BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN"

Transkripsi

1 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan pengujian perangkat lunak Kimspoor Scheduler. Implementasi dilakukan berdasarkan analisis dan perancangan perangkat lunak dan pengujian dilakukan berdasarkan kebutuhankebutuhan perangkat lunak dan use-case yang telah dibuat sebelumnya. 5.1 Lingkungan Implementasi dan Pengujian Perangkat lunak Kimspoor Scheduler ini diimplementasikan dan diujikan dengan menggunakan perangkat keras dengan spesifikasi: 1. Prosesor AMD Athlon 64 Processor dengan core speed 2475,2 MHz. 2. Memori dengan tipe DDR2, ukuran 768MB dan frekuensi 275 MHz. Sistem operasi yang digunakan adalah Microsoft Windows XP Professional Service Pack 3 Build (2600). Perangkat lunak dan kakas pendukung lain yang digunakan adalah: 1. NetBeans IDE 6.1 (Build ) untuk pembuatan kode sumber perangkat lunak. 2. Compiler Java versi 1.6.0_03-b05 untuk melakukan kompilasi kode sumber dan pemaketan menjadi sebuah file jar yang dapat dieksekusi. 3. XAMPP versi yang sudah mengandung Apache 2.2.3, MySQL , PHP dan phpmyadmin XAMPP dan semua isinya digunakan untuk pengaturan basis data yang digunakan oleh perangkat lunak ini. 4. Pustaka mysql-connector untuk melakukan koneksi dengan basis data MySQL dan pustaka GapekaChart, JCommon dan JFreeChart untuk pembuatan grafik diagram ruang-waktu. 5.2 Implementasi Pada upabab ini akan dijelaskan mengenai implementasi perangkat lunak secara rinci. Hal ini meliputi batasan implementasi, proses dan dan implementasi. V-1

2 V Batasan Implementasi Pada perangkat lunak ini, sebuah petak jalan selalu diasumsikan hanya terdiri dari satu petak blok saja. Asumsi ini digunakan karena pada prakteknya, sebuah kereta api tidak pernah bisa berhenti di sebuah sinyal. Kereta api hanya bisa berhenti di stasiun. Akibatnya, dua kereta api yang berlawanan arah, tidak boleh menggunakan satu petak jalan dalam waktu yang bersamaan (dalam hal ini, berapapun banyaknya petak blok pada petak jalan tersebut, satu petak jalan seakan-akan hanya terdiri dari satu petak blok saja). Dua kereta api yang searah masih boleh menggunakan satu petak jalan yang sama dalam waktu yang bersamaan, asalkan tidak berada dalam satu petak blok yang sama. Agar aturan ini tetap berlaku dengan tetap mempertahankan asumsi bahwa satu petak jalan hanya mengandung satu petak blok, digunakan aturan headway. Aturan ini menyebutkan bahwa dua kereta api yang searah boleh menggunakan petak jalan yang sama asalkan kedua kereta api tersebut terpisah selama suatu selang waktu minimum tertentu. Dalam implementasi perangkat lunak ini, waktu minimum tersebut ditetapkan 10 menit. Walaupun pada prakteknya waktu minimum tersebut tergantung oleh petak jalan, dalam implementasi ini, waktu minimum dianggap konstan. Jika kecepatan rata-rata sebuah kereta api adalah 45 km/jam, maka dalam 10 menit, jarak yang bisa ditempuh adalah 7500m. Dengan kata lain, dua buah kereta api yang searah dan menggunakan petak jalan yang sama, harus terpisah minimal sejauh 7500 m. Hal ini sama dengan mengasumsikan bahwa petak jalan tersebut terdiri atas beberapa petak blok dengan jarak 7500 m tiap petak blok. Aturan headway ini cukup banyak digunakan oleh peneliti sebagai pendekatan untuk mengganti banyaknya petak blok dalam satu petak jalan [OLI01]. Kelas-kelas yang diimplementasikan pada perangkat lunak ini hanyalah kelaskelas antarmuka data masukan, penjadwalan dan hubungan dengan basis data. Untuk penggambaran diagram ruang-waktu, akan digunakan pustaka GapekaChart yang dibuat oleh Nugroho Herucahyono. Pustaka GapekaChart sendiri dibuat dengan menggunakan pustaka JCommon dan JFreeChart. Penggunaan pustaka ini dikarenakan sangat rumitnya diagram ruang-waktu jika perjalanan yang dijadwalkan sangat banyak. Dengan menggunakan pustaka

3 V-3 tersebut, grafik pada diagram yang terlihat sangat kecil dapat diperbesar tanpa mengurangi kualitas grafik. Selain menangani pembuatan grafik dalam diagram ruang-waktu, pustaka tersebut juga menangani penyimpanan diagram ruangwaktu dalam sebuah file gambar. Format file gambar yang digunakan dalam perangkat lunak ini adalah PNG (Portable Network Graphics). Batasan implementasi yang terakhir adalah batasan mengenai basis data yang digunakan. Perangkat lunak ini juga tidak menangani pembuatan basis data. Jadi penggunaan perangkat lunak ini mengasumsikan bahwa basis data dan skemanya sudah dibuat sebelumnya. Basis data yang dapat digunakan oleh perangkat lunak ini hanyalah basis data MySQL. Perangkat lunak ini tidak dapat mengenali kesalahan pada integritas basis data jika basis data diubah dengan menggunakan aplikasi atau perangkat lunak lain. Jadi integritas basis data hanya bisa dijaga oleh perangkat lunak ini jika data perjalanan kereta api dimasukkan dengan menggunakan perangkat lunak ini, tidak oleh aplikasi atau perangkat lunak lainnya Proses dan Hasil Implementasi Proses implementasi terdiri atas dua tahap utama. Tahap yang pertama adalah implementasi kelas-kelas pada paket antarmuka dan basis data, dan tahap yang kedua adalah kelas-kelas pada paket penjadwalan. Hal ini karena proses penjadwalan sangat tergantung pada data perjalanan kereta api Implementasi Kelas-Kelas dan Paket-Paketnya Paket antarmuka perangkat lunak ini bernama paket kimspoor.ui. Implementasi kelas pada paket tersebut menghasilkan kelas-kelas seperti pada tahap perancangan dengan sedikit perubahan nama kelas menyesuaikan kakas yang digunakan. Selain itu juga dihasilkan satu kelas tambahan yang digunakan untuk menampilkan log penjadwalan yang telah dilakukan. Secara rinci, kelas-kelas antarmuka yang telah diimplementasikan disajikan pada Tabel V-1 berikut.

4 V-4 Tabel V-1 Kelas-Kelas Implementasi pada Paket kimspoor.ui No Nama Kelas Nama File 1 FrameUtama FrameUtama.java 2 PanelStasiun PanelStasiun.java 3 PanelPetakJalan PanelPetakJalan.java 4 PanelRute PanelRute.java 5 PanelPerjalanan PanelPerjalanan.java 6 FrameKoneksiBasisData FrameKoneksiBasisData.java 7 RuteChooser RuteChooser.java 8 FrameLogPenjadwalan FrameLogPenjadwalan.java Untuk melakukan penggambaran grafik dalam diagram ruang-waktu, digunakan pustaka GapekaChart. Kelas-kelas dan nama file pada pustaka tersebut disajikan pada Tabel V-2 berikut. Kelas-kelas tersebut juga sebagai ganti dari kelas PenggambarDiagramSW dan PenyimpanFileDiagramSW yang dibuat pada tahap perancangan. Tabel V-2 Kelas-Kelas pada Pustaka GapekaChart No Nama Kelas Nama File 1 ChartGenerator ChartGenerator.java 2 GapekaDataset GapekaDataset.java 3 GapekaPlot GapekaPlot.java 4 GapekaRenderer GapekaRenderer.java 5 JamAxis JamAxis.java 6 JamTickUnit JamTickUnit.java 7 PetakJalanChart PetakJalanChart.java 8 RuteChart RuteChart.java 9 ShowChart ShowChart.java 10 StasiunChart StasiunChart.java 11 VerticalAxisChart VerticalAxisChart.java 12 VerticalTickUnit VerticalTickUnit.java

5 V-5 Selanjutnya, kelas-kelas pada paket basis data diimplementasikan sama seperti tahap perancangan. Nama paket basis data dalam perangkat lunak ini adalah kimspoor.db. Kelas-kelas pada paket tersebut disajikan pada Tabel V-3. Tabel V-3 Kelas-Kelas pada Paket kimspoor.db No Nama Kelas Nama File 1 DBManager DBManager.java 2 ObjectGenerator ObjectGenerator.java Tahap kedua implementasi perangkat lunak menghasilkan kelas-kelas yang digunakan untuk penjadwalan perjalanan kereta api. Pada tahap ini, paket penjadwalan yang dibuat pada tahap perancangan akhirnya dibagi menjadi dua, yaitu paket untuk penjadwalan dan paket graf disjungtif. Paket penjadwalan diberi nama kimspoor.scheduler dan paket graf disjungtif diberi nama kimspoor.disjunctive. Kelas-kelas pada paket tersebut disajikan pada Tabel V-4 dan Tabel V-5. Tabel V-4 Kelas-Kelas pada Paket kimspoor.scheduler No Nama Kelas Nama File 1 Stasiun Stasiun.java 2 StasiunPemberhentian StasiunPemberhentian.java 3 PetakJalan PetakJalan.java 4 Perjalanan Perjalanan.java 5 Operasi Operasi.java 6 Penjadwalan Penjadwalan.java 7 Penjadwal Penjadwal.java 8 Konflik Konflik.java Tabel V-5 Kelas-Kelas pada Paket kimspoor.disjunctive No Nama Kelas Nama File 1 GrafDisjungtif GrafDisjungtif.java 2 Simpul Simpul.java

6 V-6 No Nama Kelas Nama File 3 SisiKritis SisiKritis.java 4 AntrianSimpul AntrianSimpul.java 5 AnggotaAntrianSimpul AnggotaAntrianSimpul.java Implementasi Algoritma Algoritma Hill Climbing yang digunakan untuk pencarian jadwal perjalanan kereta api diimplementasikan pada kelas-kelas di dalam paket penjadwalan, yaitu kimspoor.scheduler dan kimspoor.ui. Algoritma pencarian jadwal ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu pencarian jadwal awal, pembangunan graf disjungtif dari jadwal awal dan pencarian solusi-solusi lain yang lebih baik berdasarkan graf disjungtif yang telah dibangun dan sisi-sisi kritis pada graf disjungtif tersebut. Pada tahap implementasi, proses pembangunan graf disjungtif dan pencarian jadwal awal dilakukan secara bersamaan. Prosedur untuk melakukan kedua hal tersebut adalah prosedur carijadwalawal(arraylist listperjalanan, GrafDisjungtif grafdisjungtif) yang terdapat pada kelas Penjadwal. Pseudo-code dari prosedur tersebut disajikan pada kode di bawah ini. public void carijadwalawal(list listperjalanan, GrafDisjungtif grafdisjungtif){ // pertama, jadwalkan perjalanan tanpa penundaan for each perjalanan in listperjalanan{ waktu = perjalanan.getwaktuberangkat() for each operasi in perjalanan{ // pertama, jadwalkan operasi tanpa penundaan operasi.setwaktupelepasan(waktu) waktu = waktu + operasi.getlamawaktuoperasi() // lalu simpan simpul yang merepresentasikan operasi // ke dalam graf disjungtif

7 V-7 SimpulIni = new Simpul(operasi) grafdisjungtif.addsimpul(simpulini) } } // lalu tambahkan sisi konjungtif pada graf disjungtif grafdisjungtif.addsisikonjungtif(simpulsebelumnya, simpulini); // Sekarang cari konflik yang terjadi karena penjadwalan pertama for each perjalanan1 in listperjalanan { for each perjalanan2 in listperjalanan { // periksa konflik yg terjadi antara perjalanan1 dan 2. konflik = getfirstkonflikduaperjalanan(perjalanan1, perjalanan2); // jika terjadi konflik, simpan di listkonflik // berdasarkan urutan waktu terjadi konflik if (konflik!= null){ listkonflik.addandsort(konflik); } } } // selanjutnya, selesaikan semua konflik yang ditemukan dengan // strategi kronologis while (!listkonflik.isempty()){ // selesaikan konflik pertama yang terjadi konflik = listkonflik.getfirstkonflik(); selesaikankonflikberdasarkanspt(konflik); // lalu tambahkan sisi disjungtif ke dalam graf disjungtif // yang menyatakan urutan operasi yang mengalami konflik // penggunaan petak jalan yang sama grafdisjungtif.addsisidisjungtif(operasiyangditunda, operasiyangtidakditunda) // karena kedua operasi pasti dijalankan secara beruturan // tambahkan sebagai sisi kritis juga grafdisjungtif.addsisikritis (operasiyangditunda, operasiyangtidakditunda)

8 V-8 // lalu hapus konflik dari list konflik listkonflik.hapus(konflik) } } // karena terjadi perubahan waktu pelepasan pada perjalanan // yg ditunda, ada konflik yang tadinya terjadi menjadi // tidak terjadi, dan juga sebaliknya. // lakukan update konflik menyangkut perjalanan yang ditunda updatekonflik(listkonflik, perjalananyangditunda) Setelah jadwal pertama didapatkan, langkah berikutnya adalah mencari jadwal baru berdasarkan graf disjungtif yang telah dibangun sebelumnya. Dengan adanya informasi graf disjungtif ini, jadwal baru bisa didapatkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan waktu pencarian jadwal pertama. Pencarian jadwal baru berdasarkan graf disjungtif ini menggunakan strategi variable and value ordering dan constrint propagation. Strategi variable and value ordering dilakukan dengan menelusuri simpul-simpul graf disjungtif secara BFS (urutan simpul yang ditelusuri secara otomatis menjadi urutan operasi yang akan dijadwalkan). Penelusuran graf dengan skema BFS dilakukan dengan menggunakan antrian. Strategi constraint propagation dilakukan dengan menggunakan sisi-sisi konjungtif dan sisi-sisi disjungtif. Jika terdapat sisi konjungtif atau sisi disjungtif dengan arah dari simpul a ke simpul b, dan operasi pada simpul a sudah dijadwalkan, maka strategi ini akan memberitahu operasi pada simpul b bahwa operasi pada simpul b boleh dijadwalkan setelah operasi a selesai. Dengan kata lain, domain waktu pelepasan operasi yang direpresentasikan oleh simpul b menjadi lebih kecil, yaitu setelah operasi a selesai. Pseudo-code dari pencarian jadwal berdasarkan graf disjungtif ini disajikan dalam kode berikut. public void carijadwalberdasarkangrafdisjungtif(list listperjalanan, Graf Disjungtif grafdisjungtif){ // pertama, simpan simpul sumber grafdisjungtif ke dalam antrian antriansimpul.push(grafdisjungtif.getsimpulsumber());

9 V-9 // lalu lakukan iterasi sampai antrian kosong while (antriansimpul.isnotempty()){ // ambil simpul yang pertama simpul = antriansimpul.pull(); // lalu jadwalkan operasi yang direpresentasikan oleh simpul // dengan waktu pelepasan earliestreleasetime // jika penjadwalan berhasil karena semua simpul // predecessornya sudah dijadwalkan, // maka tambahkan simpul-simpul successor ke dalam antrian if (simpul.jadwalkanoperasisimpul()){ for each simpulsuccessor in simpul.getlistsimpulsuccessor(){ antriansimpul.push(simpulsuccessor); // dan lakukan strategi constraint propagation dengan // memberitahu bahwa waktu pelepasan simpul successor // harus setelah simpul sampai } } } simpulsuccessor.setearliestreleasetime( simpul.getwaktusampai()) // sekarang selesaikan semua konflik baru yang terjadi // dengan cara yang sama persis seperti pencarian jadwal pertama // cari semua konflik yang terjadi karena penjadwalan // berdasarkan urutan simpul pada graf disjungtif for each perjalanan1 in listperjalanan { for each perjalanan2 in listperjalanan { // periksa konflik antara perjalanan1 dan 2. konflik = getfirstkonflikduaperjalanan(perjalanan1, perjalanan2); // jika terjadi konflik, simpan di listkonflik // berdasarkan urutan waktu terjadi konflik } if (konflik!= null){ listkonflik.addandsort(konflik); } }

10 V-10 // selanjutnya, selesaikan semua konflik yang ditemukan dengan // strategi kronologis while (!listkonflik.isempty()){ // selesaikan konflik pertama yang terjadi konflik = listkonflik.getfirstkonflik(); selesaikankonflikberdasarkanspt(konflik); // lalu tambahkan sisi disjungtif ke dalam graf disjungtif // yang menyatakan urutan operasi yang mengalami konflik // penggunaan petak jalan yang sama grafdisjungtif.addsisidisjungtif(operasiyangditunda, operasiyangtidakditunda) // karena kedua operasi pasti dijalankan secara beruturan // tambahkan sebagai sisi kritis juga grafdisjungtif.addsisikritis (operasiyangditunda, operasiyangtidakditunda) // lalu hapus konflik dari list konflik listkonflik.hapus(konflik) } } // karena terjadi perubahan waktu pelepasan pada perjalanan // yang ditunda, mungkin ada konflik yang tadinya terjadi // menjadi tidak terjadi, dan mungkin juga sebaliknya. // lakukan update konflik menyangkut perjalanan yang ditunda updatekonflik(listkonflik, perjalananyangditunda) Struktur Data yang Digunakan Dalam Implementasi Struktur data yang digunakan dalam implementasi perangkat lunak Kimspoor Scheduler ini tidak sama persis dengan struktur data pada dasar teori. Pada dasar teori, himpunan sisi berarah disjungtif dan konjungtif dianggap berbeda. Namun pada implementasi, kedua himpunan tersebut dianggap sama karena sisi disjungtif dan konjungtif memiliki fungsi yang sama, yaitu merepresentasikan urutan dua buah operasi.

11 V-11 Secara umum, sembarang graf dapat direpresentasikan dengan menggunakan senarai (list) ketetangganan [MUN2004]. Dalam implementasi perangkat lunak ini, struktur data tersebut juga digunakan untuk merepresentasikan graf disjungtif. Dan karena graf disjungtif merupakan graf berarah, maka senarai simpul yang harus disimpan oleh setiap simpul pada graf ada dua buah, yaitu senarai simpul sebelum (predecessor list) dan (successor list) senarai simpul sesudah. Predecessor list digunakan untuk menyimpan simpul-simpul yang menyatakan operasi yang harus dikerjakan sebelumnya dan successor list digunakan untuk menyimpan simpul-simpul yang menyatakan operasi-operasi yang harus dikerjakan sesudahnya. Representasi ini sangat cocok digunakan karena sesuai dengan strategi penelusuran graf disjungtif dengan skema BFS. Struktur data lain yang digunakan pada tahap implementasi ini adalah struktur data antrian. Struktur data yang digunakan sama seperti antrian pada umumnya. Anggota antrian terdiri atas sebuah simpul dan sebuah pointer yang menunjuk ke simpul berikutnya. Fungsi-fungsi pada antrian tersebut juga merupakan fungsifungsi umum pada antrian, yaitu push dan pop. Fungsi push digunakan untuk menambahkan anggota antrian di belakang dan fungsi pop digunakan untuk mengambil dan menghapus anggota antrian pertama Antarmuka Perangkat Lunak Antarmuka perangkat lunak ini diimplementasikan sama seperti tahap perancangan. Gambar V-1 sampai dengan Gambar V-8 menyajikan tampilan antarmuka ini.

12 V-12 Gambar V-1 Antarmuka Utama Perangkat Lunak Gambar V-2 Antarmuka Koneksi Basis Data

13 V-13 Gambar V-3 Antarmuka Panel Masukan dan Penampilan Data Stasiun Gambar V-4 Antarmuka Panel Masukan dan Penampilan Data Petak Jalan

14 V-14 Gambar V-5 Antarmuka Panel Masukan dan Penampilan Rute Gambar V-6 Antarmuka Panel Masukan dan Penampilan Data Perjalanan

15 V-15 Gambar V-7 Antarmuka Penampilan Diagram Ruang Waktu 5.3 Pengujian Pada upabab ini akan dijelaskan pengujian perangkat lunak yang dilakukan secara rinci. Hal ini meliputi tujuan pengujian, rencana dan kriteria keberhasilan pengujian, perancangan kasus-kasus uji (test case), pelaksanaan pengujian dan hasil pengujian serta analisis hasil pengujian Tujuan Pengujian Pengujian perangkat lunak yang dilakukan memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Mengetahui apakah perangkat lunak yang diimplementasikan telah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan utama perangkat lunak yang dispesifikasikan pada tahap analisis, yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional. 2. Mengetahui apakah keluaran perangkat lunak yang berupa jadwal perjalanan kereta api telah sesuai dengan aturan-aturan yang ada. 3. Mengetahui kualitas jadwal yang dihasilkan (total keterlambatan, keterlambatan rata-rata, keterlambatan maksimum, keterlambatan minimum dan banyaknya perjalanan yang terlambat).

16 V Rencana dan Kriteria Keberhasilan Pengujian Berdasarkan tujuan pengujian yang telah dijelaskan sebelumnya, rencana pengujian ini terdiri atas beberapa bagian. Yang pertama adalah pengujian fungsional dan yang kedua adalah pengujian penjadwalan. Pengujian fungsional mengacu pada kebutuhan-kebutuhan utama perangkat lunak yang telah dispesifikasikan di bagian analisis. Jadi, pengujian ini akan dilakukan dengan cara menguji setiap kebutuhan yang ada. Pengujian fungsional ini dikatakan berhasil jika semua kebutuhan utama perangkat lunak telah terpenuhi. Hal-hal yang harus diuji pada pengujian ini disajikan dalam Tabel V-6 berikut. Tabel V-6 Rencana Pengujian Fungsional No Kebutuhan Perangkat Lunak Rencana Pengujian 1 Memasukkan data perjalanan. 1. Melakukan koneksi basis data. 2. Melakukan validasi data yang dimasukkan. 3. Menyimpan data di basis data. 2 Melihat data masukan 1. Mengambil data dari basis data 2. Menampilkan data dalam bentuk tabel di panel-panel antarmuka. 3 Mengubah atau menghapus 1. Melakukan validasi data yang data masukan diubah. 2. Mengubah data di basis data. 3. Menghapus data di basis data. 4. Menghapus data lain di basis data yang berkaitan dengan data yang telah dihapus untuk menjaga integritas basis data. 4 Melakukan penjadwalan 1. Mengambil semua data perjalanan di basis data. 2. Melakukan penjadwalan terhadap data perjalanan yang telah diambil.

17 V-17 No Kebutuhan Perangkat Lunak Rencana Pengujian 4 Melakukan penjadwalan 3. Menyimpan hasil penjadwalan di basis data. 5 Menampilkan jadwal 1. Mengambil jadwal yang telah disimpan di dalam basis data. 2. Menampilkan jadwal-jadwal tersebut sebagai diagram ruangwaktu 6 Menyimpan diagram ruangwaktu 1. Menyimpan diagram ruang-waktu sebagai file gambar sebagai file gambar. Secara umum, penjadwalan fungsional ini dapat dibagi menjadi dua skenario. Skenario yang pertama adalah skenario normal, yaitu skenario dimana tidak terjadi kesalahan penggunaan perangkat lunak. Skenario yang kedua adalah skenario alternatif, yaitu skenario dimana terjadi kesalahan dalam penggunaan perangkat lunak, misalnya pengguna memasukkan data yang salah. Dalam hal ini, pengujian dilakuan untuk mengetahui apakah perangkat lunak dapat menangkap kesalahan yang terjadi dan menotifikasi pengguna tentang kesalahan yang telah dilakukan. Pengujian yang kedua adalah pengujian penjadwalan. Rencana pengujian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengujian keluaran perangkat lunak berdasarkan aturanaturan perjalanan yang ada dan pengujian optimasi jadwal perjalanan Pengujian keluaran perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan data masukan perjalanan kereta api. Perangkat lunak akan mengambil data tersebut dari basis data, melakukan penjadwalan dan menghasilkan keluaran yang berupa diagram ruang-waktu. Pengujian ini dikatakan berhasil jika diagram ruang-waktu yang dihasilkan tidak melanggar aturan-aturan perjalanan kereta api yang diajukan pada tahap pemodelan.

18 V-18 Pengujian optimasi jadwal perjalanan dilakukan dengan menguji apakah perangkat lunak dapat mencari jadwal tetangga yang lebih baik dibandingkan jadwal yang telah diperoleh sebelumnya. Pengujian ini dikatakan berhasil jika perangkat lunak dapat melakukan hal tersebut, asalkan memang ada jadwal tetangga yang lebih baik. Pengujian ini tidak bisa dikatakan gagal jika perangkat lunak tidak dapat mencari jadwal lain yang lebih baik karena jadwal tersebut bukan merupakan tetangga dari jadwal sebelumnya. Secara rinci, rencana pengujian penjadwalan dapat dilihat pada Tabel V-7 berikut. Tabel V-7 Rencana Pengujian Penjadwalan No Pengujian Penjadwalan Rencana Pengujian 1 Pengujian keluaran perangkat lunak berdasarkan aturan-aturan perjalanan yang ada. 1. Pengujian aturan persilangan pada dua perjalanan dengan arah yang berbeda di jalur tunggal. 2. Pengujian aturan persilangan pada dua perjalanan dengan arah yang berbeda di jalur kembar (aturan persilangan tidak boleh diberlakukan). 3. Pengujian aturan penyusulan dan headway pada dua perjalanan dengan arah yang sama di jalur tunggal maupun jalur ganda. 4. Pengujian waktu minimum penundaan perjalanan di stasiun (kereta harus berhenti di suatu stasiun selama suatu selang waktu tertentu) 5. Pengujian aturan kecepatan maksimal petak jalan.

19 V-19 No Pengujian Penjadwalan Rencana Pengujian 2 Pengujian optimasi jadwal 1. Pencarian jadwal-jadwal tetangga perjalanan dari jadwal yang telah ditemukan sebelumnya. 2. Melakukan perhitungan total keterlambatan pada jadwal-jadwal tetangga dan membandingkannya dengan total keterlambatan jadwal yang telah ditemukan sebelumnya. 3. Menyimpan jadwal dengan total keterlambatan lebih kecil Kasus-Kasus Uji Terdapat dua kasus uji yang digunakan dalam pengujian perangkat lunak ini. Yang pertama adalah kasus uji dimana basis data yang digunakan masih kosong. Semua rencana pengujian yang telah dibuat sebelumnya baik pengujian fungsional maupun pengujian penjadwalan akan diujikan dengan menggunakan kasus uji ini. Kasus uji yang kedua adalah kasus uji dimana basis data sudah terisi dengan data perjalanan kereta api di Indonesia. Data perjalanan kereta api tersebut didapatkan dari PT Kereta Api (Persero). Dalam kasus ini, akan digunakan beberapa basis data berbeda. Setiap basis data memiliki banyak perjalanan dan banyak rute yang berbeda-beda. Sebuah penjadwalan perjalanan kereta api hanya dapat dilakukan dengan menggunakan satu basis data saja. Sebagai contoh, penjadwalan dilakukan dengan 1 perjalanan, 10 perjalanan, 50 perjalanan atau 100 perjalanan. Contoh lain misalnya, semua perjalanan yang dijadwalkan harus memiliki rute yang berbeda, semua perjalanan memiliki satu rute yang sama, atau kombinasi keduanya.

20 V-20 Secara umum, kasus uji yang kedua ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu kasus uji penjadwalan sederhana dan penjadwalan rumit. Kasus uji penjadwalan sederhana dilakukan dengan menggunakan perjalanan-perjalanan dengan stasiun asal dan stasiun tujuan yang sama atau dengan rute-rute yang jarang dilalui perjalanan kereta api (seperti di sumatra). Kasus uji penjadwalan rumit dilakukan dengan menggunakan banyak perjalanan dengan satu rute dimana stasiun asal dan stasiun tujuan perjalanan berbeda-beda. Selain itu, dapat juga menggunakan banyak perjalanan dan banyak rute, dimana antara rute satu dengan yang lain memiliki petak jalan persekutuan. Utamanya, kasus uji yang kedua ini digunakan pada pengujian penjadwalan dan pengujian fungsional bagian penampilan hasil penjadwalan Pelaksanaan Pengujian Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum pengujian dilaksanakan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan basis data yang digunakan untuk menyimpan data perjalanan. Karena perangkat lunak ini tidak menangani pembuatan basis data, maka basis data dan skemanya harus dibuat dengan menggunakan aplikasi atau perangkat lunak lain. Dalam pengujian yang dilaksanakan, pembuatan basis data dan skemanya dibuat dengan menggunakan phpmyadmin. Setelah basis data dan skemanya tersedia, pengujian dilakukan sama seperti rencana pengujian. Secara umum, pelaksanaan pengujian sesuai dengan rencana pengujian terdiri atas empat tahap, yaitu adalah memasukkan data, melihat data yang dimasukkan, melakukan penjadwalan dan melihat hasil penjadwalan. Pengecekan kebenaran data yang dimasukkan dilakukan dengan melihat data yang dimasukkan dengan menggunakan perangkat lunak dan dengan menggunakan phpmyadmin. Jika data yang dimasukkan dengan menggunakan perangkat lunak benar-benar sama dengan data yang ditampilkan dengan menggunakan phpmyadmin, maka pengujian data masukkan dapat dikatakan berhasil. Pengujian berikutnya adalah melakukan penjadwalan. Pengecekan hasil penjadwalan dilakukan dengan

21 V-21 menampilkan hasil penjadwalan dalam diagram ruang-waktu. Dari diagram yang ditampilkan, semua aturan yang diimplementasikan dalam perangkat lunak dapat diperiksa kebenarannya Hasil dan Analisis Pengujian Hasil Pengujian Fungsional Pengujian perangkat lunak yang dilaksanakan berdasarkan rencana dan kriteria keberhasilan pengujian fungsional dengan menggunakan kasus-kasus uji yang berbeda-beda menunjukkan keberhasilan di semua rencana pengujian. Upabab ini akan menjelaskan keberhasilan tersebut lebih rinci. Keberhasilan yang pertama pada pengujian fungsional ditunjukkan dengan kemampuan perangkat lunak untuk melakukan koneksi basis data, validasi data yang dimasukkan, penyimpanan data, penghapusan data dan pengubahan data di basis data. Jika perangkat lunak tidak bisa melakukan koneksi basis data karena server basis data mati atau konfigurasi server di perangkat lunak salah, maka perangkat lunak akan memberikan informasi bahwa koneksi basis data tidak bisa dilakukan. Validasi data yang dimasukkan diperlukan untuk menjamin integritas basis data, misalnya tidak boleh ada dua stasiun dengan singkatan yang sama, tidak boleh ada dua rute yang menggunakan nama yang sama, singkatan nama stasiun paling sedikit dua karakter, kecepatan kereta api tidak boleh lebih dari 200, dan sebagainya. Dengan demikian, validasi diperlukan untuk mencegah duplikasi data atau mencegah pemasukan data yang salah. Dalam pengujian yang telah dilaksanakan, fungsi validasi ini dapat bekerja dengan baik. Perangkat lunak ini juga berhasil dalam pengujian pemasukan data, penghapusan data dan pengubahan data. Kebenaran basis data diperiksa dengan menggunakan phpmyadmin. Integritas basis data setelah proses penghapusan atau pengubahan data perjalanan juga selalu dapat dijaga. Sebagai contoh, jika stasiun A dihapus, maka semua petak jalan di basis data yang menggunakan stasiun A juga harus dihapus. Semua rute yang melewati stasiun A juga harus dihapus dan semua perjalanan yang

22 V-22 menggunakan rute tersebut juga harus dihapus. Contoh lain yang berhubungan dengan pengubahan data misalnya singkatan stasiun diubah. Hal ini akan berakibat semua singkatan stasiun di petak jalan, rute maupun perjalanan juga berubah. Demikian juga dengan singkatan stasiun pada diagram ruang-waktu yang ditampilkan. Keberhasilan berikutnya adalah keberhasilan dalam pengujian penampilan data perjalanan yang ada di basis data, penampilan hasil penjadwalan dan penyimpanan jadwal sebagai file gambar. Perangkat lunak ini dapat mengambil data dari basis data kemudian menampilkan data tersebut dalam bentuk tabel di dalam panel-panel yang ada. Data yang ditampilkan ini benar-benar sesuai dengan data yang ada di basis data. Setelah proses penjadwalan selesai, perangkat lunak ini mampu menampilkan hasil penjadwalan dalam diagram ruang-waktu. Diagram ruang-waktu tersebut kemudian dapat disimpan sebagai sebuah file gambar dengan format PNG. Keberhasilan yang terakhir dalam pengujian fungsional adalah keberhasilan dalam proses penjadwalan. Perangkat lunak ini dapat mengambil semua data perjalanan yang telah dimasukkan, melakukan penjadwalan dan menyimpan hasil penjadwalan di basis data. Keberhasilan pengujian ini akan dijelaskan lebih rinci pada upabab berikutnya Hasil dan Analisis Pengujian Penjadwalan Sama seperti pengujian fungsional, pengujian penjadwalan ini juga berhasil di semua rencana pengujian. Keberhasilan pengujian ini ada dua, yaitu keberhasilan membuat jadwal yang sesuai dengan aturan-aturan perjalanan yang ada dan keberhasilan dalam pencarian jadwal yang lebih baik daripada jadwal yang telah ditemukan sebelumnya. Keberhasilan pembuatan jadwal yang sesuai dengan aturan-aturan perjalanan yang ada ditunjukkan dengan diagram ruang-waktu hasil penjadwalan. Pertama adalah aturan persilangan. Semua jadwal yang dihasilkan oleh perangkat lunak ini selalu

23 V-23 mematuhi aturan persilangan. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya dua kereta api yang berlawanan arah dan menggunakan satu petak jalan yang sama, dimana petak jalan tersebut adalah petak jalan dengan jalur tunggal. Salah satu contohnya ditunjukkan pada Gambar V-8. Gambar V-8 Hasil Penjadwalan yang Mematuhi Aturan Persilangan Penjadwalan yang diimplementasikan tidak hanya berlaku untuk perjalanan kereta api dengan menggunakan jalur tunggal saja, tetapi juga perjalanan dengan jalur kembar. Pada jalur kembar, aturan persilangan tidak berlaku karena dua kereta api yang berlawanan arah dapat menggunakan petak jalan tersebut secara bersamaan. Satu kereta menggunakan jalur yang satu dan kereta lain menggunakan jalur yang satunya lagi. Keberhasilan implementasi aturan ini ditunjukkan dengan adanya dua perjalanan kereta api yang berlawanan arah dan menggunakan petak jalan yang sama, asalkan petak jalan tersebut merupakan petak jalan dengan jalur kembar. Salah satu contohnya adalah jadwal yang ditunjukkan dengan diagram ruang waktu pada Gambar V-9.

24 V-24 Gambar V-9 Hasil Penjadwalan dengan Jalur Kembar Berikutnya adalah keberhasilan jadwal dalam mematuhi aturan penyusulan dan aturan headway. Keberhasilan implementasi aturan ini ditunjukkan dengan penggunaan satu petak jalan oleh beberapa kereta api dengan arah yang sama, asalkan antara satu kereta api dengan kereta api yang lain terpisah selama suatu selang waktu tertentu. Salah satu contohnya adalah diagram ruang waktu pada Gambar V-10. Keberhasilan yang terakhir adalah keberhasilan dalam mematuhi aturan waktu minimum penundaan di stasiun dan aturan kecepatan maksimal petak jalan. Sebuah jadwal memenuhi aturan waktu minimum penundaan di stasiun jika kereta api yang dijadwalkan untuk berhenti di stasiun benar-benar berhenti di stasiun paling sedikit selama suatu selang waktu minimum tertentu. Salah satu contoh jadwal yang memenuhi aturan ini ditunjukkan oleh Gambar V-11.

25 V-25 Gambar V-10 Hasil Penjadwalan yang Mematuhi Aturan Penyusulan dan Headway Gambar V-11 Hasil Penjadwalan yang Mematuhi Aturan Waktu Minimum Penundaan di Stasiun Selanjutnya, sebuah jadwal memenuhi aturan kecepatan maksimal petak jalan jika kereta api yang menggunakan petak jalan tersebut tidak berjalan dengan

26 V-26 kecepatan yang melebihi batas kecepatan masimal petak jalan. Dengan diagram ruang-waktu, hal ini ditunjukkan dengan grafik perjalanan yang lurus atau tidak lurus. Grafik perjalanan lurus terjadi pada kereta api dengan kecepatan yang kurang dari atau sama dengan kecepatan maksimal petak jalan. Sedangkan grafik perjalanan yang tidak lurus terjadi pada kereta api dengan kecepatan yang lebih besar daripada kecepatan maksimal petak jalan. Dalam hal ini, grafik akan melandai di bagian petak jalan yang memiliki kecepatan maksimal lebih kecil dibandingkan kecepatan kereta api. Salah satu jadwal yang memenuhi aturan ini ditunjukkan oleh Gambar V-12. Gambar V-12 Hasil Penjadwalan yang Mematuhi Aturan Kecepatan Maksimal Petak Jalan Perangkat lunak ini juga berhasil dalam pengujian optimasi jadwal perjalanan. Setelah sebuah jadwal yang memenuhi semua aturan perjalanan ditemukan, perangkat lunak ini mampu menemukan jadwal-jadwal lain yang merupakan tetangga dari jadwal yang telah ditemukan. Setiap kali sebuah jadwal tetangga ditemukan, total keterlambatan jadwal tetangga tersebut dihitung dan dibandingkan dengan total keterlambatan jadwal sebelumnya. Jika total keterlambatan jadwal tetangga lebih kecil, maka jadwal tetangga akan disimpan di

27 V-27 basis data. Pada akhir iterasi, jadwal yang disimpan di basis data adalah jadwal dengan total keterlambatan paling kecil. Tabel V-8 menunjukkan hasil penjadwalan dengan menggunakan 100 perjalanan dan 3 rute. Ketiga rute yang digunakan memiliki titik ujung Jakarta dan Surabaya. Sebagian besar perjalanan adalah perjalanan dari atau ke Jakarta dan Bekasi, Jakarta dan Bandung, Bandung dan Solo, Bandung dan Surabaya, dan juga Solo dan Yogyakarta. Hasil penjadwalan yang ditampilkan pada Tabel V-8 tersebut hanyalah jadwal awal dan jadwal-jadwal tetangga yang memiliki total keterlambatan lebih kecil. Jadwal yang memiliki total keterlambatan lebih besar tidak ditampilkan. Selanjutnya, diagram ruang-waktu salah satu rute hasil penjadwalan tersebut ditampilkan pada Gambar V-13. Walaupun grafik yang ditampilkan pada gambar tersebut sangat kecil dan rumit, perangkat lunak ini memiliki fungsi zoom untuk memperbesar grafik yang ditampilkan sebesar apapun. Jadwal ke- Tabel V-8 Hasil Penjadwalan dengan 100 Perjalanan dan 3 Rute Banyak perjalanan terlambat Keterlambatan Total jam 14 menit jam 10 menit Keterlambatan Rata-rata Keterlambatan Minimum Keterlambatan maksimum 6,14 menit 0 menit 1 jam 4 menit 6,10 menit 0 menit 1 jam 4 menit jam 9 menit 6,09 menit 0 menit 1 jam 4 menit jam 1 menit 6,01 menit 0 menit 1 jam 4 menit jam 52 menit 5,92 menit 0 menit 1 jam 4 menit jam 43 menit 5,83 menit 0 menit 1 jam 4 menit jam 41 menit 5,81 menit 0 menit 1 jam 4 menit jam 36 menit 5,76 menit 0 menit 1 jam 4 menit jam 19 menit 5,59 menit 0 menit 1 jam 4 menit Pada Tabel V-8 di atas, terdapat lima kualitas jadwal yang digunakan, yaitu banyak perjalanan terlambat, keterlambatan total, keterlambatan rata-rata, keterlambatan minimum, dan keterlambatan maksimum. Setiap kualitas jadwal

28 V-28 tersebut dihitung per banyaknya perjalanan yang dijadwalkan (dalam Tabel V-8, terdapat 100 perjalanan yang dijadwalkan). Sebagai contoh, pada jadwal pertama yang ditemukan, terdapat 49 perjalanan terlambat diantara 100 perjalanan. Selanjutnya, total keterlambatan 100 perjalanan tersebut adalah 10 jam 14 menit atau 614 menit, sehingga keterlambatan rata-rata satu perjalanan adalah 614/100 menit = 6,14 menit. Keterlambatan minimum 0 menit berarti diantara 100 perjalanan yang dijadwalkan, terdapat perjalanan yang tidak terlambat dan keterlambatan maksimum 1 jam 4 menit merupakan keterlambatan terbesar diantara 100 perjalanan yang dijadwalkan. Gambar V-13 Diagram Ruang-Waktu Salah Satu Rute yang Diujikan Walaupun keterlambatan rata-rata dan keterlambatan minimum yang pada jadwal yang ditemukan relatif kecil, namun keterlambatan maksimum pada hasil penjadwalan relatif sangat besar dibandingkan dengan keterlambatan rata-rata

29 V-29 (jadi terjadi penyimpangan (deviation) yang cukup besar). Hal tersebut terjadi karena aturan penundaan maksimum perjalanan di stasiun tidak diimplementasikan. Satu-satunya kriteria optimasi yang digunakan oleh perangkat lunak ini hanyalah total keterlambatan minimum saja, tanpa mempedulikan adanya satu perjalanan yang memiliki keterlambatan yang besar. Jadwal kedua sampai jadwal terakhir yang ditemukan menunjukkan adanya peningkatan kualitas jadwal, yaitu total keterlambatan yang semakin kecil, walaupun banyaknya perjalanan yang terlambat mengalami fluktuasi (naik dan turun). Hal ini berarti pengujian optimasi penjadwalan dengan kriteria optimasi total keterlambatan minimum telah berhasil. Jadwal akhir yang ditemukan bahkan menunjukkan peningkatan kualitas yang cukup signifkan dibandingkan jadwal pertama yang ditemukan, yaitu penurunan total keterlambatan sebesar 55 menit. Dengan demikian, persentase peningkatan kualitas jadwal adalah 55/614 = 8,95%. Selain pengujian dengan 100 perjalanan dan 3 rute di atas, pengujian juga dilakukan dengan menggunakan beberapa variasi data perjalanan. Tabel V-9 menunjukkan hasil beberapa penjadwalan yang telah dilakukan No Banyak Perjalanan Tabel V-9 Hasil Beberapa Penjadwalan Banyak Rute Keterlambatan Total Jadwal Awal Keterlambatan Total Jadwal Akhir menit 30 menit jam 4 menit 4 jam 59 menit jam 30 menit 2 jam 30 menit jam 33 menit 7 jam 37 menit jam 14 menit 9 jam 19 menit Data nomor 1 dan 2 pada Tabel V-9 di atas menggunakan data perjalanan kereta api sederhana dan ketiga data terakhir menggunakan data perjalanan kereta api yang rumit. Data nomor 1 adalah data perjalanan kereta api dengan satu rute dan semua perjalanan pada data tersebut berasal dari atau ke Bandung dan Jakarta (Gambir) saja. Data nomor 2 adalah data perjalanan kereta api di Sumatra. Data nomor 3 adalah data 51 perjalanan kereta api dengan menggunakan 51 rute yang

30 V-30 berbeda, dengan kata lain, satu rute digunakan untuk satu perjalanan. Tapi walaupun berbeda, rute-rute tersebut memiliki petak-petak jalan persekutuan. Data nomor 4 dan 5 adalah data perjalanan kereta api di Jawa yang cukup rumit (banyak perjalanan dengan sedikit rute). Pada data perjalanan kereta api sederhana, total keterlambatan jadwal akhir yang diperoleh cukup kecil (dengan rata-rata keterlambatan 1-3 menit). Hal ini dikarenakan sedikitnya konflik yang harus diselesaikan antara satu perjalanan dengan perjalanan lain. Untuk data nomor 1, konflik sedikit terjadi karena antara satu perjalanan dengan perjalanan yang lain terdapat suatu perbedaan waktu yang cukup besar, misalnya perjalanan-perjalanan kereta api dari Bandung ke Gambir dengan kereta api Parahyangan dan Argo Gede memiliki selisih waktu keberangkatan 1 sampai 3 jam. Demikian halnya dengan data nomor 2. Karena alasan yang sama juga, selisih antara total keterlambatan akhir dan total keterlambatan awal juga cukup kecil. Dengan kata lain, optimasi yang dilakukan tidak terlalu signifikan. Hal ini berarti strategi kronologis dan aturan SPT saja dapat menemukan jadwal dengan total keterlambatan yang dekat dengan nilai minimal (karena proses pencarian jadwal pertama hanyalah menggunakan strategi kronologis dan aturan SPT). Pada data nomor 3, rute yang digunakan sangat banyak. Dalam hal ini kerumitan terjadi karena banyaknya petak jalan persekutuan antara satu rute dengan rute yang lain. Namun dengan menggunakan model penjadwalan Job-Shop hal tersebut tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah dalam model penjadwalan Job-Shop hanyalah banyaknya konflik yang harus diselesaikan dalam penjadwalan. Dalam kasus uji ini, konflik yang harus diselesaikan ternyata sangat sedikit karena petak jalan persekutuan antara satu perjalanan dengan perjalanan yang lain tidak terlalu banyak (hal ini karena perjalanan menggunakan rute yang berbeda-beda). Jadi dengan alasan yang sama, keterlambatan rata-rata penjadwalan ini juga cukup kecil yaitu 3 menit. Selisih total keterlambatan akhir dan total keterlambatan awal juga tidak ada, yang berarti bahwa jadwal yang

31 V-31 ditemukan pertama kali lebih baik daripada jadwal-jadwal tetangga yang ditemukan. Data perjalanan nomor 4 jauh lebih rumit dibandingkan ketiga data sebelumnya. Data nomor 4 ini menggunakan 70 perjalanan dan hanya 1 rute. Rute perjalanan yang digunakan memiliki titik ujung Jakarta dan Surabaya. Stasiun asal dan tujuan tiap perjalanan kereta api cukup bervariasi. Pada penjadwalan dengan menggunakan data ini, jadwal awal yang diperoleh memiliki total keterlambatan 8 jam 33 menit atau 513 menit. Dengan demikian, keterlambatan rata-rata tiap perjalanan adalah 7,329 menit. Keterlambatan rata-rata yang lebih besar daripada hasil penjadwalan dengan data sebelumnya tersebut terjadi karena konflik yang harus diselesaikan pada penjadwalan ini lebih banyak. Setelah jadwal pertama ditemukan, iterasi dilakukan untuk mendapatkan jadwal tetangga yang memiliki total keterlambatan lebih baik. Jadwal akhir yang diperoleh memiliki total keterlambatan 7 jam 37 menit atau sama dengan 457 menit, sehingga keterlambatan rata-rata yang diperoleh tiap perjalanan adalah 6,529 menit. Dalam hal ini, terjadi penurunan total keterlambatan yang cukup signifikan, yaitu 10,92%. Data yang terakhir pada Tabel V-9 merupakan data yang sama dengan hasil penjadwalan pada Tabel V-8, yaitu menggunakan 100 perjalanan dan 3 rute. Hasil penjadwalan ini secara rinci juga sudah ada pada Tabel V-8 tersebut.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN Tugas Akhir ini akan menghasilkan sebuah perangkat lunak penjadwalan kereta api jalur tunggal dengan nama Kimspoor Scheduler. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis

Lebih terperinci

Implementasi Model Penjadwalan Job-Shop dalam Masalah Penjadwalan Kereta Api Jalur Tunggal dengan Pendekatan Constraint Programming

Implementasi Model Penjadwalan Job-Shop dalam Masalah Penjadwalan Kereta Api Jalur Tunggal dengan Pendekatan Constraint Programming Abstrak Implementasi Model Penjadwalan Job-Shop dalam Masalah Penjadwalan Kereta Api Jalur Tunggal dengan Pendekatan Constraint Programming Fajar Yuliawan NIM: 13503022 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini akan menjelaskan kesimpulan dan saran Tugas Akhir. Kesimpulan dan saran terdiri atas dua bagian, yaitu kesimpulan dan saran mengenai pemodelan dan penyelesaian

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN MASALAH

BAB III PEMODELAN MASALAH BAB III PEMODELAN MASALAH Masalah penjadwalan kereta api jalur tunggal dapat dimodelkan sebagai sebuah kasus khusus dari masalah penjadwalan Job-Shop. Hal ini dilakukan dengan menganggap perjalanan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan dalam Tugas Akhir ini. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Implementasi Model Penjadwalan Job-Shop dalam Masalah Penjadwalan Kereta Api Jalur Tunggal dengan Pendekatan Constraint Programming

Implementasi Model Penjadwalan Job-Shop dalam Masalah Penjadwalan Kereta Api Jalur Tunggal dengan Pendekatan Constraint Programming Implementasi Model Penjadwalan Job-Shop dalam Masalah Penjadwalan Kereta Api Jalur Tunggal dengan Pendekatan Constraint Programming LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Deskripsi Perjalanan Kereta Api Jalur Tunggal Pokok-Pokok Perjalanan Kereta Api Jalur Tunggal

BAB II DASAR TEORI 2.1 Deskripsi Perjalanan Kereta Api Jalur Tunggal Pokok-Pokok Perjalanan Kereta Api Jalur Tunggal BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi perjalanan kereta api yang terkait dengan masalah penjadwalan. Hal ini meliputi pokok-pokok perjalanan kereta api dan aturan-aturan atau

Lebih terperinci

Bab III Metode Perancangan Sistem

Bab III Metode Perancangan Sistem 23 Bab III Metode Perancangan Sistem Perancangan sistem yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah dengan menggunakan metode prototyping. Proses pada model prototyping yang digambarkan pada Gambar

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dan pengujian perangkat lunak berdasarkan hasil analisis dan perancangan pada bab III. 4.1 Implementasi Bagian ini berisi penjelasan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Impelentasi Setelah melakukan analisa dan perancangan terhadap Aplikasi Informasi Kota Tangerang yang akan dibuat, tahap selanjutnya adalah implementasi dan pengujian.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap aplikasi ini, maka tahap selanjutnya adalah tahap implementasi dan pengujian terhadap aplikasi. Pada tahap implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. mendekati kapasitas lintas maksimum untuk nilai headway tertentu. Pada

BAB III METODOLOGI. mendekati kapasitas lintas maksimum untuk nilai headway tertentu. Pada BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pendekatan Analisis Optimasi pada tujuan penelitian dilakukan dengan pendekatan sistem dimana pola operasi adalah optimum bila frekwensi perjalanan kereta api mendekati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan komputer maju dengan pesatnya. Seperti diketahui dunia komputer telah mencakup banyak bidang seperti dalam bidang kedokteran, bidang

Lebih terperinci

sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat

sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif, Ax = b, dengan = dapat sejumlah variabel keputusan; fungsi yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan disebut sebagai fungsi objektif nilai variabel-variabel keputusannya memenuhi suatu himpunan kendala yang berupa persamaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Tahap ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan diimplementasikan pada bahasa pemrograman yang akan digunakan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan model sekuensial linier. Desain penelitian untuk sistem optimalisasi produksi ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 51 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Spesifikasi Rancangan Pada sub bab spesifikasi rancangan ini akan dibahas mengenai spesifikasi perangkat lunak dan spesifikasi perangkat keras. IV.1.1. Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi Sistem Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar program simulasi Tata Letak Tempat Sampah dengan Algoritma

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Implementasi Sistem merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Dalam tahap implementasi sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Gambar 3. 1 Desain Penelitian Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 28 29 3.2. Metode Penelitian 1.2.1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang

Lebih terperinci

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU PRESENTASI TUGAS AKHIR KS091336 PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU Oleh : Maya Sagita W. 5208

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI APLIKASI

BAB IV IMPLEMENTASI APLIKASI BAB IV IMPLEMENTASI APLIKASI 4.1 PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK. Dalam pembuatannya aplikasi monitoring ini didukung dengan penggunaan aplikasi perangkat lunak JetBrain Php Storm 2017.1 versi PS-171.3780.104

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut adalah gambaran mengenai desain penelitian pencarian nilai siswa dengan menggunakan algoritma genetika: Studi Literatur Data Penelitian Metode

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Implementasi adalah sebuah tahap dimana analisa dan rancangan yang sudah dibuat sebelumnya dijalankan. Pada tahap ini perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS, PERANCANGAN, DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

BAB IV ANALISIS, PERANCANGAN, DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK BAB IV ANALISIS, PERANCANGAN, DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK Pada bab ini akan dibahas berbagai hal yang terkait analisis dan perancangan perangkat lunak web mining yang diusulkan sebagai solusi permasalahan.

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Pada bab ini berisi pendahuluan, tujuan, ruang lingkup proyek, definisi, dan gambaran produk. 1.1 PENDAHULUAN Teknologi hadir untuk memberikan kemudahan-kemudahan terhadap suatu

Lebih terperinci

Program Studi Sistem Informasi STMI - Kementerian Perindustrian Jakarta 2012

Program Studi Sistem Informasi STMI - Kementerian Perindustrian Jakarta 2012 OPTIMASI SISTEM INFORMASI PENJADWALAN KULIAH BERBASIS HEURISTIC SEARCH YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN TEKNIK SMART BACK TRACKING DAN LOOK AHEAD (STUDI KASUS PADA STMI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN) Oleh : Dedy

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi Sistem Pada implementasi sistem ini akan dijelaskan mengenai perangkat yang digunakan saat pembuatan aplikasi ini. Berikut merupakan spesifikasi perangkat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah melalui tahap analisis dan tahap perancangan terhadap aplikasi berbasis web menggunakan framework codeigniter, tahapan selanjutnya adalah implementasi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem BAB III PEMBAHASAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Pada tahap ini akan dibahas tentang implementasi dari perangkat keras dan perangkat lunak berdasarkan analisa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang dibangun merupakan sistem yang berbasis web. Untuk dapat

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang dibangun merupakan sistem yang berbasis web. Untuk dapat BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Sistem yang dibangun merupakan sistem yang berbasis web. Untuk dapat menjalankan sistem tersebut dengan baik dibutuhkan beberapa persyaratan mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Alat penelitian berupa komputer yang akan diimplementasikan prototipe

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Alat penelitian berupa komputer yang akan diimplementasikan prototipe BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Alat penelitian berupa komputer yang akan diimplementasikan prototipe perangkat lunak sistem manajemen klaim asuransi dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian atau komponen-komponen komputer

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah tahap analisa dan perancangan selesai, maka untuk selanjutnya adalah melakukan pengimplementasian dari analisis dan rancangan yang ada dan selanjutnya melakukan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan implementasi dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian kinerja yang sudah dibangun 5.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan 126 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI 4.1. Kebutuhan Sistem Sistem pengolahan data merupakan satu kesatuan kegiatan pengolahan data atau informasi yang terdiri dari prosedur dan pelaksana data.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Untuk mengetahui manfaat dari aplikasi backup dan restore ini, perlu dilakukan suatu implementasi. Implementasi yang benar dan tepat sasaran memerlukan pula ketersediaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Aplikasi dapat berjalan dengan baik apabila perangkat keras dan perangkat lunak saling mendukung. Adapun kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini, sistem peminjaman dan pengembalian buku yang dilakukan di perpustakaan SMA Karya Pembangunan 2 Bangun masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Program aplikasi optimalisasi jalur dengan algoritma Elitist Ant System ini dibuat dan diuji dengan menggunakan komputer

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rumah makan berbasis Java 2 Micro Edition (J2ME) ini kedalam implementasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rumah makan berbasis Java 2 Micro Edition (J2ME) ini kedalam implementasi BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bagian implementasi dan evaluasi akan dibahas tentang penerapan landasan teori dan metode penelitian dari sistem pendukung keputusan penentuan rumah makan berbasis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda 1 Listen to Customer 2 Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pola Word Graph Kata Benda 1 Listen to Customer 2 Build or Revise Mock-up Customer Test Drives Mock-up 4 Listen to customer Gambar 1 Diagram metode pengembangan prototype. 1 Listen to Customer Tahap listen to customer merupakan tahap untuk melakukan pengumpulan kebutuhan pengguna (requirements gathering).

Lebih terperinci

METODOLOGI. Pemahaman masalah dan solusi algoritma. Perencanaan kebutuhan (fitur, input, output, software, hardware)

METODOLOGI. Pemahaman masalah dan solusi algoritma. Perencanaan kebutuhan (fitur, input, output, software, hardware) 13 METODOLOGI Pengembangan sistem diawali dengan tahap pemahaman masalah dan solusi untuk mengatasi masalah yang ada. Tahap selanjutnya adalah tahap perancangan kebutuhan sistem seperti database, data

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Tabel 4 1 Spesifikasi Perangkat Keras 8192MB RAM

BAB IV IMPLEMENTASI. Tabel 4 1 Spesifikasi Perangkat Keras 8192MB RAM BAB IV IMPLEMENTASI 4.1 Implementasi Setelah tahap analisa dan tahap perancangan sistem aplikasi, maka tahap selanjutnya merupakan tahap implementasi. Akan dibahas mengenai tahap implementasi pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA 65 BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Sistem Informasi Geografis Lokasi Laundri Di Kota Binjai Menggunakan Metode Haversine Formula Berbasis

Lebih terperinci

BAB 3. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan

BAB 3. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian untuk memudahkan penyusun dalam melakukan penelitian. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini teknologi informasi sudah begitu berkembang pesat, dan akan semakin jauh meninggalkan kita bila kita tidak berusaha mengikuti dan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Galung Mas Cargo adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengiriman barang khususnya barang dalam jumlah besar seperti hasil produksi dari suatu perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. kebun yang terhubung dalam sebuah jaringan intranet. Dalam

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. kebun yang terhubung dalam sebuah jaringan intranet. Dalam BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. IMPLEMENTASI Sistem pelaporan analisa biaya kebun merupakan system berbasis web client server yang tersentralisasi di kantor pusat yang dijalankan di semua kebun

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BANTU

BAB V PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BANTU BAB V PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BANTU Di dalam bab ini akan dibahas implementasi model pengukuran menggunakan Metode Prism dalam bentuk pengembangan prototipe perangkat lunak bantu berupa analisis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut tahapan penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut tahapan penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain penelitian rancang bangun aplikasi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci

Penjadwalan Kereta Api di Daop VIII Surabaya

Penjadwalan Kereta Api di Daop VIII Surabaya Penjadwalan Kereta Api di Daop VIII Surabaya Dosen Pembimbing : Dra. Sri Mumpuni Retnaningsih, MT Rahmat Septiawan Putra 1309 106 003 Abstrak Kereta api merupakan salah satu jenis transportasi darat yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Sistem baru yang telah dibangun sesuai dengan perancangan, kemudian akan diimplementasikan untuk mengetahui apakah sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuannya

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap Aplikasii

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI. Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap Aplikasii BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN APLIKASI 4.1 Implementasi Setelah melakukan analisis dan perancangan terhadap Aplikasii, tahapan selanjutnya adalah implementasi dan pengujian aplikasi. Pada tahapan implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan skema umum penelitian yang dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Pada implementasi sistem ini akan dijelaskan mengenai perangkat yang digunakan saat pembuatan aplikasi ini. Berikut merupakan spesifikasi perangkat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Tahap Implementasi merupakan tahap pelaksanaan atau penerapan dari perancangan yang telah dikemukakan pada bab 4, yaitu perancangan sistem untuk melakukan proses kean

Lebih terperinci

III PEMODELAN MASALAH PENJADWALAN KERETA API DAN APLIKASINYA

III PEMODELAN MASALAH PENJADWALAN KERETA API DAN APLIKASINYA 8 sidding petak jalan petak blok Keterangan: Stasiun Sinyal Crossing Overtaking Gambar 5 Ilustrasi dari istilah perkeretaapian. III PEMODELAN MASALAH PENJADWALAN KERETA API DAN APLIKASINYA 3.1 Model Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Desain penelitian atau tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Studi Literatur 1. Logika Fuzzy 2.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implemetasi dan pengujian adalah tahap dimana suatu sistem yang telah selesai dibuat akan dijalankan atau testing dengan berpatokan pada

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan awal aplikasi pengaturan lampu lalu lintas berdasarkan Metode Webster menggunakan Visual Basic 6.0 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. harus dijalankan diantaranya adalah: hal-hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. harus dijalankan diantaranya adalah: hal-hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut: BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi sistem Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi perancangan aplikasi web E-Commerce

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan 1. Analisis kapasitas lintas Dari hasil analisis Grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2015 didapatkan kesimpulan mengenai persentase jenis kereta api pada jalur Rewulu-Wojo.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah tahap analisa dan perancangan selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah implementasi dan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun. Pada tahap ini akan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan selanjutnya dalam perancangan sistem adalah tahapan implementasi sistem. Dalam tahap implementasi sistem terdapat beberapa kegiatan yang lakukan, antara lain : pengujian

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini menjelaskan mengenai implementasi dari hasil analisis dan perancangan yang sebelumnya telah dijelaskan pada bab III. Pada bab ini juga diadakan pengujian untuk

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas mengenai implementasi dan pengujian perangkat lunak yang dibangun pada Tugas Akhir ini. Pembahasan mengenai implementasi dipaparkan pada subbab 5.1 sedangkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah sebagai berikut : a. Perangkat Lunak 1. Microsoft

Lebih terperinci

BAB V TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB V TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Pengujian Sistem Pengujian dapat berarti proses untuk memeriksa apakah suatu perangkat lunak yang dihasilkan sudah dapat dijalankan sesuai dengan standar tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain penelitian sistem pakar diagnosis awal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis kebutuhan dan perancangan sistem informasi keamanan berbasis SMS gateway dengan arduino dan CCTV. 3.1 Gambaran Umum Perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. genetik yang dibuat. Dalam mengimplementasi program aplikasi diperlukan syarat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. genetik yang dibuat. Dalam mengimplementasi program aplikasi diperlukan syarat BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini, penulis akan menguraikan hasil implementasi dan evaluasi terhadap program aplikasi optimasi penjadwalan penggunaan ruang menggunakan teori algoritma genetik

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini membahas mengenai implementasi dan pengujian terhadapa perangkat lunak yang dibangun pada Tugas Akhir ini. Pembahasan mengenai implementasi dipaparkan pada Subbab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriptografi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau seni untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Kriptografi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau seni untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi mendorong perubahan yang cukup besar terhadap kebutuhan manusia secara luas. Kebutuhan untuk saling bertukar informasi secara lebih mudah, cepat,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sistem Operasi: Microsoft Windows XP

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sistem Operasi: Microsoft Windows XP 7 Sistem Operasi Microsoft Windows XP Professional Service Pack Sedangkan spesifikasi inti kedua virtual komputernya adalah: Prosesor tunggal Memori 5 MB Harddisk 8 GB Sistem Operasi: Microsoft Windows

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI 4.1 IMPLEMENTASI

BAB IV IMPLEMENTASI 4.1 IMPLEMENTASI BAB IV IMPLEMENTASI 4.1 IMPLEMENTASI Setelah melakukan analisa dan perancangan terhadap aplikasi informasi penyewaan lapangan futsal berbasis web dan SMS Gateway, tahap selanjutnya adalah melakukan implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan dalam proses penelitian penerapan algoritma K-Means pada clustering berita berbahasa Indonesia.

Lebih terperinci

Gambar Halaman File Download (buat baru/edit) (Admin) Gambar di atas merupakan halaman file download untuk admin.

Gambar Halaman File Download (buat baru/edit) (Admin) Gambar di atas merupakan halaman file download untuk admin. 274 Gambar 4.176 Halaman File Download (buat baru/edit) (Admin) Gambar di atas merupakan halaman file download untuk admin. Pada menu file download (buat baru/edit) diatas digunakan untuk menambah atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat vital dalam melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi. Untuk membentuk sumber

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Desain penelitian

Gambar 3.1 Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Berikut adalah gambar metode penelitian yang digunakan: Studi Literatur Penentuan lokasi dan variable penelitian Menetukan kebutuhan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi clustering yang telah dibangun. Tahapan ini dilakukan setelah analisis dan perancangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI 4.1 IMPLEMENTASI

BAB IV IMPLEMENTASI 4.1 IMPLEMENTASI BAB IV IMPLEMENTASI 4.1 IMPLEMENTASI Setelah melakukan analisa dan perancangan terhadap aplikasi database surat menyurat guru dan staff TatausahaSMA berbasis SMS, tahap selanjutnya adalah melakukan implementasi

Lebih terperinci

BAB 6 METODE PENGUJIAN

BAB 6 METODE PENGUJIAN BAB 6 METODE PENGUJIAN Metode pengujian adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk menentukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjadwalan liga olahraga khususnya sepakbola merupakan masalah kompleks yang sulit untuk dipecahkan.hal ini disebabkan oleh banyaknya aturan dan kepentingan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada BAB III ini akan dibahas mengenai metode analisis dan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada BAB III ini akan dibahas mengenai metode analisis dan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada BAB III ini akan dibahas mengenai metode analisis dan perancangan sistem yang digunakan dan langkah-langkah yang dilakukan dalam pencarian rute angkutan kota dan Bus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berukuran besar. Kegunaan Data Mining adalah untuk menspesifikasikan pola

BAB I PENDAHULUAN. berukuran besar. Kegunaan Data Mining adalah untuk menspesifikasikan pola BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Data Mining adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan, pemakaian data historis untuk menemukan keteraturan, pola dan hubungan dalam set data berukuran besar. Kegunaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menghasilkan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan administrasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menghasilkan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan administrasi BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi dan evaluasi adalah tahap mengimplementasikan analisis dan perancangan yang telah dibuat agar dapat melakukan proses rekam medis dan menghasilkan

Lebih terperinci

4 BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI

4 BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI 4 BAB IV UJI COBA DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai lingkungan uji coba yang digunakan untuk menjalankan Simulasi E-Voting Sistem. Kemudian penjelasan mengenai parameter yang digunakan, cara

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 41 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Rancangan 4.1.1 Spesifikasi Piranti Lunak Spesifikasi piranti lunak yang digunakan pada saat perancangan program aplikasi adalah : 1. Sistem Operasi Microsoft

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK Bagian pertama pada laporan ini akan menggambarkan tujuan dari pembuatan sistem, sistematika dari penulisan laporan ini. Selain itu juga terdapat gambaran sistem secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Setelah melakukan analisa dan perancangan terhadap perancangan pendaftaran seminar pada universitas mercu buana, maka tahap selanjutnya adalah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI Implementasi

BAB 4 IMPLEMENTASI Implementasi BAB 4 IMPLEMENTASI Bab ini menuturkan penjelasan mengenai implementasi dari sistem pengujian yang dibangun berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Bab

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 IMPLEMENTASI PROGRAM ANTARA MUKA Setelah melalui tahap analisis dan tahap perancangan pada bab 3, maka tahap selanjutnya adalah tahap implementasi dan pengujian. Pada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi yang dibangun. Tahapan ini dilakukan setelah analisis dan perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi desain dalam bentuk kode-kode program. Kemudian di tahap ini

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi desain dalam bentuk kode-kode program. Kemudian di tahap ini BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Implementasi Setelah tahap analisa dan perancangan, tahap selanjutnya adalah implementasi desain dalam bentuk kode-kode program. Kemudian di tahap ini dijelaskan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISA DAN PERANCANGAN BAB 3. ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Pembuatan dibuat dengan menggunakan bahasa Python yang diintegrasikan dengan perangkat YARA. terhubung dengan internet dengan library YARA sehingga proses update

Lebih terperinci