STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA NY. S DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG MELATI III RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA NY. S DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG MELATI III RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA"

Transkripsi

1 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA NY. S DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG MELATI III RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA DISUSUN OLEH : HANRY DWI OKTAVIANTI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

2 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA NY. S DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG MELATI III RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DISUSUN OLEH : HANRY DWI OKTAVIANTI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

3 3 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Hanry Dwi Oktavianti Nim : P Proram Studi : DIII Keperawatan Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA NY. S DI RUANG MELATI III RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar - benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta, 10 Mei 2012 Yang Membuat Pernyataan Hanry Dwi Oktavianti NIM P.09021

4 4 HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama : Hanry Dwi Oktavianti NIM : P Program Studi : DIII Keperawatan Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA NY. S DI RUANG MELATI III RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di : Surakarta Hari/Tanggal : Kamis / 10 Mei 2012 DEWAN PENGUJI Penguji 1 : Anissa Cindy, S.Kep.,Ns (...) NIK Penguji II : Joko Kismanto, S.Kep.,Ns (...) NIK Penguji III : Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns (...) NIK Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta Setiyawan, S.Kep.,Ns NIK

5 5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA NY. S DI RUANG MELATI III RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat : 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan Kusuma Husada yang telah memberikan kemudahan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII Keperawatan di STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memotivasi dan mendukung demi kesempurnaan studi kasus ini. 3. Anissa Cindy, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi kesempurnaannya studi kasus ini.

6 6 4. Joko Kismanto, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberi masukan - masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Mushlihah Muliana Utami, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberi masukan - masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikam bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan Studi Kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin. Surakarta, 10 Mei 2012 Hanry Dwi Oktavianti NIM P.09021

7 7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv v vii ix x xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penulisan... 4 C. Manfaat Penulisan... 5 BAB II LAPORAN KASUS A. Pengkajian... 6 B. Perumusan Masalah Keperawatan C. Perencanaan Keperawatan D. Implementasi Keperawatan E. Evaluasi Keperawatan BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

8 8 A. Pembahasan B. Simpulan Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup DAFTAR TABEL

9 9 Halaman Tabel 1 Pola Aktivitas dan Latihan... 8 Tabel 2 Perkembangan Kekuatan Otot... 17

10 10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Genogram... 7

11 11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien Lampiran 3 Log Book Lampiran 4 Asuhan Keperawatan Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

12 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah penyebab utama mengalami ketidakmampuan jangka panjang (cacat). Setiap tahunnya terdapat kurang lebih orang yang menderita serangan stroke. Jumlah tersebut, jiwa adalah serangan pertama, dan jiwa mengalami serangan ulang. Hampir 3/4 stroke yang terjadi, dialami oleh mereka dengan usia di atas 65 tahun. Resikonya selalu meningkat lebih dari dua kali lipat pada setiap dekadenya, dimana dekade sebelumnya terjadi pada usia di atas 55 tahun. Menurut (World Health Report) WHO menyebutkan tahun 2011, terdapat orang di dunia yang mengalami stroke setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 5 juta jiwa meninggal dunia dan 5 juta jiwa mengalami cacat total permanen. Menurut Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, stroke adalah penyebab kematian yang utama di Indonesia. Porsinya mencapai 15,4% dari total penyebab kematian. Artinya 1 dari 7 orang yang meninggal adalah karena stroke. (Anonim, 2011) Stroke dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh, diantaranya adalah defisit motorik berupa hemiparese. Stroke merupakan masalah kesehatan utama di masyarakat. Kondisi abnormal pembuluh darah otak, yang dikarakteristikkan oleh adanya pendarahan di dalam otak atau pembentukan embolus atau trombus yang menyumbat arteri, mengakibatkan iskemik

13 13 jaringan otak yang pada kondisi normal diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut. (Astrid, dkk, 2011) Pasien stroke bukan merupakan kasus kelainan muskuloskeletal, tetapi kondisi stroke merupakan kelainan dari otak sebagai susunan saraf pusat yang mengontrol dan mencetuskan gerak dari sistem neuro-muskuloskeletal. Secara klinis gejala yang sering muncul adalah hemiparese atau hemiplegi. Keadaan hemiparese atau hemiplegi merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab hilangnya mekanisme refleks postural normal, seperti mengontrol siku untuk bergerak, mengontrol gerak kepala untuk keseimbangan, rotasi tubuh untuk gerak-gerak fungsional pada ekstremitas. (Irdawati, 2008) Gerak fungsional merupakan gerak yang harus distimulasi secara berulang-ulang supaya terjadi gerakan yang terkoordinasi secara disadari serta menjadi refleks secara otomatis berdasarkan ketrampilan aktifitas kehidupan sehari-sehari (AKS). Hal ini tergantung pada cara pertolongan saat re-learning gerakan yang akan mempengaruhi sensasi gerak di otak dan mendorong pasien untuk memikirkan gerakannya pada saat melakukan gerakan tersebut. (Irdawati, 2008) Masalah yang sering dialami oleh penderita stroke dan yang paling ditakuti adalah hambatan mobilitas fisik. Penderita mengalami kesulitan saat berjalan karena mengalami gangguan pada kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi gerak. (Irdawati, 2008) Kasus yang dijumpai oleh penulis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta menunjukan bahwa pasien stroke mengalami kelemahan anggota gerak yaitu

14 14 pergerakan tangan kiri dan kaki kiri sulit untuk digerakkan, aktivitas latihan pasien tergantung total, pasien bedrest total di atas tempat tidur. Imobilisasi merupakan suatu kondisi yang relatif. Maksudnya, individu tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktifitas dari kebiasaan normalnya. Komplikasi tersebut tidak hanya membatasi pasien untuk mandiri dalam melakukan Activity Daily Lifes (ADL), namun juga meningkatkan ketergantungan pasien pada keluarga dan memiliki dampak ekonomi terhadap pasien, keluarga dan masyarakat. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit-khususnya penyakit degeneratif, dan untuk aktualisasi diri. (Mubarak, 2007) Latihan Range of Motion (ROM) adalah salah satu bentuk intervensi fundamental perawat yang merupakan bagian dari proses rehabilitas pada pasien stroke. Latihan disesuaikan dengan kondisi pasien dan sasaran utama adalah kesadaran untuk melakukan gerakan yang dapat dikontrol dengan baik, bukan pada besarnya gerakan. (Astrid, dkk, 2011) Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengangkat Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Mobilisasi Ny. S dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Melati III RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebagai bahan ujian Tugas Akhir.

15 15 B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada Ny. S dengan stroke non hemoragik di Ruang Melati III RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke non hemoragik. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke non hemoragik. c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke non hemoragik. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke non hemoragik. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke non hemoragik. f. Penulis mampu menganalisa kondisi mobilitas yang terjadi pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke non hemoragik.

16 16 C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien dengan stroke non hemoragik. 2. Manfaat Praktis a. Institusi Rumah Sakit Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek layanan keperawatan khususnya pada pasien stroke non hemoragik. b. Institusi Pendidikan Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke non hemoragik yang dapat digunakan acuan bagi praktek mahasiswa keperawatan. c. Bagi Penulis Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan personal dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan stroke non hemoragik.

17 BAB II LAPORAN KASUS Bab ini menjelaskan tentang kasus asuhan keperawatan pada Ny. S dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi. Laporan kasus ini meliputi pengkajian, daftar perumusan masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi. A. Pengkajian Hasil pengkajian pada tanggal 3 April 2012 pukul WIB di Ruang Melati III RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan sumber data dari pasien, keluarga pasien, perawat ruangan, anggota tim medis lainya dan status pasien didapat hasil pasien bernama Ny. S berumur 84 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir tidak pernah sekolah, pekerjaan pedagang, alamat Sangkrah Sukoharjo. Pasien dibawa ke IGD tanggal 20 Maret pukul WIB dengan keluhan kurang lebih 9 hari sebelum dibawa ke rumah sakit pasien mengeluh anggota gerak sebelah kiri terasa lemas dan lemah, tangan dan kaki kiri sulit untuk digerakan dan sering kesemutan dan pasien sempat terjatuh di depan kamarnya. Selama dirawat di IGD pasien mendapatkan terapi infus NACL 0,9% 20tpm, terapi O 2 2 liter, injeksi Ketorolak 1ml, injeksi Ranitidin 2ml, injeksi Sohobion 3ml dan dilakukan pemeriksaan GCS E 4 V 5 M 6, tekanan darah: 170/100mmHg, nadi: 80x/menit, suhu: 36,5 o C, pernapasan: 20x/menit. Setelah mendapatkan perawatan sementara di IGD tanggal 20 Maret 2012 pukul pasien dibawa ke Ruang Melati III. Dokter 17

18 18 mendiagnosa bahwa Ny. S menderita penyakit stroke non hemoragik, yang bertanggung jawab adalah Ny. S umur 35 tahun, sebagai anak pasien. Pengkajian tanggal 3 April 2012 pukul WIB, pasien sudah 15 hari di rawat di Ruang Melati III. Keluhan utama yang dirasakan pasien adalah mengeluh pergerakan tangan dan kaki kiri sulit untuk digerakan. Riwayat penyakit dahulu, pasien sebelumnya pernah mondok di rumah sakit selama 4 hari karena diare. Pasien juga pernah mondok di rumah sakit 4 tahun yang lalu karena penyakit hipertensi. Pada riwayat kesehatan keluarga, dalam keluarga pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi yaitu kakak dan ayah pasien. Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat, diabetes militus, jantung dan asma. Keterangan : Gambar 1: Genogram : Perempuan : Laki laki : Pasien : Perempuan meninggal : Laki laki meninggal : Tinggal serumah : Garis pernikahan : Garis keturunan

19 19 Pengkajian pola kesehatan fungsional menurut gordon. Pada pola aktivitas latihan: pasien mengatakan selama sakit semua aktivitasnya tergantung total pada keluarganya. Indeks katz (tergantung total). Tabel 1: Pola Aktivitas dan Latihan di Rumah Sakit Daerah Umum Dr. Moewardi 3 April 2012 Kemampuan Perawatan Diri Makan / Minum Toileting Berpakaian Mobilisasi di tempat tidur Berpindah Ambulasi / ROM Keterangan : 0 : Mandiri. 1 : Dengan alat Bantu. 2 : Dibantu orang lain. 3 : Dibantu orang lain dan alat. 4 : Tergantung total. Pola kognitif perseptual: sebelum sakit pasien mengatakan penglihatan berkurang, selama sakit penglihatan pasien berkurang dibuktikan dengan pasien tidak dapat melihat gambar dari jarak lebih dari 1 meter, pasien dapat membedakan sensasi panas, dingin, nyeri pada ekstremitas bagian kanan tetapi sensasi nyeri berkurang saat dilakukannya sensasi nyeri pada wajah sebelah kiri. Pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien baik kesadaran composmentis dengan penilaian Glasgow Coma Skale (GCS) adalah E 4 V 5 M 6 dengan ketentuan mata membuka mata spontan, verbal dapat berkomunikasi dengan baik, motorik mengikuti perintah. Tanda tanda vital tekanan darah: 150/90 mmhg, nadi: 70 x/menit, pernafasan: 20 x/menit, suhu: 36,5 0 C.

20 20 Pemeriksaan ekstremitas atas tangan kiri terpasang infus, kekuatan otot atas kanan 5 dan kiri 1. Pada ekstremitas bawah kekuatan otot kanan 5 dan kiri 3. Nervus optic, pasien mengalami gangguan penglihatan dibuktikan tidak bisa melihat gambar lebih dari 1 meter. Nervus trigeminus, mengalami gangguan respon sentuhan dan nyeri pada ekstremitas bagian kiri dibuktikan dengan berkurangnya respon sentuhan dan nyeri saat dilakukanya sentuhan halus dan sensasi nyeri pada wajah sebelah kiri. Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan laboratorium hematologi pada tanggal 31 Maret 2012 pukul WIB adalah hemoglobin 9,7 g/dl menandakan mengalami penurunan (normal 11,7-16,2), hematokrit 30% menandakan mengalami penurunan (normal 33-45), eritrosit 2,96 juta/ul menandakan mengalami penurunan (normal 4,10-5,10). Hasil pemeriksaan penunjang foto thorak AP: Cor; kesan membesar dan tampak alongasi aorta, pulmo; tak tampak infiltrat, sinus costophrenicus kanan dan kiri tajam. Pemeriksaan CT Scan kepala: tampak lesi hiperdens di temporoperietalis, tak tampak midline shift, sulci dan gyri tak tampak kelainan, pons; cerebullum dan cerebellopontine tak tampak kelainan, orbita; sinus paranasalis dan mastoid tak tampak kelainan, calvaria intak. Program terapi tanggal 3 April 2012 adalah infus NACL 0,9% 1000ml/20tpm untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit, infus Aminofuid 500ml/20tpm untuk terapi cairan maintence, injeksi Ketorolak

21 21 1ml/12jam untuk penatalaksanaan jangka pendek (maksimal 2 hari) terhadap nyeri akut derajat sedang sampai dengan berat, injeksi Ranitidin 2ml/12jam untuk tungkak lambung, injeksi Sohobion 3ml/12jam untuk pencegahan dan pengobatan akibat kekurangan Vitamin B1, B6, B12, injeksi Furosemid 2ml/12jam untuk menurunkan tekanan darah, injeksi asam Tranexamat 1ml/8jam untuk pendarahan abnormal dan penyakit hemoragik, injeksi Metoclopamid 2ml/8jam untuk anoreksia, Diltiazem 2x30 gr untuk obat kejang, Meloxicam 1x15 gr untuk pengobatan reumatoid artritis, Alprazolam 1x0,5 gr untuk pengobatan jangka pendek ansietas sedang sampai dengan berat. B. Perumusan Masalah Mengacu pada data hasil pengkajian dan observasi di atas penulis melakukan analisa data kemudian merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan prioritas, penyusunan intervensi keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi tindakan. Data fokus yang ditemukan pada hari selasa 3 April 2012 dibagi menjadi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif, pasien mengatakan pergerakan tangan dan kaki kiri sulit untuk digerakan, tangan dan kaki kiri sering kesemutan, badan terasa lemas dan pusing. Data obyektif pasien terlihat lemas, pasien bedrest total di atas tempat tidur, kekuatan otot ekstremitas atas kanan 5 dan kiri 1, kekuatan otot ekstremitas bawah kanan 5 dan kiri 3, keadaan umum baik, pemeriksaan saraf kranial menunjukan Nervus optic,

22 22 pasien mengalami gangguan penglihatan dibuktikan tidak bisa melihat gambar lebih dari 1 meter. Nervus trigeminus, mengalami gangguan respon sentuhan dan nyeri pada ekstremitas bagian kiri dibuktikan dengan berkurangnya respon sentuhan dan nyeri saat dilakukanya sentuhan halus dan sensasi nyeri pada wajah sebelah kiri, aktifitas latihan pasien tergantung total (4), ekstremitas tangan dan kaki kiri terlihat sulit untuk digerakan. Prioritas diagnosa keperawatan adalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular. C. Intervensi Keperawatan Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan mobilitas fisik optimal dengan kriteria hasil: mobilitas pasien meningkat, kekuatan otot ekstremitas atas kiri 3-4, ekstremitas bawah kiri 4-5, pasien dapat melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri. Intervensi yang dilakukan adalah kaji status neurologis untuk mengetahui perkembangan pasien, berikan posisi yang nyaman untuk membantu mobilisasi pasien, ubah posisi pasien tiap 2 jam untuk mencegah dekubitus, ajar dan dukung pasien dalam latihan ROM untuk mencegah terjadinya penurunan fleksibilitas sendi dan kontraktur sendi, berikan suport psikososial dan spiritual untuk memberikan semangat pasien dalam tahap penyembuhan, kolaborasi dengan tenaga fisioterapi untuk meningkatkan mobilitas pasien.

23 23 D. Implementasi Keperawatan Mengacu pada rencana keperawatan yang telah dibuat, tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 3 April 2012 pukul WIB mengkaji status neurologis dan didapat evaluasi formatif dengan data subyektif pasien mengatakan anggota gerak tangan dan kaki kiri sulit untuk digerakan dan data obyektif GCS E 4 V 5 M 6, kesadaran komposmentis, kekuatan otot ekstremitas atas kanan 5 dan kiri 1, ekstremitas bawah kanan 5 dan kiri 3. Mengkaji aktifitas latihan pasien didapat data subyektif pasien mengatakan segala aktivitasnya tergantung total dibantu oleh anaknya, pasien hanya bisa tertidur di atas tempat tidur, data obyektif pasien terlihat lemas, pasien bedrest total di atas tempat tidur, aktifitas latihanya dari makan, minum, toileting, berpakaian, mobilitas di tempat tidur dan ambulasi tergantung total 4. Pukul WIB mengobservasi tanda - tanda vital pasien didapat data obyektif tekanan darah: 150/90mmHg, nadi: 70x/menit, suhu: 36,5 o C, pernafasan: 20x/menit. Pukul WIB mengajarkan latihan ROM pasif dan ROM aktif didapat data obyektif penggunaan ROM aktif pada ekstremitas tangan dan kaki kanan terlihat dapat melakukan latihan yang diajarkan, dalam melakukan ROM pasif pasien terlihat mengikuti instruksi dari perawat pada ekstremitas tangan dan kaki kiri dengan dibantu perawat. Pukul WIB mengubah posisi pasien setiap 2 jam didapat data obyektif pasien pada posisi lateral dan memberikan posisi nyaman posisi supinasi dan didapat data obyektif pasien terlihat rileks dan nyaman.

24 24 Tindakan keperawatan pada tanggal 4 April 2012 pukul WIB memberikan lingkungan yang nyaman didapat data obyektif tempat tidur tampak rapi dan restrain pada tempat tidur terpasang. Pukul WIB memberikan terapi didapat data obyektif injeksi Furosemid 2ml/12jam, injeksi asam Tranexamat 1ml/8jam, injeksi Ketorolak 1ml/12jam, injeksi Ranitidin 2ml/12jam. Pukul WIB mengkaji status neurologis pasien didapat data subyektif pasien mengatakan kaki dan tangan kiri sulit untuk digerakan, data obyektif GCS E 4 V 5 M 6, kekuatan otot ekstremitas atas kanan 5 dan kiri 1, ekstremitas bawah kanan 5 dan kiri 3, kesadaran komposmentis. Pukul WIB mengajarkan pasien latihan ROM aktif dan ROM pasif didapat data obyektif pasien terlihat dapat melakukan latihan yang diajarkan secara mandiri dalam melaksanakan ROM aktif pada ekstremitas kanan, pasien terlihat mau mengikuti intruksi dari perawat dalam melakukan ROM pasif pada ekstremitas kiri, kekuatan otot ekstremitas atas kanan 5 dan kiri 1, ekstremitas bawah kanan 5 dan kiri 3. Pukul WIB mengubah posisi pasien setiap 2 jam didapat data obyektif pasien terlihat nyaman dengan posisi lateral. Mengobservasi tanda tanda vital pasien didapat data obyektif tekanan darah: 130/70mmHg, nadi: 84x/menit, suhu: 36,5 0 C, pernafasan: 20x/menit. Pukul WIB mengkaji aktifitas latihan pasien didapat data subyektif pasien mengatakan segala bentuk aktifitasnya dibantu oleh keluarga pasien, data obyektif pasien terlihat bedrest total di atas tempat tidur, aktifitas latihan pasien tergantung total nilai ketergantungan 4.

25 25 Tindakan keperawatan pada tanggal 5 April 2012 pukul WIB memberikan lingkungan yang nyaman didapat data obyektif tempat tidur terlihat rapi, restrain pada tempat tidur terpasang, pukul WIB memberikan terapi didapat data subyektif pasien mau untuk diinjeksi dan data obyektif injeksi Ketorolak 1ml/12jam, injeksi Ranitidin 2ml/12jam, injeksi asam Tranexamat 1ml/8jam, injeksi Metoclopamid 2ml/8jam. Pukul WIB mengkaji status neurologis didapat data subyekif pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya sulit untuk digerakan, data obyektif GCS E 4 V 5 M 6, kesadaran komposmentis, kekuatan otot ekstremitas atas kanan 5 dan kiri 2, kekuatan otot ekstremitas bawah kanan 5 dan kiri 3. Pukul WIB mengajarkan pasien latihan ROM aktif didapat data obyektif pasien terlihat dapat melakukan latihan yang diajarkan secara mandiri dalam melaksanakan ROM aktif pada ekstremitas kanan, kekuatan otot ekstremitas atas kanan 5 dan kiri 2, ekstremitas bawah kanan 5 dan kiri 3. Pukul WIB mengubah posisi pasien setiap 2 jam dan didapat data subyektif pasien mengatakan mau untuk diubah posisinya setiap 2 jam, data obyektif pasien terlihat nyaman dengan posisi yang diberikan posisi lateral. Pukul mengobservasi tanda tanda vital didapat data obyektif, tekanan darah: 160/80mmHg, nadi: 96x/menit, suhu: 36,8 0 C, pernafasan: 20x/menit dan mengkaji aktifitas latihan pasien didapat data subyektif pasien mengatakan semua aktifitasnya dibantu oleh keluarga, data obyektif pasien terlihat lemah, pasien terlihat bedrest total di atas tempat tidur, aktifitas latihan pasien tergantung total dengan nilai ketergantungan total 4.

26 26 E. Evaluasi Keperawatan Hasil evaluasi tindakan keperawatan pada tanggal 3 April 2012 pukul WIB respon subyektif pasien mengatakan anggota gerak tangan dan kaki kirinya sulit untuk digerakan segala aktivitasnya dibantu oleh keluarganya. Respon obyektif pasien: GCS E 4 V 5 M 6, kesadaran komposmentis, kekuatan otot ekstremitas atas kanan 5 dan kiri 1, ekstremitas kiri bawah kanan 5 dan kiri 3, pasien terlihat lemah posisi pasien supinasi, pasien bedrest total di atas tempat tidur, aktifitas latihan pasien tergantung total nilai 4, tekanan darah: 150/90mmHg, nadi: 70x/menit, suhu: 36,5 0 C, pernafasan: 20x/menit, ROM aktif pada tangan dan kaki kanan, ROM pasif pada tangan dan kaki kiri. Analisa yang dapat diambil pada masalah mobilisasi belum teratasi. Planning yang dapat dibuat adalah intervensi dilanjutkan mengkaji status neurologis, mengajarkan ROM aktif dan ROM pasif, memberikan lingkungan yang nyaman, memberikan terapi NACL 0,9% 1000ml/20tpm, infus Aminofluid 500ml/20tpm, injeksi Furosemid 2ml/12jam, injeksi asam Tranexamat 1ml/8jam, injeksi Ketorolak 1ml/12jam, injeksi Ranitidin 2ml/12jam, Diltiazem 2x30 gr, Meloxicam 1x15 gr, Alprazolam 1x0,5 gr, memberikan posisi alih baring setiap 2 jam, mengobservasi TTV, mengkaji aktifitas latihan pasien. Hasil evaluasi tanggal 4 April 2012 pukul WIB respon subyektif pasien mengatakan tangan dan kaki kiri pasien sulit untuk digerakan, pasien mengatakan segala bentuk aktivitasnya dibantu oleh keluarganya. Respon obyektif pasien: GCS E 4 V 5 M 6, kesadaran komposmentis, kekuatan otot

27 27 ekstremitas atas kanan 5 dan kiri 1, ekstremitas bawah kanan 5 dan kiri 3, pasien terlihat nyaman, pasien bedrest total di atas tempat tidur, aktivitas latihan pasien tergantung total nilai 4, tekanan darah: 130/70mmHg, nadi: 84x/menit, suhu: 36,5 o C, pernafasan: 20x/menit, ROM aktif pada tangan dan kaki kanan, ROM pasif pada tangan dan kaki kiri, injeksi Furosemid 2ml/12jam, injeksi Ranitidin 2ml/12jam, injeksi Ketorolak 1ml/12jam, injeksi asam Tranexamat 1ml/8jam. Analisa yang dapat diambil pada masalah mobilisasi belum teratasi. Planning yang dapat dibuat adalah intervensi dipertahankan mengkaji status neurologis pasien, mengajarkan pasien latihan ROM aktif, memberikan alih baring ke pasien setiap 2 jam, mengkaji aktivitas latihan pasien, memberikan terapi NACL 0,9% 1000ml/20tpm, infus Aminofluid 500ml/20tpm, Metoclopamid 2ml/8jam, injeksi asam Tranexamat 1ml/8jam, injeksi Ketorolak 1ml/12jam, injeksi Ranitidin 2ml/12jam, Diltiazem 2x30 gr, Meloxicam 1x15 gr, Alprazolam 1x0,5 gr. Hasil evaluasi tanggal 5 April 2012 pukul WIB respon subyektif pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya sulit untuk digerakan, pasien mau untuk di alih baringkan setiap 2 jam, pasien mengatakan semua aktivitasnya dibantu keluarga. Respon obyektif pasien: GCS E 4 V 5 M 6, kesadaran komposmentis, kekuatan otot ekstremitas atas kanan 5 dan kiri 2, ekstremitas bawah kanan 5 dan kiri 3, pasien terlihat lemah, pasien bedrest total di atas tempat tidur, aktiitas latihan pasien tergantung total nilai 4, tekanan darah: 160/80mmHg, nadi: 96x/menit, suhu: 36,8 0 C, pernafasan: 20x/menit, ROM aktif pada tangan dan kaki kanan, memberikan injeksi Ketorolak 1ml/12jam,

28 28 injeksi Ranitidin 2ml/12jam, injeksi asam Tranexamat 1ml/8jam, injeksi Metoclopamid 2ml/8jam. Analisa yang dapat diambil pada masalah mobilisasi belum teratasi. Planning yang dapat dibuat adalah intervensi dipertahankan, mengajarkan pasien latihan ROM aktif, memberikan alih baring pasien setiap 2 jam, mengkaji aktifitas latihan pasien, memberikan terapi NACL 0,9% 1000ml/20tpm, infus Aminofluid 500ml/20tpm, Metoclopamid 2ml/8jam, injeksi asam Tranexamat 1ml/8jam, injeksi Ketorolak 1ml/12jam, injeksi Ranitidin 2ml/12jam, Diltiazem 2x30 gr, Meloxicam 1x15 gr, Alprazolam 1x0,5 gr. Hasil evaluasi perkembangan kekuatan otot selama 3 hari dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2: Perkembangan Kekuatan Otot di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi 3 5 April 2012 Kekuatan Otot 3 April April April 2012 Ekstremitas atas kanan Ekstremitas atas kiri Ekstremitas bawah kanan Ekstremitas bawah kiri Keterangan: 0 : Tidak ada kontraksi otot. 1 : Ada tanda kontraksi otot. 2 : Mampu bergerak, tapi tidak mampu menahan gravitasi. 3 : Mampu melawan gravitasi tapi tidak mampu menahan tahanan pemeriksa. 4 : Mampu menahan gravitasi dan menahan tahanan ringan. 5 : Mampu menahan gravitasi dan tahanan kuat.

29 29 BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pengkajian Bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Mobilisasi pada Ny. S dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Melati III RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan. Stroke adalah sindrom klinis berupa gangguan fungsi otak sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke otak. Stroke dapat berdampak pada berbagai fungsi tubuh, diantaranya adalah defisit motorik berupa hemiparese. (Astrid, dkk, 2011) Dalam teori, stroke non hemoragik merupakan suatu penyakit yang diawali dengan terjadinya serangkaian perubahan dalam otak yang terserang yang apabila tidak ditangani dengan segera berakhir dengan kematian bagian otak tersebut. Stroke non hemoragik terjadi karena aliran darah ke otak berkurang karena sumbatan sehingga oksigen yang sampai ke otak juga berkurang atau tidak ada tergantung berat ringannya aliran darah yang tersumbat. Sumbatan tersebut disebabkan oleh (plak) ateroskerosis adalah perubahan fokal pada arteri, trombus (pecahan bekuan darah/plak), emboli

30 30 (udara, lemak) pada arteri otak yang bersangkutan yang merupakan sumbernya. Penyebab umum terjadinya stroke non hemorogik adalah ateroma, emboli, infeksi, obat -obatan, hipotensi. (Junaidi, 2011) Pada Ny. S gejala yang dirasakan adalah pergerakan tangan dan kaki kiri sulit untuk digerakan, kekuatan otot anggota gerak bagian kiri menurun menjadi 1 dan 3, semua aktifitas dibantu keluarga, pusing, adanya rasa kesemutan. Pasien dengan stroke non hemoragik akan timbul gejala hemiparesis yang disebabkan adanya faktor faktor resiko stroke atau adanya abnormalitas patologi seperti kerusakan katup jantung, miokard infark, fibrilasi, endokarditis menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara sehingga terjadi emboli serebral yang dapat menyebabkan munculnya penyakit stroke sehingga muncul masalah defisit neurologi yang menyebabkan kehilangan kontrol volunter dan terjadinya hemiparesis. (Muttaqin, 2008). Keadaan hemiparesis merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hilangnya mekanisme reflek postural normal, seperti mengontrol siku untuk bergerak, mengontrol gerak kepala untuk keseimbangan, rotasi tubuh untuk gerak gerak fungsional pada ekstremitas, sehingga pasien stroke akan mengalami kesulitan dalam berjalan karena mengalami gangguan pada kekuatan otot, keseimbangan, dan koordinasi gerak. (Irdawati, 2008) Pada pasien mengalami hambatan untuk Activity Daily Lifes (ADL) dan dibantu oleh keluarga seperti, pasien makan/minum tergantung total (nilai

31 31 4), toileting tergantung total (nilai 4), berpakaian tergantung total (nilai 4), mobilitas di tempat tidur tergantung total (nilai 4), ambulasi/rom tergantung total (nilai 4). Pasien mengalami ketergantungan total. Pasien stroke akan terbatas untuk mandiri dalam melakukan Activity Daily Lifes (ADL) pada keluarga dan memiliki dampak ekonomi terhadap pasien, keluarga dan masyarakat. (Astrid, dkk, 2011) Penderita stroke mengalami pusing karena terjadinya trombosis serebral yang disebabkan terjadinya asterioskerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral. Rasa kesemutan yang dialami penderita stroke diakibatkan oleh gangguan suplai darah, yang menyebabkan aliran darah terhambat. (Brunner & Suddrath, 2002) Pemeriksaan saraf kranial menunjukan nervus optic mengalami gangguan penglihatan karena adanya gangguan jaras sensori primer di antara mata dan korteks visual. Nervus trigeminus mengalami gangguan respon sentuhan dan nyeri pada wajah sebelah kiri karena terjadinya kelumpuhan pada salah satu sisi pterigoideus internus dan eksternus. Pemeriksaan saraf kranial pada penderita stroke adalah nervus optic mengalami gangguan hubungan visual spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial) sering terlihat pada pasien dengan hemiparesis kiri. Nervus trigeminus mengalami penurunan paralisis saraf trigeminus, penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah, penyimpangan rahang bawah ke sisi ipsilateral dan kelumpuhan satu sisi otot pterigoideus internus dan eksternus. (Muttaqin, 2008)

32 32 Pemeriksaan penunjang pasien, pemeriksaan laboratorium hematologi adalah hemoglobin 9,7 g/dl menandakan mengalami penurunan (normal 11,7-16,2), hematokrit 30% menandakan mengalami penurunan (normal 33-45), eritrosit 2,96 juta/ul menandakan mengalami penurunan (normal 4,10-5,10). Berdasarkan teori pameriksaan laboratorium yang dilakukan pada pasien stroke adalah pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemi. Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur angsur turun kembali. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri. (Muttaqin, 2008) Pemeriksaan CT Scan kepala: tampak lesi hiperdens di temporoperietalis, tak tampak midline shift, sulci dan gyri tak tampak kelainan, pons; cerebullum dan cerebellopontine tak tampak kelainan, orbita; sinus paranasalis dan mastoid tak tampak kelainan, calvaria intak. Dalam teori pasien stroke dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala untuk memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak. (Muttaqin, 2008) Tanda dan gejala stroke yaitu adanya serangan defisit neurologis/kelumpuhan fokal (hemiparesis), baal atau mati rasa sebelah badan berkurang. Gejala lain yang muncul biasanya mulut mencong, kesemutan tiba tiba, bicara pelo, sukar menelan, minum suka keselek, sulit berbahasa, bicara tidak lancar, tidak memahami pembicaraan orang lain, tidak mampu membaca

33 33 dan menulis, tidak dapat berhitung, kepandaian menurun, menjadi pelupa, vertigo, penglihatan terganggu, tuli satu telinga atau pendengaran berkurang, menjadi mudah menangis dan tertawa, berjalan menjadi sulit, banyak tidur, gerakan tidak terkoordinasi. (Junaidi, 2002) Hasil pengkajian pasien, penulis merumuskan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular. (Nanda, 2010). Masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik tersebut lebih diprioritaskan penulis dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada pasien. Alasan penulis memprioritaskan masalah hambatan mobilitas fisik yang dirasakan merupakan salah satu masalah kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh, dimana hambatan mobilitas fisik tersebut lebih terdahulu untuk diatasi. Berlandaskan teori di atas sejalan dengan tanda dan gejala yang dialami klien, penulis tepat mengambil kasus pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada pasien stroke non hemoragik, karena pada pasien stroke sangat dibutuhkan latihan mobilisasi agar tidak terjadi kekakuan otot/ kontraktur, yang dapat menimbulkan komplikasi penyakit. (Wirawan, 2009) Gangguan mobilitas fisik adalah suatu keadaan ketika individu mengalami keterbatasan gerak fisik. (Potter & Perry, 2005) Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan mobilitas fisik optimal dengan kriteria hasil: mobilitas pasien meningkat, kekuatan otot ekstremitas atas kiri 3-4,

34 34 ekstremitas bawah kiri 4-5, pasien dapat melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri. Dengan ditegakkan diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik, penulis merencanakan tindakan untuk mengatasi hambatan mobilitas fisik yang dirasakan pasien yaitu kaji status neurologis, berikan posisi yang nyaman, ubah posisi pasien tiap 2 jam, ajarkan latihan ROM, berikan suport psikososial dan spiritual, kolaborasi dengan tenaga fisioterapi. (NIC dan NOC, 2006) Intervensi kaji status neurologi untuk mempermudah dalam mengetahui perkembangan klien menentukan tingkat kesadaran pasien, sehingga dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut. (Junaidi, 2011) ROM sangat penting untuk mencegah terjadinya penurunan fleksibilitas sendi dan kekakuan sendi, karena bila otot diam pada satu sisi tertentu dalam waktu lama kelenturannya akan hilang, otot akan kaku pada posisi tersebut, sulit dan memerlukan tenaga lebih besar untuk kontraksi memendek atau memanjang, begitu pula pada sendi, yang akan kering dan kaku. (Wirawan, 2009). Sikap dan posisi klien juga harus diperhatikan, pemberian posisi yang benar untuk mencegah kontraktur. (Brunner & Suddarth, 2002) Dukungan psikososial dan spiritual dapat dilakukan memberikan sedikit demi sedikit memberi peran dan tanggung jawab serta ungkapkan selalu bahwa peran serta klien sangat dibutuhkan oleh keluarga. Dengan

35 35 demikian klien akan merasa dirinya masih berharga dan berguna bagi orang lain. (Wirawan, 2009) Kolaborasi dengan tenaga fisioterapi untuk meningkatkan mobilitas pasien, karena menurut Garrison pada waktu terjadinya stroke apabila terjadi paralisis secara total pada anggota gerak maka ekstremitas yang terkena akan fleksid dalam 48 jam, yang kemudian akan berkembang kearah spatisitas dan akhirnya ke tonus otot yang normal dan kekuatan otot akan kembali ke pola sinergis menuju gerakan itu sendiri. (Irdawati, 2008) Merujuk pada perencanaan yang sudah dibuat, penulis melakukan implementasi seperti yang sudah ditulis dalam laporan kasus di atas. Maria Astrid mengemukakan bahwa intervensi standar rumah sakit dan latihan ROM dilakukan 4 kali sehari selama 7 hari. Latihan beberapa kali dalam sehari dapat mencegah terjadinya komplikasi yang akan menghambat pasien untuk dapat mencapai kemandirian dalam melakukan fungsinya sebagai manusia, frekuensi dan jenis stroke tidak berhubungan dengan kemampuan fungsional. Latihan ROM yang dilakukan 4 kali sehari maupun latihan ROM yang diberikan hanya 1 kali sehari sama-sama berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan fungsional. (Astrid, dkk, 2011) Implementasi yang dilakukan selama 3 hari disesuaikan dengan kondisi klien dan perencanaan yang telah dibuat. Perawat melakukan tindakan ROM. Hambatan dari tindakan yang sudah perawat lakukan selama 3 hari adalah pasien hanya mendapatkan latihan ROM 1 kali dalam sehari karena pasien banyak tertidur, pasien hanya dapat melakukan ROM di atas

36 36 tempat tidur karena klien diprogramkan untuk bedrest total, pasien kadang merasa malas dalam melakukan latihan ROM. Hasil evaluasi selama 3 hari pengelolaan terhadap peningkatan mobilisasi pasien masalah belum teratasi dibuktikan dengan pergerakan tangan dan kaki kiri masih sulit untuk digerakan, kekuatan otot tangan kiri pada hari ke 3 mengalami peningkatan menjadi 2, pasien belum dapat melakukan aktifitas secara mandiri. Hal ini diakibatkan oleh latihan ROM yang kurang karena tenaga fisioterapi tidak datang setiap hari, keterbatasan waktu perawat karena hanya bertugas setengah hari. B. Simpulan Dan Saran 1. Simpulan a. Hasil pengkajian pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada stroke non hemoragik adalah mengeluh pergerakan tangan dan kaki kiri sulit untuk digerakan dengan kekuatan otot menurun. b. Diagnosa keperawatan pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan mobilisasi adalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular. c. Rencana Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan kebutuhan mobilisasi adalah kaji status neurologis, berikan posisi yang nyaman, ubah posisi pasien tiap 2 jam, ajarkan latihan ROM, berikan suport psikososial dan spiritual, kolaborasi dengan tenaga fisioterapi.

37 37 d. Implementasi pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan mobilisasi adalah mengkaji status neurologis, mengkaji aktifitas latihan, mengobservasi tanda tanda vital, mengajarkan latihan ROM aktif dan ROM pasif, mengubah posisi pasien setiap 2 jam, memberikan posisi nyaman. e. Evaluasi pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan mobilisasi adalah masalah belum teratasi dibuktikan dengan pergerakan tangan dan kaki kiri masih sulit untuk digerakan, kekuatan otot pada ekstremitas atas kiri mengalami peningkatan menjadi 2, pasien belum dapat melakukan aktifitas secara mandiri. f. Analisa kondisi mobilitas pada Ny. S dengan keterbatasan pemenuhan mobilisasi adalah semua aktifitas pasien masih tergantung total pada keluarga, pergerakan tangan dan kaki kiri masih sulit untuk digerakan. 2. Saran a. Bagi institusi pelayanan kesehatan, hal ini diharapkan Rumah Sakit khususnya RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerja sama baik antara tim kesehatan maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan pasien stroke non hemorogik khususnya. Dan diharapkan rumah sakit mampu menyediakan fasilitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan pasien. b. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat, diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainya dalam memberikan asuhan

38 38 keperawatan pada klien agar lebih maksimal, khususnya pada klien dengan stroke non hemoragik. Perawat diharapkan dapat memberikan pelayanan professional dan komprehensif. c. Bagi institusi pendidikan, dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat professional, terampil, inovatif, dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara

Lebih terperinci

SUSI PUJI LESTARI NIM. P.09106

SUSI PUJI LESTARI NIM. P.09106 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA Ny. S DENGAN STROKE HEMORAGIK DI RUANG MELATI 3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA DI SUSUN OLEH : SUSI PUJI LESTARI NIM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari

Lebih terperinci

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA TN. J DENGAN STROKE DI RUANG ANGGREK 2 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA TN. J DENGAN STROKE DI RUANG ANGGREK 2 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA TN. J DENGAN STROKE DI RUANG ANGGREK 2 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA DISUSUN OLEH : NENGSI OLGA KUMALA SARI NIM. P.09035 PROGRAM STUDI DIII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT Disusun oleh : DWI RAHMAWATI NIM : J100 060 001 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI Disusun oleh : BAYU ARDIANSYAH NIM : J100 070 006 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun banyak orang dalam hidupnya tidak ingin menghabiskan kegiatan yang bersangkutan dengan nilai kesehatan. Kesehatan

Lebih terperinci

NUR INDAH LESTARI NIM.P.11103

NUR INDAH LESTARI NIM.P.11103 PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN Nn. S DENGAN POST LUMPEKTOMI FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) SINISTRA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT DAERAH SUKOHARJO Karya

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN STROKE HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA BAWAH RSUD SUKOHARJO

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN STROKE HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA BAWAH RSUD SUKOHARJO ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN STROKE HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA BAWAH RSUD SUKOHARJO Disusun oleh : ADITYA PURWANTA J200090053 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI Ny. S PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANJAR REJO KECAMATAN GONDANGREJO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (defisit neurologik) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN OLEH : DWI ARISUMA J.100.050.039 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian nomer tiga pada kelompok usia lanjut, setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke masih merupakan penyebab utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan pola hidup sehat kita dapat melakukan segala hal sehat, tidak hanya sehat jasmani saja namun kesehatan rohani

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen stroke initiative (2003),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke

BAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke Organization (WSO) telah menetapkan stroke sebagai wabah dunia. Angka kejadian stroke dunia saat ini

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN PADA NY. R DENGAN VERTIGO DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : ELYSABETH NOVITA SARI NIM. P.09018 PROGRAM STUDI DIII

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori 1. Stroke Non Hemoragik Menurut kriteria WHO, stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologis) akibat terhambatnya aliran darah karena perdarahan ataupun sumbatan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG KASUS Hambatan komunikasi verbal adalah penurunan, keterlambatan, atau tidak adanya kemampuan untuk menerima, memproses, menghantarkan, dan menggunakan sistem simbol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Lebih terperinci

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak. Written by Dr. Aji Hoesodo Stroke adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah di otak. Stroke merupakan suatu kerusakan pada system sentral yang diawali dengan penyakit darah tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY Disusun oleh : IKA YUSSI HERNAWATI NIM : J100 060 059 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini sering terjadi bahwa perawatan tubuh pada pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai nutrisi (Fundamental,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul secara mendadak dan terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Penyakit ini menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan anggota

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan memiliki dampak

Lebih terperinci

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE Havid Maimurahman dan Cemy Nur Fitria Akper Pku Muhammadiyah Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah utama dalam pelayanan kesehatan dan sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit yang ditakuti karena menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No. 23/19912 bahwa pembangunan nasional akan terwujud bila terjadi derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan asupan darah di otak yang sering disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah tersebut mengganggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi manusia. kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik, jasmani (mental) dan spritual serta sosial, yang memungkinkan setiap induvidu dapat hidup secara

Lebih terperinci

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA TN. M : STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA TN. M : STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA TN. M : STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA DI SUSUN OLEH: NIKEN LARAS GRAY KUSUMA NIM. P.09088 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah yang normal sangat diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah yang normal sangat diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tekanan darah yang normal sangat diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan kondisi yang normal manusia mampu menjalankan aktifitasnya dengan nyaman tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi yang berbeda dan saling mempengaruhi. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit yang disebabkan karena terhambatnya aliran darah ke otak, biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab kematian dan kecacatan dari fungsional tubuh manusia setelah penyakit kanker dan jantung. Setiap tahunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kardiovaskuler merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot dan bekerja menyerupai otot polos, yaitu bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Stroke 2.1.1 Defenisi Stroke Stroke adalah berhentinya pasokan darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan gangguan pada fungsi otak (Smeltzer dan Bare, 2002). Kurangnya aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Pergerakan yang dilakukan baik secara volunter maupun

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Pergerakan yang dilakukan baik secara volunter maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang memerlukan gerak dan berpindah tempat. Aktivitas pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan sehari-hari. Pergerakan yang

Lebih terperinci

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE LEAF Book Bacaan ringkas & terpercaya & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE Oleh: Yudi Garnadi [FamiliaMedika] Hak cipta milik Yudi Garnadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global yang berkembang dengan cepat, dengan gejala berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama. Menurut Batticaca (2008), stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Fokus Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 jam 16.00 WIB pada keluarga Tn.L (60th). Tn.L merupakan kepala keluarga dari Ny. N (51th) dan kedua anaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.M DENGA KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL ET CAUSA STROKE HEMORAGIK

HALAMAN PERSETUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.M DENGA KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL ET CAUSA STROKE HEMORAGIK HALAMAN PERSETUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.M DENGA KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN SEREBRAL ET CAUSA STROKE HEMORAGIK DI RUANG KENANGA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.r GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. SDENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. SDENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. SDENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada banyak sekali definisi tentang stroke. Salah satunya, stroke adalah sindrom kilnis yang ditandai oleh serangan akut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. DX 1 Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Rabu, 08.30 1. Melakukan pengkajian pada tingkat 25 Mai 2016 mobilisasi dengan tingkatan 0-4 2. Melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB I PENDAHULUAN Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap individu agar terwujud derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia modern di abad ke 21 ini, banyak kemajuan yang telah dicapai, baik pada bidang kedokteran, teknologi, sosial, budaya maupun ekonomi. Kemajuan-kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) memiliki berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat, salah satunya adalah meningkatnya kemakmuran masyarakat yang diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat utama, oleh karena itu setiap manusia berhak memiliki kesehatan. Namun pada kenyataannya tidak semua orang

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN DENGAN METODE PROPIOSEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM ACUTE DI BANGSAL CEMPAKA 4 RSUD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi jalannya suatu penyakit dan status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR 892 TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR * Yourisna Pasambo * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa

Lebih terperinci