MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011"

Transkripsi

1 ARSITEKTUR BERWAWASAN PERILAKU (BEHAVIORISME) DISUSUN OLEH : ANTHONIUS N. TANDAL 1), I PINGKAN P. EGAM 2) 1) Mahasiawa Prodi Arsitektur Unsrat 2) Staf Pengajar Prodi Arsitektur Unsrat ABSTRAK Arsitektur merupakan disiplin sintetis senantiasa mencakup tiga hal dalam setiap rancangannya (teknologi, fungsi estetika). Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan makin kompleks maka ( human behaviour ) semakin diperhitungkan dalam proses perancangan sering disebut sebagai pengkajian dalam arsitektur. Di dalam merancang suatu bangunan, seorang arsitek tentunya tidak mendasar pada imajinasinya sendiri. Hasil kreasi seorang arsitek membentuk suatu kesatuan harmonis dalam berbagai dimensi, terutama dimensi kenyamanan keamanan. Ketika merancang, seorang arsitek diandaikan membuat asumsi asumsi tentang kebutuhan, memperkirakan bagaimana ber, bergerak dalam nya, lalu memutuskan bagaimana bangunan tersebut menjadi sehat bagi pemakainya. Berdasarkan hal itulah disimpulkan bahwa antara arsitektur ter hubungan erat, hal ini dilihat dari aspek aspek pembentuk akibat atau bentuk arsitektur sebaliknya. Dengan kata lain diarahkan kearah lebih baik bila nilai nilai positif dari atau bentuk arsitektur membentuk kepribadian serta memiliki nilai positif. Hal ini juga tidak lepas dari hasil kreasi seorang arsitek membentuk suatu kesatuan harmonis dalam berbagai dimensi, terutama dimensi kenyamanan keamanan. Dengan kata lain, ketika merancang, seorang arsitek diandaikan membuat asumsi asumsi tentang kebutuhan, memperkirakan bagaimana ber, bergerak dalam nya, lalu memutuskan bagaimana bangunan tersebut menjadi sehat bagi pemakainya Kata kunci : Lingkungan, behaviour, arsitektur. 1. dengan sesamanya ataupun dengan PENDAHULUAN fisiknya. Di sisi lain, desain Deskripsi umum behaviorisme Kata menunjukan arsitektur akan menghasilkan suatu bentuk dalam aksinya, berkaitan dengan aktivitas fisik bisa dilihat bisa dipegang. Karena itu, hasil desain arsitektur secara fisik, berupa interaksi 53

2 menjadi salah satu fasilitator terjadinya erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan, stimulusnya. namun juga bisa menjadi penghalang terjadinya. Guru menganut pangan ini berpan bahwa tingkah Dalam teori behaviorisme analisis laku siswa merupakan reaksi terhadap hanya dilakukan pada tampak tingkah laku hasil saja, diukur, dilukiskan, belajar. Dalam teori behaviorisme ter diramalkan. Teori kaum behavoris lebih juga beberapa prinsip prinsip yaitu : objek dikenal dengan nama teori belajar, karena psikologi tingkah laku, semua bentuk seluruh tingkah laku di kembalikan pada refleks, hasil belajar. Belajar artinya perubahan mementingkan pembentukan kebiasaan. Behaviorisme dalam konteks arsitektur sebagai pengaruh. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan Pada umumnya para ahli teori apakah baik atau jelek, rasional beropini bahwa dalam setiap atau emosional; behaviorisme hanya ingin nya mempunyai tujuan mengetahui nya hendak dicapai. Keberadaan tujuan dikendalian oleh faktor-faktor. tersebut, menjadi tumpuan sinergi dengan Dalam lebih para ahli teori motivasi berusaha menekankan pada tingkah laku. berfikir mencari cara agar Memang didorong arti bagaimana teori belajar individu sebagai makhluk berkontribusi memenuhi reaktif memberi respon terhadap kebutuhan keinginan organisasi. Tenaga. Pengalaman pemeliharaan kerja penting dimotivasi mencapai akan membentuk mereka. Dari hal tujuan organisasi. Tanpa motivasi mereka ini, timbulah konsep mesin bekerja dalam keadaan sakit hati (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini menjurus pada ketiadaan kontribusi bahkan terbuka peluang kontribusi merugikan. bagian mengutamakan kecil, unsur-unsur mekanistis, Teori, menyiratkan bekerja dimotivasi mementingkan pembentukan reaksi atau oleh kebutuhan sesuai dengan waktu, respon, menekankan pentingnya latihan, keadaan serta pengalamannya. Tenaga kerja mementingkan hasil termotivasi oleh kebutuhan belum belajar,mementingkan peranan kemampuan terpenuhi dimana tingkat kebutuhan hasil belajar diperoleh lebih munculnya diinginkan. Pada sebelumnya. teori S-R kebutuhan tersebut, tidak lain : kebutuhan psikologis artinya bahwa tingkah laku fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, dikendalikan oleh ganjaran atau perwuju diri. Dari fisiologis bergerak ke reward penguatan atau reinforcement tingkat dari. Dengan demikian dalam perwuju diri secara bertahap. Terlepas tingkah laku belajar ter jalinan menerima menekankan 54 belajar bersifat peranan mekanisme ini sering disebut hierarkhi tinggi kebutuhan muncul Maslow setelah tingkatan Masing-masing kebutuhan atau tingkatan tertinggi, tidak yaitu, kebutuhan

3 berhierarkhi, mengetahui memberikan jenis-jenisnya kontribusi perpaduan antara imajinasi saling pertimbangan akal sehat dari arsitek. Setiap memenuhi. Seperti seseorang berusaha keras kali merancang, arsitek membuat asumsi mencari asumsi pekerjaan mengimplementasikan tidak lain kemampuannya memenuhi kebutuhan fisiologis. Untuk pengaplikasian kebutuhan, perkiraan aktivitas, atau bagaimana ber, bagaimana teori bergerak dalam nya. Selanjutnya desain arsitek memutuskan bagaimana arsitektur diharapkan memberikan itu melayani sebagai pemakai wadah sebaik behaviorisme itu tentang sebagai pada strategi kebutuhan mungkin. Yang harus berbeda agar disatukan dalam suatu dipertimbangkan tidak hanya kebutuhan wadah. pemakai Manfaat penerapan behaviorisme ekonomis, Pengkajian fungsional, rasional, arsitektur dipertanggungjawabkan, tetapi berwawasan diharapkan juga harus mengakomodasi kebutuhan menjadi langkah awal dalam pembentukan pengguna kepribadian atau terhadap termasuk bersosialisasi terhadap sesamanya. nya. akibat topik secara Dorongan keinginan memecahkan emosionalnya PEMBAHASAN kajian literatur bahaviorisme Aristoteles berpen bahwa pada dasar waktu lahir jiwa tidak memiliki pemikiran ilmu psikologi apa-apa, seperti sebuah meja lilin siap menyatakan mengkonsepkan dilukis oleh pengalaman. Menurut John. Apa di dalam psikologi Locke( ), salah satu tokoh empiris, modern hanya menawarkan sedikit petunjuk. pada waktu lahir tidak mempunyai Namun setidaknya hal tersebut memberikan warna mental. Warna ini di dari sumbangan cukup berarti yaitu aya pengalaman. kemantapan satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Ide. hubungan disebut 2. ilmu psikologi apa ekspresi timbul masalah () tersebut kemudian menumbuhkan akan Sebagai antara individu alam bebas. Posisi obyektifitas pengalaman. ilmu lebih psikologi 55isbandin 55isbanding Pengalaman pengetahuan Secara, satu- produk psikologis, kepribadian, dari seluruh teorikal. Karenanya dikatakan bahwa tempramen ditentukan oleh pengalaman ilmu ini tetap berada pada masalah tentang inderawi (sensory experience). Pikiran bagaimana. perasaan disebabkan oleh masa lalu. Selain itu referensi pada objek Kesulitan empirisme dalam menjelaskan arsitektur diharapkan menghasilkan gejala rancangan membicarakan mendefinisikan diterima oleh penggunannya, oleh karena itu diperlukan psikologi timbul apa ketika orang mendorong ber tertentu. Hedonisme, 55

4 memang sebagai makhluk bergerak saling berhubungan saling dirinya, memenuhi mencari kepentingan mempengaruhi. Lingkungan sungguh Dalam mempengaruhi secara psikologi, utilitarianisme tunduk pada adapun hubungan antara prinsip sebagai berikut : menghindari kesenangan, sehingga penderitaan. ganjaran hukuman. Bila empirisme digabung dengan hedonisme 1. Lingkungan mempengaruhi utilitariansisme, maka itulah disebut fisik dengan membatasi behaviorisme. pengalaman Asumsi paling bahwa berpengaruh dalam pembentukan, menyiratkan betapa plastisnya dibentuk. menjadi apa Ia pun apa dilakukan. 2. Lingkungan mengung atau mudah mendatangkan dengan fisik menentukan bagaimana kita menciptakan relevan. harus bertindak. Aliran behavioristik lebih 3. Lingkungan membentuk kepribadian. bersifat elementaristik memang 4. Lingkungan akan mempengaruhi citra sebagai organisme pasif, dikuasai oleh stimulus-stimulus ada di diri. Bentuk Perilaku nya. Pada dasarnya, Dilihat dari bentuk respon terhadap dimanipulasi, tingkah lakunya stimulus ini, maka dibedakan dikontrol dengan jalan mengontrol stimulus menjadi dua yaitu : - stimulus ada dalam nya. Masalah belajar behaviorisme, beberapa dalam secara teori, pangan umum, tertutup respon seseorang terhadap stimulus dalam memiliki bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap Conditioning, stimulus ini masih terbatas pada Contiguous Conditioning, serta Descriptive perhatian, persepsi, pengetahuan / Behaviorisme kesadaran, sikap terjadi Classical atau lain: Perilaku teori Connectionism, antara lebih dikenal dengan nama Operant Conditioning. Berbicara tentang belum bisa diamati secara jelas oleh arsitektur keprilakuan maka kita perlu mengetahui orang lain. Perilaku terbuka respon lebih dahulu apa itu psikologi, psikologi seseorang terhadap stimulus dalam ilmu pengetahuan tentang tingkah bentuk tindakan nyata atau terbuka. laku pengetahuan psikis (jiwa). Respon terhadap terhadap stimulus Segkan jiwa diartikan sebagai jiwa tersebut sudah jelas dalam bentuk memateri, jiwa meraga, yaitu tingkah tindakan atau praktek. laku (segala aktivitas, perbuatan penampilan diri) sepanjang hidupnya. Manusia tinggal atau hidup dalam suatu 56 Domain Perilaku Diatas telah dituliskan bahwa merupakan bentuk respon dari

5 stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini 5) Adoption, subjek telah ber baru berarti meskipun bentuk stimulusnya sama sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, namun bentuk respon akan berbeda dari sikapnya terhadap stimulus setiap orang. Apabila penerimaan baru stimulus atau adopsi melalui proses seperti disebut determinan. Determinan ini didasari oleh pengetanhuan, kesadaran, dibedakan menjadi dua yaitu : sikap positif maka membedakan Faktor respon factor terhadap Faktor internal yaitu karakteristik tersebut orang bersifat langgeng (long lasting). bersangkutan kecerdasan, emosional, jenis tingkat kelamin, menjadi kebiasaan atau Perilaku mencakup bersifat given atau bawaan misalnya : tingkat akan kasatmata seperti makan, menangis, memasak, melihat, bekerja, sebagainya. Faktor eksternal yaitu, motivasi, proses terjadi sewaktu baik ekonomi, seseorang diam atau secara fisik tidak Faktor bergerak. Sebagai objek studi empiris, ini sering menjadi faktor mempunyai ciri ciri sebagai berikut : politik, fisik, sebagainya. dominan mewarnai a) seseorang. mengungkapkan Rogers bahwa kasatmata, seperti fantasi, Perilaku itu sendiri kasatmata, tetapi penyebab terjadinya secara Proses Tejadinya Perilaku Penelitian tidak langsung mungkin tidak diamati. (1974) sebelum orang b) Perilaku mengenal berbagai tingkatan, (ber yaitu sederhana stereotip, baru), didalam diri orang tersebut terjadi seperti binatang bersel satu, proses berurutan, yakni. kompleks seperti 1) Awareness (kesadaran), yakni orang sosial, sederhana, mengadopsi baru arti seperti reflex, tetapi ada juga mengetahui setimulus (objek) terlebih melibatkan proses mental biologis dahulu lebih tinggi. tersebut menyadari dalam 2) Interest, yakni orang mulai tertarik c) Perilaku bervariasi dengan klasifikasi: kognitif, afektif, psikomotorik, kepada stimulus 3) Evaluation (menimbang nimbang baik menunjuk pada sifat rasional, tidaknya stimulus bagi dirinya).hal emosional, gerakan fisik dalam ini berarti sikap responden sudah lebih ber. d) baik lagi 4) Trial, orang baru telah mulai mencoba Perilaku bisa disadari bisa juga tidak disadari. Perilaku dalam hubungannya terhadap suatu setting fisik berlangsung konsisten sesuai waktu 57

6 situasi. Karenanya pola khas dengan pengguna dalam suatu ruangan tersebut. Bentuk ruang lobi, tempat ibadah, ruang setting fisik tersebut diidentifikasikan. Tentu saja apa aktivitas dibahas tidak lantas menjadi demikian rehabilitasi, sederhana bentuk bahwa semuanya kebutuhan auditorium bentuk mengambil lengkung ber dalam suatu tempat waktu memberi kesan dinamis, riang, tertentu. Tapi umumnya frekuensi kegiatan memberi pengaruh gembira. terjadi pada suatu setting baik tunggal Perabot penataannya. Perabot di buat ataupun berkelompok dengan setting lain memenuhi tujuan fungsional menunjukkan penataannya suatu konstan/tetap mempengaruhi sepanjang waktu. Ini menunjukkan bahwa penggunanya. tidak hanya karakter pola tetap Penerapan : penataan perabot dalam dideteksi dalam hubungannya ruang disesuaikan dengan kebutuhan dengan suatu setting tapi juga kemungkinan serta aktivitas pengguna ruang. muncul seperti pola tanggapan kag berubah menjadi Warna, memiliki peranan penting dalam penciptaan suasana ruang sebaliknya. Hal hal perlu kita ketahui mendukung tertentu. juga perancangan fisik ruang Warna berpengaruh terhadap tanggapan mempunyai psikologis berpengaruh terhadap variable berpengaruh variable terhadap kualitas ruang. penggunanya, yaitu : Penerapan : warna digunakan Ukuran dengan bentuk ruang tidak dalam ruangan harus memiliki nilai tepat akan mempengaruhi psikologis positif tingkah laku penggunanya. mempengaruhi negative. Penerapan : ukuran ruang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, dimana ukuran ruangan tersebut disesuaikan 58 merubah atau

7 Berikut tabel mengenai persepsi warna bagi. WARNA KESAN DARI JARAK KESAN DARI KEHANGATAN RANGSANGAN MENTAL Biru Sangat jauh Dingin Penuh ketenangan Hijau Sangat jauh Dingin ke netral Sangat tenang Merah Dekat Hangat Sangat merangsang Orange Sangat dekat Sangat hangat Merangsang Kuning Dekat Sangat hangat Merangsang Cokelat Sangat dekat Netral Merangsang Ungu Sangat dekat Dingin Agresif, menekan Suara, temperature pencahayaan. cenderung minim pencahayaannya Unsur unsur ini mempunyai andil membuat orang menjadi malas jika dalam mempengaruhi kondisi ruang terlalu terang menyebabkan silau penggunanya. menyakitkan mata. Suara keras menggangu ketenangan seseorang. Penerapan : agar tidak menggangu Sejarah perkembangan teori behavioris ketenangan dengan suara keras, maka Edward Edward Lee Thorndike (1874- ruang dibuat kedap suara agar suara tidak ( )) menggangu ketenangan ruangan lain. Tempertatur Thorndike belajar dengan merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi- kenyamanan pengguna ruang, dimana asosiasi anatara peristiwa disebut suhu mempengaruhi stimulus respon. Teori belajar ini kenyamanan ruang (thermal confor disebut teori connectionism. Eksperimen orang Indonesia ialah antara 25,4 C dilakukan dengan kucing 28,9 C) dimasukkan pada sangkar tertutup ruang Pencahayaan berpengaruh Menurut sangat mempengaruhi apabila pintunya dibuka secara kondisi psikologis seseorang. Ruang otomatis bila knop di dalam sangkar disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial Error Yaitu : aya aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, adal eliminasai terhadap berbagai respon 59

8 salah, ada kemajuan reaksi-reaksi tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata mencapai tujuan. individu dikendalikan melalui cara Thorndike menemukan hukum-hukum : mengganti stimulus alami dengan stimulus 1. Hukum kesiapan (Law of Readiness) tepat menkan pengulangan Jika suatu organisme didukung oleh respon diinginkan. Sementara individu kesiapan memperoleh pelaksanaan tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari stimulus maka luar. Belajar menurut teori ini suatu akan proses perubahan terjadi karena aya tingkah menimbulkan sehingga kuat laku kepuasan asosaiasi individu syarat-syarat cenderung reaksi.yang menimbulkan terpenting dalam belajar diperkuat. menurut teori ini aya latihan 2. Hukum latihan pengulangan. Kelemahan teori ini Semakin sering suatu tingkah laku belajar hanyalah terjadi secara otomatis dilatih atau digunakan maka asosiasi keaktifan penentuan pribadi dihiraukan. tersebut semakin kuat. Skinner ( ) 3. Hukum akibat Skinner menganggap reward Hubungan stimulus respon cenderung rierforcement merupakan factor penting diperkuat bila akibat menyenangkan dalan belajar. Skinner berpen bahwa cenderung diperlemah jika akibanya tidak tujuan psikologi meramal mengontrol memuaskan. tingkah laku. Pda teori ini guru memberi Ivan Petrovich Pavlov ( ) Teori pelaziman klasik penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini memasangkan stimuli netral atau juga disebut dengan operant conditioning.. stimuli terkondisi dengan stimuli Operans conditioning suatu proses tertentu tidak terkondisikan, penguatan operans melahirkan mengakibatkan pemasangan ini tertentu. terjadi Setelah berulang-ulang, stimuli netral melahirkan respons terkondisikan. Pavlo tersebut diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan. Operant conditing menjamin respon percobaan terhadap stimuli.bila tidak menunjukkan Dalam stimuli maka guru tidak membimbing percobaan ini anjing di beri stimulus bersarat siswa mengarahkan tingkah lakunya. sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Guru memiliki peran dalam mengontrol Contoh situasi percobaan tersebut pada mengarahkan siswa dalam proses belajar bunyi bel di kelas sehingga tercapai tujuan diinginkan penanda waktu tanpa disadari menyebabkan Prinsip belajar Skinners : proses penandaan sesuatu terhadap bunyi- - Hasil belajar harus segera diberitahukan bunyian berbeda dari pedagang makan, pada siswa jika salah dibetulkan jika benar bel masuk, antri di bank. Dari contoh diberi penguat. laboratories 60 mengadakan terhadap anjing.

9 - Proses belajar harus mengikuti irama dari - hanya melihat pada peristiwa-peristiwa belajar. Materi pelajaran digunakan eksternal. Perasaan pikiran orang tidak sebagai sistem modul. menarik Dalam proses dipentingkan digunakan pembelajaran aktivitas sendiri, hukuman. perlu tidak Behaviorisme dalam arsitektur itu Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah terlepas dari membentuk diri mereka. Di antara sosial - Tingkah laku diinginkan pendidik hadiah muncul sebagai reaksi pada psikologi mentalistik. menghindari hukuman. diberi Behaviorisme lebih Untuk diubah mereka. sebaiknya arsitektur dimana bangunan hadiah didesain oleh, secara sadar atau diberikan dengan digunakannya jadwal tidak sadar, mempengaruhi pola variable ratio reinforcer. hidup di dalam arsitektur - dalam pembelajaran digunakan shapping nya tersebut. Sebuah arsitektur Albert Bandura (1925-sekarang) dibangun memenuhi kebutuhan. Dan sebaliknya, dari arsitektur itu dijelaskan dengan pelaziman. Bandura lah muncul kebutuhan baru menambahkan konsep belajar sosial (social kembali. learning). Ia mempermasalahkan peranan 1. Arsitektur membentuk Ternyata tidak semua ganjaran hukuman dalam proses belajar. Manusia membangun bangunan demi Kaum behaviorisme tradisional menjelaskan pemenuhan kebutuhan pengguna, bahwa kata-kata semula tidak ada kemudian maknanya, dipasangkan dengan lambak atau pengguna hidup dalam obyek bangunan punya makna (pelaziman didesain klasik). bangunan tersebut. oleh itu membentuk Bangunan pada Teori belajar Bandura teori awalnya dibangun pemenuhan belajar social atau kognitif social serta kebutuh tersebut mempengaruhi efikasi diri menunjukkan pentingnya cara kita dalam menjalani kehidupan proses mengamati meniru, sosial nilai-nilai ada dalam sikap emosi orang lain. Teori Bandura hidup. Hal ini menkut kestabilan menjelaskan dalam antara arsitektur sosial dimana konteks interaksi tingkah laku timbale balik keduanya hidup berdampingan dalam berkesinambungan antara kognitine keselarasan pengaruh. Factor- contoh kansas city public library faktor berproses dalam observasi didirikan pada tahun 1873 di Oak Street Nomor 8, persis di apit oleh Wyandotte perhatian, mengingat, produksi.seperti pada Street Baltimore Avenue, Kota motorik, motivasi. Behaviorsime memang agak sukar Kansas ini di bagian dinding luarnya terjadi dilapisi dengan struktur buku-buku dalam diri individu, seg kaum behavioris sudah terkenal, seperti Kansas City menjelaskan motivasi. Motivasi 61

10 readers, Catch 22, Huckleberry Finn, The Lord of the Rings Charlotteâ s Web. Untuk membentuk mengubah pola pikir terhadap dipengaruhi oleh beberapa perancangan fisik bentuk dasar perpustakaan biasanya ruang, seperti ukuran dengan bentuk ruang, terlihat formal kaku, namun sekarang perabot penataannya, warna, suara, dibuat lebih dinamis dengan pewarnaan temperatur, pencahayaan. Pada contoh membuat bangunan terlihat lebih santai berikut ini pengambilan bentuk buku karena pewarnaan bangunan pada desain eksterior tanggapan bangunan berdampak pada terhadap kualitas ruang. warna berpengaruh psikologis terhadap berpengaruh sebagai penggunanya, hal ini Desain Arsitektur Pada skema ini mengenai Seperti pada urban housing Pruitt-Igoe arsitektur membentuk (St. Louis, USA) oleh Minoru Yamasaki. dimana hanya ter satu arah, dimana Pruitt-Igoe dibuat berdasarkan asas desain arsitektur mempengaruhi Le Corbusier men penghargaan arsitektural. Gedung-gedung dibuat anti sehingga dijelaskan Perilaku Manusia membentuk dari desain arsitektur tersebut. rusak dengan pemakaian bahan tertentu 2. Perilaku membentuk arsitektur sebagai lapisan luar gedung. Namun 62 Manusia membangun bangunan, karena ini kemudian kemudian membentuk membawa efek berbeda terhadap itu sendiri. Setelah arsitektur itu sendiri. Karena dibuat anti terbentuk akibat arsitektur telah rusak, dibuat, kembali membentuk tertantang merusak gedung arsitektur dibangun sulit dirusak tersebut. Tidak hanya sebelumnya atas dasar eksterior saja, secara interior, lampu telah terbentuk, seterusnya. gedung ini ditutupi oleh kerangka agar telah orang-orang sekitar malah

11 lampu tidak bisa dirusak atau dipecahkan kesenjangan sosial, hingga kriminalitas secara sengaja, cat tembok terbuat dari banyak terjadi disini. bahan karet agar tidak bisa dicoreti, Setiap arsitektur dibuat atas dasar ataupun lift terbuat dari bahan antigores. kebutuhan menghasilkan efek Melihat perlakuan seperti ini, berbeda terhadap arsitektur masyarakat menjadi tertantang kembali itu merusak arsitektur katanya kembali arsitektur diadaptasi dari tidak bisa dirusak tersebut. Muncullah kebutuhan permasalahan baru yakni Vandalism. berdampak terhadap psikologi seseorang. sendiri. Mengenai pembangunan Rasis antara kulit hitam dengan putih, Proyek rumah susun ini terpaksa bersama. Taman, tempat rekreasi, tempat dihancurkan karena ada perasaan takut di olahraga bersama, tempat parkir bersama di kalangan penghuninya terhadap kompleks perumahan tempat di mana kriminalitas di daerah ini, akan tetapi hal orang saling berjumpa. Perjumpaan dasar gagalnya sering terjadi akan menyebabkan orang kompleks perumahan ini menarik para saling mengenal, oleh karena penghuni tidak tersedianya tempat- tempat merupakan tempat berkumpul arsitektur terbentuk menyebabkan tersebut maka suatu bentuk. Desain Arsitektur Pada skema ini dijelaskan mengenai Perilaku Manusia Untuk menciptakan membentuk nyaman bagi penghuninya maka kita sebagai dimana telah perancang perlu mengetahui keinginan atau terbentuk mempengaruhi citra ada dalam suatu wilayah dalam sebagai pengguna kemudian cakupan luas dalam suatu tempat mengkaji kembali desain arsitektur tersebut dalam cakupan sempit, hal ini di sehingga cerminkan dari preseden arsitektural berikut desain arsitektur membentuk kembali desain arsitektur tersebut. ini : Hal ini dicerminkan pada rancangan Paparan preseden arsitektural unit di Chandigarh, India 63

12 Kota ini tidak bermakna selain sebagai cahaya, ruang udara segar. Namun, penanda lokasi, dikarenakan akibat taman tidak dipertimbangkan dalam perencanaan kota sepi tidak menunjang gaya tersebut pola hidup di kota kota hidup masyarakat pemakainya. Chandigarh, india lama. dirancang oleh arsitek Le Corbusier sesuai berjubel daripada berada di ruang lengang dengan gagasan gagasan baru dalam lebih suka penataan fasilitas ala india perencanaan dari pada ala eropa. kota barat modern, Masyarakatnya lebih suka memperhatikan kebutuhan akan Perencanaan kota Chandigarh Beberapa fasilitas kota di-modern-kan arsiteknya, taman taman kosong, sekolah seiring berkembangnya zaman jarang dikunjungi, pusat pertokoan rapi Setelah hasil desain itu dihuni, telah diubah oleh pola belanja penduduk terbentuklah sebuah kota menurut kebutuhan sehingga tidak lagi menjadi seperti penghuninya bukan menurut prediksi direncanakan. 64

13 Kini telah banyak disadari bahwa menjadikan kota atau lebih variabel sosial lebih berperan daripada wi, diperlukan kesadaran bahwa faktor arsitekturnya dalam pembentukan keberhasilan suatu memenuhi pola sosial. Jelaslah bahwa kemungkinan kebutuhan terletak pada bagaimana kompleks tersebut mampu mendukung ataupun emosional merupakan suatu fungsi terjadinya sosial positif. kompleks dari kebiasaan maksud Ada hubungan langsung antara kebutuhan seseorang. Seperti juga halnya faktor lain fisik kebutuhan sosial. spasial, dianggap pemicu seseorang. Untuk 65

14 Dalam proses arsitektural kreatif, membentuk kepribadian serta empat dimensi studi, memiliki nilai positif. Hal ini juga yaitu,,, tidak lepas dari hasil kreasi seorang arsitek waktu merupakan hal mendasar. membentuk suatu kesatuan harmonis Dengan mempelajari bentuk dalam berbagai dimensi, terutama dimensi pemaknaan ruang dalam kerangka waktu kenyamanan keamanan. Dengan kata tertentu, memungkinkan lain, ketika merancang, seorang arsitek mengerti bagaimana bisa diandaikan membuat asumsi asumsi ditransmisikan bagaimana seseorang tentang kebutuhan, memperkirakan memiliki atau menginternalisasikannya. bagaimana ber, bergerak arsitek hal tersebut dalam nya, lalu memutuskan 3. bagaimana bangunan tersebut menjadi PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan pengkajian sehat bagi pemakainya diatas ditarik kesimpulan bahwa hal Pernyataan rekomendasi hal kasat mata seperti Pendekatan perancangan tidak hanya dinilai dari luar atau hanya Pendekatan perancangan dilakukan bentuk fisik semata, akan tetapi diperlukan pada objek arsitektur pendekatan kajian dalam pengguna pada khususnya mendalami serta mengetahui lebih lanjut umumnya. Pendekatan seseorang. Arsitektur merupakan ini sangat diperlukan agar sesuai dengan disiplin fugsi aktivitas pengguna dalam lebih mendalam sintetis senantiasa mencakup ketiga hal diatas dalam setiap bangunan. rancangannya. pendekatan ini maka diharapkan Dengan semakin Dengan menggunakan berkembangnya ilmu pengetahuan pengguna makin kompleks maka fasilitas ada dengan aman (human behaviour) semakin diperhitungkan nyaman. dalam proses perancangan sering Pengaplikasian pendekatan ini disebut diterapkan dalam setiap detail bagian sebagai pengkajian dalam arsitektur. Berdasarkan hal melakukan segala bangunan, seperti : penataan masa itulah bangunan, zoning, sirkulasi, denah, disimpulkan bahwa antara arsitektur bentuk ter hubungan erat, hal ini teksture, interior plafon, serta pola dilihat dari aspek aspek pembentuk lantai. akibat atau ruang, ornamen, material, Pendalaman rancangan bentuk arsitektur sebaliknya. Dengan Pendalaman rancangan diambil kata lain diarahkan dalam kearah lebih baik bila nilai nilai pendalaman karakter ruang. Pendalaman positif dari atau bentuk arsitektur karakter ruang mengacu pada tatanan 66 perancangan ini

15 ruang, bentuk ruang, ruang gerak, Mar at, Samsunuwiyati & Kartono, besaran ruang, pemilihan warna Lieke Indieningsih (2006). Perilaku bentuk perabot, suasana, lansekap Manusia. Bandung: PT Refika ruang luar. Kesemuannya mempengaruhi Aditama. tingkat kenyamanan keamanan bagi Yuliana, Anita (2009). Perilaku pengguna. Maka dari itu di lakukan Arsitektur. From pendalaman rancanagan kedepannya menentukan karakter 009/06/arsitektur--prilaku.html, 28 objek arsitektur agar lebih sesuai dengan November 2010 penggunanya yaitu para Desi (2003). Fungsi Ruang dalam pengguna bangunan. Hal ini juga Arsitektur. From mempermudah dalam pengerjaan objek /jiunkpe/s1/desi/2003/jiunkpe-ns-s1- arsitektural ini karena telah mengetahui interior- terlebih dahulu segala sesuatu chapter3.pdf, 20 November 2010 berhubungan dengan penataan pengaplikasian pengguna pada catatan/teori%20belajar%20dan bangunan / objek arsitektur. %20PEMBELAJARAN.htm DAFTAR PUSTAKA makalah.blogspot.com/2008/07/teori- Laurens, Joyce Marcella (2004). belajar-akhmad-sudrajat-m.html Arsitektur Perilaku Manusia. Jakarta: PT Grasindo. 67

TEORI BELAJAR DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN THEORY OF LEARNING ACCORDING TO EDUCATIONAL PSYCHOLOGY ABSTRACT

TEORI BELAJAR DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN THEORY OF LEARNING ACCORDING TO EDUCATIONAL PSYCHOLOGY ABSTRACT Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 2, Oktober 2013 62 TEORI BELAJAR DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN THEORY OF LEARNING ACCORDING TO EDUCATIONAL PSYCHOLOGY RK Rusli 1a dan MA Kholik 1 1 Program

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU)

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) Penguatan (+) Stimulus Respon Reinforcment Penguatan (-) Faktor lain ialah penguatan (reinforcement) yang dapat memperkuat timbulnya respons. Reinforcement bisa

Lebih terperinci

Teori Pendidikan dan Teori Belajar dalam Kurikulum. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B.

Teori Pendidikan dan Teori Belajar dalam Kurikulum. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B. Teori Pendidikan dan Teori Belajar dalam Kurikulum Oleh Fauzan AlghiFari / 15105241008 / TP-B http://fauzanfari.blogs.uny.ac.id A. TEORI PENDIDIKAN BEHAVIORISME Teori behaviorisme adalah teori belajar

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Pertemuan ke-2 1 Pemerolehan vs Pembelajaran Pemerolehan memiliki ciri-ciri yang sama dengan pemerolehan bahasa pertama, seorang anak penutur asli, sedangkan belajar bahasa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Pengertian Tema Arsitektur Berwawasan Perilaku, berasal dari kata : Arsitektur : Arsitektur adalah ruang fisik untuk aktifitas manusia, yang memungkinkan pergerakan manusia

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Belajar dan Pembelajaran yang dibina oleh Bapak Drs. Parno, M.

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Belajar dan Pembelajaran yang dibina oleh Bapak Drs. Parno, M. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Belajar dan Pembelajaran yang dibina oleh Bapak Drs. Parno, M.Si oleh Yunida Ekawati 110321406344 Zul Farida Arini 110321406367 Elies

Lebih terperinci

Teori Belajar Behavioristik

Teori Belajar Behavioristik Teori Belajar Behavioristik Pandangan tentang belajar : Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R (stimulus- respon) Ciri-ciri teori belajar behavioristik : a. Mementingkan

Lebih terperinci

Teori-teori Belajar. Teori Behavioristik. Afid Burhanuddin. Memahami teori-toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran.

Teori-teori Belajar. Teori Behavioristik. Afid Burhanuddin. Memahami teori-toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran. Teori-teori Belajar Teori Behavioristik Afid Burhanuddin Belajar Mengajar Kompetensi Dasar Memahami teori-toeri belajar dan implementasinya dalam proses pembelajaran Indikator Memahami hakikat teori pembelajaran

Lebih terperinci

E.E.L. THORNDIKE Belajar merupakan peristiwa asosiasi antara stimulus (S) dengan respon (R) Supaya tercapai hubungan antara S dengan R, dibutuhkan kem

E.E.L. THORNDIKE Belajar merupakan peristiwa asosiasi antara stimulus (S) dengan respon (R) Supaya tercapai hubungan antara S dengan R, dibutuhkan kem TEORI BELAJAR Rosita E.K., M.Si E.E.L. THORNDIKE Belajar merupakan peristiwa asosiasi antara stimulus (S) dengan respon (R) Supaya tercapai hubungan antara S dengan R, dibutuhkan kemampuan untuk melakukan

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR SKINNER

TEORI BELAJAR SKINNER TEORI BELAJAR SKINNER A. ALIRAN PSIKOLOGI TINGKAH LAKU (BEHAVIOR) Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

UNIVERSITAS NEGERI MALANG TEORI-TEORI PENDIDIKAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Yang dibina oleh Bapak Drs. H. M.A. Prawoto, M.Pd The Learning University Oleh: INNECKE KARTIKA W.W. VANI IKAWATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga dan dipelihara karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU

TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU 1. Teori Belajar Tingkah Laku (Behaviorisme) Paham behaviorisme memandang belajar sebagai perkayaan/penambahan materi pengetahuan (material) dan atau perkayaan pola-pola respon

Lebih terperinci

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa Fery Mulya Pratama pratama.ars@gmail.com Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa Fery Mulya Pratama Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Matematika dan IPA,

Lebih terperinci

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN TEORI TEORI BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam

Lebih terperinci

Menyampah' dari Perspektif Psikologi (2) Marselius Sampe Tondok Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Menyampah' dari Perspektif Psikologi (2) Marselius Sampe Tondok Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Menyampah' dari Perspektif Psikologi (2) Marselius Sampe Tondok Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Dipublikasikan pada Harian Surabaya Post, 20 Juli 2008 Kalau pada edisi lalu kita membahas perilaku

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut

Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Lanjut Oleh : LUGTYASTYONO BN 9810500081 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN S U R A K A R T A 2011 1. Apa pengertian

Lebih terperinci

Social Learning Theory

Social Learning Theory Modul ke: 04Fakultas Erna PSIKOLOGI Social Learning Theory Multahada, S.HI., S.Psi., M.Si Program Studi Psikologi Pendekatan Umum Teori P E R I L A K U o B S E R V A T I O N A l Teori Belajar Tradisional

Lebih terperinci

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/ BAB V KAJIAN PUSTAKA 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain Arsitektur Humanis Tema desain pada proyek Rumah Sakit Jiwa di Kabupaten Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

Lebih terperinci

TEORI PENGUATAN OLEH SKINNER

TEORI PENGUATAN OLEH SKINNER TEORI PENGUATAN OLEH SKINNER A. Bentuk Teori Skinner B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan

Lebih terperinci

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI Subtitle MENGAPA INDIVIDU BERPERILAKU AGRESIF? PENDEKATAN-PENDEKATAN BIOLOGIS PSIKODINAMIKA BEHAVIOR HUMANISTIK KOGNITIF Memandang perilaku dari sudut pandang pemfungsian

Lebih terperinci

Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt

Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt Teori Teori Belajar: Behaviorisme, Kognitif, dan Gestalt Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan sejumlah teori belajar yang bersumber dari aliran aliran psikologi. Di bawah ini akan dikemukakan

Lebih terperinci

Behavior and Social Learning Theory

Behavior and Social Learning Theory MODUL 4 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1 Behavior and Social Learning Theory Materi yang akan di bahas: a. Pendekatan Umum Teori b. Penekanan pada Perilaku Belajar c. Hukum Universal d. Teori Belajar Modern e.

Lebih terperinci

Pengertian Psikologi

Pengertian Psikologi 1 Pengertian psyche Pengertian Psikologi Psikologi berasal dari kata Yunani psyche yang artinya jiwa. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti : ilmu yang mempelajari tentang

Lebih terperinci

TEORI behaviorism. Teori belajar koneksionisme

TEORI behaviorism. Teori belajar koneksionisme TEORI behaviorism Ada dua jenis pengkondisian: Tipe S : respondent conditioning (pengkondisian responden) identik dengan pengkondisian klasik. Menekankan arti penting stimulus dalam menimbulkan respons

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Saat ini industri perhotelan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia usaha yang ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada. Dengan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA

PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA Pia Sri Widiyati Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain InterStudi Jl. Kapten Tendean No. 2 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Abstrak Para ahli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.

Lebih terperinci

Pengantar Modifikasi Perilaku

Pengantar Modifikasi Perilaku Modul ke: 01 Ainul Fakultas Psikologi Pengantar Modifikasi Perilaku Pengertian, Sejarah, Review Psikologi belajar, Ruang lingkup, Manfaat mempelajari Modifikasi Perilaku Mardiah, S.Psi, M.Sc. Program Studi

Lebih terperinci

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi

Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Behaviorisme Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Tokoh Tokoh: Ivan P. Pavlov 1849 1936 John Broadus

Lebih terperinci

antara stimulus dan respon. Menurut Pavlov respon dari seseorang tergantung

antara stimulus dan respon. Menurut Pavlov respon dari seseorang tergantung Teori teori Behaviorisme 1. Classical Conditioning, Ivan Pavlov (1849 1936) Pavlov adalah seorang psikolog dari Rusia yang menemukan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut Pavlov respon dari seseorang

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans)

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Proses belajar adalah proses yang kompleks, tergantung pada teori belajar yang dianutnya. 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Ada beberapa pendapat mengenai pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

B.F. Skinner. Pendekatan Psikologi Skinner

B.F. Skinner. Pendekatan Psikologi Skinner B.F. Skinner Teori Kepribadian Behaviorisme Pendahuluan Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologis yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913. Seperti halnya psikoanalisa, behaviorisme

Lebih terperinci

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal Aulia Fikriarini Muchlis (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung (2) Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini peneliti memaparkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Penelitian Hasil pengamatan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 1 MEI 2012

MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 1 MEI 2012 Oleh : Rieka Angkouw 1, Herry Kapugu 2 ( 1 Mahasiswa Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi) ( 2 Staf Pengajar Prodi Arsitektur. Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi) ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

KEPEKAAN MERUANG SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DISAIN INTERIOR. Syaifuddin Zuhri UPN Veteran Jawa Timur

KEPEKAAN MERUANG SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DISAIN INTERIOR. Syaifuddin Zuhri UPN Veteran Jawa Timur KEPEKAAN MERUANG SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DISAIN INTERIOR Syaifuddin Zuhri UPN Veteran Jawa Timur Abstrak Disain adalah ungkapan imajinasi seseorang akan sesuatu yang dituangkan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH WARNA RUANG KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK SANTA ANGELA BANDUNG

PENGARUH WARNA RUANG KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK SANTA ANGELA BANDUNG ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.3, No.3 December 2016 Page 1233 PENGARUH WARNA RUANG KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK SANTA ANGELA BANDUNG Yessi Dwipertiwi Sastradipura

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Gambaran beberapa kata kunci dengan pengelompokan dalam tapak dan sekitarnya, dengan pendekatan pada tema : Diagram 3.1.Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605). BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan untuk menekan atau untuk mencegah tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Sesuai dengan konsep pemasyarakatan yang diterapkan oleh pemerintah, secara filosofis pemidanaan tidak lagi bertujuan untuk memberikan penderitaan sebagai bentuk

Lebih terperinci

Teori Belajar dan Pembelajaran

Teori Belajar dan Pembelajaran Teori Belajar dan Pembelajaran Omon Abdurakhman, Radif Khotamir Rusli ABSTRACT Learning theory is the core matter for a teacher in learning practices for students. This is related to the teacher's professional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang diekspresikan dalam wujud media tulis. Untuk itu, karya sastra dihasilkan melalui imajinasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan proses yang kompleks, terbentuk dari potensi anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak berlangsung

Lebih terperinci

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru. Perubahan

Lebih terperinci

Rizka Amalia. A ( ) Ahmad Nur Fadholi ( ) BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Teori Behavioristik

Rizka Amalia. A ( ) Ahmad Nur Fadholi ( ) BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Teori Behavioristik Rizka Amalia. A (152071000026) Ahmad Nur Fadholi (152071000015) BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Behavioristik Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Perspektif behavioral

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016 Kompetensi Inti : Memahami teori belajar dan prinsip pembelajaran yang dapat diterapkan pada Pendidikan Anak Usia Dini Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan bagian penting dalam kehidupan bermasyarakat. Penggunaan bahasa yang baik menunjukkan jati diri masyarakat yang baik. Agar dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Olahraga dapat menjadi batu loncatan sebagai pemersatu bangsa, daerah dan negara lainnya, baik di dalam skala nasional maupun internasional. Dalam setiap skala, negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya saja, tetapi ada tiga bidang. yang harus diperhatikan, diantaranya 1

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya saja, tetapi ada tiga bidang. yang harus diperhatikan, diantaranya 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah aset yang penting didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena bagaimanapun tidak ada bangsa yang maju tanpa diiringi pendidikan

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. 1 ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG 2 BENTUK alat untuk menyampaikan ungkapan arsitek kepada masyarakat Dalam Arsitektur Suatu wujud yang mengandung maksud

Lebih terperinci

2.1 Analisis Sikap II. LANDASAN TEORI Pengertian Sikap. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

2.1 Analisis Sikap II. LANDASAN TEORI Pengertian Sikap. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok 21 II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Pengantar Memahami Teori Perkembangan Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Kajian Perkembangan Manusia Apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Dalam interaksi antar manusia

Lebih terperinci

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015 Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat.

Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat. TEORI BEHAVIORISME PRINSIP PRINSIP TEORI BEHAVIORISME 1. Obyek psikologi adalah tingkah laku 2. semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek 3. mementingkan pembentukan kebiasaan ADA DUA ALIRAN

Lebih terperinci

Agus Triyanto, M.Pd. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2011

Agus Triyanto, M.Pd. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2011 Agus Triyanto, M.Pd. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2011 Teori Belajar Behavioristik Tokoh Teori Behavioristik a. Edward Lee Thorndike

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA TEORI BELAJAR DISIPLIN MENTAL, BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME

PERBANDINGAN ANTARA TEORI BELAJAR DISIPLIN MENTAL, BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME PERBANDINGAN ANTARA TEORI BELAJAR DISIPLIN MENTAL, BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME Disiplin Mental Behaviorisme Kognitifisme Belajar merupakan penyeimbangan dari kekuatan, kemampuan dna potensipotensi yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS TEMA 3.1. Arsitektur Perilaku Setiap orang pasti merasakan ketakutan tertentu secara psikologis mengenai hal yang berkenaan dengan Rumah Sakit. Hal ini dikarenakan kita takut akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk terus maju dan berkembang karena pendidikan merupakan wahana untuk

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,

II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto, II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Menurut Slameto (2003:102) pengertian persepsi adalah proses yang menyangkut

Lebih terperinci

Pertemuan 5 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL

Pertemuan 5 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL Pertemuan 5 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL Mempelajari psikologi individu melalui fungsi biologi/tubuh Fokus : Bagaimana tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan dan pikiran seseorang Biologi mempengaruhi

Lebih terperinci

BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR Makalah yang disampaikan dalam Sarasehan Pendidikan Membentuk Siswa yang Rajin Belajar dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Balai Dukuh Mulo Wonosari, 14 Juli 2013. BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika

LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG Oleh I Kadek Mardika UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2015 i KATA PENGANTAR Dunia arsitektur selama ini lebih banyak diketahui

Lebih terperinci

Oleh : Muh. Mustakim, M.Pd.I

Oleh : Muh. Mustakim, M.Pd.I Oleh : Muh. Mustakim, M.Pd.I Hakikat Belajar Belajar merupakan proses mencapai berbagai dan sikap untuk bekal hidup di masa mendatang. macam kompetensi, Belajar adalah proses mendapatkan perubahan dalam

Lebih terperinci

Desain dan Pengembangan Pelatihan

Desain dan Pengembangan Pelatihan Modul ke: Desain dan Pengembangan Pelatihan Teori Pembelajaran Efektif Fakultas PSIKOLOGI EY Eka Kurniawan, M. Psi eyeka13@gmail.com Program Studi Psikologi Renungan Tell me and I forget. Teach me and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya berfokus pada penentuan harga semata namun juga aspek

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya berfokus pada penentuan harga semata namun juga aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Era globalisasi tidak hanya membuka peluang bagi setiap perusahaan untuk mengembangkan usahanya namun juga persaingan yang keras untuk menawarkan produk yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan

Lebih terperinci

Teori belajar : Analisis perilaku BF Skinner

Teori belajar : Analisis perilaku BF Skinner Teori belajar : Analisis perilaku BF Skinner Biografi BF Skinner Burrhus Frederic Skinner lahir 1904 di Pennsylvania Ayahnya seorang pengacara dan politisi ternama, ibunya seorang ibu rumah tangga Skinner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian

Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian Pengaruh Atmosfer Toko Terhadap Keputusan Pembelian I. Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi proses ketika individu atau kelompok tertentu membeli,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dalam rangka sistem pendidikan nasional yang merupakan salah satu bentuk

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Menurut catatan sejarah umat manusia yang sempat terungkap tentang keberadaan dan perkembangan perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, bisnis ritel memperluas pasar produk

Lebih terperinci

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT i MEMAHAMI CITRA KOTA TEORI, METODE, DAN PENERAPANNYA Dr.Ir. Edi Purwanto, MT Diterbitkan Oleh: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang 2014 ii MEMAHAMI CITRA KOTA TEORI, METODE, DAN PENERAPANNYA

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan pondasi pokok dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa dalam

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI Ni Nyoman Ayu Surasmi 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang pertumbuhan dan perkembangan, manusia tidak lepas dari proses belajar. Selam hidup selama itu pula manusia akan dihadapkan dalam situasi belajar. Proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswanya sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Utama Perencanaan Panti Sosial Bina Remaja Yogyakarta ini bertujuan merancang sebuah fasilitas pembinaan remaja dengan menghasilkan konsep tata ruang yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pada aplikasi riilnya, pelaksanaan program akselerasi selalu. pilihan, dengan kemampuan intelegensi di atas rata-rata.

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pada aplikasi riilnya, pelaksanaan program akselerasi selalu. pilihan, dengan kemampuan intelegensi di atas rata-rata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program akselerasi adalah pemberian pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai potensi kecerdasan dan / atau bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan program

Lebih terperinci