PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KAPASITAS SOURCE-SINK PADA DELAPAN VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh: SHOFIYATUL MAS UDAH A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KAPASITAS SOURCE-SINK PADA DELAPAN VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh: SHOFIYATUL MAS UDAH A"

Transkripsi

1 PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KAPASITAS SOURCE-SINK PADA DELAPAN VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh: SHOFIYATUL MAS UDAH A PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KAPASITAS SOURCE-SINK PADA DELAPAN VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh Shofiyatul Mas udah A PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

3 RINGKASAN SHOFIYATUL MAS UDAH. Pengaruh Paclobutrazol Terhadap Kapasitas Source-Sink Pada Delapan Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Dibimbing oleh HENI PURNAMAWATI. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh paclobutrazol terhadap kapasitas source dan sink serta hasil pada delapan varietas kacang tanah. Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2008 di Kebun Percobaan Sawah Baru IPB Darmaga dengan jenis tanah latosol. Percobaan menggunakan rancangan petak terbagi (Split Plot) dengan petak utama adalah perlakuan konsentrasi paclobutrazol dan anak petak adalah perlakuan varietas kacang tanah, pada percobaan ini digunakan tiga ulangan. Konsentrasi paclobutrazol yang digunakan adalah 0 ppm dan 100 ppm yang diaplikasikan melalui daun pada saat tanaman berumur 6 MST. Sedangkan delapan varietas yang digunakan adalah Badak, Biawak, Gajah, Garuda 2, Jerapah, Kelinci, Kidang dan Sima. Analisis data menggunakan uji F dan apabila hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata, pengujian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (Tukey) taraf 5%. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap berat kering brangkasan dan ILD (Indeks Luas Daun) pada 8 MST, tinggi tanaman dan jumlah polong isi per tanaman. Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 6 8 MST, jumlah cabang 8 10 MST, jumlah bunga, tinggi tanaman, jumlah polong total per tanaman, jumlah polong cipo per tanaman, produktivitas polong kering dan biji kering serta indeks panen dan indeks biji. Tanaman dengan perlakuan konsentrasi paclobutrazol 100 ppm memiliki berat kering brangkasan dan ILD saat umur 8 MST yang lebih rendah dibandingkan tanaman dengan perlakuan konsentrasi paclobutrazol 0 ppm. Tinggi tanaman dan jumlah polong isi per tanaman pada perlakuan konsentrasi paclobutrazol 100 ppm juga lebih rendah. Varietas dengan jumlah daun tertinggi pada 6 8 MST dan jumlah cabang pada 8 MST adalah Garuda 2. Varietas dengan jumlah cabang tertinggi pada 10 MST adalah Biawak. Jumlah bunga tertinggi didapatkan pada varietas Sima. Jerapah merupakan varietas dengan jumlah polong total tertinggi sebanyak polong

4 per tanaman sedangkan Garuda 2 memiliki jumlah polong cipo tertinggi 6.02 polong per tanaman. Tidak ada pengaruh nyata dari interaksi antara konsentrasi paclobutrazol dan varietas. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa paclobutrazol yang diaplikasi pada kacang tanah dapat menekan ILD dan berat kering brangkasan pada 8 MST, memperpendek tanaman sebesar 17.3% dan menekan jumlah polong isi sebesar 11.3%. Varietas dengan produktivitas polong kering dan biji kering tertinggi adalah Sima yaitu 3.22 ton polong kering/hektar dan 2.13 ton ton biji kering/hektar. Varietas Garuda 2 yang merupakan varietas lokal memiliki produktivitas polong kering (2.12 ton/hektar) dan biji kering (1.36 ton/hektar) serta indeks panen (33.91%) dan indeks biji (21.65%) terendah dibandingkan tujuh varietas lainnya tetapi produktivitasnya sudah mencapai potensi hasil ( ton/hektar).

5 Judul Nama NRP :PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KAPASITAS SOURCE-SINK PADA DELAPAN VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) : Shofiyatul Mas udah : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Ir. Heni Purnamawati, MSc.Agr. NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP Tanggal Lulus :..

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pasuruan, Jawa Timur pada tanggal 18 Agustus Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara keluarga Bapak Sa dullah Ubaid dan Ibu Siti Mas adah. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDI KHA WAHID HASYIM Bangil, Pasuruan tahun 1998 kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 2 Bangil dan lulus tahun Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bangil pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui jalur USMI sebagai mahasiswa Program Studi Agronomi, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Penulis aktif di beberapa organisasi yang ada di IPB. Tahun 2005 sebagai sekretaris umum Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit I IPB (KSR IPB), tahun 2006 sebagai sekretaris II pada organisasi yang sama dan sekaligus ketua divisi Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura (HIMAGRON) periode 2006/2007.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul Pengaruh Paclobutrazol Terhadap Kapasitas Source- Sink Pada Delapan Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) ini disusun berdasarkan percobaan yang dilakukan di Kebun Percobaan Sawah Baru, Darmaga sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana di Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pula penulis ucapkan kepada: 1. Ir. Heni Purnamawati, MSc. Agr. sebagai dosen pembimbing skripsi atas bimbingan dan arahan beliau selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS. dan Ani Kurniawati, SP. MSi. selaku dosen penguji atas saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Sandra Arifin Azis, MSc. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa memotivasi penulis selama menyelesaikan studi. 4. Ayahanda-Sa dullah Ubaid-dan Ibunda-Siti Mas adah-tercinta yang selalu mencurahkan dukungan dan doa yang tulus. 5. Mas Adi, Icha, dan Ais yang memberikan semangat setiap saat. 6. Achie, Ambar, Harnani, Triwid, Mbak Restu, Mercy dan rekan-rekan Agronomi 41 semoga persaudaraan ini tetap terjalin. 7. Rekan-rekan seperjuangan Fatin, Sari, Sae dan teman-teman di Badudu serta Amany. 8. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogor, Agustus 2008 Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vi vii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Hipotesis... 4 TINJAUAN PUSTAKA... 5 Botani Kacang Tanah... 5 Pertumbuhan Kacang Tanah... 6 Varietas Kacang Tanah... 8 Paclobutrazol Hubungan Source dan Sink BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Percobaan Pelaksanaan Percobaan Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 38

9 Nomor DAFTAR TABEL Teks Halaman 1. Rekapitulasi Sidik Ragam Peubah-peubah Pengamatan Rata-rata Berat Kering Brangkasan Kacang Tanah Dengan Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol Rata-rata Berat Kering Brangkasan Delapan Varietas Kacang Tanah Rata-rata Jumlah Daun Delapan Varietas Kacang Tanah Indeks Luas Daun Kacang Tanah Dengan Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol Rata-rata Jumlah Polong dan Persentase Polong Isi Kacang Tanah Dengan Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol Rata-rata Jumlah Polong dan Persentase Polong Isi Delapan Varietas Kacang Tanah Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah Dengan Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol Rata-rata Tinggi Tanaman, Jumlah Bunga dan Persentase Bunga Menjadi Polong Delapan Varietas Kacang Tanah Rata-rata Produktivitas Delapan Varietas Kacang Tanah Indeks Panen dan Indeks Biji Delapan Varietas Kacang Tanah Lampiran 1. Keadaan Beberapa Unsur Iklim Wilayah Darmaga, Bogor Analisis Tanah Sebelum Perlakuan Korelasi Jumlah Polong Total per Tanaman, Produktivitas Polong Kering dan Biji Kering Deskripsi Delapan Varietas Kacang Tanah Korelasi Berat Kering Brangkasan, ILD, Berat Kering Ginofor dan Polong dan Berat Kering Biji... 40

10 DAFTAR GAMBAR Nomor Teks Halaman 1. Indeks Luas Daun Delapan Varietas Kacang Tanah Dengan Konsentrasi Paclobutrazol 0 ppm (a) dan 100 ppm (b) Lampiran 1. Hama dan Penyakit Kacang Tanah Yang Ditemukan Selama Percobaan Polong dan Biji Delapan Varietas Kacang Tanah Dengan Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol 0 ppm (P-0) dan 100 ppm (P-1) Denah Rancangan Percobaan... 44

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan dari kelompok kacangan yang digemari masyarakat dan banyak dimanfaatkan dalam industri. Konsumsi kacang tanah sebagai pangan sehat dalam pangan nasional pun terus meningkat. Namun kemampuan produksi dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan kacang tanah. Kacang tanah banyak dibudidayakan di lahan kering dengan kekeringan sebagai pembatas utama untuk mencapai produksi yang optimum. Kendala lain dalam budidaya kacang tanah adalah semakin sedikitnya minat petani untuk menanam kacang tanah karena hasilnya yang belum bisa mencapai maksimal. Kacang tanah biasanya ditanam bukan sebagai tanaman utama sehingga industri dengan bahan baku kacang tanah kesulitan mendapatkan pemasok kacang tanah dan memilih untuk impor dari luar negeri. Permintaan kacang tanah tahun 2006 adalah ton dan proyeksi permintan tahun 2012 mencapai ton (Kasno, 2007). Produksi kacang tanah di Indonesia tahun 2006 adalah ton dan tahun 2007 adalah ton (Badan Pusat Statistik, 2008). Dari segi produktivitas, Indonesia dinilai masih rendah. Menurut Sumarno (1993) produktivitas kacang tanah di negara tropis termasuk Indonesia adalah antara 0.7 ton hingga 1.3 ton biji kering per hektar dari potensi produksi rata-rata sebesar ton per hektar (Pusat Penelitian Tanaman Pangan, 2008). Produktivitas yang masih rendah ini dapat disebabkan salah satunya oleh pembentukan polong yang kurang sempurna dan tidak maksimal serta kemampuan pertumbuhan dan perkecambahan kacang tanah yang tidak baik. Kacang tanah di Indonesia dapat ditanam di lahan sawah atau tegalan sebagai tanaman tunggal maupun tumpang sari. Luas panen kacang tanah menempati urutan keempat setelah padi, jagung, dan ubi kayu (Badan Pusat Statistik, 2004). Budidaya kacang tanah memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman palawija lain seperti jagung, kedelai dan kacang hijau. Selain itu, kacang tanah merupakan tanaman komersial sebagai sumber

12 pendapatan bagi petani lahan kering dan lahan bekas sawah. Resiko kegagalan kacang tanah akibat serangan hama dan penyakit lebih kecil dibandingkan kedelai. Kacang tanah dimanfaatkan sebagai bahan pangan, industri, dan pakan. Dibanding komoditas lainnya, kacang tanah lebih diminati oleh kalangan bisnis swasta dengan B/C ratio yang dapat mencapai Hampir sebagian produksi kacang tanah digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan, seperti industri kacang, bumbu-bumbuan, ice cream, selai (peanut butter), permen dan produk lainnya (Sovan, 2004). Dengan demikian peluang pasar dalam negeri masih membutuhkan bahan baku yang cukup besar jumlahnya. Kacang tanah merupakan tanaman yang memiliki sifat indeterminet yakni bagian vegetatif tetap tumbuh pada saat tanaman sudah memulai pertumbuhan generatif (Sumarno dan Slamet, 1993). Pemerintah Indonesia telah melepas 22 varietas unggul kacang tanah diantaranya adalah Badak, Biawak, Gajah, Jerapah, Kelinci, Kidang dan Sima (Pitojo, 2005). Delapan varietas yang digunakan dalam percobaan ini memiliki kemampuan membentuk tajuk dan hasil yang berbeda-beda. Menurut Ratnapuri (2008) varietas Gajah, varietas unggul berbiji dua, memiliki produksi yang tinggi dengan berat kering polong yang lebih berat dibandingkan varietas kacang tanah berbiji tiga, Panter (varietas unggul) dan Garuda Biga (varietas lokal). Namun varietas gajah memiliki rendemen biji yang lebih rendah dibandingkan varietas Biawak. Varietas Badak memiliki bobot kering daun, jumlah polong total dan berat kering polong saat panen yang lebih tinggi daripada varietas Gajah meskipun Indeks Luas Daunnya tidak berbeda nyata (Lukitas, 2006) Paclobutrazol merupakan zat penghambat pertumbuhan vegetatif yang diperlukan untuk membentuk bunga, buah dan perkembangan buah. Paclobutrazol banyak digunakan pada tanaman buah-buahan seperti apel, jeruk, pir dan buahbuahan sub tropis lainnya untuk mempercepat pembungaan dan pembentukan buah. Penggunaan paclobutrazol pada kacang tanah yang dilakukan oleh Senoo dan Isoda (2003) di Jepang menunjukkan adanya peningkatan jumlah polong pada

13 tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 100 ppm dan 200 ppm sehingga meningkatkan produksi sampai 3.7 ton per hektar. Menurut Larson (1992) penggunaan retardan memberikan beberapa keuntungan dan kerugian. Keuntungannya adalah dapat meningkatkan keseragaman pembungaan serta ketahanan tanaman terhadap cekaman air, suhu panas, suhu dingin dan cekaman pada berbagai kondisi ruangan. Kerugiannya adalah respon yang berbeda-beda dalam spesies yang sama, serta pembungaan akan terhambat jika pemberian terlambat dilakukan. Source merupakan bagian tanaman yang melakukan fotosintesis dan menghasilkan asimilat sedangkan sink adalah bagian tanaman yang memanfaatkan atau menyimpan asimilat. Daun dan jaringan hijau merupakan penghasil asimilat. Sepanjang pertumbuhan vegetatif, akar, daun, dan batang merupakan sink yang kompetitif dalam hal hasil asimilasi. Proporsi hasil asimilasi yang dibagikan ke ketiga organ tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan produktivitas (Gardner et al., 1991). Pada tanaman berbunga tak terbatas, termasuk legume sebagian bahan kering yang dihasilkan setelah pembungaan lebih digunakan untuk membentuk daun-daun baru daripada untuk pengisian sink-sink reproduktif. Persaingan internal antara antara vegetatif dan reproduktif menentukan bagian pertambahan berat kering yang digunakan untuk masing-masing. (Goldworthy and Fisher, 1996). Penggunaan paclobutrazol diharapkan dapat menekan pertumbuhan vegetatif tanaman kacang tanah yang bersifat indeterminet dan mengalihkan penggunaan asimilat dari kebutuhan untuk perkembangan sink vegetatif ke perkembangan sink reproduktif (biji). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan paclobutrazol terhadap kapasitas source-sink dan hasil pada delapan varietas kacang tanah.

14 Hipotesis Beberapa hipotesis yang diajukan adalah: 1. Paclobutrazol berpengaruh menghambat pertumbuhan bagian vegetatif kacang tanah 2. Paclobutrazol dapat meningkatkan pengisian polong kacang tanah 3. Terdapat varietas kacang tanah dengan hasil sesuai potensi 4. Interaksi antara paclobutrazol dan varietas berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang tanah 5. Interaksi antara paclobutrazol dan varietas berpengaruh terhadap hasil kacang tanah

15 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kacang Tanah Menurut Trustinah (1993) dalam dunia tumbuh-tumbuhan, kacang tanah termasuk dalam famili Papilionidae, subfamili Leguminosae dan genus Arachis. Genus Arachis merupakan tanaman herba, daunnya terdiri dari 3 4 helaian daun, memiliki daun penumpu, bunga berbentuk kupu-kupu dan buah atau polongnya tumbuh di dalam tanah. Subspesies hypogaea memiliki percabangan menjalar (procumbent), menjalar dengan ujung mengarah ke atas (decumbent), atau tegak (erect). Cabang dan bunga terbentuk secara berselang-seling pada cabang primer atau sekunder, pembungaan sederhana dan biasanya bunga tidak muncul pada batang utama, 2 sampai 4 biji per polong dengan polong berparuh dan daun berwarna hijau gelap. Menurut Suprapto (2004) berdasarkan tipe pertumbuhannya kacang tanah dibedakan menjadi dua yaitu kacang tanah dengan tipe tegak (bunch type) dan kacang tanah tipe menjalar (runner type). Kacang tanah tipe menjalar memiliki percabangan yang tumbuh ke samping, tetapi ujung-ujungnya mengarah ke atas. Panjang batang utamanya antara cm. Tipe ini umumnya berumur panjang kira-kira hari. Tiap ruas yang berdekatan dengan tanah akan menghasilkan buah sehingga masaknya tidak bersamaan (Suprapto, 2004) Sedangkan kacang tanah tipe tegak memiliki percabangan yang lurus atau sedikit miring ke atas. Umumnya petani lebih suka yang bertipe tegak sebab umurnya pendek yaitu sekitar hari sehingga lebih cepat panen. Buahnya hanya pada ruas-ruas yang dekat rumpun sehingga masaknya bisa bersamaan. Sebagian besar kacang tanah yang ditanam di Indonesia adalah tipe tegak (Trustinah, 1993) Menurut Nickell (1988) pola pertumbuhan kacang tanah sangat ditentukan oleh faktor genetis dan juga dipengaruhi oleh cahaya dan zat pengatur tumbuh. Faktor-faktor tersebut berpengaruh pada keseimbangan antara senyawa pemacu pertumbuhan dan senyawa penghambatnya. Waktu sampai kemasakan tergantung pada lingkungan, suhu hangat khususnya mempercepat kemasakan. Walaupun

16 demikian, waktu sampai kemasakan tidak mempunyai persyaratan satuan panas yang khas pada tanaman ini (Goldworthy and Fisher, 1996). Menurut Sumarno (1993) produktivitas kacang tanah di negara tropis termasuk Indonesia adalah antara 0.7 ton hingga 1.3 ton biji kering per hektar. Potensi hasil kacang tanah adalah ton/hektar (Pusat Penelitian Tanaman Pangan, 2008) Kacang tanah merupakan tanaman yang memiliki sifat indeterminet yakni bagian vegetatif tetap tumbuh pada saat tanaman sudah memulai pertumbuhan generatif (Sumarno dan Slamet, 1993). Perbungaan-perbungaan pertama pada tanaman legum berbiji dapat terbentuk pada buku-buku yang lebih bawah segera setelah muncul, dan pembungaan dapat berlangsung terus hampir sampai pemasakan. (Goldworthy and Fisher, 1996) Pertumbuhan Kacang Tanah Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran yang tidak dapat balik. Pertumbuhan tanaman dapat diekspresikan melalui beberapa cara. Manifestasi pertumbuhan yang paling jelas adalah dari pertambahan tinggi tanaman, tetapi hal tersebut buknlah yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman (Brown, 1972). Tanaman kacang tanah memiliki sifat-sifat fisiologi yang unik, yang tidak terdapat pada tanaman kacang-kacangan yang lain diantaranya adalah sebagai berikut (Sumarno dan Slamet, 1993): 1. Bunga kacang tanah yang terbentuk pada bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah namun, polong masuk dan berkembang di dalam tanah. 2. Periode berbunga cukup lama (75% dari periode hidup tanaman). 3. Pertumbuhan generatif memerlukan radiasi surya yang cukup tinggi. 4. Kacang tanah menyerap cukup banyak hara sehingga disebut tanaman penguras tanah. 5. Perbandingan benih yang ditanam dengan biji yang dihasilkan tergolong kecil, yaitu antara 1 : 10 hingga 1 : 25.

17 Kacang tanah tumbuh hampir di 90 negara di dunia. Kacang tanah dapat tumbuh di negara dengan iklim tropis dan subtropis. Batas geografis pertumbuhan kacang tanah untuk tujuan komersil adalah baik pada daerah dengan 40 LU dan 40 LS (Virmani and Singh, 1986) Kacang tanah akan tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Tanah sebagai media tumbuh kacang tanah berpengaruh besar terhadap pertumbuhan kacang tanah, karena kacang tanah lebih menghendaki jenis tanah lempung berpasir, liat berpasir atau lempung liat berpasir, ph tanah optimal adalah Jika ph lebih besar dari 7.0 maka daun akan berwarna kuning akibat kekurangan unsur hara N, S, Fe, dan Mn. Selain itu, sering muncul bercak hitam pada polong. Tanah dengan sistem drainase baik akan menciptakan aerasi yang lebih baik, sehingga penyerapan air, hara, nitrogen, CO 2, dan O 2 oleh tanaman lebih mudah dilakukan (Adisarwanto, 2001). Sebaliknya pada kondisi tanah yang sangat asam, beberapa unsur hara justru dapat menimbulkan keracunan sehingga kurang menguntungkan bagi pertumbuhan kacang tanah (Pitojo, 2005). Pertumbuhan vegetatif berlangsung sejak biji berkecambah hingga kanopi mencapai maksimum. Varietas Spanish yang banyak ditanam di Indonesia memiliki periode vegetatif antara 60 hingga 80 hari. Pola pertumbuhan vegetatif mengikuti empat tahap pertumbuhan yaitu stadia juvenil (awal pertumbuhan), stadia pemacuan pertumbuhan, stadia biomassa konstan dan stadia peluruhan. Jangka waktu masing-masing stadia tersebut dapat berubah tergantung varietas, kesuburan tanaman, serangan hama-penyakit, gangguan lingkungan, drainase buruk, kompetisi gulma dan populasi tanaman. (Sumarno dan Slamet, 1993). Faktor iklim yang sangat berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah adalah suhu, curah hujan, dan cahaya. Suhu udara berpengaruh pada perkecambahan awal. Untuk pertumbuhan optimum suhu yang sesuai adalah berkisar 27 C sampai 30 C, tergantung varietas. Curah hujan sangat berpengaruh pada pencapaian hasil kacang tanah. Total curah hujan optimum selama bulan atau sepanjang periode tumbuh sampai panen adalah mm. Sangat ideal jka curah hujan tersebut terbagi merata selama pertumbuhan tanaman. Kacang tanah merupakan tanaman C3, cahaya mempengaruhi

18 fotosintesis dan respirasi. Intensitas cahaya yang rendah saat pembentukan ginofor akan mempengaruhi jumlah ginofor, sedangkan rendahnya intensitas cahaya saat pengisian polong akan menurunkan jumlah dan berat polong serta menambah jumlah polong hampa (Adisarwanto, 2001) Kacang tanah mulai berbunga pada umur ± 20 hari, dan berlanjut hingga umur ± 75 hari. Bunga yang berhasil menjadi polong hanya bunga yang terbentuk pada tanaman berumur sekitar 30 hari. Varietas yang tipe batangnya tegak memiliki periode berbunga lebih singkat dibandingkan varietas yang tipe batangnya menjalar. Bunga yang telah diserbuki membentuk ginofor, yang tumbuh memanjang ke dalam tanah. Pertumbuhan buah didahului oleh perkembangan kulit polong hingga mencapai ukuran dan bobot maksimum, kemudian diikuti perkembangan biji (Sumarno dan Slamet, 1993). Menurut Adisarwanto et al., (1993) tingkat produksi maksimal dapat dicapai apabila lingkungan tumbuh tanaman pada kondisi optimum. Faktor penghambat seperti kekeringan, drainase buruk, kahat unsur hara, atau gangguan hama penyakit dapat dikendalikan. Produktivitas kacang tanah yang tinggi akan dicapai apabila varietas yang ditanam mempunyai potensi hasil (genetis) yang tinggi, dan didukung oleh penerapan teknologi produksi yang tepat. Varietas Kacang Tanah Banyak faktor yang ikut berperan terhadap peningkatan produksi dan produktivitas tanaman kacang tanah, antara lain varietas unggul dan benih bermutu, perbaikan cara budidaya dan pengendalian penyakit serta penanganan pasca panen yang lebih baik (Kasno, 2007). Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah biji dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama, dan sekurang-kurangnya terdapat satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Suhartina, 2005).

19 Perbedaan varietas menentukan perbedaan produktivitas yang dicapai. Varietas unggul memiliki kelebihan tertentu dibanding varietas lokal, yaitu (Hidajat, et al., 1999): 1. Daya hasil tinggi, bila ditanam pada lingkungan yang optimal. 2. Ukuran, warna, dan bentuk bijinya seragam, karena varietas unggul adalah varietas murni. 3. Mempunyai ketahanan terhadap penyakit tertentu, seperti bakteri layu, bercak daun, dan lain-lain. Varietas unggul kacang tanah mempunyai biji yang lebih besar, sekitar 50 gram per 100 biji, dibanding varietas lokal yang ukuran bijinya lebih kecil yakni gram per 100 biji. Beberapa varietas unggul yang sering digunakan petani adalah Gajah, Macan, dan Kidang (Hidajat, et al., 1999). Varietas lokal umumnya merupakan campuran dari beberapa strain atau beberapa varietas, sehingga warna, bentuk, ukuran bijinya beragam. Umumnya varietas lokal memiliki daya hasil yang lebih rendah daripada varietas unggul, namun tahan terhadap penyakit layu (Hidajat, et al., 1999). Varietas unggul berasal dari varietas lokal, varietas introduksi, varietas liar, galur homosigot, mutan atau genus-genus yang sama yang mempunyai potensi hasil tinggi dan sesuai dengan target pemuliaan yang diinginkan (Suhartina, 2005). Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian melepas varietas unggul kacang-kacangan dan umbi-umbian sebagai salah satu komponen teknologi untuk mendukung pembangunan pertanian. Dibandingkan komponen teknologi lainnya, varietas unggul berperan paling menonjol dalam peningkatan produksi. Digunakannya varietas unggul berdaya hasil tinggi dan berumur pendek mampu meningkatkan hasil per satuan luas maupun per satuan waktu. Dengan varietas berumur pendek, petani dimungkinkan untuk meningkatkan intensitas pertanaman (IP) dengan resiko kekeringan yang minimal. Selain itu, berbagai varietas dengan toleransi dan ketahanan yang tinggi terhadap cekaman hama dan penyakit mampu mengurangi kehilangan hasil dan menurunkan pencemaran pestisida dan biaya pengendalian (Suhartina, 2005).

20 Sejak tahun 1950 pemerintah Indonesia telah melepas 22 varietas unggul, yaitu Gajah, Macan, Banteng, Kidang, Tupai, Pelanduk, Tapir, Rusa, Anoa, Kelinci, Lokal Jepara, Landak, Mahesa, Badak, Komodo, Biawak, Trenggiling, Simpai, Zebra, Singa, Panter dan Jerapah (Pitojo, 2005). Menurut Ratnapuri (2008) varietas Gajah, varietas unggul berbiji dua, memiliki produksi yang tinggi dengan berat kering polong yang lebih berat dibandingkan varietas kacang tanah berbiji tiga, Panter (varietas unggul) dan Garuda Biga (varietas lokal). Namun varietas Gajah memiliki rendemen biji yang lebih rendah dibandingkan varietas Biawak. Menurut Lukitas (2006) varietas Badak memiliki bobot kering daun, jumlah polong total dan berat kering polong saat panen yang lebih tinggi daripada varietas Gajah meskipun indeks luas daunnya tidak berbeda nyata. Paclobutrazol Menurut Krishnamoorthy (1981) ada bermacam-macam kelompok bahan kimia yang memberikan efek fisiologi dalam menghambat pertumbuhan batang dengan menghambat pembelahan sel meristem sub apikal, namun susunan buah, bunga dan buah tidak terpengaruh. Dengan kata lain tanaman yang mendapat perlakuan ini tetap tampak normal namun mengalami pemendekan batang. Paclobutrazol merupakan salah satu jenis zat penghambat pertumbuhan tanaman yang banyak dikenal dan digunakan. Zat penghambat pertumbuhan adalah suatu senyawa organik yang mampu menghambat pemanjangan batang, meningkatkan warna hijau daun dan mempengaruhi pembungaan, menghambat pembelahan sel dan pembesaran sel sub apikal tanpa menyebabkan pertumbuhan yang abnormal (Wattimena, 1988). Paclobutrazol pertama kali dikembangkan oleh Imperial Chemical Industries (ICI) Amerika Serikat sebagai suatu zat penghambat tumbuh yang potensial untuk tanaman ornamental dan agronomi. Paclobutrazol telah banyak digunakan pada tanaman buah-buahan lainnya seperti apel, pir, aprikot, jeruk, dan buah subtropis lainnya (Wattimena, 1988). Menurut Larson (1992) penggunaan retardan memberikan beberapa keuntungan dan kerugian. Keuntungannya adalah dapat meningkatkan

21 keseragaman pembungaan serta ketahanan tanaman terhadap cekaman air, suhu panas, suhu dingin dan cekaman pada berbagai kondisi ruangan. Kerugiannya adalah respon yang berbeda-beda dalam spesies yang sama, pembungaan akan terhambat jika pemberian terlambat dilakukan. Pemberian paclobutrazol dalam konsentrasi yang rendah dapat mempertinggi ketahanan tanaman terhadap penyakit (Wattimena, 1988). Aplikasi paclobutrazol nyata menekan pertumbuhan tinggi tanaman bunga matahari kultivar Hallo dan Teddy Bear dengan menghambat perpanjangan ruas tanaman tersebut (Rani, 2006). Pemberian paclobutrazol pada ubi jalar yang dilakukan secara in vitro efektif untuk menghambat pertumbuhan daun (Aryati, 2007). Menurut Wattimena (1988) paclobutrazol bekerja dengan menghambat gibberelin pada meristem sub apikal kemudian akan menyebabkan penurunan laju pembelahan sel sehingga menghambat pertumbuhan vegetatif yang diperlukan untuk membentuk bunga, buah dan perkembangan buah. Selain itu, Hutabarat (1994) menyatakan paclobutrazol juga dapat menekan pertumbuhan tajuk serta dapat meningkatkan pertumbuhan akar. Penyemprotan paclobutrazol pada kentang memberi efek memperpendek tanaman dan mengurangi diameter umbi, dan bobot basah umbi per tanaman. Zat pelambat pertumbuhan tertentu yang diperdagangkan, yang menghambat pemanjangan batang dan menyebabkan pengkerdilan, seperti paclobutrazol, menghambat reaksi oksidasi antara kauren dan asam kaurenoat dalam reaksi biosintesis giberelin (Salisbury dan Ross, 1995). Paclobutrazol yang diberikan pada tanaman bunga melati memberikan pengaruh nyata menurunkan panjang dan lebar daun (Andayani, 2004). Perlakuan paclobutrazol juga mampu menginduksi pambungaan kastuba, mempercepat waktu mekar braktea dan mengurangi ukuran diameter braktea dimana tanaman kastuba yang diberi perlakuan mempunyai diameter braktea yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman kontrol (Sefiani, 2004). Penyemprotan paclobutrazol pada kakao dapat menekan intensitas pembentukan pucuk sebesar 67.56% (Toatin, 2006).

22 Penyemprotan paclobutrazol pada kacang tanah dengan konsentrasi 100 dan 200 ppm pada kacang tanah dapat meningkatkan jumlah polong sehingga meningkatkan hasil sampai 3.7 ton/ha (Senoo dan Isoda, 2003) Hubungan Source dan Sink Kemampuan tanaman untuk mengatur jumlah biji untuk mempertahankan keseimbangan antara sumber (source) dan pemanfaat (sink) mempunyai arti ekologi yang besar. Masalah utama adalah banyak peristiwa yang menentukan pola pembagian, terjadi sebelum persaingan internal mulai, dan karena itu mereka tidak ditentukan oleh ukuran kolam fotosintat yang tersedia (Goldworthy and Fisher, 1996) Pembagian hasil asimilasi biasanya diberikan ke daerah sink yang terdekat dengan source. Misalnya, daun-daun sebelah atas pada dasarnya mengekspor ke puncak batang, daun-daun sebelah bawah ke akar, dan daun-daun sebelah tengah ke keduanya. Sel-sel sumber yang berfotosintesis (source) manghasilkan gula yang dapat bergerak secara simplastik ke pembuluh tapis. Pada daerah sink karbohidrat diabsorbsi dan dibagikan secara aktif menjadi bagian penyusun sel (misalnya tepung) atau diubah menjadi karbohidrat lain yang memiliki pengaruh terhadap tekanan hidrostatis floem (Gardner et al., 1991) Laju fotosintesis akan berkurang sampai laju yang sesuai dengan kemampuan menerima hasil asimilasi oleh sink. Agar fotosintesis mencapai laju maksimum, sink harus dapat memanfaatkan seluruh hasil asimilasi yang diproduksi. Dalam kondisi seperti ini, pembagian akan dikendalikan oleh kekuatan sink yang tersedia (Gardner et al., 1991) Daun dan jaringan hijau lainnya merupakan sumber asal hasil asimilasi. Sebagian hasil asimilasi tetap tertinggal dalam jaringan untuk pemeliharaan sel, dan bila translokasi lambat, dapat diubah menjadi tepung atau bentuk cadangan makanan lainnya. Sisanya diekspor ke daerah pemanfaatan vegetatif, yang terdiri dari fungsi-fungsi pertumbuhan, pemeliharaan dan cadangan makanan (Gardner et al., 1991) Kekuatan sink dipengaruhi oleh hormon. Asam Indol Asetat (IAA), sitokinin, etilen, dan asam giberelat, apabila dibubuhkan pada permukaan

23 potongan batang akan menyebabkan penimbunan hasil asimilasi di daerah pembubuhan (Gardner et al., 1991). Sepanjang pertumbuhan vegetatif, akar, daun, dan batang merupakan sink yang kompetitif dalam hal hasil asimilasi. Proporsi hasil asimilasi yang dibagikan ke ketiga organ tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan produktivitas. Daun muda yang sedang berkembang memerlukan hasil asimilasi yang diimpornya untuk penyediaan energi dan kerangka karbon yang diperlukannya untuk tumbuh dan berkembang sampai daun-daun itu dapat memproduksi hasil asimilasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Setelah daun menjadi dewasa dan tua, daun tidak mengekspor atau mengimpor hasil asimilasi. Sebelum mati, banyak senyawa anorganik maupun organik dalam daun dimobilisasi kembali dan ditranslokasi ke bagian-bagian tanaman yang lain (Gardner et al., 1991). Pertumbuhan reproduktif seringkali merupakan bagian utama tanaman yang dipanen hasilnya. Pada tanaman semacam itu permukaan yang luas untuk fotosintesis dan struktur penguat sangat dibutuhkan sebelum berbuah. Setelah pembungaan sink reproduksi berubah menjadi sangat kuat yang membatasi pembagian hasil asimilasi untuk pertumbuhan daun, batang, dan akar tambahan (Gardner et al., 1991). Pada tanaman berbunga tak terbatas, termasuk legume penghasil pangan dan kapas, sebagian bahan kering yang dihasilkan setelah pembungaan lebih digunakan untuk membentuk daun-daun baru daripada untuk pengisian sink-sink reproduktif. Persaingan internal antara vegetatif dan reproduktif menentukan bagian pertambahan berat kering yang digunakan untuk masing-masing sink (Goldworthy and Fisher, 1996). Hasil asimilasi yang sama disimpan dalam biji mungkin datang dari tiga sumber utama: fotosintesis daun saat sekarang, fotosintesis bagian lain yang bukan daun saat sekarang, dan remobilisasi hasil asimilasi yang disimpan dalam organ tanaman yang lain. Kekuatan biji sebagai daerah pemanfaatan serta ketersediaan relatif dan kekuatan source mempengaruhi pembagian hasil asimilasi. Apabila daun-daun pucuk dibuang, daun-daun sebelah bawah akan

24 memasok hasil asimilasi ke biji, bila daun-daun sebelah bawah dibuang, daun bendera akan mentranspor hasil asimilasi ke akar (Gardner et al., 1991) Pembagian hasil-hasil fotosintesis ke bagian-bagian yang berlainan dalam tanaman dikendalikan oleh suatu sistem yang kelenturannya ditunjukkan oleh kemampuannya untuk menanggapi secara tepat berbagai rangsangan lingkungan yang berlainan. Oleh karena itu, penaungan lebih meningkatkan pembagian ke helaian daun sedangkan cekaman air atau zat hara memperbaiki pembagian ke akar. Pembuangan bagian-bagian tanaman mengakibatkan kenaikan sementara pembagian ke bagian-bagian lain yang serupa sampai hubungan pembagian pada tanaman kontrol yang utuh tercapai kembali (Goldworthy and Fisher, 1996) Suatu pengurangan hasil sering kali dapat disebabkan oleh persaingan di dalam tanaman sehingga bagian yang berguna (biji atau umbi) kehilangan asimilat dan oleh karena itu pertumbuhannya terhambat. Suatu indeks panen yang rendah menunjukkan adanya persaingan sink. Keterbatasan sink terhadap fotosintesis sebaliknya, terjadi apabila kapasitas total semua tempat penyimpanan (bagianbagian yang tumbuh) tanaman tak cukup untuk mengasimilasi fotosintat yang dapat dihasilkan dalam kondisi cuaca yang ada. Pada tanaman berbiji, terdapat korelasi yang erat antara laju pertumbuhan biji dan aktivitas daun dari mana sebagian besar fotosintat diambil seperti daun bendera pada padi-padian yang berbunga pada ujung dan daun dibawah bunga di ketiak daun pada tanaman dikotil. Pada kedelai, fotosintesis daun lebih tinggi selama pengisian polong daripada selama pembungaan (Goldworthy and Fisher, 1996) Pembungaan mengakibatkan pembentukan sink-sink baru dan persaingan internal untuk asimilat lebih besar. Dengan demikian asimilat kurang tersedia untuk pertumbuhan vegetatif yang baru, dan ini mengakibatkan adanya fisiologi semusim (annual), dimana prioritas diberikan untuk perkembangan buah dan biji dengan mengorbankan luas daun menurun dan sedikit, dengan akibat bahwa hasilnya sedikit (Goldworthy and Fisher, 1996) Sifat pertumbuhan kacang tanah yang bercabang berurutan, sekali perbungaan mulai terbentuk pada suatu cabang tidak ada monopodia selanjutnya yang dihasilkan. Sementara daun-daun tua mati dan daun-daun baru menggantikannya, jumlah daun yang berfungsi menjadi konstan sehingga luas

25 daun yang tersedia untuk asimilasi menjadi tetap. Pada waktu yang sama, buahbuah meningkat daya saingnya terhadap penyediaan asimilat yang terbatas sehingga nisbah daun terhadap pertumbuhan total menurun. Permintaan buah akhirnya mencegah pengembangan daun-daun berikutnya dan tanaman mengalami penuaan. Bentuk-bentuk yang bercabang secara berurutan ini biasanya hidupnya pendek dan masak dalam kurun waktu kurang dari 100 hari (Goldworthy and Fisher, 1996) Sebagian besar asimilat-asimilat dalam biji kebanyakan tanaman legume berasal dari daun dan daun penumpu (stipuli) yang terdapat dalam buku yang sama, tetapi asosiasi buku, ruas, daun dan kuncup ketiak sesuai sebagai satuan fitometrik pada tamanan legum hanya bersifat lemah. Karbohidrat dari suatu daun tertentu hanya terjanji sangat lemah pada struktur reproduktif yang didukung di dekatnya dan dengan pengertian yang sama, buah dan biji tidak seluruhnya tergantung pada daun yang berdekatan. Walaupun distribusi asimilat dari daundaun pada cabang-cabang biasanya terbatas untuk buah-buah pada cabang yang sama (Goldworthy and Fisher, 1996)

26 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Sawah Baru IPB Darmaga. Ketinggian lokasi percobaan adalah 240 m diatas permukaan air laut. Percobaan dimulai pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Juni Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih kacang tanah varietas Badak, Biawak, Gajah, Garuda 2, Jerapah, Kelinci, Kidang dan Sima. Pupuk yang digunakan adalah pupuk dasar dengan dosis masing-masing 45 kg N/ha, 100 kg P 2 O 5 /ha, dan 50 kg K 2 O/ha. Kaptan yang diberikan sebanyak 500 kg/ha. Pestisida yang diberikan adalah insektisida dan fungisida. Untuk perlakuan digunakan larutan paclobutrazol dengan konsentrasi 100 ppm. Peralatan yang diperlukan sprayer, timbangan, oven, cangkul, tugal, kored, ember, dan alat tulis. Metode Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi (Split Plot) dengan konsentrasi paclobutrazol sebagai petak utama dan varietas sebagai anak petak. Perlakuan kosentrasi paclobutrazol dan varietas yang dicobakan adalah sebagai berikut: P0= konsentrasi paclobutrazol 0 ppm V4= varietas Garuda 2 P1= konsentrasi paclobutrazol 100 ppm V5= varietas Jerapah V1= varietas Badak V6= varietas Kelinci V2= varietas Biawak V7= varietas Kidang V3= varietas Gajah V8= varietas Sima

27 Untuk tiap perlakuan digunakan tiga ulangan sehingga terdapat 48 satuan percobaan. Model aditif linear yang digunakan adalah: Y ij = µ + U i + P j + ε ij +V k + (PJ) jk + δ ijk Keterangan: Yijk = nilai pengamatan dari perlakuan konsentrasi paclobutrazol ke-j dan varietas kacang tanah ke-k μ = rataan umum Ui = pengaruh ulangan ke-i, i = 1, 2, 3. Pj = pengaruh perlakuan konsentrasi paclobutrazol ke-j, j = 1, 2. εij = pengaruh galat percobaan petak utama ke-j dan ulangan ke-i Vk = pengaruh perlakuan varietas kacang tanah ke-k, k = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 (PJ)jk = pengaruh interaksi antara perlakuan varietas kacang tanah dengan perlakuan konsentrasi paclobutrazol δijk = sisa galat perlakuan Pelaksanaan Percobaan Pengolahan tanah dilakukan 2 minggu sebelum tanam. Ukuran anak petak yang digunakan adalah 3 m x 5 m. Sebelum penanaman dilakukan pengapuran menggunakan dolomit dengan dosis 500 kg/ha. Benih kacang tanah ditanam sebanyak 1 benih/lubang. Tiap lubang diberi furadan dengan dosis 15 kg/ha. Pemupukan dilakukan secara larikan pada waktu yang bersamaan dengan penanaman. Pupuk yang digunakan adalah 45 kg N/ha, 100 kg P 2 O 5 /ha, dan 50 kg K 2 O/ha. Jarak tanam yang digunakan adalah 40 cm x 20 cm. Pemeliharaan dilakukan terhadap gulma dan hama penyakit. Penyiangan gulma dilakukan mulai 3 minggu setelah tanam (MST), 6 MST dan 8 MST. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida sebanyak 2 kali dalam seminggu dimulai dari minggu ketiga sampai tanaman berumur 10 MST kecuali saat perlakuan paclobutrazol. Perlakuan paclobutrazol diaplikasikan pada saat tanaman berumur 6 MST. Panen dilakukan sesuai dengan umur panen masing-masing varietas kecuali pada varietas Gajah dan Kidang dilakukan panen lebih awal karena

28 kondisi tanaman yang mulai berkecambah. Dalam percobaan ini panen dilakukan empat kali yaitu: 1. Varietas Garuda 2 pada umur 85 hari setelah tanam (HST) 2. Varietas Biawak dan Jerapah pada umur 90 HST 3. Varietas Kelinci, Gajah dan Kidang pada umur 95 HST 4. Varietas Badak dan Sima pada umur 100 HST Pengamatan Pengamatan jumlah bunga dilakukan 2 hari sekali mulai 25 HST sampai 70 HST. Pengamatan destruktif dilakukan tiap dua minggu sekali yaitu pada 26 HST, 6 MST, 8 MST dan 10 MST. Setiap kali destruksi diambil 2-4 tanaman dari tiap anak petak. Kemudian dilakukan pengukuran sebagai berikut: 1. Jumlah daun dan cabang Pengamatan jumlah daun dimulai umur 6 MST sedangkan jumlah cabang mulai 8 MST 2. Jumlah ginofor dan polong Jumlah ginofor dan polong merupakan rata-rata dari jumlah ginofor dan polong tanaman sampel. 3. Indeks Luas Daun (ILD) ILD = Luas Daun Luas Lahan yang Ternaungi Pengukuran ILD dilakukan secara gravimetri, dimulai umur 26 HST sampai 10 MST. Luas daun diperoleh dari nilai rata-rata tanaman sampel yang diambil. Luas lahan yang ternaungi merupakan jarak tanam dari kacang tanah yaitu 40 cm x 20 cm. Daun yang telah diukur ILD kemudian dioven bersama batang, akar dan polong di dalam oven pada suhu 60 C selama 3 hari. Selanjutnya dilakukan pengukuran sebagai berikut: a. Berat kering brangkasan Berat kering brangkasan merupakan berat kering daun, batang dan akar setelah dioven

29 b. Berat kering ginofor dan polong Berat kering ginofor dan polong merupakan berat ginofor dan polong setelah dioven. Pengamatan dilakukan mulai 6 MST Pengamatan komponen hasil dan hasil kacang tanah dilakukan pada saat panen sesuai dengan umur panen masing-masing varietas, pengamatan meliputi: 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur dari lima tanaman sampel dari tanaman yang dipanen secara ubinan, kemudian diambil nilai rata-ratanya. 2. Berat kering brangkasan Berat kering brangkasan diperoleh dari berat seluruh tanaman yang dipanen secara ubinan setelah dijemur selama 5 hari di bawah matahari. 3. Jumlah polong total per tanaman Pengamatan jumlah polong saat panen merupakan rata-rata jumlah polong total dari tanaman yang dipanen baik isi penuh maupun cipo. 4. Jumlah polong isi dan polong cipo per tanaman Jumlah polong isi dan polong cipo dihitung setelah polong dioven pada suhu 60 C selama 3 hari. Polong cipo merupakan polong hampa, polong terisi sebagian dan polong rusak. 5. Persentase polong isi Jumlah polong isi penuh Persentase polong isi = 100% Jumlah polong total 6. Produktivitas polong kering dan biji kering Produktivitas kacang tanah diperoleh dari berat kering polong total tiap luas ubinan kemudian dikonversi ke dalam satuan ton/hektar. 7. Indeks biji Berat kering biji Indeks Biji = 100% Berat kering brangkasan + berat kering polong Berat kering biji merupakan berat kering biji dari polong isi sedangkan berat kering polong merupakan berat kering polong total baik polong isi maupun cipo. 8. Indeks panen Berat kering polong total Indeks Panen = 100% Berat kering brangkasan + Berat kering Polong total

30 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2008 dengan curah hujan rata-rata mm per bulan. Jumlah hari hujan rata-rata adalah 21.3 hari per bulan. Suhu maksimum rata-rata per bulan adalah 27.9 C dan suhu minimum rata-rata sebesar 23.8 C (Tabel Lampiran 1) Hasil analisis tanah yang dilakukan sebelum penanaman menunjukkan bahwa tanah dalam keadaan masam dengan ph 4.90 dan bertekstur liat. Kandungan C organik dalam tanah sebesar 1.68%. Hasil analisis tanah secara lengkap ditampilkan pada Tabel Lampiran 2. Rata-rata daya tumbuh kacang tanah pada umur 1 MST adalah 75%. Penyulaman dilakukan pada umur 1 MST. Varietas Badak memiliki daya tumbuh paling rendah dibandingkan 7 varietas lainnya yaitu 65%. Pada umur 3 MST sebagian tanaman terserang penyakit layu yang disebabkan oleh cendawan Sclerotium rolfsii terutama pada petak ulangan 2. Penyakit kacang tanah lainnya yang menyerang tanaman pada percobaan ini adalah witches broom, penyakit belang kacang tanah, karat, dan bercak daun Cercospora. Pengendalian penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida yaitu Matador dan Dithane mulai umur 3 minggu setelah tanam (MST) sampai 5 MST, sedangkan mulai umur 6 MST sampai 10 MST digunakan pestisida Thiodan dan Benlox. Beberapa gulma yang banyak ditemui di lahan yaitu Physalis angulata, Phyllanthus niruri, Mimosa pudica, dan Amaranthus sp. Hama yang muncul di lahan diantaranya adalah Leptoglossus australis, ulat dari famili Sphingidae, Leptocorisa acuta, dan Valanga nigricornis. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Rekapitulasi hasil uji F menunjukkan perlakuan paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap berat kering brangkasan dan Indeks Luas Daun (ILD) 8 MST, tinggi tanaman, dan jumlah polong terisi per tanaman.

31 Tabel 1. Rekapitulasi Sidik Ragam Peubah-peubah Pengamatan Peubah P V P*V kk (V) kk (P) Berat Kering Brangkasan 6 MST tn * tn (15.3) (25.8) 8 MST ** tn tn MST tn tn tn Jumlah Daun 6 MST tn ** tn MST tn ** tn MST tn tn tn Jumlah Cabang 8 MST tn ** tn MST tn ** tn Indeks Luas Daun 6 MST tn tn tn (13.6) (25.2) 8 MST ** tn tn MST tn tn tn Berat Kering Ginofor dan Polong 6 MST tn tn tn (18.1) (9.2) 8 MST tn tn tn (14.8) (21.9) 10 MST tn tn tn Jumlah Ginofor dan Polong 6 MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn tn Jumlah Bunga tn ** tn Tinggi Tanaman ** ** tn Jumlah Polong Total/Tanaman tn ** tn Jumlah Polong Isi/ Tanaman * tn tn Jumlah Polong Cipo/Tanaman tn * tn Prod. Polong Kering tn ** tn Prod. Biji Kering tn * tn Persentase Polong Isi tn tn tn Indeks Panen tn * tn Indeks Biji tn * tn Keterangan: tn = tidak nyata, *= nyata pada taraf 5%, **= nyata pada taraf 1%, ( ) = hasil transformasi (x+0.5)

32 Berat Kering Brangkasan Berat kering brangkasan merupakan berat kering seluruh tanaman dikurangi berat kering ginofor dan polong. Pengaruh yang nyata dari perlakuan konsentrasi paclobutrazol terhadap berat kering brangkasan ditunjukkan pada umur 8 MST dengan nilai rata-rata tertinggi sebesar gram untuk tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 0 ppm. Sedangkan pengaruh varietas terhadap berat kering brangkasan ditunjukkan pada umur 6 MST. Berat kering brangkasan tertinggi didapatkan pada varietas Gajah yang berbeda nyata dengan varietas Badak. Tabel 2. Rata-rata Berat Kering Brangkasan Kacang Tanah Dengan Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol Konsentrasi Paclobutrazol ppm Berat Kering Brangkasan 6 MST 8 MST 10 MST g/tanaman a b Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ/Tukey 5% Tabel 3. Rata-rata Berat Kering Brangkasan Delapan Varietas Kacang Tanah Varietas Berat Kering Brangkasan 6 MST 8 MST 10 MST g/tanaman Garuda ab Jerapah 14.8ab Gajah 16.9a Kidang 14.8ab Biawak 12.2ab Sima 15.2ab Kelinci 10.9ab Badak 8.5b Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ/Tukey 5%

33 Jumlah Daun dan Cabang Perlakuan konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan jumlah cabang. Interaksi antara paclobutrazol dan varietas yang digunakan juga tidak berpengaruh pada peubah tersebut. Namun varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan cabang per tanaman selama pertumbuhannya. Varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 6 MST sampai 8 MST. Dari Tabel 3 diketahui bahwa varietas Garuda 2 memiliki jumlah daun tertinggi selama 6 dan 8 MST yaitu dan daun yang berbeda nyata dengan varietas Kelinci dan Badak. Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Delapan Varietas Kacang Tanah Varietas Jumlah Daun Jumlah Cabang 6 MST 8 MST 10 MST 8 MST 10 MST daun/tanaman cabang/tanaman----- Garuda a 71.17a a 9.25ab Jerapah 49.42ab 70.17a ab 7.17abc Gajah 45.50ab 60.08ab abc 7.92abc Kidang 43.58abc 59.92ab ab 8.33abc Biawak 41.17abc 64.67ab abc 10.25a Sima 36.92abc 56.75ab bcd 6.33bc Kelinci 36.00c 51.33b d 5.58c Badak 32.42c 47.92b cd 5.42c Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ/Tukey 5% Varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang tanaman pada 8 sampai 10 MST. Pada umur 8 MST Garuda 2 memiliki jumlah cabang tertinggi yaitu cabang sedangkan pada umur 10 MST varietas dengan jumlah cabang tertinggi yaitu cabang adalah Biawak. Indeks Luas Daun Indeks Luas Daun (ILD) tertinggi terlihat pada tanaman kacang tanah dengan perlakuan konsentrasi paclobutrazol 0 ppm. Pengaruh yang nyata dari perlakuan konsentrasi paclobutrazol didapatkan pada saat tanaman berumur 8

34 MST dengan nilai 1.82 untuk tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 0 ppm dan 1.49 untuk tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 100 ppm. Tabel 5. Indeks Luas Daun Kacang Tanah Dengan Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol Konsentasi Indeks Luas Daun Paclobutrazol 6 MST 8 MST 10 MST ppm a b 1.84 Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ/Tukey 5% Berat Kering Ginofor dan Polong Konsentrasi paclobutrazol tidak berpengaruh nyata pada berat kering ginofor dan polong kacang tanah. Demikian juga dengan perlakuan varietas dan interaksi antara konsentrasi paclobutrazol dan varietas. Jumlah Ginofor dan Polong Konsentrasi paclobutrazol dan varietas tidak berpengaruh terhadap jumlah ginofor dan polong pada umur 6 10 MST. Interaksi antara keduanya juga tidak berpengaruh. Jumlah Polong per Tanaman dan Persentase Polong Isi Perlakuan paclobutrazol nyata mempengaruhi jumlah polong isi per tanaman tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah polong total dan polong cipo per tanaman. Jumlah polong terisi pada tanaman dengan perlakuan konsentrasi paclobutrazol 0 ppm lebih tinggi dibandingkan pada tanaman dengan perlakuan konsentrasi paclobutrazol 100 ppm. Meskipun perlakuan konsentrasi paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap jumlah polong isi tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap persentase polong terisi.

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A34103038 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam

Lebih terperinci

Peningkatan Produktivitas Kacang. Keseimbangan Source dan Sink

Peningkatan Produktivitas Kacang. Keseimbangan Source dan Sink Peningkatan Produktivitas Kacang Tanah Melalui Perbaikan Keseimbangan Source dan Sink Iskandar Lubis A.Ghozi Manshuri Sri Astuti Rais Heni Purnamawati Aries Kusumawati KKP3T 2009 Latar Belakang Produktivitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 14 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB, Dramaga, Bogor pada ketinggian 250 m dpl dengan tipe tanah Latosol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah

Lebih terperinci

UJI DAYA HASlL BEBERAPA KULTIVAR KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

UJI DAYA HASlL BEBERAPA KULTIVAR KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) UJI DAYA HASlL BEBERAPA KULTIVAR KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh Widirahayu Lukitas A34102037 PROGRAM STUD1 AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN WIDIRAHAW LUKITAS.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L.) berasal dari Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L.) berasal dari Amerika II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L.) berasal dari Amerika Selatan, diperkirakan dikawasan sekitar Bolivia, Brasil dan Peru. Tanaman kacang tanah telah dibudidayakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN 1979 5777 55 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK FOSFOR Nurul Hidayat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA Oleh Fetrie Bestiarini Effendi A01499044 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB LAMPIRAN 34 35 Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB Data analisa Kandungan Kriteria (*) ph (H 2 O 1:1) 5.20 Masam C-organik (%) 1.19 Rendah N-Total 0.12 Rendah P (Bray 1) 10.00

Lebih terperinci

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring

Lebih terperinci

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH Oleh Baiq Wida Anggraeni A34103024 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan ini dilakukan mulai bulan Oktober 2007 hingga Februari 2008. Selama berlangsungnya percobaan, curah hujan berkisar antara 236 mm sampai dengan 377 mm.

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sub pertanian tanaman pangan merupakan salah satu faktor pertanian yang sangat penting di Indonesia terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan, peningkatan gizi masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai tetap dipandang penting oleh Pemerintah dan telah dimasukkan dalam program pangan nasional, karena komoditas ini mengandung protein nabati yang tinggi 38%, lemak

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Konidisi Umum Penelitian Berdasarkan hasil Laboratorium Balai Penelitian Tanah yang dilakukan sebelum aplikasi perlakuan didapatkan hasil bahwa ph H 2 O tanah termasuk masam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama penelitian berlangsung suhu udara rata-rata berkisar antara 25.1-26.2 o C dengan suhu minimum berada pada bulan Februari, sedangkan suhu maksimumnya

Lebih terperinci

PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIOLOGIS DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis Hypogaea L.) VARIETAS SIMA DAN KELINCI.

PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIOLOGIS DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis Hypogaea L.) VARIETAS SIMA DAN KELINCI. PENGARUH PACLOBUTRAZOL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIOLOGIS DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis Hypogaea L.) VARIETAS SIMA DAN KELINCI Oleh: NAJMI RIDHA SYA BANI A24051758 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) bukanlah tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan China Utara atau kawasan subtropis. Kedelai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari sebuah akar tunggang yang terbentuk dari calon akar,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis Leguminosa yang memiliki kandungan gizi sangat tinggi. Kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah termasuk ke dalam devisi Spematophyta, famili Papilionaceae, genus Arachis, species Arachis hypogaea L.

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah termasuk ke dalam devisi Spematophyta, famili Papilionaceae, genus Arachis, species Arachis hypogaea L. TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kacang tanah termasuk ke dalam devisi Spematophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, ordo Rosales, famili Papilionaceae, genus Arachis, species Arachis hypogaea

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul 147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Darmaga, Bogor. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011. Analisis tanah dan hara

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan komoditas kacang-kacangan kedua yang ditanam secara luas di Indonesia setelah kedelai. Produktivitas kacang tanah di Indonesia tahun 1986 tercatat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun belum dibarengi dengan program operasional yang memadai. Melalui program revitalisasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Produksi padi nasional mencapai 68.061.715 ton/tahun masih belum mencukupi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanah Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan kacang tanah adalah lempung berpasir, liat berpasir, atau lempung liat berpasir. Keasaman (ph) tanah yang optimal untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Tinggi tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tahapan umur pengamatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan April 2009 sampai dengan Agustus 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah dapat diklasifikasikan

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah dapat diklasifikasikan BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah dapat diklasifikasikan (Kasno, dkk. 1993) sebagai berikut: Devisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Morfologi tanaman kedelai ditentukan oleh komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji. Akar kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengamatan Selintas 4.1.1. Keadaan Cuaca Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sebagai faktor eksternal dan faktor internalnya yaitu genetika

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom Divisi Sub-divisi Class Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun 16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang berguna untuk bahan pangan, pakan, dan bahan baku industri. Selain itu, kacang tanah merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman di lapangan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan Darmaga Bogor. Kebun percobaan memiliki topografi datar dengan curah hujan rata-rata sama dengan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Oleh INNE RATNAPURI A34103038 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut. 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan utama ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Ubi kayu yang berasal dari Brazil,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan 12 METODE PERCOBAAN Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan petani di Dusun Jepang, Krawangsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Lokasi berada pada ketinggian 90 m di

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, diperkirakan dari lereng pegunungan Andes, di negara-negara Bolivia, Peru, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007). 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar kedelai terdiri atas akar tunggang, lateral, dan serabut. Pertumbuhan akar tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 m pada kondisi yang optimal, namun umumnya hanya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan 49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci