RENCANA KERJA TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA KERJA TAHUN 2016"

Transkripsi

1 RENCANA KERJA TAHUN 2016 BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA

2 KATA PENGANTAR Rencana Kerja ( Renja ) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2016 mempunyai arti strategis karena di dalamnya memuat uraian program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun Mengamati pelaksanaan program dan kegiatan dari tahun ke tahun, peningkatan kinerja dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis telah berjalan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan. Pada tahun 2016, disamping mengoptimalkan program dan kegiatan yang telah berjalan juga dirumuskan program kegiatan baru untuk mempersiapkan kesinambungannya. Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2016 terdiri dari Pendahuluan, Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja SKPD Tahun Lalu, Tujuan dan Sasaran yang menggambarkan Pencapaian Rencana Strategis dan Program serta Kegiatan yang akan dijalankan pada tahun Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan dan bahkan dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Atas bantuan dan partisipasi semua pihak dalam pembuatan Rencana Kinerja Tahun 2016 ini kami ucapkan banyak terima kasih. KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Drs. H. GUSTI SYAHYAR Pembina Utama Muda NIP

3 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii BAB I Pendahuluan 1 A. Latar Belakang 1 B. Landasan Hukum 2 C. Maksud Tujuan 3 D. Sistematika 3 BAB II Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja 4 A. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun BAB III Tujuan dan Sasaran 39 A. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional 39 B. Tujuan dan Sasaran Renja 40 BAB IV Program dan Kegiatan 41 A. Program dan Kegiatan Tahun BAB V Penutup 50 3

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Kinerja (Renja) merupakan dokumen perencanaan tahunan yang sifatnya lebih teknis dan operasional dibandingkan dengan Rencana Strategis (Renstra). Komponen-komponen yang terkandung di dalam renstra seperti visi, misi, tujuan dan sasaran serta program masih bersifat umum dan belum ditetapkan target-target yang hendak dicapai. Oleh karena itu target yang hendak dicapai harus dijabarkan dalam bentuk rencana kerja. Selanjutnya rencana kerja ini dikaitkan dengan kebijakan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan yang dijabarkan dalam usulan kegiatan dan administrasi umum. Usulan tersebut kemudian dievaluasi dari aspek anggaran yang ada, selanjutnya usulan kegiatan teknis dan administrasi umum yangmendapat alokasi anggaran kemudian digabungkan menjadi satu rencana kegiatan tahunan. Dengan demikian rencana kegiatan tahunan adalah suatu rencana kinerja yang telah tersedia anggarannya yaitu anggaran untuk membiayai kegiatan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan dalam rangka mencapai sasaran dengan dukungan dana baik dari APBD maupun APBN melalui dana dekonsentrasi. Komponen-komponen yang terkandung di dalam rencana kinerja tahun 2016 meliputi sasaran stratejik dan sasaran program yang akan dilaksanakan dalam tahun yang bersangkutan. Setiap sasaran stratejik kemudian diuraikan lebih rinci ke dalam target indikator-indikator kinerja sasaran yang hendak dicapai. Demikian pula terhadap kegiatan, target-target untuk kegiatan dirinci ke dalam indikator input, output dan outcome. Sebagai suatu dokumen resmi rencana daerah, rencana kerja SKPD mempunyai kedudukan yang strategis yaitu menjembatani antara perencanaan strategis menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan. Pada dasarnya rencana kinerja (performance plan) tahun 2016 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan selama tahun 2016 tersebut. Target kinerja mempresentasikan nilai kualitatif yang harus dicapai selama tahun 2016 dari semua indikator kinerja yang melekat pada tingkat kegiatan maupun sasaran. Pada akhirnya target kinerja untuk tingkat kegiatan yang didefinisikan dalam rencana kinerja dimaksudkan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas kegiatan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan. 4

5 B. Landasan Hukum Landasan normatif sebagai kerangka dasar hukum dalam penyusunan Rencana Kinerja (Renja-SKPD) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Keputusan Menteri PAN Nomor : KEP/46/M.PAN/4/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan; 9. Peraturan Daerah Kalimantan Selatan Nomor 05 Tahun 2008 tentang urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 5); 10. Peraturan Daerah Kalimantan Selatan Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 6); 5

6 C. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan merupakan program dan kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan yang akan dilaksanakan berdasarkan ketepatan strategi dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki organisasi. Pembuatan rencana kerja ini mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut : 1. Maksud Penyusunan Rencana Kerja (Renja SKPD) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan adalah sebagai dasar yang menjadi acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan sekaligus sebagai tolok ukur kinerja setiap bidang pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan. 2. Tujuan Sedangkan tujuan dari penyusunan rencana kerja ini adalah : a. Mewujudkan visi misi Kepala Daerah Kalimantan Selatan yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah terutama di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa. b. Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional. c. Sebagai instrumen untuk mengukur capaian target kinerja penyelenggaraan kegiatan pada BPMPD Kalimantan Selatan. D. Sistematika Sistematika penulisan rencana kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan Tahun 2015 adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian tentang latar belakang, landasan hukum, maksud tujuan dan sistematika penulisan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN KINERJA TAHUN 2014 Memuat tentang pelaksanaan kegiatan dan capaian kinerja pada Tahun 2014 BAB III TUJUAN, SASARAN Memuat tujuan dan sasaran yang ingin dicapai tahun 2016 BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN Memuat indikator kinerja, kelompok sasaran, lokasi kegiatan, kebutuhan dana indikatif dan sumber dana tahun 2016 BAB V PENUTUP 6

7 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA A. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2014 Pelaksanaan program dan kegiatan sampai dengan tahun 2014 dapat disampaikan sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan, meliputi : a) Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan; Pemerintah Kalimantan Selatan melalui BPMPD telah berperan aktif dalam pelaksanaan Kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGRM) ke VIII Tingkat Nasional sejak Tahun 2011 di Kota Pontianak, Kalimantan Barat dan hanya menghadiri Acara Puncak BBGRM. Sejak Tahun 2012 BPMPD Kalimantan Selatan mendapat tambahan dana dan dapat mengikuti Kegiatan BBGRM ke IX Tingkat Nasional seutuhnya di Kota Sidoarjo, Jawa Timur antara lain didahului BBGRM ke IX Tingkat Kalimantan Selatan berupa Kegiatan (i)pencanangan BBGRM ke X Tingkat Kalimantan Selatan serta BBGRM ke IX Tingkat Nasional yaitu (ii)pra Puncak BBGRM, (iii)rakor BPMPD Tingkat Nasional, (iv)pameran BBGRM dan (v)acara Puncak BBGRM. Pada Tahun 2013 Gubernur Kalimantan Selatan menyetujui menjadikan Kalimantan Selatan menjadi Tuan Rumah pelaksanaan Kegiatan BBGRM ke X Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Kota Banjarbaru. Dan pada Tahun 2014 pelaksanaan Kegiatan Acara Puncak Bulan Bhakti Gotong Royong ke XI dilaksanakan di Ditjen PMD, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta. BPMPD Kalimantan Selatan pada kegiatan Pameran BBGRM selalu melibatkan BPMPD Kabupaten/Kota dengan melaksanakan koordinasi dan pembagian tugas antara lain BPMPD Kalimantan Selatan menyiapkan stand dengan dekorasi beserta display dan bahan untuk menempatkan produkproduk unggulan dari kabupaten/kota. Dan kabupaten/kota bertugas menyeleksi produk-produk unggulan yang dipamerkan dan sekaligus menjaga stand/produk. Selain itu BPMPD Kalimantan Selatan melaksanakan pembinaan ke lembaga desa antara lain Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD). Pada tahun 2014 jumlah LPM yang dibina sebanyak LPM, BPD sejumlah BPD dan BKAD sejumlah 142 BKAD. 7

