PERSEPSI MAHASISWA SEMESTER VIII TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING
|
|
- Suharto Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSEPSI MAHASISWA SEMESTER VIII TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIMUS Manuscript Oleh Moch. Nurul Huda G2A PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012
2 PERNYATANAAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul Persepsi Mahasiswa Semester Viii Terhadap Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Dengan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) Di Program Studi S1 Keperawatan Unimus Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, 28 Agustus 2012 Pembimbing I Ns. Tri Nurhidayati S.Kep, M.Med.Ed Pembimbing II Ir. Agustin Syamsianah M.Kes
3 PERSEPSI MAHASISWA SEMESTER VIII TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN UNIMUS Moch Nurul Huda 1, Ns. Tri Nurhidayati 2, Ir. Agustin Syamsianah 3 Abstkar Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi telah dilaksanakan diperguruan tinggi. Berbagai metode dalam pendidikan keperawatan telah banyak dikembangkan. Salah satu metode yang mengarahkan mahasiswa untuk berfikir kreatif, kritis, sistematis, dan mempunyai manajemen waktu adalah motode student centered learning (SCL) sebagai implementasi dari KBK melalui pendekatan problem based learning (PBL). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan problem based learning (PBL). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester viii program studi S1 keperawatan UNIMUS tahun Sampel diambil dengan teknik sampling quota yaitu sebanyak 92 responden. Hasil penelitian menunjukkan tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan KBK dengan pendekatan PBL adalah baik. Persepsi terhadap tutor sebagian besar baik, yaitu sebanyak 86 orang (93,5%), tutor menstimulus mahasiswa dalam PBL, sebagian tutor masih ada yang membosankan dalam mengajar. Persepsi terhadap group discussion sebagian besar adalah baik, yaitu sebanyak 85 (92,4%), mahasiswa memilih belajar dengan diskusi, sebagian mahasiswa masih ada yang ragu dalam menyampaikan pendapat saat diskusi. Persepsi terhadap fasilitas penunjang problem based learning (PBL) sebagian besar adalah baik yaitu sebanyak 76 orang (82,6%), ruangan yang bersih, rapi membuat nyaman mahasiswa dalam belajar. Berdasarkan penelitian tersebut diharapkan kapada mahasiswa agar tidak ragu-ragu dalam menyampaikan pendapat saat diskusi. Kepada institusi S1 keperawatan untuk dapat memberikan pelatihan atau pengarahan bagaimana menjadi tutor tidak monoton dalam mengajar, melengkapi buku sumber belajar terbaru di perpustakaan, memperlancar akses internet, memperhatikan kelengkapan dalam ruangan seperti: LCD, sound system dan fungsi air condition (AC). Penelitian lanjutan diharapakan untuk mengetahui sejauhmana persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan KBK dengan pendekatan PBL dengan metode yang lain yaitu metode penelitian kualitatif. Kata kunci: Persepsi, Mahasiswa, KBK, Problem based learning,
4 Abstract The carrying out of competence based curriculum has been performed in university. Various methods of nursing education have been developed. One of the methods which leads the university students to think creatively, criticizely, sistematically, and to have time management in teaching process using student centered learning (SCL) as the implementation of CBC is through problem based learning (PBL) method. Its objective is to explore the university srudents perception toward the carrying out of competence based curriculum using problem based learning (PBL) approach. The research design used is descriptive. Population and sample in this research are the viii term university students of S1 nursing study program UNIMUS year The sample was taken using quota sampling technique as many as 92 respondents. The result of this research shows the university students response toward the carrying out of CBC using PBL approach is good. The perception toward tutor is 86 students (93,5%), tutor stimulates the university students in the PBL, Thera are some tutors still monotonous in teaching. The perception toward group discussion is 85 (92,4%), the university students choose studying together than studying alone. There are some students who are still doubt in delivering their opinion or response in the discussion. The perception toward PBL supporting facility is 76 students (82,6%), the university students choose the tidy and clean room as the comfortable place for studying. Based on the research, it is hoped that university students do not have doubt in delivering idea in the discussion. To S1 nursing institution, it is hoped to be able to give training or instruction how to be tutor who is not monotonous in teaching and pay attention to the facilities and air condition (AC). Further research is hoped to find out how far the university students perception toward the carrying out of CBC using PBL approach, using another method namely qualitative. Key words: perception, university students, CBC, problem based learning Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman (Depdiknas, 2003).
5 Pengembangan kurikulum pendidikan tinggi setidaknya harus mempunyai empat pilar pendidikan yang sesuai dengan ketetapan UNESCO yaitu : (i) learning to know, (ii) learning to do, (iii) learning to be, dan (iv) learning to live together, serta belajar sepanjang hayat (learning troughout life) UNESCO (1998, dalam Dirjen Dikti, 2008). Konsep Learning to know mahasiswa belajar pengetahuan yang penting sesuai dengan jenjang pendidikan yang diikiuti. Learning to do adalah mengembangkan ketrampilan dengan memadukan pengetahuan yang dikuasai dengan latihan (law of practice), sehingga terbentuk suatu keterampilan yang mampu memecahkan masalah dan tantangan kehidupan. Learning to be bertujuan untuk belajar menjadi individu yang utuh, memahami arti hidup dan tahu apa yang terbaik dan apa yang sebaiknya dilakukan, agar dapat hidup dengan baik. Learning to live together yaitu dapat memahami arti hidup dengan orang lain, saling menghormati dan menghargai, serta memahami tentang adanya saling ketergantungan (interdependency). Begitu juga dengan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dimasa kini, "melalui keempat pilar pendidikan ini diharapkan mahasiswa tumbuh menjadi individu yang utuh, yang menyadari hak dan kewajiban, serta menguasai ilmu dan teknologi untuk bekal hidupnya" (Dantes, 2009). Hal ini sesuai dengan SK Mendiknas NO. 232/U/2002 bahwa kurikulum di perguruan tinggi telah diubah dari kurikulum berbasis isi (content) menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Kompetensi (dalam keputusan Mendiknas No 045/U/2000 Ps. 2) adalah seperangkat tindakan cerdas yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang disusun berdasarkan elemen-elemen kompetensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung,
6 dan kompetensi lain sebagai method of inquiry yang diharapkan (Tarmidi, 2010). Berbagai motode dalam pendidikan keperawatan telah banyak diteliti. Salah satu pembelajaran yaitu dengan metode SCL (student centered learning) merupakan salah satu pilihan dalam implementasi KBK (Tarmidi, 2010). Salah satu metode yang mengarahkan mahasiswa untuk berfikir kreatif, kritis, sistematis, dan mempunyai manajemen waktu dalam proses pembelajaran dengan motode SCL (student centered learning ) sebagai implementasi dari KBK adalah melalui pendekatan PBL (problem based learning). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2006) tentang pembelajaran problem based learning mengatakan bahwa metode PBL efektif meningkatkan kompetensi siswa. Penelitian lain juga dilakukan oleh Wahyuningsih (2011) tentang pembelajaran problem based learning pada mahasiswa S1 Keperawatan UNDIP, "Bahwa Penerapan PBL diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa keperawatan terhadap kasuskasus keperawatan sehingga dapat menghasilkan lulusan yang kreatif, mampu bekerja sama, berpikir kritis dan memiliki ketrampilan serta komunikasi". Penelitian yang dilakukan di Middlebex University tentang keefektifan metode PBL mendapatkan fakta bahwa metode ini digunakan secara luas sebagai metode pilihan untuk pendidikan profesional, seperti pendidikan dokter, keperawatan, dan kebidanan Middelebex University (2002, dalam Wahyuningsih, 2011). Hal serupa juga dilakukan oleh vs Singaram, Dolmans, Lachman, van der Vlunten (2008) di University of KwaZulu- Natal dalam penelitianya yang berjudul Perceptions of Problem Based Learning (PBL) Group Effectiveness in a Socially Culturally Diverse Medical Student bahwa keseluruhan mahasiswa pada umumnya
7 mempunyai pandangan yang positf tentang group kecil dalam belajar atau yang sering disebut dengan small group discussion. Penerapan KBK di perguruan tinggi sudah mencapai 60% dari 372 perguruan tinggi di Indonesia yang diwakili oleh 800 peserta ketika mengikuti pelatihan KBK (Dirjen Dikti 2008). Tahun 2008 semua Program Studi S1 Keperawatan di Indonesia mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan kebijakan AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Nurse Indonesia), akan tetapi belum semua program studi S1 keperawatan menerapkannya (Aipni, 2010). Sistem pembelajaran dengan problem based learning (PBL) juga diterapkan dibeberapa perguruan tinggi kesehatan maupun non kesehatan. Pendataan yang dilakukan oleh penulis di perguruan tinggi kesehatan wilayah Jawa Tengah, sekitar 80 % telah menerapkan KBK dengan problem based learning (PBL) dalam proses pembelajarannya. Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang yang merupakan bagian dari FIKKES UNIMUS adalah lembaga pendidikan tinggi yang juga menerapkan sistem pembelajaran dengan menggunakan problem based learning (PBL) dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan KBK dengan PBL ini sudah diterapkan mulai tahun 2008 sampai sekarang (SK. Rektor No. 204/UNIMUS, 2008). Hasil pengakajian data awal melalui wawancara yang dilakukan terhadap 10 mahasiswa S1 Keperawatan tentang proses pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan problem based learning di program studi S1 Keperawatan UNIMUS pada tanggal 24 November 2011 didapatkan data sebagai berikut: (i) Dua orang mahasiswa beranggapan baik atau positif tentang proses PBL karena membantu dalam pemahaman kasus yang diberikan oleh tutor, diskusi dalam kelompok berjalan baik, meskipun masih ada fasilitas penunjnag dalam PBL kurang. (ii) Empat
8 orang mahasiswa mengatakan cukup baik proses PBL. Mahasiswa dapat memahami kasus, diskusi dalam kelompok berjalan cukup dinamis, namun disisi lain juga masih ada pembagian tugas dalam kelompok yang kurang merata, fasilitas PBL masih kurang memberikan manfaat belajar secara optimal. (iii) Empat orang mahasiswa yang lain beranggapan buruk atau negatif tentang proses PBL. Mahasiswa belum memahami kasus secara mendalam, diskusi dalam kelompok terasa jenuh, kurang efektif terhadap waktu, fasilitas PBL belum bisa dimanfaatkan dengan baik karena peralatan-peralatan dalam ruangan dalam kondisi yang tidak baik. Beberapa fenomena yang dialami mahasiswa tersebut, membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang persepsi mahasiswa S1 keperawatan terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan pendekatan problem based learning (PBL) di Universitas Muhammadiyah Semarang. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa S1 keperawatan terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan problem basaed learning. METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk mengekplorasi persepsi mahasiswa S1 keperawatan terhadap pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan problem based learning. Sampel adalah mahasiswa semester viii program studi S1 keperawatan dengan jumlah sampel sebanyak 92 responden. Penelitian dilakukan di Universitas Muahammadiyah Semarang program studi S1 keperawatan. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji coba sebelumnya. Proses penelitian berlangsung dari minggu ke-1 Juli sampai dengan minggu ke-4 Juli Data dianalisis secara univariat.
9 HASIL Hasil penelitian diperoleh jenis kelamin responden sebagian besar adalah perempuan yaitu 64 (69,4%), dan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 28 (30,4%). Umur responden rata-rata adalah 21,88 tahun, dengan umur termuda adalah 20 tahun dan umur tertua adalah 28 tahun. Mahasiswa ini mayoritas beragama islam sebanyak 92 (100%). Sebagian besar bertempat tinggal di kost yaitu sebanyak 64 (69,6%), di rumah 18 (19,6%), di kontrakan 7 (7,6%), dan tinggal di asrama 3 (3,3%). Mereka juga berasal dari beberapa suku/daerah, diantaranya: jawa sebanyak 76 (82,6%), ambon 5 (5,4%), sulawesi 6 (6,5%), melayu 2 (2,2%), madura 1 (1,1%), sunda 1 (1,1%), dan NTB 1 (1,1%). Hasil analisis univariat diperoleh bahwa persepsi mahasiswa tentang pelakasanaan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan problem based learning sebagian besar adalah baik, persepsi terhadap tutor baik, persepsi terhadap group discussion baik, persepsi terhadap fasilitas penunjang PBL adalah baik. Tabel 1 Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa S1 Keperawatan semester viiiuniversitas Muhammadiyah Semarang terhadap tutor (fasilitator), Tahun 2012 (n=92) Persepsi mahasiswa terhadap tutor Baik Buruk Frekuensi (f) Persentase (%) ,5 6,5 Jumlah
10 Diagram P1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 Sangat setuju & Setuju Tidak setuju & Sangat tidak setuju p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 Sangat setuju & Setuju Tidak setuju & Sangat tidak setuju Distribusi frekuensi jawaban persepsi mahasiswa S1 keperawatan semester viii Universitas Muhammadiyah Semarang terhadap tutor (fasilitator) Tahun 2012 (N=92)
11 Tabel 2 Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa S1 Keperawatan semester viii Universitas Muhammadiyah Semarang terhadap peserta diskusi (group discussion), Tahun 2012 (n=92) Persepsi mahasiswa terhadap Group discussion Frekuensi (f) Persentase (%) Baik Buruk ,4 7,6 Jumlah Diagram p15 p16 p17 p18 p19 Sangat setuju & setuju Tidak setuju & Sangat tidak setuju p20 p21 p22 p23 p24 p25 Sangat setuju & setuju Tidak setuju & Sangat tidak setuju Distribusi frekuensi jawaban persepsi mahasiswa S1 keperawatan semester viii Universitas Muhammadiyah Semarang terhadap peserta diskusi (group discussion) Tahun 2012 (N=92)
12 Tabel 3 Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa S1 keperawatan semester viii Universitas Muhammadiyah Semarang terhadap fasilitas penunjang dalam PBL (problem based learning), Tahun 2012 (n=92) Persepsi mahasiswa terhadap fasilitas dalam PBL Baik Buruk Frekuensi (f) Persentase (%) ,6 17,4 Jumlah Diagram p26 p27 p28 p29 p30 p31 Sangat setuju & Setuju Tidak setuju & Sangat tidak setuju p32 p33 p34 p35 p36 p37 p38 Sangat setuju & Setuju Tidak setuju & Sangat tidak setuju Distribusi frekuensi jawaban persepsi mahasiswa S1 keperawatan semester viii Universitas Muhammadiyah Semarang terhadap fasilitas
13 penunjang PBL Tahun 2012 (N=92) PEMBAHASAN Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar persepsi mahasiswa terhadap tutor adalah baik yaitu sebanyak 86 (92,5%). Hal ini dikarenakan sebagian besar item-item yang diajukan dalam pernyataan mendapatkan tanggapan yang positif dari mahasiswa. Item 1, Sebagaian besar mahasiswa beranggapan baik bahwa tutor menstimulus mahasiswa untuk merangkai kata-kata sendiri dalam pembelajaran. Mahasiswa harus dapat mengolah kata-kata yang sulit dipahami menjadi bahasa yang mudah dimengerti bagi dirinya sendiri dan orang yang mendengarnya khususnya bagi masyarkat awam. Item 2, sebagian besar mahasiswa merasa bosan dengan penyampaian tutor yang monoton. Hal ini bukan hanya cara penyampaian, akan tetapi berkaitan dengan gaya tutor mengajar, apakah otoriter, atau datar-datar saja dalam menanggapi diskusi mahasiswa, atau bisa disebabkan sifat pendiam tutor sampai-sampai diskusi tidak kondusif tetapi totor hanya mendiemkan saja. Sikap tutor terhadap mahasiswa hendaknya bersikap kolegial, bukan lagi bersikap paternalistik (Harsono, 2008). Item 3, 7, 9, 10, 12, dan 14 sebagaian besar mahasiswa beranggapan baik, bahwa seorang tutor tidak hanya berdiam diri saat diskusi berlangsung maupun diskusi sedang tidak kondusif, akan tetapi memantau, dan mengarahkan tujuan pembelajaran, tidak bersikap otoriter, tidak marah saat mahasiswa ribut sendiri, mesikpun demikian sebagian kecil mahasiswa juga masih ada yang menganggap buruk. Item 5, tutor menstimulus mahsiswa untuk mencari serta mendaptkan berbagai sumber belajar dikarenakan dalam berdiskusi terkadang hanya mengandalkan sumber belajar seadanya, padahal buku maupun sumber
14 yang digunakan dalam pembelajaran sudah tersedia dimodul atau sudah diberitahukan oleh tutor selaku fasilitator. Dalam hal ini sudah menjadi tugas seorang tutor untuk selalu memotivasi dan memberikan stimulus kepada mahsiswa dalam meningkatkan pengetahuan yang mendalam dari berbagai referensi. Harsono (2008) mengatakan seorang tutor harus dapat memfasilitasi dan mengaktifkan kelompok diskusi, mendorong mahasiswa, memberikan saran yang besifat membantu dalam pembelajaran. Item 4, 6, 11, dan 13 sebagian besar mahasiswa beranggapan baik, bahwa tutor menstimulus mahasiswa untuk merumuskan tujuan belajar dengan benar, menerapkan pengetahuan yang dimiliki mahasiswa pada masalah (kasus) yang dibahas dalam diskusi, tutor termotivasi berperan sebagai fasilitator dan juga memberikan hak kepada mahasiswa untuk mengevaluasi kinerja kelompok, akan tetapi anggapan buruk sabagian kecil mahasiswa yang lain menunjukkan masih ada dari beberapa tutor yang belum sesuai dengan yang diharapkan mahasiswa sesuai dengan peranya sebagai fasilitator. Hasil penelitian persepsi tentang tutor ini didukung oleh penelitian Barman, Jaafar dan Mastura (2006) tentang sesi pelaksanan PBL, yang menyatakan bahwa 42% mahasiswa berpendapat bahwa tutor efekatif memfasilitasi mahasiswa dalam disukusi. Tanggapan mahasiswa yang berbeda tersebut tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran sepeti yang di sampaikan oleh Purwanto (1999), diantaranya adalah perasaan, sikap, minat mahasiswa, gaya kepemimpinan guru dalam mengajar, shingga minat, sikap, perasaan, serta minat, mahasiswa terhadap tutor akan menentukan baik buruknya persepsi. Hasil penelitian juga diperoleh sebagian besar persepsi mahasiswa terhadap peserta diskusi adalah baik yaitu sebanyak 87 (92,5%). Hal ini
15 dikarenakan sebagian besar item-item yang diajukan dalam pernyataan mendapatkan tanggapan yang positif dari mahasiswa. Item nomor 15, menunjukkan mahasiswa lebih memilih belajar bersama atau dalam kelompok daripada belajar secara individu. Hal ini dikarenakan mahasiswa merasa lebih mudah dalam penyelesaian tugas-tugas yang diberikan oleh tutor baik itu tugas individu maupun tugas kelompok, serta banyak manfaat yang didapatkan. Menurut Harsono (2008), manfaat dari belajar diskusi dalam kelompok adalah: mahasiswa dapat bekerjasama menyelesaikan kasus-kasuk atau topik yang menjadi pembahasan di dalam diskusi maupun diluar jam diskusi. Diskusi juga melatih mahasiswa untuk bersikap mengahrgai pendapat orang lain, bersikap kritis terhadap literatur, dan melatih ketrampilan presentasi, sehingga diskusi mampu meningkatkan kompetesi juga membekali sikap yang baik. Item 16, 17, 18, 19, 20, dan 21 sebagaian besar mahasiswa beranggapan baik, bahwa mahasiswa memilih aktif daripada berdiam diri saat diskusi berlangsung, ketua kelompok tidak bersikap otoriter dalam memimpin diskusi, mahasiswa tidak diperbolehkan berbicara sendiri-sendiri, melainkan berbicara di forum diskusi dan berdebat didalam diskusi bukanlah untuk mencari pemenang, tetapi mencari solusi dari setiap permasalahan (kasus) yang telah dibahas, sehingga terbentuklah kelompok yang dapat bekerja sama secara afektif dan efisien. Item nomor 22, sebagian besar beranggapan buruk, hal ini menunjukkan mahasiswa masih ragu-ragu dalam menyampaikan pendapat atau tanggapan di dalam kelompok diskusi. Hal ini dapat disebabkan oleh rasa malu, dan rasa kurang percaya diri karena belum mengusai materi, dan dapat juga karena merasa sungkan dan dianggap paling pintar dalam kelompok. Rasa ragu itu seharusnya tidak melekat pada diri mahasiswa jika mengetahui peran dan tugas sebagai peserta diskusi. Harsono (2008)
16 menyebutkan tugas dan peran peserta diskusi dalam pembelajaran PBL diantaranya: mencatat sumber belajar yang dijadikan rujukan dalam topik yang akan dibahas, saling mengajak seluruh teman untuk berpartisipasi aktif, mempertahankan dinamika kelompok. Poin penting yang harus diperhatikan dalam dinamika kelompok adalah semua perserta berlatih bergantian tugas agar semua peserta merasakan semua perannya masingmasing. Item nomor 25, sebagian mahasiswa beranggapan buruk, hal ini menunjukkan dalam pembelajaran PBL, tugas-tugas yang diberikan oleh tutor banyak yang belum terselesaikan dikarenakan waktu yang terlau singkat untuk mengerjakan, dan dapat juga karena banyaknya jadwal mata kuliah yang berdekatan waktu atau bersamaan, sehingga terkadang tugas belum selesai atau hanya seadannya saja. Managemen waktu dan sistem pembelajaran PBL harus dapat selaras dan seimbang antara tugas, tanggungjawab, dan waktu yang diberikan kepada mahasiswa. Jika hal tersebut dapat berjalan dengan baik, bukan hal yang mustahil peningkatan kecakapan dan kompetensi akan dicapai seperti yang disampaikan oleh Santoso (2006) dalam penelitiannya sebanyak 39 responden, didapatkan hasil yang signifikan bahwa pembelajaran prblem based learning efektif meningkatkan kompetensi siswa. Maulinar (2011) juga mengatakan bahwa PBL bermanfaat dalam pemahaman kasus serta membantu dalam pemahaman ilmu dasar. PBL juga dapat mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dalam beraktifitas secara nyata. Penelitian ini juga mendapat dukungan dari penelitian sebelumnya oleh vs Singaram, Dolmans, Lachman, van der Vlunten (2008) di University of KwaZulu-Natal dalam penelitianya yang berjudul Perceptions of Problem Based Learning (PBL) Group Effectiveness in a Socially Culturally Diverse Medical Student bahwa keseluruhan mahasiswa pada
17 umumnya mempunyai pandangan yang positif atau baik tentang group kecil dalam belajar atau yang sering disebut dengan small group discussion. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar persepsi mahasiswa terhadap peserta diskusi adalah baik yaitu sebanyak 77 (82,8%). Hal ini dikarenakan sebagian besar item-item yang diajukan dalam pernyataan mendapatkan tanggapan yang positif dari mahasiswa. Ada bebebrapa item yang harus diperhatikan dari hasil penelitian berdasarkan distribusi jawaban persepsi mahasiswa yaitu: Item nomor 26 sebagian besar mahasiswa beranggapan baik bahwa sumber belajar cukup untuk mendukung proses pembelajran PBL, sebagian mahasiswa yang lain menganggap sumber belajra belum cukup, hal ini dapat dikarenakan ada beberapa buku sumber yang belum tersedia di perpustakaan. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan item 36, bahwa sebagian besar mahasiswa menyatakan salah satu buku sumber belum tersedia di perpustakaan. Seharusnya sumber buku di perpustakaan cukup untuk mendukung pembelajaran. Item 27 berkaitan dengan item 26, sebagian mahasiswa menyatakan sulit untuk mendapatkan sumber belajar yang telah ditetapkan oleh tutor, sebagian yang lain tidak kesulitan. Kesulitan semacam ini dapat dikarenakan memang tidak ada di perpustakaan dan dapat juga kerena text book dengan bahasa asing, sehingga mahasiswa perlu menerjemahkan atau mencari buku di luar kampus. Item 29, menunjukkan sebagian besar buku sumber belajar sudah kuno, beberapa buku-buku yang kuno atau terbitan lama bisa ditambahi dengan buku-buku yang baru dan relevan. Sumber belajar yang dirasa kurang cukup juga dapat dikarenakan internet acces yang terkadang troubel, putus jaringan, lambat loading sehingga tidak dapat diakses secara maksimal
18 untuk mencari referensi, seperti penyataan mahasiswa pada item 28 menunjukkan sebagian besar baik, tetapi mahasiswa yang lain masih ada yang beranggapan buruk terhadap akases internet. Item nomor 31 sebagian besar mahasiswa beranggapan buruk, hal ini menunjukkan kondisi failitas ruangan yaitu pendingin ruangan atau AC (air condition) yang mati akan mengganggu proses pebelajaran mahasiswa karena rasa panas atau hawa pengap akan selalu menemani mereka saat berada dalam ruangan. Perlu penulis jabarkan bahwa maksud dari AC mati ini bukan semata-mata pendinginnya yang mati, tetapi dapat juga terjadi memang karena kondisinya yang kurang baik, atau AC tidak hidup disebabkan tidak adanya remoute control atau ketidak seimbangan antara jumlah mahasiswa dengan jumlah ketersedianan AC disetiap ruangan, sehingga suasana ruangan menjadi pengap dan tidak nyaman. Hal ini seseuai dengan teori yang diungkapkan oleh Harsono (2008) yang mengatakan pendingin ruang (air condition) sangat ideal jika dapat diapasang di setiap ruangan belajar. Item 32, menunjukkan bahawa sebagian besar mahasiswa sulit mendapatkan ruangan saat akan melaksanakan diskusi, sehingga berpengaruh terhadap efesiensi waktu dan jadwal perkulaiahan selanjutnya. Managemen waktu dan penempatan ruangan antar kelompok diskusi sangat dibutuhkan, supaya mahasiswa dapat berproses sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan. Diskusi kelompok memerlukan ruangan kecil yang cukup nyaman 8-10 orang lengkap dengan meja, kursi, papan tulis, penerangan yang cukup (Harsono, 2008). Jika satu angkatan terdiri dari 123 mahasiswa maka ruangan yang diperlukan untuk diskusi kelompok minimal sebanyak 12 ruangan. Selaras dengan yang disampaikan Harsono (2008), item 30 menunjukkan bahwa ruangan diskusi memiliki meja, kursi, sound system, pendingin ruangan, LCD dan penerangan yang memadai.
19 Item 33, sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa LCD yang ada di ruangan kabur/buram, terkadang tidak dapat berfungsi, sehingga mengganggu proses pembelajaran khususnya saat akan presentasi ataupun reporting di kelas. Mahasiswa sebagai pemakai harus segera melaporkan kepihak akademik, dan akademik mestinya harus segera menindak lanjuti untuk menyedikan LCD sementara yang dapat dipinjam, kemudian LCD yang terpasang segera diperbaiki dan dipantau secara berkala. Item nomor 34, bahwa ruangan yang bersih dan rapi membuat mahasiswa senang dan nyaman dalam belajar. Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu budaya atau lingkungan seperti yang dikatakan Rakhmat (2004) bahwa budaya merupakan segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota masyarakat. Budaya mahasiswa yang bersih dan sehat tentu tidak mau jika ruangan yang digunakan dalam diskusi ataupun belajar terlihat kotor dan berantakan, sehingga semangat dan minat mereka menjadi turun. Harsono (2008) mengatakan ruangan diskusi yang nyaman baik di dalam ruangan atau luar ruangan akan sangat membantu mahasiswa membantu melakukan aktifitas akademiknya. Item 35, sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa diskusi diluar ruangan dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaiakan tugas kelompok. Item 37, menunjukkan bahawa mahasiswa masih membawa buku sumber yang kurang relevan, keaktifan individu dan motivasi untuk belajar sangat dibutuhkan, sehingga buku sumber yang dibawa diharapkan adalah sumber buku yang terpercaya. Item 38, sebagian besar mahasiswa menyatakan sulit untuk mendaptkan sound system, meskipun diruang tersedia, terkadang tidak berfungsi dengan baik, tidak lengkap, sehingga mahasiswa disibukkan untuk mencari sound system diluar ruangan, sehingga akan menganggu proses pembelajaran PBL.
20
21 PENUTUP Hasil penelitian yang dilakukan di pada mahasiswa semester program studi S1 keperawatan viii di Universitas Muhammadiyah Semarang diperoleh rata-rata umur responden tahun, sebagian besar responden adalah perempuan, semua beragama islam, sebagia besar tinggal di kos, dan mayoritas berasal dari suku/daerah jawa. Hasil analisis statistik diperoleh bahwa persepsi mahasiswa terhadap tutor (fasilitator) dalam proses pembelajaran problem based learning (PBL) adalah baik. Namun, ada beberapa item yang ternyata masih mendatkan respon buruk. sebagian tutor masih ada yang membosankan dalam mengajar. Persepsi terhadap group discussion sebagian besar adalah baik, mahasiswa memilih belajar dengan diskusi, sebagian mahasiswa masih ada yang ragu dalam menyampaikan pendapat saat diskusi. Persepsi terhadap fasilitas penunjang problem based learning (PBL) sebagian besar adalah baik, ruangan yang bersih, rapi membuat nyaman mahasiswa dalam belajar. Mengingat hasil penelitian ini sangat penting untuk proses pembelajaran problem based learning bagi mahasiswa, maka peneliti menyarankan kepada: Institusi S1 keperawatan untuk memberikan pelatihan dan pengarahan kepada tutor, bagaimana menjadi fasilitator yang manarik, kreatif dan inovatif yang sesuai dengan tugas dan perannya sebagai tutor, memperkaya buku-buku sumber belajar yang ada diperpustakaan dengan buku-buku terbaru sesuai dengan sumber rujukan yang ditetapkan, mempermudah akses internet meningformasikan selalu kepada mahasiswa jika ada perubahan terkait dengan akses internet, memfasilitasi air conditioner (AC) pada setiap ruangan dengan remoute control, menyediakan seperangkat sound system di dalam ruangan serta LCD yang nyaman dipakai di dalam ruangan. kepeda mahasiswa agar memanfaatkan segala sumber belajar yang dimiliki oleh institusi untuk menunjang proses pembelajaran baik yang ada di perpustakaan, dari dosen, maupun internet yang dapat diakses setiap hari. Selama dalam proses belajar janganlah
22 takut atau ragu untuk mengungkapkan pendapat, karena semua sama-sama belajar, dan persiapkanlah penguasaan materi sebelum memulai diskusi karena hal ini akan memudahkan dalam pembahasan dalam kasus-kasus yang telah diberikan oleh tutor. 1. Moch Nurul Huda: Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang. 2. Ns. Tri Nurhidayati, S.Kep, M.Med.Ed: Staf Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 3. Ir. Agustin Syamsianah: Dosen Jurusan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
23 KEPUSTAKAAN Aipni. (2010). Sitem Pendidikan Tinggi Keperawatan di Indonesia. isi2.ppt.html. Diunduh pada tanggal 25 November All, A. C., & Brandon, A. F. (2010). Constructivism theory analysis and application to curricula : Nursing Education Perspectives From Gale Education, Religion and Humanities Lite Package &u=kpt06025&it=r&p=GPS&sw=w. Diunduh pada tanggal 20 Maret Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Barman, A., Jaafar, R., & Mastura, I. (2006). Problem-Based Learning As Perceived By Dental Students In Universiti Sains Malaysia. Malaysian Journal of Medical Sciences, Vol. 13, No. 1, January 2006 (63-67). Bollela, V. R., da Costa, C., Gabara, MHC., & Lima, R. CP (2009). Students and tutors' social representations of assessment in problem-based learning tutorials supporting change. BMC Medical Education From Gale Education, Religion and Humanities Lite Package. Cahyani, N., Marchira, C. R., & Sumarni, P. (2008). Hubungan Persepsi Mahasiswa terhadap Tutorial dengan Prestasi Belajar Blok 16 Endocrine and Metabolism di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia Vol. 3, No. 3:
24 Dantes, N. (2009). Penyusunan dan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) diperguruan tinggi. Lokakarya, 18 November Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Depdiknas. (2003). Pelayanan Profesional Kurikulum Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang Depkes. Dirjen Dikti Diknas. (2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi (Sebuah Alternatif Penyusunan Kurikulum. Jakarta: Dirjen Dikti. Dolmans, D & Ginns, P. (2005). A short questionnaire to evaluate the effectiveness of tutors in PBL: validity and reliability. Medical Teacher, 27,6, Elisabeth, R. (2006). Evaluation of Pilot PBL Implementation at The Faculty of Medicine Atma Jaya Catholic University. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 3: =2.1&u=kpt06025&it=r&p=GPS&sw=w. Diunduh pada 20 Maret Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harsono. (2008). Pengantar Problem Based Learning. Yogyakarta: MEDIKA Fakultas Kedokteran UGM. Hidayat, A. A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Iwise2. (2011). Likert Scale. files/secured_wm_likert_scale_themed_v4.pdf. Diunduh pada tanggal 18 April Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2000 Ps. 2 tenatang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.
25 Maulinar, I. (2011). PBL (Problem Based Learning) sebagai Metode Perkuliahan Kedokteran yang Efektif. Medical Department Faculty of Medicine. Syiah Kuala University. Banda Aceh. Notoatmodjo, S. (2010). Motodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Peneltian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Purwanto, H. (1999). Pengantar Prilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Rakhmat, J. (2004). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Santoso, S. (2006). Efektivitas Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Pada Mata Ajaran Asuhan Kebidanan Perdarahan Kehamilan Lanjut Dan Pasca Persalinan. Penelitian Kesehatan Seri 24. JKPKBPPK. Santrock, JW. (2009). Psikologi Pendidikan. edisi 3. Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika. Somantri, A., & Muhibbin, S. M. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka setia. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC Surat Keputusan Rektor Unimus. (2008). Penetapan Kurikulum Program Studi Keperawatan (S1) Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Nomor 204. Unimus. Tarmidi. (2010). Peranan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Terhadap Pembentukan Soft Skill Mahasiswa. Fakultas Psikologi USU Medan. pdf. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2012.
26 vs Singaram., Dolmans, DHJM., Lachman, N., & van der Vleuten, CPM (2008). Perceptions of Problem-Based Learning (PBL) Group Effectiveness in a Socially-Culturally Diverse Medical Student Population. Diunduh pada tanggal 5 Maret Wade, C & Tavris, C. (2007). Psikologi. (edisi 9). Erlangga. Diterjemahkan oleh : Benedictine Widyasinta. Wahyuningsih, I. S. (2011). Pengalaman Mahasiswa S1 Keperawatan dalam Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Program Pasca Sarjana. Thesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Widayatun, T. R (1999). Ilmu Prilaku M.A Buku Pegangan Mahasiswa Akper. Sagung Seto.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian persepsi Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan seseorang melihat, mendengar merasakan, memberi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada
Lebih terperinciHUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL
HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok
Lebih terperinciEFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: DISKA ASANI K4308016 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Problem Based Learning (PBL) di perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum perguruan tinggi dan hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Student center learning (SCL) atau pembelajaran yang berfokus pada peserta didik merupakan model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses
Lebih terperinciGambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Anggia Rohdila Sari 1, Nyimas Natasha Ayu Shafira 2 Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pembelajaran merupakan salah satu kegiatan pokok setiap perguruan tinggi. Di lingkungan perguruan tinggi di berbagai negara marak gerakan ke arah quality teaching and
Lebih terperinciPENGALAMAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DALAM METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PENGALAMAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DALAM METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Indah Sri Wahyuningsih*, Agus Santoso* *) Management Departmen, Faculty of Nursing, Sultan Agung Islamic University,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
40 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Fika Nur
Lebih terperinciPergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi. PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008
Pergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008 Learning is a treasure that will follow its owner everywhere.. (chinese proverb) Our Motto Pergeseran Paradigma Pendidikan Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING
HUBUNGAN KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN II MAHASISWA DIV BIDAN PENDIDIK REGULER SEMESTER III DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITF DAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
Lebih terperinciKORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRAVITY Vol. 2 No. 1 (2016) KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DIPADU DENGAN EKSPERIMEN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: AGASTA IKA WULANSARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari TCL (Teacher Centered Learning) ke SCL (Student Centered Learning) dikarenakan a) persaingan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global saat ini, menuntut perguruan tinggi untuk menyesuaikan tuntutan dunia kerja, alasan ini dikembangkan
Lebih terperinciNaskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SRI MUHARNI
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN TUTOR DALAM PELAKSANAAN SEVEN JUMPS PADA DISKUSI TUTORIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Naskah Publikasi Disusun
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : WITA SOLAMA NIM :
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA SEMESTER I PADA PEMBELAJARAN TUTORIAL DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASKEB I (KEHAMILAN) PRODI D IV BIDAN PENDIDIK STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh
Lebih terperinciTesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta S U T I K NIM
PENGARUH PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI Tesis Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pergeseran paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia dari pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher centered learning/tcl) kearah pembelajaran berpusat pada
Lebih terperinciAnisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DENGAN GROUP INVESTIGATION PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (The Differences Between Students Achievement
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat
Lebih terperinciListiani dan Kusuma. Memperkenalkan Penerapan Strategi 1
MEMPERKENALKAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KEPADA GURU SEKOLAH DASAR MELALUI PELATIHAN SINGKAT Introducing the Implementation of Scientific Teaching Method to Elementary
Lebih terperinciKeywords: Competency Based Curriculum, Small Group Discussion, Cognitive
PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) dengan SMALL GROUP DISCUSSION (SGD) UNTUK MENGUKUR KOGNITIF PADA MAHASISWA Dian Nur Adkhana Sari STIKES Surya Global Dian.adkhana@gmail.com ABSTRAK Kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang cerdas, unggul dan berdaya saing. Kualitas
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum dan spesifik mengenai persepsi penerapan Student Centered Learning serta keduabelas prinsipnya pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas
Lebih terperinciFitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...
Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU
Lebih terperinciHUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013
HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NISA RIZKI NURFITA 201210104311
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG
PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG Manuscript OLEH : Sri Utami G2A009102 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : VITA ANGGUN CAHYANI K4308059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciMEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN TUTOR PADA TUTORIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO Indah Puspasari Kiay
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang telah digunakan oleh pendidik selama lebih dari 50 tahun. Pembelajaran berbasis masalah ini
Lebih terperinciFUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain
FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RESIPROCAL TEACHING
Vol. 2 No. 1 Maret 216 246-78 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RESIPROCAL TEACHING Rachmaniah Mirza Anastasia Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Banyuwangi E-mail:mirzarachmania@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019
Lebih terperinciEconomic Education Analysis Journal
EEAJ 3 (1) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MELALUI DISIPLIN BELAJAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBINAAN KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS MAHASISWA BARU (PKMB) OLEH PANITIA DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
DESKRIPSI PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ASPEK SOSIAL DAN PERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA PROGRAM MAGANG 3 TAHUN AKADEMIK 2016/2017 DI SMP MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA Disusun sebagai
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI OLEH: YENNY PUTRI PRATIWI K4308128 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Andri Irawan
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 11, Nomor 1, April 2015 Andri Irawan Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN GURU
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEKTIFITAS METODE SEVEN JUMPS DENGAN METODE INTERACTIVE SKILL STATION (ISS) PADA MAHASISWA PSIK FK UNSYIAH
ISSN: 2087-2879 PERBANDINGAN EFEKTIFITAS METODE SEVEN JUMPS DENGAN METODE INTERACTIVE SKILL STATION (ISS) PADA MAHASISWA PSIK FK UNSYIAH The Comparison of Effectivity The Seven Jumps Method and Interactive
Lebih terperinciCici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT
The Application of Cooperative Learning Model Type of Group Project on Enviroment Pollution Concept (Experiment Study at 10 th Grade Students of Madrasah Aliyah Public School Tasikmalaya 2012/2013) Cici
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: TAUFIK WIDHIYANTORO DWI SAPUTRO
Lebih terperinciE-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :27-38 PERSEPSI GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) PENYELENGGARA PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING ( PBL) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: SISWANTO K4308054 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 2 PAINAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas memiliki faktor penting dalam era global. Hal tersebut lebih penting dibandingkan dengan sumber daya alam yang berlimpah.
Lebih terperinciJournal of Mechanical Engineering Learning
JMEL 2 (2) (2013) Journal of Mechanical Engineering Learning http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tutor PBL dengan Kemampuan Membimbing Mahasiswa untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran
Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tutor PBL dengan Kemampuan Membimbing Mahasiswa untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran July Ivone 1*, Lukman H. Makmun 2 1Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen
Lebih terperinciJournal of Physical Education and Sports
JPES 4 (2) (2015) Journal of Physical Education and Sports http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI
Lebih terperinciAnalisis Persepsi, Motivasi, dan Kesiapan Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sumatera Utara pada Interprofessional Education (IPE)
Analisis Persepsi, Motivasi, dan Kesiapan Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan pada Interprofessional Education (IPE) SKRIPSI Oleh: Winda Yani Sinambela 111101040 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciABSTRAK. Ibnu Katsir Machbub, 2009 : Pembimbing I : Dr. Slamet Santosa dr., M.Kes. Pembimbing II : July Ivone dr., M.S.MpdKed.
ABSTRAK GAMBARAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA FAKULTAS KEDOKTERAN X DI BANDUNG TAHUN 2009 Ibnu Katsir Machbub, 2009 : Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DI KELAS X SMA NEGERI 12 SURABAYA INCREASING THE STUDENT SCIENCE
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : LATIF SOFIANA NUGRAHENI K4308096 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET DENGAN POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : MASYITHOH PUTRI PERTIWI 12500041 ABSTRAK:
Lebih terperinciJMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011
JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) MELALUI METODE TEAM TEACHING PADA MATERI SEGIEMPAT UNTUK MELATIH KECAKAPAN HIDUP
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA
PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik merupakan kajian yang menarik dalam berbagai penelitian pendidikan. Prestasi akademik merupakan salah satu indikator keberhasilan seseorang
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar melibatkan keterampilan dan perilaku baru bagi peserta didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang sesungguhnya
Lebih terperinciMonif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Monif Maulana 1),
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN KELAS DI KELAS X AKUNTANSI SMK KRISTEN IMMANUEL 2 SUNGAI RAYA ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: KOKO ARUANA WIKO F
PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN KELAS DI KELAS X AKUNTANSI SMK KRISTEN IMMANUEL 2 SUNGAI RAYA ARTIKEL PENELITIAN Oleh: KOKO ARUANA WIKO F01110017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NURVIANA VELAYATI K
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMINIMALISIR PESERTA DIDIK YANG KURANG BERMINAT DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh : SOTRIADI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan untuk memasuki jenjang
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA
Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING
Lebih terperinci(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DIBANTU DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Di Kelas X Semester 2 SMA Negeri 4 Tasikmalaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan suatu wadah untuk membangun generasi penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013
HUBUNGAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP NILAI EVALUASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEPERAWATAN PRIMA JAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 Marinawati¹, Gustien²* ¹STIKes Prima Prodi Kebidanan 2
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING RamaYuliza 1, Khairudin 1, Fazri Zuzano 1 E-mail :ramayuliza7@gmail.com
Lebih terperinciKOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH Oleh NURANISYAH NIM: F01108008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan mahasiswa yang baru menjalani proses pembelajaran
Lebih terperinciPERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH
Jurnal Ilmu Perpustakaan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1 PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH Sigit Heri S, Sri Ati 1 Jurusan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran untuk melakukan pembaharuan dan memajukan kualitas sebagai institusi pendidikan dengan memberikan
Lebih terperinciSartika Tolingguhu NIM :
Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409
Lebih terperinciPENCAPAIAN KOMPETENSI TINDAKAN SUCTION DALAM PEMBELAJARAN PRAKTEK KLINIK MELALUI METODA BEDSIDE TEACHING
PENCAPAIAN KOMPETENSI TINDAKAN SUCTION DALAM PEMBELAJARAN PRAKTEK KLINIK MELALUI METODA BEDSIDE TEACHING Rahmawati 1, Satino 2 Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract:
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG
Vol. 3 No. 1 (214) Jurnal Pendidikan Matematika : Part 2 Hal 41-45 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi
TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI Nugrahaeni Firdausi Abstrak Permasalahan yang sering dijumpai saat ini banyak pasien mengalami kecemasan saat baru pertama kali mengalami rawat inap. Cemas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan Tinggi (PT) saat ini membawa konsekuensi untuk memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lebih terperinciKata kunci : wellness, emotional-mental wellness,intellectual wellness, physical wellness, social wellness, spiritual wellness.
ABSTRAK Penelitian dilakukan untuk mengetahui derajat masing-masing dimensi wellness pada mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi di Universitas X Kota Bandung. Penarikan sampel menggunakan snowball
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL
UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 2 KECAMATAN TAMBUSAI
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 2 KECAMATAN TAMBUSAI Muliadong 1), Nurul Afifah 2) dan Ria Karno 3) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian
Lebih terperinciKadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT
PENGARUH METODE INDUKTIF BERBANTUAN ASESMEN OTENTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALJABAR LINEAR I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAUNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Kadek Rahayu Puspadewi Program
Lebih terperinciAnggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )
IMPLEMENTATION OF THINK TALK WRITE TYPE COOPERATIVE LEARNING MODEL IN HUMAN EXCRETION SYSTEM CONCEPT IN 11 th GRADE SCIENCE CLASS OF 8 th PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL AT TASIKMALAYA Anggarini Puspitasari*
Lebih terperinciANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO
ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO Pramono 1), Nurul Afifah 2) dan Ria Karno 3) 1 Fakultas Keguruan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Di Susun Oleh : Dewi Kusumawardani Nim:
HUBUNGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIV BIDAN PENDIDIK REGULAR SEMESTER I DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2010/2011 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciDelia Amas Triana, Edi Hernawan, Romy Faisal Mustofa ABSTRACT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP EKOSISTEM (Studi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya
Lebih terperinci