BAB I A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I A. Latar Belakang New Media atau biasa disebut dengan media baru yang memanfaatkan jaringan internet sebagai prasyarat untuk menjalankannya, telah melekat dalam rutinitas keseharian masyarakat dunia (Lievrouw & Livingstone, 2006:1). Hal ini dapat dipahami karena kemampuannya mengintegrasikan arsip gambar diam dan bergerak, audio, serta melakukan proses komputerisasi dalam pengolahan data sehingga hasil olahan dapat langsung disunting dan disebarluaskan dalam proses komunikasi juga penyebaran informasi. Terlebih lagi, proses komunikasi dan penyebaran informasi di media baru dapat dilakukan oleh siapa saja, asalkan memiliki akses internet, meluruhkan tembok pembatas media massa seperti televisi dan koran cetak, dimana proses yang terjadi bersifat satu arah yaitu satuke-banyak. Lebih jauh, Sonia Livingstone di dalam Handbook of New Media (2006: 2) menyebutkan konsekuensi yang ikut mengiringi kehadiran media baru bagi para peneliti dan pembelajar komunikasi. Kemunculan media baru mengakibatkan para pengkaji ilmu komunikasi harus merumuskan bagaimana ketahanan rancangan infrastruktur jaringan dimana di dalamnya proses komunikasi dan arus informasi bergulir. Belum lagi ditambah dengan kerangka regulasi untuk memberi jaminan keamanan serta kepercayaan masyarakat sebagai penggunanya dari cyber-crime (kejahatan digital). Pada tingkatan dasar, untuk merumuskan rancangan tersebut diperlukan pemahaman-pemahaman baru tentang bagaimana media baru bekerja (teorisasi dan konsep), identifikasi fenomenafenomena di dalamnya, serta yang paling penting adalah audiens yang kini dapat aktif berinteraksi; baik itu antar audiens itu sendiri, audiens dengan sistem operasi, ataupun keduanya. 1

2 Pembelajaran terhadap media baru memiliki tiga pembabakan zaman (Wellman, 2004:124). Zaman pertama diawali pada pertengahan 1990, dimana kemunculan internet digadang-gadang sebagai media yang akan mentransformasi kultur masyarakat karena kemampuan yang dibawanya, tetapi juga diimbangi dengan ketakutan-ketakutan berlebih terhadap kemunculan teknologi ini (distopia). Dilanjutkan zaman kedua, yaitu di awal abad ke-21 dimana kemunculan situs-situs web menjadi populer dengan kemampuan pengarsipan data dalam jaringan. Lebih jauh, Wellman dan Haythornthwaite (2002:4) menyebutkan bahwa peneliti dan pembelajar ilmu komunikasi harus berhenti mengambil jarak dari kejauhan dan mulai untuk turun langsung ke lapangan dalam rutinitas sehari-hari agar dapat meneliti realitas media baru di masyarakat. Permulaan tersebut membuat kita memasuki zaman ketiga, yaitu berpindahnya pembacaan bahwa media baru bukan hanya sebagai tempat penyimpanan data lalu mengaksesnya, namun dilengkapi analisis fenomena-fenomena yang ada dalam lingkup media tersebut (Wellman, 2004:27). Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka Susan Leight Star bersama Geof Bowker (Lievrouw & Livingstone, 2006:23) membagi media baru sebagai sebuah infrastruktur yang memiliki tiga komponen utama. Komponen-komponen itu adalah artefak atau perangkat yang digunakan untuk melakukan proses komunikasi sekaligus penyebaran informasi, aktivitas dan tindakan-tindakan orang-orang di dalamnya, serta susunan struktur sosial yang terjadi karena kegiatan-kegiatan tersebut. Pembagian tersebut memperlihatkan bahwa media baru dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan bagaimana orang-orang menggunakannya untuk melakukan kegiatan komunikasi antara satu sama lain, sedangkan institusi yang bersifat kelembagaan justru muncul setelahnya setelah masyarakat perlu untuk mendapatkan perlindungan hukum secara legal. Kondisi ini menjadikan perlunya rekaman historis mengenai budaya dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam media baru, sehingga kita dapat 2

3 merumuskan pengembangan-pengembangan terkait pemanfaatan media tersebut. Berdasarkan rumusan di atas, maka terdapat perbedaan kajian media baru dari media massa yang lebih memberatkan pada proses linear produksi pesan, teks, dan audiens (resepsi dan efek) ke arah pengguna, penggunaan, interaktivitas, konfigurasi sistem informasi, dan pertukaran pesan di dalamnya. Sejauh ini, pemakaian media baru telah membawa kita pada dua konsekuensi lanjutan yang perlu dipahami yaitu; ubikuitas dan interaktivitas. Ubikuitas mempunyai pengertian bahwa teknologi media baru memperngaruhi setiap orang dalam lingkup masyarakat dimana teknologi media baru tersebut hadir, meskipun tidak semua orang di lingkup tersebut menggunakannya (Lievrouw & Livingstone, 2006:25). Kita dapat melihat implikasi dari konsekuensi tersebut melalui berbagai macam teknologi yang dikembangkan serta mendukung pengaksesan internet seperti, tri/quad-band GSM dan b/bluetooth/wi-fi untuk koneksi internet nirkabel pada perangkat elektronik bergerak sehingga pengguna perangkat tersebut dapat mengakses internet dari mana saja ia berada. Konsekuensi yang kedua adalah interaktivitas dimana ini adalah poin yang membedakan antara media baru dengan media massa yang telah ada sebelumnya. Interaktivitas dapat menampung pengguna media baru ke dalam pilihan-pilihan dan jangkauan akses sumber informasi dan siapa saja di dalamnya tampungan tersebut dapat berkomunikasi. McMillan menyebutkan kondisi ini menunjukkan bahwa media baru memiliki kemampuan mediasi yang tidak terdapat pada media massa (Lievrouw & Livingstone, 2006:206). Teknologi media baru memberikan fitur-fitur mediasi yang dapat berwujud pembukaan terhadap kemampuan interaktif baru, mode pemakaian media yang lebih aktif, bermain permainan virtual, penjelajahan situs web, pencarian data, penulisan surat elektronik, 3

4 partisipasi dalam ruang-ruang mengobrol virtual, melakukan proses jual beli baik itu barang virtual atau nyata, dan lain-lain (Livingstone, 2002:10). Semenjak itu, terjadi pengembangan terus menerus bagaimana penggunaan media baru, berikut juga konten informasi yang ada di dalamnya. Perkembangan media baru tidak hanya dibantu oleh pembangunan infrastruktur jaringan yang membuat kecepatan akses internet makin cepat, tetapi juga penemuan perangkat-perangkat lunak oleh pemrogram komputer. Perangkat lunak yang terus diperbaharui, membuat kita bisa menjalankan program-program aplikasi pengolah data menjadi gambar, suara, dan video (multimedia). Fasilitas tersebut mengindikasikan bahwa fitur media baru dapat dipandang sebagai sebuah perwakilan tindakan dari penggunanya. Perwakilan tindakan memberikan kerangka dalam pengkajian media baru bahwa media dan teknologi informasi tidak hanya dipandang sebagai entitas penghasil pesan yang mana dapat mempengaruhi masyarakat luas. Media baru lebih memposisikan dirinya sebagai sumber daya yang memberikan kesempatan pada orang-orang untuk memiliki perwakilan yang bertindak di dunia virtual. Seseorang dapat menjadi pengguna media baru dengan arah dan tujuan yang dapat dikehendakinya sendiri, berdasarkan informasi yang ia cari beserta fitur-fitur yang ingin ia gunakan. Namun, dikarenakan konsekuensi ubikuitas dan interaktivitas, maka pengguna media baru tersebar di seluruh area muka Bumi. Pengguna media baru tidak terbatas pada wilayah fisik sehingga dapat dilihat sebagai masyarakat global dengan kolektivitas latar belakang karakteristik sosial dan budaya yang berbeda-beda. Di sinilah pentingnya perumusan interaktivitas yang dilakukan oleh McMillan, kemampuan mediasi menjadi kunci untuk mengkarakteristikkan pengguna media baru berdasarkan kehidupan sosialnya melalui praktik budaya dalam pemakaian teknologi media tersebut. 4

5 Berdasarkan data survei yang dilakukan lembaga riset MarkPlus Insight bekerjasama dengan Markeeters, pengguna internet di Indonesia mencapai 74,57 juta jiwa pada tahun Survei ini meneliti responden yang menghabiskan waktunya untuk mengakses internet minimal tiga jam dalam sehari. Pertumbuhan yang sangat signifikan dari tahun 2012 sebesar 22%. Ini menunjukkan penetrasi internet di Indonesia, berhasil melewati tahapan-tahapan yang diprasyaratkan Sedman (1997: ), yaitu penerimaan dari dalam tubuh pemerintah yang berwenang, penerimaan dari lembaga-lembaga di luar pemerintah yang terkait, persetujuan dari kalangan produsen industri elektronik untuk merancang dan memasarkan teknologi tersebut, serta adopsi oleh masyarakat untuk memakai produk teknologi baru. Salah satu media baru yang dikelola di Indonesia adalah Kanaltigapuluh, didirikan oleh Bangga Wiratama (kini dikelola Komang Adhyatma). Kanaltigapuluh merupakan situs web (memerlukan koneksi internet untuk mengaksesnya yang mana menjadi prasyarat media baru) yang fokus membahas mengenai perkembangan dunia musik indie (non major label). Basis utama Kanaltigapuluh sebagai media baru ialah webzine, radio internet, lalu layanan publikasi karya musik dalam jaringan (daring), netlabel. Kanaltigapuluh mulai beroperasi semenjak bulan Agustus pada tahun Tujuan awal pendiriannya adalah memberikan ruang publikasi bagi para musisi dan band yang tidak mendapat akses ke major label di Kota Malang. Ruang publikasi yang mereka sediakan kemudian diperluas dengan menambah kantor pengelolaan di Yogyakarta dan Jakarta. Penyesuaian ini diperjelas melalui visi Kanaltigapuluh, yaitu media alternatif yang diakui oleh para penikmat musik di Indonesia melalui 1 The Markeeters. (2013, 30 Oktober). MarkPlus Insight: Pengguna Internet Indonesia 74 Juta di Tahun Diakses pada 5 April 2014 pukul WIB, dari 5

6 integritasnya serta menjadi media yang dapat diakses oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Adapun misinya sendiri, ialah memberikan hiburan berita mengenai musik dengan mengangkat potensi-potensi lokal ke panggung nasional melalui perannya sebagai media alternatif. Merujuk pada pengertian media alternatif, visi dan misi Kanaltigapuluh mengadopsi pengertian yang sama dalam The Encyclopedia of Media and Politics (Pickard, 2007:12-13). Media alternatif mempunyai pemahaman yang berbeda dengan media pada umumnya dalam konteks ide serta pengelolaan operasional, salah satunya seperti yang dikutip dari buku tersebut adalah:...community radio to fan zines to news websites, it covers a wide gamut of media forms that challenge the status quo. There are at least two general definitions of alternative media. In its most expansive and popular use, the term alternative media includes all media that are somehow opposed to or in tension with mainstream media. Bila melihat pengertian di atas, kita dapat merepresentasikan media alternatif sebagai sebuah media yang memiliki cakupan luas dalam lingkup bentuk. Mulai dari radio komunitas hingga situs web berita, yang mana bentuk media yang dipilih akan mempengaruhi karakteristik audiens yang menggunakannya. Berdasar konten media musik alternatif dan fitur-fitur media baru Kanaltigapuluh seperti yang dijelaskan sebelumnya, lalu bagaimana karakteristik pengakses dan penggunanya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka diperlukan penelitian mengenai kepuasan audiens. Penelitian kepuasan audiens digunakan untuk mengetahui preferensi fitur-fitur teknologi komunikasi yang digunakan oleh pengguna media baru dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi. Salah satu teori komunikasi yang dapat dipakai untuk meneliti karakteristik audiens berdasarkan keinginannya dalam menggunakan media adalah Uses & Gratification. Uses & Gratification memberatkan fokus penelitian pada individu-individu yang memiliki motif personal 6

7 (active audience) ketika akan mengakses sebuah media. Setelah itu, penelitian akan mengarah pada pemenuhan motif-motif tersebut oleh media yang bersangkutan, apakah sesuai dengan ekspektasi pengguna atau tidak. Lalu pada langkah terakhir, peneliti dapat melihat karakteristik pengguna berdasarkan ekspektasi-ekspektasi mereka terhadap media yang bersangkutan dan kemampuan media untuk memenuhi ekspektasiekspektasi tersebut (Miller, 2002:242). Di dalam teori uses & gratification, terdapat dua pengembangan teoritis, yaitu Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO). Gratification Sought adalah gratifikasi yang menjadi ekspektasi dari pengguna ketika akan memakai sebuah media, sementara Gratification Obtained merupakan gratifikasi yang diperoleh setelah proses pemakaian telah selesai. Ketika nilai GS dan GO setara, atau GO mempunyai nilai lebih tinggi dari GS, maka tercapai tingkat kepuasan. Namun, bila nilai GO berada di bawah nilai GS, maka terdapat discrepancy value (nilai kesenjangan) yang menandakan bahwa media tersebut belum mampu memenuhi ekspektasi-ekspektasi penggunanya (Kriyantono, 2009:209). Teori Uses & Gratification dipilih karena GS dan GO dapat mempengaruhi akibat dan tingkah laku pengguna media (Miller, 2002:244). Teori ini menandai tiga jalur aktivitas pengguna media yang mana dipengaruhi oleh efek kegiatan komunikasi dan berbagi informasi melalui kontak dengan media yang bersangkutan. Jalur pertama adalah selectivity (selektivitas), dimana seorang individu yang memiliki ekspektasi tertentu akan menerima paparan dari media yang telah ia pilih. Jalur kedua ialah attention (atensi), yang berarti individu tadi akan mengalokasikan usaha kognitif tertentu selama dipapar informasi dari media yang telah dipilih. Dilanjutkan dengan jalur terakhir, yaitu involvement (keterlibatan) dengan media yang bersangkutan dimana 7

8 individu tersebut akan memiliki konteks kedekatan hubungan tertentu dengan media tersebut. Menurut paparan di atas, penggunaan media baru diasumsikan didorong oleh motif-motif tertentu. Motif-motif tersebut muncul untuk pemenuhan kebutuhan audiens akan informasi di media baru. Penelitian ini meneliti tentang preferensi mereka yang berikutnya membentuk pola perilaku dalam penggunaan media baru. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat kepuasan pengguna media Kanaltigapuluh? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah; 1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna media Kanaltigapuluh. 2. Untuk mengetahui motif penggunaan, dan nilai-nilai kepuasan audiens terhadap media Kanaltigapuluh. 3. Untuk mengetahui karakteristik pengguna media baru yaitu Kanaltigapuluh sebagai media alternatif yang berkonsentrasi membahas industri musik non major label. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah; 1. Memberikan evaluasi terhadap situs web Kanaltigapuluh sebagai media baru yang menetapkan diri sebagai media musik alternatif. 2. Memberikan informasi mengenai karakteristik pengguna media alternatif yang fokus membahas perihal musik non major label di media baru. 8

9 E. Kerangka Konsep Konsep merupakan istilah yang dipakai untuk merujuk pada penggambaran secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1987:33). Kerangka konsep dari penelitian Survei Tingkat Kepuasan Pengguna Media Kanaltigapuluh adalah sebagai berikut: E.1. Motif Penggunaan Media Individu mencari informasi berdasarkan motivasi-motivasi tertentu. Motivasi-motivasi tersebut menjadi pendorong untuk melakukan pencarian informasi melalui sumber-sumber yang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya. Motif-motif tersebut antara lain (McQuail, 1991:70); motif informasi, motif identitas pribadi, motif integrasi & interaksi sosial, serta motif hiburan. Motif informasi terkait kebutuhan individu mencari pemahaman tentang apa yang terjadi di sekitarnya, termasuk mempelajari sesuatu hal yang baru. Motif kedua, yaitu identitas pribadi, dimana individu menginginkan media yang dapat membantu memberi pemahaman lebih dalam mengenai dirinya melalui penemuan model perilaku dalam media serta mengidentifikasikan dirinya dengan model-model perilaku tersebut. Motif selanjutnya, integrasi dan interaksi sosial adalah keinginan untuk mengetahui keadaan orang lain di luar individu tersebut, berinteraksi dengan mereka, dan bagaimana menjalankan peran sosialnya di dalam lingkungan tersebut. Motif yang terakhir, adalah motif hiburan. Media diharapkan untuk dapat membantu melepaskan diri dari masalah, memperoleh kenikmatan estetis dan batin, serta pelepasan ketegangan, begitu juga stimulus untuk membangkitkan gairah seksual. E.2. Penggunaan Media Penggunaan media adalah jumlah waktu dan pengolahan kognisi yang digunakan selama proses pemakaian media. Penggunaan media 9

10 membentuk pola konsumsi yang diarahkan pada terpenuhinya kebutuhan akan proses komunikasi dan berbagi informasi. Ketika pengalaman yang terjadi sesuai dengan harapan dari pengguna ketika mengalami proses konsumsi, maka frekuensi penggunaan akan ditingkatkan untuk memperdalam informasi yang diperoleh (Rakhmat, 2001:66). Penggunaan media diukur dari frekuensi dan intensitas membaca konten informasi Kanaltigapuluh di situs webnya, mendengarkan siaran radio internet Kanaltigapuluh, membagikan link-link dari situs tersebut, dan berinteraksi dengan pengguna lain maupun akun Kanaltigapuluh itu sendiri baik melalui jejaring sosial media ataupun di dalam situs webnya. Frekuensi dimaknai dengan seberapa sering pengguna media mengakses situs web Kanaltigapuluh, sedangkan intensitas diartikan sebagai energi yang dikeluarkan dalam penggunaan media meliputi emosi, pikiran, dan aktivitas dalam proses penggunaan media tersebut. E.3. Gratifikasi yang Diperoleh Pengguna Efek yang diharapkan dari konsumsi media adalah terpenuhinya kebutuhan yang menjadi motivasi penggunaan media tersebut (Kriyantono, 2009:208). Kombinasi penggunaan media berbeda yang saling mendukung dalam satu platform (internet) oleh Kanaltigapuluh diniatkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna medianya. Unifikasinya terdiri dari situs web Kanaltigapuluh (berisi konten informasi mengenai musik non major label dan seputar gaya hidup anak muda), radio internet, netlabel, dan jejaring media sosial facebook serta Twitter yang saling terhubung. E.4. Kepuasan Pengguna Kepuasan pengguna merupakan tingkat perasaan atau kondisi psikologis seseorang setelah mengonsumsi media. Kepuasan tersebut kebanyakan lebih bersifat subjektif dari sudut pandang audiens yang telah memiliki pengalaman dalam penggunaan media bersangkutan, apakah 10

11 sudah sesuai dengan harapan atau cenderung kurang. Karena itulah audiens tidak merasa puas apabila mereka memiliki persepsi kalau ekspektasinya terhadap media tersebut belum terpenuhi, dan akan merasa puas bila mempunyai persepsi media tersebut mampu sesuai ekspektasinya dalam konteks pemenuhan motif konsumsi media (Palmgreen, 1985:27). Menurut teori nilai pengharapan, terdapat dua macam kepuasan, yaitu gratification sought dan gratification obtained. Gratificatin sought (GS) adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengonsumsi media tertentu dan didorong oleh motif tertentu, sedangkan gratification obtained (GO) merupakan kepuasan yang diperoleh setelah proses konsumsi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pengharapan, dilakukan penghitungan selisih antara GS dan GO. Semakin kecil nilai selisih tersebut, maka semakin tinggi kepuasan yang tercapai. Indikator kepuasan nilai pengharapan adalah sebagai berikut: - Jika rata-rata (mean) skor GS lebih besar dari rata-rata skor GO (mean skor GS >mean skor GO), maka terdapat kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang didapat lebih sedikit daripada yang diharapkan, artinya media tersebut dianggap tidak memuaskan khalayaknya. - Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (mean skor GS = mean skor GO), maka tidak ada kesenjangan kepuasan, karena kebutuhan khalayak telah terpenuhi oleh media yang digunakannya. - Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (mean skor GS <mean skor GO), maka kesenjangan yang ada merupakan nilai lebih dari media tersebut dengan keberhasilan pemuasan harapan khalayak. Konsep kepuasan dalam penelitian ini adalah kepuasan khalayak terkait fungsi media sebagai alat pemuas kebutuhan. Dengan batasan tersebut, maka nilai kepuasan yang dihitung adalah kepuasan berdasarkan kemampuan media memenuhi kebutuhan audiens. 11

12 F. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah. Bila menilik perumusan masalah pada kerangka teori di atas, maka hipotesis yang bisa disimpulkan adalah: H1. Terdapat tingkat kepuasan audiens program siaran radio internet Kanaltigapuluh yang belum terhitung. H2. Terdapat tingkat kepuasan pengguna situs webkanaltigapuluh yang belum terhitung berdasarkan aspek informasi mengenai musik non major label. H3. Terdapat tingkat kepuasan audiens Kanaltigapuluh yang belum terhitung berdasarkan aspek integrasi dan interaksi sosial antara radio internet, netlabel, situs web, dan jejaring media sosial. H4. Terdapat tingkat kepuasan audiens Kanaltigapuluh yang belum terhitung berdasarkan aspek hiburan. G.. Kerangka Teori Pendekatan uses & gratification menitikberatkan pada kajian pengguna media berdasarkan fungsi-fungsi yang ada dalam media tersebut. Secara sederhana, uses & gratification digunakan peneliti untuk menggali informasi mendalam tentang bagaimana dan kenapa khalayak menggunakan media. Salah satu penelitian awal yang menggunakan pendekatan ini dilakukan oleh Herzog pada tahun Herzog meneliti tentang alasan-alasan kenapa khalayak mendengarkan serial radio pada siang hari. Selanjutnya, Berelson di tahun yang sama, menyelidiki mengenai apa yang dilewatkan oleh khalayak surat kabar ketika dibaca. Namun, penganugerahan bapak pendekatan uses & gratification jatuh pada Katz (1959) karena tulisan mengenai rancangan penelitiannya menaruh pusat perhatian pada apa yang khalayak lakukan pada media dibanding apa yang media lakukan pada khalayak. Berlandaskan pada 12

13 penelitian di atas, Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974) menyimpulkan pendekatan uses & gratification, mengasumsikan bahwa anggota-anggota kumpulan audiens menggunakan media secara aktif dan memilih media yang mereka percaya dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhannya (Sundar & Limperos, 2013: ). G.1. Audiens Pendekatan Uses & Gratification memfokuskan diri untuk mempelajari bagaimana audiens menggunakan media pilihannya karena dianggap dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Audiens dalam proses komunikasi melalui media, meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi. McQuail mendefinisikan lebih jauh bahwa audiens adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa media beserta komponen-komponen di dalamnya (Miller, 2002: ). Karakteristik-karakteristik dari audiens dijelaskan oleh Charles Wright (Wiryanto, 2005:74), yaitu Besar, dimana besarnya populasi audiens bersifat relatif dan tersebar dalam lingkup area yang luas dan berbeda-beda, sebagai contoh adalah audiens televisi. Penonton televisi terdiri dari individu-individu yang pada saat tertentu tengah melihat layar kaca tersebut, belum lagi televisi yang diletakkan di tempat umum dimana siapapun yang tengah melintas dapat melihat program siarannya. Karakteristik kedua ialah Heterogen, audiens dalam jumlah besar tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Heterogen bisa diartikan sebagai lapisan-lapisan masyarakat dengan berbagai keragaman, mulai dari pekerjaan, umur, jenis kelamin, penganut agama atau kepercayaan, etnis kesukuan, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya. Karakter yang selanjutnya adalah anonim. Berbagai perbedaan dalam jumlah populasi yang besar dan tersebar luas membuat khalayak tidak saling mengenal satu sama lain, begitu juga dengan komunikatornya. 13

14 Bilapun ada yang saling mengetahui, dikarenakan ada kesamaan, baik dari minat, kepentingan, dan pendapat. Ciri-ciri di atas melekat pada audiens tipe pertama, yaitu general public audience. Bisa dibayangkan bagaimana penonton siaran televisi, pendengar radio, pengguna internet, dan pembaca koran memiliki populasi yang besar, terdiri dari berbagai kalangan, dan tidak saling mengenal. Namun, ketika anggota populasi audiens ada yang berkumpul dikarenakan kesamaan minat, kepentingan, atau pendapat tertentu, jenis ini masuk dalam tipe kedua, yaitu specialized audience. Contohnya adalah program acara nonton bersama pertandingan klub sepak bola tertentu yang diadakan stasiun televisi di suatu kafe. Audiens yang datang ke kafe tersebut, terkumpul di tempat tertentu karena memiliki kesamaan animo terhadap klub yang akan bertanding. Sementara itu, audiens Kanaltigapuluh masih tergolong pada tipe audiens pertama karena pengguna medianya tidak tidak terdeteksi identitasnya serta tersebar dalam area yang luas (Kriyantono, 2008:201). Penelitian ini meneliti tentang audiens media baru, lebih tepatnya kepuasan mereka dalam penggunaan media. Penggunaan tersebut berdasar pada salah satu fungsi media sebagai sumber informasi (Vivian, 2008:5). Informasi yang ditawarkan, diakses oleh audiens yang mempunyai kepentingan untuk membaca paparan media serta tidak menerima secara gamblang paparan tersebut. Karena itulah, audiens bersifat aktif yaitu mampu bertindak bersandarkan pada preferensi personal. Audiens memiliki sifat selektif, menyeleksi pesan media yang diterimanya, sehingga isu yang dibaca pun cenderung spesifik. Mekanisme yang mereka lakukan dalam penerimaan pesan dapat dijelaskan dalam tiga tahap (Vivian, 2008: ). Tahap pertama adalah pemilihan terpaan (selective exposure). Audiens memiliki kecenderungan untuk memperhatikan pesan-pesan yang bersifat konsisten atau sesuai dengan sikap dan kepetingannya. 14

15 Tahap kedua merupakan pemilihan persepsi (selective perception). Kecenderungan mengintepretasi pesan-pesan yang konsisten atau sesuai dengan sikap dan keyakinannya. Lalu diikuti tahap ketiga, pemilihan ingatan (selective retention & recall). Audiens lebih cenderung hanya mau mengingat kembali pesan-pesan yang sesuai dengan sikap dan keyakinannya. Perbedaan sosial dan budaya dalam populasi audiens membuat kajian mengenai efek media menghasilkan berbagai macam analisis. Penyebabnya karena faktor perbedaan tersebut menjadi modal individuindividu dalam menelaah media yang mereka gunakan, sehingga menghasilkan penerimaan-penerimaan yang berbeda. Kajian audiens dipandang perlu karena sanggup memberi gambaran tentang manfaat serta kepuasan yang diperoleh dalam konsumsi media. G.2. Teori Uses & Gratification Semenjak tahun 1960, berbagai macam tipologi uses & gratification telah ditemukan. McQuail, Blumler, dan Brown (2000:447) menawarkan empat macam dimensi gratifikasi dari konsep interaksi media-khalayak yaitu; diversion, personal relationship, personal identity, dan surveillance. Jenis media yang berbeda menawarkan dimensi gratifikasi yang berbeda juga, contohnya televisi memiliki dimensi learning, passing time, arousal, escape, companionship, mood enhancement, dan relaxation. Di sisi lain, radio menawarkan dimensi information, companionship, mood enhancement, dan relaxation. Selanjutnya, pemakaian internet sebagai medium dalam penelitian uses & gratification menemukan bahwa faktor-faktor yang memotivasi penggunaannya berada dalam dimensi information, convenience, communication, entertainment, dan interactivity Penelitian dalam ranah uses & gratification memiliki pondasi asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan oleh Katz, Blumler, dan Gurevitch (Rakhmat, 2003:205), yaitu; audiens dianggap aktif yang berarti 15

16 penggunaan media mempunyai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, ada berbagai macam motivasi berbeda terkait pemenuhan kebutuhan informasi melalui media dan pemilihan pemenuhan kebutuhan tersebut berada di keputusan audiens, media harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk pemenuhan kebutuhan informasi audiens (pemenuhan kebutuhan tersebut merupakan bagian dari rentang kebutuhan yang lebih luas, sementara untuk memenuhinya melalui penggunaan media, bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan), serta tujuantujuan pemilihan media yang digunakan (sepenuhnya berdasarkan data yang diberikan oleh audiens karena audiens dianggap cukup mengerti untuk melaporkan motif dan kepentingannya di waktu-waktu tertentu), lalu yang terakhir adalah penelitian mengenai makna yang bersifat kultural dari media massa harus ditangguhkan dulu sebelumnya. Teori uses & gratification awalnya digunakan untuk meneliti tentang asal mula kebutuhan sosial dan psikologis sehingga memunculkan harapan tertentu audiens kepada media atau sumber-sumber lain, sampai menimbulkan pola terpaan media (media exposure) yang berlainan. Pemenuhan harapan tersebut, juga bisa memberikan akibat-akibat di luar keinginan (Rakhmat, 2001:205). Pola terpaan media yang berlainan mengacu pada kegiatan penggunaan media, dimana Shore memberikan batasan pengertian: Exposure is more complicated than access because it s deal not only with what person is within physically (range of the particular mess medium) but also wether a person is actually expose no message. Exposure is hearing, seeing, reading or most generally, experiencing, with at least a minimal amount of interest, the mass media message. This exposure might occure at an individual group level (Shore, 1985). Terpaan media tidak hanya berhenti sampai audiens mengakses media ataupun berada dalam situasi dekat dengan media secara fisik. Terpaan media memperhitungkan sampai apakah individu benar-benar terbuka atau terpapar pesan-pesan yang ada di dalam media, termasuk di 16

17 dalamnya kegiatan mendengar, melihat, dan membaca konten. Terpaan media menurut Rosengren (1974) dioperasionalisasikan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam konsumsi berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, serta berbagai hubungan antara individu pengguna media dengan sebagian atau keseluruhan isi media (Bovee & Arens, 1992:445). Pola terpaan media menjadi dasar perhitungan apakah kebutuhan individu dalam penggunaan media, sudah terpenuhi atau belum. Kebutuhan individu dianggap terpenuhi ketika informasi yang mereka dapatkan dari media sudah memenuhi kebutuhannya, sehingga kepuasan bisa tercapai. Bila suatu media mampu memenuhi kebutuhan audiensnya, maka media tersebut diandaikan sebagai media yang efektif. Perilaku audiens pada pola konsumsi media, berdasarkan pada teori behavioralisme law of effect mengatakan perilaku yang tidak mendatangkan kepuasan, tidak akan dilakukan lagi ke depannya. Dalam pola konsumsi media, kita dapat menginterpretasikan bahwa kita tidak akan menggunakan suatu media massa bila media tersebut tidak sanggup memberikan kepuasan pada audiensnya (Rakhmat, 2003:207). Kebutuhan informasi seseorang yang dipengaruhi faktor sosial dan psikologis berwujud afiliasi kelompok, keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok pergaulan. Wujud berikutnya adalah ciri-ciri demografis yaitu; usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status sosial ekonomi, serta yang lainnya. Sementara yang terakhir ialah karakteristik individu tersebut, misalnya minat, bakat, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Gambar 1 Bagan Teori Uses & Gratification Lingkungan Sosial -Ciri Demografis -Afiliasi Kelompok -Ciri-ciri personal Kebutuhan Khalayak -Kognitif -Afektif -Integratif -Pelepasan ketegangan Sumber Pemuas Kebutuhan non-media; keluarga, peer group, komunikasi interpersonal, hobi, dll. 17

18 Penggunaan Media -Jenis-jenis media -Isi media -Terpaan media -Konteks sosial dan terpaan media Pemuasan media (fungsi): -Surveillance (Pengamatan lingkungan) -Diversi/hiburan -Identitas personal -Hubungan sosial Sumber: Pengantar Komunikasi Massa, 2007, Nurudin M. Si, hal. 194 Lingkungan sosial dimana seseorang berinteraksi, dapat memberikan pengaruh terhadap nilai-nilai yang dianggap penting. Kepentingan nilai-nilai tersebut, mampu membuat tuntutan pencarian informasi menjadi motif penggunaan media. Berdasarkan bagan di atas, motif terbagi dalam kebutuhan kognitif, afektif, integratif, dan pelepasan ketegangan. Kebutuhan kognitif berhubungan dengan kemampuan manusia untuk berpikir, mengolah informasi yang didapat sehingga mendapatkan pemahaman ide tertentu. Kebutuhan kedua, yaitu afektif menekankan pada perasaan dan tingkat emosional di dalam kejiwaan seseorang. Kebutuhan ketiga, integratif menuntut terpenuhinya kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu di mata orang lain. Kebutuhan yang terakhir adalah pelepasan ketegangan, yaitu melepaskan diri dari tegangan, tekanan, serta berbagai hasrat lainnya (Rakhmat, 2003:208). Sumber-sumber pemenuhan kebutuhan di atas, bisa didapatkan dari dua jenis sumber yaitu media dan non-media. Pemenuhan kebutuhan melalui non-media sanggup diperoleh lewat hubungan dengan keluarga, peer group, komunikasi interpersonal, dan saluran kepuasan berupa melakukan hobi dan tidur. Namun kemudian, pemenuhan kebutuhan tersebut dikombinasikan dengan pemenuhan kedua yaitu lewat media. Pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan motif-motif penggunaan media menghasilkan kondisi kepuasan audiens. 18

19 Beberapa tipe gratifikasi penggunaan media seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, antara lain; Surveillance (pengawasan), dalam dimensi pengawasan terdapat dua tipe, yaitu pengawasan peringatan dan instrumental. Pengawasan peringatan bersifat memperingatkan dan memberi informasi mengenai kejadian yang akan datang seperti bencana alam atau peristiwa rutin yang kerap terjadi. Sementara itu, pengawasan instrumental lebih kepada pengabaran tentang informasi yang berhubungan dengan kepentingan sehari-hari. Lalu ada gratifikasi hiburan, fungsi ini mengutamakan perbuatan yang dapat menghibur, sesuai dengan kesenangan khalayak seperti cerita pendek atau komik strip di koran, cerita fiksi seperti sinetron di televisi, dan lain-lain. Diikuti identitas personal, mengacu pada transmisi nilai-nilai yang merujuk pada cara-cara individu menunjukkan identitas pribadinya. Selain itu, terdapat fungsi hubungan sosial, menghubungkan unsur-unsur masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung dan personal, contohnya video periklanan yang menghubungkan penjual lewat produk yang dijualnya dengan calon pembeli. Contoh di atas hanyalah beberapa deskripsi secara umum tentang gratifikasi yang didapatkan ketika konsumsi media oleh penggunanya mencapai kepuasan. Bentuk-bentuk gratifikasi pun dapat berubah, bertambah, atau berkurang, tergantung pada tujuan dari pengguna serta jenis media yang digunakan. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam pendekatan uses & gratification, pengguna media massa memegang kendali (Severin & Tankard, 2005:264). G.3. Expectancy-Values Theory Pengembangan selanjutnya dari teori uses & gratification dilakukan oleh Philip Palmgreen dari Universitas Kentucky di Amerika Serikat dengan teori expectancy values (nilai pengharapan). Palmgreen tidak berhenti meneliti pada motif-motif penggunaan media, namun juga mempertanyakan apakah motif-motif tersebut telah berhasil dipenuhi 19

20 media yang bersangkutan (Kriyantono, 2009). Konsep kepuasan yang diukur, memakai instrumen yang disebut dengan gratification sought (GS) dan gratification obtained (GO). Gratification sought diartikan dengan kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu, sementara gratification obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi media tersebut (Palmgreen, 1985:27). Pengukuran dengan dua instrumen nilai tersebut menjadi dasar teori nilai pengharapan. Berdasarkan teori nilai pengharapan, manusia menghadapkan dirinya pada dunia di luar dirinya, menggunakan faktor kepercayaan dan evaluasi-evaluasi tentang dunia tersebut (dalam konteks penelitian ini berarti media). Kepercayaan serta evaluasi-evaluasi pada dunia luar didapatkan dengan mendasarkan pada harapan-harapan, baik yang terpenuhi ataupun tidak. Kepercayaan dan evaluasi-evaluasi mengenai konten yang diberikan oleh media serta telah dievaluasi, menjadi pembentuk gratification sought. Namun, seperti yang telah dijelaskan pada paparan uses & gratification di atas, proses komunikasi tidak sesederhana itu, karena banyak faktor yang terlibat dalam pembentukan kepercayaan juga evaluasi. Faktor dari luar misalnya; budaya dan institusi sosial seseorang, situasi sosial (ketersediaan media), dan variabel-variabel psikologis seperti kondisi kejiwaan yang mempengaruhi cara pikir seseorang. Faktor-faktor tersebut akan memberikan sumbangsih dalam kepercayaan, sehingga sanggup mempengaruhi seseorang dalam pola konsumsi media. Ketika satu media dirasa tidak cukup memuaskan berdasarkan harapan-harapan yang telah ada sebelumnya, individu cenderung akan mencari informasi tambahan dari sumber alternatifalternatif lain. 20

21 Gambar 2 Teori Nilai Pengharapan Kepercayaankepercayaan (beliefs) Evaluasi-evaluasi Pencarian kepuasan (GS) Konsumsi media Kepuasan yang diperoleh (GO) Sumber: Teknik Praktis Riset Komunikasi, 2009, Rachmat Kriyantono S. Sos,M. Si, hal. 210 Melalui bagan di atas, kita dapat melihat bagaimana evaluasi dan kepercayaan individu, menciptakan motif untuk mengonsumsi informasi dari sumber-sumber tertentu. Motif merupakan faktor penggerak, alasanalasan, atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu. Dengan begitu, motif konsumsi media adalah alasan-alasan serta dorongan-dorongan dari dalam diri manusia untuk memenuhi kebutuhan informasi melalui penggunaan media tertentu. Adapun di dalam ilmu komunikasi, motif menggunakan media terbagi ke dalam empat kategori (McQuail, 1991:72), yaitu; Motif informasi; seperti mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya, mencari bimbingan serta rujukan untuk menyelesaikan suatu masalah, mempelajari hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui, dan memperoleh ketenangan karena penjelasan-penjelasan yang diperoleh. Motif kedua, adalah motif identitas pribadi laiknya menemukan model perilaku, mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai yang ada dalam media, menunjang nilai-nilai pribadi, juga meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. Motif selanjutnya adalah motif integrasi dan perilaku sosial; memperoleh informasi mengenai keadaan orang lain di luar dirinya, mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa 21

22 kepemilikan terhadap identitas bersama, menemukan pola-pola interaksi sosial serta menjalankan sesuai peran sosialnya, serta memungkinkan individu membina hubungan dengan saudara sedarah ataupun kerabat. Terakhir, adalah motif hiburan antara lain melepaskan diri dari permasalahan yang terjadi di sekitar individu secara fisik, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis, mengisi waktu luang, penyaluran emosi, juga termasuk membangkitkan gairah seks. Berbagai motif di atas, memberikan arahan kepada seseorang, bagaimana ia akan menggunakan media dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi. Psikolog yang meneliti tentang motif mengungkapkan bahwa penelitian di ranah uses & gratification digolongkan ke teori fungsionalisme individual dalam ilmu psikologi. Fungsionalisme individual memusatkan perhatian kepada perilaku individu yang dikarenakan oleh motif serta penerimaan konsekuensinya pada individu tersebut. Ketika pemenuhan kebutuhan tercapai sesuai dengan motif awal, maka individu mencapai titik kepuasan. Karena itulah, di dalam teori nilai pengharapan, semakin kecil kesenjangan antara GS dan GO menandakan bahwa pengguna media makin mendekati tingkat kepuasan, demikian juga sebaliknya. Semakin besar kesenjangan antara GS dari GO, menunjukkan bahwa media tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan penggunanya. G.4. Uses & Gratification di Media Baru Seperti yang dijelaskan dalam latar belakang penelitian, kemunculan internet telah memberikan berbagai perubahan mendasar penggunaan media. Perubahan mendasar itu dikarenakan pemakaian internet memerlukan partisipasi aktif dari penggunanya. Karenanya, kita sepakat untuk menggunakan panggilan pengguna yang lebih mengacu pada kata kerja aktif dibanding audiens (Sundar & Limperos, 2013:504). Lebih jauh, dalam penelitian S. Shyam Sundar dan Anthony M. Limperos 22

23 dari Universitas Kentucky di tahun 2013, mengatakan bahwa penggunaan internet telah menghasilkan sejumlah gratifikasi yang mana mirip dengan apa yang didapat dari media yang telah ada sebelumnya. Dalam penelitian tersebut, Sundar dan Limperos mengidentifikasi dua perangkat pengukuran permanen untuk penelitian uses & gratification, yaitu; pengukuran yang dirancang untuk media yang lebih tua telah digunakan guna menangkap gratifikasi-gratifikasi media baru, dan gratifikasi dikonseptualisasikan serta dioperasionalkan dengan terlalu luas sehingga menghilangkan distingsi gratifikasi yang diperoleh dari media baru. Karena itu, untuk mengetahui gratifikasi seperti apa yang ada di dalam media baru, kita perlu melihat teknologi informasi yang disematkan di dalamnya. Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh media di era modern telah memperbesar cakupan interaksi pengguna dengan konten media. Contoh sederhananya, dengan menggunakan peralatan komputer yang berkoneksi internet, kita dapat melakukan berbagai hal seperti mendengarkan siaran radio, menonton video, merancang gambar atau bentuk, dan masih banyak lagi. Para peneliti interaksi manusia dengan komputer telah merumuskan kemampuan-kemampuan media baru tersebut ke dalam konsep affordances (Norman, 1999:38:42). Affordances adalah prasarana yang melekat pada suatu media dan dapat dipakai dalam proses penggunaan, dimana tidak hanya berhenti pada teknologi informasi dan konten yang telah disediakan media baru, namun hingga membuat para pengguna komputer yang saling terhubung dalam jaringan mengkontribusikan konten buatannya sendiri. Kapabilitas itu jugalah yang membangkitkan pengembangan program antarmuka (jembatan komunikasi antara pengguna media baru dengan media yang digunakannya) dan terapan fungsi-fungsi tertentu di komputer. Meskipun terdapat beberapa gratifikasi bersifat unik dari suatu media secara spesifik dalam beberapa kajian, ada sebagian kategori 23

24 gratifikasi yang lebih dominan dibanding lainnya. Berdasarkan prinsipprinsip asli penelitian uses & gratification, penelitian ini mengakar pada asal-usul kebutuhan secara sosial serta psikologis. Dalam posisi ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa beberapa media memenuhi kebutuhan tertentu secara mendasar, sementara media lain menyanggupi pemenuhan kebutuhan dengan komposisi yang berbeda. Keadaan ini menunjukkan, setiap kemunculan sebuah gratifikasi yang diperoleh, hanyalah refleksi dari kebutuhan utama serta motif dasar penggunaan media seperti yang dijelaskan McQuail (McQuail, 1991:72). Namun, Sundar dan Limperos mengajukan premis lain, dikarenakan kesimpulan di atas terlalu membatasi pada kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri individu, padahal kita tidak bisa sepenuhnya lepas dari konteks media yang tengah digunakan individu tersebut. Mereka juga memperhitungkan, bagaimana fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh sebuah media dapat memicu pengalaman unik tertentu sehingga membawa ekspektasi-ekspektasi baru terhadap pemakaian media selanjutnya. Dalam penelitiannya, Sundar dan Limperos menemukan bahwa pengguna media tidak selalu terarah pada tujuan awal ketika hendak melakukan pemakaian. Pengalaman-pengalaman selama berinteraksi dengan media tersebut, dapat memberikan tujuan-tujuan baru yang belum ada sebelumnya. 24

25 Gambar 3 Gratifikasi yang Diperoleh Dari Media Baru Sumber: Uses & Grats 2.0: New Gratification for New Media, 2013, S. Shyam Sundar dan Anthony M. Limperos, hal. 508 Titik fokus dari affordances (tindakan yang bisa dilakukan) terletak pada bagaimana implementasi teknologi pada media memberikan sebuah sistem paparan informasi yang dapat dikenali penggunanya menggunakan stimulus berupa bentuk, suara, gambar bergerak, teks, dan yang lainnya, sehingga pengguna dapat berinteraksi melalui media tersebut. Untuk menelaah affordances sebuah media, kita bisa memanfaatkan pendekatan variable-centered (Nass & Mason, 1990:46-67), yang mana melakukan pemilahan sebuah teknologi ke dalam variabel-variabel penting. Untuk media baru telah teridentifikasi empat kelas affordances berdasar pada model MAIN (Sundar, 2008). Model ini terdiri dari Modality, Agency, Interactivity, dan Navigability. 25

26 Modality atau modalitas merujuk pada bagaimana sebuah media menampilkan informasi dalam proses komunikasi melalui bentuk-bentuk yang ditampilkan pada pengguna media tersebut berupa teks, gambar, suara, dan video. Affordances kedua, Agency atau keterwakilan adalah kemampuan media menjadikan pengguna menjadi agen yang memiliki peran sumber ataupun persebaran informasi melalui jaringan internet. Setelah Agency, berikutnya adalah Interactivity (interaktivitas) yang didefinisikan dengan kemampuan media untuk memediasi interaksi antar pengguna, ataupun dengan media itu sendiri. Affordances yang terakhir di model MAIN adalah Navigability, atau navigabilitas dimana pengguna media dapat melakukan lompatan ke ruang-ruang atau alamat situs lain dalam jaringan internet. Empat kelas affordances di atas memiliki dimensi gratifikasi masing-masing sebagai berikut; Modalitas melingkupi realism, coolness, novelty, dan being there. Keterwakilan berada di dalam agencyenhancement, community building, bandwagon, filtering/tailoring, serta ownness. Selanjutnya yang ketiga, Interaktivitas dikelilingi oleh interaction, activity, responsiveness, juga dynamic control. Affordances terakhir, Navigabilitas, merujuk pada dimensi browsing/variety seeking, scaffolds/navigation aids, dan play/fun (Sundar & Limperos, 2013: 513). Setelah menyusun konsep affordances beserta dimensinya pada kerangka teori, maka kita dapat membuat daftar pertanyaan untuk alat ukur (kuesioner) menurut definisi operasional yang dijelaskan di bagian berikut. Tabel 1 Gratifikasi yang Dimungkinkan dari Media Baru Modality Agency Interactivity Navigability Realism Agencyenhancement Interaction Browsing/Variety Seeking 26

27 Coolness Community Building Activity Scaffolds/Navigation Aids Novelty Bandwagon Responsiveness Play/Fun Being There Filtering/Tailoring Dynamic Control Ownness Sumber: Uses & Grats 2.0: New Gratification for New Media, 2013, S. Shyam Sundar dan Anthony M. Limperos, hal. 513 H. Definisi Operasionalisasi 1. Proses Pencarian Sumber Informasi Menurut kerangka teori di atas, hal-hal yang mempengaruhi kebutuhan komunikasi massa khalayak adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial tersebut dibagi menjadi tiga bagian dengan ciri-ciri utama yaitu; ciri demografis, afiliasi kelompok, dan ciri-ciri personal. Pada persepsi khalayak, ciri-ciri tersebut melekat menjadi cara pandangnya dalam mencari medium untuk memenuhi kebutuhannya. Kita dapat menguraikan ciri tersebut dalam indikator; usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pekerjaan yang tengah dijalani, jumlah pengeluaran tiap bulan, dan daerah tempat tinggal. Setelah itu, kita definisikan penggunaan media, yaitu interaksi fisik antara pengguna dan media yang bersangkutan. Indikator yang bisa digunakan; berapa kali dalam seminggu mengakses situs web Kanaltigapuluh, bagaimana pola penggunaan media tersebut oleh individu yang mengakses (berapa lama waktu yang digunakan untuk mengakses, perhatian, dan pemahaman terhadap informasi di dalamnya), dan apa cara yang digunakan untuk mengakses media Kanaltigapuluh (via perangkat selular bergerak, personal computer (PC), komputer jinjing, dan lain-lain.) dalam setiap proses mengakses. 27

28 2. Kerangka MAIN untuk Pengukuran Preferensi Penggunaan Media Baru Setelah mendefinisikan faktor lingkungan yang mempengaruhi kebutuhan informasi khalayak, maka langkah selanjutnya adalah melihat faktor-faktor ekspektasi dari gratification sought (GS) yang dibawa oleh pengguna media tersebut. GS adalah kepuasan yang dicari ketika akan melakukan proses konsumsi media, sehingga diuraikan ke dalam indikator-indikator berdasarkan pada model MAIN sampai membentuk definisi operasional. Perangkat pertama adalah Modality atau Modalitas. Modalitas merujuk pada metode-metode yang berbeda untuk melakukan presentasi (audio atau gambar-gambar) konten media, menunjukan aspek yang berbeda dari sistem persepsi manusia (mendengar atau melihat). Kemampuan internet untuk menawarkan konten dalam bermacam bentuk modalitas (teks, gambar, audio, video) adalah alasan kenapa kita terkadang menyebutnya sebagai multimedia. Di bawah model MAIN, tindakan yang bisa dilakukan keterwakilan di internet memperbolehkan kita semua menjadi agen atau sumber informasi. Ketika peran gatekeeper secara historis hanya dapat diduduki sedikit orang, sekarang semua orang mampu menjadi gatekeeper dari konten di internet. Lalu perangkat ketiga, Interactivity atau Interaktivitas, Interaktivitas dipahami sebagai tindakan yang dapat dilakukan dimana memperbolehkan pengguna untuk membuat perubahan pada waktu yang sesungguhnya pada konten atau medium. Tindakan yang dapat dilakukan interaktivitas dimulai dari jantung aktivitas pengguna dengan memperbolehkan pengguna untuk berinteraksi dengan dan melalui medium. Presentasi sajian berita tidak lagi statis, konsumen dapat ikut ambil bagian secara dinamis dalam pemakaian medium tersebut. 28

29 Navigabilitas adalah tindakan yang bisa dilakukan yang memperbolehkan pergerakan pengguna melalui medium. Fakta bahwa internet adalah sebuah ruang daripada hanya sekedar jendela tampilan berarti menuntut pertimbangan rancangan arsitektural dan interior untuk memasuki proses komunikasi dalam medium, membuat sebuah tombol navigasi pada pengalaman online pengguna. Untuk pengukurannya, pemberian skor memakai skala sikap Likert yang memanfaatkan lima alternatif jawaban. Skoring dilakukan dengan cara menentukan skor dari setiap item dalam kuesioner sehingga diperoleh skor total untuk satu kuesioner satu responden. Setelah itu, baru dilakukan interpretasi terhadap hasil. Skor untuk tiap-tiap item adalah: - Sangat Setuju (SS) : Skor 5 - Setuju (S) : Skor 4 - Tidak Tahu (TT) : Skor 3 - Tidak Setuju (TS) : Skor 2 - Sangat Tidak Setuju (STT) : Skor 1 Berikutnya adalah penentuan item GO, yaitu kepuasan nyata yang diperoleh setelah melakukan proses konsumsi media. Kepuasan yang diperoleh setelah mengakses situs web Kanaltigapuluh dikategorikan sama seperti GS dengan pokok-pokok bahsan beserta dimensi gratifikasinya sesuai dengan apa yang tertulis di tabel 1. Untuk pengukurannya, pemberian skor memakai skala sikap Likert yang memanfaatkan lima alternatif jawaban. Skoring dilakukan dengan cara menentukan skor dari setiap item dalam kuesioner sehingga diperoleh skor total untuk satu kuesioner satu responden. Setelah itu, baru dilakukan interpretasi terhadap hasil. Skor untuk tiap-tiap item adalah: - Sangat Setuju (SS) : Skor 5 - Setuju (S) : Skor 4 29

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Melalui pembahasan di atas, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa pengguna situs web Kanaltigapuluh yang membahas mengenai musik non major label, memiliki karakteristik sebagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi para produsen produk sejenis. Perubahan gaya hidup, kemajuan pemikiran, membuat konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia semakin ingin tahu keadaan sekitarnya. Setiap peristiwa dan kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia semakin ingin tahu keadaan sekitarnya. Setiap peristiwa dan kejadian yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan informasi menjawab kebutuhan masyarakat akan kebutuhan informasi. Perkembangan informasi yang berjalan begitu cepat membuat manusia semakin

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masyarakat telah secara bebas dalam memilih jenis media yang disukai. Sesuai dengan pendekatan Uses and Gratifications yang menjelaskan bahwa pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Setiap usaha dan tindakan manusia selalu berlandaskan motif. Motif menjadi alasan untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu, seperti kegiatan belajar, bekerja,

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI. Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo

MOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI. Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo MOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI (PAPER) Studi Tingkat Kepuasan Penggunaan Situs Pasoepati.net di Kalangan Suporter Sepak Bola (Pasoepati) di Kota Surakarta

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI (PAPER) Studi Tingkat Kepuasan Penggunaan Situs Pasoepati.net di Kalangan Suporter Sepak Bola (Pasoepati) di Kota Surakarta NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI (PAPER) Studi Tingkat Kepuasan Penggunaan Situs Pasoepati.net di Kalangan Suporter Sepak Bola (Pasoepati) di Kota Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Kelengkapan Sidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan peranan media. Media massa dianggap penting karena berfungsi sebagai pemberi informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, komunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang harus

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORETIS

BAB II PENDEKATAN TEORETIS BAB II PENDEKATAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut akan diuraikan beberapa konsep dan pengertian yang berkaitan dengan kajian kepuasan pada media radio. Beberapa di antaranya adalah radio sebagai

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Modul ke: 11 Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Teori Penggunaan dan Gratifikasi dan Teori Pencarian Informasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Penelitian ini berfokus pada motif pendengar di Surabaya dalam mendengarkan program dari colors radio 87,7 FM Casual and Fun. Motif merupakan penggerak untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telepon gengam (ponsel/telepon seluler) telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi berbagai kalangan, baik tua maupun muda. Bagi sebagian orang, kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perkembangan informasi yang sangat cepat serta mempermudah. individu dalam berkomunikasi satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perkembangan informasi yang sangat cepat serta mempermudah. individu dalam berkomunikasi satu dengan lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi era digital dewasa ini sangat pesat. Dengan begitu banyak bermunculan teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massa Radio adalah salah satu bentuk dari media massa elektronik selain televisi. Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920, sedangkan penerbitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang begitu cepat menyebabkan masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses informasi yang diinginkan, tanpa batasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu hanya memaparkan situasi dan peristiwa. Hasilnya nanti diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification sangat menonjolkan sisi audiens sebagai pihak yang paling aktif menentukan pilihan media mana yang hendak digunakan. Teori Uses and Gratification

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman, hampir setiap aspek kehidupan juga mengalami perubahan melalui setiap perkembangan yang ada. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari beberapa

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2019

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2019 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2019 ANALISIS DESKRIPTIF GRATIFICATION SOUGHT DAN GRATIFICATION OBTAINED SITUS BERITA ONLINE (STUDI KOMPARASI PEMBACA SITUS BERITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya merekalah yang akan mengkonsumsi isi media. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya merekalah yang akan mengkonsumsi isi media. Meskipun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan media massa tentunya tidak bisa lepas dari para khalayak karena pada akhirnya merekalah yang akan mengkonsumsi isi media. Meskipun pemasukan dari iklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. terhadap informasi rubrik Aktual Berita di Majalah CHIP Foto-Video Digital. Oleh

BAB IV PENUTUP. terhadap informasi rubrik Aktual Berita di Majalah CHIP Foto-Video Digital. Oleh BAB IV PEUTUP IV.A Kesimpulan Dalam penelitian ini, peneliti berhasil mengumpulkan 86 responden sebagai anggota dari komunitas Fotografer.et untuk melihat bagaimana kepuasan mereka terhadap informasi rubrik

Lebih terperinci

BAB VII. Adapun penjelasan masing-masing komponen akan dijelaskan lebih lanjut pada subbab berikut ini.

BAB VII. Adapun penjelasan masing-masing komponen akan dijelaskan lebih lanjut pada subbab berikut ini. BAB VII ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPRANCY) PENDENGAR PROGRAM SIARAN DESA KITA PADA RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) BOGOR FM 93,75 MHz Analisis kesenjangan kepuasan (gratification

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu

Lebih terperinci

KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA

KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA Eunike Laura C.S., Prodi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harold D. Lasswell menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa mengatakan

Lebih terperinci

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7) JUDUL SKRIPSI : KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7) OLEH : CHRISTINE, PEMBIMBING : BIROWO PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Media mempengaruhi kebutuhan mahasiswa akan mencari materi perkuliahan yang semakin tinggi. Mahasiswa membutuhkan materi untuk menambah pengetahuan, maupun sebagai alat

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dalam hal ini, peneliti

BAB IV ANALISIS DATA. yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dalam hal ini, peneliti BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Temuan penelitian berupa data lapangan diperoleh melalui penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Teori Uses and Gratifications menjelaskan bahwa bukanlah media yang mengubah sikap dan perilaku khalayak, namun bagaimana media tersebut dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. eksistensinya ditengah industri penyiaran televisi. Wawancara pun dilakukan

BAB IV ANALISIS DATA. eksistensinya ditengah industri penyiaran televisi. Wawancara pun dilakukan BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan cara observasi, wawancara struktur maupun tidak berstruktur, dan dokumentasi. Obervasi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki sebuah peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam salah satu fungsi media massa sebagai penyebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Teori Uses and gratifications model adalah teori yang meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang kemudian menimbulkan harapan tertentu

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Sekarang ini televisi bukan lagi barang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak dapat terbendung lagi. Perkembangan tersebut diiringi juga dengan perkembangan media internet yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu secara konvensional maupun moderen. Secara moderen, komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. itu secara konvensional maupun moderen. Secara moderen, komunikasi dapat BAB I PENDAHULUAN! 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat pada bidang teknologi komunikasi saat ini, memungkinkan berbagai macam cara dilakukan untuk berkomunikasi. Baik itu secara konvensional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet sebagai perantara untuk memperoleh dan saling bertukar informasi telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat

Lebih terperinci

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti, lewat saluran tertentu

Lebih terperinci

Konsep dan Model Komunikasi. Massa. Komunikasi. Massa. Universitas Pembangunan Jaya

Konsep dan Model Komunikasi. Massa. Komunikasi. Massa. Universitas Pembangunan Jaya Komunikasi Massa Universitas Pembangunan Jaya Konsep dan Model Komunikasi Massa Isu Media Massa dan Masyarakat Kekuatan media Massa Kontribusi Media Massa dalam pembentukan integrasi sosial Kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Media massa cetak dan elektronik merupakan salah satu unsur penting dalam proses komunikasi. Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan surat

Lebih terperinci

Anda dapat mengirimkan video.

Anda dapat mengirimkan video. Bahkan dengan ratusan juta orang mengunjungi jaringan sosial setiap hari, dan media sosial menjadi sebuah kata kunci bisnis, email tetap merupakan cara no. 1 untuk kita berkomunikasi secara online sekarang

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di dalam penyampaian pesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling

Lebih terperinci

Our Mobile Planet: Indonesia

Our Mobile Planet: Indonesia Our Mobile Planet: Indonesia Memahami Konsumen Seluler Mei 2013 Rahasia dan Milik Google 1 Ringkasan Eksekutif Ponsel cerdas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Penetrasi ponsel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada motif audiens atau khalayak masyarakat Surabaya dalam mendengarkan program acara Good Morning Hard Rockers Surabaya. Motif merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial di dalam internet yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna lain. Dari

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. canggih dan kompleks serta memiliki kekuatan yang lebih dari maa-masa

II. TINJAUAN PUSTAKA. canggih dan kompleks serta memiliki kekuatan yang lebih dari maa-masa 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Komunikasi Massa 2. 1. 1 Pengertian Komunikasi Massa Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka 5 PENDEKATAN TEORETIS Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Bahan pustaka yang dirujuk berasal dari beberapa sumber berupa buku dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan 9 Juli 2014 yang lalu, seluruh rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan 9 Juli 2014 yang lalu, seluruh rakyat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanggal 9 April dan 9 Juli 2014 yang lalu, seluruh rakyat Indonesia mengikuti pemilihan umum untuk memilih langsung anggota legislatif dan juga pemilihan langsung kepala

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA PENELITIAN

BAB V ANALISA DATA PENELITIAN BAB V ANALISA DATA PENELITIAN A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Uji Validitas Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kelompok dikatakan efektif apabila kelompok tersebut dapat menjalankan fungsi-nya yaitu untuk saling berbagi informasi. Karena itu keefektifan suatu kelompok dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak gerakan reformasi tahun 1998, media massa khususnya televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik fungsi maupun tujuan pembentukannya. Sejak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa Komunikasi yang menggunakan media masa, lazim kita sebut sebagai komunikasi massa. Secara konkretnya, Littlejohn mendefinisikan komunikasi massa adalah suatu

Lebih terperinci

PRINSIP PRIVASI UNILEVER

PRINSIP PRIVASI UNILEVER PRINSIP PRIVASI UNILEVER Unilever menerapkan kebijakan tentang privasi secara khusus. Lima prinsip berikut melandasi pendekatan kami dalam menghormati privasi Anda. 1. Kami menghargai kepercayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia di seluruh pasar global. Terdapat tiga elemen katalisator di balik mesin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep 2.1.1 Kebutuhan Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan dasar. Katz, Gurevitch, dan Haas (dalam Effendi, 2003 : 296) mendeskripsikan lima kebutuhan dasar tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari hiburan. Alasannya karena film adalah sebuah hiburan yang dapat dijangkau dari segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman yang semakin maju, interaksi dapat terjadi melalu media-media yang ada. Melihat dari banyaknya penggunaan media massa ini bisa disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. dalam hal memperluas wawasan pegetahuan, memahami kedudukan serta

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. dalam hal memperluas wawasan pegetahuan, memahami kedudukan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hal memperluas wawasan pegetahuan, memahami kedudukan serta perannya dalam masyarakat. Didorong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra

I. PENDAHULUAN. Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra dinamis (moving audiovisual media). Beberapa hasil pengamatan sayamenunjukan bahwa rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya Information Communication

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya Information Communication BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media massa sebagai sarana menyampaikan informasi, pendidikan dan hiburan pada saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat dahsyat. Perkembangan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan

Lebih terperinci

REVIEW TEORI MEDIA DAN MASYARAKAT

REVIEW TEORI MEDIA DAN MASYARAKAT REVIEW TEORI MEDIA DAN MASYARAKAT Selama beberapa dekade dikatakan bahwa media memiliki kekuatan dalam membentuk opini publik. Media bukan saja dapat membentuk worldview masyarakat, namun juga mampu menciptakan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. ketika mendengarkan acara sekilas berita (Gratification Sought) dengan kepuasan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. ketika mendengarkan acara sekilas berita (Gratification Sought) dengan kepuasan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Sesuai tujuannya, penelitian ini untuk mengetahui kepuasan penduduk Kecamatan Sewon, Bantul Yogyakarta terhadap program acara Sekilas Berita di Bantul Radio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, informasi berkembang dengan pesat dan semakin aktual sehingga membuat masyarakat ingin selalu mengakses perkembangan informasi. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka terjadi pula perubahan yang sangat signifikan diberbagai bidang dan masyarakat memerlukan saluran informasi yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini sangat cepat. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan memenuhi kebutuhan mereka. Masyarakat sebagai pengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan memenuhi kebutuhan mereka. Masyarakat sebagai pengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 DENGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULAWARMAN

HUBUNGAN ANTARA TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 DENGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULAWARMAN ejournal lmu Komunikasi, 2016, 4 (2): 49-60 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.org Copyright 2016 HUBUNGAN ANTARA TAYANGAN KOMEDI OPERA VAN JAVA DI TRANS 7 DENGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan signifikan. Cara baru tersebut dikenal sebagai pemasaran digital

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan signifikan. Cara baru tersebut dikenal sebagai pemasaran digital 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang semakin pesat berkembang mendorong bagi pelaku pasar untuk dapat menyasar konsumen menggunakan teknologi yang telah berkembang. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:41) harus menyajikan acara yang bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:41) harus menyajikan acara yang bermutu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat televisi dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci