MENANGANI / COPING STRESS PADA PENDIDIK PAUD SAAT AKREDITASI
|
|
- Indra Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENANGANI / COPING STRESS PADA PENDIDIK PAUD SAAT AKREDITASI Dyah Kusbiantari 1), Marini 2), Cucu Sopiah 3) Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang dyahkusbiantari@yahoo.co.id Abstrak Upaya untuk mengenali dan mendeteksi serta mengevaluasi kelayakan diri dari suatu lembaga PAUD, maka dilakukan diakreditasi. Dalam pelaksanaan akreditasi terlihat tanda-tanda stress yang dialami para pendidik maupun pengelola lembaga PAUDcara untuk mengurangi dan menghilangkan stresnya atau biasa disebut dengan coping stress. Copingyang digunakan yaitu emotion-focused coping dan problem-focused coping. Emotion-focused coping digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres yang dilakukan melalui dua pendekatan yaitu perilaku dan kognitif. Kata Kunci : Penanganan Stress, Akreditasi. I. Pendahuluan Upaya untuk mengenali dan mendeteksi serta mengevaluasi kelayakan diri dari suatu lembaga PAUD, maka lembaga PAUD perlu diakreditasi. Upaya evaluasi diri melalui akreditasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukung serta sarana prasarana juga hal lainnya yang merupakan batas minimal layanan dalam pendidikan anak usia dini. Dalam pelaksanaan akreditasi terlihat tanda-tanda stress yang dialami para pendidik maupun pengelola lembaga PAUD. Pada saat mengalami stres, orang akan mencari dan menggunakan berbagai cara untuk mengurangi dan menghilangkan stresnya atau biasa disebut dengan coping stress. Lazarus, dkk (1994) menyatakan Coping mempunyai dua macam fungsi yaitu emotion-focused coping dan problemfocused coping. Emotion-focused coping digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Pengaturan respon emosi menggunakan dua pendekatan yaitu perilaku dan kognitif. Birren dan Schaie (1990) mengatakan bahwa Pendekatan perilaku termasuk dengan menggunakan alkohol, mencari social support dari teman atau keluarga, dan melakukan aktivitas lain. Sedangkan pendekatan kognitif adalah bagaimana orang berpikir mengenai situasi stressful (Sarafino, 2006). Social support merupakan perantara bagi Pendidik PAUDuntuk mengurangi stres. Penerimaan social support yang baik akan meningkatkan semangat dan mengurangi beban pada Pendidik PAUD. Di sebuah lembaga bisa terlihat munculnya tanda-tanda lain dari stress pada para pendidiknya yang terlibat dalam proses akreditasi ini dari gejala fisik seperti misalnya pusing-pusing, atau bahkan kehilangan pendidik yang berkualitas karena mengundurkan diri setelah usai visitasi. Turn over yang tinggi bisa disebabkan karena adanya stress yang dirasakan oleh anggota dari lembaga tersebut. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 49
2 Para pendidik PAUD yang merasakan adanya perubahan dalam dirinya saat menghadapi proses akreditasi dapat dijelaskan melalui reaksi mereka sebagaimana dinyatakan oleh Cannon (dalam Sarafino, 1994, h.79) bahwa reaksi fisiologis terhadap stress disebut dengan the fight or flight response yang mempersiapkan organisme untuk menyerang ancaman, atau menghindarkan diri dari ancaman tersebut. Selanjutnya Selye (dalam Sarafino, 1994, 79-80) berusaha untuk mengembangkan model reaksi fisiologis yang disebut general adaptation syndrome (GAS). Model ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu reaksi alarm, tahap pertahanan, dan tahap kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menanggani stress pada pendidik PAUD saat proses akreditasi, mengapa stress muncul dan apa penyebabnya dan pada proses akreditasi mana stress terlihat paling sering terjadi. II. Beberapa Pandangan Tentang Penanganan Stress Sarafino (1994, h.139) mendefinisikan strategi penanggulangan merupakan suatu proses dimana individu berusaha mengelola ketidaksesuaian yang dirasakan antara tuntutan-tuntutan dan sumber-sumber dalam dirinya dan dinilai sebagai suatu situasi penuh stress, melalui transaksi kognitif dan behavioral dengan lingkungan. Menurut Lazarus (dalam Smet, 1994, h.144), faktor yang berpengaruh terhadap respon ada dua, yaitu: a. Sumber-sumber eksternal, diantaranya: 1. Sumber-sumber nyata seperti uang dan waktu. 2. Dukungan sosial. 3. Stressor kehidupan lain seperti peristiwa besar dalam kehidupan dan peristiwa kehiduan sehari-hari. b. Sumber-sumber internal, diantaranya: 1. Gaya coping yang biasa digunakan. 2. Faktor kepribadian lain. Smet (1994, h. 130) menyebutkan variabel yang berpengaruh pada stress, yaitu: a. Variabel dalam kondisi individu, terdiri dari umur, tahap kehidupan, jenis kelamin, temperamen, faktor-faktor genetik, inteligensi, pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi, kondisi fisik. b. Karakteristik kepribadian, yang terdiri dari introvert ekstrovert, stabilitas emosi secara umum, tipe A, kepribadian yang tabah (hardiness), locus of control, ketahanan. c. Variabel sosial-kognitif, antara lain dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial, kontrol pribadi yang dirasakan. d. Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 50
3 e. Strategi penanggulangan (coping). Lazarus dan rekan-rekannya (dalam Sarafino, 1994, h ) membagi strategi penanggulangan ke dalam dua fungsi utama, yaitu: a. Strategi penanggulangan yang berfokus pada masalah, yaitu mengurangi tuntutantuntutan akibat situasi penuh stress, atau mengembangkan sumber-sumber dalam individu untuk mengatasi situasi tersebut. b. Strategi penanggulangan yang berfokus pada emosi, yaitu mengontrol respon emosional terhadap situasi penuh stress, baik melalui pendekatan behavioral maupun kognitif. Jensen dan Bobak (1985, h.92-93) juga berpendapat bahwa mekanisme penanggulangan dapat bersifat konstruktif atau destruktif. Mekanisme penanggulangan yang konstruktif akan membantu penyelesaian masalah, sedangkan mekanisme penanggulangan yang destruktif dapat mengganggu realitas, mengganggu hubungan interpersonal, dan membatasi kemampuan dalam bekerja. Mekanisme ini bervariasi sesuai dengan tingkat kecemasan yang di alami. Atkinson (2000, h.487 dan 508) menyatakan bahwa reaksi terhadap stress dikatakan adaptif jika reaksi tersebut dapat membebaskan individu dari situasi penuh stress, dan maladaptif apabila stressor bersifat kronis (menahun) atau tidak dapat dikendalikan. Ketika menghadapi situasi penuh stress, sebagian besar orang menggunakan dua macam strategi penanggulangan yang berfokus pada masalah dan berfokus pada emosi. Strategi penanggulangan menurut Atkinson (2000, h ) dibagi menjadi dua: a. Strategi penanggulangan yang berpusat pada masalah, yaitu strategi pemecahan masalah, diantaranya: menetapkan masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, mempertimbangkan alternatif berdasarkan keuntungan dan kerugian, memilih alternatif solusi dan melaksanakan alternatif yang sudah dipilih. Individu dapat mengubah sesuatu tentang dirinya di samping mengubah lingkungannya, seperti mengubah tingkat aspirasi, menemukan sumber-sumber kesenangan lain, dan mempelajari keterampilan baru. b. Strategi penanggulangan yang berpusat pada emosi. Beberapa peneliti telah membagi pendekatan ini menjadi dua: 1. Behavioral strategies, seperti olahraga, minum-minuman keras/menggunakan obatobatan, melepaskan kemarahan, mencari dukungan emosional dari teman. 2. Cognitive strategies seringkali melibatkan penilaian kembali terhadap situasi yaitu dengan mengesampingkan masalah sementara atau mengurangi ancaman dengan mengubah makna situasi penuh stress. Sejumlah orang menggunakan cara maladaptif dalam menghadapi emosi negatif: MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 51
4 1. Repressive coping, yaitu menyangkal adanya emosi negatif dan mengeluarkannya dari kesadaran. 2. Ruminative coping, yaitu membiarkan diri untuk memikirkan betapa berat apa yang dirasakan, mencemaskan konsekuensi situasi penuh stress atau keadaan emosional yang dirasakan, secara berulang membicarakan seberapa buruk hal yang dialami tanpa mengambil tindakan apapun untuk mengubahnya. Selain itu strategi penanggulangan yang berpusat pada emosi dapat dilakukan dengan menggunakan defense mechanisms, yaitu strategi yang digunakan untuk mengatasi kecemasan secara tidak sadar, diantaranya melalui: represi, rasionalisasi, reaksi formasi, proyeksi, intelektualisasi, penyangkalan, dan pemindahan. III. Proses Akreditasi Berdasarkan UU RI N0. 20/2003 Pasal 60 ayat (1) dan (3), akreditasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan berdasarkan kriteria yang bersifat terbuka. Kriteria tersebut dapat berbentuk standar seperti dalam Pasal 35. ayat (1) yang menyatakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas: standar isi, stándar proses, stándar kompetensi lulusan, stándar tenaga kependidikan, stándar sarana dan prasarana, stándar pengelolaan, stándar pembiayaan, dan stándar penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Akreditasi Pendidikan Non Formal adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu satuan dan program pendidikan non formal berdasarkan kriteria yang bersifat terbuka sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan. Akreditasi berujuan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Fungsi akreditasi pada dasarnya adalah melakukan penilaian terhadap program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan dengan melakukan asesmen program dan satuan pendidikan apakah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (confirmity). Hasilnya sebagai rekomendasi penjaminan mutu pendidikan kepada program dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi, dan kepada Pemerintah. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 52
5 IV. Kerangka Teori :Penanggulangan stress pada Pendidik PAUD saat proses Akreditasi Para pendidik PAUD yang merasakan adanya perubahan dalam dirinya saat menghadapi proses Akreditasi dapat dijelaskan melalui reaksi mereka sebagaimana dinyatakan oleh Cannon (dalam Sarafino, 1994, h.79) bahwa reaksi fisiologis terhadap stress disebut dengan the fight or flight response yang mempersiapkan organisme untuk menyerang ancaman, atau menghindarkan diri dari ancaman tersebut. Selanjutnya Selye (dalam Sarafino, 1994, 79-80) berusaha untuk mengembangkan model reaksi fisiologis yang disebut general adaptation syndrome (GAS). Model ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu reaksi alarm, tahap pertahanan, dan tahap kelelahan. Selain reaksi fisik, apa yang dirasakan oleh pendidik PAUD adalah reaksi psikologis terhadap stress sebagaimana dikatakan oleh oleh Lazarus dan rekan-rekannya (dalam Sarafino, 1994, h.75-77) bahwa reaksi psikologis dimulai dengan adanya penilaian kognitif, yaitu suatu proses mental yang melibatkan penilaian individu terhadap dua faktor, yaitu proses penilaian yang pertama kali coba dilakukan untuk menilai makna situasi. Namun selain reaksi di atas ada beberapa variabel lain yang ikut berperan menimbulkan stress, Smet (1994, h. 130) menyebutkan sejumlah variabel yang diidentifikasi berpengaruh pada stress, yaitu: a. Variabel dalam kondisi individu, mencakup umur, tahap kehidupan, jenis kelamin, temperamen, faktor-faktor genetik, inteligensi, pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi, kondisi fisik. b. Karakteristik kepribadian, mencakup introvert ekstrovert, stabilitas emosi secara umum, tipe A, kepribadian ketabahan (hardiness), locus of control, kekebalan, ketahanan. c. Variabel sosial-kognitif, mencakup dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial, kontrol pribadi yang dirasakan. d. Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial. e. Strategi penanggulangan (coping). Upaya menanggulangi stress yang dirasakan oleh pendidik PAUD terdapat beberapa strategi, sebagaimana dinyatakan oleh Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994, h.143) yang menggambarkan strategi penanggulangan sebagai suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi penuh stress. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 53
6 Jensen dan Bobak (1985, h.92-93) berpendapat bahwa penanggulangan yang dilakukan oleh seseorang bisa berupa mekanisme penanggulangan yang bersifat konstruktif atau destruktif. Mekanisme penanggulangan yang konstruktif akan membantu penyelesaian masalah, sedangkan mekanisme penanggulangan yang destruktif dapat mengganggu realitas, mengganggu hubungan interpersonal, dan membatasi kemampuan dalam bekerja. Mekanisme ini bervariasi sesuai dengan tingkat kecemasan yang dialami. Gambaran Dinamika : Penanggulangan Stress Para Pendidik PAUD Usia Dewasa Tugas Perkembangan 1. Respon terhadap banyaknya tugas persiapan akreditasi 2. Kenyataan persiapan material tidak sesuai dengan harapan 3. Keadaan sosial ekonomi 4. Dukungan sosial kurang + DIATHESIS Biologis : 1. Perubahan hormonal 2. Kelelahan fisik 3. Kesehatan fisik FaktorIndividu (internal) Stress Akreditasi Penilaian kognitif Penanggulangan Stress Faktor Situasi Psikologis : 1. Kepribadian 2. Karakteristik lain individu Adaptif Masalah Selesai Maladatif 1. Terganggu realitas 2. Terganggu hubungan interpersonal 3. Terbatas kemampuan bekerja V. Metode Penelitian Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda kualitatif. Mulyana (2001, h ) metode kualitatif merupakan suatu metoda yang mengandalkan pembicaraan yang sebenarnya, isyarat dan tindakan sosial lainnya. Sarantakos (dalam Poerwandari, 2001, h ) mengatakan penelitian kualitatif dapat dianalogikan dengan proses penyelidikan (investigasi), oleh karena itu dalam pengambilan sampel didasarkan pada tujuan untuk mengkontraskan, mengkomparasikan / membandingkan, mengulang, MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 54
7 mengkatalogkan dan mengklasifikasi objek studi. Pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah dengan tehnik purposif, yaitu pemilihan subjek penelitian ini berdasarkan kriteria tertentu dan sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu subjek penelitian adalah pendidik PAUD yang sudah pernah mengikuti akreditasi di wilayah Kabupaten Demak. Pengumpulan data dilakukan melalui : 1. Wawancara mendalam meliputi : a. Latar belakang subjek, meliputi tentang :identitas, tentang keluarga, situasi dan hubungan subjek dengan keluarganya. b. Kondisi lingkungan subjek, meliputi tentang : keadaan ekonomi, perubahan teknologi, perubahan peraturan. c. Keadaan lembaga PAUD : tuntutan dari tugas, tuntutan sebagai pendidik PAUD, hubungan interpersonal subjek di tempat kerja. d. Perbedaan individu subjek, meliputi : persepsi subjek, pengalaman kerja, dukungan sosial, keyakinan diri. e. Akibat dari stress, meliputi : apa yang dialami oleh pendidik pada saat persiapan akreditasi, saat visitasi dan setelah visitasi dari proses akreditasi. 2. Observasi Observasi adalah proses dimana peneliti secara berlanjut melihat perilaku publik / subjek penelitian dan tidak bermaksud memberikan analisis, sebagaimana dikatakan oleh Peter dkk (1994, h. 12) yang meliputi gambaran konteks (setting fisik, tanggal, waktu, cuaca, penerangan), gambaran partisipan / subjek penelitian (siapa mereka, umur, jenis kelamin, etnis/suku, pakaian, bentuk fisik tubuh), gambaran observer / peneliti (seperti ikut merasakan apa yang dilihat, apa yang direkam), gambaran perilaku subjek (perilaku verbal maupun non verbal), interpretasi situasi (suasana latar belakang), pertimbangan interpretasi alternatif dari situasi (melihat situasi dari prespektif lain/berbeda) dan menjelajahi perasaan peneliti sendiri selama menjadi observer (analisis reflektif selalu penting dalam suatu penelitian kualitatif). VI. Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara dari seluruh subjek diperoleh bahwa subjek 1 (M) menunjukkan latar hubungan dengan rekan kerja dan tugas mempengaruhi penanganan stress. Sedangkan pada Subjek 2 (LW), hubungan dengan rekan kerja, tugas dan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi diri seseorang dalam menangani stress yang dihadapinya, sedangkan pada subjek 3 (NH), keberhasilan menyelesaikan masalah, mengembalikan keseimbangan dalam diri individu agar dapat terhindar dari krisis. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 55
8 Suasana kerja dengan banyak tuntutan tanpa memberikan kesempatan dalam membuat keputusan atau adanya keterbatasan waktu dapat mengakibatkan bertambahnya stress yang dialami seseorang. Sikap, pola pikir dan emosi yang mempengaruhi perilakunya dalam menangani stress. Dalam menghadapi situasi penuh tekanan, individu akan bertindak melalui pengendalian perilaku, pengendalian kognitif, pengendalian keputusan yang bermanfaat dalam menentukan pilihan atau mencari alternatif solusi dalam menghadapi masalah, pengendalian informasi yang dapat berupa kesempatan memperoleh pengetahuan dan pengendalian retrospektif, suatu upaya mengenali penyebab tekanan bisa berupa situasi kerja, rekan kerja, atau banyaknya tugas. Kondisi finansial seseorang mempengaruhi perilaku seseorang terhadap stress, dalam hal ini pemberian bonus baik yang diapresiasi dengan positif maupun negatif akan mempengaruhi penanganan terhadap stress yang dihadapi. VII. Kesimpulan Dari hasil analisis terdapat temuan respon terhadap banyaknya tekanan/ stress faktor kondisi finansial seseorang adalah sumber nyata seperti uang, dalam hal ini pemberian bonus baik yang diapresiasi dengan positif maupun negatif akan mempengaruhi penanganan terhadap stress yang dihadapi. Berdasarkan strategi penanggulangan terdapat tiga karakteristik proses penanggulangan yaitu strategi yang berhubungan dengan penilaian seseorang, situasi dinilai sebagai penentu apa yang akan dilakukan merupakan proses yang bersifat dinamis, dan strategi penanggulangan tertuju langsung pada tujuan, yaitu secara langsung ditujukan untuk mengelola ancaman yang dirasakan. Berdasarkan penggunaan lebih dari satu strategi dalam menanggulangi stress yang dialaminya, strategi penanggulangan yang yang digunakan berfokus pada emosi dan yang berfokus pada masalah dalam waktu bersamaan. Penanganan stress sangat dipengaruhi kemampuan individu dalam mengelola perasaannya, pengetahuan yang dimilikinya, bagaimana relasi sosialnya serta motivasi yang mendorong diri Subjek. Selain itu dukungan dari lingkungan memberikan pengaruh yang besar pula sehingga para Pendidik PAUD yang mengalami stress akibat banyaknya tekanan akibat proses Akreditasi. Upaya menangani stress pada pendidik PADU saat proses akreditasi peneliti memberikan rekomendasi penanganan yang bersifat holistik baik bagi pendidiknya maupun dari pihak manajemen atau penyelenggara dan pengelola yaitu : 1. Bagi pendidik dalam menangani stress agar mengupayakan melihat sisi positif dari tuntutan apa yang tengah dikerjakan, meningkatkan pengetahuan tentang tuntutan MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 56
9 yang menimbulkan stress, menjaga hubungan baik dan mengkomunikasikan pemasalahan bila terjadi suatu kendala. 2. Bagi Pimpinan Lembaga PAUD, pengambilan keputusan yang cepat dan adil dalam memberikan tugas yang lebih proporsional dengan insentif yang diberikan, diharapkan dapat membantu penanganan stress yang dialami oleh para Pendidik DAFTAR PUSTAKA Atkinson, R. L. Atkinson, R.C, Smith, E.E., Bern, D. J Hilgard s Introduction to Psychology : Thirteenth Edition. Orlando (USA) : Harcourt Brace College Publisher. Bishop, G.D Health Psychology Integrating Mind and Body. Boston : Allyn & Bacon. Garmezy, N., Rutter, M Stress, Coping and Development in Children. New York : Mc. Graw Hill Book Company, Inc. Jensen. M.D., Bobak, I. M Maternity and Ginecologic Care : the Nurse and Family.ST. Louis (Missouri) : The C.V. Mosby Company. Lazarus, R.S Pattern of Adjustment : Third Edition. Tokyo : Mc. Graw Hill Kogakusha. Ltd. Moleong, L.J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyana. D Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : Remaja Rosdakarya. Rice, P.L. (1992). Stress and Health. Ed.2. California: Brooks / Cole Publishing Company. Safarindo, E. P, Health Psychplogy : Byopsychosocial Interaction. Second Edition. New York : John Wiley & Son. Inc. Smet, B Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo. Taylor, S.E. (2003). Health Psychology 5 th edition. New York: McGraw-Hill Catatan mengenai penulis : Dyah Kusbiantari : Magister Sains Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Konsentrasi Psikologi Pendidikan, Dosen PG PAUD IKIP Veteran Semarang. Marini : Magister PAUD Universitas Negeri Jakarta, Dosen PG PAUD PAUD IKIP Veteran Semarang. Cucu Sopiah : Magister Sains Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, Konsentrasi Psikologi Perkembangan, Dosen PG PAUD IKIP Veteran Semarang. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN 57
PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress
PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress
Lebih terperinciLecture 6 Response to Illness
Lecture 6 Response to Illness Pengantar Menganalisa perilaku manusia memerlukan pendekatan pendekatan personal karena tidak semua gejala sosial dan permasalahan kesehatan tidak dapat hanya dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan yang membutuhkan adaptasi bagi siapa saja yang akan menjalankannya. Setiap individu yang akan
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci:
Studi Mengenai Stres dan Coping Stres pada Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Karya Ilmiah Dini Maisya (NPM. 190110070038) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Dalam menjalankan tugas sebagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif *
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
Lebih terperinciSTRATEGI PEMECAHAN MASALAH (COPING) DALAM PEMECAHAN KASUS PADA ANGGOTA RESERSE KRIMINAL DI KEPOLISIAN RESOR KOTA BESAR SEMARANG
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH (COPING) DALAM PEMECAHAN KASUS PADA ANGGOTA RESERSE KRIMINAL DI KEPOLISIAN RESOR KOTA BESAR SEMARANG (Studi Kasus di Polrestabes Kota Semarang) Tri Yuli Arfianto Fakultas Psikologi
Lebih terperinciGAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
13 GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Anies Andriyati Devi 1 Dra.Retty Filiani 2 Dra.Wirda Hanim, M.Psi 3 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya oleh masyarakat maupun pemerintahan Indonesia. Indonesia mewajibkan anak-anak bangsanya untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak 1. Pengertian Coping Stress Coping adalah usaha dari individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lingkungannya
Lebih terperincia. Memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi problem kelompok subjek yang sama yaitu PSK. bisa ditanyakan kepada peneliti.
54 3. Bagi peneliti lain yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut, disarankan untuk antara lain : a. Memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi problem focused coping seperti jenis kelamin,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres pada Wanita Karir (Guru) 1. Pengertian Istilah stres dalam psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap pasangan menikah pasti menginginkan agar perkawinannya langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan akan kelanggengan perkawinan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dan variabel-variabel yang terkait
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dan variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut adalah Ujian Nasional, stres, stressor, coping stres dan
Lebih terperinciSINOPSIS THESIS FENOMENA MASYARAKAT MENGATASI MASALAH DAN DAYA TAHAN DALAM MENGHADAPI STRESS. Oleh: Nia Agustiningsih
SINOPSIS THESIS FENOMENA MASYARAKAT MENGATASI MASALAH DAN DAYA TAHAN DALAM MENGHADAPI STRESS Oleh: Nia Agustiningsih BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai masalah ekonomi yang terjadi menjadi salah
Lebih terperinciKesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10
MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental Mengatasi Stress/Coping Stress Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 10 MK61112 Aulia Kirana, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di era modern masa kini, banyak ditemukannya permasalahan yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak sesuai dengan rencana. Segala permasalahan
Lebih terperinciPiaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya
PERANAN INTENSITAS MENULIS DI BUKU HARIAN TERHADAP KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA Erny Novitasari ABSTRAKSI Universitas Gunadarma Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, dimana remaja berusaha
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Lazarus dan Folkman (dalam Morgan, 1986) menyebutkan bahwa kondisi
BAB II LANDASAN TEORI A. STRES 1. Definisi Stres Lazarus dan Folkman (dalam Morgan, 1986) menyebutkan bahwa kondisi fisik dan lingkungan sosial yang merupakan penyebab dari kondisi stress disebut stressor.
Lebih terperinciHubungan antara Dukungan Sosial dengan Adaptational Outcomes pada Remaja di SMA X Ciamis yang Mengalami Stres Pasca Aborsi
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Adaptational Outcomes pada Remaja di SMA X Ciamis yang Mengalami Stres Pasca Aborsi 1 Nova Triyani Sidhrotul Muntaha, 2 Suci Nugraha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu memiliki berbagai macam masalah didalam hidupnya, masalah dalam diri individu hadir bila apa yang telah manusia usahakan jauh atau tidak sesuai dengan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP A. Kesimpulan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, maka ditemukan bahwa keempat subjek yang memiliki suami penderita Diabetes Mellitus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA Sugianto 1, Dinarsari Eka Dewi 2 1 Alumni Program Studi Psikologi,Univ Muhammadiyah Purwokerto 2 Program
Lebih terperinciSebagaimana yang diutarakan oleh Sarafino dan Smith (2012, h.29) bahwa stres memiliki dua komponen, yaitu fisik, yang berhubungan langsung dengan
BAB V PEMBAHASAN Setiap individu pasti menginginkan pekerjaan yang memiliki masa depan yang jelas, seperti jenjang karir yang disediakan oleh perusahaan, tunjangan tunjangan dari perusahaan berupa asuransi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur budaya universal yang menjadi cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres merupakan sebuah terminologi yang sangat popular dalam percakapan sehari-hari. Stres adalah salah satu dampak perubahan sosial dan akibat dari suatu proses modernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah dambaan dalam setiap keluarga dan setiap orang tua pasti memiliki keinginan untuk mempunyai anak yang sempurna, tanpa cacat. Bagi ibu yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada masyarakat. Perubahan gaya hidup
Lebih terperinciPERAN ORANGTUA DALAM PENYESUAIAN DIRI ANAK TUNAGRAHITA. Oleh : Ria Ulfatusholiat ABSTRAKSI
PERAN ORANGTUA DALAM PENYESUAIAN DIRI ANAK TUNAGRAHITA Oleh : Ria Ulfatusholiat ABSTRAKSI Anak merupakan anugerah yang sangat berarti bagi orangtua karena anak merupakan lambang pengikat cinta kasih bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada setiap fase kehidupan manusia pasti mengalami stres pada tiap fase menurut perkembangannya. Stres yang terjadi pada mahasiswa/i masuk dalam kategori stres
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia hidup selalu dipenuhi oleh kebutuhan dan keinginan. Seringkali kebutuhan dan keinginan tersebut tidak dapat terpenuhi dengan segera. Selain itu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : EVITA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Remaja (adolescense) adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradapatasi dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Konsep Lansia Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradapatasi dengan stress lingkungan.
Lebih terperinciKesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Modul ke: Kesehatan Mental Mengatasi Stress / Coping Stress Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Coping Stress Coping Proses untuk menata tuntutan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan
Lebih terperinciPROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN Oleh: Aries Yulianto *
Running Head : PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN 14 PROSES CEMBURU DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN Oleh: Aries Yulianto * Cemburu, yang dalam hubungan percintaan disebut romantic jealousy (Bringle, 1991),
Lebih terperinciDITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI
DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI PENGERTIAN Dasar pemikiran: hubungan pikiran/mind dengan tubuh Merupakan bidang kekhususan dalam psikologi klinis yang berfokus pada cara pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan otomotif khususnya mobil, akan terus berusaha untuk memproduksi unit-unit mobil dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dalam pelaksanannya terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pemerintah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari penjajahan. Walaupun terbebas dari penjajahan, seluruh warga negara Indonesia harus tetap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Mahasiswa Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.A. Jenis Kelamin II.A.1. Pengertian Jenis Kelamin Menurut Hungu (2007) jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir.
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)
MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA BANDUNG CANCER SOCIETY RIO HATTU ABSTRAK Penelitian mengenai kanker payudara menunjukkan bahwa penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu dihadapkan pada pemikiran-pemikiran tentang seberapa besar pencapaian yang akan diraih selama
Lebih terperinciKreatifitas Guru Paud Dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Kreatifitas Guru Paud Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Cucu Sopiah FIP IKIP Veteran Semarang Email : cucu_sopiah@ymail.com ABSTRAK Kreativitas Guru PAUD sebagai faktor penting dalam pembelajaran pada PAUD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan orang yang sedang dalam proses pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut maupun akademi. Mahasiswa adalah generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan, salah satu jenis penyakit tersebut adalah Diabetes Mellitus (DM). DM adalah
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN-FAKULTAS PSIKOLOGI- UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI UMUM 2 * KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 3 SKS
TIU : Agar mahasiswa mampu memahami beberapa teori tentang sikap, motivasi, dan emosi, proses berpikir dan faktor-faktor yang mempengaruhi, serta abnormalitas (penyimpangan) perilaku Mingg u ke Pokok Bahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Semakin banyaknya orang yang ingin menjaga kondisi tubuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi sudah semakin maju. Melalui perkembangan teknologi ini maka semakin banyak bidang lain yang berpengaruh dalam kehidupan kita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat beraktivitas dengan baik. Dengan memiliki tubuh yang sehat, maka
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN COPING ADAPTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP
PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN COPING ADAPTIF PADA SISWA KELAS VIII SMP Erliani Pratiwi (Erlianipratiwi@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The objective of this research
Lebih terperinciJurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2, Desember2006
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MAHASISWA- DOSEN PEMBIMBING UTAMA SKRIPSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Rindang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307
Lebih terperinciSTRATEGI COPING PADA ANAK RETARDASI MENTAL. Kumala Sari dan Esthi Rahayu ABSTRAKSI
Psikodimensia Vol. 12 No.1, Januari-Juni 2013,38-46 STRATEGI COPING PADA ANAK RETARDASI MENTAL Kumala Sari dan Esthi Rahayu ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan mengetahui lebih mendalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, khususnya individu yang telah menyandang gelar Strata Satu atau
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri adalah keinginan setiap individu yang telah memasuki masa dewasa. Hal ini juga menjadi salah satu tuntutan pada tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fisik maupun mental. Tetapi tidak semua anak terlahir normal, anak yang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti mengharapkan kehidupan yang bahagia. Salah satu bentuk kebahagiaan itu adalah memiliki anak yang sehat dan normal, baik secara fisik maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOPING TERHADAP STRES DENGAN KEMAMPUAN EMPATI PERAWAT DI RS. TELOGOREJO SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOPING TERHADAP STRES DENGAN KEMAMPUAN EMPATI PERAWAT DI RS. TELOGOREJO SEMARANG Theodora Indiah Proborani Sri Hartati Dian Ratna Sawitri Kemampuan empati merupakan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan. pembangunan pada berbagai bidang. Dalam melaksanakan pembangunan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan pada berbagai bidang. Dalam melaksanakan pembangunan dan menjaga kelangsungan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Salah satu komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Problem Focused Coping. fisik, psikis dan sosial. Namun sayangnya, kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Focused Coping Pada umumnya setiap individu memiliki banyak kebutuhan yang ingin selalu dipenuhi dalam kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan fisik,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam sebuah penelitian adalah salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa sekarang ini pendidikan memegang peran yang sangat penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui proses pendidikan, faktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koping 1. Pengertian Koping Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam.
Lebih terperinciGAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK
GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
3 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. STRES 2.1.1. Pengertian Stres Stres adalah suatu kondisi yang dialami manusia selama hidupnya, dan dalam setiap kegiatan manusia berupa tekanan mental,yang dapat mengganggu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN EXA ALIFA BUDIYANTO ABSTRAK Ketika mahasiswa memasuki perguruan tinggi
Lebih terperinciSTRATEGI KOPING PADA ORANG YANG MEMILIKI INDERA KEENAM (COPING STRATEGIES OF PEOPLE WHO HAVE SIXTH SENSE)
STRATEGI KOPING PADA ORANG YANG MEMILIKI INDERA KEENAM (COPING STRATEGIES OF PEOPLE WHO HAVE SIXTH SENSE) Dwi Putri Anggarwati, Siti Urbayatun Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan putrianggara09@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. OPTIMISME 1. Defenisi Optimis, Optimistis dan Optimisme Optimis dalam KBBI diartikan sebagai orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal sedangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Lazarus (dalam Lahey, 2007) menyatakan bahwa stres dapat dikatakan sebagai keadaan yang menyebabkan kemampuan individu untuk beradaptasi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anies, dkk, Penyakit Akibat Kerja, Jakarta: Elex Media Komputindo. Anoraga. P Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineke Cipta.
DAFTAR PUSTAKA Anies, dkk, 2005. Penyakit Akibat Kerja, Jakarta: Elex Media Komputindo. Anoraga. P. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineke Cipta. Bharatasari. 2008. Strategi Coping Pengidap Diabetes
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA COPING STRESS DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA BERCERAI (SAMARINDA)
PSIKOBORNEO, 2016, 4 (2) : 396-406 ISSN 2477-2674, ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 HUBUNGAN ANTARA COPING STRESS DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. gunakan dalam menghadapi situasi stressfull (dalam Smet, 1994).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress 1. Definisi Coping Stress Coping stress menurut Lazarus dan Folkman (1984) adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan
Lebih terperinciMANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG. ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri. Abstrak
MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri 1.2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Kru sinetron kejar tayang adalah orang yang bekerja dalam pembuatan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan
BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia, serta merupakan sarana untuk mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa.
Lebih terperinciSTRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI
STRATEGI COPING DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN AKADEMIK PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA MENGALAMI PERCERAIAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinciPENGARUH LINKUNGAN KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP STRES KERJA GURU DI KECAMATAN PURWOREJO
PENGARUH LINKUNGAN KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP STRES KERJA GURU DI KECAMATAN PURWOREJO Oleh Tiwi Ambarsari Ridwan Baraba, S.E. M. M iwanba2003@yahoo.com Esti Margiyanti Utami, S. E. M.Si em.utami@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa stressor kerja seperti beban kerja yang berlebihan, rendahnya gaji,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi polisi oleh hampir seluruh peneliti dikategorikan sebagai jenis pekerjaan yang sangat rawan stres (Ahmad, 2004). Stres yang dialami oleh polisi dapat
Lebih terperinciKesehatan Mental. Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09
MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental Stress Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 09 MK61112 Aulia Kirana, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit Lupus. Penyakit ini merupakan sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa baru merupakan status yang disandang oleh mahasiswa di tahun pertama kuliahnya. Memasuki dunia kuliah merupakan suatu perubahan besar pada hidup seseorang (Santrock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan dengan usaha menyeluruh, yaitu usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Kepustakaan 1. Stres 1.1 Pengertian Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya stres, menurut Selye (dalam Prabowo, 1998) stres adalah respon non spesifik dari
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres dan Jenis Stres Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan manusia, masa remaja merupakan salah satu tahapan perkembangan dimana seorang individu mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan
Lebih terperinciJurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN
Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN Penulis : Mori Dianto Sumber : Jurnal Counseling Care,
Lebih terperinci