PENGEMBANGAN MODUL KALOR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PAKET SCAFFOLDING UNTUK SISWA KELAS X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MODUL KALOR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PAKET SCAFFOLDING UNTUK SISWA KELAS X"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MODUL KALOR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PAKET SCAFFOLDING UNTUK SISWA KELAS X Khusnul Khotimah, Muhardjito, Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang Khusnul1875@yahoo.com ABSTRAK: Media pembelajaran berperan sangat penting untuk menunjang kesuksesan belajar siswa. Salah satu media pembelajaran adalah modul. Modul berbasis Problem Based Learning berbantuan paket scaffolding menampilkan permasalahan-permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, siswa terlatih untuk memecahkan masalah sehingga tercipta suatu pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum yaitu menciptakan kondisi belajar aktif kepada siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dalam modul ini juga terdapat lembar kerja dengan bantuan paket scaffolding. Bantuan paket scaffolding yang dimaksud dalam modul ini berupa penguraian masalah-masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri. Penelitian dan pengembangan modul ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan produk berupa modul dan mengetahui kelayakannya. Penelitian dan pengembangan modul ini mengadaptasi model pengembangan Borg and Gall dan dilakukan sampai tahap kelima. Hasil validasi isi modul ini dinyatakan layak/valid. Hasil uji kelayakan modul untuk siswa dinilai layak dengan rata-rata kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian secara berturut-turut sebesar 3,66 (91,55%); 3,67 (91,78%); dan 3,74 (93,58%). Modul untuk guru dinilai layak dengan kelayakan isi sebesar 3,5 (87,5%), kelayakan kebahasaan sebesar 3,67 (91,67%), dan kelayakan penyajian sebesar 3,7 (92,5%). Hasil uji keterbacaan siswa adalah layak dengan nilai rata-rata 3,48 (86,96%). Kata Kunci: pengembangan, modul, kalor, Problem Based Learning, paket scaffolding ABSTRACT: Instructional media play an important role to sustain students successful learning. One of the learing media is module. Module based on Problem Based Learning with the assistance of scaffolding method presented the problems which occur in the daily life. By presenting the problems, it was expected to be able to enhance the students critical thinking ability. Thus, the students will be trained to solve the problems occurred in the daily life, furthermore, a learning which met the current curriculum which is able to create an active learning for the students and improve the critical thinking will establish. Moreover, this current module served the worksheets with the assistance of scaffolding method. The assistance of scaffolding method in this module was translated in the form of breaking the problems into the steps of the problem solving which allows the students to conduct independent study. This research and development was conducted in order to develop a product in the form of module as well as to know the validity. This research and development adapted the design by Borg and Gall, and it was done until the fifth phase. The results of the content validation of the module for the students and teacher were well worth/valid. The results of the validation of the student module were proper with the average of content, languange, and layout within 3,66 (91,55%); 3,67 (91,78%); dan 3,74 (93,58%).. The teacher module was proper with the average of content was 3,5 (87,5%); language was 3,67 (91,67%); and layout was 3,7 (92,5%). The results of the students legibility test were proper with the average was 3,48 (86,96%). Key words: developing, module, heat, Problem Based Learning, scaffolding 1

2 2 Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Nurhadi (2004) menyatakan bahwa dalam konteks pembaruan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti yaitu pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas metode pembelajaran. Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan siswa supaya belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (BSNP, 2006:4). Pengajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi, 2004:56-57). Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa serta melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Mukhlas, 2011). Dalam metode PBL, siswa diberi suatu permasalahan. Kemudian secara berkelompok (sekitar lima hingga delapan orang), siswa berusaha untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Untuk mendapatkan solusi, siswa diharapkan secara aktif mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber (Muhson, 2009:173). Media pembelajaran berperan sangat penting untuk menunjang kesuksesan belajar siswa. Salah satu media pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah bahan ajar (materi ajar). Bahan ajar yang digunakan sebaiknya tidak hanya menyajikan materi secara instan sehingga tidak mampu mengantarkan siswa untuk memahami dan menemukan konsep yang dipelajari. Bahan ajar yang digunakan harus mampu mengantarkan siswa untuk memahami dan menemukan konsep yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Salah satu jenis dari bahan ajar adalah modul. Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan

3 3 secara sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru (Depdiknas, 2008). Penggunaan model pembelajaran akan sangat efektif jika didukung dengan bahan ajar (modul) yang sesuai dengan karakteristik model yang digunakan. Selama ini kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal fisika. Ini membuktikan bahwa mereka belum dapat menguasai konsep fisika dengan baik. Oleh karena itu siswa memerlukan bantuan pendampingan kognitif dalam belajar fisika. Dennen mengatakan bahwa scaffolding, modeling, mentoring, dan choaching merupakan bentuk-bentuk pendampingan kognitif yang merupakan strategi pembelajaran yang berupaya meningkatkan belajar melalui interaksi sosial dengan melibatkan negosiasi isi, pemahaman, dan kebutuhan belajar (Koes, 2012:1-2). Fadillah (2011) mengatakan istilah scaffolding digunakan pertama kali oleh Wood, dkk dengan pengertian bahwa scaffolding merupakan dukungan pembelajar kepada peserta didik untuk membantunya menyelesaikan proses belajar yang tidak dapat diselesaikannya sendiri. Menurut Destiawaty (2012) scaffolding merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk membimbing dalam belajar dan memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah-masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri. METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dirancang untuk memperoleh suatu produk. Penelitian dan pengembangan modul pembelajaran berbasis problem based learning berbantuan paket scaffolding mengadaptasi pada langkah-langkah penelitian pengembangan Borg and Gall sampai pada langkah kelima (merevisi hasil uji coba). Kelima tahap tersebut kemudian dikelompokkan menjadi tiga langkah pokok yang telah dimodifikasi menurut Sukmadinata (2010:184) yang merupakan modifikasi dari sepuluh tahap pelaksanaan penelitian dan pengembangan Borg dan Gall yaitu, (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) uji produk. Penelitian dan pengembangan modul ini divalidasi isi oleh dua dosen Fisika Universitas Negeri Malang dan 3 orang guru

4 4 fisika SMA Negeri 9 Malang. Uji keterbacaan dilakukan oleh 37 siswa kelas X-1 SMA Negeri 9 Malang. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan modul ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif berupa persentase, dan teknik perhitungan nilai ratarata. HASIL Hasil penelitian berupa modul kalor berbasis problem based learning berbantuan paket scaffolding, data uji kelayakan modul yang dilakukan oleh dua dosen fisika Universitas Negeri Malang dan tiga orang guru fisika SMA Negeri 9 Malang, serta data uji keterbacaan keterbacaan modul yang dilakukan oleh 37 siswa kelas X-I SMA Negeri 9 Malang. Data Hasil Uji Kelayakan Isi Modul untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan isi modul untuk siswa disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Hasil Uji Kelayakan Isi Modul untuk Siswa Keterangan Rata-rata Kriteria Penilaian Kategori 1) Cakupan Materi 3,33 Layak Tidak Revisi 2) Keakuratan Materi 3,77 Layak Tidak Revisi 3) Kemutakhiran 3,9 Layak Tidak Revisi 4) Berbasis Problem Based Learing (PBL) 3,57 Layak Tidak Revisi 5) Lembar kerja berbantuan 3,8 Layak Tidak Revisi paket scaffolding 6) Kemampuan Merangsang Keingintahuan 3,6 Layak Tidak Revisi Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa kelayakan isi dari modul untuk siswa dinyatakan layak dengan demikian modul untuk siswa yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Data Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan Modul untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan kebahasaan modul untuk siswa disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut.

5 5 Tabel 2 Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan Modul untuk Siswa Keterangan Rata-rata Kriteria Penilaian Kategori 1) Kesesuaian dengan Perkembangan siswa 3,6 Layak Tidak Revisi 2) Kekomunikatifan 3,8 Layak Tidak Revisi 3) Dialogis 3,6 Layak Tidak Revisi 4) Kelugasan 3,6 Layak Tidak Revisi 5) Kekoherensian dan Keruntutan Alur Berpikir 3,8 Layak Tidak Revisi 6) Kesesuaian dengan Kaedah Bahasa Indonesia 3,5 Layak Tidak Revisi 7) Penggunaan Istilah dan Simbol (Lambang) 3,8 Layak Tidak Revisi Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa kelayakan kebahasaan dari modul untuk siswa dinyatakan layak dengan demikian modul untuk siswa yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Data Hasil Uji Kelayakan Penyajian Modul untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan penyajian modul untuk siswa disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Hasil Uji Kelayakan Penyajian Modul untuk Siswa Keterangan Rata-rata Kriteria Penilaian Kategori 1) Teknik Penyajian 3,75 Layak Tidak Revisi 2) Penyajian Pembelajaran 3,64 Layak Tidak Revisi 3) Kelengkapan Penyajian 3,84 Layak Tidak Revisi Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa kelayakan penyajian dari modul untuk siswa dinyatakan layak dengan demikian modul untuk siswa yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Data Hasil Uji Kelayakan Modul untuk Guru Adapun data hasil uji kelayakan modul untuk guru disajikan dalam Tabel 4 sebagai berikut.

6 6 Tabel 4 Hasil Uji Kelayakan Modul untuk Guru Keterangan Rata-rata Kriteria Penilaian Kategori 1) Kelayakan Isi 3,5 Layak Tidak Revisi 2) Kelayakan Kebahasaan 3,67 Layak Tidak Revisi 3) Kelayakan Penyajian 3,7 Layak Tidak Revisi Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa kelayakan penyajian dari modul untuk guru yang meliputi kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian dinyatakan layak dengan demikian modul untuk guru yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Data Uji Keterbacaan Adapun data hasil uji keterbacaan modul oleh disajikan dalam Tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5 Hasil Uji Keterbacaan Siswa No. Keterangan Rata-rata Kriteria Penialain Kategori a Halaman Judul 3,54 Layak Tidak Revisi b Kata Pengantar 3,46 Layak Tidak Revisi c Daftar Isi 3,73 Layak Tidak Revisi d Petunjuk Penggunaan Modul 3,38 Layak Tidak Revisi e Peta Konsep 3,59 Layak Tidak Revisi f Pendahuluan 3,4 Layak Tidak Revisi g Permasalahan (problems) 3,38 Layak Tidak Revisi h LKS praktikum (check your 3,43 Layak Tidak Revisi problems) i Materi 3,35 Layak Tidak Revisi j Penempatan Gambar 3,68 Layak Tidak Revisi k Keterangan Gambar 3,62 Layak Tidak Revisi l Kilas Balik (summary) 3,35 Layak Tidak Revisi m Contoh soal (contoh soal scaffolding) 3,297 Layak Tidak Revisi n Soal Latihan (diskusi) 3,38 Layak Tidak Revisi o Soal Latihan 3,297 Layak Tidak Revisi p Daftar Pustaka 3,62 Layak Tidak Revisi q Glosarium 3,62 Layak Tidak Revisi

7 7 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kelayakan Modul untuk Siswa Hasil uji kelayakan modul untuk siswa yang ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 dapat dinyatakan layak sehingga tidak perlu direvisi baik dari uji kelayakan isi, kebahasaan, maupun penyajian. Kelayakan isi meliputi cakupan materi, keakuratan materi, kemutakhiran, berbasis Problem Based Learning (PBL), lembar kerja dengan berbantuan paket scaffolding, dan kemampuan merangsang keingintahuan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dinyatakan layak dengan demikian modul untuk siswa yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Hasil penilaian kelayakan isi dapat dijabarkan sebagai berikut. Cakupan materi Pada subkomponen cakupan materi yang meliputi keluasan materi, kedalaman materi, dan tingkat kesulitan materi diperoleh hasil dari validator bahwa sekor terendah sebesar 3,2 dan sekor tertinggi 3,6 dengan nilai rata-rata sebesar 3,33. Dari nilai rata-rata diperoleh kriteria bahwa dari segi cakupan materi, modul ini dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Keakuratan materi Pada subkomponen keakuratan materi yang meliputi keakuratan fakta; keakuratan konsep, kebenaran prinsip dan hukum; keakuratan teori; keakuratan prosedur/metode; serta kesesuaian notasi, simbol, dan satuan yang terdapat dalam materi dengan acuan Sistem Internasional (SI) diperoleh hasil dari validator bahwa sekor teredah sebesar 3,4 dan sekor tertinggi sebesar 4 dengan nilai ratarata sebesar 3,77. Dari nilai rata-rata diperoleh kriteria bahwa dari segi keakuratan materi, modul ini dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Kemutakhiran Pada subkomponen kemutakhiran yang meliputi kesesuaian dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta keterkinian/ketermasaan fitur diperoleh hasil dari validator bahwa sekor teredah sebesar 3,8 dan sekor tertinggi sebesar 4 dengan nilai rata-rata sebesar 3,9. Dari nilai rata-rata diperoleh kriteria bahwa dari segi kemutakhiran, modul ini dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi.

8 8 Berbasis Problem Based Learning (PBL) Pada subkomponen Berbasis Problem Based Learning (PBL) yang meliputi memunculkan masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari yang terjadi di sekitar kehidupan siswa, masalah dirumuskan dengan jelas dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat atau merancang hipotesis, memfasilitasi siswa untuk menganalisis hipotesis dalam kegiatan pembelajaran (baik melalui diskusi maupun eksperimen), menyimpulkan hasil pembelajaran sehingga didapatkan konsep yang benar, memberikan penjelasan atau informasi lebih lanjut mengenai konsep yang telah didapatkan dari kegiatan pembelajaran, serta menerapkan konsep tersebut pada permasalahan lain yang sejenis diperoleh hasil dari validator bahwa sekor teredah sebesar 3,4 dan sekor tertinggi sebesar 3,8 dengan nilai rata-rata sebesar 3,57. Dari nilai rata-rata diperoleh kriteria bahwa dari segi berbasis Problem Based Learning (PBL), modul ini dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Lembar kerja dengan berbantuan paket scaffolding Pada subkomponen lembar kerja dengan berbantuan paket scaffolding yang meliputi keruntutan langkah-langkah penyelesaian masalah, tingkat kerumitan langkah-langkah penyelesaian masalah, ketepatan bantuan dalam lembar kerja untuk mencapai konsep-konsep kunci, serta kesesuaian bantuan pada lembar kerja kerja dengan kemampuan rata-rata siswa diperoleh hasil dari validator bahwa sekor teredah sebesar 3,6 dan sekor tertinggi sebesar 4 dengan nilai rata-rata sebesar 3,8. Dari nilai rata-rata diperoleh kriteria bahwa dari segi lembar kerja dengan berbantuan paket scaffolding, modul ini dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Kemampuan merangsang keingintahuan Pada subkomponen kemampuan merangsang keingintahuan yang meliputi menumbuhkan rasa ingin tahu dan mendorong untuk mencari informasi lebih jauh diperoleh hasil dari validator bahwa sekor pada kedua butir tersebut adalah sama

9 9 yaitu 3,6. Dari nilai tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kemampuan merangsang keingintahuan, modul ini dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Berdasarkan keterangan dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dari segi kelayakan isi, modul tidak perlu direvisi. Kelayakan kebahasaan meliputi kesesuaian dengan perkembangan siswa, kekomunikatifan, dialogis, kelugasan, kekoherensian dan keruntutan alur berpikir, kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia, serta penggunaan istilah dan simbol (lambang) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 dapat dinyatakan layak dengan demikian modul yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Hasil penilaian kelayakan kebahasaan dapat dijabarkan sebagai berikut. Kesesuaian dengan perkembangan siswa Kesesuaian dengan perkembangan siswa dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kesesuaian dengan perkembangan siswa yang meliputi kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir siswa dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosial emosional diperoleh sekor 3,8 dan 3,4 dengan sekor rata-rata 3,6. Dari sekor rata-rata tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kesesuaian dengan perkembangan siswa, modul dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Kekomunikatifan Kekomunikatifan dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kemunikatifan yang meliputi keterpahaman siswa terhadap pesan dan kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan diperoleh sekor 3,6 dan 4 dengan sekor rata-rata 3,8. Dari sekor rata-rata tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kekomunikatifan, modul dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Dialogis Dialogis dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen dialogis yang meliputi kemampuan motivasi siswa untuk merespon pesan dan dorongan berpikir kritis pada siswa diperoleh sekor 3,4 dan 3,8 dengan sekor rata-rata 3,6. Dari sekor rata-rata tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi dialogis, modul dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi.

10 10 Kelugasan dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kelugasan yag meliputi ketepatan struktur kalimat dan kebakuan istilah diperoleh sekor yang sama yaitu 3,6. Dari sekor tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kelugasan, modul dinyatakan layak dan tidak pelu direvisi. Kekoherensian dan keruntutan alur berpikir Kekoherensian dan keruntutan alur berpikir dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kekoherensian dan keruntutan alur berpikir yang meliputi ketertautan antar subbab/alinea dan keutuhan makna dalam subbab/alinea diperoleh sekor 3,8. Dari sekor tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kekoherensian dan keruntutan alur berpikir, modul dinyatakan layak dan tidak pelu direvisi. Kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia Kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia yang meliputi ketepatan bahasa dan ketepatan ejaan diperoleh sekor 3,4 dan 3,6 dengan sekor rata-rata 3,5. Dari sekor rata-rata tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kesesuaian dengan kaedah bahasa indonesia, modul dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Penggunaan istilah dan simbol (lambang) Penggunaan istilah dan simbol (lambang)dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen penggunaan istilah dan simbol (lambang) yang meliputi konsistensi penggunaan istilah dan konsistensi penggunaan simbol/lambang diperoleh sekor 3,8. Dari sekor tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi penggunaan istilah dan simbol (lambang), modul dinyatakan layak dan tidak pelu direvisi. Berdasarkan keterangan dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dari segi kelayakan kebahasaan, modul tidak perlu direvisi. Kelayakan penyajian meliputi teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3 dapat

11 11 dinyatakan layak dengan demikian modul yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Hasil penilaian kelayakan penyajian dapat dijabarkan sebagai berikut. Teknik penyajian Teknik penyajian dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen teknik penyajian yang meliputi konsistensi sistematika sajian dalam bab, kelogisan penyajian, keruntutan konsep, serta koherensi diperoleh sekor terendah sebesar 3,6 dan sekor tertinggi sebesar 3,8 dengan sekor rata-rata sebesar 3,75. Dari sekor rata-rata tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi teknik pembelajaran, modul dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Penyajian pembelajaran Penyajian pembelajaran dinyatakan layak. Dari validator diperoleh sekor terendah untuk subkomponen penyajian pembelajaran sebesar 3,4 dan sekor tertinggi sebesar 3,8 dengan sekor rata-rata 3,64. Dari sekor rata-rata tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi penyajian pembelajaran, modul dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Kelengkapan penyajian Kelengkapan penyajian dinyatakan layak, karena modul disajikan secara lengkap mulai dari petunjuk penggunaan modul, daftar isi, peta konsep, LKS, kilas balik, soal evaluasi, glosarium, daftar pustaka, apendiks, serta indeks. Berdasarkan kriteria di atas diperoleh hasil dari validator bahwa sekor terendah untuk subkomponen penyajian pembelajaran sebesar 3,4 dan sekor tertinggi sebesar 4 dengan sekor rata-rata 3,84. Dari sekor rata-rata tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kelengkapan penyajian, modul dinyatakan layak dan tidak perlu direvisi. Berdasarkan keterangan dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dari segi kelayakan penyajian, modul tidak perlu direvisi. Uji Kelayakan Modul untuk Guru Hasil uji kelayakan pada Tabel 4 menunjukkan setiap uji kelayakan adalah layak, karena telah memenuhi kriteria penilaian kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian. Kelayakan isi berupa kesesuaian materi

12 12 dengan kebutuhan guru baik dilihat dari segi keluasan dan kedalaman materi serta berbasis PBL. Kelayakan kebahasaan berupa kesesuaian dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai dari ketepatan bahasa, ketepatan ejaan, dan ketepatan struktur kalimat. Sedangkan kelayakan penyajian berupa kelengkapan penyajian yang berisi daftar isi sesuai dengan isi materi, strategi pembelajaran dan teknik penilaian, soal latihan dan kunci jawaban, silabus, RPP, serta daftar pustaka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul untuk guru yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Uji Keterbacaan Siswa Berdasarkan data hasil penilaian dari uji keterbacaan oleh siswa seperti pada Tabel 5, maka dapat dinyatakan modul layak, karena rata-rata uji keterbacaan siswa sebesar 3,48. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka modul yang dikembangkan tidak perlu direvisi. KESIMPULAN Modul untuk siswa dan untuk guru berbasis Problems Based Learning memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan. Kelemahan modul antara lain modul ini hanya bisa digunakan oleh sekolah yang memiliki peralatan praktikum yang lengkap karena di setiap bab dalam modul ini selalu dilakukan praktikum. Selain itu dalam pengembangan modul ini tidak sampai diterapkan dalam pembelajaran secara menyeluruh sehingga tidak dapat diketahui keefektivan dari modul yang dikembangkan, sedangkan kelebihan modul ini adalah sebagai berikut. 1. Di awal bab dalam modul ini selalu diawali dengan suatu permasalahan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari yang terjadi di sekitar kehidupan siswa dan siswa sendiri yang akan memecahkan permasalahan tersebut. Dengan begitu siswa terlatih untuk memecahkan suatu masalah sehingga menanamkan kemampuan berpikir kritis siswa. Masalah ini dalam modul ditampilkan pada problems. 2. Dalam memecahkan permasalahan, siswa disediakan suatu LKS praktikum yang ditampilkan pada check your problems sehingga disetiap bab akan ada kegiatan praktikum. Dengan begitu siswa tidak akan bosan.

13 13 3. Penjelasan mengenai konsep selalu disertai dengan contoh-contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa. 4. Dalam modul dilengkapi dengan lembar kerja/lembar diskusi dengan tahapan scaffolding berisi suatu kegiatan/tugas yang harus dilakukan oleh siswa untuk mempelajari, menyelidiki, dan memahami suatu konsep yang sedang dipelajari. Dalam modul, tahapan ini ditampilkan pada check your problems, contoh soal, dan diskusi. Tahapan scaffolding dapat mempermudah siswa dalam menjawab suatu permasalahan karena pada tahapan tersebut terdapat penguraian masalah-masalah ke dalam langkahlangkah pemecahan memungkinkan siswa itu belajar mandiri. 5. Gambar diletakkan sesuai dengan pembahasan materi sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi. 6. Terdapat modul untuk guru sehingga dapat mempermudah guru dalam menggunakan modul siswa. Berdasarkan hasil analisis uji kelayakan yang diperoleh dari validator, modul kalor berbasis Problem Based Learning berbantuan paket scaffolding untuk siswa dinyatakan layak/valid. Kelayakan modul terbagi menjadi 3 uji kelayakan yaitu kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian. Kelayakan modul untuk siswa sebelum dilakukan revisi berdasarkan hasil penilaian kelayakan isi sebesar 3,66 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid, kelayakan kebahasaan sebesar 3,67 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid, serta kelayakan penyajian sebesar 3,74 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid. Setelah dilakukan revisi sesuai dengan saran dan komentar dari validator kemudian dilakukan uji keterbacaan modul oleh siswa sebanyak 37 anak diperoleh hasil bahwa modul untuk siswa dinyatakan layak/valid dengan rata-rata 3,48. Kelayakan modul untuk guru berdasarkan hasil penilaian kelayakan isi sebesar 3,5 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid, kelayakan kebahasaan sebesar 3,67 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid, serta kelayakan penyajian sebesar 3,7 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid. Hal ini berdasarkan acuan perhitungan rata-rata yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2006:113) dan perhitungan persentase produk oleh Arikunto (2003,

14 14 245). Setelah direvisi yang kedua kali dan dilakukan uji kelayakan lagi, diharapkan modul memperoleh skor 4 dan modul ini dapat diaplikasikan dengan baik di sekolah. SARAN Berdasarkan hasil pengembangan dan keterbatasan modul yang dikembangkan, maka saran sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi keterbatasan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Modul yang dikembangkan ini dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru sebagai referensi sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar namun harus dilakukan pengkajian lagi dengan melakukan ujicoba lebih lanjut. 2. Penelitian dan pengembangan modul ini mengacu pada langkah-langkah penelitian pengembangan Borg and Gall dan dilakukan sampai tahap kelima (merevisi hasil uji coba), perlu dilakukan sampai tahap kesepuluh (diseminasi dan distribusi). 3. Penggunaan modul dapat didukung dengan animasi-animasi dalam bentuk CD baik animasi flash maupun power point sehingga dapat ditayangkan pada saat pembelajaran atau siswa belajar sendiri di rumah. DAFTAR RUJUKAN Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Panduan penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. (Online), ( diakses 22 Maret Borg. Gall Educational Research An Introduction Third Edition. New York: Longman Inc Depdiknas Panduan Pengembangan Bahan Ajar. (Online), ( an+ajar+&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0ccoqfjaa&url=http%3a %2F%2Fgurupembaharu.com%2Fhome%2Fwpcontent%2Fplugins%2Fdownloadmonitor%2Fdownload.php%3Fid%3D2890&ei=dNqeUZzNBsTtrAeYyIH wag&usg=afqjcng2ujsvtv4xrspf32peznhzvmam9g&bvm=bv ,d.bmk), diakses 20 Maret 2012.

15 15 Destiawaty, Dhea Analisis Pola Scaffolding Pada Tes Mata Pelajaran Fisika Dengan Soal Isomorpik Untuk Mendeskripsikan Kemampuan Analogi Siswa, (Online), ( diakses 5 Oktober Fadillah Psikologi Belajar Pusat Pengembagan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana, (Online), ( source=web&cd=7&cad=rja&ved=0chkqfjag&url=http%3a%2f%2fk k.mercubuana.ac.id%2ffiles%2f doc&ei=C5kYUdm5K8q8rAe3n4GwDg&usg=AFQjCNG 1PoQkp93RMSlFaU24HBNJgftZIg&bvm=bv ,d.bmk), diakses 11 Februari Koes, H Pengaruh Strategi Scaffolding-Kooperatif dan Pengetahuan Awal Terhadap Prestasi Belajar dan Sikap pada Matakuliah Fisika Dasar. Universitas Negeri Malang: Disertasi tidak diterbitkan. Muhson, Ali Peningkatan Minat Belajar Dan Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem-Based Learning.Jurnal Kependidikan, (Online), 39, (2): , ( %20PBL%20di%20JK.pdf), diakses 19 Maret Mukhlas Pengajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning),(Online), ( diakses 1 Desember Nurhadi, dkk Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang:UM PRESS Sukmadinata, Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DENGAN PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT (STM) DALAM POKOK BAHASAN ENERGI DAN MOMENTUM Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

Ayu Surya Agustin, Supriyono Koes H., dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang

Ayu Surya Agustin, Supriyono Koes H., dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN SCAFFOLDING PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS XI SMA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Merina Pratiwi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PECAHAN TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 32 PADANG Bety Harlinda*, Zulfaneti**, Alfi Yunita**

Lebih terperinci

Key Words: Development, Student Worksheet (LKS), Contructivism, Ratio.

Key Words: Development, Student Worksheet (LKS), Contructivism, Ratio. PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI PERBANDINGAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Muldia Amelsi* ), Sefna

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon Ivatul Laily Kurniawati 1*, Dhamas Mega Amarlita 2 FKIP Universitas Darussalam Ambon 1* FKIP Universitas

Lebih terperinci

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi VALIDITAS BUKU AJAR BERORIENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI VIRUS KELAS X IPA THE VALIDITY OF TEXTBOOK ORIENTED ON SCIENTIFIC APPROACH ON VIRUS MATERIAL FOR CLASS X OF NATURAL SCIENCE Fauriz Rochmah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X F. B. Bayon Sukma, Lia Yuliati, Sentot Kusairi Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik penyajian Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Sistematika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh Leni Marlina * ), Villia Anggraini ** ), Mulia Suryani** ) * ) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA Mita Soviana 1), Syifa ul Gummah 2), L. Habiburahman 3) 1) Pemerhati Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA IKIP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian 50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP Rika Suryaningsih, Rina Widiana, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA I. KOMPONEN PENYAJIAN A. Teknik Penyajian Butir 1 Konsistensi sistematika sajian dalam bab Butir 2 Sistematika penyajian dalam setiap

Lebih terperinci

Triyas Kusumawardhani*, Widjianto, Sulur** Universitas Negeri Malang.

Triyas Kusumawardhani*, Widjianto, Sulur** Universitas Negeri Malang. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN ALAT-ALAT OPIK BERORIENASI MULTIPLE INTELLIGENCES BILINGUAL BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK SISWA SMA KELAS X Triyas Kusumawardhani*, Widjianto, Sulur** Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG Emi Lestari. 1, Endang. 2, Yudyanto. 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang e-mail : emy_lee1605@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH A. TEKNIK PENYAJIAN I. KELAYAKAN PENYAJIAN Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET WITH SOFTSKILLS ORIENTATION IN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP Eci Oktadarmafina, Nina Kadaritna, Noor Fadiawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung eci.pkimia@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM Rizky Silvia * ), Rahmi ** ), Yulia Haryono** ) * )

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 36, NO. 1, PEBRUARI 2013:51 62 PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH Suwasono Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengembangkan e-modul online

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X Tarini Mawantia, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri

Lebih terperinci

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **)

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **) 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MATERI PENERAPAN ALJABAR DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 16 PADANG Oleh

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT 1 PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP Oleh Nofita Sari * ), Mukhni ** ), Anna Cesaria ** ) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN JURNAL BUANA MATEMATIKA. Vol. 7, No. 2, Tahun 2017 ISSN 2088-3021 (media cetak) ISSN 2598-8077 (media online) PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI,

Lebih terperinci

Kata kunci: media pembelajaran interaktif, swish max-4, gerak melingkar beraturan.

Kata kunci: media pembelajaran interaktif, swish max-4, gerak melingkar beraturan. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN SWISHMAX-4 PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA KELAS X Bery Fredy Universitas Negeri Malang Email:beryfredy@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD

Lebih terperinci

VALIDITAS MODUL MATEMATIKA KELAS X SMA DENGAN MENERAPKAN VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

VALIDITAS MODUL MATEMATIKA KELAS X SMA DENGAN MENERAPKAN VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 3, No. 1. Oktober 2017 VALIDITAS MODUL MATEMATIKA KELAS X SMA DENGAN MENERAPKAN VARIASI MODEL

Lebih terperinci

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module.

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK SISWA SMAN 1 KEPANJEN KELAS XI Oleh Mohammad Charisun 1, Mimien Henie Irawati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X Wahyu Dwi Wulansari, Supriyono Koes Handayanto, Sumarjono Jurusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN SWISH MAX 4 PADA POKOK BAHASAN ELASTISITAS UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN SWISH MAX 4 PADA POKOK BAHASAN ELASTISITAS UNTUK SISWA SMA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN SWISH MAX 4 PADA POKOK BAHASAN ELASTISITAS UNTUK SISWA SMA Christina Natalia Puspita Universitas Negeri Malang E-mail: cnpuspita@gmail.com

Lebih terperinci

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT Iing Rika Yanti (1) Lince Meriko (2) (1) Prodi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR Muhammad Syaifuddin Arif, Sentot Kusairi, Sugiyanto Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA 1) Tri Wahyuni, 1) Sri Wahyuni, 1) Yushardi 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

Eka Puji Astutik Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Eka Puji Astutik Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang 1 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENUNJANG PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA SMA KELAS X POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR Eka Puji

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017 KEVALIDAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI ASAM BASA VALIDITY STUDENTS ACTIVITIES SHEET BASED IN PROBLEM SOLVING TO PRACTISED THE SKILLS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI EVERYCIRCUIT PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI EVERYCIRCUIT PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 SURABAYA Pengembangan Modul Pembelajaran Berbantuan Aplikasi EveryCircuit PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI EVERYCIRCUIT PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK Rizky Kadhafi, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri Malang E-mail: rizkykadhafi90@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Borg & Gall (1983: 772) penelitian dan pengembangan adalah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG Oleh Sri Handayani*, Sefna Rismen**, Ainil Mardiyah** *) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Dina Merdeka Citraningrum. Pengembangan Bahan Ajar... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

Dina Merdeka Citraningrum. Pengembangan Bahan Ajar... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016 Dina Merdeka Citraningrum. Pengembangan Bahan Ajar... Halaman 130 139 Volume 1, No. 2, September 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENYIMAK-BERBICARA UNTUK SISWA SMP DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL Dina Merdeka

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET SCIENCE LITERACY IN SUBMATTER REACTIONOF

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG Zuhrina Salmi*), Rahmi**), Merina Pratiwi**) *) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS DISCOVERY

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS DISCOVERY PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS DISCOVERY PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 2 GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI RIAU Oleh Kartono Risno* ), Yulia Haryono** ), Anny

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS POLA PERSEBARAN DAN INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA

PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS POLA PERSEBARAN DAN INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 6 Bulan Juni Tahun 2016 Halaman: 1110 1114 PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI

Lebih terperinci

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Luthfi Faza Afina Riza Walida 1) Rudiana Agustini 2), Tukiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi pada produk. Produk yang dikembangan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS

PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS Oleh: Marzuki Universitas Negeri Yogyakarta 1 BUKU TEKS PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) SEKOLAH DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SEKOLAH MENENGAH ATAS 2 UNSUR-UNSUR

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG Sal Sabilla Firdaus *), Anna Cesaria, M.Pd ** ), Anny

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WEBSITE OFFLINE INTERAKTIF BERBASIS CLAROLINE POKOK BAHASAN OPTIKA FISIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIKA DASAR MAHASISWA FISIKA

PENGEMBANGAN WEBSITE OFFLINE INTERAKTIF BERBASIS CLAROLINE POKOK BAHASAN OPTIKA FISIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIKA DASAR MAHASISWA FISIKA PENGEMBANGAN WEBSITE OFFLINE INTERAKTIF BERBASIS CLAROLINE POKOK BAHASAN OPTIKA FISIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIKA DASAR MAHASISWA FISIKA Iwan Setya Budi Pembimbing: (1) Drs. Purbo Swasono, M.Si,

Lebih terperinci

PERANGKAT PENGEMBANGAN DIRI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA SMA

PERANGKAT PENGEMBANGAN DIRI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA SMA PERANGKAT PENGEMBANGAN DIRI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA SMA Wenny Hulukati Universitas Negeri Gorontalo, Jl. Jenderal Sudirman 6 Gorontalo e-mail: wennyhulukati@ymail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG Oleh: Dhorys Ratna Anggelia*), Yulyanti Harisman **

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI TRIGONOMETRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI TRIGONOMETRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI TRIGONOMETRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG Oleh: Cia Rona*), Sofia Edriati**), Siskha Handayani**)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SIKLUS BELAJAR HIPOTESIS DEDUKTIF PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA KELAS XI

PENGGUNAAN SIKLUS BELAJAR HIPOTESIS DEDUKTIF PADA PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA KELAS XI SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X Cahya Prasetya, Widjianto, Mudjihartono Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER Rizka Elan Fadilah 7, Suratno 8, Dwi Wahyuni 9 Abstract. A

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang   Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi PENGEMBANGAN SIMULASI MODEL TIGA DIMENSI STRUKTUR KRISTAL DAN SIMETRI KRISTAL BERBASIS SKETCHUP UNTUK MENUNJANG PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT DI JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG Muhammad Amil Busthon

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI Oleh: Nur ꞌazizah*), Rahmi**), Yulyanti Harisman**) *)Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Mahardika Intan Rahmawati

Mahardika Intan Rahmawati Review Jurnal Pengembangan Modul Berbasis Project Based Learning Untuk Mengoptimalkan Life Skills Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Petanahan Tahun Pelajaran 2013/2014. Mahardika Intan Rahmawati (Mahardika.mpe@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KIMIA DI SMA/MA KELAS X TERINTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER SISWA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KIMIA DI SMA/MA KELAS X TERINTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER SISWA PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KIMIA DI SMA/MA KELAS X TERINTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER SISWA Rizky Ariaji, Abubakar Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET WITH SETS ORIENTATION AT FOOD ADDITIVE MATTER Dayinta Yulia Apsari dan Ismono

Lebih terperinci

Key Words: Discovery, module, development, one variable equations.

Key Words: Discovery, module, development, one variable equations. VALIDITAS DAN PRAKTIKALITAS MODUL PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL BERBASIS DISCOVERY UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG Ifal Defami*), Rahmi**), Ratulani Juwita**) *) Mahasiswa Program Studi Pendididkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2,

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 (BUKU SISWA) BUKU TEKS PELAJARAN SOSIOLOGI SMA/MA KELAS X I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI A. Kelengkapan Materi Butir 1 Butir 2 Kelengkapan kompetensi Materi yang disajikan mengandung

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS X SMKN 4 PADANG Oleh Pil Gafur* ), Sefna Rismen** ), Hj. Husna**

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Subyek Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA Yurike Andamosty 1, Rina Widiana 2, Siska Nerita 2 ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH MATERI PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH MATERI PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMA KELAS XI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH MATERI PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMA KELAS XI Vety Alvionita Saputri, Lia Yuliati, Chusnana I. Y. Universitas Negeri Malang E-mail: vetyalvionita@gmail.com

Lebih terperinci

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI Kriteria Indikator Nomor Soal I. Aspek Kelayakan Isi A. Kesesuaian materi dengan SK 1,2,3 dan KD B. Keakuratan Materi C. Kemutakhiran Materi D. Mendorong Keingintahuan

Lebih terperinci

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI I. KOMPONEN PENYAJIAN A. TEHNIK PENYAJIAN MATERI Butir 1 Butir 2 Butir 3 Butir 4 Konsistensi sistematika sajian dalam bab dan subbab Sistematika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT (SAVI) UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 BANJARMASIN Putri Riski Rahmayanti, Mustika

Lebih terperinci

Mochamad Kholid Syaifudin (1), Supriyono Koes H., Sentot Kusairi Jurusan Fisika,FMIPA,Universitas Negeri Malang

Mochamad Kholid Syaifudin (1), Supriyono Koes H., Sentot Kusairi Jurusan Fisika,FMIPA,Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS CAI TUTORIAL POKOK BAHASAN HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GERAK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X Mochamad Kholid Syaifudin (1), Supriyono Koes H.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Elmisda*, Yulia Haryono**,

Lebih terperinci

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA Oleh: Yesi Rispianti, Mulyati, Liza Yulia Sari Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK In

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA Rosy Irmaningtyas, Istamar Syamsuri, dan Susilowati Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Puput Putri Manitasari dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subyek penelitian, desain pengembangan, sumber data, teknik dan instrument pengumpulan data, serta analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Modul pembelajaran fisika ini dikembangkan di Laboratorium Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN Mauizatil Rusjiah, M. Arifuddin J, dan Andi Ichsan M Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang peneliti ajukan maka jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif. Dalam hal ini peneliti akan

Lebih terperinci