SINTESIS ZSM-5 MESOPORI MENGGUNAKAN PREKURSOR ZEOLIT NANOKLASTER SEBAGAI BUILDING BLOCK DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SINTESIS ZSM-5 MESOPORI MENGGUNAKAN PREKURSOR ZEOLIT NANOKLASTER SEBAGAI BUILDING BLOCK DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS"

Transkripsi

1 SINTESIS ZSM-5 MESOPORI MENGGUNAKAN PREKURSOR ZEOLIT NANOKLASTER SEBAGAI BUILDING BLOCK DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS SYNTHESIS OF MESOPOROUS ZSM-5 USING NANOCLUSTER ZEOLITE AS A PRECURSOR FOR BUILDING BLOCK AND ITS ACTIVITY IN FREE-FATTY ACID ESTERIFICATION D. Prasetyoko 1,2, R.S. Handayani 2, H. Fansuri 2, D. Hartanto 2 1 Laboratorium Energi, Pusat Studi Energi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 2 Laboratorium Riset Kimia Material dan Energi, Kimia, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember didikp@chem.its.ac.id Abstrak. ZSM-5 mesopori telah disintesis menggunakan nanoklaster zeolit sebagai prekursor dengan variasi waktu kristalisasi secara hidrotermal. Dua tahap kristalisasi telah dijalankan menggunakan templat organik yaitu tetrapropil amonium hidroksida dan setiltrimetil amonium bromida, dimana nanoklaster zeolit disiapkan pada tahap pertama, dilanjutkan dengan pembentukan fasa meso. Padatan dikarakterisasi dengan difraksi sinar-x, spektroskopi inframerah, adsorpsi piridin, dan scanning electron microscopy. Hasil analysis telah menunjukkan bahwa kristalinitas padatan bertambah selama kristalisasi, yang berlawanan dengan pembentukan fasa meso. Aktivitas katalitik padatan pada esterifikasi asam lemak bebas bertambah seiring dengan jumlah sisi asam Brønsted. Abstract. Mesoporous ZSM-5 was synthesized using zeolite nanocluster as a precursor with different time of hydrothermal crystallization. Two steps of crystallizations were carried out using different organic templates i.e. tetrapropylammonium hydroxide and cetyltrimethylammonium bromide, where the zeolite nanocluster was prepared in the first step, continued by the formation of mesophase in the second step. The solids were characterized by X-ray diffraction, infrared spectroscopy, pyridine adsorption, and scanning electron microscopy techniques. The results have showed that the crystallinity of the solid increases during hydrothermal crystallization, on contrary to the formation of mesophase. The catalytic activity of the solids in the esterification of free fatty acids increased as the amount of Brønsted acid sites. Katakunci: ZSM-5 mesopori, kristalisasi, esterifikasi, asam lemak bebas, asam Brønsted. PENDAHULUAN Zeolit adalah kristalin aluminosilikat yang mengandung pori-pori dan rongga-rongga berskala molekular dengan rentang ukuran dari 3 Å sampai 15 Å. Kerangka zeolit disusun dari satuan-satuan tetrahedral [SiO 4 ] 4- dan [AlO 4 ] 5- dengan atom oksigen sebagai penghubung antara atom silikon dan aluminium yang digabungkan secara tiga dimensi, ditunjukkan sebagai TO 4, T = Si atau Al. Penggabungan satuan tetrahedron satu dengan lainnya terjadi karena adanya pemakaian bersama satu atom oksigen oleh dua tetrahedral. Oleh karena tetrahedral [AlO 4 ] 5- bermuatan negatif, maka zeolit alam dan zeolit sintetik memerlukan kation logam alkali (Na +, K + ) dan atau alkali tanah (Ca 2+, Ba 2+ ) sebagai pusat penyeimbang muatan untuk menjaga kenetralan muatan zeolit (Smart, 1993). ZSM-5 adalah zeolit yang mempunyai medium pori ( Å) dengan struktur tiga dimensi yang mempunyai 10 rantai atau ikatan, mempunyai bentuk selektivitas yang unik, sifat asam Brønsted dan Lewis, pertukaran ion, dan stabilitas thermal yang baik, sehingga ZSM-5 sangat luas digunakan sebagai katalis dan C - 225

2 penyerap pada industri petrolium dan petrokimia. Sifat katalitik dan sifat adsorbsi biasanya dipengaruhi oleh ukuran kristalnya, sedangkan sifat keasaman dan struktur pori zeolit ZSM-5 digunakan sebagai katalis yang mempunyai efek yang signifikan pada reaksi dan distribusi produk reaksi (Shirazi dkk, 2008). Mesopori ditemukan oleh ilmuwan Mobil oil, dimana mesopori dengan ukuran 2-30 nm dan permukaan yang luas, yang merupakan sebuah rute baru yang ditawarkan untuk memecahkan keterbatasan difusi molekul dan pengubahan molekul yang besar sebagai katalis serbaguna. Bagaimanapun, stabilitas hidrothermal material mesopori juga digunakan untuk memperbaiki sifat amorph pada dinding porinya. Dibandingkan dengan zeolit secara konvensional, stabilitas hidrothermal pada mesopori aluminosilikat tetap rendah, yang dihubungkan dengan mesopori semi kristalin (Wang dkk,2009). Untuk mengatasi kekurangan batasan ukuran pori pada zeolit, peneliti mengusulkan beberapa strategi. Salah satu kemungkinannya adalah mensintesis zeolit dengan kristal nano berukuran nm, dengan demikian difusi pada zeolit dapat dipersingkat (Zhu, dkk., 2009, Cundy, dkk., 2005). Namun, menurut penelitian Kresge dkk (1992), koloid pada zeolit berukuran nano membuat proses sintesis susah ditangani. Selain itu, sintesis zeolit ukuran nano biasanya banyak menggunakan templat organic dalam jumlah yang lebih banyak dibanding zeolit dengan ukuran mikro. Kendala ini mengakibatkan kesulitan dalam sintesis zeolit nano. Keberhasilan dalam sintesis materi mesopori dengan membuat pori dan saluran berukuran 2-50 nm mungkin dapat digunakan sebagai metode lain untuk penyelesaian masalah tersebut. Akan tetapi, materi mesopori memiliki kelemahan intrinsik dalam hal keasaman dan stabilitas sintesis, yang sudah dibatasi aplikasinya. Keterbatasan ini dapat diatasi dengan mengkombinasikan mesoporositas dari aluminosilikat mesopori dengan keasaman dan stabilitas hidrotermal yang tinggi dari zeolit mikropori (Perez, dkk, 2005). Eimer dkk (2008) melaporkan bahwa beberapa jalur sintesis non-konvensional, yang bertujuan untuk membentuk struktur dinding pori-pori berbentuk mesopori aluminosilikat dan meningkatkan aktivitas dalam reaksi. Campuran dari kristal zeolit dan material mesopori diperoleh dengan tahapan nukleasi zeolitik, dan rekristalisasi dari fase mesopori. Baru-baru ini, untuk meningkatkan struktur, stabilitas hidrotermal telah dibuat melalui pendekatan yang berbeda, yang terdiri dari beberapa prekusor zeolit nanocluster, dengan kondisi hidrotermal dan adanya kation yang dihasilkan dari setiltrimetilammonium heksagonal dengan struktur meso. Bibit prazeolit dalam gel digunakan oleh surfaktan menjadi bahan fasameso. Paper ini bertujuan untuk sintesis ZSM-5 mesopori dengan menggunakan templat cetiltrimetilamonium bromida (CTAB) dan prekursor zeolit nanocluster, melakukan karakterisasi ZSM-5 mesopori serta menguji aktivitasnya sebagai katalis pada reaksi esterifikasi asam lemak bebas. Sintesis ZSM-5 mesopori dilakukan dengan menggunakan waktu hidrotermal yang berbeda yaitu 12, 24, 48 dan 72 jam dengan suhu 80 C dengan penambahan surfaktan kation setiltrimetilammonium bromida (CTAB) yang mengontrol struktur porinya. Keasaman zeolit dipelajari dari interaksi antara sisi asam dengan molekul probe untuk membedakan antara sisi Brønsted dan lewis serta menentukan jumlahnya. METODE PENELITIAN Sintesis ZSM-5 Mesopori ZSM-5 mesopori disintesis dengan menggunakan metode yang dilakukan oleh Eimer dkk (2008). Natrium aluminat (NaAlO 2 ) ditimbang sebanyak 2,0 gram kemudian dilarutkan dalam larutan TEOS sebanyak 45,0 ml dan diaduk selama 30 menit. Larutan yang terbentuk ditambahkan larutan TPAOH yang terdiri dari 20,1 ml TPAOH dan 40 ml aquades. Campuran diaduk selama 15 jam. Selanjutnya campuran yang terbentuk dihidrotermal dengan suhu 80 C selama 12 jam. Setelah didiamkan ditambahkan CTAB sebanyak 19,1 gram dan diaduk sampai C - 226

3 tercampur sempurna dengan waktu kurang lebih 30 menit. Selanjutnya campuran didiamkan selama 3 jam dan disaring. Padatan hasil penyaringan kemudian dicuci dengan aquades sampai phnya netral. Padatan dikeringkan pada 60 C selama 24 jam. Selanjutnya padatan dikalsinasi pada suhu 550 C selama 1 jam dengan dialiri N 2 dan dilanjutkan dengan kalsinasi tanpa N 2 selama 6 jam. Sintesis juga dilakukan dengan variasi waktu hidrotermal selama 24, 48, dan 72 jam Karakterisasi Padatan Padatan yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan teknik difraksi sinar-x (XDR JEOL JDX-3530 X-ray Diffractometer) menggunakan radiasi CuKα pada panjang gelombang λ = 1,541 Å, tegangan 40 kv, dan arus 30 ma dengan rentang sudut 2θ = 1,5-40, untuk pengujian fase kristal dan kristalinitas padatan. Spektroskopi inframerah (SHIMADZU) untuk mengetahui ikatan yang terbentuk dan juga puncak karakteristik untuk fasa meso. Scanning electron microscopy SEM (JEOL 6360 LA) digunakan untuk mengetahui morfologi permukaan sampel. Analisis keasaman permukaan dilakukan dengan menggunakan adsorpsi piridin. Sampel sebanyak 10 mg diletakkan pada pemegang sampel, dan dimasukkan ke dalam sel kaca yang terbuat dari pirex yang mempunyai jendela terbuat dari kalsium florida, CaF 2. Selanjutnya, sel kaca dipanaskan pada suhu 400 o C selama 4 jam. Jenis situs asam Brønsted ditentukan menggunakan molekul piridin sebagai basa. Piridin diadsorbsi pada suhu ruang selama satu jam, dilanjutkan dengan desorpsi pada 150 o C selama tiga jam. Spektra inframerah direkam pada suhu kamar pada daerah cm 1. Jumlah sisi asam Brønsted atau Lewis dihitung berdasarkan persamaan yang telah diperkenalkan oleh Emeis (1993). Esterifikasi Asam Lemak Bebas Minyak goreng bekas 250 gram ditambahkan ke dalam air dengan komposisi minyak:air (1:1). Selanjutnya campuran minyak:air dipanaskan sampai komposisi air tinggal setengahnya. Campuran diendapkan dalam corong pemisah selama 1 jam, kemudian fraksi air pada bagian bawah dipisahkan, sehingga diperoleh minyak bebas air. Minyak yang dihasilkan, kemudian disaring untuk memisahkan kotoran yang tersisa. Reaksi Esterifikasi dilakukan menggunakan labu alas bulat 50 ml yang dilengkapi dengan pengaduk dan refluks kondenser untuk menghindari penguapan alkohol. Pengaduk magnet digunakan untuk mengontrol laju gerakan campuran reaksi. Untuk mengeliminasi efek transfer massa eksternal, kecepatan pengadukan 1500 rpm. Reaktor leher tiga diletakkan diatas (didalam) air suhu konstan yang dilengkapi dengan pengontrol suhu. Minyak goreng sisa ditambahkan ke dalam metanol dalam gelas reaktor dengan komposisi molar 1:3, kemudian ditambahkan 1 gram katalis ZSM-5 mesopori. Campuran dipanaskan pada suhu 60 o C selama 1 jam. Jumlah asam lemak bebas (FFA) ditentukan untuk menghitung aktivitas katalis. Titrasi asam basa yang digunakan mengikuti standart AOCS (American Oil Chemistry Society). Sebanyak 10 gram sampel minyak dipanaskan pada suhu 250 o C selama 1 menit. Kemudian ditambahkan isopropanol 25 ml yang sudah dinetralkan dengan NaOH 0,01 N. Isopropanol yang sudah netral ditambahkan 5 tetes indikator pp. Selanjutnya, dititrasi dengan NaOH 0,01 N. Konversi FFA (xffa) ditentukan dari rasio jumlah asam menggunakan persamaan: % FFA = V NaOH x N NaOH x Mr metil ester gram sampel HASIL DAN PEMBAHASAN Katalis ZSM-5 mesopori disintesis secara hidrotermal sesuai dengan metode Eimer dkk. (2008) yang mensintesis TS-1 dengan menggunakan prekusor zeolit nanocluster sebagai building block jaringan mesopori. TS-1 dan ZSM-5 sama-sama memiliki struktur Mobile Five-I (MFI), dimana TS-1 terdiri dari rangkaian Si-O-Ti dan ZSM-5 terdiri dari C - 227

4 rangkaian Si-O-Al. Bahan-bahan utama yang digunakan antara lain natrium aluminat (NaAlO 2 ) sebagai sumber alumina yang memiliki kereaktifan tinggi, sehingga lebih mudah untuk digunakan dalam sintesis ZSM-5, tetraetil ortosilikat (TEOS) sebagai sumber silika, tetrapropilamonium hidroksida (TPAOH). Templat kedua digunakan setiltrimetilamonium bromida (CTABr) sebagai bahan pengarah struktur meso dan untuk menghasilkan sampel yang memiliki stabilitas asam dan hidrotermal yang baik (Goncalves dkk., 2008). Selanjutnya, ZSM- 5 yang telah terbentuk dikarakterisasi dengan difraksi sinar- X (XRD) untuk mengetahui kekristalan katalis ZSM-5 mesopori, spektroskopi inframerah untuk mengetahui gugus fungsi, adsorpsi piridin untuk mengetahui keasaman ZSM-5 mesopori yang diketahui dengan menggunakan FTIR. Aktivitas katalis diuji pada reaksi esterifikasi asam lemak bebas. Pada penelitian ini, padatan disintesis dengan waktu hidrotermal yang bervariasi yaitu 12, 24, 48 dan 72 jam. Karakterisasi Struktur dan Sifat Padatan Difraksi Sinar-X Karakterisasi struktur padatan dilakukan dengan menggunakan teknik difraksi sinar-x (XRD) dan spektroskopi inframerah. Teknik XRD ini untuk mengetahui kekristalan katalis ZSM-5 mesopori. Pola difraktogram sinar-x untuk ZSM-5 mesopori ditunjukkan pada Gambar 1. Pola XRD ini direkam pada sudut 2θ = 2,5-40. Difraktogram sinar-x yang dihasilkan dari sampel ZSM-5 mesopori ini, dibandingkan antara variasi waktu hidrotermal 12, 24, 48 dan 72 jam. Puncak karakteristik garis difraksi dari semua sampel ditunjukkan pada 2θ = 7.9 o, 7.94 o, 8.46 o, 8.9 o, o, 23.1 o dan o. Puncakpuncak ini merupakan puncak karakteristik untuk struktur dari topologi MFI (Treacy dkk., 2001). Adanya puncak pada sudut tersebut menunjukkan bahwa katalis ZSM-5 mesopori yang telah disintesis mempunyai struktur MFI yang didapat dari penambahan TPA + sebagai templat. Penggunaan TPAOH sebagai templat merupakan pengarah struktur MFI yang baik dan memberikan hasil kristal dengan ukuran partikel kecil. Fouad dkk. (2006) telah melaporkan bahwa penggunaan TMAOH (Tetrametilamonium hidroksida), TEAOH (Tetraelilamonium hidroksida) dan TBAOH (Tetrabutilamonium hidroksida) sebagai templat akan menghasilkan ZSM-5 yang mempunyai kristalinitas yang lebih rendah. Intensitas (cps) θ ( ) Gambar 1: Pola difraksi sinar X dari sampel ZSM-5 mesopori dengan variasi waktu hidrotermal 12 (a), 24 (b), 48 (c), 72 jam (d), ZSM-5 Mesopori (e) dan ZSM-5 Mikropori (f). f e d c b a C - 228

5 Gambar 1 menunjukkan bahwa sampel dengan waktu hidrotermal 12 jam tidak muncul puncak pada 2 sekitar 8 o dan 23 o serta terlihat pola difaktogram yang tidak teratur pada 2 > 10. Ini menindikasikan bahwa pada waktu hidrotermal 12 jam masih mempunyai fasa amorf dan tidak terbentuk ZSM-5 mesopori. Berdasarkan Gambar 1, sampel menunjukkan bahwa semakin lama waktu hidrotermal maka puncak intensitasnya semakin tinggi. Sedangkan waktu hidrotermal 72 jam menunjukkan intensitas puncak lebih tinggi sehingga sudah terbentuk ZSM-5 mesopori. Waktu hidrotermal yang semakin lama menyebabkan intensitas puncak yang semakin tinggi. Semakin tinggi intensitas maka kristalinitas sampel juga akan semakin tinggi. Difaktrogram antara ZSM-5 Mesopori dengan ZSM-5 Mikropori terdapat perbedaan yaitu tidak mempunyai puncak pada sudut 2 < 5, berbeda dengan ZSM-5 mesopori. Ini mengindikasikan adanya pori yang tersusun secara teratur dengan ukuran meso pada ZSM-5 mesopori. Pada Tabel 1 merupakan hubungan intensitas sudut 2θ= 23 dengan waktu kristalisasi. Sudut 23 merupakan karakteristik untuk struktur MFI dan identik dengan ZSM-5 mikropori dengan kristalinitas yang tinggi. Perhitungan kristalinitas pada sampel diperoleh dengan membagi antara intensitas (I) sampel dengan intensitas (Io) waktu hidrotermal 72 jam, yang mempunyai kristalinitas 100% serta intensitasnya 1284 sehingga diperoleh berapa persen kristalinitasnya. Waktu hidrotermal 72 jam mempunyai kristalinitas yang lebih tinggi daripada waktu hidrotermal 12, 24, dan 48 jam. Pada waktu hidrotermal 12 jam mempunyai kristalinitas paling rendah. Perbedaan intensitas ini mengindikasikan bahwa sampel semakin banyak mengandung fasa amorf dengan semakin singkatnya waktu hidrotermal. Kemungkinan lain adalah pertumbuhan inti kristal terjadi lebih baik dengan waktu hidrotermal yang lebih lama. Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin lama waktu hidrotermal, maka intensitas yang dihasilkan semakin tinggi karena jumlah inti zeolit yang dihasilkan semakin sempurna. ZSM-5 mesopori yang dihasilkan semakin kristalin. Hasil ini serupa dengan penelitian yang telah dilaporkan oleh Goncalvez dkk (2008). Tabel 1: Kristalinitas padatan (berdasarkan intensitas puncak XRD pada 2 =23 o ) Sampel Intensitas I/Io (%) Kristalinitas (%) H ,30 30 H ,45 45 H ,82 82 H Spektroskopi Inframerah Teknik spektroskopi inframerah bertujuan untuk mengidentifikasi material, menentukan komposisi dari campuran, dan membantu memberikan informasi dalam memperkirakan struktur molekul. Spektra inframerah ZSM-5 mesopori dengan variasi waktu hidrotermal pada daerah cm -1 ditunjukkan pada Gambar 2. Sampel katalis ZSM-5 mesopori menunjukkan pita serapan pada bilangan gelombang sekitar 1100, 800, dan 450 cm -1, yang merupakan mode vibrasi kisi yang berasosiasi dengan ikatan internal dalam SiO 4 atau AlO 4 tetrahedral (Flanigen dkk, 1973). Pita serapan pada bilangan gelombang sekitar 1100 cm -1 merupakan mode vibrasi asimetris Si- O-Si, dan pita serapan pada bilangan gelombang sekitar 800 cm -1 merupakan mode vibrasi simetrinya. Pita serapan yang muncul pada bilangan gelombang sekitar 1220 dan 550 cm -1 merupakan karakteristik struktur tetrahedral dalam framework zeolit dengan tipe MFI (Drago dkk, 1998). Pada Gambar 2 terlihat bahwa semakin lama waktu hidrotermal, maka lebar pita yang dihasilkan semakin berkurang. Hal ini mengindikasikan bahwa kristalinitas semakin tinggi dengan bertambahnya waktu hidrotermal. Pita absorpsi yang muncul pada daerah sekitar 1226 cm -1 dan 544 cm -1 merupakan puncak karakteristik untuk zeolit yang menandakan adanya struktur MFI, yang berhubungan dengan struktur pembangun sekunder zeolit MFI dan sensitif terhadap perubahan struktur. Pada daerah 960 cm -1 menandakan adanya gugus silanol pada dinding mesopori. Semakin lama waktu hidrotermal, maka puncak didaerah 960 cm -1 yang dihasilkan semakin kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah mesopori C - 229

6 semakin sedikit dengan bertambahnya waktu hidrotermal. Terdapat perbedaan antara ZSM-5 mesopori dengan ZSM-5 mikropori pada Gambar 2, yaitu pada daerah 960 cm -1 tidak muncul puncak pada ZSM-5 mikropori. Ini menindikasikan tidak adanya mesopori yang terbentuk pada ZSM-5 mesopori. Transmitansi (%) Bilangan Gelombang (cm -1 ) Gambar 2: Spektra inframerah dari sampel ZSM-5 mesopori dengan variasi waktu hidrotermal 12 (a), 24 (b), 48 (c), 72 jam (d) dan ZSM-5 Mikropori (e) Pita absorpsi sekitar 544 cm -1 menunjukkan adanya gugus pentasil yang merupakan karakteristik dari ZSM-5 mesopori. Munculnya puncak-puncak baru, terutama pada bilangan gelombang sekitar 1226, 1099, 543, dan 455 cm -1 merupakan indikator telah terbentuknya ZSM-5, khususnya puncak pada bilangan gelombang 1226 dan 543 cm -1 yang e d c b a merupakan puncak yang sensitif dan karakteristik struktur ZSM-5. Oleh karena itu, puncak ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui pembentukan ZSM-5. Tabel 2 menunjukkan rasio intensitas antara bilangan gelombang 550 cm -1 dengan 450 cm -1. Pada bilangan gelombang 550 cm -1 merupakan karakteristik cincin lima pentasil untuk membangun struktur MFI, sedangkan puncak di sekitar 450 cm -1 merupakan struktur tidak sensitif untuk vibrasi internal tetrahedral. Rasio kedua puncak ini telah digunakan untuk menentukan kristalinitas zeolit ZSM-5 mesopori (Goncalves dkk, 2008; Shirazi dkk, 2008). Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio intensitas I 550cm -1 / I 450cm -1 maka kristalinitas semakin tinggi. Jadi kristalinitas yang dihasilkan semakin tinggi sejalan dengan lamanya waktu hidrotermal. Keasaman Permukaan Keasaman untuk tiap adsorben maupun suatu katalis bergantung pada sifat dari permukaan adsorben ataupun katalis tersebut, di mana dapat bersifat asam Lewis dan atau asam Brønsted (Murthy, 2005). Teknik uji keasaman ini menggunakan adsorpsi piridin. Jenis dan jumlah sisi asam dalam sampel katalis ditentukan dengan menggunakan metode FTIRadsorpsi piridin. Pada interaksinya dengan sisi asam Brønsted, molekul piridin terprotonasi dan teradsorp di bilangan gelombang inframerah spesifik sekitar cm -1, sedangkan interaksinya dengan sisi asam Lewis terjadi karena pembentukan kompleks ikatan koordinasi antara pasangan elektron bebas dari molekul piridin dengan orbital kosong dari permukaan padatan. Interaksi ini memunculkan pita serapan di daerah inframerah antara cm -1 (Parry, 1963; Platon dan Thomson, 2003). Analisis spektra FTIR terhadap adsorpsi piridin merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan keasaman Lewis dan Brønsted dari katalis (Loveless dkk., 2008). Adanya sisi asam Lewis dapat muncul pada puncak 1450 cm -1, sedangkan puncak pada 1550 dan 1640 cm -1 menunjukkan adanya sisi asam Brønsted (Wojciechowska dkk., 1995). C - 230

7 Sampel Tabel 2: Bilangan gelombang (cm ) dan rasio intensitas I 550cm / I 450cm Regangan TO 4 Intensitas Asimetrik Simetrik Tekuk T-O Si-O-H 550 cm cm -1 Rasio I 550 /I 450 H ,1854 0,9602 1,23 H ,3573 3,4805 1,25 H ,2436 0,8895 1,39 H ,2854 0,7302 1,76 Pada proses adsorpsi piridin, sampel dievakuasi pada suhu 400ºC selama 4 jam. Tahapan berikutnya adalah proses adsorpsi piridin pada suhu kamar dilanjutkan proses desorpsi pada suhu 150ºC selama 3 jam. Selanjutnya, katalis didiamkan dan dialiri gas nitrogen pada suhu kamar untuk menghilangkan piridin yang terikat secara fisis sehingga hanya diperoleh piridin yang terikat secara kimia. Hasilnya dikarakterisasi menggunakan FTIR untuk mengetahui keasaman ZSM-5 mesopori. Transmitansi (%) d c b a Spektroskopi inframerah daerah piridin pada Gambar 3, semua sampel muncul puncak pada panjang gelombang cm -1. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel mempunyai sisi asam Lewis. Asam lewis dapat muncul pada spektra sampel katalis karena katalis menerima pasangan elektron dari gugus amina sekunder yang terdapat pada piridin. Pita absorbansi juga muncul pada bilangan gelombang 1545 cm -1 yang mengindikasikan bahwa semua sampel memiliki sisi asam Brønsted. Ion H + yang terikat pada permukaan katalis akan membentuk ion piridinium dengan molekul piridin. Gambar 3 menunjukkan bahwa semakin lama waktu hidrotermalnya, maka intensitasnya semakin berkurang. Jumlah sisi asam pada permukaan masing-masing katalis dapat dilihat pada Tabel 3, yang dihitung berdasarkan persamaan yang telah diperkenalkan oleh Emeis (1993). Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin lama waktu hidrotermal maka semakin sedikit jumlah sisi keasaman baik sisi Brønsted maupun Lewis. Tabel 3: Jumlah sisi asam pada sampel Sampel Keasaman, mmol/g Luas puncak Brønsted Lewis 1490 cm -1 H-12 0,118 0,052 3,777 H-24 0,098 0,042 3,159 H-48 0,087 0,036 2,879 H-72 0,054 0,025 1, Bilangan Gelombang (cm -1 ) 1400 Gambar 3: Spektra inframerah daerah piridin dari sampel ZSM-5 mesopori dengan variasi waktu hidrotermal 12 (a), 24 (b), 48 (c) dan 72 jam (d) Scanning Electron Microscopy SEM untuk mengetahui morfologi permukaan dari sampel padat. SEM merupakan teknik analisis menggunakan elektron sebagai sumber pencitraan dan medan elektromagnetik sebagai lensanya. Morfologi ZSM-5 mesopori dengan variasi hidrotermal 12, 24, 48 dan 72 jam ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa semakin lama waktu C - 231

8 hidrotermal maka ukuran partikel semakin kecil, sedangkan jumlah partikel yang dihasilkan semakin banyak. Pada waktu hidrotermal 12 jam terlihat bahwa ukuran dan bentuknya tidak seragam. Hal ini mendukung data hasil analisis XRD bahwa hidrotermal 12 jam masih berupa material amorf. Pada waktu hidrotermal 24 jam masih terlihat seperti lembaran-lembaran, sedangkan waktu hidrotermal 48 jam sudah mulai terlihat adanya partikel yang berbentuk kubus dan bentuknya yang semakin seragam. Pada waktu hidrotermal 72 jam terbentuk partikel kubus yang berukuran lebih kecil dan jumlah kristal yang dihasilkan semakin banyak. Hal ini sesuai dengan hasil analisis XRD bahwa waktu hidrotermal 72 jam memiliki intensitas paling tinggi. Inti kristal ZSM-5 mesopori semaikin banyak terbentuk seiring dengan bertambahnya waktu hidrotermal. Hidrotermal 48 jam Hidrotermal 72 jam Hidrotermal 12 jam Hidrotermal 24 jam Gambar 4: Morfologi SEM ZSM-5 mesopori dengan variasi waktu hidrotermal dengan Perbesaran 5000x Uji Aktivitas Katalitik Uji aktivitas katalitik dilakukan dengan reaksi esterifikasi minyak jelantah dan metanol pada suhu 60 C dengan pengadukan konstan ± 300 rpm selama 1 jam. Hasil reaksi dianalisis/ditentukan kandungan FFA (free fatty acid) yang terkonversi. FFA dihitung dengan menggunakan metode titrasi. Titrasi dilakukan dengan cara mencampurkan hasil reaksi dengan isopropanol yang telah dinetralkan oleh NaOH sebagai pelarut. Selanjutnya sampel dititrasi menggunakan NaOH yang sebelumnya telah di tetesi indikator pp untuk mengetahui titik akhir C - 232

9 titrasi. Tabel 4 menunjukkan tentang berapa persen konversi FFA yang didapat. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa semakin lama waktu hidrotermal maka konversi FFA semakin berkurang. Keasaman pada katalis yang tinggi dapat meningkatkan konversi produknya. Tabel 4: Aktivitas katalis pada reaksi esterifikasi Sampel Konversi FFA(%) H-12 95,44 H-24 94,98 H-48 94,07 H-72 93,16 Gambar 5 menunjukkan hubungan antara banyaknya konversi FFA yang terbentuk dengan keasaman Brønsted. Waktu hidrotermal yang semakin bertambah, mempengaruhi banyaknya keasaman yang terbentuk, semakin lama waktu hidrotermal maka keasamannya semakin bertambah. Ini berhubungan dengan reaksi esterifikasi yang dapat dikatalisis dengan asam dan kekuatan asam dari katalis akan memberikan pengaruh yang besar terhadap aktivitas katalitiknya. Konversi FFA (%) lebih sedikit karena sisi aktifnya semakin sedikit. Berdasarkan Gambar 5 dan 6 menunjukkan konversi FFA berbanding terbalik dengan kristalinitas serta berbanding lurus dengan sisi asam Brønsted. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah sisi aktif berperan untuk meningkatkan aktivitas katalisis H-12 H-24 H-48 H-72 Gambar 6: Hubungan antara Konversi FFA(%) dengan Kristalinitas (%) Kristalinitas (%) Konversi FFA (%) H-12 Jam H-24 Jam H-48 Jam H-72 Jam Gambar 5: Hubungan antara Konversi FFA(%) dengan Keasaman Brønsted (mmol/g) Gambar 6 terdapat korelasi antara konversi FFA (%) dengan Kristalinitas (%). Berdasarkan hasil XRD, semakin lama waktu hidrotermal maka kristalinitas semakin tinggi. Partikel yang dihasilkan semakin banyak dan mempunyai porositas yang semakin kecil. Maka dalam konversi FFA ini, produk yang terbentuk Sisi Asam Brønsted (mmol/gram) KESIMPULAN ZSM-5 mesopori berhasil disintesis dengan menggunakan variasi waktu hidrotermal 24, 48 dan 72 jam dengan menggunakan templat surfaktan CTABr dan prekusor nanocluster, sedangkan pada waktu hidrotermal 12 jam terbentuk padatan mesopori dengan struktur amorf. Kristalinitas ZSM-5 mesopori meningkat sejalan dengan waktu hidrotermal. Keasaman ZSM-5 mesopori berkurang dengan semakin lama waktu hidrotermal. Pada reaksi esterifikasi asam lemak bebas (FFA), konversi FFA semakin rendah dengan semakin lama waktu hidrotermal, yang disebabkan oleh pengurangan sifat keasaaman ZSM-5 mesopori yang dihasilkan. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada ITS yang membiayai penelitian ini melalui dana lokal. C - 233

10 DAFTAR PUSTAKA Baerlocher, Ch, (2001), Atlas of Zeolite Framework of Types, Fifth revised edition, USA Cheng, Y., Wang L.J., Li J.S., Yang Y.C., Sun X.Y, (2005), Preparation and Characterization of Nanosized ZSM-5 Zeolites in The Absence Organic Template, Material Letters, 59: Cundy C.S., M.S Henty., R.J Plaisted,(1995), Investigation of N, TPA-ZSM-5 Zeolite Synthesis by Chemical Methods, Zeolites, 15:342 Eimer, Griselda A.,dkk, (2008), Mesoporous titanosilicates synthesized from TS-1 precursors with enhanced catalytic activity in the a-pinene selective oxidation, Applied Catalysis A: General, Frunz L., R. Prins, G.D. Pirngruber, (2006), ZSM-5 precursors assembled to a mesopori structure and its subsequent transformation into a zeolitic phase from low to high catalytic activity, Microporous and Mesoporous Materials 88, Goncalves M.L., L.D. Dimitrov, M.H. Jorda, M. Wallau, Ernesto A. Urquieta-Gonzalez, (2008), Synthesis of mesopori ZSM-5 by crystallisation of aged gels in the presence of cetyltrimethylammonium cations, Catalysis Today, , Huang L., W. Guo, P. Deng, Z. Xue, dan Q. Li, (2000), Investigation of Synthesizing MCM- 41/ZSM-5 Composites, J. Phys. Chem. B, 104 (13), Kresge C.T., M. E. Leonowicz, W. J. Roth, J. C. Vartuli & J. S. Beck, (1992), Ordered mesopori molecular sieves synthesized by a liquid-crystal template mechanism, Nature 359, Pérez Pariente J., I. Díaz, J. Agúndez, (2005), Strategies for ordering the network of mesoporous materials, Chimie 8, Ramli Z, and Bahruji H., (2003), Synthesis of ZSM-5 type Zeolite Using Crystalline Silica of Rice Husk Ash, Malaysian Journal of Chemistry, 5: Shin D.K,, Shi H.N, Kyeong H.S., Wha J.K., (2004), Compositional and Kinetic Study on The Rapid Crystallization of ZSM-5 in The Absence of Organic Template Under Stirring, Microporous Mesoporous Materials. 72:185 Shirazi,L, E. Jamshidi M.R. Grasemi, (2008), The effect of Si/Al ratio of ZSM-5 zeolite on its morphology, acidity and crystal size, Department of Chemical Engineering, AmirKabir University of Technology, Iran Smart, L, and Moore, E., (1993), Solid State Chemistry, 1st ed, Chapman and Hall University and Proffesional Division. London Tissler, A., P. Polanek., U. Girrbach., U. Mūller., KK. Unger, (1989), Zeolites as Catalysts, Sorbents, and Detergent Builder, Stud.Surface Sci.Catal., 46: Wang, L., Chengyang Yin, Zhichao Shan, Sen Liu, Yunchen Du, Feng-Shou Xiao, (2009), Bread-template synthesis of hierarchical mesopori ZSM-5 zeolite with hydrothermally stable mesoporosity,j.colloid and Surface area, Zhu H., Z. Liu, D. Kong, Y. Wang, X. Yuan, Z. Xie, (2009), Synthesis of ZSM-5 with intracrystal or intercrystal mesopori by polyvinyl butyral templating method, J. Colloid and Interface Science, Vol. 331, C - 234

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal Oleh: Risa Fitriya H. Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL

SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL SUSI NURUL KHALIFAH 1408 201 001 Dosen Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc PENDAHULUAN Minyak

Lebih terperinci

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING Oleh: Tyas Auruma Pembimbing I : Drs. Djoko Hartanto, M.Si. Pembimbing II : Dr. Didik

Lebih terperinci

SINTESIS ZSM-5 SECARA LANGSUNG DARI KAOLIN TANPA TEMPLAT ORGANIK: PENGARUH WAKTU KRISTALISASI

SINTESIS ZSM-5 SECARA LANGSUNG DARI KAOLIN TANPA TEMPLAT ORGANIK: PENGARUH WAKTU KRISTALISASI SINTESIS ZSM-5 SECARA LANGSUNG DARI KAOLIN TANPA TEMPLAT ORGANIK: PENGARUH WAKTU KRISTALISASI Oleh: Oni Saputro / 1409 100 077 Pembimbing: Drs. Djoko Hartanto, M.Si. Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc. MFI (IZA)

Lebih terperinci

TUGAS UNSUR SENYAWA ANORGANIK (A) NELA RACHMAWATI Zeolit ZSM Informasi Umum

TUGAS UNSUR SENYAWA ANORGANIK (A) NELA RACHMAWATI Zeolit ZSM Informasi Umum TUGAS UNSUR SENYAWA ANORGANIK (A) NELA RACHMAWATI 1414100032 Zeolit ZSM-5 1. Informasi Umum Zeolit merupakan padatan kristal mikropori yang tersusun dari tetrahedral AlO4 dan SiO4 membentuk kerangka struktur.

Lebih terperinci

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1 REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1 Oleh: Dyah Fitasari 1409201719 Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, S.Si, M.Sc Suprapto, M.Si, Ph.D LATAR BELAKANG Sikloheksanon Sikloheksanon Oksim

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZSM-5 MESOPOROUS DENGAN VARIASI RASIO SiO 2 /Al 2 O 3

SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZSM-5 MESOPOROUS DENGAN VARIASI RASIO SiO 2 /Al 2 O 3 JURNAL ZEOLIT INDONESIA Vol 7 No. 2. November 2008 ISSN : 1411-6723 Journal of Indonesia Zeolites SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZSM-5 MESOPOROUS DENGAN VARIASI RASIO SiO 2 /Al 2 O 3 Susi Nurul Khalifah *

Lebih terperinci

Sintesis dan Karakterisasi ZSM-5 Mesopori : Pengaruh Waktu Aging

Sintesis dan Karakterisasi ZSM-5 Mesopori : Pengaruh Waktu Aging Prosiding Skripsi Semester Gasal 2009/2010 SK-091304 Sintesis dan Karakterisasi ZSM-5 Mesopori : Pengaruh Waktu Aging Tri Esti Purbaningtias*, Didik Prasetyoko 1 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

ALFA AKUSTIA WIDATI. DOSEN PEMBIMBING Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc

ALFA AKUSTIA WIDATI. DOSEN PEMBIMBING Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc ALFA AKUSTIA WIDATI DOSEN PEMBIMBING Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc Katekol Ti-MCM-41 (CormaFotografi, dkk,1994; inhibitor Inagaki polimerisasi, dkk,1993); Ti-MCM-48, Ti-HMS, antiseptik, Ti-MSU, Ti-SBA pembuatan

Lebih terperinci

SINTESIS ZSM-5 MESOPORI DENGAN METODE PEMERAMAN DAN KRISTALISASI: PENGARUH WAKTU KRISTALISASI

SINTESIS ZSM-5 MESOPORI DENGAN METODE PEMERAMAN DAN KRISTALISASI: PENGARUH WAKTU KRISTALISASI Prosiding Skripsi Semester Genap 2010/2011 SK SK-091304 SINTESIS ZSM-5 MESOPORI DENGAN METODE PEMERAMAN DAN KRISTALISASI: PENGARUH WAKTU KRISTALISASI Abdul Hamid*, Didik Prasetyoko 1 Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal K Oleh Said Mihdar Said Hady Nrp. 1407201729 Dosen Pembimbing Dra. Ratna

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

Sintesis & Karakterisasi ZSM-5 Mesopori serta Uji Aktivitas Katalitik pada Reaksi Esterifikasi Asam Lemak Stearin Kelapa Sawit

Sintesis & Karakterisasi ZSM-5 Mesopori serta Uji Aktivitas Katalitik pada Reaksi Esterifikasi Asam Lemak Stearin Kelapa Sawit Sintesis & Karakterisasi ZSM-5 Mesopori serta Uji Aktivitas Katalitik pada Reaksi Esterifikasi Asam Lemak Stearin Kelapa Sawit Ika Purnamasari*, Didik Prasetyoko 1 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL

AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL L/O/G/O AKTIVITAS KATALIS K 3 PO 4 /NaZSM-5 MESOPORI PADA TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL (RPO) MENJADI BIODIESEL SAMIK (1409201703) Pembimbing: Dra. Ratna Ediati, M.S., Ph.D. Dr. Didik Prasetyoko,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN OKSIDA CUO TERHADAP KARAKTERISTIK CUO/TS-1 SEBAGAI KATALIS ALTERNATIF PADA REAKSI OKSIDASI BENZENA MENJADI FENOL

PENGARUH PENAMBAHAN OKSIDA CUO TERHADAP KARAKTERISTIK CUO/TS-1 SEBAGAI KATALIS ALTERNATIF PADA REAKSI OKSIDASI BENZENA MENJADI FENOL PENGARUH PENAMBAHAN OKSIDA CUO TERHADAP KARAKTERISTIK CUO/TS-1 SEBAGAI KATALIS ALTERNATIF PADA REAKSI OKSIDASI BENZENA MENJADI FENOL Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Karakterisasi Struktur Pori dan Morfologi ZSM-2 Mesopori yang Disintesis dengan Variasi Waktu Aging

Karakterisasi Struktur Pori dan Morfologi ZSM-2 Mesopori yang Disintesis dengan Variasi Waktu Aging 80 Karakterisasi Struktur Pori.(Djoko Hartanto et al.) Karakterisasi Struktur Pori dan Morfologi ZSM-2 Mesopori yang Disintesis dengan Variasi Waktu Aging Pore Structure and Morphology Characterizations

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI A.M. Fuadi, M. Musthofa, K. Harismah, Haryanto, N. Hidayati Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering,

Lebih terperinci

Sintesis dan karakterisasi material mesopori MCM-41 menggunakan TMAOH dan garam anorganik K2SO4

Sintesis dan karakterisasi material mesopori MCM-41 menggunakan TMAOH dan garam anorganik K2SO4 Fullerene Journ. Of Chem. Vol.2 No.2: 61-65, 2017 ISSN 2598-1269 Sintesis dan karakterisasi material mesopori menggunakan TMAOH dan garam anorganik K2SO4 Soenandar M. T. Tengker* a,iip Izul Falah b a Ilmu

Lebih terperinci

HETEROGENISASI KATALIS HOMOGEN: IMPREGNASI AlCl 3 PADA ALUMINOSILIKAT MESOPORI. Tri Esti Purbaningtias*, Didik Prasetyoko

HETEROGENISASI KATALIS HOMOGEN: IMPREGNASI AlCl 3 PADA ALUMINOSILIKAT MESOPORI. Tri Esti Purbaningtias*, Didik Prasetyoko HETEROGENISASI KATALIS HOMOGEN: IMPREGNASI AlCl 3 PADA ALUMINOSILIKAT MESOPORI Tri Esti Purbaningtias*, Didik Prasetyoko Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi

Lebih terperinci

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK STEARIN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI YANG DISINTESIS DENGAN METODE NANOPREKURSOR

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK STEARIN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI YANG DISINTESIS DENGAN METODE NANOPREKURSOR ESTERIFIKASI ASAM LEMAK STEARIN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI YANG DISINTESIS DENGAN METODE NANOPREKURSOR Didik Prasetyoko, Ika Purnamasari, Djoko Hartanto Jurusan Kimia FMIPA Institut

Lebih terperinci

Oleh: Arifta Henda Kurniatullah Dosen Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc Arif Fadlan, M.Si

Oleh: Arifta Henda Kurniatullah Dosen Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc Arif Fadlan, M.Si PERBANDINGAN HASIL REAKSI KONDENSASI ISATIN DAN INDOL DENGAN KATALIS AlCl 3 DAN ZSM-5 Oleh: Arifta Henda Kurniatullah 1407 100 014 Dosen Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc Arif Fadlan, M.Si O HN N

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging pada sintesis zeolit dari abu jerami padi dan karakteristik zeolit dari

Lebih terperinci

KOMPOSIT KARBON ZEOLIT BERBAHAN DASAR SEKAM PADI THE CARBON-ZEOLITE COMPOSITE BASED ON RICE HUSK

KOMPOSIT KARBON ZEOLIT BERBAHAN DASAR SEKAM PADI THE CARBON-ZEOLITE COMPOSITE BASED ON RICE HUSK 1 KOMPOSIT KARBON ZEOLIT BERBAHAN DASAR SEKAM PADI THE CARBON-ZEOLITE COMPOSITE BASED ON RICE HUSK Yati B Yuliyati *, Solihudin, E. Evy Ernawati, Atiek Rostika Noviyanti, dan Rizka Endah *Jurusan Kimia,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 SINTESIS SBA-15 Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan material mesopori silika SBA-15 melalui proses sol gel dan surfactant-templating. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun 2012. Tempat penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Adsorpsi Logam Nikel dan Analisis Kristalinitas H-Faujasit dari Abu Layang Batubara

Adsorpsi Logam Nikel dan Analisis Kristalinitas H-Faujasit dari Abu Layang Batubara Adsorpsi Logam Nikel dan Analisis Kristalinitas H-Faujasit dari Abu Layang Batubara Sunardi Abstrak: Sintesis H-Faujasit dari abu layang batu bara telah dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian Katalis umumnya diartikan sebagai bahan yang dapat mempercepat suatu reaksi kimia menjadi produk. Hal ini perlu diketahui karena, pada dasarnya

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADSORBEN PADA ESTERIFIKASI MINYAK SAWIT MENTAH MENGGUNAKAN KATALIS ZSM-5 MESOPORI

PENGARUH PENAMBAHAN ADSORBEN PADA ESTERIFIKASI MINYAK SAWIT MENTAH MENGGUNAKAN KATALIS ZSM-5 MESOPORI PENGARUH PENAMBAHAN ADSORBEN PADA ESTERIFIKASI MINYAK SAWIT MENTAH MENGGUNAKAN KATALIS ZSM-5 MESOPORI Muhajirah, Ratna Ediati *, Didik Prasetyoko Laboratorium Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN DESY TRI KUSUMANINGTYAS (1409 100 060) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.I Sintesis dan Karakterisasi Zeolit Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah kaolin alam Cicalengka, Jawa Barat, Indonesia. Kaolin tersebut secara fisik berwarna

Lebih terperinci

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

SINTESIS ZEOLIT ZSM-5 DENGAN METODE HIDROTERMAL: STUDI KOMPREHENSIF Happy Bunga N.S., Fildzah Adany, Alfia D. Masyitoh

SINTESIS ZEOLIT ZSM-5 DENGAN METODE HIDROTERMAL: STUDI KOMPREHENSIF Happy Bunga N.S., Fildzah Adany, Alfia D. Masyitoh SINTESIS ZEOLIT ZSM-5 DENGAN METODE HIDROTERMAL: STUDI KOMPREHENSIF Happy Bunga N.S., Fildzah Adany, Alfia D. Masyitoh Laboratorium Kimia Material dan Energi, Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Laporan Akhir Tesis LOGO PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Disusun Oleh: M. Furoiddun Nais 2309201016 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Gede Wibawa, M.Eng

Lebih terperinci

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E 266 KRISTALISASI ZEOLIT A MURNI DARI ABU LAYANG BATUBARA PAITON MENGGUNAKAN METODE FUSI ALKALI : PENGARUH WAKTU HIDROTERMAL Didik Prasetyoko, Saequ, Djoko Hartanto Jurusan Kimia, FMIPA Institut Teknologi

Lebih terperinci

Iis Siti Jahro*, Siska Winti Aprilla, Jihan Purnama. FMIPA, Unimed, Medan * ABSTRACT

Iis Siti Jahro*, Siska Winti Aprilla, Jihan Purnama. FMIPA, Unimed, Medan *  ABSTRACT SINTESIS DAN KARAKTERISASI ZEOLIT 4A DAN 13X DARI ABU CANGKANG KELAPA SAWIT SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION 4A AND 13X ZEOLITES FROM THE ASH OF OIL PALM SHELL Iis Siti Jahro*, Siska Winti Aprilla, Jihan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas 29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. Analisis difraksi sinar-x dan analisis morfologi permukaan

Lebih terperinci

DEALUMINASI ZEOLIT ALAM CIPATUJAH MELALUI PENAMBAHAN ASAM DAN OKSIDATOR

DEALUMINASI ZEOLIT ALAM CIPATUJAH MELALUI PENAMBAHAN ASAM DAN OKSIDATOR DEALUMINASI ZEOLIT ALAM CIPATUJAH MELALUI PENAMBAHAN ASAM DAN OKSIDATOR Sriatun, Adi Darmawan Jurusan Kimia, FMIPA UNDIP Semarang ABSTRAK Sampai saat ini zeolit tetap menjadi primadona sebagai bahan penapis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging optimal pada sintesis zeolit dari abu sekam padi pada temperatur kamar

Lebih terperinci

APLIKASI SILIKA MCM-41 SEBAGAI MATERIAL BERPORI DALAM ADSORPSI IBUPROFEN APPLICATION OF SILICA MCM-41 AS POROUS MATERIAL TO IBUPROFEN ADSORPTION

APLIKASI SILIKA MCM-41 SEBAGAI MATERIAL BERPORI DALAM ADSORPSI IBUPROFEN APPLICATION OF SILICA MCM-41 AS POROUS MATERIAL TO IBUPROFEN ADSORPTION Aplikasi Silika MCM-14 Mustofa Ahda 152 APLIKASI SILIKA MCM-41 SEBAGAI MATERIAL BERPORI DALAM ADSORPSI IBUPROFEN APPLICATION OF SILICA MCM-41 AS POROUS MATERIAL TO IBUPROFEN ADSORPTION Mustofa Ahda Fakultas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas (arb.unit) Intensitas (arb.unit) Intensitas (arb. unit) Intensitas 7 konstan menggunakan buret. Selama proses presipitasi berlangsung, suhu larutan tetap dikontrol pada 7 o C dengan kecepatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yang meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan identifikasi terhadap komposis kimia dan fase kristalin

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Fisher Indicator Universal Hotplate Stirrer Thermilyte Difraktometer Sinar-X Rigaku 600 Miniflex Peralatan Gelas Pyrex

Lebih terperinci

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekam padi merupakan produk samping yang melimpah dari hasil penggilingan padi. Selama ini pemanfaatan sekam padi belum dilakukan secara maksimal sehingga hanya digunakan

Lebih terperinci

Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi

Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi Nur Fitri Fatimah dan Budi Utami Program Studi Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material mesopori menjadi hal yang menarik untuk dipelajari terutama setelah ditemukannya material mesopori berstruktur nano yang kemudian dikenal sebagai bahan M41S

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i LEMBAR PERSEMBAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x GLOSARIUM... xi INTISARI.... xii ABSTRACT...

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN MAKALAH PENDAMPING KIMIA FISIKA (Kode : C-5) ISBN : 978-979-533-85- MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN Imelda H. Silalahi, * Aladin Sianipar, Endah Sayekti Jurusan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

BAB 4 DATA DAN ANALISIS BAB 4 DATA DAN ANALISIS 4.1. Kondisi Sampel TiO 2 Sampel TiO 2 disintesa dengan memvariasikan jenis pelarut, block copolymer, temperatur kalsinasi, dan kelembaban relatif saat proses aging. Kondisi sintesisnya

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA) PENULIS : 1. Nur Chamimmah Lailis I,S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS CU/ZEOLIT DENGAN METODE PRESIPITASI SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April

Lebih terperinci

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 2016 MAKALAH PENDAMPING PARALEL

Lebih terperinci

Sintesis ZSM-5 secara Langsung dari Kaolin tanpa Templat Organik: Pengaruh Waktu Kristalisasi

Sintesis ZSM-5 secara Langsung dari Kaolin tanpa Templat Organik: Pengaruh Waktu Kristalisasi Sintesis ZSM-5 secara Langsung dari Kaolin tanpa Templat Organik: Pengaruh Waktu Kristalisasi 1 Oni Saputro, Djoko Hartanto dan Didik Prasetyoko Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

4 Hasil dan pembahasan

4 Hasil dan pembahasan 4 Hasil dan pembahasan 4.1 Karakterisasi Awal Serbuk Bentonit Dalam penelitian ini, karakterisasi awal dilakukan terhadap serbuk bentonit. Karakterisasi dilakukan dengan teknik difraksi sinar-x. Difraktogram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas Lampung. Analisis XRD di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif

Lebih terperinci

Sintesis Zeolit 4A dari Fly Ash Sawit Dengan Variasi Waktu Pengadukan dan Waktu Pemanasan Gel

Sintesis Zeolit 4A dari Fly Ash Sawit Dengan Variasi Waktu Pengadukan dan Waktu Pemanasan Gel Sintesis Zeolit 4A dari Fly Ash Sawit Dengan Variasi Pengadukan dan Pemanasan Gel Yelmida, Ida Zahrina, Fajril Akbar, Adelia Suchi Laboratorium Teknik Reaksi Kimia Jurusan Teknik Kimia Universitas Riau

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU HIDROTERMAL DAN TMAOH DALAM SINTESIS LANGSUNG MCM-41 EFFECT OF HYDROTHERMAL TIME AND TMAOH AT DIRECT SYNTHESIS OF MCM-41

PENGARUH WAKTU HIDROTERMAL DAN TMAOH DALAM SINTESIS LANGSUNG MCM-41 EFFECT OF HYDROTHERMAL TIME AND TMAOH AT DIRECT SYNTHESIS OF MCM-41 Pengaruh Waktu Hidrotermal Dan TMAOH... (Mustofa Ahda, dkk.) 1 PENGARUH WAKTU HIDROTERMAL DAN TMAOH DALAM SINTESIS LANGSUNG MCM-41 EFFECT OF HYDROTHERMAL TIME AND TMAOH AT DIRECT SYNTHESIS OF MCM-41 Mustofa

Lebih terperinci

HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM BERPENGEMBAN NIKEL

HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM BERPENGEMBAN NIKEL HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM BERPENGEMBAN NIKEL Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Persiapan Bahan Baku 4.1.1 Silika Terpresipitasi Abu sawit yang berasal dari pabrik pengolahan sawit, terlebih dahulu dikonversi menjadi silika terpresipitasi dengan cara

Lebih terperinci

Studi Reaksi Konversi Katalisis 2-Propanol Menggunakan Katalis dan Pendukung Katalis γ-al2o3

Studi Reaksi Konversi Katalisis 2-Propanol Menggunakan Katalis dan Pendukung Katalis γ-al2o3 ulletin of hemical Reaction Engineering & atalysis, 2(2-3), 2007, 56-61 Studi Reaksi Konversi Katalisis 2-Propanol Menggunakan Katalis dan Pendukung Katalis γ-23 Widajanti Wibowo 1 *), Sunardi 2, Indra

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM, H-ZEOLIT ALAM DAN Ti-H-ZEOLIT ALAM MALANG SEBAGAI KATALIS REAKSI ISOMERISASI GLUKOSA

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM, H-ZEOLIT ALAM DAN Ti-H-ZEOLIT ALAM MALANG SEBAGAI KATALIS REAKSI ISOMERISASI GLUKOSA PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM, H-ZEOLIT ALAM DAN Ti-H-ZEOLIT ALAM MALANG SEBAGAI KATALIS REAKSI ISOMERISASI GLUKOSA Aisyah Erlynata, Suci Amalia, Tri Kustono Adi, Susi Nurul Khalifah Jurusan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas 39 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas Lampung. Analisis distribusi ukuran partikel dilakukan di UPT. Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGUJIAN X-RAY DIFFRACTION (XRD) Pengujian struktur kristal SBA-15 dilakukan dengan menggunakan X-Ray Diffraction dan hasil yang di dapat dari pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite

Lebih terperinci

DERAJAT KRISTALISASI SEBAGAI FUNGSI WAKTU AGEING DAN WAKTU KRISTALISASI PADA SINTESIS ZEOLIT A DENGAN RADIASI GELOMBANG MIKRO

DERAJAT KRISTALISASI SEBAGAI FUNGSI WAKTU AGEING DAN WAKTU KRISTALISASI PADA SINTESIS ZEOLIT A DENGAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DERAJAT KRISTALISASI SEBAGAI FUNGSI WAKTU AGEING DAN WAKTU KRISTALISASI PADA SINTESIS ZEOLIT A DENGAN RADIASI GELOMBANG MIKRO Audy D. Wuntu 1 dan Herling D. Tangkuman 1 1 Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNSRAT

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL REAKSI KONDENSASI ISATIN DAN INDOL DENGAN KATALIS AlCl 3 DAN ZSM-5

PERBANDINGAN HASIL REAKSI KONDENSASI ISATIN DAN INDOL DENGAN KATALIS AlCl 3 DAN ZSM-5 PERBANDINGAN HASIL REAKSI KONDENSASI ISATIN DAN INDOL DENGAN KATALIS AlCl 3 DAN ZSM-5 Arifta Henda Kurniatullah*, Arif Fadlan, M.Si 1, Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc 1 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM HASIL PROSES MILLING Yosef Sarwanto, Grace Tj.S., Mujamilah Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314.

Lebih terperinci

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase Skripsi Sarjana Kimia Oleh WENI ASTUTI 07132011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI MOL H 2 O TERHADAP KRISTALINITAS ZEOLIT ZSM-5

PENGARUH VARIASI MOL H 2 O TERHADAP KRISTALINITAS ZEOLIT ZSM-5 PENGARUH VARIASI MOL H 2 O TERHADAP KRISTALINITAS ZEOLIT ZSM-5 Ana Hidayati Mukaromah 1) 3), Muh. Amin 3), Buchari 1), Rino R. Mukti 2), dan Muhammad Ali Zulfikar 1) 1) Kimia Analitik ITB 2) Kimia Anorganik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. 1.1 Latar Belakang Masalah Mineral besi oksida merupakan komponen utama dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. Sintesis cairan ionik, sulfonasi kitosan, impregnasi cairan ionik, analisis

Lebih terperinci

PEMBUATAN ZEOLIT Y DAN USY UNTUK KOMPONEN AKTIF KATALIS PERENGKAHAN

PEMBUATAN ZEOLIT Y DAN USY UNTUK KOMPONEN AKTIF KATALIS PERENGKAHAN PEMBUATAN ZEOLIT Y DAN USY UNTUK KOMPONEN AKTIF KATALIS PERENGKAHAN Subagjo Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis Kelompok Keahlian Pengembangan dan Perancangan Proses Teknik Kimia Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian, disertai dengan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini. Latar belakang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi hidrogen klorida (HCl) dan waktu hidrotermal terhadap kristalinitas SBA-15, maka penelitian ini dilakukan dengan tahapan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO Cicik Herlina Yulianti 1 1) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Islam Lamongan Abstrak Pengembangan material kristalin berukuran nano merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit 2.1.1 Pengertian Zeolit Zeolit adalah polimir anorganik unit kerangka tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang mempunyai struktur berongga dari Natrium silikat dan berkemampuan

Lebih terperinci

Sintesis ZSM-5 dari Fly Ash Sawit dengan Variasi Waktu Sintesis dan Waktu Kalsinasi. Rafif Sauqi, Fajril Akbar, dan Yelmida

Sintesis ZSM-5 dari Fly Ash Sawit dengan Variasi Waktu Sintesis dan Waktu Kalsinasi. Rafif Sauqi, Fajril Akbar, dan Yelmida Sintesis ZSM-5 dari Fly Ash Sawit dengan Variasi Waktu Sintesis dan Waktu Kalsinasi Rafif Sauqi, Fajril Akbar, dan Yelmida Laboratorium Teknik dan Reaksi Kimia Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari

Lebih terperinci

PENGARUH Na 2 O PADA PEMBENTUKAN ZSM-5 DARI KAOLIN DAN ABU SEKAM PADI MENGGGUNAKAN METODE HIDROTERMAL

PENGARUH Na 2 O PADA PEMBENTUKAN ZSM-5 DARI KAOLIN DAN ABU SEKAM PADI MENGGGUNAKAN METODE HIDROTERMAL SKRIPSI PENGARUH Na 2 O PADA PEMBENTUKAN ZSM-5 DARI KAOLIN DAN ABU SEKAM PADI MENGGGUNAKAN METODE HIDROTERMAL INDAR WULAN SAFITRI NRP. 1411 100 083 Dosen pembimbing Prof. Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc. JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI LOADING NIKEL OKSIDA PADA KARAKTER KATALIS BERPENDUKUNG NiO 2 /MgF 2

PENGARUH BERBAGAI LOADING NIKEL OKSIDA PADA KARAKTER KATALIS BERPENDUKUNG NiO 2 /MgF 2 PENGARUH BERBAGAI LOADING NIKEL OKSIDA PADA KARAKTER KATALIS BERPENDUKUNG NiO 2 /MgF 2 EFFECT OF VARIOUS LOADING OF NICKEL OXIDE ON THE CHARACTER OF SUPPORTED CATALYST NiO 2 /MgF 2 Djarot Sugiarso S.K.S

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Dalam penelitian ini dilakukan sintesis poli(propilen

Lebih terperinci

PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL

PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL Imroatul Qoniah (1407100026) Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc. Kamis, 14 Juli 2011 @ R. J111 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

SINTESIS ZEOLIT A DAN KEMUNGKINAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI PENUKAR KATION Sriatun

SINTESIS ZEOLIT A DAN KEMUNGKINAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI PENUKAR KATION Sriatun SINTESIS ZEOLIT A DAN KEMUNGKINAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI PENUKAR KATION Sriatun Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan KimiaFMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50275 ABSTRAK Telah dilakukan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009). BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg, shaker, termometer, spektrofotometer serapan atom (FAAS GBC), Oven Memmert, X-Ray

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 disintesis dengan metode kopresipitasi dengan rasio fasa aktif Cu, promotor ZnO, penyangga dan Al 2 O 3 yaitu

Lebih terperinci

Kristalisasi Silika Xerogel dari Sekam Padi

Kristalisasi Silika Xerogel dari Sekam Padi JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 12 NOMOR 1 PEBRUARI 2016 Kristalisasi Silika Xerogel dari Sekam Padi M. Zamrun Firihu dan I Nyoman Sudiana Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Waktu Refluks dengan NaOH (Sunardi dkk)

Pengaruh Waktu Refluks dengan NaOH (Sunardi dkk) 83 PENGARUH WAKTU REFLUKS DENGAN NaH TERHADAP KNVERSI ABU LAYANG BATUBARA MENJADI ZELIT THE EFFECT F REFLUX TIME WITH NaH T CNVERSIN F CAL FLY ASH INT ZELITE Sunardi, Taufiqur Rohman, Edi Mikrianto, Rini

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIFAT KEASAMAN, LUAS PERMUKAAN SPESIFIK, VOLUME PORI DAN RERATA JEJARI PORI KATALIS TERHADAP AKTIVITASNYA PADA REAKSI HIDROGENASI CIS

HUBUNGAN ANTARA SIFAT KEASAMAN, LUAS PERMUKAAN SPESIFIK, VOLUME PORI DAN RERATA JEJARI PORI KATALIS TERHADAP AKTIVITASNYA PADA REAKSI HIDROGENASI CIS HUBUNGAN ANTARA SIFAT KEASAMAN, LUAS PERMUKAAN SPESIFIK, VOLUME PORI DAN RERATA JEJARI PORI KATALIS TERHADAP AKTIVITASNYA PADA REAKSI HIDROGENASI CIS-ISOEUGENOL I Nyoman Candra Program Studi Kimia JPMIPA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung

Lebih terperinci