Analisis Item Butir Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) Menggunakan Rasch Model Measurement

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Item Butir Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) Menggunakan Rasch Model Measurement"

Transkripsi

1 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 217 Analisis Item Butir Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) Menggunakan Rasch Model Measurement JOHAN ANDRIESGO Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Kuantan Singingi Teluk Kuantan-Riau andriesgo@yahoo.com dan andriesgo1986@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas soal ujian masuk mahasiswa baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) 17 butir (17,%) soal kategori sangat sulit, 38 butir (38,%) soal kategori sulit, 3 butir soal (3,%) kategori mudah, dan 15 butir (15,%) kategori sangat mudah; (2) 8 butir (8,%) soal yang tingkat kesesuaiannya rendah atau dengan kata lain tidak fit yang pada soal tersebut harus diadakan perbaikan atau diganti dan selebihnya 92 butir (92,%) soal yang tingkat kesesuaiannya tinggi atau soal yang fit; (3) 1 butir (1,%) soal yang bias. Hal ini dilihat dari segi latar belakang pendidikan/jurusan peserta tes pada tingkat SLTA. Berdasarkan hasil analisis butir soal terhadap kualitas butir soal menunjukkan bahwa Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) memiliki kualitas yang baik sebesar 64%, kualitas yang kurang baik sebesar 31% dan kualitas yang tidak baik sebesar 5%. Kata Kunci: Analisis Item Butir Soal, Rasch Model Measurement. PENDAHULUAN Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Sama halnya dengan sebuah sekolah, perguruan tinggi ada yang berstatus negeri yang sering dikenal dengan istilah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan juga ada yang berstatus swasta yang dikenal dengan istilah Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Untuk memasuki sebuah perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta seorang calon mahasiswa tentunya akan mengikuti tes atau seleksi. Banyak bentuk dan macam tes atau seleksi yang diadakan oleh sebuah perguruan tinggi untuk merekrut caloncalon mahasiswanya, ada dalam bentuk tertulis dan juga ada dalam bentuk lisan. Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) sebagai sebuah perguruan tinggi swasta yang berada di Kabupaten Kuantan Singingi dalam merekrut mahasiswa baru juga mengadakan sebuah tes atau seleksi yang diadakan secara tertulis dan wawancara. Ujian tertulis diadakan sebelum pelaksanaan ujian wawancara, setiap calon mahasiswa diwajibkan mengikuti ujian tersebut untuk menentukan apakah nantinya bisa diterima sebagai mahasiswa atau tidak. Dalam pelaksanaan tes tertulis ini, peserta disuguhkan dengan soal-soal yang telah disiapkan oleh panitia dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 1 buah soal, yang di dalamnya terdapat tentang pengetahuan umum, wawasan kebangsaan dan pengetahuan tentang keagamaan. Kepada peserta tes diberikan waktu selama 2 jam (12 menit) untuk mengerjakan 8

2 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 217 soal-soal tersebut. Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru UNIKS Tahun Akademik 216/217 terlihat bahwa hasil tes tersebut sebagian besar calon mahasiswa hanya mampu menjawab soal dengan benar antara soal. Ini dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 1 Tabel Hasil Tes Ujian Masuk Mahasiswa Baru UNIKS TA. 216/217 NO RJ JUMLAH PESERTA UJIAN GELOMBAN G I GELOMBAN G II N % N % % 1.17% 7.89% 31.29% 4.94% 16.67% 2.5%.%.%.% Jumlah % %.47% 3.55% 26.7% 44.55% 22.27% 3.8%.%.%.% 1.% Dari table di atas, dapat digambarkan dalam sebuah grafik sebagai berikut: Gel. 1 Gel. 2 Dari tabel dan grafik di atas terlihat bahwa untuk kedua gelombang tes ujian masuk mahasiswa baru UNIKS TA. 216/217 tidak satu orang peserta tespun yang mampu menjawab soal tes dengan benar di atas 7 buah soal. Kebanyakan peserta tes hanya menjawab soal dengan benar antara 41 5 soal ujian, yakni 4.49% pada gelombang I dan 44.55% pada gelombang II dan bahkan ada yang hanya menjawab soal degan benar 11-2 soal. Permasalahan-permasalahan ini tentu saja tidak terlepas dari kemampuan yang dimiliki oleh peserta tes (calon mahasiswa) dan tidak tertutup kemungkinan juga permasalahannya adalah pada butir item soal yang disediakan oleh panitia seleksi. Berbicara tentang tes menurut Suharsimi Arikunto (29:75) sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes dapat tepat mengukur sesuatu yang akan diukur. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes menunjukkan ketetapan. Tes bersifat objektif berarti dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Tes dikatakan memiliki praktibilitas tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis yaitu: mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya serta dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas. Ekonomis dalam melaksanakan tes berarti tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama. Berdasarkan pernyataan Suharsimi Arikunto tersebut, perlu diadakan proses analisis kualitas tes untuk mengetahui sejauh mana sebuah tes sudah dikatakan baik. Sehubungan dengan itu sudah selayaknya soal-soal yang disusun untuk ujian tes masuk mahasiswa tersebut dianalisis dengan benar, cermat dan tepat. Salah satu bentuk analisis soal yang bisa digunakan adalah dengan Rasch Model Measurement. Pemodelan rasch (Rasch Model) yang diperkenalkan oleh Gerg Rasch pada tahun 196-an merupakan satu model IRT (item respons theory) yang paling popular. Pemodelan rasch terus berkembang dari asalnya untuk analisa data dikotomi ke bentuk data skala peringkat (rating scale) oleh Andrich, partial model oleh Masters, sampai ke facets model oleh Linarce (Bambang&Wahyu, 215:5). 9

3 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 217 Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, penulis mengadakan sebuah penelitian dalam bentuk deskriptif kualitatif dengan judul Analisis Item Butir Soal Ujian Masuk Singingi (UNIKS) Menggunakan Rasch Model Measurement. KAJIAN TEORI A. Analisis Item Butir Soal Menurut Nana Sudjana (212:135) analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Anlisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Dalam analisis butir soal pada umumnya ada empat aspek yang dilihat, yakni: analisis tingkat kesulitan, analisis daya pembeda, analisis validitas dan analisis reliabilitas. Berikut ini akan dijelaskan tentang keempat aspek analisis tersebut secara singkat. 1. Analisis tingkat kesulitan Tingkat kesulitan item atau disebut juga indeks kesulitan item adalah angka yang menunjukan proporsi peserta tes yang menjawab betul dalam satu soal yang dilakukan dengan menggunakan tes objektif (Sukardi, 212:136). Soal yang baik adalah soal yang kriterianya tidak terlalu sulit dan juga tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu sulit tentu akan bisa membuat peserta yang sedang melaksanakan tes mudah untuk berputus asa dan tidak mempunyai semangat untuk memecahkan permasalahan tersebut, sebaliknya soal yang terlalu mudah tidak akan membuat peserta tes terangsang untuk memecahkan permasalahan tersebut. Sesuai dengan pernyataan di atas, maka soal yang baik itu juga harus seimbang, artinya harus ada soal-soal yang tergolong mudah, soal yang tergolong sedang dan soal yang tergolong sukar secara proporsional. Dalam mempertimbangkan kesimbangan suatu soal tes Nana Sudjana (212:135) mengatakan bahwa ada 2 hal yang harus diperhatikan. Pertama, adalah adanya keseimbangan, yakni jumlah soal sama untuk ketiga kategori tersebut. Kedua, proporsi jumlah soal untuk ketiga kategori tersebut didasarkan atas kurva normal. Artinya, sebagian besar soal berada dalam kategori sedang, sebagian lagi termasuk dalam kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. Persoalan lain adalah menentukan kriteria soal, yaitu ukuran untuk menentukan apakah soal tersebut termasuk mudah, sedang, atau sukar. Dalam menentukan kriteria ini digunakan judgment dari pembuat soal berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut antara lain adalah: a. Abilitas yang diukur dalam pertanyaan tersebut. Misalnya untuk bidang kognitif, aspek pengetahuan atau ingatan dan pemahaman termasuk kategori mudah, aspek penerapan dan analitis termasuk kategori sedang, dan aspek sintesis atau evaluasi termasuk kategori sukar. b. Sifat materi yang diujikan atau ditanyakan. Misalnya ada fakta, konsep, prinsip dan hukum, serta generalisasi. Fakta termasuk dalam kategori mudah, konsep dan prinsip termasuk kategori sedang, dan generalisasi (menarik kesimpulan) termasuk ke dalam kategori sukar. c. Isi bahan yang ditanyakan sesuai dengan bidang keilmuannya, baik luasnya maupun kedalamannya. Tentang persoalan isi bahan yang akan diujikan, pembuat soal sendiri harus sudah bisa menentukan mana yang termasuk mudahsedang-sukar. d. Bentuk soal. Misalnya dalam tes objektif, tipe soal pilihan benar-salah lebih mudah daripada pilihan berganda dengan option tiga atau empat. Menjdohkan relative lebih sulit daripada pilihan berganda jika terdapat lima atau lebih yang harus dipasangkan (Nana Sudjana, 212:136). 1

4 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September Analisis daya pembeda Analisi daya pembeda mengkaji butirbutir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan peserta tes yang tergolong mampu (pintar) dengan peserta tes yang kurang atau lemah prestasinya (Nana Sudjana, 212:141). a. Analisis validitas Validitas adalah masalah proses pembuktian yang berkelanjutan, mengacu pada sejauh mana bukti dan teori mendukung interpretasi terhadap skor tes sesuai tujuan tes. Validitas ini adalah masalah interprestasi terhadap nilai tes, bukan tes itu sendiri, karena validitas tidak seberapa terkait bentuk atau jenis tes, tetapi interpretasi terhadap skor tes (Bambang&Wahyu, 215:8). b. Analisis reliabilitas Reliabilitas soal adalah tingkat konsistensi soal sehingga dapat dipercaya (Muslikah Purwati, 214:88). Atau dengan kata lain reliabilitas bermakna pengukuran dengan ujian yang dilakukan mendapatkan hasil yang konsisten. Suatu tes dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relative sama. B. Model Rasch Measurement Rasch sebagai seorang ahli matematika dari Denmark menyatakan bahwa kesempatan untuk dapat menyelesaikan satu soal dengan benar tergantung pada rasio antara kemampuan dan tingkat kesulitan soal (Bambang&Wahyu, 215:35). Secara lebih lengkap, modelnya tidak lain adalah model probabilistik yang didefenisikan sebagai: a person having a greater ability than another person should have the greater probability of solving any item of the type in question, and similarly, one item being more difficult than another means that for any person the probability of solving the second item is the greater one. Terjemahan sederhananya adalah, individu yang memiliki tingkat kemampuan/abilitas yang lebih besar dibanding individu lainnya seharusnya memiliki peluang yang besar untuk menjawab satu butir soal dengan benar. Dengan prinsip yang sama, butir yang lebih sulit menyebabkan peluang individu untuk mampu menjawabnya lebih kecil (Bambang&Wahyu, 215:135). Pemodelan rasch (Rasch Model) yang diperkenalkan oleh Gerg Rasch pada tahun 196- an meurpakan satu model IRT (item respons theory) yang paling popular. Pemodelan rasch terus berkembang dari asalnya untuk analisa data dikotomi ke bentuk data skala peringkat (rating scale) oleh Andrich, partial model oleh Masters, sampai ke facets model oleh Linarce (Bambang&Wahyu, 215:5). Pemodel rasch (Rasch Model) ini mempunyai beberapa prinsip, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mengembalikan data sesuai dengan kondisi alamiahnya Pemodelan Rasch mengakomodasi pendekatan probabilitas dalam memandang atribut sebuah objek ukur. Adanya akomodasi hal ini menyebabkan pemodelan Rasch tidak bersifat deterministik sehingga mampu mengidentifikasi objek ukur secara lebih cermat. 2. Keterbatasan skor mentah Pemodelan Rasch dapat mengatasi masalah-masalah perbedaan metric antarbutir. Kalibrasi yang dipakai dapat menempatkan butir serta subjek dalam metric yang sama. Skor yang dihasilkan bukan lagi skor mentah (raw score) yang masih mengandung error pengukuran, melainkan skor murni (ture score) yang telah bebas dari error pengukuran. 3. Skor mentah dan keintervalan data Pemodelan Rasch mengatasi masalah keintervalan data dengan cara mengakomodasi transformasi logit, atau menerapkan logaritma pada fungsi rasio odd. 4. Data hilang Pemodelan Rasch cukup tahan (robust) terhadap data hilang. Disisi lain, proses estimasi parameter butir dan skor tiap subjek yang dipakai oleh pemodelan ini adalah sangat fleksibel terhadap berbagai bentuk struktur data. 5. Pengukuran objektif Pemodelan Rasch bertujuan mengembangkan pengukuran yang objektif. Dalam kontek pemodelan Rasch, antonym 11

5 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 217 dari pengukuran yang objektif bukanlah pengukuran subjektif, melainkan pengukuran yang hasilnya bergantung pada siapa yang diukur.pengukuran objektif adalah menghasilkan data yang terbebas dari pengaruh jenis subjek, karakteristik penilai (rater) dan karakteristik alat ukur (Bambang&Wahyu, 215:51-57). METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mencari data dan informasi yang dapat digunakan mendeskriptifkan kualitas soal ujian masuk mahasiswa baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS). dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi bukubuku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian (Riduwan, 28:77). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis beberapa dokumen. Dalam penelitian ini dokumentasinya berupa soal termasuk pula kunci jawaban dan lembar jawaban tes calon mahasiswa baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) Tahun Akademik 216/217. Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) Tahun Akademik 216/217 berbentuk pilihan ganda. Dimana soal pilihan ganda dianalisis butir soal yaitu menggunakan Rasch Model Measurement. Pada dasarnya pemodelan Rasch dengan program Ministep dapat melakukan analisis secara cepat dan hasilnya adalah kualitas informasi pengukuran yang baik dan informatif. Data tersebut dianalisis berdasarkan: Tingkat kesulitan butir soal (item measure), Tingkat kesesuaian butir soal (item fit) dan Deteksi adanya butir soal yang bias. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tingkat Kesulitan Butir Soal (Item Measure) Tingkat kesulitan butir soal adalah proporsi banyaknya peserta tes yang menjawab suatu soal dengan benar dengan jumlah seluruh peserta tes. Butir soal dapat dinyatakan sebagai butir soal yang baik apabila tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah atau dengan kata lain harus termasuk dalam kategori sedang. Butir soal yang terlalu mudah akan menyebabkan peserta tes tidak termotivasi untuk mempertinggi usaha memecahkan soal tersebut. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Butir soal yang baik adalah butir soal yang termasuk kategori sedang yaitu memiliki indeks kesulitan,31-,7. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa butir soal Ujian Masuk Singingi (UNIKS) dengan menggunakan Rasch Model Measurement diketahui bahwa 17 butir (17,%) soal kategori sangat sulit, 38 butir (38,%) soal kategori sulit, 3 butir soal (3,%) kategori mudah, dan 15 butir (15,%) kategori sangat mudah. Hasil penelitian tersebut telah sesuai dengan kajian teori yang menyatakan bahwa salah satu analisis yang harus dilakukan untuk mengetahui kualitas soal dikatakan baik sebagai alat evaluasi adalah analisis tingkat kesulitan. Butir soal yang termasuk kategori sedang yakni kategori sulit dan mudah harus tetap dipertahankan. Soal yang tergolong sangat sulit harus diadakan perbaikan dengan mengganti soal dimana sebagian peserta tes mampu menjawab soal tersebut karena kemungkinan sebagian besar peserta tes telah memahami materi yang ditanyakan. Soal yang tergolong sangat mudah harus diadakan perbaikan dengan mengganti kalimat yang lebih panjang dan kompleks sehingga menuntut peserta tes untuk lebih berpikir. B. Tingkat Kesesuaian Butir Soal (Item Fit) Tingkat kesesuaian butir soal menjelaskan apakah butir soal berfungsi normal melakukan pengukuran atau tidak. Jika didapati suatu soal tidak fit, hal itu merupakan indikasi bahwa terjadi miskonsepsi pada peserta tes terhadap butir soal tersebut. Untuk melihat tingkat kesesuaian butir (item fit) digunakan tiga kriteria penilaian yakni: nilai outfit means-square, outfit z-standard, dan point measure correlation. Jika 12

6 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 217 butir soal pada ketiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, dapat dipastikan bahwa butir soalnya kurang bagus sehingga perlu diperbaiki ataupun diganti. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa butir soal Ujian Masuk Singingi (UNIKS) dengan menggunakan Rasch Model Measurement diketahui bahwa ada 8 butir (8,%) soal yang tingkat kesesuaiannya rendah atau dengan kata lain tidak fit yang pada soal tersebut harus diadakan perbaikan atau diganti. C. Deteksi Adanya Butir Soal yang Bias Suatu pengukuran yang valid, salah satu ukurannya adalah instrumen dan butir-butir soal yang digunakan tidak mengandung bias. Suatu instrument atau butir soal disebut bias jika didapati bahwa salah satu individu dengan karakteristik tertentu lebih diuntungkan dibandingkan individu dengan karakteristik lain. Dalam pelaksanaan tes Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS), peneliti melihat dari segi latar belakang pendidikan/jurusan peserta tes yakni yang berlatar belakang pendidikan/jurusan eksakta (E) dan yang berlatar belakang pendidikan/jurusan social (S). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa butir soal Ujian Masuk Singingi (UNIKS) dengan menggunakan Rasch Model Measurement diketahui bahwa ada 1 butir (1,%) soal yang terdeteksi bias dilihat dari segi latar belakang pendidikan/jurusan peserta tes yang pada soal tersebut harus diadakan perbaikan atau diganti. D. Analisis Butir Soal berdasarkan Tingkat Kesulitan, Tingkat Kesesuaian dan Deteksi Adanya Soal yang Bias Setelah dilakukan analisis menurut masingmasing kriteria, butir- butir soal kemudian dianalisis secara keseluruhan berdasarkan kriteria tingkat kesulitan, tingkat kesesuaian dan deteksi adanya soal yang bias untuk menentukan kualitas soal yang digunakan dalam Ujian Masuk Singingi (UNIKS). Penentuan kualitas soal antara soal yang berkualitas baik, kurang baik dan tidak baik didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut: a. Butir soal dikatakan memiliki kualitas yang baik, apabila soal tersebut memenuhi tiga kriteria yaitu tingkat kesulitan (tidak pada kategori sangat sulit atau kategori sangat mudah), tingkat kesesuaian (soal fit) dan tidak terdeteksi bias. b. Butir soal dikatakan memiliki kualitas yang kurang baik, apabila soal tersebut satu dari ketiga kriteria tidak memenuhi. c. Butir soal dikatakan tidak baik, apabila lebih dari satu kriteria tidak terpenuhi. Hasil keseluruhan analisis butir soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) berdasarkan tingkat kesulitan, tingkat kesesuaian dan deteksi adanya soal yang bias adalah sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Keseluruhan Analisis Butir Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru UNIKS TA. 216/217 No Kualitas Soal Butir Soal 1 Baik 1, 3, 5, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 19, 2, 21, 24, 26, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 37, 4, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 5, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 6, 61, 66, 67, 7, 74, 75, 76, 78, 79, 81, 82, 84, 86, 87, 88, 89, 9, 92, 94, 97, 98, 99, 1 2 Kurang Baik 3 Tidak Baik 2, 4, 6, 1, 13, 18, 22, 25, 31, 35, 36, 38, 39, 42, 45, 62, 63, 65, 68, 69, 71, 72, 73, 77, 8, 83, 85, 91, 93, 95, 96 Jml Persen tase 64 64,% 31 31,% 12, 23, 3, 59, ,% Total Butir Soal 1 1,% 13

7 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 217 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) memiliki kualitas yang tidak baik. Soal yang baik dapat dipertahankan dan digunakan kembali pada ujian tes berikutnya. Soal dengan kualitas tidak baik sebaiknya dibuang dan tidak digunakan lagi pada tes berikutnya. Kegagalan butir soal disebabkan oleh tidak terpenuhinya salah satu parameter soal. Berikut ini penyebab kegagalan butir soal: Tabel 3 Penyebab Kegagalan Butir Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru UNIKS TA. 216/217 Penyebab Kegagalan Butir Soal Tingkat Kesulitan Tingkat Kesesuaian Butir Soal yang Bias Butir Soal Jml Persentase 2, 4, 1, 12, 13, 18, 22, 23, 25, 3, 31, 35, 38, 39, 42, 45, 59, 64, 65, 68, 69, 71, 72, 73, 77, 8, 83, 85, 91, 93, 95, 96 12, 23, 3, 36, 59, 62, 63, ,% 8 8,% 6 1 1,% Butir soal yang kurang baik dan tidak baik dapat direvisi dengan melihat indikator penyebab kegagalannya. Butir soal yang baik dapat dimasukkan ke dalam bank soal dengan tetap menjaga kerahasiaan soal dan dapat digunakan kembali untuk tes yang akan datang sehingga dapat mengurangi waktu yang diperlukan panitia dalam proses pembuatan soal. Soal yang berkualitas dapat dihasilkan apabila pembuat soal menguasai teknik penyusunan soal. Hal ini dapat ditempuh dengan cara pengikuti pelatihan atau dengan membaca buku panduan penyusunan soal sehingga dapat membantu tugas panitia atau pembuat soal dalam menganalisi butir soal. E. Tindak Lanjut Hasil analisis soal Ujian Masuk Singingi (UNIKS) menggunakan Rasch Model Measurement dapat diketahui secara langsung status soalnya. Soal yang mempunyai status ditolak atau sebaiknya direvisi telah diperbaiki sesuai dengan kompetensi yang akan diukur. Soal yang telah diperbaiki kemudian diujicobakan kepada mahasiswa yang sudah pernah mengikuti tes dan belum memenuhi standar. Jawaban mahasiswa yang mengikuti tes tersebut kemudian dianalisis menggunakan Rasch Model Measurement sehingga akan mendapatkan status soal dapat diterima, diperbaiki atau ditolak. Soal yang telah direvisi dan mempunyai status soal dapat diterima maka akan dimasukkan ke bank soal dan dapat digunakan kembali dengan menjaga kerahasiannya. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab kegagalan butir soal yang terbesar adalah tingkat kesulitan butir item soal, ini berarti bahwa soal tersebut disajikan terlalu sukar atau terlalu mudah. Penyebab kegagalan yang kedua adalah tingkat kesesuaian butir soal, ini berarti soal tersebut tidak berfungsi normal melakukan pengukuran atau tidak. Penyebab kegagalan yang ketiga adalah adanya terdeteksi butir soal yang bias, ini berarti bahwa soal tersebut memberikan keuntungan kepada salah satu individu dengan karakteristik tertentu. 14 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis butir soal terhadap kualitas butir soal menunjukkan bahwa Soal Ujian Masuk Mahasiswa Baru Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) memiliki kualitas yang baik sebesar 64%, kualitas yang kurang baik sebesar 31% dan kualitas yang tidak baik sebesar 5%. Kualitas butir soal didapatkan dari menganalisis beberapa segi analisis butir soal yang terdiri dari tingkat kesulitan butir soal, tingkat kesesuaian butir soal dan deteksi adanya soal yang bias terhadap Soal Ujian Masuk

8 Open Journal System Indragiri Volume 1 Nomor 3 September 217 Singingi (UNIKS), maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Ditinjau dari segi tingkat kesulitan item butir soal terdapat 17 butir (17,%) soal kategori sangat sulit, 38 butir (38,%) soal kategori sulit, 3 butir soal (3,%) kategori mudah, dan 15 butir (15,%) kategori sangat mudah. 2. Ditinjau dari segi tingkat kesesuaian item butir soal terdapat 8 butir (8,%) soal yang tingkat kesesuaiannya rendah atau dengan kata lain tidak fit yang pada soal tersebut harus diadakan perbaikan atau diganti dan selebihnya 92 butir (92,%) soal yang tingkat kesesuaiannya tinggi atau soal yang fit. 3. Ditinjau dari segi deteksi adanya soal yang bias terdapat 1 butir (1,%) soal yang bias. Hal ini dilihat dari segi latar belakang pendidikan/jurusan peserta tes pada tingkat SLTA yang pada soal tersebut harus diadakan perbaikan atau diganti Muslikah Purwati Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan Menggunakan Microsoft Excel 21. Pendidikan Akuntansi Indonesia, Nana Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Riduwan. 28. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta Sukardi Evaluasi Pendidikan (Prinsip & Operasionalnya). Jakarta: Bumi Aksara. REFERENSI A. Muri Yusuf Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group. Anas Sudijono Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bambang Sumintono & Wahyu Widhiarso Aplikasi Model Rasch untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Cimahi: Trim Komunikata Publishing House Aplikasi Pemodelan Rasch pada Assessment Pendidikan. Cimahi: Trim Komunikata Publishing House.. Daryonto. 28. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Muh Syahrul Sarea & Samsul Hadi Analisis Kualitas Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia SMA di Kabupaten Gowa. Evaluasi Pendidikan, 15

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen 47 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan penerapan

Lebih terperinci

ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA DENGAN RASCH MODEL

ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA DENGAN RASCH MODEL Statistika, Vol., No. 1, Mei 201 ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA DENGAN RASCH MODEL 1 Untung Kurniawan, 2 Kusuma Dewi Kris Andriyani 1 Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten 2 Badan Pusat Statistik Kota Surakarta

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DENGAN MODEL RASCH

ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DENGAN MODEL RASCH ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DENGAN MODEL RASCH Khotimah Marjiastuti dan Sri Wahyuni Universitas Negeri Yogyakarta khotimahmarjiastuti@ymail.com spdf_sri09@yahoo.com Abstrak Kajian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Muslikah Purwanti 81-94

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Muslikah Purwanti 81-94 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT OFFICE EXCEL 2010 ANALYSIS OF FINAL EXAM QUESTIONS IN FINANCIAL ACCOUNTING USING MICROSOFT EXCEL 2010 Oleh: Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yang hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen pada pendekatan kuantitatif. Menurut Ruseffendi (2010: 52) pada metode kuasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN X O BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian ini berdesain One-Shot Case Study. yaitu dengan

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal matematika pada UKA PLPG

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI Gilang Cempaka 1, Mujasam 2, Sri Wahyu Widyaningsih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang A. Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN Kehutanan Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang mengarah pada penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang mempunyai maksud mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan mendapat perlakuan dengan menggunakan model Pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. akan mendapat perlakuan dengan menggunakan model Pemecahan masalah 3 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen akan mendapat perlakuan dengan

Lebih terperinci

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2)

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2) Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 1 No. 1 Mei 213 KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 211/212 Muhammad Idris 1), Arvyaty

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode 37 A III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen akan diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu sendiri adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan 35 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, dalam penelitian ini kita tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal...(Fitriani Fajar Sahwan) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF ACCOUNTING ECONOMIC COURSE

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi 22 III. METODE PENELITIAN 3.1.Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi menjelaskan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing 37 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapat perlakuan model pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL Analisis Butir Soal.(Amelia Rahman dan Sukanti, M.Pd.)1 ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL THE ITEM ANALYSIS OF FINAL TEST OF ECONOMIC ACCOUNTING GRADE XI SOCIAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran secara menyeluruh, menuntut adanya kemampuan yang memadai dari guru sebagai pelaksana pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental, kelompok yang akan terlibat dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen. Kelompok ini akan mendapatkan pembelajaran

Lebih terperinci

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, penyusunan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yaitu dengan sengaja menimbulkan variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian regresional dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasivariasi pada satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dan metode analisis data secara kuantitatif. 1 Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI PAJAK

ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI PAJAK Analisis Kualitas Soal... (Diah Intan Kusuma) 1 ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN ADMINISTRASI PAJAK AN ANALYSIS OF THE QUALITY OF FINAL EXAMINATION QUESTIONS OF TAX ADMINISTRATION SUBJECT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 66

BAB III METODE PENELITIAN. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 66 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 34

Lebih terperinci

semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru di kelas XI IPA semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang

Lebih terperinci

Analisis Respon Siswa Terhadap Soal PISA Konten Shape and Space Dengan Rasch Model

Analisis Respon Siswa Terhadap Soal PISA Konten Shape and Space Dengan Rasch Model SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Analisis Respon Siswa Terhadap Soal PISA Konten Shape and Space Dengan Rasch Model Suryo Purnomo 1, Dafik 2 PM -163 Magister Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan 45 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapatkan perlakuan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER MAHASISWA BIOLOGI MATA KULIAH BIDANG PENDIDIKANSEMESTER GASAL PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 39 A III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen murni. Sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 di SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oktober pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 di kelas X SMA. Negeri 8 Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

BAB III METODE PENELITIAN. Oktober pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 di kelas X SMA. Negeri 8 Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. 8 A III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai awal Oktober pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 03/04 di kelas X SMA Negeri 8 Duri Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 33 Metode penelitian juga merupakan suatu proses pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mencari hubungan dan menjelaskan sebab-sebab perubahan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Wika Sevi Oktanin & Sukirno 35-44

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Wika Sevi Oktanin & Sukirno 35-44 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI TEST ITEM ANALYSIS OF FINAL EXAMINATION IN ECONOMIC ACCOUNTING SUBJECT Oleh: Wika Sevi Oktanin Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai 11 BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test 24 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang 43 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Analisis Butir Soal (Oktawuri Prihantiwi dan M. Djazari, M.Pd) 1 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI AN ANALYSIS OF THE FINAL EXAMINATION ITEMS OF ACCOUNTING ECONOMIC Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan peneliti adalah Metode penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes. 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan quasi eksperimen, dan desain yang digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA Insar Damopolii 1 Universitas Papua 1 i.damopoli@unipa.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Menurut Sugiyono metode penelitian pendidikan dapat diartikan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yaitu mulai tanggal 14-30 Mei 2013. Penelitian ini dilakukan di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena pendekatan ini adalah untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi

III. METODE PENELITIAN. dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014:2). Lebih lanjut lagi Sukardi menjelaskan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru di kelas XI IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran 2013/2014,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 111 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab yang ketiga ini, tentang Metodologi Penelitian, akan dibahas 8 (delapan) bagian besar, yaitu (1) tempat dan waktu penelitian; (2) jenis penelitian; (3) metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk dideskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desian Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan Penelitian Quasi Eksperimen adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kancah atau lapangan, (field research) yang berusaha secara maksimal mengungkapkan fakta, lapangan dan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak Eksperiment karena tidak menggunakan kelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya 0 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya Metro-Wates km 5 Purwodadi, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian yang dilakukan. Uraian ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metodologi mengandung makna yang lebih luas menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan-tahapan atau cara dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan 1 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan posttest yang dilakukan terhadap dua kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:3) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:3) Metode penelitian pada dasarnya merupakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Rancangan Penelitian Menurut Sugiyono (2012:3) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perhitungan serta pengukuran terhadap variabel dan pengujian terhadap hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. perhitungan serta pengukuran terhadap variabel dan pengujian terhadap hipotesis 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif eksperimen (true experiment). Jenis penelitian ini merupakan metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada semester genap kelas X tahun ajaran 2012/2013. Dimulai pada bulan April sampai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi yang mengatur latar penelitian agar diperoleh data yang valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan masalah dalam proses penyelidikan. Metode merupakan cara seseorang dalam melakukan sesuatu

Lebih terperinci