TAKSONOMI INVERTEBRATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TAKSONOMI INVERTEBRATA"

Transkripsi

1 PENUNTUN PRAKTIKUM TAKSONOMI INVERTEBRATA OLEH : Tim Dosen Mata Kuliah Digunakan dalam Lingkungan Sendiri Laboratorium Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2016

2 ii KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Tiada yang pantas diucapkan selain kata puji dan syukur ke hadirat Allah Azza Wajalla karena berkat izin-nya jualah sehingga penyusunan Penuntun Praktikum Taksonomi Invertebrata ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Salam dan salawat semoga tercurah kepada baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam, para sahabat, dan orang-orang yang tetap komitmen menjalankan syariat yang di bawah oleh beliau sehingga kita dapat merasakan betapa indahnya memeluk agama Islam yang tercinta ini. Penuntun ini tersusun berdasarkan literatur yang relevan dengan mata kuliah Taksonomi Invertebrata. Tersusunnya penuntun sederhana ini dengan berbagai pertimbangan agar dapat membantu mahasiswa yang sementara memprogramkan mata kuliah Taksonomi Invertebrata sehingga pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk teori dapat diaplikasikan dalam bentuk praktek. Akhirnya diharapkan wawasan mahasiswa semakin bertambah.akhirnya dengan lapang dada penyusun akan menerima saran-saran yang bersifat membangun. Semoga karya sederhana ini mendapat amal di sisi Allah SWT Insya Allah, dan bermanfaat terutama bagi mahasiswa. Amin. Makassar, April 2016 Tim Penyusun

3 B. Cara-cara pengkoleksian di lapangan serta cara DAFTAR ISI mengawetkannya. C. Hasil koleksi (hewan); Susunan sistematikanya minimal hingga Ordo. Serta diskripsi dari hewan yang dikoleksi SAMPUL... i KATA PENGANTAR... ii D. Laporan diserahkan kepada asisten/dosen bersamaan dengan DAFTAR ISI... iii jumlah hewan koleksi yang sudah diawetkan dan diberi Praktikum I : Protozoa... 1 label. Praktikum II : Porifera... 6 Praktikum III : Coelenterata... 9 Praktikum IV : Platynelminthes Praktikum V : Nemathelminthes Praktikum VI : Annellida Praktikum VII : Mollusca Praktikum VIII : Echinodermata Praktikum IX : Arthropoda Praktikum X : Praktikum Lapangan DAFTAR PUSTAKA 35 iii

4 Beberapa jenis habitat yang dapat dijadikan lokasi praktikum PROTOZOA lapangan misalnya ; pesisir pantai (daerah intertidal), hutan Protozoa adalah sekelompok organisme yang bersel satu, bakau, sawah, sungai, danau dan sebagainya. Masing-masing jumlahnya kurang lebih species yang telah diidentifikasi habitat mempunyai komunitas tertentu, antara satu dan yang lain dan species yang berupa fosil. Ribuan species mungkin akan ditemukan ragam hewan yang berbeda. dideskripsikan sebgai organisme yang bebas sedangkan lainnya Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah jangan mengumpulkan hewan terlalu banyak sehingga dapat merusak hidup secara parasit pada hewan lain. Protozoa hidup secara kosmopolitan sehingga dapat ekosistem, seluruh hewan yang dikumpulkan harus segera dipelajari ekologinya. Protozoa memerlukan lingkungan yang diawetkan serta diusahakan untuk dapat teridentifikasi. basah, misalnya dalam air baik tawar, maupun air bergaram atau Selanjutnya untuk keperluan koleksi (tugas) seluruh hewan yang dalam tanah yang basah sampai kedalaman kurang lebih 20 cm, ada diberi label, dimana diperoleh, pada habitat apa, tanggal, dan dalam tubuh manusia atau hewan tingkat tinggi lainnya yang siapa kolektornya. Perlu hati-hati dalam menangkap hewan yang belum bercairan, atau di semua tempat di mana saja. Alat gerak pada Protozoa bermacam-macam dari yang dikenal, karena mungkin berbahaya. Untuk hewan-hewan yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella dan silia. dikira berbahaya usahakan mengambilnya dengan menggunakan Pseudopodia selalu dibentuk dari ektoplasma, walaupun alat seperti pinset. Kalau habitatnya pantai berkarang usahakan endoplasma akan mengikutinya dan pada tubuh Protozoa akan memakai sepatu. dijumpai plastida dan benda-banda sejenisnya, misalnya Laporan Praktikum Lapangan : Beberapa hal yang khromatofora, piroid, stigmata, pigmen dan alat-alat simbiotik. perlu dilaporkan oleh praktikan adalah; laporan tidak perlu B. Tujuan : berbentuk laporan dengan format ilmiah (standart) hanya perlu 1. Mengamati organisme yang tergolong Protozoa pada ditekankan adalah : A. Deskripsi daerah yang dikunjungi dan habitat-habitat tempat berbagai sumber air yang tergenang. 2. Menggambar bagian-bagiannya serta menuliskan susunan hewan dikumpulkan, kalau perlu dapat dibuatkan suatu peta lokasi lapangan (sebagai lampiran). klasifikasinya. 1 34

5 PRAKTIKUM LAPANGAN Alat dan bahan Tujuan praktikum lapangan adalah untuk lebih Sampel air yang diperoleh pada berbagai tempat genangan air yang cukup lama atau pada air dasar kolam atau mempelajari dan mengenal organisme-organisme yang tergolong aquarium. hewan-hewan invertebrata pada habitatnya masing-masing, Air rebusan jerami yang sudah dibiarkan beberapa hari mengumpulkan hewan-hewan tersebut untuk belajar dalam Cat methylen blue encer mengawetkan, serta untuk koleksi hewan di laboratorium guna Larutan kanji atau gelatin 1% atau polyvinyl alkohol 15% pendidikan. Alat dan Bahan : Beberapa alat dan bahan yang umum Mikroskop stereo dan kemungkinan diperlukan di lapangan (tergantung jenis Mikoskop biasa Pipet biasa dan pipet pasteur (halus) habitat). - Jaring serangga - Toples (tempat sampel) - Alat bedah (Section Toll) - Tiang/bambu pancang - Tali rapiah (tali yang sejenis) - Perangkap tanah (pit fall trap) Cara Kerja - Perangkat cahaya 1. Sampel air diambil dengan menggunakan pipet, lalu dengan hati-hati diletakkan di atas objek gelas lalu diamati pada mikroskop (usahakan mulai pada perbesar terkecil).untuk - Bahan pembunuh untuk serangga: Ethyl Acatat, HCN/KCN, jenis-jenis Protozoa misalnya Amoeba sp (karena ukurannya Karbon Tetrakhlorida (CCl4), kloroform. cukup besar) pengamatan pertama sebaiknya dilakuakan - Jaringan plankton (dengan berbagai ukuran) pada mikroskop stereo kemudian diambil dengan pipet halus - Bahan yang lain untuk pengawetan secara basah adalah : (pipet pastereu). Untuk jenis Paramaecium sp karena formalin 10% atau 4% atau dapat juga Alkohol 70%. gerakannya sangat ccepat, dapat ditambahkan 1-2 tetes - Selanjutnya beberapa pengarahan dari asisten atau dosen larutan kanji atau larutan gelatin masing-masing konsetrasi sebelum keberangkatan ke lapangan. 1% atau larutan polyvinyl alkohol 15% pada objek gelas dan dihomogenkan. 2. Amati struktur morfologi ataupun anatomi dari organisme yang ditemukan, catat jenis atau arah pergerakannya. 33 2

6 3. Organisme tersebut dapat diberi beberapa pewarna, misalnya menghasilkan cairan yang cepat membeku jika kena udara, Methylen blue encer dengan cara meneteskan pada salah sehingga satu sisi dari deck glass dan menghisapya dengan kertas sarangnya. saring pada sisi lain deck glas. membentuk benang halus untuk membuat 3. Gambar pada lembaran laporan dan deskripsikan serta klasifikasikan menurut taksonnya. A Keterangan Gambar 1: A. Monas sp, B. Peronema sp, C. Euglena viridis, D. Chilomonas paramecium, E. Bodo sp, F. Ceratiumn hirundinella B Nephila maculata C D E F Panaeus monodon Gambar

7 tajam, palp dari maksila terdiri dari 5 ruas, palp dari labium dan mulut. Toraks dengan sepasang kaki pada tiap segmen. Abdomen, amatilah nomor tiap segmen. Pada hewan betina, sternum dari segmen ke-7 memanjang ke arah belakang membentuk kantung genital (genital pouch) yang disebut Keterangan Gambar 2: A. Chilodonella cucullula, B. Coleps octospinus, C. Cydidium sp, D. Vorticella sp, E. Paramecium sp, F. Stylonychia mytilus juga ovipositor. 6. Amati bagian kaki dari arah proksimal ke arah distal; koksa (coxa), trokanter (trochanter) ruas yang pendek, femur ruas yang panjang, tibia ruas yang berduri-duri, dan tarsus. Pada ujung distal dari tarsus terdapat cakar, dan bagian pengisap yang disebut oralium. 7. Amati lubang pernapasannya yang disebut spirakel yang terdapat pada dua segmen toraks dan 8 segmen abdomen di bagian pleuron. Pada segmen dari toraks spirakel ini lebih muda diamati. 1. Nephila maculata (Laba-laba) Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan spesies Nephila maculata yang mana tubuhnya cukup besar untuk dipelajari terutama yang betina. Amati bagian sefalotoraks dan abdomen, kedua bagian ini dihubungkan oleh bagian tubuh yang ramping yang dinamakan tangkai (pedunculus). 2. Amati 4 pasang kaki bagian sefalotoraks. Amati pula bagian Gambar 2 mulut pedipalp dan kelisera (chelicera). Pada bagian abdomen terdapat spineret, suatu kelenjar yang 31 4

8 2. Amati bagian kepala (caput), toraks (thoraks = dada), dan abdomen. Pada bagian toraks dan abdomen jelas terlihat adanya segmen-segmen. Kulit insekta tebal dan keras Karena A adanya khitin yang berfungsi pula sebagai rangka luar. C B 3. Amati dari dorsal. Bukalah sayap-sayap kanan ke arah lateral, dan jagalah tetap terbuka dengan jarum kepala: ada sepasang mata faset dan sepasang antenna. Thoraks ada 3 D E F amati segmen : protothotaks, segmen terdepan paling besar, G mesotoraks, ditengah. Metathoraks paling belakang. Bagian tergum dari masing-masing segmen tadi disebut pronotum, Gambar 3 Keterangan Gambar 3: A. Arcella sp, B. Difflugia sp, C. Actinosphaeium sp, D. Stentor sp mesonotum dan metanotum. Sayap dengan tumbuh dari E. Euplotes sp, F. Stylonychia sp G. Spirostomum sp mesonotum tebal dan berwarna gelap menutup sayap. Sayap belakang tumbuh dari metanotum tipis seperti selaput dan berlipat-lipat. 4. Amati abdomen, lebar dan lebar pipih. Sebenarnya ada 10 segmen, tetapi tidak semuanya terlihat dengan jelas (pada belalang dapat dilihat dengan jelas). Pada ujung belakang dari abdomen terdapat sepasang sersi anal (anal cerci), dan pada hewan jantan terdapat sepasang stilus. 5. Amati bagian ventarl, akan terlihat kepala, (caput) dengan sepasang mata faset, sepasang antena, fenestra dekat pangkal dari antena, yang terletak medial dari atas ke bawah verteks, Gambar 4 frons, klipeus, labrum, pada bagian lateral gena (pipi) bagian Keterangan Gambar 1: A. Spondylomorum sp B. Chlamidomonas sp, C.Parondina morum, bawah mata, mandibula di bawah gena ujungnya tertutup oleh labrum yang mempunyai bagian pemotong yang bergigi 5 30

9 dari koksa yang pendek, basis yang agak panjang, endopit PORIFERA dan eksopodit. Seluruh kaki renang (Swimmeret) ada 6 pasang, lima pasangan yang di depan disebut pleopoda, dan Struktur tubuh porifera selain berpori juga memiliki yang ke-enam berbentuk lebar, yang disebut uropod.amati macam-macam bentuk, dibagi atas tiga tipe yaitu: (1) Ascon, (2) rangka luar yang terdiri lapisan kitin arah dorsal (tergum), Sycon atau Scypha dan (3) Rhagon. Untuk menunjang dinding lateral (pleuron), dan bagian ventral (sternum). tubuh yang lunak, maka porifera mempunyai penyokong tubuh 4. Insang terlindung oleh branchiostegit, karena itu untuk mengamatinya bagian bawah branchiostegit harus dihilangkan dengan membuat potongan dengan gunting berupa mesenchym dan kristal-kristal kecil yang berbentuk seperti duri, bintang atau anyaman-anyaman serabut dari bahan organik. secara memanjang. Insang tadi terdapatnya pada segmena. segmen yang mengandung maksiliped dan kaki toraks. 5. Untuk organ reproduksi jantan yang disebut petasma, yan Tujuan : Untuk mengamati struktur dan morfologi organisme yang tergolong porifera dan mengklasifikasikannya. tedapat pada pleopod pertama. Petasma ini merupakan modifikasi dari endopit. Sedangkan lubang genital jantan B. Alat dan Bahan: terletak pada koksa dari kaki toraks yang kelima. Lup 6. Amati pula yang betina, disebut thelicum, yang terdapat pada Pinset sternum, diantara koksa kiri dan kanan dari kaki toraks ke 4 Papan seksi dan ke 5. sedangkan lubang genitalnya terdapat pada bagian Mikroskop koksa dari kaki toraks ke 3. Minimal 2 spesiemen porifera mis: Pakhelia ventilabrum, Spongia sp, Grantia sp, Chalina oculata, Theya lyncirum, Peiplaneta orientalis dan Valanga sp dll. 1. Kumpulkan lipas mati sebanyak mungkin dengan cara menyemprotkan insektisida atau perangkap, jika belum langsung dipraktekkan dapat diawetkan dengan alkohol 80%. 29 6

10 C. Cara Kerja Jenis lain yang memungkinkan sebagai bahan prkatikum 1. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan spesies Grantia Cyclops : Plankton air tawar, pada betina terdapat dua sp yang dilaut, satu contoh dari porifera yang tubuhnya kantung telur disisi tubuh belakang. Calanus : Plankton air laut. terbentuk syconcid. 2. Amati morfologi tubuhnya, lalu amati sayatan melintang Scylla serrata, ketam laut dengan menggunakan mikroskop stereo (perbesaran lemah). Panulirus : udang karang Amati bagian-bagian spongocoel, ostium, saluran masuk Paratelphusa : Ketam sungai (incurrent canal), saluran radial (radial canal). 3. Kemudian ambil tiap bagian di atas, dan lakukan pengamatan dengan menggunkan mikroskop biasa (pengamatan histologi) sehingga bagian-bagian apopil (apopyle) lubang yang menghubungkan saluran radial C. Cara Kerja Panaeus monodon 1. Ambillah Paneus (udang) yang utuh dan segar,dan rentangkan di meja preparat. dengan spongocoel, prosopyl, (prosopyl) lubang yang 2. Amati bagian-bagian morfologi yang terdiri dari depan, yang menghubungkan saluran masuk radial, spikula (spikule) duri- merupakan persatuan dari kepala (caput) dan thoraks yang duri yang membentuk bagian penguat dari tubuh hewan tadi. disebut sefalotoraks yang terdiri dari 13 segmen namun tidak 4. Amati sel-sel berikut : epidermis sel-sel tipis yang membatsi terlihat jelas karena tertutupi oleh karapaks, adanya segmen bagian luar tubuh, spongocoel dan saluran masuk, koanocyt tadi dapat ditunjukkan dengan 13 pasang anggota tubuh sel-sel bulat beerleher (collar) dan berflagelum membatasi (Appendages). Amati juga bagian dorsal dari karapaks, di dinding dalam saluran radial. ujung anterior terdapat rostrum, struktur yang runcing dan 5. Amati diantara epidermis dan koanosit terdapat jaringan bergerigi. Catat berapa gigi atas dan gigi bawah dari rostrum. masenkim yang mengandung spikula dan beberapa macam 3. Bagian belakang disebut abdomen terdiri dari 6 segmen yang sel sebagai berikut amoebasit sel-sel besar yang bentuknya terlihat jelas. Segmen terakhir mempunyai bagian runcing seperti amoeba dan skleroblast sel pembentuk spikula yang yang disebut telson. Tiap segmennya mempunyai anggota pipih dan menempel pada spikula. tubuh (appendage) yang disebut kaki. Pada bagian kaki abdomen terdapat kaki renang yang biramous, yang terdiri 7 28

11 ARTHROPODA Serangga adalah hewan-hewan bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu nampak jelas secara eksternal. Jumlah jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut, air tawar, maupun habitat terrestrial didiami oleh serangga. Coelom pada Arthropoda tereduksi. Hoemocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah. Namun demikian, pada jenisjenis tertentu reproduksi partenogenesis Chalina oculata merupakan Phakellia ventilabrum karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen. A. Tujuan :Mengamati hewan-hewan yang tergolong Tethya lyncurium Arthropoda serta mendeskripsikan dan menyusunnya dalam suatu klasifikasi. B. Alat dan Bahan: Panaeus monodon (Udang windu) Portunus sexdentalus(kepiting) Peiplaneta orientalis (kecoa) Valanga sp (Belalang) Lup Papan seksi Pinset Nephila maculata (Laba-laba) 27 Esperiopsis sp 8

12 4. Ambillah dari salah satu dari hewan di atas. Perbedaan COELENTERATA diantara keduanya terletak dari bentuk duri, pada diadema Karang sering kali hanya merupakan bagian rangka kapur atau bagian penguat yang keras, bagian lunaknya sudah tajam dan panjang, sedangkan pada Heterocentrotus agak tebal da tidak runcing. hilang/mati. Untuk pengamatan yang masih hidup, amati dimana 5. Amatilah dari arah oral terlihat mulut di tengah tubuh, letak bagian yang lunak tadi. Hydra merupakan polip yang hidup dikelilingi oleh bagian kulit tipis yang disebut peristoma, dan soliter dalam arti tidak berkoloni, hidup di air tawar misalnya di terlihat 5 gigi. kolam, di empang, di danau, rawa-rawa dan lain-lain. Dapat 6. Amatilah dari arah aboral akan terlihat, periprok keping yang berpindah tempat, tetapi biasanya terikat atau melekat pada suatu di tengah terdapat anus, keping madreporit, yang mempunyai objek, misalnya batu-batuan, pokok kayu, tanaman air dan lain- lubang-lubang halus di tepinya, tempat merekatnya kaki lain tabung. Dari keping-keping yang tadi, ke arah radial terdapat 10 rangkaian keping-keping, masing-masing rangkaian A. Tujuan : Untuk mengamati struktur dan morfologi organime terdiri dari 2 baris. 5 rangkaian membentuk daerah yang tergolong Coelenterata dan mengklasifikasikannya. ambulakral, diselingi oleh 5 daerah interambulakral (yang tidak mempunyai lubang-lubang) 7. Gambarlah seluruh bagian dari hewan tadi, deskripsikan dan B. Alat dan Bahan: Lup Pinset Papan seksi Mikroskop Minimal 2 spesiemen coelenterata misalnya: susun klasiikasinya. Asterias sp 1. Obelia, yang mempunyai dua pergiliran hidup bentuk polip dan medusa. 9 26

13 Echinoide; Colobocentrotus, Echinodiscus, Arbacia. 2. Metridium, salah satu dari Ophiuroidea; Ophiura, Astrophyton anemon laut yang tidak mempunyai bentuk medusa. Holothuroidea (teripang); Holothuria atra, Synapta grisea, 3. Fungia, karang yang berbentuk seperti jamur. Amati dimana letak bagian lunaknya. Cucumaria frondosa Crinoidea; Antedon 4. Acropora, Karang yang bercabang-cabang. 5. Aurelia aurita, ubur-ubur, sangat transparan. 6. Tubipora musica, karang merah yang bentuknya seprti Cara Kerja 1. Amatilah Asteris dari arah dorsal dan dari arah oral, dan tabung organ. kenalilah bagian-bagiannya. Yang meliputi dari aboral: Disc (keping) berada di tengah-tengah, lengan (arm) berjumlah C. Cara Kerja lima ke arah radial dari disc, madreporit berpori-pori 1. Ambillah hydra pada kolam-kolam yang jernih. Ada dua menghubungkan sistem saluran air (water vascular system) macam hydra yang berwarna hijau dan coklat (agak lebih dengan air laut, duri-duri tersebar merata diseluruh besar), biasanya hewan ini melekat pada tumbuhan air atau permukaan tubuh, pediselararia duri yang sangat halus, benda lain. tersebar dipermukaan tubuh. Untuk pengamatan insang dan pediselaria harus menggunakan mikroskop stereo. 2. Letakkan hydra atau spesiemen lain pada papan seksi dan amati di bawah mikroskop stereo, baisanya jika tersentuh 2. Amati bagian dari oral terlihat bagian-bagian mulut di tengah-tengah tubuh, lekuk ambulakral (ambulakral groove) hydra akan mengerut, tunggu beberapa menit hingga tubuhnya terjulur kembali. lekuk radial sepanjang lengan dari bagian peristoma (daerah 3. Amati bagian-bagian tubuh, tentakel, hipostum kerucut sekeliling mulut) sampai ke ujung lengan, kaki tabung (tube pendek yang mengelilingi mulut, mulut ujung oral yang feet) merpakan barisan kaki sepanjang lekuk ambulakral. menghadap ke atas, keping basal yang melekat pada dasar, Kaki-kaki ini dapat dijulurkan, dan pada bagian ujungnya nematocyt terlihat sebagai bintil-bintil pada tentakel yang terdapat penghisap. sedang menjulur, tunas (bud) hydra kecil yang baru tumbuh 3. Gambar Asteris dari seluruh arah, duri, pediselaria, dan (secara vegetatif). insang. Dan juga susun klasifikasinya

14 4. Gambarlah dan deskripsikan ciri-cirinya dan susunan ECHINODERMATA klasifiksasinya. Echinodermata memiliki ciri yang khas yakni bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup di laut. Pergerakan dari echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh tekanan hidrostatis atau sistem vaskuler air. Sistem saraf terdiri dari cincin oral dan tali-tali saraf radial. Aurelia aurita Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/ Hydra caulicilata papula). A. Tujuan :Mengamati hewan-hewan yang tergolong Echinodermata serta mendeskripsikan dan menyusunnya dalam suatu klasifikasi. B. Alat dan Bahan: Alat Bedah Papan seksi Asterias sp Linchia leavigata Beberapa contoh hewan yang dapat digunakan sebagai bahan praktikum Asteroidea; Linkian (bintang laut biru), Culcita (bintang laut yang lengannya sangat pendek)

15 PLATYHELMINTHES Platyhelminthes adalah kelompok organisme yang tubuhnya pipih, bersifat triploblastik, tidak berselom. Pada umumnya species dari platyhelminthes adalah parasit pada hewan maupun pada hewan. Ektoderm adalah tipis yang dilapisi oleh kutikula yang berfungsi melindungi jaringan dibawahnya dari cairan hospes. System ekskresi hanya saluran utama yang mempunyai lubang pembuangan keluar.tidak memiliki system sirkulasi, maka bahan makanan itu diedarkan oleh pencernaan itu sendiri. Alat reproduksi jantan dan betina terdapat pada tiap-tiap hewan dewasa. Alat jantan terdiri atas sepasang testis, dua pembluh vasa deferensia, kantung vesiculum seminalis, saluran ejakulasi yang berakhir pada alat kopulasi dan penis. A. Tujuan : 1. Mengamati larva-larva trematoda pada stadium cercaria dan redia 2. Melaporkan gerakan-gerakan ataupun morfologinya. B. Alat dan Bahan Siput (Limnea sp) diambil dari sawah atau kolam. Larutan formalin 4% + Gliserol 5% perbandingan 4 : 1 Cawan petri 23 12

16 Pinset dan pipet 9. Gambarlah cangkang dari arah luar dan arah dalam. Mikroskop stereo dan biasa 10. Untuk pengamatan bagian lunak, bukalah dengan paksa Air suling cangkang kiri, untuk melepaskan otot-otot yang melekat pada cangkang kiri tadi harus dipotong dengan pisau bedah. C. Cara Kerja Lakukan pemotongan pada sebelah luar dari mantel. Jika Pengamatan larva Trematoda mantel kiri disingkap akan terlihat bagian-bagian : 1. Siput diletakkan pada cawan petri yang berisi air suling Insang, Pada sisi terdiri atas 2 lembar (Lamina), lembar sebanyak sepertiganya. luar dan lembar dalam, sifon keluar (siphon ekshala) = 2. Cangkang siput dipecahkan dengan pinset, kemudian cawan diguyangkan untuk melepaskan larva. di bagian posterior sebelah dorsal, mengalirkan air keluar. 3. Amati larva redia ataupun cercaria. Kedua larva ini dapat dibedakan dari pergerakannya serta anatominya. Jika suatu Sifon masuk (sifon inhalan) = bagian posterior ventral, mengalirkan air ke dalam. siput mengandung redia maka umumnya akan juga Kaki, berupa otot tebal yang dijulurkan. ditemukan larva cerceria dalam bentuk yang berbeda-beda. Mulut dengan palp, dibagian anterior-dorsal dari kaki. Larva redia dilihat berupa titik-titik putih yang bergerak cepat (jika sulit mengamatinya gunakan mikroskop stereo), sebaliknya larva cerceria bentuknya lebih besar, panjang dan gerakannya sangat lambat. Ambil larva-larva tersebut dan tempatkan pada objek gelas untuk diamati pada mikroskop biasa. 4. Jika pergerakan larva cepat sehingga sulit diamati, sebaiknya dilakukan pematian dengan menggunakan larutan formalin + gliserol. 5. Gambar dan tuliskan klasifikasinya

17 menggunakan formalin 4%. Amati bagian lunak bagian Pengamatan Fasciola hepatica kepala, leher, kaki dan visceral. 1. F. Hepatica dapat diperoleh pada tempat-tempat pemotongan 4. Potonglah dengan gunting dinding atas dari mulut dengan sapi, kerbau atau kambing pada bagian hati atau saluran arah medio-dorsal. Jangan potong dinding bawah mulut, empedu. Cacing yang diperoleh dapat disimpan sementara pada dinding bawah mulut terdapat Adontohore pada larutan NaCl fisiologis. tempat melekatnya radula. Radula ini berupa gigi-gigi halus dari khitin yang berfungsi sebagai pengunyah makanan. Gambarlah gradula dengan suatu pengamatan mikroskop stereo. Susun klasifikasinya. 2. Amati dengan menggukan mkikroskop stereo atau jika mungkin dengan lup. Pengamatan anatomi harus digunakan preparat awetan yang sudah diwarnai dan dijernihkan. 3. Gambarlah pada posisi sebelah-menyeblah dari cacing 5. Ambillah Loligo yang masih lengkap, sebaiknya dalam tersebut (bilateral-simetris) kondisi segar. 6. Amatilah morfologinya, pada ujung anterior-dorsal dari bagian badannya, buat sedikit luka dan cabutlah cangkangnya yang tertutup oleh suatu mantel 7. Amatilah bentuk cangkang yang juga disebut pena tadi. 8. Ambillah sebelah cangkang, sebaiknya cangkang sebelah kanan; amatilah morfologinya. Di bagian dalam dari cangkang akan terlihat : Garis palial (Palial line = tempat melekatnya mantel pada cangkang). Bekas melekatnya otot-otot, Ligamen, terdapat dibagian dorsal cangkang, biasanya coklat, Engsel, terdapat anterior dari ligamen. Jika cangkang terlihat dari luar akan terlihat, umbo dan garis-garis pertumbuha

18 Beberapa contoh hewan yang dapat digunakan sebagai bahan NEMATHELMINTHES praktikum (ASCHELMINTES) Sepia Pada Nematoda telah ditemukan otot disebelah luar (sotong yang pendek), Nautilus (mempunyai cangkang luar, berbentuk spiral). selom dan bukan sel-sel epitel. Nematoda yang hidup mandiri Spirula (sotong lecil yang cangkangnya berbentuk spiral), mempunyai mulut yang majemuk dan beberapa alat perasa dan Octopus (gurita, tidak bercangkang dengan 8 lengan. mata. System saraf terdiri dari cincin anterior yang mengelilingi Argonauta (semacam gurita yang dapat membentuk esofagus, batang syaraf dorsal dan ventral dan saraf-saraf kecil cangkang tipis. Anadara (Kerang yang umum dikonsumsi), (6 saraf anterior dan 6 saraf posterior). Tridaena (kerang besar), Crassostraea (Cangkang kiri Pada manusia sering ditemukan Ascaris lumbricoides yang biasa disebut cacing gelang. Marga askarid yang terdapat melekat pada karang). Corbicula (kerang kecil yang terdapat di sungai atau danau. pada hewan antara lain Ascaris (babi), Ascaridia (unggas) dan Cara Kerja lain-lain. Semua cacing askarid itu diesius, dan pembuahan 1. Amati dan gambar morfologi bagian-bagian dari cangkang terjadi internal setelah kopulasi. Telur yang mengandung embrio keluar bersama tinja, dan tumbuh menjadi larva stadium kedua yang infektif. bekicot Achantia fulicap (hanya cangkang tanpa isi). 2. Ambillah satu ekor Achantina yang masih hidup, biarkan merayap pada kaca datar. Untuk merangsang hewan tadi agar mengeluarkan bagian lunaknya, potonglah sedikit apeks Cara Kerja cangkangnya dengan tangan atau pinset yang kuat. Amati 1. Ambillah cacing tersebut baik dari penjagalan ataupun dari dari bawah gerakan otot kaki pada waktu siput tadi sedang manusia yang terinfeksi, masukkan dalam larutan fisiologis. merayap. 2. Amati tubuh cacing ini yang tertutup dengan kutikula yang 3. Amati bagian tubuh Achantia yang telah mati. Untuk licin, dengan garis-garis melingkar yang sangat halus. menyiapkannya dengan cara bekicot hidup dimasukkan Dengan mikroskop stereo amati bagian anterior, dorsal dalam bejana dengan air (air yang sudah mendidih), lalu maupun ventral. Pada yang jantan anus terdapat di dekat tutup rapat sehingga O2 tidak ada yang masuk selama 24 ujung posterior, bersatu dengan lubang genital. Pada bagian jam. Bagian lunak akan menjulur keluar, awetkan dengan 15 20

19 3. ini terdapat sepasang spikula, yakni alat untuk kopulasi, MOLLUSCA Rumahnya secara umum berbentuk spesial. Kaki untuk merayap. Bentuk kepala jelas, dengan tentakel dan mata. Dalam ruang bukal (pipi) terdapat radula (pita bergigi). Pernapasan sedangkan pada betina anus terdapat di dekat ujung posterior, lubang genitalnya atau vulva terdapat pada bagian ventral kira-kira sepertiga bagian tubuh dari depan. dengan insang, paru-paru atau keduanya. Hiduo di laut, air tawar dan darat. Kelamin terpisah, atau hermafrodit, ovipar atau ovovivipar. Contoh : bekicot (Helix aspersa), siput laut (Fissurella sp) dan siput air tawar (Lymnaea j sp, Melania sp). Pada Cephalopoda kepala nampak jelas; mata besar dikelilingi dengan tentakel-tentakel, yaitu sebagai kaki yang bermodifikasi. Sebagian kaki juga menjadi corong yang terbuka pada ruang mantel, menjadi sistem organ yang kompleks. Rumah mungkin ada mungkin tidak ada. Biasanya ada kelenjar tinta. Kelamin terpisah, tidak ada stadium larva. Hewan-hewan muda menetas seperti miniatur hewan dewasa dan langsung berenang. Contoh : Nautilus pompilium, Loligo sp. (gurita), Argonauta sp (cumi-cumi), Octopus sp. Tujuan : Mengamati morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang mewakili Molusca serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya. Alat dan Bahan: Alat Bedah Papan seksi Achatina fulica Loligo pealii Anodonta sp 19 16

20 terdengar bunyi keras pada kertas, yang menunjukkan ANNELIDA adanya setae (secara kasat mata tidak terlihat) kalau Cacing tanah mempunyai bentuk tubuh memanjang, gilig, dengan segmentasi nampak jelas dari luar sebagai lipatan- dibiarkan bergerak di atas tangan maka kita dapat merasakan adanya setae tersebut. lipatan kutikula. Biasanya, cacing tanah mempunyai lebih dari 2. Amati segmen-segmennya. Paling depan disebut prostimium. 100 metamer. Pada tiap segmen, kecuali yang pertama dan Diikuti oleh segmen-segmen berikutnya, pada segmen ke 14, terakhir, terdapat 4 pasang bulu sikat atau setae yang pendek. 15 dan 16 membentuk kitelium (clitelium). Tiap segmen Cacing tanah bernapas melalui kutikula yang menutupi Pheretima (kecuali prostomium) mempunyai beberapa setae. seluruh tubuhnya. Sistem saraf berupa sebuah rantai ganglion 3. Untuk pengamatan morfologi/anatomi terlebih dahulu ventral, tiap segmen dengan satu rantai, mulai dari segmen ke masukkan cacing ke dalam larutan alkohol 20%, setelah empat. Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak terjadi mati, masukkan ke dalam larutan formal-alkohol dengan fertilisasi oleh dirinya sendiri (self-fertilizing). komposisi: alkohol 70% 96 ml, formaldehida 40% 5 ml, dan borax 0,5 gr. 4. Lakukan penyanyatan cecara melintang dan lakukan Bahan: Pheretima sp / Lumbricus teresteris (cacing tanah) pengamatan dengan mikroskop stereo atau mikroskop biasa Kertas putih dengan perbesaran terkecil. larutan alkohol 20% larutan formal-alkohol (formaldehida 40% 5 ml, dan borax 5. Gambar dan deskripsikan serta klasifikasinya. 0,5 gr) Mikroskop Silet Cara Kerja 1. Amati seekor cacing hidup, letakkan di atas kertas, dan amatilah cara bergeraknya. Pada waktu cacing bergerak 17 18

Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010 Jumat, 24 Desember 2010 Laporan Praktikum Zoology "Cephalopoda" CEPHALOPODA dan ECHINODERMATA A. TUJUAN Mengamati Anatomi dan Morfologi Chepalopoda dan Echinodermata. B. DASAR TEORI Cephalopoda berasal

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI PERBANDINGN

PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI PERBANDINGN PANDUAN PRAKTIKUM ANATOMI PERBANDINGN OLEH I GEDE SUDIRGAYASA 2012 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGII FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA IKIP SARASWATI TABANANN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke

Lebih terperinci

FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1

FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1 FILUM MOLLUSCA KELOMPOK 1 PENGERTIAN MOLLUSCA Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi Filum Mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh

Lebih terperinci

E C H I N O D E R M A T A

E C H I N O D E R M A T A E C H I N O D E R M A T A A. Karakteristik 1.Umumnya bilateral simetris pada waktu larva dan radial simetris setelah dewasa; tubuhnya terdiri atas lima bagianatau keping ; memiliki tiga lapisan sel (triploblastik

Lebih terperinci

Adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit. Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan aboral (yang tidak memiliki mulut). Pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral

Lebih terperinci

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster

ORDO DECAPODA. Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster ORDO DECAPODA Kelompok Macrura : Bangsa udang & lobster Kelompok Macrura Bangsa Udang dan Lobster Bentuk tubuh memanjang Terdiri kepala-dada (cephalothorax) dan abdomen (yang disebut ekor) Kaki beruas

Lebih terperinci

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat:

Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: Cacing Tanah (Lumbricus terrestris) I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan karakteristik Lumbricus terrestris b. Menunjukkan apparatus digestorius

Lebih terperinci

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati

Lebih terperinci

CACING TANAH (Lumbricus terrestris)

CACING TANAH (Lumbricus terrestris) CACING TANAH (Lumbricus terrestris) Kode MPB2b Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan karakteristik Lumbricus terrestris b. Menunjukkan apparatus

Lebih terperinci

BIOLOGI LAUT Mollusca

BIOLOGI LAUT Mollusca MAKALAH BIOLOGI LAUT Mollusca MUSDALIFAH L211 13 006 MELINDA DAVID L211 13 016 JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 KATA PENGANTAR Tiada untaian

Lebih terperinci

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata Ima Yudha Perwira, SPi, MP, MSc (Aquatic) Para saintis menempatkan hewan pada dua katergori utama, yaitu: invertebrata (in = tanpa, vertebrae

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2015 1 7 September

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1 MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA MADRASAH ALIYAH NEGERI SURADE 2016 KATA PENGANTAR Assallamu alaikum

Lebih terperinci

N E M A T H E L M I N T H E S

N E M A T H E L M I N T H E S N E M A T H E L M I N T H E S Nema = benang, helminthes = cacing Memiliki rongga tubuh yang terbentuk ketika ektodermis membentuk mesodermis, tetapi belum memiliki mesenterium untuk menggantungkan visceral

Lebih terperinci

KINDOM ANIMALIA. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013

KINDOM ANIMALIA. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013 KINDOM ANIMALIA Drs. Refli., MSc Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua 16-25 Juli 2013 Pengelompokkan Animalia?? (10 mnt) Kingdom Animalia Invertebrata/ Avertebrata (tidak

Lebih terperinci

Filum Cnidaria dan Ctenophora

Filum Cnidaria dan Ctenophora Filum Cnidaria dan Ctenophora Filum CTENOPHORA dan CNIDARIA dikelompokkan dalam COELENTERATA (berasal dari kata coelos = rongga tubuh atau selom dan enteron = usus). Coelenterata hidupnya di perairan laut

Lebih terperinci

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1 1 PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1 Oleh : Drs. Suyitno Al, MS 2 PENDAHULUAN Biologi berkembang dari hasil kerja para peneliti biologi, menggali pengetahuan dari objek-objek biologi. Sebagai Objeknya

Lebih terperinci

A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung

A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung A.Karakteristik 1. Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik schizocoelom), epithel satu lapis umumnya bersilia dan mengandung kelenjar lendir. 2.Tubuh biasanya pendek ditutupi oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ascaris lumbricoides Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat Indonesia (FKUI, 1998). Termasuk dalam

Lebih terperinci

KLASIFIKASI CNIDARIA. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KLASIFIKASI CNIDARIA. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KLASIFIKASI CNIDARIA By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tujuan pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan klasifikasi Cnidaria Menjelaskan daur hidup hewan yang

Lebih terperinci

Annelida. lembab terletak di sebelah atas epithel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar

Annelida. lembab terletak di sebelah atas epithel columnar yang banyak mengandung sel-sel kelenjar Annelida Karakteristik 1.Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), tubuhnya bulat dan memanjang biasanya dengan segmen yang jelas baik eksternal maupun internal. 2.Appendages kecil

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH PARASITOLOGI

PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH PARASITOLOGI 2016 PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH PARASITOLOGI LABORATORIUM JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI AS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR I. IDENTIFIKASI EKTOPARASIT A. Pengantar Keberhasilan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang 5 4 TINJAUAN PUSTAKA A. Kutu Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang memiliki bagian-bagian mulut seperti jarum (stilet) yang dapat masuk ke dalam kulit inangnya. Bagian-bagian mulut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat memasukkan kelenjar ludah kedalam kulit inangnya serta mengangkut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat memasukkan kelenjar ludah kedalam kulit inangnya serta mengangkut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pinjal 1. Morfologi Pinjal Pinjal penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang memiliki bagian-bagian mulut seperti jarum (stilet) yang dapat masuk kedalam kulit

Lebih terperinci

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA Dalam perkembangbiakannya,invertebrata memiliki cara reproduksi sebagai berikut 1. Reproduksi Generatif Reproduksi generative melalui fertilisasi antara sel kelamin jantan

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Transmitted Helminth Soil Transmitted Helminth adalah Nematoda Intestinal yang berhabitat di saluran pencernaan, dan siklus hidupnya untuk mencapai stadium infektif dan

Lebih terperinci

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Morfologi Telur Anopheles Culex Aedes Berbentuk perahu dengan pelampung di kedua sisinya Lonjong seperti peluru senapan Lonjong seperti

Lebih terperinci

LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA

LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA 39 LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA K.D 3.8 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida. By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman

Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida. By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman Assalamu alaikum Wr. Wb. Biologi Task Identification of Annelida By : Anjar Wicitra Wening Khalikul Haqqur Rahman Taufiqurrahman Ciri-ciri Annelida : ⱷ Tubuhnya tersusun atas cincin-cincin (gelang-gelang)

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang secara geografis memiliki daerah pesisir yang sangat panjang. Di sepanjang daerah tersebut hidup beranekaragam biota laut (Jati dan

Lebih terperinci

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera

A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Buah-buahan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Buah-buahan 3 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah-buahan Taksonomi Tanaman Buah-buahan Tanaman buah-buahan termasuk ke dalam divisi Spermatophyta atau tumbuhan biji. Biji berasal dari bakal biji yang biasa disebut makrosporangium,

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI PENUNTUN PRAKTIKUM PARASITOLOGI ISFANDA, DVM, M.Si FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH BESAR 2016 BAB 1 PEMERIKSAAN TELUR TREMATODA Pemeriksaan Telur Cacing Dengan Metode Natif Tujuan untuk

Lebih terperinci

I. ANATOMI SERANGGA. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

I. ANATOMI SERANGGA. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP I. ANATOMI SERANGGA ANATOMI SERANGGA MODUL-01 Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic Jl. Prof. Herman

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HEWAN INVERTEBRATA DI PERAIRAN PULAU BARRANG LOMPO DIVERSITY IN WATER ISLAND INVERTEBRATES BARRANG LOMPO

KEANEKARAGAMAN HEWAN INVERTEBRATA DI PERAIRAN PULAU BARRANG LOMPO DIVERSITY IN WATER ISLAND INVERTEBRATES BARRANG LOMPO KEANEKARAGAMAN HEWAN INVERTEBRATA DI PERAIRAN PULAU BARRANG LOMPO DIVERSITY IN WATER ISLAND INVERTEBRATES BARRANG LOMPO Lasinrang Aditia 1, Zulhaeni 2 dan Taufik At 3 Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Phylum Echinodermata

Phylum Echinodermata Phylum Echinodermata Echinodermata berasal dari bahasa yunani yaitu echinos/echinus = landak, derma = kulit. Echinodermata adalah hewan kulitnya seperti landak atau kulit berduri. Pada umumnya hidup di

Lebih terperinci

COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. COELENTERATA Coilos = rongga Enteron = usus By Luisa Diana Handoyo, M.Si. COELENTERATA (= CNIDARIA) Cnido = penyengat Multiseluler Tubuh bersimetri radial Diploblastik (ektoderm dan endoderm) Diantara

Lebih terperinci

ANIMALIA. STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati

ANIMALIA. STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati ANIMALIA STANDAR KOMPETENSI: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kehidupan. CIRI CIRI UMUM KINGDOM ANIMALia Eukariot,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik Tahun Ajaran 2014/2015 Disusun Oleh : Litayani Dafrosa Br S 4411412016

Lebih terperinci

PENGENALAN MIKROSKOP CAHAYA DAN MIKROSKOP BEDAH, BAHASA ANATOMI, DAN ANATOMI HEWAN INVERTEBRATA ( CUMI-CUMI, UDANG, CACING TANAH DAN JANGKRIK)

PENGENALAN MIKROSKOP CAHAYA DAN MIKROSKOP BEDAH, BAHASA ANATOMI, DAN ANATOMI HEWAN INVERTEBRATA ( CUMI-CUMI, UDANG, CACING TANAH DAN JANGKRIK) LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN (BI-2103) PENGENALAN MIKROSKOP CAHAYA DAN MIKROSKOP BEDAH, BAHASA ANATOMI, DAN ANATOMI HEWAN INVERTEBRATA ( CUMI-CUMI, UDANG, CACING TANAH DAN JANGKRIK)

Lebih terperinci

CIRI-CIRI COELENTERATA :

CIRI-CIRI COELENTERATA : FILUM COELENTERATA Coelenterata berasal dari kata KOILOS = rongga tubuh atau selom dan ENTERON = usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang berfungsi sebagai usus. Sering juga disebut CNIDARIA CIRI-CIRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Transmitted Helminths 1. Pengertian Soil transmitted helminths adalah cacing perut yang siklus hidup dan penularannya melalui tanah. Di Indonesia terdapat lima species cacing

Lebih terperinci

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI 1. Pendahuluan 2. Phylum Protozoa 3. Phylum Porifera 4. Phylum Coelenterata 5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata

Lebih terperinci

Adina Rizka Amalia. Hafizhuddin Wafi. Annisa Putri Ningsih FILLUM PORIFERA. Nurul Hasna K. Bunga Amalia. Ulya Amalia

Adina Rizka Amalia. Hafizhuddin Wafi. Annisa Putri Ningsih FILLUM PORIFERA. Nurul Hasna K. Bunga Amalia. Ulya Amalia Adina Rizka Amalia Hafizhuddin Wafi Annisa Putri Ningsih Nurul Hasna K Bunga Amalia Ulya Amalia FILLUM PORIFERA Istilah porifera berasal dari bahasa latin, yaitu Pori yang artinya lubang dan Fere yang

Lebih terperinci

Sistem Respirasi Pada Hewan

Sistem Respirasi Pada Hewan Sistem Respirasi Pada Hewan Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi

Lebih terperinci

KINGDOM ANIMALIA. Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai..

KINGDOM ANIMALIA. Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai.. KINGDOM ANIMALIA Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai.. CIRI-CIRI UMUM : Eukariotik, multiseluler tidak memiliki dinding sel Tidak berklorofil dan bersifat heterotrof Dapat bergerak

Lebih terperinci

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono Petunjuk Praktikum Entomologi Dasar ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono Laboratorium Entomologi Dasar Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

I MA Y UDHA P E R W I R A

I MA Y UDHA P E R W I R A PORIFERA IMA YUDHA PERWIRA Porifera (Latin, Phorus = pori-pori, ferre = pembawa) adalah hewan invertebrata yang mempunyai tubuh berpori-pori. Bentuk tubuh hewan ini tidak hanya kotak, tapi bermacam macam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 of 18

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 of 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mollusca adalah salah satu hewan invertebrata yang mempunyai arti penting bagi sumber daya manusia. Mollusca merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ternak Itik Itik ( Anas sp.) merupakan unggas air yang cukup dikenal masyarakat. Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara dan merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild

Lebih terperinci

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,

Lebih terperinci

Kode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1

Kode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1 S A T U A N A C A R A P E R K U L I A H A N Mata Kuliah : Zoologi Invertebrata Kode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1 Semester : Ganjil/Genap Jumlah SKS : 3 Mata Kuliah

Lebih terperinci

biologi SET 21 ANIMALIA 1 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PORIFERA a. Ciri Ciri Porifera

biologi SET 21 ANIMALIA 1 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PORIFERA a. Ciri Ciri Porifera 21 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 21 ANIMALIA 1 A. FILUM PORIFERA a. Ciri Ciri Porifera Porifera memiliki permukaan tubuh yang berpori (ostium; ostia (jamak)). Setiap

Lebih terperinci

biologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi

biologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi 23 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri SET 23 ANIMALIA 3 1. Bersegmen metameri 2. Peredaran darah terbuka 3. Tidak punya Hb, tetapi memiliki haemocyanin

Lebih terperinci

PLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik

PLATYHELMINTHES. Dugesia tigrina. A. Karakteristik A. Karakteristik PLATYHELMINTHES 1.Tubuh terdiri atas 3 lapisan sel: ektodermis, mesodermis, dan endodermis (triploblastik) 2. Hidup bebas atau parasit 3. Alat ekskresi berupa sel api 4. Alat pencernaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau

BAB I PENDAHULUAN. Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau berbintil yang termasuk dalam filum echinodermata. Holothuroidea biasa disebut timun laut (sea cucumber),

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA KINGDOM ANIMALIA 2015

LEMBAR KERJA SISWA KINGDOM ANIMALIA 2015 Standar Kompetensi Memahami manfaat keanekaragaman hayati Kompetensi Dasar Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi Indikator Pencapaian Kompetensi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,

Lebih terperinci

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi Analisis Materi Pembelajaran (AMP). RPP MATERI INDIKATOR Untuk mempermudah dalam mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, manusia melakukan pengelompokkan makhluk hidup. Pengelompokan makhluk hidup itu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di perairan Way Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga September 2013.

Lebih terperinci

MODUL VI PENGAMATAN ORGAN-ORGAN HEWAN

MODUL VI PENGAMATAN ORGAN-ORGAN HEWAN 35 MODUL VI PENGAMATAN ORGAN-ORGAN HEWAN TUJUAN Mempelajari organ-organ bagian luar dan dalam pada hewan. TEORI Umumnya hewan dibedakan dalam 2 kelompok utama yaitu vertebrata dan avertebrata. Golongan

Lebih terperinci

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF ANGGOTA KELOMPOK : 1. ANNISA SALIZA 2. REGYTA ANUGRAH MAHAPUTRI SAMUEL 3. TYAS AYU FADILLAH 4. WIRA YUDA KHOIRUL A 5. WIWID SEKAR U 6. YOHANES JUAN BAGUS

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Landak Jawa ( Hystrix javanica

TINJAUAN PUSTAKA Landak Jawa ( Hystrix javanica 14 TINJAUAN PUSTAKA Landak Jawa (Hystrix javanica) Klasifikasi Landak Jawa menurut Duff dan Lawson (2004) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Rodentia Famili

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kira-kira spesies hewan adalah arthropoda. (Djakaria, Sungkar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kira-kira spesies hewan adalah arthropoda. (Djakaria, Sungkar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Entomologi Entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang vektor, kelainan dan penyakit yang disebabkan oleh arthropoda. Delapan puluh lima persen atau kira-kira 600.000

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak 2017 6 Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati

Lebih terperinci

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup Ilmu Pengetahuan Alam Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup Kelas IX L/O/G/O Konten Ilmu Pengetahuan Alam Topik yang dipelajari Adaptasi Seleksi Alam Perkembangbiakan Adaptasi Kemampuan makhluk hidup untuk

Lebih terperinci

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1 CLASSIS : ARTHROPODA (SERANGGA) Kode MPB2a Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga

Lebih terperinci

2. Strongyloides stercoralis

2. Strongyloides stercoralis NEMATODA USUS CIRI-CIRI UMUM Simetris bilateral, tripoblastik, tidak memiliki appendages Memiliki coelom yang disebut pseudocoelomata Alat pencernaan lengkap Alat ekskresi dengan sel renette atau sistem

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Aziz, 1981). Tubuhnya berbentuk segilima, mempunyai lima pasang garis

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Aziz, 1981). Tubuhnya berbentuk segilima, mempunyai lima pasang garis II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bulu Babi Bulu babi merupakan organisme dari divisi Echinodermata yang bersifat omnivora yang memangsa makroalga dan beberapa jenis koloni karang (Aziz, 1981). Tubuhnya berbentuk

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. (Makalah Struktur Perkembangan Hewan) Oleh Sarah Niati

MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. (Makalah Struktur Perkembangan Hewan) Oleh Sarah Niati MAKALAH SISTEM RESPIRASI PADA HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA (Makalah Struktur Perkembangan Hewan) Oleh Sarah Niati 1317021068 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan kegiatan secara eksploratif yaitu observasi dengan mengambil sampel secara langsung.

Lebih terperinci

Disebut Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain:

Disebut Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain: Disebut Cacing Pipih (Flat Worm) dengan ciri antara lain: Tubuh simetri bilateral Belum memiliki sistem peredaran darah Belum memiliki anus Belum memiliki rongga badan (termasuk kelompok Triploblastik

Lebih terperinci

LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI

LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI Kegiatan Infeksi cercaria Schistosoma japonicum pada hewan coba (Tikus putih Mus musculus) 1. Latar belakang Schistosomiasis atau disebut juga demam keong merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. & 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi untuk pengaklimatisasian hewan uji serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. STH adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. STH adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Soil Trasmitted Helminth Soil Transmitted Helminth ( STH ) merupakan infeksi kecacingan yang disebabkan oleh cacing yang penyebarannya melalui tanah. Cacing yang termasuk STH

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna

Lebih terperinci

BIOLOGI. Filum Arthropoda-.Kelas Crustacea Made by : Raden Iqrafia Ashna

BIOLOGI. Filum Arthropoda-.Kelas Crustacea Made by : Raden Iqrafia Ashna BIOLOGI Filum Arthropoda-.Kelas Crustacea Made by : Raden Iqrafia Ashna www.iqrafia.blogspot.com FILUM ARTHROPODA ARTHROS : BERUAS-RUAS, PODOS : KAKI Ciri umum: 1. Tubuh beruas-ruas atau bersegmen-segmen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas

Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas Modul PraktikumBiologi Hewan Ternak 2016 2 Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati dalam

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR

PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR NEKROPSI IKAN PEMERIKSAAN KEADAAN LUAR Sebelum dilakukan pengirisan/insisi terlebih dahulu periksalah keadaan luar tubuh ikan tersebut. Periksalah keadaan kulit termasuk sirip-siripnya dan lubang-lubang

Lebih terperinci

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok Standar Nasional Indonesia Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

biologi SET 22 ANIMALIA 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PLATYHELMINTHES a. Struktur Tubuh b.

biologi SET 22 ANIMALIA 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM PLATYHELMINTHES a. Struktur Tubuh b. 22 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 22 ANIMALIA 2 A. FILUM PLATYHELMINTHES a. Struktur Tubuh Plathyhelmintes memiliki bentuk tubuh bilateral simetris. Bagian ujung anterior

Lebih terperinci

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si Penyajian spesimen objek biologi sebagai media pembelajaran Biologi dapat mengembangkan ketrampilan anak antara lain dalam

Lebih terperinci

FISIOLOGI SERANGGA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI

FISIOLOGI SERANGGA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI FISIOLOGI SERANGGA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI FISIOLOGI SERANGGA 1. PencernaanSerangga Saluran pencernaan dibagi tiga bagian: Foregut (stomodeum) perut bagian depan : terdapat katup cardiac

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah. Materi pengembangan bahan ajar mata kuliah ini akan disajikan dalam 9 (sembilan) modul sebagai berikut.

Tinjauan Mata Kuliah. Materi pengembangan bahan ajar mata kuliah ini akan disajikan dalam 9 (sembilan) modul sebagai berikut. ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah ini memberikan dasar pengetahuan tentang serangga dan manusia. Selain itu, juga memberikan pengetahuan tentang struktur, anatomi, dan perkembangan serangga, serta siklus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

MODUL XIV ORGANISME DAN LINGKUNGANNYA

MODUL XIV ORGANISME DAN LINGKUNGANNYA 96 MODUL XIV ORGANISME DAN LINGKUNGANNYA TUJUAN 1. Mengamati jenis dan kedudukan organisme dalam lingkungan. 2. Mengamati respon organisme terhadap perubahan lingkungan. TEORI Organisme dalam lingkungan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 9 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Ikan contoh diambil dari TPI Kali Baru mulai dari bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan November 2010 yang merupakan hasil tangkapan nelayan di

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Pada Hewan

Sistem Pencernaan Pada Hewan Sistem Pencernaan Pada Hewan Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan

Lebih terperinci

Keanekaragaman Organisme Kehidupan

Keanekaragaman Organisme Kehidupan Keanekaragaman Organisme Kehidupan Salah satu ciri makhluk hidup adalah tubuhnya tersusun atas sel. Sel merupakan satuan atau unit terkecil dari makhluk hidup, seperti pencernaan makanan, bernafas, ekskresi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru

Lebih terperinci

Pokok Bahasan (PB)/ Sub Pokok Bahasan (SPB) 5. Annelida a.struktur tubuh Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea

Pokok Bahasan (PB)/ Sub Pokok Bahasan (SPB) 5. Annelida a.struktur tubuh Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea Khusus X. Tujuam Umum mengkomunikasikan filum Annelida Tujuan Khusus 1.menjelaskan permbangan stuktur tubuh dan fisiologi Annelida dibandingkan dengan Nemathelminthes. 2.membandingkan strukktur tubuh masingmasing

Lebih terperinci

F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa

F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa MILLI-PEET, kunci identifikasi dan diagram alur, Page 1 F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa 1A Tubuh lunak, tergit mengandung rambut seperti kuas atau rambut sikat, sepasang kuas terdapat bagian

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Ekologi. Faktor Biotik

Prinsip-Prinsip Ekologi. Faktor Biotik Prinsip-Prinsip Ekologi Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan,

Lebih terperinci

Tujuan Mengamati aktivitas rambut getar mulut dan tenggorokan pada katak

Tujuan Mengamati aktivitas rambut getar mulut dan tenggorokan pada katak Materi 6 Pencernaan I Aktivitas Rambut Getar Tujuan Mengamati aktivitas rambut getar mulut dan tenggorokan pada katak Dasar teori Rambut getar (silia) berperan dalam transportasi bahan makanan di saluran

Lebih terperinci