ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL DI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL DI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL DI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI PUTI JEINEIVA H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN PUTI JEINEIVA. Analisis Kelayakan Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di Bawah Bimbingan NARNI FARMAYANTI) Kebutuhan dasar manusia yaitu konsumsi pangan. Kebutuhan ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan perkembangan, pembangunan, dan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat. Faktor-faktor yang menyebabkan kebutuhan pangan meningkat antara lain perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan, kesadaran akan pentingnya nilai gizi, jumlah pendapatan, dan daya beli masyarakat yang terus meningkat. Salah satu usaha yang bergerak dibidang makanan adalah Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel di Jalan Binamarga I/1 Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel adalah usaha yang sudah berjalan sekitar tiga tahun, termasuk perpaduan restoran dengan jenis restoran Indonesia dan Kontinental, yang menawarkan produk unggulan Pastel dan Pizza dengan rasa dan sajian yang khas. Kondisi usaha hingga saat ini yaitu penjualan mengalami keadaan berfluktuatif per bulannya dan perusahaan hingga saat ini belum menganalisis kelayakan usaha dan belum memenuhi target rata-rata kenaikan penjualan yang telah ditetapkan perusahaan sebesar 13 persen pada setiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dilihat dari aspek non finansial antara lain aspek pasar, teknis, manajemen, dan sosial, (2) Menganalisis kelayakan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dari aspek finansial yang dilakukan melalui beberapa kriteria kelayakan finansial yang bertujuan untuk menganalisis sejauh mana tingkat kelayakan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel, dan (3) Menganalisis nilai pengganti (switching value) untuk mengetahui sampai pada titik berapa peningkatan atau penurunan suatu komponen yang dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi yaitu ambang batas kelayakan proyek. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitaif. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan usaha dilihat dari kriteria NPV, Net B/C, IRR, Payback period dan Analisis nilai pengganti (switching value), menggunakan data yang diperoleh dari perusahaan dan menyederhanakan dalam bentuk tabulasi kemudian diolah secara komputerisasi dengan menggunakan Software Microsoft Excel dan interprestasi data secara deskriptif. Presentase kenaikan nilai penjualan antara tahun 2008 dan 2009 adalah 19,64 persen dan presentase kenaikan penjualan tahun 2009 dan 2010 adalah 7,05 persen. Data penjualan setiap bulannya dapat diketahui penjualan produk yang fluktuatif dari awal Januari hingga periode akhir Desember. Berdasarkan kriteria kelayakan finansial pada tingkat diskonto enam persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp ,00 (positif) atau lebih besar dari nol. Net B/C yang dihasilkan adalah sebesar 2,01, nilai tersebut menunjukkan

3 bahwa setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. 1,00 akan menghasilkan manfaat sebesar 2,01 kali dari biaya yang dikeluarkan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 26,76 persen (IRR > 6 persen) artinya proyek yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tingkat pengembalian proyek terhadap investasi yang dikeluarkan sebesar 26,76 persen. Pada hasil analisis tingkat pengembalian investasi (payback period) diperlukan waktu selama enam tahun tujuh bulan. Pada kriteria NPV, IRR, Net B/C dan Payback Period menunjukkan bahwa usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel yang dilakukan masuk kedalam kriteria layak untuk diusahakan. Berdasarkan analisis switching value mengalami peningkatan komponen outflow yaitu peningkatan harga bahan baku utama dengan batas tingkat kelayakannya hingga 131,85 persen. Hal ini membuktikan bahwa usaha ini tidak sensitif terhadap peningkatan tersebut sehingga dinyatakan layak untuk dijalankan. Terdapat juga kondisi penurunan komponen inflow, yaitu penurunan volume penjualan yang langsung berpengaruh terhadap pendapatan usaha. Kondisi penurunan komponen inflow ini batas kelayakannya sampai penurunan tingkat penjualan hingga 10,32 persen, maka diketahui tingkat kepekaan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel relatif besar atau sensitif terhadap penurunan tersebut. Hasil analisis nilai pengganti ini diketahui perusahaan tetap pada kondisi yang stabil, walaupun terjadi beberapa perubahan yang tidak terduga dan pernah terjadi pada usaha tersebut. Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dapat terus melanjutkan usahanya dengan lebih memperhatikan aspek-aspek non finansial yang menjadi prioritas perusahaan, seperti kualitas akan produk agar tetap dipertahankan penjualannya dan memaksimalkan areal lahan yang tersisa dengan mengembangkan konsep alam yaitu menambah meja dan kursi di areal outdoor. Cara lain dari aspek non finansial yang diperhatikan adalah menciptakan produk-produk baru untuk menarik minat para konsumen yang berkunjung ke Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel.

4 ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL DI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PUTI JEINEIVA H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

5 Judul Skripsi Nama Mahasiswa NIM : Analisis Kelayakan Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. : Puti Jeineiva : H Menyetujui, Pembimbing Ir. Narni Farmayanti, MSc NIP Mengetahui : Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. adalah hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Juni 2011 Puti Jeineiva H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Jakarta, pada Tanggal 5 Januari Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Drs.H.Syamsulbahri dan Ibu Hj.Iis Sukmarlina. Pada tahun 1997 penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri Pengadilan 5 Bogor, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 5 Bogor pada Tahun 2000, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 7 Bogor pada tahun Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Pendayagunaan Lahan dan Air, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun Tahun 2006 penulis melanjutkan ke jenjang Strata I di Program Studi Agribisnis Penyelenggaran Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti pendidikan penulis memiliki kesempatan bekerja di bidang perbankan pada bulan April tahun 2008 selama satu tahun sebagai karyawan kontrak di PT Bank Central Asia, Tbk yang berlokasi di Kantor Cabang Utama Asemka, Pusat Perniagaan Kota, Jakarta. Pada bulan Oktober tahun 2008 mendapat kesempatan kembali untuk bekerja di posisi yang sama dengan perusahaan sebelumnya sebagai Teller yaitu di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk di Kantor Cabang Dewi Sartika Bogor hingga saat ini.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur, Alhamdulillah, penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dilihat dari aspek non finansial (aspek pasar, teknis, manajemen, dan sosial) dan finansial, serta menganalisis nilai pengganti (switching value) kelayakan usahanya. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan Software Microsoft Excel dan interpretasi data secara deskriptif Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi, namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Juni 2011 Puti Jeineiva H

9 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Ir.Narni Farmayanti,MSc selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Tintin Sarianti,SP,MM atas kesediaannya menjadi dosen evaluator dalam kolokium proposal penelitian yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini. 3. Dosen penguji Dra.Yusalina,MSi dan Dr.Ir.Anna Fariyanti,MS yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini. 4. Drs.H.Syamsulbahri dan Hj.Iis Sukmarlina orangtua tercinta atas kasih sayang, bimbingan, dukungan, dan doa tulus yang selalu diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan terbaik yang bisa diberikan oleh ananda. 5. Kakak Ryan dan Anna, serta keluarga penulis atas dukungan dan doa yang telah diberikan. 6. Aryo Bramasto atas semua ketulusan doa, motivasi, dan dukungan yang selalu diberikan dalam setiap proses penyelesaian skripsi ini. 7. Dresty Aulia Estefan atas kesediaannya menjadi pembahas dalam kolokium yang telah memberikan masukan yang berarti dalam perbaikan skripsi ini. 8. Bapak Agus selaku supervisor, seluruh staf, dan karyawan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, dan memberikan informasi yang dibutuhkan selama penelitian. 9. Sekretariat Departemen Agribisnis atas bantuan dan kerjasamanya. 10. Sahabat-sahabatku (Yuni, Ani, Pujit, Radityo, Phintor, Mala, Andin, Okhwan) yang telah memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis. Bogor, Juni 2011

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 II TINJAUAN PUSTAKA DefinisiRestoran KlasifikasiRestoran Jenis-jenis Restoran Pastel Pizza Rijsttafel Penelitian Terdahulu III KERANGKAPEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Studi Kelayakan proyek Aspek Analisis Kelayakan Usaha Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Sosial Aspek Finansial Kriteria Kelayakan Investasi Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Rugi-Laba Analisis Kelayakan Usaha Analisis Aspek Pasar Analisis Aspek Teknis Analisis Aspek Manajemen Analisis Aspek Sosial Analisis Aspek Finansial Analisis Nilai Pengganti Asumsi Dasar

11 V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL Sejarah Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Sumber Daya Perusahaan Lokasi Perusahaan Sumber Daya Fisik Sumber Daya Manusia Permodalan Bahan Baku VI ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL Analisis Aspek Pasar Permintaan Penawaran Strategi Pemasaran Aspek Teknis Lokasi Proyek Ketersediaan Bahan Mentah Suplai Tenaga Kerja Tenaga Listrik dan Air Fasilitas Transportasi Letak Pasar Utama Proses Produksi Produk Pastel dan Pizza Proses Produksi Pastel Schotel Proses Produksi Pastel Snack Proses Produksi Pizza Hasil Analisis Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Sosial VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis Rugi - Laba Perusahaan Aspek Finansial Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Arus Tunai Arus Penerimaan Arus Pengeluaran Analisis Kriteria Kelayakan Finansial Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) VIII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 75

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Tahun Perkembangan Jumlah Restoran Berdasarkan Jenis Restoran di Kota Bogor Tahun Data Penjualan Produk Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Per Bulan Tahun Penelitian Terdahulu Data Investasi Sumber Daya Fisik Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun Jumlah Karyawan Pastel Pizza and Rijsttafel Berdasarkan Jabatan dan Jenis Kelamin Data Produksi Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun Data Penjualan Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun Presentase Perubahan Harga Produk dan Perubahan Jumlah Penjualan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun Komponen Biaya Investasi Kelayakan Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun Biaya Operasional Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun Hasil Analisis Finansial Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel... 70

13 Nomor DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Kerangka Pemikiran Operasional Grafik Jumlah Permintaan Konsumen untuk Produk Pizza Pada Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Proses Produksi Pizza Struktur Organisasi Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun

14 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Daftar Menu dan Harga Restoran Pastel Pizza Pizza and Rijsttafel Tahun Daftar Menu dan Harga Restoran Pastel Pizza Pizza and Rijsttafel Tahun Layout Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Laporan Laba-Rugi Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Perhitungan Arus Tunai (Cash flow) Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) Akibat Peningkatan Harga Bahan Baku Utama Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) Akibat Penurunan Tingkat Penjualan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Foto Lokasi dan Produk Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel... 85

15 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mengalami banyak proses modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, antara lain pada aspek sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi. Aspek sosial, budaya, dan ekonomi saling berkaitan dengan perkembangan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, dan masuknya pengaruh asing. Hal tersebut memberikan pengaruh pada masyarakat dalam gaya hidup untuk memenuhi kesejahteraan hidup, dan secara tidak langsung berpengaruh pada pola konsumsi masayarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan. Pola konsumsi yang dimaksud adalah pola konsumsi akan kebutuhan pangan yang semakin beragam dan berkembang secara dinamis. Pola konsumsi pangan pada masyarakat perkotaan tidak sekedar pemenuhan kebutuhan fisiologis saja. Tingkat yang tinggi dalam pendapatan, pendidikan, mobilitas di luar rumah, serta kemudahan dalam memperoleh informasi, menjadikan masyarakat banyak mengetahui dan cenderung memilih makanan pokok pendamping sebagai pengganti nasi yang disajikan secara cepat, nyaman, dan praktis. Kecenderungan masyarakat perkotaan dalam memilih kebutuhan pangan selain nasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008 No. Jenis Pangan Biaya Pengeluaran Rata-rata Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan Per Hari(Rp/kapita) Tahun 2006 Tahun Makanan pokok (padi-padian) Makanan protein tinggi (susu dan telur) Makanan minuman siap saji Makanan lainnya (sayuran dan buah-buahan) Sumber : Badan Pusat Statistik (2008) Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa biaya pengeluaran rata-rata masyarakat perkotaan dan pedesaan pada tahun 2006 dan 2008 secara keseluruhan mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dari ke empat jenis pangan tersebut, maka makanan dan minuman siap saji lebih banyak dipilih. Oleh karena itu apabila potensi pada industri makanan siap saji ini dikembangkan di lingkungan

16 masyarakat perkotaan ataupun pedesaan, maka akan memiliki peluang yang cukup besar. Salah satu kota yang berpotensi baik dalam merespon perkembangan sektor industri makanan atau usaha boga tersebut adalah Kota Bogor. Hal ini berdasarkan data perkembangan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor yang terus meningkat dari tahun ke tahun, data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data Perkembangan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor Tahun No Jenis Usaha Jenis Wisatawan Jumlah Wisatawan (orang) Domestik Obyek Wisata Mancanegara Jumlah Domestik Akomodasi Mancanegara Jumlah Jumlah Domestik Mancanegara Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor (2009) Jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bogor pada Tabel 2 rata-rata mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan keberadaan Kota Bogor yang berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta, tempat wisata, dan juga merupakan kota strategis penghubung dengan kota lainya yang berada di Jawa Barat seperti Bandung dan Sukabumi. Terlebih sudah ada peranan dari pemerintah Kota Bogor yang kini mulai memfokuskan dan mendukung Kota Bogor sebagai kota pariwisata. Aktivitas kunjungan wisata di Kota Bogor tampak dari keramaian di pusatpusat perdagangan, khususnya di wilayah Jalan Pajajaran, Jalan Siliwangi, Jalan Surya Kencana, dan Jalan Tajur, yang mana wilayah tersebut merupakan pusat perdagangan Kota Bogor, yang terdiri dari pusat penjualan makanan, factory outlet pakaian, dan tas. Wisata belanja dan kuliner dinilai akan mampu memberikan keunggulan bagi pariwisata di Kota Bogor. Dukungan pemerintah kepada pihak swasta yang mengusahakan wisata kuliner dan belanja terlihat dengan pesatnya pertumbuhan restoran, warung tenda, dan factory outlet. (Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor 2008) 2

17 Jumlah restoran yang semakin berkembang di Kota Bogor menjadikan daya saing antar pelaku usaha serupa meningkat. Jika pelaku usaha tidak membuat inovasi dan keunikan tersendiri dalam menghadapi persaingan tersebut, maka tidak menutup kemungkinan usaha serupa akan gulung tikar. Dengan adanya situasi tersebut banyak restoran di Kota Bogor menawarkan banyak ragam keunikan dari mulai cita rasa, penyajian makanan, fasilitas, hingga pelayanan spesial terhadap konsumen. Faktor perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan yang mudah memperoleh perkembangan informasi kuliner, jumlah pendapatan, dan daya beli masyarakat yang meningkat, serta kesadaran nilai gizi suatu pangan yang dikonsumsi itu penting, menjadikan masyarakat cenderung tidak hanya mencari makanan pokok penghilang rasa lapar saja, namun juga mencari ragam cita rasa kuliner yang khas, dan mencari kenyamanan dalam suasana berkumpul. Peluang potensial tersebut banyak dimanfaatkan oleh pebisnis dalam bidang usaha boga, salah satunya dalam bentuk usaha restoran yang menyajikan beragam kebutuhan pangan, mulai dari tingkatan harga yang murah hingga tergolong mahal, dengan tipe pelayanan, sajian, dan fasilitas restoran yang beragam, serta memunculkan keunikan masing-masing sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam memilih restoran. Faktor-faktor penunjang yang baik tersebut mengakibatkan jumlah usaha restoran yang didirikan di Kota Bogor pun semakin meningkat setiap tahunnya. Perkembangan jumlah restoran dan laju pertumbuhannya di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3. Pada Tabel 3 terdapat lima macam jenis restoran di Kota Bogor, yang dikelompokkan berdasarkan jenis hidangan yang disajikan, antara lain hidangan Indonesia, daerah, internasional, oriental, dan kontinental. Terlihat bahwa jumlah restoran berdasarkan jenis restoran di Kota Bogor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel termasuk dalam perpaduan restoran dengan jenis restoran Indonesia dan Kontinental. Jumlah pertumbuhan usaha sejenis restoran tersebut termasuk mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya. Perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa usaha boga di Kota Bogor masih memiliki prospek yang menjanjikan. 3

18 Tabel 3. Perkembangan Jumlah Restoran Berdasarkan Jenis Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jenis restoran (unit) Indonesia Daerah Internasional Oriental Kontinental Sumber : Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor (2009) Jumlah Restoran (unit) Laju Pertumbuhan (%) , , ,08 Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel adalah salah satu restoran yang berada di Jalan Binamarga I/1 Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini cukup strategis, yaitu dekat dengan jalan raya utama di Kota Bogor yaitu Jalan Pajajaran. Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel adalah sebuah restoran yang menyajikan berbagai menu unik hidangan Indonesia yang dikombinasikan dengan cita rasa khas Eropa. Situasi persaingan pada usaha boga di Kota Bogor pun dirasakan oleh Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel sebagai restoran yang tergolong baru. Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel memiliki pesaing sejenis di Kota Bogor, seperti misalnya Pizza Hut, Papa Ronz, Pastel Ma cik, Pantasteik. Empat restoran ini merupakan pesaing karena restoran Pizza Hut, Papa Ronz, Pantasteik jenis hidangan utama yang ditawarkannya sama yaitu pizza. Untuk menu utama pastel usaha Pastel Ma cik memiliki kesamaan sehingga merupakan salah satu pesaing utama. Walaupun terdapat kesamaan dalam menu utamanya Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel tetap memiliki konsep penyajian dan layout bangunan yang berbeda dari usaha sejenis lainnya tersebut. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel adalah produk makanannya, yaitu pizza dan pastel. Untuk produk pizza di Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel ini, memiliki bentuk yang tidak biasa seperti pada umumnya. Biasanya pizza dijual dengan bentuk bundar, dan jika dipotong akan berbentuk kerucut, akan tetapi pizza di restoran ini berbentuk persegi panjang yang dijual berdasarkan ukuran (centimeter). Untuk produk andalan lainnya adalah pastel, dengan bentuk lebih besar dari bentuk pastel yang biasa dijual. Pastel ini ada dua jenis, yaitu pastel schotel 4

19 dan pastel snack. Selain itu masih ada menu andalan lainnya yang disebut rijsttafel, yang penyajiannya mengikuti konsep ala restoran Eropa, yaitu diawali dengan makanan pembuka (appetizer), kemudian makanan utama, dan diakhiri dengan makanan penutup (dessert) Perumusan Masalah Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dapat dikatakan baru karena didirikan pada tanggal 18 Agustus 2008 dan memiliki target sesuai ketentuan manajemen sebesar 13 persen. Restoran ini didirikan oleh tiga orang pengusaha restoran, yaitu oleh Dr. Baby Ahnan, M.Hum, Tintin Kuraesin, dan Susi Gunadi.SH. Mereka bertiga merupakan pendiri sekaligus pemilik dari restoran tersebut yang juga tergabung dalam PAP (Pia Apple Pie) Group, yang terdiri dari Pia Apple Pie, Macaroni Panggang, Macaroni Panggang Steik, Death By Chocolate and Spageti, dan Lasagna Gulung. Pasar sasaran yang diterapkan oleh restoran ini memilih pasar dengan golongan ekonomi menengah-atas. Harga untuk makanan dan minuman yang ditetapkan di Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel tergolong sangat bervariasi dan merupakan harga per porsi. Harga produk yang ditetapkan untuk produk makanan, antara Rp 8.000,00 Rp ,00. Harga produk yang ditetapkan untuk produk minuman, berkisar antara Rp 2.000,00 Rp ,00. Daftar harga makanan dan minuman di Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Biaya investasi awal yang harus dikeluarkan untuk menjalankan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel ini cukup besar, yang bertujuan agar dapat menawarkan produk yang berkualitas dan tempat yang nyaman. Modal yang dipergunakan untuk biaya investasi Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel berasal dari modal pribadi. Berdasarkan keadaan tersebut maka perlu diperhitungkan seberapa besar kemampuan usaha ini dapat mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan, dan seberapa besar manfaat atau benefit yang dapat diperoleh dari usaha yang dijalankan. Terdapat juga perubahan perubahan yang terjadi pada produksi dan voulme penjualan yang perlu diperhatikan, karena berkaitan terhadap manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh. Perubahan perubahan yang terjadi seperti 5

20 penurunan volume penjualan dan peningkatan biaya variabel khususnya biaya bahan baku utama. Mengingat besarnya biaya investasi yang dikeluarkan maka diperlukan suatu analisis kelayakan usaha yang ditinjau secara kualitatif dan kuantitatif. Tabel 4. No. Data Penjualan Produk Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Per Bulan Tahun Bulan Penjualan Per Tahun (Rp) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata-Rata Per Bulan Sumber : Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel (2010) Data pada Tabel 4 menunjukan bahwa Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel terjadi peningkatan jumlah penjualan dengan presentase antara tahun 2008 dan tahun 2009 sebesar 19,64 persen dan antara tahun 2009 dengan tahun 2010 perbandingan presentase penjualan sebesar 7,05 persen. Data penjualan setiap bulannya dapat diketahui bahwa penjualan produk yang fluktuatif dari awal Januari hingga periode akhir Desember dikarenakan terjadinya pengaruh hari libur pada setiap bulannya. Akan tetapi pada bulan yang tidak terdapat perayaan hari raya atau hari libur panjang penjualan usaha ini cenderung menurun. Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel pada tahun 2009 menaikan harga jual produk yang ditawarkan kisaran Rp 3.000,00, sehingga berpengaruh terhadap jumlah penjualan yang diperoleh. Kondisi pada tahun 2008 dan tahun 2009 sudah memenuhi target manajemen, hal ini pun disebabkan karena adanya harga jual 6

21 produk yang dinaikan, namun antara tahun 2009 dan tahun 2010 mengalami penurunan hingga 12,59 persen. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan perumusan permasalahannya sebagai berikut : 1) Bagaimana kelayakan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dari aspek non finansial (aspek pasar, teknis, manajemen, dan sosial)? 2) Bagaimana kelayakan dan kemampuan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dapat mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan, dan seberapa besar manfaat atau benefit yang diperoleh dari usaha ditinjau dari aspek finansial? 3) Bagaimana perubahan biaya dan penjualan yang terjadi berpengaruh terhadap kelayakan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dengan menggunakan analisis nilai pengganti (switching value)? 1.3. Tujuan Penelitian 1) Menganalisis kelayakan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dilihat dari aspek non finansial (aspek pasar, teknis, manajemen, dan sosial). 2) Menganalisis kelayakan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dari aspek finansial. 3) Menganalisis nilai pengganti (switching value) kelayakan usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Manfaat Penelitian 1) Manfaat bagi perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan rencana kerja selanjutnya. 2) Manfaat bagi peneliti yaitu dapat memberikan kesempatan untuk belajar menambah pengalaman serta media penerapan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. 3) Manfaat bagi kalangan akademis, sebagai referensi atau sumber informasi untuk penelitian mengenai kelayakan finansial. 7

22 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Restoran Kata restoran berasal dari bahasa Perancis yaitu restaurer, dengan arti yaitu tempat menyediakan makanan. Restoran memiliki makna sebagai tempat menyajikan beragam makanan lengkap mulai dari pembuka, makanan utama, hingga pencuci mulut. Jenis pelayanan yang diberikan oleh sebuah restoran biasanya mempunyai berbagai jenis makanan yang dihidangkan cukup banyak sehingga pelanggan dapat dengan leluasa memilih, dan menikmati makanan yang dikehendakinya (Moehyi 1992). Tujuan operasional restoran adalah untuk mencari keuntungan dan membuat puas para konsumen yang berkunjung (Atmodjo 2005). Kotler (2005) mengungkapkan bahwa usaha restoran termasuk pada pengolahan pelayanan jasa yang bersifat campuran. Menurutnya usaha restoran merupakan suatu bentuk usaha yang dalam pelaksanaannya mengkombinasikan antara produk dan jasa. Industri jasa makanan dan minuman ini pun akan selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun, seiring berkembangnya zaman dan pola hidup masyarakat Klasifikasi Restoran Menurut DIPK (2008) dapat diketahui klasifikasi dari restoran berdasarkan pengelolaannya dan sistem penyajiannya dibagi menjadi tiga, yaitu : 1) Restoran formal Restoran yang dikelola secara komersil dan profesional dengan pelayanan eksklusif. 2) Restoran informal Sama dengan restoran formal, namun lebih mengutamakan kecepatan pelayanan atau penyajian dan umumnya menawarkan dengan harga yang lebih murah. 3) Restoran spesial Restoran yang menyajikan makanan dengan sistem penyajian yang khas dari negara tertentu.

23 Berdasarkan jenis makanan yang ditawarkan restoran yang terdapat di Kota Bogor ada beberapa klasifikasi, diantaranya adalah : 1) Restoran Indonesia, menyajikan berbagai jenis masakan yang biasa menjadi menu makanan orang Indonesia. 2) Restoran tradisional, menyajikan masakan khas yang berasal dari suatu daerah yang ada di Indonesia. 3) Restoran oriental, menyajikan berbagai masakan dari Asia Timur. 4) Restoran kontinental, menyajikan berbagai masakan khas Eropa. 5) Restoran Internasional, menyajikan masakan yang secara umum dikonsumsi oleh masyarakat Dunia (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor 2008). Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel jika dilihat berdasarkan pengelolaan dan sistem penyajiannya termasuk ke dalam restoran spesial, karena restoran ini menyajikan makanan dengan sistem penyajian yang khas dari negara tertentu. Berdasarkan jenis makanan yang ditawarkan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel termasuk perpaduan antara jenis restoran kontinental dan restoran Indonesia. Dapat diketahui dari penyajian berbagai masakan khas Eropa berupa jenis produk pizza, serta menyajikan berbagai jenis masakan yang biasa menjadi menu makanan orang Indonesia, dalam berbagai menu lainnya. Sebagian besar konsumen Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel adalah para remaja dan keluarga yang ingin menyantap menu yang disajikan sekaligus untuk berkumpul dan bersantai. Harga yang ditawarkan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel relatif tidak terlalu mahal karena produk yang dihasilkan berkualitas, dengan cita rasa yang unik, dan bergizi Jenis- jenis Restoran Dalam segi usaha di bidang restoran ini, para pelaku akan saling menonjolkan keunggulan dan keunikannya masing-masing. Mereka menyesuaikan keadaan dengan memperhatikan, misalnya dekorasi ruangan, menu-menu yang disajikan, pelayanan (service) dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan sesuai dengan target pasar dan tujuan bidang usahanya. Torsina (2000) membagi 11 jenis restoran yang disesuaikan dengan target segmen pasar sasaran, tujuan utama, dekorasi tempat, lokasi, serta jenis makanan maupun minuman yang ditawarkan yaitu : 9

24 1) Buffet Ciri utamanya adalah berlaku satu harga untuk makan sepuasnya, dengan berbagai jenis menu makanan yang disajikan oleh buffet tersebut. Peragaan dan display makanan sangat penting untuk promosi, karena langsung menjual produk makanannya. 2) Coffee Shop Jenis ini ditandai dengan pelayanan secara cepat dalam pergantian tempat duduk. Pelayanan pesanan makanan yang cepat, lokasi, dan tempat utama di gedung perkantoran, pabrik-pabrik, dan pusat perbelanjaan. Banyak seating menempati counter service untuk menekan suasana informal. 3) Carvery Restoran yang sering berhubungan dengan tamu dimana para tamu dapat mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan. 4) Drive in drive thru or parking Para pembeli yang memakai mobil dan tidak perlu turun dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk konsumen eat-in dan take away (sementara parkir). Jenis makanan harus bisa dikemas secara praktis. Restoran harus menyediakan tempat parkir mobil atau motor. 5) Etnic Menyajikan masakan dari daerah baik suku bangsa atau negara yang spesifik, misalnya masakan Jawa Timur, Padang, Manado, India, Cina dan lain-lain. Dekorasi biasanya disesuaikan etnik yang bersangkutan bahkan termasuk seragam para karyawannya. 6) Family Conventional Restoran tradisi untuk keluarga yang lebih mementingkan rasa makanan, suasana dan harga yang bersahabat. Restoran ini menyediakan pelayanan dan dekorasi yang terlihat biasa-biasa saja dan tidak terlalu ramai. 7) Fast Food Restoran jenis ini erat kaitannya dengan eat-in (makan di restoran) dan takeout (dibungkus untuk makan di luar restoran). Restoran ini lebih mengutamakan menu siap atau segera tersedia, jenis menu yang ditawarkan 10

25 relatif terbatas, dekorasi tempat dengan warna utama dan terang, harga yang ditawarkan relatif tidak mahal dan lebih mengutamakan banyak pelanggan. 8) Gourment Restoran yang berkelas dengan suasana yang sangat nyaman dan dekorasi ruangan yang artistik. Ditujukan pada mereka yang menuntut standar penyajian yang tinggi dan bergengsi, disamping menyajikan makanan restoran ini juga menyediakan minuman seperti wines dan liquors, biasanya restoran ini membidik target pasar dengan standar prestice yang tinggi. 9) Cafetaria Restoran jenis ini terdapat di dalam gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah dan pabrik-pabrik. Menu seperti di rumah yang agak terbatas dan biasa berganti-ganti menurut hari, harga murah sesuai dengan target konsumen di lingkungan berada. 10) Snack Bar Restoran ini ditunjukan untuk orang-orang yang ingin memperoleh makanan kecil, dengan banyak menawarkan pesanan take-out. Dekorasi tempat sederhana serta ukuran kecil hanya untuk beberapa orang. 11) Speciality Restaurants Jenis restoran yang terletak jauh dari keramaian, tetapi menyajikan menu yang khas, berkualitas, dan menarik perhatian. Harga yang relatif mahal, tempat dan lokasi biasanya jauh dari pusat keramaian. Target konsumen yang dibidik yaitu turis, teman atau keluarga dalam suasana yang khas. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh sebuah restoran agar usahanya dapat berhasil. Menurut Mukhtar (2004), keberhasilan operasional restoran dapat dilihat dari lima hal yang disebut G-factors, yaitu : 1) Good Food (G-1) Makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan segar dengan sistem pengelolaan dan penyimpanan bahan yang baik, peralatan dan perlengkapan berkualitas tinggi serta higienis, cita rasa makanan baik. 2) Good Location and Parking Facilities (G-2) Lokasi restoran harus strategis, dimana lokasi merupakan pedoman dalam mendirikan restoran. Luas tempat parkir juga menentukan kenyamanan 11

26 konsumen. Oleh sebab itu restoran harus mudah terlihat, mudah dijumpai, memiliki daya tarik dengan pemilihan warna atau ornamen khusus serta letaknya tidak terlalu jauh dari pusat keramaian. 3) Good Atmosphere (G-3) Merupakan suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan melalui penampilan interior yang seimbang, dekorasi yang digunakan, pemilihan warna, dan fasilitas lengkap seperti toilet, kursi dan meja yang berkulitas baik dan table set up yang lengkap. 4) Good Reputation (G-4) Restoran harus memiliki reputasi yang baik yang meliputi pelayanan, pengelolaan dan prestasi yang mempengaruhi pendapat masyarakat. 5) Good Pleasant and Courteous Service (G-5) Tata saji dilakukan dengan mengesankan, menyenangkan, dan memuaskan. Pramusaji harus mampu memberikan masukan bagi tamu yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang berkualitas, sopan dan ramah Pastel Pastel dikenal sebagai jenis kudapan yang terdiri dari kulit dan isi, berbentuk setengah lingkaran dan berenda ditepiannya. Kulitnya yang tipis dan renyah berfungsi sebagai pembuntal isi. Pada adonan isi biasanya terdapat tumisan daging, sayur, telur dan sebagainya. Pematangan pastel biasanya dilakukan dengan digoreng dalam minyak panas. Jenis pastel ini disantap sebagai snack teman minum kopi, bukan sebagai menu utama (Rahman F 2009). Selain pastel snack di Indonesia dikenal juga pastel jenis lain yaitu pastel schotel. Pastel schotel berasal dari daerah Minahasa (Manado atau Gorontalo, Sulawesi Utara). Di daerah asalnya dikenal dengan sebutan pastel tutup. Jenis pastel ini pun terdiri dari dua bagian yaitu keseluruhan berisi kentang sebagai lapisan penutup dan tumisan daging sayur bersaus krim susu sebagai isi di bagian lapisan paling bawah dari pastel. Terkadang pastel tutup disebut sebagai pastel schotel, yaitu pastel berpinggan. Dibutuhkan pinggan untuk mematangkan jenis pastel ini untuk menampung saus lezat yang terkandung di dalamnya. 12

27 Terdapat lapisan asli kentang sebagai sumber karbohidrat, kandungan protein tinggi dan bervitamin pada tumisan isi, pastel tutup ini layak dimakan sebagai menu utama. Struktur pastel tutup dapat dijumpai dalam kuliner Australia, yang dikenal dengan nama shepherd s pie. Pastel ini mengandung cita rasa kentang sebagai lapisan atas dan daging kambing sebagai isi Pizza Menurut Listiaji (2009), pizza adalah sejenis roti yang dipanggang di oven dan biasanya disiram saus tomat dan keju dengan makanan tambahan lainnya yang bisa dipilih. Kata pizza berasal dari bahasa latin yaitu picea yang berarti roti yang menjadi hangus di dalam api. Pizza telah dikenal oleh masyarakat zaman kuno. Makanan ini berasal dari makanan orang miskin. Pada awalnya pizza dibuat dengan bahan-bahan sederhana dan mudah didapatkan seperti tepung terigu, minyak, garam dan ragi. Pizza yang kita kenal sekarang lahir sekitar tahun Pada saat itu pizza tidak ada saus tomat di atasnya. Kemudian pada tahun 1800-an pizza dengan saus tomat dibawa oleh imigran Italia yang umumnya berasal dari Napoli ke New York, Amerika Serikat. Pada periode itu juga di Napoli, Italia muncul Perkawinan Bersejarah pizza yang ditaburi keju mozzarella. Roti untuk pizza dibuat dengan cara mencampur tepung terigu, ragi, air, garam, dan minyak. Setelah dicampur dan diaduk, maka adonan didiamkan dahulu. Pada saat ini terjadi proses peragian sehingga adonan mengembang. Keju untuk pizza merupakan keju khusus yaitu keju mozzarella. Pada saat pembakaran, keju jenis mozzarella akan meleleh dalam waktu lebih kurang lima menit. Dewasa ini pizza sudah menyebar ke berbagai negara dan setiap negara mempunyai gaya atau ciri tersendiri yang biasanya disesuaikan dengan selera rasa umum masyarakat setempat. Adapun jenis pizza yang terdapat di Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel yaitu ground beef, ground chicken, tunamayo, salad, chocoberry dan kaastangels Rijsttafel Tidak banyak dari masyarakat mengetahui istilah rijsttafel. Kata yang diterjemahkan rice table, kurang lebih artinya adalah hidangan yang dimakan 13

28 bersama nasi. Di kawasan Eropa, rijsttafel terkenal sebagai gaya penyajian dari Indonesia. Namun jika merunut sejarahnya, gaya penyajian ini muncul saat nusantara sedang dalam masa penjajahan kolonial Belanda. Menurut Fadly Rahman, seorang peneliti sejarah kuliner Indonesia di perpustakaan Yayasan Budaya Mukti Bandung dalam acara cerita rasa bersama William Wongso yang membahas mengenai seluk beluk rijsttafel pada November tahun 2009, dijelaskan bahwa rijsttafel merupakan cara penyajian makanan pada jaman kolonial. Makanan ini dibawa oleh para pelayan, yang jumlahnya bisa mencapai 35 jenis. Dimana satu pelayan hanya membawa satu hidangan, dan biasanya semakin dihormati tamu yang datang, maka jumlah sajian yang dihidangkan pun semakin banyak. Rijsttafel, merupakan jamuan makan kreasi orang Belanda di jaman kolonial tempo dulu, merupakan menu lengkap sajian Indonesia yang sangat digemari dan populer. Salah satu alasannya adalah keragaman variasi sajian, di samping kelezatan cita rasa yang memenuhi berbagai selera dan paduan sajian yang dimulai dari sajian pembuka, pendamping, utama, hingga penutup, yang bisa dipilih sesuai selera Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan, berguna untuk mempelajari dan mencari informasi yang relevan dengan topik penelitian. Penelitian terdahulu menjelaskan beberapa penelitian yang berkaitan dengan analisis kelayakan bisnis. Dari segi metode yang digunakan dalam penelitian terdahulu relatif sama. Metode-metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 dan diketahui perbandingannya dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dananjoyo (2005), Heidyningsih (2009), Oktawidya (2008), Putra (2006). Dananjoyo (2005) dalam penelitiannya tentang Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tempe (Studi Kasus di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat), bertujuan untuk mengetahui usaha pengrajin tempe biasa dan tempe malang di Kota Bogor layak diusahakan atau tidak, karena sangat sensitif terhadap perubahan harga bahan bakunya. Dilihat dari aspek finansial, dan non finansial. Analisis kelayakannya dilihat berdasarkan kriteria NPV, IRR, Net B/C, Payback 14

29 Period dan analisis nilai pengganti (switching value) jika terjadi perubahan biaya bahan baku. Berdasarkan uji kelayakan, kegiatan usaha pengerajin tempe biasa dan tempe malang di Kota Bogor masih layak untuk dilaksanakan. Karena memiliki nilai NPV pada tempe biasa sebesar Rp ,00 dan pada tempe malang NPV sebesar Rp ,00. Besar IRR pengrajin tempe biasa dan tempe malang dengan tingkat diskonto 13 persen adalah 35 persen dan 32 persen. Nilai Net B/C yang diperoleh sebesar 1,59 untuk tempe biasa dan 1,47 pada tempe malang. Berdasarkan hasil analisis switching value menunjukkan bahwa pada pelaksanaan usaha tempe biasa dan tempe malang sangat sensitif terhadap perubahan harga bahan baku (kedelai) dan penurunan harga output. Perubahan harga bahan baku yang dapat ditolelir oleh pengrajin tempe biasa tidak boleh naik lebih dari 5,3 persen dan tempe malang 6,9 persen. Pada perubahan harga output yang masih dapat ditoleransi pada pengrajin tempe biasa 6,3 persen dan tempe malang 3,4 persen. Heidyningsih (2009) dalam penelitiannya tentang Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate (DBC) & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat. Laporan rugi-laba pada tahun 2007 manfaat bersih rata-rata perusahaan per bulan yang diperoleh sebesar Rp ,00 sedangkan pada tahun 2008 mendapatkan manfaat bersih rata-rata per bulan sebesar Rp ,00 penjualan mengalami peningkatan, dan mendapatkan rata-rata laba bersih untuk periode dua tahun yang meningkat Berdasarkan kriteria kelayakan finansial pada tingkat diskonto tujuh persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp ,00 atau lebih besar dari nol, Net B/C yang dihasilkan adalah sebesar tiga. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 27 persen untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu selama enam tahun tujuh bulan. Uji Kelayakan yang dilakukan, menunjukan bahwa usaha DBC & Spageti Restaurant adalah layak untuk dilaksanakan. Peningkatan harga input hingga tujuh persen menjadikan nilai IRR sebesar 21 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,38 kemudian payback period 15

30 delapan tahun tiga bulan menjadikan usaha ini tidak sensitif terhadap perubahan kenaikan harga input. Penurunan harga output lima persen menjadikan kelayakan tidak sensitif terhadap perubahan yang ada, karena nilai IRR sebesar 20 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,33 kemudian payback period delapan tahun lima bulan. Oktawidya (2008) dalam penelitiannya berjudul Analisis Kelayakan Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi Cabang Bogor menjelaskan tentang hasil analisis kelayakan usaha di tempat tersebut tergolong layak untuk dilaksanakan berdasarkan aspek non finansial. Aspek tersebut meliputi aspek pasar dengan lokasi yang strategis dekat lingkungan kampus, dan aspek teknis yang menunjukkan usaha ini memiliki SOP (Standard Operational Procedure) yang tepat guna. Dilihat dari aspek finansial usaha franchise ini layak, dengan memperoleh rata-rata omset penjualan harian sebesar Rp ,00 dan akan memperoleh keuntungan sebesar Rp ,00 per tahunnya. Nilai NPV yang diperoleh lebih besar dari nol, yaitu Rp ,00, nilai Net B/C yaitu lebih dari satu (18,0). Modal usaha yang dikeluarkan untuk usaha ini dapat kembali dalam jangka waktu satu tahun dua bulan. Dengan Nilai IRR sebesar 5,24 persen, yang menjelaskan nilainya lebih dari tingkat diskonto empat persen per tahun, sehingga usaha ini layak. Putra (2006) melakukan penelitian Evaluasi Kelayakan Usaha pada Restoran Mie Kondang Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini untuk melihat aspek finansial, dan non finansial. Analisis kelayakannya dilihat berdasarkan kriteria NPV, IRR, Net B/C, Payback Period dan analisis sensitivitas yang sangat terkait terhadap perubahan biaya bahan baku. Berdasarkan analisis sensitivitas usaha ini tidak layak apabila terjadi penurunan output melebihi empat persen atau kenaikan biaya bahan baku yang melebihi 5,43 persen, karena akan menyebabkan usaha yang dilakukan oleh restoran Mie Kondang menjadi tidak layak untuk dilaksanakan. Hal ini menunjukan bahwa terdapat resiko tinggi bagi Restoran Mie Kondang dalam menjalankan usahanya. 16

31 Tabel 5. Penelitian Terdahulu No Penelitian Judul Tujuan Alat Analisis 1 Dananjoyo (2005) 2 Heidyningsih (2009) 3 Oktawidya (2008) Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tempe (Studi Kasus di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat) Analisis Kelayakan Usaha Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat. Analisis Kelayakan Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi (Kasus di Outlet Kebab Turki Baba Rafi 253 Cabang Bogor) 4 Putra (2006) Evaluasi Kelayakan Usaha pada Restoran Mie Kondang Jakarta Selatan Mengetahui usaha pengrajin Tempe Malang layak diusahakan atau tidak, karena sangat sensitif terhadap perubahan harga bahan bakunya. Dilihat dari aspek finansial, dan non finansial. Menganalisis kelayakan usaha yang telah dijalankan ditinjau dari Analisis sensitivitas, aspek finansial dan non finansial, antara lain aspek sosial, dan manajerial. Menganalisis kelayakan usaha, dengan melihat aspek non finansial seperti lokasi dan aspek teknis dalam peralatan yang digunakan. Mempertimbangkan juga aspek finansial yang berkaitan dengan besar modal dan pendapatan Mengetahui usaha Restoran Mie Kondang layak diusahakan atau tidak, karena sangat sensitif terhadap perubahan penurunan output. Analisis kelayakan usaha yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek finansial yang meliputi NPV, IRR, Net B/C, Payback period, serta Analisis swichting value Analisis kelayakan usaha yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek finansial yang meliputi Laporan Laba Rugi, NPV, IRR, Net B/C, Payback period, serta Analisis swichting value Analisis kelayakan usaha yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek finansial yang meliputi NPV, IRR, Payback period, serta analisis swichting value Analisis kelayakan usaha yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan aspek finansial yang meliputi NPV, IRR, Net B/C, Payback period, serta Analisis swichting value Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, persamaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak dari segi metode yang digunakan dalam penelitian terdahulu relatif sama yaitu dengan melihat aspek pasar, aspek manajemen, aspek teknis dan aspek keuangan. Persamaannya terletak 17

32 pada kriteria analisis kelayakan usaha yaitu menggunakan alat analisis data yang serupa seperti NPV, IRR, Net B/C, Payback Period atau Masa Pengembalian Investasi dan analisis nilai pengganti (switching value). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah jenis usaha dan lokasi usahanya berbeda dengan lokasi usaha yang dilakukan penelitian saat ini. 18

33 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital expenditure). Suatu pengeluaran modal memiliki karakteristik dasar yaitu penggunaan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit) di masa yang akan datang, dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit. Aktivitas suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan (objective) serta mempunyai suatu titik tolak (starting point) dan suatu titik akhir (ending point) (Kadariah & Clive 1999). Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek biasanya merupakan proyek investasi, dilaksanakan dengan berhasil (Husnan & Suwarsono 2000). Studi kelayakan pada hakikatnya adalah suatu metode penjajakan dari suatu gagasan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan. Suatu proyek dikatakan layak apabila proyek tersebut diperkirakan akan dapat menghasilkan keuntungan yang layak apabila telah dioperasikan (Umar 2005). Studi kelayakan memerlukan biaya, namun biaya tersebut relatif lebih kecil apabila dibandingkan dengan resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar (Husnan dan Suwarsono 2000). Dengan analisis proyek, tingkat keuntungan dapat diketahui, pemborosan terhadap sumberdaya dapat dihindarkan, serta memilih proyek yang paling menguntungkan diantara berbagai proyek investasi yang ada. Studi kelayakan proyek biasanya berupa laporan tertulis yang berisi berbagai informasi tentang tingkat kelayakan suatu proyek untuk direalisasikan. Informasi yang terkandung dalam laporan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak tertentu, misalnya pihak investor, pihak kreditor, pihak manajemen perusahaan serta bagi pihak pemerintah dan masyarakat (Umar 2005). Studi kelayakan dilengkapi dengan analisis yang disebut analisis manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analysis).

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mengalami banyak proses modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, antara lain pada aspek sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi. Aspek sosial,

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Restoran Klasifikasi Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Restoran Klasifikasi Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Restoran Kata restoran berasal dari bahasa Perancis yaitu restaurer, dengan arti yaitu tempat menyediakan makanan. Restoran memiliki makna sebagai tempat menyajikan beragam

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran Restoran adalah suatu industri yang melayani makanan dan minuman kepada semua orang yang jauh dari rumahnya, maupun yang dekat dengan rumahnya. Industri makan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Restoran adalah bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor memiliki lokasi sangat strategis, karena letaknya berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta. Kota Bogor juga memiliki keunggulan karena didukung sumber daya manusia

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85, restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Efisiensi Menurut Sedarmayanti (2001 : 23), pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL

V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel berdiri pada tanggal 18 Agustus 2008. Restoran ini didirikan oleh tiga orang pengusaha

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran Restoran berasal dari bahasa Prancis yaitu restaurer. Kemudian kata tersebut di serap ke dalam bahasa Inggris menjadi restaurant yang berarti memulihkan atau

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan pariwisata di dunia sudah sangat maju dan terus dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian masyarakat suatu Negara

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran 2.1.1. Definisi Restoran Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor 73/PW.105/MPPT/1985 dalam Christvelldy (2007), restoran adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI SURAHMAT H34066119 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk mempertahankan hidupnya sehingga makanan akan selalu berdampingan dengan eksistensi manusia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Marsum (2000), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang sangat besar baik bagi negara, bagi wilayah setempat yang bersangkutan, maupun bagi negara asal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian dan perancangan yang digunakan dalam penyusunan Rumah Makan Sepuasnya (All You

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA IKAN HIAS AIR TAWAR PADA ARIFIN FISH FARM, DESA CILUAR, KECAMATAN BOGOR UTARA, KOTA BOGOR SKRIPSI OOM ROHMAWATI H34076115 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana usaha. Hal ini dapat dijumpai pada kegiatan usaha franchise yang sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. sarana usaha. Hal ini dapat dijumpai pada kegiatan usaha franchise yang sekarang ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam segala bidang mendorong masyarakat untuk giat dalam mendapatkan penghasilan. Selain menjadi pegawai atau karyawan di suatu institusi, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis sekarang ini telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan menjadikan daya tarik bisnis itu tersendiri.

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Bisnis Makanan Tradisional Semakin Diburu Pasar Zakki Mubaraq 10.11.3992 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ada tiga jenis kebutuhan pokok atau primer manusia, yaitu sandang, pangan dan papan. Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA Restoran

I. TINJAUAN PUSTAKA Restoran I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Asal kata restoran adalah restaurer dari bahasa perancis yang memiliki arti tempat untuk menyediakan makanan. Ragam makanan yang lengkap mencakup makanan pembuka, makanan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG ANALISIS KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI BHINEKA I, DESA BLENDUNG, KABUPATEN SUBANG SKRIPSI SYAHRA ZULFAH H34050039 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku pasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Hal ini bukanlah tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnectednetworking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet juga berarti

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan primer manusia adalah sandang, pangan dan papan. Manusia membutuhkan makanan (pangan) agar dapat terus melakukan aktivitas dan bertahan hidup. Dengan demikian,

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi saat ini sudah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan hidup manusia tidak lepas dari dua kebutuhan utama, yaitu kebutuhan primer atau pokok dan kebutuhan sekunder atau penunjang. Makanan merupakan salah satu

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha dalam bidang kuliner di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Baik usaha baru, usaha yang sudah ada kemudian melakukan ekspansi, maupun

Lebih terperinci

SKRIPSI AFIF FAKHRUZZAMAN H

SKRIPSI AFIF FAKHRUZZAMAN H ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN IKAN NILA GESIT (Studi : Unit Pembenihan Rakyat Citomi Desa Tanggulun Barat, Kec. Kalijati, Kab. Subang Jawaa Barat) SKRIPSI AFIF FAKHRUZZAMAN H34076008 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia sudah semakin berkembang. Perkembangan bisnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia sudah semakin berkembang. Perkembangan bisnis tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Saat ini perkembangan bisnis di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan konsumsi makanan yang harus di sediakan, makanan merupakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pariwisata dan makanan merupakan duet ideal, manakala ekses dari kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, sesuai dengan fitrah manusia atau wisatawan yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini pembahasan tentang agribisnis (agribusiness) telah berkembang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian banyak orang, baik dari kalangan yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis maupun dalam usaha menginvestasikan dana atau modal, kita perlu melakukan suatu studi kelayakan untuk melihat apakah proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beragam suku dan adat istiadat serta norma-norma yang dianut. Keragaman suku yang ada di Indonesia memiliki budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor merupakan salah satu kota yang banyak dikunjungi wisatawan dikarenakan memiliki ciri khas yaitu banyaknya makanan yang bervariasi, udara yang sejuk, memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini makanan bukan hanya kebutuhan melainkan juga menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Peningkatan minat masyarakat untuk mengunjungi restoran disebabkan oleh

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan menjadi tujuan integrasi ekonomi regional pada

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa pelayanan yang dilakukan hampir di seluruh perusahaan dari tahun ke tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kota-kota besar di Indonesia semakin banyak kita jumpai restoran cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken (KFC), Texas Chicken,

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) Oleh: FARIDA WIDIYANTHI A14104549 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN MOMOMILK DI TAMAN KENCANA KOTA BOGOR REVI HOTMA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN MOMOMILK DI TAMAN KENCANA KOTA BOGOR REVI HOTMA ANALISIS KELAYAKAN USAHA RESTORAN MOMOMILK DI TAMAN KENCANA KOTA BOGOR REVI HOTMA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan dunia yang pesat sekarang ini. Banyak orang yang lebih menginginkan sesuatu yang lebih baik dan terus meningkat. Tidak banyak pula dari mereka yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini salah satu kebutuhan remaja adalah sosialisasi diri dalam pergaulan sebayanya. Maka tidak jarang rumah makan dan cafe menjadi tempat-tempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak diminati dan dikunjungi oleh berbagai wisatawan baik dari dalam negeri ataupun luar negeri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi sumber penghasilan devisa Negara dan menjadi penunjang perkembangan pembangunan Negara. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi, gaya hidup masyarakat sekarang mulai berangsur angsur berubah mengikuti perubahan zaman. Banyaknya tempat

Lebih terperinci

PROSPEK USAHA AGRO OUTLET MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL KHAS SUNDA DAN KENDALANYA. Ana

PROSPEK USAHA AGRO OUTLET MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL KHAS SUNDA DAN KENDALANYA. Ana PROSPEK USAHA AGRO OUTLET MAKANAN JAJANAN TRADISIONAL KHAS SUNDA DAN KENDALANYA Ana Pengembangan usaha kecil menengah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha pemerintah untuk pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A14105629 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Kota Bandung berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Kota Bandung berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki keragaman baik tempat tujuan wisata alam, wisata budaya, wisata belanja maupun wisata kuliner yang dapat

Lebih terperinci

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga RINGKASAN EJEN MUHAMADJEN. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Jamu di Taman Sringanis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh Ir. Netty Tinaprilla,MM Taman Sringanis merupakan wujud kepedulian terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan manfaat atau keuntungan apabila dijalankan.

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan manfaat atau keuntungan apabila dijalankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah usaha yang dijalankan tentunya memerlukan suatu perencanaan dan perhitungan yang tepat. Perencanaan dan perhitungan yang tepat diperlukan agar risiko kegagalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kepariwisataan di Indonesia sekarang ini berkembang cukup pesat. Meningkatnya kecendrungan wisatawan asing maupun domestik untuk melakukan perjalanan wisata

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci