ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI DALAM UPAYA MENGENDALIKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK Oleh : Darsono. Abstraksi
|
|
- Farida Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI DALAM UPAYA MENGENDALIKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK Oleh : Darsono Abstraksi Tingkat kerusakan / broken rata rata hasil produksi pada PT. Albata Semarang selama bulan Januari Maret 2011 sebesar 1.80 %, tingkat kerusakan tersebut tidak melampui standar yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 2 % dari total volume produksi. Berarti hipotesis 1 (H 1 ) bahwa tingkat kerusakan produk yang terjadi dalam proses produksi melampaui batas standar tidak terbukti. Hasil uji mean ditunjukkan nilai t hitung =31,400 > t tabel = 2,00 dan sig. = 0,000 < α =0,05, dengan demikian rata-rata (mean) sebesar 1,806 adalah signifikan. Kesimpulan hipotesis 2 (H 2 ) bahwa tingkat kerusakan produk yang terjadi bersifat signifikan mempengaruhi proses produksi tidak terbukti. Pareto Chart menunjukkan bahwa jenis broken yang sering terjadi adalah rusak karena warna tidak sesuai, selanjutnya karena komponen pecah/patah, salah pengamplasan dan salah router. Hipotesis 3 (H 3 ) bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada produk dalam proses produksi yaitu warna tidak sesuai, komponen pecah, salah amplas dan salah router terbukti. Melalui aktivitas pengendalian kualitas secara berlapis dapat menekan tingkat kerusakan hasil produksi dan mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan. Hipotesis 4 (H 4 ) bahwa penerapan metode pengecekan ganda / berlapis dalam mengendalikan kualitas produk dan menekan terjadinya kerusakan produk terbukti. Kata kunci: produksi, produk dan kualitas. Latar Belakang Masalah Permasalahan kualitas telah mengarah pada taktik dan strategi perusahaan secara menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan bertahan terhadap persaingan global dengan produk perusahaan lain ( La Hatani, 2007 ). Kualitas suatu produk bukan suatu yang serba kebetulan ( occur by accident ) ( Suyadi Prawirosentono, 2007 ). Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat atau ukuran kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan ( Juita Alisjahbana, 2005 ). Jadi, kualitas yang baik akan dihasilakan dari proses yang baik dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan berdasarkan kebutuhan pasar. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa perusahaan yang sukses dan mampu bertahan pasti memiliki program mengenai kualitas. Karena melalui program kualitas yang baik akan dapat secara efektif mengeliminasi pemborosan dan meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan. Dengan memberikan perhatian pada kualitas akan memberikan dampak yang positif kepada bisnis melalui dua cara yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan ( Gaspers, 2002 dalam juwita alisjahban,2005). Namun, meskipun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, pada kenyataannya seringkali masih ditemukan ketidaksesuaian antara produk yang 1
2 dihasilkan dengan yang diharapkan. Hal tersebut disebabkan adanya penyimpangan penyimpangan dari berbagai factor, baik yang berasal dari bahan baku, tenaga kerja maupun kinerja dari fasilitas-fasilitas mesin yang digunakan dalam proses produksi tersebut. Agar supaya produk yang dihasilkan tersebut mempunyai kualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan dan sesuai dengan harapan konsumen, maka perusahaan harus melakukan kegiatan yang berdampak pada kualitas yang dihasilkan dan menghindari banyaknya produk yang rusak / cacat ikut terjual ke pasar. Pengendalian kualitas produk dengan sistem pengecekan berlapis bermanfaat pula mengawasi tingkat efesiensi. Jadi, dapat digunakan sebagai alat untuk mencegah kerusakan dengan cara menolak (reject) dan menerima (accept) berbagai produk yang dihasilkan oleh supplier dan proses produksi.dengan menolak atau menerima produk, berarti bisa juga sebagai alat untuk pengawasan proses produksi. Di PT. Albata barang rusak (broken) menjadi tanggung jawab perusahaan, lebih tepatnya disebut sebagai kerugian perusahaan karena rata-rata barang broken dikarenakan oleh pihak dalam perusahaan, bukan dari supplier. Broken ini dapat disebabkan olek kecerobohan karyawan, karena kerusakan mesin yang digunakan sehingga barang rusak, dan bisa juga karena kesalahan teknik produksinya. Data jumlah produksi beserta produk rusak (broken) pada tahun selama masa produktif dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Data Jumlah Produksi dan Produk Rusak PT. Albata Bulan Oktober Desember 2010 Bulan Jumlah Produksi (pcs) Jumlah Rusak (pcs) Persentase Rusak (%) Oktober November Desember Total Rata-rata Sumber : Data Primer yang diolah, 2010 Tabel menunjukkan bahwa jumlah produksi yang dilakukan perusahaan setiap bulannya tidaklah sama. Hal tersebut dikarenakan dalam menentukan jumlah produk yang akan diproduksi oleh perusahaan didasarkan pada order yang diterima perusahaan. Adapun rata-rata produksi per bulan 2913 pcs dengan ratarata broken produk sebesar 42,33 pcs atau sekitar 1.71 % dari total produksi setiap bulan. Sesuai pedoman sasaran mutu PT.Albata bahwa produk dikatakan berkualitas apabila tercapainya kesesuaian antara produksi yang dihasilkan dengan rencana target standar / sasaran mutu yang ditetapkan oleh perusahaan pada setiap awal produksi atau target broken kumulatif adalah tidak lebih dari 2% 2
3 dari jumlah produksi. Untuk menekan tingkat kerusakan produk dan mempertahankan kualitas perlu pengedalian kualitas secara berlapis. TELAAH PUSTAKA 2.1 Kualitas Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas, relative, berbeda-beda dan berubah-ubah, sehingga definisi dari kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung pada konteksnya terutama jika dilihat dari sisi penilaian akhir konsumen dan definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta dari sudut pandang produsen sebagai pihak yang mendiptakan kualitas. Konsumen dan produsen itu berbeda dan akan merasakan kualitas secara berbeda pula sesuai dengan standar kualitas yang dimiliki masing-masing. Begitu pula para ahli dalam memberikan definisi dari kualitas juga akan berbeda satu sama lain karena mereka membentuknya dalam dimensi yang berbeda. Oleh karena itu definisi kualitas dapat diartikan dari dua perspektif, yaitu dari sisi konsumen dan sisi produsen. Namun pada dasarnya konsep dari kualitas sering dianggap sebagai kesesuaian, keseluruhan cirri-ciri atau karakteristik suatu produk yang diharapkan oleh konsumen. Josep Juran mempunyai suatu pendapat bahwa Quality is fitness for use yang bila diterjemahkan secara bebas berarti kualitas (produk) berkaitan dengan enaknya barang tersebut digunakan (Suyadi Prawirosentono, 2007:5). Kualitas yang baik menurut produsen adalah apabila produk yang dihasilkan oleh perusahaan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan kualitas yang jelek adalah apabila produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi standar yang telah ditentukan serta menghasilkan produk rusak. Namun demikian perusahaan dalam menentukan spesifikasi produk juga harus memperhatikan keinginan dari konsumen, sebab tanpa memperhatikan itu produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak akan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang lebih memperhatikan kebutuhan konsumen. Kualitas yang baik menurut sudut pandang konsumen adalah jika produk yang dibeli tersebut sesuai dengan keinginan, menmiliki sifat yang sesuai dengan kebutuhan dan setara dengan pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen. Apabila kualitas produk tersebut tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, maka mereka akan menganggapnya sebagai produk yang berkualitas jelek Pengendalian Kualitas Menurut Sofyan Assauri (1998:25), pengendalian dan pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Adapun pengertian pengendalian kualitas menurut Sofyan Assauri (1998:210) usaha untuk mempertahankan mutu / kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan 3
4 spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. 1. Tujuan Pengendalian Kualitas Tujuan dari pengendalian kualitas adalah : a. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan. b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. c. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin. 2. Faktor-faktor Pengendalian Kualitas Menurut Douglas C.Montgomery (2001:26) dan berdasarkan literature lain menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah : a. Kemampuan proses Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemempuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam batasbatas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang ada. b. Spesifikasi yang berlaku Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan diatas sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai. c. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang ada dibawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada dibawah standar yang dapat diterima. d. Biaya kualitas Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas. 1) Biaya Pencegahan (Prevention Cost) 2) Biaya Deteksi / Penilaian ( Detection / Appraisal Cost ) 3) Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) 4) Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost) 3. Langkah-langkah Pengendalian Kualitas 4
5 Pengendalian kualitas harus dilakukan melaului proses yang terus-menerus dan berkesinambungan. Proses pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan melalui penerapan PDCA ( paln do check action) yang diperkenalkan oleh Dr. W. Edwards Deming, seorang pakar kualitas ternama berkebangsaan Amerika Serikat, sehingga siklus ini disebut siklus deming (Deming Cycle/ Deming Wheel). Siklus PDCA umumnya digunakan untuk mengetes dan mengimplementasikan perubahan-perubahan untuk memperbaiki kinerja produk, proses atau suatu sistem di masa yang akan datang. Gambar 2.1 Siklus PDCA 4. Act. 1. Plan 3.Check 2. Do Sumber : Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano and F. Robert Jacobs, 2001 Penjelasan dari tahap-tahap dalam siklus PDCA adalah sebagai berikut (M. N. Nasution, 2005:32): a. Mengembangkan rencana (Plan) Merencanakan spesifikasi, menetapkan spesifikasi atau standar kualitas yang baik, memberi pengertian kepada bawahan akan pentingnya kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. b. Melaksanakan rencana (Do) Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap personil. Selama dalam melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian, yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran dapat tercapai. c. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check) Memeriksa atau meneliti merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Membandingkan kualitas hasil produksi dengan standar yang telah ditetapkan, berdasarkan penelitian diperoleh data kegagalan dan kemudian ditelaah penyebab kegagalannya. d. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (Action) 5
6 Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya. Untuk melaksanakan pengendalian kualitas, terlebih dahulu perlu dipahami beberapa langkah dalam melaksanakan pengendalian kualitas. Menurut Roger G. Schroeder (2007:173) untuk mengimplementasikan perencanaan, pengendalian dan pengembangan kualitas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mendefinisikan karakteristik (atribut) kualitas. b. Menentukan bagaimana cara mengukur setiap karakteistik. c. Menetapkan standar kualitas. d. Menetapkan program inspeksi. e. Mencari dan memperbaiki penyebab kualitas yang rendah. f. Terus-menerus melakukan perbaikan. 4. Tahapan Pengendalian Kualitas Untuk memperoleh hasil pengendalian kualitas yang efektif, maka pengendalian terhadap kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik pengendalian kualitas, karena tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menurut Suyadi Prawirosentono (2007:72), terdapat beberapa standar kualitas yang bias ditentukan oleh perusahaan dalam upaya menjaga output barang hasil produksi diantaranya: a. Standar kualitas bahan baku yang akan digunakan. b. Standar kualitas proses produksi (mesin dan tenaga kerja yang melaksanakannya). c. Standar kualitas barang setengah jadi. d. Standar kualitas barang jadi. e. Standar administrasi, pengepakan dan pengiriman produk akhir tersebut sampai ke tangan konsumen. Sedangkan Sofjan Assauri (1998:210) menyatakan bahwa tahapan pengendalian/ pengawasan kualitas terdiri dari 2 (dua) tingkatan antara lain: a. Pengawasan selama pengolahan (proses) Yaitu dengan mengambil contoh atau sampel produk pada jarak waktu yang sama, dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini dapat diteruskan kepada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali. Pengawasan yang dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses, mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan terhadap proses ini termasuk pengawasan atas bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses. b. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga supaya 6
7 hasil barang yang cukup baik atau paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai ke konsumen/ pembeli, maka diperlukan adanya pengawasan atas produk akhir. 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan bagaimana pengendalian kualitas yang dilakukan berlapis/ganda dapat bermanfaat dalam menganalisis tingkat kerusakan produk yang dihasilkan oleh PT.Albata yang melebihi batas toleransi, serta mengidentifikasi penyebab hal tersebut untuk kemudian ditelusuri solusi penyelesaian masalah tersebut sehingga menghasilkan usulan/ rekomendasi perbaikan kualitas produksi dimasa mendatang. Berdasarkan tinjauan landasan teori, maka dapat disususn kerangka dalam penelitian sebagai berikut. Gambar 2.2 : Kerangka Pemikiran Teoritis Proses Pengendalian Kualitas Produksi MelaLui Pengecekan Berlapis Standar Kualitas Hasil Produksi Kepuasan Konsumen Produk baik Produk Rusak Menentukan jumlah dan jenis ketidaksesuaian Menentukan sejauh mana ketidaksesuaian terjadi Menentukan jenis ketidaksesuaian terbesar Pengendalian Kualitas Produksi Menggunakan Sistem Pengecekan Berlapis Menentukan penyebab kegagalan Hasil Analisis Rekomendasi 7
8 Sumber : Bagaian Produksi PT. Albata Semarang 2.4 Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : H1 : Tingkat kerusakan produk yang terjadi dalam proses produksi pada PT.Albata melampaui batas standar H2 : Tingkat kerusakan produk yang terjadi di PT.Albata sebesar 2% bersifat signifikan mempengaruhi proses produksi H3 : Jenis kerusakan yang terjadi pada produk dalam proses produksi pada PT.Albata yaitu warna tidak sesuai, komponen pecah, salah amplas dan salah router H4 : Penerapan metode pengecekan ganda / berlapis dalam mengendalikan kualitas produk PT.Albata dapat menekan terjadinya kerusakan produk 2.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1.Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan meliputi 3 (tiga) tahapan, yaitu: a. Pengendalian terhadap bahan baku b. Pengendalian terhadap proses produksi yang sedang berjalan c. Pengendalian terhadap produk jadi sebelum pengepakan Perusahaan menggunakan istilah broken untuk menyebutkan kerusakan terhadap produk yang rusak. 2. Pengukuran Kualitas Secara Riil Adapun perusahaan menggunakan lima karakteristik produk yang dianggap broken yaitu : 1. Komponen patah 2. Komponen menyusut/ kempes 3. Pinhole/ cocoh 4. Warna tidak kontras/ tidak sesuai standarnya. 5. Salah konstruksi 6. Ukuran komponen tidak sesuai Broken yang terjadi pada satu item barang dimungkinkan terdapat tidak hanya satu jenis kerusakan (broken), akan tetapi bisa lebih dari satu macam. Oleh karena itu semua jenis broken harus dicatat didalam label masing-masing barang. 2.6 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua data dari hasil produksi jenis furnitur yang mengalami broken (rusak) selama proses produksi pada PT. Albata Semarang yang tidak diketahui jumlahnya. Sedangkan sampel yang diambil adalah data kerusakan hasil peroduksi selama 3 bulan dari pengamatan kualitas oleh Bagian Quality ControlPengambilan sampel dalam penelitian ini 8
9 menggunakan teknik purposive sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah furniture yang ditemukan mengalami broken dan terdata oleh bagian Quality Control selama bulan 62 hari produksi yaitu selama Januari - Maret Hal dilakukan dengan alasan produk belum sampai ketangan konsumen. 2.7 Jenis Data ; Data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder yang didapat/diperoleh dari perusahaan (obyek penelitian) 2.8 Metode Pengumpulan Data : Metode yang digunakan adalah dengan cara melihat langsung atau pengamatan dan mencatat apa yang terjadi diperusahanan terus selajutnya dibuat semacam tabel yang berupa chek sheet. 2.9 Metode Analisis Data Terkait dengan sifat penelitian ini yaitu menggambarkan secara deskriptif dan pengujian hipotesis dengan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1.. Mengumpulkan data menggunakan check sheet 2. Membuat histogram 3. Membuat peta kendali p Adapun langkah-langkah dalam membuat peta kendali p sebagai berikut : a. Menghitung Prosentase Kerusakan p= Keterangan : np : jumlah gagal dalam sub grup n : jumlah yang diperiksa dalam sub grup Subgrup : Hari keb. Menghitung garis pusat/central Line (CL) Garis pusat merupakan rata-rata kerusakan produk ( p ). = = Keterangan : np : jumlah total yang rusak n : jumlah total yang diperiksa c. Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL) Untuk menghitung batas kendali atas atau UCL dilakukan dengan rumus : UCL=P+3 (1 ) n Keterangan : p : rata-rata ketidak sesuaian produk n : jumlah produksi d. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL) 9
10 Untuk menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan rumus: LCL=P-3 (1 ) n Keterangan : p : rata-rata ketidak sesuaian produk n : jumlah produksi Catatan : Jika LCL < 0 maka LCL dianggap = 0 4..Pengujian Statistik Tingkat Kerusakan Hasil Produksi a. Uji Normalitas Data b. Uji Rerata (Mean) Gambar 3.1 Penolakan / penerimaan Ho dengan uji t Penerimaan Ho Penolakan Ho t tabel t tabel 5.. Menentukan prioritas perbaikan menggunakan diagram pareto Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu program komputer Stistical Product Service Solution (SPSS) Versi 17.0 Hasil Penelitian dan Pembahasan 1.Menghitung Tingkat Kerusakan Hasil Produksi Hasil check sheet yang telah dilakukan terhadap proses produksi selama 3 bulan ( 62 hari produksi ) terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Laporan Produksi PT. Albata Semarang Bulan Januari Maret 2011 Hari Ke- Barang Masuk Produksi Barang Siap Packing Warna Tidak Sesuai Jenis Broken (pcs) Komp. Pecah/Patah Salah Amplas Salah Router Jumlah Broken Persentase Broken (pcs) (%)
11 ,125 1, ,145 1, ,752 1, ,275 1, ,125 1, ,145 1, ,356 1, ,356 1,
12 ,145 1, ,252 1, ,233 1, ,148 1, Total 56,619 55, , Rata- Rata Prosentase Jenis Kerusakan (%) Sumber : Data Sekunder, 2011 Tabel di atas menunjukkan bahwa : 1. Volume produksi pada PT. Albata Semarang selama bulan Januari Maret 2011 sebanyak 56,619 pcs namun yang siap packing sebanyak 55,599 pcs 2. Tingkat kerusakan / broken hasil produksi pada PT. Albata Semarang selama bulan Januari Maret 2011 sebanyak pcs 3. Tingkat kerusakan / broken rata rata hasil produksi pada PT. Albata Semarang selama bulan Januari Maret 2011 sebesar 1.80 %, tingkat keusakan tersebut tidak melampui standar yang ditettapkan perusahaan yaitu sebesar 2 % dari total volume produksi. dengan demikian hipotesis 1 (H1) bahwa tingkat kerusakan produk yang terjadi dalam proses produksi pada PT.Albata melampaui batas standar tidak terbukti Histogram Jenis Kerusakan Hasil Produksi PT.Albata Semarang Bulan Januari Maret
13 Warna Tak SesuaiKomp. Pecah Salah Amplas Salah Router Sumber : Data Sekunder, 2011 Grafik di atas menunjukkan banwa jenis broken yang sering terjadi adalah rusak karena warna tidak sesuai dengan jumlah broken sebanyak 551 pcs. Selanjutnya jumlah jenis broken karena komponen pecah/patah sebanyak 346 pcs. Adapun jenis broken karena salah pengamplasan dan salah router yang secara berturut-turut jumlahnya 97 dan 26 pcs. 2.Pengujian Statistik Tingkat Kerusakan Hasil Produksi 1. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas ini juga digunakan analisis stastistik Kolmogorov- Smirnov yang dapat dijelaskan berikut ini. Hasil yang diperoleh yaitu angka signifikansi ( Asymp. Sig.) = 0,592 > = 0,05 sehingga tidak signifikan. Kondisi ini menunjukkan data dalam penelitian ini berdistribusi normal. 2. Uji Rerata (Mean) Uji mean digunakan untuk menguji signifikansi dari rata-rata suatu data sampel. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel dan angka signifikansi (sig.) dengan tingkat kesalahan penelitian ( α =0,05 ). Jika hasilnya signifikan maka rata-rata dari data sampel tersebut dapat mewakili populasinya. Tabel berikut menunjukkan hasil uji mean terhadap tingkat kerusakan hasil produksi pada PT.Albata Semarang. Tabel 4.3 Hasil Uji Mean Kerusakan Hasil Produksi PT.Albata Semarang Bulan Januari Maret 2011 Brang Rusak : Data primer yang diolah, 2011 t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Sumber Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai t hitung =31,400 > t tabel = 2,000 ( df =n-1= 62-1=61, α =0,05, uji dua pihak) dan sig. = 0,000 < α =0,05, dengan demikian rata-rata (mean) sebesar 1,806 adalah signifikan. 13
14 Hal ini menunjukkan tingkat kerusakan produk yang terjadi di pada PT. Albata sebesar 1,806 % yang terjadi lebih kecil dari standar yang ditetapkan perusahaan sebesar 2 %. Dengan demikian hipotesis 2 (H2) bahwa tingkat kerusakan produk yang terjadi di pada PT.Albata bersifat signifikan mempengaruhi proses produksi tidak terbukti. 3.Analisis Menggunakan Peta Kendali p Peta kendali p mempunyai manfaat untuk membantu pengendalian kualitas produksi serta dapat memberikan informasi mengenai kapan dan dimana perusahaan harus melakukan perbaikan kualitas. Dengan bantuan program komputer Stistical Product Service Solution (SPSS) Versi 17.0 dapat diperoleh print out berupa grafik. Berdasarkan gambar peta kendali p diatas dapat dilihat bahwa Center Line (CL) sebesar 0,018 atau 1.80 % dan tidak melampui garis LCL dan UCL. Sehingga data yang diperoleh berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan, dan dapat dikatakan bahwa proses sudah terkendali. Hal ini menunjukkan tidak terjadi penyimpangan yang berarti di dalam proses produksi. 4.Pareto Chart Untuk Menganalisis Jenis Kerusakan Hasil Produksi Jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada produk furnitur antara lain: 1. Warna tidak sesuai permintaan buyer Yaitu broken yang disebabkan oleh cuaca atau pengeringan pada waktu proses pewarnaan. Selain itu bisa juga disebabkan karena pencampuran komponen warna yang kurang tepat. 2. Komponen patah atau pecah Yaitu broken yang disebabkan oleh kecerobohan karyawan sehingga barang kebentur atau jatuh yang menyebabkan patah atau pecah. 3. Salah amplas Yaitu broken yang disebabkan karena kecerobohan karyawan sehingga barang terlalu banyak diamplas yang menyebabkan ukuran tidak sesuai standar. 4. Routeran profil salah Yaitu broken yang disebabkan oleh kurangnya teliti operator mesin router sehingga mereka merouter barang tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya. Untuk mengetahui proporsi masing-masing jenis kerusakan tersebut digunakan Pareto Chart yaitu diagram batang yang tersusun dari batang yang terbesar hingga terkecil yang menunjukkan bannyaknya karakteristikl atau kategori yang dianalisis baik dalam bentuk jumlah atau prosen. Berikut digambarkan Pareto Chart : Gambar 4.5 Pareto Chart Hasil Produksi PT.Albata Semarang Bulan Januari Maret
15 % % Jml Kerusakan % Percent % % wts kp sa sr Karakteristik 0% Pareto Chart di atas menunjukkan banwa jenis broken yang sering terjadi adalah rusak karena warna tidak sesuai dengan jumlah broken sebanyak 551 pcs yang merupakan jenis kerusakan terbesar ( 54,02 % ). Selanjutnya jumlah jenis broken karena komponen pecah/patah sebanyak 346 pcs atau 33,92 %. Adapun jenis broken karena salah pengamplasan dan salah router yang secara berturut-turut jumlahnya 97 atau 9,51 % dan 26 pcs 2,55 %. Grafik Pareto juga menunjukkan urutan masing masing jenis kerusakaan yang jika dijumlahkan mencapai 100 % tingkat kerusakaan hasil produksi. Dengan hipotesis 3 (H3) bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada produk dalam proses produksi pada PT.Albata yaitu warna tidak sesuai, komponen pecah, salah amplas dan salah router terbukti. 5. Aktivitas Pengendalian Kualitas Berlapis Pada PT. Albata Semarang Pengendalian kualitas berlapis yang dilakukan perusahaan meliputi tiga tahapan, antara lain : 1. Pengendalian Terhadap Bahan Baku 2. Pengendalian Terhadap Proses Produksi 3. Pengendalian Terhadap Produk Jadi Melalui aktivitas pengendalian kualitas secara berlapis yang telah dijelakan di atas, PT. Albata Semarang selama berproduksi dapat menekan tingkat kerusakan hasil produksi dan mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan demikian hipotesis 4 (H4) bahwa penerapan metode pengecekan ganda / berlapis dalam mengendalikan kualitas produk PT.Albata dan menekan terjadinya kerusakan produk terbukti. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 15
16 1. Tingkat kerusakan / broken rata rata hasil produksi pada PT. Albata Semarang selama bulan Januari Maret 2011 sebesar 1.80 %, tingkat kerusakan tersebut tidak melampui standar yang ditettapkan perusahaan yaitu sebesar 2 % dari total volume produksi. Dengan demikian hipotesis 1 (H1) bahwa tingkat kerusakan produk yang terjadi dalam proses produksi pada PT. Albata melampaui batas standar tidak terbukti. 2. Hasil uji mean ditunjukkan nilai t hitung =31,400 > t tabel = 2,00 dan sig. = 0,000 < α =0,05, dengan demikian rata-rata (mean) sebesar 1,806 adalah signifikan. Dengan demikian hipotesis 2 (H2) bahwa tingkat kerusakan produk yang terjadi di pada PT.Albata bersifat signifikan mempengaruhi proses produksi tidak terbukti. 3. Pareto Chart menunjukkan bahwa jenis broken yang sering terjadi adalah rusak karena warna tidak sesuai, selanjutnya karena komponen pecah/patah, salah pengamplasan dan salah router. Dengan hipotesis 3 (H3) bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada produk dalam proses produksi pada PT.Albata yaitu warna tidak sesuai, komponen pecah, salah amplas dan salah router terbukti. 4. Melalui aktivitas pengendalian kualitas secara berlapis yang telah dijelakan di atas, PT. Albata Semarang selama berproduksi dapat menekan tingkat kerusakan hasil produksi dan mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan demikian hipotesis 4 (H4) bahwa penerapan metode pengecekan ganda / berlapis dalam mengendalikan kualitas produk PT.Albata dan menekan terjadinya kerusakan produk terbukti Saran 1. Secara umum penyebab utama terjadinya kerusakan atau broken berasal dari faktor manusia dan mesin. Hal tersebut berdasarkan pengamatan yang dilakukan dimana kerusakan pada furnitur terjadi pada saat proses produksi furniture berlangsung menggunakan mesin yang mana setiap mesin dijalankan oleh beberapa operator. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk mengatasi terjadinya broken yang disebabkan oleh factor tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Manusia - Melakukan pengawasan atas para pekerja dengan lebih ketat. - Memberikan pelatihan kepada para pekerja. - Membuat sistem penilaian kerja yang baru dengan tujuan untuk memotivasi kinerja para pekerja agar lebih baik. b. Mesin - Melakukan pengecekan kesiapan mesin sebelum dan sesudah digunakan agar sesuai standar operasional. - Melakukan perawatan mesin secara berkala, tidak hanya ketika mesin mengalami kerusakan saja. - Segera mengganti komponen mesin yang rusak sehingga tidak menghambat proses produksi. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa tingkat kerusakan terbesarnya adalah warna tidak sesuai. Penyebab utama kesalahan warna yang tidak sesuai adalah karena factor cuaca, karena sinar matahari 16
17 sangat berpengaruh terhadap kualitas warna yang dihasilkan. Semakin panas cahaya matahari yang didapatkan akan semakin baik pula warna yang dihasilkan, namun sebaliknya apabila cuaca mendung / tanpa sinar matahari maka warna cenderung tidak rata dan terlalu pekat. Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan perlu : - Menggunakan lampu mercuri yang mempunyai kapasitas panas diatas 100 C. - Menggunakan kipas angin dari berbagai arah dan berada diruangan khusus - Dioven dengan panas dibawah 40 C - Menambah formula yang bias membuat warna rata walaupun tanpa sinar matahari. DAFTAR PUSTAKA Bayu Prestianto, Sugiono dan Susilo Toto R Analisis Pengendalian Kualitas Pada PT. Semarang Makmur Semarang. Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 11/Juli/Th. VIII/2003. Douglas C. Montgomery Introduction to Statistical Quality Control. 4th Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc. Fajar Siding N dan Hotniar Siringoringo Analisis Cacat Produk Botol Milkuat 100 ml. Diakses 3 Desember 2009, dari Teknik Industri Universitas Gunadarma. G. Roger Manajemen Operasi. Jilid 2-Edisi 3. Jakarta : Penerbit Erlangga. Juita. Alisjahbana Evaluasi Pengendalian Kualitas Total Produk Pakaian Wanita Pada Perusahaan Konveksi. Jurnal Ventura, Vol. 8, No. 1, April La. Hatani, Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui Pendekatan Statistical Quality Control (SQC). Diakses 12 Maret 2010, dari Manajemen FE Unhalu. Nasution, M. N Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia. Assauri, Sofjan Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE UI Suyadi Prawirosentono, Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 Kiat Membangun Bisnis Kompetitif. Jakarta : Bumi Aksara. Vincent Gasperz, Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 17
Prosiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,
Lebih terperinci2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk
228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan
Lebih terperinci2.1.1 Sepuluh Keputusan Utama Manajemen Operasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan area bisnis yang berfokus pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung secara efektif dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik
47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik (Agroplas). Variabel yang diteliti adalah metode pengendalian kualitas yang diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Al Fakhri, faiz Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Masscom
Daftar Pustaka Al Fakhri, faiz. 2010. Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Masscom Grahpy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk Menggunakan Alat Bantu Statistik. Semarang Alisjahbana,
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control Pada PT. X
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control Pada PT. X 1 Intan Andhitapuri 1 Prodi Manajemen, Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis,
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BERBASIS STATISTICAL QUALITY CONTROL (STUDI KASUS PADA PT APPAREL ONE INDONESIA)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BERBASIS STATISTICAL QUALITY CONTROL (STUDI KASUS PADA PT APPAREL ONE INDONESIA) Muhammad Naufal Luthfi, Rustono, Khairul Saleh Program Studi Manajemen Bisnis International,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen dan Manajemen Operasional 2.1.1 Definisi Manajemen Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama
Lebih terperinciImplementasi Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Statistik Pada Pabrik Cat CV X Surabaya
Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Statistik Pada Pabrik Cat CV X Surabaya Hendra Gunawan Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya asenlee@hotmail.com
Lebih terperinci3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2014 ISSN
Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar
Lebih terperinciANALISIS QUALITY CONTROL PADA PRODUKSI SUSU SAPI DI CV CITA NASIONAL GETASAN TAHUN Oleh Yuliyarto Alumni STIE AMA Salatiga
ANALISIS QUALITY CONTROL PADA PRODUKSI SUSU SAPI DI CV CITA NASIONAL GETASAN TAHUN 2014 Oleh Yuliyarto Alumni STIE AMA Salatiga Yanuar Surya Putra Dosen Tetap STIE AMA Salatiga Abstrak Dalam proses produksi
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION MEDIA ASMAJAYA DAN HARI MOEKTIWIBOWO Program Studi S1 Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciPenurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)
Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada setiap organisasi, ketiga fungsi tersebut adalah pemasaran, operasi, dan keuangan. Kerja
Lebih terperinciAnalisa Pengendalian Kualitas Assembly Internal Vessel Dengan Mengunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. VME Process
Analisa Pengendalian Kualitas Assembly Internal Vessel Dengan Mengunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. VME Process Larisang 1, Nanang Alamsyah 2, Muhammad Ismael 3 1,2,3 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu yang dapat dilakukan perusahaan agar mampu bersaing adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir - akhir ini perkembangan persaingan bisnis dari tahun ketahun semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat ikut serta dalam persaingan. Setiap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang
Lebih terperinciANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 1 (2016), hal 1-8 ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL Awaliyah, M. Novitasari Mara, Shantika Martha INTISARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk maupun jasa berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk maupun pelayanannya, agar dapat memberikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6
ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi dan Manajemen Operasi Adanya keterbatasan perusahaan pada faktor-faktor produksi dalam menghasilkan barang atau jasa yang menjadi kebutuhan dan keinginan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1
PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi
Lebih terperinciABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha dan cara-cara yang dikembangkan untuk mencapai tujuan, sasaran oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat dengan memasuki era globalisasi, karena persaingan bukan hanya dengan perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa. penjabaran mengenai pengertian kualitas :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Kualitas. Kualitas merupakan salah satu aktor utama yang menentukan pemilihan produk bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan tercapai apabila kualitas
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi
Petunjuk Sitasi: Suliawati, & Gumay, V. S. (2017). Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D70-75). Malang: Jurusan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hal ini tidak mudah untuk dicapai, karena konsumen dewasa ini semakin kritis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Salah satu tujuan perusahaan dalam melakukan proses produksi adalah untuk menghasilkan suatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI p YANG DISTANDARISASI DALAM PROSES PRODUKSI REGULATOR SET FUJIYAMA (Studi Kasus : PT. XYZ)
ANALISIS PETA KENDALI p YANG DISTANDARISASI DALAM PROSES PRODUKSI REGULATOR SET FUJIYAMA (Studi Kasus : PT. XYZ) Acmad Ghozali Arsyad 1, Putro Ferro Ferdinant 2, Ratna Ekawati 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciOleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK
PENGGUNAAN DIAGRAM PARETO, DIAGRAM SEBAB AKIBAT DAN METODE SQC SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK MENGEVALUASI KINERJA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT MUTU PRODUK YANG DIHASILKAN PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java
Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciAnalisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan
Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Arief Hadi Prasetyo *1) dan Kariyam 2) 1) Statistika, FMIPA, Universitas Islam Indonesia, Jalan Kaliurang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Pengertian mutu atau kualitas akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu atau kualitas suatu barang pada umumnya diukur dengan tingkat
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati
1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan
Lebih terperinciSTRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL
STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk memperoleh laba
Lebih terperinciProses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti membuat adonan
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CONSUMER GOODS Studi Kasus di Royal Bakery Oleh: I Wayan Sukania, Anita Stacia,Hanny Natalia Defianna Mariam,Tri Multi iwayansukania@tarumanagara.ac.id iwayansukania@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang
Lebih terperinciPENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAIN BERMOTIF DI PT RAGAM WARNA UTAMA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS. Jurnal. Oleh: M. LUTFI
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAIN BERMOTIF DI PT RAGAM WARNA UTAMA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEVEN TOOLS Jurnal Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar sarjana strata 1 (S1) Program
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas Produk Solar Module dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control pada P.T. Lembaga Elektronika Nasional Industri Persero Bandung
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan, hingga analisa
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Kualitas dan Kemampuan Proses Machining untuk Produk Komponen Bracket A320 di PT. X
Analisis Pengendalian Kualitas dan Kemampuan Proses Machining untuk Produk Komponen Bracket A320 di PT. X Jon Andriana,ST Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat yang diterapkan dibidang industri manufaktur dapat mengakibatkan perubahanperubahan yang sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan satu fungsi manajemen selain manajemen pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia yang sangat penting bagi sebuah organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang semakin maju, industri konveksi pun semakin berkembang pesat mengikuti irama pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar
Lebih terperinciBAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses
BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang
Lebih terperinciEVALUASI PENGAWASAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS PADA CV CIPTA USAHA MANDIRI JURNAL PENELITIAN
EVALUASI PENGAWASAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS PADA CV CIPTA USAHA MANDIRI JURNAL PENELITIAN Ditulis Oleh : Nama : Dhika Nur Rofiq Nomor Mahasiswa : 10311014 Jurusan Bidang Konsentrasi : Manajemen : Operasional
Lebih terperinciAnalisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC
Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di
Lebih terperinciPETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018
PETA KENDALI ATRIBUT 9 Pengendalian Kualitas Semester Genap 2017/2018 2 Outline Peta Kendali Variabel 3 PETA KENDALI (CONTROL CHART) Metode Statistik untuk menggambarkan adanya variasi atau penyimpangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi untuk lindungi tubuh, selain lindungi tubuh pakaian pun saat ini digunakan untuk menunjang fashion,
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Ketatnya persaingan dalam usaha textil akhir-akhir ini membuat banyak perusahaan textil bekerja keras untuk bertahan dalam persaingan. Faktor kualitas menjadi point yang paling diperhatikan agar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi. Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Landasan Teori 2. 1. 1. Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen. Manajemen merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ ABSTRACT - Farid Juliyanto 1, Evi Yuliawati Teknik Industri, e-mail 1 : farid.juliyanto@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus diperhatikan dengan baik, guna membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang
Lebih terperinciPERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 4 2016 ISSN : 2339028X PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Much. Djunaidi *), Dilla Rahma Yunita 2) 1,2) Teknik
Lebih terperinci