AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Manajemen kinerja yang dibangun secara mantap memerlukan tolok ukur atau indikator yang jelas dan pasti yaitu spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan tepat waktu. Indikator kinerja merupakan alat atau media kegiatan dan sasaran yang dapat diukur kinerjanya. Oleh karena itu Pemerintah menetapkan indikator kinerja sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Tahun Indikator kinerja kegiatan yang dikembangkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai pelaksana dari program/kegiatan dalam mewujudkan sasaran sesuai tugas pokok dan fungsinya, terdiri atas : 1. Indikator input, adalah segala hal yang digunakan untuk menghasilkan keluaran (output) atau segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran berupa dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan/peraturan, perundang-undangan dan sebagainya. 2. Indikator output, adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu program atau sub program dan disediakan untuk target populasi. 3. Indikator outcome, adalah hasil suatu kegiatan atau konsekuensi dari tindakan-tindakan atau kejadian-kejadian. Hasil yang diharapkan adalah perilaku atau kondisi yang ingin dicapai/diwujudkan oleh pemerintah serta konsekuensi yang diinginkan dari suatu program atau sub program. Hasil yang dicapai adalah apa yang sesungguhnya muncul/terjadi. Penetapan indikator outcome ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan kegiatan dengan sasarannya. Sedangkan indikator benefit dan impact belum kami kembangkan sehubungan dengan keberadaan indikator benefit dan impact tersebut adalah untuk menggambarkan tingkat capaian kegiatan yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan dari organisasi. Indikator impact ini menunjukkan dasar pemikiran dilaksanakannya kegiatan yang menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan. Indikator kinerja sasaran yang dikembangkan merupakan indikator kinerja intermediate outcomes yang disesuaikan dengan kemampuan riil pengerahan sumber daya 71

2 Pemerintah sehingga dapat menggambarkan kualitas kinerja dari pelaksanaan perjanjian kinerja Tahun 2012 sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dalam menentukan hasil evaluasi kinerja untuk setiap sasaran, kami menggunakan metode rata-rata dari capaian setiap indikator sasaran yang selanjutnya dikategorikan dalam pengukuran dengan skala ordinal sebagai berikut: 85 X : Sangat Berhasil 70 X < 85 : Berhasil 55 X < 70 : Cukup Berhasil X < 55 : Tidak Berhasil Secara ringkas capaian sasaran dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut : x = i / n dimana : _ X = Rata-rata capaian indikator sasaran i = Jumlah capaian masing-masing indikator kinerja sasaran n = jumlah indikator kinerja sasaran Implementasi nyata dari proses perencanaan tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan suatu organisasi. Hambatan dan permasalahan seringkali muncul dalam proses ini. Proses perencanaan yang baik tentu saja sudah memperhitungkan segala kemungkinan yang akan dan mungkin muncul dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang ada di dalam perencanaan. Keberhasilan pelaksanaan tugas Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk mencapai sasaran atau target yang telah ditetapkan sangat dipengaruhi oleh penetapan tingkat pencapaian kinerja yang dinyatakan dengan ukuran kinerja (performance measure) atau indikator kinerja (performance indicator). Untuk dapat mengidentifikasikan tingkat capaian kinerja yang diinginkan tersebut, maka terlebih dahulu perlu ditetapkan strategi dan langkah-langkah terinci kegiatan yang terkoordinasi dalam mencapai sasaran atau target yang dapat dirumuskan dalam perencanaan operasional jangka pendek yang lebih tajam, mengingat rencana strategik organisasi hanya memuat hal-hal yang bersifat strategik jangka menengah dan jangka panjang dan tidak sampai merinci secara detail kegiatan 72

3 operasional sehari-hari. Dengan menetapkan sasaran atau target, strategi, langkahlangkah terinci kegiatan, dan indikator kinerja akan memudahkan dalam melakukan proses perencanaan kinerja yang merupakan langkah awal dalam mewujudkan rencana kinerja yang berguna untuk peningkatan kinerja organisasi. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah berusaha dan berhasil merumuskan dan menganalisis sasaran atau target, strategi (kebijakan, program, dan kegiatan), langkah-langkah terinci kegiatan dan indikator kinerja dengan memperhatikan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. Dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Gunungkidul serta kewenangan yang ada dalam Tahun 2012 dari 22 sasaran yang ingin dicapai, semua dapat tercapai dengan baik. Pengukuran kinerja merupakan alat yang bermanfaat dalam meningkatkan pelayanan publik secara efisien dan efektif. Oleh karena itu melalui pengukuran kinerja dapat dilakukan proses penilaian terhadap pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan penilaian kinerja sehingga dapat memberikan penilaian (justifikasi) yang objektif dalam pengambilan keputusan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Berikut merupakan strategi yang diterapkan dalam sistem pengukuran kinerja dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan: 1. Partisipasi unsur pimpinan dalam pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah melakukan inisiatif untuk melakukan pengukuran kinerja dengan membuat laporan akuntabilitas pemerintah daerah sebagai komitmen kepala daerah dalam memenuhi tuntutan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja yang disusun telah melibatkan seluruh pimpinan unit organisasi, baik kepala dinas, kepala lembaga teknis daerah, camat maupun direktur RSUD Wonosari sebagai bagian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama satu tahun anggaran. 2. Kerangka kerja konseptual dan komunikasi yang efektif Sistem pengukuran kinerja pemerintah daerah merupakan bagian integral dalam keseluruhan proses manajemen dan secara langsung dapat mendukung pencapaian tujuan pemerintahan. Dalam setiap pelaporannya pengukuran kinerja dapat dijadikan tolok ukur akan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas selama satu periode tahun anggaran, dilengkapi dengan alasan-alasan keberhasilannya berupa faktor faktor yang mendorong keberhasilan tersebut. Demikian pula apabila terjadi kegagalan, maka diungkapkan pula hambatan-hambatan dan kendalakendala yang dihadapi dan alternatif pemecahan masalah. Pengukuran kinerja ini 73

4 dapat dijadikan alat monitor dan evaluasi pelaksanaan kinerja dan perbaikannya di masa-masa yang akan datang. Komunikasi merupakan hal penting dalam penciptaan dan pemeliharaan sistem pengukuran kinerja. Komunikasi sebaiknya dari berbagai arah (multidirectional), baik top-down, bottom up, dan secara horizontal, baik berada di dalam maupun lintas instansi pemerintah. 3. Keterlibatan aparatur pemerintah dan orientasi pelayanan kepada masyarakat Keterlibatan aparatur pemerintah merupakan suatu cara terbaik untuk menciptakan budaya yang positif dalam pengukuran kinerja. Apabila aparatur pemerintah memiliki masukan untuk kepentingan penciptaan sistem pengukuran kinerja maka pemerintah daerah akan mendapatkan sistem pengukuran kinerja yang sesuai dengan kebutuhannya. Pelaksanaan pembangunan diarahkan pada peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat. Semakin kritis dan tingginya tuntutan masyarakat terhadap pembangunan perlu ditanggapi secara serius dan proporsional, dengan meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah. B. EVALUASI DAN ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA Evaluasi kinerja atas sasaran-sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dapat dijelaskan melalui pencapaian kinerja sasarannya. Sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun 2012 berjumlah 22 buah dengan ringkasan pencapaian sebagai berikut: Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran Skala Ordinal Predikat Jumlah Sasaran 85 X Sangat Berhasil X < 85 Berhasil 2 55 X < 70 Cukup Berhasil 0 X < 55 Tidak Berhasil 0 Jumlah Seluruh Sasaran 22 Ringkasan capaian kinerja indikator kinerja sasaran di atas menunjukkan bahwa sebagian besar indikator kinerja sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul adalah sangat berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam Tahun 2012 sudah baik. 74

5 Capaian Kinerja Sasaran Capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan indikator kinerja sasaran yang dirumuskan berdasarkan intermediate outcomes dari masing-masing kegiatan. Sasaran-sasaran yang telah dicapai Pemerintah Kabupaten Gunungkidul selama Tahun 2012 adalah sebagai berikut: Sasaran 1 Sentra produksi memiliki infrastruktur air dan sanitasi yang handal Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 6 (enam) indikator sasaran yang dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut: Tabel 3.2 Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 1 NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 Persentase sentra produksi yang memiliki air bersih yang handal 2 Persentase keterjangkauan air kawasan rawan kekeringan pada musim kemarau 3 Persentase lahan pertanian yang terairi secara kontinyu REALI- SASI KINERJA persen persen persen Jumlah pemanfaatan air/sungai bawah tanah (sumur pompa): a. Irigasi sumur b. Air Minum sumur Panjang Jaringan Irigasi (Jaringan irigasi tersier, irigasi perdesaan dan Jaringan Tingkat Usaha Tani (JITUT) pada lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura) meter 20,200 13, Jumlah penyediaan penampung air (Embung dan damparit): a. Tanaman Pangan 1) Embung Tanaman Pangan unit ) Dam Parit unit b. Kehutanan dan Perkebunan 1) Dam penahan (DPn) unit ) Gullyplug unit

6 REALI- NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET KINERJA SASI 3) Irigasi air permukaan unit ) Irigasi air dangkal/ sumur unit dangkal 5) Sumur resapan unit ) Embung Hutbun unit ) Teras meter 24,000 20, ) Rorak unit ) SPA (Saluran meter 4,000 3, Pembuangan Air) 10) SPT (Saluran Pembuangan Air Tanah) meter 4,000 3, RATA-RATA INDIKATOR SASARAN Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 88,69 % yang mempunyai makna sangat berhasil. Sasaran ini untuk mencapai misi kesatu Peningkatan Pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran dengan grand strategi membangun infrastruktur yang handal dan tujuan Peningkatan pengelolaan sumber-sumber air dan penyediaan air bersih. Tingkatan capaian kinerja untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase keterjangkauan air kawasan rawan kekeringan pada musim kemarau, telah mencapai target yang telah ditetapkan. Keterjangkauan air kawasan rawan kekeringan pada musim kemarau tercapai 100 % dari target kinerja yang ditentukan dengan melakukan droping air di 8 wilayah kecamatan pada Kegiatan Penanganan Masalah-masalah Strategis yang Menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa. Sedangkan untuk 5 (lima) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase sentra produksi yang memiliki air bersih yang handal, Persentase lahan pertanian yang terairi secara kontinyu, Jumlah pemanfaatan air/sungai bawah tanah (sumur pompa) yaitu irigasi dan air minum, Panjang Jaringan Irigasi (Jaringan irigasi tersier, irigasi perdesaan dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) pada lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura), dan Jumlah penyediaan penampung air (Embung dan damparit) untuk tanaman pangan (embung tanaman pangan dan dam parit), untuk kehutanan dan perkebunan (Irigasi air permukaan, Irigasi air dangkal/sumur dangkal, Embung Hutbun, Rorak, Dam penahan (DPn), Gullyplug, Sumur resapan, Teras, SPA (Saluran Pembuangan Air), dan SPT (Saluran Pembuangan Air Tanah), masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 76

7 a. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, direncanakan akan ditempuh melalui Program Penyediaan Air Baku, untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Pada tahun 2012 ditargetkan 65,56% wilayah sentra produksi dapat terjangkau layanan air bersih dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00. Pelayanan infrastruktur air bersih di wilayah perdesaan dilaksanakan melalui program penyediaan dan pengelolaan air baku dengan kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air. Pelaksanaan program/kegiatan ini merupakan bentuk sharing kegiatan, dimana APBD Provinsi mendanai untuk pengembangan jaringan distribusi air bersih dan APBD Kabupaten sebagai pendamping untuk peningkatan jumlah sambungan rumah (SR). Partisipasi kelompok masyarakat sangat menentukan keberhasilan pengembangan infrastruktur air bersih ini. Pelaksanaan program/kegiatan ini merupakan stimulan dalam bentuk pemberian bahan (material) kepada kelompok masyarakat, sedangkan kegiatan fisik dilaksanakan dan dikembangkan oleh kelompok masyarakat sesuai kebutuhan. Untuk peningkatan pelayanan air bersih, pada tahun 2012 kegiatan yang dilakukan adalah pendampingan kegiatan lanjutan untuk program Bribin II, bantuan hibah pompa air kepada kelompok, dan pembangunan sambungan rumah (SR). Untuk hibah pompa air diberikan kepada 6 (enam) kelompok SPAMDES, yaitu Kelompok Tirto Tenggaran (Desa Sumberejo, Kecamatan Semin), Kelompok Sumber Mulyo (Desa Karang Tengah, Kecamatan Wonosari), Kelompok Ngudi Rukun (Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen), Kelompok Sambeng Tirto (Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen), Kelompok Ngudi Tirto (Desa Banyusoco, Kecamatan Playen), dan Kelompok Pilang Tirto (Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar). Sedangkan untuk kegiatan pembangunan sambungan rumah (SR) dilakukan di 39 lokasi yang ada di 13 kecamatan, yaitu Ponjong, Tepus, Patuk, Semin, Wonosari, Ngawen, Girisubo, Karangmojo, Paliyan, Nglipar, Gedangsari, Panggang, dan Playen. Program ini dapat merealisasikan anggaran sebesar Rp ,73 atau 90,73% dan mampu meningkatkan cakupan pelayanan infrastruktur air bersih dari 61,76% di tahun 2011 menjadi 65% pada tahun 2012 sehingga tingkat capaian kinerjanya 99,15%. b. Dalam pemenuhan target kinerja pelayanan kebutuhan air untuk pertanian, ditempuh melalui program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya. Pada tahun 2012 dialokasikan anggaran sebesar Rp ,00 untuk penyediaan infrastruktur irigasi yang dilaksanakan melalui empat kegiatan, yaitu: kegiatan perencanaan pembangunan jaringan irigasi untuk menyusun rencana teknis pembangunan/rehabilitasi saluran irigasi; kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi dalam rangka peningkatan fungsi aset irigasi, air permukaan dan sumur pompa yang berada di 50 daerah irigasi (DI); kegiatan 77

8 optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah terbangun untuk menjaga saluran irigasi di 6 (enam) daerah pengamatan, dan mesin sumur pompa yang jumlahnya mencapai 52 (lima puluh dua) unit tetap dalam kondisi baik; dan kegiatan perkuatan irigasi partisipatif untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelola irigasi dan perkuatan operasi dan pemeliharaan secara partisipatif pada 8 (delapan) organisasi pemakai air (GP3A). Dari pelaksanaan program/kegiatan ini telah mampu mewujudkan lahan pertanian yang dapat terairi secara kontinyu meningkat dari 20,55% di tahun 2011 menjadi 21,20% di tahun 2012, dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 98,10% dari alokasi anggaran. c. Pelayanan kebutuhan air dilihat dari pemanfaatan air/sungai bawah tanah (sumur pompa), baik untuk keperluan irigasi maupun kebutuhan air minum, juga menunjukkan kinerja yang cukup baik. Pemanfaatan air/sungai bawah tanah untuk keperluan irigasi, yang ditangani melalui program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya, dapat meningkat pemanfaatan air dengan 66 buah sumur untuk irigasi. Sedangkan pemanfaatan air/sungai bawah tanah untuk pemenuhan kebutuhan air minum, yang didanai melalui APBD Provinsi belum sesuai target yang direncanakan. Rencana pemanfaatan dengan penambahan jumlah unit sumur dari 25 unit menjadi 28 unit sumur pompa belum dapat terealisasi. d. Panjang Jaringan Irigasi (Jaringan irigasi tersier, irigasi perdesaan dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) pada lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura), yang direncanakan sepanjang meter, terealisasi sepanjang meter, sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 69,27 %. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan anggaran yang tersedia untuk memenuhi target panjang jaringan irigasi. Langkahlangkah yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pembinaan dan memotivasi kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) agar membangun jaringan irigasi secara swadaya, serta mencari terobosan melalui kementerian teknis terkait. Sedangkan penyerapan anggaran sesuai dengan rencana yaitu sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau sebesar 97,95 %. e. Jumlah penyediaan penampung air (embung dan damparit) untuk kehutanan dan perkebunan (Dam penahan (DPn) dan irigasi air permukaan) telah mencapai target yang ditetapkan, namun untuk jumlah penyediaan penampung air (embung dan damparit) untuk tanaman pangan dan jumlah penyediaan penampung air (embung dan damparit) untuk kehutanan dan perkebunan (Gullyplug, Irigasi air dangkal/sumur dangkal, Sumur resapan, Embung Hutbun, Teras, Rorak, SPA (Saluran Pembuangan Air), dan SPT (Saluran Pembuangan Air Tanah)) capaian kinerja 75% sampai 93,33 %. 78

9 Tersedianya jumlah penyediaan penampungan air yang cukup dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang handal di berbagai wilayah di Kabupaten Gunungkidul, guna mendukung tersedianya air di waktu musim kemarau. Pembangunan infrastruktur/fisik dalam mendukung sentra produksi berupa embung untuk tanaman pangan dari target kinerja 15 unit terealisasi 7 unit atau 46,67%, damparit dari target kinerja 13 unit terealisasi 11 unit atau 84,62%, gullyplug dari target 62 unit terealisasi 54 unit atau 87,10%, irigasi air dangkal/sumur dangkal dari target 45 unit terealisasi 38 unit atau 84,44 %, sumur resapan dari target 85 unit terealisasi 60 unit atau 70,59 %, Embung Hutbun dari target 45 unit terealisasi 42 unit atau 93,33 %, Teras dari target meter terealisasi meter atau 83,33 %, Rorak dari target 40 unit terealisasi 30 unit atau 75,00 %, SPA (Saluran Pembuangan Air) dan SPT (Saluran Pembuangan Air Tanah) masing-masing dari target meter terealisasi meter atau 87,50 %. Tersedianya jumlah penyediaan penampungan air yang cukup dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang handal di berbagai wilayah di Kabupaten Gunungkidul, guna mendukung tersediannya air di waktu musim kemarau. Dari pembangunan infrastruktur tersebut diharapkan mampu memberikan banyak manfaat dalam membantu penyediaan tempat penampungan air guna mendukung sentra produksi, baik sentra tanaman kehutanan ataupun tanaman perkebunan. Pencapaian target sasaran tersebut didukung oleh kebutuhan kelompok tani atau masyarakat guna mengoptimalkan lahan-lahan yang ada untuk sentra produksi tanaman kehutanan dan perkebunan, yang diharapkan nantinya memberikan hasil bagi kelompok tani/masyarakat, sehingga pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran dapat dinikmati. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur dari target yang belum tercapai adalah waktu pelaksanaan, keterbatasan petugas di lapangan yang ada masih belum mencukupi, sehingga belum menjangkau semua sasaran yang telah diprogramkan. Tabel 3.3 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 1 NO. INDIKATOR KINERJA 1 Persentase sentra produksi yang memiliki air bersih yang handal 2 Persentase keterjangkauan air kawasan rawan kekeringan pada musim kemarau 3 Persentase lahan pertanian yang terairi secara kontinyu KINERJA 2011 KINERJA

10 NO. INDIKATOR KINERJA KINERJA 2011 KINERJA Jumlah pemanfaatan air/sungai bawah tanah (sumur pompa): a. Irigasi b. Air Minum Panjang Jaringan Irigasi (Jaringan irigasi tersier, irigasi perdesaan dan Jaringan Tingkat Usaha Tani (JITUT) pada lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura) 6 Jumlah penyediaan penampung air (Embung dan damparit): a. Tanaman Pangan 1) Embung Tanaman Pangan ) Dam Parit b. Kehutanan dan Perkebunan 1) Dam penahan (DPn) ) Gullyplug ) Irigasi air permukaan ) Irigasi air dangkal/ sumur dangkal ) Sumur resapan ) Embung Hutbun ) Teras ) Rorak ) SPA (Saluran Pembuangan Air) ) SPT (Saluran Pembuangan Air Tanah) RATA-RATA INDIKATOR SASARAN Grafik 3.1 Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 1 Tahun

11 Sasaran 2 Kawasan permukiman memiliki infrastruktur air yang handal Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 1 (satu) indikator sasaran yang dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut: Tabel 3.4 Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 2 NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 Persentase kawasan permukiman yang memiliki air bersih yang handal REALI- SASI KINERJA persen RATA-RATA INDIKATOR SASARAN Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 99,15 % yang mempunyai makna sangat berhasil. Sasaran ini untuk mencapai misi kesatu Peningkatan Pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran dengan grand strategi membangun infrastruktur yang handal dan tujuan Peningkatan pengelolaan sumber-sumber air dan penyediaan air bersih. Tingkatan capaian kinerja untuk 1 (satu) indikator kinerja sasaran yaitu Persentase kawasan permukiman yang memiliki air bersih yang handal masih belum mencapai target yang telah ditetapkan, karena untuk mencapai target tersebut diintervensi dengan program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah. Dukungan dana untuk program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah tersebut sampai dengan tahun 2012 belum tersedia. Namun ada upaya yang ditempuh dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur air bersih di kawasan permukiman adalah dengan Program Penyediaan Air Baku, untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, tahun 2012 dengan alokasi anggaran Rp ,00 ditargetkan 65,56% kawasan permukiman dapat terlayani air bersih. Pelayanan infrastruktur air bersih di wilayah perdesaan dilaksanakan melalui program penyediaan dan pengelolaan air baku dengan kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air. Pelaksanaan program/kegiatan ini sebagai bentuk sinergi kegiatan antara provinsi dan kabupaten. Melalui anggaran APBD Provinsi untuk dilakukan 81

12 pengembangan jaringan distribusi air bersih dan APBD Kabupaten sebagai pendamping untuk peningkatan jumlah sambungan rumah. Partisipasi kelompok masyarakat sangat menentukan keberhasilan pengembangan infrastruktur air bersih ini. Pelaksanaan program/kegiatan ini merupakan stimulan dalam bentuk pemberian bahan kepada kelompok masyarakat, sedangkan kegiatan fisik dilaksanakan dan dikembangkan oleh kelompok masyarakat sesuai kebutuhan. Program/kegiatan yang pada tahun 2011 menyasar di 21 padukuhan/desa di 8 wilayah kecamatan, pada tahun 2012 dapat diperluas dengan menambah jangkauan menjadi 39 lokasi yang tersebar di 13 kecamatan. Sedangkan jumlah sambungan rumah (SR) baru yang terbangun mencapai hampir unit, sehingga keseluruhan jumlah SR dari kegiatan SPAMDES mencapai sekitar unit. Realisasi anggaran pada program/kegiatan ini pada tahun 2012 sebesar Rp ,00 atau 90,73% dan mampu meningkatkan cakupan pelayanan infrastruktur air bersih dari 61,76% menjadi 65%. Tabel 3.5 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 2 NO. INDIKATOR KINERJA 1 Persentase kawasan permukiman yang memiliki air bersih yang handal RATA-RATA INDIKATOR SASARAN KINERJA 2011 KINERJA Grafik 3.2 Persentase Rata-rata Capaian Indikator Sasaran 2 Tahun

13 Berdasarkan input dan analisis data yang ada ditemukan permasalahan, kendala, solusi, dan rekomendasi pencapaian target dalam kelompok Misi 1. Peningkatan Pemanfaatan air sebagai sumber kemakmuran, sebagai berikut: Permasalahan, kendala: 1. Petunjuk Teknis DAK dan penggunaan cukai tembakau diatur dengan cakupan terbatas dan ketat sehingga tidak leluasa untuk menunjang kinerja; 2. Data profil dan kinerja SKPD terbatas sehingga untuk identifikasi dan mapping kinerja akan mengalami kesulitan; 3. Manajemen SDM yang belum optimal khususnya kebutuhan SDM teknis dan keahlian dalam mendukung kinerja; 4. Keterbatasan anggaran APBD. Solusi dan rekomendasi: 1. Usulan ke Kementerian Teknis dan Kementerian Keuangan agar juknis fleksibel sesuai kondisi daerah; 2. Dukungan alokasi dana yang representatif untuk program dan kegiatan pendataan dan pelaporan; 3. Penataan SDM berdasarkan kualifikasi dan kompetensi SDM; 4. Intensifkan akses anggaran di luar APBD; 5. Perlunya perhatian komitmen dan konsistensi pelaksanaan kinerja yaitu pemahaman rencana fisik dan penjadwalan, mengintensifkan koordinasi, monitoring, dan evaluasi agar kegiatan menjadi sinkron dan sinergis antar SKPD; 6. Perlunya dukungan sarana prasarana dan fasilitas; 7. Memilih dan memprioritaskan program untuk mengintervensi agar target kinerja sasaran dapat meningkat/terwujud, yaitu: Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial; Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah; Program peningkatan ketahanan pangan; Program rehabilitasi hutan dan lahan. Sasaran 3 Sentra produksi memiliki infrastruktur transportasi, energi, dan telekomunikasi yang handal 83

14 Capaian sasaran tersebut diukur berdasarkan 19 (sembilan belas) indikator sasaran yang dirumuskan dan menunjukkan keadaan sebagai berikut: Tabel 3.6 Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 3 NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 1 Panjang Jalan Usaha Tani (JALUT) pada sentra produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura 2 Panjang Jalan Usaha Tani (JUT) pada sentra produksi perkebunan 3 Persentase pemenuhan kebutuhan pupuk organik. 4 Jumlah unit Penyewaan Jasa Alsintan (UPJA) dan Alsintan lainnya pada sentra produksi Tanaman Pangan dan hortikultura: a. Jumlah Unit Penyewaan Jasa Alsintan (UPJA) b. Jumlah Alsintan lainnya : REALI- SASI KINERJA meter 50,250 26, km persen unit ) Traktor roda dua unit ) Pompa Air unit ) Power Threser unit ) Pedal Threser unit 7,852 8, ) APPO unit Jumlah RPH, TPH, dan RPA yang memiliki sarana pengolahan limbah, sanitasi dan drainase a. RPH unit b. TPH unit c. RPA unit Jumlah kawasan peternakan yang memiliki jalan produksi 7 Persentase kecamatan yang memiliki puskeswan dengan infrastruktur yang handal 8 Persentase sentra produksi perikanan yang memiliki jalan produksi, fasilitas pengolahan ikan, sanitasi, dan drainase 9 Jumlah PPI,UPR, dan BBI. kawasan persen persen a. PRI unit b. UPR unit c. BBI unit

15 NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALI- SASI KINERJA 10 Jumlah dan jenis sarana tangkap ikan. a. Jumlah unit b. Jenis Sarana jenis Jumlah sentra produksi yang memiliki unit pengolahan hasil. a. Kakao unit b. Kotak Fermentasi unit c. Cut Chip unit d. Pengepres buah semu mete unit e. Alat perajang tembakau unit rakyat f. Alat perenteng tembakau vike unit g. Pengolah limbah kakao unit Persentase sentra produksi yang memiliki sarana listrik yang cukup 13 Persentase sentra produksi yang memiliki layanan transportasi umum yang tertib, aman lancar dan laik jalan. 14 Rasio ketersediaan simpul transportasi antar kecamatan 15 Rasio ketersediaan fasilitas lalu lintas jalan. 16 Persentase sentra produksi yang memenuhi standar kesehatan 17 Persentase ketersediaan lahan untuk pembangunan 18 Persentase sentra produksi yang memiliki jalan, jembatan, sanitasi dan drainase yang handal. a. Presentase sentra produksi yang memiliki jalan (jalan kabupaten) yang handal b. Persentase sentra produksi yang memiliki jembatan yang handal c. Persentase sentra produksi yang memiliki sanitasi persampahan yang handal d. Persentase sentra produksi yang memiliki sanitasi pengelolaan limbah rumah tangga (MCK) yang handal e. Persentase sentra produksi yang memiliki drainase yang handal persen persen unit persen persen persen persen persen persen persen persen

16 NO. INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET 19 Panjang Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) terbangun REALI- SASI KINERJA km RATA-RATA INDIKATOR SASARAN Dari hasil evaluasi terhadap sasaran tersebut diperoleh gambaran bahwa dari indikator sasaran yang ditetapkan menghasilkan angka capaian kinerja sebesar rata-rata 99,53% yang mempunyai makna sangat berhasil. Sasaran ini untuk mencapai misi kedua Pemanfaatan sumber daya alam untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari, misi kelima Peningkatan iklim usaha yang kondusif, dan misi ketujuh Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumbersumber pendanaan dengan grand strategi membangun infrastruktur yang handal dan tujuan peningkatan pengelolaan sumber daya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; menciptakan kemudahan memperoleh dan menciptakan lapangan kerja melalui penggalian pemberdayaan usaha kecil, mikro, dan menengah; dan menggalang sumber-sumber pendanaan baik dari dalam maupun luar negeri untuk memacu pembangunan daerah, menciptakan lapangan kerja dan Pendapatan Asli Daerah. Tingkatan capaian kinerja untuk 9 (sembilan) indikator kinerja sasaran yaitu Panjang Jalan Usaha Tani (JUT) pada sentra produksi perkebunan, Persentase pemenuhan kebutuhan pupuk organik, Jumlah unit Penyewaan Jasa Alsintan (UPJA) dan Alsintan lainnya pada sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura, Persentase kecamatan yang memiliki puskeswan dengan infrastruktur yang handal, Jumlah dan jenis sarana tangkap ikan, Jumlah sentra produksi yang memiliki unit pengolahan hasil, Persentase sentra produksi yang memiliki sarana listrik yang cukup, Persentase sentra produksi yang memenuhi standar kesehatan, dan Rasio ketersediaan simpul transportasi antar kecamatan, Persentase ketersediaan lahan untuk pembangunan, telah mencapai target yang telah ditetapkan. Guna mendukung kelancaran transportasi dalam usaha tani komoditas perkebunan dan mendukung program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, maka dilaksanakan pembangunan infrastruktur yang handal berupa pembuatan Jalan Usaha Tani ( JUT). Dari target pembangunan JUT sepanjang 7,7 km dapat terealisasi sepanjang 11,803 km atau 153%. Hal ini didukung oleh partisipasi, kesadaran petani yang punya lahan terkena jalur JUT tanpa ada ganti rugi dan kebutuhan masyarakat tani pada umumnya dalam usaha taninya setiap hari. Pembangunan JUT dimaksudkan untuk kelancaran petani dan masyarakat pada umumnya dalam mengangkut hasil panen dari lahan petani ke rumah masing masing, baik hasil pertanian berupa tanaman pangan maupun komoditas hasil pekebunan, baik berupa Kakao, Mete, Tembakau ataupun hasil perkebunan lainnya. 86

17 Persentase pemenuhan kebutuhan pupuk organik yang direncanakan sebesar 46%, terealisasi sebesar 50%, sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 108,70%. Hal ini menunjukan bahwa target yang ditetapkan bisa tercapai dengan baik. Sedangkan penyerapan anggaran rencanananya sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 98,91%. Jumlah unit Penyewaan Alsintan lainnya pada sentra produksi Tanaman Pangan dan hortikultura dengan jumlah alsintan traktor roda dua, pompa air, powerthreser, pedal tresher dan APPO direncanakan sebanyak unit, terealisasi sebanyak atau sebesar 170,46%. Sedangkan untuk Jumlah Unit Penyewaan Jasa Alsintan (UPJA) direncanakan sebanyak 70 unit, terealisasi sebanyak 12 unit atau sebesar 17,14%. Untuk indikator sasaran ini, tidak ada penganggaran yang disediakan karena sifatnya adalah inventarisasi data. Jumlah dan jenis sarana tangkap ikan dari sisi jenis sarana tangkap ikan telah mencapai target yang ditetapkan, namun dari sisi jumlah tidak mencapai target, dikarenakan keterbatasan anggaran yang tersedia sehingga belum dapat meningkatkan jumlah sarana tangkap ikan. Peningkatan indikator jenis sarana tangkap ikan, disebabkan tahun 2012 jumlah PMT di Kabupaten Gunungkidul mulai digantikan oleh Kapal Motor sehingga jumlahnya mengalami penurunan. Di tahun 2012 juga telah beroperasi secara aktif Kapal Motor 30 GT bantuan dari Kementerian Kelautan Perikanan, sehingga jenis armada penangkapan yang mampu berlabuh di Kabupaten Gunungkidul bertambah dari 3 jenis (PMT, KM 5-10 GT, KM GT) menjadi 4 jenis. Persentase sentra produksi yang memiliki sarana listrik yang cukup, tingkat capaian kinerjanya sebesar 100 %, hal ini disebabkan sebagian besar sentra produksi berlokasi pada daerah yang sudah teraliri listrik cukup, sehingga tidak ada hambatan dalam melakukan kegiatan. Rasio ketersediaan simpul transportasi antar kecamatan dan rasio ketersediaan fasilitas lalu lintas jalan, capaian kinerjanya tidak memenuhi target untuk rasio ketersediaan simpul transportasi antar kecamatan dikarenakan dananya diprioritaskan untuk pembangunan terminal tipe A Wonosari dengan target pembangunan fisik tercapai 100% dan pada akhir Desember 2012 telah dilaksanakan uji coba operasional terminal. Dan untuk pembangunan terminal Semin sebagai salah satu simpul transportasi antar kecamatan pada tahun 2012 ini baru dapat dibangun bangunan penunjang. Meningkatnya sentra produksi yang memenuhi standart kesehatan dari rencana 57% terealisasi 72,9% tingkat capaian terhadap target 127,89%, kategori sangat berhasil. Pada tahun 2012 sentra produksi yang dipantau sejumlah dari sentra produksi yang ada dan semua memenuhi standart kesehatan karena semua terus dilakukan pembinaan masalah kesehatan. 87

18 Sedangkan untuk 10 (sepuluh) indikator kinerja sasaran yaitu Panjang Jalan Usaha Tani (JALUT) pada sentra produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jumlah RPH, TPH, dan RPA yang memiliki sarana pengolahan limbah, sanitasi dan drainase, Jumlah kawasan peternakan yang memiliki jalan produksi, Persentase sentra produksi perikanan yang memiliki jalan produksi, fasilitas pengolahan ikan, sanitasi, dan drainase, Jumlah PPI,UPR, dan BBI, Jumlah sentra produksi yang memiliki unit pengolahan hasil, Persentase sentra produksi yang memiliki layanan transportasi umum yang tertib, aman lancar dan laik jalan, Rasio ketersediaan fasilitas lalu lintas jalan, Persentase sentra produksi yang memiliki jalan, jembatan, sanitasi, dan drainase yang handal, dan Panjang Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) terbangun, masih belum mencapai target. Belum dapat tercapainya target ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Panjang Jalan Usaha Tani (JALUT) pada sentra produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang direncanakan sepanjang meter dapat terealisasi sepanjang meter, sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 52,53 %. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan anggaran yang tersedia untuk memenuhi target panjang jalan usaha tani. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pembinaan dan memotivasi kelompok tani agar membangun jalan usaha tani secara swadaya, serta mencari terobosan melalui kementerian teknis terkait. Untuk penyerapan anggaran dari rencana sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 99,06%. b. Jumlah TPH dan RPA yang memiliki sarana pengolahan limbah, sanitasi dan drainase masih belum mencapai target yang telah ditetapkan dikarenakan tidak memiliki kegiatan yang bersifat fisik untuk pembenahan fasilitas tersebut. Pembinaan telah dilakukan kepada masyarakat pemilik tempat pemotongan hewan untuk melengkapi sarana kebersihan dan pengolahan limbah. Kegiatan pengawasan dan monitoring agar produk asal hewan tetap terjaga kualitasnya tetap dilakukan. c. Jumlah kawasan peternakan yang memiliki jalan produksi, pada tahun 2012 sasaran pembangunan jalan produksi secara akumulatif adalah sejumlah 45 kawasan atau pada tahun 2012 ada sasaran penambahan 10 kawasan. Secara keseluruhan capaian target indikator ini adalah sebesar 68,89 %, rendahnya capaian indikator ini disebabkan karena keterbatasan anggaran sehingga kegiatan untuk pembangunan Jalan Produksi tidak dapat dilaksanakan sesuai target. Target jalan produksi di kawasan peternakan belum terpenuhi dikarenakan jumlah jalan produksi yang dibangun pada tahun 2012 hanya 6 (enam) ruas yang seharusnya 24 ruas. 88

19 d. Persentase kecamatan yang memiliki puskeswan dengan infrastruktur yang handal, pada tahun 2012 sasaran pembangunan puskeswan secara akumulatif adalah sejumlah 11 puskeswan untuk 18 kecamatan. Namun mengingat keterbatasan anggaran maka tidak dianggarkan kegiatan untuk pembangunan puskeswan hanya memaksimalkan fungsi dan peran puskeswan serta tingkat capaian kinerja indikator ini sebesar 100%. Secara rutin tetap dilakukan upaya peningkatan layanan kesehatan dan optimalisasi pemanfaatan infrastruktur yang dimiliki dalam bentuk kegiatan yaitu Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak; Pelayanan laboratorium kesehatan hewan; Pengembangan pelayanan kesehatan hewan terpadu; Pengawasan Pemotongan Hewan Qurban; Surveilans penyakit hewan; Pengembangan Hijauan Pakan Ternak; Pengembangan Program Kawasan Sentra Produksi Peternakan; Peningkatan Produksi, produktivitas dan mutu pakan ternak; dan Pemberian penghargaan di bidang peternakan. Melalui 9 (sembilan) kegiatan tersebut dialokasi anggaran sebesar Rp.1,510,250,000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp.1,380,849,790,00 atau tingkat kinerjanya 91,43 %. e. Persentase sentra produksi perikanan yang memiliki jalan produksi, fasilitas pengolahan ikan, sanitasi, dan drainase dari target 80% terealisasi 65% sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 81,25 %, hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran yang tersedia sehingga belum dapat untuk meningkatkan fasilitas yang ada. Sentra produksi perikanan di Kabupaten Gunungkidul secara garis besar terbagi menjadi 2 (dua) yaitu sentra produksi perikanan budidaya dan sentra produksi perikanan tangkap. Selain usaha produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap, terdapat sektor usaha lain yang telah berkembang di Kabupaten Gunungkidul, yaitu usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Sebagai upaya penguatan sistem distribusi produk perikanan dari sentra produksi antara lain dilakukan dengan cara pembangunan jalan produksi, sehingga distribusi produk perikanan lebih cepat dan dapat menjangkau secara luas. Selain itu dukungan infrastruktur ini diharapkan dapat meningkatkan sektor usaha perikanan menjadi lebih efisien. f. Jumlah PPI telah mencapai target yang ditetapkan sedangkan untuk jumlah UPR dan BBI (Balai Benih Ikan) capaian tingkat kinerjanya masing-masing sebesar 71,43 % dan 25%, dari target sebanyak 70 unit untuk UPR terealisasi 50 unit dan BBI dari target 8 unit terealisasi 2 unit, karena hingga sekarang UPT BBI Mina Kencana tetap hanya berjumlah 2 unit (berlokasi di Beton dan Susukan). Jumlah UPR dan BBI Kabupaten Gunungkidul tahun 2012 masih belum dapat mencapai target yang ditetapkan dan cenderung stabil dari tahun Hal ini 89

20 dikarenakan kondisi cuaca yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembenihan, sehingga tidak banyak pembenih-pembenih baru yang muncul dan berkembang. Sedangkan penambahan jumlah unit BBI belum dapat dilakukan karena BBI yang ada masih sangat berpotensi untuk dapat dikembangkan dan dimaksimalkan agar produktivitas BBI meningkat. g. Jumlah sentra produksi yang memiliki unit pengolahan hasil untuk Cut Chip, Pengepres buah semu mete, Alat perajang tembakau rakyat, dan Pengolah limbah kakao telah mencapai target yang ditetapkan, sedangkan untuk kakao, kotak fermentasi, dan Alat perenteng tembakau vike, belum dapat menenuhi target karena disamping keterbatasan anggaran dan kurang meratanya alokasi dana untuk pemenuhan unit pengolahan hasil. Pada saat ini terdapat 20 unit sentra produksi Kakao yang memiliki unit pengolahan hasil yang tersebar di wilayah Gunungkidul, untuk mendukung komoditas hasil perkebunan berupa kakao, maka di sentra-sentra produksi diberi bantuan berupa alat pengolah kakao yaitu Kotak Fermentasi terealisasi 19 unit dari target 27 unit atau 59,38%, alat pemecah biji mete berupa Cutchip terelalisasi 34 unit dari target 22 unit atau 136 %. Pengepres buah semu mete sebanyak 4 unit terealisasi 4 unit atau 100%. Penerapan teknologi pertanian/perkebunan tersebut sangat dibutuhkan pada sentra sentra produksi perkebunan, hal ini karena para petani mengalami keterbatasan modal dalam usaha tani untuk membeli peralatan tersebut, sehingga daya dukung kebutuhan masyarakat tani meningkat. h. Persentase sentra produksi yang memiliki layanan transportasi umum yang tertib, aman lancar dan laik jalan, dari target 68% terealisasi 62% sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 91,18 %, hal ini dapat disampaikan bahwa dari Sentra-sentra produksi yang ada di Kabupaten Gunungkidul belum semuanya memiliki layanan transportasi umum meskipun sudah ada trayek yang disediakan, dengan pertimbangan biaya operasional kendaraan yang harus dikeluarkan operator /penyedia jasa transportasi tidak sebanding dengan pemasukan /pendapatan. i. Rasio ketersediaan fasilitas lalu lintas jalan, dari target 60% terealisasi 38% sehingga tingkat capaian kinerja adalah sebesar 63,33 %. Untuk pemenuhan rasio ketersediaan fasilitas lalu lintas jalan yang belum dapat tercapai sesuai target karena masih banyaknya kebutuhan fasilitas jalan yang harus disediakan sementara meskipun mendapat dukungan dari pemerintah pusat berupa DAK bidang keselamatan transportasi darat yang merupakan DAK pertama yang dianggarkan di Kementerian Perhubungan. 90

21 j. Persentase sentra produksi yang memiliki jalan, jembatan, sanitasi dan drainase yang handal. Tersedianya jaringan jalan dan jembatan yang handal yang menghubungkan sentra-sentra produksi (wilayah perdesaan) akan mendorong dan menjamin kelancaran kegiatan perekonomian wilayah. Secara spasial, aksesibilitas antara sentra-sentra produksi yang ada sudah dapat terlayani oleh infrastruktur jalan dan jembatan. Peningkatan penyediaan infrastruktur jalan dan jembatan yang handal ini ditempuh melalui beberapa program/kegiatan, yaitu: Program pembangunan jalan dan jembatan dengan 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan pembangunan jembatan dan pembangunan jalan (peningkatan jalan kabupaten). Kegiatan pembangunan jembatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 untuk menangani 6 (enam) unit jembatan kabupaten. Sedangkan kegiatan pembangunan jalan (peningkatan jalan kabupaten) alokasi anggaran sebesar Rp ,00. Program/kegiatan ini dapat direalisasikan pada 16 ruas jalan kabupaten dengan produk ATB sepanjang 8,5 km, rehab trotoar jalan di 2 (dua) ruas jalan, dan pembangunan selokan dan talud jalan di 4 (empat) ruas jalan. Realisasi anggaran sebesar Rp ,00. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan dengan kegiatan rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00. Realisasi dari program/kegiatan ini adalah rehab/pemeliharaan jalan kabupaten melalui paket DAK (Dana Alokasi Khusus) dan APBD Perubahan di 19 ruas jalan dengan volume 20,6 km, rehab/pemeliharaan rutin/berkala jalan kabupaten melalui paket DAU (Dana Alokasi Umum) di 44 ruas jalan dengan volume 30 km, dan rehab/perbaikan aksesoris jalan (talud, selokan, dll). Realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 97,70%. Program tanggap darurat jalan dan jembatan dengan kegiatan Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat alokasi anggaran sebesar Rp ,00. Realisasi fisik adalah rehabilitasi talud jalan di 20 titik, rehabilitasi duiker di 2 titik, rehabilitasi jembatan di 3 titik, dan rehabilitasi selokan di 3 titik. Realisasi anggaran Rp ,00 atau 97,07%. Dari aspek kualitas, pelaksanaan program/kegiatan ini mampu meningkatkan 63,97% dari 686 km jalan kabupaten dalam kondisi baik di tahun Dilihat dari target sasaran, realisasi kinerja dalam peningkatan aksesibilitas sentra-sentra produksi melalui pelayanan infrastruktur jalan dan jembatan adalah: persentase sentra produksi yang memiliki jalan (jalan kabupaten) yang handal, dari kondisi 40,30% (2010) meningkat menjadi 47,30% (2011) dan 51,76% (2012); sedangkan persentase sentra produksi yang memiliki jembatan yang handal, dari kondisi 64,80% (2010) menjadi 65,30% (2011) dan 68,20% (2012). 91

22 Penyediaan infrastruktur sanitasi persampahan bagi sentra-sentra produksi ditempuh melalui program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan. Meskipun alokasi anggaran untuk program/kegiatan ini mencapai Rp ,00, namun penggunaannya tidak hanya untuk kegiatan pengelolaan persampahan, tetapi juga untuk pemeliharaan pertamanan. Penyediaan pelayanan infrastruktur persampahan terutama menjangkau kawasan perkotaan di 7 (tujuh) wilayah kecamatan. Persentase sentra produksi yang tertangani pelayanan persampahan dapat meningkat dari 10,88% (2010) meningkat menjadi 18,98% (2011) dan 38,88% (2012). Kondisi ini diharapkan akan meningkat dengan adanya penambahan kendaraan operasional pengangkut sampah. Pelayanan infrastruktur pengelolaan limbah rumah tangga (MCK) yang handal bagi sentra produksi diupayakan melalui program lingkungan sehat perumahan dikembangkan pelayanan infrastruktur instalasi pengelolaan air limbah rumah tangga (IPAL) komunal. Pembangunan IPAL komunal ini diarahkan pada kawasan yang padat penduduk dengan mendorong peran kelompok masyarakat secara lebih aktif mulai dari pembangunan hingga pemeliharaannya, melalui pengembangan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat (SLBM). Program/kegiatan mampu meningkatkan persentase sentra produksi yang memiliki sanitasi pengelolaan limbah rumah tangga, dari kondisi 8,34% (2010) menjadi 16,64% (2011) dan 20,00% (2012). Sedangkan dalam penyediaan infrastruktur drainase, dilihat dari kebutuhan dan kondisi wilayah Kabupaten Gunungkidul yang bukan daerah genangan, pelayanan sudah baik. Melalui pelaksanaan program pengendalian banjir mampu meningkatkan persentase sentra produksi yang memiliki drainase yang handal mencapai 86,62% (2012). k. Panjang Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) terbangun dari target sepanjang 35 km terealisasi 27 km atau tingkat capaian kinerjanya sebesar 77,14 %. JJLS merupakan rencana jalan strategis nasional (Kepmen PU No 631/KPTS/M/2009) untuk percepatan pembangunan jalan yang menghubungkan daerah terisolasi di Jawa Timur (Pacitan) dengan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang prioritas pembangunannya oleh Direktorat Jenderal Bina Marga sudah dimulai sejak tahun Dari total 82,27 km panjang ruas yang direncanakan dibangun di Kabupaten Gunungkidul, dari target sepanjang 35 km di tahun 2012 dapat terbangun 27 km. Sedangkan lahan yang sudah dibebaskan hingga tahun 2012 sepanjang 30 km, dan yang belum bisa dibebaskan sepanjang 52,27 km. Beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain pada pembebasan lahan yang dibutuhkan, dan alokasi anggaran yang terbatas. 92

23 NO. Tabel 3.7 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Kinerja Sasaran 3 INDIKATOR KINERJA 1 Panjang Jalan Usaha Tani (JALUT) pada sentra produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura 2 Panjang Jalan Usaha Tani (JUT) pada sentra produksi perkebunan 3 Persentase pemenuhan kebutuhan pupuk organik. 4 Jumlah unit Penyewaan Jasa Alsintan (UPJA) dan Alsintan lainnya pada sentra produksi Tanaman Pangan dan hortikultura: a. Jumlah Unit Penyewaan Jasa Alsintan (UPJA) b. Jumlah Alsintan lainnya : KINERJA 2011 KINERJA ) Traktor roda dua ) Pompa Air ) Power Threser ) Pedal Threser ) APPO Jumlah RPH, TPH, dan RPA yang memiliki sarana pengolahan limbah, sanitasi dan drainase a. RPH b. TPH c. RPA Jumlah kawasan peternakan yang memiliki jalan produksi 7 Persentase kecamatan yang memiliki puskeswan dengan infrastruktur yang handal 8 Persentase sentra produksi perikanan yang memiliki jalan produksi, fasilitas pengolahan ikan, sanitasi, dan drainase 9 Jumlah PPI,UPR, dan BBI a. PPI b. UPR c. BBI Jumlah dan jenis sarana tangkap ikan. a. Jumlah b. Jenis Sarana

24 NO. INDIKATOR KINERJA 11 Jumlah sentra produksi yang memiliki unit pengolahan hasil. KINERJA 2011 KINERJA 2012 a. Kakao b. Kotak Fermentasi c. Cut Chip d. Pengepres buah semu mete e. Alat perajang tembakau rakyat f. Alat perenteng tembakau vike g. Pengolah limbah kakao Persentase sentra produksi yang memiliki sarana listrik yang cukup 13 Persentase sentra produksi yang memiliki layanan transportasi umum yang tertib, aman, lancar dan laik jalan. 14 Rasio ketersediaan simpul transportasi antar kecamatan Rasio ketersediaan fasilitas lalu lintas jalan Persentase sentra produksi yang memenuhi standar kesehatan 17 Persentase ketersediaan lahan untuk pembangunan 18 Persentase sentra produksi yang memiliki jalan, jembatan, sanitasi dan drainase yang handal. a. Presentase sentra produksi yang memiliki jalan (jalan kabupaten) yang handal b. Persentase sentra produksi yang memiliki jembatan yang handal c. Persentase sentra produksi yang memiliki sanitasi persampahan yang handal d. Persentase sentra produksi yang memiliki sanitasi pengelolaan limbah rumah tangga (MCK) yang handal e. Persentase sentra produksi yang memiliki drainase yang handal 19 Panjang Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) terbangun RATA-RATA INDIKATOR SASARAN

penerapan teknologi b. Jumlah Alsintan lainnya :

penerapan teknologi b. Jumlah Alsintan lainnya : MISI 2 Pemanfaatan sumber daya alam untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari. MISI 5 Peningkatan iklim usaha yang kondusif. MISI 7 Peningkatan peluang investasi dan penggalangan sumber- sumber

Lebih terperinci

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2016 (Belanja Langsung) s/d Bulan Desember Dinas Pertanian dan Kehutanan 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 424,049,000

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013 Halaman : i RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya sesuai dengan

Lebih terperinci

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan.

terukur dengan tingkat kepuasan pelayanan di bidang Bina Marga dan Pengairan. 1. Evaluasi Kinerja Tujuan 1: Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitasdan efisiensi pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012 Halaman : i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan sumberdaya sesuai dengan kewenangan atau mandat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Berdasarkan rencana kerja Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar tahun 2015, strategi pencapaian tujuan dan sasaran diuraikan dalam 7 ( tujuh ) program dan 17 ( tujuh belas ) kegiatan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Anggaran : 208 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3. 03 Urusan Pilihan Pertanian Organisasi : 3. 03. 0 Ketahanan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L A K I P) TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L A K I P) TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (L A K I P) TAHUN 2012 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN PENGAIRAN KABUPATEN BLITAR Jl. S. Supriyadi No.86 Pos Box 24 Telp.

Lebih terperinci

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN 8 III. AKUNTABILITAS KEUANGAN Total alokasi dana Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan yang tercantum dalam Perubahan Anggaran Tahun 205 adalah.44.987.2 dengan realisasi 4.33.59.7,00..

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Forum SKPD

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Forum SKPD RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017 Forum SKPD oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Yogyakarta, 28 Maret 2016 Outline 1. Potensi dan Permasalahan Pembangunan Sektoral 2. Isu Strategis

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah No Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Kebijakan Umum Sasaran Indikator Sasaran Program Kegiatan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 A. Capaian Kinerja Tahun Pengukuran kinerja atas sasaran dilakukan

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016 POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016 ESELON II ESELON III ESELON IV INPUT SASARAN STRATEGIS (SARGIS) IK SARGIS SASARAN PROGRAM IK PROGRAM SASARAN KEGIATAN IK KEGIATAN Persentase prasarana aparatur

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN JOMBANG AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA (LKj) INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN JOMBANG AKUNTABILITAS KINERJA BAB II II AKUNTABILITAS KINERJA Secara umum Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Jombang telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Peternakan Kabupaten Bima disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk merencanakan berbagai kebijaksanaan dan strategi percepatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara 7 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Gunungkidul adalah daerah yang termasuk dalam wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul memiliki luas 1.485,36 Km 2 terletak antara

Lebih terperinci

DATA USULAN DAK DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2016 PEMERINTAH DAERAH. Kab. Kebumen

DATA USULAN DAK DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2016 PEMERINTAH DAERAH. Kab. Kebumen DATA USULAN DAK DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2016 PEMERINTAH DAERAH Kab. Kebumen BIDANG : INFRASTRUKTUR PERUMAHAN, AIR MINUM DAN SANITASI SUB BIDANG : Air Minum KEGIATAN DAK : Penambahan kapasitas sistem

Lebih terperinci

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB.III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Berdasarkan mandat yang diemban oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj.IP) LAPORAN KINERJA INSTANSI DINAS TANAMAN PEMERINTAH PANGAN DAN PETERNAKAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PACITAN LAPORAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di bagian tenggara Kota Yogyakarta, dengan Ibukota di

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN GIANYAR Jalan Raya Bona Gianyar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Amanat undang-undang dalam penyempurnaan sistem perencanaan dan

BAB V PEMBAHASAN. Amanat undang-undang dalam penyempurnaan sistem perencanaan dan 104 BAB V PEMBAHASAN Musrenbang di Kabupaten Gunungkidul Amanat undang-undang dalam penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran akan merubah paradigma pada proses perencanaan dan penganggaran mulai

Lebih terperinci

1 of 14 7/31/17, 9:07 AM

1 of 14 7/31/17, 9:07 AM 1 of 14 7/31/17, 9:07 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2017 (Belanja Langsung) s/d Juni DINAS PERTANIAN, PANGAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1,597,601,775

Lebih terperinci

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bima Tahun 2015, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Bima telah memperlihatkan pencapaian kinerja

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyelenggarakan otonomi,

Lebih terperinci

LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013

LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013 Urusan Pekerjaan Umum Pada dasarnya urusan Pekerjaan Umum dengan tolok ukur dukungan infrastruktur berupa sarana dan prasaran fasilitas jalan/jembatan serta jaringan irigasi

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KLUNGKUNG JALAN GAJAH MADA NO 47 SEMARAPURA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Gajah Mada Nomor 47 Telp. (0366)

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Sasaran RKPD yang akan dicapai dalam Renja SKPD : Meningkatkan Perekonomian Daerah Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

II. PENGUKURAN KINERJA

II. PENGUKURAN KINERJA Kota Prabumulih 2 II. PENGUKURAN KINERJA Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan merumuskan 3 misi utama dalam mencapai visi organisasi, setiap misi mempunyai 3 sasaran yang mengacu

Lebih terperinci

Peningkatan Penghargaan Terhadap Kompetensi Penyediaan jasa kebersihan kantor

Peningkatan Penghargaan Terhadap Kompetensi Penyediaan jasa kebersihan kantor URUSAN : Pertanian SKPD : Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan KODE 2 01 Dinas Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Kelautan 4.945.000.000 RUTIN 760.377.300 2 2.01.05 01 Program Pelayanan

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KERJA

BAB III AKUNTABILITAS KERJA BAB III AKUNTABILITAS KERJA Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Perhubungan Kota Malang Tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, 1 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 21

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN Yang dimaksud dengan urusan pilihan adalah urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan

Lebih terperinci

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF i IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Kediri Tahun 2012 ini disusun dengan menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2006

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BALANGAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BALANGAN DPRD 13 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH. DPRD BAGIAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa sektor pertanian mempunyai peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

Kawasan Cepat Tumbuh

Kawasan Cepat Tumbuh Terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi Terjadi dorongan kerjasama pembangunan antar wilayah secara fungsional Kawasan Cepat Tumbuh Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk unggulan Tercipta keterpaduan,

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Sektor perikanan di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting. Dari sektor ini dimungkinkan akan menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA TATA RUANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN JOMBANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS KETAHANAN PANGAN TAHUN 205 I. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) merupakan dokumen perencanaan yang disusun berpedoman kepada Rencana Strategis (Renstra) dan mengacu

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS BINA MARGA KABUPATEN BANDUNG

RENCANA KERJA DINAS BINA MARGA KABUPATEN BANDUNG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UU NO. 32 tahun 2004 sebagai pengganti dari UU NO. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengurus sendiri daerahnya

Lebih terperinci

TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006

TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124 /PMK.02/2005 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006 Menimbang : a. bahwa sesuai dengan hasil

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 NAMA SKPD : Dinas Pekerjaan Umum NO KODE USULAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KELUARAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 /PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50 Kota Prabumulih 50 III.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Rutin, Pembangunan dan Penerimaan Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih

Lebih terperinci

TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL BIDANG SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN

TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL BIDANG SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN LAMPIRAN IV PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TANGGAL 2 Pebruari 2011 TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL BIDANG SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN Jenis Bantuan Bidang Sarana Dan

Lebih terperinci

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan serta

Lebih terperinci

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA SUMBER DAYA AIR, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN CIAMIS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Kabupaten Ciamis pada

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : DR.

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011 4.1. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Kabupaten Lebak serta isu strategis, maka ditetapkan prioritas

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan daerah Kabupaten Ngawi 2010 2015, Pemerintah Kabupaten Ngawi menetapkan strategi yang merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN KOMISI IRIGASI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. b. c. d. e. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci