Gambar 1. Plant Rem Magnetik 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 1. Plant Rem Magnetik 2"

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI 1. Overview Plant 2. Block Diagram Plant 3. Software LabVIEW Setting DAQ 5. Setting Inverter 6. Konfigurasi dan Instalasi Encoder 7. Sensor Temperatur 8. Hybrid Fuzzy PID 9. Fuzzy PD Plus Integral 10. PID LQR Adaptive 11. Fuzzy PID 1. Overview Plant Plant yang terdiri dari Motor induksi tiga fasa yang dikopel dengan rem magnetik menggunakan belt dengan rasio gear 1:1 yang dapat berputar dengan kecepatan putar maksimum 1160 rpm. Merupakan modifikasi dari grup rem magnetik 1, dengan menambahkan sensor temperatur dan sensor arus. Plant ini dikhususkan untuk penggunaan kontrol menggunakan virtual control (menggunakan software komputer) karena sarana komunikasi device-nya menggunakan USB sehingga memudahkan untuk komunikasi dengan komputer. Device yang digunakan untuk interface antara komputer dan plant menggunakan DAQ advantech UBS-746. Device DAQ ini support dengan software Labview untuk kontrolernya. Kontroler dirancang dengan software Labview dan juga sebagai media Human Machine Interface (HMI). Dengan setpoint dari labview dan sinyal kontrol yang dikirim melalui USB ke DAQ selanjutnya sinyal kontrol men-drive inverter. Perubahan kecepatan putar motor dapat dideteksi oleh rotary encoder yang dihubungkan ke DAQ yang kemudian sinyal tersebut dikirim ke labview sebagai umpan balik (feedback) sehingga terbentuk suatu kontrol close loop yang menjadikan motor induksi tiga fasa menjadi mudah dikontrol kecepatannya. Gambar 1. Plant Rem Magnetik 2

3 2. Block Diagram Plant Dalam suatu proses kontrol, diperlukan suatu blok diagram plant sehingga mempermudah pengguna untuk mengoperasikan dan men-setting ulang atau memodifikasi. Berikut adalah blok diagram dari plant rem magnetik 2. Gambar 2. Blok diagram Rem Magnetik 2 3. Software Labview 2013 LabVIEW adalah sebuah software pemrograman yang diproduksi oleh National Instruments dengan konsep yang berbeda. Seperti bahasa pemograman lainnya yaitu C++, MATLAB atau Visual basic, LabVIEW juga mempunyai fungsi dan peranan yang sama, perbedaannya bahwa LabVIEW menggunakan bahasa pemrograman berbasis grafis atau blok diagram sementara bahasa pemrograman lainnya menggunakan basis text. Program LabVIEW dikenal dengan sebutan VI atau Virtual Instruments karena penampilan dan operasinya dapat meniru sebuah instrument. Pada LabVIEW, user pertama-tama membuat user interface atau front panel dengan menggunakan kontrol dan indikator, yang dimaksud dengan kontrol adalah knobs, push buttons, dials dan peralatan input lainnya sedangkan yang dimaksud dengan indikator adalah graph, LED dan peralatan display lainnya. Setelah menyusun user interface, lalu user menyusun blok diagram yang berisi kode-kode VI untuk mengatur front panel. Software LabVIEW terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : a) Front Panel Front panel adalah window yang berlatar belakang abu-abu serta mengandung kontrol dan indikator. Front panel digunakan untuk membangun sebuah VI, menjalankan program dan men-debug program. Tampilan dari front panel dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Front Panel

4 b) Blok diagram dari VI Blok diagram adalah window yang berlatar belakang putih berisi source code yang dibuat dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel. Tampilan dari blok diagram dapat lihat pada Gambar 4. Gambar 4. Blok Diagram c) Control dan Functions Pallete Control dan Functions Pallete digunakan untuk membangun sebuah VI. Control Pallete merupakan tempat beberapa kontrol dan indikator pada front panel, control pallete hanya tersedia di front panel, untuk menampilkan control pallete dapat dilakukan dengan mengklik windows show control pallete atau klik kanan pada front panel. Contoh control pallete ditunjukkan pada Gambar 5a). a) b) Gambar 5. Control dan Function Palette Functions Pallete digunakan untuk membangun sebuah blok diagram, functions pallete hanya tersedia pada blok diagram, untuk menampilkannya dapat dilakukan dengan mengklik windows >> show control pallete atau klik kanan pada lembar kerja blok diagram. Contoh dari functions pallete ditunjukkan pada Gambar 5b).

5 4. Setting DAQ DataAcquisition atau DAQ adalah produk dan atau proses pengambilan contoh data yang mengukur fenomena fisik atau elektrik kemudian mengubahnya ke dalam nilai digital yang dapat disimulasi dengan menggunakan komputer. DAQ berfungsi untuk mengkonversi nilai tegangan yang berasal dari komputer utama menjadi nilai frekuensi yang dibutuhkan oleh inverter. Gambar 6. Konektor I/O USB-4716 DAQ yang digunakan pada penelitian kali ini adalah DAQ Advantech Module USB USB-4716 mempunyai 1 port USB, 16 port Analog Input, 8 port Digital Output, 8 port Digital Input, 2 Analog Output dan 3 port External Control untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 6. Sedangkan beberapa spesifikasi pada DAQ bisa dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Spesifikasi DAQ USB-4716 Spesifikasi DAQ USB-4716 Channels 16 SE/8 Diff Sampling Rates 200 ks/s Analog Input Resolution 16 bits Unipolar Input (V) 0 ~ 10, 0 ~ 5, 0 ~ 2.5, 0 ~ 1.25 Bipolar Inputs (V) ±10, ±5, ±2.5, ±1.25, ±0.625 Analog Output Resolution 16 bits Power Consumption Typical: 360 ma; Max.: ma General I/O Connectors Onboard screw terminal Dimensions 132 x 80 x 32 mm (5.2" x 3.15" x 1.26") Bus USB 2.0 Resolution 32 bits Timer/Counter Time Base 1 khz Channels 1

6 a) Perancangan Hardware Salah satu kelebihan karakter DAQ USB-4716 adalah plug and play sehingga komponen ini tidak memerlukan jumper atau switch (setting) pada modul. Tetapi setting dilakukan pada program bawaan DAQ tersebut. Komputer DAQ Inverter USB Input Analog Ground Encoder Gambar 7. Konfigurasi Hardware DAQ Black : Out A Blue : Ground Untuk konfigurasi hardware, DAQ berhubungan dengan komputer, Inverter, dan Encoder. Agar komputer dapat berkomunikasi dengan DAQ cukup hubungkan port USB pada komputer dan port RS 232 pada DAQ dengan kabel RS 232 to USB. DAQ dapat menghitung counter yang masuk dari Encoder jika kabel hitam dan biru pada Encoder dihubungkan dengan pin EVT_IN dan DGND pada DAQ. Pin EVT_IN merupakan pin input untuk menghitung counter. Untuk menghubungkan inverter dengan DAQ, pin AO0 dan AGND pada DAQ perlu dihubungkan dengan port input analog dan ground pada inverter. Konfigurasi hardware DAQ telah ditunjukkan pada Gambar 7. Tabel 2. Deskripsi Konektor Sinyal I/O Nama Sinyal Referensi Arah Deskripsi AI<0 15> AGND Input Analog Input Channels AIGND - - Analog Input Ground. AO0 dan AO1 AGND Output Analog Output Channels 0/1. AOGND - - Analog Output Ground. Pin ini adalah referensi dari tegangan analog output. DI<0..7> DGND Input Digital Input Channels. DO<0..7> DGND Output Digital Output Channels. DGND - - Digital Ground. Pin ini memberikan supply referensi untuk channel digital pada konektor I/O. GATE DGND Input A/D External Trigger Gate. Ketika pin ini dikoneksikan dengan +5 V, maka akan men-disable sinyal external trigger ke input. EXT_TRG DGND Input A/D External Trigger. Pin ini adalah sinyal input external trigger untuk konversi A/D. EVT_IN DGND Input External Events Input Channel. P_OUT DGND Output Pulse Output Channel.

7 b) Perancangan Software Untuk memberikan setting pada DAQ, komputer sebagai kontrol utama perlu dihubungkan dengan DAQ. Setelah komputer dihubungkan dengan DAQ USB- 4716, diperlukan instalasi beberapa software pendukung, seperti software driver DAQ dan software driver DAQ terhadap LabView. Setelah software pendukung sudah ter-instal, maka bisa dilakukan pengecekan apakah DAQ sudah terhubung dengan komputer atau belum. Pengecekan ini bisa dilakukan dengan membuka software Advantech Navigator. Apabila pada sub Installed Devices sudah terdapat USB-4716, BID#0 maka DAQ sudah terhubung dan setting DAQ sudah bisa dilakukan. Untuk memasukkan komponen DAQ ke Labview, diharuskan untuk memilih komponen DAQNavi Assistant agar kita dapat melakukan setting pada DAQ. Untuk melakukan setting DAQ sebagai AnalogOutput, pilih AnalogOutput pada jendela pertama, lalu pilih next, pilih Static AO, pilih next, pilih USB-4716,BID#0, pilih next, untuk channel 0 dan channel 1 pilih 0 ~ 5 V, pilih next, biarkan dalam kondisi default, pilih next, maka akan tampil Overview dari setting yang sudah dilakukan. Cek hasil setting kembali, apabila sudah selesai, pilih finish. Gambar langkah-langkah setting AnalogOutput bisa dilihat pada Gambar 8 sampai dengan Gambar 13. (Pilih Analog Output kemudian klik Next) Gambar 8. Membuat AnalogOutput DAQNavi Asissistant.

8 (Pilih Static AO, kemudian Next) Gambar 9. Membuat Static AO, AnalogOutput DAQNavi Asissistant. (Pilih USB-4716, kemudian klik Next) Gambar 10. Memilih USB-4716 DAQNavi Asissistant.

9 (Range yang diinginkan, kemudian klik Next) Gambar 11. Memilih Range AnalogOutput DAQNavi Asissistant. (Pada Scan Chanel pilih Scaled Data, kemudian klik Next) Gambar 12. Memilih Scan Chanel AnalogOutput DAQNavi Asissistant

10 (Lihat pada Overview, kemudian klik Finish) Gambar 13. Melihat Hasil Overview AnalogOutput DAQNavi Asissistant. Untuk melakukan setting DAQ sebagai Counter, pilih Counter pada jendela pertama, pilih Frequency Measurement, pilih next, pilih USB-4716, BID#0, pilih next, pada channel 0 pilih Counting Pulse By Dev Time, pilih next, maka akan muncul Overview dari setting yang sudah dilakukan. Cek hasil setting kembali, apabila sudah selesai, pilih finish. Gambar langkah-langkah setting Counter bisa dilihat pada Gambar 14 sampai Gambar 17. (pilih Counter, kemudian klik Next) Gambar 14. Memilih Counter DAQNavi Asissistant

11 (pilih Frequency Measurement, kemudian klik Next) Gambar 15. Scenario Frequency Measurement DAQNavi Asissistant (pilih USB-4716, kemudian Klik Next) Gambar 16. Select Device USB-4716 DAQNavi Asissistant

12 (pilih 0 pada Channel, kemudian klik Next) Gambar 17. Pilih Channel dan Periode Channel DAQNavi Asissistant (klik Finish) Gambar 18. Melihat Hasil Overview Counter DAQNavi Asissistant c) Pengujian DAQ Untuk melakukan pengujian DAQ dan inverter diperlukan alat ukur seperti voltmeter. Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan output analog

13 pada DAQ, lalu mengukur frekuensi yang dihasilkan oleh inverter. Skema pengujian inverter ditunjukkan pada Gambar 19. Komputer DAQ USB-4716 Inverter Motor Induksi Tiga Fasa Rem Magnetik Voltmeter Gambar 19. Skema Pengujian Inverter Pengujian DAQ dan inverter dilakukan untuk mengetahui apakah output dari DAQ sudah sesuai dengan input yang diberikan ke DAQ. Sedangkan pengujian untuk inverter dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya frekuensi yang dihasilkan inverter. Data pengujian DAQ dan inverter ditunjukkankan pada Tabel 3. Tabel 3.Hasil Pengujian Antara DAQ, Kecepatan Motor, dan OutputEncoder Input dari Output Analog Output No. Labview Inverter DAQ (Volt) (Volt) (Hz) 1 1 0,994 4, ,989 9, ,984 14, ,979 19, ,98 24, ,98 29, ,98 34, ,98 39, ,98 45, ,98 49,78 Berdasarkan data hasil pengujian pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa output analog DAQ mengalami drop tegangan sebesar 0,02 Volt. Sedangkan besarnya frekuensi yang dihasilkan oleh inverter terjadi penurunan sebesar 0,22 Hz setiap titik ujinya, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa DAQ dan inverter dapat digunakan untuk mengoperasikan motor induksi tiga fasa.

14 5. Setting Inverter Inverter ini merupakan inverter pengendali frekuensi yang biasa digunakan untuk pengaturan kecepatan motor AC tiga fasa. Inverter ini dikontrol oleh sebuah mikroprocessor yang menggunakan teknologi Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT) sehingga memiliki kehandalan yang tinggi. Inverter Siement Micromaster 420 memiliki dua pilihan mode untuk pengaturan, yaitu Basic Operator Panel (BOP) dan Advanced Operator Panel (AOP). Perbedaan antara keduanya terletak pada cara setting parameter dan informasi yang ditampilkan LCD. Pada BOP informasi yang ditampilkan hanya berupa frekuensi (Hz), sedangkan pada AOP informasi yang ditampilkan beragam. Pada modul ini, mode yang digunakan adalah mode BOP. Terdapat beberapa tombol yang harus diketahui terlebih dahulu sebelum pengoperasian inverter Siemen Micromaster 420. Beberapa tombol tersebut dapat dilihat padatabel 4. Tabel 4. Fungsi Tombol Inverter Micromaster 420 Panel/Button Fungsi Keterangan Status Indikasi Tampilan ketika akan memilih pengaturan parameter Start Motor Tombol untuk menjalankan motor Stop Motor Tombol untuk memberhentikan motor Change Direction Tombol untuk mengubah arah putaran motor Jog Motor Tombol untuk menjalankan motor sesuai joging present dan akan tetap berjalan selama tombol ditekan Functions Tombol untuk menampilkan informasi tambahan. Access Parameter Tombol untuk mengakses parameter Increase Value Tombol untuk menaikkan nilai yang ditampilkan Decrease Value Tombol untuk menurunkan nilai yang ditampilkan plus AOP menu Kombinasi tombol ini digunakan untuk masuk ke mode AOP Langkah selanjutnya yang dilakuakan setelah mengetahui fungsi dari setiap tombol adalah melakukan setting pada parameter. Langkah dan cara mengakses nilai parameter yang dibutuhkan sebagai berikut: 1. Tekan tombol untuk mengakses parameter 2. Tekan tombol sampai menunjukkan parameter yang akan diakses. Misal: P Tekan untuk mengakses parameter, kemudian tekan atau untuk memilih nilai 4. Tekan kembali untuk konfirmasi sekaligus menyimpan nilai yang di-setting 5. Setting nilai parameter berikutnya dengan cara yang sama. Setelah men-set nilai parameter P0010 di inverter, selanjutnya yaitu memasukan nilai parameter-parameter spesifikasi yang sesuai dengan name plate pada motor seperti ditunjukan pada Gambar 20 dan Tabel 5.

15 Gambar 20. Parameter Quick Comissioning Pada Name Plate Motor Tabel 5.Daftar Parameter Quick Comissioning No. Parameter Opsi 1. P0003 (Level akses pengguna) 2. P0010 (Memulai Comissioning) 1= Standart 2 = Extended 3 = Expert 0 = Ready 1= Quick Comissioning 30 = Factory Setting Nilai yang dipilih 1 3. P0100 (Frekuensi Supply) 0 = [kw]; 50 Hz 0 1 = [HP]; 60 Hz 2 = [kw]; 60 Hz 4. P0304 (Tegangan Nominal Motor) V 380 (name plate) 5. P0305 (Arus Nominal Motor) 0,01 3,25 A 0,62 (name plate) 6. P0307 (Daya Motor) 0,16 4,02 A 0,18 (name plate) 7. P0310 (Frekuensi Motor) Hz 50 (name plate) 8 P0311 (Kecepatan Motor) rpm 1310 (name plate) 9. P0700 (Pemilihan Sumber Perintah) 10. P1000 (Pemilihan Setpoint Frekuensi) 11. P1080 (Frekuensi Minimum Motor) 12. P1082 (Frekuensi Maksimum Motor) 13. P1120 (Ramp up Time) 14. P1121 (Ramp down Time) 0 = Factory default setting 1 = BOP keypad 2 = Terminal 4 = USS BOP link 5 = USS COM link 1 = MOP Setpoint 2 = Analog Setpoint 3 = Fixed Frequency Hz Hz 50 0,00 650,00 detik 4 0,00 650,00 detik

16 No. Parameter Opsi 15. P3900 (End of Quick Comissioning) 0 = No Quick Comissioning 1 = End Quick Comissioning with factory reset 2 = End Quick Comissioning with I/O factory reset 3 = End Quick Comissioning without factory reset Nilai yang dipilih 1 Setelah melakukan pengaturan untuk konfigurasi komponen inverter dengan beberapa ketentuan yang terdapat dalam tabel, maka inverter tersebut telah siap untuk digunakan. 6. Konfigurasi dan Instalasi Encoder Rotary encoder yang digunakan merupakan rotary encoder increment dengan type ES30S N-5 dari produk Autonic. Arti dari kode tersebut seperti Gambar 21. Gambar 21. Arti Kode Rotary Encoder Konfigurasi Rotary encoder seperti pada Gambar 22. Gambar 22. Konfigurasi Rotary Encoder Untuk instalasi rotary encoder pada plant hanya menghubungkan poros encoder (shaft encoder) dengan poros dari rem magnetik dengan menggunakan kopel. Diameter yang diperbolehkan ke dalam kopel adalah 3mm sampai 5mm. Rotary encoder yang digunakan merupakan type N, yaitu output-nya merupakan NPN open collector, sehingga dari output tersebut agar menghasilkan pulsa diperlukan sebuah resistor yang dipasang paralel dengan sumber tegangan ke output. Berikut adalah cara instalasi rotary encoder pada Gambar 23.

17 Gambar 23. Instalasi Rotary Encoder 7. Sensor Temperatur Untuk mengetahui kondisi rem magnet dalam keadaan panas atau tidak, maka perlu dipasangkan sensor temperatur agar kondisi rem dapat terpantau sehingga tidak terjadi overheat yang menyebabkan rem kehilangan daya cengkramnya karena medan magnet yang dihasilkan berkurang akibat panas. Pada Plant ini digunakan sensor temperatur LM35 yang dipasang di bagian kiri dan kanan piringan rem magnetik. Terdapat tiga warna indikator yang mengindikasikan level panas dari piringan magnet tersebut. Warna hijau menandakan panas antara range 0 sampai 40 C, warna kuning menandakan panas antara range 40 sampai 60 C, warna merah menandakan panas telah melebihi batas 60 C dan juga mengindikasikan untuk segera menghentikan pengereman karena pada kondisi ini rem magnet sudah tidak bekerja secara optimal. Berikut skema rancangan dari sensor temperatur pada Gambar 24. 5V 5V 5V LM K 5V 5V - LM358 + R G 50K 5V 330 1K 50K 5V 5V - LM358 + Y Gambar 24. Skema Sensor Temperatur

18 8. Hybrid Fuzzy PID Suatu motor induksi bila diberi beban rem magnetik, maka torsi bebannya akan meningkat dan mengakibatkan kecepatan putaran motor tersebut menjadi turun. Agar kecepatan motor tetap konstan ketika diberikan beban, maka perlu diberikan kontroler yang mampu mengembalikan putaran nominalnya. Salah satu kontroler yang dapat menaikan performa motor induksi yaitu kontroler Hybrid Fuzzy PID. Hybrid Fuzzy PID adalah kontroler gabungan antara kontroler Fuzzy dan kontroler PID. Untuk mendesain kontroler pertama harus didapatkan model matematika plant agar bisa menentukan parameter-parameter kontroler. Implementasi kontroler Hybrid Fuzzy PID menggunakan software Labview untuk proses kontrol dan simulasinya. Hasil implementasi kontroler didapatkan perbandingan %error steady state ketiga kontroler yaitu PID 0,003%, Fuzzy 0,057%, dan Hybrid 0,016%. Sedangkan settling time 5% masing masing kontroler yaitu PID 0,906 detik, Fuzzy 1,73 detik, dan Hybrid 0,624 detik. Gambar Blok Diagram dan Diagram LabView Hybrid Fuzzy PID bisa dilihat pada Gambar 25 dan Gambar 26. Gambar 25.Diagram Simulink Kontroler Hybrid Fuzzy PID Gambar 26. Program Implementasi Kontroler Hybrid Fuzzy PID pada LabView

19 9. Fuzzy PD Plus Integral Pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa dibuat untuk mengatur putaran motor yang tidak linear, yang diakibatkan oleh gangguan beban, noise, dan banyak faktor lainnya. Tetapi ada beberapa kekurangan apabila motor dalam keadaan dinamis dimana keadaan motor dapat berubah secara terus-menerus, hal ini karena pengaruh dari beberapa faktor yang mengganggu dari beban dan noise. Sehingga dibutuhkan kontroler yang mampu menjaga plant agar tetap stabil. Pada Tugas Akhir ini untuk menjaga kestabilan plant digunakan kontroler Fuzzy PD plus kontroler Integral. Kontroler Fuzzy PD plus kontroler Integral merupakan gabungan dari dua kontroler, yaitu kontroler Fuzzy PD dan kontroler Integral. Kontroler ini unggul dalam bekerja dengan sistem non-linear dan juga tanpa memperhatikan beban, kontroler mampu mendekati nilai referensi sehingga tidak membutuhkan model matematis plant. Hasil pengujian antara simulasi dan implementasi menunjukkan bahwa hasil dari simulasi memiliki nilai %errorsteadystate dan settlingtime 5% sebesar 0,044% dan 0,3 detik sedangkan hasil dari implementasi sebesar 0,015% dan 0,11 detik. Gambar Blok Diagram dan Diagram LabView Fuzzy PD plus kontroler Integral bisa dilihat pada Gambar 27 dan Gambar 28. SP d/dt e(t) ce(t) Kp Kd E(t) CE(t) Fuzzy PD u PD (t) Ku U PD (t) U(t) Plant PV ʃ ie(t) Ki IE(t) Gambar 27. Diagram Simulink Kontroler Fuzzy PDPlus Integral Gambar 28. Program ImplementasiKontroler Fuzzy PD Plus Integral

20 10. PID LQR Adaptive Motor induksi merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan di industri dibandingkan dengan motor listrik yang lain, karena jenis motor ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya konstruksinya yang sederhana, kokoh, harga relatif murah dan tidak memerlukan pemeliharaan yang rumit. Namun permasalahan utama dari bahasan ini adalah menjaga agar kecepatan putar motor tetap konstan. Jika motor induksi diberi beban yang berubah sampai pada nilai tertentu dari beban nominalnya, maka responnya akan mengalami perubahan walaupun kontroler telah diberikan. Sehingga pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa jauh lebih sulit dilakukan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan teknik kontrol optimal yaitu metode Linear Quadratic Regulator (LQR) Gain Scheduling. Kontroler ini dipilih karena dapat otomatis beradaptasi dengan cara mengubah parameternya untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan parameter plant. Hasil pengujian kontroler LQR Gain Scheduling mampu mempertahankan kecepatan motor pada tiap kondisi pembebanan. Hasil respon mendekati respon beban nominal dengan spesifikasi sebesar 0,34 detik, ts (5%) sebesar 1,02 detik, tr (5%-95%) sebesar 1 detik, td sebesar 0,28 detik, dan ess sebesar 0,6%. Gambar Blok Diagram dan Diagram LabView Linear Quadratic Regulator (LQR) Adaptive bisa dilihat pada Gambar 27 dan Gambar 28. Gambar 27. Blok Diagram Kontroler PID LQR Adaptive Gambar 28. Program Implementasi Kontroler PID LQR Adaptive

21 11. Fuzzy PID Tugas akhir ini membahas desain kontroler fuzzy-pid pada plant motor induksi tiga fasa. Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang sering digunakan pada dunia industri. Hal ini dikarenakan kelebihan dari motor induksi tiga fasa yaitu konstruksinya sederhana, harganya murah dan murah dalam pemeliharaan. Namun pengaturan kecepatan motor induksi jauh lebih sulit dibandingkan motor DC. Untuk mengatur kecepatan motor induksi pada kecepatan tetap diperlukan pengaturan terhadap frekuensi atau torsi, padahal tidak ada hubungan yang linear antara arus motor dengan torsi yang dihasilkan. Permasalahan pada tugas akhir ini adalah sulitnya menjaga kecepatan putar motor induksi tiga fasa agar tetap konstan pada saat terjadi perubahan beban. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan sebuah desain kontroler. Metode kontrol yang digunakan adalah fuzzy-pid. Metode kombinasi ini dipilih karena kontroler PID hanya dapat mengatasi plant satu fungsi alih saja, sehingga kontroler fuzzy diperlukan untuk metode penalaan terhadap parameter PID. Hasil implementasi menunjukkan bahwa respon dapat mempertahankan kecepatan mendekati nilai setpoint dengan error 0,67% - 1,7%. Dan spesifikasi respon beban minimal dan maksimal telah mendekati respon beban nominal, dengan rata-rata ts(5%) sebesar 0,67 detik, tr(10% - 90%) sebesar 0,45 detik, dan td sebesar 0,16 detik. Gambar Blok Diagram dan Diagram LabView Fuzzy PID dilihat pada Gambar 27 dan Gambar 28. autotrafo Kontroler Fuzzy Sensor Arus Rem Elektromagnetik Input Kontroler Motor Induksi + + Inverter + - PID 3 Fasa Output Encoder Gambar 27. Blok Diagram dengan Menggunakan Kontroler Fuzzy PID Gambar 28. Program Implementasi dengan Kontroler Fuzzy PID

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER P dan PI UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC dengan INTERFACE PCI 4716

DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER P dan PI UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC dengan INTERFACE PCI 4716 DESAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER P dan PI UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC dengan INTERFACE PCI 4716 1. TUJUAN PERCOBAAN Percobaan ini bertujuan untuk : Melakukan identifikasi plant motor DC dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 1. Perumusan Masalah Metode ini dilaksanakan dengan melakukan pengidentifikasian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan

Lebih terperinci

Control Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Control Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember PRAKTIKUM 2 SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR TUJUAN 1. Memahami tipe pengaturan ON-OFF dan PID pada sistem pengaturan temperatur 2. Memahami data logging menggunakan DAQ Master REFERENSI TK4 SERIES Introduction

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

Gambar 2. front panel dan block diagram

Gambar 2. front panel dan block diagram MODUL 2 : Simulasi Pengendalian Laju Aliran Air (Flow) Dengan LABVIEW 2012 I. Tujuan: 1. Praktikan dapat mengetahui konfigurasi hardware Labview DAQ 6009 yang digunakan untuk mengendalikan besarnya Laju

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC Presentasi Tugas Akhir 5 Juli 2011 PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC Pembimbing: Dr.Ir. Moch. Rameli Ir. Ali Fatoni, MT Dwitama Aryana

Lebih terperinci

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi DQI-03 DELTA ADC Spesifikasi : Resolusi 10 bit 12 Ch ADC USB/RS232 Interface Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi Delta subsystem protokol

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN SISTEM

IV. PERANCANGAN SISTEM SISTEM PENGATURAN KECEPATAN PUTARAN MOTOR PADA MESIN PEMUTAR GERABAH MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DEFERENSIAL (PID) BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh: Pribadhi Hidayat Sastro. NIM 8163373 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat diperlikan adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan akan menjelaskan mengenai sistem dari mesin Aciera F5 dengan pengendali berbasis komputer personal menggunakan software Mach3 yang digunakan untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software dan hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang

Lebih terperinci

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Pengantar Perancangan System Pada bab ini dibahas tentang perancangan dan pembuatan Alat Sistem Monitoring Volume dan Kejernihan Air pada Tangki Air Berbasis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Suatu tujuan akan tercapai dengan baik bila dilakukan melalui tahaptahap yang disusun dan dikerjakan dengan baik pula. Sebelum suatu ide diwujudkan dalam bentuk nyata,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem kendali pendulum terbalik. 3.1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan Simulasi pengendali pintu gerbang Melalui media Bluetooth pada Ponsel bertujuan untuk membuat sebuah prototype yang membuka, menutup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN116 DC Motor Speed Control using PID Oleh: Tim IE, Yosef S. Tobing, dan Welly Purnomo (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Sistem kontrol dengan metode PID (Proportional Integral

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Blok Diagram Untuk menghasilkan kontrol sistem yang diharapkan penulis merancang sistem otomatisasi dengan blok diagram sebagai berikut : Gambar 3.1 Blok Diagram Blok diagram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan serta pengujian aplikasi monitoring alat tersebut. Pengujian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI Jumiyatun Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadolako E-mail: jum@untad.ac.id ABSTRACT Digital control system

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT A. Tujuan Praktikum 1. Memahami dasar-dasar penggunaan NI ELVIS 2. Memahami analisis rangkaian menggunakan NI ELVIS B. Alat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan argo becak motor berbasis arduino dan GPS ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Dalam perancangan dan implementasi sistem akan dijelaskan tentang cara kerja sistem terdapat dalam garis besar perancangan sistem dan diikuti dengan penjelasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID 1 Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID Rievqi Alghoffary, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang siswoyo. Abstrak Pengontrolan kecepatan pada alat

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK Bab ini membahas tentang perancangan perangkat lunak yang meliputi interface PC dengan mikrokontroller, design, database menggunakan Microsoft access untuk

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi

Lebih terperinci

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa,

Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, Pengendalian Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Kontrol Fuzzy Logic Hamzah Ahlul Fikri Jurusan Tehnik Elektro, FT, Unesa, email: fikrihamzahahlul@gmail.com Subuh Isnur Haryudo Jurusan Tehnik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar. 4.1 Blok Diagram sistem counting bottle. Unit Power. Primus CMP-72T. Keypad.

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar. 4.1 Blok Diagram sistem counting bottle.  Unit Power. Primus CMP-72T. Keypad. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sistem Counting Bottle Pada prinsipnya sistem ini digunakan untuk menghitung botol tranparan pada conveyor yang sedang beroperasi dengan kecepatan 400-500 botol permenit. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Software Software arduino merupakan software yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke dalam mikrokontroler arduino menggunakan software

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Sistem akuisisi data ekonomis berbasis komputer atau personal computer (PC) yang dibuat terdiri dari beberapa elemen-elemen sebagai berikut : Sensor, yang merupakan komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T

Lebih terperinci

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID Oleh: Mahsun Abdi / 2209106105 Dosen Pembimbing: 1. Dr.Ir. Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie, MT. Tugas Akhir PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

II. PERANCANGAN SISTEM

II. PERANCANGAN SISTEM Sistem Pengaturan Intensitas Cahaya Dengan Perekayasaan Kondisi Lingkungan Pada Rumah Kaca Alfido, Ir. Purwanto, MT., M.Aziz muslim, ST., MT.,Ph.D. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai Pengontrol Suhu Menggunakan Proportional Integral berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535 [3].

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan yang sudah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3 selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 1 SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 Adityan Ilmawan Putra, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang Siswojo.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

PEMODELAN DINAMIS PENGATURAN FREKUENSI MOTOR AC BERBEBAN MENGGUNAKAN PID

PEMODELAN DINAMIS PENGATURAN FREKUENSI MOTOR AC BERBEBAN MENGGUNAKAN PID PEMODELAN DINAMIS PENGATURAN FREKUENSI MOTOR AC BERBEBAN MENGGUNAKAN PID Oleh : 1.Eka Agung Renata S 6907040019 2.Nurul Mahabbah 6907040023 LATAR BELAKANG Penggunaan motor AC 3 fasa saat ini banyak digunakan

Lebih terperinci

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc Oleh : Dia Putranto Harmay 2105.100.145 Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc Latar Belakang Usman Awan dkk, 2001 Merancang dan membuat dynamometer jenis prony brake dengan menggunakan strain gauge

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

Pengaturan Kecepatan Motor 3 Fasa pada Mesin Sentrifugal Menggunakan Metode PID Fuzzy

Pengaturan Kecepatan Motor 3 Fasa pada Mesin Sentrifugal Menggunakan Metode PID Fuzzy B-14 Pengaturan Kecepatan Motor 3 Fasa pada Mesin Sentrifugal Menggunakan Metode PID Fuzzy Trio Yus Peristiaferi, Rusdhianto Effendie AK, dan Josaphat Pramudijanto Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi

Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi Ana Ningsih 1, Catherina Puspita 2 Program Studi Teknik Mekatronika, Politeknik ATMI Surakarta 1 ana_n@atmi.ac.id, 2 apriliacatarina@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Gambaran umum dari sistem pengendalian level ketinggian air dapat dilihat dalam blok diagram di bawah ini : LAMPU LED Sensor Infrared Object Detector

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN PANEL INVERTER DAN MIXER

BAB III RANCANG BANGUN PANEL INVERTER DAN MIXER BAB III RANCANG BANGUN PANEL INVERTER DAN MIXER Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja mixer dengan menggunakan inverter, dalam hal ini bagaimana cara mengoprasikan kerja motor listrik menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan penulis merupakan pengujian terhadap perangkat keras dan.perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan yang telah selesai dibuat untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika Fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasipikiran manusia

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara

Lebih terperinci

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno 1 Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno Anggara Truna Negara, Pembimbing 1: Retnowati, Pembimbing 2: Rahmadwati. Abstrak Perancangan alat fermentasi kakao otomatis

Lebih terperinci

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Andhyka Vireza, M. Aziz Muslim, Goegoes Dwi N. 1 Abstrak Kontroler PID akan berjalan dengan baik jika mendapatkan tuning

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAKSI...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR.... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 2 1.3.

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN. A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan

SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN. A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN NI MyRIO A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan Tujuan : Menggunakan NI myrio untuk mengendalikan modul Temperature Controlled System Leybold

Lebih terperinci

A/D, D/A CONVERTER ASSEMBLY USER S MANUAL

A/D, D/A CONVERTER ASSEMBLY USER S MANUAL A/D, D/A ASSEMBLY USER S MANUAL Apa itu converter? Untuk menghubungkan sistem komputer dengan alat-alat peripheral lain dibutuhkan interface. Kentac 825 adalah sebuah konverter yang bisa merubah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PC-Link. PC-Link. Application Note AN202

PC-Link. PC-Link. Application Note AN202 PC-Link PC-Link Application Note AN202 GUI Analog Output (DAC) Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Analog Output DAC (Digital to Analog

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC D-6759 BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC D-6759 BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 1 SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC D-6759 BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 Muhamad Faishol Arif, Pembimbing 1: Erni Yudaningtyas, Pembimbing 2: Rahmadwati. Abstrak Hampir seluruh industri didunia saat ini memanfaatkan

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) Oleh : Raga Sapdhie Wiyanto Nrp 2108 100 526 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR 3.1 INSTALASI ALAT PENGUJIAN berikut: Instalasi alat pengujian yang dilakukan terlampir dengan gambar sebagai Gambar 3.1 Skema instalasi alat penguji Urutan

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X

BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X BAB III PENGENDALIAN GERAK MEJA KERJA MESIN FRAIS EMCO F3 DALAM ARAH SUMBU X Pada bab ini akan dibahas mengenai diagram alir pembuatan sistem kendali meja kerja mesin frais dalam arah sumbu-x, rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 37 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting 61 BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian sistem pengendali kenaikan suhu udara dengan kendali PID menggunakan PLC LG MASTER-K120S dan modul ekspansi PLC

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem 4.1.1 Impelementasi Mikrokontroler Arduino Mikrokontroller berbasis Arduino merupakan bagian utama dan terpusat dari keseluruah alat yang didalamnya

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem pengendalian ketinggian air. 3.1. Gambaran Alat

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA INVERTER

BAB III CARA KERJA INVERTER BAB III CARA KERJA INVERTER 4.1. Umum Inverter adalah sebuah peralatan pengubah frekuensi yang digunakan untuk merubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak-balik (AC) dengan teknik switching

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci