ANALISIS SEGITIGA KONFLIK DAN MANAJEMEN KONFLIK DI MALI. Selly Pernama Sari 1 NIM
|
|
- Verawati Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1(2) : ISSN , ejournal.hi.fisip-unmul.org Copyright 2013 ANALISIS SEGITIGA KONFLIK DAN MANAJEMEN KONFLIK DI MALI Selly Pernama Sari 1 NIM Abstract Conflict in Mali was made an attention of the world in 2012 when the government official in Mali was coup, and then continued in the interests of intergroup relations in it, this conflict has been used since the time but peaked again now, the issue of conflict between the region North Mali and South Mali is the main trigger to other social issues were issues carried on in this conflict. Actors involved in Mali conflict as Africa Union, France, Bamako Governments, ECOWAS, United Nations, European Union, Separatism insurgency, and Islamic groups involved have a role and interest respectively. The conflict triangle analysis theory is explain an attitudes, behaviors, and contradictions of each actor in the conflict as well as the management made an effort to resolve the conflict in Mali. Keywords: Mali, Management Conflict, and Triangle Conflict Analysis Pendahuluan Mali merupakan negara landlocked yang terletak di Afrika Barat. Negara ini tergantung pada sektor pertanian dan pertambangan emas sebagai sumber pendapatan. Berdasarkan Human Development Index (HDI) UNDP, Mali merupakan salah satu negara termiskin di dunia yang menempati urutan 182 dari 187 negara. Dalam standar HDI yang terdiri dari kesehatan, pendidikan dan pendapatan, catatan HDI Mali mengalami peningkatan dari tahun 1980 hingga 2012 sebesar 15%, yaitu dari 0,176 hingga 0,344( hdrstats.undp.org, diakses 2 April 2013). Kemiskinan di negara ini diperparah dengan adanya konflik internal yang terjadi antara pemerintah Mali dengan kelompok separatis yang berasal dari Etnis Tuareg yang ingin memerdekakan wilayah Azawad di Mali Utara. Konflik bermula pada tahun 1961, dimana etnis Tuareg yang berada di bagian Utara Mali merasa terabaikan oleh pemerintahan Mali yang baru. Mereka menentang kebijakan pemerintah di Bamako, yang merencanakan reformasi tanah yang dapat mengancam dan melanggar wilayah tradisional mereka. 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Selly.adirangga@gmail.com
2 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: Akibatnya, sekelompok kecil Tuareg di negara republik ini memulai pemberontakan, menyerang target target pemerintah yang berada di utara. Konflik benar benar memuncak pada 16 Januari 2012 ketika kelompok pemberontak kembali melakukan kampanye menentang pemerintah Mali dan menuntut kemerdekaan atau otonomi yang lebih besar di wilayah utara yang dikenal dengan wilayah Azawad, Kelompok ini kemudian membentuk the National Movement for the Liberation of Azawad (MNLA), sebuah organisasi yang berjuang untuk memerdekakan Azawad dan menjadikannya tanah air bagi orang-orang Tuareg. Azawad merupakan provinsi yang berada di Utara Mali yang didalamnya terdiri dari wilayah Timbuktu, Kidal, Gao dan sebagian wilayah Mopti, Azawad mencakup 60% dari total wilayah Mali. Pada bulan April 2012, MNLA berhasil mengambil alih kontrol Azawad dari tangan tentara pemerintah karena mereka pun tidak mampu menghadapi MNLA dan mendeklarasikan kemerdekaan Azawad dari Mali tanggal 6 April Kemerdekaan Azawad ternyata tidak membuat MNLA bisa berkuasa di wilayah tersebut karena akhirnya Azawad jatuh ke tangan kelompok Islam Ansar Dine. Kelompok ini pada awalnya membantu MNLA merebut Azawad dari pemerintah Mali namun kemudian justru mengambil alih Azawad dari MNLA yang dibantu oleh Al-Qaeda in the Maghreb Islam dan kelompok jihad di Afrika MUJAO. Kondisi ini akhirnya memaksa MNLA bekerja sama dengan pemerintah Mali untuk merebut kembali wilayah Awazad dari tangan Ansar Dine. Kegagalan pemerintah Mali di bawah kepemimpinan presiden Amadou Toumani Toure dalam mengatasi pemberontakan yang dilakukan oleh MNLA menyebabkan kalangan militer Mali merasa kecewa. Militer Mali beranggapan bahwa kebijakan pemerintah yang melakukan penyelesaian dengan cara bernegoisasi antara perwakilan pemerintah dan faksi bersenjata tidak dapat membawa konflik pada suatu kesimpulan. Sebaliknya, negosiasi yang dilakukan sebenarnya hanya akan memperburuk konflik yang sedang terjadi. Sehingga pada tanggal 22 Maret 2012, tentara Mali yang menyebut dirinya sebagai the National Committee for the Restoration of Democracy and State (CNRDR) yang dipimpin oleh Amadou Sanogo melakukan kudeta dan menjatuhkan presiden Amadou Toumani Toure. Ketidaksanggupan pemerintah Mali dalam menyelesaikan konflik dengan pemberontak menyebabkan aktor asing masuk dalam konflik tersebut, antara lain PBB, Uni Afrika, ECOWAS, Perancis dan beberapa negara lainnya. Bahkan Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi no tahun 2012 yang menjadi dasar hukum untuk mendukung intervensi yang dilakukan Perancis di Mali. Intervensi ini terjadi sehari setelah Dewan Keamanan menyerukan penyebaran cepat dari Misi Dukungan Afrika yang dipimpin Internasional di Mali (AFISMA) untuk mengambil semua langkah yang diperlukan dalam memulihkan wilayah Utara Mali di bawah kendali teroris, ekstrimis, dan kelompok bersenjata. 478
3 Analisis Segitiga Konflik dan Manajemen Konflik di Mali (Selly Pernama) Melihat kondisi yang dapat ditimbulkan oleh konflik yang terjadi di Mali serta dampak yang ditimbulkan hal ini secara langsung telah mempengaruhi kestabilan pemerintahan yang berjalan di Mali. Namun dalam penelitian kali ini akan difokuskan pada pembahasan segitiga konflik serta manajemen konflik dari pemerintah Mali dan pihak pihak asing yang terlibat? Kerangka Dasar Teori 1. Teori Segitiga Konflik Konflik merupakan proses sosial dimana orang atau sekelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lain yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Para pihak biasanya berusaha mencapai tujuan tertentu seperti wilayah tambahan atau wilayah yang lebih aman, keamanan, akses menuju pasar, prestise, persekutuan, revolusi dunia, penggulingan pemerintahan yang tidak bersahabat dan lainnya. Mungkin dalam usaha untuk mencapai atau mempertahankan tujuan mereka akan berjalan berlawanan dengan kepentingan dan tujuan pihak lainnya. Konflik dapat meliputi tindakan ancaman dan hukuman yang bersifat diplomatik propaganda komersial atau militer. Konflik dapat meliputi krisis perselisihan maupun persaingan. Unsur utama konflik dimana suatu gerak oleh suatu negara dalam suatu isu dianggap sebagai suatu gerak oleh suatu kerugian atau ancaman oleh pihak lain.konflik dapat pula dilihat dalam sebuah segitiga yang berarti sikap, kontradiksi, dan perilaku. Tiga hal ini dilihat sebagai proses dinamis dalam struktur sikap dan perilaku secara konstan berubah dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. 2. Konsep Manajemen Konflik Menurut John Burton manajemen konflik dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menghandle terjadinya perselisihan paham disagreement dan argument - argument berdasarkan pilihan-pilihan dan kebutuhan yang dihasilkan dari interaksi antara kelompok-kelompok yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama.dalam Manajemen konflik ini terdapat pola yang dimainkan oleh pihak yang terlibat kedalam pertentangan yaitu menjaga konsistensi-konsistensi perjanjian, berusaha untuk menjaga dan menjalankan komitmen resolusi yang telah disepakati dan juga berusaha agar tidak terjadi tindak kekerasan yang memakan banyak korban manusia dan dapat merusak infrastruktur dan keutuhan negara. Cara memanage konflik menurut Holsti sendiri diungkapkan ke dalam 6 bagian yaitu (Teuku May Rudi, 2002:98) 1.Melakukan penarikan tuntutan Penyelesaian adalah salah satu atau kedua belah pihak, menahan diri untuk tidak melakukan tindakan fisik atau mendesak perundingan memenuhi tuntutan, atau menghentikan tindakan yang pada dasarnya akan menyebabkan tindakan balasan yang bermusuhan. 2.Penaklukan Akhir penaklukan dengan kekerasan tetap mencakup berbagai persetujuan dan perundingan diantara negara yang bermusuhan. Salah satu pihak harus diusahakan 479
4 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: menyadari bahwa perdamaian, meski berdasarkan penyerbuan tanpa syarat, jauh lebih baik daripada melanjutkan konflik. Ini berarti salah satu pihak telah dapat mencapai sasaran tersebut dengan menekan pihak lain untuk menyadari bahwa kemungkinan untuk mencapai sasaran yang kurang dari yang telah ditetapkan atau bahwa keberhasilan pencapaian sasaran dan bertahan bagi pihak lain sama sekali sudah tidak ada. 3.Tunduk atau membentuk deterrence (penangkalan) Kriteria yang dipakai untuk membedakan kepatuhan atau penangkalan dari penaklukan ialah ada atau tidak adanya implementasi ancaman untuk memakai kekerasan. Meskipun tidak terjadi kekerasan, perlu diketahui bahwa sikap tunduk merupakan akibat dari penerapan ancaman militer sebagai bentuk penyelesaian konflik dengan cara tidak damai. Pihak yang melakukan penangkalan atau penundukan akan menunjukan pada pihak lain bahwa kemungkinan resiko untuk melanjutkan tindakan atau mempertahankan tuntutan akan lebih besar dibanding melakukan penarikan kembali tuntutannya dan menghentikan sama sekali tindakannya. 4.Kompromi Kompromi adalah penyelesaian konflik atau krisis internasional yang menuntut pengorbanan dari posisi yang telah diraih oleh pihak yang bersengketa. Masalah utama dalam mencapai kompromi adalah bagaimana meyakinkan pihak yang bersengketa untuk menyadari bahwa resiko untuk tetap mempertahankan atau melanjutkan konflik di antara mereka jauh lebih besar dibanding resiko untuk melakukan penurunan tuntutan atau menarik mundur posisi militer dalam diplomatik. 5.Penyelesaian melalui pihak ketiga Akibat yang agak rumit dari penyelesaian konflik atau krisis internasional berdasarkan kompromi melalui pihak ketiga (award). Bentuk penyelesaian seperti ini mencakup penyerahan persetujuan dan itikad untuk menyelesaikan masalah bedasarkan berbagai kriteria keadilan. 6.Penyelesaian secara damai Penyelesaian melalui cara-cara damai (perundingan, konsiliasi, dan lain sebagainya), sehingga masing-masing pihak yang bersengketa secara perlahan dapat menerima keadaan posisi yang baru. Konflik internal yang terjadi di Mali sendiri dapat dicegah atau dihentikan dengan adanya keinginan untuk menyelesaikan konflik diantara pihak pemberontak yang berada di Mali Utara dan pemerintah Mali yang berada di Bamako. Namun disini pemerintah lebih memilih jalan untuk memasukan pihak ketiga dalam membantu menyelesaikan konflik tersebut, yakni dengan meminta bantuan negara lain salah satunya pada pemerintah Perancis. 480
5 Analisis Segitiga Konflik dan Manajemen Konflik di Mali (Selly Pernama) Metode Penelitian Dalam penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, karena penelitian ini menggambarkan bagaimana analisis segitiga konflik dan manajemen konflik di Mali serta teknik analisa data yang digunakan penulis adalah teknik analisis kualitatif. Hasil Penelitian 1.Segitiga Konflik (Sikap, Kontradiksi, Perilaku) Mali adalah sebuah negara republik yang terletak di Afrika Barat, negara ini terdiri dari delapan wilayah dan perbatasan pada jangkauan utara yang jauh ke tengah gurun Sahara, sedangkan bagian selatan Mali menjadi tempat tinggal mayoritas penduduk. Pusat struktur ekonomi Mali tergantung pada sektor pertanian, perikanan dan perternakan. Beberapa sumber daya alam Mali yang terkenal salah satunya adalah emas. Jumlah populasi penduduk di Mali adalah sekitar 15,839,538 jiwa ( diakses 5 mei 2013). Tuareg merupakan salah satu suku asli dari penduduk Mali mereka tinggal dengan cara nomaden atau berpindah pindah. Minoritas penduduk hidup sebagian besar di wilayah bagian utara negara itu yakni Gao, Timbuktu dan Kidal. Bagi suku Tuareg nomadisme adalah cara yang mereka pilih untuk hidup dan mereka tidak ingin menggantikannya dengan kehidupan menetap. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, kekeringan kelaparan yang luar biasa menghancurkan sebagian besar sumber daya alam Tuareg membuat kemakmuran mereka telah menurun karena penyakit dan kelaparan. Dengan permasalahan yang terus meningkat, habitat mereka menjadi lebih keras dan ekstrim, karena mereka dipaksa untuk hidup di antara pegunungan dan gurun. Selama berabad-abad, orang-orang Tuareg telah hidup sebagai pengembara, menggiring hewan mereka dari tanah ke tanah tepat di sebelah selatan Gurun Sahara di Mali, dekat Timbuktu. Kehidupan mereka sangat tergantung pada hewan yang mereka miliki, sehingga mereka melindungi dan memberi mereka makan. Setiap kali mereka membutuhkan teh, biji-bijian atau pakaian, mereka menjual hewannya ke pasar untuk membeli apa yang mereka butuhkan, tetapi kehidupan dengan cara ini menjadi sangat sulit untuk dipertahankan. Selama 40 tahun terakhir, kekeringan terus menerus telah memaksa Tuareg untuk menghentikan cara hidup mereka yang nomaden. Untuk bertahan hidup mereka harus mulai menetap di desa-desa dan menggarap tanah untuk mengamankan pasokan makanan yang kurang rentan terhadap kekeringan. Karena keadaan inilah Tuareg harus membuat banyak penyesuaian dengan gaya hidup mereka, termasuk rumah yang mereka tinggali. Rumah-rumah mereka digunakan untuk menjadi tenda. Makanan merekapun telah berubah dari memakan daging ternak mereka yang sekarang memakan sayuran dan biji bijian karena tidak adanya ternak yang tersedia lagi. Beberapa pompa disumbangkan sehingga air bisa diambil dari Sungai Niger terdekat untuk mengairi tanaman milik mereka. Kerusakan lingkungan sering dikaitkan dengan populasi para 481
6 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: penduduk yang nomaden oleh pemerintah. Cara hidup mereka menyebabkan erosi tanah dan penggundulan hutan. Namun, ini cara hidup tradisional yang dianggap Tuareg sebagai warisan dari masa lalu. Namun cara ini coba digantikan dengan metode yang lebih modern dan mengakibatkan produksi diselesaikan, seperti intensif, peternakan komersial atau pertanian. Para penggembala hidup di daerah yang paling tidak ramah di Afrika dan nomadisme mereka merupakan pusat cara hidup mereka yang memungkinkan ternak dapat mengakses lahan subur. Dari kekeringan parah yang terjadi di Sahel menewaskan sejumlah besar suku Tuareg dan ternak mereka. Kekacauan terjadi saat suku Tuareg benar benar merasa terabaikan oleh pemerintahan yang seakan akan ingin mengambil alih bagian Utara, namun hal ini masih dapat diselesaikan oleh pemerintah melalui militer. Beberapa Tuareg meninggalkan daerah pedesaan dan melarikan diri ke negara negara tetangga untuk menghindari konflik, karena militer menargetkan baik bagi pemberontak maupun non-pemberontak selama periode tersebut. Namun dalam perkembangannya sendiripun selama menetap di negara - negara tentangga seperti Aljazair dan Libya, suku Tuareg merasa harus kembali ke Mali karena tidak tersedianya bantuan yang mereka harapkan yang telah dijanjikan oleh pemerintah. Ketidakpuasan dengan pemerintah, yang telah membuat suku Tuareg terlantar membuat pemberontakan kembali terjadi pada tahun Konflik internal ini akhirnya benar benar pecah pada Januari 2012 ketika kelompok pemberontak kembali melakukan kampanye menentang pemerintah Mali dan menuntut kemerdekaan atau otonomi yang lebih besar di wilayah utara yang dikenal dengan wilayah Azawad. Hal ini yang kemudian dimanfaatkan oleh beberapa kelompok teroris internasional seperti Gerakan Untuk Persatuan dan Jihad Afrika Barat (MUJAO), dan Al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM) yang segera ikut melibatkan diri dalam konflik Mali ini dan bergabung dengan kelompok Ansar Dine dan MNLA untuk melawan pemerintah Mali. Kelompok islam Fundamentalis ini segera menguasai kota seperti Timbuktu, Gao, dan Kidal dan menetapkan syariat islam. Kelompok kelompok tersebut berhasil melawan militer Mali dan segera memerdekakan diri dari pemerintahan Bamako. Setelah kemerdekaan yang dideklarasikan secara sepihak oleh kelompok pemberontak, organisasi organisasi teroris ini mulai melakukan kegiatan yang sangat membahayakan warganya. Kelompok militan ini mulai mengumpulkan dana dengan cara menculik anak anak yang masih di bawah umur, menjadikan wilayah Utara sebagai jalur perdagangan narkoba yang akhirnya membuat salah satu kelompok tersebut yakni MNLA menarik diri dari kerjasama dengan Ansar Dine dan AQIM. MNLA memutuskan untuk menarik diri dari kerjasama dengan kelompok Islam karena dinilai apa yang telah dijalankan kelompok kelompok Islam sangat bertentangan dengan apa yang dinamakan Republik Islam Azawad. MNLA memutuskan untuk bergabung dengan tentara pemerintah dan memerangi 482
7 Analisis Segitiga Konflik dan Manajemen Konflik di Mali (Selly Pernama) kelompok Islam yang sebagian non-tuareg tetapi MNLA dan pemerintahpun tidak sanggup mengatasi kelompok kelompok Islam tersebut yang akhirnya membuat masuknya pihak asing atas permintaan dari pemerintah dan MNLA. 2.Manajemen Konflik Dalam konflik di Mali berbagai cara menghandle konflik telah di upayakan, dimulai dari pemerintah yang mengupanyakan dengan cara negosiasi atau kompromi dengan pihak pemberontak yang akhirnya tidak cukup berhasil sehingga memunculkan pihak pihak asing yang masuk dan membantu dalam penyelesaikan konflik yang sedang terjadi. Menyusul dimulainya pemberontakan pada Januari di Mali utara dan kudeta militer pada Maret 2012 di ibu kota selatan negara Mali, Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) telah menerapkan kebijakan intervensi di salah satu negara anggota yang paling bermasalah. Intervensi militer dijadwalkan untuk penyebaran tentara pada bulan September ECOWAS mendukung kebijakan intervensi militer di Mali Utara, di mana berbagai kelompok Islam yang berlomba-lomba untuk kontrol dan transisi politik pasca kudeta di selatan. ECOWAS telah mengadopsi strategi intervensi bijaksana yang bergantung pada permintaan resmi dari pemerintah Mali. Jika permintaan tersebut diperluas ke ECOWAS, organisasi tersebut harus fokus pada kekuatan, membantu dalam program untuk memulihkan hubungan sipil - militer dan memprofesionalkan Angkatan Bersenjata Mali, serta memperkuat layanan keamanan yang berurusan dengan ancaman regional terhadap stabilitas negara. Meskipun ada dasar hukum untuk intervensi ECOWAS di Utara, pada tingkat praktis setiap tindakan militer harus berasal dari pemerintah nasional yang sah di Bamako yang saat ini tidak ada.tetapi tidak jelas apakah ECOWAS sendiri mampu melakukan operaasi milter tersebut tanpa adanya bantuan dari pihak barat, dalam membantu memulihkan keadaan di Mali. Hal ini diuraikan dalam revisi ECOWAS Treaty 1993 dan mekanisme pencegahan konflik, manajemen dan resolusi yakni menjaga perdamaian dan Keamanan 1999, situasi politik dan keamanan di Mali cocok dalam mandat intervensi ECOWAS. Tidak hanya ECOWAS, Perancis juga telah berusaha mengesahkan intervensi dengan menggunakan permintaan oleh pemerintah Mali untuk memberi bantuan dalam perlawanan terhadap gerilyawan di Utara. Hal ini juga mendapatkan dukungan melalui Resolusi DK PBB No tanggal 20 Desember 2012 yang memungkinkan untuk pembentukan pasukan internasional untuk mendukung Mali dalam memperjuangkanan dan mengembalikan wilayah Utara, kemudian hal lainnya termasuk ingin mencegah penciptaan zona 'Salafi-teroris' yang akan menjadi ancaman bagi kawasan ini dan dunia. Motivasi dari intervensi Perancis di Mali terkait dengan perlindungan kepentingan Perancis di wilayah tersebut dan merupakan upaya untuk mempromosikan kehadiran Perancis di daerah yang dianggap sebagai pusat pengaruh khusus karena wilayah ini merupakan bekas jajahannya. Pentingnya daerah ini bagi Perancis mengingat kekayaan alam seperti minyak bumi yang besar, gas dan sumber daya mineral seperti emas dan uranium 483
8 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: yang terletak dekat dengan ladang minyak Aljazair yang sangat diinginkan oleh Perancis dan berdekatan dengan lokasi eksplorasi di Mauritania. Militer Perancis mulai melancarkan perang di Mali pada Januari 2013 setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi no tahun 2012, dengan tujuan menghentikan para pemberontak, yang saat itu kian mendekati ibukota Bamako. Perang di Mali ini telah menyebabkan ribuan warga Mali kehilangan tempat tinggal, dimana serangan udara tiga puluh jet tempur Perancis dan serangan darat yang dilancarkan oleh militer Perancis. Namun tidak jelas berapa jumlah korban jiwa selama perang berlangsung. Keadaan konflik yang semakin parah ini cukup teratasi dengan bantuan militer yang dilakukan Perancis dan beberapa negara lainnya, terbukti Perancis dan pasukan tentara negara Afrika Barat tersebut mampu mengambil alih kembali kota kota yang berada di Mali Utara. Hampir 4000 lebih tentara Perancis dan pasukan AFISMA memaksa mundur pasukan pemberontak yang dulunya menguasai hampir seluruh wilayah yang berada di wilayah Utara.(africajournalismtheworld.com diakses pada tanggal 28 mei 2013). Konflik yang mulai mereda ini membuat Perancis berencana menarik sebagian tentaranya dari Mali pada Maret Menurut Perancis, mereka tidak ingin tetap secara permanen berada di Mali. Ini adalah konflik orang-orang Afrika, dan rakyat Mali sendiri yang harus menjamin keamanan, integritas teritorial, dan kedaulatan negaranya. Itulah sebabnya Perancis, secara progresif menyampaikan tongkat kepada misi militer Afrika di Mali (AFISMA). Namun Perancis sendiri masih akan tetap memantau keadaan wilayah Utara yang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh kelompok pemberontak. Meluasnya konflik di Mali ini semakin membuat bantuan serta dukungan datang dari berbagai pihak. Uni Eropa termasuk salah satu yang ikut memberikan implementasi militer kepada negara tersebut. Menteri luar negeri Uni Eropa menyetujui peluncuran misi Uni Eropa yang terdiri atas 500 prajurit untuk melatih tentara Mali yang telah mulai bertugas dalam melawan kawanan pemberontak( diakses 28 mei 2013). Kelompok yang terdiri atas prajurit Uni Eropa tiba di negara Afrika Barat pada Senin 18 Febuari 2013, mereka menyiapkan Misi Pelatihan Uni Eropa (EUTM), yang memiliki mandat lima belas bulan untuk membentuk kembali tentara Mali. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan, misi tersebut akan sangat penting untuk mendukung tentara Mali yang minim akan peralatan dan tidak cukup terlatih. Bahkan menteri luar negeri Uni Eropa sepakat untuk mendukung Prancis dalam perang di Mali dengan meluncurkan US$ juta untuk pembiayaan operasi militer dalam pelatihan dan merestrukturisasi tentara negara Afrika Barat itu untuk menjaga interitas teritorial negaranya. Konflik yang terjadi di Mali memang membuat negara tersebut menjadi terpecah. Berbagai manajemen konflik yang telah diupayakan dari pemerintah tidak lantas membuat kelompok pemberotak tersebut pergi dari wilayah tersebut, walaupun sebagian besar wilayah telah diambil alih kembali oleh pihak pemerintah yang 484
9 Analisis Segitiga Konflik dan Manajemen Konflik di Mali (Selly Pernama) dibantu oleh pihak pihak asing yang terlibat. Keadaan yang krisis memang sudah cukup mereda namum konflik antara pemberontak yang sebagian besar non-mali dan pemerintah masih belum terselesaikan. Konflik di Mali sewaktu waktu sebernanya masih dapat terajadi jika masih belum ada kesepakatan antara pemerintah dan kelompok pemberontak.konflik yang terjadi di Mali memang belum membawa konflik pada sebuah penyelesaian akhir namun membuat konflik cukup mereda. Walaupun Perancis sendiri telah menarik setengah dari pasukannya dan digantikan oleh pasukan PBB yang menjaga wilayah tersebut jika sewaktu waktu kelompok pemberontak yang sebagian besar non-mali menyerang kembali. Kesimpulan Analisis segitiga konflik di Mali merupakan sebuah penjelasan mengenai bagaimana sikap, kontradiksi dan perilaku konflik. Dimulai dari kontradiksi yakni sebab awal mula terjadinya sebuah konflik yang pada konflik di Mali ini didasarkan oleh kekecewaan etnis Tuareg yang berada di Mali bagian Utara, dimana Etnis Tuareg merasa terabaikan oleh pemerintah paska kemerdekaan dari Perancis pada tahun 1960, yang akhirnya berkelanjutan hingga saat ini membuat pihak pihak asing masuk seperti Perancis yang memiliki kepentingannya sendiri hingga membuat konflik dipandang dapat merugikan yang terlibat didalamnya sperti halnya kelompok pemberontak. Hal tersebut membuat (sikap) cara pelaku konflik tersebut memandang koflik dengan cara yang berbeda beda mereka beranggapan bahwa hal yang dilakukan oleh salah satu pihak akan merugikan pihak lainnya. Sehingga hal inilah yang akhirnya menimbulkan perilaku perilaku dari sikap atau cara aktor aktor tersebut memandang konflik, baik itu berupa kekerasan atau tidak. Akibatnya, hal inilah yang membuat etnis Tuareg akhirnya melakukan pemberontakan dan menuntut kemerdekaan atas wilayah bagian Utara. Pemberontakan ini sempat mereda saat pemerintah berjanji akan memberikan bantuan kepada wilayah di Utara, namun hal itu tak kunjung terwujud sehingga, membuat etnis Tuareg membentuk kelompok dengan nama the National Movement for the Liberation of Azawad (MNLA), yang dibantu oleh kelompok radikal Islam Ansar Dine, AQIM dan kelompok jihad di Afrika yakni MUJAO melakukan pemberontakan dan berhasil memerdekakan wilayah Azawad secara sepihak. Untuk mengatasi permsalahan ini maka pemerintah Mali berusaha melakukan manajemen konflik atau upaya penyelesaiaan konflik dengan, inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah untuk merundingkan solusi dengan kelompok pemberontak bersenjata yang berada di bagian Utara. Salah satu hal yang sangat terlihat dilakukan pemerintah Mali dari upaya perdamaian dengan kelompok pemberontak adalah negosiasi. Negosiasi antara perwakilan pemerintah dan faksi bersenjata, namun negosiasi ini tidak dapat membawa konflik pada suatu akhir 485
10 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: dari penyelesaian. Sebaliknya, negosiasi yang dilakukan sebenarnya hanya memperburuk konflik yang sedang terjadi. Hal ini justru membawa pihak asing masuk dan turut campur dalam penyelesaian konflik internal ini. Banyaknya aktor aktor yang terlibat dalam penyelesaian konflik seperti PBB, ECOWAS, Uni Afrika, Perancis bahkan Uni Eropa membuat konflik ini cukup mereda karena dapat memaksa mundur kelompok pemberontak dari wilyah wilayah yang telah dikuasai selama sepuluh bulan terakhir walaupun konflik ini sendiri belum sepenuhnya selesai. Daftar Pustaka 1. Buku Barbara Harff and Ted Robert Gurt Ethnic conflict in world politics: second edition. USA: Westview Press. Fortuna, Dewi Anwar Konflik Kekerasan Internal: Tinjauan sejarah ekonomi, politik dan kebijakan di Asia Pasifik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Galtung, Johan Peace by peaceful means: Peace & conflict, development & Civilization. Prio. London: Internasional Peace Research Institute. Holsti, K.J Internasional Politik terjemahan. M Tahrir Azhary, Politik internasional: kerangka untuk analisis. John Burton & Frank Dukes. Conflict : Practice in Management, Settlement & Resolution. St. Martin Press. USA. Mohtar, Mas oed Studi Hubungan Internasional : Tingkat analisis dan teorisasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada., Ilmu Hubungan Internasional; disiplin dan metodologi, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada. Robert Jackson and Georg Sorensen Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rudi, Teuku May Studi Strategis : Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin, Bandung: PT. Refika Aditama. Soejono Soekanto, Sosiologi : Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Tordoff, William Government and Politics in Africa: Third edition. London: Macmillan Press. 2. Media Elektronik prajurit Prancis berada di Mali terdapat di diakses pada tanggal 28 mei Africa News and Analysis. News, analysis and comment on Africa terdapat di diakses pada tanggal 28 mei Crisis in Mali terdapat di diakses pada tanggal 9 mei
11 Analisis Segitiga Konflik dan Manajemen Konflik di Mali (Selly Pernama) Ecowas pleased with military offensive against mali insurgents terdapat di diakses pada tanggal 8 mei Factsheet on : the movement for unity and jihad in West Africa terdapat di diakses pada tanggal 8 mei Factsheet on : the national movement for the liberation of azawad terdapat di diakses pada tanggal 8 mei France Intervenes in Mali Invoking both SC Resolution 2085 and the Invitation of the Malian Government Redundancy or Legal Necessity? Terdapat di diakses pada tanggal 4 April French Force Moves Fast to Counter Threat in Mali terdapat di diakses pada tanggal 28 mei German Troops to Train Malian Army terdapat di html diakses pada tanggal 28 mei January 2013, Africa - News and Analysis : Page 2 terdapat di africajournalismtheworld.com/2013/01/page/2/ diakses pada tanggal 28 mei Konflik Mali Kian Membesar Terdapat di diakses pada tanggal 2 maret Mali crisis: Key players terdapat di diakses pada tanggal 4 april 2013 Mali Economy Profile 2013 terdapat di diakses pada tanggal 2 April Mali-International Human Development Indicators United Nation Development Programme terdapat di hdrstats.undp.org/en/countries/profile/mli.html diakses pada tanggal 2 April Mali Natural Resources terdapat di diakses pada tanggal 2 mei Nomadic Conflict in Mali : Justice Africa Terdapat di diakses pada tanggal 1 mei
12 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: Pemimpin Mujao Komandan Al-Qaidah Mokhtar masih hidup terdapat di diakses pada tanggal 8 mei
Kekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis.
Kekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis. Tanpa ada mandat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), tentara Prancis masuk
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN PENERBITAN ARTIKEL SKRIPSI JUDUL SKRIPSI: PERAN UNI AFRIKA DALAM MENANGANI KONFLIK DI MALI TAHUN : MUCHAMAD NAWIR
HALAMAN PENGESAHAN PENERBITAN ARTIKEL SKRIPSI JUDUL SKRIPSI: PERAN UNI AFRIKA DALAM MENANGANI KONFLIK DI MALI TAHUN 2011-2012 NAMA : MUCHAMAD NAWIR NIM : 0802045052 PROGRAM STUDI : HUBUNGAN INTERNASIONAL
Lebih terperincinegara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk
BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan
99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki
Lebih terperinciWestget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.
Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,
Lebih terperinciMali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing
Negara Mali menjadi rebutan negara-negara Barat. Prancis, sebelum keduluan negara lain, menginvasi negeri itu dengan mengirimkan tentaranya. Perserikatan Bangsa-Bangsa diam seribu bahasa terhadap kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pecahnya Uni Soviet telah meninggalkan berbagai permasalahan dibekas wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi pasca jatuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah memproklamasikan Kosovo sebagai Negara merdeka, lepas dari Serbia. Sebelumnya Kosovo adalah
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI
KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI Disusun Oleh: TRI SARWINI 151070012 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan munculnya perubahan mendasar pada bentuk konflik yang terjadi. Konflik antar negara (inter-state conflict) yang banyak terjadi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.
BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat
Lebih terperinciPada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace
Pasal 2 (3) dari Piagam PBB - Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Islam, telah membawa pengaruh dala etnis dan agama yang dianut.
BAB V KESIMPULAN Yugoslavia merupakan sebuah negara yang pernah ada di daerah Balkan, di sebelah tenggara Eropa. Yugoslavia telah menoreh sejarah panjang yang telah menjadi tempat perebutan pengaruh antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perang etnis menurut Paul R. Kimmel dipandang lebih berbahaya dibandingkan perang antar negara karena terdapat sentimen primordial yang dirasakan oleh pihak yang bertikai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.
Lebih terperinciyang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan
Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup
Lebih terperinciBAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-
166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008
BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek
Lebih terperinciKEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA
KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA 151060046 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang hampir sama tuanya dengan peradaban kehidupan manusia. Perang merupakan suatu keadaan dimana
Lebih terperinciPENGAKUAN. Akibat: Permasalahan: Pasal 3, Deklarasi Montevideo 1933: politik suatu negara, bebas dari pengakuannya oleh negara lain.
PENGAKUAN Iman Prihandono, SH., MH., LL.M Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Airlangga E-Mail: iprihandono@unair.ac.id Blog: imanprihandono.wordpress.com Pasal 3, Deklarasi Montevideo
Lebih terperinciBAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA
BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator
BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bantuan luar negeri (foreign aid) digunakan saat suatu kawasan sedang dilanda bencana alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor
Lebih terperinciPENGAKUAN. AKIBAT: PERMASALAHAN: PASAL 3, DEKLARASI MONTEVIDEO 1933: POLITIK SUATU NEGARA, BEBAS DARI PENGAKUANNYA OLEH NEGARA LAIN
PENGAKUAN. AKIBAT: PERMASALAHAN: PASAL 3, DEKLARASI MONTEVIDEO 1933: POLITIK SUATU NEGARA, BEBAS DARI PENGAKUANNYA OLEH NEGARA LAIN PENGAKUAN Iman Prihandono, Prihandono, SH., MH., LL.M Departemen Hukum
Lebih terperinciinternasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan
BAB V KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan pertama yaitu mengapa Kanada menggunakan norma keamanan manusia terhadap Afghanistan, serta pertanyaan kedua yaitu
Lebih terperinciMENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL
MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pertanyaan penelitian pada Bab I penelitian ini dan dihubungkan dengan kerangka pemikiran yang ada, maka kesimpulan yang diambil dari penelitian ini
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak
Lebih terperinci4.2.Upaya Penyelesaian Konflik antara Pemerintah dengan Bangsamoro Faktor Pendorong Moro Islamic Liberation Front (MILF) untuk
DAFTAR ISI Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... x ABSTRACT... xi Bab I Pendahuluan... 1 1.1.Latar Belakang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA
Lebih terperincibilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika
BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggal 22 Agustus 1991, ribuan orang berkumpul memadati lapangan utama kota Grozny, ibu kota Chechnya, setelah mendengar kabar Uni Soviet berada diambang kehancuran.
Lebih terperinciH. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan peace building atau pembangunan damai pasca konflik menjadi salah satu isu utama dalam hubungan internasional. Persoalan ini menjadi sangat signifikan
Lebih terperinciTelah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:
LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya,
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya, begitu pula halnya dengan negara, negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga dibutuhkannya
Lebih terperinciLampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja
Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei
Lebih terperinciDUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)
Fakta dan Kekeliruan April 2009 DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions) Kekeliruan 1: Bergabung dengan Konvensi Munisi Tandan (CCM) menimbulkan ancaman
Lebih terperinci1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME
1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus
Lebih terperinciBAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang
BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Tindak pidana desersi merupakan tindak pidana militer yang paling banyak dilakukan oleh anggota TNI, padahal anggota TNI sudah mengetahui mengenai
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan
BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap
Lebih terperinciSENGKETA INTERNASIONAL
SENGKETA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Indonesia-Malaysia SENGKETA INTERNASIONAL Pada hakikatnya sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antar
Lebih terperinciH. Budi Mulyana, S.IP., M.Si
H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si PASAL 3, DEKLARASI MONTEVIDEO 1933: Keberadaan politik suatu negara, bebas dari pengakuannya oleh negara lain. PERMASALAHAN: 1. Recognition is a political act with legal consequences.
Lebih terperincipenjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.
BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia
BAB V KESIMPULAN Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia berubah dari super power state menjadi middle-power state (negara dengan kekuatan menengah). Kebijakan luar
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hubungan Internasional merupakan hubungan yang melintasi batas wilayah suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Internasional Hubungan Internasional merupakan hubungan yang melintasi batas wilayah suatu negara. Dimana dalam kehidupan internasional, setiap negara melakukan kerjasama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Thailand merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari permasalahan konflik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa untuk mendorong terbentuknya integrasi Eropa. Pada saat itu, Eropa mengalami
Lebih terperinciSemua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat.
Semua yang terjadi di Mesir tak lepas dari kepentingan Amerika. Hubungan militer Mesir dan Amerika sangat erat. Detik demi detik perubahan di Mesir tidak lepas dari restu Amerika Serikat. Ketika Jenderal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada tulisan-tulisan yang berkaitan dengan peran organisasi internasional dalam peacebuilding.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pembahasan dari bab ini adalah kesimpulan dan saran yang merujuk pada jawaban-jawaban permasalahan penelitian yang telah dikaji. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan
Lebih terperinciyang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi
BAB V PENUTUP Penelitian ini berawal dari sebuah keputusan berani yang dikeluarkan oleh Presiden Perancis Nicholas Sarkozy pada tahun 2012 terkait penarikan pasukan Perancis dari Afghanistan. Dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki
Lebih terperinci"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"
H T T P : / / U S. A N A L I S I S. V I V A N E W S. C O M / N E W S / R E A D / 2 8 4 0 2 5 - I N D O N E S I A - B I S A - J A D I - M A S A L A H - B A R U - B A G I - A S I A "Indonesia Bisa Jadi Masalah
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya
Lebih terperinciKEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004
KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004 1. Ketentuan UUD 1945: a. Pra Amandemen: Pasal 11: Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat
Lebih terperinciMARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH
RAKOTER TNI TAHUN 2009 Tema Melalui Rapat Koordinasi Teritorial Tahun 2009 Kita Tingkatkan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di Jajaran Komando Kewilayahan TNI CERAMAH KETUA TIM TEKNIS KETAHANAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciDalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.
Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya
Lebih terperinciHUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni
HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada
Lebih terperinciKETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN
KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN 2006-2009 RESUME Oleh: Angling Taufeni 151 040 132 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara
Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.
BAB V KESIMPULAN Krisis kemanusiaan yang terjadi di Darfur, Sudan telah menarik perhatian masyarakat internasional untuk berpartisipasi. Bentuk partisipasi tersebut dilakukan dengan pemberian bantuan kemanusiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut Tawar, Gayo Linge yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya
Lebih terperincimemperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.
BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya
Lebih terperinci4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia
iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan
Lebih terperinciBAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara
BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH A. Alasan Pemilihan Judul Liga Arab adalah organisasi yang beranggotakan dari negara-negara Arab. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Jepang merupakan salah satu negara maju dimana Official Development
BAB V KESIMPULAN Jepang merupakan salah satu negara maju dimana Official Development Assistance (ODA) digunakan sebagai kebijakan bantuan luar negeri yang bergerak dalam hal pembangunan bagi negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Thailand dan Kamboja merupakan dua negara yang memiliki letak geografis berdekatan dan terletak dalam satu kawasan yakni di kawasan Asia Tenggara. Kedua negara ini
Lebih terperinciResolusi yang diadopsi tanpa mengacu pada komite Pertanyaan dipertimbangkan oleh Dewan Keamanan pada pertemuan 749 dan750, yang diselenggarakan pada 30 Oktober 1956 Resolusi 997 (ES-I) Majelis Umum, Memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Tuhana Andrianto, Mengapa Papua Bergolak, (Yogyakarta: Gama Global Media, 2001), Hlm
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai beberapa konflik yang mewujud ke dalam bentuk separatisme. Salah satunya adalah gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di tanah Papua. Tulisan
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.
BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang merupakan suatu konflik dua pihak atau lebih dan dapat melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung, biasanya perang merupakan suatu hal yang
Lebih terperinciPENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001
PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Humaeniah, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik yang terjadi di Sudan merupakan konflik yang umum terjadi di negara lain, mulai dari konflik agama seperti yang kita ketahui semua agama yang ada di
Lebih terperinciDEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA
DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden
Lebih terperinciOleh: Wahyu Susilo dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6-7 Oktober 2015
Oleh: Wahyu Susilo dalam Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil untuk SDGs Jakarta, 6-7 Oktober 2015 MDGs (dan dokumen luasnya Millennium Development Goals) diadopsi oleh UN GA September 2000 oleh 189 negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konvensi-konvensi Den Haag tahun 1899 merupakan hasil Konferensi Perdamaian I di Den Haag pada tanggal 18 Mei-29 Juli 1899. Konvensi Den Haag merupakan peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Banyak konflik dan perang saudara yang terjadi di dunia ini tidak pernah terlepas dari unsur campur tangan dari negara negara barat yang besar dan kuat yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi
BAB V KESIMPULAN Gerakan Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) atau sering juga disebut Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi Islamic State (IS). Gerakan ISIS merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia
Lebih terperinciUMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan
PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat
BAB V KESIMPULAN Kerjasama Internasional memang tidak bisa terlepaskan dalam kehidupan bernegara termasuk Indonesia. Letak geografis Indonesia yang sangat strategis berada diantara dua benua dan dua samudera
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Iran meluncurkan program pengembangan energi nuklir pertamanya pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu Iran dan Amerika Serikat memang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang
Lebih terperinciKepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act
Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan Terlibat Dalam Lord's Resistance Army Disarmament and Northern Uganda Recovery Act Lord s Resistance Army (LRA) suatu kelompok pemberontak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara
Lebih terperinciUU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)
Copyright 2002 BPHN UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA) *9571 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR
Lebih terperinciJURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA
UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,
Lebih terperinci