BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Febriantara (2012) tentang Pengaruh Online dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Febriantara (2012) tentang Pengaruh Online dan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriantara (2012) tentang Pengaruh Online dan Offline Reservations Terhadap Tingkat Hunian Kamar Hotel All Season di Legian Bali Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh online reservations dan offline reservations baik secara simultan maupun parsial terhadap tingkat hunian kamar Hotel All Season di Legian Bali dan jenis reservasi yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar. Dalam hal ini, Febriantara menguraikan tentang tingkat hunian kamar Hotel All Season dari Tahun yang dipengaruhi dari online dan offline reservations. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi berganda, uji F, uji T, dan koefisien determinasi. Dari analisis tersebut dihasilkan bahwa secara simultan, terdapat pengaruh yang signifikan antara online dan offline reservations terhadap tingkat hunian kamar Hotel All Season di Legian. Secara parsial, variabel online reservations berpengaruh nyata terhadap tingkat hunian kamar, sedangkan offline reservations tidak berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar. Hasil analisis determinasi berganda diperoleh nilai R 2 sebesar 0,758 yang berarti sebesar 75,8% tingkat hunian kamar ditentukan oleh variabel online serta offline reservations dan sisanya sebesar 24,2% ditentukan oleh variabel lain, dan jenis reservasi yang paling dominan berpengaruh terhadap 10

2 11 tingkat hunian kamar adalah online reservations dengan nilai 39,7% lebih tinggi dari offline reservations dengan nilai 4,7%. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Septiando (2013) dengan judul Pengaruh Reservasi Melalui Airlines dan Corporate terhadap Tingkat Hunian Kamar Pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali. Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Septiando adalah untuk mengetahui pengaruh reservasi melalui Airlines dan Corporate terhadap tingkat hunian kamar pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali. Dalam hal ini, Septiando menggunakan metode analisis kuantitatif dengan alat analisis regresi linier berganda, analisis korelasi berganda, Uji F, Uji T, dan Analisis Determinasi. Hasil analisis yang didapat dengan menggunakan alat bantu SPSS yaitu variabel melalui Airlines (X 1 ) dan Corporate (X 2 ) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat hunian kamar (Y) pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali, dengan diperoleh F hitung 4,406 F tabel = 4,26. Secara parsial Airlines (X 1 ) memiliki pengaruh yang tidak signifikan dengan t hitung = 0,557 t tabel = 1,833. Sedangkan variabel reservasi melalui Corporate (X 2 ) secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat hunian kamar (Y) pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali, dengan hasil t hitung = 3,128 t tabel = 1,833. Besarnya nilai determinasi (r 2 ) = 0,495 yang berarti variasi tingkat hunian kamar (Y) pada Quest Hotel Kuta Central Park Bali dipengaruhi oleh reservasi melalui Airlines (X 1 ) dan Corporate (X 2 ) sebanyak 49,50%, sedangkan 50,50% disebabkan oleh variasi variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini seperti Online Travel Agent, Offline Travel Agent, walk in guest, Complimentary dan Individual Reservation. Hasil determinasi secara parsial,

3 12 variabel Airlines (X 1 ) adalah sebesar 3% ini berarti 97% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam perhitungan dalam penelitian ini, sedangkan hasil determinasi secara parsial, variabel Corporate (X 2 ) adalah sebesar 49,50% ini berarti 50,50% dipengaruhi variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Lestari (2014) dengan judul Pengaruh Reservasi Melalui Online dan Offline Travel Agent Terhadap Room Revenue di Solaris Hotel Kuta. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh reservasi online travel agent dan offline travel agent terhadap room revenue pada Solaris Hotel Kuta dan mengetahui variabel yang lebih kuat pengaruhnya terhadap room revenue Solaris Hotel Kuta. Dalam hal ini, Lestari menggunakan metode analisis regresi berganda, analisis korelasi berganda, Uji F, dan analisis koefisien determinasi. Dari analisis tersebut dihasilkan bahwa secara bersama-sama reservasi melalui online travel agent dan offline travel agent berpengaruh nyata dan signifikan terhadap room revenue pada Solaris Hotel Kuta, hasil determinasi menunjukan bahwa sebesar 90,0% room revenue dipengaruhi oleh variabel online travel agent. Sedangkan sisanya sebesar 10,0% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini dan variabel online travel agent merupakan variabel yang dominan mempengaruhi room revenue yaitu sebesar 0,881 dibandingkan dengan variabel offline travel agent sebesar 0,371. Hal ini disebabkan oleh lebih rendahnya harga yang ditawarkan oleh pihak online travel agent serta jarangnya pihak sales executive melakukan sales call kepada pihak offline travel agent.

4 13 Adapun persamaannya dengan penelitian pertama dan ketiga pada penelitian sebelumnya adalah meneliti tentang online dan offline reservation yang dimana termasuk dalam jenis-jenis reservasi yang digunakan oleh sumber-sumber reservasi, online dan offline travel agent yang termasuk dalam sumber-sumber reservasi, serta metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dengan mencari hasil statistik terhadap analisis regresi dari variabel yang digunakan. Sedangkan persamaan dengan penelitian kedua pada penelitian sebelumnya adalah meneliti tentang tingkat hunian kamar dan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan mencari hasil statistik terhadap analisis regresi dari variabel yang digunakan. Perbedaan dengan ketiga penelitian di atas terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian, dan objek penelitian. Penelitian ini berfokus pada pengaruh sumber-sumber reservasi terhadap occupancy (tingkat hunian kamar), sedangakan penelitian sebelumnya oleh Febriantara (2012) menekankan pada pengaruh online dan offline reservations terhadap tingkat hunian kamar, lalu penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Septiando (2013) tentang pengaruh reservasi melalui airlines dan corporate terhadap tingkat hunian kamar, dan penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Lestari (2014) tentang pengaruh reservasi melalui online dan offline travel agent terhadap room revenue. Manfaat dari ketiga tinjauan penelitian tersebut adalah sebagai bahan refrensi dalam penelitian ini, seperti kesamaan antara penelitian ini dengan ketiga penelitian di atas yaitu sama-sama meneliti tentang pengaruh, menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan studi

5 14 kepustakaan, dan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda, korelasi linier berganda, Uji F, Uji T, dan determinasi. 2.2 Tinjauan Konsep/ Teori Reservasi Reservasi (reservation) atau yang biasanya dikenal dengan istilah booking merupakan langkah awal yang dilakukan oleh wisatawan sebelum melakukan perjalanan atau kunjungan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Damardjati (dalam Pratiwi, 2011:16) menyatakan bahwa pemesanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan pemesanan tempat duduk seperti restaurant, night club, theater & shows atau tempat duduk di dalam pesawat udara, kereta api, intercity bus, kamar hotel, dan lain-lain. Sedangkan, Soenarno (2006:197) menyatakan bahwa Reservasi adalah pemesanan tempat atau kamar yang dilakukan terlebih dahulu sebelum seseorang datang ke hotel. Reservasi dalam arti yang lebih luas adalah satu seksi hotel yang tugas dan tanggung jawabnya menangani permintaan pemesanan dari para calon tamu. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa reservasi (reservation) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan pemesanan tempat dan dilakukan terlebih dahulu sebelum seseorang atau wisatawan datang ke suatu tempat, seperti hotel.

6 15 a. Jenis-jenis Reservasi Dalam reservasi, terdapat dua jenis reservasi yang dapat dilakukan yaitu : 1. Online Reservation (Reservasi Online) Online Reservation (reservasi online) merupakan sistem reservasi yang dapat dilakukan oleh setiap orang dengan mengakses website hotel melalui media internet. 2. Offline Reservation (Reservasi Offline) Offline reservation (reservasi offline) merupakan sistem reservasi yang menggunakan pengiriman reservasi langsung ke hotel dengan media reservasi seperti telepon, fax, , dan walk in. b. Sumber-sumber Reservasi Sumber reservasi adalah pihak pihak yang menjadi sumber datangnya reservasi dan sebagian besar telah memiliki jalinan kerjasama yang dituangkan dalam bentuk kontrak kerjasama, seperti: (Bagyono, 2006) 1. Airlines (perusahaan penerbangan) Menurut Damarjati (dalam Beodiman, 2014:64), menyatakan bahwa, "Airlines adalah suatu perusahaan penerbangan milik swasta atau pemerintah yang khusus menyelenggarakan pelayanan angkutan udara untuk umum baik yang berjadwal (schedule service regular flight) maupun tidak berjadwal (non scheduled service).yang dimaksud dengan penerbangan berjadwal adalah suatu penerbangan yang menempuh rute penerbangan berdasarkan jadwal waktu, kota tujuan, maupun kota-kota persinggahan yang tetap".

7 16 Majid dan Warpani (dalam Boediman, 2014: 64) menyatakan bahwa, "Perusahaan penerbangan komersial atau lebih dikenal istilah airlines atau airways merupakan badan usaha yang bergerak di bidang jasa angkutan udara yang mengoperasikan pesawat terbang sebagai sarana untuk mengangkut muatan dari satu kota ke kota lain, baik di dalam negeri maupun ke Iuar negeri. Muatan yang diangkut diantara lain penumpang, bagasi, kargo dan benda-benda pos". Sedangkan, Lehmann (dalam Boediman, 2014:64) ) mengungkapkan bahwa : Airlines is any transport enterprise offering or operating an air service which its main activities are preparing commercial air transportation". Yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia, Airlines adalah suatu perusahaan angkutan yang menawarkan dan mengusahakan suatu pelayanan di udara dimana kegiatan utamanya adalah menyediakan sarana angkutan udara komersial". 2. Wholesale atau tour operator (biro perjalanan wisata) Pengertian Tour Operator ini biasanya dikenal dengan sebutan Wholesaler dimana dalam istilah ekonominya berarti pedagang besar. Pedagang besar (wholesaler) merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pembelian barang dalam jumlah besar untuk dijual lagi. Menurut Basu Swastha (Novianti, 2007:25), pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir.

8 17 Tour operator adalah suatu perusahaan yang usaha kegiatannya merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan orang-orang untuk tujuan pariwisata (tours) atas inisiatif dan resiko sendiri dengan tujuan mengambil keuntungan dari penyelenggaraan perjalan tersebut (Yoeti, 2006:30). Armin D. Lehmann (Yoeti, 2006:30) Tour Operator sebagai berikut : Tour Operator is a company that creates (packages) or markets inclusive Tours, selling them through Travel Agent or directly to the public that may perform tour services or sub-contract for such services Armin D. Lehmann (Yoeti, 2006:30) juga menyebutkan bahwa : Wholesaler is a company that market and usually creates Inclusive Tour and Fix Inclusive Tour to sell through retail Travel Agent. Berdasarkan pengertian tersebut terlihat Tour Operator dan Wholesaler adalah sama, hanya istilah Wholesaler digunakan di Amerika Serikat, sedangkan pemakaian istilah Tour Operator lebih sering digunakan di Inggris. 3. Travel agent atau Travel agency Menurut Nyoman S. Pendit (Yoeti, 2006:28), Travel agency adalah perusahaan yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan bagi seseorang yang merencanakan untuk mengadakannya. Pada masa kini, Travel Agent dapat dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu : a. Online Travel Agent Online travel agent adalah agen perjalanan yang berperan sebagai media promosi dan penjualan secara online melalui website. Saat ini

9 18 hampir semua perusahaan memiliki website untuk promosi produk ke konsumen. Jenis website bervariasi sesuai dengan tujuan dan isi atau content. Website dimanfaatkan sebagai toko untuk menawarkan produk pariwisata kepada calon wisatawan (Astuti, 20155:26). Biasanya, online travel agent mempunyai portal atau halaman web khusus yang isinya hanya promosi hotel maupun akomodasi lainnya. b. Offline Travel Agent Offline travel agent adalah kebalikan dari online travel agent yaitu agen perjalanan yang penjualannya dilakukan tidak melalui media online tetapi melalui media brosur maupun spanduk. Tetapi, seiring perkembangan jaman, offline travel agent juga memakai media promosi melalui website, namun perbedaan dengan online travel agent adalah terletak pada penjualan dimana offline travel agent menjual paket wisata yang include dengan penginapan, sedangkan online travel agent hanya menjual akomodasi saja. 4. Car rental Car rental berasal dari 2 suku kata yaitu car dan rental. Pada Kamus Inggris Indonesia, Car mempunyai arti mobil (Echols dan Shadily, 1984:98) dan Rental berarti persewaan (Echols dan Shadily, 1984:478). Jadi, Car Rental adalah sebuah usaha yang bergerak dalam bidang penyewaan mobil.

10 19 5. FIT (Free Independent Traveler) FIT (Free Independent Traveler) adalah orang yang melakukan perjalanan secara pribadi atau tidak bersama rombongan sebuah travel agent. 6. Corporate and Government Corporate (perusahaan) merupakan suatu bentuk usaha yang bertujuan untuk mencari keuntungan atau laba dan mempunyai struktur organisasi yang jelas. Menurut Kansil (Septiando, 2013:23), perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Swastha dan Sukotjo (Septiando, 2013:23) berpendapat bahwa perusahaan merupakan suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan merupakan sebuah badan usaha yang bergerak yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan mempunyai organisasi yang jelas dalam mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Sedangakan government atau pemerintah merupakan suatu lembaga yang bersifat formal dan mempunyai tugas kenegaraan. Menurut Suradinata, pemerintah adalah adalah organisasi yg mempunyai kekuatan

11 20 besar dalam suatu negara, mencakup urusan masyarakat, teritorial, & urusan kekuasaan dalam rangka mencapai tujuan negara. Affan berpendapat bahwa, pemerintah adalah kegiatan yang terorganisir mengenai rakyat atau penduduk di wilayah negara itu yang berdasarkan kepada dasar negara & bersumber kepada kedaulatan untuk mencapai tujuan rakyat/ penduduk di wilayah itu sendiri. 7. Central reservation network/ office Central reservation network/ office dibagi menjadi 2 (dua), yaitu anaffiliate reservation network yang merupakan sebuah jaringan reservasi untuk hotel yang memiliki mata rantai bisnis dan non affiliate reservation network yang merupakan jaringan reservasi yang tidak terikat pada mata rantai hotel (Sugiarto, 2001:53). c. Sarana Melakukan Reservasi Permintaan reservasi kamar hotel dapat datang dari berbagai sarana, seperti (Soenarno, 2006:200) : 1. Reservasi melalui surat Untuk reservasi melalui surat yang dikirim lewat pos, biasanya ada jeda waktu yang cukup lama antara pesan tempat dan kedatangan tamu. Komunikasi surat biasanya dilakukan untuk mendapatkan penjelasan secara tertulis dari pihak hotel tentang kamar yang dipesan.

12 21 2. Reservasi melalui telex Telex merupakan sarana elektronik yang cukup cepat untuk digunakan sebagai sarana reservasi. Beberapa hotel sudah tidak memakai sarana ini karena sudah menggunakan system komputer. 3. Reservasi melalui telegram Pengiriman data reservasi melalui telegram masih dilakukan di beberapa hotel di Indonesia. Keuntungan reservasi memakai telegram adalah data bias dikirimkan secara tertulis dan relatif cepat, rata-rata tidak sampai 2 hari. 4. Reservasi melalui telepon Telepon merupakan sarana yang umum digunakan untuk melakukan reservasi. Keuntungannya, berita dapat langsung diterima. 5. Reservasi dengan datang langsung Tamu yang datang langsung ke hotel dapat mengatakan keinginannya secara leluasa dan panjang lebar. Kelebihannya, dapat diperoleh kejelasan, baik secara verbal maupun tertulis. 6. Reservasi melalui situs di Internet Sudah banyak hotel yang mempunyai situs di internet sehingga tamu dapat mencari informasi tentang hotel itu dengan melihatnya di internet, lengkap dengan fasilitas dan harga yang ditawarkan.

13 22 7. Reservasi melalui merupakan sarana yang cukup canggih dalam melakukan reservasi. Pilihan ini hampir sama dengan reservasi melalui internet, namun sarana sedikit berbeda karena pemesan mengirim pesan langsung ke alamat hotel. 8. Reservasi melalui SMS Reservasi melalui SMS (Short Message Service) merupakan metode reservasi yang paling baru di antara semua sarana yang telah disebutkan di atas Occupancy/ Tingkat Hunian Kamar Tujuan utama dari sebuah industri atau usaha perhotelan adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin tingkat hunian kamar namun tidak terlepas dari kepuasan wisatawan yang akan menghuni kamar tersebut, karena semakin tinggi tingkat hunian kamar akan menunjukan semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan tersebut. Untuk menjaga kesejahteraan dari industri atau usaha perhotelan maka perlu adanya manajemen yang baik dan terorganisir. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terhadap tingkat hunian kamar pada sebuah industri atau usaha perhotelan, diantaranya adalah : a. Fasilitas adalah sarana yang disediakan oleh hotel. Pada dasarnya fasilitas menginap di suatu hotel tertentu. b. Kualitas pelayanan adalah kesesuaian, kecocokan, pemenuhan kebutuhan pelayanan semenjak awal dan setiap saat

14 23 c. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncuk setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya (Kotler, 2002:42). d. Promosi adalah komunikasi yang bersifat persuasif, dengan jalan mengajak, mendorong, mendesak, membujuk atau meyakinkan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk tertentu (Yoeti, 2003:153). e. Harga adalah suatu unsur dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang berperan penting dan menetukan keberhasilan suatu kegiatan pemasaran (Yoeti, 2003:109). Menurut Endar Sugiarto (2000:55), tingkat hunian adalah suatu keadaan sampai sejauh mana jumlah kamar yang terjual jika dibandingkan dengan seluruh jumlah kamar yang mampu untuk dijual. Tingkat hunian kamar yang tinggi sebuah hotel maka akan dapat memberikan keuntungan dan penghasilan yang tinggi bagi hotel tersebut. Hal ini dikarenakan kamar sebagai sebagai produk utama yang memberikan profit margin yang paling tinggi dibandingkan dengan produk produk hotel lainnya seperti laundry, bar, restaurant, room service, dan lain sebagaimnya. Metode perhitungan tingkat hunian kamar pada sebuah hotel umumnya diukur secara presentase yaitu membandingkan jumlah kamar yang terisi dengan jumlah kamar yang tersedia pada periode tertentu, misalnya: harian, bulanan, bahkan tahunan. Meningkatnya tingkat hunian kamar tidak hanya tergantung pada tamu yang datang dan menginap di hotel tersebut, tetapi juga dapat dicapai melalui sistem pelayanan yang mengusahakan kepuasan tamu secara maksimal untuk memperpanjang waktu tinggalnya sehingga menghabiskan malamnya lebih lama

15 24 di hotel tersebut. Dari tingkat hunian kamar ini, dapat dilihat maju mundurnya usaha hotel tersebut dalam bulan bulan apa saja hotel berada dalam keadaan low season dan high season. Di dalam penelitian ini, tingkat hunian kamar yang digunakan adalah tahunan. a. Pentingnya Tingkat Hunian Kamar Menurut Sugiarto (2002:10) tingkat hunian adalah tolak ukur keberhasilan sebuah hotel. Sementara itu, Sulastiyono (2008:269) menuliskan bahwa hotel yang berhasil akan terlihat dari tingkat hunian kamarnya. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan tingginya tingkat hunian kamar sebuah hotel, secara tidak langsung akan mempengaruhi penghasilan dan keuntungan hotel tersebut. Menurut prakteknya, hal ini di karenakan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan kamar hampir setengah dari pendapatan hotel rata rata. b. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Hunian Kamar Foster (Yoeti, 2003:55) menuliskan bahwa harga, kompetisi, dan permintaan sangat mempengaruhi penjualan kamar. Sedangkan menurut Suarthana (2006:5), faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan tingkat hunian kamar antara lain adalah lokasi hotel, fasilitas hotel, pelayanan kamar, harga kamar dan promosi. Berikut ini penjelasan tentang faktor faktor yang mempengaruhi tingkat hunian kamar, yaitu :

16 25 1. Lokasi Hotel Lokasi ini berperan sangat besar dalam keberhasilan menarik minat tamu yang datang. Lokasi hotel sangat strategis sangat memberikan keuntungan bagi pihak hotel karena pada umumnya tamu mencari tempat untuk menginap yang berlokasi di kawasan wisata, pusat perbelanjaan, pusat kota, pusat hiburan, dan memiliki aksesbilitas yang tinggi dengan tempat tempat seperti bandara. Lokasi yang strategis dapat memberikan keuntungan berupa posisi tawar yang lebih baik dalam menetapkan harga kamarnya sehingga lokasi yang strategis membuat tamu menjadi lebih lama tinggal. Hal ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi tingkat hunian kamar pada hotel tertentu. 2. Pelayanan Hotel Baik hotel ataupun villa menetapkan standar pelayanan kepada tamu yang datang sehingga tamu merasa diperhatikan dan mendapat pelayanan yang istimewa. Standar pelayanan harus bersifat unik dank has sehingga dapat memberikan sentuhan yang mengesankan bagi para tamu yang menginap. 3. Harga Kamar Pada dasarnya penetapan harga kamar adalah untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa maka dalam penetapan harga kamar harus diimbangi dengan pemberian pelayanan yang berkualitas dan fasilitas

17 26 yang memadai sehingga dapat memberikan kepuasaan bagi dapat memberikan kepuasan bagi tamu yang menginap. 4. Promosi Promosi pada dasarnya bertujuan untuk menginformasikan kepada banyak orang bahwa ada produk yang ditawarkan untuk dijual. Pernyataan ini dapat dimengerti bahwa promosi sangat penting artinya dalam menetukan keberhasilan menjual kamar dari sebuah hotel, villa atau pun resort melalui media media promosi agar calon tamu dapat melihat kelebihan dan kekurangan dari produk yang ditawarkan Hotel Hotel merupakan salah satu akomodasi yang memberikan fasilitas kamar yang dapat digunakan oleh para wisatawan sebagai tempat beristirahat. Selain menyediakan fasilitas kamar, hotel juga menyediakan beberapa fasilitas pelengkap, seperti pelayanan makanan dan minuman, penitipan dan pengangkatan barang, laundry, gym, sarana bermain untuk anak-anak, dan lainnya (Suwena, Widyatmaja, 2010:90). Menurut K. Kraph Direktur Lembaga Risert Pariwisata Universitas Bern di Swiss adalah sebuah gedung (bangunan) yang menyediakan penginapan, makanan dan pelayanan yang bersangkutan dengan menginap serta makan itu bagi mereka yang mengadakan perjalanan. Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. SK.241/H/70 Tahun 1970, Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan

18 27 hidangan serta fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhi syarat syarat comfort dan bertujuan komersial. Sedangkan, Hotel Proprietors Act (Sulastiyono, 2006:5) menyatakan bahwa hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orangorang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Berdasarkan tipenya, hotel dikelompokan dalam beberapa kategori, yaitu : (Soenarno, 2006:13) a. Tipe hotel berdasarkan lokasi Berdasarkan lokasinya, ada 2 (dua) macam hotel, yaitu : 1. City Hotel City hotel adalah hotel yang terletak di tengah kota besar. Kebanyakan tamu yang berada di city hotel bertujuan untuk bisnis, pertemuan, seminar, dagang, serta untuk acara resmi perusahaan. City hotel banyak menyediakan sarana bisnis, bentuk fisiknya kebanyakan berupa building block, bertingkat tinggi dengan lahan yang relatif sempit. 2. Resort Hotel Resort hotel adalah hotel yang terletak di daerah tujuan wisata. Kebanyakan jauh dari kota dan dekat dengan tempat-tempat rekreasi atau tempat yang sering dikunjungi keluarga, pelancong, atau

19 28 pengunjung lain. Tamu yang datang ke resort hotel bertujuan untuk rekreasi atau berwisata. b. Tipe hotel berdasarkan lama tinggal Berdasarkan lamanya tamu tinggal, terdapat beberapa jenis hotel, yaitu: 1. Transient Hotel Transient hotel adalah hotel dimana rata-rata lama tamu menginap sangat singkat, hanya satu hari satu malam. Kebanyakan tamu yang menginap adalah orang-orang yang sangat sibuk dan datang hanya untuk transit atau hanya untuk sekedar beristirahat. 2. Residental Hotel Residental hotel adalah hotel dimana rata-rata tamu yang menginap lebih dari satu bulan, bahkan dapat sampai tahunan. Hotel jenis ini dilengkapi dengan sarana untuk tinggal dalam waktu lama, seperti kitchenette di dalam kamar, ruang tamu, tempat cuci, setrika, dan ruang untuk mengeringkan pakaian. 3. Semi Residental Hotel Semi residental hotel berada di antara transient hotel dan residental hotel. Tamu yang menginap di hotel tipe ini tidak terlalu singkat tetapi tidak terlalu lama. Rata-rata 2 (dua) hari sampai 1 (satu) minggu. c. Tipe hotel berdasarkan kelas Berdasarkan kelas hotel, yang biasa disebut dengan bintang, dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Hotel bintang lima

20 29 2. Hotel bintang empat 3. Hotel bintang tiga 4. Hotel bintang dua 5. Hotel bintang satu 6. Hotel melati tiga 7. Hotel melati dua 8. Hotel melati satu Berdasarkan tipe-tipe hotel yang telah dijelaskan di atas, Kuta Paradiso Hotel termasuk resort hotel karena terletak di daerah tujuan wisata yaitu berada di daerah Kuta yang jauh dari daerah perkotaan dan Semi Residental Hotel di mana tamu yang menginap di Kuta Paradiso Hotel tidak terlalu singkat tetapi tidak terlalu lama. Rata-rata 2 (dua) hari sampai 1 (satu) minggu Hipotesis Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara sumber-sumber reservasi dengan occupancy di Kuta Paradiso Hotel 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara sumber-sumber reservasi dengan occupancy di Kuta Paradiso Hotel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan rujukan guna melengkapi penelitian ini yang berjudul Pengaruh Reservasi Melalui Travel Agent, Personal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata (DTW) yang terkenal di Indonesia dan mancanegara. Pariwisata di Bali memberikan pesona wisata yang berbeda dari daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh I Nyoman Daniel Adi Putra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh I Nyoman Daniel Adi Putra BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh I Nyoman Daniel Adi Putra (2011) dengan judul skripsi Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Total Revenue di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya. Adapun.hasil penelitian sebelumnya yang dijadikan rujukan guna melengkapi penelitian ini. Dalam penelitian Tsalis (2011) yang berjudul Pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Semakin canggihnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki banyak pulau sebagai salah satu aset untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan mengembangkan pariwisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri pariwisata telah berkembang dengan pesat di berbagai negara dan menjadi sumber devisa yang cukup besar. Di Indonesia pariwisata menjadi suatu bukti keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan pada penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga

BAB I PENDAHULUAN. suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Umum Pariwisata di Indonesia berkembang dengan pesatnya. Ini merupakan suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan merupakan suatu industri yang berkembang pesat di seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk mengembangkan industri kepariwisataannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan alat transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu dan kecepatan. Terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sangat terkenal sebagai destinasi tujuan wisatawan berkunjung ke Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar 563.286 Ha dan memiliki penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pulau Bali sebagai barometer pariwisata nasional (Bali Post: 2003) dan mendapat penghargaan sebagai pulau terindah di dunia versi Majalah Conde Nast Traveler Rusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya tarik wisata, serta usaha terkait lainnya. Pembangunan kepariwisataan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya tarik wisata, serta usaha terkait lainnya. Pembangunan kepariwisataan juga digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kepariwisataan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang kegiatannya berhubungan dengan wisata, pengusahaan, obyek dan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BISNIS. Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat

BAB II PROFIL BISNIS. Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat BAB II PROFIL BISNIS 2.1. Sejarah Berdirinya Usaha Asal mula sang pendiri mendirikan bisnis tour and travel ini dikarenakan melihat adanya peluang bisnis yang bagus yaitu banyaknya mahasiswa yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi di Indonesia menimbulkan pentingnya peran internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat Indonesia, baik dari kalangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan 131 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi sektor yang tidak pernah habisnya, karena selain merupakan penghasil

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai Pariwisata dan dukungan teknologi di dalamnya yang bertujuan untuk memajukan daerah pariwisata itu sendiri telah banyak dipublikasikan.

Lebih terperinci

RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR. Products of Airlines A. Main Product:

RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR. Products of Airlines A. Main Product: RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR Products of Airlines A. Main Product: Aircraft Destination Scheduling Ground Handling, yaitu penanganan passenger needs yang dapat merupakan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi kegiatan ekonomi suatu negara. Industri pariwisata mampu memberikan pendapatan devisa negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel.

BAB I PENDAHULUAN. memadai bagi para wisatawan. Pertumbuhan pembangunan Hotel hotel baru di. fasilitas bisnis yang ditawarkan oleh hotel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah salah satu tujuan wisata di Indonesia selain Pulau Bali, wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta sangat banyak dan juga memiliki kepentingan masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism Organization memperkirakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Kuta adalah sebuah Kecamatan yang berada di Kabupaten Badung, Provinsi Bali yang memiliki luas 17,52 km 2. Wilayah ini memiliki salah satu daerah tujuan wisata

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya industri jasa perhotelan akan menimbulkan terjadinya persaingan yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 17 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah berdiri CV. Putra Bayu Tour Berdasarkan perkembagan jumlah perusahaan tour & travel terutama dalam bidang biro perjalanan wisata di Indonesia yang cukup signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kesempatan bekerja sering kali menjadi masalah mendasar yang dihadapi banyak negara diseluruh dunia. Indonesia sendiri, persoalan kesempatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki suatu nilai yang tidak hilang meskipun zaman sudah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki suatu nilai yang tidak hilang meskipun zaman sudah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang banyak memiliki keindahan alam yang menakjubkan, mulai dari laut hingga gunung. Indonesia juga negara kepulauan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang lebih dari 24 jam yang bertujuan untuk rekreasi, refreshing, atau keluar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas 121 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas penunjang bagi masyarakat itu sendiri. Fasilitas penunjang yang di maksud,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan zaman dan teknologi, penggunaan teknologi internet di Indonesia dan dunia pada umumnya terus bertambah, bahkan sudah menjadi sebuah gaya hidup sebagian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. wisatawan yang datang pada setiap tahunnya memperlihatkan kecendrungan yang

BAB II URAIAN TEORITIS. wisatawan yang datang pada setiap tahunnya memperlihatkan kecendrungan yang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Paket Wisata Mengingat keberhasilan daerah Sumatera Utara dalam meraih jumlah wisatawan yang datang pada setiap tahunnya memperlihatkan kecendrungan yang terus meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu usaha yang memberikan kontribusi besar bagi negara-negara di seluruh dunia, hal ini dibuktikan dengan Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dimasa ini telah menjadi sorotan di seluruh penjuru dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dimasa ini telah menjadi sorotan di seluruh penjuru dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dimasa ini telah menjadi sorotan di seluruh penjuru dunia. Banyak negara yang mulai memunculkan obyek daya tarik wisatanya untuk menarik wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian atau definisi hotel secara umum adalah suatu bentuk bangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian atau definisi hotel secara umum adalah suatu bentuk bangunan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel berasal dari kata hostel diambil dari bahasa Prancis kuno. Pengertian atau definisi hotel secara umum adalah suatu bentuk bangunan, lambang perusahaan atau badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perjalananan wisatawan dunia mencapai 1 miliar pada tahun 2012. Menurut Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, dengan pariwisata juga kita bisa reffresing untuk mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan keliling dari suatu tempat ketempat lain, Berwisata merupakan suatu cara pemenuhan kebutuhan manusia untuk rekreasi dan liburan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata kini memegang peran yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata kini memegang peran yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Perubahan dalam indutri pariwisata dan perhotelan sangat cepat. Industri pariwisata kini memegang peran yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi, misalnya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG RESERVASI HOTEL

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG RESERVASI HOTEL BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG RESERVASI HOTEL 2.1 Pengertian Reservasi Berbicara mengenai reservasi (pemesanan kamar), terlebih dahulu kita perlu mengetahui defenisi dari reservasi itu sendiri. Reservasi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN MANGGARAI BARAT

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN MANGGARAI BARAT BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN MANGGARAI BARAT No.01/05/5315/Th. IV, 04 Mei 2015 PERKEMBANGAN USAHA JASA AKOMODASI/HOTEL DAN ANGKUTAN UDARA TRIWULAN I (JANUARI MARET) TAHUN 2015 Jumlah tamu yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini industri pariwisata di Indonesia sedang dikembangkan oleh pemerintah sebagai salah satu penghasil devisa. Indonesia dikenal memiliki banyak tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi sangat besar bagi Indonesia yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Kepariwisataan di Indonesia

Lebih terperinci

Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk. menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang

Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk. menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Defenisi Hotel Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan, dan dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pariwisata adalah bagian dari upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Pariwisata merupakan kegiatan seseorang dan biasanya menyenangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi, banyak orang yang terdorong untuk melakukan perjalanan dengan berbagai tujuan misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata di dunia dewasa ini berkembang dengan sangat cepat dan dikatakan berada ada tingkat sekunder, artinya keberadaan pariwisata bisa di sejajarkan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH BIRO PERJALANAN WISATA SEBAGAI SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP TINGKAT HUNIAN KAMAR PADA HOTEL ALL SEASONS LEGIAN BALI

PENGARUH BIRO PERJALANAN WISATA SEBAGAI SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP TINGKAT HUNIAN KAMAR PADA HOTEL ALL SEASONS LEGIAN BALI PENGARUH BIRO PERJALANAN WISATA SEBAGAI SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP TINGKAT HUNIAN KAMAR PADA HOTEL ALL SEASONS LEGIAN BALI Ni Made Adi Yanti Putri I GPB. Sasrawan Mananda Ni Putu Eka Mahadewi Email :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. liburan yang menggabungkan beberapa produk. Selain berurusan dengan

BAB I PENDAHULUAN. liburan yang menggabungkan beberapa produk. Selain berurusan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tour and Travel Agent adalah bisnis ritel yang menjual produk perjalanan dan jasa terkait kepada pelanggan atas nama pemasok seperti maskapai penerbangan, penyewaan

Lebih terperinci

- the Place for fun vacations -

- the Place for fun vacations - * BALI KHAYA TOUR * - the Place for fun vacations - Penawaran Paket Wisata Tour (Proposal Bali Tour Packages) Perkenalan Bali Khaya Tour [Introduction] Sambutan Bali Khaya Tour [Welcome Statement] Harga

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN MANGGARAI BARAT

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN MANGGARAI BARAT BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN MANGGARAI BARAT No. 01/05/5315/Th. III, 01 Agustus 2013 PERKEMBANGAN USAHA JASA AKOMODASI/HOTEL DAN ANGKUTAN UDARA TRIWULAN I (APRIL-JUNI) TAHUN 2013 Jumlah tamu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. STRATEGI PEMASARAN a. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, The

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, The 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja dilakukan oleh Adiputra (2004) dalam kajiannya yang berjudul Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis di dunia travel dan pariwisata baik dalam maupun luar negeri menunjukkan tingginya tingkat mobilitas dari suatu daerah ke daerah yang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini dunia pariwisata semakin hari semakin berkembang pesat. Perkembangan pariwisata ini tidak hanya dirasakan di beberapa daerah saja namun telah menyebar ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moda transportasi sangatlah lengkap, mulai dari transportasi darat, laut hingga

BAB I PENDAHULUAN. moda transportasi sangatlah lengkap, mulai dari transportasi darat, laut hingga A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki daya tarik wisata yang sangat besar bagi wisatawan baik domestik ataupun mancanegara. Jutawaan wisatawan datang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan usahanya

BAB II URAIAN TEORITIS. pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan usahanya 14 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan usahanya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata, memiliki kekayaan alam dan seni budaya yang sangat diminati oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Kekayaan

Lebih terperinci

Pengaruh Biaya Periklanan, Biaya Direct Marketing, Dan Biaya Promosi Penjualan Terhadap Nilai Penjualan Tiket Pada Bali Zoo Park Di Singapadu Gianyar

Pengaruh Biaya Periklanan, Biaya Direct Marketing, Dan Biaya Promosi Penjualan Terhadap Nilai Penjualan Tiket Pada Bali Zoo Park Di Singapadu Gianyar Pengaruh Biaya Periklanan, Biaya Direct Marketing, Dan Biaya Promosi Penjualan Terhadap Nilai Penjualan Tiket Pada Bali Zoo Park Di Singapadu Gianyar Oleh : A.A. Wirmantara ABSTRAK Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kegiatan kepariwisataan yang saat ini dianggap sangat potensial adalah Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive, Convention,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 3, yaitu usaha jasa pariwisata, pengusaha objek dan daya tarik wisata, dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 3, yaitu usaha jasa pariwisata, pengusaha objek dan daya tarik wisata, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia.Perkembangan ini adalah bagian dari upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Sektor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan TX Travel Sriwijaya merupakan salah satu dari cabang TX Travel dan merupakan cabang yang ke-183 dari 230 cabang yang ada saat ini. TX Travel Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesona alam yang luar biasa. Keunikan inilah yang menjadikan Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pesona alam yang luar biasa. Keunikan inilah yang menjadikan Indonesia sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai kemajemukan suku dan bangsa. Disamping itu Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan pesona alam yang luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih lagi dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam perkembangan bisnis perusahaan sektor jasa, khususnya perhotelan pada sekarang ini menunjukkan adanya gejala persaingan yang semakin ketat menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendukung utama yang menunjang dalam bisnis di bidang pariwisata. Sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perhotelan termasuk dalam industri jasa yang menawarkan jasa pelayanan kamar, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Pengaruh Efektivitas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Pengaruh Efektivitas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan penelitian sebelumnya diambil dari jurnal nasional yang berjudul Analisis Pengaruh Efektivitas Teknologi Sistem Informasi Akuntansi Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi di Indonesia selama 2004 diwarnai sejumlah agenda

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi di Indonesia selama 2004 diwarnai sejumlah agenda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan situasi di Indonesia selama 2004 diwarnai sejumlah agenda politik nasional ( Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden ) dan kejadian kriminal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. (Yerik Afrianto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Business Assignment

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Business Assignment BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Business Assignment Program studi Master of Business Administration Institut Teknologi Bandung (MBA-ITB) menekankan pentingnya pemahaman dan penguasaan atas dinamika

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang disajikan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan mengenai bagaimana praktik promosi produk wisata XT Square

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti, hal ini terlihat dari sumbangan sektor jasa(tersier) yang mencapai 37,3%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya adalah wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata belanja, dan masih banyak lagi. Dari

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. perjalanan, rumah makan, dan lain sebagainya. Pariwisata secara etimologi berasal

Bab I PENDAHULUAN. perjalanan, rumah makan, dan lain sebagainya. Pariwisata secara etimologi berasal Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata senantiasa melibatkan suatu gejala yang sangat kompleks seperti objek wisata, akomodasi, souvenir shop, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan, rumah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Cempaka Travel Tours adalah Travel Agent di bawah : PT CEMPAKA MITRA SELARAS dan memainkan peran penting untuk mendukung dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan peningkatan di dalam sektor jasa pelayanan perhotelan saat ini cukup pesat sehingga membawa perubahan pada pola hidup masyarakat dan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tentang Traveloka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tentang Traveloka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Tentang Traveloka Traveloka.com adalah situs pemesanan tiket pesawat dan booking hotel yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Traveloka memiliki

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN MANGGARAI BARAT

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN MANGGARAI BARAT BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN MANGGARAI BARAT No. 01/02/5315/Th. II, 01 Februari 2013 PERKEMBANGAN USAHA JASA AKOMODASI/HOTEL DAN ANGKUTAN UDARA TRIWULAN IV (OKTOBER DESEMBER) TAHUN 2012 Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dunia pariwisata saat ini sedang berkembang pesat dan meningkat di berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Alasan Pemilihan Masalah Jasa penerbangan Indonesia saat ini diwarnai dengan munculnya pemain-pemain baru di dalam industri penerbangan domestik. Hal tersebut didukung oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud di sini adalah kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud di sini adalah kajian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud di sini adalah kajian terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hotel Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa hampir di tiap-tiap kota terdapat hotel yang memberikan jasa penginapan berikut service lainnya. Bagi orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya kegiatan perjalanan telah lama dilakukan oleh manusia. Di dalam hidupnya manusia selalu bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ciri itulah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu diluar tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri kepariwisataan Indonesia berkembang semakin pesat terutama dalam sektor industri perhotelan dan sektor wisata konvensi, atau yang biasa disebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional dan mempunyai peranan besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. bisnis maupun untuk berdarma wisata atau bahkan motif-motif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. bisnis maupun untuk berdarma wisata atau bahkan motif-motif yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Perkembangan alat transportasi pada masa sekarang ini sungguh luar biasa cepatnya. Semakin canggihnya alat transportasi sekarang ini mendorong orang untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. tamu sangatlah ditentukan oleh siapakah yang melayani tamu tersebut. Penampilan

BAB V PEMBAHASAN. tamu sangatlah ditentukan oleh siapakah yang melayani tamu tersebut. Penampilan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pelayanan Hotel Baltika Bandung Hotel yang baik secara umum dapat kita nilai dari kenyamanan, kebersihan, dan kualitas pelayanan dari hotel tersebut. Dalam memberikan pelayanan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dalam bisnis pariwisata. karena saat ini semua orang butuh berwisata. Berbagai tujuannya yang ingin

Lebih terperinci