Ringkasan Materi Pelajaran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ringkasan Materi Pelajaran"

Transkripsi

1 Standar Kompetensi : 6. Memahami usaha mempertahankan Republik Indonesia Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan perjuangan bangsa Indonesia merebut Irian Barat Indikator 1. Menguraikan latar belakang terjadinya perjuangan mengembalikan Irian Barat 2. Mengidentifikasi perjuangan diplomasi dalam upaya mengembalikan Irian Barat 3. Mengidentifikasi perjuangan dengan konfrontasi politik dan ekonomi dalam upaya mengembalikan Irian Barat 4. Mengeidentifikasi pelaksanaan Trikora untuk merebut Irian Barat 5. Mengidentifikasi persetujuan New York dan pengaruhnya dalam penyelesaian Masalah Irian Barat 6. Menjelaskan arti penting penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Ringkasan Materi Pelajaran Salah satu hasil Konferensi Meja Bundar ( KMB ) adalah bahwa Kedudukan Irian Barat akan ditentukan selambatlambatnya satu tahun setelah pengakuan kedaulatan. Namun dalam kenyataannya Belanda tidak memiliki iktikad baik untuk menyelesaikan masalah Irian Barat dengan pihak RI. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah RI dalam penyelesaian masalah Irian Barat diantaranya adalah : A. Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi Sejak masa demokrasi liberal, setiap cabinet mencantumkan program kerjanya mengenai pembebasan Irian Barat mulai dari kabinet Natsir hingga kabinet Djuanda. Beberapa jalur diplomasi yang ditempuh oleh pemerintah RI dalam memperjuangan pengembalian Irian Barat diantaranya adalah : 1. Konferensi Tingkat Menteri dalam rangka Uni Indonesia Belanda Konferensi ini diadakan di Jakarta pada tanggal 24 Maret 1950 dengan keputusan membentuk sebuah komisi yang anggota-anggotanya terdiri atas wakil-wakil pemerintah Indonesia dan Belanda guna menyelidiki masalah Irian Barat Hasil kerja komisi dilaporkan kepada Konferensi Tingkat Menteri kedua di Den Haag pada bulan Desember Namun upaya ini belum membuahkan hasil yang berarti dalam peyelesaian Irian Barat. 2. Konferensi Asia Afrika di Bandung KAA diadakan di Bandung pada tanggal April 1955, dihadiri oleh 29 negara dari Asia dan Afrika. Pada kesempatan itu Indonesia memanfaatkan moment KAA sebagai wahana untuk mencari dukungan dalam rangka membebaskan Irian Barat. 3. Pembatalan Perundingan KMB Pada tanggal 3 Mei 1956, Indonesia secara sepihak membatalkan hubungan dengan Belanda berdasarkan perundingan KMB dengan UU No. 13 Tahun Dalam Undang-Undang itu ditetapkan bahwa hubungan antara Indonesia dan Belanda adalah hubungan yang lazim antara Negara yang berdaulat penuh berdasarkan hokum Internasional. Dengan Undang-Undang itu bisa ditafsirkan bahwa Indonesia membubarkan Uni Indonesia Belanda secara sepihak. 4. Diplomasi melalui PBB Pres. Soekarno, Pembatalan KMB Untuk pertama kalinya Indonesia mengajukan masalah Irian Barat dalam siding Umum PBB pada tahun Usulan itu berisi agar PBB sebagai badan internasional yang menggalang persatuan bangsa-bangsa di dunia dapat 38

2 membantu menyelesaikan masalah Indonesia Belanda tentang Irian Barat. Namun usulan dari Indonesia tidak mendapatkan dukungan yang berarti dari Negara-negara lain anggota PBB. Akhirnya bangsa Indonesia berkesimpulan PBB tidak mampu membantu menyelesaikan masalah Irian Barat dan memutuskan untuk mencari jalan lain yaitu lewat jalur konfrontasi. B. Perjuangan Melalui Konfrontasi Akibat upaya penyelesaian damai masalah Irian Barat tidak berhasil, maka pemerintah Indonesia dan rakyat Indonesia menempuh jalan konfrontasi dengan Belanda dalam upaya penyelesaian Irian Barat baik melalui kekuatan militer maupun ekonomi. Bentuk-bentuk konfrontasi itu diantaranya adalah : 1. Aksi mogok para buruh Pemogokan total oleh para yang bekerja pada perusahaan Belanda terjadi pada tanggal 2 Desember Pemogokan buruh diikuti dengan munculnya pelarangan pemerintah RI tentang peredaran semua terbitan dan cetakan yang menggunakan bahasa Belanda serta larangan penerbangan KLM untuk mendarat dan terbang di wilayah Indonesia. 2. Pemutusan hubungan konsulat Pada tanggal 5 Desember 1957 semua kegiatan perwakilan konsuler Belanda di Indonesia diminta oleh pemerintah untuk dihentikan. 3. Nasionalisasi perusahaan milik Belanda di Indonesia Aksi pengambilalihan perusahaan-perusahaan milik Belanda di Indonesia dilakukan secara spontan oleh rakyat Indonesia dan para buruh Indonesia yang bekerja pada perusahaan milik Belanda sejalan dengan semakin buruknya hubungan Belanda Indonesia. Untuk menjaga ketertiban pengambilalihan perusahaan Belanda di Indonesia, pemerintah RI mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun Adapun perusahaan yang dinasionalisasi antara lain : a. Nederlandsche Handel Maatschappij N.V. yang diganti menjadi Bank Dagang Negara pada tahun 1957 b. Bank Escompto milik Belanda di Jakarta pada tanggal 9 Desember 1957 c. Perusahaan Philips dan KLM yang dilakukan di Jakarta pada bulan Desember Nasionalisasi Bank NHM 4. Pembentukan pemerintahan sementara Irian Barat Pembentukan pemerintahan sementara Irian Barat di Sao Siu pada tanggal 17 Agustus 1956 merupakan program kerja cabinet Ali Sastroamijoyo II. Sebagai gubernur pertama ditunjuk Sultan Tidore yaitu Zaenal Abidin Syah, yang pelantikannya dilakukan pada tanggal 23 September Pertimbangan pengangkatan Sultan Zaenal Abidin Syah sebagai gubernur Irian Barat adalah bahwa sampai dengan akhir abad ke-19 Irian Barat berada dibawah kekuasaan Sultan Tidore. Propinsi Irian Barat meliputi wilayah Irian Barat yang masih diduduki Belanda ditambah dengan daerah Tidore, Oba, Weda, Patani, dan Wasile di Maluku Utara. 5. Pemutusan hubungan diplomatik Dalam pidatonya yang berjudul Jalannya Revolusi Kita Bagaikan Malaikat Turun Dari Langit ( Jarek ) pada peringatan hari kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1960, Presiden Soekarno mengumumkan pemutusan hubungan diplomatic dengan Belanda sebagai tanggapan atas sikap Belanda yang dianggap tidak menghendaki penyelesaian damai masalah Irian Barat. Reaksi Belanda dengan tindakan dari pemerintah RI diantaranya adalah : a. Membentuk Dewan Papua yang bertugas menyelenggarakan Penentuan Nasib Sendiri bagi rakyat Irian Barat. b. Menyampaikan usulan dalam Sidang Umum PBB tahun 1961, yang intinya Belanda bersedia menyerahkan Irian Barat kepada PBB yang selanjutnya dalam tempo 16 tahun Belanda diminta PBB untuk memerdekaan Negara Papua. c. Belanda tanpa persetujuan PBB membentuk Negara Boneka Papua. 6. Perjuangan melalui TRIKORA Lahirnya TRIKORA atau Tri Komando Rakyat adalah melalui proses Pembentukan Dewan Pertahanan Nasional tanggal 11 Desember 1961 yang dalam sidangnya pada tanggal 14 Desember 1961 merumuskan TRIKORA. Selanjutnya pada rapat raksasa di Yogyakarta tanggal 19 Desember 1961 Presiden Soekarno mengeluarkan komando yang dikenal dengan nama Tri komando Rakyat ( Trikora ). Pertimbangan dipilihnya kota Yogya dan tanggal 19 Desember sebagai tempat dan waktu penyampaian Trikora adalah usulan Moh. Yamin 39

3 dengan pertimbangan bahwa pada tanggal 19 Desember 1948 di kota Yogyakarta terjadi Aksi Militer Belanda II di samping mengenang usaha pengusiran Belanda dari Jakarta oleh Sultan Agung tahun 1628 dan Dengan pertimbangan tersebut diharapkan dapat menjiwai perjuangan pembebasan Irian Barat. a. Isi Trikora Isi Trikora adalah sebagai berikut : 1) Gagalkan pembentukan Negara boneka Papua buatan Belanda Kolonial 2) Kibarkanlah Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia 3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa. b. Sambutan Atas Trikora 1) Sambutan dari luar negeri Dunia internasional menyerukan agar Trikora dihentikan, karena dunia merasa cemas apabila Belanda dan Indonesia terlibat perang. Presiden Soekarno, mengumumkan Trikora 2) Sambutan dari dalam negeri Dalam rapat raksasa di alun-alun Yogyakarta Rakyat Indonesia merasa puas atas perumusan Trikora. c. Langkah Pelaksanaan Trikora Untuk melaksanakan Trikora telah diambil langkah-langkah antara lain dengan membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 Januari 1962 dengan Panglima Komando adalah Mayor Jenderal Soeharto. Tugas adalah sebagai berikut : 1) Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi-operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah propinsi Irian Barat ke dalam kekuasaan wilayah RI 2) Mengembalikan situasi militer di wilayah propinsi Irian Barat sesuai dengan taraf-taraf perjuangan di bidang diplomasi. Berusaha supaya dalam waktu sesingkat-singkatnya di wilayah propinsi Irian Barat dapat secara de facto diciptakan daerah-daerah yang bebas atau diduduki unsure-unsur kekuasaan / pemerintahan RI. Komando mandala merencanakan operasi-operasi pembebasan Irian Barat dalam tiga fase yaitu : 1) Fase Infiltrasi ( sampai akhir 1962 ), memasukkan 10 kiompi ke sekitar sasaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto. 2) Fase Eksploitasi ( mulai awal 1963 ), mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan dan menduduki semua pos pertahanan musuh yang penting. 3) Fase Konsolidasin ( awal 1964 ), menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat. Dalam rangka pembebasan Irian Barat, disusun suatu rencana serangan terbuka sebagai suatu operasi penentuan yang diberi nama Operasi Jayawijaya. Pada tanggal 12 Januari 1962, tiga buiah motor torpedo boat ( MTB ) yang tergabung dalam kesatuan patroli cepat, yaitu KRI Macan Tutul, KRI Harimau, dan KRI Macan Kumbang mengadakan patroli rutin di sekitar laut Arafura. Pada tanggal 15 Januari 1962, kapal-kapal MTB yang sedang mengadakan patroli di laut Aru mendapat serangan dari laut maupun udara. Dalam serangan tersebut KRI Macan Tutul tenggelam bersama Komodor Yos Sudarso dan Kapten Wiratno. Namun tenggelamnya KRI Macan Tutul tidak menyurutkan semangat para prajurit, malah menambah semangat untuk membalasnya. Komodor Yos Sudarso Kapten (L) Wiratno d. Tanggapan Masyarakat Atas Perjuangan Pengembalian Irian Barat Kesungguhan perjuangan bangsa Indonesia dalam pengembalian mendapat simpati dari diplomat Amerika Serikat yang bernama Ellworth Bunker, beliau mengajukan usul yang terkenal dengan nama Rencana Bunker yang isinya adalah sebagai berikut : 1) Pemerintah Irian Barat harus diserahkan kepada RI, 2) Sesudah sekian tahun dibawah pemerintahan RI, rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menentukan pendapatnya untuk tetap dalam RI atau memisahkan diri, 3) Pelaksanaan penyerahan Irian Barat akan selesai dalam waktu dua tahun, 40

4 4) Untuk menghindari terjadinya bentrokan antara kekuatan Indonesia dan Belanda, diadakan masa peralihan di bawah pemerintahan PBB selama satu tahun. Rencana Bunker tersebut disambut baik oleh pemerintah RI sebaliknya Belanda terang-terangan menolak rencana tersebut. Sehingga pemerintah RI menyiapkan operasi besar-besaran yang dikenal dengan operasi Jayawijaya. Situasi yang semakin memanas membuat Presiden Amerika Serikat yaitu John F. Kennedy turun tangan membujuk Belanda agar mau menerima rencana Bunker dengan pertimbangan kuatir RI akan mendekat pada Rusia. Sebagai gantinya Amerika Serikat akan memberi bantuan ekonomi pada Belanda. Seruan Presiden Amerika Serikat membuahkan hasil dengan ditandatanganinya perundingan New York pada tanggal 15 Agustus 1962 dengan Menteri Luar Negeri Subandrio mewakili pemerintah RI dan Van Royen dan Schuurman mewakili Belanda serta disaksikan oleh Sekjen PBB U Thant dan Bunker. Isi perundingan New York antara lain : 1) Selambat-lambatnya pada tanggal 1 Oktokber 1962, pemerintah sementara PBB yaitu UNTEA ( United Nations Temporary Executive Authority ) akan tiba di Irian Barat, 2) Pemerintah sementara PBB akan memakai tenaga-tenaga Indonesia baik sipil maupun alat-alat keamanan, 3) Pasukan-pasukan Indonesia yang sudah tiba di Irian Barat tetap tiba di Irian Barat, tetapi berstatus dibawah kekuasaan pemerintah sementara PBB, 4) Angkatan Perang Belanda berangsur-angsur akan dikembalikan, 5) Antara Irian Barat dan daerah Indonesia lainnya berlaku lalu lintas bebas, 6) Pada tanggal 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar disamping bendera PBB, 7) Pemulangan anggota sipil dan militer Belanda sudah harus selesai pada tanggal 1 Mei Berdasarkan perundingan New York, Indonesia berkewajiban melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat di Irian Barat sebelum akhir tahun Untuk menjaga keamanan di Irian Barat PBB membentuk pasukan keamanan yang bernama United Nations Security Force ( UNSF ) dibawah pimpinan Brigjen Said Uddin Khan dari Pakistan. Sementara UNTEA dibawah pimpinan Jalal Abdoh dari Iran. Tepat tanggal 1 Mei 1963 terjadi penyerahan Irian Barat kepada Pemerintah RI dan sebagai gubernur Irian Barat pertama ditunjuk E.J. Bonay penduduk asli Irian Barat. Dengan kembalinya Irian Barat kedalam pangkuan ibu pertiwi, maka bersamaan dengan peristiwa tersebut dibubarkan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. e. Penentuan Pendapat Rakyat ( Pepera ) di Irian Barat. Sebagai wujud pelaksanaan persetujuan New York, sebelum akhir tahun 1969 diselenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera). Pelaksanaan Pepera ditempuh melalui tiga tahap yaitu : 1) Tahap pertama, dimulai pada tanggal 24 Maret 1969, berupa konsultasi dengan dewan kabupaten di Jayapura mengeanai tata cara penyelenggaraan Pepera, 2) Tahap kedua, yaitu pemilihan anggota Dewan Musyawarah Pepera yang berakhir pada bulan Juni 1969, 3) Tahap ketiga, adalah pelaksanaan Pepera yang dilakukan di kabupaten-kabupaten mulai tanggal 14 Juli dan berakhir pada tanggal 4 Agustus Suasana Sidang Pepera di Kab. Peg. Jayawijaya Dalam setiap tahapan pelaksanaan Pepera selalu disaksikan oleh utusan Sekjen PBB yaitu Ortis Sanz. Dewan Musyawarah Pepera dengan suara bulat memutuskan bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari Republik Indonesia. Hasil Pepera kemudian di bawa oleh utusan PBB yaitu Ortis Sanz untuk dilaporkan dalam Sidang Umum PBB ke-24. Pada tanggal 19 November 1969 Sidang Umum PBB menyetujui Resolusi Belanda, Malaysia, Muangthai, Belgia, Luxemburg dan Indonesia agar menerima hasil-hasil Pepera yang telah dilaksanakan sesuai dengan jiwa dan isi Persetujuan New York. Keterangan Gambar : A. Penyerahan Irian Barat dari UNTEA ke Indonesia B. Suasana Sidang Peentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Irian Barat C. Tugu Pembebasan Irian Barat, di Jakarta A B C 41

5 Latihan Uji Kompetensi 4 A. Isilah titik-titik dibawah ini dengan tepat! 1. Masalah Irian Barat dibawa pemerintah Indonesia ke dalam sidang Majelis Umum PBB pada tahun Indonesia pernah memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda karena masalah Irian Barat pada tanggal Pidato Presiden Soekarno yang berjudul Membangun Dunia Kembali diucapkan di depan sidang Kedatangan A.H. Nasution ke Moskow tahun 1960 dalam rangka Panglima Mandala dalam pembebasan Irian Barat adalah Negara yang termasuk anggota UNTEA adalah....,...., dan Deputi KSAL Yos Sudarso gugur dalam pertempuran di perairan Laut Operasi dalam fase eksploitasi adalah Komando Mandala merencanakan operasi pembebasan Irian Barat dalam tiga fase, yaitu Irian Barat secara resmi kembali ke wilayah negara Indonesia pada Penggagas perundingan awal antara Indonesia Belanda adalah diplomat Amerika Serikat bernama Tri Komando Rakyat dicetuskan di kota Fase Konsolidasi dalam pelaksanaan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat bertujuan untuk Pemimpin Pemerintahan sementara PBB di Irian Barat ( UNTEA ) adalah Gubernur Irian barat Pertama setelah resmi bergabung dengan RI adalah Pepera dilaksanakan pada tanggal Hasil Pepera adalah Yang menyerahkan hasil Pepera dalam Sidang Umum PBB di New York adalah 19. Jumlah anggota Dewan Musyawarah Pepera adalah.. Wakil Tugu Peringatan perjuangan pembebasan Irian barat di bangun di lapangan... B. Pilihlah a, b, c, atau d sebagai jawaban yang tepat! 1. Masalah Irian Barat dibawa pemerintah ke sidang Majelis Umum PBB pada tahun. a c b d Salah satu hasil kesepakatan KMB mengenai Irian Barat adalah.... a. diduduki Belanda sampai terbentuk negara Papua b. ditentukan satu tahun setelah pengakuan kedaulatan c. ditentukan melalui pepera d. diserahkan kepada RI dua tahun setelah pengakuan kedaulatan 3. Presiden Soekarno membacakan pidato berjudul Membangun Dunia Kembali dalam forum... a. Sidang Umum PBB c. Konferensi Asia Afrika b. MPRS d. Konferensi Meja Bundar 4. Pembatalan isi perundingan KMB secara sepihak oleh RI diatur oleh UU nomor.... a. 13 Tahun 1956 c. 13 Tahun 1957 b. 14 Tahun 1956 d. 14 Tahun Panglima Mandala dalam pembebasan Irian Barat adalah.... a. Ahmad Yani c. Soeharto b. A.H Nasution d. Soekarno 6. Negara yang tidak termasuk dalam pemerintahan sementara PBB di Irian Barat adalah.... a. Amerika Serikat c. Inggris b. Belgia d. Australia 42

6 7. Deputi KSAL Yos Sudarso gugur dalam pertempuran di perairan Laut. a. Sawu c. Jawa b. Aru d. Timor 8. Operasi dalam fase eksploitasi adalah. a. memasukkan militer atau tentara ke daerah bebas de facto b. mengadakan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat c. mengadakan perundingan dengan pihak pasukan lawan d. mengadakan serangan terbuka terhadap induk pasukan lawan 9. Irian Barat secara resmi kembali ke wilayah negara Indonesia pada tanggal... a. 1 Mei 1963 c. 3 Mei 1963 b. 2 Mei 1963 d. 4 Mei Brigadir Jenderal yang dilantik menjadi Panglima Mandala yang dilantik pada tanggal 13 Januari 1962 adalah... a. Soepomo c. Soeharto b. Achmad Wiranatakusumah d. I Dewanto 11. Di bawah ini yang merupakan salah satu isi Trikora adalah.... a. hentikan neokolonialisme di Malaysia b. turunkan harga c. kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat d. Siapkan Panglima Mandala 12. Kekuasaan Belanda atas Irian Barat berakhir pada tanggal.... a. 23 September 1962 c. 23 Oktokber 1962 b. 1 Oktober 1962 d. 1 November Ketika pertama kali dibentuk, propinsi Irian barat beribukota di.. a. Ternate c. Makasar b. Soa Siu d. Ambon 14. Indonesia menempuh jalan konfrontasi dengan terhadap Belanda untuk mengembalikan Irian barat karena. a. Ameriks Serikat memberi tekanan terhadap Belanda b. Amerika Serikat memberi dukungan kepada Belanda c. Belanda tidak memiliki iktikad baik untuk menyelesaikan Irian barat d. Mendapat dukungan internasional 15. Presiden Amerika serikat yang mempunyai inisiatif menyelesaikan sengketa Indonesia Belanda dalam masalah Irian Barat adalah.. a. Eisenhower c. John F. Kennedy b. Jimmy Carter d. Truman 16. Pemerintah sementara PBB di Irian Barat diberi nama. a. UNHCR c. Uni Indonesia - Belanda b. UNTEA d. UNCI 17. Berdasarkan rencana Bunker, setelah sekian tahun Irian Barat di bawah pemerintahan Indonesia, maka a. akan dibentuk pemerintahan peralihan di bawah PBB b. akan dilaksanakan Pepera c. PBB akan menilai sejauhmana kemajuan yang dicapai Irian Barat dibawah RI d. Rakyat Irian barat akan diberi otonomi luas 18. Karena Belanda menolak rencana Bunker, maka RI menyiapkan operasi militer yang diberi nama. a. Banteng c. Jatayu b. Garuda d. Jayawijaya 19. Indonesiaa mencari dukungan dari bangsa-bangsa Asia-Afrika sehubungan dengan masalah Irian Barat lewat.. a. Konferensi Asia Afrika b. Konferensi Tingkat menteri Indonesia Belanda c. Kolombo Plan d. Sidang Dewan Keamanan PBB 20. Peresmian pembentukan Propinsi Irian barat dilakukan tanggal. a. 17 Agustus 1955 c. 17 Agustus 1957 b. 17 Agustus 1956 d. 17 Agustus Pembentukan propinsi Irian Barat merupakan program kerja kabinet.. a. Ali Sastroamidjoyo c. Natsir b. Burhannudin Harahap d. Sukiman 22. Trikora dikomandokan oleh Presiden Soekarno di kota.. a. Surabaya c. Jogjakarta b. Semarang d. Jakarta 23. Fase eksploitasi dalam operasi Manadala pembebasan Irian Barat bertujuan untuk. a. menciptakan daerah bebas de facto b. menduduki semua pertahanan musuh yang penting c. membentuk pemerintahan sementara di Irian barat 43

7 d. menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di Irian barat 24. Komodor Yos Sudarso dan Kapten Wiratno gugur bersama dengan tenggelamnya. a. KRI Harimau c. KRI Macan Kumbang b. KRI Macan Tutul d. KRI Jaya Wijaya 25. Salah satu kegiatan dalam fase infiltrasi adalah operasi Naga yang dilakukan di.. a. Fakfak c. Sorong b. Merauke d. Kaimana 26. Utusan PBB yang membawa hasil Pepera dalam SU PBB adalah.. a. Clark Kem c. Ortis Sanz b. Ellsworh Bunker d. Richard Kirby 27. Ellsworth Bunker sebagai penggagas persetujuan Indonesia dan Belanda adalah diplomat dari negara a. Australia c. India b. Amerika Serikat d. Perancis 28. Kegiatan yang dilakukan dalam Pepera tahap pertama adalah.. a. konsultasi dengan dewan kabupaten b. pemilihan anggota dewan musyawarah Pepera c. penentuan jumlah anggota dewan musyawarah pepera d. pelaksanaan Pepera 29. Hasil Keputusan Pepera adalah. a. membentuk negara Papua b. menjadi bagian RI dengan otonomi khusus c. menjadi salah satu propinsi Belanda d. tetap bergabung dengan NKRI 30. Tugu peringatan perjuangan pengembalian Irian barat di bangun di... a. Soa Siu c. Merauke b. Lapangan Banteng Jakarta d. Makassar C. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 1. Upaya diplomasi yang dilakukan bangsa Indonesia untuk mengembalikan Irian Barat sudah dimulai sejak kabinet.. 2. Pemerintah Indonesia membentuk provinsi Irian Barat pada tanggal 17 Agustus 1956 dengan Ibu Kota di.. 3. Pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda dilakukan pada tanggal. 4. Pembubaran Uni Indonesia Belanda diatur dengan undang-undang no tahun.. 5. Pada tanggal 19 Desember presiden Sukarno mengumumkan keluarnya Sebagai tindak lanjut dari Trikora dibentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang bermarkas di 7. Mengadakan serangan terbuka dan menduduki pos-pos penting dilaksanakan pada tahap 8. Komodor Yos Sudarso gugur dalam pertempuran yang terjadi di laut.. 9. Rencana Bunker merupakan upaya penyelesaian masalah Irian barat secara damai yang disampaikan oleh 10.Selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan Irian barat kepada.. 44

8 6. Apa yang kamu ketahui tentang UNTEA? Jawab : 7. Jelaskan tentang tiga fase operasi pembebasan Irian Barat! Jawab : 8. Faktor apa yang mendorong Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy mendesak Belanda agar mau berunding dengan Indonesia dalam penyelesaian Irian barat? Jawab : 9. Jelaskan tentang penyerahan kekuasaan di Irian Barat dari PBB kepada pemerintah Indonesia! Jawab : 10. Apa yang dimaksud dengan Pepera! Jawab : Hari/Tgl Nilai Paraf Guru Paraf Ortu 45

9 Standar Kompetensi : 6. Memahami usaha mempertahankan Republik Indonesia Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan strategi nasional peristiwa Madiun, PKI, DI/TII, G 30 S/PKI dan konflik internal lainnya Indikator 1. Menjelaskan dampak persoalan hub. Pusat dan daerah persaingan ideologis, dan pergolakan sosial politik lainnya 2. Mendeskripsikan terjadinya peristiwa Madiun/PKI dan cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanggulangannya 3. Mendeskripsikan terjadinya peristiwa DI/TII dan cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanggulangannya 4. Mengidentifkasi keadaan politik, sosial, ekonomi dan budaya sebelum terjadinya peristiwa G 30 S/PKI 5. Mendeskripsikan terjadinya peristiwa G 30 S/PKI dan cara penumpasannya Ringkasan Materi Pelajaran A. Dampak Persoalan Hubungan Pusat Daerah terhadap Kehidupan Politik Nasional dan Daerah Sampai Awal Tahun 1960-an Semenjak diakuinya kedaulatan RI tanggal 27 Desember 1949 sampai tahun 1960 Indonesia mengalami berbagai situasi sebagai dampak dari keadaan politik nasional. Beberapa hal yang menjadi persoalan di antaranya adalah hubungan pusatdaerah, persaingan ideologi, dan pergolakan sosial politik. 1. Hubungan Pusat-Daerah Terbentuknya Kabinet Ali Sastroamijoyo II pada tanggal 24 Maret tahun 1956 berdasarkan perimbangan partai- partai dalam Parlemen tidak berumur panjang karena mendapat oposisi dari daerah- daerah di luar Jawa dengan alasan bahwa pemerintah mengabaikan pembangunan daerah. Oposisi dari daerah terhadap pemerintah pusat ini didukung oleh para panglima daerah kemudian dilanjutkan dengan gerakan-gerakan yang berusaha memisahkan diri (separatis) dari pemerintah pusat sehingga hubungan antara pusat dengan daerah kurang harmonis. Pada akhir tahun 1956 beberapa panglima militer di berbagai daerah membentuk dewan-dewan yang ingin memisahkan diri dari pemerintah pusat, yakni sebagai berikut: (1) Pada tanggal 20 November 1956 di Padang, Sumatera Barat berdiri Dewan Banteng yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Achmad Husein. (2) Di Medan, Sumatera Utara berdiri Dewan Gajah yang dipimpin oleh Kolonel Simbolon. (3) Di Sumatera Selatan berdiri Dewan Garuda yang dipimpin oleh Kolonel Barlian. (4) Di Manado, Sulawesi Utara berdiri Dewan Manguni yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual. Terbentuknya beberapa dewan di atas merupakan oposisi dari daerah yang guna melakukan protes terhadap kebijakan pemerintah pusat. Pangkal permasalahan dari pertentangan antara Pemerintah Pusat dan beberapa Daerah ini adalah masalah otonomi serta perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah. Hal ini menjadikan hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Daerah kurang harmonis. 2. Persaingan Golongan Agama dan Nasionalis Persaingan antara kelompok Islam dan kelompok nasionalis/sosialis/non Islam mulai terasa sejak tahun Partai-partai politik terpecah-pecah dalam berbagai ideologi yang sukar dipertemukan dan hanya mementingkan golongannya sendiri. 3. Pergolakan Sosial Politik 46

10 B. Pemberontakan Yang Terjadi Di Daerah 1. Pemberontakan PKI Madiun a. Latar belakang Setelah penandatanganan Persetujuan Renville,timbul pro dan kontra terhadap persetujuan tersebut. Pada waktu itu, Partai Masyumi dan PNImenarik diri dari kabinet. Masyumi dan PNI adalah dua partai besar pendukung kabinet yang dipimpin Amir Syarifuddin. Akibatnya, Kabinet Amir Syarifuddin jatuh. Kabinet baru pun dibentuk dengan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri. Akan tetapi, partai-partai yang berhaluan sosialis-komunis tidak ikut dalam kabinet yang baru tersebut. Akibatnya, terjadilah pertentangan yang makin tajam antara kelompok sosialis-komunis dan pendukung KabinetHatta. Amir Syarifuddin menentang politik pemerintah. Ia mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR). Front Demokrasi Rakyat ini terdiri dari organisasiorganisasi ekstrem kiri. Mereka melancarkan propaganda antipemerintah, melakukan pemogokan, dan pengacauan. b. Terjadinya pemberontakan PKI Madiun Golongan anti-pemerintah semakin kuat setelah Muso kembali dari Rusia. Mereka berpendapat bahwa pimpinan nasional harus dikendalikan PKI. Gerakan anti-pemerintah memuncak dengan pecahnya pemberontakan PKI di Madiun. Melalui pemberontakan PKI di Madiun, PKI sebenarnya berusaha merebut kekuasaan dan menjadikan Republik Indonesia sebagai negara komunis. Rencana perebutan kekuasaan diawali dengan demonstrasi, penculikan, dan pembunuhan tokoh-tokoh yang dianggap musuh di kota Solo. Selain itu, kesatuan-kesatuan TNI saling diadu. Pada tanggal 11 September 1948, terjadi bentrokan antara pasukan pro pemerintah RI (Divisi Siliwangi) dengan pasukan pro PKI (Divisi IV). MUSO, Pemimpin PKI Madiun Pada tanggal 18 September 1948, PKI dapat menguasai daerah Madiun dan sekitarnya. Untuk mencapai tujuan politiknya, PKI tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan kekejaman. Kekejaman yang dilakukan PKI bahkan di luar batas kemanusiaan. Semua lapisan masyarakat menjadi korban keganasan mereka. Setelah PKI menguasai Madiun, Presiden Soekarno mengambil tindakan tegas terhadap para pemberontak. Para perwira yang terlibat dalam pemberontakan PKI di Madiun dipecat. Operasi penumpasan pemberontakan PKI Madiun berakhir pada awal bulan Desember Operasi itu dilaksanakan oleh pasukan gabungan yang dipimpin Kolonel Gatot Subroto dari Jawa Tengah, Kolonel Sungkono dari Jawa Timur, dan Pasukan Divisi III Siliwangi dari Jawa Barat. Muso tertembak dalam pengejaran di Ponorogo. Sedangkan Amir Syarifuddin tertangkap dan dihukum mati. Operasi Penumpasan PKI oleh TNI dan Rakyat 2. Pemberontakan DI/TII Rongrongan terhadap keamanan dalam negeri juga dilakukan DI/TII. Pemberontakan DI/TII merupakan suatu usaha untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Pemberontakan DI/TII terjadi di beberapa daerah di Indonesia, antara lain di Jawa Barat, di Jawa Tengah, di Aceh, dan di Sulawesi Selatan. a. Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat Gerakan DI/TII di Jawa Barat muncul dibawah pimpinan Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo. Semula Kartosuwirjo ikut bergerilya di daerah Jawa Barat. Ia ingin mendirikan negara Islam lepas dari Republik Indonesia. Untuk itu ia menghimpun orang-orang yang setia kepadanya dalam tentara Darul Islam. Pada tanggal 4 Agustus 1949 Kartosuwirjo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Tindakan Kartosuwiryo itu membahayakan persatuan dan kesatuan nasional. Rakyat pun sangat dirugikan karena Kartosuwiryo dan anggotanya melakukan teror, pembunuhan, pengrusakan, dan pengambilan harta kekayaan penduduk. Penumpasan Gerakan DI/TII di Jawa Barat memakan waktu lama. Baru pada tahun 1960-an, Divisi Siliwangi mulai melancarkan operasi secara sistematis dan besarbesaran. Dengan dibantu rakyat dalam operasi Pagar Betis, pada tahun 1962 gerombolan DI/TII akhirnya dapat dihancurkan. Kartosuwiryo dapat ditangkap di Gunung Geber. Ia kemudian dihukum mati. SM Kartosuwirjo 47

11 b. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah Seperti di Jawa Barat, unsur-unsur pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah sudah mulai ada sejak masa Perang Kemerdekaan. Di Jawa Tengah, pemberontakan DI/TII terjadi di berbagai daerah. Pada mulanya pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin Amir Fatah. Gerakan Amir Fatah yang menamakan diri Majelis Islam bergerak di daerah Brebes, Tegal, dan Pekalongan. Setelah bergabung dengan Kartosuwirjo, Amir Fatah diangkat sebagai Komandan Pertempuran Jawa Tengah. Amir Fatah (Paling Kanan) Pemimpin DI/TII Sementara itu, di daerah Kebumen terjadi pemberontakan yang digerakkan Angkatan Umat Islam yang dipimpin Moh. Mahfudz Abdul Rachman (Kyai Somolangu). Pemberontakan ini dapat ditumpas dalam waktu tiga bulan. Sisa-sisa laskar yang lolos bergabung dengan DI/TII Kartosuwirjo. Pada mulanya gerakan DI/TII di Jawa Tengah sudah mulai terdesak oleh TNI. Akan tetapi, pada bulan Desember 1951 mereka menjadi kuat kembali karena mendapat bantuan dari Batalyon 426. Batalyon 426 di daerah Kudus dan Magelang memberontak dan menggabungkan diri dengan DI/TII. Kekuatan batalyon pemberontak ini dapat dihancurkan. Sisa-sisanya lari ke Jawa Barat bergabung dengan DI/TII Kartosuwirjo. c. Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dikobarkan Ibnu Hadjar, seorang bekas Letnan Dua TNI. Ia memberontak dan menyatakan gerakannya sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo. Dengan pasukan yang dinamakannya Kesatuan Rakyat yang Tertindas, Ibnu Hadjar menyerang pos-pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan melakukan tindakan pengacauan pada bulan Oktober Pemerintah memberi kesempatan kepada Ibnu Hadjar untuk menghentikan pemberontakannya secara baik-baik. Ia pernah menyerahkan diri dengan pasukannya. Ia diterima kembali ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia. Namun ia melarikan diri dan melanjutkan pemberontakan. Pemerintah RI akhirnya mengambil tindakan tegas. Pada akhir tahun 1959, pasukan gerombolan Ibnu Hadjar dapat dimusnahkan. Ibnu Hadjar sendiri dapat ditangkap. Ibnu Hajar, tertangkap d. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar. Kahar Muzakar adalah seorang pejuang kemerdekaanyang selama Perang Kemerdekaan ikut berjuang di Pulau Jawa. Setelah Proklamasi kemerdekaan Kahar Muzakar kembali ke Sulawesi Selatan. Ia berhasil menghimpun dan memimpin laskarlaskar gerilya di Sulawesi Selatan. Laskar-laskar itu bergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). Pada tanggal 30 April 1950, Kahar Muzakar mengirim surat kepada pemerintah dan pimpinan APRIS. Ia meminta agar semua anggota KGSS dimasukkan dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Permintaan itu ditolak karena hanya mereka yang lulus dalam penyaringan saja yang dapat diterima dalam APRIS. Pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk menyalurkan bekas gerilyawan ke dalam Korps Cadangan Nasional. Kahar Muzakar sendiri diberi pangkat Letnan Kolonel. Kahar Muzakar Pendekatan-pendekatan yang dilakukan pemerintah tampaknya akan membawa hasil. Akan tetapi, pada saat akan dilantik, Kahar Muzakar bersama anak buahnya melarikan diri ke hutan dengan membawa berbagai peralatan yang diberikan. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Agustus Pada bulan Januari 1952, Kahar Muzakar menyatakan daerah Sulawesi Selatan sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia di bawah pimpinan Kartosuwirjo. Pemerintah memutuskan untuk mengambil tindakan tegas dan mulai melancarkan operasi militer. Operasi penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar memakan waktu yang lama. Pada bulan Februari 1965, Kahar Muzakar tewas dalam suatu penyerbuan. Bulan Juli 1965, Gerungan (orang kedua setelah Kahar Muzakar) dapat ditangkap. Dengan demikian, berakhirlah pemberontakan DI/TII. 48

12 e. Pemberontakan DI/TII di Aceh Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh. Pemberontakan meletus karena kekhawatiran akan kehilangan kedudukan dan perasaan kecewa diturunkannya kedudukan Aceh dari daerah istimewa menjadi karesidenan di bawah provinsi Sumatera Utara. Semula Tengku Daud Beureueh adalah Gubernur Militer Daerah Istimewa Aceh. Ketika pada tahun 1950 kedudukan Aceh diturunkan dari provinsi menjadi karesidenan, Daud Beureueh tidak puas karena jabatannya diturunkan. Pada tanggal 20 September 1953, Daud Beureueh mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa Aceh merupakan negara bagian dari NII di bawah Kartosuwiryo. Setelah itu, Tengku Daud Beureueh mengadakan gerakan dan mempengaruhi rakyat melalui propaganda bernada negatif terhadap pemerintah RI. Bendera DI/TII Aceh Untuk menghadapi gerakan itu, pemerintah mengirim pasukan yang dilengkapi persenjataan lengkap. Setelah beberapa tahun dikepung, baru pada tanggal 21 Desember 1962 tercapailah Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh. Banyak dari gerombolan itu yang kembali ke pangkuan RI. Dengan demikian, pemberontakan DI/TII di Aceh dapat diselesaikan dengan cara damai. Pemimpin dari gerakan ini pun setuju untuk kembali ke pangkuan RI. Prakarsa penyelesaian di Aceh tersebut dipimpin oleh Kolonel M. Jasin, Panglima Kodam I Iskandar Muda. 3. Gerakan 30 September 1965/PKI Di masa demokrasi terpimpin, PKI memperoleh kesempatan yang besar untuk meraih cita-citanya. PKI bercita-cita mengubah negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila dengan negara yang berideologi komunis. D.N. Aidit sebagai pimpinan PKI mendukung konsep demokrasi terpimpin yang berporoskan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom). a. Tahap Persiapan PKI melakukan berbagai kegiatan untuk memperoleh simpati dan dukungan luas dari pemerintah dan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut. : 1) Mengirim sukarelawan dalam konfrontasi dengan Malaysia. 2) Melakukan aksi sepihak tahun 1963, terutama di Jawa, Bali dan Sumatera Utara dengan 3) Melakukan aksi sepihak tahun 1963, terutama di Jawa, Bali dan Sumatera Utara dengan membagikan tanah kepada petani. 4) Melakukan demonstrasi, menuntut kenaikan upah di pabrik-pabrik, perusahaan, dan perkebunan. 5) Memberikan latihan politik dan militer kepada anggota pemuda rakyat dan gerwani. PKI akhirnya menuntut pemerintah agar membentuk angkatan ke-5 yang terdiri dari buruh, petani, dan nelayan yang dipersenjatai. 6) Menghancurkan lawan politiknya dengan jalan mendukung pemerintah untuk membubarkan Masyumi, Murba, Manikebu (Manifesto Kebudayaan). 7) Menyebarkan isu tentang adanya Dewan Jenderal dalam Angkatan Darat yang akan mengambil alih kekuasaan secara paksa dengan bantuan Amerika Serikat. Tuduhan ini dibantah oleh Angkatan Darat. Sebaliknya, Angkatan Darat menuduh PKI yang akan melakukan kudeta. b. Tahap Pelaksanaan Berita tentang semakin memburuknya kesehatan Presiden Soekarno menimbulkan ketegangan di kalangan pemimpin politik nasional. Ketegangan ini mencapai puncaknya pada pemberontakan tanggal 30 September Pada dini hari di penghujung bulan September 1965 terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira Angkatan Darat yang dipimpin langsung oleh Letkol Untung (Komandan Batalyon I Cakrabirawa). Operasi itu dibantu oleh satu batalyon dari Divisi Diponegoro, satu batalyon dari Divisi Brawijaya, dan orang sipil dari pemuda rakyat. Para perwira tinggi yang diculik dan dibunuh adalah: 1 Letnan Jenderal Ahmad Yani (Menteri/Panglima) Angkatan Darat.) 2. Kolonel Katamso Dharmokusumo 3. Lektol Sugiyono 4. Mayjen R. Soeprapto 5. Mayjen Harjono Mas Tirtodarmo 6. Mayjen Suwondo Parman 7. Brigjen Donald Izacus Pandjaitan

13 8. Brigjen Soetojo Siswomiharjo 9. Lettu Pierre Andreas Tendean 10. Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun Jenderal A.H. Nasution yang menjadi sasaran utama penculikan berhasil meloloskan diri. Akan tetapi, Ade Irma Suryani (putrinya) tewas tertembak para penculik. Sementara itu, Letnan Satu Piere A. Tendean (ajudan Jenderal Nasution) menjadi sasaran penculikan. Aksi penculikan juga menewaskan Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun (pengawal rumah Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena). Rumah J. Leimena berdampingan dengan rumah A.H. Nasution. PKI sudah menguasai studio RRI Pusat dan gedung telekomunikasi. Melalui RRI, pada tanggal 1 Oktober 1965, Letkol Untung menyiarkan pengumuman tentang Gerakan 30 September yang ditujukan kepada jenderaljenderal anggota Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta (perebutan kekuasaan). Presiden Soekarno berangkat menuju Bandara Halim Perdana Kusuma. Presiden Soekarno segera mengeluarkan perintah agar seluruh rakyat Indonesia tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa. Sementara itu di Yogyakarta, pemberontak G 30 S/PKI yang dipimpin Mayor Mulyono menculik Kolonel Katamso (Komandan Korem 072) dan Letkol Sugiyono (Kepala Staf). Kedua perwira itu dibunuh di asrama Batalyon L di Desa Kentungan (di luar kota Yogyakarta). c. Menumpas Gerakan 30 September 1965/PKI Operasi penumpasan G 30 S/PKI dilancarkan pada tanggal 1 Oktober Mayor Jenderal Soeharto yang menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) mengambil alih komando Angkatan Darat karena Menteri Panglima Angkatan Darat (Letjend Ahmad Yani) belum diketahui nasibnya. Panglima Kostrad memimpin operasi penumpasan terhadap G 30 S/PKI dengan menghimpun pasukan lain, termasuk Divisi Siliwangi, Kavaleri, dan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo. Studio RRI pusat, gedung besar telekomunikasi dapat direbut kembali. Operasi diarahkan ke Halim Perdana Kusuma. Halim Perdana Kusuma dapat dikuasai pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhi Wibowo pada tanggal 2 Oktober Karena tidak ada dukungan dari masyarakat dan anggota angkatan bersenjata lainnya, para pemimpin dan tokoh pendukung G 30 S/PKI termasuk pemimpin PKI D.N. Aidit melarikan diri. Atas petunjuk Sukitman (seorang polisi), diketahui bahwa perwira-perwira Angkatan Darat yang diculik dan dibunuh telah dikuburkan/ditanam di Lubang Buaya. Kol. Sarwo Edi Wibowo Pada tanggal 3 Oktober 1965, ditemukan tempat kuburan para jenderal itu. Pengambilan jenazah dilakukan pada tanggal 4 Oktober 1965 oleh RPKAD dan Marinir. Seluruh jenderal korban G 30 S/PKI dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto untuk dibersihkan dan disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat. Keesokan harinya bertepatan dengan hari ulang tahun ABRI, 5 Oktober 1965 para jenasah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Mereka diberi gelar Pahlawan Revolusi. Untuk mengikis habis sisa-sisa G 30 S/PKI dilakukan operasi-operasi penumpasan, yakni sebagai berikut. Pemakaman tujuh jendral Korban G 30 s/pki 1) Operasi Merapi di Jawa Tengah dilakukan RPKAD dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhi Wibowo. 2) Operasi Trisula di Blitar Selatan dilakukan Kodam VIII/Brawijaya yang dipimpin Mayjen M.Yasin dan Kolonel Witarmin. 3) Operasi Kikis di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan adanya operasi-operasi di atas, para pemimpin/tokoh-tokoh PKI dapat ditangkap sekaligus ditembak mati. Operasi penumpasan itu mengakibatkan kekuatan PKI dapat dilumpuhkan. 50

14 Latihan Uji Kompetensi 5 A. Isilah titik-titik dibawah ini dengan tepat! 1. Pada tanggal 20 November 1956 di Sumetera Barat berdiri Dewan Banteng yang dipimpin oleh Akar permasalahan permusuhan antara pemerintah pusat dan daerah adalah Setelah Amir Syarifudin mundur dari Perdana Menteri, ia emendirikan organisasi yang bernama.. 4. Di Madiun PKI memproklamasikan berdirinya Pemimpin pemberontakan PKI Madiun adalah Pemimpin operasi penumpasan PKI Madiun dari Jawa Tengah adalah Tokoh Gerakan DI / TII di Jawa Barat adalah.. 8. Pusat Gerakan DI / TII di Jawa Barat adalah 9. Tokoh yang memimpin Gerakan Banteng Negara adalah Pemimpin DI / TII di Kalimantan Selatan adalah Kahar Muzakar seorang pemimpin DI / TII di Sulawesi Selatan membentuk laskar gerilya di Sulawesi Selatan dengan nama Pemimpin pemberontakan DI / TII di Aceh adalah seorang mantan Gubernur Militer Aceh yaitu G 30 S / PKI adalah gerakan yang direncanakan dan dilakukan oleh Pemimpin penculikan perwira Angkatan Darat dalam peristiwa G 30 S / PKI adalah PKI emenyebarkan desas desus bahwa perwira militer angkatan darat akan melakukan kudeta terhadap presiden Soekarnodengan membentuk dewan Pada tanggal 1 Oktokber 1965, PKI melakukan penculikan terhadap para jenderal angkatan darat yang dipimpin oleh Para jenderal yang gugur akibat keganasan G 30 S / PKI disebut PKI yang melakukan pemberontakan paada tanggal 30 September 1965 mendapat pengaruh kuat dari negara Pemberontaakan G 30 S / PKI dapat ditumpas berkat kerjasama antara ABRI dan rakyat di bawah pimpinan Pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat ( RPKAD ) yang dikirim ke Jawa Tengah untuk menumpas G 30 S / PKI dipimpin oleh... B. Pilihlah a, b, c, atau d sebagai jawaban yang tepat! 1. Organisasi yang dibentuk Amir Syarifuddin untuk menggerakkan aksi PKI di Madiun adalah. a. Pemuda Rakyat b. Front Demokrasi Rakyat c. Front Pembela Rakyat d. Kesatuan Rakyat Tertindas 2. Tujuan pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 adalah untuk. a. mengganti pemerintahan dengan paham komunis b. menegakkan negara militer di Jawa Timur c. membentuk pemerintahan yang demokratis d. membela kepentingan rakyat yang menderita 3. Salah satu faktor yang menyebabkan kesulitan menumpas pemberontakan DI /TII di Jawa Barat adalah... a. persenjataan pasukan DI/ TII lebih unggul b. pasukan Siliwangi mudah menyerah c. medannya berupa pegununganpegunungan d. rakyat tidak mau bekerjasama dengan TNI 4. Penyebab timbulnya pemberontakan DI /TII di Aceh adalah. a. tuntutan agar pasukannya dimasukkan dalam kesatuan APRIS 51

15 b. menentang masuknya pasukan APRIS ke wilayah Aceh c. kekecewaan atas pembagian keuangan pusat kepada daerah d. kekecewaan Daud Beureuh atas status Aceh menjadi Karesidenan 5. Strategi pemerintah untuk menghadapi pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan diawali dengan cara... a. pemberian pangkat satu tingkat kepada Ibnu Hajar b. penarikan senjata yang dimiliki anggota DI /TII c. pendekatan dengan diterima menjadi anggota TNI d. pembumihangusan kamp-kamp persembunyian DI /TII 6. Kondisi ekonomi yang sulit sebelum terjadinya peristiwa G 30 S/ PKI menguntungkan PKI untuk melakukan beberapa propaganda di antaranya adalah... a. akan menaikkan upah buruh b. akan mengganti mata uang c. menurunkan harga barang- barang d. mengganti menteri keuangan 7. Dalam rangka penumpasan terhadap G 30 S /PKI, pasukan RPKAD di bawah pimpinan... a. Kolonel Gatot Subroto b. Mayor Jenderal Soeharto c. Kolonel Soengkono d. Kolonel Sarwo Edi Wibowo 8. Dua sarana komunikasi vital di Jakarta yang dapat direbut kembali dari tangan G 30/ PKI oleh ABRI dan rakyat adalah... a. Lapangan Terbang Halim Perdana Kusuma dan Studio RRI Pusat b. Kantor Telekomunikasi dan Lapangan Terbang Halim Perdana Kusuma c. Studio RRI Pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi d. Lapangan Terbang Halim Perdana Kusuma dan Lubang Buaya 9. Dua unsur kekuatan yang berhasil menumpas pemberontakan G 30 S /PKI dengan sukses adalah... a. Mayjen Soeharto dan rakyat b. RPKAD dan rakyat c. Sarwo Edi Wibowo dan rakyat d. ABRI dan rakyat 10. Pemimpin pemberontakan PKI di Madiun adalah.... a. Tan Malaka c. Muso b. Sutan Syahrir d. D.N. Aidit 11. PKI mengumumkan pembentukan pemerintahan baru di Madiun pada tanggal.... a. 11 September 1948 c. 17 September 1948 b. 15 September 1948 d. 20 September Front Demokrasi Rakyat dipimpin oleh.... a. Sutan Syahrir c. Muso b. Amir Syarifuddin d. D. N Aidit 13. Pemberontakan DI/TII di Aceh pada tahun 1953 dipimpin oleh.... a. Amir Fatah c. Daud Beureuh b. Tengku Hasan Tiro d. Kahar Muzakar 14. DI/TII di bawah Kartosuwiryo berhasil ditumpas pada tahun.... a c b d PKI mendukung demokrasi terpimpin yang berporos kan.... a. Nasakom c. Pancasila b. Islam d. Tentara 16. Salah satu penyebab terjadinya pemberontakan DI/TII di Aceh adalah.... a. ingin menjalin hubungan dagang dengan Belanda b. diturunkannya Aceh dari daerah istimewa menjadi karesidenan c. mendukung poros nasionalisme, agama dan komunisme d. khawatir pengaruh PKI akan meluas hingga ke Aceh 17. Ibnu Hadjar adalah pemberontak di Kalimantan yang membuat pasukan bernama.... a. Kesatuan Rakyat yang Tertindas b. Angkatan Umat Islam c. Pasukan Tuntutan Rakyat d. Angkatan Umat Tertindas 18. Penculikan dan pembunuhan perwira angkatan darat pada September 1965 dipimpin oleh.... a. Letjen Ahmad Yani c. Letkol Untung b. D.N. Aidit d. Teuku Daud Beureueh 19. Di bawah ini perwira tinggi yang berhasil selamat dari peristiwa G 30 S/PKI adalah.... a. Letjen Ahmad Yani c. Jenderal A.H. Nasution b. Mayjen M.T Haryono d. Mayjen S. Parman 20. Front yang terbentuk tanggal 26 Oktober 1965 yang bertujuan untuk membubarkan PKI adalah Front... a. Merdeka c. Pancasila b. Indonesia d. Nasional 21. Yang termasuk dalam tuntutan Tritura adalah.... a. hilangkan nekolim dari nusantara 52

16 b. bubarkan PKI c. ganyang Malaysia d. Kembalikan Irian Barat 22. Andi Azis melakukan pemberontakan di Sulawesi Selatan dengan menggerakkan. a. Tokoh-tokoh politik b. Rakyat dan kaum buruh c. Pemuda-pemuda pejuang d. Kesatuan bekas KNIL 23. Letnan Kolonel Slamet Riyadi gugur dalam tugas dalam menumpas gerakan a. RMS c. Andi Azis b. Permesta d. APRA 24. Puncak pemberontakan PRRI terjadi tanggal 15 Februari 1958 dengan. a. bergabungnya Dewan Gajah dan Dewan Manguni b. dibentuknya Dewan banteng di Sumatera Barat c. diproklamirkannya PRRI di Sumatera d. terbentuknya Dewan Garuda di Sumatera Selatan 25. Salah satu nama operasi militer untuk mengatasi gerakan PRRI adalah. a. 17 Agustus c. Pagar Betis b. Baratayudha d. Saptamarga 26. Pemimpin pemberontakan Permesta adalah. a. LetKol Barlian c. Kol. M. Simbolon b. Kol. H.N. Ventje Sumual d. Kol. Alex Kawilarang 27. Operasi Merdeka untuk menumpas gerakan Permesta dipimpin oleh a. Letkol Rukminto Hendaningrat b. Kolonel Alex Kawilarang c. Letkol Ahmad Yani d. Kolonel A.H. Nasution 28. Langkah awal yang ditempuh pemerintah dalam menghadapi pemberontakan di daerah adalah. a. Melakukan pedekatan persuasive melalui perun dingan b. menekankan pendekatan militer dengan menum pas c. menerapkan status darurat militer d. bekerjasama dengan rakyat setempat 29. Perwira yang lolos dari keganasan G 30 S / PKI adalah. a. Jend.l A.H. Nasution c. Jend. Urip Sumoharjo b. Jend. Sutoyo d. Jend. Sudirman 30. Sasaran pertama penumpasan G 30 S / PKI di kota Jakarta adalah. a. melindugi Istana Jakarta b. merebut lapangan Halim Perdana Kusuma c. mengamankan tokoh-tokoh G 30 S / PKI d. merebut gedung RRI pusat dan kantor Telekomunikasi C. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 1. Jelaskan secara singkat aksi penumpasan terhadap PKI di Madiun! Jawab : 2. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan usaha untuk menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat memerlukan waktu yang lama! Jawab : 3. Sebutkan operasi-operasi yang dilakukan pemerintah untuk menghadapi DI /TII di Jawa Barat! Jawab : 53

17 4. Jelaskan secara singkat kondisi politik, ekonomi maupun sosial budaya menjelang terjadinyapemberontakan G 30 S / PKI! Jawab : 5. Sebutkan cara-cara PKI agar memperoleh simpati masyarakat sebelum melakukan pemberontakan pada tanggal 1 Oktober 1965! Jawab : 6. Apa yang menyebabkan terjadinya persaingan antara pemerintah pusat dan daerah menjelang tahun 1960! Jawab : 7. Sebutkan jenderal angkatan darat yang diculik oleh PKI dalam peristiwa G 30 S / PKI! Jawab : 8. Mengapa Halim Perdana Kusuma dan Lubang Buaya dijadikan sasaran penumpasan G 30 S / PKI! Jawab : 9. Jelaskan persiapan PKI daalam bidang militer untuk mempersaiapkan pengkhianatan G 30 S / PKI! Jawab : 10. Mengapa Partai Komunis Indonesia emembenci paara perwira Angkatan darat! Jawab : Hari/Tgl Nilai Paraf Guru Paraf Ortu 54

18 Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama Internasional Kompetensi Dasar 7.1 Menjelaskan berakhirnya masa orde baru dan lahirnya reformasi Indikator 1. Menyusun kronologis peristiwa-peristiwa politik penting pada masa orde baru 2. Menggunakan data statistik untuk menguraikan proses perkembangan ekonomi pada masa orde baru 3. Mendeskripsikan berakhirnya orde baru dan lahirnya reformasi Ringkasan Materi Pelajaran A Peristiwa-Peristiwa Politik Penting Pada Masa Orde Baru 1. Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) Ketika gelombang demonstrasi yang menuntut pembubaran PKI semakin keras pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Oleh karena itu pada tanggal 10 Januari 1966 KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan-kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR- GR menuntut Tiga Tuntutan Hati Nurani Rakyat yang terkenal dengan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Adapun Tri Tuntutan Rakyat itu adalah sebagai berikut: a. Pembubaran PKI. b. Pembersihan kabinet dari unsurunsur G 30 S / PKI. c. Penurunan harga/perbaikan ekonomi. Demostrasi Tritura, Januari 1966 Ketiga tuntutan di atas menginginkan perubahan di bidang politik, yakni pembubaran PKI beserta ormas ormasnya dan pembersihan kabinet dari unsur G30 S /PKI. Selain itu juga keinginan adanya perubahan ekonomi yakni penurunan harga. 2. Surat Perintah Sebelas Maret Aksi untuk menentang terhadap G 30 S /PKI semakin meluas menyebabkan pemerintah merasa tertekan. Oleh karena itu setelah melakukan pembicaraan dengan beberapa anggota kabinet dan perwira ABRI di istana Bogor pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Sukarno akhirnya menyetujui memberikan perintah kepada Letnan Jenderal Suharto sebagai Panglima Angkatan Darat dan Pangkopkamtib untuk memulihkan keadaan dan wibawa pemerintah. Surat mandat ini terkenal dengan nama Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (Supersemar). 3. Sidang Umum MPRS Sidang Umum IV MPRS yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juni 1966 telah menghasilkan beberapa ketetapan yang dapat memperkokoh tegaknya Orde Baru antara lain sebagai berikut: 1) Tap. MPRS No. IX tentang Pengukuhan Surat Perintah Sebelas Maret. 2) Tap. MPRS No. XXV tentang Pembubaran PKI dan ormas ormasnya serta larangan penyebaran ajaran Marxisme- Komunisme di Indonesia. 3) Tap. MPRS No. XXIII tentang Pembaruan Landasan Kebijakan Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan. 4) Tap. MPRS No. XIII tentang Pembentukan Kabinet Ampera yang ditugaskan kepada Pengemban Tap MPRS No. IX. 4. Pelaksanaan Politik Luar Negeri Sebagai wujud dari pelaksanaan politik luar negeri bebas dan aktif pada masa Orde Baru melakukan langkahlangkah sebagai berikut: 55

BAB 11 PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT. Kata Kunci

BAB 11 PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT. Kata Kunci BAB 11 PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT Tujuan Pembelajaran Pada bab ini kalian akan mempelejari tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut Irian Barat dan setelah mempelajari materi

Lebih terperinci

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer *PRRI/Permesta Pemberontakan Ideologi PKI tahun 1948 PKI tahun 1965 Pemberontakan PRRI/Permesta Tokoh yang

Lebih terperinci

Materi Sejarah Kelas XII IPS

Materi Sejarah Kelas XII IPS 2. Perjanjian Roem Royen Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya.konferensi Meja Bundar yang menjadi cikal bakal terwujudnya Negara Kesatuan Repulik Indonesia

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Setelah kabinet Amir Syarifuddin jatuh, atas persetujuan presiden KNIP memilih Hatta sebagai Perdana Menteri. Jatuhnya Amir Syarifuddin membuat kelompok kiri kehilangan basis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Irian Barat merupakan wilayah Indonesia yang terletak dibagian paling timur. Dengan kekayaan alamnya seperti bahan-bahan industri yang sangat dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965

PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965 PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965 1. LATAR BELAKANG GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965 Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 bukanlah kali pertama bagi PKI. Sebelumnya, pada tahun 1948 PKI sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia.

Lebih terperinci

Pergolakan dan pemberontakan dalam negri yang mengancam disintegrasi bangsa TUGAS

Pergolakan dan pemberontakan dalam negri yang mengancam disintegrasi bangsa TUGAS SMAN 1 CIGUGUR Jl.Sukamulya no 12 Cigugur Kuningan Tlp. 0232873840 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI EVALUASI Pergolakan dan pemberontakan dalam negri yang mengancam

Lebih terperinci

7. Kabinet Karya/Juanda (31 Jul Agt 1955), dibentuk pada saat negara dalam situasi memprihatinkan, dan tidak berdasar atas dukungan dari

7. Kabinet Karya/Juanda (31 Jul Agt 1955), dibentuk pada saat negara dalam situasi memprihatinkan, dan tidak berdasar atas dukungan dari DEMOKRASI LIBERAL Setelah dilaksanakan Konferensi Meja Bundar, Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, dari RIS menjadi NKRI, dikarenakan bentuk negara federasi atau serikat tidak sesuai dengan cita-cita

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah. Nama kelompok : Achmad Rafli Achmad Tegar Alfian Pratama Lulu Fajar F Nurul Vita C Kelas : XII TP2 1. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut. 1. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi

Lebih terperinci

Bab 6 Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 2 PENDAHULUAN

Bab 6 Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 2 PENDAHULUAN Bab 6 Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 2 PENDAHULUAN Walau telah mendeklarasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, berbagai tantangan masih harus dihadapi

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit)

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit) Langkah untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasan download di Ferry Andriyanto, S. Pd. 1. Muso menganjurkan agar FDR melebur diri ke dalam PKI. Anjuran tersebut diungkapkan Muso setelah ia kembali

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

BAB 12 BERBAGAI PERISTIWA TRAGEDI NASIONAL. Kata Kunci

BAB 12 BERBAGAI PERISTIWA TRAGEDI NASIONAL. Kata Kunci BAB 12 BERBAGAI PERISTIWA TRAGEDI NASIONAL Tujuan Pembelajaran Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang berbagai peristiwa tragedi nasional di Indonesia. Setelah mempelajari materi bab ini kalian diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA)

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. SIMPULAN Salah satu keputusan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag pada tanggal 23 Agustus sampai 2 September 1949 adalah kedudukan Irian Barat

Lebih terperinci

Silahkan Baca Tragedi PKI Ini

Silahkan Baca Tragedi PKI Ini Silahkan Baca Tragedi PKI Ini Nusantarapos,- Apakah Pantas Soeharto Diampuni?, Ada seorang ahli sejarah yang sempat meneliti tentang kejadian yang menimpa bangsa kita di tahun 1965, mengatakan bahwa di

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) DOSEN PEMBIMBING : ARI WIBOWO,M.Pd Disusun Oleh : Rizma Alifatin (176) Kurnia Widyastanti (189) Riana Asti F (213) M. Nurul Saeful (201) Kelas : A5-14

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang 168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) Disusun Oleh : Rizma Alifatin (14144600176) Kurnia Widyastanti (14144600189) Riana Asti F (14144600213) M. Nurul Saeful (14144600201) Sejarah Singkat RIS Pada tanggal

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

sherila putri melinda

sherila putri melinda sherila putri melinda Beranda Profil Rabu, 13 Maret 2013 DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA Demokrasi berasal dari kata DEMOS yang artinya RAKYAT dan

Lebih terperinci

A. Pengertian Orde Lama

A. Pengertian Orde Lama A. Pengertian Orde Lama Orde lama adalah sebuah sebutan yang ditujukan bagi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Soekarno. Soekarno memerintah Indonesia dimulai sejak tahun 1945-1968. Pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN NAMA : 1. Aris Hadi Pranoto (14144600203) 2. Desi Muji Hartanti (14144600178) 3. Puput Wulandari (14144600191) 4. Muhammad Hafizh Alhanif (14144600215) Kelas: A5-14 SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN 1959-1966

Lebih terperinci

G 30 S PKI. DISUSUN OLEH Aina Aqila Rahma (03) Akhlis Suhada (04) Fachrotun Nisa (14) Mabda Al-Ahkam (21) Shafira Nurul Rachma (28) Widiyaningrum (32)

G 30 S PKI. DISUSUN OLEH Aina Aqila Rahma (03) Akhlis Suhada (04) Fachrotun Nisa (14) Mabda Al-Ahkam (21) Shafira Nurul Rachma (28) Widiyaningrum (32) G 30 S PKI Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah DISUSUN OLEH Aina Aqila Rahma (03) Akhlis Suhada (04) Fachrotun Nisa (14) Mabda Al-Ahkam (21) Shafira Nurul Rachma (28) Widiyaningrum

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

2015 OPERASI MANDALA DALAM RANGKA PEMBEBASAN IRIAN BARAT : PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA - BELANDA

2015 OPERASI MANDALA DALAM RANGKA PEMBEBASAN IRIAN BARAT : PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA - BELANDA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Papua Barat, yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan sebutan Irian Barat (IRBA) merupakan salah satu wilayah yang menjadi sengketa atau perebutan antara

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Latar belakang Sejarah awal terbentuknya bangsa Indonesia tidak lepas dari peran militer Terdapat dwi fungsi ABRI, yaitu : (1) menjaga keamanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Lebih terperinci

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Cerita Pagi Dokumen Supardjo, Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Hasan Kurniawan Minggu, 23 Oktober 2016 05:05 WIB http://daerah.sindonews.com/read/1149282/29/dokumen-supardjo-mengungkap-kegagalan-gerakan-30-september-1965-1477110699

Lebih terperinci

Surat-Surat Buat Dewi

Surat-Surat Buat Dewi Surat-Surat Buat Dewi Di bawah ini kami turunkan surat-surat Presiden Soekarno, yang ditulis dan dikirim kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, selama hari-hari pertama bulan Oktober 1965. Surat-surat ini berhasil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bolaang Mongondow adalah sebuah suku bangsa di Indonesia. Dimana suku

BAB I PENDAHULUAN. Bolaang Mongondow adalah sebuah suku bangsa di Indonesia. Dimana suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bolaang Mongondow adalah sebuah suku bangsa di Indonesia. Dimana suku Mongondow adalah merupakan penduduk Kerajaan Bolaang Mongondow yang pada tahun 1954 secara resmi

Lebih terperinci

PERISTIWA PENTING DI MASA DEMOKRASI LIBERAL

PERISTIWA PENTING DI MASA DEMOKRASI LIBERAL PERISTIWA PENTING DI MASA DEMOKRASI LIBERAL (1950-1959) KD : Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan Disusun Oleh : Dwi Hatmoko, S.Pd http://dwihatmoko.wordpress.com

Lebih terperinci

Tap XXXIII/MPRS/1967

Tap XXXIII/MPRS/1967 Tap XXXIII/MPRS/1967 KETIKA memberi sambutan dalam rangka 100 Tahun Bung Karno di Blitar, Rachmawati Soekarnoputri mengusul-kan agar Ketetapan Tap XXXIII/MPRS/1967 dicabut. Menurut Rachmawati, Tap itu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI Setelah Belanda mundur dan meninggalkan Indonesia, ada beberapa hal yang terjadi: Belanda menyingkir ke Australia. Belanda membentuk dua buah organisasi Sekutu, yaitu AFNEI

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit )

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit ) Langkah untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasan download di Latihan Soal CPNS Sejarah (Perjuangan Bangsa Kode D) ferryandriyanto, S. Pd. 1. Kekecewaan Kahar Muzakar karena keinginannya menggabungkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950- BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-1959) sangat menarik untuk dikaji. Militer adalah organ yang penting yang dimiliki

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011 Jenis sekolah : SMA/MA Jumlah soal : 55 butir Mata pelajaran : SEJARAH Bentuk soal/tes : Pilihan Ganda/essay Kurikulum : KTSP Alokasi waktu : 90

Lebih terperinci

Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar.

Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. BY HANDOKO WIZAYA ON OCTOBER 4, 2017POLITIK https://seword.com/politik/partai-pdip-dan-pembasmian-pki-melalui-supersemar/ Menurut Sekretaris Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

Konflik dan Pergolakan di Indonesia

Konflik dan Pergolakan di Indonesia Konflik dan Pergolakan di Indonesia 1948-1965 Tahun 1948 ditandai dengan pecahnya pemberontakan besar pertama setelah Indonesia merdeka, yaitu pemberontakan PKI di Madiun. Sedangkan tahun 1965 merupakan

Lebih terperinci

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP 2006 & K-13

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP 2006 & K-13 Kurikulum 2006/2013 Kelas XII Sejarah PERJUANGAN MENGHADAPI PERGOLAKAN DALAM NEGERI SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP 2006 & K-13 Standar Kompetensi 1. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara selain memiliki wilayah dan Penduduk, sebuah negara juga harus memiliki sebuah Angkatan Bersejanta untuk mengamankan wilayah kedaulatan negaranya.

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA Materi Kuliah Sistem Politik Indonesia [Sri Budi Eko Wardani] Alasan Intervensi Militer dalam Politik FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL 1. Nilai dan orientasi perwira

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1976 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Suparman, Kuswanto, Fatimah MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS SEJARAH 3 untuk Kelas IX SMP dan MTs Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas

Lebih terperinci

Perjuangan Mempertahankan Integrasi Bangsa dan Negara

Perjuangan Mempertahankan Integrasi Bangsa dan Negara Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu: 1. menjelaskan terjadinya pergolakan yang mengancam proses integrasi bangsa; 2. menjelaskan upaya bangsa Indonesia dalam menghadapi disintegrasi bangsa;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XII/1 Standar : 1. Menganalisis Perjuangan sejak Proklamasi hingga Lahirnya 1.1. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BACAAN UNTUK HARI " SEBELAS MARET" HARI "SUPERSEMAR"

BACAAN UNTUK HARI  SEBELAS MARET HARI SUPERSEMAR Kolom IBRAHIM ISA Rabu Sore, 11 Maret 2015 ---------------------- BACAAN UNTUK HARI " SEBELAS MARET" HARI "SUPERSEMAR" SUPERSEMAR Di Satu Tangan, B E D I L Di Tangan Satunya KUDETA Paling CANGGIH, Paling

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut Tawar, Gayo Linge yang

Lebih terperinci

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 BANDUNG LAUTAN API PETA KONSEP BANDUNG LAUTAN API LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 PENGOSONGAN BANDUNG Peristiwa Bandung Lautan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII A. Organisasi Militer TII Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan menyempurnakan angkatan perang TII. Sejak waktu itu susunan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit)

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit) Langkah untuk mendapatkan kunci jawaban dan pembahasan download di Latihan Soal CPNS Sejarah (Perjuangan Bangsa Kode E) Ferry Andriyanto, S. Pd. 1. Preanger Stelsel mewajibkan rakyat Indonesia untuk menanam

Lebih terperinci

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN A. Latar Belakang Terjadinya Agresi Militer Belanda I Pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamirkan. Perseteruan antara pihak

Lebih terperinci

Antiremed Sejarah. Persiapan UAS 1 - Sejarah Kelas 12

Antiremed Sejarah. Persiapan UAS 1 - Sejarah Kelas 12 Antiremed Sejarah Persiapan UAS 1 - Sejarah Kelas 12 Doc. Name: AR12SEJ01UAS Version : 2015-05 halaman 1 01. Pemimpin pertempuran di Ambarawa pada November 1945 yang berhasil mumukul mundur tentara sekutu

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal. SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9 1. Soekarno dan Mohammad Hatta disebut tokoh Dwi tunggal Tri Tunggal Catur Tunggal Panca Tunggal Jika menyebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

Kesaksian Elite PKI tentang Sepak Terjang Aidit

Kesaksian Elite PKI tentang Sepak Terjang Aidit Kesaksian Elite PKI tentang Sepak Terjang Aidit Hasan Kurniawan http://daerah.sindonews.com/read/1053972/29/kesaksian-elite-pki-tentang-sepak-terjang-aidit-1445105212 Minggu, 18 Oktober 2015 05:05 WIB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

Lebih terperinci

Kenapa Soeharto Tidak Mencegah G30S 1965?

Kenapa Soeharto Tidak Mencegah G30S 1965? Kenapa Soeharto Tidak Mencegah G30S 1965? http://m.kaskus.co.id/thread/5640b87f12e257b1148b4570/kenapa-soeharto-tidak-mencegah-g30s-1965/ PERAN Soeharto dalam Gerakan 30 September (G30S) 1965 ternyata

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1969 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasakom merupakan hasil buah pikiran Presiden Soekarno yang dijadikannya sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita yang belum

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 A. Latar Belakang 1. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan sering jatuh bangunnya kabinet dan persaingan partai politik yang semakin menajam.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Proses Perjuangan Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam ruang dan waktu atau perkembangan yang mengandung serangkaian

Lebih terperinci

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci