SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER p-kumaramida DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTI TUMOR SEL LEUKIMIA P388

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER p-kumaramida DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTI TUMOR SEL LEUKIMIA P388"

Transkripsi

1 SINTESIS SENYAWA TURUNAN SEKUNDER DAN TERSIER p-kumaramida DAN UJI AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTI TUMOR SEL LEUKIMIA P388 Firdaus, N. H. Soekamto, Nur Umriani Permatasari, Seniwati, Sukarti, Makmun, Anik Agustiningsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin Abstrak. Penelitian tentang metode sintesis senyawa turunan p-kumaramida, yakni N-propil-pkumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida serta uji aktivitasnya terhadap sel tumor leukimia P388 telah dilakukan. Senyawa turunan p-kumaramida disintesis dari asam p-kumarat dan amina yang sesuai sebagai reaktan dengan menggunakan katalis asam borat pada kondisi refluks di dalam pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Melalui metode tersebut maka diperoleh senyawa N-propil-p-kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida sebagai padatan putih dengan rendamen secara berturut-turut 37,1%, 37,90%, dan 29,84%. Senyawa hasil sintesis tersebut semuanya bersifat aktif terhadap sel tumor leukimia P388 dengan urutan kekuatan aktivitas: piperidinil-p-kumaramida (IC 50 5,34 µg/ml) > N,N-dietil-p-kumaramida (IC 50 23,50 µg/ml) > N-propil-p-kumaramida (53,56 µg/ml). Senyawa piperidinil-p-kumaramida adalah senyawa yang paling berpotensi digunakan sebagai anti tumor Kata kunci: p-kumaramida, Tumor, P388, IC 50 Abstract. A research about synthesis methode of p-coumaramide derivative compounds, i.e N- propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide as well as their activity essay to against leukimia tumor cell P388 had been done. The derivative compunds were synthesized from p-coumaric acid and suitable amines as reactans and boric acid as catalist by reflux in DMF solvent and nitrogen atmosphere for 16 hours. By this methode, N-propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-pcoumaramide coumponds were obtained as white solid in 37,1%, 37,90%, and 29,84% yields, respectively. All of these compounds active to against leukimia tumor cell P388 with the order of their activity strength are piperidinyl-p-coumaramide (IC 50 5,34 µg/ml) > N,N-diethyl-pcoumaramide (IC 50 23,50 µg/ml) > N-propyl-p-coumaramide (53,56 µg/ml). Piperidinyl-pcoumaramide compound is the most potential compound to be applied as antitumor agent. Key words: p-coumaramide, Tumor, P388, IC 50 Alamat korespondensi: firdaus_tdg@yahoo.com 10

2 PENDAHULUAN Tumbuhan merupakan sumber senyawa yang potensil untuk dijadikan sebagai obat yang relatif aman dikomsumsi. Akan tetapi, metode mengisolasinya cukup rumit, perlu waktu yang lama dan bahan kimia cukup banyak sehingga perlu biaya yang tinggi; apatah lagi kandungan senyawa berpotensi obat (biasanya adalah metabolit sekunder) di dalam tetumbuhan pada umumnya sangat rendah. Ilyas (2008) berhasil mengisolasi senyawa p- hidroksisinamamida atau p-kumaramida (1) dari kulit akar Klein Hospita Linn. Senyawa ini memperlihatkan aktivitas yang cukup tinggi terhadap udang Artemia Salina (LC 50 = 180,53 µg/ml) sehingga dapat diduga potensial bersifat antikanker, namun kandungan senyawa p-kumaramida dalam kulit akar K. hospita Linn sangat sedikit (± 1,6 ppm) sehingga perlu adanya upaya mensintesis senyawa tersebut. Firdaus et al. (2009) telah berhasil mensintesis senyawa p-kumaramida dari asam p-kumarat. Hasil pengujian terhadap sel tumor leukimia P388 menunjukkan senyawa p-kumaramida memiliki aktivitas biologis yang menarik, dengan IC 50 44,0 µg/ml. Nilai IC 50 ini menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki aktivitas yang cukup kuat, meskipun belum sekuat dengan aktivitas senyawa (E)-1-[3,4 - (metilendioksi)sinamoil]-piperidina yang diperoleh oleh Ee, et al. (2010) dari ekstrak eter akar tumbuhan Piper Ningrum L. dengan nilai IC 50 9,8 µg/ml. Akan tetapi kedua senyawa tersebut mempunyai kerangka dasar yang mirip, yaitu gugus sinnamoil. Oleh karena itu, senyawa p- kumaramida layak dijadikan kerangka dasar untuk mendapatkan senyawa aktif yang dapat dilakukan uji klinik lebih lanjut. Peningkatan bioaktivitas senyawa dapat dilakukan dengan mengadakan modifikasi struktur pada molekulnya (Tang, 2005). Menurunnya kepolaran senyawa akan memudahkan senyawa tersebut melewati membran sel yang mengandung senyawa lipida (Shargel dan Yu, 1985). Proses ini dapat mengakibatkan konsentrasi senyawa yang terabsorpsi oleh sel kanker menjadi semakin besar sehingga aktivitas senyawa akan semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka di dalam penelitian ini, gugus amida primer yang terdapat pada struktur p-kumaramida akan dimodifikasi menjadi gugus amida sekunder dan tersier seperti: N-propil-pkumaramida (2), N,N-dietil-p-kumaramida (3), peperidinil-p-kumaramida (4). BAHAN, ALAT, DAN METODE Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam p-kumarat p.a., dietilamin p.a., propilamin p.a., piperidina p.a., dimetil formamida p.a., H 3 BO 3 p.a., kloroform p.a., etil asetat p.a., n-heksana p.a., aseton p.a., metanol p.a., Na 2 SO 4 anhidrat p.a., gas N 2, silika gel 7733 dan 7734, pipa kapiler, plat KLT, akuades, kertas saring Whatmann 42, pasir silica, glass wool, plat KLT, kertas ph universal, dan akuades. Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat alat gelas refluks, hot plate magnetic stirrer, alat 11

3 ukur titik leleh, lampu UV, rotary evaporator, kolom kromatografi, neraca analitik, pipa kapiler, spektrofotometer FTIR (Shimadzu seri Prestige-21, Laboratorium Terpadu Jurusan Kimia FMIPA Unhas), spektrometer NMR (500 MHz Agilent, LIPI, Serpong Banten), dan alat-alat gelas yang umum digunakan dalam laboratorium. Metode 1. Sintesis N-propil-p-kumaramida Sebanyak 0,500 gram (3,0 mmol) Asam p-kumarat dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga. Kemudian ditambahkan dengan 0,037 gram (0,6 mmol) asam borat dan 30 ml DMF sampai larut. Larutan tersebut ditambahkan 1,23 ml (15 mmol) propilamin kemudian dialirkan gas Nitrogen pada sistem reaksi dan direfluks pada suhu 110 o C sampai reaksi selesai (16 jam, dilakukan analisis dengan KLT tiap 3 jam). Campuran hasil reaksi didinginkan sampai suhu kamar, kemudian diekstraksi dengan dietileter (8 x 15 ml). Fase organik dievaporasi sampai semua dietileter menguap. Fase organik kemudian difraksinasi dengan kromatografi kolom gravitasi. Fraksi yang menunjukkan senyawa target dikristalisasi dan direkristalisasi dengan etil asetat-heksan. Selanjutnya dilakukan uji kemurnian dengan mengukur titik lelehnya dan analisis KLT. Kristal yang telah murni selanjutnya dianalisis dengan menggunakan spektroskopi FTIR, 1 H-NMR, dan 13 C- NMR. 2. Sintesis N,N-dietil- p-kumaramida Sebanyak 0,5000 gram (3 mmol) Asam p-kumarat dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga. Kemudian ditambahkan dengan 0,037 gram (0,6 mmol) asam borat dan 30 ml DMF sampai larut. Larutan tersebut ditambahkan 1,55 ml (15 mmol) dietilamin kemudian dialirkan gas Nitrogen pada sistem reaksi dan direfluks pada suhu 110 o C sampai reaksi selesai (16 jam, dilakukan analisis dengan KLT tiap 3 jam). Campuran hasil reaksi didinginkan sampai suhu kamar, kemudian diekstraksi dengan dietileter (8 x 15 ml). Fase organik dievaporasi sampai semua dietileter menguap. Fase organik kemudian difraksinasi dengan kromatografi kolom gravitasi. Fraksi yang menunjukkan senyawa target dikristalisasi dan direkristalisasi dengan etil asetat-heksan. Selanjutnya dilakukan uji kemurnian dengan mengukur titik lelehnya dan analisis KLT. Kristal yang telah murni selanjutnya dianalisis dengan spektroskopi FTIR, 1 H-NMR, dan 13 C-NMR. 3. Sintesis piperidinil p-kumaramida Sebanyak 0,5 gram (3 mmol) asam p-kumarat p.a dilarutkan dengan 10 ml DMF p.a dalam gelas kimia dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga, kemudian ditambahkan 0,0558 gram (0,9 mmol) H 3 BO 3 dan ditambahkan lagi 20 ml dimetil formamida. Campuran diaduk dengan magnetic stirrer selama 5 menit, kemudian ditambahkan 0.3 ml (3 mmol) piperidina p.a, lalu direfluks pada suhu 146 o C selama 16 jam. Campuran reaksi didinginkan pada suhu ruangan, dan endapan yang timbul disaring dengan kertas saring Whatmann dan disisihkan. Filtrat yang diperoleh ditambahkan dengan 30 ml akuades dan diekstraksi dengan dietil eter (5 x 20 ml). Ekstrak dietil eter dicuci 1 kali dengan 30 ml larutan NaCl jenuh dan 2 x 30 ml dengan akuades. Ekstrak dikeringkan dengan Na 2 SO 4 anhidrat p.a., kemudian didekantasi, dan filtratnya dievaporasi hingga kental. Residu kental yang diperoleh selanjutnya dituang ke dalam ke dalam silika gel 7733, lalu fraksinasi dengan KKG menggunakan eluen berturut-turut n-heksan 100%, kemudian n-heksana-etil asetat (95,5 : 0,5 %). Hasil fraksinasi ditampung tiap 10 ml di dalam botol vial dan di analisis dengan KLT dengan eluen n-hesana : etil asetat (60 : 40 %). Fraksi dengan nilai Rf yang sama digabung dan dievaporasi. Kristal yang terbentuk direkristalisasi dengan menambahkan sedikit etil asetat p.a hingga kristal larut sempurna, kemudian ditambahkan dengan n-heksan p.a hingga terbentuk endapan. Endapan disaring dengan penyaring kristal, kemudian dikeringkan pada suhu ruangan, dan diukur titik lelehnya. Selanjutnya dikarakterisasi dengan spektrofotometer FTIR, serta spektrometer 1 H-NMR dan 13 C-NMR. 4. Uji aktivitas terhadap sel tumor leukimia P388 12

4 Semua produk sintesis yang diperoleh telah dilakukan uji aktivitasnya di Laboratorium Kimia Bahan Alam Departemen Kimia FMIPA ITB. HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Senyawa N Propil-p- Kumaramida Keberhasilan suatu reaksi sintesis sangat ditentukan oleh kondisi reaksi yang digunakan, meliputi: temperatur, waktu reaksi, perbandingan mol antara substrat dengan pereaksi. Pada reaksi sintesis ini, terlebih dahulu dilakukan penelusuran untuk mencari temperatur, waktu dan perbandingan mol yang tepat antara substrat dengan pereaksi untuk memperoleh produk yang maksimal. Salah satu senyawa amida hasil sintesis yang mirip dengan senyawasenyawa target sintesis dalam penelitian ini adalah sintesis senyawa N-benzil-4- butiramida yang telah disintesis oleh Tang (2005). Di dalam sintesis tersebut, asam 4- fenilbutirat direaksikan dengan benzilamina dengan menggunakan katalis asam borat 1% mol yang direfluks di dalam pelarut toluena. Oleh karena itu, metode Tang (2005) ini telah dicoba diadopsi, namun pada reaksi sintesis senyawa N propil- p- kumaramida ternyata toluena tidak dapat digunakan karena asam p-kumarat yang digunakan sebagai substrat memiliki kelarutan yang sangat kecil dalam pelarut toluena. Setelah dilakukan uji kelarutan, asam p-kumarat larut sempurna dalam aseton yang selanjutnya digunakan sebagai pelarut, namun dengan pelarut aseton tidak memberikan produk yang diharapkan. Hal ini diduga karena suhu titik didih aseton belum mampu mendorong reaksi tersebut dapat terjadi. Penggunaan pelarut DMF telah berhasil memberikan produk yang diharapkan. Pada penerapan perbandingan reaktan 2 : 3 (asam p-kumarat : propil amina) dan katalis asam borat 20% (persen mol terhadap mol reaktan pembatas) diperoleh N propil-p-kumaramida berupa padatan putih dengan suhu dekomposisi 171 o C dengan rendamen sebesar 11,3%. Pada penerapan kuantitas propil amina yang besar yaitu pada perbandingan reaktan 1 : 5 menyebabkan peningkatan rendemen menjadi 37,1%. Spektrum hasil analisis dengan spektrofotometer FTIR memberikan puncak-puncak serapan kuat pada 3525,88 cm -1 dan 3446,79 cm -1 yang masing berasal dari vibrasi rentangan N-H dan O-H, pita serapan dengan tajam dengan intensitas rendah pada 3082 cm -1 berasal dari rentang H-C tak jenuh, dan keberadaan serapan pada 1608,63 cm - 1 dan 1512 cm -1 mempertegas bahwa gugus tak-jenuh tersebut adalah aromatik. Serapan pada 1635,64 cm -1 menyatakan keberadaan gugus tak-jenuh lain dalam senyawa tersebut, yaitu olefin. Keberadaan gugus amida di dalam senyawa tersebut ditunjukkan dengan pita serapan amida I pada 1653,00 cm -1 dan pita serapan amida II pada 1627,92 cm -1. Pita lain pada 669,30 cm -1 berasal dari vibrasi kibasan N-H amida sekunder, dan pita tajam dengan intensitas kuat pada 837,11 cm -1 menyatakan pola substitusi-1,4 pada gugus aromatik. Secara singkat data analisis FTIR produk reaksi asam p-kumarat dengan propil amina disajikan dalam Tabel 1. Spektrum 1 H-NMR dan 13 C-NMR produk reaksi asam p-kumarat dengan propil amina secara singkat dipaparkan dalam Tabel 2. Semua data dari spektrum FTIR pada Tabel 1 maupun dari 1 H-NMR dan 13 C-NMR pada Tabel 2 di atas bersesuaian dengan struktur senyawa produk sintesis N propil-p-kumaramida. Sintesis senyawa N,N-dietil-pkumaramida Senyawa N,N dietil-p-kumaramida diperoleh dari reaksi antara asam p- kumaramida dengan dietil amina juga diperoleh pada perbandingan mol reaktan 1:5 dan katalis asam borat 20% (persen mol terhadap reaktan pembatas), refluks dalam pelarut DMF selama 16 jam. Melalui reaksi tersebut diperoleh produk berupa padatan putih dengan rendamen 37,90%, pada pemanasan akan terdekomposisi pada suhu 163 o C. Pita serapan yang muncul pada spektrum hasil analisis dengan spektroskopi FTIR produk reaksi ini semuanya sama dengan data di dalam Tabel 1, kecuali dengan tidak adanya pita serapan 13

5 N-H dan C-N-H pada 3525,88 cm -1 dan 1627,92 cm -1. Ketidakhadiran kedua pita serapan tersebut sangat bersesuaian dengan struktur senyawa N,N dietil-p-kumaramida yang merupakan senyawa amida tersier. Tabel 1. Data hasil analisis FTIR produk reaksi asam p-kumarat dengan propil amina Posisi pita serapan (cm -1 ) Pola Pita Intensitas Asal vibrasi ikatan Keterangan/Gugus 3525,88 Tajam Kuat Rentangan N-H 1635,64 Tajam Sedang Rentangan C=O Amida sekunder 1627,92 Tajam Sedang Bengkokan C-N-H 3446,79 Lebar Kuat Rentangan O-H Fenolik 3082 Tajam Lemah Rentangan H-C sp2 Tak jenuh 1635,64 Tajam Sedang Rentangan C=C Olefin 1608,63 dan 1512 Tajam Sedang Rentangan C=C Aromatik aromatic 2924,09 dan Tajam Sedang Rentangan H-C sp3 Alkil 2852, ,26 Tajam sedang Guntingan CH 2 Metilen 1375,25 Tajam sedang Guntingan CH 3 Metil 837,11 Tajam Kuat Aromatik Aromatik tersubstitusi-1,4 Tabel 2. Data hasil analisis 1 H-NMR dan 13 C-NMR produk reaksi asam p-kumarat dengan propil amina Posisi Proton/ Karbon -CH=CH-C=O posisi β, α =CH-Ar (Kopling orto/meta) Nilai pergeseran proton (ppm), jumlah H, multiplisitas, konst.kopling 7,305 (1H, d, J= 5,5 Hz) 6,805 (1H, d J = 5,5 Hz) 7,07 (2H, dd, J= 6,8 Hz & 3 Hz) 6,75 (2H, dd, J= 6,8 Hz & 3 Hz) Nilai pergeseran 13 C (ppm) 137,44 (C-β) 115,26 (C-α) 128,32 116, 14 -C-terminal fenil - 129,42 C-OH aromatic 3,39 melebar, (-OH) 156,53 C=O amida - 158,22 Rantai Alkil N-CH 2 -CH 2 - -CH 3 6,65 q 2,21 multiplet 2,01 t 48,92 28,70 28,70 Sintesis senyawa piperidinil-pkumaramida Senyawa piperidinil-p-kumaramida diperoleh dari reaksi antara asam p- kumaramida dengan piperidin pada perbandingan mol reaktan 1:1 dan katalis asam borat 30% (persen mol), refluks pada suhu 146 o C di dalam pelarut DMF selama 16 jam. Melalui reaksi tersebut diperoleh produk berupa padatan putih dengan rendamen 29,84%, dan pada pemanasan akan terdekomposisi pada suhu 185 o C. Hasil analisis spektroskopi FTIR (Tabel 3), 14

6 serta data 1 H-NMR dan 13 C-NMR (Tabel 4) produk sintesis ini telah bersesuaian dengan struktur senyawa piperidinil-p-kumaramida. Tabel 3. Data hasil analisis FTIR produk reaksi asam p-kumarat dengan piperidin Posisi pita serapan (cm -1 ) Pola Pita Intensitas Asal vibrasi ikatan Keterangan/Gugus 1653,00 Tajam Sedang Rentangan C=O 3448,50 Lebar Kuat Rentangan O-H Fenolik 3082,25 Tajam Lemah Rentangan H-C sp2 Tak jenuh 1627,92 Tajam Sedang Rentangan C=C Olefin 1608,63 dan Tajam Sedang Rentangan C=C Aromatik 1512,19 aromatic 2920,23 dan Tajam Sedang Rentangan H-C sp3 Alkil 2848, ,26 Tajam sedang Guntingan CH 2 Metilen 1381,03 Tajam sedang Guntingan CH 3 Metil 833,25 Tajam Kuat Aromatik Aromatik tersubstitusi-1,4 Olefin konfigurasi trans Tabel 4. Data hasil analisis 1 H-NMR dan 13 C-NMR produk reaksi asam p-kumarat dengan piperidin Posisi Proton/Karbon Nilai Pergeseran 1 H (ppm) Nilai Pergeseran 13 C (ppm) C=O - 158,42 C-OH aromatik 5,02 dan 5,00 melebar 156,59 -CH=CH- posisi β 7,00-7,20 145,03 =CH- orto 7,25-7,23 136,94 -C-terminal fenil - 128,56 -CH=CH- posisi α 6,71-6,73 116,24 =CH- meta 6,68-6,67 115,96 CH 2 posisi α piperidinil ~ 3,35-3,36 ~ 47,00-49,00 CH 2 posisi β piperidinil ~ 2,00 2,20 41,00 CH 2 posisi-γ piperidinil ~ 1,25-1,50 26,89 Uji aktivitas terhadap sel tumor leukemia P388 Semua produk sintesi yang diperoleh telah dilakukan uji aktivitasnya terhadap sel tumor leukimia P388 di Laboratorium Kimia Bahan Alam Departemen Kimia FMIPA ITB. Berdasarkan nilai IC 50 nya, maka urutan kekuatan aktivitasnya: piperidinil-pkumaramida > N,N-dietil-p-kumaramida memiliki > N-propil-p-kumaramida dengan nilai IC 50 berturut-turut adalah 5,34 µg/ml, 23,50 µg/ml, dan 53,56 µg/ml. Senyawa piperidinil-p-kumaramida memiliki aktivitas anti sel tumor yang lebih kuat daripada senyawa (E)-1-[3,4 - (metilendioksi)sinamoil]-piperidina dengan nilai IC 50 9,8 µg/ml (Ee, et al., 2010). Apabila dibandingkan lebih lanjut dengan nilai IC 50 p-kumamida yang diperoleh oleh Firdaus et al. (2009) maka dapat 15

7 disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan nilai IC 50 golongan senyawa-senyawa p- kumaramida meningkat dari amida primer, sekunder, dan ke tersier. KESIMPULAN Berdasarkan bahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa senyawa turunan p-kumaramida, yaitu N-propil-pkumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida dapat disintesis dari asam p-kumarat dengan amina primer dan sekunder yang sesuai menggunakan katalis basa pada kondisi refluks pada suhu antara 110 o C sampai 146 o C di dalam pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Ketiga senyawa hasil sintesis tersebut bersifat aktif terhadap sel tumor leukimia P388 dengan urutan kekuatan keaktifan adalah piperidinil-p-kumaramida (IC 50 5,34 µg/ml) > N,N-dietil-pkumaramida memiliki (IC 50 23,50 µg/ml) > N-propil-p-kumaramida (IC 50 53,56 µg/ml). Diantara ketiga senyawa tersebut, senyawa piperidinil-p-kumaramida yang paling berpotensil untuk diterapkan sebagai anti tumor. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih yang takterhingga penulis sampaikan kepada Rektor Unhas atas perkenannya memberi dana penelitian melalui Hibah Penelitian Unggulan Program Studi, pihak Laboratorium Kimia Bahan Alam Departemen Kimia FMIPA ITB atas kerja samanya dalam menguji aktivitas, pihak Laboratorium Kimia Puspitek Serpong atas kerjasamanya dalam melakukan analisis spektroskopi NMR, dan pihak Laboratorium Terpadu Jurusan Kimia FMIPA Unhas atas kerjasamanya dalam melakukan analisis spektroskopi FTIR. DAFTAR PUSTAKA Ee, G. C. L., Lim, C. M., Rahmani, M., Shaari, and Bong, C. F. J., 2010, Pellitorine, a Potential Anti-Cancer Lead Compound against HL60 and MCT-7 Cell Lines and Microbial Transformation of Piperine from Piper Nigrum, Molecules, 15 : Firdaus, Soekamto, N. H., dan Karim, A., 2009, Sintesis Senyawa p- Hidroksinamamida dari Asam p- Hidroksisinamat Melalui Reaski Esterifikasi dan Amonolisis, J. Chemica Acta,:Vol. 2 : 2 Shargel, L., and Yu, A., 1988, Biofarmasetika dan Farmakokinetika, Diterjemahkan oleh Fasih dan Siti Syamsiah, 2004, Edisi II, Universitas Airlangga Press, Surabaya Ilyas, A., 2008, Isolasi dan Idenfikasi Metabolit Sekunder dari Ekstrat Etilasetat Kulit Akar Tumbuhan Kleinhovia hospita Linn. (Paliasa) dan Uji Toksitasnya Terhadap Artemia salina Leach, Tesis tidak dipulikasikan, Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar. Tang, P., 2005, Boroc Acid Catalyzed Amide Formation From Carboxylic Acid and Amines:N-Benzyl-4- PheylButyramide, Organic Syntheses, Vol. 81,

SINTESIS SENYAWA METIL β-(p-hidroksifenil)akrilat DARI ASAM β- (p-hidroksifenil)akrilat DAN METANOL MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK TRAP

SINTESIS SENYAWA METIL β-(p-hidroksifenil)akrilat DARI ASAM β- (p-hidroksifenil)akrilat DAN METANOL MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK TRAP SINTESIS SENYAWA METIL β-(p-hidroksifenil)akrilat DARI ASAM β- (p-hidroksifenil)akrilat DAN METANOL MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK TRAP Herlina Rasyid 1, Firdaus, Nunuk Hariani S. Jurusan Kmia, Fakultas

Lebih terperinci

Sintesis Senyawa Metil β-(p-hidroksifenil)akrilat dari Asam β-(p- Hidroksifenil)akrilat dan Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap

Sintesis Senyawa Metil β-(p-hidroksifenil)akrilat dari Asam β-(p- Hidroksifenil)akrilat dan Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap Sintesis Senyawa Metil β-(p-hidroksifenil)akrilat dari Asam β-(p- Hidroksifenil)akrilat dan Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap Herlina Rasyid, Firdaus, dan Nunuk Hariani S. Jurusan Kmia, Fakultas

Lebih terperinci

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN Konversi Etil p-metoksisinamat Isolat dari Kencur Kaempferia galanga L. Menjadi Asam p-metoksisinamat Menggunakan Katalis Basa NaH Murtina*, Firdaus, dan Nunuk Hariani Soekamto Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

3 Percobaan dan Hasil

3 Percobaan dan Hasil 3 Percobaan dan Hasil 3.1 Pengumpulan dan Persiapan sampel Sampel daun Desmodium triquetrum diperoleh dari Solo, Jawa Tengah pada bulan Oktober 2008 (sampel D. triquetrum (I)) dan Januari 2009 (sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman AGF yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan

Lebih terperinci

Sintesis Senyawa N-(4-O-asetil-p-kumaril)pirolidina Dari Asam 4-O-asetil-p-kumarat Melalui Reaksi Asetilasi dan Amidasi

Sintesis Senyawa N-(4-O-asetil-p-kumaril)pirolidina Dari Asam 4-O-asetil-p-kumarat Melalui Reaksi Asetilasi dan Amidasi UIVERSITAS ASAUDDI Sintesis Senyawa -(4--asetil-p-kumaril)pirolidina Dari Asam 4--asetil-p-kumarat Melalui Reaksi Asetilasi dan Amidasi ur Asmi*, Firdaus, unuk ariani Soekamto Jurusan Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODA

III. BAHAN DAN METODA III. BAHAN DAN METODA 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :peralatan distilasi, neraca analitik, rotary evaporator (Rotavapor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah dilakukan. Sub bab pertama diuraikan mengenai waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, alat dan bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis amina sekunder rantai karbon genap dan intermediat-intermediat sebelumnya dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Sedangkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 3.2 Alat

Lebih terperinci

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol) 4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol) NBCC CH 3 CN + C 20 H 14 O 2 C 26 H 29 ClN 2 O (286.3) (421.0) R-enantiomer S-enantiomer Klasifikasi

Lebih terperinci

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol 4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol C 12 H 26 O (186.3) OH H 2 SO 4 konz. (98.1) + HBr (80.9) C 12 H 25 Br (249.2) Br + H 2 O (18.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. Sintesis cairan ionik, sulfonasi kitosan, impregnasi cairan ionik, analisis

Lebih terperinci

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4002 Sintesis benzil dari benzoin 4002 Sintesis benzil dari benzoin H VCl 3 + 1 / 2 2 + 1 / 2 H 2 C 14 H 12 2 C 14 H 10 2 (212.3) 173.3 (210.2) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan ksidasi alkohol, keton, katalis logam transisi

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Persiapan sampel Sampel kulit kayu Intsia bijuga Kuntze diperoleh dari desa Maribu, Irian Jaya. Sampel kulit kayu tersedia dalam bentuk potongan-potongan kasar. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Lokasi penelitian dilakukan di berbagai tempat, antara lain: a. Determinasi sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Senyawa Fenolik Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar tumbuhan kenangkan yang diperoleh dari Desa Keputran Sukoharjo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Sampel Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar Bringharjo Yogyakarta, dibersihkan dan dikeringkan untuk menghilangkan kandungan air yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Fraksinasi Sampel buah mahkota dewa yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari kebun percobaan Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis Roem) yang diperoleh dari daerah Tegalpanjang, Garut dan digunakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni untuk mengetahui aktivitas penangkap radikal dari isolat fraksi etil asetat ekstrak etanol herba

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di 30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan 5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan H O O O NO 2 + HO HO 4-toluenesulfonic acid + NO 2 O H 2 C 7 H 5 NO 3 C 2 H 6 O 2 C 7 H 8 O 3 S. H 2 O C 9

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah mengekstrak polipeptida dari ampas kecap melalui cara pengendapan dengan

Lebih terperinci

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol 4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol OH SOCl 2 Cl + HCl + SO 2 C 11 H 22 O C 11 H 21 Cl (170.3) (119.0) (188.7) (36.5) (64.1) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Substitusi

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL BAB III PERCOBAAN DAN HASIL III.1 Alat dan Bahan Isolasi senyawa metabolit sekunder dari serbuk kulit akar dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut MeOH pada suhu kamar (maserasi). Pemisahan

Lebih terperinci

SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A.

SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A. SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID R. E. Putri 1, A. Zamri 2, Jasril 2 1 Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-UR 2 Bidang Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pipisan, Indramayu. Dan untuk

Lebih terperinci

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan 3 Percobaan Garis Besar Pengerjaan Rangkaian proses isolasi pertama-tama dimulai dengan proses pengumpulan sampel. Karena area sampling adalah area yang hanya ditemukan pada musim hujan, sampel alga baru

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya adalah gelas kimia 100 ml (Pyrex), corong Buchner (Berlin), Erlenmeyer

Lebih terperinci

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NP 5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NH 4 HC 3 + + 2 C 2 C 2 C 2 H CH 3 H 3 C N CH 3 H + 4 H 2 + C N 3 C 7 H 6 C 6 H 10 3 C 19 H 23 4 N C 2 (79.1) (106.1) (130.1)

Lebih terperinci

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida NP 5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida CH CH + H H 2 S 4 + CH 3 CH C 4 H 6 3 C 7 H 6 3 C 9 H 8 4 C 2 H 4 2 (120.1) (138.1) (98.1) (180.2) (60.1) Klasifikasi

Lebih terperinci

REAKSI KURKUMIN DAN ETIL AMIN DENGAN ADANYA ASAM

REAKSI KURKUMIN DAN ETIL AMIN DENGAN ADANYA ASAM REAKSI KURKUMIN DAN ETIL AMIN DENGAN ADANYA ASAM leh : Nur Mei Rohmawati 1406 100 007 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNLGI SEPULUH NPEMBER SURABAYA 2010 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Pengumpulan dan Persiapan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus champeden Spreng yang diperoleh dari Kp.Sawah, Depok, Jawa Barat,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Uji fitokimia kulit batang Polyalthia sp (DA-TN 052) Pada uji fitokimia terhadap kulit batang Polyalthia sp (DA-TN 052) memberikan hasil positif terhadap alkaloid,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Uji fitokimia daun tumbulian Tabernaenwntana sphaerocarpa Bl Berdasarkan hasil uji fitokimia, tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa Bl mengandung senyawa dari

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol 4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol OH I + 1/2 I 2 + 1/3 P x + 1/3 P(OH) 3 C 3 H 8 O (60.1) (253.8) (31.0) C 3 H 7 I (170.0) (82.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi nukleofilik

Lebih terperinci

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena 4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena C 6 H 10 (82.2) + 4 H H 2 2 H + 4 H 2 (34.0) + sodium tungstate dihydrate + Aliquat 336. Na 2 W 4 2 H 2 (329.9) C 6 H 10 4 C 25 H 54 ClN (404.2) (146.1) Klasifikasi

Lebih terperinci

Sintesis 4-Hidroksisinamamida dari Asam 4-Hidroksinanamat melalui Reaksi Esterifikasi dan Amonolisis

Sintesis 4-Hidroksisinamamida dari Asam 4-Hidroksinanamat melalui Reaksi Esterifikasi dan Amonolisis Sintesis 4-Hidroksisinamamida dari Asam 4-Hidroksinanamat melalui Reaksi Esterifikasi dan Amonolisis Firdaus, Nunuk Hariani S., and Abd. Karim Chemistry Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Lebih terperinci

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida 4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida + + H 2 N(CH 3 H H EtH, H NH(CH 3 C 6 H 10 CH 2 C 2 H 8 N C 9 H 18 N (98.2) (30.0) (81.6) (191.7) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida Berna Elya Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok 16424,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2010 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer

Lebih terperinci

Sintesis Senyawa p-(asetoksi)-n-o-tolil-sinamamida Dari Asam p- (asetoksi)sinamat Melalui Reaksi Konversi Tidak Langsung

Sintesis Senyawa p-(asetoksi)-n-o-tolil-sinamamida Dari Asam p- (asetoksi)sinamat Melalui Reaksi Konversi Tidak Langsung Sintesis Senyawa p-(asetoksi)-n-o-tolil-sinamamida Dari Asam p- (asetoksi)sinamat Melalui Reaksi Konversi Tidak Langsung Nur Alamsyah*, Firdaus, Nunuk ariani Soekamto Jurusan Kimia, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi senyawa hasil ekstraksi dari bawang putih sebagai alternatif green inhibitor korosi pada kondisi yang sesuai

Lebih terperinci

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol) 4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol) FeCl 3. 6 H 2 O C 10 H 7 C 20 H 14 O 2 (144.2) (270.3) (286.3) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Penggabungan oksidatif naftol,

Lebih terperinci

BABm METODOLOGI PENELITIAN

BABm METODOLOGI PENELITIAN BABm METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat destilasi sederhana (Elektromantel MX), neraca analitik, ultrasonik Kery Puisatron,

Lebih terperinci

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat 4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat castor oil + MeH Na-methylate H Me CH 4 (32.0) C 19 H 36 3 (312.5) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus karbonil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa Roxb.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak) LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak) 56 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 57 Lampiran 3. Hasil uji asam diklofenak dengan FT-IR 58 Lampiran 4. Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman dengan kode AGF yang diperoleh dari daerah Cihideng-Bandung. Penelitian berlangsung

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons 96 97 98 Lampiran 2. Pembuatan Larutan untuk Uji Toksisitas terhadap Larva Artemia salina Leach A. Membuat Larutan Stok Diambil 20 mg sampel kemudian dilarutkan

Lebih terperinci

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain Safira Medina 10512057; K-01; Kelompok IV shasamedina@gmail.com Abstrak Sintesis ester etil p-aminobenzoat atau benzokain telah dilakukan melalui

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Bahan dan Peralatan 3.1.1 Bahan-bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metanol, NaBH 4, iod, tetrahidrofuran (THF), KOH, metilen klorida,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi tanaman rempah andaliman sebagai inhibitor korosi baja pada kondisi yang sesuai dengan pipa sumur minyak

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM: LEMBAR PENGESAHAN Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan Oleh Darmawati M. Nurung NIM: 441 410 004 1 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM DAUN

Lebih terperinci

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil uji pendahuluan Setelah dilakukan uji kandungan kimia, diperoleh hasil bahwa tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa positif mengandung senyawa alkaloid,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat NP 4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat CEt + FeCl 3 x 6 H 2 CEt C 8 H 12 3 C 4 H 6 C 12 H 18 4 (156.2) (70.2) (270.3) (226.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Adisi

Lebih terperinci

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat NP 4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat C 19 H 36 2 (296.5) 10 9 SnCl 4 H 2 Me (260.5) + H 3 C C N C 2 H 3 N (41.1) NH + 10 10 9 9 Me Me C 21 H 41 N 3 (355.6) NH Klasifikasi Tipe reaksi

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris BAB IV ASIL DAN PEMBAASAN 4.1. Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris Serbuk daun (10 g) diekstraksi dengan amonia pekat selama 2 jam pada suhu kamar kemudian dipartisi dengan diklorometan.

Lebih terperinci

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang termasuk gabungan dari penelitian jenis eksperimental laboratorik dan eksperimental

Lebih terperinci

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM 1 Deskripsi 1 2 METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan metode semisintesis satu senyawa

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi 2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan

Lebih terperinci

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat NP 4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat H 3 C (CH 2 ) 8 + I CH 2 CH 3 H 3 C (CH 2 ) 8 + CH 3 CH 2 I C 12 H 22 2 C 4 H 7 I 2 C 14 H 24 4 C 2 H 5 I (198.3) (214.0) (63.6) (256.3) (156.0)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.l. Hasil IV.Ll. Hasil Sintesis No Nama Senyawa 1. 2'-hidroksi calkon 0 Rendemen (%) Titik Leleh Rf Spektrum 43 86-87 0,44 (eterheksana Spektrum UV A^fjnm (A): 314,4; 221,8;

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama sintesis kitosan yang terdiri dari isolasi kitin dari kulit udang, konversi kitin menjadi kitosan. Tahap ke dua

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan mulai bulan November 2010 sampai dengan bulan Juni 2011 di Laboratorium Kimia Analitik Departemen Kimia FMIPA dan Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka

Lebih terperinci

dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. IV.

dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. IV. dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. 4.1. Disain Penelitian IV. METODA PENELITIAN Pembentukan senyawa turunan calkon dilakukan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ Nadiah 1*, Rudiyansyah 1, Harlia 1 1 Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr.

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN Novitaria 1*, Andi Hairil Alimuddin 1, Lia Destiarti 1 1 Progam Studi Kimia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil pemisahan ekstrak n-heksana dengan kromatografi kolom Tujuh gram ekstrak n-heksana dipisahkan dengan kromatografi kolom, diperoleh 16 fi-aksi. Hasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NP 4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NaEt C 10 H 18 4 Na C 2 H 6 C 8 H 12 3 (202.2) (23.0) (46.1) (156.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reaksi pada gugus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di 21 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan

Lebih terperinci

Transformasi Gugus Fungsi Senyawa Baekeol Sebagai Model Pembelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas

Transformasi Gugus Fungsi Senyawa Baekeol Sebagai Model Pembelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas Transformasi Gugus Fungsi Senyawa Baekeol Sebagai Model Pembelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas Tati Rosmiati 1,a), Lia Dewi Juliawaty 2,b) dan Anita Alni 3,c) 1 SMA Negeri 3 Cimahi, Jl. Pasantren

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis Roem.). Determinasi tumbuhan ini dilakukan di Laboratorium Struktur

Lebih terperinci

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

Lampiran 1 Bagan alir penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Bagan alir penelitian Ampas Tebu Pencirian: Analisis Komposisi Kimia (Proksimat) Pencirian Selulosa: Densitas, Viskositas, DP, dan BM Preparasi Ampas Tebu Modifikasi Asetilasi (Cequeira

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan februari sampai juni 2014 di Laboratorium Kimia Material dan Hayati FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari senyawa tanin sebagai produk dari ekstraksi kulit kayu akasia (Acacia mangium)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB III -1?-I'niK { j..^.:iik -'^.JU-W BAHAN DAN METODE

BAB III -1?-I'niK { j..^.:iik -'^.JU-W BAHAN DAN METODE BAB III -1?-I'niK { j..^.:iik -'^.JU-W BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis senyawa analog calkon dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Sintesis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci