaha). Setiap orang bekerja (usaha) akan memperoleh pendapatan dengan jumlah yang maksimal agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Maksud utama pekerja yang bersedia melakukan berbagai pekerjaan adalah untuk mendapatkan pendapatan yang cukup baginya dan keluarganya. 2.5 SEKTOR INFORMAL Latar Belakang Munculnya Sektor Informal Pertumbuhan penduduk yang terkonsentrasi di kota kota besar di negara negara Dunia Ketiga sangatlah cepat. Kondisi ini menjadi salah satu masalah penting yang dihadapi negara negara Dunia Ketiga. Pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan pertumbuhan industrialisasi dan kesejahteraan penduduk di negara negara tersebut. Fenomena ini disebut sebagai urbanisasi berlebih (over urbanization).

17 Urbanisasi ini dilihat dari adanya arus migrasi dari desa desa yang cukup besar, dimana penduduk yang melakukan migrasi bertujuan mencari nafkah untuk memenuhi perekonomiannya masing masing. Akan tetapi, sektor industri di kota tidak mampu menyerap tenaga kerja yang begitu besar dikarenakan keterbatasan sektor industri modern dan selain itu juga, banyak penduduk tidak memiliki skill dan keterampilan untuk masuk ke dalam sektor industri. Oleh karena itu, banyak penduduk mengambil bagian di sektor informal, dimana sektor informal mudah untuk dimasuki tanpa membutuhkan skill yang kuat. Penduduk masuk ke dalam sektor informal dengan pertimbangan bahwa mereka tidak ingin mengganggur dan tidak punya penghasilan. Adapun beberapa jenis pekerjaan yang termasuk dalam sektor ini adalah warung nasi, penjual rokok, penjual Koran dan majalah, penjual makanan kecil dan minuman, dan lain lain. Pekerja sektor informal dapat dengan mudah dijumpai di pinggir pingir jalan di pusat pusat kota. Sektor informal menyediakan barang barang kebutuhan bagi golongan menengah ke bawah dengan harga yang dapat dijangkau oleh golongan tersebut. Dan sangat sering dijumpai bahwa masyarakat yang sudah bekerja di sektor formal dan memiliki penghasilan yang tinggi tetap mengambil bagian di sektor informal untuk menambah penghasilan mereka. Sektor informal mempunyai peran penting dalam memberikan sumbangan bagi pembangunan perkotaan, karena sektor ini mampu menyerap tenaga kerja (terutama bagi masyarakat kelas bawah) yang cukup signifikan sehingga dapat mengurangi masalah pengangguran di perkotaan dan sektor informal juga memberikan kontribusi bagi pendapatan pemerintahan kota.

18 Namun, di sisi lain pertumbuhan sektor informal yang cukup pesat mengakibatkan ketidakteraturan tata kota sehingga diperlukan penanganan yang baik. Pedagang kaki lima terlihat selalu menjalankan aktivitasnya di tempat tempat yang seharusnya menjadi Public Space. Public Space adalah tempat umum dimana masyarakat bisa bersantai, berkomunikasi, dan menikmati pemandangan kota, misalnya taman, trotoar, halte bus, dan lain sebagainya. Kondisi ini sangat mengganggu para pejalan kaki dan para konsumen pengguna jasa yang hendak memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan. Ketidakteraturan tersebut mengakibatkan Public Space kelihatan kumuh sehingga tidak nyaman lagi untuk bersantai ataupun berkomunikasi. Permasalahan ini dibutuhkan ketegasan pemerintah kota. Pada kenyataannya pemerintah hanya melakukan penertiban, akan tetapi tindakan tersebut tidak efektif karena beberapa hari setelah kebijakan dilakukan, para pekerja sektor informal mulai bergerak kembali menjalani aktivitasnya. Tindakan tersebut dikatakan sebagai tindakan melanggar hukum Pengertian Sektor Informal Sektor informal merupakan jenis kesempatan kerja yang kurang teroganisir, sulit dicacah, dan sering dilupakan dalam sensus resmi, serta merupakan kesempatan kerja yang persyaratan kerjanya jarang dijangkau oleh aturan aturan hokum. Istilah kata sektor informal pertama kali dikemukakan oleh Keith Hart (1971). Keith Hart menyatakan bahwa sektor informal merupakan sebagai bagian dari angkatan kerja kota yang berada di luar pasar tenaga terorganisasi. Pada

19 dasarnya, tenaga kerja yang masuk ke dalam sektor informal merupakan pekerja yang tidak terikat dan tidak terampil dengan pendapatan rendah dan tidak tetap. Aktivitas aktivitas informal tidak hanya terbatas pada pekerjaan pekerjaan di pinggiran kota kota besar tetapi juga meliputi berbagai macam aktivitas ekonomi. Aktivitas aktivitas informal tersebut merupakan cara melakukan sesuatu yang ditandai dengan mudah untuk dimasuki, bersandar pada sumber daya lokal, usaha milik sendiri, operasinya dalam skala kecil, padat karya dan teknologi yang digunakan bersifat adaptif, keterampilan dapat diperoleh di luar sistem sekolah formal, dan tidak terkena secara lansung oleh regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif. Menurut Tokman (2001) (dalam sektor informal adalah sektor dengan perusahaan perusahaan dengan kepemilikan terbatas yang mempekerjakan keluarga sebagai tenaga kerja yang tidak dibayar, tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang rendah, dan mempunyai tenaga kerja kurang dari 5 orang. Adapun beberapa karakteristik dari sektor informal adalah : - Merupakan jenis unit usaha yang berskala kecil - Kepemilikan unit usaha biasanya dimiliki oleh individu atau keluarga - Teknologi yang digunakan sederhana dan padat tenaga kerja - Tingkat pendidikan, keterampilan, produktivitas, dan tingkat upah tenaga kerja cukup rendah - Akses keuangan yang dilakukan ke lembaga keuangan rendah - Hambatan untuk masuk (barrier to entry) sangat minim - Mengandalkan sumber daya lokal.

20 Peran sektor informal sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Sektor informal dapat menjawab semua permasalahan yang cenderung tidak pernah hentinya di negara dunia ketiga seperti Indonesia. Permasalahan tersebut antara lain ketenagakerjaan yang masih rendah, rendahnya tingkat pendidikan, dan perkembangan angkatan kerja yang tidak selalu diimbangi dengan peningkatan kesempatan kerja. Sektor informal mampu merangsang tumbuhnya kewiraswastaan masyarakat dan mampu menyediakan peluang kerja..

21 Peran sektor informal terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dalam skema berikut ini : POTRET KONDISI STRATEGI TUJUAN SEKTOR INFORMAL Identifikasi macam sektor infornal berdasarkan lokasi (kota, desa), kaitan sektor \\ informal dan identifikasi masalah masalah sektor informal. Dampak Positif - Sektor lain (keterkaitan) - Individu pelaku Dampak Negatif Lingkungan, tata ruang, pencemaran,dll Supply input murah bagi sektor informal Peningkatan pendapatan dan peningkatan konsumsi Sisi penawaran/sektoral (PDRB) : - Pertanian - Pertambangan dan Penggalian - Industri pengolahan - Listrik, gas, dan air bersih - Bangunan - Perdagangan, hotel, dan Restaurant - Pengangkutan dan komunikasi - Keuangan - Jasa- jasa PERTUMBUHAN EKONOMI Sisi permintaan/pengguna (PDRB): - Konsumsi - Pengeluaran pemerintah - Investasi - Perdagangan internasional

22 2.5.3 Permasalahan Sektor Informal a. Ketidakefisienan Adanya sektor informal di perkotaan secara umum sebenarnya juga menunjukkan adanya ketidak efisienan ekonomi perkotaan. Pada masalah perparkiran misalnya, kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya bisa mendapatkan pemasukan yang sangat besar dari perparkiran yang saat ini lebih banyak dilakukan oleh sektor informal. Informasi yang belum dikonfirmasikan menyatakan bahwa di Bandung uang yang didapatkan dari perparkiran ini bisa mencapai lebih dari 4,5-5 Milyar Rupiah setahun. Hal yang sama juga terjadi pada aktifitas perdagangan informal. Retribusi informal yang dikenakan kepada pedagang kaki lima oleh preman-preman bisa mencapai angka yang hampir sama dengan perparkiran dalam setahunnya. Keadaan itu juga menunjukkan ada distribusi pendapatan yang tidak merata. Preman, ataupun apapun namanya yang mengelola secara informal pelaku sektor informal ini menerima uang yang sangat besar jumlahnya sementara pelaku sektor informal bisa dikatakan tidak menerima peningkatan pelayanan apapun dari kota, selain keamanan pelaku sector informal dari perusakan. Dari sisi konsumen, sebenarnya tidak pula semua diuntungkan dengan harga murah, karena untuk beberapa jenis jasa tertentu konsumen dari sektor informal ini sebenarnya membayar lebih mahal. Sebagai contoh adalah konsumen air bersih dari penjaja air informal. Konsumen untuk jenis ini sangat dirugikan oleh ketidak mampuan pemerintah kota menyediakan air bersih.

23 b. Tidak teratur Banyaknya sektor informal dalam bentuk penyedia barang; yang dilakukan dengan cara membuka lapak ataupun menjaja dalam kereta dorong, seringkali menjadikan kesemrawutan pada ruang-ruang kota. Jika mereka ini menjajakan secara sembarangan dipinggir jalan, maka yang terjadi adalah kemacetan. Lagilagi keadaan ini menyebabkan pemborosan yang besar, baik dilihat dari segi energy dan waktu. Ketidak aturan seperti itu tidak hanya menyebabkan kemacetan tetapi juga pemandangan yang tidak baik dan seringkali sektor informal seperti ini menyebakan kerusakan lingkungan dengan buangannya yang sembarangan. Pedangang Kaki Lima sebagai salah satu bentuk aktifitas sektor informal ini juga seringkali mengganggu pejalan kaki karena menutupi jalan yang seharusnya dipakai oleh pejalan kaki. 2.6 MODAL Modal merupakan barang barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, kepemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman dari Bank.

24 Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek. Berdasarkan kepemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adlaah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di Bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan. Berdasarkan sifatnya, modal dibagi menjadi modal tetap dan modal lancer. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang ulang. Misalnya mesin mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancer adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi, misalnya, bahan bahan baku. 2.7 PENDIDIKAN Pendidikan menjadi salah satu prioritas Pemerintah dimana berkaitan dengan agenda agenda pembangunan nasional. Dalam Rencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJM) tahun terdapat tiga agenda yang dilaksanakan yang menjadi arah kebijakan pembangunan jangka menengah, yakni

25 menciptakan Indonesia yang aman dan damai, menciptakan Indonesia yanga adil dan demokratis, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan berkaitan erat hubungannya terhadap kesejahteraan masyarakat. Dalam APBN 2010, anggaran yang digunakan untuk pendidikan adalah 20% dari APBN. Kondisi ini disebabkan kebijakan tersebut merupakan salah satu prioritas belanja pemerintah untuk mendukung sasaran sasaran pembangunan sesuai Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2010 dalam APBN Kebijakan tersebut kini dilaksanakan dimana telah disediakan anggaran pendidikan untuk tahun 2010 sebesar 195,6 Triliun, dengan komponen anggaran pendidikan melalui pemerintah pusat Rp. 82,5 Triliun, dan transfer ke daerah sebanyak Rp.113,1 Triliun. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik. Dalam Undang undang SISDIKNAS, pendidikan dibagi dalam 3 kategori, yakni: a. Kegiatan bimbingan; guna menanam, memupuk, mengembangkan, sikap mental, pembaharuan, pembangunan dalam diri dan peserta didik. b. Kegiatan pengajaran; menyampaikan pengetahuan informasi, fungsional untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup. c. Kegiatan pelatihan; menyampaikan keterampilan yang relevan.

26 Menurut UNESCO Jaques Delors (dalam Ideologi dan Pendidikan), prinsip pendidikan terdiri atas dua bagian, yakni : 1. Berlangsung sepanjang hayat 2. Pendidikan mempunyai empat pilar, yaitu : a. Learning to know Defenisi Learning to know berarti belajar sepanjang hayat (Life long of education) dan belajar bagaimana caranya untuk belajar (Learning how to learn). b. Learning to do Learning to do merupakan belajar untuk mengaplikasikan ilmu, bekerja sama dalam team, belajar memecahkan masalah dalam berbagai situasi, belajar untuk berkarya atau mengaplikasikan ilmu yang didapat oleh seseorang. d. Learning to be Learning to be adalah belajar untuk dapat mandiri, menjadi orang yang bertanggung jawab untuk mewujudkan tujuan bersama. e. Learning to live together Learning to live together adalah belajar memahami dan menghargai orang lain, sejarah mereka dan nilai nilai agamanya. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik. Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan keterampilan / pendidikan yang dimiliki menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Teori Pembangunan Ekonomi Macam-Macam Teori Pembangunan Ekonomi Teori Pembangunan Ekonomi (Keynesian) Teori Pembangunan Ekonomi (Rostow) Tahapan - Tahapan Pembangunan Ekonomi Oleh: Hendry Wijaya, SE.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri perekonomian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar penduduk yang berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani Teori pertumbuhan ekonomi adalah teori yang membahas pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara ditinjau dari dua sudut. Pertama, membahas pertumbuhan ekonomi berdasarkan tahap-tahap tertentu (secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Pendahuluan Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati. Teori yang dibahas dalam bab ini terdiri dari pengertian pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tidak bisa lepas dari sektor informal. Keberadaan sektor informal di Indonesia tidak terlepas dari proses pembangunan yang sedang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah 16 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Ekonomi Pembangunan Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian nasional yang kondisi-kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI. Uji Kompetensi

BAB I. KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI. Uji Kompetensi BAB I KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Bila di dalam suatu masyarakat tersedia sejumlah pekerjaan yang cukup, sehingga orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan berpedoman

Lebih terperinci

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori Pertumbuhan Ekonomi Teori Pertumbuhan Ekonomi Dalam sejarah pemikiran ekonomi, ahli-ahli ekonomi yang membahas tentang proses pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan menjadi empat aliran yaitu aliran klasik, neo-klasik, Schumpeter,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga akan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan Setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Kemajuan ekonomi adalah komponen utama pembangunan tetapi bukan merupakan satu-satunya. Pembangunan bukan hanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah dibutuhkannya investasi. Investasi merupakan salah satu pendorong untuk mendapatkan pendapatan yang

Lebih terperinci

Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Teori Pertumbuhan Ekonomi ROSTOW NSB menjadikan teori ini sebagai pedoman dalam menilai keberhasilan suatu pembangunan di negaranya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1. Pengertian dan Pembagian Dana Perimbangan 2.1.1.1. Pengertian Dana Perimbangan Dana Perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI Pertambahan jumlah penduduk setiap tahun akan menimbulkan konsekwensi kebutuhan konsumsi juga bertambah dan dengan sendirinya dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP 2.1.Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pemerataan pembangunan ekonomi merupakan hasil yang diharapkan oleh seluruh masyarakat bagi sebuah negara. Hal ini mengingat bahwa tujuan dari pembangunan

Lebih terperinci

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar BAB II STUDI KEPUSTAKAAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya yang merupakan studi penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya peningkatan kapasitas pemerintahan daerah agar tercipta suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pengertian pertumbuhan ekonomi sudah banyak dirumuskan dengan sudut pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan faktor penting dalam proses pembangunan yakni sebagai penyedia tenaga kerja. Namun dengan kondisi tenaga kerja dalam jumlah banyak belum menjamin bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Sektor Informal Konsep sektor informal berawal dari prakarsa seorang ahli antropolog asal Inggris yaitu Keith Hart, melalui studinya setelah mengamati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan 2.1.1 Sumber Daya Energi Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini. Hal yang dibahas pada bab ini adalah: (1) keterkaitan penerimaan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit untuk dihindari bagi suatu negara, baik di negara berkembang maupun negara maju, namun pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Ekonomi Regional Pertumbuhan ekonomi merupakan unsur penting dalam proses pembangunan wilayah yang masih merupakan target utama dalam rencana pembangunan di samping

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara besar dengan pemilikan sumber daya alam yang melimpah, dalam pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Suryana (2000 : 3), mengungkapkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga, 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ekonomi dan Pertumnbuhan Ekonomi Sebuah Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Ekonomi Banyak yang menilai bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi itu sama, padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Cita-cita mulia tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. PENDAPATAN NASIONAL Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. Pokok-pokok Materi: 1. Konsep Pendapatan Nasional 2. Komponen Pendapatan Nasional 3.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami konsep pendapatan nasional, metode penghitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah masalah yang penting dalam perekonomian suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh suatu negara bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

Sektor Informal yang Teroganisasi: Menata Kota untuk Sektor Informal

Sektor Informal yang Teroganisasi: Menata Kota untuk Sektor Informal Sektor Informal yang Teroganisasi: Menata Kota untuk Sektor Informal Haryo Winarso Gede Budi 1 Pengantar Istilah sektor informal biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan mempertimbangkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi melalui produktivitas yang tinggi, dan mendatangkan lebih banyak input ke dalam proses produksi.

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F. PENGGUNAAN GNP G. MANFAAT PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan output yang terus menerus

Lebih terperinci

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1 Kuliah 6 Paradigma Pentahapan 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1 Paradigma Pentahapan Dipopulerkan oleh W.W. Rostow dalam bukunya The Stages Economic Growth. Merupakan pandangan seorang economic historian ttg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan produk nasional (GNP) karena ada peningkatan kuantitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Sjafrizal (2008) menyatakan kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

Negara Maju??? Negara Berkembang..??

Negara Maju??? Negara Berkembang..?? Geografi Negara Maju??? Negara Berkembang..?? Indikator kategorisasi negara maju dan berkembang: Pendapatan per kapita nasional / Gross National Product (GNP) Struktur mata pencaharian dari angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi Dewasa ini perhatian para ahli ekonomi terhadap masalah pembangunan ekonomi di setiap negara sangat besar sekali, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perekonomian suatu negara, semakin kuat sector industri modern

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perekonomian suatu negara, semakin kuat sector industri modern BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara akan mengalami perubahan struktur perekonomian. Semakin maju perekonomian suatu negara, semakin kuat sector industri modern menggeser sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi bertujuan antara lain pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan kemiskinan, menjaga kestabilan harga dengan memperhatikan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat diperlukan oleh suatu negara dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kondisi perekonomian Kabupaten Lamandau Tahun 2012 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2013-2014 dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengertian pembangunan ekonomi secara essensial dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak terlepas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pembangunan bidang pertambangan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karenanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ekonomi nasional yang dapat dicapai melalui pembenahan taraf hidup masyarakat, perluasan lapangan

Lebih terperinci

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam industri yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat ekonomi yang terjadi. Bagi

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik Product tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Pendapatan Pendapatan merupakan jumlah dari seluruh uang yang diterima seorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dengan bertumpu pada pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dengan bertumpu pada pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang saat ini Indonesia telah mengupayakan pelaksanaan pembangunan nasional dengan bertumpu pada pertumbuhan perekenomian yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum SNSE Kabupaten Indragiri Hilir yang meliputi klasifikasi SNSE Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor keuangan menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil melalui

Lebih terperinci

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan Kabupaten Sleman memuat tentang hasil-hasil analisis dan prediksi melalui metode analisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci