cov-buku-fa.pdf 1 10/23/15 2:00 PM C M Y CM MY CY CMY K

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "cov-buku-fa.pdf 1 10/23/15 2:00 PM C M Y CM MY CY CMY K"

Transkripsi

1 cov-buku-fa.pdf C M Y CM MY CY CMY K 1 10/23/15 2:00 PM

2 KATA PENGANTAR Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) merupakan bagian yang signifikan dalam implementasi rangkaian kegiatan aksi mitigasi yang telah ditetapkan dalam dokumen RAN dan RAD-GRK. Untuk menjamin sinergi pelaksanaan PEP aksi mitigasi penurunan emisi GRK di seluruh wilayah Indonesia dan pada berbagai bidang pembangunan, diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi panduan bagi para pemangku kepentingan baik di tingkat nasional maupun daerah. Pedoman umum dan petunjuk teknis Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan RAN dan RAD-GRK ini terdiri atas Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Pedoman Umum menjelaskan secara ringkas tentang substansi, pengorganisasian dan mekanisme PEP di tingkat nasional dan tingkat daerah. Adapun Petunjuk Teknis memuat Lembar/Formulir Isian PEP, perhitungan beserta petunjuk pengisian untuk masing-masing bidang yang tercakup dalam RAN dan RAD-GRK, dan disajikan secara rinci dengan penjelasannya agar mudah dipahami dan dilaksanakan. Penyusunan pedoman ini dilakukan melalui serangkaian diskusi yang melibatkan dan Tim Koordinasi Penanganan Perubahan Iklim dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Dalam Negeri. Dukungan juga diberikan oleh Sekretariat RAN-GRK, Sekretariat ICCTF, perguruan tinggi, ICRAF dan beberapa mitra pembangunan, antara lain GIZ, USAID-ICED II, dan UNDP. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat selama proses penyusunan revisi Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis ini dari awal hingga akhir. Akhir kata, kami berharap semoga Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan RAN dan RAD-GRK ini dapat bermanfaat secara optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas implementasi RAN dan RAD-GRK. Hal ini sangat penting untuk mewujudkan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi GRK dan berkontribusi untuk mengatasi isu perubahan iklim dalam konteks global. Jakarta, Oktober 2015 Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Bappenas Endah Murniningtyas Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... iv DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH... v BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ruang Lingkup Tujuan Landasan Hukum... 2 BAB 2 PELAKSANAAN PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN RAN-GRK DAN RAD-GRK Tujuan Pelaksanaan PEP Kerangka Koordinasi Aksi Mitigasi dalam Pelaksanaan PEP Pelaksana PEP Waktu Pelaksanaan PEP Mekanisme PEP Pelaksanaan RAN dan RAD-GRK Mekanisme Pelaksanaan PEP RAN-GRK Mekanisme Pelaksanaan PEP RAD-GRK Data dan Informasi Pemantauan dan Evaluasi Alat Pemantauan dan Evaluasi... 7 BAB 3 LEMBAR UMUM PEP Lembar Umum Kegiatan Penjelasan Lembar Umum Kodifikasi Aksi Mitigasi BAB 4 PETUNJUK TEKNIS BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH Sub Bidang Persampahan Domestik Sub Bidang Air Limbah Domestik LEMBAR Lembar Teknis Sub-Bidang Persampahan Domestik LEMBAR Lembar Inventarisasi GRK Sub-Bidang Persampahan Domestik LEMBAR Lembar Teknis Sub-Bidang Air Limbah Domestik LEMBAR Lembar Inventarisasi Sub-Bidang Air Limbah Domestik BAB 5 MANUAL PERHITUNGAN PEP BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah ii

4 5.1 IPCC Tahapan Perhitungan Penurunan Emisi PEP Bidang Pengelolaan Limbah Aksi Mitigasi Sub-Bidang Persampahan Domestik a. TPA b. Komposting c. Bank Sampah Aksi Mitigasi Sub-Bidang Air Limbah Domestik Koefisien Garuda Super (Gas Rumah Kaca dari Subdirektorat Persampahan Kementerian PU Pera) BAB 6 PENUTUP LAMPIRAN LAMPIRAN Frequently Ask Questions (FAQ) Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah iii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Sistem koordinasi pelaksanaan RAN/RAD-GRK... 4 Gambar 2. Alur mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan pencapaian... 5 DAFTAR TABEL Tabel 1 Kode Pelaporan Kementerian/Lembaga.13 Tabel 2 Kode Pelaporan Provinsi.14 Tabel 3 Kode Kategori Kelompok Kegiatan Bidang Pengelolaan Limbah..14 Tabel 4. Jenis aksi mitigasi, data aktivitas dan asumsi perhitungan PEP bidang pengelolaan limbah..26 Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah iv

6 DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH APBD APBD-P APBD-K APBN Bappenas Bappeda BAU BPS BUR BUMD DIPA DIPDA DPA EHRA GRK IPAL IPCC IPLT LAKIP LKPJ MRV MCF NAMAs Natcom PEP Permen Perpres PHLN PP RAN-GRK RAD-GRK Sanimas SLHD SKPD TPA TPST TPS 3R Triwulan UU UNFCCC : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi : Anggaran Pendapatan Belanja Darah Kabupaten : Anggaran Pendapatan Belanja Negara : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah : Business As Usual atau kondisi tanpa adanya rencana aksi : Badan Pusat Statistik : Biennial Update Report atau Laporan Dua Tahunan : Badan Usaha Milik Daerah : Daftar Isian Pengelolaan Anggaran : Daftar Isian Pengelolaan Anggaran Daerah : Dokumen Pelaksanaan Anggaran : Environmental Health Risk Assessment : Gas Rumah Kaca : Instalasi Pengolahan Air Limbah : Intergovernmental Panel on Climate Change : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban : Monitoring, Reporting and Verification : Methane Corection Factor : Nationally Appropriate Mitigation Actions yaitu aksi-aksi mitigasi yang layak secara nasional : National Communication (Komunikasi Nasional) yaitu Dokumen yang berisikan data dan informasi mengenai emisi dan penurunan emisi GRK serta rincian kegiatan penurunan emisi yang telah dilakukan sebagai laporan ke UNFCCC. : Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan : Peraturan Menteri : Peraturan Presiden : Pinjaman dan Hibah Luar Negeri : Peraturan Pemerintah : Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca : Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca : Sanitasi Berbasis Masyarakat : Status Lingkungan Hidup Daerah : Satuan Kerja Perangkat Daerah : Tempat Pembuangan Akhir : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu : Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle : Setiap 3 bulan : Undang-Undang : United Nations Framework Convention on Climate Change Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah v

7 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2020 sebesar 26% dengan usaha sendiri dan mencapai 41% jika mendapatkan bantuan internasional dari kondisi tanpa adanya intervensi aksi mitigasi (business as usual/bau). Komitmen ini telah dijabarkan melalui Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang diikuti oleh Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) untuk tingkat provinsi (termasuk kabupaten/kota). Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 dan Peraturan Gubernur masing-masing provinsi mengamanatkan pemantauan, evaluasi (kaji ulang), dan pelaporan (PEP), untuk mengetahui pencapaian target dan sasaran penurunan emisi dan penyerapan GRK. Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 tersebut kemudian diikuti dengan Peraturan Presiden No. 71 tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional. Peraturan ini merupakan landasan hukum pelaksanaan inventarisasi GRK di Indonesia, yang memberikan mandat tidak hanya kepada pemerintah pusat untuk melaksanakan inventarisasi GRK, akan tetapi juga kepada pemerintah daerah, yakni pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Selain itu, peraturan ini juga mengamanatkan dilakukannya verifikasi terhadap inventarisasi serta kegiatan-kegiatan penurunan emisi di Indonesia. Keberadaan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAN/RAD-GRK merupakan langkah awal pelaporan kegiatan penurunan emisi GRK di Indonesia. Sistem PEP ini mengacu pada peraturan yang telah ada, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan PP tersebut. PEP ini terutama diarahkan untuk pelaksanaan kegiatan yang pendanaannya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan sumber-sumber resmi lain yang tidak mengikat. Untuk pelaksanaan PEP tersebut diperlukan adanya Pedoman PEP Pelaksanaan RAN/RAD-GRK. Pedoman ini terdiri dari Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis yang saling terkait. Pedoman Umum berisi pengorganisasian dan mekanisme untuk melakukan PEP pencapaian target aksi mitigasi di dalam RAN-GRK dan RAD-GRK. Sementara Petunjuk Teknis memuat dan menjelaskan cara-cara pengisian Lembar Isian PEP berdasarkan 3 (tiga) kelompok bidang, yaitu kelompok bidang berbasis lahan (meliputi bidang kehutanan, lahan gambut dan pertanian), kelompok bidang berbasis energi (meliputi bidang energi, transportasi dan industri), dan kelompok bidang pengelolaan limbah (meliputi Persampahan dan limbah cair). Sesuai mandat Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2011, hasil dari pelaporan PEP tersebut kemudian dapat dijadikan bahan untuk inventarisasi dan verifikasi pencapaian emisi dari kegiatan-kegiatan penurunan emisi. Selanjutnya, Informasi ini disampaikan di forum internasional melalui Laporan Dua Tahunan (Biennial Update Report BUR) dan dokumen Komunikasi Nasional (National Communication). Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 1

8 1.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman PEP pelaksanaan RAN-GRK dan RAD-GRK ini meliputi: 1. Koordinasi pemantauan, evaluasi dan pelaporan; 2. Pelaksana pemantauan, evaluasi dan pelaporan; 3. Waktu pemantauan, evaluasi dan pelaporan; 4. Mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan. 1.3 Tujuan Tujuan dari pedoman ini adalah: 1. Sebagai acuan bagi Kementerian/Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (K/L) dalam mengimplementasikan PEP pelaksanaan RAN-GRK; 2. Sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan PEP pelaksanaan RAD- GRK. 1.4 Landasan Hukum Implementasi PEP Pelaksanaan RAN dan RAD-GRK mengacu kepada: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 3. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca; 4. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008; 6. Surat Keputusan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 38/M.PPN/HK/03/2012 tentang Tim Koordinasi Penanganan Perubahan Iklim. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 2

9 BAB 2 PELAKSANAAN PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN RAN-GRK DAN RAD-GRK 2.1 Tujuan Pelaksanaan PEP Tujuan dari pelaksanaan PEP adalah: 1. Mengetahui capaian pelaksanaan kegiatan RAN dan RAD-GRK; 2. Meningkatkan efisiensi pengumpulan data dan informasi pelaksanaan kegiatan dalam upaya pencapaian target penurunan dan penyerapan emisi GRK; 3. Menyiapkan bahan evaluasi untuk pengambilan kebijakan/tindakan yang diperlukan dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan RAN dan RAD-GRK pada tahun-tahun berikutnya; 4. Menyediakan laporan tahunan capaian penurunan emisi GRK nasional. 2.2 Kerangka Koordinasi Aksi Mitigasi dalam Pelaksanaan PEP (a) Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 telah memberikan kerangka hukum dan mekanisme kelembagaan bagi pelaksanaan PEP dari aksi mitigasi penurunan emisi GRK. (b) Pelaksanaan PEP dari aksi mitigasi di tingkat nasional dilakukan oleh Kementerian/Lembaga terkait sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dalam kelompok bidang yang tercantum di dalam RAN- GRK. Menteri/Kepala Lembaga terkait menyampaikan laporan capaian aksi mitigasi dalam RAN- GRK kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (c) Di tingkat daerah, dengan fasilitasi dan koordinasi dari Kementerian Dalam Negeri, Gubernur seluruh provinsi melaksanakan PEP dari aksi mitigasi dalam RAD-GRK dengan melibatkan kabupaten/kota. Gubernur menyampaikan laporan capaian aksi mitigasi RAD-GRK kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (d) Kementerian PPN/Bappenas melakukan koordinasi pelaksanaan PEP aksi mitigasi untuk konsolidasi, penelaahan serta pembahasan hasil laporan per bidang dan per provinsi melalui Tim Koordinasi Penanganan Perubahan Iklim yang didukung oleh Sekretariat RAN-GRK. (e) Pencapaian penurunan emisi RAN dan RAD-GRK yang dilaporkan dalam PEP, selanjutnya akan disesuaikan dengan kaidah pemantauan, pelaporan, dan verifikasi sesuai mandat Peraturan Presiden No. 71 Tahun Sinkronisasi PEP dengan kaidah pemantauan, pelaporan dan verifikasi dilakukan oleh Komisi Nasional Monitoring, Reporting dan Verification (MRV) 1. Kerangka koordinasi antara pelaksanaan Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 dan Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2011 terkait pencapaian penurunan emisi GRK dari kegiatan aksi mitigasi perubahan iklim nasional dapat dilihat pada Gambar 1. Laporan PEP aksi mitigasi merupakan bahan utama bagi penyusunan Laporan Dua Tahunan (Biennial Update Report BUR) dan dokumen Komunikasi Nasional (National Communication) kepada UNFCCC. 1 Komisi Nasional MRV hingga saat ini masih dalam proses pembentukan Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 3

10 Gambar 1. Sistem koordinasi pelaksanaan RAN/RAD-GRK 2.3 Pelaksana PEP Pelaksana kegiatan PEP meliputi: Menteri PPN/Kepala Bappenas merupakan koordinator pelaksanaan PEP. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan koordinasi verifikasi capaian penurunan emisi GRK berdasarkan hasil PEP dari RAN dan RAD-GRK. Menteri/Kepala Lembaga terkait merupakan pejabat pelaksana kegiatan PEP RAN-GRK di tingkat nasional. Menteri Dalam Negeri merupakan pejabat yang melakukan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan PEP RAD-GRK di seluruh provinsi. Gubernur merupakan pejabat pelaksana dan koordinator pelaksanaan PEP RAD-GRK di dalam wilayah provinsi. Kepala SKPD tingkat Provinsi bidang terkait merupakan pejabat pelaksana kegiatan PEP RAD- GRK sesuai fungsi dan kewenangannya masing-masing. Bupati/Walikota merupakan pejabat pelaksana dan koordinator pelaksanaan PEP RAD-GRK di dalam wilayah kabupaten/kota. Kepala SKPD tingkat kabupaten/kota bidang terkait merupakan pejabat pelaksana kegiatan PEP RAD-GRK sesuai fungsi dan kewenangannya masing-masing. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 4

11 2.4 Waktu Pelaksanaan PEP (a) Pemantauan dan evaluasi dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada akhir triwulan ketiga dan akhir triwulan keempat pada tahun berjalan; (b) Pengumpulan Laporan Antara dilakukan pada minggu kedua bulan Oktober dan Laporan Akhir pada minggu kedua bulan Januari tahun berikutnya; (c) Penyampaian Laporan Antara kepada Presiden dilakukan pada minggu kedua bulan November dan Laporan Akhir pada minggu kedua bulan Februari tahun berikutnya. Penyampaian Laporan Antara dimaksudkan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Indonesia untuk kebutuhan penyusunan laporan pencapaian penurunan emisi GRK di forum internasional. 2.5 Mekanisme PEP Pelaksanaan RAN dan RAD-GRK Untuk mencapai kinerja yang optimal dalam penyelenggaraan PEP maka dibangun mekanisme seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Alur mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan pencapaian RAN-GRK dan RAD-GRK Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 5

12 2.5.1 Mekanisme Pelaksanaan PEP RAN-GRK 1. Pada akhir triwulan ketiga (akhir September), K/L terkait melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan RAN-GRK. Data hasil pemantauan dan evaluasi disajikan ke dalam Lembar Umum (lihat bab 3) dan Lembar Teknis setiap bidang (lihat bab 4 dan 5). Data dan informasi tersebut disampaikan pada minggu kedua bulan Oktober kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Salinan digital (softcopy) disampaikan kepada Sekretariat RAN-GRK secara daring (online) melalui surat elektronik ( ) ranradgrk@bappenas.go.id dan/atau melalui situs 2. Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementerian PPN/Bappenas mengadakan rapat dengan Tim Koordinasi Penanganan Perubahan Iklim yang dibantu oleh Sekretariat RAN-GRK untuk melakukan penelaahan data dan informasi dari masing-masing K/L. 3. Tim Koordinasi Penanganan Perubahan Iklim yang dibantu oleh Sekretariat RAN-GRK menyiapkan rancangan laporan terintegrasi dari pencapaian kegiatan RAN-GRK dan RAD- GRK untuk Menteri PPN/Kepala Bappenas. Selanjutnya Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan laporan capaian aksi mitigasi dan status emisi GRK secara nasional kepada Presiden. Pada akhir triwulan keempat (akhir Desember), K/L terkait menyampaikan Laporan Akhir PEP pelaksanaan RAN-GRK kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Salinan digital (softcopy) disampaikan kepada Sekretariat RAN-GRK secara daring (online) melalui surat elektronik ( ) ranradgrk@bappenas.go.id dan/atau melalui situs Mekanisme PEP dapat dilihat padagambar 2 di atas Mekanisme Pelaksanaan PEP RAD-GRK 1. Pada pertengahan triwulan ketiga (akhir Agustus), SKPD bidang terkait tingkat kabupaten/kota melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan SKPD yang terkait dengan kegiatan RAD-GRK. Data dan informasi hasil pemantauan dan evaluasi disajikan ke dalam Lembar Umum (lihat lampiran) dan Lembar Teknis setiap bidang (lihat Buku Petunjuk Teknis PEP Pelaksanaan RAD-GRK). Data dan informasi tersebut disampaikan pada minggu pertama bulan September kepada Kepala Bappeda Kabupaten/Kota. 2. Kepala Bappeda Kabupaten/Kota mengadakan rapat koordinasi bersama SKPD terkait untuk menelaah data dan informasi hasil pemantauan dan evaluasi tersebut. Kemudian Kepala Bappeda menyampaikan laporan kepada Bupati/Walikota. Selanjutnya, Bupati/Walikota menyampaikan laporan kepada Gubernur. 3. Pada akhir triwulan ketiga (akhir September), SKPD bidang terkait tingkat provinsi melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan RAD-GRK sesuai fungsi dan kewenangannya masing-masing. Data dan informasi hasil pemantauan dan evaluasi disajikan ke dalam Lembar Umum (lihat bab 3) dan Lembar Teknis setiap bidang (lihat bab 4 dan 5). Data dan informasi tersebut disampaikan pada minggu pertama bulan Oktober kepada Kepala Bappeda Provinsi. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 6

13 4. Kepala Bappeda mengadakan rapat koordinasi bersama SKPD terkait untuk menelaah data dan informasi hasil pemantauan dan evaluasi tersebut. Kemudian Kepala Bappeda menyampaikan laporan kepada Gubernur. 5. Gubernur menyampaikan laporan PEP pelaksanaan RAD-GRK kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam bentuk Laporan Antara pada minggu kedua bulan Oktober. Salinan digital (softcopy) disampaikan kepada Sekretariat RAN-GRK secara daring (online) melalui surat elektronik ( ) dan/atau melalui situs 6. Pada akhir triwulan keempat (akhir November), SKPD bidang terkait tingkat kabupaten/kota menyampaikan Laporan Akhir PEP pelaksanaan RAD-GRK kepada Bupati/Walikota melalui Kepala Bappeda kabupaten/kota, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Gubernur. 7. Pada akhir triwulan keempat (akhir Desember), SKPD bidang terkait tingkat provinsi menyampaikan Laporan Akhir PEP pelaksanaan RAD-GRK kepada Gubernur melalui Kepala Bappeda Provinsi untuk selanjutnya dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 8. Menteri Dalam Negeri cq. Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah melakukan koordinasi pemantauan dan evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) terkait kegiatan RAD-GRK di seluruh provinsi. 2.6 Data dan Informasi Pemantauan dan Evaluasi a. Data dan informasi yang digunakan untuk pemantauan dan evaluasi di tingkat nasional adalah laporan pelaksanaan kegiatan K/L (LAKIP, LKPJ dan DPA) dan laporan kegiatan oleh pemangku kepentingan lain yang terkait dengan penurunan emisi GRK (RAN-GRK). b. Data dan informasi yang digunakan untuk pemantauan dan evaluasi di wilayah provinsi (termasuk kabupaten/kota) adalah laporan pelaksanaan kegiatan SKPD (LAKIP, LKPJ dan DPA) dan laporan kegiatan oleh pemangku kepentingan lain yang terkait dengan penurunan emisi GRK (RAD-GRK). 2.7 Alat Pemantauan dan Evaluasi Alat pemantauan dan evaluasi menggunakan lembar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAN-GRK dan RAD-GRK yang terdiri dari: Lembar Umum yang memuat daftar kegiatan di dalam RAN-GRK dan RAD-GRK, indikator kinerja, capaian penurunan emisi, rencana dan realisasi anggaran kegiatan mitigasi; Lembar Teknis yang memuat daftar kegiatan dan data teknis dari masing-masing sub-bidang pengelolaan limbah yaitu persampahan dan air limbah; Lembar Inventarisasi yang memuat data detail perhitungan penurunan emisi GRK masingmasing aksi mitigasi. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 7

14 BAB 3 LEMBAR UMUM PEP Pelaksanaan Pelaporan dilakukan dengan terlebih dahulu mengisi lembar umum PEP yang dibahas pada Bab ini. Untuk pengisian lembar ini, sangat diperlukan dokumen Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) APBD provinsi/kabupaten/kota yang terbaru. Dokumen tersebut mutlak diperlukan untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan di tingkat provinsi/kabupaten/kota. Tanpa adanya dokumen tersebut, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan tidak dapat teridentifikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pengisian lembar-lembar pelaporan. Pelaksanaan PEP aksi mitigasi emisi GRK bidang pengelolaan limbah terdiri dari dua bagian yaitu: (1) sub-bidang Persampahan domestik, dan (2) sub-bidang air limbah domestik. Pelaporan PEP RAN/ RAD-GRK dilakukan melalui pengisian 3 tabel, sebagai berikut: a. Lembar Umum Kegiatan Mitigasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, yang memuat seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penurunan emisi GRK dalam sektor limbah, baik yang berdampak langsung maupun yang tidak terhadap penurunan emisi GRK. b. Lembar Teknis yang memuat laporan kegiatan yang berdampak langsung terhadap penurunan emisi GRK. c. Lembar Inventarisasi yang memuat pengumpulan dan pemutakhiran data yang terkait dengan pengolahan Persampahan domestik dan air limbah domestik. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 8

15 3.1 Lembar Umum Kegiatan BIDANG : TAHUN : PELAPOR : Pemerintah Provinsi Provinsi : Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota : Kode RAD Aksi Mitigasi LKPJ/LAKIP/ Dokumen pelpaoran lain Kategori Kegiatan Pelaksana/ Penanggung Jawab Lokasi Kab/Kota/ Kec/Desa Jumlah Target Unit Satuan Pelaksanaan Jumlah Realisasi Unit Satuan % APBN APBD-P APBD-K Sumber Pembiayaan (Rupiah) Alokasi BUMD/ Swasta PHLN Jumlah 1 2a 2b 2c 3 4 5a1 5a2 5b1 5b2 5c 6a 6b 6c 6d 6e 6f Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 10

16 APBN APBD-P APBD-K Sumber Pembiayaan (Rupiah) Realisasi BUMD/ Swasta PHLN Jumlah Manfaat Pembangunan Emisi BAU (tco 2e) Emisi GRK Penurunan Emisi (tco 2e) Keterangan 6g 6h 6i 6j 6k 6l 7 8a 8b 9 Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 11

17 3.2 Penjelasan Lembar Umum Lembar Umum digunakan untuk memantau dan mengevaluasi kegiatan inti dan pendukung. Kegiatan inti adalah kegiatan /aksi yang berdampak langsung terhadap penurunan emisi GRK, sedangkan kegiatan pendukung adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan kegiatan inti, namun tidak secara langsung menurunkan emisi GRK. Kegiatan inti dan pendukung yang dilakukan pada tahun pelaporan dilaporkan dalam satu lembar, dengan terlebih dahulu melaporkan kegiatan-kegiatan inti yang dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan pendukung. Lembar umum diisi oleh Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota berdasarkan kewenangan masing-masing. Penjelasan mengenai tata cara dan informasi lembar umum adalah sebagai berikut: 1. Kolom BIDANG diisi dengan kelompok bidang pengelolaan limbah; 2. Kolom TAHUN diisi dengan tahun pelaporan kegiatan berjalan; 3. Kolom PELAPOR diisi dengan lembaga/instansi pemerintah pelapor di masing-masing wilayah provinsi dan kabupaten/kota; 4. Kolom 1 diisi dengan kode/nomor setiap aksi mitigasi, jika tidak ada informasi diisi dengan nomor setiap aksi mitigasi; 5. Kolom 2a diisi dengan judul setiap aksi mitigasi yang dilakukan (berdasarkan rencana aksi mitigasi dalam Dokumen RAD-GRK); 6. Kolom 2b diisi dengan judul setiap aksi mitigasi yang dilakukan (berdasarkan LKPJ/LAKIP/Dokumen pelaporan lain yang berkaitan dengan aksi mitigasi pada kolom 2a); 7. Kolom 2c diisi dengan kategori aksi mitigasi yang dilakukan di masing-masing kelompok bidang; 8. Kolom 3 diisi dengan lembaga/institusi pelaksana aksi mitigasi; 9. Kolom 4 diisi dengan lokasi aksi mitigasi yang dilakukan; 10. Kolom 5a1 diisi dengan target setiap aksi mitigasi berupa jumlah/kapasitas; 11. Kolom 5a2 diisi dengan unit satuan jumlah target aksi mitigasi; 12. Kolom 5b1 diisi dengan realisasi dari jumlah target setiap aksi mitigasi yang dilakukan; 13. Kolom 5b2 diisi dengan realisasi dari unit satuan jumlah target aksi mitigasi yang dilakukan; 14. Kolom 5c diisi dengan persentase antara realisasi dengan target siap aksi mitigasi; 15. Kolom 6a-e diisi dengan rencana alokasi dana untuk pelaksanaan setiap aksi mitigasi dari sumber pembiayaan masing-masing (APBN, APBD-Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, BUMD/Swasta, maupun Penerimaan Hibah Luar Negeri/PHLN) dalam satuan rupiah; 16. Kolom 6f diisi dengan total rencana alokasi dana untuk pelaksanaan setiap aksi mitigasi dari sumber-sumber pembiayaan dalam satuan rupiah; 17. Kolom 6g-k diisi dengan realisasi penyerapan dana dari pelaksanaan setiap aksi mitigasi dari sumber pembiayaan masing-masing (APBN, APBD-Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, BUMD/Swasta, maupun Penerimaan Hibah Luar Negeri/PHLN) dalam satuan rupiah; 18. Kolom 6l diisi dengan total realisasi penyerapan dana pelaksanaan setiap aksi mitigasi dari sumber-sumber pembiayaan dalam satuan rupiah; 19. Kolom 7 diisi dengan manfaat pembangunan (co-benefit) yang didapatkan dari aksi mitigasi; 20. Kolom 8a diisi dengan tingkat emisi BAU Baseline dari dokumen RAD-GRK kelompok bidang Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 12

18 masing-masing dalam satuan ton CO 2e; 21. Kolom 8b diisi dengan nilai penurunan emisi GRK dari pelaksanaan setiap aksi mitigasi yang didapatkan dari lembar teknis perhitungan penurunan emisi GRK masing-masing kelompok bidang dalam satuan ton CO 2e; 22. Kolom 9 diisi dengan informasi lain atau keterangan yang dipandang perlu untuk disampaikan. 3.3 Kodifikasi Aksi Mitigasi Untuk memudahkan proses identifikasi dan penelaahan Aksi Mitigasi yang tercantum didalam RAN/RAD-GRK, maka disusun kode aksi-aksi mitigasi. Penulisan kode mengacu pada format kodifikasi berdasarkan Kategori Rencana Aksi, Tahun Pelaporan, K/L atau Provinsi, Bidang, Kategori Kegiatan, Kategori Kelompok Kegiatan, dan Nomor Kegiatan seperti diterangkan di bawah ini: 1 digit 2 digit 2 digit 1 digit 1 digit 2 digit 2 digit Tahun K/L atau Bidang Kategori Kategori Pelaporan Provinsi Kegiatan Kelompok Kegiatan RAN atau RAD GRK Nomor kegiatan Keterangan: 1) Satu digit pertama merupakan kode untuk kegiatan RAN atau RAD GRK dimana, RAN=1 dan RAD=2; 2) Dua digit kedua merupakan kode untuk tahun pelaporan dengan memasukan dua angka terakhir tahun pelaporan (contoh pelaporan untuk tahun 2011 maka dimasukan angka 11 saja); 3) Dua digit ketiga merupakan kode untuk Kementerian/Lembaga atau Provinsi. Untuk K/L mengacu pada tabel 1, sedangkan untuk Provinsi mengacu pada kode BPS seperti pada tabel 2 (contoh dari Provinsi Aceh maka dimasukan angka 11); Tabel 1 Kode Pelaporan Kementerian/Lembaga Kode Kementerian 01 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 02 Kementerian Pertanian 03 Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam 04 Kementerian Perhubungan 05 Kementerian Perindustrian 06 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tabel 2 Kode Pelaporan Provinsi Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 13

19 Kode BPS Provinsi Kode BPS Provinsi 11 Aceh 52 Nusa Tenggara Barat 12 Sumatera Utara 53 Nusa Tenggara Timur 13 Sumatera Barat 61 Kalimantan Barat 14 Riau 62 Kalimantan Tengah 15 Jambi 63 Kalimantan Selatan 16 Sumatera Selatan 64 Kalimantan Timur 17 Bengkulu 65 Kalimantan Utara 18 Lampung 71 Sulawesi Utara 19 Kep. Bangka Belitung 72 Sulawesi Tengah 21 Kep. Riau 73 Sulawesi Selatan 31 DKI Jakarta 74 Sulawesi Tenggara 32 Jawa Barat 75 Gorontalo 33 Jawa Tengah 76 Sulawesi Barat 34 DI Yogyakarta 81 Maluku 35 Jawa Timur 82 Maluku Utara 36 Banten 91 Papua Barat 51 Bali 94 Papua 4) Satu digit keempat merupakan kode untuk Kategori Bidang, dalam hal ini bidang Kehutanan memiliki kode 1, bidang Pertanian memiliki kode 2, bidang Energi memiliki kode 3, bidang transportasi memiliki kode 4, bidang Industri memiliki kode 5 dan Bidang Pengelolaan Limbah memiliki kode 6; 5) Satu digit kelima merupakan kategori kegiatan dimana kegiatan inti memiliki kode 1 dan kegiatan pendukung memiliki kode 2; 6) Dua digit keenam merupakan kategori kelompok kegiatan pada masing-masing bidang sesuai dengan tabel 3; Tabel 3 Kode Kategori Kelompok Kegiatan Bidang Pengelolaan Limbah Kode 61 TPA 62 TPST/TPS 3R 63 Bank Sampah 64 IPAL 65 IPLT 66 Sanimas (MCK++) 06 Pendukung Kategori Kelompok Kegiatan 7) Dua digit ketujuh merupakan nomor kegiatan mitigasi dalam laporan PEP; 8) Pemisah antara digit pertama hingga keenam dipisahkan oleh titik (.). Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 14

20 BAB 4 PETUNJUK TEKNIS BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH Pelaksanaan Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar teknis dan inventarisasi yang ditampilkan pada Bab ini. Untuk pengisian lembar-lembar tersebut, sangat diperlukan dokumen yang memuat operasionalisasi infrastruktur persampahan dan air limbah. Dokumen tersebut mutlak diperlukan untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan di tingkat kabupaten/kota. Tanpa adanya dokumen tersebut, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan tidak dapat teridentifikasi, sehingga perhitungan penurunan emisi tidak dapat dilakukan. Pelaksanaan PEP aksi mitigasi emisi GRK bidang pengelolaan limbah terdiri dari dua bagian yaitu: (1) sub-bidang Persampahan domestik, dan (2) sub-bidang air limbah domestik. 4.1 Sub Bidang Persampahan Domestik Kegiatan sub-bidang Persampahan domestik yang dilaporkan dalam Lembar Teknis dikelompokkan ke dalam 2 bagian, yaitu: (1) Peningkatan fasilitas pembuangan akhir sampah, yang terdiri dari: a. Rehabilitasi/ Pembangunan TPA Open Dumping menjadi TPA Sanitary Landfill (+ Pengelolaan Gas TPA); b. Operasional TPA Sanitary Landfill dan Pengelolaan Gas TPA; c. Pembangunan TPA Open Dumping menjadi TPA Controlled Landfill (+ Pengelolaan Gas TPA); dan d. Operasional TPA Anaerobik dan Pengelolaan Gas TPA. (2) Pengelolaan sampah terpadu Reduce, Reuse dan Recycle (3R)/ Komposting & Bank Sampah, yang terdiri dari: a. Pembangunan dan Operasional TPS Terpadu 3R/ Komposting; b. Pendirian dan Operasional Bank Sampah. Lembar Inventarisasi GRK berfungsi sebagai lembar tambahan untuk mendukung aksi mitigasi dalam sektor limbah. Indikator-indikator yang digunakan dalam lembar inventarisasi GRK sub sektor limbah domestik meliputi: - Data penduduk per kota/kabupaten. - Data TPS 3R/komposting dan bank sampah. - Data TPA, yang terdiri dari: sarana pengangkutan, kapasitas TPA, sel (unit pengolah sampah) TPA, dan pemanfaatan gas. Inventarisasi dilakukan di tingkat kabupaten/kota kemudian dikompilasi di tingkat provinsi untuk dilaporkan ke tingkat nasional. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 15

21 4.2 Sub Bidang Air Limbah Domestik Kegiatan mitigasi sub-bidang air limbah domestik yang dilaporkan dalam lembar teknis dibagi menjadi 2 bagian yaitu: (1) Pembangunan fasilitas pengolahan air limbah terpusat/ off-site, yaitu suatu sistem pengelolaan air limbah dengan menggunakan suatu jaringan perpipaan untuk menampung dan mengalirkan air limbah ke suatu tempat pengolahan, berupa: Pembangunan IPLT dan/atau IPAL skala kota (sistem Aerobik, atau Anaerobik dengan pemanfaatan gas metana). (2) Pembangunan fasilitas pengolahan air limbah setempat/ on-site, yaitu suatu sistem pengelolaan air limbah langsung di tempat tanpa melalui penyaluran terlebih dahulu, berupapembangunan dan Operasional Sanimas yang dikategorikan MCK++ (MCK yang dilengkapi dengan pengolahan limbah dan pemanfaatan gas metana (biodigester) dan/atau IPAL Komunal yang dilengkapi dengan pemanfaatan gas metana. Lembar Inventarisasi GRK berfungsi sebagai lembar tambahan untuk mendukung inventarisasi GRK dalam sektor limbah. Indikator-indikator yang digunakan dalam lembar inventarisasi GRK sub-bidang air limbah domestik. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 16

22 LEMBAR Lembar Teknis Sub-Bidang Persampahan Domestik BIDANG : PENGELOLAAN LIMBAH KATEGORI : Persampahan Domestik TAHUN : PELAPOR : Pemerintah Pusat Kementerian : Pemerintah Provinsi Provinsi : Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota : No. Judul AksiMitigasi/Kegiatan Inti Lokasi Indikator Kinerja Keluaran RAD-GRK LPJ/LAKIP RAD-GRK LPJ/LAKIP Narasi Jumlah Satuan Penurunan Emisi GRK (tonco 2 e) Emisi GRK BAU Baseline (tonco 2 e) Emisi GRK dengan Aksi Mitigasi (tonco 2 e) Informasi Pendukung Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 17

23 Petunjuk Pengisian LEMBAR Lembar Teknis Sub-Bidang Persampahan Domestik ini digunakan untuk memantau dan mengevaluasi setiap kegiatan mitigasi yang dikategorikan sebagai kegiatan yang berdampak langsung terhadap Penurunan Emisi GRK. Lembar ini diisi oleh Pemerintah Pusat/ Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Kabupaten/ Kota setiap 2 kali dalam setahun berdasarkan kewenangan masing-masing. Pengisian lembar dilakukan sebagai berikut: 1. Kolom ke-1 diisi dengan nomor setiap kegiatan mitigasi. 2. Kolom ke-2diisi dengan judul setiap aksi/ kegiatan mitigasi pada dokumen RAD- GRK provinsi yang telah dilakukan. 3. Kolom ke-3 diisi dengan judul setiap aksi/ kegiatan mitigasi pada dokumen LPJ dan LAKIP APBD provinsi/ kota-kabupaten yang telah dilakukan. 4. Kolom ke-4 diisi dengan lokasi aksi/ kegiatan mitigasi pada dokumen RAD-GRK. 5. Kolom ke-5 diisi dengan lokasi aksi/ kegiatan mitigasi pada dokumen LPJ dan LAKIP (Kabupaten/Kota). 6. Kolom ke-6 diisi dengan penjelasan Indikator Kinerja Keluaran (output) pada setiap kegiatan mitigasi. Contoh: IKK dari kegiatan operasional TPA adalah jumlah sampah yang masuk ke TPA. 7. Kolom ke-7 diisi dengan kuantitas dari Indikator Kinerja Keluaran (output) pada setiap kegiatan mitigasi. 8. Kolom ke-8 diisi dengan satuan dari Indikator Kinerja Keluaran (output) pada setiap kegiatan mitigasi. 9. Kolom ke-9 diisi dengan penurunan emisi GRK yang dihasilkan dengan pelaksanaan setiap kegiatan mitigasi. Kolom ke-9 didapatkan dari pengurangan kolom 10 dengan kolom 11). 10. Kolom ke-10 diisi dengan status emisi GRK BAU baseline untuk sub-bidang Persampahan domestik pada tahun pelaporan. 11. Kolom ke-11 diisi dengan estimasi emisi GRK untuk sektor sampah pada tahun pelaporan, apabila kegiatan mitigasi dilaksanakan. Metode IPCC 2006 digunakan dalam melakukan estimasi penurunan emisi GRK dari IKK (output) setiap kegiatan yang telah dilakukan. 12. Kolom ke-12 diisi dengan berbagai informasi lain yang dipandang perlu untuk disampaikan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan mitigasi. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 18

24 LEMBAR Lembar Inventarisasi GRK Sub-Bidang Persampahan Domestik BIDANG : PENGELOLAAN LIMBAH KATEGORI : Persampahan Domestik TAHUN : PELAPOR : Pemerintah Pusat Kementerian : Pemerintah Provinsi Provinsi : Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota : TPS 3R/Komposting Bank Sampah No. Nama Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk per tahun (jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%/tahun) Nama TPS 3R Total sampah tertangani (kg/hari) Nama Bank Sampah & Lokasi Sampah Kertas yg Masuk (kg/hari) Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 19

25 LEMBAR Lembar Inventarisasi GRK Sub-Bidang Persampahan Domestik (Lanjutan) BIDANG : PENGELOLAAN LIMBAH KATEGORI : Persampahan Domestik TAHUN : PELAPOR : Pemerintah Pusat Kementerian : Pemerintah Provinsi : Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota : Sarana Pengangkutan Sampah ke TPA No. Nama Kabupaten/Kota Nama TPA Luas TPA (m³) Jumlah Truk (6m3) Amrol (5m3) Lain- lain ( x m 3 ) Keterangkutan sampah ke TPA sampah Jumlah Ritasi/ Jumlah Ritasi/ Ritasi/ hari hari hari m3/hari ton/hari a 11b 12a 12b 13a 13b Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 20

26 LEMBAR Lembar Inventarisasi GRK Sub-Bidang Persampahan Domestik (Lanjutan) BIDANG : PENGELOLAAN LIMBAH KATEGORI : Persampahan Domestik TAHUN : PELAPOR : Pemerintah Pusat Kementerian : Pemerintah Provinsi Provinsi : Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota : Keterangan TPA Sampah Pemanfaatan Gas TPA Sel Luas Sel Landfill (m²) Open Dumping Sistem Operasional Controlled Landfill Tahun operasi Tinggi Timbunan Sanitary Landfill Sampah (m) Mulai Ditutup Flaring/ Pembakaran (volume gas TPA yang dibakar (m3/day) Pemanfaatan gas TPA untuk Masyarakat (volume gas yang dibakar untuk energi rumah tangga (m3/day) atau jumlah KK yang terlayani) Konversi Biogas ke Energi Listrik (volume/laju alir gas TPA yang dimanfaatkan menjadi listrik atau KWH listrik yang dihasilkan) Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 21

27 Petunjuk Pengisian LEMBAR Lembar Inventarisasi GRK sub-bidang Persampahan domestik ini dimaksudkan untuk memuat pengumpulan dan pemutakhiran data yang terkait dengan pengolahan Persampahan domestik pada tingkat kabupaten/ kota setiap tahunnya. Lembar ini diisi bersama-sama oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Pengisian tabel dilakukan sebagai berikut: 1. Kolom pertama diisi dengan nomor. 2. Kolom ke-2 diisi nama kabupaten/kota di provinsi terkait. 3. Kolom ke-3 dan ke-4 diisi dengan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk per kabupaten/kota untuk tahun pelaporan dengan menggunakan data BPS. 4. Kolom ke-5 dan ke-6 diisi dengan nama TPS 3R serta total sampah organik (komposting) yang tertangani di masing-masing TPS 3R. Data diperoleh dari SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani TPS 3R. 5. Kolom ke-7 dan ke-8 diisi dengan nama bank sampah dan lokasi serta jumlah sampah kertas yang masuk. Jenis sampah lain (contoh: plastik, kaca, logam) tidak didata karena tidak mengeluarkan gas metana. Data diperoleh dari SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani Bank Sampah. 6. Kolom ke-9 dan ke-10 diisi dengan nama TPA dan luas TPA yang terdapat di masing-masing kabupaten/kota. Data diperoleh dari SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani TPA. 7. Kolom ke-11, 12, dan 13 diisi data terkait sarana pengangkutan sampah ke TPA, yaitu: dengan jumlah truk, jumlah amrol, lain-lain (motor sampah roda tiga, gerobak, dll.), ritasi. Data diperoleh dari SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani TPA. 8. Kolom ke-14 dan 15 diisi data sampah yang terangkut ke TPA. Data dapat diperoleh dari perhitungan (data armada, volume dan ritasi) atau penimbangan di TPA. Data diperoleh dari SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani TPA. 9. Kolom ke-16, 17, 18, 19, 20, 21, 22 dan 23 diisi data sel TPA, yaitu: sel, luas masing-masing sel landfill, sistem operasional, tinggi timbunan sampah dan tahun operasional. Sistem operasional berupa open dumping, controlled landfill, dan sanitary landfill. Data diperoleh dari SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani TPA. 10. Kolom ke-24, 25 dan 26 diisi dengan informasi pemanfaatan gas TPA, apakah dilakukan pembakaran, pemanfaatan biogas untuk masyarakat atau dilakukan konversi biogas ke energi listrik. Data yang diisi dalam bentuk laju alir gas atau jumlah pengguna biogas. Data diperoleh dari Tim SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani TPA. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 22

28 Sebagai catatan, data isian pada lembar inventarisasi ini, dapat diperoleh dari: a. Laporan RAD-GRK provinsi. b. Laporan Inventarisasi GRK Provinsi. c. Data Sanitasi Hasil Susenas dari Biro Pusat Statistik (BPS). d. Environmental Health Risk Assessment (EHRA) oleh Pokja Sanitasi Kota/Kabupaten untuk penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota/ Kabupaten. e. Data Kinerja Kelola Sampah dari BLH untuk penilaian Adipura. f. Data Kinerja/ Laporan Tahunan/ Profil Dinas/ Badan/ UPTD/ Seksi Kebersihan Kota/ Kabupaten. g. Data Kinerja/ LaporanTahunan/ Profil BLH Kota/ Kabupaten. h. Master Plan/ Outline Plan Persampahan. i. Master Plan/ Outline Plan Air Limbah. j. Buku Putih K/K yang ada di Satker Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman/ Pokja PPSP Kabupaten/Kota. k. Strategi Sanitasi Kota di Satker Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman/ Pokja PPSP Kabupaten/Kota. l. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kabupaten/Kota. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 23

29 LEMBAR Lembar Teknis Sub-Bidang Air Limbah Domestik BIDANG : PENGELOLAAN LIMBAH KATEGORI : Air Limbah Domestik TAHUN : PELAPOR : Pemerintah Pusat Kementerian : Pemerintah Provinsi Provinsi : Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota: No. Judul Aksi Mitigasi/Kegiatan Inti Lokasi Indikator Kinerja Keluaran RAD-GRK LPJ/LAKIP RAD-GRK LPJ/LAKIP Narasi Jumlah Satuan Penurunan Emisi GRK (tonco 2 e) Emisi GRK BAU Baseline (tonco 2 e) Emisi GRK dengan Aksi Mitigasi (tonco 2 e) Informasi Pendukung Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 24

30 Petunjuk Pengisian LEMBAR Lembar Teknis Sub-Bidang Air Limbah Domestik ini digunakan untuk memantau dan mengevaluasi setiap kegiatan mitigasi yang dikategorikan sebagai kegiatan yang berdampak langsung terhadap Penurunan Emisi GRK. Lembar ini diisi oleh Pemerintah Pusat/ Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Kabupaten/ Kota setiap 2 kali dalam setahun berdasarkan kewenangan masing-masing. Pengisian lembar dilakukan sebagai berikut: 1. Kolom ke-1 diisi dengan nomor setiap kegiatan mitigasi. 2. Kolom ke-2 diisi dengan judul setiap aksi/ kegiatan mitigasi pada dokumen RAD- GRK provinsi yang telah dilakukan. 3. Kolom ke-3 diisi dengan judul setiap aksi/ kegiatan mitigasi pada dokumen LPJ dan LAKIP APBD provinsi/ kota-kabupaten yang telah dilakukan. 4. Kolom ke-4 diisi dengan lokasi aksi/ kegiatan mitigasi pada dokumen RAD-GRK. 5. Kolom ke-5 diisi dengan lokasi aksi/ kegiatan mitigasi pada dokumen LPJ dan LAKIP (Kabupaten/Kota). 6. Kolom ke-6 diisi dengan penjelasan Indikator Kinerja Keluaran (output) pada setiap kegiatan mitigasi. Contoh: IKK dari Pembangunan dan Operasional Jamban Sehat adalah Peningkatan layanan air limbah. 7. Kolom ke-7 diisi dengan kuantitas dari Indikator Kinerja Keluaran (output) pada setiap kegiatan mitigasi. 8. Kolom ke-8 diisi dengan satuan dari Indikator Kinerja Keluaran (output) pada setiap kegiatan mitigasi. 9. Kolom ke-9 diisi dengan penurunan emisi GRK yang dihasilkan dengan pelaksanaan setiap kegiatan mitigasi. 10. Kolom ke-10 diisi dengan status emisi GRK BAU baseline untuk sub-bidang air limbah domestik pada tahun pelaporan. 11. Kolom ke-11 diisi dengan estimasi emisi GRK untuk sektor air limbah pada tahun pelaporan, apabila kegiatan mitigasi dilaksanakan. Metode IPCC 2006 digunakan dalam melakukan estimasi penurunan emisi GRK dari IKK (output) setiap kegiatan yang telah dilakukan. 12. Kolom ke-12 diisi dengan berbagai informasi lain yang dipandang perlu untuk disampaikan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan mitigasi. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 25

31 LEMBAR Lembar Inventarisasi Sub-Bidang Air Limbah Domestik BIDANG : PENGELOLAAN LIMBAH KATEGORI : Air Limbah Domestik TAHUN : PELAPOR : Pemerintah Pusat Kementerian : Pemerintah Provinsi Provinsi : Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota: IPLT Sistem Anaerobik dengan pemanfaatan gas metana IPLT Sistem Aerobik IPAL Skala Kota/Kawasan/Komunal Sanimas (MCK++) No. Nama Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk per tahun (jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%/tahun) Lokasi Jenis Treatment (reaktor/kolam) Jumlah KK yang terlayani Volume (m3/hari) Lokasi Jumlah KK yang terlayani Volume (m3/hari) Lokasi Sistem (Aerobik/ Anaerobik dengan pemanfaatan gas metana) Total KK yang terlayani Lokasi Total KK yang terlayani a 5b 5c 5d 6a 6b 6c 7a 7b 7c 8a 8b Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 26

32 Petunjuk Pengisian LEMBAR Lembar Inventarisasi GRK sub-bidang air limbah domestik ini dimaksudkan untuk memuat pengumpulan dan pemutakhiran data yang terkait dengan pengolahan air limbah pada tingkat kabupaten/ kota setiap tahunnya. Lembar ini diisi bersamasama oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Pengisian tabel dilakukan sebagai berikut: 1. Kolom pertama diisi dengan nomor. 2. Kolom ke-2 diisi nama kabupaten/kota di provinsi terkait. 3. Kolom ke-3 dan ke-4 diisi dengan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk per kabupaten/kota untuk tahun pelaporan dengan menggunakan data BPS. 4. Kolom ke-5a dan ke-5c diisi dengan lokasi pembangunan IPLT system anaerobic, jenis treatment (reaktor/kolam), jumlah KK yang terlayani serta volumenya. Data diperoleh dari SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani infrastruktur air limbah. 5. Kolom ke-6a dan ke-6c diisi dengan lokasi pembangunan IPLT sistem aerobik, jumlah KK yang terlayani dan volumenya. Data diperoleh dari SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani infrastruktur air limbah. 6. Kolom ke-7a dan ke-7c diisi dengan lokasi pembangunan IPAL skala kota/kawasan/komunal, sistemnya (aerobic/anaerobic) serta total KK yang terlayani. Data diperoleh dari SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani infrastruktur air limbah. 7. Kolom ke-8a dan ke-8b diisi data lokasi pembangunan sanimas (MCK++) dan total KK yang terlayani. Data diperoleh dari SKPD terkait di Kabupaten/Kota yang menangani infrastruktur air limbah. Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 27

33 BAB 5 MANUAL PERHITUNGAN PEP BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH 5.1 IPCC 2006 Perhitungan penurunan emisi dalam PEP bidang pengelolaan limbah dibuat berdasarkan perhitungan dalam Spreadsheet IPCC tahun Jenis aksi mitigasi, data aktivitas dan asumsi yang digunakan dalam perhitungan aksi mitigasi bidang pengelolaan limbah dalam dilihat pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Jenis aksi mitigasi, data aktivitas dan asumsi perhitungan PEP bidang pengelolaan limbah Perhitungan No Jenis Aksi Mitigasi Data Aktivitas 1 Rehabilitasi/ Pembangunan TPA Open Dumping menjadi TPA Sanitary Landfill + Pengelolaan Gas TPA); 2 Rehabilitasi/ Pembangunan TPA Open Dumping menjadi TPA Controlled Landfill (+ Pengelolaan Gas TPA) 3 Pembangunan dan Operasional TPS Terpadu 3R/ Komposting; Persampahan Ton sampah masuk TPA, m3 Ton gas yang dibakar Jumlah KK yang dilayani gas TPA Total KWH pembangkit listrik Ton sampah masuk TPA, m3 Ton gas yang dibakar Jumlah KK yang dilayani gas TPA Total KWH pembangkit listrik Total sampah yang tertangani Sebelum Aksi Mitigasi/BAU Asumsi sampah masuk ke TPA open dumping, perhitungan dengan IPCC guidelines 4A Asumsi sampah masuk ke TPA open dumping, perhitungan dengan IPCC guidelines 4A Asumsi sampah masuk ke TPA open dumping, perhitungan dengan IPCC guidelines 4A Sesudah Aksi Mitigasi Perhitungan sampah masuk ke TPA sanitary landfill dengan pengelolaan gas TPA Perhitungan sampah masuk ke TPA controlled landfill dengan pengelolaan gas TPA Perhitungan komposting menggunakan IPCC guidelines 4B 4 Pendirian dan Operasional Bank Sampah. 5 IPLT Sistem Anaerobik dengan pemanfaatan gas metana Total sampah kertas yang masuk Jumlah KK yang terlayani Air Limbah Asumsi sampah masuk ke TPA open dumping, perhitungan dengan IPCC guidelines 4A Asumsi menggunakan pengolahan jenis septik tank/latrin. Perhitungan dengan IPCC guidelines 4D Hasil perhitungan BAU= Nilai Penurunan Emisi Perhitungan menggunakan pengolahan jenis pengolahan lumpur secara anaerobik dengan pemanfaatan gas Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 28

34 6 IPLT Sistem Aerobik Jumlah KK yang terlayani 7 IPAL Skala Kota/Komunal Jumlah KK yang terlayani 8 Sanimas (MCK++) Jumlah KK yang terlayani Asumsi menggunakan pengolahan jenis septik tank/latrin. Perhitungan dengan IPCC guidelines 4D Asumsi menggunakan pengolahan jenis septik tank/latrin. Perhitungan dengan IPCC guidelines 4D Asumsi menggunakan pengolahan jenis septik tank/latrin. Perhitungan dengan IPCC guidelines 4D Perhitungan menggunakan pengolahan jenis IPLT system aerobic. Perhitungan menggunakan pengolahan jenis IPAL terpusat Perhitungan menggunakan pengolahan jenis septik dengan pemanfaatan gas Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 29

35 5.2. Tahapan Perhitungan Penurunan Emisi PEP Bidang Pengelolaan Limbah Aksi Mitigasi Sub-Bidang Persampahan Domestik a. TPA Data perhitungan nilai penurunan emisi aksi mitigasi pada TPA diinput dari lembar inventarisasi untuk TPA, dimana data wajib yang harus ada adalah jumlah ton sampah yang terangkut ke TPA serta pemanfaatan gas metannya (baik itu di flaring, menjadi biogas maupun dikonversi menjadi listrik). Ada beberapa tahapan dalam proses perhitungan yaitu: Tahapan 1: mengisi nilai methane correction factor (MCF) untuk TPA open dumping. Calculated values for MCF Methane Correction Factor (MCF) This worksheet calculates a weighted average MCF from the estimated distribution of site types Enter either IPCC default values or national values into the yellow MCF cells in row 13 Then enter the approximate distribution of waste disposals (by mass) between site types in the columns below. Totals on each row must add up to 100% (see "distribution check" values) MSW MSW Un-managed, shallow Un-managed, deep Managed Managed, semiaerobic Uncategorised Distri-bution Check MCF MCF MCF MCF MCF Weighted IPCC default average MCF Country-specific value for MSW Distribution of Waste by Waste Management Type "Fixed" Countryspecifc value Total (100%) 0% 100% 0% 0% 0% Year % % % % % wt. fraction % 100% 0% 0% 0% 100% % 100% 0% 0% 0% 100% % 100% 0% 0% 0% 100% % 100% 0% 0% 0% 100% % 100% Diisi dengan 0% nilai presentase 0% 100% pada 0% 100% % 100% kolom un-managedeep/tpa 0% 0% open dumping 0% 100% % 100% 0% 0% 0% 100% % 100% 0% 0% 0% 100% % 100% 0% 0% 0% 100% % 100% 0% 0% 0% 100% % 100% 0% 0% 0% 100% 0.80 Pedum dan Juknis PEP Bidang Pengelolaan Limbah 30

Jambi, Desember 2013 Penulis

Jambi, Desember 2013 Penulis Laporan pelaksanaan Sosialisasi Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (PEP RAD GRK) ini, menguraikan tentang : pendahuluan, (yang terdiri dari latar belakang,

Lebih terperinci

Sosialisasi Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Tahun 2013

Sosialisasi Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD GRK) Tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagaimana diketahui bahwa Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan gasgas yang terdapat di atmosfer, yang berasal dari alam maupun antropogenik (akibat aktivitas manusia).

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Endah Murniningtyas Deputi Bidang SDA dan LH Disampaikan dalam Forum Diskusi Nasional Menuju Kota Masa Depan yang Berkelanjutan dan Berketahanan

Lebih terperinci

SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK BIDANG LIMBAH

SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK BIDANG LIMBAH Republik Indonesia SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK BIDANG LIMBAH KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam Sosialisasi Penyusunan RAD-GRK Balikpapan, 28-29 Februari

Lebih terperinci

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAN/RAD-GRK

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAN/RAD-GRK Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAN/RAD-GRK Sekretariat RAN-GRK/Bappenas Jakarta, 26 Januari 2017 OUTLINE 1. PEP RAN/RAD-GRK 2. PEP ONLINE 3. RENCANA TINDAK LANJUT 2 PEP RAN/RAD-GRK Pemantauan

Lebih terperinci

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA IMPLEMENTASI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Ir. Wahyuningsih Darajati, M.Sc Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Disampaikan ik dalam Diskusi

Lebih terperinci

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK) RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK) Shinta Damerys Sirait Kepala Bidang Pengkajian Energi Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kementerian Perindustrian Disampaikan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2012

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2012 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD - GRK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RAN-RAD GRK

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RAN-RAD GRK KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NASIONAL PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RAN-RAD GRK Endah Murniningtyas Deputi

Lebih terperinci

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c

2018, No Produk, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya, dan Limbah; d. bahwa Pedoman Umum Inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam huruf c No.163, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Inventarisasi GRKN. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.73/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK

PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK Deputi Bidang SDA dan LH Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Pembahasan Pedoman Penyusunan RAD GRK Jakarta, 12 Januari 2012 www.bappenas.go.id 1 PENURUNAN EMISI GAS RUMAH

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN

Lebih terperinci

Workshop Perumusan Mekanisme Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan RAN/RAD - GRK

Workshop Perumusan Mekanisme Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan RAN/RAD - GRK BAPPENAS Workshop Perumusan Mekanisme Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan RAN/RAD - GRK Endah Murniningtyas Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/

Lebih terperinci

Knowledge Management Forum April

Knowledge Management Forum April DASAR HUKUM DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERAN PEMDA UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN IKLIM INDONESIA UU 23 tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah

1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah 1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan (UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH). Pengelolaan Sampah diatur melalui UU 18/2008 (berwawasan lingkungan)

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK) GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa Rencana

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1043, 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsentrasi. PERATURAN

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. No.522, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012 Sambutan Endah Murniningtyas Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Penyusunan

Lebih terperinci

Perkembangan RAN/RAD - GRK

Perkembangan RAN/RAD - GRK Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency (BAPPENAS) Perkembangan RAN/RAD - GRK Wahyuningsih Darajati Direktur Lingkungan Hidup/Ketua Tim Teknis ICCTF CSO Forum Jakarta,

Lebih terperinci

Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency (BAPPENAS)

Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency (BAPPENAS) RAD - GRK Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency (BAPPENAS) Perkembangan RAN/RAD - GRK Wahyuningsih Darajati Direktur Lingkungan Hidup/Ketua Tim Teknis ICCTF CSO

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK) Republik Indonesia PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK) Disampaikan dalam Sosialisasi Penyusunan RAD-GRK Balikpapan, 28-29 Februari 2012 Outline A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Arah Kebijakan Program PPSP 2015-2019. Kick off Program PPSP 2015-2019 Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas

Arah Kebijakan Program PPSP 2015-2019. Kick off Program PPSP 2015-2019 Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas Arah Kebijakan Program PPSP 2015-2019 Kick off Program PPSP 2015-2019 Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas Jakarta, 10 Maret 2015 Universal Access Air Minum dan Sanitasi Target RPJMN 2015-2019 ->

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pelimpahan. Sebagian Urusan. Dekonsentrasi PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD GRK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1429, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dana Alokasi Khusus. Pemanfaatan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN INVENTARISASI GAS RUMAH KACA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintah yang demokratis, transparan, akutabel, efesien dan efektif dalam perencanaan pembangunan di bidang diperlukan tahapan,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP Oleh: Direktur Pengembangan PLP Jakarta, 26 Januari 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TARGET BIDANG SANITASI Amanat RPJPN 2005-2025 Pembangunan

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

KRITERIA DAN TATA LAKSANA KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

KRITERIA DAN TATA LAKSANA KEGIATAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 2013, No.1488 12 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP KRITERIA DAN TATA LAKSANA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PERMEN/M/2010 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI Jakarta, 4 April 2018 Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/ Bappenas CAPAIAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Dalam bab ini akan dijelaskan strategi untuk melakukan pemantauan/ monitoring dan evaluasi dengan fokus kepada pemantauan dan evaluasi Strategi Kabupaten Berskala Kota ()

Lebih terperinci

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI.

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI. SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MMMMMERNJHEDSOAHDCsiDHNsaolkiDFSidfnbshdjcb XZCnxzcxzn PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.917, 2011 BAPPENAS. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI Jakarta 2011 Sasaran program K/L Kesesuaian lokus program dan kegiatan K/L & daerah Besaran anggaran program dan kegiatan K/L Sharing pendanaan daerah

Lebih terperinci

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr) LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA FORMULIR ISIAN SISTEM MANAJEMEN PROGRAM

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.13/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM DAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI STRATEGI SANITASI KABUPATEN 2013-2017 BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI Monitoring evaluasi merupakan pengendalian yakni bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring

Lebih terperinci

(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global

(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM (RAD Penurunan Emisi GRK) Oleh : Ir. H. Hadenli Ugihan, M.Si Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumsel Pemanasan Global Pengaturan Perubahan Iklim COP 13 (2007) Bali menghasilkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Temu Konsultasi Triwulan I Bappenas Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia Tahun

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Versi 27 Februari 2017

Versi 27 Februari 2017 TARGET INDIKATOR KETERANGAN 13.1 Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara. 13.1.1* Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Pedoman Umum Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Pedoman Umum Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Pedoman Umum Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 15.11.2011 In cooperation with 14.05.2012 Page Seite 1 ISI PRESENTASI 1. Latar Belakang 2. Kemajuan Penyusunan Pedoman Umum Rencana Aksi Penurunan

Lebih terperinci

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN

Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN Republik Indonesia Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BUKU PANDUAN SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAD-GRK)

Lebih terperinci

Status dan Strategi Sosialisasi RAN/RAD-GRK

Status dan Strategi Sosialisasi RAN/RAD-GRK Status dan Strategi Sosialisasi RAN/RAD-GRK Wahyuningsih Darajati Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS Jakarta, 25 Juli 2012 1 Outline BAPPENAS 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) 1 1. PROSES PENYUSUNAN DILAKUKAN SECARA SWAKELOLA; 2. TIM PENYUSUN DIBENTUK DALAM KELOMPOK KERJA (POKJA) SK GUBERNUR PAPUA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Dana Alokasi Khusus. Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Laporan. Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) pada

Laporan. Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) pada Laporan Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) pada Sosialisasi Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas

Lebih terperinci

INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DAN MONITORING PELAPORAN DAN VERIFIKASI

INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DAN MONITORING PELAPORAN DAN VERIFIKASI INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DAN MONITORING PELAPORAN DAN VERIFIKASI Direktorat Inventarisasi GRK dan MPV Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Inventarisasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

Strategi dan Kebijakan Provinsi Maluku Untuk Mencapai Target Penurunan Emisi:

Strategi dan Kebijakan Provinsi Maluku Untuk Mencapai Target Penurunan Emisi: Strategi dan Kebijakan Provinsi Maluku Untuk Mencapai Target Penurunan Emisi: Pengalaman dari Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Bappeda Provinsi Maluku Background KOMITMEN PEMERINTAH PUSAT PENURUNAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA ENDAH MURNININGTYAS Deputi Bidang SDA dan LH Disampaikan dalam acara FGD Pembentukan Komite Pembangunan

Lebih terperinci

Pendampingan Pokja Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam Pengelolaan Program PPSP 2015

Pendampingan Pokja Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam Pengelolaan Program PPSP 2015 Pendampingan Pokja Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam Pengelolaan Program PPSP 2015 Disampaikan oleh KETUA PIU TEKNIS PROGRAM PPSP Tanggal 11 Maret 2015 DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

2012, No.752.

2012, No.752. 5 2012, No.752 2012, No.752 6 7 2012, No.752 2012, No.752 8 9 2012, No.752 2012, No.752 10 11 2012, No.752 2012, No.752 12 13 2012, No.752 2012, No.752 14 15 2012, No.752 2012, No.752 16 17 2012, No.752

Lebih terperinci

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep No.149, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN. Badan Pengelola. Penurunan. Emisi Gas Rumah Kaca. Kelembagaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA

Lebih terperinci

2016, No Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

2016, No Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber No.209, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Balai Pengendalian Peruabahn Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan. Orta. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR Latar Belakang

PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pertemuan G20 di Pittsburg pada bulan September 2009, telah mencanangkan bahwa pada tahun 2020 Indonesia akan menurunkan emisi Gas

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 1. Ketercapaian target dari masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : - Meningkatnya indeks kualitas lingkungungan hidup

BAB IV PENUTUP. 1. Ketercapaian target dari masing-masing sasaran adalah sebagai berikut : - Meningkatnya indeks kualitas lingkungungan hidup BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016 serta Penetapan Kinerja Tahun

Lebih terperinci

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP 3 PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP 3.1. Pembagian Urusan Gubernur selaku pimpinan daerah provinsi dalam menyusun RAD GRK harus berpedoman pada Peraturan Presiden No 61 tahun 2011 tentang RAN GRK. Penyusunan

Lebih terperinci

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.236, 2015 KEMENKOP-UKM. Pedoman. Kegiatan. Anggaran Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR/PER/M.KUKM/II/2015

Lebih terperinci

PERMASALAHAN SAMPAH SAAT INI

PERMASALAHAN SAMPAH SAAT INI PERMASALAHAN SAMPAH SAAT INI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN STRATEGI NASIONAL MEWUJUDKAN INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 DIREKTUR JENDERAL, LIMBAH DAN B3 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA

NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA NOTULEN KICK OFF MEETING PROGRAM PPSP KABUPATEN JEMBRANA Hari/Tanggal : Jumat / 2 Mei2014 Tempat : Ruang Rapat Bappeda dan PM Kabupaten Jembrana Jl. Mayor Sugianyar No.3 Negara Pimpinan rapat : I Ketut

Lebih terperinci

2012, No

2012, No 2012, No.1358 12 13 2012, No.1358 2012, No.1358 14 15 2012, No.1358 2012, No.1358 16 17 2012, No.1358 2012, No.1358 18 19 2012, No.1358 LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2016 KEMEN-KUKM. Anggaran. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pedoman. Tahun 2016 PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 /PER/M.KUKM/XII/2015

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1292, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Dekonsentrasi. Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN

Lebih terperinci

APLIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3

APLIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3 APLIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3 Sinta Saptarina Soemiarno Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Lebih terperinci

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Monitoring dan evaluasi merupakan pengendalian yang tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Monitoring atau pemantauan dapat mempermudah

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2011 KATA PENGANTAR Prof. Armida

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis. No.79, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015 No PERMASALAHAN MENDESAK ISU-ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN INDIKATOR STRATEGI INDIKASI PROGRAM INDIKASI KEGIATAN A SEKTOR AIR LIMBAH A TEKNIS/AKSES 1 Belum

Lebih terperinci

BAB V. STRATEGI MONEV

BAB V. STRATEGI MONEV BAB V. STRATEGI MONEV Strategi monitoring dan evaluasi merupakan rencana pemantauan dan evaluasi kegiatan pembangunan sanitasi di Kabupaten Pacitan. Kegiatan yang dipantau merupakan kegiatan yang direncanakan

Lebih terperinci

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur P E M E R I N T A H KABUPATEN KUTAI TIMUR Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur Oleh: Ir. Suprihanto, CES (Kepala BAPPEDA

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci