ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BRUCELLA ABORTUS PENYEBAB KEGUGURAN PADA SAPI
|
|
- Fanny Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BRUCELLA ABORTUS PENYEBAB KEGUGURAN PADA SAPI SUPARTONO Balai Penelitian Veteriner, Jl R.E Martadinata 30, Bogor RINGKASAN Pengamatan kasus keluron atau keguguran yang di sebabkan oleh Brucella abortus bisa deteksi lebih awal dengan uji Rose Bengal Plate Test ( RBPT ) pada serum dan Milk Ring Test ( MRT ) pada susu. Sapi penderita Brucellosis biasanya mengalami keguguran pada usia kebuntingan muda yaitu 5 6 bulan. Penurunan produksi susu pada sapi perah bisa terjadi. Brucellosis dapat di tularkan lewat sekresi cairan uterus ke hewan lain sehingga menambah penyebaran kasus Brucellosis. Diagnosa awal brucellosis dengan uji RBPT dan MRT cukup sensitive untuk mengetahui kejadian infeksi pada kelompok sapi. Uji uji pengikatan komplemen atau Complement Fixation Test (CFT), merupakan uji lanjutan, akan tetapi kelemahan dari uji tersebut adalah tidak dapat membedakan titer antibody dari sapi hasil vaksinasi atau dari infeksi alam. Oleh karena itu di lakukan pengujian lebih lanjut dengan metoda ELISA (Enzyme Lynked Immuno Sorbent Assay ) yang pada prinsipnya adalah juga mengukur titer antibody Pada serum terhadap Lypo Poly Sacharide. Selain itu uji pupukan kuman dapat dilakukan dengan mengambil contoh susu yang dicurigai dan dibiakkan pada media Trypticase broth dengan penambahan supplemen antibiotika yang selanjutnya biakan kuman yang tumbuh di pelajari berdasarkan sifat dan karakteristik kuman Brucella. Kuman B. abortus dapat disimpan dalam bentuk kering beku ( Freeze Dried ) Kata Kunci : Keguguran,Milk Ring Test,RBPT, CFT, ELISA. PENDAHULUAN Penyakit keluron atau keguguran pada sapi di sebabkan oleh kuman Brucella abortus hal ini sangat merugikan dan juga menyebabkan sterilitas atau infertilitas serta kematian dini pada pedet (Hubert et al 1970), pada kambing terdapat Brucella melitensis pada domba Brucella ovis, pada babi Brucella suis di laporkan bahwa kejadian Brucellosis pada sapi bisa mencapai 0,17 11,8 % (Sudibyo dan Ronoharjo,1989). Selain kerugian ekonomi yang tinggi juga berpengaruh buruk bagi kesehatan masarakat karena hal ini kuman Brucella dapat menular pada manusia (Zoonosis) kejadian ini banyak di temukan pada orang orang yang bekerja di rumah pemotongan hewan. Pemeriksaan lebih awal atau monitoring penyebaran Brucella menjadi amat penting selain program vaksinasi harus di laksanakan untuk menekan penyebaran Brucella (Anonymus 1981). Sumber utama penularan Brucella pada sapi di antaranya sekresi cairan uterus,jaringan placenta, janin, kolostrum dari susu penderita atau semen beku yang tercemar Brucella, pada wilayah penyebaran ternak yang tidak terkendali terutama tidak adanya pengawasan penyakit, screening test dapat di lakukan pada daerah produksi susu sebelum susu di kirim pada industri pengolahan susu dapat di lakukan pemeriksaan Milk Ring Test (MRT ) tetapi harus di lanjutkan dengan pemeriksaan individu pada sapi mana saja yang terinfeksi dengan pengujian serologi test RBPT atau Rose Bengal Plate Test dan uji CFT Complement Fixation Test, bahkan lebih teliti lagi yaitu pengujian ELISA ( Enzyme Linked Immuno sorbent assay ). 114 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
2 Isolasi kuman dari susu dapat di lakukan dengan mengambil langsung dari sapi penderita dan di lanjutkan dengan pemupukan pada media selective TSA dengan penambahan supplemen antibiotik untuk menekan pencemaran dari bakteri lain. Sifat dari masing masing isolat yang berhasil di isolasi di pelajari patogenitas serta sifat sifat lain dengan uji bio kimia dan kuman yang berhasil di isolasi kemudian di simpan. Agar miring TSA atau penyimpanan untuk jangka waktu lama dilakukan dengan metoda kering beku atau Lyopilisasi. Sampel BAHAN DAN CARA Sampel susu dari hasil survey lapang penelitian Brucella di koleksi dengan cara aseptis di sertai pendingin selama proses koleksi untuk mencegah pencemaran yang dapat mengganggu pada saat proses isolasi, sesampai di laboratorium semua susu di lakukan screening test dengan metoda MRT, semua hasil di catat dalam buku kemudian dari susu yang bereaksi positive umumnya positive + 2 dan + 3 akan besar kemungkinan bisa di dapatkan isolat Brucella yang di inginkan, untuk contoh susu sebelumnya di putar dahulu 3000 RPM selama 30 menit kemudian lemak yang terpisah pada bagian atas di koleksi bersama pada sedimen atau pellet bagian bawah tabung sentrifuge, dengan menggunakan kapas lidi atau cotton bud campuran tadi di pindahkan pada media TSY broth dan sample di biakan menggunakan anaerobic jar di inkubasi pada lemari pengeram bersuhu 37 0 C selama 3 hari sampai 11 hari setelah itu di pindahkan atau di sub kultur pada media agar petri. Pengamatan koloni pada agar TSA dapat di lihat berdasarkan sifat sifat kuman yaitu gram negative. Untuk pemeriksaan selanjutnya sebagai uji penegasan di lakukan koleksi darah sapi individu untuk pemeriksaan serologi. Bahan Media Pertumbuhan dan Supplement : Medium Trycticase soy broth ; Supplement antibiotik dari oxoid ; Trypticase soy agar TSA ; Bacto agar ; Tabung bejana Anaerobik ; Sentrifuge ; Antigen Rose Bengal ; Antigen milk ring tes ; Darah domba normal Isolasi kuman pada Agar TSA dan koloni Morpologi Kuman Brucella tumbuh dengan persaratan husus seperti perlunya penambahan supplement dan membutuhkan gas CO 2 setelah tumbuh baik dapat di ketahui dengan ciri yaitu kuman muncul pada hari ketiga pada agar TSA terlihat transparan bening atau tembus cahaya, permukaan cembung,pengecatan gram terlihat batang lembut coccoid atau antara batang dan coccus, koloni dapat di lakukan uji selanjutnya bila perlu dengan uji agglutinasi dengan serum monospesifik A (Abortus) dan serum monospesific M (Melitensis). Sifat morfologi Brucella abortus Kuman Brucella abortus pada sdapi di Indonesia yang berhasil di isolasi adalah B abortus biotype I ( Setiawan 1992). Namun tidak lepas kemungkinan dengan banyaknya impor sapi dari luar bisa terdapat biotype lain seperti yang sudah di kenal terdapat 9 biotype yaitu biotype 1 sampai 9 yang dapat di bedakan berdasarkan uji bio kimia (Alton et.al 1988 ). Secara morpologi B. abortus bersifat gram negative, tidak bergerak, tidak berspora, bentuk Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 115
3 kokobasillus dengan panjang 0,6 µm 1,5 µm. Sel kuman terlihat sendiri sendiri, koloni kuman bulat transparan,permukaan cembung, diameter koloni 1-2 mm dan bisa berlanjut sampai 5 8 mm, Babortus termasuk genus Brucella dan di bawah familli Brucellacea ( Carter 1973 ). Diagnosis Brucella dengan uji Serologi Untuk mengetahui apakah ternak yang di pelihara petani bebas dari Brucella sangatlah penting, diagnosis terhadap Brucella dapat di gunakan uji konvensional (RBPT dan CFT ) maupun uji ikatan primer seperti ELISA, prinsipnya sama yaitu mengukur antibody terhadap Lipopoly Sacharide LPS ( Dohoo et al, 1986 ). Diagnosis Brucella dengan RBPT (Rose Bengal Plate Test) Dibutuhkan beberapa ml darah yang di ambil lewat vena jugolaris atau bisa juga vena di bawah tulang ekor di antara ruas ekor, darah yang di koleksi di proses hingga di peroleh serum dengan menggunakan mikropippet darah di ambil sebanyak 1 tetes atau 0,25 µl di sertakan pula serum kontrol positive lalu di simpan pada tempat cawan hemagglutinasi, kemudian tambahkan juga antigen berwarna Rose Bengal sebanyak 1 tetes l lihat terjadinya agglutinasi setelah campuran tadi di aduk dengan alat agglutinator selama 4 menit. Diagnosis Brucella pada susu dengan MRT (Milk Ring Test) Produksi susu pada area peternakan dalam skala kecil atau pada area besar dapat di periksa dengan mudah, namun pemeriksaan ini hanya untuk screening dimana saja lokasi yang terinfeksi Brucella yang selanjutnya di ikuti dengan uji penegasan yaitu serologi.untuk pemeriksaan di butuhkan sebanyak 1 ml susu segar atau susu koleksi yang tidak lebih dari 72 jam, langkah pemeriksaan ini adalah sebagai berikut: - Dengan menggunakan pipet ambil 1 ml susu lalu tempatkan pada tabung reaksi kecil - Ditambahkan sebanyak 1 tetes antigen berwarna (biru) pada susu tersebut lalu aduk menggunakan pengaduk vortex, Inkubasi susu tersebut pada suhu 37 0 C selama 1 jam, Baca reaksi perubahan warna yang terbentuk pada lapisan krim susu di bagian atas dengan kriteria sbb; 1+ Masih terdapat warna kebiruan pada campuran susu dan sedikit ring yang terbentuk.; 2+ Sedikit sekali warna birunya ( antigen ) pada campuran susu dan ring terlihat agak jelas ; 3+ Campuran susu dan antigen menjadi tidak berwarna menjadi putih bersih terbentuk ring / cincin warna biru terlihat jelas. Uji Pengikatan Komplemen / Complement Fixation Test Pengujian dengan serologi Pengikatan komplemen banyak di gunakan untuk mendiagnosa penyakit Brucellosis pada sapi,kambing dan domba, pada prinsipnya di perlukan enam komponen utama sebagai penunjang, yang mana satu sama lain saling terkait, artinya bila salah satu komponen tidak tepat/ salah mengakibatkan tidak bereaksi dengan sempurna, keenam komponen tersebut adalah Antigen ;yang terbuat dari suspensi sel kuman Brucella abortus yang di larutkan dalam phenol 0,5 %, Larutan BBS ( Barbital Buffered saline ), 116 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
4 Larutan Alsever; Campuran glukosa,nacl,sodium sitrat, sitric acid, Komplemen marmot, Eritrosit domba dan Hemolisin serum kelinci. Untuk melakukan pengujian di gunakan cawan mikro yang berdasar cembung,contoh serum dan campuran komponen tersebut di reaksikan pada kondisi tertentu pada suhu berfariasi sehingga terjadi reaksi, yaitu terjadinya hemolysis atau gumpalan yang mengendapdengan reaksi yang berbeda beda dari hemolysis sempurna dan tidak terjadinya hemolysis. HASIL DAN PEMBAHASAN Brucella abortus dapat di ketahui dengan ada atau terjadinya keguguran atau keluron pada usia kebuntingan muda yaitu sekitar +/-5-6 bl, untuk penegasan keguguran diperlukan pemeriksaan penyaringan dan dapat dilakukan pada susu yang di uji dengan metoda Milk Ring Test selanjutnya dari pemeriksaan screening tersebut dapat dilakukan uji pupukan kuman untuk isolasi dan identifikasi dengan media TSA + supplemen antibiotika, isolat yang di dapat di pelajari sifat dan karakteristiknya sampai biotyping. pada Tabel 1 di uraikan media yang di uji mulai dari karbohidrat sampai bio kimia dan bio typing, beberapa isolat dihasilkan dari pupukan asal susu segar. Untuk uji penegasan yang lebih teliti lagi dapat dilakukan dengan pengambilan darah individu dilanjutkan dengan uji serologi secara RBPT, CFT, dan ELISA. Tabel 1. Identifikasi dan Perbedaan Biovar dari genus dan species Brucella yang berhasil di isolasi survei lapang dan menurut ( Alton )1988 No. Samp Gram Stain Catalase Oxidase urease Nitrate Citrate CO 2 Motilitas H 2 S Thionin B.fuchsin Agglu A Con trol Neg batang neg Neg A 409 Neg Neg Neg Neg Neg Keterangan : no 404 Termasuk Biotype 1; 407 Termasuk Biotype 2; 409 Termasuk Biotype 3; 414 Termasuk Biotype 5; 473 Termasuk Biotype 6 KESIMPULAN Dari pengambilan susu yang di teliti dapat di isolasi dan identifikasi Brucella abortus kemudian di pelajari sifat dan karakteristik dengan uji bio kimia dan biotyping. Serologi test Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 117
5 mulai dari RBPT,CFT dan ELISA sebagai uji penentu / penegasan isolat kuman di isolasi lalu di simpan dalam bentuk kering beku/ Lyopilisasi. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih banyak di sampaikan pada peneliti di lab Bakteriologi unit Brucella yaitu Drh. Susan Maphilindawati Noor Mvsc, Dr. Suripto Mvsc dan juga tidak lupa pada almarhum Drh Agus Sudibyo sebagai peneliti di Brucella untuk di kenang pada saat penulis membantu pada pelaksanaan penelitian Brucella sehingga dapat selesai studynya. Dan penulis juga tidak lupa berterima kasih pada team penilai atau pembahas pada penulisan makalah ini hingga dapat di presentasikan pada saatnya nanti. DAFTAR PUSTAKA Alton,G,G.L.M, Jones,R.D. Angus and J.M..Verger 1988 Technique for the Brucellosis Laboratory. Institute National De La Recherche Agronomique, Paris Bulletin Epidemiologi Veteriner, Bina Direktorat Kesehatan Hewan 1991 Dirjen Peternakan Jakarta Carter, G.R Outline of Veterinary Bacteriology annd Mycology.Los Angeles 177p Dohoo.I,R,P.f. Wright,G. M Ruckerbaner,B,S, Samaghi, F,J. Robertson,and L. B. Forbes, A Comparison of Five serological test for Bovine brucellosis Hubbert, W. T,G.D. Booth, W, D. Bolton,H.W. Dunne,K.Mc.Entee, R.E. Smith and M.E. Tourelotte Bovine abortion in five north eastern states, Evaluation of diagnostic laboratory data, cornell.vet. 63; Setiawan,E. D 1992 study tentang beberapa sifat biologis brucella abortus isolat lapang. Disertasi Doktor. Program pasca sarjana. Institut Pertanian Bogor. Sudibyo. A. P. Ronoharjo,B,B. Patten dan Y, Mukmin Status brucellosis pada sapi potong di Indonesia. Penyakit Hewan xxiii (41); Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
umum digunakan untuk brucellosis yang di Indonesia umumnya menggunakan teknik Rose Bengal Plate Test (RBPT), Serum Agglutination Test (SAT), dan Compl
DIAGNOSA PENYAKIT BRUCELLOSIS PADA SAP] DENGAN TEKNIK UJI PENGIKATAN KOMPLEMEN Yusuf Mukmin Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor 11614 PENDAHULUAN Brucellosis adalah penyakit bakterial
Lebih terperinciKomposisi per liter: Pancreatic digest of casein Enzymatic digest of soya bean Sodium chloride
59 Lampiran 1 Media triptone soya agar (TSA) Komposisi per liter: Pancreatic digest of casein Enzymatic digest of soya bean Sodium chloride Agar Contains papain 15,0 g 5.0 g 5,0 g 15,0 g Sebanyak 20 gr
Lebih terperinciPENGENDALIAN PENYAKIT BRUCELLOSIS DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2017
PENGENDALIAN PENYAKIT BRUCELLOSIS DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2017 Oleh : drh Nyoman A Anggreni T PENDAHULUAN Pengendalian terhadap penyakit brucellosis di Indonesia, pulau Jawa dan khususnya di terus dilaksanakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat
19 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2011 sampai November 2012 di Laboratorium Bagian Mikrobiologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pertama kali saat terjadinya perang di Crimea, Malta pada tahun Gejala
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Etiologi Brucellosis Penyakit keguguran / keluron menular pada hewan ternak kemungkinan telah ada sejak berabad-abad lalu seperti deskripsi dari Hippocrates dan mewabah pertama
Lebih terperinciKudrjawzow dan Rumanow (1928) yang telah dimodifikasi oleh Hardjoutomo dan Sri Poernomo (1976). Untuk pembuatan antigen kokto tersebut dikerjakan sepe
PEMBUATAN ANTIGEN KOKTO UNTUK SERUM ASCOLI Koko Barkah Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor 11614 PENDAHULUAN Antraks atau radang limpa adalah penyakit menular pada hewan yang disebabkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Susu UHT Impor Bahan Media dan Reagen Alat
21 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus sampai dengan September tahun 2008. Tempat penelitian di Laboratorium Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner (KESMAVET) Departemen
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2009. Pengambilan sampel susu dilakukan di beberapa daerah di wilayah Jawa Barat yaitu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Sebanyak 173 dan 62 contoh serum sapi dan kambing potong sejumlah berasal dari di provinsi Jawa Timur, Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Barat, Jakarta dan
Lebih terperinciSerodeteksi Brucella abortus pada Sapi Bali di Timor Leste
Serodeteksi Brucella abortus pada Sapi Bali di Timor Leste Reny 1 Septyawati, Nyoman Sadra Dharmawan 2, Nyoman Suartha 1 1) Lab Penyakit Dalam Veteriner, 2) Lab Patologi Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Bujur Timur dengan jarak 149 km dari Dili, suhu maksimun 32 o C dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Distrik Bobonaro Distrik Bobonaro terletak di antara 8 o 48-9 15 Lintang Selatan dan 125 o 55-125 24 Bujur Timur dengan jarak 149 km dari Dili, suhu maksimun 32 o C dan suhu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode Penelitian
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, mulai Maret 2010 sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Terpadu Bagian Mikrobiologi Medik dan laboratorium Bakteriologi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai dengan bulan Maret 2012. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium Bagian Mikrobiologi Medik Departemen
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Sumber Data Sampel dalam penelitian ini adalah usapan (swab) dari lesi mukosa mulut subyek
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana. Penelitian ini berlangsung
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium mikrobiologi program
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor
BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari Oktober 2010
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi pada udara di inkubator
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan desain eksperimental (True experiment-post test only control group
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI DAN PENGENDALIAN BRUCELLOSIS PADA SAPI PERAH DI PULAU JAWA
EPIDEMIOLOGI DAN PENGENDALIAN BRUCELLOSIS PADA SAPI PERAH DI PULAU JAWA SUSAN MAPHILINDAWATI NOOR Balai Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata 30, Bogor 16114 ABSTRAK Brucellosis adalah salah satu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat
21 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, mulai Maret sampai dengan Agustus 2010 di laboratorium Mikrobiologi Medis, laboratorium Terpadu unit pelayanan mikrobiologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode deskriptif. B. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Subjek Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah C. albicans yang diperoleh dari usapan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian telah dilaksanakan di laboratorium BKP Kelas II Cilegon untuk metode pengujian RBT. Metode pengujian CFT dilaksanakan di laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilakukan di kandang pemeliharaan hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.
7 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. A. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April 2007 sampai dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.
LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair. a. Komposisi media skim milk agar (Widhyastuti & Dewi, 2001) yang telah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian
14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan media Mannitol Salt Agar (MSA). pada tenaga medis di ruang Perinatologi dan Obsgyn Rumah Sakit Umum
38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan metode difusi dengan memakai media
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4
27 III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Daerah, Rumah Sakit Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rimpang jahe segar yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aromatik dan Obat (Balitro) Bogor berumur 8
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012 di kawasan konservasi lumba-lumba Pantai Cahaya, Weleri, Kendal, Jawa Tengah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar
25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar Cahaya Negeri, Abung Barat, Lampung Utara dan Laboratorium Penyakit
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel
16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan metode difusi dengan memakai media Agar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan meliputi pemberian minyak atsiri jahe gajah dengan konsentrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Januari sampai dengan April 2014.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan Kunak, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Sampel diuji di laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen
Lebih terperinciIII. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di
18 III. METODE PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciSTUDI PATOGENISITAS BRUCELLA SUIS ISOLAT LAPANG DAN KEMAMPUAN PENULARANNYA DARI BABI KE MANUSIA
STUDI PATOGENISITAS BRUCELLA SUIS ISOLAT LAPANG DAN KEMAMPUAN PENULARANNYA DARI BABI KE MANUSIA AGUS SUDIBYO Balai Penelitian Veteriner Jalan R.E. Martadinata No. 30, P.O. Box 151, Bogor 16114, Indonesia
Lebih terperinciAKABANE A. PENDAHULUAN
AKABANE Sinonim : Arthrogryposis Hydranencephaly A. PENDAHULUAN Akabane adalah penyakit menular non contagious yang disebabkan oleh virus dan ditandai dengan adanya Arthrogryposis (AG) disertai atau tanpa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak buah Asam Jawa
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan rumah kaca Hama dan Penyakit dan rumah kaca Balai penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO), Bogor; pada bulan Oktober
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
10 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai Oktober 2012. Sampel gubal dan daun gaharu diambil di Desa Pulo Aro, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten
Lebih terperinciMATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya
10 MATERI DAN METODA Waktu Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Terpadu FKH-IPB, Departemen Ilmu Penyakit Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium (in vitro) menggunakan ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa
Lebih terperinciBAB 4 METODE PE ELITIA
BAB 4 METODE PE ELITIA 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian : eksperimental laboratorik 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian : Laboratorium Biologi Oral FKG UI Waktu penelitian : Minggu ke-4
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto
LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto Lampiran 2. Pembuatan Media dan Reagen 2.1 Pembuatan Media Skim Milk Agar (SMA) dalam 1000 ml (Amelia, 2005) a. 20 gram susu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung, sebanyak 7 sampel diambil dari pasar tradisional dan 7 sampel diambil dari
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Post test only control group design (Marczyk dkk., 2005). Bagan rancangan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini bersifat eksperimental murni (true experiment), memakai kelompok kontrol dengan menggunakan rancangan Post test only control group
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:
21 III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret 2013 bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen laboratorik dengan metode difusi (sumuran). Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali sehingga digunakan 12 unit
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Balai Uji Standar Karantina Ikan Departemen Kelautan dan Perikanan di Jakarta dan Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar Lampung, Laboratorium Penguji Balai Veteriner Lampung, dan Laboratorium Nutrisi
Lebih terperinciDAFTAR KODE & TARIF PNBP BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN (berdasarkan PP No. 35/2016)
PENGUJIAN LABORATORIUM KARANTINA TUMBUHAN DAFTAR KODE & TARIF PNBP BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN (berdasarkan PP No. 35/2016) NO. JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KODE SATUAN TARIF KET.
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental Laboratoris 3.2 LOKASI PENELITIAN : Laboratorium Fatokimia Fakultas Farmasi UH & Laboratorium Mikrobiologi FK UH 3.3 WAKTU PENELITIAN
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mulai Maret 2011 sampai
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.
2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan dan Rumah Kaca University Farm, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan
56 LAMPIRAN Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan Air laut Dimasukkan ke dalam botol Winkler steril Diisolasi bakteri dengan pengenceran 10 0, 10-1, 10-3 Dibiakkan dalam cawan petri
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2012 bertempat di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.
14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan penelitian eksperimental labolatorik untuk mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan paramedis di Instalasi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian : eksperimental laboratorik 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian : Laboratorium Biologi Oral FKG UI Waktu penelitian : Minggu
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 Maret 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimental dengan menguji isolat bakteri endofit dari akar tanaman kentang (Solanum tuberosum
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme pengganti Air Susu Ibu di Unit Perinatologi Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium mikrobiologi, Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di Laboratorium dan Fasilitas Karantina Marine Research Center (MRC) PT. Central Pertiwi Bahari
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan bulan Desember 2011. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium Bagian Mikrobiologi Medik Departemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN
17 METODELOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH IPB, kandang hewan percobaan
Lebih terperinciY ij = µ + B i + ε ij
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai bulan September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Bagian Teknologi Hasil Ternak Perah dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu kambing segar ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktorial yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris In Vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian Subyek pada penelitian ini yaitu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pemilihan Ikan Uji dan Bakteri (Patogen dan Probiotik)
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, mulai Januari Juni 2011 di Laboratorium Patologi Ikan, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor, Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental murni secara laboratoris in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji 1. Bahan uji yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya sebagai tempat pengambilan sampel limbah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012 di Bagian Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera utara.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan metode difusi Kirby-Bauer (Triatmodjo, 2008). Hasil penelitian diperoleh dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi
Lebih terperinciKAJIAN BRUSELLOSIS PADA SAPI DAN KAMBING POTONG YANG DILALULINTASKAN DI PENYEBERANGAN MERAK BANTEN ARUM KUSNILA DEWI
KAJIAN BRUSELLOSIS PADA SAPI DAN KAMBING POTONG YANG DILALULINTASKAN DI PENYEBERANGAN MERAK BANTEN ARUM KUSNILA DEWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
Lebih terperinci