DAMPAK PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL WARGA BELAJAR DI KELURAHAN KAYU MERAH KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL WARGA BELAJAR DI KELURAHAN KAYU MERAH KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO"

Transkripsi

1

2 DAMPAK PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL WARGA BELAJAR DI KELURAHAN KAYU MERAH KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO JURNAL OLEH MELIEN S. HASAN NIM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 2014

3 DAMPAK PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL WARGA BELAJAR DI KELURAHAN KAYU MERAH KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Melien S. Hasan Yakob Napu Misran Rahman Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan UNG ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak program pendidikan keaksaraan fungsional terhadap kehidupan sosial ekonomi warga belajar di Kelurahan Kayu Merah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Penelitan ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam bentuk observasi, dokumentasi, dan teknik wawancara. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak program pendidikan Keaksaraan Fungsional terhadap kehidupan sosial ekonomi warga belajar di Kelurahan Kayu Merah adalah : 1) perubahan orientasi hidup yang lebih fungsional, 2) meningkatnya kebermaknaan diri dalam kehidupan diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat, 3) kesadaran untuk menyekolahkan anak, 4) perubahan ekonomi dan penghidupan yang layak, 5) perubahan pengetahuan tentang hak-hak dasar hidup dan kehidupan dalam berkeluarga, bermasyarakat, dan berbangsa. Melihat ada juga warga belajar yang tidak memiliki dampak dari program KF, maka direkomondasikan: 1) Program KF sebaiknya menyediakan tutor yang berdedikasi tinggi, memiliki keahlian tertentu yang dapat ditularkan kepada warga belajar, dan memiliki kemampuan mengajar yang baik, 2) pembelajaran keterampilan yang diberikan diharapkan terkait langsung dengan mata pencaharian, peluang usaha, lapangan pekerjaan, dan pendapatan, 3) campur tangan Dinas Pendidikan diperlukan dimana Dinas Pendidikan di daerah ini mau bekerjasama dengan instansi lain, seperti Dinas Perdagangan atau menggandeng pengusaha tingkat lokal untuk diajak bekerjasama dalam penyaluran hasil keterampilan warga belajar. Hal ini akan memudahkan warga belajar dari segi modal usaha dan kejelasan penyaluran hasil keterampilan. Kata Kunci : Program KF, Kehidupan Sosial, Warga Belajar. PENDAHULUAN Lahirnya upaya pemerintah tersebut, telah membawa tantangan tersendiri bagi pengelola/penyelenggara pendidikan Keaksaraan Fungsional untuk dapat mencapai tujuan penyelenggaraan yang maksimal, terutama adalah bagaimana mengupayakan kemampuan, pemahaman dan penyesuaian diri guna mengatasi kondisi hidup dan pekerjaannya. Lebih luas Keaksaraan Fungsional berusaha

4 untuk membangun masyarakat, melalui perubahan pada level individu dan masyarakat, dengan adanya persamaan ( equity), kesempatan dan pemahaman global (Jalal,F.Et.al, 2005:19). Berdasarkan tujuan pembelajaran inilah maka sangat penting bagi warga belajar agar keikut sertaannya dalam program KF memiliki dampak positif bagi kehidupan sosialnya. Artinya, dampak tersebut berpusat pada bagaimana cara warga belajar menggunakan keterampilan keaksarannya dalam kehidupan seharihari. Warga belajar tidak hanya membaca informasi tetapi menerapkannya dan mengambil keuntungan untuk meningkatkan kualitas kehidupan, secara material maupun secara fisik. Kompetensi seseorang yang selama ini tebelenggu karena buta aksara, diharapkan dengan melek aksara kompetensi tersebut akan tumbuh dan berkembang dan nantinya akan menjadi suatu kekuatan untuk melakukan perubahan dalam rangka perbaikan kualitas hidup di tengah-tengah masyarakat. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya agar program Keaksaraan Fungsional bisa berjalan dengan baik, harus ada tolok ukur atau evaluasi yang bisa mengawal jalannya program pemberantan Buta Aksara. Secara umum, sekurang-kurangnya ada lima indikator dampak yang diharapkan dari program pendidikan KF pada kehidupan sosial warga belajar, antara lain: 1) berkurangnya jumlah penduduk miskin, 2) berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, 3) meningkatnya kepedulian masyarakat terhadaap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya, 4) meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok lain dalam masyarakat, 5) meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya (Kusmiadi.A, 2007:114). Sementara itu secara individual, bahwa tolak ukur keberhasilan program Keaksaraan Fungsional pada kehidupan seseorang adalah : 1) mampu memahami informasi melalui tulisan, 2) memiliki keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, 3) memiliki mata pencaharian untuk menambah penghasilan, 4) perubahan sikap hidup kreatif dan produktif, 5) senang dan giat belajar, 6) kesadaran untuk menyekolahkan anak, 7) kesadaran terhadap hukum dan pelestarian lingkungan (Sihombing,2000:169). Atas dasar persepsi inilah, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan Kayu Merah Kecamatan Limboto. Dari pengamatan awal yang peneliti lakukan pada bulan September 2012, terhadap beberapa warga belajar yang telah melek aksara dan memiliki SUKMA, menunjukan hasil yang positif bagi perubahan kualitas hidup, baik pola pikir maupun pola sikap. Hal itu nampak pada perubahan kehidupan sosial dan ekonomi warga belajar selang beberapa bulan setelah mendapatkan SUKMA. Perubahan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator diantaranya: 1) perubahan orientasi hidup yang lebih fungsional, 2) meningkatnya kebermaknaan diri dalam kehidupan diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat, 3) kesadaran untuk menyekolahkan anak, 4) perubahan ekonomi dan

5 penghidupan yang layak, 5) perubahan pengetahuan tentang hak-hak dasar hidup dan kehidupan dalam berkeluarga, bermasyarakat, dan berbangsa. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengetahui secara mendalam bagaimana dampak proram pendidikan Keaksaraan Fungsionl terhadap kehidupan sosial warga belajar di kelurahan Kayu Merah. Penelitian ini penting dilakukan dengan alasan: 1) mengoptimalkan peran Keaksaraan Fungsional, penting bagi kualitas hidup warga belajar, 2) dampak positif dari program Keaksaraan Fungsional akan menarik minat warga penyandang buta aksara lainnya, 3) melek aksara bukan tujuan akhir, maka dipandang perlu intensifikasi program pemberantasan buta aksara. Untuk memudahkan penelitian, peneliti memformulasikan judul: Dampak Pendidikan Keaksaraan Fungsional Terhadap Kehidupan Sosial Warga Belajar di Kelurahan Kayu Merah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. TINJAUAN PUSTAKA Keaksaraan fungsional terdiri dari dua unsur kata, yaitu keaksaraan dan fungsional. Keaksaraan secara sederhana diartikan sebagai kemampuan untuk membaca, menulis, dan menghitung. Fungsional berkaitan erat dengan fungsi dan tujuan dilakukannya pembelajaran di dalam pendidikan keaksaraan, serta adanya jaminan keterampilan benar-benar bermakna dan bermanfaat untuk meningkatkan mutu kehidupan. Fungsional juga bermakna warga belajar dapat memanfaatkan hasil belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keaksaraan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari (Jalal, F. Et.al, 2005:17) Keaksaraan fungsional ( functional literacy) secara sederhana diartikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis. Namun menurut Marzuki M. (2010;14) bahwa Keaksaraan didefinisikan secara luas sebagai pengetahuan dasar dan keterampilan yang diperlukan oleh semua di dalam dunia yang berubah cepat dan merupakan hak asasi manusia. Di dalam setiap masyarakat, keaksaraan merupakan keterampilan yang diperlukan pada dirinya dan salah satu fondasi bagi keterampilan-keterampilan hidup yang lain. Di samping itu, Keaksaraan merupakan katalisator untuk berperan serta dalam kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, politik, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, serta merupakan sarana untuk belajar sepanjang hayat (Kusnadi,2005:77). Keaksaraan adalah katalisator untuk berperan serta dalam kegiatan sosial, kebudayaan, politik dan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat, serta merupakan arena untuk belajar sepanjang hayat. Keaksaraan Fungsional menekankan pada suatu kemampuan untuk dapat mengatasi suatu kondisi baru yang tercipta oleh lingkungan masyarakat, agar warga belajar dapat memiliki kemampuan fungsional yaitu berfungsi bagi diri sendiri dan masyarakatnya. Tujuan keaksaraan fungsional adalah bagaimana mengupayakan kemampuan, pemahaman dan penyesuaian diri guna mengatasi kondisi hidup dan pekerjaannya. Lebih luas Keaksaraan Fungsional berusaha untuk membangun masysarakat, melalui perubahan pada level individu dan masyarakat, dengan adanya persamaan (equity), kesempatan dan pemahaman global (Jalal,F.Et.al,2005:19).

6 Menurut Depdiknas (2006) dalam Sulton (2008:44), untuk menyelengga - rakan program Keaksaraan Fungsional dibutuhkan delapan prinsip utama pemahaman penyelenggaraan program ini, yaitu: 1. Konteks lokal, program dikembangkan berdasarkan konteks lokal yang mengacu pada konteks sosial lokal dan kebutuhan khusus pada setiap warga belajar danmasyarakat sekitar. 2. Desain lokal, merupakan rancangan kegiatan belajar yang dirancang oleh tutor dan warga belajar berdasarkan minat, kebutuhan, masalah, kenyataan, dan potensi atau sumber-sumber setempat. 3. Proses partisipatif adalah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penyelenggaraan program Keaksaraan Fungsional harus dilakukan berdasarkan strategi partisipatif. 4. Fungsionalisasi hasil belajar, hasil belajar diharapkan warga belajar dapat memfungsikan keaksaraannya untuk menganalisasi dan memecahkan masalah keaksaraan yang dihadapi warga belajar. 5. Kesadaran, proses pembelajaran keaksaraan hendaknya dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga belajar terhadap keadaan dan permasalahan lingkungan untuk melakukan aktivitas kehidupannya. 6. Fleksibilitas, program Keaksaraan Fungsional harus fleksibel, agar memungkinkan untuk dimodifikasi sehingga responsif terhadap minat dan kebutuhan belajar serta kondisi lingkungan warga belajar yang berubah dari waktu ke waktu. 7. Keanekaragaman, hendaknya bervariasi dilihat dari segi materi, metode, maupun strategi pembelajaran sehingga mampu memenuhi minat dan kebutuhan belajar warga belajar di setiap daerah yang berbeda-beda. 8. Kesesuaian hubungan belajar, dimulai dari hal-hal yang telah diketahui dan dapat dilakukan oleh warga belajar, sehingga pengalaman, kemampuan, minat dan kebutuhan belajar menjadi dasar dalam menjalin hubungan yang harmonis dan dinamis antara turor dan warga belajar. Keberhasilan program Keaksaraan Fungsional menjadi cara terwujudnya pemberdayaan khususnya bagi penduduk buta aksara. Hasil belajar program KF dilakukan melalui mekanisme yang disesuaikan dengan SKK (Standar Kompetensi Keaksaraan). Warga belajar yang diperbolehkan mengikuti penilaian hasil belajar adalah mereka yang aktif mengikuti proses pembelajaran secara sistematis dan kontinu. Warga belajar juga berhak mendapatkan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA), sebagai bukti bahwa mereka telah melek aksara. Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap pelaksanaan suatu program atau suatu keputusan biasanya mempunyai dampak tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan keputusan. Seorang pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak yang akan terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil. Menurut Ali. M, (2003 : 233), pengertian dampak adalah Benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negative. Pengaruh disini merupakan daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut

7 membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Dalam hal ini pengaruh merupakan suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. Pengertian dampak dalam penelitian ini adalah pengaruh atau akibat yang ditimbulkan dari pelaksanaan program Keaksaraan Fungsional terhadap kehidupan warga belajar. Sosial berarti masyarakat. Kehidupan sosial berarti kehidupan masyarakat. Mengingat kehidupan masyarakat adalah sistem, maka kehidupan sosial dikenal juga dengan istilah sistem sosial. Berbicara tentang sistem sosial, maka kita berbicara tentang unsur-unsur yang membentuk kehidupan sosial. Paling tidak dalam sebuah sistem sosial harus ada individu-individu yang berkumpul bersama dalam satu wilayah tertentu dan ada norma/aturan yang mengatur hubungan di antara individu-individu itu (Ahmadi, Abu. 2003:9). Kehidupan sosial suatu masyarakat merupakan suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, politik, ekonomi, dan kultural yang saling berinteraksi antar unsur tersebut (Basrowi, 2005:19) Lebih Lanjut Basrowi, (2 005:20-21) mengemukakan bahwa hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain sangat diperlukan, dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau masih membutuhkan bantuan dari pihak lain. Lingkungan yang pertama kali akan di temuai oleh individu adalah lingkungan keluarga, karena lingkungan keluarga merupan suatu aspek bagi individu untuk dapat mengembangkan kemampuan atau kapasitasnya. Jika tidak adanya individu, maka keluarga dan masyarakat pun tidak akan tercipta. Begitu pula dengan individu, tidak akan bisa berjalan sendiri jika tidak adanya keluarga dan masyarakat, karena dengan adanya keluarga dan masyarakat, masing-masing individu dapat mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan sosial. Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting dan fundamental, keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya. Namun dalam perjalanannya kehidupan sosial dalam keluarga sering terbentur masalah kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Penekanan terhadap obyek-obyek tersebut dikarenakan masalah kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, adalah persoalan abadi, yang ada di setiap tempat dan kurun waktu (Suharto, Edi.2008: Online). Dalam konteks kesadaran, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan biasanya merujuk pada kesadaran fatalistik dan menyerah pada takdir. Suatu kondisi diyakini sebagai pemberian Tuhan yang harus diterima, dan perubahan atas nasib yang dialaminya hanya mungkin dilakukan oleh Tuhan. Kesadaran fatalistik bersifat pasif dan pasrah serta mengabaikan kerja keras. Meskipun persoalan kemiskinan bisa saja disebabkan oleh banyak factor, seperti struktur dan fungsi struktur yang tidak berjalan, akan tetapi itu semua

8 mengisyaratkan pada faktor manusianya. Struktur jelas buatan manusia dan dijalankan oleh manusia pula. Jadi, persoalan kemiskinan yang bertumpu pada struktur dan fungsi sistem jelas mengindikasikan problem kesadaran manusianya. Dengan demikian, agenda terbesar pendidikan nasional adalah bagaimana merombak kesadaran masyarakat Indonesia agar menjadi kritis. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak program pendidikan keaksaraan fungsional terhadap kehidupan sosial ekonomi warga belajar di Kelurahan Kayu Merah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayu Merah dengan fokus penelitian warga belajar yang pernah mengikuti pendidikan KF yang ada di PKBM Al Magfirah Kelurahan Kayu Merah. Penelitian ini didesain secara kualitatif yang bersifat interpretatif, yaitu akan mendeskripsikan fenomena yang berkaitan dengan dampak program pendidikan keaksaraan fungsional terhadap kehidupan sosial ekonomi warga belajar di Kelurahan Kayu Merah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pendidikan Keaksaraan Fungsional telah berdampak postitif bagi kehidupan sosial warga belajar yang ada di kelurahan Kayu Merah. Sebagian besar peserta didik merasa terbantu dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi saat ini. Hal tersebut dikarenakan bahwa program KF berorientasi pada penyelesaian masalah yang dihadapi masa kini dan mempersiapkan kemampuan untuk masa yang akan datang. Secara keseluruhan dampak program KF yang diselenggarakan di Kelurahan Kayu Merah yang terungkap dalam penelitian ini adalah mampu meningkatkan kualitas kehidupan warga belajar seperti: 1. Perubahan orientasi hidup yang lebih fungsional. 2. Meningkatnya kebermaknaan diri dalam kehidupan diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat. 3. Kesadaran untuk menyekolahkan anak 4. Peningkatan ekonomi, dan 5. Perubahan pengetahuan tentang hak-hak dasar hidup dan kehidupan dalam berkeluarga, bermasyarakat, dan berbangsa. Dari beberapa warga belajar yang yang memperoleh manfaat dari program KF, juga diperoleh data tentang tidak berhasilnya warga belajar dalam memperbaiki kualitas kehidupannya setelah mengikuti program Keaksaraan Fungsional karena beberapa alsan diantaranya: tidak adanya modal untuk memulai usaha, tidak mengerti produknya harus dijual kepada siapa, dan sibuknya

9 pekerjaan domestik yang menyebabkan mereka tidak memiliki banyak waktu untuk memulai usaha. Untuk itu perlu mendapat perhatian dan pengkajian secara komprehenship tentang hambatan atau kendala warga belajar dalam memanfaatkan keterampilan yang dimiliki, baik menyangkut modal usaha, pemasaran hasil usaha, pemberian motivasi wirausaha dan lain sebagainya. Yaitu dengan mengupayakan terobosan baru untuk melakukan kemitraan dengan pemerintah, dunia usaha, dunia industri atau departemen terkait yang dapat membantu memberikan modal usaha ataupun dalam pemasaran hasil usaha. Sehingga kendala-kendala yang dihadapi warga belajar dapat diminimalisir. Namun demikian faktor apapun yang mempengaruhi keberhasilan warga belajar dalam meningkatkan kebermaknaan kehidupannya, semuanya akan kembali kepada totalitas dari warga belajar itu sendiri sebagai manusia dengan berbagai macam dimensinya. Karena setiap warga belajar memiliki karakteristik dan pengalaman hidup yang berbeda-beda. Selain faktor-faktor seperti yang dikemukakan diatas, menurut peneliti bahwa faktor yang paling menentukan yang ada pada diri warga belajar dalam meningkatkan kebermaknaan kehidupannya adalah faktor motivasi dan konsep diri. Motivasi warga belajar adalah kemauan dari dalam diri warga belajar untuk mau berubah dalam menatap masa depan yang lebih baik. Sedangkan konsep diri merupakan keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya bahwa dirinya mampu untuk berubah. DAFTAR RUJUKAN Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ahmadi, Abu Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta Ali, Muhammad, 2003, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, Jakarta: Pustaka Amani. Aminullah Akan Berhasilkah Pemberantasan Buta Huruf di Indonesia? BPPLSP Regional V: Bandung. Basrowi, 2005, Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia Coombs,P dan Manzoor A. (1984). Memerangi Kemiskinsn di Pedesaan Melalui Pendidikan Non Formal, Jakarta: Rajawali. Depdiknas, Standar Kompetensi Keberaksaraan, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat). Depdiknas, 2012, Jumlah dan Persentase Buta huruf, Depdiknas-RI, Online. Dapat diunduh dari: www. depdiknas.go.id. Diakses 22 Desember 2012

10 Depdiknas,2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakar-ta: Balai Pustaka, Edisi ke-3. Djalal, Fasli & Nina Sardjunani Peningkatan Keaksaraan yang Lebih Baik Untuk Indonesia Diakses 12 September 2012 Inpres RI No.5 Tahun 2006, Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara. (GNP-PWB/PBA). Jalal, F. Et.al,2005. Pendidikan Keaksaraan: Filosofi, Strategi dan Implementasi. Jakarta: Dirjen PLS Kurniawan, Khaerudin Percepatan Pemberantasan Buta Aksara Http: // Diakses 22 Desember Kusnaidi, dkk, (2003). Keaksaraan Fungsional di Indonesia. Jakarta: Mustika Aksara Kusnadi, dkk, 2005, Pendidikan Keaksaraan Filosofi, Strategi, Implementasi, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Masyarakat, Jakarta Kusmiadi.A,2007. Model Pengelolaan Pembelajaran Pasca Keaksaraan melalui Penguatan Pendidikan Kecakapan Hidup bagi Upaya Keberdayaan Perempuan Pedesaan: Studi Pemberdayaan Perempuan Pedesaan di Kampung Cibago, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang.[Hasil Penelitian]. P2PNFI Regional II. Semarang. Marzuki M Keaksaraan Fungsional: Latar Belakang dan Pengertian. Universitas Negeri Malang Moleong, Lexy, Metodologi Rosdakarya Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja ,2003, Metode Penelitian Kualitatif, dari index. php?link=detail&code-or603 Diakses tanggal 29 September ,1991. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nasution, Zalkarimein, Teknologi Komunikasi Dalam Perspektif. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI Pustaka

11 Saidah Pendidikan Non Formal dengan Program Keaksaraan Fungsional (PKF). Studi Pendidikan Luar Sekolah. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta Sihombing U, Gutama Profil PKBM di Indonesia pada Masyarakat Perintisan. PD. Mahkota: Jakarta Sudjana, HD (2004). Pendidikan non formal. Bandung : Falah Production Sulton L Keberhasilan Program Keaksaraan Fungsional : Studi Kasus PKBM Damai Mekar, Bogor. (Skripsi di Internet). (diunduh tanggal 2 Agustus 2012). Suharto, Edi Pekerjaan Sosial dan Paradigma Baru Kemiskinan. policy. hu/suharto/modul_a/makindo_24.htm. Diakses 7 April 2013 Tuloli, Jassin, 2002, Metode penelitian Kualitatif dan Aplikasinya (suatu pendekatan terhadap ilmu-ilmu sosial) Gorontalo. 82 UNESCO Laporan Global PUS 2007: Keaksaraan Bagi Kehidupan. (internet). (diunduh tanggal 2 September 2012). Dapat diunduh dari : Http//unesdc. unesco.org/ images/0014/ ind.pdf. Diunduh 12 Pebruari Universitas Negeri Gorontalo,2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo:UNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) adalah Deklarasi Millennium hasil kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala negara dan perwakilan dari

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA

KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA Disampaikan Dalam Program Pengabdian pada Masyarakat Di Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kab Bantul Tanggal 19 Juli 2008 OLEH: Hiryanto, M.Si Dosen Jurusan PLS

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL STUDI TENTANG PROGRAM KEGIATAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPM) DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI DESA AMBARA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO Oleh : HASANA P. ABAS

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA. AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs

BAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA. AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs BAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs 3. Strategi Pemerintah Indonesia Pengukuran keberhasilan dari suatu pemberdayaan dapat dilakukan dengan melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut diwujudkan melalui upaya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang berkaitan dengan efektifitas

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI PESERTA DIDIK PADA PAKET C KELAS TIGA DI SKB KOTA GORONTALO SITI YUNUS NIM. 121410009 1 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

Lebih terperinci

2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT

2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bangsa indonesia merupakan sebuah sistem pendidikan yang berakar yang berdasarkan atas pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pendidikan menempati peran sangat strategi dalam pembangunan Nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan pemerintah dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan, sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah yang selalu menjadi isu sentral dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik di perdesaan maupun di perkotaan. Meskipun kemiskinan pernah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami hambatan sehingga program-program yang diluncurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami hambatan sehingga program-program yang diluncurkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah buta aksara sebagai suatu masalah nasional sampai saat ini masih belum tuntas sepenuhnya. Berbagai usaha dalam upaya penanggulangannya masih mengalami

Lebih terperinci

ISSN : Volume 1 Nomor 2, Mei 2018

ISSN : Volume 1 Nomor 2, Mei 2018 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PASCA PENDIDIKAN KEAKSRAAN FUNGSIONAL (KF) MELALUI KELOMPOK BELAJAR USAHA (KBU) DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BINA MANDIRI KELURAHAN CIPAGERAN CIMAHI UTARA Kosiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya yang sangat penting dalam proses pembangunan bangsa dan negara, karena aktifitas pendidikan berkaitan langsung dengan pengembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan budaya tulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga pendidikan formal, dan lembaga pendidikan non formal yang berlangsung dalam lingkungan

Lebih terperinci

Oleh. NURHAYATI ISHAK Nim FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH. Anggota. Pembimbing I : Dr. Rusdin Djibu, M.

Oleh. NURHAYATI ISHAK Nim FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH. Anggota. Pembimbing I : Dr. Rusdin Djibu, M. 1 MENINGKATKAN PENGENALAN HURUF LATIN MELALUI PENGGUNAAN PIAS-PIAS HURUF PADA KELOMPOK KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM HARAPAN INDAH DESA LAWONU KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO Oleh NURHAYATI ISHAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan dalam masyarakat mengalami kemerosotan,baik di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan dalam masyarakat mengalami kemerosotan,baik di tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini membawa dampak dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Dimana hubungan kekeluargaan dalam masyarakat mengalami

Lebih terperinci

KEBERHASILAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL (KF)

KEBERHASILAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL (KF) KEBERHASILAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL (KF) (Kasus: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Damai Mekar, Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor) Oleh: Latifah Sulton A14204056 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,.

173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,. 173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,. DAMPAK PENDIDIKAN KEAKSARAAN TERHADAP TINGKAT SOSIAL EKONOMI KELUARGA Amelia Rizky Hartini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, maka dalam rangka peningkatan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, maka dalam rangka peningkatan sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kebutuhan bagi suatu Bangsa dan Negara, jika ingin berpartisipasi aktif dalam pembangunan di era kemajuan

Lebih terperinci

TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 1 : Februari 2016

TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 1 : Februari 2016 Efektivitas PKBM Dalam Pemberdayaan Masyarakat pada Program Pengentasan Buta Aksara oleh PKBM di Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo Naufal Ilma IAIN Sultan Amai

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PROGRAM PAKET B DI PKBM NGUDI MAKMUR JAMUS, PENGASIH, KULON PROGO ARTIKEL E-JORNAL

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PROGRAM PAKET B DI PKBM NGUDI MAKMUR JAMUS, PENGASIH, KULON PROGO ARTIKEL E-JORNAL PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PROGRAM PAKET B DI PKBM NGUDI MAKMUR JAMUS, PENGASIH, KULON PROGO ARTIKEL E-JORNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN JEMBER

PENGELOLAAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN JEMBER PENGELOLAAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN JEMBER (Studi terhadap PKBM Nurul Huda Desa Mumbulsari Kecamatan Mumbulsari Jember tahun 2011-2015) Ria Angin *, Popong Mega Putra** * Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS Pada bab ini, peneliti akan memaparkan dan menjelaskan tentang teoriteori yang ditemukan dalam literatur untuk menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung

BAB I PENDAHULUAN. penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya Pendidikan Luar Sekolah.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KEAKSARAAN

PEMBELAJARAN KEAKSARAAN PEMBELAJARAN KEAKSARAAN H. Kamin Sumardi kaminsumardi@yahoo.co.id UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 1 KOMPONEN HDI Rata-Rata Usia Harapan Hidup Angka Melek Huruf Orang Dewasa Rata-rata Lama Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP BUTA AKSARA ANAK USIA SEKOLAH DI KECAMATAN SUMBER WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP BUTA AKSARA ANAK USIA SEKOLAH DI KECAMATAN SUMBER WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP BUTA AKSARA ANAK USIA SEKOLAH DI KECAMATAN SUMBER WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO 1. Agus Tri Wahyudi 2. Kuspriyanto S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan semakin meningkatnya peradaban hidup

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan semakin meningkatnya peradaban hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi era globalisasi dan semakin meningkatnya peradaban hidup manusia, maka yang pantas dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah menata sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DI KECAMATAN DARUL MAKMUR

KEBIJAKAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DI KECAMATAN DARUL MAKMUR KEBIJAKAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DI KECAMATAN DARUL MAKMUR 1) George Herisusanto, M. Pd 1 Guru SMA Negeri 1 Darul Makmur Dinas pendidikan Nagan Raya email: george_heri_82@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN KOTABARU

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN KOTABARU BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa setiap

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA. Oleh : Bambang Irawan, M.Si* dan Piawati** ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA. Oleh : Bambang Irawan, M.Si* dan Piawati** ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE KARYA WISATA Oleh : Bambang Irawan, M.Si* dan Piawati** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) peningkatan aktivitas pembelajaran peserta

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

Andrian Yuniarti 1. Kata Kunci: Pelaksanaan, Jam Wajib Belajar, PKMBP (Program Kota Mojokerto Berlingkungan Pendidikan)

Andrian Yuniarti 1. Kata Kunci: Pelaksanaan, Jam Wajib Belajar, PKMBP (Program Kota Mojokerto Berlingkungan Pendidikan) PELAKSANAAN JAM WAJIB BELAJAR BERDASARKAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KOTA MOJOKERTO BERLINGKUNGAN PENDIDIKAN DI KOTA MOJOKERTO Andrian Yuniarti 1 ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan. keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan. keluarga, masyarakat, dan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam GBHN dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan peningkatan mutu manusia Indonesia melalui perbaikan mutu pendidikan untuk semua jalur pendidikan.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

PEMETAAN TINGKAT PENCAPAIAN MUTU PENDIDIKAN PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PAUD AN-NURIYAH DESA CIUYAH KABUPATEN SUMEDANG

PEMETAAN TINGKAT PENCAPAIAN MUTU PENDIDIKAN PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PAUD AN-NURIYAH DESA CIUYAH KABUPATEN SUMEDANG PEMETAAN TINGKAT PENCAPAIAN MUTU PENDIDIKAN PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI PAUD AN-NURIYAH DESA CIUYAH KABUPATEN SUMEDANG Nina Sundari 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini semakin maju dilihat dengan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan. Disamping itu, perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5 Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5 Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) Bagian I (dari 5 bagian) Oleh, Dadang Yunus L, S.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dikembang di SDN 02 Tiuh Toho Kecamatan Menggala belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Metode pembelajaran yang diterapkan

Lebih terperinci

B U T A A K S A R A. Oleh: FITTA UMMAYA SANTI

B U T A A K S A R A. Oleh: FITTA UMMAYA SANTI B U T A A K S A R A Oleh: FITTA UMMAYA SANTI Mengapa Buta Aksara Tak Kunjung Habis??! A Adanya perbedaan ukuran atau indikator tentang kebutaaksaraan. (Dahulu ukuran bebas buta aksara apabila ia sudah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang

BAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan demikian, manusia dapat mencapai kemamjuan di berbagai bidang yang pada akhirnya dapat menempatkan seseorang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah ini sangatlah dinamis melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah ini sangatlah dinamis melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Keberadaan Dusun Krebet sebagai desa wisata sentra seni kerajinan batik dengan media kayu dan desa budaya muncul melalui sebuah proses perjalanan yang cukup panjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah kondisi krisis sosial ekonomi nasional pada tahun 1998. Kehadiran PKBM sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.

Lebih terperinci

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN. Oleh JEANY KAPARANG

PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN. Oleh JEANY KAPARANG PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN Oleh JEANY KAPARANG ABSTRAK Pembangunan yang ada di kelurahan Pondang tidak terlepas dari peranan pemerintah

Lebih terperinci

Menumbuhkan Motivasi, Menggali Potensi yang Tersembunyi

Menumbuhkan Motivasi, Menggali Potensi yang Tersembunyi Menumbuhkan Motivasi, Menggali Potensi yang Tersembunyi Oleh : James P. Pardede Tidak mudah untuk mewujudkan target Indonesia menurunkan angka buta aksara hingga 5 persen pada 2009 mendatang, diperlukan

Lebih terperinci

Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Potensi Lokal di PKBM

Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Potensi Lokal di PKBM Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Potensi Lokal di PKBM Ihat Hatimah (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan wujud dari pendidikan berbasis masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian dan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup ini telah mencapai tujuan, yakni menghasilkan pengembangan model pelatihan kecakapan hidup bagi

Lebih terperinci

2 Menetapkan : Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3

2 Menetapkan : Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3 No. 1264, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Pendidikan Keaksaraan Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM ABSTRAK

MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASIKAN BANGUN SEGI EMPAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SDN I BUA KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Oleh MUHAMMAD A. DJAKARIA NIM. 151 410 323

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. calon pengantin meliputi pelaksanaan peran BP4 dan pencapaian tujuan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. calon pengantin meliputi pelaksanaan peran BP4 dan pencapaian tujuan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan hasil penelitian, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut: 1. Peranan BP4 dalam pembinaan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah pada

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami perkembangan. Mulanya jama

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agussalim Andi Gadjong, Pemerintahan Daerah; Kajian Politik dan Hukum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2007).

DAFTAR PUSTAKA. Agussalim Andi Gadjong, Pemerintahan Daerah; Kajian Politik dan Hukum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2007). 120 DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Agussalim Andi Gadjong, Pemerintahan Daerah; Kajian Politik dan Hukum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2007). Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting dan esensial bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan tidak akan pernah habis untuk diperbincangkan oleh siapapun terutama

Lebih terperinci

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi.

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi. FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI PERIODE II TAHUN AKADEMIK 2011/2012 FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Bagian

Lebih terperinci

Oleh: Purnomo,S.Pd,M.Pd Dosen PS-PLS STKIP Siliwangi Bandung

Oleh: Purnomo,S.Pd,M.Pd Dosen PS-PLS STKIP Siliwangi Bandung STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN TINGKAT LANJUTAN MELALUI VOKASIONAL SKILL MENJAHIT DI PKBM ASH-SHODDIQ DESA PAGERWANGI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG Abstrak Oleh: Purnomo,S.Pd,M.Pd Dosen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Peranan Panti Asuhan Bina Amal Shaleh Amanah dalam pemberian bimbingan bimbingan

Lebih terperinci

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 481

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 481 BELAJAR CALISTUNG DENGAN METODE GLOBAL UNTUK MASYARAKAT BUTA AKSARA Hasan Busri, Sri Wahyuni, Mustangin Universitas Islam Malang Abstrak Orang dikatakan buta aksara apabila ia tidak mampu terlibat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah bagian dari proses kehidupan bernegara, yang mana visi dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Erfin Prastika Ayu Diningrum NIM

SKRIPSI. Oleh Erfin Prastika Ayu Diningrum NIM AKSELERASI KEAKSARAAN FUNGSIONAL TINGKAT DASAR MELALUI PENDEKATAN BUDAYA LOKAL MASYARAKAT DI PKBM (PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT) MITRA DESA OLEHSARI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses

Lebih terperinci

Journal of Non Formal Education and Community Empowerment

Journal of Non Formal Education and Community Empowerment NFECE 1 (1) (2012) Journal of Non Formal Education and Community Empowerment http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc PENERAPAN PRINSIP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA(ANDRAGOGY) PADA PROGRAM LIFE SKILL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam mengeksploitasi lingkungannya termasuk sering diabaikannya

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam mengeksploitasi lingkungannya termasuk sering diabaikannya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kerusakan lingkungan hidup sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia. Perilaku hidup manusia yang lalai, egois dan tidak bertanggung jawab dalam mengeksploitasi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Husni El Hilali Abstraksi Pengelolaan kelas memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan. Proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO Yuli Alfi Rusvita Universitas Negeri Malang E-mail: veeta_zisqind@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba 58 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian naturalistik kualitatif. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG IRA YUMIRA EMAIL: http // i.yumira@yahoo.co.id STKIP SILIWANGI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN TERHADAP PENDIDIKAN ORANG DEWASA (Penelitian Tentang Keaksaraan di PKBM Hidayah)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN TERHADAP PENDIDIKAN ORANG DEWASA (Penelitian Tentang Keaksaraan di PKBM Hidayah) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN TERHADAP PENDIDIKAN ORANG DEWASA (Penelitian Tentang Keaksaraan di PKBM Hidayah) Oleh: Rina Kartina Program Studi PLS ABSTRAK Penelitian ini berawal dari adanya fenomena

Lebih terperinci

Kesetaraan Gender Strategi Jitu dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia

Kesetaraan Gender Strategi Jitu dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia Buta aksara adalah ketidakmampuan untuk membaca, menulis dan berhitung untuk fungsi efektif dan pengembangan individu dalam masyarakat. Menurut definisi UNESCO Buta aksaya, adalah : literacy is the ability

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

Lebih terperinci

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua TUJUAN 2 Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua 35 Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Target 3: Memastikan pada 2015 semua anak-anak di mana pun, laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang mengembangkan segala potensinya

Lebih terperinci

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL OLEH

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL OLEH DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL OLEH TONI KOEM NIM. 121 411 015 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah pengangguran yang setiap tahunnya terus bertambah. Untuk itu perlu perhatian dan penanganan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA TERPADU DENGAN MODEL KONFERENSI DI SEKOLAH DASAR. AKHMAD HB STKIP PGRI Banjarmasin. Abstrak

STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA TERPADU DENGAN MODEL KONFERENSI DI SEKOLAH DASAR. AKHMAD HB STKIP PGRI Banjarmasin. Abstrak STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA TERPADU DENGAN MODEL KONFERENSI DI SEKOLAH DASAR AKHMAD HB STKIP PGRI Banjarmasin Abstrak Berdasarkan refleksi awal dapat dipahami bahwa pembelajaran membaca yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pendidikan sebagai sarana strategis

Lebih terperinci

PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KARYAWANGI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT CAHYATI NINGSIH NIM.

PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KARYAWANGI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT CAHYATI NINGSIH NIM. PERAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KARYAWANGI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT CAHYATI NINGSIH NIM. 0903178 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

Sriwahyuni Djafar, Elmia Umar, Nurhayati Tine 1 ABSTRAK

Sriwahyuni Djafar, Elmia Umar, Nurhayati Tine 1 ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL STUDENT ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) DI KELAS IV SDN 41 HULONDALANGI KOTA GORONTALO Sriwahyuni Djafar, Elmia Umar, Nurhayati

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR IRVIN NOVITA ARIFIN Dosen di Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk lainnya didalam masyarakat di mana ia hidup, proses sosial dimana

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Afrizal Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

DAFTAR PUSTAKA. Afrizal Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. DAFTAR PUSTAKA Buku: Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Ahmadi, Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta..1982. Psikologi Sosial. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Lebih terperinci

PERANAN PENERAPAN METODE IQRO TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DASAR MERPATI. Irliana Faiqotul Himmah 13

PERANAN PENERAPAN METODE IQRO TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DASAR MERPATI. Irliana Faiqotul Himmah 13 PERANAN PENERAPAN METODE IQRO TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DASAR MERPATI Irliana Faiqotul Himmah 13 Abstrak. Penelitian ini didasarkan atas fenomena bagaimana peranan penggunaan

Lebih terperinci

A. Identitas Program Studi

A. Identitas Program Studi III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : 2. Izin Pendirian : SK Mendiknas RI No.127/D/O/2010 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Menjadi Program Studi

Lebih terperinci

Heru Purnomo PENDAHULUAN

Heru Purnomo PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Dengan Menggunakan Metode Examples Non Examples Pada Mata Pelajaran PKn Materi HakAsasi Manusia (HAM) Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Slahung Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014

Lebih terperinci