8 b) Pendataan potensi desa; Salah satu bentuk upaya peningkatan kapasitas dan kelembagaan masyarakat yang dilakukan oleh BPMPD yakni lewat pengisian Profil Desa dan Kelurahan yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan. Keberadaan Profil Desa dan Kelurahan bertujuan untuk mengetahui gambaran potensi dan tingkat perkembangan desa dan kelurahan yang akurat, komprehensif dan integral. Pengisian Profil Desa dan Kelurahan meliputi pengisian Data Dasar Keluarga, Potensi Desa dan Kelurahan yakni keseluruhan sumber daya yang dimiliki atau digunakan oleh desa dan kelurahan serta kelembagaan, sarana dan prasarana yang ada di desa, dan tingkat perkembangan desa berupa capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan tingkat kemajuan dan keberhasilan masyarakat dan pemerintahan desa / kelurahan. Pada tahun 2014 BPMPD khususnya Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan telah menyelenggarakan Bimbingan Teknis Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan dengan jumlah peserta sebanyak 26 orang operator berasal dari BPMPD Kabupaten / Kota di. Bimbingan Teknis ini bertujuan untuk melatih operator operator yang ada di Kabupaten / Kota agar dapat melakukan pengisian Profil Desa dan Kelurahan secara maksimal.bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan juga melakukan monitoring evaluasi ke 13 Kabupaten / Kota se terkait pengisian Profil Desa dan Kelurahan. Pada tahun 2014 sebanyak 645 desa dan kelurahan, 37 kelurahan dan 608 desa, telah melaksanakan sistem pengisian Profil Desa dan Kelurahan secara online sebagai berikut : 8

9 REKAPITULASI DESA / KELURAHAN ONLINE SE KALSEL TAHUN 2014 NO KABUPATEN / KOTA online kel online desa TOTAL DESA/KEL 1 Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru Kab. Banjar Kab. Tapin Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Balangan Kab. Tabalong Kab. Barito Kuala Kab. Tanah Laut Kab. Tanah Bumbu Kab. Kotabaru TOTAL c) Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Desa Salah satu Kegiatan yang dilaksanakan yakni Lomba SIKOMPAK (TransparanSI, Keberpihakan terhadap Orang Miskin, Partisipasi, Akuntabilitas dan Keberlanjutan)AWARD yang telah dilaksanakan sejak Tahun 2013 dengan melombakan 4 (empat) Kategori pelaku pemberdayaan masyarakat yaitu Unit Pengelola Keuangan (UPK), Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD), Pendamping Lokal (PL) dan Perencanaan Pembangunan Desa (PPD). Pada tahun 2014 Lomba SIKOMPAK diikuti oleh Kabupaten/Kota dengan rincian pada kategori Unit Pengeloa Keuangan (UPK) diikuti 10 UPK yang berasal dari Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Balangan. Pada Kategori Perencanaan Pembangunan Desa (PPD) diikuti oleh 9 desa pada 9 kabupaten yakni Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Hulu Sungai Utara Pada kategori Pendamping Lokal (PL) diikuti oleh 9 kabupaten yakni Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Balangan. 9

10 Pada kategori Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD)diikuti oleh 10 BKAD pada 10 Kabupaten yakni Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Balangan. Pada tahun 2014 BPMPD juga mengikuti Event Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat Tingkat Nasional yang pelaksanaannya diadakan di Balai Sidang Convention Center Jakarta.Pada kegiatan Event Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat BPMPD Kalimantan Selatan juga melibatkan BPMPD Kabupaten penerima dana PNPM Mandiri Perdesaan dengan melaksanakan koordinasi dan pembagian tugas antara lain BPMPD Kalimantan Selatan menyiapkan stand dengan dekorasi beserta display dan bahan untuk menempatkan produk-produk unggulan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dari kabupaten yang menjadi binaan PNPM MPd. dan BPMPD kabupaten bertugas menyeleksi produk-produk unggulan UPK yang dipamerkan dan sekaligus menjaga stand/produk. d)penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Masyarakat; - Pelatihan Kader Peduli HIV/AIDS HIV adalah suatu virus yang biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui kontak seksual. Orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena penyakit yang disebabkan oleh virus HIV tersebut, yaitu AIDS. Virus HIV yang telah masuk ke dalam tubuh seseorang tidak akan menimbulkan gejalagejala yang terlihat secara fisik sehingga penderitanya terlihat normal seperti tidak sedang terkena penyakit. Namun, perlu diwaspadai, walaupun dari luar penderita HIV tampak normal-normal saja, tetapi dia dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain dalam berbagai cara yang mungkin juga tidak disadari oleh penderita itu. Cara penularan virus ini bisa bermacam-macam misalnya melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik berganti-ganti orang, transfusi darah, bahkan pada ibu hamil yang menularkan kepada bayi yang sedang dikandungnya. Jika virus HIV telah masuk ke tubuh seseorang baru beberapa tahun kemudian virus ini akan mulai menyerang sistem kekebalan tubuh pada sel darah putih. Kekebalan tubuh seseorang yang terinfeksi HIV biasanya akan terus menurun dan kemudian hilang dalam kurun waktu sekitar 5 sampai 10 tahun. Pada saat itulah ciri-ciri seseorang yang terkena HIV baru muncul, seperti badan yang terus-menerus turun, mengalami diare berkepanjangan, munculnya panas tinggi yang tidak dapat sembuh, lalu diikuti dengan bercak-bercak kemerahan, dan 10

11 batuk berkepanjangan. Setelah mengalami gejala-gejala tersebut, seseorang telah dinyatakan terkena penyakit AIDS. Setelah kekebalan tubuh seseorang hilang maka penyakit akan mudah menghinggapi orang tersebut. Penyakit akan terus menerus hingga sampai suatu saat muncul penyakit yang benar-benar berbahaya yang kemudian akan mengakibatkan kematian. Dengan gambaran di atas maka dipandang perlu untuk memberikan pelatihan untuk kader-kader masyarakat peduli HIV/AIDS, guna meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang HIV/AIDS dan Program-program Pencegahan HIV/AIDS, sehingga bisa berperan aktif dalam mensukseskan program pencegahan HIV/AIDS di masyarakat. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang HIV/AIDS 2. Mengetahui situasi dan kondisi penyebaran HIV/AIDS 3. Mengetahui program-program HIV/AIDS 4. Menumbuhkan kepedulian sosial 5. Memberikan keterampilan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat luas 6. Mengetahui tugas dan fungsi kader masyarakat peduli HIV/AIDS di lingkungan masing-masing 7. Membantu dalam penyebarluasan informasi mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat luas Pelatihan untuk kader kader masyarakat peduli HIV/AIDS pada tahun 2014 ini diikuti oleh 39 orang kader dari Kabupaten/Kota di. - Pelatihan Sistem Informasi Posyandu ( SIP ) Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan 11

12 kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Untuk itu, semua pihak kita harapkan mendukung kelembagaan posyandu, melalui penguatan kapasitas kelembagaan, regulasi, memperkuat koordinasi lintas sektoral terkait, serta dukungan anggaran. Dalam hal penguatan kelembagaan tersebut, juga diperlukan kader-kader yang memiliki keahlian dibidang teknologi informasi, sehingga bisa mengembangkan program posyandu dalam sebuah sistem informasi. Dengan keterampilan dan keahlian dalam memanfaatkan teknologi informasi, kita sangat meyakini bahwa program-program yang dikembangkan dalam keorganisasian posyandu, bisa lebih berkualitas dan terkoordinasi lebih cepat. Banyak manfaat yang kita peroleh dari penggunaan sistem informasi posyandu antara lain adalah sebagai alat manajemen yang digunakan untuk mengetahui kekurangan dan keberhasilan program revitalisasi posyandu, serta menetapkan langkah untuk terus menerus mampu memenuhi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak, sesuai dengan perkembangannya. Sistem Informasi Posyandu ( SIP ) adalah seperangkat alat penyusunan data/informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi dan perkembangan yang terjadi di setiap Posyandu. Sistem Informasi Posyandu ( SIP ) merupakan kegiatan yang menghasilkan suatu informasi yang terjadi di posyandu meliputi data umum posyandu, pelayanan posyandu, data pengguna posyandu sampai dengan data petugas posyandu. SIP yang banyak diterapkan oleh posyandu di Indonesia adalah sistem informasi yang masih berupa paper based ( manual ), dimana pendokumentasiannya dan pelaporannya banyak terjadi hambatan. Oleh karena itu, diperlukan Sistem Informasi Posyandu berbasis komputer dimana memerlukan kader posyandu sebagai SDM yang mampu mengoperasikannya serta jaringan yang baik. Mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas maka Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Prov. melakukan Pelatihan Sistem Informasi Posyandu.Tujuan dilaksanakannya Pelatihan Sistem Informasi Posyandu adalah: 1. Peningkatan kemampuan SDM pengelola Sistem Informasi Posyandu ( SIP ) 2. Menyediakan informasi dan data yang tepat guna mengenai pengelolaan posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan Posyandu bisa menggunakannya untuk membina Posyandu demi kepentingan masyarakat 12

13 3. Menjadi bahan acuan untuk memahami permasalahan sehingga dapat mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan sasaran 4. Meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu sebagai lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan yang partisipatif dan representatif sebagai wadah peran serta masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan Pelatihan Sistem Informasi Posyandu Kalimantan Selatan baru dilaksanakan pada tahun 2014 dengan komposisi peserta adalah sebagai berikut : BPMPD Kab/Kota sebanyak 13 orang Kader Kecamatan di Kab/Kota sebanyak 13 orang Kader Desa Percontohan di Kab/Kota sebanyak 13 orang Peserta dari Dinas/Instansi terkait dan PKK sebanyak 4 orang Pelaksanaan Pelatihan Sistem Informasi Posyandu ( SIP ) telah sesuai dengan perencanaansebelumnya. 2. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa: a) Peningkatan Pembinaan Koordinasi Program Pemberdayaan; Dalam upaya memperkuat komitmen dan sinergitas bersama antara lembaga pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan di tingkat Kabupaten/Kota dengan dalam melaksanakan kebijakan dan program program pemberdayaan masyarakat tahun 2014, maka dilaksanakan Rapat Koordinasi Penguatan Program dan Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Se-Kalimantan Selatan Tahun Rapat koordinasipenguatan Program dan Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2014 ini bertujuan untuk : a. Menjelaskan tentang gambaran kondisi kemiskinan di Kalimantan Selatan b. Menjelaskan strategi penanggulangan kemiskinan di Kalimantan Selatan c. Penyelarasan program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa yang dikembangkan di provinsi dan kabupaten; Rapat Koordinasi ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari, yaitu dari tanggal 4 s/d 5 Maret 2014 dengan peserta yang terdiri dari : 1. Kepala dan Sekretaris atau Kasubbag Program BPMPD Kab. Barito Kuala, Banjar, Tanah Laut, Tapin, HST, Balangan, HSU, Kotabaru dan Tanah Bumbu. 2. Kepala, Sekretaris dan Kepala Bidang Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kab. HSS, dan Tabalong. 3. BPMPD Kalimantan Selatan 13

14 Sedangkan materi yang disampaikan antara lain : 1. Profil Kemiskinan di Kalimantan Selatan 2. Peningkatan Peran TKPKD dalam Percepatan Penanggulangan Kemiskinan 3. Rencana Kerja tahun 2014 pada Bidang Pemerintahan Desa BPMPD Kalimantan Selatan 4. Rencana Kerja tahun 2014 pada Bidang Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat BPMPD Kalimantan Selatan 5. Rencana Kerja tahun 2014 pada Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat BPMPD Kalimantan Selatan 6. Rencana Kerja tahun 2014 pada Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna BPMPD Kalimantan Selatan Hasil dari rapat tersebut yakni untuk Kalimantan Selatan penyumbang terbesar garis kemiskinan adalah kenaikan harga beras dan rokok, selain itu dalam 2 (dua) tahun terakhir kesenjangan atau gap kemiskinan berupa pendapatan penduduk miskin dan sejahtera semakin bertambah. Hal ini antara lain dikarenakan pada struktur perekonomian Kalimantan Selatan terdapat ketimpangan antara tenaga kerja di sektor pertanian dan sektor pertambangan. Sektor pertanian dengan jumlah tenaga kerja terbesar hanya menduduki urutan ke 3 penyumbang perekonomian jika dibandingkan dengan sektor pertambangan yang merupakan penyumbang utama perokonomian di Kalimantan Selatan namun dengan serapan jumlah tenaga kerja paling sedikit. Selain itu terjadi pertambahan penduduk miskin di perdesaan semaikn meningkat jika dibandingkan dengan pertambahan penduduk miskin di perkotaan.salah satu strategi menanggulangi kemiskinan tersebut adalah dengan pembentukan TKPKD (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah) baik di tingkat maupun Kabupaten/Kota.Hal ini telah dilaksanakan di Kalimantan Selatan namun berdasarkan kondisi di lapangan masih terdapat TKPKD di beberapa kabupaten/kota yang perlu terus dioptimalkan. 14

15 Ke depan dalam rangka lebih memantapkan program penanggulangan kemiskinan maka program Gerbangmas-Taskin akan direvitalisasi ke tahap II dengan melibatkan lintas SKPD di dalamnya agar lebih fokus dan terarah. b) Peningkatan Kapasitas Pengembangan Pemdes/Kelurahan; Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan Pemerintah telah mengalokasikan dana yang bersumber dari APBD untuk menunjang program/kegiatan pada bidang Pemerintahan desa dan kelurahan, khususnya Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengembangan Pemerintahan Desa/Kelurahan. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah Penyelenggaraan Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat dimana kegiatan ini telah berjalan sejak tahun 2009 hingga sekarang.peserta perlombaan yakni desa dan kelurahan yang meraih predikat juara I pada tingkat kecamatan dan kabupaten/kota, sehingga desa dan kelurahan tersebut diperbolehkan mewakili kabupaten/kota dalam Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat. Penilaian dilakukan oleh Tim Penilai Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat Kalimantan Selatan Tahun 2014 yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor : / 0129 / KUM / 2014 tanggal 24 Maret 2014 yang melaksanakan penelitian dan penilaian langsung kepada Juara I Perlombaan Desa Tingkat Kabupaten dan Juara I Perlombaan Kelurahan Tingkat Kabupaten / Kota Tahun 2014, yang dilaksanakan dari tanggal 21 April s.d. 21 Mei Tim Penilai Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat Kalimantan Selatan Tahun 2014 kemudian menetapkan urutan Desa dan Kelurahan yang berhasil meraih predikat Juara Perlombaan Desa dan Kelurahan Tingkat Kalimantan Selatan Tahun 2014 sebagai berikut : 15

16 A. PERLOMBAAN DESA : NO DESA KECAMATAN KABUPATEN / KETERANGAN KOTA Desa Ilung Batang Alai Hulu Sungai Juara I Utara Tengah 2 Desa Padang Tanta Tabalong Juara II Panjang 3 Desa Tri Martini Sungai Loban Tanah Bumbu Juara III 4 Desa Gelagah Sungai Hulu Sungai Juara Harapan I Tabukan Utara 5 Desa Batu Hapu Hatungun Tapin Juara Harapan II 6 Desa Wilas Kelumpang Barat Kotabaru Juara Harapan III B. PERLOMBAAN KELURAHAN : NO KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN / KETERANGAN KOTA Kelurahan Guntung Manggis Landasan Ulin Banjarbaru Juara I 2 Kelurahan Pekapuran Raya 3 Kelurahan Antasari 4 Kelurahan Barabai Utara 5 Kelurahan Batu Piring 6 Kelurahan Kandangan Utara Banjarmasin Timur Banjarmasin Juara II Amuntai Tengah Hulu Sungai Juara III Utara Barabai Hulu Sungai Juara Harapan I Tengah Paringin Balangan Juara Harapan II Kandangan Hulu Sungai Juara Harapan III Selatan 16

17 c) Pembinaan Pelaksanaan Kesejahteraan Keluarga di ; Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ( PKK ) adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga sejahtera yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi luhur, sehat mandiri berkeadilan, maju, kesetaraan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan. Prinsif gerakan PKK adalah pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Sasaran Gerakan PKK adalah keluarga, baik di pedesaan maupun perkotaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Kondisi keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai arti yang besar dalam proses pembangunan, karena kondisi keluarga dapat merupakan barometer bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Untuk dapat membina keluarga secara langsung dan menjangkau sasaran sebanyak mungkin, dibentuk Gerakan PKK, yang mekanisme gerakannya dikelola dan dilaksanakan oleh Tim Penggerak PKK dissetiap jenjang. Misi Gerakan PKK adalah : 1. Meningkatkan mental spiritual, prilaku hidup dengan menghayati dan mengamalkan Pancasila serta meningkatkan pelaksanaan hak dan kewajiban sesuai dengan HAM, demokrasi, meningkatkan kesetiakawanan sosial dan kegotong royongan serta pembentukan watak bangsa yang selaras, serasi dan seimbang. 2. Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan yang diperlukan, dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa serta pendapatan keluarga. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga, serta upaya peningkatan pemanfaatan pekarangan melalui Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman( HATINYA ) PKK, sandang dan perumahan serta tata laksana rumah tangga yang sehat. 4. Meningkatkan derajat kesehatan, kelestarian lingkungan hidup serta membiasakan hidup berencana dalam semua aspek kehidupan dan perencanaan ekonomi keluarga dengan membiasakan menabung. Rencana kerja lima tahun TP PKK disusun dengan mengacu pada Millenium Develompment Goals ( MDGs ) sebagai pedoman pelaksanaan 10 Program Pokok PKK dengan program-program prioritasnya harus mendapat perhatian TP PKK di semua jenjang yang pelaksanaannya dissesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah. 17

18 Pelaksanaan program dan kegiatan PKK secara terpadu dilaksanakan oleh Pokja-pokja dengan berpedoman pada 10 Program Pokok PKK. 1. Program Pokja I mengelola program penghayatan dan pengamalan Pancasila dan program gotong royong. 2. Program Pokja II mengelola program pendidikan dan keterampilan dan pengembangan kehidupan berkoperasi. 3. Program Pokja III mengelola program pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga. 4. Program Pokja IV mengelola program kesehatan, kelestarian lingkungan hidup dan perencanaan sehat. Pada tahun 2014 dana yang tersedia pada BPMPD sebanyak Rp ,- untuk kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Kesejahteraan Keluarga di Kalimantan Selatan antara lain : a. Publikasi lewat media cetak dan elektronik b. Rakon c. Sosialisasi UP2K d. Sosialisasi TTG e. Sosialisasi Pola Asuh Anak f. Pembinaan Desa Percontohan g. Penilaian Desa Percontohan h. Pasar murah dan pembagian sembako pada bln Ramadhan i. Pelatihan keterampilan Terkait Desa Percontohan BPMPD telah melakukan pembinaan administrasi kepada 26 desa dan kelurahan di tahun Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa a) Fasilitasi Pengelolaan Administrasi Desa dan Kelurahan; Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006 tentang Pedoman Administrasi Desa dimana Pemerintah telah mengalokasikan dana yang bersumber dari APBD untuk menunjang program / kegiatan pada Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan, khususnya Kegiatan Fasilitasi Pengelolaan Administrasi Desa dan Kelurahan, yakni Penyelenggaraan Pelatihan Manajemen Pemerintahan Desa bagi Kepala Desa se. Tujuan dari diselenggarakannya Pelatihan Manajemen Pemerintahan Desa yakni mengingat pentingnya peningkatan wawasan dan pengetahuan bagi kepala desa agar dalam menjalankan roda pemerintahan di desa dapat memacu 18

19 pembangunan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta dapat mengelola administrasi pemerintahan dan keuangan secara tertib dan benar. Pelatihan Manajemen Pemerintahan Desa bagi Kepala Desa se tahun 2014 dilaksanakan dalam dua angkatan dimana satu angkatan diikuti oleh 44 Kepala Desa dari Kabupaten Kabupaten di. b) Pengembangan Wilayah Desa dan Kelurahan; Salah satu aspek terpenting dalam pengembangan wilayah adalah penegasan tata batas desa / kelurahan.selama ini masih banyak ditemui perselisihan yang terjadi diakibatkan oleh tata batas wilayah yang masih belum jelas. Kesadaran akan pentingnya penetapan batas wilayah inilah yang menjadi fokus perhatian dari BPMPD khususnya Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan. Oleh karena itu pada tahun 2014 Bidang Pemerintahan Desa dan Kelurahan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pengembangan Wilayah Desa dan Kelurahan dengan peserta sebanyak 26 orang dari BPMPD Kabupaten / Kota se. Dengan adanya Bimtek ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan aparat pemerintah di kabupaten / kota terkait pentingnya pengembangan wilayah desa dan kelurahan khususnya mengenai tata batas desa / kelurahan. 4. Program pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan pengembangan usaha mikro a) Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan Usaha Ekonomi Masyarakat; Sasaran Strategis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Pengembangan Usaha Mikro Tahun 2014 melalui Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan dengan indikator meningkatnya kapasitas manajemen BUMDES, jumlah desa yang dibantu dalam membangun prasarana dasar serta jumlah BUMDES yang meningkat pendapatannya 19

20 Pada kegiatan Pengembangan BUMDES dan Usaha Ekonomi Masyarakat di Pedesaan (BUMDES Percontohan Prov. ) adalah meningkatnya kapasitas manajemen BUMDES dan Usaha Ekonomi Masyarakat di Pedesaan yang dapat dicapai diantaranya melalui Bintek-Bintek Pengelolaan Keuangan BUMDES bagi Aparatur Kabupaten yang menangani kegiatan BUMDES serta bagi Pengelola BUMDES Percontohan Kalimantan Selatan. Dalam Bintek ini peserta yang dilatih sebanyak mungkin tetapi dari segi pendanaan Pemerintah Kalimantan Selatan hanya dapat melatih sebanyak 33 orang. Pelatihan ini mengenai bagaimana cara mengelola manajemen keuangan BUMDES dan pengembangan usaha BUMDES Percontohan. Realisasi yang dicapai dari segi fisik 100 % sesuai perencanaan, namun dari segi anggaran masih ada sisa dikarenakan adanya ketidaksesuaian biaya perjalanan dinas yang harusnya dilaksanakan oleh eselon tertentu dilaksanakan oleh eselon dibawahnya, demikian juga untuk biaya hotel ada yang tidak dapat diambil karena ada yang menginap 1 kamar untuk 2 orang. Padahal program ini perlu didukung oleh semua pihak baik dari segi pembinaan manajemen dimana diperlukan dana yang cukup untuk opersionalnya, karena Program ini sangat strategis, dicanangkan secara nasional apalagi ada wacana dari pemerintahan Joko Widodo untuk membangun dan mengembangkan 5000 BUMDES se Indonesia, hal ini bertujuan salah satunya agar desa punya sumber pendanaan untuk membiayai kegiatan pembangunan dan pemerintahan secara mandiri. Seharusnya BUMDES ada disetiap desa, dimana jumlah desa di sebanyak Desa. Setiap tahunnya ditargetkan 11 buah BUMDES percontohan dapat dibina oleh BPMPD sedangkan pada tahun 2014 BPMPD khususnya Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat telah membina 18 BUMDES percontohan melebihi target yang ditetapkan. Target lainnya mengenai pembentukan dan pengembangan Bumdes adalah banyaknya program-program pemerintah dibidang pemberdayaan masyarakat yaitu sejak tahun 1996 s/d sekarang yang bergerak dibidang pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang tentunya harus disesuaikan mekanismenya agar tidak bertentangan dengan Undang-Undang LKM dan Undang-Undang perbankan seperti LKM yang dijalankan oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK) Gerbangmas-Taskin. UPK ini sangat berpeluang menjadi Bumdes sehingga dapat menjalankan berbagai kegiatan usaha selain simpan pinjam. Dalam rangka sinergi program dilingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan dan Sinergi program lintas SKPD, Kabupaten/Kota dan dilingkungan Pemerintah 20

21 Kalimantan Selatan dan Pemangku Kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan di Kalimantan Selatan, Dana ini sejak tahun 2014 juga diperuntukkkan untuk lokus program Penanggulangan Kemiskinan Tim Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kalimantan Selatan dan sejak tahun 2015 juga diperuntukkkan untuk Desa/Kelurahan juara lomba desa tingkat Kabupaten/Kota dan. b) Pemberian Stimulan Pembangunan Desa Kegiatan pemberian stimulan Pembangunan Desa Tahun 2014 merupakan kegiatan pemberian bantuan kepada Desa melalui LPM, diutamakan untuk Desa tertinggal dan kekurangan sarana prasarana ekonomi pedesaan. Namun dalam rangka sinergi program dilingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kalimantan Selatan dan Sinergi program lintas SKPD, Kabupaten/Kota dan dilingkungan Pemerintah Kalimantan Selatan dan Pemangku Kepentingan lainnya dalam penanggulangan kemiskinan di Kalimantan Selatan, Dana ini mulai tahun 2015 juga diperuntukkkan untuk Desa/Kelurahan juara lomba desa tingkat Kabupaten/Kota dan dan lokus program Penanggulangan Kemiskinan Tim Koordinasi Program Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kalimantan Selatan. Kegiatan pemberian stimulan pembangunan desa ini juga menjadi penting karena sebagai salah satu bentuk perhatian pemerintah provinsi kepada desa yang berada diwilayahnya. Di Kalimantan Selatan desa/kelurahan berjumlah buah, yang seharusnya merasakan kucuran dana stimulan, akan tetapi karena keterbatasan dana pemprov. untuk kegiatan ini, sehingga ditargetkan desa memperolehnya secara bertahap. Untuk Tahun 2014 penerima dana stimulan berlokasi pada 45 Desa, 27 Kecamatan, 10 Kabupaten/Kota yang menurun dari jumlah penerima dana tahun sebelumnya. 21

22 Penurunan desa/kelurahan penerima stimulan di tahun 2014 disebabkan oleh berkurangnya dana yang diberikan sehingga Bidang UEM BPMPD hanya mampu melaksanakan pemberian stimulan kepada 45 desa pada 10 kabupaten di. Setiap Desa memperoleh dana hibah bervariasi setiap tahunnya antara s/d Rp ,- yang dipergunakan untuk kegiatan ekonomi berkembang, prasarana produksi,prasarana perhubungan dan prasarana pemasaran. c) Fasilitasi Permodalan bagi Usaha Mikro Kecil & Menengah di Perdesaan; Program Gerakan Terpadu Pembangunan Masyarakat Kalimantan Selatan untuk pengentasan kemiskinan di Kalimantan Selatan yang selanjutnya disingkat Program Gerbangmas-Taskin didasarkan pada pendekatan TRIDAYA, yakni Pemberdayaan Manusia, Pemberdayaan Usaha dan Pemberdayaan Lingkungan yang diimplementasikan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan masyarakat sebagai pelaku kegiatan. Dalam pendekatan ini kelompok masyarakat miskin diberikan peluang secara luas sehingga mampu memberdayakan dirinya sendiri melalui peran serta dalam pengambilan keputusan, pengelolaan program maupun sebagai pemanfaat dan pelestari program secara langsung. Sedangkan tujuan dari program Gerbangmas-Taskin yakni : a. Meningkatkan peran aktif rumah tangga miskin dalam pengambilan keputusan pembangunan secara terbuka, demokratis dan bertanggung jawab b. Mengembangkan kemampuan usaha dan peluang berusaha dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi rumah tangga miskin c. Menyediakan sarana dan prasarana kebutuhan dasar di bidang pendidikan, kesehatan dan kualitas rumah tinggal dalam rangka mengurangi beban pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan kualitas hidup d. Mengoptimalkan fungsi fasilitas umum desa/kelurahan sebagai investasi yang mendukung pengembangan ekonomi lokal dan penanggulangan kemiskinan e. Menguatkan kapasitas kelembagaan agar berfungsi optimal sebagai pengelola program penanggulangan kemiskinan maupun pengelola pembangunan di desa/kelurahan pada umumnya f. Mengoptimalkan kemitraan antar stokeholders dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan keberlanjutan program penanggulangan kemiskinan secara partisipatif. Pada tahun 2014 desa penerima dana Gerbangmas-Taskin yakni sebanyak 50 desa yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan oleh keterbatasan dana. 22

23 BPMPD khususnya Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat melaksanakan pula Pelatihan Bagi Ketua Unit Pengelola Keuangan (UPK) di Desa sebagai bentuk penguatan kapasitas pengelola yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 dengan jumlah peserta setiap tahunnya sebanyak 52 orang. Kegiatan lainnya berupa Rapat Orientasi Program Gerbangmas-Taskin ini dilaksanakan pada tanggal 8 s/d 9 Mei 2014 bertempat di Hotel Pesona Banjarmasin. Pesertanya adalah Kepala BPMPD Kabupaten /Kota se Kalimantan Selatan, beserta Kepala Bidang atau Kasubbid yang menangani Program Gerbangmas-Taskin, Camat atau kasi pmd atau bidang yang menangani dari kecamatan lokasi Gerbangmas-taskin Tahun 2014, yang total keseluruhan peserta berjumlah 52 orang dengan narasumber selain dari BPMPD, Bappeda dan Inspektorat Wilayah Kalimantan Selatan juga dari LBP Banjarmasin, dengan hasil sebagai berikut : 1. Penetapan lokasi program Gerbangmas-Taskin yang didanai dari APBD harus didukung oleh kesediaan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengalokasikan dana penyertaan (sharing) dan adanya komitmen melaksanakan program sesuai dengan Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Operasional 2. Pencairan dana Gerbangmas-Taskin dari APBD dapat dicairkan, apabila masing-masing Kabupaten/Kota telah mengajukan LK yang disusun berdasarkan rekap usulan desa dengan lampiran serta proposal yang didalamnya sudah mencantumkan BOP atau Biaya Operasional. 3. Hasil verifikasi usulan masing-masing rekap usulan desa dengan lampiran. 4. Pembiayaan program untuk masing-masing Desa/Kelurahan lokasi maupun biaya operasional pengelolaan diatur secara sharing antara Pemerintah dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, dimana untuk masing-masing lokasi dibiayai dari dua sumber pendanaan tersebut. 23

24 d) Monitoring, evaluasi dan pelaporan; Dilaksanakannya Rapat Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) pada tanggal 8 September 2014 dengan peserta rapat yakni SKPD terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan lain lain. Maksud dan tujuan diadakannya Rapat UPM yakni: 1. Mengkoordinasikan kegiatan pengaduan masyarakat yang ada di SKPD dan stakeholder terkait 2. Ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan pengaduan yang ada di masing masing SKPD dan Kelompok Program pada TKPK 3. Menindaklanjuti atas hasil temuan dari Itjen Kemendagri Hasil dari Rapat tersebut bahwa peran Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) tidak hanya untuk kegiatan/program pemberdayaan saja tetapi juga terhadap semua program yang ada di masing-masing SKPD misalnya masalah HIV/AIDS, lonjakan penduduk/pendatang ke suatu wilayah yang menyebabka bertambahnya orang miskin, dan lain lain. Pengaduan yang ada pada Program PNPM-MP secara online masuk ke sentral laporan di Jakarta kemudian didistribusikan ke masing masing wilayah dan diteruskan ke provinsi dan kabupaten. Unit aduan biasanya ada di masing masing rumah sakit dan langsung akan ditangani oleh humas masing masing. Untuk aduan terhadap bantuan beasiswa miskin atau Dana BOS biasanya langsung ke kabupaten/kota. Kebanyakan masalah pengaduan yang masuk ke biasanya sudah masuk pada tahap penanganan oleh kejaksaan. Rencana Tindak Lanjut yang dihasilkan dari Rapat UPM yaitu masing masing SKPD harus menyampaikan rekap aduan masyarakat kepada UPM TKPKD baik yang sudah ditangani dan selesai maupun yang masih dalam proses penanganan. Mensosialisasikan kepada masyarakat melalui papan papan pengumuman maupun media massa, elektronik, stiker, dan lain lain. Perlu pula dibentuknya Tim Penyelesaian Konflik. Serta mengkoordinasikan dengan Bappeda dan Biro Keuangan untuk menganggarkan kegiatan Pokja Pengaduan. Kegiatan lain yang dilaksanakan berupa Monitoring dan Evaluasi UPMT ke 5 (lima) kabupaten yakni Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan TKPKD khususnya Pokja Pengaduan yang ada di kabupaten. Hasil dari Monitoring dan Evaluasi UPMT meliputi perlunya sosialisasi UPM kepada masyarakat, koordinasi dengan Bappeda dan SKPD terkait lainnya, 24

25 pentingnya penambahan dana untuk UPM-TKPK dan pelaporan rapat tentang adanya aduan dari masing masing SKPD dilaksanakan 3 (tiga) bulan sekali. e) Optimalisasi Program Lembaga Ekonomi Perdesaan se ; Kegiatan yang dilaksanakan adalah pendampingan Bumdes dan Cetak Pedum Bumdes. Dalam melaksanakan kegiatan Bumdes Percontohan Prov., diperlukan pendampingan terus menerus ditingkat desa, apalagi dengan terbatasnya dana operasional provinsi, pembinaan langsung oleh provinsi kepada pengelola Bumdes sangat sedikit sehingga diperlukan pendampingan yang bertugas mendampingi masyarakat dalam hal melaksanakan Bumdes Percontohan Prov. dari manajemen sampai dengan pengembangan usahanya. Sejak Tahun 2013 s/d 2014, Pemerintah Kalimantan Selatan melalui Kegiatan Optimalisasi program Lembaga Ekonomi Pedesaan se menyediakan pendamping/fasilitator Bumdes Percontohan Prov. berjumlah 13 orang, terdiri dari 2 orang fasilitator dan 11 orang fasiltator Kabupaten. Dari segi jumlah Bumdes dan luasnya wilayah kerja Fasilitator, jumlah 13 orang sangat tidak memadai sehingga diharapkan kedepan anggaran untuk fasiltator dapat ditambah. Pada tahun 2014 rakor dan Bintek tidak dapat lagi dilaksanakan karena keterbatasan anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan optimalisasi Program Lembaga Ekonomi Pedesaan dimana anggaran untuk tahun 2013 sebesar 700 juta, sedangkan untuk tahun 2014 dikurangi menjadi hanya 300 juta. Dengan terpaksa pembinaan dan pelatihan fasilitator dilakukan face to face diruangan kantor BPMPD Prov. pada saat jam kerja. Hal ini sangat tidak efektif, karena materi yang disampaikan tidak dapat seragam dan terencana dengan matang, juga tidak ada proses diskusi dengan sesama fasilitator seperti pada saat mereka dikumpulkan disatu tempat pelatihan dan dalam suasana pelatihan secara bersamaan. Demikian juga jika terjadi kendala-kendala dalam pelaksanaan Bumdes Percontohan Prov. tidak dapat dibahas dalam foarum Rapat Koordinasi. Realisasi yang dicapai dari segi fisik 100 % sesuai perencanaan, namun dari segi anggaran masih ada sisa dikarenakan ada gaji fasilitator provinsi yang dikembalikan karena pengunduran diri 1 orang fasiltator provinsi sejak bulan Agustus 2014, karena diterima bekerja ditempat lain. Serta ada biaya transport fasiltator yang tidak diambil karena tidak ada berkas pendukung pertanggungjawaban. 25

26 f) Penguatan Kelembagaan Program Penanggulangan Kemiskinan Salah satu kegiatan pada penguatan kelembagaan program penanggulangan kemiskinan yakni adanya Tim Sinkronisasi Program Penanggulangan Kemiskinan yang bertugas untuk mempersiapkan lokasi Gerbangmas-Taskin Tahap II.Berikut daftar untuk lokasi Program Gerbangmas Taskin Tahap II untuk Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Barito Kuala sebagai berikut : 1. Kabupaten Hulu Sungai Tengah - Kecamatan Pandawan ( Desa Kayu Rabah, Desa Setiap dan Desa Walatung ) - Kecamatan Labuan Amas Selatan ( Desa Panggang Marak, Desa Pantai Hambawang Barat dan Desa Jamil) - Kecamatan Barabai ( Desa Mandingin, Desa Ayuang dan Desa Barabai Darat) 2. Kabupaten Balangan - Kecamatan Lampihong (Desa Matang Hanau, Desa Batu Merah dan Desa Lajar) - Kecamatan Halong ( Desa Ha uwai, Desa Uren dan Desa Halong) 3. Kabupaten Hulu Sungai Utara - Kecamatan Babirik ( Desa Sungai Durait tengah, Desa Pejukungan Hulu dan Desa Babirik Hilir) - Kecamatan Amuntai Selatan (Desa Bajawit, Desa Kayakah, Desa Kota Raja) - Kecamatan Sungai Pandan ( Desa Rantau Kurau Hulu, Desa Hambuku Hulu dan Desa Banyu Tajun Hilir) - Kecamatan Danau Panggang ( Desa Danau Panggang, Desa Bitin dan Desa Teluk Mesjid) 4. Kabupaten Tanah Laut - Kecamatan Penyipatan (Desa Batakar, Desa Penyipatan dan Desa Suku ramah) - Kecamatan Bati- bati (Desa Bati-bati, Desa Banua Raya dan Desa Padang) 5. Kabupaten Barito Kuala - Kecamatan Mekar Sari ( Desa Tinggiran Baru, Desa Tinggiran Darat, Desa Taban Raya) - Kecamatan Alalak ( Desa Beringin, Desa Berangas, Desa Sugara) Hal hal yang perlu diperhatikan yakni : a. Sebelum anggaran turun perlu verifikasi secara bersama-sama baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten dan pihak terkait lainnya ( Kecamatan, Desa/kelurahan dan masyarakat penerima manfaat ) b. Perlunya kesiapan desa sebagai lokasi penerima program 26

27 c. Perlunya koordinasi dengan pemerintah kabupaten dan instansi terkait lainnya dalam rangka menyadarkan masyarakat tentang pentingnya program pengentasan kemiskinan. d. Perlu adanya sosialisasi dengan melibatkan instansi terkait /tokoh agama/ tokoh masyarakat setempat memberikan penyadaran pada masyarakat agar membuka pikiran untuk bisa keluar dari kemiskinan tersebut. e. Perlu sosialisasi yang lebih luas tentang Program Gerbangmas-taskin tahap II f. Perlunya pelatihan dalam meningkatkan pengembangan usaha ekonomi masyarakat desa. g. Perlunya dilakukan pembinaan berkelanjutan kepada desa yang mendapatkan bantuan program dalam rangka pengentasan kemiskinan. 5. Program Peningkatan Pemanfaatan SDA dan Pendayagunaan TTG; a) Koordinasi dan fasilitasi pengembangan dan pemanfaatan SDA; Koordinasi dan fasilitasi yang dilaksanakan baik kepada pusat (Direktorat SDA-TTG Ditjen PMD Kemendagri RI) maupun dengan kab./kota yakni: - Melaksanakan rapat, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis, - Mengikuti Rapat Koordinasi, Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Orientasi, Konsultasi dan Pengembangan Wawasan. - Melaksanakan koordinasi dan pembinaan kepada kab./kota Program/Kegiatan yang dilakukan pembinaan dan fasilitasi kepada aparatur BPMPD Kab./kota adalah : 1. Pengelolaan DAS Kolaboratif Berbasis Masyarakat 2. Pembangunan Dan Pengembangan Program PLTS Berbasis Masyarakat 3. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Dan Laut Berbasis Masyarakat 4. Pengelolaan Hutan Desa Berbasis Masyarakat 5. Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Lestari 6. Pengembangan Desa Mandiri Energi Semua program/kegiatan di atas merupakan kelanjutan dari program/kegiatan tahun sebelumnya sehingga tidak ada lokasi baru pada tahun ini disebabkan dibatasinya anggaran dari APBN pada tahun ini yang dialihkan untuk Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden. Dana sharing yang telah disiapkan kabupaten tidak dapat dicairkan karena tidak diperuntukkan untuk duplikasi kegiatan pada lokasi/desa yang lain. Keberhasilan sasaran Terlaksananya koordinasi dan fasilitasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA di pedesaan yang berwawasan lingkungan 27

28 dengan keluaran yang diharapkan adalah meningkatnya potensi, pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA di pedesaan Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang terkait dengan lingkungan hidup, yaitu Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Pelindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Inti dari peraturan tersebut adalah agar manusia dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara aktif dan bijaksana tanpa harus merusaknya.pemanfaatan sumber daya alam hendaknya dilandasi oleh tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu menguntungkan secara ekonomi (economically viable), diterima secara sosial (socially acceptable), dan ramah lingkungan (environmentally sound). Proses pembangunan yang dilaksanakan dengan tiga pendekatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan generasi masa kini dan yang akan datang. Upaya-upaya yang dilakukan terkait dengan rehabilitasi lingkungan juga diperlukan untuk mewujudkan Desa Hijau. Yang dimaksud dengan Desa Hijau dalam kegiatan ini adalah Desa yang telah menerapkan sistem pengelolaan lingkungan hidup dan masyarakatnya memiliki kesadaran akan lingkungan hidup dengan tetap menjaga kelestariannya, serta telah menerapkan praktik rehabilitasi lingkungan terhadap lahan kritis di lingkungannya. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama yang berada di perdesaan.fokus kegiatan ini lebih pada pengoptimalan peranserta pemerintah desa dan peranserta masyarakat sehingga tercipta kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungannya masing-masing. Keluaran dari Kegiatan Rehabilitasi Lingkungan Menuju Desa Hijau adalah: 1. Terciptanya suatu sistem pengelolaan lingkungan yang didukung oleh masyarakat desa yang bersangkutan untuk menggerakan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya; 2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan Aparat Pemerintah Pemerintah, Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Desa dalam proses Rehabilitasi Lingkungan Menuju Desa Hijau; 3. Meningkatnya pemahaman dan kemampuan Aparat Pemerintah Desa agar dapat memasukan kegiatan terkait proses Rehabilitasi Lingkungan Menuju Desa Hijau dalam perencanaan pembangunan desa; 28

29 4. Terciptanya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan praktik Rehabilitasi Lingkungan Menuju Desa Hijau sesuai dengan kondisi dan potensi desa serta kebutuhan masyarakat; Kegiatan lainnya yang dilaksanakan berupa Kegiatan Sosialisasi Program Program SDA yang dihadiri oleh Kabupaten/Kota dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang.kegiatan lainnya yakni Bimbingan Teknis Pemanfaatan Lahan Potensial Berbasis Masyarakat dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang yang berasal dari Kabupaten/Kota. b) Pengembangan, Penerapan dan Pemasyarakatan TTG; - Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional XVI Tahun 2014 Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemasyarakatan teknologi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan merupakan upaya yang strategik guna peningkatan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan secara sinergis oleh pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha maupun pihak yang peduli kepada masyarakat. Untuk lebih mengoptimalkan pemasyarakatan TTG, keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 151 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Gelar Teknologi Tepat Guna menyebutkan bahwa Gelar TTG Nasional diselenggarakan setiap tahun di secara bergilir. Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional XVI tahun 2014 diselenggarakan di Kalimantan Timur berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Teknis Nasional tahun 2012 dan tema yang diangkat yakni Dengan teknologi tepat guna kita tingkatkan produktivitas dan daya saing bengsa menuju kemandirian masyarakat Dengan Memanfaatkan Potensi Sumber Daya Lokal Melalui Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna Kita Wujudkan Kemandirian Masyarakat.Rangkaian kegiatan Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional XVI Tahun 2014 diselenggarakan pada tanggal 18 s.d. 23 Juni 2014 di Kalimantan Timur dan dikunjungi orang, yang meliputi Pejabat Pemerintah Pusat, Pejabat dan Kabupaten/Kota se Indonesia, dunia usaha, perguruan tinggi serta masyarakat umum. Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dan berdampak positip bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) merupakan kegiatan dilaksanakan oleh struktur dari pusat sampai daerah. Dengan struktur seperti ini maka hasil dari kegiatan ini dapat diukur secara dan jelas. Oleh karena itu perlu adanya komitmen pemerintah daerah untuk menindaklanjuti Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional ini secara berkesinambungan. Tindak lanjuti yang dilakukan 29

30 oleh Pemerintah Daerah sangat berkaitan erat dengan konteks pemerintah saat ini dimana pemerintah tidak lagi pada posisi yang paling sentral dalam menentukan berbagai kebijakan begitu juga dengan masyarakat bukan lagi sebagai objek tetapi menjadi subjek atau pelaku pembangunan. Pemerintah sebatas sebagai fasilatator melalui regulasi, pemberian bantuan, pembinaan, bimbingan, evaluasi dan monitoring. Peranan strategik TTG terutama dalam mendukung pemanfaatan sumberdaya lokal menuju peningkatan produktivitas, efesiensi dan daya saing usaha masyarakat menuntut penyelenggaraan Gelar TTG dengan menyelaraskan penyelenggarakan Gelar TTG dengan potensi wilayah, meningkatkan jalinan kemitraan dan mengefektifkan sosialisasinya kepada pihak terkait. Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional XVI juga diikuti oleh kabupaten/kota dari yang terdiri dari : 1. Kabupaten Batola yang dipamerkan berupa Alat Press Serbaguna, Alat Press Jamur, Alat Pemotong Kerupuk, Alat Pembuat Tahu, Produk Unggulan Kerupuk Ikan Pipih dan Produk Unggulan dari Tas Purun 2. Kabupaten Banjar yang dipamerkan berupa Produk Unggulan Permata dan Produk Unggulan Batu Permata 3. Kabupaten Tapin yang dipamerkan berupa Alat Press Serbaguna (Kerajinan atau Makanan), Produk Unggulan Tikar Purun, Produk Unggulan Tas Purun utk Sekolah/Belanja dan Produk Unggulan Rempa/Selai Pisang 4. Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang dipamerkan berupa Produk Unggulan Sasirangan 5. Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dipamerkan berupa Mesin Pemecah Keong, Alat Penetas Telor, Produk Unggulan Tas Enceng Gondok, Produk Unggulan Dompet Dari Rotan, Produk Unggulan Sarung Air Mineral Dari 30

BPMPD Prov. Kalsel BAB I PENDAHULUAN

BPMPD Prov. Kalsel BAB I PENDAHULUAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (lakip) [204] BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penjelasan umum Undang-undang Nomor 32 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ditegaskan bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A I N S T A N S I P E M E R I N T A H ( L A K I P ) T A H U N

L A P O R A N K I N E R J A I N S T A N S I P E M E R I N T A H ( L A K I P ) T A H U N L A P O R A N K I N E R J A I N S T A N S I P E M E R I N T A H ( L A K I P ) T A H U N 2 0 1 5 B A D A N P E M B E R D A Y A A N M A S Y A R A K A T D A N P E M E R I N T A H A N D E S A P R O V I N S

Lebih terperinci

L A P O R A N P E N Y E L E N G G A R A A N P E M E R I N T A H A N D A E R A H ( L P P D ) A K H I R T A H U N A N G G A R A N

L A P O R A N P E N Y E L E N G G A R A A N P E M E R I N T A H A N D A E R A H ( L P P D ) A K H I R T A H U N A N G G A R A N L A P O R A N P E N Y E L E N G G A R A A N P E M E R I N T A H A N D A E R A H ( L P P D ) A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 5 B A D A N P E M B E R D A Y A A N M A S Y A R A K A T D A N P E M

Lebih terperinci

L A P O R A N K E T E R A N G A N P E R T A N G G U N G J A W A B A N ( L K P J ) A K H I R T A H U N A N G G A R A N

L A P O R A N K E T E R A N G A N P E R T A N G G U N G J A W A B A N ( L K P J ) A K H I R T A H U N A N G G A R A N L A P O R A N K E T E R A N G A N P E R T A N G G U N G J A W A B A N ( L K P J ) A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 5 B A D A N P E M B E R D A Y A A N M A S Y A R A K A T D A N P E M E R I N T

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

VISI : Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri

VISI : Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri BAB. IIPERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Untuk menyatukan persepsi dan arah tindakan, maka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi senantiasa harus dilandasi dengan visi, misi dan tujuan serta strategi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO RENCANA KINERJA TAHUNAN 2017 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA, ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Puji syukur hanya patut dihaturkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEMERINTAHAN DESA DAN KELURAHAN TAHUN ANGGARAN 2015 Sasaran Strategis 1 2 3 4 5 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 6 731,900,000 INPUT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LAMPIARAN PENETAPAN KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

LAMPIARAN PENETAPAN KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014 LAMPIARAN PENETAPAN KINERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014 INDIKATOR KINERJA OUTPUT INDIKATOR KINERJA OUTCOME N0 PROGRAM UTAMA SASARAN URAIAN TARGET URAIAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEMERINTAHAN DESA DAN KELURAHAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2015

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEMERINTAHAN DESA DAN KELURAHAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2015 No Badan/Dinas, Biro, Program dan Kegiatan PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEMERINTAHAN DESA DAN KELURAHAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2015 Indikator Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hakikat

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

2017, No menetapkan Peraturan Presiden tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang Undang D

2017, No menetapkan Peraturan Presiden tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang Undang D LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.226, 2017 KESRA. Keluarga. Pemberdayaan dan Kesejahteraan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada uraian di bawah ini :

13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada uraian di bawah ini : IKHTISAR EKSEKUTIF BPMPD Kabupaten Bandung sebagai lembaga teknis daerah Pemerintah Kabupaten Bandung, dalam pencapaian tujuan dan sasarannya sangat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi dari seluruh pelaku

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

TAHUN REVIEW RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPM-PDT PROVINSI GORONTALO. VISI Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri

TAHUN REVIEW RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPM-PDT PROVINSI GORONTALO. VISI Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri REVIEW RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN DESA TERTINGGAL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2012-2017 VISI Terwujudnya Masyarakat Desa Yang Mandiri BPM-PDT PROVINSI GORONTALO

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

: KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

: KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016 PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PADA PERUBAHAN RENJA SKPD TAHUN 2015 KABUPATEN PANDEGLANG

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PADA PERUBAHAN RENJA SKPD TAHUN 2015 KABUPATEN PANDEGLANG SKPD Penanggung Jawab: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Urusan/Bidang /Kegiatan RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PADA PERUBAHAN RENJA SKPD TAHUN KABUPATEN PANDEGLANG Rencana Tahun (tahun berjalan)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diberikan kewajiban untuk menyusun Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

LAPORAN UMUM TAHUNAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN UMUM TAHUNAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN LAPORAN UMUM TAHUNAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KALIMANTAN SELATAN BANJARBARU 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPMD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPMD BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPMD Dalam upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan memantapkan pembangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 43 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang Mengingat : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROFIL DESA DAN KELURAHAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROFIL DESA DAN KELURAHAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROFIL DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 Rencana Kerja Tahun 2018 Badan Kesbangpol Prov. Kalsel 1 KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2018

RENCANA KERJA TAHUN 2018 RENCANA KERJA TAHUN 2018 DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Hal i ii BAB I Pendahuluan 1 A. Latar Belakang 1 B. Landasan Hukum 2 C.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA-LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAWAN KLOD, KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL DESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG GERAKAN MEMBANGUN DESA MANGGATANG UTUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. b.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LAMPUNG UTARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA

PERATURAN BUPATI LAMPUNG UTARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA PERATURAN BUPATI LAMPUNG UTARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015 RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH (RENJA-SKPA) BAPEDAL ACEH TAHUN 2015 BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN (BAPEDAL ) Nomor : / /2014 Banda Aceh, Maret 2014 M Lampiran : 1 (satu) eks Jumadil Awal

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 2 Tahun : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR : 20 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN KOTA PADANG PANJANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 8 Tahun 2013 1 Oktober 2013 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JL. RAYA SOREANG KM. 17 SOREANG TELP. (022) 5897432 2012 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Bapermades Prov. Jateng Th Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Bapermades Prov. Jateng Th Page 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam upaya mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik (good governance), salah satunya diwujudkan dalam Perencanaan Pembangunan Daerah yang berkualitas, komprehensif dan aplikatif.

Lebih terperinci

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DESA MADU SARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Sumber Dana Program/Kegiatan

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Sumber Dana Program/Kegiatan PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA Program 1 URUSAN WAJIB 1 22 BIDANG URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 1 22 01 Program Pelayanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) Pemerintah Kabupaten Blitar PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PERTERNAKAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 Jl. Cokroaminoto No. 22 Telp. (0342) 801136 BLITAR 1 KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diberikan kewajiban untuk menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 25 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA ATAU

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PUNCAK PERINGATAN HARI KESATUAN GERAK (HKG) PKK KE-39 DAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT (BBGRM) KE-8 DIDESA PANDIRI

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI SUMATERA UTARA. Laporan AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI SUMATERA UTARA. Laporan AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI SUMATERA UTARA Laporan AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 Ringkasan Eksekutif Kata Pengantar Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa sebagai salah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN, DAN KELUARGA BERENCANA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci