BAB III UJI FUNGSI OTOT A. PENDAHULUAN
|
|
- Budi Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III UJI FUNGSI OTOT A. PENDAHULUAN Topik kuliah Uji Fungsi Otot membahas tentang uji secara laboratorik penyakit hati berdasarkan ensim otot yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan darah dan adanya myoglobin dalam urin, Pokok bahasan kuliah ini secara umum dapat digunakan imtuk membantu mahasiswa dalam diagnosis kerusakan otot secara laboratorik. Enzim yang dikeluarkan oleh jaringan otot mempunyai sifat yang tidak spesifik, sehingga bisa dikelirukan dengan adanya gangguan pk.da organ lain. Untuk menghindari kekeliruan dalam diagnosis diperlukan pengertian secara komprehensif tentang uji enzim dan berbagai jaringan organ, termasuk salah satunya jaringan otot. Topik kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu dua kali tatap muka (kurang lebih 2 jam). Setelah mengikuti pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami gangguan fungsi otot dan kaitannya dengan gangguan organ lain. Universitas Gadjah Mada 1
2 B. PENYAJIAN Pemeriksaan Laboratorik Penyakit Otot. meliputi: I. Enzim otot, II. Myglobinuria I. Bila ada gangguan otot, enzim otot berikut ini akan dikeluarkan: 1. Cretive phosphokinase (CPK) 2. Serum glutamic piruvic transaminase (SGOT) 3. Lactic dehydrogenase (LDH) 4. Aldolase A. Creatine phosphokinase (CPK) a. CPK mempunyai masa hidup yang pendek - aktrivitas CPK akan mengalami penurunan 50% setelah 6jam (11/2 :6 jam) - pemeriksaan harus segera dilakukan/jangan ditunda b. ada 3 macam isoenzim CPK: - Isoenzim MM: ditemukan di otot skelet dan otot jantung - lsoenzirn MB: ditemukan di otot skelet dan owl jantung dengan konsentrasi lebih sedikit - Isoenzim BR ditemukan dalam jaringan otak Nilai diagnostik CPK 1. Penyakit otot a. Penyakit otot: adanya luka atau kerusakan otot, nekrosis otot maka enzim akan keluar dan jaringan otot, masuk aliran darah sehingga dapat mengakibatkan peningkatan CPK dalam serum. b. Aktivitas CPK meningkat beberapa jam setelah luka/cidera otot, kenaikan maksimal terjadi setelah 12 jam, kemudian akan kembali jam setefah perubahanperubahan permeabilitas otot berhenti. c. Aktivitas CPK tinggi: menandakan penyakit otot aktif atau penyakit otot baru d. Aktivitas CPK tinggi secara terus menerus: menandakan penyakit otot masih berlangsung. 2. Penyakit central nervus system (CNS) Universitas Gadjah Mada 2
3 a. Pada kondisi eneephalomalacea, nilal CPK dalam larutan serebrospinal akan Biasanya CPK dalam darah normal kecuali jika ada gangguan pada barrier darah otak. b. Peningkatan CPK yang berhubungan dengan penyakit CNS biasanya sebagai akibat sekunder dari trauma otot. Nilai prognostic : - Nilai CPK dapat digunakan bersamaan dengan nilai SGOT untuk menentukan prognosis suatu penyakit otot. - Bila nilai SGOT tinggi dengan nilai CPK rendah menunjukkan penyakit otot tidak aktif lagi - Setelah latihan fisik/exercise: nilai CPK, SGOT dan LDH meningkat sedang - Hewan yang terlatih baik nilai CPK, SGOT dan LDH hanya meningkat sedikit setelah latihan B. Serum glutamnic oxaloacetic transaminase (SGOT) 1. Sifat : - T1/2 SGOF dalam serum kira-kira 50 jam - SGOT bukan enzim organ spesifik, aktivitas tinggi ditemukan di hati, otot skelet, otot jantung 2. NiIai diagnostik: - Jika tidak ada penyakit hati, peningkatan SGOT kemungkinan berasal dari penyakit otot skelet /otot jantung - Aktivitas SGOT meningkat secara lambat, nilai maksimum jam setelah adanya gangguan dan akan bertahan lama dalam serum. C. Lactic dehydrogenase (LDH) 1. sifat - LDH ditemukan dalam berbagai jaringan tubuh, bukan ensim organ spesifik - Ada 5 macam isoensim: LDH1, LDH2, LDH3, LDH4 dan LDH5, dapat dibedakan dengan elektroforesis, LDH1 paling cepat migrasi (BM lebih besar) - Serum untuk pemeriksaan LDH tidak boleh disimpan beku karena pembekuan akan menyebabkan LDH menjadi inaktif 2. Nilai diagnostik - LDH meningkat pada penyakit otot, hati, nekrosis dari berbagai macam jaringan Universitas Gadjah Mada 3
4 - Aktivitas LDH maksimurn dicapat jam setelah kerusakan jaringan dan akan kembali normal secaça pelan-pelan (Iebih pelan bila dibanding CPK atau SGOT) - Hemolisis menyebabkan LDH meningkat - LDH 1 meningkat pada penyakit jantung dan penyakit hemolilik - LDH5 meningkat path penyakit otot dan penyakit hati D. Aldolase - Aldolase rneningkat pada penyakit otot, tapi nilai diagnostiknya tidak lebik baik dab SGOT dan LDH. - Enzim ini kurang spesifik daripada CPK untuk diagnosa penyakit otot. II. MYOGLOBINURIA 1. Myoglobin dilepaskan dan otot yang mengalami degenerasi atau nekrose, rnelalui glcmerulus, kemudian keluar bersama urin karena BM rendah dan tidak terikat protein serum. 2. Sifat: - urin kecoklatan - tidak ada eritrosit dalam sedimen - plasma jernih. warna normal - tidak terikat protein serum, diekskresikan lewat urin sebelum mencapai plasma (warna plasma boning) - tidak ada anemia Penyebab peningkatan aktivitas serum otot (CPK, SGOT, LDH): 1. Myositis: - clostridial myositis - purulent myositis akibat bakteri pyogenik 2. trauma otot : - kontusi (benturan) - injeksi EM 3. Azotuna pada kuda 4. White muscle disease 5. Degenerasi otot 6. Infark jantung Universitas Gadjah Mada 4
5 C. PENUTUP Topik mata kuliah Uji Fungsi Otot dapat difahami dengan cara rnahasiswa dan memahami pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1. Sebutkan beberapa enzim yang dikeluarkan oleh jaringan otot. apabila ada gangguan penyakit yang melibatkan jaringan ini 2. Beberapa enzim yang dikeluarkan oleh jaringan otot akibat adanya gangguan dapat dikelirukan dengan adanya gangguan organ lain, misalnya SGOT yang meningkat tidak hanya disebabkan oleh gangguan penyakit otot, jelaskan! 3. Selain uji enzimatis, penyakit pada otot dapat dideteksi dengan perneriksaan apa, sebutkan! 4. Kebanyakan enzirn yang dikeluarkan oleh jaringan otot beisifat tidak spesifik atau bukan organ spesifik. Jelaskan 5. Sebutkan beberapa penyakit otot yang dapat meningkatkan aktivitas CPK, SGOT maupun LDII! Agar mahasiswa dapat menilai kernampuan diri dalam mernahami setiap materi yang diberikan dalam setiap topik mata kuliah (BAB). maka mahasiswa harus dapat menyelesaikan soal-soal latihan tersebut. Seandainva ada kesulitan dapat didiskusikan didalam dan dapat melihat kunci cara penyelesaian soal latihan, yaitu dengan mengikuti petunjuk halaman yang digunakan untuk penyelesaian soal. Kunci penyelesaian soal latihan (Iihat halaman) 1.(40).2.(41). 3. (42) 4. ( ) 5. (43) Universitas Gadjah Mada 5
BAB VI ENZIMOLOGI KLINIK
BAB VI ENZIMOLOGI KLINIK PENDAHULUAN Topik kuliah Enzimologi Klinik ini membahas tentang peranan enzim dalam mendukung diagnosis klinik, meliputi tentang konsep pokok enzimologi, peranan uji enzim dalam
Lebih terperinciBAB I ENZIMOLOGI KLINIK
BAB I ENZIMOLOGI KLINIK A. PENDAHULUAN Topik kuliah Enzimologi Klinik ini membahas tentang peranan enzim dalam mendukung diagnosis klinik, meliputi tentang konsep pokok enzimologi, peranan uji dalam diagnosis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi pada manusia maupun hewan. Pada manusia, antara 20-30% dari pasien
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gagal ginjal akut merupakan suatu kondisi dengan resiko kematian yang tinggi pada manusia maupun hewan. Pada manusia, antara 20-30% dari pasien yang dalam kondisi kritis,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
28 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Kadar Enzim SGPT dan SGOT Pada Mencit Betina Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki Tabel 1. Kadar Enzim SGPT pada mencit betina setelah pemberian
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 14 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 14. Kasus Penyakit di Klinik (Lanjutan) Subpokok bahsan : a. Penyakit Anemia hemolitik intravaskuler (keracunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menelitinya lebih jauh adalah Coriolus versicolor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jamur telah menjadi bahan pengobatan tradisional di daerah oriental, seperti Jepang, Cina, Korea, dan daerah Asia lainnya sejak berabad-abad lalu, (Ooi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jenis makanan yang terdapat di masyarakat tidak jarang mengandung bahan kimia berbahaya serta tidak layak makan, penggunaan bahan kimia berbahaya yang marak digunakan
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada hepar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain virus, radikal bebas, maupun autoimun. Salah satu yang banyak dikenal masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DBD (Demam Berdarah Dengue) DBD adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotype virus Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan, tekanan darah mencapai nilai 140/90
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah kecoklatan yang memiliki berat sekitar 1,4 kg atau sekitar 2,5% dari massa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian hati Hati merupakan kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah kecoklatan yang memiliki berat sekitar 1,4 kg atau sekitar 2,5% dari massa tubuh.letaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia, termasuk Bahan Tambahan Pangan
Lebih terperinciBAB XIII ENZIMOLOGI KLINIK
BAB XIII ENZIMOLOGI KLINIK Enzim merupakan protein yang mempunyai fungsi katalitik spesifik. Jumlahnya tidak berkurang akibat terjadinya reaksi dan efektif dalam jumlah kecil. Banyak enzim yang terdapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SGPT 2.1.1 Pengertian SGPT Enzim yang paling sering berkaitan dengan kerusakan hati adalah aminotransferase yang mengkatalisis pemindahan revensibel satu gugus amino antara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pengujian nilai LD 50 Dari pengujian yang dilakukan menggunakan dosis yang bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada hewan coba dalam
Lebih terperinciMENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL
MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Penyakit pada hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Hepatitis adalah suatu peradangan difus jaringan hati
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 3 Waktu : 50 menit Pokok Bahasan : 1. Evaluasi Eritrosit dan Interpretasinya (Lanjutan) Subpokok Bahasan : a. Fase fase proses pembentukan eritrosit.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam (makanan, dibuang melalui urin atau asam empedu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Drug Induced Liver Injury Tubuh manusia secara konstan dan terus menerus selalu menerima zat-zat asing (xenobiotic). Zat-zat ini dapat berasal dari alam
Lebih terperinciBAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG
BAB IX PEMERIKSAAN JANTUNG A. PENDARULUAN Jantung dan pembuluh darah merupakan dua komponen struktural sistem peredaran darah yang berperan dalam mempertahankan sirkulasi darah sehingga pertukaran oksigen,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum Berbeda Terhadap Total Protein Darah Ayam KUB Rataan total protein darah ayam kampung unggul Balitbangnak (KUB) pada penelitian ini
Lebih terperinciBAB VI CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA A. PENDAHULUAN
BAB VI CAIRAN TUBUH, ELEKTROLIT DAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA A. PENDAHULUAN Topik kuliah Cairan Tubuh, Elektrolit dan Keseimbangan Asam-Basa membahas tentang evaluasi gangguan yang melibatkan ketidak seimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era modernnisasi ini dan berdasarkan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang semakin besar, Sumber
Lebih terperinciGambaran Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) Cholesterol Dan Creatine Kinase-Myocardial Band (CK-MB) Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Gambaran Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) Cholesterol Dan Creatine Kinase-Myocardial Band (CK-MB) Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) Sri Ujiani Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI
BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI Hipoposphatasia merupakan penyakit herediter yang pertama kali ditemukan oleh Rathbun pada tahun 1948. 1,2,3 Penyakit ini dikarakteristikkan oleh gen autosomal resesif pada bentuk
Lebih terperinciMekanisme kerja Kreatin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang berperan sebagai substrat sumber energi tinggi yang menghasilkan adenosin trifosfat
Mekanisme kerja Kreatin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang berperan sebagai substrat sumber energi tinggi yang menghasilkan adenosin trifosfat (ATP) siap pakai dalam waktu cepat. Kreatin atau metilguanidin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, termasuk untuk obat.
Lebih terperinciBAB III ANALISIS III-1
BAB III ANALISIS 3.1 Data Understanding Phase Pada penelitian ini, data kasus yang digunakan adalah data pasien liver. Data ini dikumpulkan dari timur laut bagian Andhra Pradesh, India. Data pasien liver
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KALSIUM DARAH (Metode CPC Photometric)
1 PEMERIKSAAN KALSIUM DARAH (Metode CPC Photometric) A. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar kalsium darah dengan metode CPC photometric. 2. Mahasiswa akan dapat menganalisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerja adalah segala kegiatan ekonomis yang dimaksudkan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerja dan Responden 1. Pengertian Kerja Kerja adalah segala kegiatan ekonomis yang dimaksudkan untuk memperoleh upah, baik berupa kerja fisik material atau kerja intelektual.
Lebih terperinciSTORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH
STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Sasaran : Pemahaman siswa akan materi sistem peredaran darah menjadi lebih baik. Kompetensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
13 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis eksperimental dimana peneliti menganalisa toksisitas akut dari ekstrak
Lebih terperinciCRITICAL ILLNESS. Dr. Syafri Guricci, M.Sc
CRITICAL ILLNESS Dr. Syafri Guricci, M.Sc Respon Metabolik pada Penyakit Infeksi dan Luka Tiga komponen utama, Yaitu : Hipermetabolisme Proteolisis dengan kehilangan nitrogen Percepatan Utilisasi Glukosa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepar merupakan organ atau kelenjar terbesar dari tubuh yang berfungsi sebagai pusat metabolisme, hal ini menjadikan fungsi hepar sebagai organ vital. Sel hepar rentan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lokasinya dan kapsulnya yang tipis Glisson capsule. Cedera organ hepar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyebab tingginya angka kematian pada pasien trauma tumpul abdomen adalah perdarahan pada organ hepar yang umumnya disebabkan oleh karena kecelakaan lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imunologi sel. Sel hati (hepatosit) mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati merupakan organ yang sangat penting dalam pengaturan homeostasis tubuh meliputi metabolisme, biotransformasi, sintesis, penyimpanan dan imunologi sel. Sel hati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium, natrium sakarin dengan rumus kimia (C 7 H 5 NO 3 S) dari asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam. glutamat (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam glutamat (glutamic acid). MSG telah dikonsumsi secara luas di seluruh dunia sebagai penambah rasa makanan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di masyarakat. Seseorang dapat dikatakan hipertensi ketika tekanan darah sistolik menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba setelah pemberian polisakarida krestin (PSK) dari jamur Coriolus versicolor
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data primer berupa gambaran histologi ginjal dan kadar kreatinin hewan coba setelah pemberian polisakarida krestin (PSK) dari jamur Coriolus versicolor
Lebih terperinciGAMBARAN HISTOLOGI GINJAL TIKUS BETINA (Rattus rattus) YANG DIINJEKSI VITAMIN C DOSIS TINGGI DALAM JANGKA WAKTU LAMA
GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL TIKUS BETINA (Rattus rattus) YANG DIINJEKSI VITAMIN C DOSIS TINGGI DALAM JANGKA WAKTU LAMA TIM PENELITI : 1. NI WAYAN SUDATRI, S.Si., M.Si, 2. IRIANI SEYAWATI, S.Si.,M.Si. 3.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Identitas Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Cirebon Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Program/Semester : XI IPA/1 Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian buruh Buruh adalah salah satu profesi pekerjaan yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi (ml.scribd.com).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA) merupakan salah satu penyakit di bidang hematologi yang terjadi akibat reaksi autoimun. AIHA termasuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tuberkulosis yang menyerang organ diluar paru-paru disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ tubuh terutama paru. Tuberkulosis paru merupakan tuberkulosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh secara baik. Berbagai fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostatic dengan mengatur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat menjadi penyebab kematian peringkat ketiga dan penyebab utama kecacatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Suplemen Berenergi 1. Definisi Suplemen Berenergi Suplemen berenergi adalah suplemen penambah energi termasuk ke dalam kategori suplemen makanan. Suplemen makanan
Lebih terperinciABSTRAK ASPEK KLINIS PEMERIKSAAN TROPONIN T SEBAGAI PENANDA TUNGGAL INFARK MIOKARD AKUT
ABSTRAK ASPEK KLINIS PEMERIKSAAN TROPONIN T SEBAGAI PENANDA TUNGGAL INFARK MIOKARD AKUT Kurniati, 2008. Pembimbing I: Penny Setyawati M, dr., SpPK., M.Kes Pembimbing II: Henki Pertamana, dr., SpPK Infark
Lebih terperinciCorrelation between Serum Transaminase and Mortality and Length of Hospitalization in Myocardial Infarction Patients
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 20 (1) : 029-035 (2012) Hubungan Kadar Transaminase terhadap Mortalitas dan Lama Perawatan Pasien Infark Miokard Correlation between Serum Transaminase and Mortality and Length
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing PE merupakan salah satu ternak yang cukup potensial sebagai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Perah Peranakan Etawa Kambing PE merupakan salah satu ternak yang cukup potensial sebagai penyedia protein hewani. Kambing PE berfungsi sebagai ternak penghasil daging
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buruknya derajat kesehatan perempuan di Indonesia. di tunjukan dengan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buruknya derajat kesehatan perempuan di Indonesia di tunjukan dengan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) yang meningkat. Angka kematian ibu juga merupakan
Lebih terperinciDETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN
DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 1 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Pendahuluan Subpokok Bahasan : a. Pengertian umum tentang Patologi b. Klinik Veteriner. c. Garis besar
Lebih terperinciETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B
HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Parasetamol atau asetaminofen atau N-asetil-p-aminofenol merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parasetamol atau asetaminofen atau N-asetil-p-aminofenol merupakan obat antipiretik dan analgesik yang sering digunakan sebagai obat manusia. Parasetamol menggantikan
Lebih terperinciProtein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik
E N Z I M Sukarti Moeljopawiro Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Protein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik ENZIM
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Suren (Toona sureni) Suren yang memiliki nama daerah surian dan surian amba dari suku Meliaceae dan bangsa Sapindales memiliki ciri-ciri: tumbuh dengan tinggi 35 sampai 40 m
Lebih terperinciHubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014 1 M.Fajar Sidiq, 2
Lebih terperinciGb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)
Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72) Rumus Umum Asam Amino (Campbell, 1999: 73) H H O N C C H R OH GUGUS AMINO GUGUS KARBOKSIL Tabel 5.1 Gambaran Umum Fungsi Protein (Campbell, 1999: 74) JENIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Separuh penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup lebih dari 100
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria masih merupakan salah satu penyakit menular yang masih sulit diberantas dan merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia termasuk Indonesia, Separuh penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya eritropoiesis inefektif dan hemolisis eritrosit yang mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada talasemia mayor (TM), 1,2 sehingga diperlukan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul Pengaruh tingkat energi protein dalam ransum terhadap total protein darah ayam Sentul dapat dilihat pada Tabel 6.
Lebih terperinciPatogenesis. Sel MM berinteraksi dengan sel stroma sumsum tulang dan protein matriks ekstraselular. Adhesion-mediated signaling & produksi sitokin
Patogenesis Sel MM berinteraksi dengan sel stroma sumsum tulang dan protein matriks ekstraselular Adhesion-mediated signaling & produksi sitokin Cytokine-mediated signaling pertumbuhan dan ketahanan sel
Lebih terperinciPRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.
PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insidensi dislipidemia cenderung terus meningkat di era modernisasi ini seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat yang hidup dengan sedentary lifestyle. Kesibukan
Lebih terperinciRINGKASAN. commit to user
digilib.uns.ac.id 47 RINGKASAN Talasemia beta adalah penyakit genetik kelainan darah, dan talasemia beta mayor menyebabkan anemia yang berat. (Rejeki et al., 2012; Rodak et al., 2012). Transfusi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Efusi pleura merupakan suatu keadaan yang cukup sering dijumpai. Angka kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan
Lebih terperinciHubungan Kadar SGOT dengan Kadar Leukosit pada Pasien NSTEMI di ICCU RSD dr. Soebandi Jember
Hubungan Kadar SGOT dengan Kadar Leukosit pada Pasien NSTEMI di ICCU RSD dr. Soebandi Jember (Correlation between SGOT Level and Leukocytes in NSTEMI Patients at ICCU dr. Soebandi Hospital, Jember) Finty
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. dengan adanya cairan yang mudah terbakar seperti bensin, gas kompor rumah tangga
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar merupakan suatu kasus trauma yang banyak menyumbang angka morbiditas dan derajat cacat serta mortalitas yang tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
UJI TOKSISITAS AKUT RAMUAN EKSTRAK PRODUK X TERHADAP PERUBAHAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR TIKUS SPRAGUE DAWLEY LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi tugas sebagai persyaratan
Lebih terperinciMetabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme
Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian besar terdapat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri serta penurunan volume aliran darah ke jantung.
Lebih terperinciKOMPETENSI MATA KULIAH PRA KLINIK
KOMPETENSI MATA KULIAH PRA KLINIK No. Mata Kuliah Kode SKS Prasyarat TIU Kompetensi 1. ANATOMI ANATOMI 2. ANATOMI ANATOMI 221 221 214 214 3(2-3) BIO 100 Setelah menyelesaikan mata kuliah menjelaskan struktur
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini masyarakat dihadapkan pada berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus, yang merupakan salah satu penyakit yang masih jarang diketahui oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Non Goverment Organization (NGO) Forum on Indonesian Development (INFID) menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara dengan kematian
Lebih terperinciBAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER
BAB IV PEMERIKSAAN PULSUS DAN PEREDARAN DARAH PERIFER A. PENDAHULUAN Pemeriksaan pulsus, vena superfisial, kapiler dan bilamana dikaitkan dengan pemeriksaan jantung sekaligus mempunyai arti yang sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan 140 mmhg dan
Lebih terperinciBAB II FAAL KELAHIRAN
BAB II FAAL KELAHIRAN A. PENDAHULUAN Pokok bahasan kuliah Faal kelahiran ini meliputi kelahiran seperti terjadinya inisiasi partus, tahapan partus, adaptasi perinatal dan puerpurium. Pokok bahasan ini
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum terhadap Total Protein Darah Ayam Lokal Jimmy Farm
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum terhadap Total Protein Darah Ayam Lokal Jimmy Farm Pengaruh tingkat energi protein ransum terhadap total protein darah ayam lokal Jimmy
Lebih terperinciNovina Aryanti, dr., SpPK Departemen Patologi Klinik FK UWK- Surabaya 2014
Novina Aryanti, dr., SpPK Departemen Patologi Klinik FK UWK- Surabaya 2014 1 Pendahuluan Angka kematian akibat penyakit jantung menduduki peringkat ke- 2 stl stroke Gejala Penyakit jantung a. Sesak b.
Lebih terperinciDESKRIPSI SINGKAT MATA AJARAN
DESKRIPSI SINGKAT MATA AJARAN Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) dan bahan ajar Fisiologi I ini merupakan bagian dari mata kuliah wajib Fisiologi I, dengan kode KH 2041, bobot 4 SKS
Lebih terperincikalsium dengan menggunakan plasma darah yang ditambahkan pereaksi TCA pada berbagai ternak. Bahan Bahan yang digunakan meliputi : (1) Larutan Stronsiu
PENETAPAN KALSIUM DALAM PLASMA DARAH DAN SERUM DARAH DENGAN TEKNIK AAS Eni Ariyani Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN. Mineral merupakan salah satu unsur yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. fosfolipid dan asam asetoasetat (Amirudin, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hati adalah organ dari sistem pencernaan terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat komplek. Beberapa fungsi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing
4 TINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing Kelenjar mamaria atau ambing pada sapi letaknya di daerah inguinal yang terdiri dari empat perempatan kuartir. Setiap kuartir memiliki satu puting, keempat
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 11 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Hemostasis (Lanjutan) Subpokok bahsan : a. Evaluasi hemostasis di laboratorium. b. Interpretasi hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hati Hati adalah organ yang paling besar di dalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya ± 1 ½ kg. Letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma.
Lebih terperinciHUBUNGAN INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA VAKUM EKSTRAKSI
HUBUNGAN INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA VAKUM EKSTRAKSI SKRIPSI Diajukan Oleh : DYAH AYU SAVITRI J 50005 0030 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciKinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:
FARMAKOKINETIK Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh: Absorpsi (diserap ke dalam darah) Distribusi (disebarkan ke berbagai jaringan tubuh) Metabolisme (diubah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa
Lebih terperinciPengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi
Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Farmakokinetik - 2 Mempelajari cara tubuh menangani obat Mempelajari perjalanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang meliputi persentase hepatosit normal, pembengkakan hepatosit, hidropik,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data primer yang digunakan berupa pengamatan histologis sediaan hati yang meliputi persentase hepatosit normal, pembengkakan hepatosit, hidropik, dan nekrosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. permeabilitas mikrovaskular yang terjadi pada jaringan yang jauh dari sumber infeksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Sepsis merupakan suatu sindrom klinis infeksi yang berat dan ditandai dengan tanda kardinal inflamasi seperti vasodilatasi, akumulasi leukosit, dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertinggi bila dibandingkan dengan sapi lainnya seperti sapi ongole, sapi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sapi bali merupakan komoditas ternak unggul di Propinsi Bali dan merupakan salah satu plasma nutfah yang dipertahankan keberadaan dan kemurniaanya (Suwiti et al,.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian kopi Kopi adalah salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan menyebabkan
Lebih terperinci