MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas V SDN Cikancung)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas V SDN Cikancung)"

Transkripsi

1 MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas V SDN Cikancung) Oleh Aas Nurasyiah NIM: STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Penelitian ini berjudul Model Pembelajaran Menulis paragraf dengan Pendekatan Contektual Teaching and Learning Studi deskriptif terhadap siswa kelas V SDN Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung Model pembelajaran menulis paragraf dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan rencana pembelajaran yang dimaksudkan mengapresiasikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dsn ide. melukiskan suatu kejadian secara realita yang telah dialami oleh penulis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan menulis paragraf dengan menggunakan pendekatan Contextual Taeching and Learning. Serta ada tidaknya perbedaan yang signifikan sebelum dilakukan tes dan sesudah dilakukan tes. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian melalui pendekatan Contextual teaching and Learning dalam penulisan paragraf pada siswa SDN Cikancung Kelas V serta mengevaluasi hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini dari siswa 40 diambill sebagai sampel 20 siswa, sampel yang diambil dalam penelitian ini siwa kelas V SDN Cikancung. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa model pembelajaran Menulis Paragraf dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning efektif digunakan dikelas V SDN Cikancung kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. Kata Kunci : Contextual Teaching and Learning PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama bagi manusia. Manusia yang berkebudayaan adalah manusia yang berbahasa. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang berkebudayaan, bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan bahasa, kita dapat mengekspresikan ide, pikiran, pendapat dan perasaan dalam bahasa lisan dan tulisan. Mengingat pentingnya peranan bahasa, maka perlu dikembangkan keterampilan berbahasa siswa. Dalam hal ini, pemerintah mendukung program pembelajaran bahasa pada kurikilum nasional. Proses pembelajaran bahasa pada kurikulum nasional hakekatnya untuk mengembangkan aktifitas dan kreatifitas dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Dalam proses berkomunikasi terdapat 4 aspek yang berbeda, yaitu: a. Keterampilan menyimak atau mendengarkan (listenig skill) b. Keterampilan berbicara (speaking skill) c. Keterampilan membaca (reading skill) d. Keterampilan menulis (writing skiil) Keempat aspek tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, keterampilan berbahasa sering disebut catur tunggal (Tarigan 1987:2), karena keempat aspeknya saling mendukung. Membaca mempunyai hubungan yang erat dengan menulis, sedangkan menyimak dengan mendengarkan. Menulis dipergunakan bagi orang terpelajar untuk mencatat, meyakinkan, melaporkan dan mempengaruhi maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang orang yang dapat menyusun pikiran dan mengutarakannya dengan jelas.

2 Namun pada kenyataannya, menulis merupakan kegiatan berbahasa yang memerlukan keterampilan khusus. Seorang penulis dituntut untuk dapat menyampaikan ide dan pikiran pada pembaca. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis sebagai pengajar sering menjumpai / melihat cukup banyak siswa yang masih merasa kesulitan dalam menulis paragraf yang dialamnya terdapat pokok pikiran utama baik itu alur cerita maupun penggunaa tata bahasanya. Oleh karena penulis mengambil judul dalam penelitian ini Model Pembelajaran Menulis Paragraf dengan Pendekatan Contextual Teaching and Leaerning (Studi deskriptif terhadap siswa kelas V SDN Cikancung). KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran yaitu suatu pengalaman belajar yang dialami siswa dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan seperti kita ketahui bahwa bagian terpenting dalam suatu Kegiatan adalah proses, bukan hanya hasil dari kegiatan itu sendiri Karena dalam proses untuk mencapai hasil diinginkan seseorang mendapatkan pengalaman berharga yang akan dijadikan suatu patokan bagi kegiatan berikutnya. Sama halnya dengan proses belajar mengajar. Suatu proses belajar diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan apabila siswa mampu mendapatkan pengalaman dari proses pencapaian dari tujuan itu sendiri. Hal ini berdasarkan anggapan bahwa pengalaman yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran dapat tertanam kuat-kuat dalam ingatan siswa. Dengan demikian, pengalaman tersebut dapat dijadikan tolak ukur sehingga dapat menghindari kesalahan yang sama pada kegiatan yang dilakukan diwaktu dan masa yang akan datang. Kemampuan berbahasa seseorang erat hubungannya dengan kemampuan berpikir, bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, kemampuannya dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang sistematis. Kemampuan ini berkaitan erat dengan kemampuan membaca dan menulis. Penulis yang baik biasanya seorang pembaca yang baik. Dalam menuangkan gagasan, ide, atau pikiran, kita dituntut mampu menghubungkan kalimat dalam satu kesatuan yang padu. Hubungan itu menyatakan suatu kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatun yang logis. Dalam tulis menulis atau karangan, ikatan ini dilahirkan dalam bentuk paragraf. Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam menulis sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam sebuah paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai kalimat Paragraf bisa juga disebut alinea yaitu kalimat yang disusun secara sistematis dan logis sehingga membentuk kesatun pokok pembahasan. Pada umumnya paragraf atau alinea dibangun oleh sejumlah kalimat yang logis sesuai dengan pengertian diatas dan secara visual paragrap ditandai dengan sistem penulisan yang menjorok kedalam kurang lebih lima ketukan dari margin kiri. Paragraf dapat diartikan sebagai bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan Satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya Ramlan (1993:1). Pendapat lain paragraf adalah bagian-bagian dari karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Sedangkan menurut Djago (1981:11) paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis, sistematis yang merupakan suatu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Mengacu dari uraian pendapat para ahli maka peneliti menyimpulkan bahwa paragraf adalah sejumlah kalimat yang tersusun secara logis sistematis yang mengungkapkan satuan informasi, sedangkan kalimat itu berhubungan secara utuh dan terpadu. Berdasarkan letak gagasan utamanya, paragraf terbagi kedalam beberapa jenis yakni sebagai berikut: a. Paragraf Deduktif Paragraf deduktif yaitu paragraf yang letak gagasan utamanya terletak diawal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf dinyatakan dalam kalimat pertama. Kemudian disusul oleh penjelasan-penjelasan yang terperinci terhadap gagasan utamanya itu. Menurut Djago Tarigan (1981:30) bahwa kalimat topik dikembangkan dengan paparan sampai bagian-bagian yang kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersipat umum menjadi jelas. Contoh:

3 Kemampuanya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru Kutipan diatas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat yang mengandung gagasan utama. Hal ini tampak pada pernyataannya yang merangkum seluruh pertanyaan dalam paragraf itu. Kalimat-kalimat selanjutnya hanya merupakan kalimat perincian dan penjelasan lebih lanjut terhadap gagasan utamanya itu b. Paragraf Induktif Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak diakhir paragraf. Mula-mula dikemukakan fakta-fakta ataupun uraian-uraian kemudian diakhiri dengan dengan topik. Paragraf dimulai dengan penjelasan bagianbagian yang kongkrit atau khusus yang dituangkan dengan beberapa kalimat pengembang, dengan kata lain kalimat pada bagian akhir paragraf, (Tarigan 1981:30). Contoh : Pada tahun 2005, pemerintah Indonesia berenca membangun 35 buah mercusuar diperbagai titik perbatasan negara Indonesia. Mercusuar tersebut tersebut dibangun di titik terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Pembangunan mercusuar tersebut bertujuan sebagai tanda kedaulatan negara Indonesia. Paragraf di atas dengan jelas mengungkapkan gagasan bahwa negara Indonesia pada tahun 2005 berencana membangun 35 buah mercusuar. Dalam paragraf terkhir diungkapkan bahwa pembangunan mercusuar bertujuan sebagai tanda kedaulata negara Indonesia. Dari bacaan tersebut diatas kemudian pembaca dibawa kepada kesimpulan bahwa pembangunan mercusuar sangat penting dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan negara Indonesia. c. Paragraf Campuran Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Paragraf campuran dapat dimulai dengan kalimat penegas.sebaliknya dapat pula kalimat pengembang terbagi dua bagian diawal, sebagian diakhir paragraf, sedangkan kalimat topiknya ditengah, Menurut pendapat Djago Tarigan (1981:31) Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi, kegiatan apapun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komnikasi. d. Paragraf Deskriptif Paragraf Diskriptif adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf. Berdasarkan sifat dan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu Paragragraf pembuka, paragraf penghubung dan paragraf 1. Paragraf pembuka Paragraf pembuka memilki pesan sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, peragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca,serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Gorys Keraf (1997 : 63) mengemukakan bahwa sifat-safat alinea haraus menarik minat dan perhatian pembaca serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yang akan segera diuraikan. 2. Paragraf Penghubung Paragraf penghubung berpungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang penulis. Semua inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis diuraikan oleh paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang paling panjang dalam keselurtuhan karangan/tulisan. Keraf, (1997 : 65} berpendapat bahwa yang dmaksud paragraf penghubung adalah semua alinea yang terdapat antara alinea pembuka dan 3. Paragraf Penutup Paragraf penutup merupakan akhir dari sebuah karangan atau tulisan. Paragraf ini bisa berisi tengtang kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf

4 penghubung, atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam uraian-uraian sebelumnya. Akhadiah (1996 : 146) berpendapat bahwa paragraf penutup berpungsi mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu panjang. Namun tidak berarti paragraf ini dapat tibatiba diputuskan begitu saja. Jadi seorang penulis harus dapat menjaga perbandingan antara paragraf pembuka,penghubung dan Penulisan paragraf memerlukan penyusun dan pengdekskripsian gagasan-gagasan penunjang. Dalam pengembangannya pikiran utama dituangkan ke dalam kalimat utama, sedangkan pikiran pikiran penjelas ke dalam kalimatkalimat penjelas rincian kalimat utama. Pengembangan paragraf mencangkup dua persoalan utama, yakni : (1) Kemampuan merinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasangagasan penjelas dan (2) Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan kedalam urutan yang teratur. Gagasan utama paragraf hanya akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola Umum Khusus Khusus Umum. Pola ini sebenarnya pola umum-khusus dan khususumum, keduanya merupakan cara yang paling umum untuk menyusun paragraf. Dalam pola pertama, gagasan utama ditempatkan pada awal paragraf kemudian diikuti oleh gagasan-gagasan penjelas pada kalimat berikutnya, dan sudah kita kenal paragraf deduktif. Sementara itu, pola kedua menempatkan gagasan utama pada akhir paragraf dan gagasan-gagasan penjelan yang mendahuluinya dan pola ini kita kenal sebagai paragraf induktif. Contoh : Para siswa berbahagia dalam acara tersebut. Siswa kelas VII menyajika beberapa kesenian tradisional. Tidak kalah dengan adik-adiknya, siswa-siswa kelas VIII ada yang menyumbangkan lagu dan beberapa diantaranya menampilkan peragaan busana daerah. Mereka seharusnya merasa sedih untuk meninggalkan sekolah itu. Namun demikian, merekapun akhirnya menyadari bahwa perpisahan tidak bisa ditolak lagi, menyadari hal itu, merekapun akhirnya hanyut dalam kebahagiaan acara itu. Kalimat pada paragraf diatas menyatakan keadaan umum yakni para siswa (Kelas 1,2, dan 3). Kalimat tersebut kemudian diikuti oleh pernyataan berikutnya, yang menyatakan hal-hal khusus. Kalimat kesatu mengungkapkan kebahagiaan kelas VII. Kalimat kedua menyatakan kebahagiaan kelas VIII. Kalimat selanjutnya menyatakan kebahagiaan kelas VII. Prinsip-prinsip yang mendasari pengajaran menulis adalah anggapan bahwa menulis : 1. Merupakan suatu proses dua arah dalam arti si penulis menyampaikan, menghasilkan, dan menghendaki sesuatu dari pembacanya. 2. Didasarkan pada pengalaman, yakni bahwa sumber utama tulisan adalah pengalaman dari penulisnya sendiri. 3. Perbaikan hasil tulisan terjadi karena praktek, dan pengertian bahwa aktivitas menulis secara kontinyu dapat mengembangkan kelancaran, keterampilan, serta keteraturan berfikir. 4. Pengertian yang akan dikandung atau dibawakan dalam tulisan lahir lebih dahulu sebelum tercipta bentuk. Kemampuan berbahasa seseorang erat hubungannya dengan Kemampuan berpikir, bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, kemampuannya dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang sistematis. Kemampuan ini berkaitan erat dengan kemampuan membaca dan menulis. Penulis yang baik biasanya pembaca yang baik. Dalam menuangkan gagasan, ide, atau pikiran, kita dituntut mampu menghubungkan kalimat dalam satu kesatuan yang padu. Hubungan itu menyatakan suatu kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatun yang logis. Dalam tulis menulis atau karangan, ikatasn ini dilahirkan dalam bentuk paragraf. Berdasarkan letak gagasan utamanya, paragraf terbagi kedalam beberapa jenis yakni sebagai berikut: a. Paragraf Deduktif b. Paragraf Induktif c. Paragraf Campuran d. Paragraf Deskriptif Berdasarkan sifat dan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu Paragragraf pembuka, paragraf penghubung dan paragraf Paragraf pembuka Paragraf Penghubung. Paragraf Penutup Penulisan paragraf memrlukan penyusun dan pengdekskripsian gagasan gagasan penunjang. Dalam pengembangannya pikiran utama

5 dituangkan ke dalam kalimat utama, sedangkan pikiran pikiran penjelas ke dalam kalimatkalimat penjelas rincian kalimat utama. Pengembangan paragraf mencangkup dua persoalan utama, yakni : (1) Kemampuan merinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasangagasan penjelas dan (2) Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan kedalam urutan yang teratur. Gagasan utama paragraf hanyaakan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan.: 1. Pola Umum Khusus Khusus Umum 2. Pola Sebab Akibat 3. Pola Contoh / Ilustrasi 4. Pola Perbandingan 5. Pola definisi Pengembangan ini dapat dipakai untuk memberikan batas tentang suatu pikiran pokok atau menjelaskan pikiran pokok menuju pada perumusan definisi itu sendiri. Menurut Djago Tarigan (1981 : 34) bahwa suatu pengertian yang terkandung dalam kalimat topik memelukan penjelasan panjang lebar agar tepat maknanya ditangkap oleh pembaca. Untuk memperjernih pengertian tersebut ialah serangkaian kalimat pengembang.. a. Langkah-langkah menyusun Paragraf Ada kriteria-kriteria tertentu yang harus dipertimbangkan untuk menyususn paragraf yang berkualitas, baik itu berkenaan dengan gagasan atau tatanan dalam menyampaikan gagasan. Menurut Gorys Keraf, dalam komposisi bahwa paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi ketiga syarat-syarat berikut: 1. Kesatuan, yang di maksud kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua kalimat yang menyususn alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, tema tertentu. 2. Kepaduan (koherensi), yaitu kekompakan hubungan sebuah kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea itu. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan kepaduan. Jadi kepaduan atau koherensi dititik beratkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. 3. Perkembangan alinea, yaitu penyusunan atau perincian daripada gagasan yang membina alinea itu. b. Acuan Pengembangan paragraf Menurut Gorys Keraf, komposisi alinea yang baik dan efektif harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut: 1. Kesatuan Kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. 2. Koherensi Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat lain yangmembentuk alinea itu. 3. Perkembangan Alinea. Perkembangan alinea adalah penyusunan atau perincian daripada gagasan yang membina alinea itu (Keraf : 1997 ; 97). Manfaat paragraf adalah untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya. Manfaat lain dari paragraf adalah untuk menambah hal-hal yang penting untuk merinci apa yang diutarakan dakam paragraf terdahulu. Manfaat paragraf untuk merinci penempatan setiap pokok pikiran dalam suatu wacana. Selain itu paragraf berguna untuk memudahkan pembaca dalam menafsirkan isi wacana. Mengenai manfaat paragraf menurut Alkhadiah dan kawan-kawan (1995:144), manfaat paragraf yang utama adalah untuk menandai pembukaan topik sebelumnya. Hal senada juga dikemukakan oleh Keraf (1997:62) melalui alinea-alinea kita mendapat satu epek lain yaitu kita bisa membedakan dimana satu tema mulai dan berakhir. Pada dasarnya pendekatan yang penulis ambil di dalam penelitian ini adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning yang bersipat menyerap, menangkap, dan menerima. Bersifat menerima seperti menyimak dan membaca. Menyimak merupakan proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian. Elaine B Johnson memberikan penjelasan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. Elaine B Johnson (2007:14). Menurut Elaina B Johnson,(2007:65-66) mengemukakan bahwa dalam pendekatan

6 Cotextual Teaching and Learning, ada delapan komponen yang harus ditempuh: 1. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna 2. Melakukan pekerjaan yang berarti 3. Melakukan pembelajaran yang diatur sesdiri 4. Bekerja sama 5. Berfikir kritis dan kreatif 6. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang 7. Mencapai setandar yang tinggi 8. Menggunakan penilaian yang autentik. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2005:109). Dalam menulis sebuah paragraf perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan informasi 2. Memilih topik 3. Membentuk suatu gagasan utama 4. Menentukan gagasan penunjang dari informasi yang telah ditentukan. 5. Membentuk atau rancangan dasar paragraf. 6. Merevisi draff. 7. Uji coba naskah paragraf. Dalam pembelajaran menulis paragraf dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning tak lepas dari kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru dan menyimak yang dilakukan oleh siswa, serta ditunjang oleh pengalaman siswa yang dialami siswa baik di sekolah maupun dilingkungan keluarga dan masyarakat. Adapun prosedur yang coba penulis susun adalah sebagai berikut: 1. Guru memperdengarkan macam-macam paragraf berdasarkan pengalaman yang telah dialami dan terjadi beberapa kali. 2. Siswa menyimak contoh paragraf y6ang dibacakan guru dengan seksama. 3. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai isi paragraf untuk memudahkan siswa dalam mengingat ide-ide pokok dalam paragraf tersebut. Kelebihan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pembelajaran lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Sebab dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Kelemahan Contextual Teaching and Learning (CTL) Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dalam keterampilan yang baru bagi siswa. Sumber pelajaran yang digunakan adalah teks wacana/ cerita yang didalamnya terdapat beberapa buah paragraf dan jenis-jenis paragraf,dan buku yang relepan yang memuat materi mengenai paragraf. Adapun kriteria penilaian dalam penulisan paragraf adalah sebaga berikut: 1. Penggunaan tanda baca yang benar. 2. Penggunaan kalimat yang jelas, tepat namun sederhana. 3. Menyusun paragraf yang sesuai dan runtut. 4. Penempatan ide/ gagasan yang benar. 5. Penggunaa kata penghubung yang tepat. Dalam hal ini penulis menentukan skor terendah yaitu 1, dan nilai tertinggi yaitu 4 dengan kualifikasi sebagai berikut: 1. = kurang 2. = cukup 3. = baik 4. = sangat baik Untuk menghitung nilai dari skor perolehan, maka penulis menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai = Jumlah skor perolehan x 2 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa evaluasi hasil belajar (postes) menunjukan bahwa melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat digunakan dalam pembelajran menulis paragraf deskriftif. Hal ini terbukti dengan hasil pembelajaran dicapai oleh siswa sebelum mendapat perlakuan mendapat nilai rata-rata 5,6 (lima koma enam) dan setelah mendapat perlakuan nilai rata-rata siswa menjadi 6,3 (enam koma tiga). Setelah dikenai perlakuan, bisa diambil kesimpulan bahwa jumlah siswa yang telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran

7 yang diharapkan mencapai 70% dari jumlah keseluruhan. Sedangkan sisanya masih perlu diarahkan agar bisa lebih baik lagi. Namun jika dilihat dari jumlah nilai rata-rata yang jatuh pada angka 6,3, maka angka tersebut dapat dimasukan dalam kategori cukup Ini berarti menunjukkan nilai rata-rata siswa ada peningkatan 7,0,%. Prinsip-prinsip yang mendasari pengajaran menulis adalah anggapan bahwa menulis: 1. Merupakan suatu proses dua arah dalam arti si penulis menyampaikan, menghasilkan, dan menghendaki sesuatu dari pembacanya. 2. Didasarkan pada pengalaman, yakni bahwa sumber utama tulisan adalah pengalaman dari penulisnya sendiri. 3. Perbaikan hasil tulisan terjadi karena praktek, dan pengertian bahwa aktivitas menulis secara kontinyu dapat mengembangkan kelancaran, keterampilan, serta keteraturan berfikir. Pengertian yang akan dikandung atau dibawakan dalam tulisan lahir lebih dahulu sebelum tercipta bentuk SIMPULAN Pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu materi pembelajaran, metode yang dilakukan dan teknik pembelajaran yang diambil. Tampa adanya ketiga faktor diatas, pelaksanaan proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan maksimal. Oleh karena itu, untuk memperoleh tujuan pembelajaran yang diharapkan, proses belajar mengajar haruslah didukung oleh ketiga faktor diatas. Materi pembelaran yang relevan dapat mendorong siswa untuk berpikir aktif dan kreatif. Metode pembelajaran yang tepat dapat mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang diharapkan. Sedangkan teknik pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan pemahaman siswa atas materi yang diberikan. Penulis beranggapan bahwa teknik pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi metode yang tepat dan bervariasi dalam proses pembelajran yang merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu pembelajaran. Oleh karena itu, keterampilan guru dalam menentukan teknik pembelajaran sangatlah penting dan diperlukan guna mencapai hasil yang diinginkan. Melalui penelitian ini, penulis mencoba mencari tahu pengaruh penggunaan suatu teknik pembelajaran terhadap keberhasilan suatu proses pembelajaran yang diharapkan. Berdasarkan hasil penghutungan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran menulis paragraf cukup efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, terdapat perbedaan nilai pretest dan posttest siswa yang mengalami peningkatan cukup signifikan. Dengan kata lain, Model Pembelajaran Menulis Paragraf Denagn Pendekatan Contextual teaching and Learning yang diuji cobakan penulis cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas V SDN Cikancung Tahun Ajaran Namun penting untuk disadari tepat tidaknya teknik pembelajaran, tergantung pada jenis tujuan atau kompetensi dasar yang ingin dicapai. DAFTAR PUSTAKA Harjasujana A. S.dan Yetimulyati Membaca 2. Jakarta: Depdikbud. Redway, K. M Membaca cepat. Jakarta: Pustaka Binama Pressindo. Sitepu, B. R Lagi-lagi Membaca. Buletin Pusat Perbukuan.V, Tarigan, H. G Membaca sebagai suafu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa. Yulaelawati, EII.''Mahir mambaca kuasai informasi" Buletin Pusat Perbukuan N. (Januari 2000 ) Cahyani, Isah, dkk. ( 2006 ). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS. Depdikbud. ( 1995 ). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Rahim, Farida. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara. Resmini, Novi, dkk. ( 2006 ). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI PRESS. Resmini, Novi, dkk. ( 2006 ). Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya. Bandung : UPI PRESS. Winataputra, S. Udin, dkk. ( 1996 ). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK HUBUNGAN KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOTARIH TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK NIA ELCERIA

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti MODEL PEMBELAJARA MEULIS PARAGRAF IDUKTIF MELALUI PEDEKATA KOTEKSTUAL DI KELAS V SDS WIDU PUTRA Wiwin Widianti wwidianti70@yahoo.com Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia SEKOLAH TIGGI KEGURUA DA ILMU

Lebih terperinci

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung 1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia Paragraf atau sering disebut dengan istilah alenia, dalam satu sisi kedunya memiliki pengertian yang sama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), disebutkan bahwa

Lebih terperinci

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF NARASI DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KADUNGORA KABUPATEN GARUT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN BERDASARKAN KTSP TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu 1021.0447

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hal apapun termasuk dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hal apapun termasuk dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran menulis sangat penting untuk diperhatikan, menulis merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hal apapun termasuk dalam dunia pendidikan. Berkaitan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X ASMA NEGERI 1 MENYUKE Seriati, Cristanto Syam, Martono Pascasarjana Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak e-mail: Seriati.afhun@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan Kurikulum 2013 2.1.1 Kompetensi Inti Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter harus melibatkan

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Peningkatan Kemampuan Menentukan Ide Pokok Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Koyobunga Kecamatan Peling Tengah Kabupaten Banggai Kepulauan Buhari A. Mayada, Sahrudin Barasandji

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh : SRI RUMIATI 10.21.1027 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Keterampilan menulis perlu mendapat perhatian oleh penulis, agar tercipta hasil tulisan yang bermakna, menarik, dapat dipahami, dan mempengaruhi pembacanya. Seperti

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Cica Laelasari 08210001 STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Ada beberapa pokok pembelajaran dalam

Lebih terperinci

RANI HANDAYANI NIM

RANI HANDAYANI NIM MODEL PEMBELAJARAN MENULIS SINOPSIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK RUMPANG DI KELAS V SDN JATISARI 3 KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 011/01 RANI HANDAYANI NIM. 101.0517 PROGRAM STUDI PBSS INDONESIA

Lebih terperinci

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK 0 KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF BERBAGAI JENIS WACANA DALAM NASKAH SOAL UJIAN NASIONAL OLEH SISWA KELAS IX SMP SWASTA BANDUNG SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN2017/2018 Bunga Lestari (bungalestariyy@gmail.com)

Lebih terperinci

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 MODEL PEMBELAJARAN KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN PEDOMAN KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA KELAS X SMA SETIA BAKTI KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SUWANGSIH 1021.0575 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PARAGRAF. 1. Pengertian Paragraf 2. Unsur Paragraf 3. Struktur Paragraf 4. Fungsi Paragraf 5. Syarat Paragraf yang Baik 6. Pengembangan Paragraf

PARAGRAF. 1. Pengertian Paragraf 2. Unsur Paragraf 3. Struktur Paragraf 4. Fungsi Paragraf 5. Syarat Paragraf yang Baik 6. Pengembangan Paragraf Topik 5 PARAGRAF 1. Pengertian Paragraf 2. Unsur Paragraf 3. Struktur Paragraf 4. Fungsi Paragraf 5. Syarat Paragraf yang Baik 6. Pengembangan Paragraf 1 1. Pengertian Paragraf Paragraf adalah seperangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SD INPRES 1 PADENGO KABUPATEN POHUWATO MIKYA NAKI Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia dalam kehidupan masyarakat Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting yakni sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia, bahasa resmi,

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) SITI MAISAROH NPM:0621.0257 SDN MARGA MULYA IV BEKASI UTARA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

TATA PARAGRAF. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

TATA PARAGRAF. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen. Modul ke: TATA PARAGRAF Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH. MODEL PEMELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 ANYURESMI GARUT MAKALAH Oleh: ERWIN SEPTIANI NIM.10.21.0935 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENULISAN KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE CTL

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENULISAN KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE CTL MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENULISAN KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE CTL ( CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING ) PADA KELAS IX MTs AL ISTIQOMAH KABUPATEN BANDUNG TATI GINAWATI Gina_aseutagi@yahoo.com PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi pembelajaran

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INQUIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INQUIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INQUIRI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011-2012 WIWI WIDIAWATI 10.21.0574 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

L I S N I A W A T I NPM

L I S N I A W A T I NPM MODEL PEMBELAJARAN MENERAPKAN KALIMAT DALAM MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN KARANGPAWITAN 2 KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, bahasa Indonesia juga memiliki peranan

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bagi manusia sangat penting karena dengan dilakukannya

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD

PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD MAKALAH PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD Oleh : NAMA : EKA KARTIKA NIM : 1021.0735 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V. ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH KLOPOGODO, KECAMATAN GOMBONG, KABUPATEN KEBUMEN, TAHUN 2014/2015 Oleh: Sri Wardani Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2)

PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2) PENYUSUNAN PARAGRAF DALAM KARYA TULIS ILMIAH 1) Oleh Wahya 2) 1. Karya Tulis Ilmiah Karya tulis adalah sesuatu yang dihasilkan oleh aktivitas menulis. Karya tulis sering dikatakan karangan. Karangan adalah

Lebih terperinci

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK

Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah   Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (CERPEN) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VI SD. MATHLA UL KHAIRIYAH BANDUNG Oleh : Eneng Monawarotul Fuadah e-mail

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BATUKARUT 2 KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG Cucu Cunayasari cucucunayasari@yahoo.co.id PROGRAM

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN METODE CONTEKSTUAL TEACHING and LEARNING PADA KELAS XI SMAN 1 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh Seli Nur Samsiah 1021.0494 DAN SEKOLAH T INGG

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh NEULIS ATIN 10210562 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN TEKNIK PENGEMBANGAN KALIMAT DI KELAS VI SDN SUDALARANG III KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/1012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN TEKNIK PENGEMBANGAN KALIMAT DI KELAS VI SDN SUDALARANG III KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/1012 MODEL PEMBELAJARA MEULIS PARAGRAF DEGA TEKIK PEGEMBAGA KALIMAT DI KELAS VI SD SUDALARAG III KABUPATE GARUT TAHU PELAJARA 11/1012 MAKALAH Oleh : ROHATI 10.21.0438 JURUSA PEDIDIKA BAHASA DA SASTRA IDOESIA

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : SITI FATIMAH ANWARI NIM :

Disusun Oleh : Nama : SITI FATIMAH ANWARI NIM : MODEL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERPIKIR-BERPASANGAN-BEREMPAT (THINK-PAIR-SQUARE) DI KELAS VIII TUTWURI HANDAYANI CIMAHI TAHUN PELAJARAN 2011-2012 Disusun Oleh : Nama :

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Azmayunira Muharramah Sabran Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki satuan pendidikan berupa kurikulum. Armstrong, dkk (2009, hlm. 172) menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang lengkap

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan terampil berbahasa seseorang dapat mengungkapkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011-2012 MAKALAH Oleh YETI HERYATI 10.21.0432 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN 2011-2012 Iklima siti mauliddiyah imaedg@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE KARYA WISATA Agustian SDN 02 Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti Tahun Pelajaran 2011 2012 ) NAMA : NENENG WULANSARI ALAMAT Email : wulansari@land.com

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 1 PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Arma Nely 2102111004 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD Rini Rohmahdiani rinirohmahdiani@yahoo.co.id Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS III SD N 181/VII GURUH BARU II.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS III SD N 181/VII GURUH BARU II. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS III SD N 181/VII GURUH BARU II Oleh Sarminah ABSTRAK Kata Kunci : Kemampuan menulis kalimat sederhana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu sarana mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah. Maka melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat.ketika seseorang se-dang berinteraksi,

Lebih terperinci

Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Neglasari

Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Neglasari Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Neglasari Nama : Susilawati Imas NIM : 10210 948 Email : susilawati.imas@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana Jumiyanti, Saharudin Barasandji dan Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Neglasari

Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Neglasari Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V di SDN 2 Neglasari Nama : Susilawati Imas NIM : 10210 948 Email : - PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) Suci Lawati 09.21.0081 suciwijay@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BABAKAN SARI PLERED KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 USMAN SYARIP HIDAYAT 10210198

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting didalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan dan digunakan sebagai bahasa nasional sehingga

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA UMB Tata Paragraf

BAHASA INDONESIA UMB Tata Paragraf Modul ke: BAHASA INDONESIA UMB Tata Paragraf Fakultas Psikologi Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Definisi Paragraf Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Salah satu keterampilan yang sangat penting dan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa dan mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan baik dan benar. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Hosana Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012) MAKALAH PENELITIAN diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa merupakan dasar pengetahuan bagi manusia. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Tarigan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Upaya peningkatan kualitas pendidikan dasar menjadi tugas dan tangung jawab guru. Karena gurulah yang langsung membina para peserta didik disekolah melalui proses

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BABAKANSARI PLERED KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 USMAN SYARIP HIDAYAT 10210198

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN CERITA RAKYAT DENGAN TEKNIK STORY TELLING WITH PICTURES PADA SISWA KELAS VI SDN CIKANCUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN CERITA RAKYAT DENGAN TEKNIK STORY TELLING WITH PICTURES PADA SISWA KELAS VI SDN CIKANCUNG TAHUN AJARAN 2011/2012 MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN CERITA RAKYAT DENGAN TEKNIK STORY TELLING WITH PICTURES PADA SISWA KELAS VI SDN CIKANCUNG TAHUN AJARAN 2011/2012 IYUS RUSTIA e-mail: iyusrustia83@yahoo.com Instansi : STKIP

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh : Alamsyah ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh : Alamsyah ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS X A SMA NEGERI 8 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh : Alamsyah ABSTRAK Alamsyah, 2014. Kemampuan Menulis Paragraf Siswa Kelas X A SMA Negeri 8 Muaro Jambi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA

KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA H. Udin Saubas 1), Sulami Sibua 2), Rizmada Azzahra 3) 1,2,3) Universitas Khairun,

Lebih terperinci

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa. Keterampilan berbahasa mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan menyusun paragraf merupakan salah satu unsur yang ikut andil dalam menentukan kualitas kemampuan menulis seseorang, termasuk dalam menyusun paragraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana untuk berkomunikasi antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Bahasa juga merupakan cerminan prilaku seseorang. Baik dan buruknya seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemahaman suatu teks sangat bergantung pada berbagai hal. Salah satu hal yang

II. LANDASAN TEORI. Pemahaman suatu teks sangat bergantung pada berbagai hal. Salah satu hal yang II. LANDASAN TEORI 2.1 Kemampuan Membaca Pemahaman 2.1.1 Pengertian Membaca Pemahaman Membaca pemahaman pada hakikatnya adalah kegiatan memabaca yang dimaksudkan untuk memahami makna yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci