Tentang Manual 2 Instalasi Durux Ignition 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tentang Manual 2 Instalasi Durux Ignition 2"

Transkripsi

1 1 Panduan Instalasi Durux Ignition Controller rev#7 15 September 2016 oleh Sugiarto. Tentang Manual 2 Instalasi Durux Ignition 2 Bagian bagian durux ignition controller 2 Sparepart 3 Peralatan 4 Memasang Trigger Wheel 4 Memasang VR Sensor 6 Memasang Durux Module 7 Memasang kabel wiring 8 Menghubungkan Power Supply 9 Menghubungkan VR Sensor 10 Menghubungkan Durux ke komputer. 10 Memasang MAP Sensor 12 Memasang Power Transistor Dan Coil pack 13 Tuning 15 Pengoperasian Durux Ignition 23 Connection 24 Timing Table. 24 Map Calibration 26 Advance Setting Tab 27 Trigger Tab 28 Informasi Tambahan 29 Mereset Durux Controller Ke Kondisi awal 29 Identifikasi Kaki VR sensor 30 Menghubungkan tacho meter 30 Menggunakan Coil dengan built in Igniter 31

2 2 Tentang Manual Dokumen ini berisi informasi tentang langkah-langkah pemasangan module Durux yang pernah dikerjakan oleh penulis. Penulis tidak bertanggung jawab atas bentuk kerusakan atau kecelakaan apapun selama melakukan proses instalasi, percobaan ataupun penggunaannya. Diharapkan pemasangan dilakukan oleh orang yang mengerti ilmu mesin mobil, kelistrikan untuk menghindari kecelakaan seperti konsleting di wiring, tegangan tingi di coil, tegangan tinggi di kabel busi, ledakan suara knalpot dan bentuk kecelakaan lainnya. Durux module merupakan sebuah modul experimental untuk yang ingin mencoba pengapian distributorless pada mesin mobilnya. Mengingat Durux menggunakan mikrokontroller maka pemasangan wiring seperti posisi penempatan kabel sangat mempengaruhi kinerja Durux karena ada kaitan erat dengan EMI (ElectroMagnetic Interference). Penempatan sensor dan kabel kabel sensor diusahakan jauh dari komponen-komponen tegangan tinggi seperti coil dan kabel busi. Grounding yang buruk juga bisa mempengaruhi kinerja modul durux. Instalasi Durux Ignition Bagian bagian durux ignition controller Durux Ignition Controller terdiri: - Round Connector A, berupa konektor bulat dengan 8 buah pin - Round Connector B, berupa konektor bulat dengan 6 buah pin - Serial Connector, berupa konektor bulat dengan 4 buah pin untuk tuning. Dihubungkan ke komputer - Green switch, berupa switch push berwarna hijau. berada disamping serial connector. Digunakan untuk mematikan durux beberapa detik. Berguna untuk mematikan mesin mobil tanpa mempengaruhi aksesoris / peralatan kelistrikan lain yang terhunung ke mobil.

3 3 Sparepart Berikut beberapa sparepart yang harus disiapkan: 1 Trigger wheel VR Sensor / pulser 3 MAP sensor 4 Power Transistor 5 Coil pack 6 Durux Module + wiring

4 4 7 Busi dengan R (resistor) Peralatan Beberapa peralatan yang mungkin dibutuhkan: 1 Timing Light untuk pengecekan derajat pengapian 2 Kabel USB ke serial untuk tuning 3 Laptop/Komputer untuk tuning Berikut beberapa langkah instalasi 1 Memasang Trigger wheel dan VR sensor 2 Memasang Durux Module 3 Memasang MAP sensor 4 Memasang Power Transistor Dan Coil pack 5 Tuning Berikut langkah langkah pemasangan module DURUX. Memasang Trigger Wheel Lepaskan pulley utama di mesin, kemudian pasang trigger wheel di pulley tersebut. Missing tooth harus menghadap / sejajar / memiliki sudut yang sama dengan tanda TDC di pulley. Trigger wheel dapat dibuat dari Roda Gigi Belakang sepeda motor. Gunakan roda gigi belakang yang memiliki 36 tonjolan/gigi. Dari 36 gigi tersebut, kita potong/buang salah satu giginya, sehingga jumlahnya menjadi 35 gigi. salah satu gigi yang telah dihilangkan biasa disebut dengan "Missing tooth". Pada pulley biasanya terdapat marking/coakan posisi TDC, usahakan marking/coakan tersebut memiliki posisi/sudut yang sama dengan missing tooth.

5 5 contoh pemasangan trigger wheel ke pulley utama. Contoh braket (tengah) untuk memasang trigger wheel. Kemudian pasang VR sensor/pulser kira kira derajat dari TDC mesin atau gigi ke 6-9 dari missing teeth. Usahakan VR sensor sedekat mungkin dengan trigger wheel, tapi jangan sampai bersentuhan. Jauhkan kabel VR sensor dari komponen tegangan tinggi seperti coil dan kabel busi. Jika pemasangan sensor disudut tidak dimungkinkan, maka bisa juga mencari posisi sensor di sudut lainnya yang dianggap tepat. Posisi sensor ini nantinya akan di set di program durux client, dengan nama VR Angle.

6 6 Memasang VR Sensor VR sensor yang digunakan di durux module yaitu VR sensor milik sepeda motor Yamaha Mio, biasa disebut dengan pulser CDI atau pick up CDI. Karena VR sensor ini yang telah dicoba dalam pengembangan Durux. Untuk selanjutnya pulser ini akan disebut sebagai VR Sensor.

7 7 Untuk VR sensor merk Bina dan Fukuyama, bisa dilihat pin out di gambar. Namun untuk VR sensor merek lain harus diketahui dulu pin out pulsernya. Berikut ini cara menentukan pin out VR sensor. Sediakan analog multimeter/avo meter, digunakan analog karena lebih mudah melihat gerakan jarum ke kanan dan ke kiri. Posisikan selector multimeter ke pengukuran Volt DC dengan range terkecil. Misal 0,1V. Lalu hubungkan kabel merah multimeter ke salah satu kaki VR sensor (acak). Kemudian kabel hitam multimeter ke kaki kedua dari VR sensor. Kemudian dekatkan dan jauhkan logam seperti obeng ke penampang depan VR sensor sambil melihat pergerakan jarum multimeter. Gunakan tabel berikut: Gerakan Logam Gerakan Jarum multimeter Pin yg terhubung ke kabel merah adalah Pin yg terhubung ke kabel hitam adalah Logam Didekatkan Ke kanan / positif A8 B5 Logam Dijauhkan Ke Kiri / negatif A8 B5 Logam Didekatkan Ke Kiri / negatif B5 A8 Logam Dijauhkan Ke kanan / positif B5 A8 Contoh: ketika logam didekatkan gerakan jarum multimeter ke kanan, maka Pin yang terhubung ke kabel merah adalah A8, sedangkan Pin yang terhubung ke kabel hitam adalah B5. Untuk memudahkan instalasi tambahkan warna kabel biru untuk kaki VR sensor yang akan dihubungkan ke Durux pin A8 dengan cara disolder. Dan gunakan warna kabel hitam untuk kaki VR sensor yang akan dihubungkan ke pin B5 dengan disolder juga. Usahakan kabel tidak terlalu panjang maupun terlalu pendek. Hal ini akan memudahkan ketika menyambung kabel ke modul dan memperkecil kemungkinan pemasangan kabel yang terbalik. Memasang Durux Module Modul durux sebaiknya diletakkan di kabin dengan posisi yang aman dan tidak banyak goncangan serta tidak terkena air. Jauhkan dari kabel tegangan tinggi, drainase AC, embun AC.

8 8 Memasang kabel wiring Hubungkan Kabel wiring dari module durux di cabin ke kap mesin melalui firewall/ruang mesin. Usahakan kabel wiring ini tidak terlalu dekat dengan kabel busi. Tidak semua pin di konektor

9 9 durux, terhubung dengan kabel wiring, sehingga untuk kemudahan instalasi, disarankan menggunakan warna kabel sebagai dasar panduan instalasi. Berikut skema wiring pemasangan durux. Menghubungkan Power Supply Hubungkan pin B1 ke Positif 12 Volt, 12 Volt dapat diambil setelah kunci kontak, untuk mudahnya tegangan 12 Volt dapat diambil dari kabel positif yang tersambung ke coil positif. Sehingga ketika kunci kontak di ON kan durux akan mendapat supply 12 Volt. Hubungkan pin B6 ke Ground Body Mobil. Usahakan ke Ground mobil yang dekat dengan aki, tapi bukan langsung ke negatif aki. Module akan menyala dan lampu didalam module akan menyala (tidak terlihat dari luar) jika posisi kunci kontak di posisi On.

10 10 Menghubungkan VR Sensor Hubungkan Kabel Biru dari VR Sensor yang tadi sudah ditambahkan, ke kabel biru wiring (durux pin A8). Kemudian hubungkan kabel hitam VR sensor yang tadi sudah ditambah ke kabel hitam wiring (pin B5). Menghubungkan Durux ke komputer. Berikutnya kita perlu mengetahui apakah VR sensor dan trigger wheel sudah benar atau belum. Jika penunjukan nilai RPM di komputer sama atau mendekati nilai RPM di tachometer mobil, maka bisa disimpulkan pemasangan VR sensor dan trigger wheel berhasil. Untuk memulainya siapkan kabel usb to serial, kemudian install drivernya jika ada. Pastikan kabel serial dikenali oleh driver dan instalasi berhasil. Kemudian download program "durux client" di halaman downloads jika belum punya.

11 11 Nyalakan durux module dengan memutar kunci kontak ke posisi ON (bukan starter, cukup menyalakan kontak saja) Hubungkan kabel usb serial ke laptop dan ke durux module. Lalu jalankan DuruxClient.exe. Tab connection akan ditampilkan, pilih Port yang terhubung ke Durux Module, jika ragu bisa diperiksa melalui device manager. Lakukan koneksi pada port terpilih dan tunggu beberapa detik. Beberapa nilai akan ditampilkan ketika koneksi berhasil dilakukan. Jika koneksi berhasil dilakukan lanjutkan dengan menyalakan mesin mobil seperti biasa, dan lihat jarum RPM di Durux Client / Laptop. RPM di durux client akan bergerak mengikuti kecepatan mesin. Sampai langkah ini, bisa diketahui VR sensor dan trigger wheel bekerja dengan baik. Namun belum tentu sinyal yang dihasikan baik karena posisi dan instalasi mempengaruhi sinyal. Untuk melihat sinyal yang diterima oleh durux module,bisa membuka tab "tools" kemudian menekan tombol "Capture Trigger Wheel" ketika mesin menyala. Sinyal yang baik, akan menghasilkan grafik dengan beberapa garis dengan jarak/celah yang rapat dipisahkan oleh sebuah celah yang panjang. Celah yang panjang menunjukkan celah/gap tersebut adalah missing teeth dari trigger wheel.

12 12 Setelah itu matikan mobil ke posisi Off, berikutnya akan memasang MAP sensor Memasang MAP Sensor MAP sensor memiliki 3 kaki, kaki positif, kaki signal dan kaki Ground. Hubungkan kaki positif ke durux pin A7, kaki negatif ke durux pin B5, kaki signal ke durux pin A4. Hubungkan jalur vacuum di MAP sensor ke vacuum intake dengan menggunakan selang vacuum. vacuum intake dapat diambil dari vacuum intake karburator. Cirinya pada posisi idle maupun running, selang ini akan selalu menyedot/vacuum. MAP sensor avanza dapat digunakan pada Durux Ignition. Pada gambar diatas telah ditambahkan kabel untuk memudahkan koneksi kabel. Kable Merah adalah Vcc (ke pin A7 durux) Kable Orange adalah signal (ke pin A4 durux) Kabel Hitam adalah Gnd (ke pin B5 durux)

13 13 Untuk penempatan MAP sensor dan 3 buah kabelnya, jauhkan dari komponen tegangan tinggi seperti coil dan kabel busi. Baut MAP sensor ke body mobil dengan kencang. Setelah itu, nyalakan kembali mobil/starter dan lihat perubahan nilai Load di durux client. Bila nilai berubah ketika pedal gas diinjak maka bisa disimpulkan pemasangan MAP sensor berhasil. Berikutnya matikan kembali mesin mobil ke posisi Off. Memasang Power Transistor Dan Coil pack Power transistor mitsubishi eterna / T120SS injeksi

14 14 Coil Mitsubishi eterna Sebelum melanjutkan ke koneksi kabel, coil dan power transistor harus dipasang terlebih dahulu ke body mobil baik langsung maupun dengan bantuan braket/adaptor. Usahakan penempatan coil dan kabel busi jauh dari kabel kabel sensor. Gunakan panjang kabel secukupnya dan hindari kabel yang berlebih/terlalu panjang. Hindari kabel yang crossing/menyilang/tegak lurus dengan kabel busi. Penempatan coil sangat mempengaruhi keberhasilan pemasangan. Jangan menghubungkan coil ke power transistor dan durux sebelum coil terpasang kuat di body mobil dan kabel rapi. Karena bisa berefek ke loncatan api liar di coil dan interferensi elektromagnet. Sampai saat ini, kita masih menggunakan distributor. Selanjutnya adalah menghubungkan power transistor. Hubungkan Gnd Power transistor ke Bodi Mobil, IB1 ke durux pin A5, IB2 ke durux pin A3, Vcc ke positif / kontak.

15 15 Menghubungkan Coil pack. Hubungkan Positif Coil ke Positif/kontak, Negatif coil 1 ke OC1 Power Transistor, Negatif Coil 2 ke OC2 Power Transistor. Setelah itu, nyalakan mobil sebentar saja. Jika ada loncatan api pada semua lubang coil pack maka disimpulkan pemasangan transistor dan coil pack berhasil. Lalu matikan kembali mobil ke posisi off. Pada langkah ini, kita akan mencoba beralih ke DIS, jadi distributor tidak dipakai, pindahkan 4 buah kabel busi yang menancap di distributor, hubungkan kabel busi 1 ke output coil 1, kabel busi 2 ke output coil 2, kabel busi 3 ke output coil 3, kabel busi 4 ke output coil 4. Lalu lepas salah satu kabel yang menuju single coil bawaan mobil (bukan coil pack), tujuannya agar tidak ada percikan api di coil bawaan mobil. Nyalakan mesin, seharusnya bisa idle. Jika anda memiliki coil dengan built in igniter seperti coil suzuki APV dengan pin out 3 buah. Maka anda juga bisa menggunakannya, dan tidak memerlukan power transistor eksternal. Untuk menggunakan coil suzuki APV, bisa dibaca di bagian akhir manual. Tuning Buka durux client dan lakukan koneksi ke komputer. Setting VR angle VR angle adalah besar sudut antar titik TDC di blok mesin dengan posisi penempatan VR sensor. Rekomendasi nilai disini derajat. Perhitungan diukur searah putaran mesin. Untuk mesin jepang biasanya arahnya searah jarum jam. Kembali ke komputer, buka Tab "Dashboard" dan masukkan nilai VR angle.

16 16 Ign offset adalah nilai yang ditambahkan ke seluruh nilai timing pengapian.biarkan nilai tersebut, tidak perlu diubah. Running Dwell adalah nilai lamanya pengisian coil dalam milisecond. Jika anda menggunakan power transistor dan coil pack dari mitsubishi eterna, maka biarkan terisi 4.0 ms. Jika menggunakan tipe lain bisa dicoba 3.5 ms untuk menghindari power transistor terlalu panas, nilai ini dapat ditambahkan jika power transistor dan coil tidak panas. Biasanya nilai running dwell sekitar ms. Setelah selesai klik Apply untuk memasukkan nilai ke Durux Module, dan Klik Burn untuk membuatnya tersimpan permanen. Kalibrasi MAP Sensor Hal berikutnya perlu dilakukan sebelum tuning adalah kalibrasi MAP sensor. Jika MAP sensor menggunakan MAP sensor avanza/xenia. Maka kalibrasi ini tidak perlu dilakukan, karena secara default durux module telah terkalibrasi untuk MAP sensor avanza/xenia. Namun jika MAP sensor menggunakan jenis lain, maka kalibrasi MAP sensor perlu dilakukan. Untuk melakukan kalibrasi harus diketahui nilai minimal dan maksimal tekanan dan tegangan dalam satuan kpa. Sebagai contoh untuk MAP sensor Pada tekanan 20 kpa MAP sensor menghasilkan tegangan 0.5V Pada tekanan 100 kpa MAP sensor menghasilkan tegangan 3.6V Untuk melakukan kalibrasi di durux, diperlukan nilai tekanan ketika menghasilkan tegangan 0V dan nilai tekanan ketika menghasilkan tegangan 5V. Nilai 0V dan 5V tidak mungkin dihasilkan pada MAP sensor karena biasanya MAP sensor output menghasilkan lebih dari 0V dan kurang dari 5V, seperti 0.5V-4.5V.

17 17 Untuk itu diperlukan sedikit perhitungan matematis sehingga kita mendapatkan nilai virtual untuk 0V dan 5V sehingga didapatkan nilai yg linier diantara range tegangan MAP sensor. Dengan bantuan Calculator di didapatkan hasil berikut: Sehingga kita set nilai 0V ke angka 10kpa dan set 5V ke angka 110 kpa (dibulatkan). Buka durux client di komputer dan lakukan koneksi, buka Tab "Map Calibration" dan isi sesuai perhitungan diatas. Klik Apply kemudian Klik Burn. Kalibrasi nilai VR angle Hidupkan mesin dengan pengapian DIS yang baru saja terpasang dan biarkan di posisi idle. Langkah berikut ini bertujuan untuk menyamakan nilai timing di Durux Module dengan nilai sebenarnya di mesin.

18 18 Buka tab "Timing" di Durux Client. Dan lihat nilai Advance pada komputer. Misalkan nilai timing advance di komputer adalah 8. Ambil "timing light", berikan supply dari aki dan jepitkan pick up nya di kabel silinder no 1. Amati nilai advance di pulley mesin. Jika nilai yang ditunjukkan timing light lebih besar dari nilai yang dikomputer, maka kita perlu mengurangi nilai VR angle di Tab "Dashboard". Sebagai contoh: nilai penunjukkan timing light adalah 11 sedangkan di komputer nilainya 8. Maka bisa dicoba mengurangi nilai VR angle sebanyak 3 derajat (11-8). Sebaliknya jika nilai timing di komputer lebih besar dari nilai di timing light, maka bisa dikurangi nilai VR anglenya sehingga nilai di komputer dan nilai di timing light sama. Penyetelan Timing Table Timing table adalah tabel yang berisi nilai timing advance berdasarkan RPM dan Load mesin. Nilai baris paling atas adalah nilai RPM mesin, semakin ke kanan RPM semakin besar. Sedangkan kolom paling kiri menunjukkan nilai load mesin, semakin ke bawah beban mesin semakin membesar (seperti ketika melewati tanjakan). Pertemuan antara nilai RPM dan Load menunjukan nilai Timing Advance. Nilai Timing Advance yaitu besarnya sudut BTDC (sudut sebelum

19 19 mencapai titik TMA) dimana busi harus memercikan api sebelum piston mencapai TMA/TDC. Semakin besar RPM, Timing Advance harus semakin besar karena putaran mesin semakin cepat. Semakin besar Load mesin, maka timing advance harus dikurangi(retard). Kombinasi Timing advance yang tepat akan menghasilkan tenaga mesin yang optimal, sebaliknya timing advance yang tidak tepat akan membuat mesin kurang optimal. Timing Advance yang tepat memberi tenaga yang maksimal, timing advance terlalu besar akan membuat mesin detonasi karena busi memercik terlalu dini dimana piston akan menekan ke bawah melawan putaran mesin. Timing advance terlalu kecil akan menghasilkan tenaga yang kurang dan memberi efek driver ingin menginjak gas lebih dalam dan berefek boros bahan bakar. Durux module telah terisi dengan nilai timing secara default, anda dapat mengubahnya ketika dirasakan tenaga kurang optimal. Awali tuning pada kondisi mobil berhenti dengan mesin hidup, dan naikkan RPM dengan menginjak pedal gas. Tuning pada dasarnya mengubah nilai timing advance pada cell di tabel. Untuk melakukan pengubahan dapat dilakukan double click pada cell yang akan diubah. Selanjutnya bisa mencoba mengendarai mobil dan merasakan tenaga yang dihasilkan, jika kurang tenaga tambahkan timing, jika terjadi detonasi/ knocking kurangi. Pengubahan nilai di table akan mengubah nilai timing di durux module tapi tidak menyimpan secara permanen, disini ada kesempatan untuk mencoba hasil tuning. setelah yakin dengan nilai timing klik tombol "Burn Advance" untuk membuat nilainya tersimpan permanen. Seiring berjalannya waktu dan pengubahan timing, akan didapatkan nilai yang optimal. Advance Setting

20 20 Advance setting sebenarnya tidak memerlukan banyak perubahan. Kecuali anda mengerti maksud dari nilai yang dimasukkan. Interpolate below RPM Nilai timing advance di durux menggunakan nilai interpolasi linier untuk mendapatkan nilai advance yang halus. Misalkan nilai advance di RPM 1000 adalah 10, kemudian nilai advance di RPM 1500 adalah 15, maka pada RPM 1300 nilai advance dihitung menjadi 13. Pada RPM tinggi komputasi ini mungkin terlalu lama dilakukan prosesor sehingga bisa dinonaktifkan karena pada RPM tinggi perubahan advance tidak terlalu besar. Pada dasarnya nilai pa "Interpolate below RPM" adalah hanya melakukan interpolasi perhitungan timing ketika RPM dibawah nilai ini. Setelah melewati akan masuk ke mode jumping/tanpa interpolasi. Rev limit Setting disini hanya akan mengubah nilai timing advance ke 0 ketika RPM melebihi nilai ini. Untuk menonaktikan bisa diisi dengan 0. Cranking Dwell Nilai pengisian coil dalam milisecond ketika cranking. Untuk memudahkan start mesin. Gap Filter Nilai dalam microsecond sebagai acuan dalam penentuan perhitungan gigi reluctor. Nilai ini digunakan untuk mengatasi False Trigger, dimana trigger menuju durux bukan lah trigger yang sebenarnya datang dari sensor, melainkan dari noise disekitar mesin yang biasanya berasal dari

21 21 kabel busi. Untuk menghindari False trigger, usahakan kabel kabel yang terhubung ke modul durux atau sensor dipasang jauh dari busi dan kabel busi. Gunakan juga busi dengan resistor untuk mengurangi noise. Gap filter bekerja dengan cara mengukur durasi dari satu gigi ke gigi berikutnya, bila trigger datang lebih awal (cepat) dari nilai gap filter, maka trigger akan di skip/ lewat/diabaikan dan dianggap sebagai False Trigger. Rumus untuk menentukan Gap Filter yaitu: Gap Filter = / Max RPM / 36 Sebagai Contoh: nilai maksimum RPM yang ingin dicapai adalah 8000, maka nilai gap filter adalah: /8000/36 = 208 microsecond. Semakin kecil nilai gap filter, semakin besar RPM yang bisa dicapai tetapi semakin besar kemungkinan mengalami False Trigger. Sebaliknya semakin besar nilai gap filter, maka semakin rendah RPM yang bisa dicapai dan semakin kecil berpeluang mengalami False Trigger. Nilai yang bisa dicoba jika anda kurang mengerti, bisa diisi dengan 200. Cranking Missing Tooth Detect factor Faktor pengali untuk mendeteksi missing tooth ketika cranking sehingga memudahkan melakukan start mesin. Nilai 1.2 berarti untuk dikenali sebagai TDC, jarak gap harus lebih dari 1.2. Nilai default: 1.2 Running Missing Tooth Detect factor Faktor pengali untuk mendeteksi missing tooth ketika running. Nilai 1.5 berarti untuk dikenali sebagai TDC, maka nilai gap antara trigger wheel harus lebih besar dari 1.5 dari nilai gap normal. Nilai default: 1.5 Start Auto Dwell degree Besarnya sudut yang menentukan kapan dwell time harus dihitung secara otomatis mengikuti kebutuhan mesin. Secara default nilai dwell akan tetap dan tidak berubah. Namun pada RPM tinggi kemungkinan dwell time terlalu besar, sehingga nilainya perlu dikurangi sesui kebutuhan. Nilai ini akan menentukan pada sudut berapa dwell time harus dihitung ulang biasanya antara derajat. Nilai 0 untuk menon aktifkan sehingga menggunakan fixed dwell. Rekomendasi dari durux adalah menonaktifkan fitur ini. Triggering Tab Triggering tab digunakan jika ada kebutuhan untuk menyalakan peralatan tertentu berdasarkan RPM mesin. Misalkan ingin menyalakan LED ketika RPM mencapai nilai tertentu untuk shift light, mematikan AC pada RPM

22 22 tertentu untuk menjaga kompressor dan mengurangi beban mesin di RPM tinggi. Enable Custom Trigger Untuk mengaktifkan fitur trigger. Turn on contact 1 At RPM Pin B4 akan menghasilkan signal 5V ketika RPM mesin melebihi nilai ini Turn on contact 2 At RPM Pin B3 akan menghasilkan signal 5V ketika RPM mesin melebihi nilai ini. Untuk menyalakan LED bisa dihubungkan ke salah satu pin diatas dengan bantuan sebuah resistor 220 Ohm yang diapsang seri. Untuk menonaktifkan AC, bisa menggunakan rangkaian transistor dan relay dan mengubungkan kontak relay ke sensor thermistor di evaporator AC yang dipasang normaly close. Contoh rangkaian trigger AC.

23 23 Rangkaian Pemutus AC Rangkaian trigger dengan relay untuk AC. Memanfaatkan kontak NC relay, ketika rpm melewati batas, maka relay ON dan memetus jalur ke thermistor. Pengoperasian Durux Ignition Untuk melakukan tuning di durux modul diperlukan sebuah program bernama "Durux Client".

24 24 Download Durux Client Connection Koneksi durux ignition ke komputer menggunakan usb to serial Timing Table. Dari kiri ke kanan adalah RPM. Semakin cepat putaran mesin, maka advance akan semakin tinggi

25 25 Dashboard Panel VR Angle: posisi VR sensor dihitung dari titik TDC searah jarum jam. Ign Offset: pengaturan offset advance untuk ignition advance table. Jika Ign offset = 5, dan tabel bernilai 8, maka advance sebenarnya akan bernilai advance + Ign Offset = 13. Digunakan untuk menambah/mengurangi keseluruhan advance Max Dwell: waktu maksimum pengisian coil dalam ms. Nilai terlalu besar dapat membakar coil. Nilai terlalu kecil menghasilkan api yang kecil.

26 26 Map Calibration Kalibrasi MAP Sensor. Jika anda ingin melakukan kalibrasi, bisa juga memanfaatkan program kalkulator

27 27 Advance Setting Tab Interpolate Below: nilai pada advance tabel akan dihitung dengan interpolasi linier selama RPM berada dibawah nilai ini. Jika melebihi akan digunakan metode loncat antar sel/bin. Bertujuan mempercepat proses kalkulasi advance pada RPM tinggi. Nilai default nya Rev Limit: Nilai batas RPM, jika RPM melebihi nilai yang dicantumkan di kotak ini, maka advance akan di set ke nilai 0 (nol). Jika anda tidak ingin ada batasan, maka bisa diisi dengan nilai 0. Cranking dwell: dwell time ketika cranking. Nilai ini lebih besar daripada running dwell karena pada cranking biasanya dibutuhkan api yang lebih besar dan kompensasi listrik oleh starter Gap filter: nilai untuk debouncing mengurangi noise. Cranking Missing Tooth Detect Factor: nilai pengali untuk mendeteksi missing tooth pada cranking Running Missing Tooth Detect Factor: nilai pengali untuk mendeteksi missing tooth pada running Start Auto Dwell: Besar sudut untuk mulai melakukan pengaturan dwell secara otomatis. Nilai dwell secara default adalah tetap/konstan, misal 4ms. Namun pada RPM tinggi, kemungkinan nilai 4ms tidak dapat tercapai dan harus diturunkan. Nilai 0 berarti nilai dwell akan fixed tidak akan berubah. Jika nilai ini diisi lebih dari 0, maka dwell akan secara otomatis diturunkan mengikuti kenaikan RPM jika dibutuhkan. Karena maksimum pengisian coil adalah 360 derajat, maka rekomendasi nilai ini jika ingin diaktifkan adalah sekitar derajat.

28 28 Trigger Tab Digunakan untuk mengaktifkan pin B3 (User Output 2) atau pin B4 (User Output 1) jika RPM mencapai nilai tertentu. Jika Checkbox trigger dihidupkan, maka pin B3 atau pin B4 akan mengeluarkan output 5 Volt ketika nilai RPM melebihi nilai yang dimasukkan. Bisa dimanfaatkan untuk shift light dengan menghubungkan lampu led. Atau bisa juga dihubungkan dengan rangkaian transistor dan relay untuk menonaktikan AC di RPM tinggi.

29 29 Informasi Tambahan Mereset Durux Controller Ke Kondisi awal

30 30 Jika anda ingin mengembalikan settingan ke kendisi awal, maka prosedur ini dapat dilakukan. Hal ini dimungkinkan jika telalu banyak setting yang berubah dan membingungkan. Dengan Factory reset, maka semua data akan ditimpa dengan nilai default durux controller. Setelah melakukan factory reset, controller harus dimatikan dan dihidupkan kembali agar data berubah. Identifikasi Kaki VR sensor Informasi ini jika anda ingin lebih detail mengetahui kaki kaki vr sensor. VR sensor terdiri dari dua buah kabel, dan tidak boleh terbalik pemasangannya. Satu kabel VR sensor harus dihubungkan ke durux pin 8 sedangkan kabel kedua ke durux pin 1 (Ground). Untuk mengetahui kaki kaki tersebut diperlukan sebuah analog multimeter. Untuk memulainya posisikan multimeter ke pengukuran tegangan DC dengan range terkecil seperti 0-2.5V, lalu hubungkan pin positif multimeter ke salah satu kabel VR sensor. Kemudian hubungkan pin negatif multimeter ke kabel kedua dari VR sensor. Kemudian ambil sebuah logam dan dekatkan ke ujung penampang VR sensor, ketika didekatkan jarum multimeter akan bergerak, begitupun ketika logam digerakkan menjauhi penampang VR sensor maka jarum multimeter akan bergerak. Perbedaannya hanyalah arah jarum ke kanan dan ke kiri, atau tegangan positif atau negatif yg dihasilkan. Jika ketika logam didekatkan ke penampang VR sensor, jarum bergerak ke kiri (negatif) dan jarum begerak ke kanan (positif) ketika logam dijauhkan. Maka kabel VR sensor yang terhubung ke positif multimeter harus dihubungkan ke Durux pin B5 sedangkan kabel VR sensor yang terhubung ke negatif multimeter harus dihubungkan ke durux pin A8. Sebaliknya, Jika ketika logam didekatkan ke penampang VR sensor, jarum bergerak ke kanan (positif) dan jarum begerak ke kiri (negatif) ketika logam dijauhkan. Maka kabel VR sensor yang terhubung ke positif multimeter harus dihubungkan ke Durux pin A8 sedangkan kabel VR sensor yang terhubung ke negatif multimeter harus dihubungkan ke durux pin B5. Menghubungkan tacho meter Jika anda menggunakan Power Transistor eterna / T120SS dengan kode J722T. Maka pada Power Transistor tersebut telah disediakan pin tach out. Pin out ini mengeluarkan sinyal RPM yang dapat dihubungkan ke tachometer konvensional. Disini digunakan relay, untuk mengubah sinyal square menjadi sinus. Agar tidak berisik contact didalam relay/mekanik bisa dilepas.

31 31 Menggunakan Coil dengan built in Igniter Anda bisa juga menggunakan COP (Coil on plug) dengan built in igniter seperti pada coil suzuki APV. Dengan penggunaan built in igniter, tidak diperlukan lagi adanya eksternal igniter. Berikut skema wiringnya: Revision History rev#6 22 desember 2015

Bagian bagian durux ignition controller

Bagian bagian durux ignition controller last revision at Aug 4 2017 Tentang Manual Dokumen ini berisi informasi tentang langkah-langkah pemasangan module Durux yang pernah dikerjakan oleh penulis. Penulis tidak bertanggung jawab atas bentuk

Lebih terperinci

DuFI (Durux Fuel Injection)

DuFI (Durux Fuel Injection) DuFI (Durux Fuel Injection) created at: april 28 2017 by sugiarto Tentang DuFI DuFI adalah sebuah ECU (Electronic Control Unit) experimental yang digunakan untuk mengatur sistem bahan bakar kendaraan secara

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

INSTRUCTION MANUAL TAMPAK DEPAN CDI URUTAN PEMASANGAN KABEL

INSTRUCTION MANUAL TAMPAK DEPAN CDI URUTAN PEMASANGAN KABEL INSTRUCTION MANUAL TAMPAK DEPAN CDI Adjuster berfungsi sebagai Adjustable Pick -Up Pulser Advancer. ComPort berfungsi sebagai Koneksi komunikasi dengan modul KEYPAD maupun computer melalui dongle RS232.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio 4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC ) 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio Pada

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA 4.1 Penerapan Sistem Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem, yang dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

MAX GUARD.

MAX GUARD. MAX GUARD ALARM MOTOR DENGAN PASSWORD ZN-P204 DIPRODUKSI OLEH ZUVITRON DIGITAL http://zuvitronic.tripod.com Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Max Guard ZN-P204 sebagai pengaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Tempat Pelaksanaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat Adapun urutan pengujian alat meliputi : - Pengujian sistem elektronik - Pengujian program dan mekanik 4.1.1 Pengujian Sistem Elektronik Pengujian sistem

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB I PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Fungsi Relay Tegangan Lebih Tipe BE4-27/59 4.1.1 Tujuan 1. Melaksanakan praktikum pengujian fungsi relay tegangan lebih tipe BE4-27/59. 2. Mengetahui cara fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Tujuan Pengujian Prototype Setelah kita melakukan perancangan alat, kita memasuki tahap yang selanjutnya yaitu pengujian dan analisa. Tahap pengujian alat merupakan bagian

Lebih terperinci

Alat Pengukur Level Air

Alat Pengukur Level Air Alat Pengukur Level Air Deskripsi Sistem ini terdiri dari Bagian Controller, Bagian Sensor dan Bagian GSM Modem di mana Bagian controller berfungsi mendeteksi kondisi sensor dan mengirimkan kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni :

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni : II. PERAKITAN KOMPONEN SISTEM Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni : 1. Gas Analyser GA2000Plus yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 47 BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan menguraikan persiapan komponen-komponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menyiapkan data hasil pengukuran dari pengujian

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung UJIAN TEORI PRAKTEK ENGINE

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Ragkaian Sistem Pengapian Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

PC-Link. PC-Link. Application Note AN202

PC-Link. PC-Link. Application Note AN202 PC-Link PC-Link Application Note AN202 GUI Analog Output (DAC) Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Analog Output DAC (Digital to Analog

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1. Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengujian :Dynotest center Mototech Jalan Ringroad Selatan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini membahas pengujian dan analisa alat yang telah dirancang dan dibuat. Pengujian alat dimulai dari masing-masing komponen alat sampai dengan pengujian keseluruhan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini akan membahas pengujian dan analisa sistem yang telah dibuat sebelumnya. Pengujian dilaksanakan secara berulang untuk mendapatkan data yang valid, data yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 37 BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Tujuan Pengukuran dan Pengujian Pengukuran dan pengujian alat bertujuan agar dapat diketahui sifat dan karakteristik tiap blok rangkaian dan fungsi serta cara kerja

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. b. GSM Modem sudah terhubung dengan Mikrokotroller melalui kabel serial. port PC sehingga dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler

BAB IV PENGUJIAN. b. GSM Modem sudah terhubung dengan Mikrokotroller melalui kabel serial. port PC sehingga dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler BAB IV PENGUJIAN 1.1 Prosedur Pengujian a. GSM Modem telah terisi SIM Card yang masih aktif dan memiliki pulsa yang cukup b. GSM Modem sudah terhubung dengan Mikrokotroller melalui kabel serial port PC

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan serta pengujian aplikasi monitoring alat tersebut. Pengujian

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. a Batasan masalah pembuatan tugas akhir ini adalah terbatas pada sistem kontrol bagaimana solar cell selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari, analisa dan pembahasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM)

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM) 30 BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM) 1. Dasar Pada motor bakar yang menggunakan bahan bakar bensin, yang masuk keruang bahan bakar adalah gas campuran udara dan bensin, sedangkan untuk pembakarannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian a. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4 langkah 110 cc seperti dalam gambar 3.1 : Gambar 3.1. Sepeda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik dan pemprograman. Maka terbentuklah alat perancangan buka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori atau hukum rangkaian elektronika dan teori komponen komponen yang digunakan sebagai alat bantu atau penunjang pada proses analisa Photodioda. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU 4.1 Umum Setiap perancangan perangkat elektronika baik otomotis maupun manual dibutuhkan tahap-tahap khusus guna untuk menghasilkan perangkat yang baik dan sesuai

Lebih terperinci

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Sistem pengapian merupakan sistem yang menghasilkan tegangan

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Perangkat Keras Setelah alat ukur melewati semua tahap perancangan maka dilakukan berbagai pangamatan dan pengujian pada perangkat keras yang hasilnya adalah sebagai

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM Pada pengujian sistem ini dijelaskan hasil dan analisa pengujian yang telah dilakukan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat lunak dan perangkat keras.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9 Daftar Isi 1. Indikator padam layar mati... 3 2. Layar bergelombang... 8 3. Indikator hidup layar mati... 9 4. Gambar terlalu melebar atau menyempit... 10 5. Raster satu garis vertikal... 11 6. Gambar

Lebih terperinci

USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI

USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI SISWA KELAS XII TEI2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW 11268/130.EI Suryo Hadi Sampurno

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor dan maraknya pencurian kendaraan bermotor, penggunaan alat keamanan standar yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. Setelah melakukan Proses Analisis dilakukan dengan membongkar komponen-komponen dari sistem EFI, mengindentifikasi kerusakan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan Controller Board ARM2368.

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Perancangan Alat 3.1.1. Blok Diagram Blok kontrol sistem penjejak matahari 4 arah adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Blok Perancangan Sistem Kontrol Sistem

Lebih terperinci

Bab 5. Pengujian Sistem

Bab 5. Pengujian Sistem Bab 5. Pengujian Sistem Pada bab berikut berisi langkah-langkah Pengujian Sistem Maximum Power Point Tracking Panel Surya Gama Solar 50P-36 dengan Buck Converter LM2596. Saat pengujian sistem terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis

Lebih terperinci

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan

Lebih terperinci

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200 PC-Link PC-Link Application Note AN200 GUI Digital Input dan Output Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Digital Input dan Output pada.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah prototype pengontrol suhu ruangan melalui android direalisasikan. Dilakukan pengujian terjadap prototype ini. Tujuan pengujian adalah untuk memeriksa apakah prototype

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram Berikut merupakan diagram blok alat yang dirancang untuk mempermudah dalam memahami alur kerja alat. Sensor MPX5700 Tekanan Dari tabung Kode perintah Minimum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Toolset 2. Solder 3. Amplas 4. Bor Listrik 5. Cutter 6. Multimeter 3.1.2 Bahan 1. Trafo tipe CT 220VAC Step down 2. Dioda bridge 3. Dioda bridge

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan. Pengujian tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk mewujudkan gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software arduino dan perangkat remote control,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya. BAB II LANDASAN TEORI Di bab ini, akan dijelaskan komponen-komponen utama yang digunakan untuk merancang pembuatan suatu prototype kwh meter digital dengan menggunakan sensor ACS712 dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain motor servo, LCD Keypad Shield, rangkaian pemantik, mikrokontroler arduino uno dan kompor

Lebih terperinci

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN TUNE UP MOTOR BENSIN 1 Membersihkan Saringan Udara Ganti bila sudah kotor belebihan Semprot dengan udara tekan dari arah berlawanan dengan arah aliran udara masuk 2 Periksa Oli Mesin Periksa : Jumlah Oli

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

Alat Pindai Profil Lambung Kapal

Alat Pindai Profil Lambung Kapal Alat Pindai Profil Lambung Kapal Deskripsi Sensor atas Sensor jarak Motor Stepper Sensor bawah Sensor Atas, sensor pembatas atas agar sistem kontrol dapat mengetahui apakah sensor jarak telah mencapai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci