MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR MELALUI TEACHERS QUALITY IMPROVEMENT PROGRAM (TEQIP) BERBASIS LESSON STUDY
|
|
- Yenny Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR MELALUI TEACHERS QUALITY IMPROVEMENT PROGRAM (TEQIP) BERBASIS LESSON STUDY Subanji Isnandar Abstrak: Kegiatan TEQIP berbasis lesson study secara keseluruhan diikuti oleh orang guru sekolah dasar (SD) bidang studi Matematika, IPA, dan Bahasa Indonesia. Peserta berasal dari 5 (lima) Provinsi: Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Jambi, dan Bengkulu. Profesionalisme yang dikembangkan meliputi: (1) kompetensi akademik, (2) kompetensi pedagogik, dan (3) kinerja produktifitas. Rata-rata peningkatan kompetensi akademik pada TOT: matematika mencapai poin; IPA mencapai poin; dan Bahasa Indonesia mencapai poin. Rata-rata peningkatan kompetensi akademik pada Diseminasi 1: matematika mencapai poin, IPA mencapai poin, dan Bahasa Indonesia mencapai poin. Diseminasi 2 rata-rata peningkatan kompetensi akademik: Matematika mencapai 22,80 poin, IPA mencapai 30,48 poin, dan Bahasa Indonesia mencapai poin. Peningkatan kompetensi pedagogik meliputi: (a) merancang pembelajaran secara kolaboratif, (b) melaksanakan praktik pembelajaran dengan open class, (c) melaksanakan penilaian, dan (d) melakukan refleksi setelah pembelajaran. Produktifitas guru dalam kinerja professional mengalami peningkatan, yang ditunjukkan dengan keberhasilan guru dalam menulis 36 artikel yang melibatkan 72 orang. Kata kunci: profesionalisme, teachers quality improvement program, lesson study. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu negara menjadi negara maju dan mampu mengatasi permasalahan yang timbul adalah kualitas berpikir masyarakat. Kualitas berpikir hanya dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Karena itu peningkatan kualitas pendidikan sangat penting dan mendesak untuk dilakukan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah peningkatan kualitas guru, karena guru memiliki peranan sentral dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai motivator dan mediator bagi siswa untuk dapat belajar secara efektif dan efisien. Karena itu guru harus berperan mendorong siswa untuk belajar. Dalam hal ini guru dituntut menjadi profesional dalam penguasaan materi dan pembelajaran. Namun kenyataannya dalam proses belajar mengajar masih banyak guru yang menekankan pada prosedur pokoknya dan belum mengajak siswa untuk berpikir dengan menekankan pada mengapa dan bagaimana bisa terjadi. Sehingga siswa beranggapan bahwa dalam menyelesaikan masalah, cukup memilih prosedur meskipun tidak tahu mengapa prosedur tersebut yang digunakan. Pembelajaran tersebut menjadi tidak bermakna bagi siswa. Akibatnya banyak siswa yang kurang berkembang penalarannya. Berkaitan dengan perkembangan paradigma pendidikan, dari pandangan behaviorisme ke pandangan konstruktivisme, perlu perubahan peran guru dari memindahkan informasi dalam proses pembelajaran ke arah pemberian penga-laman, dan pengembangan berpikir (kognisi). Sehingga peran guru berubah dari memberi/mengajar menjadi fasilitator yang memfasilitasi siswa agar mampu bela-jar secara mandiri. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ticha dan Hospesova (2006). This means, in a very simplified way, that education should move from the Subanji dan Isnandar adalah dosen Universitas Negeri Malang 1
2 2, J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November mere transmission of information, instructions and algorithms in the teaching/learning process to cognising, experiencing, acting, communicating... and developing a thirst for self-education. This approach requires changes in the teacher s role that promote new dimensions and become more demanding. The teacher becomes a facilitator, diagnostician, promoter, guide to knowledge and initiator. Banyak hasil penelitian (Mason, 1998; Lin & Cooney, 2001; Silver, Mills, Castro, Ghousseini, & Stylianides, 2005; Spilkova, 2001; Sandt, 2007; Skot, 2009; Susan, 2009) yang menunjukkan bahwa perlu adanya upaya keras untuk bisa mengubah perilaku guru dari penyampai atau pemberi pengetahuan menjadi pembangkit proses belajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengubah paradigma tersebut adalah mengadakan pelatihan guru (inservice training). Guru-guru yang sudah memiliki pengalaman mengajar cukup lama dan memegang paradigma penyampai pengetahuan harus diubah pola pikirnya menjadi pembangkit belajar untuk siswanya. Apalagi dengan penerapan KTSP guru di setiap jenjang persekolahan tidak mendapatkan resep kurikulum yang fixed (tetap) untuk diajarkan di sekolah, melainkan dituntut mampu merancang sendiri materi apa yang harus diberikan kepada siswanya, berapa lama harus disajikan, kapan diberikan, dan bagaimana menyajikannya. Guru dituntut bertindak lebih aktif, kreatif, dan bertanggungjawab. Untuk mengubah perilaku guru dari penyampai pengetahuan ke arah pembangkit belajar, perlu dilakukan upaya pelatihan secara terpadu antara teori dan pelaksanaan pembelajaran di kelas, serta dilakukan terus-menerus (ongoing) secara cycle. Proses cycle ini terdiri dari membuat rencana pembelajaran secara kolaboratif, melaksanakan pembelajaran dan open class, melakukan observasi dan refleksi, memperbaiki rencana pembelajaran secara kolaboratif, melaksanakan pembe-lajaran dan open class, melakukan observasi dan refleksi, memperbaiki rencana pembelajaran lagi, dan seterusnya. Proses peningkatan profesionalisme guru dengan pola cycle tersebut, dikenal dengan lesson study. Dalam hal ini kegiatan utamanya sering disederhanakan menjadi tiga bentuk: PLAN (membuat rencana), DO (melaksanakan pembelajaran), dan SEE (observasi dan refleksi). TEQIP Salah satu upaya mengubah perilaku guru dari penyampai pengetahuan ke arah pembangkit belajar adalah memberikan inservice training secara terpadu dan berkelanjutan. Dalam penelitian ini, inservice training dikemas dalam kegiatan Teachers Quality Improvement Program (TEQIP). Peningkatan kualitas guru yang dimaksudkan dalam TEQIP ini adalah meningkatkan profesionalisme guru yang meliputi: (1) kompetensi akademik, yang tercermin dalam penguasaan materi bidang studi, (2) kompetensi pedagogik, yang tercermin pada kemampuan dalam pembelajaran, dan (3) kinerja produktifitas, yang tercermin dalam kemampuan menyusun karya ilmiah (penelitian dan penulisan artikel ilmiah), membuat media pembelajaran, membuat buku, dan membuat lembar aktifitas siswa. Selanjutnya peningkatan profesionalisme guru difokuskan pada upaya mewujudkan pembelajaran bermakna, yaitu bagaimana materi dapat dikemas menjadi sesuatu yang bermakna bagi siswa dan bagaimana pembelajaran bisa bermakna bagi siswa. PESERTA Kegiatan TEQIP secara keseluruhan diikuti oleh orang guru sekolah dasar (SD) yang berasal dari 5 (lima) Provinsi, yaitu Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Jambi, dan Bengkulu. Dari orang guru tersebut, sebanyak 108 orang dilatih dan disiapkan sebagai Trainer dan 972 orang sebagai peserta
3 Subanji dan Isnandar, Meningkatkan Profesionalisme Guru SD Melalui TEQIP, 3 Diseminasi. Pemilihan Trainer dilakukan dengan mengadakan seleksi di tingkat Provinsi, 2 orang calon Trainer dipilih dari 6 orang peserta seleksi, sehingga tingkat keketatan 1 : 3. Peserta TEQIP ini tersebar dalam 3 (tiga) bidang studi: Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Bahasa Indonesia masing-masing sebanyak 360 orang. Adapun sebaran peserta untuk 5 (lima) Propinsi disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1: Peserta Pelatihan TEQIP No Provinsi Peserta Trainer Peserta Diseminasi Jumlah Mat IPA Bind Mat IPA Bind 1 Jawa Timur Kalimantan Timur Nusa Tenggara Barat Bengkulu Jambi Total Peserta METODE Kegiatan ini didanai oleh PT. Pertamina (Persero) dan dilaksanakan oleh Universitas Negeri Malang. Ada 3 (tiga) kegiatan utama dalam TEQIP, yakni (1) Training of Trainer (TOT), (2) Praktik Lesson study - Ongoing, Monitoring dan Evaluasi (monev); dan (3) Diseminasi. Kegiatan TOT dilaksanakan di Batu Jawa Timur sebanyak 3 tahap yang diikuti oleh 108 orang calon Trainer dan 18 Pengawas. TOT 1 (pemahaman) dan TOT 2 (pendalaman) masing-masing dilaksanakan selama 2 (dua) minggu. Pasca TOT 1 dan pasca TOT 2 masing-masing dilakukan kegiatan ongoing dan monev yang terintegrasi dengan praktik lesson study oleh Trainer di daerah masing-masing. Ongoing dan monev dilakukan untuk mempraktikkan apa yang sudah didapatkan dalam kegiatan TOT, melihat dan mengevaluasi perkembangan praktik lesson study di sekolah. Setelah 2 (dua) kali kegiatan TOT dan ongoing, dilanjutkan kegiatan Diseminasi dalam 2 (dua) tahap masing-masing satu minggu. Dalam kegiatan Diseminasi, Trainer diberdayakan untuk melatih guruguru di masing-masing Provinsi. Pasca kegiatan Diseminasi 1 dan Diseminasi 2 masing-masing dilakukan kegiatan ongoing dan monev dengan praktikan peserta Diseminasi. Tahap akhir kegiatan TEQIP adalah TOT 3 (pemantapan), praktik lesson study, ongoing dan monev akhir. Pengukuran hasil in service training TEQIP 2010 dilakukan dengan mengacu pada komponen-komponen profesionalisme yang diharapkan, yakni kompetensi akademik, kompetensi pedagogik, dan produktifitas. Setiap tahapan kegiatan (TOT 1, TOT 2, Diseminasi 1, dan Diseminasi 2) dilakukan Pretest dan Postest, untuk mengukur peningkatan kompetensi akademik. Pengukuran terhadap kompetensi pedagogik dilakukan dengan menggunakan instrument: penilaian perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran diukur pada saat: peer teaching, real teaching, dan praktik lesson study di daerah masing-masing (ongoing). Pengukuran kompetensi pedagogik dilakukan dengan skala pengukuran: skor 1 sangat rendah; skor 2 rendah; skor 3 cukup; skor 4 baik; dan skor 5 sangat baik. Pengukuran kinerja produktifitas diukur dari keberadaan dan kualitas produk yang dihasilkan oleh peserta meliputi: lembar aktifitas siswa, media pembelajaran, pene-litian, dan artikel ilmiah. Khusus pada TOT 1 dan TOT 2 ada pengukuran
4 4, J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November kompetensi sosial (khususnya sikap) calon Trainer meliputi: pengendalian diri, kerjasama, kedisiplinan/komitmen, semangat /kerja-keras, dan performance/ penampilan. HASIL DAN PEMBAHASAN Profesionalisme yang dikembangkan pada guru dalam kegiatan TEQIP meliputi: (1) kompetensi akademik; (2) kompetensi pedagogik; dan (3) kinerja produktifitas. Adapun hasil pengembangan profesionalisme guru melalui kegiatan Teachers Quality Improvement Program (TEQIP) berbasis lesson study dipaparkan berdasarkan tahapannya sebagai berikut. Training of Trainer Tahap 1 (TOT 1) Kegiatan TOT tahap 1 dimaksudkan sebagai upaya membekali guru calon Trainer dalam mengembangkan pembelajaran bermakna. Untuk menjadi Trainer, guru harus memiliki kompetensi akademik yang baik sesuai dengan bidang studinya. Dari kegiatan TOT 1, rata-rata peningkatan kompetensi akademik peserta disajikan seperti Tabel 2 berikut. Tabel 2: Hasil Peningkatan Kompetensi Akademik Peserta TOT 1 No Bidang Studi Pretest Postes Skor Peningkatan 1 Matematika 47,80 69,60 21,80 poin 2 Ilmu Pengetahuan Alam 29,90 64,80 34,90 poin 3 Bahasa Indonesia 40,50 66,50 26,00 poin Rata-rata peningkatan ketiga bidang studi 27,57 poin Dari Tabel 2 terlihat bahwa skor postes bidang studi IPA paling rendah, namun peningkatan dari pretes ke postes adalah yang tertinggi (34,9 poin). Sebaliknya skor postes bidang studi Matematika paling tinggi, namun peningkatannya paling rendah. Hal ini terjadi karena pretes bidang studi Matematika tertinggi. Penilaian kompetensi pedagogik diperoleh dari 3 (tiga) sumber: peer teaching, real teaching, dan praktik lesson study. Adapun rata-rata hasil penilaian kompetensi pedagogik disajikan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3: Rata-rata Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik Peserta TOT 1 No Komponen Pembelajaran Peer Real Praktik Lesson Study Skor Rata-rata 1 Rencana Pembelajaran 3,40 3,40 4,00 3,60 2 Pelaksanaan Pembelajaran 3,40 3,50 3,60 3,50 3 Penilaian Pembelajaran 3,30 3,60 3,50 3,46 Skor rata-rata penilaian komponen pembelajaran 3,52 Dari Tabel 3, terlihat bahwa ada peningkatan skor penilaian pedagogik dari peer teaching ke real teaching, dan praktik lesson study. Dalam praktik lesson study, ketiga komponen pembelajaran yang dinilai sudah dapat dinyatakan baik (rata-rata lebih dari 3,5). Kinerja produktifitas diukur berdasarkan apa saja yang sudah dihasilkan oleh peserta dan kualitasnya. Hasil rata-rata penilaian kinerja produktifitas: (1) peserta telah membuat lembar aktifitas/kerja siswa dengan skor kualitas = 3,4 (atau cukup); (2) peserta telah membuat media pembelajaran yang sudah baik dengan skor kualitas = 3,8 (atau baik). Selain ketiga kompetensi tersebut, dalam kegiatan TOT 1 dan TOT 2 juga dilakukan penilaian terhadap kinerja dan sikap peserta. Hal ini dilakukan, karena
5 Subanji dan Isnandar, Meningkatkan Profesionalisme Guru SD Melalui TEQIP, 5 mereka akan menjadi pelatih yang akan memandu guru-guru dalam kegiatan Diseminasi. Adapun aspek yang dinilai meliputi: pengendalian diri, kerjasama, kedisiplinan/ komitmen, semangat/kerjakeras, dan performance/penampilan. Hasil evaluasi diberikan kepada peserta dalam bentuk raport kinerja dan sikap. Rata-rata hasil evaluasi terhadap kinerja peserta TOT 1 adalah 4,1 (baik). Training of Trainer Tahap 2 (TOT 2) Kegiatan TOT tahap 2 diarahkan pada pendalaman materi-materi di TOT 1, pemberian motivasi kinerja, dan pembekalan dalam rangka mempersiapkan diseminasi pelatihan guru. Untuk kompetensi akademik, kegiatan TOT 2 diarahkan pada pendalaman materimateri bidang studi yang lebih kompleks termasuk pemecahan masalah. Rata-rata peningkatan kompetensi akademik peserta disajikan seperti Tabel 4 berikut. Tabel 4: Hasil Peningkatan Kompetensi Akademik Peserta TOT 2 No Bidang Studi Pretest Postes Skor Peningkatan 1 Matematika 42,47 77,72 35,24 poin 2 Ilmu Pengetahuan Alam 42,30 66,50 24,20 poin 3 Bahasa Indonesia 49,86 65,50 15,14 poin Rata-rata peningkatan ketiga bidang studi 24,86 poin Dari Tabel 4 terlihat bahwa skor tertinggi postes (77,72) dan peningkatan tertinggi (35,24) dicapai oleh Trainer bidang studi Matematika. Sedangkan skor postes (65,50) dan skor peningkatan terendah (15,14) dicapai oleh Trainer bidang studi Bahasa Indonesia. Namun demikian rata-rata nilai postes ketiga bidang studi masing-masing mencapai lebih dari 65, berarti ada peningkatan skor postes dari TOT 1 ke TOT 2. Rata-rata hasil penilaian pedagogik yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5: Rata-rata Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik Peserta TOT 2 No Komponen Pembelajaran Peer Real Praktik Lesson Study Skor Ratarata 1 Rencana Pembelajaran 3,60 4,20 4,50 4,10 2 Pelaksanaan Pembelajaran 4,00 4,40 4,50 4,30 3 Penilaian Pembelajaran 3,60 4,00 4,00 3,87 Skor rata-rata penilaian komponen pembelajaran 4,09 Rata-rata hasil penilaian kompetensi pedagogik ada peningkatan dari peer teaching, real teaching, ke praktik lesson study. Bahkan skor rata-rata komponen pembelajaran sudah mencapai kategori baik (4,09). Komponen pembelajaran yang terbaik adalah pelaksanaan pembelajaran dengan skor rata-rata 4,30 (atau kategori baik). Kinerja produktifitas diukur berdasarkan apa saja yang sudah dihasilkan oleh peserta dan kualitasnya. Hasil rata-rata penilaian kinerja produktifitas: (1) peserta telah membuat lembar aktifitas/kerja siswa dengan kategori baik (4,0) ; (2) peserta telah membuat media pembelajaran dengan kualitas baik (4,2). Penilaian terhadap kinerja dan sikap yang meliputi pengendalian diri, kerjasama,
6 6, J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November kedisiplinan/komitmen, semangat/kerja keras, dan performance/penampilan diperoleh rata-rata 4,51 (sangat baik). Diseminasi Pelatihan Guru Tahap 1 (Diseminasi 1) Kegiatan Diseminasi Pelatihan Guru tahap 1 dilaksanakan oleh Trainer didampingi oleh ekspert dari Universitas negeri Malang. Kegiatan dilaksanakan di masing-masing Provinsi: Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Jambi, dan Bengkulu. Peningkatan kompetensi akademik peserta diseminasi masing-masing provinsi disajikan seperti Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8 berikut Tabel 6. Hasil Peningkatan Kompetensi Akademik Bidang Studi Matematika 1 Jawa Timur 47,80 69,60 21,80 poin 2 Jambi 12,58 68,61 56,03 poin 3 Bengkulu 28,00 61,00 33,00 poin 4 Kalimantan Timur 26,20 61,20 34,90 poin 5 Nusa Tenggara Barat 42,00 68,00 26,00 poin Rata-rata peningkatan bidang studi Matematika 34,35 poin Tabel 7. Hasil Peningkatan Kompetensi Akademik Bidang Studi IPA 1 Jawa Timur 29,90 64,80 34,90 poin 2 Jambi 19,94 65,88 45,94 poin 3 Bengkulu 26,00 84,00 58,00 poin 4 Kalimantan Timur 42,00 68,00 26,40 poin 5 Nusa Tenggara Barat 48,00 85,00 37,00 poin Rata-rata peningkatan bidang studi IPA 41,45 poin Tabel 8. Hasil Peningkatan Kompetensi Akademik Bidang Studi Bahasa Indonesia 1 Jawa Timur 40,50 66,50 26,00 poin 2 Jambi 26, ,86 poin 3 Bengkulu 42,70 67,78 25,08 poin 4 Kalimantan Timur 42,40 58,40 16,00 poin 5 Nusa Tenggara Barat 44,20 60,40 16,20 poin Rata-rata peningkatan bidang studi Bahasa Indonesia poin Dari Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8, terlihat bahwa peningkatan kompetensi akademik guru bidang studi Bahasa Indonesia = 21,99; guru bidang studi Matematika = 34,35; dan guru bidang studi IPA = 41,45. Rata-rata postes yang tertinggi dicapai oleh guru IPA dan terendah dicapai oleh guru Bahasa Indonesia. Rata-rata hasil penilaian pedagogik yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran disajikan pada Tabel 9 berikut.
7 Subanji dan Isnandar, Meningkatkan Profesionalisme Guru SD Melalui TEQIP, 7 Tabel 9: Rata-rata Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik Peserta Diseminasi 1 No Komponen Pembelajaran Peer Praktik Lesson Study Skor Ratarata 1 Rencana Pembelajaran 3,40 3, Pelaksanaan Pembelajaran 3,60 4,10 3,85 3 Penilaian Pembelajaran 3,20 3,40 3,30 Skor rata-rata penilaian komponen pembelajaran 3,58 Dari Tabel 9 terlihat bahwa terdapat peningkatan kompetensi pedagogik peserta diseminasi dari peer teaching ke praktik lesson study. Skor rata-rata penilaian komponen pembelajaran mencapai kategori baik (3,58). Kinerja produktifitas diukur berdasarkan apa saja yang sudah dihasilkan oleh peserta dan kualitasnya. Hasil rata-rata penilaian kinerja produktifitas: (1) peserta telah membuat lembar aktifitas/kerja siswa dengan kategori baik (3,6); (2) peserta telah membuat media pembelajaran yang sudah baik dengan kategori baik (3,5). Diseminasi Pelatihan Guru Tahap 2 (Diseminasi 2) Kegiatan Diseminasi Pelatihan Guru tahap 2 sebagai pendalaman tahap 1. Dalam kegiatan ini Trainer didampingi oleh ekspert dari Universitas Negeri Malang. Kegiatan dilaksanakan di masing-masing Provinsi: Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Jambi, dan Bengkulu. Peningkatan kompetensi akademik peserta diseminasi masing-masing provinsi disajikan seperti Tabel 10, Tabel 11, dan Tabel 12 berikut Tabel 10: Hasil Peningkatan Kompetensi Akademik Bidang Studi Matematika 1 Jawa Timur 61,33 78,83 17,50 poin 2 Jambi 60,00 86,00 26,00 poin 3 Bengkulu 61,50 84,60 23,20 poin 4 Kalimantan Timur 58,10 79,20 21,10 poin 5 Nusa Tenggara Barat 59,70 82,30 22,60 poin Rata-rata peningkatan bidang studi Matematika 22,80 poin Tabel 11: Hasil Peningkatan Kompetensi Akademik Bidang Studi IPA 1 Jawa Timur 46,00 71,50 25,50 poin 2 Jambi 36,00 86,00 50,00 poin 3 Bengkulu 52,30 78,50 26,20 poin 4 Kalimantan Timur 65,20 90,70 25,50 poin 5 Nusa Tenggara Barat 61,20 86,4 25,20 poin Rata-rata peningkatan bidang studi IPA 30,48 poin
8 8, J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November Tabel 12: Hasil Peningkatan Kompetensi Akademik Bidang Studi Bahasa Indonesia 1 Jawa Timur 64,66 83,66 19,00 poin 2 Jambi 41 62,00 21,00 poin 3 Bengkulu 52,30 79,80 27,5 poin 4 Kalimantan Timur 25,6 60,8 35,20 poin 5 Nusa Tenggara Barat 58,03 76,20 18,20 poin Rata-rata peningkatan bidang studi Bahasa Indonesia 24,18 poin Dari Tabel 10, Tabel 11, dan Tabel 12 terlihat bahwa kompetensi akademik peserta meningkat: bidang studi Matematika = 22,80 poin; IPA = 30,48 poin; dan Bahasa Indonesia = 24,18 poin. Jika dibandingkan dengan kegiatan Diseminasi 1, rata-rata skor postes meningkat, namun skor peningkatan bidang studi menurun. Rata-rata hasil penilaian pedagogik yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran disajikan pada Tabel 13 berikut. Tabel 13: Rata-rata Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogik Peserta Diseminasi 2 No Komponen Pembelajaran Peer Praktik Lesson Study Skor Rata-rata 1 Rencana Pembelajaran 3,60 4, Pelaksanaan Pembelajaran 3,80 4,20 4,00 3 Penilaian Pembelajaran 3,50 4,00 3,75 Skor rata-rata penilaian komponen pembelajaran 3,85 Dari Tabel 13, terlihat bahwa semua komponen pembelajaran (rencana, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran) sudah mengalami peningkatan dari peer teaching ke praktik lesson study. Bahkan rata-rata penilaian komponen pembelajaran sudah mencapai skor yang tinggi 3,85 atau kategori baik. Kinerja produktifitas diukur berdasarkan apa saja yang sudah dihasilkan oleh peserta dan kualitasnya. Hasil rata-rata penilaian kinerja produktifitas: (1) peserta telah membuat lembar aktifitas/kerja siswa dengan skor kualitas = 3,75 atau kategori baik; (2) peserta telah membuat media pembelajaran yang sudah baik dengan skor kualitas = 4,00 atau kategori baik. Training of Trainer tahap 3 (TOT 3) TOT tahap 3 diarahkan untuk memantapkan Trainer dalam menguasai materi bidang studi, melakukan kegiatan penelitian, penulisan artikel ilmiah, dan penyusunan program keberlanjutan pelatihan guru di daerah. Pemantapan Trainer dalam menguasai bidang studi dilakukan dengan mendiskusikan materi-materi yang masih bermasalah dalam kegiatan Diseminasi 1 dan Diseminasi 2. Dengan demikian Trainer menjadi benar-benar mampu menguasai bidang studi secara baik. Selanjutnya untuk kegiatan penulisan laporan penelitian dan artikel ilmiah dilakukan secara intensif dengan pola pendampingan pada kelompok kecil, 1 : 6. Artinya seorang ekpert mendampingi 6 orang Trainer. Dengan demikian pendampingan dapat dilakukan secara optimal dan produktifitas guru dalam kinerja professional dapat maksimal. Dalam kegiatan penulisan laporan penelitian dan artikel ilmiah dihasilkan 36 artikel yang melibatkan 72 orang dari 108 guru peserta TOT dan artikel tersebut dimuat dalam jurnal ilmiah. Kegiatan TEQIP diharapkan dapat didiseminasikan secara berkelanjutan ke-
9 Subanji dan Isnandar, Meningkatkan Profesionalisme Guru SD Melalui TEQIP, 9 pada guru di daerah masing-masing, karena itu diperlukan penyusunan program kegiatan diseminasi berkelanjutan. Dari kegiatan penyusunan program diseminasi berkelanjutan, diperoleh 15 program kegiatan. Program diseminasi berkelanjutan tersebut telah dikomunikasikan kepada Dinas Pendidikan dan telah mendapatkan du-kungan baik pendanaan maupun fasilitas. Menurut Sandt (2007) perilaku guru sangat mempengaruhi perilaku siswa. Dalam hal ini perilaku guru dipengaruhi oleh 3 hal: (1) teachers attitude, (2) teacher knowledge, dan (3) teacher views and beliefs. Perilaku guru perlu diubah dari pemberi materi ke arah memfasilitasi siswa untuk belajar. Hal ini perlu dilakukan karena: (1) perubahan paradigma pendidikan dari behaviorism ke constructivism, (2) perubahan pandangan yang semula siswa sebagai objek pembelajaran menjadi subjek pembelajaran, dan (3) perubahan pandangan dari teacher centered ke learner centered. Dalam paradigm behaviorism, mengajar merupakan aktifitas memberi materi kepada siswa dan mengisi otak siswa dengan materi yang diajarkan. Konsekuensinya, guru sebagai satu-satunya sumber belajar yang bisa diandalkan. Dalam hal ini, siswa dipandang sebagai kertas kosong yang bisa ditulisi sesuai kehendak guru atau sebagai gelas kosong yang harus diisi oleh guru dalam pengajaran. Ini berarti siswa hanya sebagai objek dalam pengajaran. Karena itu guru sebagai pusat pengajaran. Sebaliknya dalam paradigm constructivism mengajar merupakan aktifitas dalam memfasilitasi siswa untuk belajar. Dalam hal ini peran guru sebagai fasilitator yang memberikan motivasi, memfasilitasi, dan mendorong siswa untuk belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri dan kemampuan guru dalam memfasilitasi siswa untuk bisa belajar secara baik. Karena itu istilah pengajaran dalam behaviorism menjadi pembelajaran dalam constructivism. Dalam pandangan constructivism, siswa merupakan individu yang unik yang memiliki kemampuan untuk mengonstruksi pengetahuan sendiri. Guru harus memandang siswa sebagai subjek belajar dalam proses pembelajaran. Berarti guru harus memfasilitasi siswa untuk mudah mengonstruksi pengetahuan. Dalam hal ini, guru harus memiliki kemampuan untuk mengemas materi pelajaran supaya menjadi bermakna bagi siswa, menciptakan situasi kelas yang mendorong siswa untuk berpikir dan berinteraksi, serta menciptakan situasi yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa untuk belajar. Mengubah perilaku guru dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun hal ini tidak mudah dilakukan. Karena pengalaman yang sudah sangat lama dalam mengajar, sehingga perilaku memberi pengetahuan kepada siswa sudah menjadi kebiasaan atau budaya yang melekat pada diri guru. Tuntutan perubahan perilaku guru sudah menjadi bagian dari tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks). Bahwa perkembangan Ipteks yang sangat pesat menuntut orang untuk kreatif dan inovatif. Orang harus banyak mengembangkan berpikir untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya. Sementara orang bisa menjadi kreatif dalam memecahkan masalah hanya jika dalam pembelajaran di sekolah mendorong siswa ke arah berpikir. Karena itu sangat penting perubahan perilaku guru untuk mendorong siswanya untuk berpikir. Karena itu mengubah perilaku guru untuk mengikuti paradigm baru, meru-pakan hal yang sangat penting dan mendesak untuk dilakukan. Salah satu upaya untuk mengubah perilaku guru dari penyampai materi menjadi fasilitator, dapat dilakukan melalui kegiatan lesson study. Dalam penerapan lesson study, dilakukan kegiatan perencanaan (PLAN) secara kolaboratif,
10 10, J-TEQIP, Tahun 1, Nomor 1, November pelaksanaan pembelajaran (DO), observasi Beberapa perubahan perilaku guru setelah menerapkan lesson study adalah: (1) terciptanya budaya akademik yang positif dalam membuat rencana pembelajaran kolaboratif, (2) terciptanya budaya terbuka dengan adanya open class, (3) tumbuhnya kebiasaan untuk selalu refleksi dan memperbaiki pembelajaran, (4) adanya upaya untuk meningkatkan potensi diri dengan selalu belajar, dan (5) membiasakan pembelajaran dengan melihat siswa sebagai subjek pembelajaran. Dengan rencana pembelajaran kolaboratif guru terdorong untuk membuat perencanaan yang baik sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Kebiasaan open class, mendorong guru terbiasa mengajar diobservasi oleh guru atau orang lain. Dengan adanya observasi dan refleksi, guru akan senantiasa berusaha menjadi lebih baik. Selain itu juga ada perubahan perilaku guru yang sangat mendasar, yakni guru memandang siswa tidak lagi sebagai objek, tetapi lebih sebagai subjek pembelajaran. SIMPULAN Dari kegiatan peningkatan profesionalisme guru berbasis lesson study ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Rata-rata peningkatan penguasaan materi trainer dari TOT 1 dan TOT 2 untuk bidang studi: Matematika dan refleksi (SEE). mencapai poin; IPA mencapai poin; dan Bahasa Indonesia mencapai poin. Rata-rata peningkatan penguasaan materi dalam kegiatan diseminasi 1: Matematika mencapai poin, IPA mencapai poin, dan Bahasa Indonesia mencapai poin. Sedangkan untuk Diseminasi 2 rata-rata peningkatan penguasaan materi: Matematika mencapai 22,80 poin, IPA mencapai 30,48 poin, dan Bahasa Indonesia mencapai poin. 2. Terdapat peningkatan kemampuan professional pedagogik peserta TEQIP dalam: (a) merancang pembelajaran secara kolaboratif, (b) melaksanakan praktik pembelajaran dengan open class, (c) melaksanakan penilaian, dan (d) melakukan refleksi setelah pembelajaran. 3. Produktifitas guru dalam kinerja professional mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan keberhasilan guru dalam menulis karya ilmiah berupa artikel ilmiah dari hasil penelitian. Dalam hal ini ada 36 artikel yang melibatkan 72 orang dari 108 guru dan artikel tersebut dimuat dalam jurnal ilmiah. DAFTAR RUJUKAN Hospesova, A. & Ticha, M., Qualified Pedagogical Reflection as A Way to Improve Mathematics Education. Journal of Mathematics Teachers Education, 9, Mason, J., Enabling teachers to be real teacher: Necessary levels of awareness and structure of attention. Journal of Mathematics Teacher Education, 1, Lin, F. L. & Cooney, T. J., Making sense of mathematics teacher education. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. Sandt, S., Research Framework on Mathematics Teacher Behaviour: Koehler and Grouws Framework Revisited. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education,, 3(4),
11 Subanji dan Isnandar, Meningkatkan Profesionalisme Guru SD Melalui TEQIP, 11 Skot, J, Contextualising the notion of belief enactment. Journal Math Teacher Educ, 12:27 46 Silver, E., Mills, V., Castro, A., Ghousseini, H., & Stylianides, G. (2005). Complementary approaches to mathematics teacher professional development: Integrating case analysis and lesson study in the BI:FOCAL project. In: ICMI study 15: The professional education and development of teachers of mathematics Spilkova, V., Professional development of teachers and student teacher through reflection of practice. The New Hampshire Journal of Education, 4, Susan, Swars, dkk, A longitudinal study of effects of a developmental teacher preparation program on elementary prospective teacher s mathematics beliefs. Journal Math Teacher Educ 12:47 66.
PENINGKATAN KINERJA GURU INDONESIA SEBUAH REFLEKSI 5 TAHUN PERJALANAN TEQIP
PENINGKATAN KINERJA GURU INDONESIA SEBUAH REFLEKSI 5 TAHUN PERJALANAN Subanji Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang subanji.fmipa@um.ac.id Abstrak: Tulisan ini memaparkan hasil refleksi lima
Lebih terperinciHelmi Nurul Hikmah Guru Matematika MTsN Tanah Grogot
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE STAD UNTUK MENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI UKURAN PEMUSATAN DATA (STATISTIKA) SISWA KELAS IXF MTsN TANAH GROGOT: PENGALAMAN LESSON STUDY Helmi Nurul
Lebih terperinciMATEMATIKA SEKOLAH DAN PEMBELAJARANNYA
MATEMATIKA SEKOLAH DAN PEMBELAJARANNYA Subanji Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak: Terdapat dua pandangan berbeda terhadap matematika sekolah. Pertama, matematika dipandang sebagai
Lebih terperinciPENERAPAN COOPERATIVE GI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX-B SMP NEGERI 3 SANGGAU PENGALAMAN LESSON STUDY PADA KEGIATAN ON GOING TEQIP 2013
PENERAPAN COOPERATIVE GI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX-B SMP NEGERI 3 SANGGAU PENGALAMAN LESSON STUDY PADA KEGIATAN ON GOING TEQIP 2013 Nining Wijiyanti SMP Negeri 10 Sanggau Kalimantan Barat
Lebih terperinciPENINGKATAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU MATEMATIKA DAN PRAKTIKNYA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI MODEL PELATIHAN TEQIP
PENINGKATAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE GURU MATEMATIKA DAN PRAKTIKNYA DALAM PEMBELAJARAN MELALUI MODEL PELATIHAN TEQIP Subanji Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang e-mail: subanji.fmipa@um.ac.id
Lebih terperinciKETERAMPILAN BERPIKIR REFLEKTIF GURU MATEMATIKA DALAM PRAKTIK LESSON STUDY
KETERAMPILAN BERPIKIR REFLEKTIF GURU MATEMATIKA DALAM PRAKTIK LESSON STUDY Subanji Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang subanji.fmipa@um.ac.id Abstrak: Kegiatan lesson study memiliki tiga tahapan,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
IMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Rahmad Bustanul Anwar 1, Dwi Rahmawati 2 1,2 Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah
Lebih terperinciPELATIHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI KOTA KUPANG
437 PELATIHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI KOTA KUPANG Kadek Ayu Astiti, Marsi D. S. Bani Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciPENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DAN SAINS MELALUI LESSON STUDY
PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DAN SAINS MELALUI LESSON STUDY Peningkatan Profesionalisme Guru Pembelajaran konvensional yang memiliki kerangka komunikasi satu arah, pada umumnya mengakibatkan
Lebih terperinciON THE JOB LEARNING. Oleh. Drs. Lasiman, M.Pd. Dosen Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Bandar Lampung (UPBJJ-UT Bandar Lampung)
ON THE JOB LEARNING Oleh Drs. Lasiman, M.Pd. Dosen Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka Bandar Lampung (UPBJJ-UT Bandar Lampung) Abstract: In order to increase principal s quality, Education
Lebih terperinciMENUJU GURU YANG PROFESIONAL MELALUI LESSON STUDY A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG Selama ini proses pembelajaran kurang mendapat perhatian dari orang tua dan pemerintah. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali guru itu sendiri. Kebanyakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I merupakan bagian pendahuluan dari penelitian. Pada bagian pendahuluan ini, akan
BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan bagian pendahuluan dari penelitian. Pada bagian pendahuluan ini, akan diuraikan tentang latar belakang mengapa peneliti tertarik untuk menggunakan model Countenance dari
Lebih terperinciABSTRAK. Kaca kunci: lesson study, profesionalisme guru
ABSTRAK Anita Krisnawati: Evaluasi Kegiatan Lesson Study dalam Program SISTTEMS untuk Peningkatan Profesionalisme Guru. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca sarjana, universitas Negeri Yogyakarta, 2009. Penelitian
Lebih terperinciTEQIP SEBAGAI WAHANA MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA DAN MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
TEQIP SEBAGAI WAHANA MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA DAN MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Subanji Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang subanjimat@yahoo.co.id Abstrak: Tulisan ini membahas praktik
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN SUSUN BANGUN DATAR MANDIRI DALAM PRAKTIK LESSON STUDY DI SD GMIH IDAMGAMLAMO DAN SD LOCE HALMAHERA BARAT
PENERAPAN PEMBELAJARAN SUSUN BANGUN DATAR MANDIRI DALAM PRAKTIK LESSON STUDY DI SD GMIH IDAMGAMLAMO DAN SD LOCE HALMAHERA BARAT Welhelmus Denny SD Loce Kecamatan Sahu Timur Kabupaten Halmahera Barat Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Selain itu, melalui pendidikan akan dibentuk manusia
Lebih terperinciKONSEP DAN PRINSIP-PRINSIP LESSON STUDY
KONSEP DAN PRINSIP-PRINSIP LESSON STUDY Pendahuluan Seperti telah kita ketahui bersama, sejak tahun 1980-an hampir 100% masyarakat Indonesia telah mengikuti wajib belajar 6 tahun, maka pemerintah Indonesia
Lebih terperinciLESSON STUDY: BELAJAR DARI, TENTANG, DAN UNTUK PEMBELAJARAN
LESSON STUDY: BELAJAR DARI, TENTANG, DAN UNTUK PEMBELAJARAN Oleh Djamilah Bondan Widjajanti Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA UNY Dj_bondan@yahoo.com Abstrak Lesson Study adalah kegiatan kolaboratif
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR
PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR Agus Ramdani, A. Wahab Jufri, Gito Hadiprayitno, Afriana Azizah Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciOptimization PLP student competencies through the Lesson Study Program in High School Pilot UPI
Optimization PLP student competencies through the Lesson Study Program in High School Pilot UPI Drs.Parsaoran Siahaan, M.Pd Physics Departement - FPMIPA, Indonesia University of Education Abstract Professional
Lebih terperinciP2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016
IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA SMP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA Indah Puspita Sari 1, Adi Nurjaman 2 1, 2 STKIP Siliwangi 1 chiva.aulia@gmail.com, 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata
Lebih terperinciListiani dan Kusuma. Memperkenalkan Penerapan Strategi 1
MEMPERKENALKAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KEPADA GURU SEKOLAH DASAR MELALUI PELATIHAN SINGKAT Introducing the Implementation of Scientific Teaching Method to Elementary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan secara formal. Di sekolah anak-anak mendapatkan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk masa depannya.
Lebih terperinciKAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA)
KAJIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (HASIL TAHAPAN PLAN SUATU KEGIATAN LESSON STUDY MGMP SMA) Tri Hapsari Utami Abstract: This article discusses a design of mathematics learning at what
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG Widya Danu Fadilah 1, Edrizon 1, Hendra Hidayat 1 1
Lebih terperinciPENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PENEBEL. oleh,
PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PENEBEL oleh, Ni Nyoman Parwati, I Nengah Suparta I Gusti Putu Suharta Fakultas Matematika dan IPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciProfil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior
Jurnal Riset Pendidikan ISSN: 2460-1470 Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior STKIP Al Hikmah Surabaya e-mail: kurnia.noviartati@gmail.com Abstrak Guru
Lebih terperinciPENERAPAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERMAKNA BERBASIS BETTER TEACHING LEARNING
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 29 Nomor 2 tahun 2012 PENERAPAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERMAKNA BERBASIS BETTER TEACHING LEARNING (BTL) PADA MATA KULIAH MICROTEACHING UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PROFESIONAL
Lebih terperinciPEMANTAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA GURU-GURU SMP LAB UNESA MELALUI LESSON STUDY
PEMANTAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA GURU-GURU SMP LAB UNESA MELALUI LESSON STUDY Oleh Masriyah, Kusrini, Endah B.R., dan Abadi *) Abstrak Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini mengangkat tema mengenai
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK MELALUI LESSON STUDY
PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK MELALUI LESSON STUDY OLEH SUFYANI PRABAWANTO JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya
Lebih terperinciSISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN IPA MELALUI LESSON STUDY
SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN IPA MELALUI LESSON STUDY OLEH : SITI RIYATI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2007 1 A. PENDAHULUAN Guru sebagai pendidik dan
Lebih terperinciPENGALAMAN BERHARGA MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN CARA KERJA LENSA MATA UNTUK SISWA SMP MELALUI LESSON STUDY
PENGALAMAN BERHARGA MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN CARA KERJA LENSA MATA UNTUK SISWA SMP MELALUI LESSON STUDY Masdalifah SMP N 5 Sanggau, Kabupaten Sanggau Abstrak: Lesson study merupakan kerja kolaboratif
Lebih terperinciBetti Surel :
PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) INOVATIF MELALUI KERJA PRAKTEK DENGAN TEKNIK UMPAN BALIK DI SD NEGERI 165726 TEBING TINGGI Betti Surel : betti165726@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah pesat mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dunia yang
Lebih terperinciJoyful Learning Journal
JLJ 2 (3) (2013) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN SETS PADA KELAS V Isti Nur Hayanah Sri Hartati, Desi Wulandari
Lebih terperinciPENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU FISIKA
PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU FISIKA Rif ati Dina Handayani 1), Agung Ryskiadi 2), Ali Machrus 2), dan Rifan Acik 2) 1 ) Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang
Lebih terperinciAssessment of Classroom-Level Impact of JICA Piloting (Studi Observasi terhadap Guru Matematika Ex-piloting dan Non-piloting di SMP dan SMA)
Assessment of Classroom-Level Impact of JICA Piloting (Studi Observasi terhadap Guru Matematika Ex-piloting dan Non-piloting di SMP dan SMA) Oleh: Ade Rohayati Tujuan: 1. Meneliti apakah para guru yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
216 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pemaparan mengenai kesimpulan pada bagian ini dirumuskan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang terdapat pada bab satu yang diuraian sebagai
Lebih terperinciDAMPAK PELAKSANAAN PENGAJARAN MIKRO BERORIENTASI PADA PENGUASAAN MATERI TERHADAP KUALITAS MENGAJAR MAHASISWA PPL
DAMPAK PELAKSANAAN PENGAJARAN MIKRO BERORIENTASI PADA PENGUASAAN MATERI TERHADAP KUALITAS MENGAJAR MAHASISWA PPL Jeffry Handhika Pendidikan Fisika, Fakuls Pendidikan Matematika dan IPA, IKIP PGRI Madiun
Lebih terperinciISSN Jurnal Exacta, Vol. IX No.2 Desember 2011
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI PROBLEM SOLVING PADA TOPIK OPTIKA BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA Oleh: Dr. Eko Swistoro Warimun Email : eko_swistoro@yahoo.com Program
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL Oleh : NI NYOMAN GUNIATI 0914041089 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGRAAAN FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciSTUDY TENTANG PELAKSANAA LESSON STUDI DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG SEMESTER GENAP Hayuni Retno Widarti Kimia FMIPA UM ABSTRAK
STUDY TENTANG PELAKSANAA LESSON STUDI DI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG SEMESTER GENAP 2010-2011 Hayuni Retno Widarti Kimia FMIPA UM ABSTRAK Kecakapan seorang guru dalam menyampaikan materi yang dapat
Lebih terperinciMiftahul Ayu et al., Pembentukan Karakter Konsisten dan Teliti Siswa SMP...
1 Pembentukan Karakter Konsisten dan Teliti Siswa SMP Dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Berbasis Lesson Study Pada Sub Pokok Bahasan Tabung Kelas IX C SMP Negeri 2 Panti Tahun Ajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus memaksimalkan peran sebagai guru yang berkompeten, diantaranya mengembangkan bahan pelajaran
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU KELAS DALAM MENCAPAI HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DI SD NEGERI BINJAI
OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 3, No. 1. Oktober 2017 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU KELAS DALAM MENCAPAI HASIL BELAJAR MATEMATIKA
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 32 Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning Melda Ariyanti Dosen Teknik Perminyakan Universitas
Lebih terperinciDyah Kusuma Wardhani Syabikhisma Arsy, Istamar Syamsuri, Balqis Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5
KAJIAN IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI DAN PBL KELAS VII SMP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DAN KEPROFESIONALAN GURU Dyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sistem yang secara umum terdiri dari tiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sistem yang secara umum terdiri dari tiga komponen yaitu input, proses, dan output. Ketiga komponen tersebut memiliki ciri yaitu adanya perencanaan,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN KOMPETENSI CALON GURU MATEMATIKA MELALUI LESSON STUDY
PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN KOMPETENSI CALON GURU MATEMATIKA MELALUI LESSON STUDY Rahmad Bustanul Anwar, Dwi Rahmwati FKIP, Universitas Muhammadiyah Metro rarachmadia@gmail.com FKIP, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. Salah satu permasalahan krusial pendidikan Indonesia hingga saat ini
BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan krusial pendidikan Indonesia hingga saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sekarang ini, menuntut peningkatan mutu pendidikan. Dunia pendidikan tertantang untuk menghasilkan sumber
Lebih terperinciJoyful Learning Journal
JLJ 3 (1) (2014) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj Penerapan Model Student Facilitator And Explaining Berbantuan Media Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan konstribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari. Mengingat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan dunia pendidikan yang dapat mengembangkan keterampilan intelektual, kreativitas, serta memberikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. The Need of Quality Assurance in Lesson Study. Hikmat *) Abstract
The Need of Quality Assurance in Lesson Study Hikmat *) *) Department of Physics Education, Indonesian University of Education. E-mail: hikmat@upi.edu Abstract Lesson study has grown in Indonesia since
Lebih terperinciPROFIL KINERJA GURU IPA-FISIKA DALAM KEGIATAN LESSON STUDY BERBASIS MGMP WILAYAH TOMO KAB. SUMEDANG. Abstrak
PROFIL KINERJA GURU IPA-FISIKA DALAM KEGIATAN LESSON STUDY BERBASIS MGMP WILAYAH TOMO KAB. SUMEDANG Parsaoran Siahaan, Endi Suhendi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung Abstrak Musyawarah Guru
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN TIPE PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN TIPE PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO Oleh: Lilis Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Alamat korespondensi. e-mail: lilispujia@ymail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan bergulirnya era globalisasi dalam segala bidang banyak hal berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan termasuk pendidikan. Pendidikan merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan barisan terdepan atau ujung tombak dalam pendidikan formal. Keberhasilan belajar peserta didik sangat dipengaruhi faktor guru disamping faktor keluarga
Lebih terperinciKey Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.
1 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII 6 SMP NEGERI 20 PEKANBARU Andita
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
KEMAMPUAN TECHNOLOGICAL PAEDAGOGICAL AND CONTENT KNOWLEDGE GURU IPA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH DI SURAKARTA DITINJAU DARI PENYUSUNAN RPP TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 17 PEKANBARU
1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 17 PEKANBARU Puteri Nurul Ramadhan 1, Zuhri D 2, Nahor Murani Hutapea 3 puterinurulramadhan@gmail.com,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Volume 2, Nomor 1, Mei 2016 P-ISSN 2443-1591 E-ISSN 2460-0873 http://ejournal.umm.ac.id/ index.php/jinop 303 IMPLEMENTASI LESSON STUDY UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PROSES
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA MATERI MENULIS LAPORAN PERJALANAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 PADANG Vatmawati 1, Dina Ramadhanti 2, Ricci Gemarni Tatalia
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG LESSON STUDY
SEKILAS TENTANG LESSON STUDY Makalah disampaikan pada: Diklat Peningkatan Kualitas Guru MAN Bidang Studi Matematika se Propinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta 12 Desember 2006 Oleh Djamilah Bondan Widjajanti,
Lebih terperinciArini Estiastuti (Staf Pengajar PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES) ABSTRACT
PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATA PELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR (The Application Of Vicinity Contextual To The Subject of Social Knowledge In Elementary School) Arini Estiastuti
Lebih terperinci456 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan SAINS Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember, 16 Maret 2014
456 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan SAINS IMPLEMENTASI LESSON STUDY DALAM MEMBENTUK LEARNING COMMUNITY DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Kamalia Fikri 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN Abstrak Andri Tri Friyanto Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas
Lebih terperinciKEMAMPUAN KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS PADA KEGIATAN MICROTEACHING TAHUN AKADEMIK 2013/2014
KEMAMPUAN KETERAMPILAN MENGAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS PADA KEGIATAN MICROTEACHING TAHUN AKADEMIK 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciplan, do, dan see. Adapun sasaran utamanya adalah proses kerjasama
Pemanfaatan Hasil Monitoring dan Evaluasi Lesson Study untuk Peningkatan Kualitas Implementasinya* Didi Suryadi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Kegiatan monitoring
Lebih terperinci1. Pedahuluan Lesson study 2. Profesionalisme Guru
Membangun Profesionalisme Guru IPA-Kimia SMP Melalui Kegiatan Lesson Study Berbasis MGMP Di Wilayah Paseh Kabupaten Sumedang 1 (Perjalanan tiga tahun sebagai fasilitator Lesson study) MAKALAH Oleh : Soja
Lebih terperinciKUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG)
KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap negara di seluruh dunia begitu menekankan pentingnya kualitas pendidikan. Indonesia merupakan salah satu negara yang terus berusaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini mengandung pengertian bahwa keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan jantung penyelenggaraan pendidikan. Hal ini mengandung pengertian bahwa keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MEQIP DI SUMATERA SELATAN. RATU ILMA INDRA PUTRI P. MATEMATIKA FKIP UNSRI ABSTRAK
IMPLEMENTASI MEQIP DI SUMATERA SELATAN RATU ILMA INDRA PUTRI ratu.ilma@yahoo.com P. MATEMATIKA FKIP UNSRI ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai implementasi salah satu program pemerintah yang
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY MODEL
Jurnal Florea Volume 4 No. 1, April 2017 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY MODEL Juli Sukimarwati SMAN 6 Madiun, Jl. Suhud Nosingo No.
Lebih terperinciBIMBINGAN KOLABORATIF KELOMPOK KERJA GURU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR
BIMBINGAN KOLABORATIF KELOMPOK KERJA GURU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR Djanglar Winatapura UPTD Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya e-mail: larjatayu@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan proses perilaku siswa yang kompleks sebagai suatu tindakan, dimana belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
Lebih terperinciKata kunci: Efektivitas, Lesson Study, Kompetensi Calon Guru. Keywords: Effectiveness, Lesson Study, Perspective Teacher s Competence
EFEKTIVITAS LESSON STUDY PADA PENINGKATAN KOMPETENSI CALON GURU MATEMATIKA (EFFECTIVENESS OF LESSON STUDY TO IMPROVE THE COMPETENCE OF PERSPECTIVE TEACHER OF MATHEMATICS) Ciptianingsari Ayu Vitantri 1,
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN METODE QUANTUM TEACHING DI SD NEGERI 32 LUBUK ALUNG. Erni, Nurharmi, Yulfia Nora
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN METODE QUANTUM TEACHING DI SD NEGERI 32 LUBUK ALUNG Erni, Nurharmi, Yulfia Nora 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciHASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Muhammad Zaini 1, Utari Intan Suwenda 2, Aulia Ajizah 3 Mahasiswa
Lebih terperinciOleh ABSTRAK. Kata-kata kunci : pembelajaran generatif, hasil belajar, dan respon.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B5 PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMP NEGERI 6 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2011/2012
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk intitusi pendidikan yang isinya berupa
Lebih terperinciPembelajaran Kolaboratif Berbasis Lesson Study Menggunakan Model Guided Inquiry di MTS Laboratorium Kota Jambi
Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Lesson Study Menggunakan Model Guided Inquiry di MTS Laboratorium Kota Jambi Haerul Pathoni 1 & Nova Susanti 2 1,2 dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi Email
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK Suzana 1), Gusmaweti 2), Erwinsyah Satria 1) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciLESSON STUDY IN INDONESIA: INTROSPECT AND PROSPECT. Ari Widodo
LESSON STUDY IN INDONESIA: INTROSPECT AND PROSPECT Ari Widodo Department of Biology Education, Faculty of Mathematics and Science Education Indonesia University of Education Email: widodo@upi.edu In the
Lebih terperinciJoyful Learning Journal
JLJ 2 (1) (2013) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS IV Dhomas Ikhtiari Wahyu Sayekti,
Lebih terperinciLESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU
SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU Oleh PUSAT LAYANAN PPL & PKL Undang-undang RI No. 14 Tan 2005 ttg Guru dan Dosen
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY Ida Kaniawati e-mail : idakaniawati@yahoo.com FPMIPA UPI Permasalahan tentang Mutu Pendidikan 1. Proses pembelajaran di dalam kelas kurang
Lebih terperinci61 PROFIL KOMUNITAS BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MIKRO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS RIAU. Korespondensi:
61 PROFIL KOMUNITAS BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MIKRO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS RIAU (Learning Community Profile On Micro Teaching Of Biology Education Department Riau University)
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COURSE REVIEW HORAY
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS V SDN 05 ENAM LINGKUNG ARTIKEL OLEH DESMANIAR NPM 1110013411622 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumberdaya manusia dan sumber daya alam secara efektif untuk mencapai sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan
Lebih terperinciMENGENALKAN KONSEP PERSENTASE PADA SISWA SEKOLAH DASAR
MENGENALKAN KONSEP PERSENTASE PADA SISWA SEKOLAH DASAR Erry Hidayanto Dosen Jurusan Matematika FMIPA UM Abstrak: Pada hakekatnya pembelajaran adalah mengembangkan berpikir siswa sehingga mampu memecahkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya yang berkualitas
Lebih terperinci