BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rhodamin B Rhodamin B atau disebut juga tetra ethyl rhodamin dengan nama ilmiah 9- [(2-carboxyphenyl)-6-dietilamino-3-xanthenylidene]-dietilamonium klorida (Tang dkk., 2012) yaitu pewarna organik dasar yang berisi 4 kelompok N-ethyl pada kedua sisi cincin xanthene (Abdel dkk., 2013). rhodamin B merupakan salah satu pewarna golongan xanthene yang banyak digunakan dalam industri tekstil, makanan, kosmetik dengan rumus molekul C 28 H 31 N 2 O 3 Cl dan berat molekul sebesar , struktur molekulnya dapat dilihat pada Gambar 2.1, memiliki stabilitas yang tinggi pada nilai ph yang berbeda (Cotta dkk., 2013). Sangat larut dalam air dan alkohol, sedikit larut dalam HCl dan NaOH, berbentuk serbuk kristal berwarna ungu kemerah-merahan dalam bentuk terlarut pada konsentrasi tinggi dan berwarna merah terang pada konsentrasi rendah serta berfluorensi kuat (Neil., 2006). Gambar 2.1. Struktur molekul dari Rhodamin B (Aliabadi & Sagharigar., 2011) 6

2 7 Penggunaan rhodamin B dilarang di Eropa sejak 1984 karena termasuk karsinogen yang kuat, berbahaya jika tertelan oleh manusia dan hewan. rhodamin B dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, saluran pernapasan dan saluran pencernaan (Tang dkk., 2012). Sedangkan dalam tubuh dapat mengakibatkan berbagai penyakit serius seperti kanker hati dan kerusakan ginjal. Hasil suatu penelitian menyebutkan bahwa dosis dan lama pemberian rhodamin B pada mencit akan berpengaruh nyata terhadap persentase kerusakan glomerulus. Hasil analisis histologis ginjal mencit memperlihatkan adanya tingkat kerusakan pada komponen penyusun ginjal yang meningkat seiring tingginya dosis dan lama pemberian. Kerusakan yang ditemukan berupa penyempitan ruang Bowman pada glomerulus, hipertropi, nekrosis dan serosis tubulus (Mayori dkk., 2013) Proses Degradasi Rhodamin B Senyawa rhodamin B mengalami degradasi secara alami oleh sinar matahari yang berlangsung lambat, sehingga akumulasi di dalam perairan lebih cepat daripada proses degradasinya. Salah satu metode yang dapat meminimalkan polutan rhodamin B adalah fotodegradasi. Fotodegradasi akan membuat senyawa terurai menjadi molekul yang lebih sederhana dan lebih aman untuk lingkungan karena proses degradasi yang sempurna menghasilkan CO 2 dan H 2 O. Proses fotodegradasi rhodamin B dapat dipercepat dengan mengunakan katalis TiO 2, CuO, ZnO dan Fe 2 O 3. Salah satu bahan semikonduktor yang banyak digunakan sebagai fotokatalis adalah TiO 2 karena bersifat inert baik secara kimia maupun biologi, tidak beracun dan stabil terhadap korosi, dimana partikel TiO 2 susah dipisahkan dari suspensi setelah proses fotodegradasi dan menjadi keruh sehingga mengganggu proses penyerapan cahaya oleh fotokatalis karena radiasi UV tidak mampu mengaktifkan seluruh partikel TiO 2, akibatnya dapat menurunkan aktivitas fotokatalis. Partikel yang susah dipisahkan akan membutuhkan waktu yang lama untuk pemisahan filtrat dari padatan. Aktivitas fotokatalis TiO 2 dapat ditingkatkan dengan menambahkan material penyangga seperti SiO 2, ZrO 2, Al 2 O 3 dan lain-lain. SiO 2 adalah salah satu material penyangga yang mempunyai luas permukaan besar, stabilitas suhu tinggi

3 8 dan kemampuan sedimentasi yang baik, sehingga partikel TiO 2 mudah dipisahkan dari suspensi (Khasanah dkk., 2014). Metode fotodegradasi untuk rhodamin B telah dikembangkan oleh Khasanah dan Amaria (2014) yang menggunakan sintesis TiO 2 -SiO 2 sebagai fotokatalis dalam mendegradasi zat warna rhodamin B dengan metode sol-gel yaitu TiO 2 dan tetraetil ortosilikat (TEOS) sebagai prekursor SiO 2. Larutan rhodamin B 10 ppm ditambahkan TiO 2 -SiO 2 dan disinari lampu UV pada suhu kamar dengan lama penyinaran 15, 30, 45, 60, 75, 90 menit. Pengurangan konsentrasi larutan rhodamin B akibat fotodegradasi dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis, sehingga metode fotokatalis TiO 2 -SiO 2 ini dapat mendegradasi rhodamin B sebesar 67,39 %, sedangkan dengan TiO 2 sebesar 46,9067 %. Aktivitas fotokatalis dipengaruhi lama penyinaran yang menunjukkan bahwa semakin lama penyinaran maka aktivitas fotokatalis dalam mendegradasi rhodamin B semakin tinggi. Cotto dkk (2013) mengembangkan metode degradasi fotokatalitik rhodamin B dibawah irradiasi sinar UV-Vis menggunakan katalis nanostruktur yang berbeda untuk menentukan efisiensi katalis yang berbeda dalam mendegradasi senyawa organik dalam limbah cair. Dalam penelitian tersebut digunakan katalis yang disintesis. Pewarna rhodamin B (10-5 M) dilarutkan dalam air dan 0,6 gl -1 katalis yang ditambahkan ke dalam campuran reaksi dengan pemberian iradiasi. Hasil dari uji katalitik bahwa TiO 2 NWs adalah katalis sintesis yang paling efisien dalam mendegradasi rhodamin B hingga 96,44%. Sedangkan pada metode PLD (Pulsed Laser Deposition) dengan degradasi fotoelektrokatalitik dan elektroda Ti/TiO 2 merupakan teknik yang banyak digunakan beberapa tahun terakhir ini karena memiliki keuntungan dari sistem pengaturan sederhana, mempunyai pilihan bahan banyak, tetapi perlunya gas atau peralatan vakum yang membuat proses menjadi sulit (Li dkk., 2006). Degradasi zat warna rhodamin B juga dikembangkan oleh Mukaromah dkk (2012) dalam proses oksidasi lanjutan dengan metode Feton berdasarkan variasi konsentrasi H 2 O 2. Dalam penelitian ini melakukan degradasi zat warna secara buatan yaitu zat warna rhodamin B dalam kondisi optimum (waktu

4 9 pengolahan, dosis H 2 O 2 dan Fe 2+, ph 3) menghasilkan efisiensi yang paling baik atau maksimal dalam skala laboratorium dan menghitung presentase penurunan konsentrasi warna rhodamin B setelah diolah menggunakan proses Fenton. Dari hasil diperoleh panjang gelombang optimum sebesar 550 nm dan waktu reaksi optimum 15 menit. Kondisi optimum dalam mendegradasi zat warna rhodamin B 100 ppm tercapai pada [Fe 2+ ] 100 ppm sebanyak 10 ml yaitu sebesar % dengan pertimbangan lebih ekonomis. Pemakaian H 2 O 2 dalam jumlah besar akan meningkatkan degradasi zat warna rhodamin B. Sehingga zat warna rhodamin B 100 ppm dengan 10 ml [Fe 2+ ] 100 ppm dan H 2 O ppm terdegradasi % selama 120 menit. Safni dkk (2008) juga mengembangkan metode degradasi zat warna rhodamin B secara sonolisis dan fotolisis dengan penambahan TiO 2 -anatase. Pada metode sonolisis dilakukan dengan gelombang ultrasonik pada frekuensi 47 khz dalam air limbah memiliki efisiensi yang besar dalam mendegradasi senyawa yang sukar terurai menjadi CO 2 dan H 2 O. Kondisi optimum pada degradasi 2 mg/l rhodamin B dengan penambahan 0,1 gram TiO 2 -anatase diperoleh pada ph 5, suhu 40 o C dengan presentase degradasi 46,41% selama 120 menit. Sedangkan pada metode fotolisis dilakukan dengan irradiasi sinar UV, dimana polutan organiknya dapat dioksidasi menjadi CO 2 dan H 2 O dengan 2 mg/l rhodamin B dan penambahan 0,1 gram TiO 2 -anatase diperoleh presentase degradasi sebesar 93,49% pada ph optimum 5 selama 120 menit. Sehingga rhodamin B lebih cepat terdegradasi dengan metode fotolisis dibandingkan dengan metode sonolisis 2.3. Degradasi Seacara Elektrokimia Degradasi secara elektrokimia merupakan suatu metode untuk menguraikan senyawa organik menjadi senyawa kecil penyusunnya atau menjadi senyawa lain yang salah satunya meliputi proses oksidasi langsung dan tidak langsung dengan energi potensial, sehingga metode ini efektif untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan karena dapat mendegradasi senyawa organik

5 10 berbahaya menjadi tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk mendegradasi limbah zat warna dari industri tekstil (Lee., 2008). Selain dapat menguraikan senyawa organik, degradasi secara elektrokimia juga dapat mengolah limbah anorganik. Penguraian limbah dengan teknik ini lebih efisien dan hemat energi. Hasil akhir dari penguraian limbah organik adalah H 2 O dan gas CO 2, sedangkan limbah anorganik seperti logam-logam akan terendapkan di katoda. Logam yang sudah terendapkan di katoda dapat dipisahkan dengan melarutkan logam tersebut dalam asam kuat, kemudian dipisahkan menjadi logam murni melalui pengendapan. Proses yang terjadi pada degradasi elektrokimia adalah reaksi kimia tidak terjadi secara langsung tetapi memerlukan arus listrik agar reaksi kimia dapat berlangsung sehingga memerlukan energi dari luar melalui sumber arus DC. Beberapa peneliti mengatakan bahwa degradasi secara elektrokimia sangat sesuai dalam pengolahan limbah tekstil untuk mengurangi polutan organik, anorganik, zat warna dan logam berat sebelum dibuang ke badan air karena degradasi di anoda mudah terjadi. Cara ini lebih hemat, tidak menghasilkan bahan-bahan pencemar baru, tidak memakai bahan-bahan kimia, katalis dan suhu tinggi karena elektroda yang digunakan dapat berfungsi sebagai katalis dan tempat oksidasi, tidak memerlukan proses pemisahan karena katalis bersifat heterogen dan mudah dalam penggunaannya, tetapi hanya memerlukan arus atau potensial dalam jumlah kecil karena terjadi perpindahan elektron di permukaan elektroda. Teknik ini ramah lingkungan yang dikenal sebagai teknologi hijau masa depan. Elektroda merupakan bagian terpenting dalam proses degradasi elektrokimia. Secara umum, semua elektroda adalah katalis dan semua reaksi elektrokimia melibatkan katalis heterogen yang dipengaruhi oleh medan listrik. Elektroda adalah katalis yang berguna untuk memindahkan elektron sehingga disebut katalis elektrokimia (electrocatalyst) dan peristiwanya adalah elektrokatalisis (electrocatalysis) (Riyanto., 2013). Elektroda yang baik harus mempunyai sifat-sifat seperti kestabilan, konduktivitas dan elektrokatalis yang baik. Elektroda alloy merupakan gabungan

6 11 antara Cr, Ni dan Mg (stainless steel) secara spesifik banyak digunakan dalam elektrolisis limbah tekstil (Polcaro dkk., 1999). Kereaktifan elektroda tergantung dari jenis bahan, morfologi permukaan dan desain elektroda. Logam padat seperti platinum, nikel dan tembaga mempunyai kemampuan yang baik sebagai elektroda. Elektroda dibuat dari unsur khusus yang mempunyai sifat katalis, meningkatkan selektifitas hasil, kestabilan dalam larutan dan elektrolit serta dapat menurunkan potensial sel. Elektroda diletakkan berdekatan agar potensial sel dapat diminimumkan tetapi tidak boleh bersentuhan. Sumber tegangan DC diberikan sebagai energi listrik dengan potensial sel rendah pada rentang antara 3-15 volt, dimana pada umumnya potensial optimum diperoleh pada 7,5 volt. Larutan elektrolit pendukung juga mempengaruhi degradasi elektrokimia, dimana larutan elektrolit merupakan larutan yang mengandung ion dan dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. Bahan dan hasil reaksi secara umum akan bercampur sehingga diperlukan pemisah berupa selaput (membran). Bahan yang dapat digunakan sebagai larutan elektrolit adalah tidak mudah mengalami oksidasi atau reduksi, memiliki sifat konduktor yang baik dan tidak mudah bereaksi. Larutan garam sebagai elektrolit diperlukan untuk mempertahankan konduktivitas yang cukup dalam larutan dan dapat mempercepat degradasi polutan (Riyanto., 2013). Beberapa larutan elektrolit yang dapat digunakan untuk degradasi elektrokimia adalah NaCl, CaCl 2, KCl, Na 2 CO 3, NaF, Na 2 SO 4 (Ghalwa., 2012), tetapi menurut Kariyajjanavar (2011) bahwa larutan elektrolit pendukung yang sering digunakan dalam penelitian adalah larutan NaCl dan Na 2 SO 4, karena kedua larutan elektrolit ini paling efektif dalam meningkatkan konduktivitas listrik dalam limbah zat warna dan dapat mengurangi waktu elektrolisis. Semakin tinggi konsentrasi larutan elektrolit, maka hasil degradasi semakin baik (Riyanto., 2013). Larutan elektrolit selain sebagai penghantar arus listrik juga akan terlibat dalam reaksi, hal ini dikarenakan penggunaan karbon (C) sebagai elektroda inert dan mengakibatkan ion-ion elektrolit dalam larutan akan mengalami reaksi oksidasi reduksi. Elektrolit NaCl lebih baik dari pada elektrolit lainnya seperti

7 12 Na 2 SO 4, NaOH, H 2 SO 4 ketika digunakan untuk pengolahan limbah pewarna. Selain itu keberadaan ion Cl - sangat penting sebagai sumber dari klor aktif. Proses yang dialami oleh elektrolit NaCl pada proses elektrolisis adalah sebagai berikut : 2NaCl 2Na + + 2Cl - Katoda : 2H 2 O + 2e - OH - + H 2 E o = -0,828 V Anoda : 2Cl - Cl 2 + 2e E o = -1,3583 V Keseluruhan : 2NaCl +H 2 O 2OH - + H 2 + Cl 2 + 2Na + + Reaksi samping : Cl 2 + 2OH - Cl - + OCl - + H 2 O 2NaCl + 2H 2 O Cl - + OCl - + H 2 O + H 2 + 2Na + Na 2 SO 4 juga merupakan salah satu larutan elektrolit pendukung yang sering digunakan untuk degradasi secara elektrokimia. Choi (2010) menggunakan larutan elektrolit pendukung Na 2 SO 4 untuk proses degradasi zat warna rhodamin B, dimana pada larutan elektrolit Na 2 SO 4 juga memiliki efisiensi arus rata-rata sekitar 4 22%. Pengaruh ph dilakukan untuk mengukur derajat keasaman atau kebasaan dalam berbagai sampel. Keadaan steady state adalah keadaan dimana fenomena keseimbangan terjadi di antara permukaan elektroda dan larutan yang tergantung pada waktu. Selama proses, waktu diperlukan hingga terjadinya perubahan dari keadaan kesetimbangan menjadi keadaan steady state, dimana dalam keadaan tersebut potensial elektroda, arus dan konsentrasi analit di antara elektroda-larutan bergantung pada waktu. Kebergantungan potensial dan arus terhadap waktu merupakan dasar dari elektrokimia (Riyanto., 2013). Menurut Aliabadi dan Sagharigar (2011) menyatakan bahwa pada proses degradasi fotokatalitik dengan UV/TiO 2 diperoleh degradasi maksimum rhodamin B mencapai 98,71% pada ph 7 dan 88,09% pada ph 9,0. Sehingga ph optimum degradasi fotokatalitik pada ph 7,0 selama 90 menit dengan konsentrasi Rhodamin B optimum sebesar 10 mg/l. Pada penelitian lain menyatakan bahwa tingkat degradasi rhodamin B dengan elektroda Ti/TiO 2 paling efektif pada ph 10 dengan waktu optimum selama 2 jam (Li dkk., 2006). Sedangkan menurut Safni

8 13 (2008) menyatakan bahwa pada metode fotolisis dengan TiO 2 anatase diperoleh kondisi optimum pada ph 5,0 dan presentase degradasi rhodamin B sebesar 93,49%, dimana presentase degradasi rhodamin B akan meningkat dengan bertambahnya waktu pada kondisi asam (ph 5) yang bersifat hidrofobik karena banyak OH yang terbentuk untuk mendegradasi rhodamin B Karbon nanopori Karbon nanopori adalah salah satu bahan yang dapat digunakan untuk membuat elektroda yang merupakan karbon aktif yang memiliki ukuran pori 100 nm yang terbuat dari bahan baku arang dari bahan lignosellulosa. Peningkatan jumlah dan ukuran pori dilakukan melalui proses aktivasi dengan beberapa cara yaitu fisika, kimia dan cetakan (template). Aktivator berfungsi untuk mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga karbon mengalami perubahan sifat fisika dan kimia yaitu bertambahnya luas permukaan dan kemampuan penyerapan yang lebih baik. Karbon nanopori dapat diterapkan dalam berbagai bidang industri sebagai bahan penyerap, penyaring air, pemisahan gas, serat sintetik dan elektroda penyimpan energi. Karbon nanopori memiliki sifat dalam penyerapan yang kuat, stabil terhadap pemanasan tinggi (Yamada dkk., 2009), mempunyai luas permukaan spesifik tinggi dan porositas mudah diatur (Zhu dkk., 2007). Elektroda dengan bahan karbon nanopori ini digunakan dalam bentuk pasta yang permukaannya dapat diperbarui, berpori dan berukuran kecil (Rohmaniyah dkk., 2014). Sebuah elektroda karbon pasta terbuat dari campuran bubuk grafit dan cairan pasta seperti parafin. Elektroda ini banyak digunakan terutama untuk pengukuran voltametri tapi sensor berbasis karbon pasta juga dapat diterapkan dalam coulometri seperti amperometri dan potensiometri. Elektroda karbon pasta mudah diperoleh dan murah (Monica dkk., 2012).

9 Proses Degradasi Limbah Zat Warna Secara Elektrokimia Degradasi secara elektrokimia merupakan suatu proses degradasi kontinyu dengan menggunakan arus listrik searah melalui peristiwa elektrolisis. Metode degradasi elektrokimia limbah sudah dilakukan oleh beberapa negara maju dalam upaya pengolahan limbah, dimana kelebihan dari elektrodegradasi antara lain tidak memerlukan peralatan yang rumit dan mudah untuk dioperasikan yang dapat dilihat pada Gambar 2.2, tidak menghasilkan limbah lain berupa sludge dan lebih cepat mereduksi kandungan partikel yang paling kecil. Hal ini disebabkan pengunaan listrik ke dalam air akan mempercepat pergerakan partikel di dalam air sehingga akan memudahkan proses degradasi (Nugroho., 2013). Sumber arus DC Gambar 2.2. Peralatan Elektrolisis Degradasi limbah secara elektrokimia paling banyak menggunakan proses oksidasi. Oksidasi merupakan suatu molekul yang memperoleh oksigen atau kehilangan hidrogen, sehingga molekul tersebut tereduksi. Menurut Alinger (1976) bahwa reaksi oksidasi yaitu menghilangkan atom H atau terjadi pembentukan ikatan baru antara C dan H.

10 15 Gambar 2.3. Proses oksidasi reduksi pada degradasi secara elektrokimia Gambar 2.4. Prinsip kerja degradasi secara elektrokimia Gambar 2.3 dan 2.4 menjelaskan bahwa prinsip kerja degradasi secara elektrokimia dalam menurunkan konsentrasi warna yaitu dengan memanfaatkan reaksi reduksi oksidasi (redoks) pada kedua elektroda yaitu sebagai akibat adanya arus listrik searah (DC). Pada reaksi ini terjadi pergerakan dari ion-ion positif (kation) yang bergerak pada katoda yang bermuatan negatif, sedangkan ion-ion negatif (anion) bergerak menuju anoda yang bermuatan positif. Mekanisme reaksi pembentukan yang terjadi pada anoda dan katoda dengan elektrolit NaCl dapat ditunjukan pada reaksi sebagai berikut.

11 16 Reaksi Katoda : 2H 2 O + 2e - 2OH - + H 2 E o = -0,828 V Reaksi Anoda : 2Cl - Cl 2 + 2e - E o = -1,3583 V + Reaksi sel : 2Cl - + 2H 2 O 2OH - + H 2 + Cl 2 Cl 2 + 2OH - Cl - + OCl - + H 2 O Pada katoda terbentuk gas H 2 dan OH - sebagai hasil dari reduksi H 2 O. Ion Na + tidak mengalami reduksi karena E 0 reduksi air lebih besar dibandingkan dengan E 0 ion Na +, sehingga air lebih mudah mengalami reduksi membentuk gas hidrogen dan ion hidroksida. Reaksi utama terjadi pada anoda yaitu terbentuk Cl 2, karena karbon (C) merupakan elektroda yang inert dan tidak ikut bereaksi, sehingga pada elektrolisis larutan mengandung ion Cl - yaitu yang lebih mudah dioksidasi dibandingkan dengan air dan akan teroksidasi membentuk Cl 2. Dalam proses ini akan terjadi proses reaksi reduksi air menjadi gas hidrogen (H 2 ) dan ion hidroksida (OH - ) pada katoda, sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi ion Cl - menjadi gas Cl 2 dengan kelarutan dalam air sebesar 20 g/ml pada 25 o C dan tekanan atmosfer. Klor (Cl 2 ), asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl - ) merupakan agen pengoksidasi yang kuat dan digolongkan ke dalam klor aktif yang memiliki kemampuan untuk mendegradasi zat warna di dalam limbah karena merupakan oksidator yang sangat kuat dengan kelarutan dal. Proses degradasi zat warna dalam limbah dimulai ketika terbentuk klor aktif dari hasil reaksi pada katoda dan anoda dalam larutan. Dalam reaksi degradasi elektrokimia, senyawa zat warna oleh klor aktif akan mengalami degradasi menjadi senyawa-senyawa penyusunnya melalui proses oksidasi, sehingga sudah tidak membahayakan saat dibuang ke lingkungan (Nugroho., 2013). Chatzisymeon dkk (2006) mengatakan bahwa dua mekanisme yang memungkinkan senyawa organik didegradasi secara elektrokimia adalah pertama oksidasi secara langsung, dimana senyawa organik akan diadsorpsi pada permukaan anoda. Anoda akan mengoksidasi air dan senyawa organik dengan reaksi sebagai berikut :

12 17 Anoda : 2H 2 O O 2 + 4H + + 4e - E o = -1,229 V Katoda : 2H 2 O + 2e - H 2 + 2OH - E o = -0,828 V Kedua, oksidasi secara tidak langsung yang menggunakan perantara zat-zat pengoksidasi kuat seperti klorin, hipoklorat, ozon, atau hydrogen peroksida yang dihasilkan secara elektrokimia. Dengan penambahan larutan elektrolit NaCl yang terbentuk pada permukaan anoda yang akan mengoksidasi senyawa organik dengan reaksi sebagai berikut. Anoda : 2Cl - Cl 2(g) + 2e - E o = -1,3583 V Katoda : 2H 2 O + 2e - H 2 + 2OH - E o = -0,828 V Larutan ruah : 2Cl - + 2H 2 O Cl 2 + 2OH - + H 2 Cl 2 + 2OH - Cl - + OCl - + H 2 O Zat warna + OCl - CO 2 + H 2 O + Cl - + P

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam industri tekstil, kertas, kulit, plastik, cat, farmasi dan makanan yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penggunaan bermacam-macam zat warna organik diberbagai bidang industri seperti tekstil, penyamakan kulit, kertas dan makanan meningkat pesat dari waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Katalis merupakan suatu zat yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar misalnya pencemaran oleh limbah industri dimana limbah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah banyak dibangun industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berkembangnya industri tentu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam air. Air yang telah tercemar sangat sulit untuk dipulihkan kembali menjadi air bersih, meskipun

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotokatalis telah mendapat banyak perhatian selama tiga dekade terakhir sebagai solusi yang menjanjikan baik untuk mengatasi masalah energi maupun lingkungan. Sejak

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia, termasuk di Yogyakarta, selain membawa dampak positif juga menimbulkan dampak negatif, seperti terjadinya peningkatan jumlah limbah

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan banyak limbah organik golongan senyawa azo, yang akan menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenol merupakan senyawa organik yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang bersifat karsinogenik,

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat digolongkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya adalah dengan mengembangkan industri tekstil (Achmad, 2004). Keberadaan industri tekstil selain menguntungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416 / MENKES / PER / 1990, tentang syarat-syarat kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN APLIKASINYA

ELEKTROKIMIA DAN APLIKASINYA ELEKTROKIMIA DAN APLIKASINYA Penulis: : Riyanto, Ph.D. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian

Lebih terperinci

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na.

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na. 20 Soal + pembahasan. 1. Unsur-unsur golongan alkali disusun dengan meningkatnya nomor atom, yaitu : Li, Na, K, Rb dan Cs. Sifat-sifat golongan alkali yang betul adalah. A. sifat reduktor Na lebih kuat

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 26. Diketahui lambing unsur Fe, maka jumlah p +, e - dan n o dalam ion Fe 3+ adalah.... Jawab :, Fe 3+ + 3e - Fe [ 18 Ar] 4s 2 3d 6 [

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan kadar krom dengan metode spektrofotometri

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1 Juni 10 ISSN : 1979-5858 EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA Hery Setyobudiarso (Staf Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya. Namun dalam pemanfaatannya, manusia cenderung melakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan

ABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan OP-015 PENGARUH BERAT TiO 2 ANATASE, KECEPATAN PENGADUKAN DAN ph DALAM DEGRADASI SENYAWA FENOL Zulkarnaini 1, Yeggi Darnas 2, Nofriya 3 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Unversitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK Nama : Ririn Vidiastuti NIM : 06111010015 Shift : A Kelompok : 5 (Lima) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK A. Jumlah Ion yang Ada Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

Kimia UMPTN Tahun 1981

Kimia UMPTN Tahun 1981 Kimia UMPTN Tahun 1981 UMPTN-81-51 Suatu atom unsury mempunyai susunan elektron : 1s s p 6 3s 3p 5. Unsur tersebut adalah A. logam alkali B. unsur halogen C. salah satu unsur golongan V D. belerang E.

Lebih terperinci

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB VI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT STANDAR KOMPETENSI 3 : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. KOMPETENSI DASAR 3.1 : Menyelidiki daya hantar listrik berbagai

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titanium dioksida (TiO 2 ) sejak beberapa tahun terakhir banyak digunakan dalam berbagai bidang anatas anatara lain sebagai pigmen, bakterisida, pasta gigi,

Lebih terperinci

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 39-46 PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl A DECREASE IN THE INTENSITY OF DYE RED REMAZOL RB 133 IN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia

Lebih terperinci

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. II. Tujuan : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit pada konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan menggunakan gabungan metode elektrokoagulasi dan EAPR. Parameter yang digunakan yaitu logam berat Pb, Cu, COD dan ph.

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan TiO 2 sebagai fotokatalis diperkenalkan pertama kali oleh Fujishima dan Honda tahun 1972 mengenai pemecahan air menjadi oksigen dan hidrogen secara fotoelektrokimia

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon pada cincin benzene dan merupakan senyawa yang bersifat toksik, sumber pencemaran

Lebih terperinci

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur 1. Identifikasi suatu unsur dapat dilakukan melalui pengamatan fisis maupun kimia. Berikut yang bukan merupakan pengamatan kimia adalah. A. perubahan warna B. perubahan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM Pb,Cd DAN TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI SUNARDI ** Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

LEMBARAN SOAL 11. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) LEMBARAN SOAL 11 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI Satriananda 1 1 Staf Pengajar email : satria.pnl@gmail.com ABSTRAK Air yang keruh disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sintesis material, beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material. Perbaikan kinerja

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA LEMBAR AKTIVITAS SISWA No SOAL & PENYELESAIAN 1 Pada elektrolisis leburan kalsium klorida dengan elektroda karbon, digunakan muatan listrik sebanyak 0,02 F. Volume gas klorin yg dihasilkan di anode, jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fuel cell merupakan sistem elektrokimia yang mengkonversi energi dari pengubahan energi kimia secara langsung menjadi energi listrik. Fuel cell mengembangkan mekanisme

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN Dari Asam Buah Menjadi Listrik Hasil teknologi ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Alexander Volta. Dari penelitian volta disebutkan bahwa jika suatu deretan

Lebih terperinci

Oksidasi dan Reduksi

Oksidasi dan Reduksi Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hasil pemeriksaan SSA sampel (limbah fixer) memiliki kadar Ag sebesar 6000.365 ppm. Kadar Ag tersebut apabila dikonversi setara dengan 0.6% (Khunprasert et al. 2004).

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan konsentrasi ammonium dengan metode spektrofotometri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci