TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 1 : Februari 2016
|
|
- Ida Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Efektivitas PKBM Dalam Pemberdayaan Masyarakat pada Program Pengentasan Buta Aksara oleh PKBM di Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo Naufal Ilma IAIN Sultan Amai Gorontalo Abstrak PKBM adalah wadah kegiatan masyarakat yang diarahkan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kesempatan yang terbuka berdasarkan kebutuhan pasar, serta tersedianya sumber dan faktor pendukung lainnya yang terdapat di dalam masyarakat. PKBM sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang berlangsung dikelola oleh masyarakat dapat menggali, menumbuhkan, mengembangkan dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat, untuk sebesar-besarnya dalam pemberdayaan masyarakat sendiri. Pengentasan Buta Aksara oleh PKBM desa Gandasari sudah maksimal dilihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan PKBM pada desa tersebut. Kata Kunci : Efektivitas PKBM, Pengentasan Buta Aksara. A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan Luar Sekolah (disingkat: PLS) dimak-sudkan untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang tidak dapat terlayani pendidikannya pada jalur pendidikan sekolah. PLS memegang peranan penting untuk memfasilitasi pendidikan masyarakat melalui pelatihan, kursus, ataupun kegiatan lain yang berhubungan dengan pemenuhan kecakapan hidup ( life skill), sehingga masyarakat mampu memberdayakan diri, mandiri, dan da-pat meningkatkan taraf hidupnya. Pandangan Islam tentang konsep tegas yang mewajibkan agar umatnya melaksanakan program pendidikan bagi masyarakat buta aksara, dapat dirujuk dalam dalil yang jelas, sebagaimana pada Qs. Al-Alaq: 3-5: Terjemahnya: Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs 96:3-5). 1 Ayat tersebut menunjukan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang dibutuhkan bagi kelang-sungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan ber-kembang jika diperoleh melalui proses pendidikan. Selanjutnya, berdasarkan data BPS dari tahun 2015 hingga sekarang, tercatat penduduk buta aksara usia tahun sebesar jiwa. Data ini merupakan indikator rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, dimana indeks pem-bangunan manusia Indonesia berada pada peringkat 111 dari 117 negara di dunia dan salah satu indikatornya adalah tingkat buta aksara. Akselerasi penuntasan buta aksara telah diupayakan pemerintah melalui Pendidikan Untuk Semua (selanjutnya disingkat: PUS) yang menargetkan penurunan jumlah buta aksara sebesar 15% hingga tahun Bahkan pada tahun 2015 pemerintah menargetkan pencapaian penurunan buta aksara mencapai 5%. 2 1 Departemen Agama RI. Al-Qur an dan Terjemahnya, (Surabaya: Mahkota, 2005), h Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Keaksaran. (Jakarta: 55
2 Salah satu alternatif yang ditempuh oleh pemerintah selama ini dalam mengentaskan buta aksara adalah menggadakan program paket belajar dan paket usaha diberbagai pusat kegiatan belajar yang terdapat di daerah tertentu, seperti pada tingkat Kecamatan dan Desa. Pendirian paket usaha dan paket belajar ini, bertujuan agar WB dapat memenuhi kebutuhan pendidikan dan memiliki kecakapan hidup yang memadai melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (selanjutnya disingkat: PKBM). B. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Secara akronim PKBM berarti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Pemaknaan ini pun dapat menjelaskan filosofi PKBM. Hal ini dijelaskan secara rinci yaitu sebagi berikut: 1. Pusat, berarti bahwa penyeleng-garaan PKBM haruslah terkelola dan terlembagakan dengan baik; 2. Kegiatan, berarti bahwa di PKBM diselenggarakan berbagai kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat setempat; 3. Belajar, berarti bahwa berbagai kegiatan yang diselenggarakan di PKBM haruslah merupakan kegiatan yang mampu memberikan terciptanya suatu proses transformasi dan peningkatan kapasitas serta perilaku anggota komunitas tersebut ke arah yang lebih positif; 4. Masyarakat, berarti bahwa PKBM adalah upaya bersama suatu masyarakat untuk memajukan dirinya sendiri secara bersama sesuai dengan ukuran idealisasi masyarakat itu sendiri akan makna kehidupan. 3 Dari makna tersebut, dapat dikatakan bahwa PKBM adalah wadah kegiatan masyarakat yang diarahkan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kesempatan yang terbuka berdasarkan kebutuhan pasar, serta tersedianya sumber dan faktor Ditjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Direktorat Tenga Teknis, 2012), h Forum-Komunikasi Dikunjungi: 24 Oktober pendukung lainnya yang terdapat di dalam masyarakat. Depdiknas mengatakan bahwa: PKBM adalah suatu lembaga pendidikan non formal yang dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus berkonsentrasi pada usaha pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat (komunitas tertentu) sesuai dengan kebutuhan komunitas tersebut. 4 Menurut Sihombing, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah wadah kegiatan masyarakat yang diarahkan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang tepat dan sesuai dengan tuntutan kesempatan yang terbuka berdasarkan kebutuhan pasar, serta tersedianya sumber dan faktor pendukung lainnya yang terdapat didalam masyarakat. 5 Mempertegas pengertian di atas, Direktorat Pendidikan Masyarakat mengatakan bahwa: PKBM adalah suatu lembaga pendidikan non formal yang dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat yang secara khusus berkonsentrasi pada usaha pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat (komunitas tertentu) sesuai dengan kebutuhan komunitas tersebut. 6 C. Tujuan dan Fungsi PKBM PKBM sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang berlangsung dikelola oleh masyarakat dapat menggali, menumbuhkan, mengembangkan dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di masyarakat, untuk sebesar-besarnya dalam pemberdayaan masyarakat sendiri. Sehubungan dengan itu Direktorat Pendidikan Masyarakat mengemukakan tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yaitu: (1) Agar 4 Depdiknas, Visi Media Kajian Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (Mengembangkan Kemandirian Melalui Pendidikan Luar Sekolah, (Jakarta: Ditjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Direktorat Tenaga Teknis, 2003), h Depdiknas, Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Kini dan Masa Depan Konsep, Kiat dan Pelaksanaan, (Jakarta: PD Mahkota, 2000), h Direktorat Pendidikan Masyarakat, Pedoman Pengelolaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), (Jakarta: Depdikbud, 2003), h
3 memiliki pemahaman dan persepsi yang sama tentang prinsip/prosedur pembentukan, pengelolaan dan pembinaan PKBM, (2) mempersiapkan, menata, melengkapi berbagai perangkat yang dibutuhkan, (3 ) mengarahkan, mengendalikan dan mengkoordinaksikan pelaksanaan program kegiatan PKBM dengan pihak terkait melalui jalur pendidikan non formal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja, (4) memperluas kesempatan belajar dan meningkatkan kualitas pelayanan program pendidikan non formal. 7 D. PKBM Sebagai Wadah Pember-dayaan Masyarakat Kegiatan PKBM bervariasi tergantung pada kebutuhan pendidikan dan kebutuhan belajar, potensi lingkungan yang tersedia atau yang dapat disediakan, serta kemungkinan kendala yang muncul dalam pengelolaan dan pelaksanaan fungsi PKBM. Pada dasarnya berbagai kegiatan pembelajaran dapat diselenggarakan di PKBM berdasarkan lingkup kegiatan, satuan, dan jenis PLS. Penyelenggaraan kegiatan itu dapat dilakukan oleh lembaga sektoral dan atau lintas sektoral. Berdasarkan lingkup kegiatan Pendidikan Luar Sekolah, Depdiknas PKBM dapat menyelenggarakan dan mengelola (1) pendidikan anak usia dini, (2) pendidikan keaksaraan, (3) pendidikan kesetaraan, (4) pendidikan keterampilan (bekal) hidu p, (5) pendidikan perempuan, (6) pendidikan kepemudaan, (7) pendidikan usia lanjut, (8) pendidikan keterampilan pengetahuan dan nilai keprofesian, dan (9) pendidikan melalui media masa. 8 Depdiknas menjelaskan bahwa PKBM yang berbasis masyarakat minimal memiliki 2 (dua) fungsi, yakni: (1) fungsi utama sebagai wadah berbagai kegiatan belajar masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan masyarakat. (2) fungsi pendukung di antaranya sebagai pusat informasi bagi masyarakat sekitar, bagi lembaga 7 Direktorat Pendidikan Masyarakat, Pedoman Pengelolaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), (Jakarta: Depdikbud, 2003), h Ibid., h. 3. pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, pusat jaringan informasi dan kerjasama, tempat koordinasi, konsultasi komunikasi dan bermusya-warah, serta sebagai tempat kegiatan penyebarluasan program dan teknologi tepat guna. 9 E. Sekilas profil Desa Gandasari kec. Tolangohula kab. Gorontalo Lokasi desa Gandasari kec. Tolangohula kab. Gorontalo terletak 4 km. di sebelah barat daya kota kecamatan. Luas wilayah Gandasari Ha, yang meliputi Ha dikelola masyarakat untuk ladang dan tegalan, untuk perkebunan seluas Ha. Tanah pekarangan atau perumahan seluas Ha. Dilihat dari penggunaan tanah atau lahan yang ada di desa Gandasari merupakan desa penghasil sayur-sayuran, buah-buahan, dan hasil perkebunan lainnya yaitu kopi, jahe dan cengkeh. Pola pikir masyarakat Gandasari yang masih tradisional menyebabkan kondisi perekonomian masyarakat desa Gandasari masih dibawah sejahtera, dikarenakan masih kurang sadarnya masyarakat Gandasari akan pentingnya pendidikan. Kondisi sosial masyarakat Desa Gandasari masih sangat baik, ramah, gotong royong, kuat, patuh pada aturan dan program pemerintah dan serta taat beragama dan tidak fanatik antar satu agama. F. PKBM Tunas Harapan PKBM Tunas Harapan desa Gandasari kecamatan Tolangohula kabupaten Gorontalo didirikan pada tahun 2009 dengan Akta Notaris No. C 1718, HI thn 2002, tanggal 5 November 2002 dengan tujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu mengakses pendidikan formal, di samping itu PKBM Tunas Harapan juga bertujuan untuk memperluas kesempatan kepada warga masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan memiliki kecakapan hidup. Program yang dijalankan di PKBM Tunas Harapan antara lain Kejar Paket A dan Kejar Paket B. Keberadaan PKBM yang dekat dengan rumah rakyat sebagai sasaran belajar memiliki 9 Ibid., h
4 potensi besar untuk dijadikan sebagai basis koordinasi program pembelajaran di masyakat. Terkumpulnya tenaga tutor, tersedianya bahan belajar dan prasarana/sarana keterampilan di PKBM merupakan daya pikat sendiri bagi masyarakat. Wadah tersebut harus akan menjadi berdaya guna dan berhasil guna, apabila pihak yang memiliki program serupa bergabung dan menjalin koordinasi secara optimal, bagi pengelola PKBM Tunas Harapan diwujudkan dengan merekrut tutor di jenjang pendidikan minimal Diploma III (D.3) dan Sarjana (S.1) yang ada sebagai Sumber Belajar adalah unsur pendidik yang berguna meningkatkan keberhasilan program pembelajaran KF. G. Efektivitas PKBM Tunas Harapan dalam Pengentasan Buta Aksara Program Pengentasan Buta Aksara (disingkat: PBA), sebagai program pendidikan pada jalur PLS yang saat ini sedang dilaksanakan dan menjadi bagian integral dari upaya pemerintah dibentuk dalam rangka mengentaskan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan, keterbela-kangan dan ketidakberdayaan. Upaya yang efektif dalam pengelolaan PKBM Tunas Harapan dilakukan dengan memacu peningkatan dan kemajuan peran dan tanggung jawab masyarakat dalam seluruh aktivitas. Peningkatan peran serta dan tanggung jawab masyarakat dalam pelaksanaan program pembinaan menuntut perubahan sikap dan perilaku secara nyata, menjadi lebih mantap dan terbuka, karena makin menguatnya kesadaran dan motivasi, serta mendalamnya komitmen dan dedikasi warga masyarakat kepada keberhasilan pengelolaan PKBM tersebut. Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai efektivitas penye-lenggaraan dan pengembangan prog-ram PBA dan Keaksaraan Fungsional ( disingkat: KF) di PKBM Tunas Harapan desa Gandasari maka terlihat efektifitasnya dalam upaya mem-berdayakan masyarakat dalam pengen-tasan buta huruf di kalangan masya-rakat. Efektivitas suatu program dilihat dari kesesuaian antara tujuan dengan hasil yang dicapai oleh PKBM. Tujuan yang diharapkan dirumuskan dalam bentuk program. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan program PBA adalah agar masyarakat para penyandang buta aksara memperoleh keterampilan dasar untuk baca, tulis, hitung (disingkat: calistung), serta mampu berbahasa Indonesia, mem-peroleh keterampilan fungsional yang bermakna bagi kehidupan setiap hari, sehingga mereka mampu meningkatkan kualitas kehidupannya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diamati hasil yang diperoleh dalam kegiatan PKBM berupa kemampuan dasar tersebut yang terdiri atas: (1) keterampilan calistung, serta mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan (2) keterampilan fungsional seperti berkebun, menjahit dan menganyam. H. Efektivitas keterampilan Baca, Tulis, Hitung dan berbahasa Indonesia Keterampilan ini merupakan keterampilan dasar karena lebih menekankan pada aspek kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam pengamatan penulis di lokasi penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program PKBM mem-peroleh keberhasilan dilihat dari kete-rampilan yang diperoleh WB berupa membaca, menulis, berhitung dan berbahasa Indonesia WB tampaknya mengalami peningkatan dari sebelum-nya. Adanya dukungan positif seluruh WB pada khususnya dan masyarakat desa pada umumnya dimaksudkan untuk mendapatkan dukungan pada tingkat pendidikan yang dimiliki terutama oleh pengelola turut menentukan. Pernyataan ini mengan-dung makna bahwa dengan memadainya tingkat pendidikan seseorang akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan dan bahkan turut mem-berikan makna bagi setiap pengelola dalam aktivitas memfasilitasi dan menggerakkan kemauan mereka. I. Efektivitas keterampilan fungsio-nal menjahit. Peningkatan yang pesat dalam refleksi WB dalam program KF di PKBM Tunas Harapan desa Gandasari dalam keterampilan menjahit meru-pakan suatu kemajuan proses atau runtutan peristiwa, dimana rangkaian tindakan dalam 59
5 suatu aktivitas belajar WB yang bertujuan untuk merubah pengetahuan, sikap, dan perilaku, serta keterampilan WB menjadi lebih maju, selain dalam upaya menguasai teknik calistung mereka pun menerapkan kemanfaatan sosial budaya sebagai-mana dituangkan dalam kemampuan menguasai keterampilan menjahit. J. Efektifitas Pengembangan ke-mampuan tutor Program KF pada PKBM Tunas Harapan sangat didukung oleh keter-sediaan dan kemampuan tutor yang berasal dari unsur warga masyarakat desa Gandasari, selain jarak antara rumah dan lokasi PKBM yang dekat sehingga kinerja pendidikan keteram-pilan yang diberikan dengan disiplin waktu akurat sesuai dengan kesepa-katan tutor dan WB dirasakan efektif dalam proses penerimaan materi. PKBM sebagai tempat belajar yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat dalam rangka usaha meningkatkan pengetahuan, keteram-pilan, sikap, hobi dan bakat warga masyarakat yang bertitik tolak dari kebermaknaan dan kebermanfaatan program bagi WB dengan menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di lingkungannya, dalam hal ini potensi tutor dalam penyajian modul KF dan metode yang sesuai. K. Faktor yang mempengaruhi PKBM dalam memberdayakan masyarakat dalam program PBA Berdasarkan Efektifitas PKBM dalam memberdayakan masyarakat, maka perlu bagi pengelola untuk memfasilitasi WB dalam Program KF di PKBM Tunas Harapan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi upaya pencapaian pengembangan program KF. Faktor yang mempe-ngaruhi kinerja PKBM disebabkan oleh: 1. Faktor Pendidikan a. Peningkatan potensi pengetahuan Calistung di kalangan WB; b. Peningkatan keterampilan men-jahit WB; c. Peningkatan kemampuan tutor dalam pembimbingan materi ke-terampilan; 2. Faktor Sosial Budaya a. Peningkatan motivasi budaya kerja bagi WB; b. Peningkatan kreatifitas pengeta-huan Calistung WB; c. Peningkatan kemampuan tutor menyajikan materi dan metode; 3. Faktor Kerjasama Menyadari kompleksnya per-masalahan dalam penyelenggaraan PKBM dalam memberdayakan masya-rakat untuk mendukung program PBA ini, berbagai hambatan struktural seperti: anggaran, tenaga, sarpras, me-kanisme kerja, luasnya sasaran yang dilayani serta sikap mental petugas dan masyarakat sangat berpengaruh ter-hadap kebijakan yang akan diambil. Mengingat tugas utama PLS bukanlah sekedar memberikan surat tanda tamat belajar kepada WB, tetapi menyiapkan WB agar menjadi cerdas, terampil dan mandiri, sehingga mampu ikut ber-bicara dan mengambil bagian dalam proses pembangunan yang akan terus berlanjut. L. Upaya PKBM dalam Program Pengentasan Buta Aksara (PBA) Berdasarkan observasi lapangan, personil PKBM Tunas Harapan yang terdiri dari 1 penyelenggara KF, 7 tutor, dan 20 WB, maka upaya yang dilakukan dalam rangka pengembangan PKBM dilakukan pada kelompok belajar KF, di antaranya ialah: 1. Pengidentifikasian dan Pendataan Warga Belajar Pelaksanaan Identifikasi dan pendataan para WB dalam rangka Program KF adalah upaya kerjasama antara pengelola dan warga masyarakat termasuk aparatur desa yang merasakan perlunya data dan klasifikasi jumlah, umur dan potensi pendidikan untuk selanjutnya mengetahui kompetensi minimal warga masyarakat, khususnya yang niraksara hingga melek huruf fungsional serta memiliki sikap mental yang dapat dimanfaatkan sebagai bekal untuk menghadapai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam rangka mengidentifikasi dan mendata para WB tersebut, pihak pengelola PKBM telah turun langsung kepada rumah warga 60
6 untuk mengumpulkan dan mengklasifikasikan para warga yang menyandang buta huruf dan sebagian dari Drop Out, usia WB antar tahun, jumlah WB sebanyak 186 orang yang dibentuk menjadi 20 kelompok. Jumlah penduduk seluruhnya adalah 3842 jiwa, terdiri dari perempuan 2156 jiwa dan lakilaki 1686 jiwa. Pendataan melalui identifikasi dan seleksi bahwa masyarakat Desa Gandasari usia menghasilkan kesimpulan bahwa warga masyarakat Gandasari masih banyak yang buta huruf atau Niraksara. Jumlah penduduk keseluruhan warga masyarakat Desa Gandasari terdiri dari: a. Dusun Bina Jaya terdiri dari 346 jiwa Niraksara 89 orang. b. Dusun Gandasari terdiri dari 524 jiwa Niraksara 99 orang. c. Dusun Lakeya terdiri dari 440 jiwa Niraksara 20 orang. d. Dusun Molohu terdiri dari 390 jiwa Niraksara 47 orang. e. Dusun Polohungo terdiri dari 379 jiwa Niraksara 86 orang. f. Dusun Sidoarjo terdiri dari 437 jiwa Niraksara 98 orang. g. Dusun Sukamakmur terdiri dari 454 jiwa Niraksara 98 orang. h. Dusun Sukamakmur Utara terdiri dari 403 jiwa Niraksara 98 orang. i. Dusun Tamaila terdiri dari 469 jiwa Niraksara 98 orang. 10 Pelaksanaan Identifikasi dan pendataan para WB dalam rangka Program KF tersebut di atas memperjelas adaya upaya kerjasama pro aktif dari pengelola PKBM bersama unsur desa dalam mengefektifkan program pendidikan keterampilan KF. 2. Peningkatan Kemampuan Mem-baca, Menulis dan Berhitung Dalam menyikapi tuntutan sosial budaya pada masyarakat desa Ganda-sari, pihak pengelola PKBM meng-efektifkan peranan tutor bersangkutan di dalamnya melalui disiplin dan etos kerja yang tinggi dalam upaya penyam- 10 Papan Data Kantor Desa Gandasari, Data Jumlah Mata Pendidikan Penduduk, paian materi bahan ajar pendidikan dan keterampilan dengan berfokus pada pemanfaatan potensi minat bakat WB dalam pengetahuan Calistung. Penggunaan materi dan metode yang tepat sasaran yang diupayakan maksimal dari sumber belajar yaitu tutor kepada sasaran belajar dalam hal ini WB menjadikan proses interaksi di dalam program KF dapat tersosialisasi dengan baik. Suasana kondusif diupayakan oleh para tutor pada jam mengajar masing-masing dengan dinamika penggunaan alat permainan edukatif yang bervariasi dan dimaknai dengan pernyataan yang berterima dengan muatan bahasa dan budaya lokal. Berdasar realita tersebut, potensi minat bakat Calistung di kalangan WB sudah jelas dapat meningkat. Kemampuan WB dalam membaca, menulis dan berhitung yang memiliki konsep nilai sosioreligus, budaya kerja dan pendidikan keluarga tentunya akan memotivasi masyarakat niraksara lainnya yang masih cenderung untuk mengedepankan mata pencaharian mereka yang bersifat sementara daripada menambah wawasan ilmu pengetahuan yang akan dibawa untuk kemaslahatan di masa yang akan datang. 3. Pengembangan Kemampuan Me-ngajar Tutor Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan program KF pada PKBM, dipandang perlu bagi pihak pengelola untuk memotivasi dan mengevaluasi para tutor yang masih perlu mengembangkan potensi belajar mengajar, utamanya dalam hal penggunaan alat permainan edukatif, materi dan metode belajar lainnya bagi para WB. Berdasarkan evaluasi hasil kegiatan program KF yang diarahkan untuk melihat dan mendeteksi berbagai hal, perlu adanya penyempurnaan dengan cara merekonstruksi komuni-kasi interaktif yang berkelanjutan antara pihak pengelola PKBM, tutor dan para WB. Mereka mengakui sangat bermanfaat mengikuti kegiatan pen-didikan pelatihan seperti: lokakarya, seminar, pelatihan dan melanjutkan jenjang pendidikan dari tingkat D-III ke tingkat S.1 bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 61
7 Manfaat terbesar yang dirasakan oleh para Tutor terutama dalam meningkat peran serta masyarakat dalam mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar ( disingkat: Wajar Dikdas) 9 tahun bagi para warga masyarakat adalah mendapatkan tam-bahan pengalaman edukatif. Sosialisasi program tersebut meliputi validitas administrasi, kuri-kulum bahan ajar atau silabus mengajar para Tutor dalam PKBM Tunas Harapan, menjadi prioritas dalam rangka efektifitas dan pengembangan kualitas pendidikan pelatihan KF pada lembaga PKBM lainnya dan sasaran belajar, bahkan manfaatnya dirasakan sebagai upaya merintis pengentasan masyarakat Indonesia dari buta aksara. DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI Al-Qur an dan Terjemahnya, Surabaya: Mahkota Depdiknas Visi Media Kajian Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (Mengembangkan Kemandirian Melalui Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: Ditjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Direktorat Tenaga Teknis Direktorat Pendidikan Masyarakat, 2003, Pedoman Pengelolaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Jakarta: Depdikbud Forum Komunikasi Indonesia, dikunjungi: 24 Oktober 2012, yahoo.com dan Papan Data, , Kantor Desa Gandasari, Data Jumlah Mata Pendidikan Penduduk. Suwito, Wartono, 2012, Efektifitas PKBM dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Tentang Program Pengentasan Buta Aksara Oleh PKBM Tunas Harapan di Desa Gandasari Kecamatan Tolangohula), Skripsi PAI, IAIN Sultan Amai Gorontalo 62
BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang berkaitan dengan efektifitas
Lebih terperinciVI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL. Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran
VI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL 6.1. Faktor Pendukung Kegiatan Keaksaraan Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran bahwa Pemerintah Kabupaten karawang
Lebih terperinciKEBIJAKAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA
KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA Disampaikan Dalam Program Pengabdian pada Masyarakat Di Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kab Bantul Tanggal 19 Juli 2008 OLEH: Hiryanto, M.Si Dosen Jurusan PLS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga pendidikan formal, dan lembaga pendidikan non formal yang berlangsung dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan PKBM merupakan sebuah lembaga pendidikan nonformal yang lahir dari kesadaran tentang betapa
Lebih terperinciPROGRESS REPORT TAHUN ANGGARAN 2006
PROGRESS REPORT TAHUN ANGGARAN 2006 Program Pendanaan Kompetensi PPK-IPM Bidang Pendidikan Tahun 2006 telah dan sedang melaksanakan Program Pelayanan Pendidikan Bermuatan Kewirausahaan dan Lingkungan Sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian manusia. Hal ini meliputi proses dalam mengenal jati dirinya, eksistensinya untuk
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Mutu merupakan permasalahan yang kompleks dan multidimensional,
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan permasalahan yang kompleks dan multidimensional, seluruh dimensi pendidikan yang satu dengan lainnya saling terkait. Persoalan sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan dalam masyarakat mengalami kemerosotan,baik di tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini membawa dampak dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Dimana hubungan kekeluargaan dalam masyarakat mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini masih banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya Pendidikan Luar Sekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan jaminan pencapaian hak dalam masyarakat, sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi peningkatan kualitas kehidupan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia sehari hari, yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih mengalami hambatan sehingga program-program yang diluncurkan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah buta aksara sebagai suatu masalah nasional sampai saat ini masih belum tuntas sepenuhnya. Berbagai usaha dalam upaya penanggulangannya masih mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pendidikan sebagai sarana strategis
Lebih terperinciPROFIL UPTD PAUD DAN SD KECAMATAN KARAWANG TIMUR
PROFIL UPTD PAUD DAN SD KECAMATAN KARAWANG TIMUR SEJARAH UPTD PAUD dan SD Kecamatan Karawang Timur terletak di Kecamatan Karawang Timur di Kabupaten Karawang dengan alamat Jl Surotokunto No15 Desa Warungbambu
Lebih terperinciLatar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5
Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5 Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) Bagian I (dari 5 bagian) Oleh, Dadang Yunus L, S.Pd.
Lebih terperinciPERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI
PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI Disampaikan pada Kegiatan Workshop Saka Widya Budaya Bakti Di Pekanbaru Riau tgl 9 April 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) adalah Deklarasi Millennium hasil kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala negara dan perwakilan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini semakin maju dilihat dengan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan. Disamping itu, perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan arus informasi serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat pesat saat ini, yang penuh dengan tantangan dan persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting bagi kehidupan umat manusia. berkualitas yang akan mampu menghadapi tantangan kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting bagi kehidupan umat manusia. Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi setiap orang, dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah yang selalu menjadi isu sentral dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik di perdesaan maupun di perkotaan. Meskipun kemiskinan pernah mengalami
Lebih terperinci2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bangsa indonesia merupakan sebuah sistem pendidikan yang berakar yang berdasarkan atas pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945. Pendidikan
Lebih terperinciPada bab terakhir ini diuraikan berkenaan dengan kesimpulan, dan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasannya,
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN Pada bab terakhir ini diuraikan berkenaan dengan kesimpulan, dan rekomendasi hasil penelitian, baik teorits maupun praktis. A. Kesimpulan Berdasarkan
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pendidikan menempati peran sangat strategi dalam pembangunan Nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945 yang mengamanatkan pemerintah dalam
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam mendukung kebutuhan sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik, dalam menunjang perkembangan dan perubahan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, maka dalam rangka peningkatan sumber daya manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kebutuhan bagi suatu Bangsa dan Negara, jika ingin berpartisipasi aktif dalam pembangunan di era kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia
Lebih terperinciKOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN
KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN Dasar Hukum Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 : Setiap warga negara mempuyai hak untuk memperoleh pengajaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN KOTABARU
BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa setiap
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan dengan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan proses pendidikan yang bermutu (Input) maka pengetahuan (output) akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerataan akses pendidikan dewasa ini telah menjadi trend meraih Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM), dimana memiliki 3 Indikator yang saling terkait,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Paradigma/pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu pengertian tertentu di dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan dapat mengembangkan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KEAKSARAAN
PEMBELAJARAN KEAKSARAAN H. Kamin Sumardi kaminsumardi@yahoo.co.id UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 1 KOMPONEN HDI Rata-Rata Usia Harapan Hidup Angka Melek Huruf Orang Dewasa Rata-rata Lama Pendidikan
Lebih terperinciRENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PENDIDIKAN KOTA BLITAR (PER INDIKATOR KINERJA UTAMA) TARGET 2017 PROGRAM PENDIDIKAN PAUD PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL
RENCANA AKSI TAHUN (PER UTAMA) BIDANG PEMBINAAN PAUD, PENDIDIKAN NON FORMAL (PNF), DAN BIDANG PEMBINAAN KETENAGAAN Angka Rata Lama Sekolah 10.05 No. AKSI KEGIATAN OUTPUT/KELUARAN 1 Batuan APE bagi lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinci2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan diyakini sebagai salah satu institusi yang memiliki peran sentral dan strategis dalam proses transformasi sosial serta pemberdayaan insani,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007
Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan. Agar
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciP Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan
P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sistem pendidikan merupakah salah satu bidang yang sangat vital bagi keseluruhan pembangunan suatu bangsa dan negara. Pengembangan pendidikan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah kondisi krisis sosial ekonomi nasional pada tahun 1998. Kehadiran PKBM sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (5) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA
PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG GERAKAN MEMBANGUN DESA MANGGATANG UTUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang
Lebih terperinciPROFIL PROVINSI JAWA BARAT
IV. PROFIL PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah pengangguran yang setiap tahunnya terus bertambah. Untuk itu perlu perhatian dan penanganan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) I. SOSIALISASI Sebelum suatu PKBM didirikan di suatu komunitas/kampung/desa perlu dilakukan sosialisasi PKBM kepada seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperincibagi warga masyarakat dalam menemukan kebutuhan belajarnya berupa
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan terdahulu, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: A. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang rendah akan memiliki tingkat kesejahteraan yang kurang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengetahuan. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan taraf
Lebih terperinciStrategi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2016
Strategi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Promotion of Lifelong learning
Lebih terperinci2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu dengan semua karakteristik atau ciri demografis,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) UNGARAN
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) UNGARAN Disusun oleh : YESSI SUKMA TNARASWATI 1201409030 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012 1 PENGESAHAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008
LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang manusiawi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini tidak saja terjadi tanpa
Lebih terperinciPERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.
PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS Oleh Drs. Andi Suntoda S., M.Pd. LANDASAN HUKUM UU RI Pasal 5 nomor 20 tahun 2003 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut diwujudkan melalui upaya peningkatan
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP
PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP LATAR BELAKANG Taman Kanak-kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai masuk pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan pengetahuan, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Pada saat ini perpustakaan berkembang pesat akibat adanya perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan pengetahuan, dan teknologi informasi (TI). Perkembangan
Lebih terperinciDR. H. Sofyan Sauri, M.Pd (Ketua) Anggota : 1. Drs. H. Ade Sadikin Akhyadi, MSi 2. Drs. Yadi Ruyadi, MSi
Program Akselerasi Peningkatan APK Dalam Rangka Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa UPI Di Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat dan Kabupaten
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI
RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian
Lebih terperinciPERAN SERTA TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN BONDOWOSO DALAM RANGKA PENUNTASAN BUTA AKSARA
PERAN SERTA TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN BONDOWOSO DALAM RANGKA PENUNTASAN BUTA AKSARA Disampaikan dalam temu Evaluasi Pencapaian kinerja Dikmas Ditjen PAUDNI Kemendikbud Oleh : Ny. Hj. Faizah Amin Said
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan peningkatan mutu manusia Indonesia melalui perbaikan mutu pendidikan untuk semua jalur pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan sepanjang sejarah
Lebih terperinciPERANAN PENERAPAN METODE IQRO TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DASAR MERPATI. Irliana Faiqotul Himmah 13
PERANAN PENERAPAN METODE IQRO TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DASAR MERPATI Irliana Faiqotul Himmah 13 Abstrak. Penelitian ini didasarkan atas fenomena bagaimana peranan penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Deklarasi Dakar berkenaan dengan pendidikan untuk semua (Education for All), semakin menguatkan dan memacu negara-negara berkembang untuk berbuat dan berusaha
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pendidikan motivasi merupakan pendorong utama siswa dalam
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Motivasi Dalam dunia pendidikan motivasi merupakan pendorong utama siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka dari itu para siswa harus
Lebih terperinciRENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PELALAWAN
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGE KINERJA SASARAN TR 1 TR 2 TR 3 TR 4 PROGRAM dan KEGIATAN RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PELALAWAN INDIKATOR KEGIATAN 1 2 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang memiliki budi pekerti luhur,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang memiliki budi pekerti luhur, berperikemanusian,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS
1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG
LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciSurat Elektronik (
PROPOSAL BANTUAN BERUPA BARANG SERVER DAN KOMPUTER Diajukan Kepada: Bupati Pandeglang Cq. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang Diajukan Oleh: Nama : PKBM BMC NPSN :- Alamat Lengkap
Lebih terperinciFungsi dan Lingkup Jalur PNFI
Penyelarasan Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja Oleh: Dr. WARTANTO Dir Pembinaan Kursus dan Kelembagaan UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI Ayat (2) Pendidikan non formal berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, juga guna meningkatkan mutu dan relevansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Iqbal Radhibillah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan negara Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun banyak pula masyarakat yang menganggur. Dengan kemampuan pemerintah yang sangat terbatas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi guru merupakan pekerjaan yang mulia, sebab dari gurulah segala peradaban dimulai dan mengalami perkembangan yang sangat mengagumkan hingga detik ini. Namun,
Lebih terperinci