Analisis Pemahaman Soal Grafik Mahasiswa Pendidikan MIPA Menggunakan Pemodelan Rasch
|
|
- Liani Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Pemahaman Soal Grafik Mahasiswa MIPA Menggunakan Pemodelan Rasch Nurgan Tadeko, Muslimin, dan Sahrul Saehana Program Studi Fisika, Jurusan MIPA, FKIP, Universitas Tadulako Jl. Seokarno-Hatta km.9 Palu- Sulawesi Tengah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemahaman mahasiswa MIPA Universitas Tadulako dalam mengerjakan soal grafik. Instrumen yang digunakan yaitu tes pilihan ganda soal grafik dan menambahkan likert keyakinan jawaban sebagai bentuk pengumpulan informasi yang lebih legkap. Metodologi yang dilakukan adalah kualitatif. Tes dilakukan terhadap 24 responden dari mahasiswa program studi pendidikan fisika, kimia, biologi dan matematika angkatan Pemilihan responden berdasarkan nilai fisika dasar I, fisika umum dan nilai mata kuliah dasar program studi masing-masing. Pemodelan Rasch digunakan sebagai tahap memproses data dari data mentah menjadi bilangan logit yang memberikan informasi terkait infit, outfit, dan Undimensionalitas. Hasil analisis yang dilakukan dengan mempertimbangkan responden yang outliers atau misfits, data software Ministep, alasan jawaban serta likert keyakinan jawaban maka di peroleh 12 responden yang sesuai dengan pemodelan Rasch. Untuk mendapatkan data yang lebih baik, maka proses analisis dilakukan dengan mempertimbangkan likert keyakinan jawaban dan alasan yang diberikan oleh responden. Hasil dari proses tersebut, setiap jawaban responden dapat diklasifikasikan menjadi 6 kategori yang diantaranya kategori yang mengindikasikan memahami, tidak memahami dan miskonsepsi. Instrumen yang digunakan sebanyak 4 butir soal secara keseluruhan telah sesuai. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa responden program studi Biologi terindikasi memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik dibandingkan responden lainnya. Kata Kunci: Pemahaman Grafik; Pemodelan Rasch I. PENDAHULUAN Pentingnya memahami grafik tidak hanya oleh siswa, tetapi juga oleh guru. Hal itu menjadi lebih penting lagi bagi calon guru MIPA, kususnya guru fisika. Dalam kegiatan sehari-hari guru fisika dituntut memiliki cara penyampaian materi yang lebih efisien dan praktis, sehingga memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep. Oleh karena itu calon guru MIPA, khususnya guru fisika di sekolah menengah perlu memiliki kemampuan membaca dan memahami serta mampu menyajikan materi atau informasi dalam bentuk grafik. Dengan demikian penelitian yang berupaya mengungkapka seberapa jauh pemahaman mahasiswa terhadap grafik yang berisi konsep-konsep fisika perlu dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan hasil studi oleh Fahmi [1] yang menemukan bahwa mahasiswa pendidikan fisika semester 1, 3 dan 5 mengalami kesulitan dalam memahami soal grafik. Selain itu, Wemyess [2] menemukan kesulitan yang sering dihadapi mahasiswa dalam mengerjakan soal grafik yaitu soal dengan dua grafik pada satu bidang kartesian. Studi yang dilakukan oleh Planinic [3] yang menemukan bahwa masih ada pengaruh bidang ilmu terhadap pemahaman soal grafik. 1 Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester awal program studi pendidikan fisika, pendidikan matematika dan ekonomi dengan soal dari tiga bidang ilmu tersebut. Tidak hanya mahasiswa, Hastuti, dkk [4] juga menemukan permasalahan yang sama pada siswa SMA, dimana dalam mengerjakan soal grafik siswa tersebut masih salah dalam membaca dan mengartikan soal grafik. Stevens [5] menambahkan meskipun grafik ini sudah sangat sering dijumpai oleh pelajar di segala bidang ilmu, namun menunjukkan pada setiap jenjang usia selalu mengalami kesulitan dalam memahami grafik. Pemahaman grafik tidak hanya penting untuk mahasiswa calon guru fisika, hal ini berkaitan dengan grafik yang selalu ditemukan dibidang ilmu lain dalam MIPA. Oleh karena itu penelitian ini mendeskripsikan pemahaman mahasiswa MIPA terhadap soal grafik fisika dengan latar belakang ilmu yang berbeda, dengan melakukan tahapan-tahapan pemodelan Rasch. II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualititaif dengan mengikutsertakan 24 responden dari pendidikan MIPA Fakultas
2 Keguruan dan Ilmu Universitas Tadulako. Data yang didapatkan berupa data primer dari hasil tes. Tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda beralasan dengan likert keyakinan jawaban. Data-data hasil tersebut akan dimasukkan dalam software Ministep yang merupakan salah satu rangkaian dalam pemodelan Rasch. Output dalam perangkat lunak ini yaitu berupa tabel Item Measure, Person Measure, Variable Maps dan Reliabilitas yang telah dikonversi sebelumnya menjadi bilangan logit. Bilangan logit ini harus memenuhi syarat Nilai Outfit Mean Square (MNSQ), Outfit Z-Standard (ZSTD), Point Measure Correlation (Pt Mean Corr) dan nilai Reliabilitas menurut pemodelan Rasch. Menurut Sumintono [9] dari bilanganbilangan logit yang didapatkan dari output software Ministep tersebut, terdapat skala interval (mistar logit) yang menjelaskan keadaan bilangan tersebut. Adalapun skala tersebut yaitu: 1) Nilai Outfit Mean Square (MNSQ) diterima: 0,5 < MNSQ < 1,5 2) Nilai Outfit Z-Standard (ZSTD) yang diterima: -2,0 < ZSTD < +2,0 3) Nilai Point Measure Correlation (Pt Mean Corr): 0,4 < Pt Measure Corr < 0,85 Oleh karena itu responden akan terkualifikasi berdasarkan nilai tersebut yang berkaitan dengan masuk dan tidaknya responden dalam pemodelan. Selain perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini juga dilakukan analisis secara manual berkaitan dengan alasan jawaban dan likert keyakinan yang telah dikerjakan oleh responden. Dari analisis secara manual ini maka menghasilkan nilai-nilai persentasi pemahaman mahasiswa MIPA. Untuk memberikan informasi yang lebih baik maka dalam penelitian ini memberikan kategori-kategori dari hasil modifikasi dari hasan [7] dan Abraham [8]. Syarat kategori-kategori tersebut seperti berikut Tabel 1 Syarat ketegori responden No. Jawaban Skala Likert (Keyakinan) Alasan S S S S Kategori S X 3 X 1 X S S S B B B B Keterangan: 1) Jawaban : 1 = Benar 2 = Salah 2) Skala likert : 1 = Tidak yakin 2 = Kurang yakin 3 = Yakin 4 = Sangat yakin 3) Alasan : B = Alasan benar S = Alasan salah Pemodelan Rasch digunakan dengan berbantuan analisis manual. Pemodelan ini memisahkan responden dengan indikasi-indikasi tertentu sehingga masuk atau tidaknya dalam pemodelan. Hal ini berkaitan dengan lucky guess, miskonsepsi, careless, memahami atau tidak memahami. Analisis manual dimaksudkan untuk menjelaskan lebih terperinci kemampuan setiap responden. Hal ini dikarenakan analisis manual dapat menyajikan kategori-kategori responden yang pada dasarnya tidak dijelaskan lebih baik oleh pemodelan. A. Rujukan Pustaka Hasil studi Stevens [5] memperlihatkan bahwa terdapat lima belas gambar visual setiap sepuluh halaman. Survei ini menunjukkan pentingnya menyederhanakan sebuah permasalahan dalam bentuk visual. Dimana salah satu bentuk visual yang dimaksud yaitu grafik. Meskipun grafik ini sudah sangat sering dijumpai oleh pelajar di segala bidang ilmu. Namun dari hasil penelitian menunjukkan pada setiap jenjang usia selalu mengalami kesulitan dalam memahami grafik. Ada beberapa tipe grafik yang digunakan dalam sains antara lain; grafik lingkaran, grafik poligon, grafik histogram, dan grafik garik. Grafik garis merupakan salah satu tipe grafik yang banyak digunakan dalam menjelaskan konsep-konsep fisika. Grafik dalam fisika dapat membantu terhadap pemahaman konsepkonsep fisika, baik secara matematis, makna secara fisis maupun hubungan antara besaran yang satu dengan yang lainnya. X 4 X 5 X 6 12
3 Pemahaman merupakan suatu fase dalam kegiatan belajar. Pada fase ini siswa pertama kali menerima stimulus. Stimulus ini masuk ke dalam peristiwa belajar dan akhirnya informasi (stimulus) itu disimpan dalam memorinya. Dalam taksonomi Bloom, pemahaman merupakan salah satu dari enam katagori pengelompokan (taksonomi) tujuan pendidikan pada aspek kognitif. Taksonomi Bloom mengelompokkan tujuan kognitif ke dalam enam katagori yang mencakup pengenalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pemahaman berhubungan dengan kemampuan untuk menjelaskan informasi atau pengetahuan yang telah dimiliki dengan menggunakan kata-kata sendiri [6]. B. Singkatan dan Akronim (1) IRT, item response theory merupakan keerangka umum dari fungsi matematika yang khusus menjelaskan interaksi antara sampel dan soal; (2) CTT, classical test theory yaitu teori psikometri yang memperbolehkan peneliti untuk melakukan prediksi tentang hasil dari suatu ujian (tes) dengan mempertimbangkan beberapa parameter seperti kemampuan orang yang melakukan tes dan tingkat kesulitan soal yang dikerjakan; (3) MNSQ, nilai mean square adalah ukuran keacakan yang memperlihatkan jumlah distorsi dalam sistem pengukuran; (4) ZSTD, Z-Standard yaitu signifikannya jika data memang sesuai dengan model [7]. C. Persamaan Peluang: P = B/Q (1) Jumlah soal yang digunakan adalah empat buah soal grafik fisika konsep gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Dalam pemodelan Rasch validasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan tabel Item Measure. Tabel 2 ini memungkinkan untuk memberikan informasi berupa data bilangan logit yang menunjukkan kualitas instrumen yang digunakan. Angka tersebut dianalisis melalui interval angka pada kriteria Infit dan Outfir. Dari hasil yang didapatkan diketahui bahwa soal telah valid dalam pemodelan Rasch karena telah memenuhi kriteria Outfit dan Infit. Dalam hal ini dilihat dari aspek Mean-Square, Z- Standard, dan Point Measure Correlation. Hal ini menunjukkan bahwa soal sebagai instrumen penting ini telah layak digunakan. Berdasarkan peringkat, terlihat soal Nomor 1 dan 2 merupakan soal dengan tingkat kesulitan yang lebih besar dibanding soal Nomor 4, dan 3 secara berurutan. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat soal Nomor 1 Total Score sebanyak 5 responden dari 24 responden yang mengerjakan setiap soal tersebut dengan benar. Selanjutnya soal yang dikategorikan sebagai soal yang lebih mudah dari soal yang lainnya yaitu soal Nomor 3 dimana Total Score sebanyak 12 responden dari 24 responden yang menjawab benar. Tabel 3 Person Measure persamaan odd ratio: dan persamaan Logit: Odd Ratio = P/1-P (2) Logit = Log (P/1-P) (3) Keterangan : P = Peluang B = Jawaban Benar Q = Jumlah Pertanyaan III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2 Item Measure Keterangan: F : Responden pendidikanfisika M : Responden pendidikan Matematika K : Responden pendidikan Kimia B : Responden pendidikan Biologi Berdasarkan kriteria nilai Outfit Mean Square (MNSQ), nilai Outfi Z-Standard (ZSTD), Point Measure Correlation (Pt Mean Corr), maka sebanyak 12 responden tergolong sebagai responden yang outliers atau mifits. Sebanyak 12 Responden tergolong sebagai responden yang sesuai dengan pemodelan Rach. 13
4 Tabel 4 Persentase kategori responden setiap program studi Prodi Kode Kategori Responden X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 Biologi Fisika Pedidikan Kimia Matematika B B B B B Presentase (%) F F F F F F132 4 Presentase (%) K K K K K K Presentase (%) M M M M M M M Presentase (%) Rata-rata (%) Tabel 4 menunjukkan presentase kategori responden dari setiap program studi. Berdasarkan hasil perhitungan maka terlihat 3 kategori dengan nilai presentase tertinggi, yaitu kategori X 2, X 4, dan X 5. Terdapat indikasiindikasi dari ketiga kategori ini, yaitu untuk X 2 terindikasi miskonsepsi, X 4 terindikasi tidak memahami, X 5 sedangkan terindikasi memahami. Berdasarkan Tabel 5, diketahui responden prodi Biologi memiliki indikasi dengan tingkat memahami paling tinggi dari responden lain yaitu sebesar 20%. Sedangkan indikasi tidak paham sebesar 25% dan miskonsepsi sebesar 30% atau tergolong tingkat terendah, diikuti responden pendidikan fisika matematika dan kimia. Seperti yang dijelaskan sebelumnya indikasi miskonsepsi dengan presentase paling besar yaitu responden prodi pendidikan fisika yaitu sebesar 58%, diikuti responden pendidikan kimia dan matematika 50%, dan responden biologi 30%. Secara keseluruhan responden pendidikan MIPA mempunyai presentasi indikasi memahami sebesar 9%, tidak memahami 27%, dan miskonsepsi 45%. Tabel 5. Scalogram dan Perhitungan Logit Responden Butir Soal Total P ODD LOGIT B B B K K M M M M B B F F F K K K M F F F K M Tabel 5 menunjukkan tingkat abilitas responden dengan perhitungan bilangan logit. Tulisan tegak menandakan responden yang sesuai dengan pemodelan Rasch. Tulisan yang miring merupakan responden yang outlier atau misfits. Sebanyak 24 responden dari program studi pendidikan fisika, pendidikan matematika, pendidikan biologi dan pendidikan kimia yang telah mengikuti tes, dimana terdapat 12 responden yang tergolong outlier atau misfits, sebanyak 12 Responden outiers atau misfits karena beberapa alasan. Hal ini dapat berupa lucky guess yaitu berkemampuan rendah namun dapat menjawab soal yang sulit dengan benar, careless yaitu berkemampuan tinggi namun tidak dapat menjawab soal yang mudah dengan benar, tebak-tebakan, atau berasal dari jenis sekolah yang berbeda. 14
5 Berdasarkan perhitungan bilangan logit terlihat tiga responden dari pendidikan kimia dan pendidikan biologi, yang mempunyai abilitas tertinggi kedua. Namun menurut pemodelan Rasch dua responden dari pendidikan matematika dan pendidikan kimia masuk dalam pemodelan Rasch sedangkan satu responden biologi tergolong misfits. Hal ini dikarenakan responden tersebut dianggap tebak-tebakan atau lucky gues. Jika dilihat dari alasan menjawab soal, responden ini menjawab dengan benar namun alasan salah dan kurang yakin. Selain itu, soal yang sulit seperti soal Nomor 2 bisa dikerjakan, namun soal yang paling mudah tidak dapat dikerjakan dengan jawaban yang benar. Oleh karena itu, responden dari pendidikan biologi merupakan responden dengan tingkat abilitas yang tertinggi atau mempunyai tingkat pemahaman soal grafik yang lebih tinggi. Keadaan yang sama terjadi pada responden B135, F134, K135, K133 dan K132 (Tabel 5, tulisan miring) Dimana respondenresponden ini tergolong misfits dengan indikasi jawaban yang diberikan adalah tebak-tebakan. Selain itu soal yang dijawab dengan benar terlihat acak, atau soal yang mudah tiidak dapat dkerjakan namun soal yang lebih sukar dapat dikerjakan dengan benar. Terakhir yaitu responden yang berada pada tingkat abilitas paling rendah. Hal ini terjadi karena responden tersebut tidak menjawab satupun soal dengan benar. IV. KESIMPULAN Berdasarkan kategori yang telah dibuat, maka terdapat tiga kategori yang mempunyai presentase yang paling tinggi yaitu kategori X 2 yang diindikasikan sebagai kategori miskonsepsi, X 4 tidak memahami dan X 5 mamahami. Responden prodi pendidikan biologi mempunyai indikasi memahami sebesar 20%, tidak memahami 25% dan moskonsepsi 30%. fisika memahami 4%, tidak memahami 29% dan miskonsepsi 58%. kimia memahami 13%, tidak memahami 21% dan miskonsepsi 50%. Serta responden prodi pendidikan matematika memahami 4%, tidak memahami 14% dan miskonsepsi 45%. Secara umum tingkat pemahaman mahasiswa pendidikan MIPA dalam mengerjakan soal grafik sebesar 9%, tidak memahami 27% dan miskonsepsi 45%. Selain itu pemodelan Rasch dapat digunakan dalam penelitian ini terkait dengan penyajian informasi berupa data-data logit. Namun pemodelan Rasch memiliki keterbatasan untuk mengungkap informasi-informasi yang lebih dalam di setiap responden. V. DAFTAR PUSTAKA [1] Fahmi. (2012). Profil Kemampuan Memecahkan Masalah Ilmiah Mahasiswa Fisika Universitas Negeri Semarang (UNNES). Tesis Pada FMIPA Universitas Negeri Semarang. [2] Wemyss, T. (2013). "Categorization of first-year university students' interpretations of numerical linear distance-time graphs". Physical Review Special Topic Physics Education Reserch, vol. 9, hal 1-17 [3] Planinic, M. (2013). Comparison of university students' understanding of graphs in different contexts. Physical Review Special Topic Physics Education Reserch, Vol. 9, hal 1-9. [4] Hastuti, I., Surantoro, dan Rahardjo, D. T. (2012). Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Materi Pokok Kalor pada Siswa Kelas X SMA. Surabaya:Universitas Negeri Surabaya [5] Stevens-Truman, J. (2003). "Teaching Line Graphs to Tenth Grade Students Having Different Cognitive Developmental Levels by Using Two Different Instructional Modules". Reserch in Science & Technological Education, Vol. 21, hal [6] Sujalmo. (2013). Profil Pemahaman Siswa Terhadap Simbol, Huruf, Dantanda Pada Aljabar Ditinjau dari Kemampuanmatematika Siswa dan Fungsi Kognitif Rigorous Mathematical Thinking (RMT). Jurusan MIPA. Unesa. [7] Hasan, S. (1999). Misconceptions and the Certainty of Response index (CRI). IOP Science. Phy. Edu [8] Abraham, M. R, Grzybowski, E. B, Renner, J. W, (1992). Understandings and misunderstandings of eighth graders of five chemistry concepts found in textbooks. Journal of Research in Science Teaching, 29(2), [9] Sumintono, B. and Widhiarso, W. (2013). Aplikasi Model Rasch untuk Penelitian Sosial. Bandung: Trim Komunikata publisher. 15
PENGEMBANGAN DAN ANALISIS BUTIR SOAL KIMIA BERBASIS HOTS MENGGUNAKAN MODEL RASCH
PENGEMBANGAN DAN ANALISIS BUTIR SOAL KIMIA BERBASIS HOTS MENGGUNAKAN MODEL RASCH Disajikan dalam Mathematics & Science Teachers Training Kamis,16 November 2017 Johnsen Harta, M.Pd Dosen Prodi Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DENGAN MODEL RASCH
ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DENGAN MODEL RASCH Khotimah Marjiastuti dan Sri Wahyuni Universitas Negeri Yogyakarta khotimahmarjiastuti@ymail.com spdf_sri09@yahoo.com Abstrak Kajian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciANALISIS SOAL PILIHAN GANDA DENGAN RASCH MODEL
Statistika, Vol., No. 1, Mei 201 ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA DENGAN RASCH MODEL 1 Untung Kurniawan, 2 Kusuma Dewi Kris Andriyani 1 Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten 2 Badan Pusat Statistik Kota Surakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen pada pendekatan kuantitatif. Menurut Ruseffendi (2010: 52) pada metode kuasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika
Lebih terperinciAplikasi Pemodelan Rasch pada Asesmen Pendidikan: Implementasi Penilaian Formatif (assessment for learning) 1
Aplikasi Pemodelan Rasch pada Asesmen Pendidikan: Implementasi Penilaian Formatif (assessment for learning) 1 Oleh: Bambang Sumintono 2 Pendahuluan Penilaian pendidikan adalah proses yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan concrete-representational-abstract (ITCRA) terhadap
Lebih terperinciKESTABILAN ESTIMASI PARAMETER KEMAMPUAN PADA MODEL LOGISTIK ITEM RESPONSE THEORY DITINJAU DARI PANJANG TES
KESTABILAN ESTIMASI PARAMETER KEMAMPUAN PADA MODEL LOGISTIK ITEM RESPONSE THEORY DITINJAU DARI PANJANG TES Ilham Falani 1, Siti Ayu Kumala 2 Program Studi Teknik Industri, Universitas Indraprasta PGRI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dalam skripsi ini merupakan jenis penelitian pengembangan, yaitu merupakan suatu proses penelitian untuk mengembangkan suatu produk. Penelitian
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI Gilang Cempaka 1, Mujasam 2, Sri Wahyu Widyaningsih
Lebih terperinciSyamsinar Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9
Pemahaman Konsep Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Palu pada Materi Pembiasan Cahaya Syamsinar inarnore@yahoo.com Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9 Abstrak Penelitian
Lebih terperinciAnalisis Respon Siswa Terhadap Soal PISA Konten Shape and Space Dengan Rasch Model
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Analisis Respon Siswa Terhadap Soal PISA Konten Shape and Space Dengan Rasch Model Suryo Purnomo 1, Dafik 2 PM -163 Magister Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST
ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST Ita Asfuriyah 1), Sri Haryani 2), dan Harjito 2) 1 FMIPA, Universitas Negeri Semarang E-mail: aittata051@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST. Didik Setyawarno Pendidikan IPA FMIPA UNY Yogyakarta, 18 November 2016
ANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST Didik Setyawarno Pendidikan IPA FMIPA UNY Yogyakarta, 18 November 2016 ANALISIS DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN PROGRAM QUEST Untuk melakukan analisis butir
Lebih terperinciPenilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi: Aplikasi Pemodelan Rasch pada Asesmen Pendidikan 1
Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi: Aplikasi Pemodelan Rasch pada Asesmen Pendidikan 1 Oleh: Bambang Sumintono 2 Pendahuluan Pada awal abad ke dua puluh pendidikan formal yang dilakukan di
Lebih terperinciPemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako
Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako Hasnawiyah Unggul Wahyono dan Darsikin E-mail: Hasnawiyahphysics@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian pengembangan penilaian ini dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas Negeri di Surakarta Propinsi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SOAL PILIHAN GANDA SISTEMIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 2
PENGEMBANGAN SOAL PILIHAN GANDA SISTEMIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 2 Erfan Priyambodo dan Marfuatun Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, erfan@uny.ac.id
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN KOGNITIF LITERASI SAINS PADA POKOK BAHASAN TEKANAN DI KELAS VIII SMP KOTA BANJARMASIN
PENGEMBANGAN INSTRUMEN KOGNITIF LITERASI SAINS PADA POKOK BAHASAN TEKANAN DI KELAS VIII SMP KOTA BANJARMASIN Zainab, Mustika Wati, Sarah Miriam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin zainabzereka@gmail.com
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEDAN MAGNET MENGGUNAKAN THREE TIER TEST PADA SISWA KELAS XII SMA DI JEMBER Eri Setyaningsih Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER eri.setyaningsih@yahoo.com
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PENGEMBANGAN
Lebih terperinciDESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
ISSN 2338 3240 DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH Andhika Nugraha 1, I Komang Werdhiana 2, dan I Wayan Darmadi 3 Email: andhika_entrepreneur@yahoo.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS. Oleh Surya Gumilar
ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS Oleh Surya Gumilar ABSTRACT This research is aimed to know understanding graph of kinematic student with using Criteria Respon
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam bab 2 kajian pustaka diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini akan terdiri dari beberapa bagian,
Lebih terperinciPROFIL KONSEPSI MAHASISWA PADA MATERI KINEMATIKA
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,
Lebih terperinciANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMP DALAM MATERI PERBANDINGAN DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Syarifah Fadillah Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No.88 Pontianak
Lebih terperinciDESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST
DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST ARTIKEL PENELITIAN Oleh: DESFHIE YOLENTA NIM F03110031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN
Lebih terperinciANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU
ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU Wildan Hasyim Amin, Darsikin, dan Unggul Wahyono wildanhasyimamin@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciAnalisis Item Butir Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) Menggunakan Rasch Model Measurement
Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 217 Analisis Item Butir Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) Menggunakan Rasch Model Measurement JOHAN ANDRIESGO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2000). Dalam penelitian ini metode penelitian
Lebih terperincimathematics Terbimbing self-efficacy
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012, hlm. 275) menyebutkan apabila peneliti tidak dapat melakukan pengambilan sampel secara acak maka penelitian tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data. Produk. Massal. Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Metode ini digunakan untuk menghasilkan
Lebih terperinciAnalisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X
Analisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X Nurhijrah N. Atjiang dan Darsikin email : nurhijrah.atjiang@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika siswa mempelajari konsep-konsep yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran matematika siswa mempelajari konsep-konsep yang berkaitan. Misalnya untuk memahami materi sistem persamaan linear dua variabel, siswa terlebih dahulu
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU
PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KALOR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PALU Nurbaya, Nurjannah dan I Komang Werdhiana Nurbayaasisilyas@gmail.Com Program
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA. Mohammad Khairul Yaqin
IDENTIFIKASI PEMAMAHAN KONSEP FISIKA TERHADAP POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA Mohammad Khairul Yaqin Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER yaqinspc12@gmail.com Sri Handono
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Muslimah Sari, I Komang Werdhiana dan Unggul Wahyono Muslimahsari354@gmail.com
Lebih terperinciNina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS PADA POKOK BAHASAN IMPULS DAN MOMENTUM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DI SMA MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN Nina Selvizia,
Lebih terperinciKeywords: Concepts, Misconceptions, Certainty Response Indeks (CRI).
272 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2 April 2017, 272-276 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS RESPON KEPASTIAN (IRK) PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM
Lebih terperinciPENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA
PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA Antina Delhita, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tujuan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH GENETIKA
HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH GENETIKA Dewi Murni 1) 1 Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Lebih terperinciProsiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM LINIER MENGGUNAKAN APLIKASI GEOGEBRA Sri Irawati 1, Sri Indriati Hasanah 2 1, 2 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura Jalan Raya Panglegur
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 1-5
ISSN: 1693-1246 Januari 2010 J P F I http://journal.unnes.ac.id 1 EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian melalui definisi operasional
Lebih terperinciPROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA
PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA Diana Adityawardani 1) 1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains, FMIPA,
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU
PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU Sakka, Yusuf Kendek dan Kamaluddin e-mail: sakha_rahma@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciProsiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa Berbasis Keterampilan Berpikir Menerapkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Perkuliahan Medan Elektromagnet
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk menjawab beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan dalam Bab I halaman 6-7, dibutuhkan data-data terkait penelitian ini.
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA
PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA Nanda Prasetyorini 1 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa ndarin.nr@gmail.com ABSTRAK Miskonsepsi merupakan hal yang
Lebih terperinciMISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR SISWA KELAS VIII BERDASARKAN PROSES BERPIKIR MASON
Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 10 Bulan Oktober Tahun 2016 Halaman: 1917 1925 MISKONSEPSI PADA PENYELESAIAN SOAL ALJABAR
Lebih terperinciMustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERSTANDAR PISA DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) Mustafa Ramadhan 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 sunardifkipunej@yahoo.com
Lebih terperinciMISKONSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN LEMAK MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
MISKONSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN LEMAK MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN Asep Kadarohman, Nahadi, dan Mira Ratna Asri M. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian yang memiliki aspek kualitatif dan kuantitatif adalah analisis konten.
Lebih terperinciANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA Insar Damopolii 1 Universitas Papua 1 i.damopoli@unipa.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment (eksperimen semu), metode mempunyai kelompok control, tetapi tidak berfungsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pada penelitian ini, peneliti tidak memberikan perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya desain penelitian, partisipan, variabel dan definisi operasional variabel,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai populasi dan subjek penelitian, metode penelitian, variabel dan definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA
PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS MATERI FLUIDA STATIS KELAS X SMA/MA Adelia Alfama Zamista 1*), Ida Kaniawati 2 1 Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Dr. Setiabudhi, Bandung, 40154
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract
PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS Wilda Ulin Nuha dan Sukarmin Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinciAuliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 10 MALANG PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN (s) DAN HASIL KALI KELARUTAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Secara umum penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang di dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional. Penelitian pengembangan didasarkan
Lebih terperinciIdentifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX)
PROFIL MISKONSEPSI MATERI IPBA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINLY OF RESPONS INDEX) Oleh: Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Telah dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu lokasi dan partisipan penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen beserta proses pengembangannya, teknik pengumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan mata pelajaran fisika di SMA menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 adalah sebagai wahana atau sarana untuk melatih para siswa agar dapat
Lebih terperinciAnalisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus
Vol. 1 1 Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus Agus Pujianto*, Nurjannah dan I Wayan Darmadi *e-mail: Fisika_agus43@yahoo.co.id Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl.
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG ELASTISITAS DI KELAS XI SMA Diana Puspitasari Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER dianapuspitasari0911@gmail.com Sri Handono Budi Prastowo
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI BENTUK ALJABAR
ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI BENTUK ALJABAR Hodiyanto Prodi Pendidikan Matematika, IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No 8 Pontianak e-mail: haudy_7878@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciPENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU
PENGARUH PRBLEM SLVING LABRATRY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KNFLIK KGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KNSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU Sitti Hadija, Nurjannah dan Jusman Mansyur Khadijaamatullah221@yahoo.com Program
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KECURANGAN PESERTA UJIAN MELALUI METODE PERSON FIT
IDENTIFIKASI KECURANGAN PESERTA UJIAN MELALUI METODE PERSON FIT Herwin dan Heriyati Universitas Negeri Yogyakarta, a21_herwin@yahoo.co.id, 082347789847 SDN 250 Bulu Soppeng, winunm@gmail.com, 082291216750
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN SISWA DALAM BELAJAR STATISTIK KHUSUSNYA PADA HISTOGRAM
ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM BELAJAR STATISTIK KHUSUSNYA PADA HISTOGRAM Saiman Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Samudra saiman_mat@yahoo.com Abstrak: Histogram adalah grafik yang digambarkan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 3 ISSN Kata Kunci: Berpikir Kritis; Kelistrikan
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU PADA MATERI KELISTRIKAN (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tadulako Tahun Angkatan 2014) Amrullah Maguna, Darsikin
Lebih terperinciPROFIL KEMAMPUAN PENALARAN DEDUKTIF MAHASISWA PADA MATERI RUANG VEKTOR
INSPIRAMATIKA Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Volume 3, Nomor 2, Desember 2017, ISSN 2477-278X, e-issn 2579-9061 PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN DEDUKTIF MAHASISWA PADA MATERI RUANG VEKTOR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Identifikasi miskonsepsi adalah suatu upaya penyelidikan yang dilakukan
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Identifikasi miskonsepsi adalah suatu upaya penyelidikan yang dilakukan untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa dengan menggunakan tes
Lebih terperinciSuhariyono, Sriyono, Nur Ngazizah
Akurasi pendekatan Classical Test Theory dan pendekatan Item Response Theory dalam menganalisis soal UAS Fisika semester genap kelas X SMA Negeri di Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014 Suhariyono, Sriyono,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN Rahma Widiantie 1, Lilis Lismaya 2 1,2 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan Email: rahmawidiantie@gmail.com
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA
Pengembangan Butir Soal... (Indah Annisa Diena) 1 PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA DEVELOPMENT
Lebih terperinciANALISIS MULTIMODAL REPRESENTASI MAHASISWA CALON GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK DINAMIS
ANALISIS MULTIMODAL REPRESENTASI MAHASISWA CALON GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK DINAMIS Adolfina Galla, I Komang Werdhiana dan Syamsu gallaadolfina@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciDaimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan
Lebih terperinciPengembangan Modul Praktikum Mekanika Model Inkuiri
Pengembangan Modul Praktikum Mekanika Model Inkuiri Muh.Sutrisno, Amiruddin Kade dan Unggul Wahyono e-mail: Sutrisnophysics11010@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl.
Lebih terperinciModel Rasch untuk Penelitian Sosial Kuantitatif 1
Model Rasch untuk Penelitian Sosial Kuantitatif 1 Oleh: Bambang Sumintono 2 Pendahuluan Menurut Punch (2009) riset kuantitatif dalam ilmu sosial lebih dulu dikenal dibandingkan penelitian kualitatif. Pada
Lebih terperinciMELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK
MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK EXERCISING SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH IMPLEMENTATION INQUIRY
Lebih terperinciAnalisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton
Analisis Pemahaman Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Nursefriani, Marungkil Pasaribu dan H.Kamaluddin noersevi@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno
Lebih terperinciPemodelan Rasch pada Asesmen Pendidikan: suatu pengantar 1
Pemodelan Rasch pada Asesmen Pendidikan: suatu pengantar 1 Oleh: Bambang Sumintono 2 Pendahuluan Pendidikan dapat diilustrasikan sebagai proses perjalanan, misalnya seorang musafir yang mengembara dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian didahului dengan meneliti penguasaan matematika dan konten pedagogik
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi
PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data. A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya baik secara rasional, logis, sistematis, bernalar
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN PENDETEKSI MISKONSEPSI KESETIMBANGAN KIMIA PADA PESERTA DIDIK SMA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENDETEKSI MISKONSEPSI KESETIMBANGAN KIMIA PADA PESERTA DIDIK SMA Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Jl. Colombo No.1 Yogyakarta 55281 das.salirawati@yahoo.co.id Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciPenerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan Benda Tegar
Phenomenon, 217, Vol. 7 (No. 2), pp. 88-98 JURNAL PHENOMENON http://phenomenon@walisongo.ac.id Penerapan Instrumen Three-Tier Test untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Keseimbangan
Lebih terperinciMENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG
MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG Wayan Suana Universitas Lampung, Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung E-mail:
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013
IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI SMAN 1 TARIK SIDOARJO IMPLEMENTATION OF 7-E LEARNING CYCLE MODEL TO REDUCE
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA 1) Hawin Marlistya, 2) Albertus Djoko Lesmono, 2) Sri Wahyuni, 2) Maryani 1) Maahasiswa Program Studi
Lebih terperinci