BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial pada lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada setiap jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan yang terkendali dengan kegiatan yang tidak terkendali. Kegiatan-kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau suatu pihak. Ini berarti, kegiatan tersebut benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya oleh pihak yang berwenang. Akuntabilitas sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi instansi yang bersangkutan. Sesuai amanat Inpres Nomor tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Inpres Nomor tentang Percepatan dan Pemberantasan Korupsi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang lebih menjamin adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada masyarakat, selain itu menunjukkan upaya pertanggungjawaban sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor tentang Pelaporan Keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah. Dengan demikian sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perlu dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan Organisasi dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi tersebut. Dimana hasil yang dicapai tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan kinerja Instansi Pemerintah. 66

2 Hal itu sejalan pula dengan Agenda Penguatan Pengawasan yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mewajibkan dilakukannya review atas pencapaian Kinerja Utama Instansi Pemerintah yang bertitik berat pada penilaian efektivitas dan efisiensi pencapaian kinerja. Pemerintah Kabupaten Badung selaku pengemban amanah masyarakat, melaksanakan kewajiban akuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung yang dibuat sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang di tetapkan dalam dokumen RPJMD Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor , Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/X/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran dan indikator sasaran serta menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan program kegiatan dilakukan melalui media rencana kinerja yang dibandingkan dengan realisasinya. Pencapaian sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator sasaran. Kemudian atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis. 67

3 Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan serta indikator makro diberlakukan nilai disertai makna dari nilai tersebut yaitu : No. Katagori Nilai Angka Interpretasi 1. AA > Memuaskan 2. A > Sangat Baik 3. B > Baik 4. CC > Cukup Baik 5. C > Agak Kurang 6. D 0 30 Kurang Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Laporan ini, memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indicator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indicator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RPJMD maupun RKPD Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Pelaporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung ini didasarkan pada Penetapan Kinerja Kabupaten Badung yang terdiri dari 44 sasaran dan 82 indikator kinerja (out comes) Evaluasi Kinerja Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab baik perorangan, badan hukum atau pimpinan secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas. Secara umum Pemerintah Kabupaten Badung telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Badung Empat Puluh Empat sasaran dan Delapan puluh dua indikator kinerja serta 9 Misi, sebagaimana telah ditetapkan 68

4 dalam Peraturan Bupati Badung Nomor tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Badung Nomor Tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung. Bila dilihat berdasarkan pencapaian sasaran-sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Badung dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung No. Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%) 1 Peningkatan seni masyarakat berdasarkan adat dan budaya bali 2 Terwujudnya kerukunan kehidupan beragama dan bermasyarakat di Kabupaten Badung yang damai (santhi) 3 Tuntasnya wajib belajar 12 tahun bagi anakanak usia sekolah. 4 Meningkatkan ketercapaian dan keterjangkauan memperoleh layanan 5 Mewujudkan pendidikan yang bermutu dan kompetitif di Kabupaten Badung 1. Jumlah sekaa/sanggar seni yang aktif 2. Jumlah perayaan bersama pada hari-hari besar agama 3. % Anak usia sekolah yang tuntas wajib belajar 12 tahun 4. Angka partisipasi kasar (APK) SD SMP SM 5. Angka partisipasi murni (APM) SD SMP SM 6. Angka Rata-rata UASBN dan UN 7. Angka kelulusan 8. Angka kenaikan 9. Angka melanjutkan 10. Siswa tamatan SMK yang tidak melanjutkan terserap pada lapangan kerja Sekaa/ sanggar Hari Raya % ,73 117,100 % % % % % % Nilai % % % % , ,31 125,12 115,75 98,62 91,59 83,69 103,45 99,87 99,56 98,18 69,01 112,31 125,12 115,75 98,62 91,59 83,69 103,45 6 Mewujudkan 11. Jumlah cabang olah raga Cabang Olah ,24 99,87 99,56 98,18 69,01 69

5 No. Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%) olahragawan yang berprestasi pada kompetisi pada tingkat Propinsi, Nasional & Regional 7 Terwujudnya peningkatan produktifitas tenaga kerja 8 Terwujudnya peningkatan kesempatan kerja bagi pencari kerja 9 Terciptanya sistem pelayanan yang prima di Rumah Sakit, Puskesmas dan layanan kesehatan lainnya yang terjangkau oleh masyarakat Kabupaten Badung 10 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Badung 11 Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi secara efektif yang mendapatkan juara ditingkat Propinsi, Nasional dan Regional 12. % Tenaga kerga yang dilatih 13. % Pencari kerja yang mendapatkan pekerjaan 14. % Peningkatan jumlah lowongan kerja 15. Angka pengangguran 16. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat 17. Cakupan pemeriksaan kehamilan (K4) oleh tenaga kesehatan terlatih 18. Cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN ) 19. Cakupan kunjungan neonatal (KN lengkap) 20. Cakupan pelayanan anak balita 21. Cakupan desa/kelurahan siaga aktif 22. Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per penduduk 23. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per kelahiran hidup 24. Menurunnya angka kematian bayi per kelahiran hidup 25. Menurunnya angka kematian balita per Balita 26. Jumlah pengunjung website kabupaten badung Raga % % % % % % % % % % penduduk KH KH 1100 B.alita 100 Rb Kh 100 Rb Kh 15,0 30 1, ,8 77,4 90,0 82, ,0 6,00 5,1 90,29 17,16 31,69 0,77 26,90 93,28 95,70 99,35 100,00 186,80 76,10 2,50 2,80 114,4 105,6 154,7 26,90 101,61 98,25 110,39 109,58 100,00 146,63 77,26 158,33 145,10 Orang

6 No. Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%) dan efesien 27. Jumlah SKPD yang terhubung online SKPD ,33 12 Terwujudnya sistem data kependudukan di seluruh Kabupaten Badung yang tertib dan terpadu. 13. Terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Kabupaten Badung 14 Mewujudkan masyarakat Kabupaten Badung sadar ber KB 15 Meningkatnya peranan perempuan 16 Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak 17 Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki 18 Meningkatnya ekonomi masyarakat miskin, cacat dan penyandang sosial lainnya 28. Persentase penduduk yang memiliki KTP 29. Persentase penduduk yang memiliki e-ktp % % ,15 98,0 100, Rata-rata anak dalam Anak 2 11,97 101,50 keluarga 31. Persentase peserta KB % 86,50 85,50 98,92 aktif terhadap pasangan usia subur (PUS) 32. Persentase KB pria % 2,78 2,96 106,47 terhadap peserta KB aktif 33. Meningkatnya Angka % 1,75 1,67 104,75 Unmet need 34. Jumlah keluarga yang KK mendapatkan pembinaan P2WKSS 35. Persentase penanganan % kasus KDRT 36. Angka IPG Nilai 75,35 75, % PMKS telah meningkat derajat kehidupannya 38. % Keluarga yang meningkat status RTS % % ,13 18, Persentase koperasi sehat dan berkualitas 40. peningkatan nilai ekspor UKM % $ 21, ,77 21, ,9 0 73,29 124, ,0 20 Pertumbuhan sektor UKM dan Koperasi 21 Tercapainya target produksi dan 41. Persentase koperasi yang berubah klasifikasi / strata 42. Produktifitas padi 43. Jumlah produksi padi % % Kw/Ha 63,00 64,61 102,56 Ton ,70 90,38 71

7 No. Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%) produktifitas pertanian dan perkebunan 22 Tercapainya target pemasaran 23 Peningkatan populasi ternak dan produksi daging dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani 24 Peningkatan produksi perikanan dalam pemenuhan kebutuhan akan protein yang bersumber dari ikan 25 Peningkatan produksi pengolahan perikanan dan pemasaran komoditi perikanan 26 Meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat 27 Terwujudnya opini positif terhadap terhadap pemerintah daerah 28 Meningkatkan kualitas lembaga ekonomi pedesaan 29 Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang efisien berorientasi pada kepentingan publik yang sesuai dengan peraturan perundangundangan 44. Jumlah produksi holtikultura 45. Jumlah produksi palawija 46. Produktivitas tanaman perkebunan 47. Jumlah produksi tanaman perkebunan 48. Volume eksport komoditi perkebunan 49. Populasi ternak 50. Produksi daging 51. Tingkat konsumsi daging 52. Produksil perikanan 53. Tingkat konsumsi ikan 54. Produksi pengolahan hasil perikanan 55. Produksi pemasaran komoditi perikanan 56. Persentase kejadian gangguan ketentraman dan ketertiban yang tertangani 57. Jumlah kasus pelanggaran penyakit masyarakat 58. Rasio berita positif dengan berita negatif 59. Persentase LPD yang sehat 60. Rasio belanja langsung dengan belanja tidak langsung Ton Ton Kg/Ha Ton ,27 149,28 101,32 106,62 Ton ,7 Ekor Ton Kg/kapita/th Ton Kg/kapita/th Ton Ton ,90 54, ,40 32, ,04 41, ,32 32, , ,36 73,23 76,28 81,93 100,62 99,96 100,01 % 50 52,44 104,88 Kasus Berita brt negatif brt positif 19: 1 % 85 85,24 100,28 % 95,24 86,53 90,85 72

8 No. Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%) 30 Meningkatnya implementasi akuntabilitas kinerja SKPD 31 Peningkatan pengawasan yang lebih menyeluruh dan terpadu 61. Nilai hasil evaluasi AKIP Pemda 62. Opini BPK 63. Jumlah penyelesaian pengawasan Angka 60 65,92 109,86 Kategori Jumlah WDP 132 WTP Meningkatkan sistem pengendalian intern 33 Peningkatan akuntabilitas kinerja dan pengawasan akuntabilitas instansi pemerintah kabupaten badung 34 Meningkatnya pendapatan asli daerah 35 Meningkatnya kondisi kemantapan jalan dan jembatan 36 Terwujudnya kualitas sarana dan prasarana pengairan yang berkondisi baik 37 Terwujudnya manajemen penataan ruang yang efektif dan efisien 38 Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana perhubungan 39 Meningkatnya pelayanan umum di bidang perhubungan 40 Meningkatnya kualitas dan kuantitas obyek dan daya tarik wisata serta sarana pariwisata 64. Jumlah SKPD yang menerapkan aspek lingkungan pengendalian dari unsur-unsur SPIP 65. prosentase SKPD yang menerapkan SAKIP dengan baik 66. Peningkatan pendapatan asli daerah 67. Persentase jalan dan jembatan dalam kondisi baik 68. Persentase jaringan irigasi dalam kondisi baik 69. Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR 70. Jumlah daerah rawan kemacetan 71. Tingkat kepadatan lalu lintas 72. Persentase persimpangan yang terpasang TL 73. Jumlah armada yang beroperasi dalam keadaan layak 74. Rata-rata lama tinggal wisatawan 75. Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek SKPD SKPD 57,69 57, Rupiah , ,67 % 99,16 99, ,56 % 90,75 93,19 102,69 % 23,89 28,20 84,71 DRK ,64 V/C Ratio % 0,78 0,62 121,00 66,66 66,67 100,20 Unit ,90 Hari 3,50 3,73 106,57 Orang ,10 73

9 No. Sasaran Indikator Satuan Target Realisasi Capaian Kinerja (%) yang nyaman dan aman 41 Meningkatnya kunjungan wisatawan 42 Terwujudnya prasarana dasar pemukiman yang berkondisi baik wisata 76. Jumlah kunjungan wisatawan ke Kab. Badung 77. Rata-rata tingkat hunian hotel 78. Persentase prasarana dasar pemukimn dengan kondisi baik. Orang % ,46 110,40 109,75 % 47,56 65,92 138,61 43 Terwujudnya 79. Standar baku mutu pelestarian dan kwalitas kualitas air dan kualitas lingkungan hidup udara : COD air sungai Mg/lt BOD air sungai BOD air laut NO2 80. Jumlah pengusaha yang Mg/lt Mg/lt Ug/m3 Pengusaha ,50 137,50 menggunakan pengolahan limbah/stp 44 Tertanganinya 81. Volume sampah yang Ton 79,24 60,10 75,85 pengelolaan sampah di terangkut ke TPA kabupaten Badung 82. Cakupan wilayah yang Km 353,95 272,40 76,96 tertangani pengelolaan kebersihan 3.2. Analisis Pencapaian Kinerja. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Badung 2013 memuat data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan bagi pembuat keputusan. Agar dapat menginterpretasikan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, diperlukan analisis terhadap hasil pengukuran pencapaian sasaran. Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2013, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan oleh Bupati Badung berupa Dokumen Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah tentang prioritas dan sasaran Pembangunan Daerah 2013 serta dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, secara 74

10 umum Pemerintah Kabupaten Badung telah dapat melaksanakan tugas dengan baik dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2013 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dari 44 sasaran dan 82 indikator kinerja dari 9 Misi, sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati Badung Nomor tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Badung Nomor Tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) analisis pencapaian kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut : Sasaran 1 Peningkatan seni masyarakat berdasarkan adat dan budaya Bali Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.2 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Peningkatan seni masyarakat berdasarkan adat dan seni budaya bali No. Indikator Sasaran Satuan Capaian Kinerja Target realisas i Capaian Kinerja Target Target Capaian Kinerja Jumlah sekaa/sa nggar seni yang aktif Sekaa/ Sangga r 100 % % % Provinsi Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia timur yang memiliki wilayah relatif kecil serta memiliki keterbatasan dalam sumber daya alam, namun meskipun penduduknya hanya sekitar 3,4 juta jiwa, Bali memiliki kekuatan yang tidak tersaingi oleh daerah-daerah di kawasan Indonesia timur lainnya. Kabupaten Badung sebagaimana kabupaten lainnya di Bali memiliki kebudayaan yang sangat unik dan beragam. Keberagaman budaya Bali ini didasari oleh Agama Hindu yang dianut dan diyakini oleh mayoritas penduduknya. 75

11 Di Era globalisasi sekarang ini, budaya asing sangat berpengaruh terhadap perkembangan budaya,prilaku dan pola hidup masyarakat. Interaksi kebudayaan yang terjadi di wilayah kabupaten Badung yang dibawa oleh para wisatawan dengan kebudayaan pribumi lebih menunjukkan sifat pleksibel dan adaptatif, senantiasa mampu menerima dan mengolah unsur-unsur Barat (asing) dalam rangka memperkaya kebudayaannya sendiri tanpa harus menghilangkan jati diri kepribadian sendiri. Namun demikian pemerintah kabupaten Badung tetap mengantisipasinya dengan berbagai upaya melalui pembinaan-pembinaan kepada Sekaa teruna-teruni, sekaa kesenian guna meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai adat dan budaya sebagai landasan moral dan etika yang berakhlak mulia. Dengan demikian dapat diwujudkan kelestarian adat dan budaya Bali di kabupaten Badung melalui peningkatan seni di masyarakat berdasarkan adat dan budaya bali yang harmonis, seimbang dan selaras. Pemerintah Kabupaten Badung berupaya meningkatkan dan melestarikan kesenian di masyarakat berdasarkan adat dan budaya bali melalui pengembangan program seperti pembinaan Utsawa Dharmagita, pembinaan bahasa dan aksara sastra Daerah Bali, mengembangkan sekaa atau sanggar seni di desa maupun kelurahan. Sampai saat ini di Kabupaten Badung telah berkembang beberapa jenis sekaa/sanggar yang tersebar di antara lain: sekaa/sanggar seni gong kebyar anak, gong kebyar dewasa, topeng, angklung, joged, sekaa/sanggar seni tari. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran ini, diperoleh gambaran bahwa dari 1 (satu) buah indikator yang ditetapkan menghasilkan capaian kinerja 76

12 diatas 100 % atau bermakna memuaskan, karena telah mencapai target. Apabila dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2011 dan tahun 2012 dengan capaian kinerja tahun 2013 tidak mengalami penurunan. Ini berarti sekaa /sanggar seni yang ada di Kabupaten Badung masih tetap bertahan /eksis, pencapaian target ini menunjukkan perkembangan yang baik artinya seni yang berdasarkan adat dan budaya bali masih bisa dipertahankan serta masih lestari. Pencapaian target ini tidak terlepas dari peran serta dan dukungan masyarakat. Sampai saat ini di masingmasing desa adat telah terbentuk kelompok pesantian guna menunjang kegiatan/prosesi keagamaan di Bali. Dan bahkan di sekolah- sekolah baik di tingkat SD, SMP, SMA/SMK diadakan lomba seni budaya maupun Utsawa Dharma Gita. Akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalah sebagai berikut : Tabel 3.3. Pencapaian Indikator jumlah sekaa/sanggar seni yang aktif 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Jumlah sekaa/sanggar Sekaa/sanggar % seni yang aktif Berdasarkan tabel 3.3, bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan sesuai target akhir RPJMD, artinya seni masyarakat berdasarkan adat dan budaya masih tetap terjaga kelestariannya sampai saat ini. Dengan katagori memuaskan Capaian kinerja ini merupakan capaian tahun ke tiga RPJMD. Hasil capaian indikator jumlah sekaa/sanggar seni yang aktif dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 bahwa capaian indikator menunjukkan setiap tahun selalu mencapai target terlihat seperti pada grafik berikut : 77

13 Jumlah sekaa PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.1 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Peningkatan seni masyarakat berdasarkan adat dan seni budaya bali Target RPJMD Capaian Sasaran 2 Terwujudnya kerukunan kehidupan beragama dan bermasyarakat di Kabupaten Badung yang Damai (Shanti) Selanjutnya untuk pencapaian sasaran pada sasaran kedua dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4. Analisis Pencapaian Sasaran 2 Terwujudnya kerukunan kehidupan beragama dan bermasyarakat di Kabupaten Badung yang damai ( Shanti ) Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No Indikator Kinerja Target realisasi Kinerja Target Target Kinerja Satuan. Sasaran Jumlah perayaan Jenis hari 100 % % % bersama pada hari-hari besar agama raya Memeluk agama adalah hak yang paling hakiki bagi setiap orang karena merupakan pengajawantahan dari keyakinan akan adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta sebagai sangkan paraning dumadi. Negara sebagai wadah dan 78

14 memiliki kekuasaan untuk mengatur wilayah beserta isinya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan memfasilitasi setiap proses dan aktifitas keagamaan. Pengamalan nilai-nilai agama, sosial dan budaya adalah dengan meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan sosial masyarakat yang ditandai dengan semakin eratnya kerukunan antar umat beragama, seperti adanya perayaan hari raya besar agama yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat dengan agama yang berbeda. Dengan pengamalan nilai-nilai luhur agama ini diharapkan adanya peningkatan kepedulian sosial masyarakat, sehingga dapat berbanding lurus dengan menurunnya tindak kriminalitas yang diakibatkan oleh makin banyaknya aktivitas dan toleransi masyarakat dalam kehidupan beragama. Dalam aktivitas keagamaan harus didukung pula dengan penguatan hubungan antar individu dalam interaksi sosial dan pentingnya pengembangan pendidikan di sekolah- sekolah yakni pendidikan karakter, budi pekerti, belajar mandiri dan belajar hidup bersama dalam keragaman. Pendidikan tanpa karakter melahirkan tidak seimbangnya perkembangan ragawi dari nilai jiwa dan jati diri bangsa, yang melemahkan ketahanan budaya, etos kejuangan dan daya saing bangsa. Berbagai komunitas sosial yang ada di masyarakat diperkuat, sehingga dapat berfungsi lebih optimal dalam mengatasi berbagai persoalan sosial. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Badung mewujudkan kerukunan kehidupan beragama dan bermasyarakat di Kabupaten Badung yang damai (Shanti) dengan melaksanakan perayaan bersama pada hari raya besar agama. Apresiasi masyarakat Kabupaten Badung dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dapat dilihat dari terbentuknya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) salah satu aktivitasnya adalah kegiatan bersama dalam perayaan hari hari raya besar agama. Melalui kegiatan tersebut umat beragama di Kabupaten Badung sama-sama berupaya menjaga dan mewujudkan kerukunan dimasyarakat dan tidak ditemukan adanya konflik SARA di masyarakat. Dengan demikian hubungan yang harmonis berdasarkan ajaran Tat Twam Asi untuk menuju Badung yang shanti dan jagadhita dapat dirasakan saat ini. 79

15 Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran ini, diperoleh gambaran bahwa 1 (satu) indikator sasaran yang ditetapkan tahun 2013 menghasilkan capaian kinerja 100 % atau bermakna memuaskan karena telah mencapai target yang ditetapkan. Apabila dibandingkan kondisi capaian kinerja tahun 2011 dan tahun 2012 dengan capaian kinerja tahun 2013 dari tahun ke tahun telah mencapai realisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Tercapainya capaian kinerja ini karena pemerintah Kabupaten Badung bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat selalu berupaya untuk mewujudkan hubungan yang harmonis yang berdasarkan Tat Twam Asi untuk menuju Badung yang Shanti dan Jagadhita, untuk melihat perkembangan capaian indikator jumlah perayaan bersama pada hari-hari besar agama setiap tahun dapat pada gambar sebagai berikut : Grafik 3.2 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Terwujudnya kerukunan kehidupan beragama dan bermasyarakat di Kabupaten Badung yang damai ( Shanti ) Target Realisasi Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel berikut : 80

16 Tabel 3.5. Pencapaian Indikator Jumlah perayaan bersama hari-hari besar agama 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Jumlah perayaan bersama hari-hari besar agama Jenis/orang % Berdasarkan tabel 3.5, dapat digambarkan bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang sangat baik. Dari 1 (satu) indikator telah mampu mencapai target yang telah ditetapkan yakni sebesar 100 %. berikut : Sasaran 3 Tuntasnya wajib belajar 12 bagi anak-anak usia sekolah di sekolah Kabupaten Badung Selanjutnya untuk pencapaian sasaran 3 dapat dilihat dalam tabel sebagai Tabel 3.6. Analisis Pencapaian Sasaran 3 Tuntasnya Wajib Belajar 12 bagi anak-anak usia sekolah di sekolah Kabupaten Badung Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No Kinerja Target realisasi Kinerja Target Realisa Kinerja Indikator Sasaran Satuan. si Persentase Anak usia % ,07 94, % 117,73 117,73 sekolah yang tuntas wajib belajar 12 tahun 81

17 Guna mendukung program pemerintah untuk Mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045 Kabupaten Badung telah melaksanakan program meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi masyarakat dan meningkatkan mutu pendidikan pada semua jenjang, jalur dan jenis pendidikan. Upaya-upaya tersebut dilakukan karena pendidikan merupakan satu usaha yang sangat strategis untuk menyeimbangkan seluruh potensi peserta didik agar mampu menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, berahlak mulia, berbudi pekerti luhur serta memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Jika program wajib belajar ini diterapkan dengan sukses, maka penduduk muda Kabupaten Badung akan mendapat manfaat dari peningkatan akses pendidikan. Anak-anak ini membawa peluang yang sangat besar. Ketika mereka bergerak menuju pasar tenaga kerja. Generasi yang disebut-sebut generasi emas ini harus diberi pendidikan yang lebih baik, dan kesempatan belajar hingga sekolah menengah. Berbagai upaya telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna menjadikan Kabupaten Badung sebagai kabupaten yang mempunyai standar pendidikan berkualitas tinggi dan terkemuka di tingkat Nasional, mempunyai keunggulan kompetitif dan kompetensi yang berdaya saing tinggi antara lain adalah : peningkatan mutu pendidikan, peningkatan manajemen pelayanan pendidikan, peningkatan SDM pendidik, peningkatan sarana prasarana. Berdasarkan tabel 3.5 diatas, terlihat bahwa pencapaian sasaran dari 1 (satu) indikator sasaran persentase anak usia sekolah yang tuntas wajib belajar 12 tahun dapat dijelaskan bahwa capaian target tahun 2013 ditargetkan sebesar 100% dan terealisasi sebesar 117,73%, sehingga capaian kinerja mencapai 117,73%. apabila dibandingkan dengan capain kinerja tahun 2012 sebesar 99,97% sehingga 82

18 terjadi peningkatan di tahun Apabila dilihat perkembangan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, pada tahun 2012 anak usia sekolah yang tuntas wajib belajar 12 tahun mengalami penurunan karena pada tahun tersebut siswa putus sekolah berjumlah 26 orang atau 0,03% dari target 100%, sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan kembali karena terdapat siswa yang berusia diluar usia resmi sekolah dan berasal dari luar Kabupaten Badung. Pelayanan pendidikan dapat terpenuhi karena Pemerintah Kabupaten Badung sangat berkomitmen menangani kualitas pendidikan. Grafik 3.3 Analisis Pencapaian Sasaran 3 Tuntasnya Wajib Belajar 12 bagi anak-anak usia sekolah di sekolah Kabupaten Badung Target Realisasi Pemerinah Kabupaten Badung terus mengupayakan dan mendukung masyarakat dalam memperoleh pendidikan yang layak, sehingga konsekuensinya biaya pendidikan ditanggung oleh Pemerintah. Hal ini dapat dilihat melalui penganggaran dana pendampingan BOS di Kabupaten Badung untuk tingkat SMP sejak tahun 2005 dan untuk tingkat SD, SMP/SMK mulai dilaksanakan pada 2010 sampai sekarang. 83

19 Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun 2013 di bandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.7. Pencapaian Indikator Persentase anak usia sekolah yang tuntas wajib belajar 12 tahun 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Persentase anak usia sekolah yang tuntas wajib belajar 12 tahun % 117,73 % 100 % 117,73 % Berdasarkan tabel 3.7, realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir yang tercantum dalam RPJMD menunjukkan angka yang yang positif. Ini berarti penduduk usia 7 16 tahun sudah mengenyam pendidikan pada jenjangnya, sehingga wajib belajar 12 tahun terpenuhi. Dengan demikian target rintisan belajar 12 tahun oleh Pemerintah Provinsi Bali mulai tahun 2009 yang telah tertuang dalam RPJMD Provinsi Bali maupun pusat (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional) mencanangkan Wajar 12 tahun mulai tahun 2012 yang di kenal dengan nama Pendidikan Menengah Universal sudah terpenuhi. 84

20 Sasaran 4 Meningkatnya Ketercapaian Dan Keterjangkauan Memperoleh Layanan Pendidikan Di Kabupaten Badung Tabel 3.8. Analisis Pencapaian Sasaran 4 Meningkatnya Ketercapaian Dan Keterjangkauan Memperoleh Layanan Pendidikan Di Kabupaten Badung Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisa Kinerja Indikator Sasaran Satuan. si Angka partisipasi kasar (APK) SD SMP SM % % % 131,58 149,19 156,20 100,00 100,,00 100,00 117,84 137,63 132,20 117,84 137,63 132,20 100,00 100,00 100,00 112,31 125,12 115,75 112,31 125,12 115,75 2 Angka partisipasi murni (APM) SD SMP SM % % % 108,24 106,84 93,85 100,00 100,00 100,00 117,84 137,63 132,20 117,84 137,63 132,20 100,00 100,00 100,00 98,62 91,59 83,69 98,62 91,59 83,69 Peningkatan sumber daya manusia di Kabupaten Badung agar mampu bersaing dalam era globalisasi dilakukan dengan terus mengupayakan memberikan pelayanan pendidikan formal untuk dapat mengembangkan potensi masyarakat agar dapat hidup mandiri serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut diwujudkan dalam kebijakan Pemerintah Kabupaten Badung bahwa tidak ada penduduk usia sekolah di Kabupaten Badung yang tidak bersekolah karena alasan tidak mempunyai biaya. Berbagai upaya telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan harapan pendidikan di Kabupaten Badung akan mencapai standar kualitas nasional. Pada sasaran 4 (empat) ini didukung oleh 2 (dua) indikator sasaran yaitu indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) dan indikator Angka Partisipasi Murni (APM). Berdasarkan hasil analisis pencapaian kinerja untuk sasaran meningkatnya ketercapaian dan keterjangkauan memperoleh layanan pendidikan di Kabupaten 85

21 Badung terhadap indikator pertama (1) yaitu Indikator Angka partisipasi kasar sudah mencapai target bahkan melebihi nilai target yang ditetapkan sebesar 100% dengan capaian kinerja APK rata-rata sebesar 117,73%. Sehingga secara umum persentase pencapaian kinerja menunjukkan angka yang positif / baik. Capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) yang diperoleh dari perbandingan siswa pada jenjang sekolah dibagi dengan jumlah penduduk pada usia sekolah tersebut dan secara terinci capaian APK pada masing-masing jenjang pendidikan adalah sebagai berikut : Capaian APK SD/MI pada tahun 2013 sebesar 112,31 dari siswa sekolah SD/MI, APK SMP/MTs sebesar 125,12% dari jumlah siswa SMP/MTs sebanyak siswa, APK SM sebesar 115,75% dari jumlah SM sebanyak siswa. Dengan APK yang tertinggi terdapat pada tingkat SMP dan yang terendah pada tingkat SD, hal ini disebabkan karena jumlah penduduk sebagai pembaginya pada tingkat SMP mengalami penurunan dan pada tingkat SD jumlah penduduk mengalami kenaikan, apabila melihat standar ideal APK adalah 100%. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja APK setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 pada masing-masing jenjang pendidikan sebagai berikut : pada tahun 2011 pada jenjang pendidikan SD/Mi capaian kinerja sebesar 131,58%, capaiahn kinerja tahun 2012 sebesar 117,84% dan tahun 2013 mengalami penurunan dengan capaian kinerja sebesar 112,31%. Sehingga APK SD mengalami penurunan setiap tahunnya, hal ini disebabkan adanya fluktuasi jumlah penduduk setiap tahunnya,akan tetapi jika dilihat standar ideal Nasional APK adalah 100%, sehingga APK setiap jenjang pendidikan di Kabupaten Badung sudah memenuhi standar nasional. Terhadap indikator Angka Partisipasi Murni (APM) Capaian Angka Partisipasi Murni (APM) diperoleh dari perbandingan jumlah siswa usia sekolah dibagi dengan jumlah penduduk anak usia sekolah. APM SD/MI pada tahun 2013 sebesar 98,62% APM SMP/MTs sebesar 91,59% dan APM SM sebesar 83,69% APM tertinggi pada tahun 2013 terdapat di tingkat SD dan terendah di tingkat SM. Tingginya APM SD di Kabupaten Badung ini di sebabkan ada orang tua siswa yang lebih awal memasukkan putra-putrinya ke jenjang pendidikan dari pada usia seharusnya, hal ini dibuktikan karena adanya anak usia kurang dari 7 tahun/lebih 86

22 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG dari 12 tahun sebanyak orang yang sudah duduk di bangku sekolah SMP padahal seharusnya mereka masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Begitu pula SM ditemukan adanya umur dibawah usia standar jenjang pendidikan yaitu sebanyak orang. Grafik 3.4 Analisis Pencapaian Angka partisipasi kasar (APK) Di Kabupaten Badung SD SD REALISASI SMP SMP REALISASI SM SM REALISASI Dilihat perkembangan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 angka partisipasi murni pada jenjang pendidikan menunjukan capaian untuk jenjang pendidikan SD tahun 2011sampai 2013 berturut turut 108,24%, 103,67 %, 98,62%, untuk SMP dengan capaian kinerja berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan 2013 adalah 106,84%, 101,62%, 91,59% sedangkan untuk jenjang pendidikan SM capaian kinerjanya berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah 93,85%, 91,09%, 83,69%. Hal ini disebabkan karena jumlah siswa usia sekolah pada jenjang SD, SMP dan SM setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. 87

23 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Secara rinci capaian angka partisipasi murni tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 seperti pada grafik berikut: Grafik 3.5 Analisis Pencapaian Angka partisipasi murni (APM) di Kabupaten Badung SD SD REALISASI SMP SMP REALISASI SM SM REALISASI Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.9. Pencapaian Indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Indikator Angka Partisipasi Murni (APM) 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Angka Partisipasi Kasar (APK): SD SMP SMA % % % 112,31 125,12 115,75 100,00 100,00 100,00 112,31 125,12 115,75 88

24 2 Angka Partisipasi Murni (APM) : SD SMP SMA % % % 98,62 91,59 83,69 100,00 100,00 100,00 98,62 91,59 83,69 Berdasarkan tabel di atas, capaian kinerja pada sasaran meningkatnya ketercapaian dan keterjangkauan memperoleh layanan pendidikan di Kabupaten Badung bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD tahun 2015 menunjukkan kinerja yang sangat positif dengan capaian kinerja telah mencapai diatas 100% berarti bahwa capaian tersebut dapat dikatagorikan memuaskan. Sasaran 5 Mewujudkan pendidikan yang bermutu dan kompetitip di Kabupaten Badung Pencapaian sasaran 5 dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut : Tabel Analisis Pencapaian Sasaran 5 Mewujudkan pendidikan yang bermutu dan kompetitip di Kabupaten Badung Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisa Kinerja Indikator Sasaran Satuan. si Angka rata-rata UASBN Nilai 96,14 7,81 8,33 106,66 7,82 8,09 103,45 dan UN 2 Angka kelulusan % 99, ,99 99, ,87 99,87 3 Angka kenaikan % 99, ,68 99, ,56 99,56 4 Angka melanjutkan % 82, ,00 100, ,18 98,18 5 Siswa tamatan SMK yang tidak melanjutkan terserap pada lapangan kerja % 68, ,91 68, ,01 69,01 89

25 Paradigma pembangunan yang berorientasi pada keunggulan komparatif dengan lebih mengandalkan sumber daya alam dan tenaga kerja yang murah, saat ini mulai mengalami pergeseran menuju pembangunan yang lebih menekankan keunggulan kompetitif. Dalam paradigma baru ini, kualitas SDM, penguasaan teknologi tinggi dan peningkatan peran masyarakat mendapat perhatian utama. Keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh kualitas manusia, bukan semata mata oleh melimpah-ruahnya kekayaan alam. Dalam hal pengembangan SDM, pendidikan memiliki nilai strategis dan mempunyai peran penting sebagai suatu investasi di masa depan. Karena secara teoritis, pendidikan adalah dasar dari pertumbuhan ekonomi, dasar dari perkembangan sains dan teknologi, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan dalam pendapatan, dan peningkatan kualitas peradaban manusia pada umumnya. Pembangunan pendidikan di Kabupaten Badung berorientasi pada pengembangan insan yang bermutu /berkualitas dan kompetitif, mampu mengembangkan potensi diri dan lingkungannya. Berbagai upaya dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan diharapkan dapat menjadikan pendidikan di Kabupaten Badung mempunyai standar kualitas tinggi dan terkemuka di tingkat Nasional, mempunyai keunggulan kompetitif dan kompetensi yang berdaya saing tinggi. Pada sasaran kelima (5) ini didukung oleh lima (5) indikator sasaran dan secara rinci capaian masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut : Indikator Angka rata-rata UASBN dan UN pada tahun 2013 capaian kinerjanya telah mencapai target yang ditetapkan dari target sebesar 7,82. Tercapainya capaian kinerja ini disebabkan karena usaha peningkatan mutu pendidikan sudah mendapat perhatian penuh dari pemerintah melalui kegiatan tryout, para siswa semakin banyak dilatih akan semakin siap dan semakin paham dengan materi yang diujikan pada UN. Dibandingkan perkembangan tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan capaian kinerja, sedangkan tahun 2013 mengalami penurunan namun masih berada diatas target yang ditetapkan. Tercapainya angka rata-rata UASBN dan UN tidak terlepas dari dukungan pemerintah, Guru / pendidik maupun orang tua murid yang sudah mulai peduli terhadap pendidikan anaknya. 90

26 Nilai PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Garfik 3.6 Analisis Pencapaian Angka Rata-rata UASBN dan UN di Kabupaten Badung Target Realisasi Untuk indikator angka kelulusan (AL) baik pada jenjang pendidikan tingkat dasar maupun lanjut /menengah dapat disampaikan bahwa tahun ajaran 2012/2013 angka kelulusan siswa pada umumnya menunjukkan angka yang positif, hal ini dapat dilihat pada jenjang pendidikan terhadap jumlah peserta ujian untuk tingkat SD yang mengikuti UN sebanyak orang dan lulus 100%. Sedangkan untuk kelulusan tingkat SMP tahun ajaran 2012/2013 berjumlah peserta yang tidak lulus hanya 1 siswa karena tidak memenuhi syarat nilai kelulusan. Peserta SM yang mengikuti UN sebanyak orang dan yang tidak lulus 1 orang dan capaian kinerja belum mencapai target yang ditetapkan yakni baru mencapai 99,99%. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut tidak memenuhi syarat kelulusan yang telah ditetapkan. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai tahun 2013, setiap tahunnya mengalami peningkatan. Capaian kinerja yang belum memenuhi target ini akan diupayakan pencapaiannya tahun berikutnya. 91

27 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Garfik 3.7 Analisis Pencapaian Angka Kelulusan di Kabupaten Badung Target Realisasi Sedangkan untuk indikator angka kenaikan pada tahun 2013 belum mencapai target yang ditetapkan dari target angka kenaikan 100% baru terealisasi sebesar 99,56% dan capaian kinerja baru mencapai 99,56. Hal ini disebabkan karena tidak terpenuhinya syarat kenaikan tingkat, siswa kurang mampu/cakap dari segi akademik. Terhadap siswa seperti tersebut diatas, sekolah tetap memberikan perhatian khusus/istimewa agar yang bersangkutan mampu untuk mengejar atas ketinggalan pelajaran di sekolah. Apabila dilihat perkembangan setiap tahunnya dari tahun 2011, sampai dengan tahun 2013 capaian kinerjanya mengalami penurunan. Untuk mengatasi hal tersebut di harapkan peran serta berbagai pihak yang peduli terhadap pendidikan perkembangan anak didik antara lain sekolah, orang tua murid dan peserta didik itu sendiri 92

28 Persentase Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.8 Analisis Pencapaian Angka Kenaikan di Kabupaten Badung Target Realisasi Untuk indikator angka melanjutkan dari target yang ditetapkan 100% baru terealisasi sebesar 98.18%. hal ini karena ada beberapa siswa yang pindah sekolah untuk melanjutkan pendidikan ke luar Kabupaten Badung Grafik 3.9 Analisis Pencapaian Angka Melanjutkan di Kabupaten Badung Target Realisasi Selanjutnya terhadap indikator Siswa tamatan SMK yang tidak melanjutkan terserap pada lapangan kerja tahun ajaran 2012/2013 baru terrealisasi sebesar 93

29 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 69,01% dari target yang ditetapkan sebesar 100%.Tidak tercapainya capaian kinerja ini disebabkan karena persaingan dengan tenaga kerja luar daerah.. Apabila dibandingkan dengan perkembangan setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, bahwa siswa tamatan SMK yang tidak melanjutkan terserap pada lapangan kerja mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena program yang dibuka oleh SMK di Kabupaten Badung disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan kerja, juga dengan diadakannya training ke perusahanperusahan dan melaksanakan peningkatan mutu siswa SMK seperti kegiatan Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Tidak tercapainya capaian kinerja ini akan diupayakan pencapaiannya pada tahun berikutnya. Untuk melihat perkembangan capaian kinerja masing-masing indikator dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 3.10 Analisis Pencapaian Siswa tamatan SMK yang tidak melanjutkan terserap pada lapangan kerja di Kabupaten Badung Target Realisasi Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : 94

30 Tabel Pencapaian Indikator Rata-rata UASBN dan UN, Angka Kelulusan,Angka Kenaikan, Angka Melanjutkan dan siswa tamat SMK yang tidak melanjutkan terserap pada lapangan kerja 2013 No. Indikator Sasaran Satuan dibandingkan Target RPJMD 2015 Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Angka rata-rata UASBN dan UN Nilai , Angka kelulusan % 99, ,99 3 Angka kenaikan % 99, ,56 4 Angka melanjutkan % 98, ,18 5 Siswa tamatan SMK yang tidak melanjutkan terserap pada lapangan kerja % 60, ,01 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa capaian sasaran pada tahun 2013 secara akumulatif masih berkembang positif mencapai sasaran yang ditargetkan yang berarti bahwa capaian tersebut dapat dikatagorikan memuaskan, Kecuali terhadap indikator sasaran siswa tamatan SMK yang tidak melanjutkan terserap pada lapangan kerja tidak mencapai target di tahun ke tiga sesuai dengan rencana RPJMD tahun Dan diupayakan pada tahun berikutnya mencapai target 100%. No. Tabel 3.12 Analisis Pencapaian Sasaran 6 Mewujudkan olahragawan yang berprestasi pada kompetisi pada tingkat provinsi, nasional dan regional. Indikator Sasaran Satuan Capaia n Kinerja Capaian 2013 Target realisasi Kinerja 2012 Target Target Capaian Kinerja Jumlah cabang olah raga Cabang 100 % ,12 % ,24 yang mendapatkan juara di tingkat propinsi, nasional dan regional Sasaran 6 Mewujudkan olahragawan yang berprestasi pada kompetisi di tingkat Provinsi, Nasional dan Regional. 95

31 Olahraga sebagai gaya hidup manusia (life style), karena dengan berolahraga hidup menjadi lebih sehat, gembira, dan kerja lebih produktif. Bila anak-anak sehat dan gembira akan mendapatkan jutaan bibit-bibit unggul sumber daya manusia serta juga olahragawan yang nantinya menjadi tulang punggung tim nasional Indonesia untuk berbagai cabang olahraga. Minat dan bakat alam harus diasah dengan metode latihan yang efektif, melibatkan sport science secara menyeluruh, serta melakukan kompetisi yang berkesinambungan di semua tingkatan. Melalui sosialisasi, kompetisi di tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi dan nasional yang bertujuan agar dapat meraih prestasi lebih tinggi di kancah olahraga antar bangsa. Berdasarkan tabel di atas, Kabupaten Badung dalam rangka mewujudkan olahragawan yang berprestasi pada kompetisi di Tingkat Provinsi, Nasional dan Regional di dukung oleh satu indikator. Capaian kinerja tahun 2013 dari indikator kinerja tersebut belum mencapai target yang ditetapkan yakni 17 cabang olah raga untuk mendapat juara dan baru tercapai 15 cabang olah raga saja. Sehingga capaian kinerjanya baru mencapai 88,24%. Tidak tercapainya capaian kinerja ini karena ada beberapa atlit khususnya atlit catur pindah sekolah keluar kabupaten dan atlet di cabang catur kemampuannya lebih rendah dari Kabupaten lainnya dan pada tahun 2013 untuk cabang sepak bola SD belum mencapai target. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 capaian kinerjanya mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena belum berimbangnya pembinaan atlet-atlet pelajar antar kecamatan, sehingga atlet belum mampu meraih prestasi secara maximal. Untuk mencapai target yang ditetapkan akan diupayakan seperti melengkapi sarana prasarana olahraga di seluruh kecamatan secara bertahap dan memaksimalkan pembinaan dan pelatihan sehingga tahun akan datang dapat mencapai target yang ditetapkan. 96

32 Jumlah Cabang Olah raga PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.11 Analisis Pencapaian Sasaran 6 Mewujudkan olahragawan yang berprestasi pada kompetisi pada tingkat provinsi, nasional dan regional Target Realisasi Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 3.13 Pencapaian Indikator Jumlah cabang olahraga yang mendapatkan juara ditingkat propinsi, nasional dan regional 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja Jumlah cabang olahraga yang mendapatkan juara ditingkat propinsi, nasional dan regional (%) Cabang ,24 Berdasarkan tabel diatas, pencapaian sasaran jumlah cabang olahraga yang mendapatkan juara di tingkat propinsi, nasional dan regional sesuai dengan rencana dalam RPJMD pada tahun 2013 menunjukkan hasil yang cukup baik dengan capaian kinerja sebesar 88,24%. Namun bila dibandingkan dengan capaian 97

33 kinerja tahun 2013 terjadi penurunan, dan akan diupayakan tahun berikutnya mencapai target yang ditetapkan. Sasaran 7 Terwujudnya peningkatan produktifitas tenaga kerja Tabel 3.14 Analisi pencapaian sasaran 7 Terwujudnya peningkatan produktifitas tenaga kerja Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No Kinerja Target realisasi Kinerja Target Realisa Kinerja Indikator Sasaran Satuan. si Persentase Tenaga % 97,4 14,71 14,56 98, kerja yang dilatih Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh dan ditujukan pada peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien, efektif, dan berjiwa wirausaha sehingga mampu mengisi, menciptakan, dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan usaha. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja ditujukan pada penciptaan tenaga kerja profesional, mandiri, beretos kerja tinggi, berjiwa wirausaha, dan berdaya saing tinggi. Perluasan kesempatan kerja diarahkan pada penyerapan tambahan angkatan kerja baru, penurunan jumlah penganggur dan setengah penganggur, transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke luar sektor pertanian. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja yang diharapkan maka pemerintah kabupaten badung terus berupaya untuk mengadakan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja dengan memberikan sertifikasi sehingga tenaga kerja yang mendapat pelatihan mempunyai kemampuan untuk bersaing. 98

34 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.12 Analisi pencapaian sasaran 7 Terwujudnya peningkatan produktifitas tenaga kerja Target Realisasi Sampaii tahun 2013 jumlah tenaga kerja yang ada di kabupaten badung sebanyak orang dan yang mendapat pelatihan sebanyak 427 orang atau sebesar 0.13%. Berdasarkan tabel diatas, capaian kinerja tahun 2013 belum mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 0.13%. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terlihat bahwa terjadi penurunan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena: a. Masih enggannya tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja b. Minimnya daya tampung LPK untuk menampung tenaga kerja yang dilatih Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelatihan bagi tenaga kerja yaitu : a. Meningkatkan anggaran untuk pelatihan bagi tenaga kerja b. Mendatangkan tenaga pelatih untuk melakukan on the job training disetiap perusahaan. c. Setiap perusahaan wajib melaporkan setiap tenaga kerjanya mendapat pelatihan. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalah sebagai berikut : 99

35 Tabel 3.15 Pencapaian Indikator Persentase Tenaga kerja yang mendapat pelatihan 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Persentase Tenaga kerja yang dilatih Kinerja (%) % 25, ,21 Berdasarkan tabel di atas, realisasi akumulasi sampai dengan tahun ke 3 RPJMD menunjukkan angka yang kurang baik dan masih perlu mendapatkan perhatian lebih. Hal ini terlihat dari capaian kinerja pada RPJMD tahun ke 3 sebesar 25,21%. Capaian ini masih jauh dari target yang ditetapkan dalam RPJMD sehingga diperlukan upaya-upaya tahun berikutnya untuk lebih serius dalam peningkatan produktifitas tenaga kerja. Sasaran 8 Terwujudnya peningkatan kesempatan kerja bagi pencari kerja Tabel 3.16 Analisis pencapaian sasaran 8 Terwujudnya peningkatan kesempatan kerja bagi pencari kerja Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No Kinerja Target realisasi Kinerja Target realisas Kinerja Indikator Sasaran Satuan i Persentase Pencari % ,4 14,3 92, kerja yang mendapat pekerjaan 2 Persentase Peningkatan jumlah lowongan kerja % , Angka pengangguran % Perlu diketahui bahwa tenaga kerja adalah modal bagi pergerakan roda pembangunan. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dan merupakan 100

36 sumberdaya manusia yang memegang peranan penting dalam setiap aktivitas ekonomi. Disamping itu, tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, Produk Nasional Bruto (PNB), devisa negara dan lain-lain. Bahkan tingkat kemakmuran suatu negara ditentukan oleh kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia (SDM). Perubahan struktur umur penduduk berimplikasi terhadap perubahan profil ketenagakerjaan. Ada dua faktor yang mempengaruhi keadaan ketenagakerjaan yaitu permintaan dan penawaran. Faktor permintaan sangat dipengaruhi oleh dinamika pembangunan ekonomi, sedangkan faktor penawaran sangat ditentukan oleh perubahan struktur umur penduduk. Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2012 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Badung dari tahun ke tahun selama sepuluh tahun terakhir (tahun 2003 s/d 2012) semakin bertambah dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 1,72 % per tahun dan secara absolut penduduk terbanyak berada di Kecamatan Mengwi menurut hasil registrasi penduduk per Desember tahun 2013 adalah jiwa sedangkan Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Petang yaitu jiwa. Selanjutnya apabila kita bandingkan dengan jumlah angkatan kerja, pada tahun 2013 jumlah angkatan kerja mencapai orang dan di sisi lain ketersediaan lapangan kerja yang terbatas serta lemahnya keahlian dan ketrampilan calon pencari kerja atau istilah populernya tenaga tidak siap pakai. Dengan pertumbuhan angkatan kerja yang terus meningkat, maka pengangguran terbuka selalu meningkat. Pengangguran bukan saja menjadi masalah ekonomi dan kemiskinan tapi bisa berimbas masalah-masalah lain yang lebih luas. Bila dilihat dari sasaran terwujudnya peningkatan kesempatan kerja bagi pencari kerja terdiri dari tiga indikator yaitu indikator persentase pencari kerja yang mendapatkan pekerjaan. Pencari kerja yang mendapat pekerjaan yang dimaksud pada idikator tersebut di atas adalah mereka yang terdaftar dalam 101

37 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG pelayanan antar kerja (kartu kuning / A1) pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja. Indikator persentase peningkatan jumlah lowongan kerja dan indikator angka pengangguran secara rinci dapat disampaikan sebagai berikut : Persentase Pencari kerja yang mendapat pekerjaan Pencari kerja yang mendapat pekerjaan merupakan penduduk usia kerja yang sedang mencari pekerjaan dan tercatat di dinas tenaga kerja dalam bentuk kartu AK1. Persentase pencari kerja yang mendapat pekerjaan tahun 2013 sebesar 17.16% dari target yang ditetapkan sebesar 15% dan realisasi kinerjanya sebesar 114.4%. Jika dibandingkan capaian kinerja tahun 2011 sampai dengan capaian kinerja tahun 2013 mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah lowongan kerja yang ada, jumlah lowongan kerja yang ada semakin diminati dan adanya pembukaan lowongan kerja (PNS) di Kabupaten Badung. Hasil capaian persentase pencari kerja yang mendapat pekerjaan di Kabupaten Badung tahun 2011 s/d 2013 sebagai berikut: 25 Grafik 3.13 Analisis Pencapaian persentase pencari kerja yang mendapat pekerjaan di Kabupaten Badung tahun 2011 s/d 2013 di Kabupaten Badung Capaian

38 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Persentase Peningkatan jumlah lowongan kerja Capaian persentase peningkatan jumlah lowongan kerja di tahun 2013, dimana ditargetkan 30% sedangkan realisasinya mencapai 31.69%, sehingga capaian kinerjanya sebesar 105.6%. Tercapaianya indikator persentase peningkatan jumlah lowongan kerja disebabkan bertambahnya jumlah lowongan kerja disektor usaha penjualan dan jasa. Karena pemerintah kabupaten Badung telah berupaya melalui Bursa Lowongan Kerja (Job Fair) yang menstimulasi dan menambah motivasi para pengusaha untuk melaporkan dan menginformasikan lowongan kerja yang dibutuhkan, meningkatnya kesadaran perusahaan untuk melakukan wajib lapor, dan pemanfaatan situs Dinas Sosial Tenaga Kerja. Apabila dilihat perkembangan per tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terlihat nampak berfluktuasi. Grafik 3.14 Analisis Pencapaian Persentase Peningkatan jumlah lowongan kerja di Kabupaten Badung Target Realisasi Angka Pengangguran Terhadap indikator kinerja yang ke 3 yaitu indikator angka pengangguran tahun 2013 capaian kinerjanya 0.77% mencapai target yang diinginkan, yakni dari target sebesar 1.7%.Tercapainya sasaran kinerja ini disebabkan bertambahnya 103

39 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG jumlah lowongan kerja dari pelaksanaan Bursa Lowongan Kerja (Job Fair) dan adanya situs lowongan kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja. Apabila dibandingkan capaian kinerja setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dapat disampaikan bahwa angka penggangguran cenderung turun. Upaya yang dilakukan untuk terus menurunkan angka pengangguran di Kabupaten Badung melalui gebyar bursa kerja yang dilaksanakan dua kali setahun, bursa kerja online, Meningkatkan keterampilan pencari kerja sehingga bisa menyesuaikan dengan bursa lowongan kerja yang ada. 2.5 Grafik 3.15 Analisis Pencapaian Angka pengangguran di Kabupaten Badung Target Realisasi Adapun realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalah sebagai berikut : Tabel 3.17 Pencapaian Indikator Persentase Pencari kerja yang mendapatkan pekerjaan, Persentase Peningkatan jumlah lowongan kerja dan Angka pengangguran 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) 104

40 1 Persentase Pencari kerja % 48, ,14 yang mendapatkan pekerjaan 2 Persentase Peningkatan % 126, ,6 jumlah lowongan kerja 3 Angka pengangguran Orang 1,7 0,77 154,7 Berdasarkan tabel 3.17, realisasi akumulasi tahun ke 3 pada RPJMD pada tahun 2015 menunjukan secara umum dapat dikatakan dua indiaktor bahwa cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari indikator persentase pencari kerja yang mendapatkan pekerjaan dengan capaian sebesar 48,40% sedangkan indikator peningkatan jumlah lawongan kerja sebesar 126,3%. Untuk indikator angka pengangguran hasil realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 mencapai 1,6%. Capaian kinerja ini merupakan capaian kinerja tahun ke 3 RPJMD,untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke 5 akan mampu mencapai angka 100 %. Sasaran 9 Terciptanya sistem pelayanan yang prima di Rumah Sakit, Puskesmas dan Layanan Kesehatan lainnya yang terjangkau oleh masyarakat Kabupaten Badung Tabel 3.18 Analisis sasaran 9 Terciptanya Sistem Pelayanan yang Prima di Rumah Sakit, Puskesmas dan Layanan Kesehatan Lainnya yang Terjangkau oleh Masyarakat Kabupaten Badung 2013 No. Indikator Sasaran Satuan Capaian Kinerja 2013 Target Realisasi 2012 Target Realisasi Capaian Kinerja Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat 2 Cakupan pemeriksaan kehamilan (K4) oleh tenaga kesehatan terlatih 3 Cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan PN) % % %

41 4 Cakupn kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) % Cakupan pelayanan anak balita % Cakupan desa/kelurahan siaga aktif % Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, dibutuhkan perubahan paradigma dari paradigma sakit menjadi paradigma sehat. Perubahan paradigma ini mempunyai makna bahwa pembangunan kesehatan diprioritaskan pada upaya-upaya promotif yaitu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat untuk hidup sehat dan preventif (pencegahan) penyakit agar masyarakat yang sehat tidak menjadi jatuh sakit dan diikuti dengan peningkatan upaya pelayanan kesehatan. Sasaran strategis untuk terciptanya sistem pelayanan yang prima di Rumah Sakit, Puskesmas dan Layanan kesehatan lainnya yang terjangkau oleh masyarakat Kabupaten Badung didukung oleh enam indikator. Adapun rincian tingkat capaian masing masing indikator seperti berikut : Persentase pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin merupakan jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi masyarakat miskin meliputi pelayanan rawat jalan tingkat pertama dan pelayanan rawat inap tingkat pertama di sarana kesehatan strata pertama meliputi : puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan perorangan. Pelaksanaan program nasional jaminan kesehatan masyarakat miskin terdiri dari Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan tujuan untuk pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi pasien masyarakat miskin, dan program Jaminan Persalinan (Jampersal) bertujuan untuk memberi pelayanan 106

42 kesehatan bagi seluruh ibu hamil. Jumlah sasaran program Jamkesmas di Kabupaten Badung tahun 2013 sebanyak jiwa sedangkan tahun 2012 sebanyak jiwa, ini berarti mengalami peningkatan sebanyak jiwa. Jumlah sasaran peserta jamkesmas menurut kecamatan, seperti pada tabel 3.19 berikut: Tabel 3.19 Sasaran Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kabupaten Badung No Kecamatan Petang Abiansemal Mengwi Kuta Utara Kuta Kuta Selatan Total Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin pada tahun 2013 sebanyak kasus dari total masyarakat miskin yang ada sebanyak jiwa (26,90%) 107

43 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG sedangkan target yang ditetapkan sebesar 100%. Hasil capaian tahun 2013 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2012 sebesar 64,23% dan masih dibawah target yang ditetapkan dalam RPJMD dan target Nasional (SPM) sebesar 100%. Hasil capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin tahun 2010 sampai dengan 2013 menunjukkan bahwa capaian indikator menunjukkan kecenderungan mengalami penurunan, seperti pada tabel 3.14 berikut: Grafik 3.16 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin di Kabupaten Badung 2010 s/d 2013 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin di Kabupaten Badung 2010 s/d Target Nas Target RPJMD Cak. Maskin Distribusi hasil capaian cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin menurut Kecamatan/puskesmas menunjukkan bahwa capaian tertinggi diperoleh Puskesmas Abiansemal II (62,6%) dan terendah Puskesmas 108

44 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Petang II sebesar 2,4%. Adapun distribusi capaian cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin menurut puskesmas seperti grafik 3.15 berikut : Grafik 3.17 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin Menurut Puskesmas di Kabupaten Badung 2010 s/d Petang I Petang II Abians emal I Abians Abians emal emal II III Meng wi I Meng wi II Meng wi III Kuta I Kuta II Kuta Selata n Kuta Utara Kabup aten Adapun penyebab rendahnya capaian indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada tahun 2013 karena adanya masyarakat miskin menggunakan pelayanan kesehatan seperti JKBM/JKKB Manguwaras, peningkatan jumlah masyarakat miskin dari jiwa menjadi jiwa serta penetapan target capaian terlalu tinggi sesuai target capaian yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal (SPM) urusan kesehatan. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi: pembagian kartu jamkesmas, sosialisasi jamkesmas terhadap petugas kesehatan, lintas sektor dan masyarakat, pelayanan kesehatan, serta monitoring dan evaluasi. Sedangkan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi: Validasi data untuk peserta jamkesmas ke Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Sosialisasi program JKN, Pengintegrasian program JKBM/JKKB Manguwaras kedalam JKN, Kerja sama (MOU) jaminan kesehatan antara Pemerintah Kabupaten Badung dengan BPJS serta monitoring dan evaluasi. Selain program jaminan kesehatan terhadap masyarakat miskin di Kabupaten Badung juga melaksanakan program kesehatan Jaminan Kesehatan Bali mandara (JKBM) serta program Jaminan Kesehatan Krama Badung (JKKB). Dengan adanya program jamkesmas, JKBM dan JKKB Maanguwaras 109

45 berarti PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG seluruh masyarakat di Kabupaten Badung telah terlindungi jaminan pelayanan kesehatan. Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) merupakan program jaminan kesehatan dengan sasaran seluruh masyarakat di Provinsi Bali yang tidak memiliki jaminan kesehatan seperti Askes, Asabri, Jamsostek dan Jamkesmas. Pendanaan program JKBM dilaksanakan melalui pola cost sharing antara Pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten se-bali, termasuk Kabupaten Badung. Anggaran cost sharing program JKBM seperti terlihat tabel 3.20 berikut Tabel 3.20 Anggaran Cost Sharing JKBM antara Provinsi Bali dan Kabupaten Badung No Uraian % Sharing 1 Provinsi Bali ,82 2 Kabupaten Badung ,18 Total Jumlah sasaran Peserta JKBM pada tahun 2013 adalah sebanyak jiwa dan tahun 2012 sebanyak Jiwa yang dilayani pada jaringan pelayanan JKBM di seluruh Bali baik puskesmas maupun rumah sakit. Sasaran proram JKBM di Kabupaten Badung seperti terlihat pada tabel 3.21 berikut : Tabel Sasaran Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kabupaten Badung 2012 s/d 2013 No Kecamatan Petang Abiansemal Mengwi Kuta Utara Kuta Kuta Selatan Kabupaten Badung

46 Selanjutnya untuk melengkapi pelayanan kesehatan yang tidak tercakup dalam JKBM maka Pemerintah Kabupaten Badung telah melakukan terobosan dengan menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Krama Badung (JKKB) Manguwaras. Program JKKB Manguwaras merupakan paket pelayanan kesehatan lanjutan atau pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung JKBM. Untuk memberikan pelayanan kesehatan melalui JKKB ini, Pemerintah Kabupaten Badung bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Rumah Sakit Umum Wangaya, Rumah Sakit Umum Kabupaten Badung dan Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten Tabanan. Adapun paket pelayanan kesehatan tambahan yang diberikan JKKB karena tidak menjadi tanggungan JKBM meliputi: Hemodialisa Operasi jantung Kemoterapi dan Radiologi Tindakan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) maksimal 2 kali. Pemeriksaan penunjang canggih Computed Tomography Scan (CT scan) dan Multislice Computed Tomography scan (MS CT Scan) Pelayanan evakuasi (ambulance) dari Pusat Pelayanan Kesehatan (PPK) Kabupaten Badung ke tempat rujukan di wilayah Provinsi Bali. Kecelakaan lalu lintas yang tidak ditanggung oleh Jasa Raharja. Pemeriksaan kehamilan (K4) oleh tenaga kesehatan terlatih Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan dan perawat) untuk ibu selama kehamilannya dan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar pemeriksaan kehamilan. Standar jenis pelayanan dan waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kesehatan terhadap ibu 111

47 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG hamil, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi. Pengukuran terhadap indikator pencapai cakupan K4 ditujukan untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA untuk melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan antenatal. Hasil capaian indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) pada tahun 2013 sebanyak ibu hamil dari total perkiraan ibu hamil yang ditetapkan sebanyak ibu hamil ( 93,28%), sedangkan target yang telah ditetapkan sebesar 91,8%. Hasil capaian tahun 2013 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2012 sebesar 90,2% dan telah melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 91,8% serta melampaui target nasional sebesar 93%. Hasil capaian pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) di Kabupaten Badung lebih tinggi dari hasil survey riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2013). Dengan demikian capaian kinerjanya sebesar % termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil capaian pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) menurut provinsi seperti grafik 3.15 berikut : Grafik 3.18 Hasil capaian pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) Target Nas Target RPJMD Cak. K Hasil capaian indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) tahun 112

48 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 2010 sampai dengan 2013 menunjukkan bahwa capaian indikator telah sesuai dengan target yang direncanakan, seperti pada tabel 3.16 berikut : Grafik 3.19 Cakupan Pelayanan ANC di Kabupaten Badung 2010 s/d 2013 Hasil capaian indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) menurut puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas yang belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 91,8% yaitu Puskesmas Abiansemal III, Puskesmas Mengwi I, Mengwi III dan Puskesmas Kuta I. Data Capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik 3.17 berikut : Grafik 3.20 Cakupan Pelayanan ANC di Kabupaten Badung 2010 s/d Peta ng I Peta ng II Abia nse mal I Abia nse mal II Abia nse mal III Men gwi I Men gwi II Men gwi III Kuta I Kuta II Kuta Selat an Kuta Utar a Kabu pate n

49 Upaya yang telah dilakukan untuk pencapaian indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) pada tahun 2013 meliputi: Pembinaan/ bintek PWS KIA, Pengadaan buku penunjang kegiatan PWS KIA. Sedangkan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan indikator cakupan pelayanan perawatan kehamilan (antenatal care) kontak keempat kali ke sarana pelayanan kesehatan (K4) pada tahun 2014 meliputi: kunjungan rumah, pembentukan kelas ibu hamil serta menerapkan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan proses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Proses pertolongan persalinan oleh tenaga dengan kompotensi kebidanan akan memastikan pelayanan yang diberikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Sterilitas atau pencegahan infeksi dengan menerapkan minimal 3 bersih yaitu: bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, bersih tempat ibu berbaring b. Metode pertolongan persalinan yang sesuai dengan standar pelayanan c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar. Indikator ini adalah untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan persalinan yang professional. Hasil capaian indikator cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih pada tahun 2013 sebanyak ibu hamil dari total perkiraan ibu hamil bersalin sebanyak ibu hamil ( 95,7%), berarti capaian indicator belum mencapai target yang ditetapkan sebesar 97,4%. Hasil capaian tahun 2013 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2012 sebesar 91,24% namun belum mencapai target RPJMD sebesar 97,4% namun telah melampaui target nasional 114

50 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG yang ditetapkan sebesar 89%. Dengan demikian capaian kinerjanya sebesar 98.25% termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih tahun 2010 sampai dengan 2013 menunjukkan bahwa capaian indikator belum mencapai target yang direncanakan dalam RPJMD. Hasil capaian cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih tahun 2010 s/d 2013 seperti Grafik 3.18 berikut : Grafik 3.21 Cakupan Pelayanan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan terlatih di Kabupaten Badung 2010 s/d 2013 Cakupan Pelayanan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih di Kabupaten Badung 2010 s/d Target Nas Target RPJMD Cak. PN Hasil capaian indikator cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga terlatih menurut puskesmas menunjukkan bahwa puskesmas yang mencapai target yang ditetapkan sebesar 97,4% yaitu Puskesmas Mengwi II, Kuta I dan Puskesmas Kuta selatan. Data Capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik 3.19 berikut : 115

51 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.22 Cakupan Pelayanan Persalinan oleh Tenaga Terlatih di Kabupaten Badung 2010 s/d Peta ng I Peta ng II Abia nsem al I Abia nsem al II Abia nsem al III Men gwi I Men gwi II Men gwi III Kuta I Kuta II Kuta Selat an Kuta Utar a Kabu pate n Penyebab belum tercapainya target cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu tingginya target ibu bersalin oleh karena penetapan target didasarkan pada angka proyeksi. Adapun upaya-upaya yang dilaksanakan untuk tercapainya indikator cakupan ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih pada tahun 2013 meliputi: a. Pelatihan P4K untuk bidan puskesmas dan bidan pustu b. Pelatihan PONED untuk petugas medis dan paramedis di tingkat pelayanan dasar c. Pembinaan/ bintek PWS KIA d. Pengadaan buku penunjang kegiatan KB e. Pelacakan kasus efek samping, komplikasi dan kegagalan KB Sedangkan upaya yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 untuk meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga terlatih diantaranya melanjutkan kegiatan terdahulu, kunjungan rumah, sosialisasi persalinan selamat, kerjasama dengan klinik/praktek perseorangan, mengoptimalkan Pelayanan Obstetri Neonatal 116

52 Emergency Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan terhadap bayi baru lahir umur 0 sampai 28 hari. Pelayanan kesehatan terhadap bayi baru lahir sangat penting karena kelompok umur ini memiliki risiko gangguan kesehatan yang paling tinggi. Hasil Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa 78,5% kematian neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupan (0-6 hari). Mengingat besarnya risiko kematian pada minggu pertama ini, setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar untuk mendetaksi adanya penyakit atau tanda bahaya sehingga dapat dilakukan intervensi sedini mungkin untuk mencegah kematian. Pelayanan pada kunjungan neonatus (bayi umur 0 28 hari) sesuai dengan standar mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) sebanyak tiga kali yang meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI Ekslusif, injeksi Vit.K1, Imunisasi (Jika belum diberikan saat lahir, penanganan dan rujukan kasus, serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA. Hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) di Kabupaten Badung tahun 2013 sebanyak bayi dari total bayi lahir hidup sebanyak bayi (99,3%), telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 90%. Hasil capaian tahun 2013 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan hasil capaian tahun 2012 dengan capaian sebesar 94% melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 89% dan melampaui target nasional yang ditetapkan sebesar 99,3%. Dengan demikian capaian kinerjanya sebesar % termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) di Kabupaten Badung tahun 2013 lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil survey Riset Kesehatan Dasar (riskesdas, 2013). Hasil capaian cakupan kunjungan 117

53 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG neonatal lengkap (KN3) dari hasil Riskesdas tahun 2013 seperti pada grafik 3.20 berikut : Grafik 3.23 Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) di Indonesia 2010 dan 2013 Hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) tahun 2010 sampai dengan 2013 menunjukkan bahwa capaian indicator telah mencapai target yang direncanakan dalam RPJMD. Hasil capaian cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) tahun 2010 s/d 2013 seperti grafik 3.21 berikut : Grafik 3.24 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) di Kabupaten Target Nas Target RPJMD Cak. KN

54 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Hasil capaian indikator cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) menurut puskesmas menunjukkan bahwa semua puskesmas melampaui target yang ditetapkan sebesar 90%. Capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik 3.22 berikut : Grafik 3.25 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN3) di Kabupaten Badung 2010 s/d Petan g I Petan g II Abians Abians Abians emal emal I emal II III Meng wi I Meng wi II Meng wi III Kuta I Kuta II Kuta Selata n Kuta Utara Kabup aten Upaya-upaya yang dilakukan untuk tercapainya indikator cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN3) pada tahun 2013 seperti berikut: Pelayanan imunisasi, perawatan tali pusat dll. Sedangkan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk terus meningkatkan capaian kunjungan neonatal meliputi: Pelatihan SDIDTK serta kunjungan rumah dengan mengintegrasikan pelayanan kunjungan neonatus dengan kunjungan nifas. Cakupan pelayanan Anak Balita Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. Pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun dilakukan dengan pengukuran berat badan pertinggi badan/panjang badan dan pelayanan kesehatan seperti pemberian vit A dua kali setahun pada setiap bulan Pebruari dan Agustus. Pemantauan perkembangan minimal dua kali setahun meliputi perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, daya dengar dan data llihat serta sosialisasi dan kemandirian. Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap 119

55 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki kompetensi. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. Hasil capaian cakupan pelayanan anak balita di Kabupaten Badung tahun 2013 sebanyak balita dari total balita yang ada sebanyak balita (84,8%), ini berarti telah melampaui target yang telah ditetapkan dalam RPJMD sebesar 82,4% dan target nasional yang ditetapkan sebesar 83%. Pencapaian kinerja cakupan pelayanan anak balita sebesar % termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil capaian cakupan pelayanan anak balita tahun 2010 sampai dengan 2013 menunjukkan bahwa kecenderungan capaian indikator meningkat dan telah mencapai target yang direncanakan dalam RPJMD. Hasil capaian cakupan pelayanan anak balita tahun 2010 s/d 2013 seperti grafik 3.23 berikut : 100 Grafik 3.26 Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kabupaten Badung tahun Hasil capaian indikator cakupan Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut Target Nas puskesmas Target menunjukkan RPJMD 71.1 bahwa puskesmas 74.8 yang belum 78.6 mencapai target 82.4 yang Cak. Balita

56 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG ditetapkan sebesar 82,4% yaitu Puskesmas Mengwi I dan Puskesmas Kuta I dan Kuta Utara. Capaian menurut Puskesmas seperti pada grafik 3.24 berikut: Grafik 3.27 Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kabupaten Badung 2010 s/d Petan g I Petan g II Abian semal I Abian semal II Abian semal III Meng wi I Meng wi II Meng wi III Kuta I Kuta II Kuta Selata n Kuta Utara Kabup aten Upaya-upaya yang dilakukan untuk tercapainya indikator cakupan Pelayanan anak balita pada tahun 2013 seperti berikut: a. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita melalui lomba balita sehat Indonesia; b. Penjaringan di posyandu, Taman Kanak-kanak (TK) dan Puskesmas; c. Monitoring dan evaluasi. Sedangkan upaya-upaya yang akan dilakukan untuk terus meningkatkan capaian cakupan Pelayanan anak balita meliputi: Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita di posyandu, Taman Kanak-kanak (TK) dan Puskesmas. 121

57 Cakupan desa/kelurahan siaga aktif Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan bencana dan kedaruratan kesehatan secara mandiri. Desa siaga dikategorikan sebagai desa siaga aktif adalah desa yang memiliki pos kesehatan desa (poskesdes), atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya memfasilitasi proses belajar masyarakat desa dan kelurahan dalam memecahkan masalah-masalah kesehatannya. Untuk menjamin kemantapan dan kelestarian, pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dilaksanakan secara bertahap, dengan memperhatikan kriteria atau unsurunsur yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Kepedulian Pemerintahan Desa atau Kelurahan dan pemukamasyarakat terhadap Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang tercermin dari keberadaan dan keaktifan Forum Desa dan Kelurahan; 2. Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader kesehatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif; 3. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari; 122

58 4. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) penanggulangan bencana dan kedaruratan kesehatan, (b) survailans berbasis masyarakat, (c) penyehatan lingkungan; 5. Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta dari masyarakat dan dunia usaha; 6. Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif; 7. Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif; 8. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga di desa atau kelurahan. Atas dasar kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan pentahapan dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, yaitu: Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Cakupan Desa Siaga Aktif adalah desa/kelurahan siaga aktif strata pratama, madya, purnama dan mandiri dibandingkan dengan jumlah Desa Siaga yang dibentuk. Hasil pencapaian cakupan desa siaga aktif di Kabupaten Badung tahun 2013 sebesar 100%. Demikian juga hasil pencapaian untuk tahun 2012 sebesar 100%, ini berarti semua desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Badung telah melaksanakan program desa siaga aktif. Pencapaian indikator cakupan desa siaga aktif sebesar 100% dari target yang ditetapkan sebesar 100%. Capaian cakupan siaga aktif di Kabupaten Badung tahun 2013 telah melampaui capaian tingkat nasional yang ditetapkan untuk tahun 2013 sebesar 55%. Dengan demikian capaian kinerjanya sebesar 100% termasuk dalam kategori sangat baik 123

59 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Hasil capaian cakupan siaga aktif tahun 2010 sampai dengan 2013 telah mencapai target yang direncanakan dalam RPJMD. Hasil capaian cakupan siaga aktif tahun 2010 s/d 2013 seperti grafik 3.25 berikut : Grafik 3.28 Capaian cakupan desa siaga aktif tahun 2011 di Indonesia tahun 2011 Cakupan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Badung 2010 s/d Target Nas Target RPJMD Cak. Desa Siaga Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan siaga aktif di Kabupaten Badung, meliputi: a. Pembentukan kelompok kerja operasional (POKJANAL) desa siaga tingkat kabupaten; b. Melaksanakan forum komunikasi antar desa/kelurahan siaga; c. Pemberian insentif kader desa siaga bagi 62 desa siaga. 124

60 Sasaran 10 Meningkatnya derajat keehatan masyarakat Kabupaten Badung No. Tabel 3.22 Analisis Pencapaian Sasaran10 : Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Badung Indikator Sasaran Satuan Capaian Kinerja Capaian Kinerja 2013 Target Realisasi 2012 Target Realisasi Capaian Kinerja Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per penduduk 2 Menurunnya angka kematin ibu melahirkan per kelahiran hidup 3 Menurunnya angka kematian bayi per kelahiran hidup 4 Menurunnya angka kematian balita per Balita per penduduk per kelahiran hidup per kelahiran hidup per kelahiran hidup Kesehatan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi setiap manusia. Oleh karena itu setiap orang harus mendapatkan kemudahan dalam pelayanan kesehatan yang bermutu sebagai salah satu komponen pembentukan kwalitas sumber daya manusia. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan menjadi paradigma sehat. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh multi faktor. Faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan 125

61 sarana prasarana kesehatan sangat menentukan derajat kesehatan, disamping juga tidak kalah pentingnya adalah keadaan sosial ekonomi, pendidikan, keturunan Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Badung digambarkan melalui Angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu, dan angka kesakitan beberapa penyakit yang ada di Kabupaten Badung. Penjelasan terhadap capaian dari masing masing indikator dapat dilihat secara rinci sebagai berikut : Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per penduduk Kabupaten Badung merupakan daerah endemis DBD baik tingkat desa maupun kecamatan, karena selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dilaporkan adanya kasus DBD. Pada tahun 2012 dari 62 desa / kelurahan terdapat 51 desa/kelurahan termasuk katagori endemis, 9 desa/kelurahan kategori sporadis dan 2 desa/kelurahan kategori non endemis. Angka kesakitan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Badung tahun 2013 sebesar per penduduk dari target yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 350 per penduduk. Capaian tahun 2013 lebih rendah dari angka kesakitan DBD tahun 2012 sebesar 126 per penduduk. Dengan demikian tingkat pencapaian indikator menunjukkan angka yang positip baik dengan pencapaian kinerja mencapai % yang bermakna sangat baik. Angka kesakitan DBD di Kabupaten Badung periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan trend penurunan sesuai target yang ditetapkan. Secara rinci capaian Angka kesakitan DBD tahun seperti grafik 3.7 berikut: 126

62 Per pddk PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.29 Penderita Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Badung Target RPJMD Angka Kesakitan DBD Masih tingginya kasus DBD di Kabupaten Badung disebabkan oleh beberapa faktor meliputi : (1) Lingkungan : sanitasi lingkungan yang kurang memadai, (2) vektor(nyamuk aedes aegypty): tingkat kepadatan populasi nyamuk aedes aegypty yang tinggi, dan (3) Manusia : kepadatan, perilaku dan migrasi penduduk serta masih kurangnya peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Namun pemerintah Kabupaten Badung tetap berupaya menanggulangi penyakit DBD diantaranya : Penemuan secara dini dan pengobatan yang akurat sehingga tidak terjadi over diagnosis, fogging sebelum musim penularan maupun fokus, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui program 3 M plus yaitu menguras, menutup dan mengubur plus menabur larvasida, penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, pembentukan kader juru pemantau jentik (jumantik) di tiap desa/kelurahan. 127

63 Per KH PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan Per Kelahiran Hidup Angka kematian ibu (AKI) Adalah banyaknya wanita yang meninggal pada tahun tertentu dengan penyebab kematian yang terkait gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup. Berdasarkan hasil analisis pencapaian indikator atas angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Badung pada tahun 2012 sebesar 76,1 per kelahiran hidup. Capaian ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 70,65 per kelahiran hidup dan melampaui target yang ditetapkan sebesar 62 per kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan AKI tahun 2012 sebesar per kelahiran hidup dan telah mencapai target bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 118 per kelahiran hidup serta target MDGs sebesar 102 per kelahiran hidup kelahiran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa capaian kinerja terhadap indikator tersebut sebesar 77.26% yang berarti berinterpretasi baik. Angka kematian ibu maternal di Kabupaten Badung dalam empat tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel 3.27 berikut : Grafik 3.30 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Badung 2010 s/d Target RPJMD AKI

64 Pada tahun 2013 terjadi 6 kasus kematian ibu hamil/bersalin/nifas dengan faktor penyebab lebih dominan karena faktor non obstetric. Adapun penyebab kematian ibu diantaranya karena komplikasi beberapa penyakit meliputi: (1) Kanker mamae sinistra stadium IV, (2) perdarahan aktif (3) multi organ failure (4) emboli ketuban (5) diabetes melitus (6) infeksi cruris abortus. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu ( AKI) di Kabupaten Badung meliputi : a. Audit Maternal Perinatal (AMP) untuk setiap terjadinya kasus kematian; b. Pelatihan pelatihan P4K untuk bidan puskesmas dan bidan pustu; c. Pelatihan PONED untuk petugas medis dan paramedis di tingkat pelayanan dasar; d. Pembinaan/ bintek KB; e. Pengadaan buku penunjang kegiatan KB; f. Pelacakan kasus efek samping, komplikasi dan kegagalan KB; Menurunnya angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup Angka kematian bayi (AKB) adalah Jumlah kematian penduduk yang berusia di bawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu disuatu. AKB merupakan indikator yang sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan secara umum, status kesehatan penduduk secara keseluruhan serta tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung dalam empat tahun terakhir seperti pada Grafik 3.28 berikut : 129

65 Per KH PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.31 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung Target RPJMD AKB Data pada grafik 3.28 di atas menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Badung cenderung menurun setiap tahunnya dan penurunan tersebut sesuai dengan rencana target sasaran RPJMD. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Badung tahun 2012 sebesar 2,50 per kelahiran hidup mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu sebesar 6,0 per Kelahiran Hidup serta target yang ditetapkan secara Nasional (Renstra Kementerian Kesehatan RI) tahun 2015 sebesar 24 per KH dan target MDGs sebesar 23 per KH. Pencapaian indikator angka kematian bayi tahun 2013 sebesar 2,5 per KH dan capaian ini lebih baik bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 6,0 per KH serta pencapaian AKI tahun 2012 sebesar 2,83 per KH. Dengan capaian AKB tahun 2013 sebesar 2,5 per KH menunjukkan bahwa capaian kinerjanya sebesar % termasuk dalam kategori sangat baik. Jumlah kematian di Kabupaten Badung 2013 menunjukkan bahwa kematiann bayi lebih banyak terjadi pada awal kelahiran atau masa neonatus (0 28 hari) serta lebih banyak pada kelompok jenis kelamin laki-laki. 130

66 Kasus Kasus PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 9 8 Grafik 3.29 Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Badung Hari 7-28 Hari Bln P L Menurut penyebabnya 20 kasus kematian bayi di Kabupaten Badung terjadi oleh karena : BBLR, Asfiksia, Kelainan bawaan, pneumonia dan lainnya. Secara rinci penyebab kematian bayi di Kabupaten Badung 2013 seperti grafik 3.11 berikut: Grafik 3.32 Jumlah Kematian Bayi Di Kabupaten Badung BBLR Asfiksia Sepsis Kelainan bawaan Pneumon ia Jumlah Lain Kab Upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi di Kabupaten Badung meliputi: Pelatihan P4k untuk bidan puskesmas dan bidan pustu, Audit kematian maternal dan perinatal, serta Pembinaan/ bintek PWS KIA 131

67 Per KH PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Menurunnya angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Hasil pencapai Angka Kematian balita di Kabupaten Badung tahun 2013 sebesar 2,80 per 1000 balita berarti telah mencapai target RPJMD Kabupaten Badung tahun 2012 sebesar 5,1 per 1000 balita. Pencapaian angka kematian balita ini masih dibawah target yang ditetapkan secara nasional sebesar 45 per balita dan target MDG s sebesar 32 per 1000 balita. Capaian kinerja indikator angka kematian balita sebesar % termasuk dalam kategori sangat baik. Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Badung memiliki kecenderungan adanya penurunan angka kematian balita. Secara rinci pencapaian indikator Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Badung seperti tabel 3.12 berikut : Grafik 3.33 Angka Kematian Balita di Kabupaten Badung Target RPJMD AKABA

68 Upaya-upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi di Kabupaten Badung meliputi: Pelatihan P4k untuk bidan puskesmas dan bidan pustu, Audit kematian maternal dan perinatal, serta Pembinaan/ bintek PWS KIA, Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita melalui lomba balita sehat Indonesia, Pelatihan SDIDTKA untuk guru TK dan PAUD serta Penyediaan sarana ramah anak di tiap puskesmas Sasaran 11 Meningkatnya Pemanfaatan Teknologi Indormasi secara Efektif dan Efisien No. Tabel 3.23 Analisis Pencapaian Sasaran 11 Meningkatnya pemanfaatan teknologi secara efektif dan efisien Indikator Sasaran Satuan Capaia n Kinerja Target realisas i Capaian Kinerja Target Target Capaian Kinerja Jumlah pengunjung Orang 159 % % % web site Jumlah SKPD yang terhubung online % % % Salah satu prinsip pembangunan adalah berkelanjutan dan berwawasan IPTEK, penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan IPTEK yang tepat sangat penting untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang berdaya saing global serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi secara efektif dan efisien yang didukung oleh 2 indikator yaitu indikator jumlah pengunjung website dan jumlah SKPD yang terhubung online secara terinci dapat disampaikan sebagai berikut : 133

69 Jumlah Pengunjung PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.34 Analisa capaian indikator Jumlah pengunjung web site di Kabupaten Badung 250, , , ,000 50, Target 80, , ,000 Realisasi 127, , ,729 Terhadap indikator jumlah pengunjung website capaian kinerja tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar telah terealisasi sebesar sehingga capaian kinerja sudah mencapai 166%, sehingga capaian kinerja sudah tercapai bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena adanya upaya-upaya pengembangan terhadap website Kabupaten Badung sehingga mampu menampilkan data dan informasi yang lebih lengkap dan up to date untuk menarik minat yang lebih besar dari masyarakat. Dibandingkan dengan realisasi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami perkembangan yang cukup baik akan tetapi bila dibandingkan dengan capaian kinerjanya tahun 2012 sebasar 173% lebih tinggi dari tahun 2013 sebesar 166% ini disebabkan karena antusias masyarakat untuk mengunjungi website Kabupaten Badung di tahun 2012 sangat dipengaruhi adanya penerimaan CPNS. Akan tetap tetap dilakukan upaya upaya untuk menarik minat masyarakat misalnya dengan up date berita, mengubah tampilan /up date lay out, dan perawatan dari virus. Sedangkan indikator sasaran jumlah SKPD yang terhubung online capaian kinerja tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 30 telah terealisasi sebesar 134

70 31 sehingga capaian kinerja mencapai 103,33% melampui dari target yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena adanya upaya seperti membuat infrastruktur jaringan, mengembangkan aplikasi, dengan melakukan identifikasi 34 sistem yang perlu dikembangkan di Kabupaten Badung dan dilanjutkan dengan pembuatan aplikasi yang terkoneksi antar SKPD. bila dibandingkan dengan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami perkembangan yang memuaskan hal ini karena adanya inovasi inovasi yang merupakan terobosan baru seperti Penerapan VOIP (Voice Over Internet Protocol), pembangunan Sistem Informasi Manajemen Surat Elektronik dan Sistem Informasi Manajemen Elektronik. Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.24 Pencapaian Indikator Jumlah pengunjung web site dan Jumlah SKPD yang terhubung online 2013 dibandingkan Target No. Indikator Sasaran Satuan RPJMD 2015 Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Jumlah pengunjung web site 3 Jumlah SKPD yang terhubung online Kinerja (%) Orang ,95 % SKPD ,49 % Berdasarkan tabel diatas, realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang positif dengan perkembangan meningkat dengan katagori Capaian kinerja rata-rata memuaskan dan ini merupakan capaian pada tahun ke -3 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke -5 akan mampu mencapai angka diatas 100 %. 135

71 Sasaran 12 Terwujudnya sistem data kependudukan diseluruh Kabupaten Badung yang tertib dan terpadu No. Tabel 3.25 Analisis Pencapaian Sasaran 12 Terwujudnya sistem data kependudukan diseluruh Kabupaten Badung Indikator Sasaran Satuan yang tertib dan terpadu. Capaia n Kinerja Target realisas i Capaian Kinerja Target realisasi Capaian Kinerja Persentase penduduk Orang 95,30% 97,00% 96,3% 99,37% 98,00% 98,15% 100,15% yang memiliki KTP 2 Persentase penduduk yang memiliki e-ktp % - 97,00% 84,40 % 87,01 % 98,00% 79,68% 81,31% Kepadatan penduduk dalam suatu wilayah sangat penting untuk diketahui karena merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam merencanakan pembangunan. Semakin padat suatu wilayah maka akan semakin tinggi perhatian yang diperlukan dalam penyusunan suatu kebijakan pembangunan. Kabupaten Badung merupakan Daerah Heterogen multi etnis yang dipengaruhi oleh migrasi penduduk dari berbagai daerah di Indonesia serta wisatawan mancanegara yang mampu membaur dalam satu kesatuan kehidupan sosial budaya (Sosio Culture) dengan tetap menjaga keharmonisan dan keselarasan. Apabila tidak terkendali dapat menjadi peluang munculnya berbagai permasalahan sosial seperti penyediaan lapangan pekerjaan, pengangguran, kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Oleh karena itu saat ini dan masa yang akan datang kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus tugas berat bagi Pemerintah Kabupaten Badung. Hasil registrasi penduduk akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Badung dari tahun ke tahun selama 5 tahun terakhir (tahun 2008 s/d 2013) semakin bertambah dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 1,38% per tahun. Tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun berfluktuasi dan tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu 4,48 5 dari tahun sebelumnya sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 7,02%. Secara 136

72 Orang PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG absolut penduduk terbanyak berada di Kecamatan Mengwi menurut hasil registrasi penduduk per Desember 2013 adalah jiwa sedangkan Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Kecamatan Petang yaitu jiwa. Penduduk yang sudah wajib KTP belum semuanya memiliki dokumen kependudukan berupa KTP, karena masih ada masyarakat yang enggan mengurus KTP ketika belum dibutuhkan, kebiasaan tersebut terjadi sebelum tahun 2009, hal itu diakibatkan oleh Sistem Administrasi Kependudukan (SIMDUK ) yang diterapkan pada saat itu masih bersifat parsial yaitu masing-masing Kecamatan melayani secara otonom sehingga kondisi ini juga memberikan kontribusi kepada kurang tertibnya pengurusan Administrasi Kependudukan. Grafik 3.35 Capaian Indikator Persentase penduduk yang memiliki KTP di Kabupaten Badung Target Realisasi Kondisi seperti tersebut diatas sesungguhnya tidak hanya terjadi di kabupaten Badung tetapi secara nasional, sehingga dengan demikian Pemerintah tidak henti-hentinya mencari solusi untuk memotivasi penduduk agar tertarik untuk melengkapi dirinya dengan dokumen Kependudukan. Hal ini dilakukan dengan menerapkan Sistem penataan administrasi Kependudukan yang baru yaitu dengan menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). dengan sistem ini penataan dokumen kependudukan utamanya KK dan KTP ditata secara terkonsentrasi di tingkat Kabupaten dan stasiun pelayanannya dilakukan dimasing- 137

73 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG masing Kecamatan, disamping itu dengan sistem ini penerbitan NIK yang berlaku secara nasional. Sistem SIAK memiliki kelemahan yaitu masih adanya peluang penerbitan dokumen ganda atau kemungkinan setiap penduduk untuk memiliki KTP ganda, sehingga secara nasional sistem ini dirubah kembali mulai tahun 2011 yaitu dengan menerapkan elektronik KTP (e-ktp) yang diciptakan untuk menghindari kepemilikan dokumen kependudukan secara ganda, karena kelebihan sistem ini dilengkapi dengan sidik jari dan Iris mata. Untuk Kabupaten Badung pelaksanaan e-ktp sudah dimulai pada tahun Bulan April 2012 program e-ktp di Kabupaten Badung telah dapat dirampungkan dengan baik sehingga memperoleh penghargaan berupa sertipikat dan kendaraan roda 4 yang diserahkan oleh oleh Menteri Dalam Negeri. Terhadap sasaran Terwujudnya sistem data kependudukan di seluruh Kabupaten Badung yang tertib dan terpadu di dukung oleh dua (2) indikator yaitu indikator persentase penduduk yang memiliki KTP dan persentase penduduk yang memiliki e-ktp. Grafik 3.36 Capaian Indikator Persentase penduduk yang memiliki e-ktp di Kabupaten Badung Target Realisasi Berdasarkan tebel 3.34, capaian kinerja dari indikator persentase penduduk yang memiliki KTP tahun 2013 belum mencapai target yang telah 138

74 ditetapkan sebesar 100 % dan baru terealisasi sebesar 98,15%, sehingga capaian kinerjanya belum tercapai hal ini karena adanya beberapa penduduk yang enggan memperpanjang KTP yang telah jatuh tempo dan munculnya wajib KTP baru. Namun demikian Pemerintah Kabupaten Badung tetap berupaya memotivasi masyarakat wajib KTP agar mengurus dokumen kependudukannya (KTP). Apabila dilihat perbandingan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, mengalami peningkatan hal ini disebabkan karena adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk melengkapi diri dengan dokumen kependudukan, disamping sering diadakan penertiban administrasi kependudukan ( sidak KTP ) ke banjarbanjar. Untuk indikator Persentase penduduk yang memiliki e-ktp tahun 2013 capain kinerjanya belum mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 100 % baru tercapai 79,68 %. Hal ini terjadi sebagai akibat dari angka wajib KTP yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, tidak dapat ditelusuri di daerah, bahkan dari monitoring yang telah dilaksanakan, tidak ada penduduk yang belum melaksanaan perekaman. Bila dilihat perkembangan capaian kinerja indikator persentase penduduk yang memiliki e-ktp dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 terjadi penurunan di tahun 2013 hal ini disebabkan karena wajib e-ktp masih ditentukan oleh pusat dan terjadi peningkatan KTP dari tahun sebelumnya. Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.26 Pencapaian Indikator Persentase penduduk yang memiliki KTP dan Persentase penduduk yang memiliki e-ktp 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD Persentase Capaian Kinerja 139

75 2015 (%) Persentase penduduk % ,00% (100,15) yang memiliki KTP 2 Persentase penduduk yang memiliki e-ktp % ,00% (81,31 %) Berdasarkan tabel diatas, pencapaian sasaran terwujudnya sistem data kependudukan di seluruh Kabupaten Badung menunjukkan angka yang positif dan mendekati rencana dalam RPJMD pada tahun Dan akan tetap diupayakan untuk mencapai target yang direncanakan dalam RPJMD tahun Sasaran 13 Terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Kabupaten Badung No. Tabel 3.27 Analisis Pencapaian Sasaran 13 Terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Indikator Sasaran Satuan Kabupaten Badung Capaia n Kinerja Target realisas i Capaian Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja Rata-rata anak Orang 90,5 2,00 1,86 107,00 2,00 1,97* 101,50 dalam keluarga * Sumber data berdasarkan statistik 2010 Pelaksanaan program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga berkualitas dan manusia Indonesia yang sejahtera lahir dan batin. Salah satu hambatan yang perlu mendapatkan perhatian adalah Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), karena sangat berdampak bagi kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Tingginya LPP menjadi perhatian Kabupaten Badung dan merupakan prioritas untuk ditangani segera. Pada 2013 LPP Badung sebesar 4,63 %, jauh melampaui LPP Provinsi Bali, sebesar 2,15%. 140

76 orang PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Dalam menekan laju pertumbuhan penduduk di kabupaten Badung Pemerintah Daerah selalu berupaya dengan arah dan kebijakannya antara lain : - Revitalisasi program KB melalui pengembangan dan sosialisai kebijakan pengendalian penduduk secara bertahap, pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana. - Serta peningkatan ketersediaan dan kwalitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat. Hal ini dimaksudkan sebagai langkah awal dalam upaya mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) serta pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran terwujudnya keluarga kecil bahagia dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Kabupaten di dukung oleh 1 indikator yakni rata-rata anak dalam keluarga, capaian kinerja tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 2 anak terealisasi rata-rata di Kabupaten Badung sebesar 1,97 sehingga capaian kinerja mencapai 101,5 %.Apabila dibandingkan rata-rata anak dalam keluarga di Kabupaten Badung lebih kecil dengan rata-rata anak dalam keluarga di Provinsi Bali sebesar 2,13 %. Grafik 3.37 Capaian Indikator Rata-rata anak dalam keluarga di Kabupaten Badung Target Realisasi

77 Tercapainya capaian kinerja terhadap indikator tersebut karena KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) yang dilaksanakan secara terus menerus kepada pasangan usia subur (PUS), yang belum memakai alat kontrasepsi, Penyuluhan secara terpadu dan terintegrasi (melalui Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, PKK, TNI dan Polri), Pelayanan Jemput Bola dengan mobil unit pelayanan Keluarga Berencana, Kerjasama dengan pihak Rumah Sakit Daerah Kabupaten Badung, Rumah Sakit Swasta, Puskesmas, Dokter Praktek Swasta dan Bidan Praktek Swasta, Penyelenggaraan lomba-lomba untuk memberikan motivasi kepada masyarakat guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, Pelayanan kesehatan reproduksi (papsmear). Apabila dilihat perbandingan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai tahun 2013 bahwa Rata-rata jumlah anak dalam keluarga di Kabupaten Badung pada tahun 2011 apabila dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan, hal ini menunjukan keberhasilan program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.28 Pencapaian Indikator Rata-rata anak dalam keluarga 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Rata-rata anak dalam keluarga Anak 1, ,5 142

78 Berdasarkan tabel diatas, realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang positif dengan dibuktikan di 2013 telah melebihi target 2015 dengan capaian kinerja 2 anak cukup. Sasaran 13 Mewujudkan masyarakat Kabupaten Badung sadar ber KB No. Tabel 3.29 Analisis Pencapaian Sasaran 14 Mewujudkan masyarakat Kabupaten Badung sadar ber KB Indikator Sasaran Satuan Capaia n Kinerja Target realisas i Capaian Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja Persentase Peserta % 99,66 86,00 85,46 99,37 86,50 85,50 98,92 KB Aktif terhadap pasangan usia subur 2 Persentase peserta KB Pria terhadap peserta KB Aktif 3 Menurunnya angka unmetneed % 89,00 2,50 2,48 99,2 2,78 2,96 106,47 % 70,00 2,20 1,79 81,00 1,75 1,67 104,79 Program KB di Kabupaten Badung menarik minat dari Negara tetangga untuk berkunjung, Pemerintah Vietnam mempelajari keberhasilan program kependudukan dan keluarga berencana (KB). Pemerintah Vietnam mengirimkan delegasi beranggotakan delapan orang yang dipimpin oleh Direktur Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Departemen Kesehatan Vietnam dr Doo Huu Thuy. kedatangan delegasi Vietnam ke Kabupaten Badung membuktikan keberhasilan program KB di Kabupaten Badung. 143

79 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Program KB terus berjalan dan telah sangat memasyarakat namun pertumbuhan penduduk juga terus meningkat, hal ini disebabkan karena faktor migrasi. Pemerintah Kabupaten Badung berupaya mewujudkan masyarakat Kabupaten Badung sadar ber KB antara lain melalui pembinaan maupun penyuluhan. Berdasarkan tabel 3.29, dari tiga indikator sasaran dalam upaya mewujudkan masyarakat Kabupaten Badung sadar ber-kb menunjukkan capaian kinerja cukup memuaskan dan lebih terinci dapat dijelaskan sebagai berikut: Untuk indikator persentase KB Aktif terhadap pasangan usia subur capaian kinerja tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 86,50% ( PA / PUS * 100) dengan realisasi sebesar 85,57% ( PA / PUS * 100) dengan realisasi capaian kinerja sebesar 98,92% sehingga belum mencapai target yang telah ditetapkan, karena Adanya PUS yang droup out monopouse dan pindah pelayanan KB ke Kabupaten / Kota lainnya, sehingga kurang lagi 1,08 % dari target yang ditetapkan sebanyak peserta, realisasi sebanyak peserta. (98,92 %). Grafik 3.38 Capaian Indikator Persentase Peserta KB Aktif terhadap pasangan usia subur di Kabuaten Badung Target KB Aktif Realisasi KB Aktif indikator Persentase peserta KB pria terhadap peserta KB aktif, capaian kinerja tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 2,78 ( KB Pria / PA*100) dari target yang ditetapkan sebesar 2,96% (1.893 KB Pria / 144

80 Axis Title PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG *100) dengan realisasi capaian kinerja sebesar 106,47% sudah mencapai target karena adanya insentif yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Badung terhadap peserta KB Pria Vasektomy sebesar Rp ,- (satu Juta rupiah). Grafik 3.39 Capaian Indikator Persentase peserta KB Pria terhadap peserta KB Aktif di Kabupaten Badung Target KB Pria Realisasi KB Pria Dibandingkan dengan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, indikator Persentase peserta KB pria terhadap peserta KB aktif mengalami trend peningkatan yang positif. Sedangkan terhadap indikator menurunnya angka unmetneed, capaian kinerja tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 1,75% (1.375 UN / PUS * 100) dari target yang ditetapkan sebesar 1,67 % (1.317 UN / PUS*100) dengan realisasi capaian kinerja sebesar 104,79 % Apabila capaian tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2013 sudah mengalami penurunan dari capaian tahun 2012, dengan target/sasaran yang ada dengan realisasinya, ini berarti capaian kinerja program baik. Dengan menurunnya unmetneed ini artinya bahwa kesadaran PUS untuk mengikuti program KB, karena semakin menurun prosentase realisasinya dari tahun ke tahun akan semakin bagus dan semakin sedikit PUS yang tidak menggunakan Alat Kontrasepsi. 145

81 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.40 Capaian Indikator Menurunnya angka unmetneed di Kabupaten Badung Target menurunnya unmetneed Realisasi menurunnya unmetneet Dari ke tiga indikator sasaran tersebut diatas pada tahun 2013 belum mencapai target maksimal dari target yang telah ditetapkan tetapi sudah mendekati maksimal, pemerintah akan tetap berupaya untuk mengejar kekurangan tersebut. Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.30 Pencapaian Indikator Persentase peserta KB aktif terhadap usia subur (PUS), Persentase KB pria terhadap peserta KB aktif dan Menurunnya angka Unmetneed 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Persentase peserta KB aktif terhadap usia subur (PUS) 2 Persentase KB pria terhadap peserta KB aktif % 85,46 87,50 97,66 % 2,48 3,38 73,37 3 Menurunnya angka Unmetneed % 1,79 1,70 94,71 146

82 Berdasarkan tabel diatas, pencapaian sasaran mewujudkan masyarakat Kabupaten Badung sadar ber KB cukup sesuai dengan rencana dalam RPJMD, pada tahun 2013 menunjukkan hasil capaian kinerja keseluruhan memuaskan. Sasaran 15 Meningkatnya peranan perempuan Tabel 3.31 Analisis Pencapaian Sasaran 15 Meningkatnya peranan perempuan Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja No Indikator Sasaran Satuan Jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2WKSS Keluarga 100 % % % Berkembangnya teknologi informasi pada dewasa ini membuat angka kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak meningkat. Peningkatan tersebut cukup banyak di setiap tahunnya. Selain itu kekerasan cenderung dipicu oleh faktor ekonomi, untuk itulah perlunya peningkatan peranan perempuan menuju keluarga sehat sejahtera sehingga dapat menekan terjadinya kekerasan terhadap perempuan maupun anak. Dari tabel tersebut diatas diketahui, bahwa terhadap sasaran meningkatnya peranan perempuan dengan indikator sasaran jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2W KSS (Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera) di tahun 2013 telah terealisasi sebanyak 100 KK dari target yang ditetapkan sebesar 100 KK sehingga capaian kinerja telah tercapai 100 %. Kepala 147

83 keluarga PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Keluarga (KK) yang mendapatkan pembinan di 2013 di kelurahan Kerobokan sebanyak 50 KK dan Kelurahan Tuban sebanyak 40 KK. Grafik 3.41 Capaian Indikator Jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2WKSS di Kabupaten Badung Target Realisasi Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja setiap tahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami perkembangan yang baik. Capaian kinerja ini setiap tahun selalu tercapai, hal ini disebabkan karena pelaksanaan pembinaan KK sasaran sesuai dengan target yang telah direncanakan. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No Tabel 3.32 Pencapaian Indikator Jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2WKSS 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 Indikator Sasaran 1 Jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2WKSS Satuan ( Persentse sasaran ) Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) KK % 148

84 Berdasarkan tabel 3.32, pencapaian sasaran meningkatnya peranan perempuan dalam meningkatkan kesehatan maupun kesejahteraan keluarga, realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang positip pada jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2W - KSS telah dibina 300 Kepala Keluarga dari Kepala keluarga sasaran pembinaan. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-3 RPJMD, Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke -5 akan mampu mencapai angka 100 % (1.500 KK ). Secara rinci sebaran pembinaan kepala keluarga dari tahun 2011 sampai tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel sebaran pembinaan P2WKSS sampai tahun 2013 di Kabupaten Badung Kecamatan Kuta Selatan Kuta Utara KK - - Kuta - 50 KK 50 KK - - Mengwi Abiansemal 50 KK Petang 50 KK 50 KK Jumlah 100 KK 100 KK 100 KK - - Jika dilihat dari sebaran pembinaan P2WKSS pada 6 kecamatan, sampai tahun 2013 masih menyasar pada kecamatan Kuta Utara, Kuta, Abiansemal dan Petang hal ini dikarenakan pada 4 kecamatan tersebut dimana desa yang disasar tingkat Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera masih rendah. Namun demikian pemerintah tetap akan melakukan pembinaan P2WKSS pada semua kecamatan di Kabupaten Badung sampai akhir tahun

85 Sasaran 16 Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak No. Indikator Sasaran Satuan Tabel 3.33 Analisis Pencapaian Sasaran 16 Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak. Capaian Kinerja Capaian Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja Persentase penanganan kasus KDRT Persen 100 % 100 % % 100 % 100% 100 % Pengarusutamaan gender atau disingkat PUG adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistimatis untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan manusia (rumah tangga, masyarakat dan negara), melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Pengarusutamaan gender di seluruh bidang dan kegiatan pembangunan telah ditetapkan sebagai salah satu prinsip pengarasutamaan dalam perencanaan jangka menengah dan tahunan. Permasalahan utama dalam pengarasutamaan gender adalah : 1. Belum terciptanya kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan serta keamanan nasional; 2. Kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan; 3. Adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki dengan pembagian peran, beban ganda, sub ordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. Dalam pengarasutamaan gender sasaran yang ingin dicapai adalah : 150

86 Kasus PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 1. Meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan, 2. meningkatnya perlindungan Perempuan dan anak, 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan perempuan. Dan untuk mencapai sasaran dan mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pengarasutaan gender maka disusun suatu arah kebijakan sebagai berikut : 1. Mengembangkan konsep gender di masyarakat, 2. Mendorong para perempuan mengambil tempat baik dalam pemerintahan maupun swasta, 3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan Dunia usaha dalam meningkatkan pemenuhan hak hak anak dan perlindungan terhadap perempuan, 4) Perencanaan dan pendanaan yang responsif gender. Grafik 3.42 Apaian Indikator Persentase penanganan kasus KDRT di Kabupaten Badung Target Realisasi Berdasarkan Tabel 3.33 diatas diketahui bahwa, capaian kinerja terhadap target penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi pada tahun 2013 sebesar 100 %. Kasus yang bisa tertangani di tahun 2013 sebanyak 11 kasus (korban) dari 11 kasus (korban) yang masuk pada lembaga yang menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga. Kasus tersebut diklasifikasikan dalam bentuk 151

87 kekerasan diantaranya pelecehan seksual, fisik, psikis, penculikan anak dan penelantaran. Dimana 1 (satu) korban bisa mengalami lebih dari 1 jenis kekerasan. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 jumlah kasus menurun sebanyak 1 kasus/korban. Perkembangan kasus dari tahun 2011 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel jumlah korban kekerasan terhadap perempuan dan anak pada P2TP2A Kabupaten Badung TAHUN Kasus Kasus Kasus masuk Kasus Kasus Kasus masuk tertangani tertangani masuk tertangani Tercapainya capaian kinerja ini karena beberapa upaya dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Badung melalui pembentukan Lembaga P2TP2A, koordinasi dengan RSUD, pihak kepolisian dan LSM serta pelaksanaan sosialisasi Undang Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang PKDRT ke seluruh wilayah Kabupaten Badung. Jika dilihat perkembangan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terlihat adanya perkembangan yang cukup baik dimana masyarakat mulai mengimplementasikan UU No dalam kehidupan berumah tangga sehingga kasus kekerasan dalam rumah tangga yang biasanya dianggap aib keluarga, masyarakat mulai berani melaporkan kasus -kasus KDRT. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : 152

88 Tabel 3.34 Pencapaian Indikator Persentase penanganan kasus KDRT 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD Persentase Capaian Kinerja (%) Persentase penanganan kasus KDRT 100 % 100 % 100 % 100 % Berdasarkan tabel diatas, realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang positip pada penanganan kasus terhadap kekerasan perempuan dan anak telah ditangani 152 kasus dari 152 kasus yang ada. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-3 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke -5 akan mampu mencapai angka 100%. Sasaran 17 Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki Tabel 3.35 Analisis Pencapaian Sasaran 17 Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja No. Satuan Sasaran Angka IPG Nilai 100,98 75,25 75,27* 100,02 75,35 75,27 99,89 *Sumber Buku IPG Kabupaten Badung

89 Nilai PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Indeks Pembangunan Gender (IPG) digunakan untuk mengukur/ mengetahui pencapaian dalam dimensi dan variabel yang sama dengan indeks pembangunan manusia tetapi dengan memperhitungkan kesenjangan pencapaian antara perempuan dan laki laki. Pembentukannya melalui 3 dimensi yaitu : Bidang Pendidikan, Bidang Ekonomi dan Bidang Kesehatan Grafik 3.43 Capaian Indikator Angka IPG di Kabupaten Badung Target Realisasi Berdasarkan tabel 3.35, indikator sasaran dalam menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki menunjukkan capaian kinerja sebesar 99,89%. Target yang telah ditetapkan sebesar 75,35 dan terealisasi sebesar 75,27. Apabila dilihat perkembangan setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 capaian kinerjanya mengalami penurunan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan angka Indeks Pembangunan Gender (IPG) antara lain 1. Pendidikan : a. Memudahkan akses pendidikan dengan melengkapi sarana pendidikan dan membangun sekolah secara merata pada setiap desa / kecamatan; b. Pelaksanaan wajib belajar 12 tahun; 154

90 c. Memperbanyak ketrampilan / kursus / pendidikan non formal; d. Peran aktif semua pihak untuk memajukan dunia pendidikan 2. Kesehatan untuk meningkatkan usia harapan hidup : a. Memudahkan akses pelayanan dan fasilitas kesehatan; b. Meningkatkan Jaminan Kesehatan melalui program JKBM dan JKBB; c. Meningkatkan peran serta team medis dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan masyarakat; d. Penggunaan ASI eksklusif lebih ditingkatkan. 3. Ekonomi dengan peningkatan daya beli : a. Bantuan modal dengan bunga ringan; b. Revitalisasi pasar pasar tradisional c. Perbaikan nilai tukar petani maupun nilai tukar nelayan agar mereka dapat hidup layak. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : Tabel 3.36 Pencapaian Indikator Angka Indeks Pembangunan Gender (IPG) 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Angka Indeks Pembangunan Gender (IPG) % 75, Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 terhadap sasaran angka indeks pembangunan gender (IPG) akhir RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang positip. Capaian kinerja ini merupakan capaian pada tahun ke-3 RPJMD. Untuk mencapai target yang 155

91 ditentukan direncanakan pada tahun ke -5 akan mampu mencapai sesuai target yang ditetapkan. Sasaran 18 Meningkatnya ekonomi masyarakat miskin, cacat dan penyandang sosial lainnya Tabel 3.37 Analisis Pencapaian Sasaran 18 Meningkatnya ekonomi masyarakat miskin, cacat dan penyandang sosial lainnya No. Indikator Sasaran Satuan Capaian Kinerja Capaian 2013 Target Realisasi Kinerja 2012 Target Realisasi Persentase PMKS telah meningkat derajat kehidupannya 2 Persentase Keluarga yang meningkat status RTS Capaia n Kinerja 2013 % 103,66 5 4,19 83,80 7 5,13 73,29 % 91,9 10 9,19 91, ,69 124,6 Hasil pembangunan kesejahteraan sosial tercermin dari meningkatnya perkembangan kesadaran, kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial di masyarakat dalam menghadapi masalah sosial pada umumnya dan masalah kesejahteraan sosial khususnya. Perkembangan ini selanjutnya menumbuhkan iklim yang mendorong peran aktif masyarakat dalam rangka memberikan pelayanan terhadap masalahmasalah sosial. Kemiskinan dan keterbelakangan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk masalah yang selalu muncul dalam kehidupan masyarakat karena masih kurang terpenuhinya kebutuhan dasar manusia itu sendiri. Hal semacam ini dapat menyebabkan munculnya permasalahan sosial, sehingga kemiskinan dan keterbelakangan tersebut harus diupayakan pemecahan masalahnya secara terencana, terintegrasi dan menyeluruh. Berdasarkan pencapaian sasaran terhadap meningkatnya ekonomi masyarakat miskin, cacat dan penyandang sosial didukung oleh dua indikator sasaran yaitu Persentase PMKS yang Telah Meningkat derajat kehidupannya dan 156

92 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Persentase keluarga yang meningkat status RTS nya, secara terperinci dapat disampaikan sebagai berikut: Terhadap indikator Persentase PMKS Yang Telah Meningkat Derajat Kehidupannya kondisi akhir 2010 masih terdapat PMKS yang harus ditingkatkan derajat kehidupannya dan direncanakan dalam lima tahun kedepan yaitu akhir tahun 2015 diharapkan PMKS yang perlu mendapat bantuan sosial jumlahnya semakin menurun atau tuntas. Untuk 2013 hasil pencapaian indikator persentase PMKS telah meningkatkan derajat kehidupan sebesar 5,13% (691 PMKS) dari target yang ditetapkan sebesar 7%(943 PMKS) dengan tingkat capaian kinerjanya sebesar 73,29 % sehingga belum mencapai target. Tidak tercapainya capaian kinerja tersebut karena belum semua PMKS menyadari bahwa bantuan yang diberikan harus dikelola sesuai ketentuan yang berlaku dan masih ditemukan beberapa PMKS menyalahgunakan bantuan yang diberikan ( bantuan ternak sapi apabila mati tidak pernah dilaporkan ). Grafik 3.44 Analisis Pencapaian Sasaran 18 Meningkatnya ekonomi masyarakat miskin, cacat dan penyandang sosial lainnya di Kabupaten Badung Target PMKS meningkat derajat hidupnya Realisasi PMKS meningkat derajat hidupnya Target keluarga meningkat status RTS Realisasi keluarga meningkat status RTS

93 Bila dibandingkan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terlihat perkembangan yang cukup positif / baik karena terjadinya penurunan persentase tetapi belum mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan. Pemerintah Kabupaten Badung tetap mengupayakan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan PMKS antara lain melalui bantuan dan pembinaan secara optimal serta melakukan monitoring dalam rangka meningkatkan derajat kehidupannya, dengan demikian bantuan yang diberikan menjadi berhasil guna dan berdaya guna. Untuk indikator Persentase Keluarga yang Meningkat Status RTS kondisi akhir tahun 2010 sebanyak keluarga yang telah meningkat status RTSnya dan diharapkan tahun 2015 menjadi keluarga.. Sedangkan indikator keluarga yang meningkat status RTS, untuk 2013 terealisasi sebesar 18,69%( 1126 RTS) dari target yang ditetapkan sebesar 15%(1000 RTS) sehingga capaian kinerja sudah mencapai 124,6% artinya terhadap capaian indikator ini sudah mencapai target diatas 100%. Tercapaianya capaian kinerja yang melebihi target, karena Pemerintah Daerah selalu mengupayakan diantaranya pemberian bantuan usaha ekonomi produktif (UEP) seperti pemberian modal usaha, pelatihan kewirausahaan. Apabila dibandingkan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terlihat adanya peningkatan status RTS, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dlm grafik berikut: Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : Tabel 3.38 Pencapaian Indikator Persentase PMKS telah meningkat derajat kehidupannya dan Persentase Keluarga yang meningkat status RTS 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja Persentase PMKS telah meningkat derajat kehidupannya % 18,69 (2517org) 20 (2.693 org) 93,45 (%) 158

94 2 Persentase Keluarga yang meningkat status RTS % 18,69 (3126 rts) 35 (4.326) 53,4 Berdasarkan tabel diata, realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 terhadap sasaran meningkatnya ekonomi masyarakat miskin, cacat dan penyandang sosial lainnya akumulasi pencapaiannya baru mencapai 18.69%. Capaian kinerja ini merupakan capaian kinerja pada tahun ke-3 RPJMD. Untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke -5 diupayakan mencapai angka 100 %. Sisa PMKS dan keluarga yang meningkat status RTS yang harus ditangani sebesar 81.31% sampai Sasaran 19 Meningkatnya pertumbuhan sektor UKM dan Koperasi dalam sistem perekonomian masyarakat Badung dan sebagai penunjang sektor ekonomi Badung No. Tabel 3.39 Analisis Pencapaian Sasaran 19 Meningkatnya pertumbuhan sektor UKM dan Koperasi dalam sistem perekonomian masyarakat Badung dan sebagai penunjang sektor ekonomi Badung. Indikat or Sasaran Satua n Capaian Kinerja Target Realisa si Capaian Kinerja 2012 Target 2013 Realisasi Persentas e koperasi sehat dan berkualitas 2 Peningkata n nilai ekspor UKM Capaian Kinerja % ,46 17, , US $ 113, , ,50 53, , , Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dapat dicapai melalui pengembangan seluruh potensi sosial ekonomi yang dimiliki seperti industri kerajinan rakyat, 159

95 industri pariwisata, pertanian dalam arti luas dan ekonomi kreatif lainnya. Koperasi dan UKM merupakan lembaga usaha bersama yang sangat strategis dapat mempercepat meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Langkah-langkah untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan ditempuh dengan memberdayakan koperasi dan UMKM serta didukung oleh berbagai program pemberdayaan masyarakat dan bantuan sosial. Sebagai wadah kegiatan bersama bagi produsen maupun konsumen, koperasi diharapkan mampu dan berperanan dalam meningkatkan posisi tawar dan efesiensi ekonomi rakyat, dan sekaligus turut memperbaiki kondisi persaingan usaha pasar melalui dampak eksternalitas positif yang ditimbulkan. Sementara itu UKM berperan dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan memeratakan peningkatan pendapatan. Pembangunan bidang ekonomi di Kabupaten Badung diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat yakni melalui pengembangan seluruh potensi sosial melalui wadah koperasi yang sehat dan berkualitas. Kabupaten Badung memiliki 517 koperasi, namun belum seluruhnya dalam kondisi sehat dan berkualias dan waktu lima (5) tahun kedepan direncanakan 100% (332 koperasi) dari total koperasi yang belum sehat. Dan harapan lima (5) tahun kedepan Koperasi di Kabupaten Badung dalam keadaan sehat dan berkualitas. Berdasarkan tabel terhadap sasaran tersebut diatas,didukung oleh dua (2) indikator sasaran yaitu indikator persentase koperasi sehat dan berkualitas dan indikator sasaran peningkatan nilai ekspor UKM, dan secara terinci capaian masing-masing indikator diperoleh gambaran sebagai berikut ; Pencapaian indikator sasaran persentase koperasi sehat dan berkualitas capaian kinerjanya tahun 2013 terealisasi sebesar 21,68% dari target yang ditetapkan sebesar 21,68%, berarti capaian kinerja telah tercapai sebesar 100 %). Apabila dibandingkan dengan perkembangan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terjadi perkembangan 57%. Hal ini terjadi peningkatan karena adanya upaya untuk melaksanakan program /kegiatan yang mendukung seperti program Peningkatan Kualitas Kelembagaan koperasi dengan kegiatan Penilaian Kesehatan KSP/USP, Audit Interim Koperasi dan Penilaian Koperasi 160

96 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Berprestasi, diharapkan pada akhir tahun 2015 (tahun ke 5 RPJMD) Koperasi yang Sehat berkualitas mencapai 100% (332 koperasi) Grafik 3.45 Capaian Indikator Persentase koperasi sehat dan berkualitas di Kabupaten Badung Target Realisasi Sedangkan pencapaian indikator peningkatan nilai ekport di tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar US$ ,177 dan terealisasi sebesar US$ ,90 dan capaian kinerjanya baru 49%. Apabila dibandingkan perkembangan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terlihat bahwa terjadi fluktuasi (peningkatan/penurunan) yaitu pada tahun 2011 capaian kinerjanya meningkat mencapai 113,87% atau US$ ,64 dari target ,71, sedangkan pada tahun 2012 capaian kinerjanya menurun dari target US$ ,71 terealisasi US$ ,50 (53,24%),untuk tahun 2013 ditetapkan target US$ ,177 teralisasi US$ ,90 (49%) disebabkan karena biaya pengurusan dokumen eksport cukup tinggi, waktu penyelesaian dokumen eksport cukup lama serta cukup tingginya tarif eksport disamping pengaruh pasar global. 161

97 Garfik Capaian Indikator Peningkatan nilai ekspor UKM di Kabupaten Badung 140,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Target 116,619, ,619, ,785, Realisasi 132,796, ,094, ,770, Tabel 3.40 Pencapaian Indikator Persentase koperasi sehat dan berkualitas dan Peningkatan nilai ekspor UKM 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Persentase koperasi sehat dan berkualitas % 57% 100% 57 2 Peningkatan nilai ekspor UKM US $ , , Berdasarkan tabel 3.40, diketahui bahwa hasil pencapaian indikator kinerja persentase koperasi sehat dan berkualitas tahun 2013 dibandingkan dengan rencana RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka 57% (positf ). diharapkan pada tahun ke 5 RPJMD capaian kinerjanya mencapai 100%. Namun tetap berupaya untuk mengatasi kekurangan kekurangan dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan baik melalui pembinaan manajemen terhadap pengurus 162

98 koperasi, penilaian koperasi dengan aspek penilaian meliputi: manajemen, pembukuan dan neraca keuangan koperasi. sedangkan untuk indikator Peningkatan Nilai Eksport UKM tahun 2013 dibanding dengan RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka 48%, namun pemerintah tetap berupaya untuk tetap meningkatkan nilai eksport UKM pada tahun yang akan datang melalui program Peningkatan Efisiensi Perdagangan dalam Negeri dengan kegiatan : Kabupaten Expo, Pameran dagang Hasil-hasil Kerajinan dan lain-lain. Sasaran 20 Pertumbuhan sektor UKM dan Koperasi Tabel 3.41 Analisis Pencapaian Sasaran 20 No. Indikator Sasaran 1 Persentase koperasi yang berubah klasifikasi/strata Satuan Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian Kinerja 2011 Target Realisasi Kinerja 2012 Target Realisasi Kinerja 2013 % 103, ,8 92 % % Indikator persentase koperasi yang berubah klasifikasi/strata diperoleh dari jumlah koperasi sehat dibagi dengan jumlah koperasi yang ada. Adapun klasifikasi/strata koperasi meliputi: Sehat, cukup sehat, kurang dan tidak sehat. Klasifikasi koperasi didasarkan pada unsur-unsur meliputi: manajemen, pembukuan dan neraca keuangan. sejalan dengan kebijakan makro pemerintah pusat tentang ''Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan'' sebagai isu sentral di mana koperasi dan UKM sebagai pilarnya mendapat posisi yang sangat strategis untuk dibangun dan dikembangkan sebagai sektor real yang andal dalam membangun perekonomian nasional dan daerah. Sektor real ini cukup teruji dalam keadaan perekonomian bangsa yang dililit oleh krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan sektor ini masih tetap eksis dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerah. 163

99 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Di Kabupaten Badung terdapat 517 koperasi, diantaranya terdiri dari koperasi dalam kondisi sehat 124 buah, koperasi cukup sehat 279 buah,dan koperasi yang kurang dan tidak sehat berjumlah 114 buah. Dan dalam lima (5) tahun kedepan pemerintah berupaya mengubah klasifikasi/strata nya mulai dari yang kurang/tidak sehat menjadi koperasi cukup sehat sebanyak 40 buah dan koperasi yang cukup sehat menjadi kondisi sehat 200 buah. Untuk mencapai target tersebut dilaksanakan beberapa upaya antara lain program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dengan kegiatan Penilaian Pemeringkatan Koperasi dengan berbagai pembinaan dan pelatihan Berdasarkan tabel diatas, hasil pencapaian indikator persentase koperasi yang berubah klasifikasi/strata tahun 2013 sebesar 13,8 % dari target yang ditetapkan sebesar 15% sehingga capaian kinerja tercapai sebesar 92%, dan pada tahun 2013 hasil pencapaian indikator Persentase Koperasi yang Berubah Klasifkasi/strata sebesar 20% dari target 16%, sehingga capaian kinerjanya sebesar 125%. Bila dilihat perkembangan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 capaiannya 125% atau mengalami peningkatan. Grafik 3.47 Capaian Indikator Persentase koperasi yang berubah klasifikasi/strata di Kabupaten Badung Target Realisasi Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : 164

100 Tabel 3.42 Pencapaian Indikator Persentase koperasi yang berubah klasifikasi/strata 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Persentase koperasi yang berubah klasifikasi/strata % Berdasarkan tabel 3.42, realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang positip dengan perkembangan 48 % sampai dengan tahun 2013 dengan persentase capaian kinerja 60% atau 143 koperasi, ini merupakan capaian pada tahun ke 3 RPJMD, untuk mencapai target yang ditentukan direncanakan pada tahun ke-5 akan mampu mencapai angka 80% (240 koperasi ) atau lebih. Sasaran 21 Tercapainya target produksi dan produktifitas pertanian dan perkebunan Tabel 3.43 Analisis Pencapaian Sasaran 21 Tercapainya target produksi dan produktifitas pertanian dan perkebunan Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Satuan No. Sasaran Produktifitas Kw/ha 103,93% 62 63,20 101,93 % 63 64,61 102,56 padi 2 Jumlah Ton 103,86% ,08 % produksi padi 3 Jumlah Ton 83,35% ,23 % ,27 produksi hortikultura 4 Jumlah Ton 104,52% ,47 % ,28 produksi palawija 5 Produktivitas Kg/ha 96,74% ,11% ,32 165

101 tanaman perkebunan 6 Jumlah produksi tanaman perkebunan Ton 185% ,71% ,62 Saat ini perkembangan pembangunan pertanian sudah mulai adanya pergeseran yakni dari hanya sekedar menghasilkan produksi semata, mulai memperhatikan sisi bisnis (agrobisnis) dan nilai tambah yang mungkin bisa diharapkan dari usaha tani yang masih ditekuni oleh sebagian besar masyarakat di Kabupaten Badung. Sub sektor pertanian tanaman pangan mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional maupun regional, yakni sebagai penghasil bahan pangan pokok, penyediaan bahan baku industri, menyediakan lapangan pekerjaan, untuk pelestarian sumberdaya alam dan nilai-nilai sosial budaya serta lingkungan hidup. Walaupun kecendrungan generasi muda yang mau menekuni pekerjaan sektor pertanian sudah menurun, nampaknya tetap harus diakui bahwa pembangunan pertanian dalam arti luas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis antara lain untuk menciptakan ketahanan/ketersediaan pangan, memberikan sumbangan /kontribusi terhadap PDRB, dan sebagai penyedia lapangan kerja. Pembangunan sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Badung, disamping untuk memenuhi produksi dan tingkat konsumsi masyarakat, juga diharapkan mendukung kawasan hijau, kawasan konservasi, dan kawasan resapan air yang sangat berguna bagi kawasan di bagian hilirnya. Komitmen Pemerintah Kabupaten Badung untuk meningkatkan sektor pertanian dalam arti luas tergolong tinggi. Ini dapat dilihat dari anggaran yang diarahkan untuk sektor pertanian sebagai sektor unggulan. 166

102 kw/ha PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Berdasarkan tabel diatas, bahwa untuk sasaran tercapainya target produksi dan produktifitas pertanian dan perkebunan didukung oleh 6 (enam) indikator dan secara terinci masing masing indikator dijelaskan sebagai berikut : Indikator produktivitas padi capaian kinerjanya sudah mencapai target dengan capaian kinerja sebesar 102,56 % dari target yang ditetapkan sebesar 63 Kw/Ha dan terealisasi sebesar 64,61kw/Ha. Tercapainya capaian indikator ini karena pemerintah kabupaten badung secara intensif menerapkan prinsip-prinsip pertanian yang komprehensif pada program dan kegiatan yang digunkan untuk mencapai capaian indikator ini. dibandingkan dengan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terdapat trend peningkatan produktivitas yang cukup significan. Grafik 3.48 Capaian Indikator Produktifitas padi di Kabupaten Badung Target Realisasi Indikator jumlah produksi padi, tahun 2013 ditargetkan sebesar ton dan terealisasi sebesar dan capaian kinerja baru mencapai 90,38 %, sehingga capaian kinejarnya belum tercapai, karena adanya perbaikan jaringan irigasi usaha tani yang menyebabkan pengaturan ulang penanaman padi sehingga indeks pertanaman menurun cukup signifikan sekalipun ada peningkatan produktifitas padi. Kedepan akan diupayakan lebih matang lagi dalam perencnaaan bidang 167

103 Ton PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG irigasi. Dilihat perkembanga capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 nampak terjadinya penurunan di tahun ,000 Grafik 3.49 Capaian Indikator Jumlah produksi padi di Kabupaten Badung 125, , , , , Target 120, , ,700 Realisasi 125, , ,704 Indikator jumlah produksi hortikultura, tahun 2013 mentargetkan sebesar ton dan telah terealisasi sebesar ton, sehingga capaian kinerjanya sebesar atau melebihi dari target yang ditetapkan. Tercapainya capaian kinerja ini karena Perubahan dari kondisi cuaca secara global memberi dampak yang menguntungkan bagi produksi hortikultura pada tahun 2013.Apabila dilihat perkembangan capaian kinerja setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terlihat bahwa masih cukup fluktuatif, akan tetapi masih berada pada kisaran capaian target indikator yang diharapkan. 168

104 Ton Ton PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 - Grafik 3.50 Capaian Indikator Jumlah produksi hortikultura di Kabupaten Badung Target 33,000 34,000 34,000 Realisasi 27,505 44,958 34,453 Indikator jumlah produksi palawija, tahun 2013 ditargetkan sebesar ton dan terealisasi sebesar , sehingga capaian kinerjanya sudah mencapai 149,28%. Tercapainya capaian kinerja ini karena terjadi perubahan pola tanam yang memfokuskan pada palawija adanya perbaikan saluran irigasi menyebabkan petani memilih jenis tananman yang sedikit memanfaatkan air. Apabila dilihat perbandingan capaian kinerja pertahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terlihat cukup fluktuatif dengan tren meningkat. Grafik 3.51 Capaian Indikator Jumlah produksi palawija di Kabupaten Badung 25,000 20,000 15,000 10,000 5, Target 12,500 12,750 13,000 Realisasi 13,065 11,407 19,

105 Kg/Ha PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Untuk indikator produktivitas tanaman perkebunan, tahun 2013 menargetkan sebesar 530 kg/ha dan terealisasi sebesar 537 kg/ha, sehingga capaian kinerjanya telah mencapai 101,32. Tercapainya capaian kinerja ini karena peran pemerintah dalam meningkatkan produktifitas dengan metode dan program yang berimbang dan memadai sehingga target indikator dapat dicapai. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terlihat bahwa produktivitas masih fluktuaktif namun tren cenderung meningkat. Grafik 3.52 Capaian Indikator Produktivitas tanaman perkebunan di Kabupaten Badung Target Realisasi Sedangkan untuk indikator jumlah produksi tanaman perkebunan tahun 2013 mentargetkan sebesar 710 ton dan terealisasi sebesar 757 ton, sehingga capaian kinerjanya sudah mencapai 108,62 %. Tercapainya capaian kinerja ini karena sebagian besar luas tanaman perkebunan dapat berproduksi dengan baik sehingga target produksi tanaman perkebunan dapat tercapai. Apabila dibandingkan capaian kinerja setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terlihat bahwa tren produksi masih cukup fluktuaktif. 170

106 Ton PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.53 Capaian Indikator Jumlah produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Badung Target Realisasi Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : Tabel 3.44 Pencapaian Sasaran 21Tercapainya target produksi dan produktifitas pertanian dan perkebunan 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Produktifitas padi Kw/Ha 64, ,5 2 Jumlah produksi padi Ton ,19 3 Jumlah produksi Ton ,70 hortikultura 4 Jumlah produksi palawija Ton ,75 5 Produktivitas tanaman Kg/ha/th ,63 perkebunan 6 Jumlah produksi tanaman perkebunan Ton ,62 Pencapaian sasaran tercapainya target produksi dan produktifitas pertanian dan perkebunan secara umum menunjukkan perkembangan yang sangat 171

107 baik, jika dibandingkan dengan pencapaian pada tahun ke lima RPJMD optimis akan tercapai. Sasaran 22 Tercapainya target pemasaran Tabel 3.45 Analisis Pencapaian Sasaran 22 Tercapainya target pemasaran No. Indikator Satua Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian Sasaran n Kinerja 2011 Targe t Realisasi Kinerja 2012 Targe t Realisa si Kinerja Volume eksport komoditi perkebunan Ton % ,7 Kabupaten Badung selain dikenal sebagai daerah wisata dengan keunikan ragam budayanya, saat ini mulai dikenal dengan produksi kopi arabikanya yang mempunyai kekhasan tersendiri yang berbeda dengan kopi yag lainnya Berdasarkan tabel 3.45 diatas, indikator sasaran volume eksport komoditi perkebunan tahun 2013 terealisasi sebesar 50 ton dari target yang ditetapkan sebesar 30 ton dan capaian kinerja mencapai 166,7%. Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2012 terealisasi sebesar 18 ton dari target yang ditetapkan sebesar 20 ton. Volume eksport komoditi perkebunan tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 dari 18 ton menjadi 50 ton. Jenis komoditi untuk eksport adalah Kopi Arabika karena memiliki rasa yang khas dengan pusat produksi diwilayah Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Agroekosistem diwilayah kopi arabika tersebut memberikan karateristik spesifik terhadap citarasa dan aroma khas kopi arabika Petang yang tidak sama pada kopi arabika didaerah lainnya. Terjadinya peningkatan eksport ini juga disebabkan karena peningkatan promosi di dalam daerah Festival Budaya Pertanian Badung utara. Adapun negara tujuan eksport Kopi Arabika tersebut adalah Jepang dan Korea selatan. 172

108 Ton PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Untuk lebih jelasnya perkembangan volume eksport setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 secara terinci dapat dilihat pada grafik sebagai berikut : Grafik 3.54 Capaian Indikator Volume eksport komoditi perkebunan di Kabupaten Badung Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : No Tabel 3.46 Pencapaian Indikator Volume eksport komoditi perkebunan 2013 Indikator Sasaran dibandingkan Target RPJMD 2015 Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Volume eksport komoditi perkebunan Target Realisasi Kinerja Ton (%) Berdasarkan tabel tersebut diatas, volume eksport komoditi perkebunan di Kabupaten Badung di tahun ke tiga RPJMD telah mencapai target, akan tetapi peningkatan volume eksport komoditi perkebunan harus terus didukung dan juga diperlukan adanya pengembangan komoditi eksport lainnya seperti asparagus yang sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Badung. Hasil penelitian 173

109 No. PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG menunjukkan bahwa asparagus yang diproduksi di Petang memiliki aroma dan rasa yang di sukai konsumen. hal tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Badung masih memiliki beberapa komoditi yang memungkinkan untuk mengembangkan volume eksport. Tabel 3.47 Analisis Pencapaian Sasaran 23 Peningkatan populasi ternak dan produksi daging dalam pemenuhan Indikator Sasaran Satua n Capaian Kinerja 2011 kebutuhan protein hewani 2012 Capaian Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Populasi ternak 2 Produksi daging 3 Tingkat konsumsi daging Sasaran 23 Peningkatan populasi ternak dan produksi daging dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani Capaian Kinerja 2013 Ekor 100,41% % ,36 Ton 87,46 % , ,30 76,14 % , ,04 73,23 Kg/kapit a/th 86,36 52,48 39,71 75,67 % 54,38 41,48 76,28 Perkembangan peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi dan produksi melalui diversifikasi dan intensifikasi untuk pemenuhan terhadap kebutuhan protein hewani, Pemerintah Kabupaten Badung akan terus mengembangkan usaha peternakan dan perikanan tradisional kearah komersial melalui pembinaan teknis dan permodalan sehingga pendapatan petani/nelayan dan pembudidaya ikan dapat ditingkatkan. Berdasarkan tabel diatas, dari 3 (tiga) indikator sasaran pada tahun 2013 belum mencapai target seperti yang telah ditetapkan, serta mengalami trend penurunan untuk capaian target kinerjanya. prosentase capaian kinerja sasaran pada tahun 2013 mencapai angka 75,29%, ini berarti masih menunjukkan angka kategori baik. Capaian kinerja indikator populasi ternak di Kabupaten Badung tahun 2013 mencapai 76,36 % atau sebesar ekor, dibandingkan dengan 174

110 JUMLAH TERNAK PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG populasi ternak tahun 2012 terjadi peningkatan populasi ternak sebesar 0,66 %. Peningkatan populasi ternak pada tahun 2013 ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adanya kenaikan populasi babi, kambing dan unggas. Namun demikian ada beberapa populasi ternak pada tahun 2013 yang turun dari tahun Berikut gambaran sebaran populasi ternak di Kabupaten Badung tahun 2013 sesuai tabel dibawah. Grafik 3.55 Capaian Indikator Populasi ternak di Kabupaten Badung 2,000,000 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000, , , , , Target 1,654,789 1,720,789 1,788,789 Realisasi 1,661,692 1,357,001 1,366,005 Tabel Populasi ternak per Kecamatan di Kabupaten Badung 2013 POPULASI TERNAK (EKOR) tahun 2013 NO KECAMATAN SAPI KUDA KERBAU BABI KAMBING/ DOMBA UNGGAS ANEKA TERNAK JUMLAH 1 KUTA SELATAN KUTA KUTA UTARA MENGWI ABIANSEMAL PETANG JUMLAH JUMLAH ,175,075 49,

111 Dari tabel di atas, dapat digambarkan bahwa Kecamatan Mengwi memberikan kontribusi paling besar terhadap jumlah populasi ternak di Kabupaten Badung sebesar 43,64%. Sedangkan Kabupatern yang memberikan kontribusi terkecil terhadap jumlah populasi ternak di Kabupaten Badung adalah Kecamatan Kuta sebesar 1,24%. Sebaran populasi ternak di Kabupaten Badung tahun 2013 berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada gambar pie dibawah ini: KUTA SELATAN KUTA PETANG 8.70% 1.23% 17.86% KUTA UTARA 3.59% ABIANSEMAL 24.98% MENGWI 43.64% Fluktuasi populasi ternak di Kabupaten Badung dikarenakan oleh adanya jumlah kelahiran, kematian, pemotongan, pemasukan dan pengeluaran ternak disamping karena pengaruh ekonomi yang mempengaruhi harga jual ternak, harga sarana produksi dan pasar serta minat dan kemampuan peternak dalam mengembangkan / mempertahankan usaha peternakannya. Namun demikian pemerintah tetap berupaya memberikan sosialisasi dan pembinaan terhadap kelompok- kelompok peternak untuk melakukan substitusi pakan (pakan pengganti) dari pakan pabrikan guna menyikapi mahalnya harga pakan. Pencapaian kinerja dari indikator produksi daging di Kabupaten Badung tahun 2013 mencapai 73,23 % atau ,04 ton, bila dibandingkan dengan 176

112 Axis Title PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG produksi daging tahun 2012 terjadi peningkatan produksi daging sebesar 0,19 % atau 29,64 ton di tahun Secara rinci produksi daging per kecamatan di Kabupaten Badung 2013 dapat dilihat pada tabel berikut: Grafik 3.56 Capaian Indikator Produksi daging di Kabupaten Badung 25, , , , , Target 20, , , Realisasi 17, , , Tabel.3.48 Produksi Daging per Kecamatan di Kabupatern Badung 2013 D A G I N G (TON) N O KECAMATAN SAPI KERBAU BABI KAMBING/ DOMBA Ayam Buras A. Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Itik JUMLAH 1 KUTA SELATAN 13, ,61 9,29 84,35 1,10 115,50 0, ,84 2 KUTA 4, ,12 5,03 15, ,00 3 KUTA UTARA 6, ,57 44,23 36, ,60 1,08 429,17 4 MENGWI , ,97 29, ,66 20, ,22 5 ABIANSEMAL 1.896, ,47 0,71 107,68 11,00 841,55 27, ,92 6 PETANG 0, ,81 1,20 56, ,50 1, ,89 JUMLAH , ,69 60,46 506,86 41, ,81 50, ,04 JUMLAH , ,90 152,20 531,90 38, ,50 45, ,40 177

113 Dari tabel 3.48 diatas, terdapat trend peningkatan dan penurunan pada produksi daging di tahun Trend peningkatan terjadi pada produksi daging sapi, ayam ras petelur dan pedaging, sedangkan trend penurunan terjadi pada produksi daging babi, kambing dan ayam buras.terjadinya penurunan produksi daging disebabkan oleh beberapa faktor antara lain terjadinya penurunan jumlah pemotongan baik pemotongan babi, kambing maupun ayam pada tahun 2013 yang disebabkan oleh faktor pasar (permintaan pasar). Tabel diatas dapat menggambarkan bahwa Kecamatan Abiansemal memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi daging di Kabupaten Badung sedangkan kecamatan Kuta Utara memberikan kontribusi terkecil terhadap produksi daging di Kabupaten Badung. Berikut komposisi produksi daging per kecamatan di Kabupaten Badung : Diagram produksi Daging Per Kecamatan di Kabupaten Badung 2013 PETANG 11.71% KUTA SELATAN 11.73% KUTA 3.44% KUTA UTARA 2.70% MENGWI 17.65% ABIANSEMAL 52.77% Melihat permasalahan tersebut diatas pemerintah berupaya melalui sosialisasi dan pembinaan kepada kelompok-kelompok peternak tentang pakan/ransum yang murah sebagai alternatif mengantisipasi harga pakan sentrat yang semakin mahal, kebijakan pembatasan masuknya babi luar / ras ke Kabupaten Badung. 178

114 Kg/Kapita/ PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Sedangkan capaian kinerja tingkat konsumsi daging tahun 2013 sebesar 41,48 kg/kapita/tahun atau sebesar 76,28% dari target yang telah ditetapkan sebesar 54,38 % kg/kapita/tahun. Apabila dibandingkan dengan tingkat konsumsi daging pada tahun 2012 sebesar 39,71 kg/kapita/tahun. Ini berarti tingkat konsumsi daging tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 4,46% atau 1,71 kg/kapita/tahun. Belum tercapainya target tingkat konsumsi daging pada tahun 2013 dipengaruhi adanya penurunan populasi ternak dan penurunan produksi daging pada tahun bersangkutan juga karena dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Namun demikian Tingkat konsumsi daging di Kabupaten Badung pada tahun 2013 sudah memenuhi standar gizi nasional, dimana kebutuhan akan protein hewani 18 gram perkapita per hari, yang terbagi 12 gram protein berasal dari ikan dan 6 gram protein berasal dari ternak yang setara dengan daging 10,3 kg/kapita/tahun, telur 6,5 kg/kapita/tahun dan susu 7,2 kg/kapita/tahun ( sumber : standar Gizi Nasional Widya Karya Pangan dan Gizi IV, 1998 ). Grafik 3.57 Capaian Indikator Tingkat konsumsi daging di Kabupaten Badung Target Realisasi

115 Sasaran 24 Peningkatan produksi perikanan dalam pemenuhan kebutuhan akan protein yang bersumber dari ikan Tabel 3.49 Analisis Pencapaian sasaran 24 Peningkatan produksi perikanan dalam pemenuhan kebutuhan akan protein yang bersumber dari ikan Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No. Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Satuan Sasaran Produksi Ton 103, , ,0 96,50 % , ,32 81,93 perikanan 0 2 Tingkat konsumsi ikan Kg/kapita/t on 99,70 31,50 31,10 98,73 % 32,00 32,20 100,62 Kabupaten Badung mempunyai garis pantai sekitar 82 Km sehingga mempunyai potensi seperti sumber daya perikanan, budidaya rumput laut, terumbu karang dengan biota lautnya. Laut dengan kawasan pesisir bukan hanya menjadi obyek pembangunan akan tetapi harus ditumbuhkan sebagai subyek pembangunan. Pencapaian indikator kinerja pada sasaran peningkatan produksi perikanan dalam pemenuhan kebutuhan akan protein yang bersumber dari ikan belum mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Produksi perikanan pada tahun 2013 mencapai ,32 ton atau 81,93% dari target yang telah ditetapkan sebesar ,4 ton. Jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar ,0 terjadi peningkatan produksi sebesar 1,10 % dari target yang telah ditetapkan. Secara rinci produksi perikanan per kecamatan di Kabupaten Badung 2013 dapat dilihat pada tabel berikut : 180

116 Ton PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 70, Grafik 3.58 Capaian Kinerja Produksi perikanan di Kabupaten Badung 60, , , , , , Target 37, , , Realisasi 38, , , Tabel 3.50 Produksi Perikanan Per Kecamatan di Kabupaten Badung 2013 Kegiatan Perikanan Laut (ton) Perikanan Darat (ton) NO KECAMATAN Penangkapan Budidaya Perairan umum Tambak Kolam air tenang saluran irigasi sawah (inmindi dan non inmindi) JUMLAH 1 KUTA SELATAN 1.839, ,20 16,70 0,00 2,83 0,00 0, ,78 2 KUTA 2.840,11 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0, ,11 3 KUTA UTARA 25,06 0,00 0,00 0,00 13,10 0,00 0,00 38,16 4 MENGWI 44,18 0,00 0,00 0,00 39,18 0,00 0,00 83,36 5 ABIANSEMAL 0,00 0,00 0,00 0,00 279,05 1,60 1,50 282,15 6 PETANG 0,00 0,00 0,00 0,00 4,34 0,30 6,12 10,76 JUMLAH , ,20 16,70 0,00 338,50 1,90 7, ,30 JUMLAH , ,47 61,44 0,00 329,14 0,85 7, ,55 Produksi perikanan di Kabupaten Badung berasal dari produksi perikanan tangkap dan produksi perikanan budidaya. Produksi perikanan tangkap terdiri dari produksi penangkapan ikan di laut sebesar 4.748,40 ton dan produksi penangkapan ikan di 181

117 perairan umum sebesar 16,70 ton. Sedangkan Produksi perikanan budidaya terdiri dari produksi budidaya laut (rumput laut) ,20 ton dan produksi budidaya air tawar (tambak, kolam air tenang, saluran irigasi dan sawah) sebesar 364,72 ton. Peningkatan produksi perikanan tangkap mencapai 2,87% dari 4.632,2 ton pada tahun 2012 menjadi 4.765,10 ton pada tahun Peningkatan produksi perikanan budidaya mencapai 0,92% dari ,36 ton pada tahun 2012 menjadi ,22 ton pada tahun Secara keseluruhan produksi perikanan mengalami peningkatan terutama ditunjang oleh peningkatan produksi penangkapan di laut dan budidaya rumput laut yang ada di kecamatan Kuta Selatan. Sementara itu produksi perikanan air tawar yang mengalami penurunan adalah produksi perikanan di perairan umum dan di sawah. Penurunan produksi perikanan air tawar disebabkan oleh beberapa faktor yaitu harga pakan yang masih tinggi dan belum adanya pakan alternative untuk jenis ikan tertentu seperti ikan gurami, karper dan nila, ketersediaan dan kualitas benih masih terbatas dan belum memadai sehingga menghambat peningkatan produksi perikanan, dan kemampuan teknis petugas, nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan di bidang penguasaan dan penerapan teknologi serta dalam mengakses teknologi di bidang perikanan dan kelautan belum memadai, kecepatan pertumbuhan rumput laut cenderung mengalami penurunan yang dapat mengancam peningkatan produksi budidaya rumput laut. Beberapa Solusi yang ditawarkan Mencari alternative pakan lain yang harganya terjangkau petani khusus untuk pengembangan ikan gurami, karper dan nila, meningkatkan produksi benih ikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas melalui regenerasi induk dan rehab kolam-kolam pembenihan di balai benih ikan serta tetap berupaya mendorong peningkatan produksi di panti-panti benih. Secara kontinyu melaksanakan bintek, pelatihan, magang, demplot dan sekolah lapang bagi nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan. Untuk permasalahan rumput laut, perlu merencanakan peremajaan bibit unggul rumput laut guna mempertahankan tingkat produktivitas yang tinggi disamping itu pengadaan sarana penangkapan berupa armada tangkap mesin dan alat tangkap baik melalui APBD I, APBD II maupun APBN. Dari tabel produksi perikanan di atas kecamatan yang menunjukan kontribusi terbesar terhadap jumlah produksi perikanan di Kabupaten Badung 182

118 Kg/Kapita/Ton PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 2013 adalah Kecamatan Kuta Selatan sebesar 94,69%. Tingginya produksi perikanan di Kecamatan Kuta Selatan karena tingginya produksi budidaya rumput laut yang memberikan kontribusi terbesar terhadap tingkat produksi perikanan di Kabupaten Badung yaitu sebesar ,47 ton. Sedangkan kecamatan yang memberikan kontribusi terkecil terhadap jumlah produksi perikanan di Kabupaten Badung adalah kecamatan Petang sebesar 0.01%. Grafik 3.59 Capaian Indikator Tingkat Konsumsi Ikan Kabupaten Badung Target Realisasi Sedangkan terhadap capaian kinerja dari indikator sasaran tingkat konsumsi ikan Kabupaten Badung pada tahun 2013 mencapai 32,20 kg/kapita/th atau 100,62% dari target tahun Artinya setiap orang menkonsumsi 32,20 kg ikan per tahun. Jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi ikan pada tahun 2012 sebesar 31,10 kg/kapita/tahun, tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Badung mengalami peningkatan sebesar 3,53% atau 1,10 kg/kapita/tahun, peningkatan tingkat konsumsi ikan dapat menjadi sebuah indikasi peningkatan kesadaran masyarakat Kabupaten Badung akan pentingnya mengkonsumsi makanan bernilai gizi tinggi seperti ikan. Tingkat konsumsi ikan di Provinsi Bali tahun 2013 sebesar 29,70 kg/kapita/tahun artinya tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Badung lebih tinggi 2,5 kg/kapita/tahun dengan tingkat konsumsi ikan Provinsi Bali. Namun 183

119 demikian capaian ini juga tercatat masih lebih rendah dibandingkan dengan ratarata konsumsi ikan per kapita nasional tahun 2013 sebesar 35,62 kg per kapita per tahun (sumber: Berikut gambar komposisi tingkat konsumsi ikan Kabupaten Badung terhadap tingkat konsumsi ikan provinsi dan nasional dibawah ini: Grafik 3.60 komposisi tingkat konsumsi ikan Kabupaten Badung terhadap tingkat konsumsi ikan provinsi dan nasional Kabupaten Badung Provinsi Bali Nasional Guna meningkatkan tingkat konsumsi ikan, diupayakan fokus terhadap program-program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan sehingga produksi perikanan tangkap maupun budidaya dapat terserap di pasar domestik. Hal ini juga dapat menumbuhkembangkan sentra-sentra pengolahan ikan, mengembangkan jaringan usaha mikro, kecil dan menengah. Ketersediaan pasokan ikan secara kontinu dapat mendukung peningkatan konsumsi ikan. Disamping itu perlu digalakannya promosi produk dan gerakan makan ikan di Kabupaten Badung. GEMARIKAN merupakan program unggulan yang bersifat multisektoral dan berpijak kepada kekuatan sinergi antara pelaku pasar dengan pemerintah. Promosi GEMARIKAN bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar gemar mengkonsumsi ikan, agar tercipta generasi kedepan yang lebih berkualitas. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : 184

120 Tabel Pencapaian Indikator Produksi Ikan dan Tingkat Konsumsi Ikan 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Produksi perikanan Ton , ,97 2 Tingkat konsumsi ikan Kg/kapita/ton 32,20 33,00 97,57 Tabel di atas menunjukan bahwa pencapaian kinerja produksi perikanan di Kabupaten Badung pada tahun ke 3 (tiga) RPJMD baru mencapai 47,97%. Kinerja ini belum mencapai target RPJMD tahun ke 3 (tiga) sebesar 50,01%. Sedangkan pencapaian tingkat konsumsi ikan Kabupaten Badung pada tahun ke 3 (tiga) RPJMD sebesar 97,57% dari target yang ditetapkan sebesar 33 kg/kapita/ton. Pencapaian target tingkat konsumsi ikan pada tahun 2013 yang hampir 100% perlunya disikapi dengan merevisi target kinerja di tahun yang akan datang dengan maksud sebagai upaya peningkatan kinerja. Sasaran 25 Peningkatan produksi pengolahan dan pemasaran komoditi perikanan Tabel 3.52 Analisis Pencapaian sasaran 25 Peningkatan produksi pengolahan dan pemasaran komoditi perikanan Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No. Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Satuan Sasaran Produksi pengolahan Ton 95,21 % ,44 100, ,40 99,96 hasil perikanan 2 Produksi pemasaran komoditi perikanan Ton 94,90 % % ,01 185

121 Axis Title PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Sasaran diatas dimaksudkan sebagai upaya peningkatan nilai tambah produk- produk hasil perikanan serta untuk meningkatkan dan memper luas peluang pasar produk-produk perikanan. Terdapat 2 (dua) indikator yang digunakan sebagai pencapaian keberhasilan sasaran diatas, yaitu produksi pengolahan hasil perikanan dan produksi pemasaran komoditi perikanan dan secara rinci capaian masing masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut : Pencapaian kinerja produksi pengolahan hasil perikanan tahun 2013 sebesar 99,96%. Jumlah produksi pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Badung tahun 2013 mencapai 4.138,40 ton. Terdapat 8 kelompok pengolah hasil perikanan yang memberikan kontribusi terhadap produksi pengolahan di Kabupaten Badung. Pada tahun 2013 produksi pengolahan terbanyak didapat dari usaha ikan bakar yang terdapat di Kedonganan dan Jimbaran dengan jenis komoditi sebagai berikut: udang, cumi, jangki, sniper, kakap. Jika dibandingkan dengan produksi pengolahan pada tahun 2012, produksi pengolahan hasil perikanan mengalami peningkatan sebesar 9,44% yaitu dari 3.781,44 ton pada tahun 2012 menjadi 4.138,40 ton pada tahun , , , , Grafik 3.61 Capaian Indikator Produksi pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Badung 2, , , , Series1 3, , , Series2 3, , ,

122 Peningkatan produksi pengolahan hasil perikanan pada umumnya tergantung terhadap ketersediaan bahan baku yang ada yaitu produksi perikanan disamping itu perlunya teknologi penanganan produksi hasil perikanan melalui pengadaan sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan, perlunya industrialisasi pengolahan hasil perikanan untuk menangani hasil tangkap dalam jumlah besar pada musim puncak, serta sosialisasi terhadap kelompok-kelompok pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Badung. Untuk tahun 2013, jenis-jenis produk olahan hasil-hasil perikanan yang ada di Kabupaten Badung antara lain pindang, abon, bakso ikan, pepes ikan, krupuk rumput laut, rempeyek rumput laut, dodol rumput laut, cendol rumput laut dan olahan ikan bakar Pencapaian kinerja produksi pemasaran komoditi perikanan tahun 2013 sebesar 100,01%. Jika dibandingkan dengan tahun 2012, produksi pemasaran komoditi perikanan mengalami peningkatan sebesar 2,02% atau 168 ton yaitu dari ton dari tahun 2012 menjadi ton pada tahun Produksi pemasaran komoditi perikanan merupakan salah satu kinerja yang mendukung program minapolitan yang sedang digarap oleh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung. Kawasan minapolitan mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa dan kegiatan pendukung lainnya. Perlu adanya strategi pemasaran terhadap komoditi perikanan di Kabupaten Badung guna meningkatkan produksinya. Salah satunya dengan melaksanakan program-program dan kegiatankegiatan yang mendukung peningkatan produksi komoditi perikanan. Komoditi perikanan yang menonjol pada tahun 2013 di Kabupaten Badung adalah ikan Cakalang, Layang dan Tuna (perikanan laut) serta Nila, Karper dan Lele (perikanan darat) dimana sentra pemasaran ikan terbesar ada di kelurahan Kedonganan Kecamatan Kuta. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : 187

123 Tabel Pencapaian Indikator Produksi pengolahan hasil perikanan dan Produksi pemasaran komoditi perikanan 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Produksi pengolahan hasil Ton , ,98 perikanan 2 Produksi pemasaran komoditi perikanan Ton , ,83 Tabel di atas menunjukan bahwa pencapaian kinerja produksi pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Badung pada tahun ke 3 (tiga) RPJMD baru mencapai 53,98%. Sedangkan pencapaian produksi pemasaran komoditi perikanan Kabupaten Badung pada tahun ke 3 (tiga) RPJMD sebesar 57,83% dari target yang ditetapkan di akhir RPJMD sebesar ton. Sasaran 26 Meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat Tabel 3.54 Analisis Pencapaian Sasaran 26 Meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat No. Indikator Sasaran Satuan Capaian Kinerja 2013 Capaian Kinerja Target Realisasi Target Realisasi Prosentase kejadian gangguan ketentraman dan ketertiban yang tertangani 2 Persentase pelanggaran penyakit masyarakat yang tertangani % 31, ,37 113, ,44 104,88 %

124 Pada prinsipnya penegakan Perda dan Perbup merupakan upaya yang dilakukan untuk menjamin dan memastikan Perda dan Peraturan Kepala Daerah dilaksanakan sebagaimana seharusnya. Analisis pencapaian sasaran meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat didukung oleh 2 (dua) indikator yaitu indikator persentase kejadian gangguan ketentraman dan ketertiban yang tertangani dan indikator jumlah kasus pelanggaran penyakit masyarakat secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator sasaran persentase kejadian gangguan ketentraman dan ketertiban yang tertangani dengan target kinerja sebesar 50 %. Target kinerja sasaran diukur dari jumlah pelanggaran Perda dan Perbup yang diselesaikan terhadap jumlah pelanggaran Perda dan Perbup yang dilaporkan dan dipantau. Jumlah pelanggaran Perda dan Perbup yang dilaporkan dan dipantau di 2013 sebanyak pelanggaran dan jumlah pelanggaran Perda dan Perbup yang diselesaikan sebanyak pelanggaran. Untuk menghitung prosentase kejadian gangguan ketentraman dan ketertiban yang tertangani digunakan rumus sebagai berikut : Jumlah pelanggaran Perda dan Perbup yang diselesaikan x 100 % Jumlah pelanggaran Perda dan Perbup yang dilaporkan dan dipantau = x 100 % = 52,44 %. Pada 2013, target kinerja ditetapkan sebesar 50 % dengan realisasi capaian indikator sasaran sebesar 52,44 %, berarti capaian kinerja sebesar 104,88 % atau bermakna memuaskan. Dan untuk capaian indikator sasaran pada 2012, target kinerja ditetapkan sebesar 40 % dengan realisasi capaian indikator sasaran sebesar 45,37 %, berarti capaian kinerja sebesar 113,43 % atau memuaskan. Hasil capaian persentase kejadian gangguan ketentraman dan ketertiban yang tertangani di Kabupaten Badung tahun 2011 sampai 2013 menunjukkan tren 189

125 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG pencapaian yang meningkat sesuai target yang ditetapkan dalam RPJMD. Secara rinci capaian persentase kejadian gangguan ketentraman dan ketertiban yang tertangani seperti tabel berikut : Grafik 3.62 Prosentase Kejadian Gangguan Ketentraman dan Ketertiban yang Tertangani di Kabupaten Badung 2011 s/d Target RPJMD Capaian Terhadap indikator sasaran prosentase pelangggaran penyakit masyarakat yang tertangani. Segala tindakan/prilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dan dianggap sebagai bentuk bentuk penyimpangan antara lain: minuman keras, penyalahgunaan narkotika, perkelahian antar pelajar, PSK, gepeng dan lain-lain target kinerja ditetapkan sebesar 100 % dengan realisasi capaian kinerja sebesar 100 % atau memuaskan. Berdasarkan hal tersebut, menghitung prosentase pelangggaran penyakit masyarakat yang tertangani digunakan rumus sebagai berikut : 190

126 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Jumlah pelangggaran penyakit masyarakat yang diselesaikan x 100 % Jumlah pelanggaran pelangggaran penyakit masyarakat 800 = x 100 % 800 = 100 % dengan target kinerja ditetapkan sebesar 100 % dengan realisasi capaian indikator sasaran sebesar 100 %, berarti capaian kinerja sebesar 100% atau memuaskan. Hasil capaian persentase pelanggaran penyakit masyarakat yang tertangani di Kabupaten Badung tahun 2011 sampai 2013 menunjukkan pencapaian sesuai target yang ditetapkan dalam RPJMD. Secara rinci capaian persentase kejadian gangguan ketentraman dan ketertiban yang tertangani seperti tabel berikut : Grafik 3.63 Prosentase Kejadian Gangguan Ketentraman dan Ketertiban yang Tertangani di Kabupaten Badung 2011 s/d Target RPJMD Capaian

127 Dengan adanya peningkatan target kinerja serta capaian kinerja dari 2012 dibandingkan dengan 2013, ada peningkatan kinerja dalam bidang ketentraman dan ketertiban masyarakat. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dengan cara melakukan penindakan terhadap semua pelanggaran ketentraman dan ketertiban umum dan peraturan daerah, menindaklanjuti semua laporan, pengaduan dan perintah khusus dari pimpinan untuk melakukan penindakan terhadap masyarakat yang melanggar ketentraman dan ketertiban umum dan PERDA dan PERBUB. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD sebagai berikut : Tabel Pencapaian Indikator Prosentase kejadian gangguan ketentraman dan ketertiban yang tertangani dan Prosentase pelanggaran penyakit masyarakat yang tertangani 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Prosentase kejadian 1 gangguan ketentraman dan ketertiban yang tertangani 2 Prosentase pelanggaran penyakit masyarakat yang tertangani % 52, ,40 % Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sasaran meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Badung sampai 2013 mencapai sasaran 52,44 % dan target 2015 sebesar 100 %. Capaian di 192

128 ADV Positif dan Negatif PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 2013 sudah pada jalur yang sesuai dengan capaian untuk Sasaran 27 Terwujudnya opini positif terhadap pemerintah daerah Tabel 3.56 Analisis Pencapaian Sasaran 27 Terwujudnya opini positif terhadap pemerintah daerah Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No. Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja Tar Realisasi Kinerja Satuan Sasaran get Rasio berita ADV 7 : Berita 10: Berita 19:1 positif dengan berita negatif (negatif/positif) negatif, Berita positif 64 negatif, Berita positif Dalam rangka mencapai citra positif Pemerintah Kabupaten Badung salah satunya dengan melibatkan peran serta masyarakat sesuai dengan prinsip keterbukaan yang mengharuskan penyelenggara negara membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi secara terbuka. Upaya membuka komunikasi dan dialogis yang transparan dan akuntabel yang didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan menjalin komunikasi dengan masyarakat secara intensif akan mendorong masing-masing pihak untuk membuka dan mengurangi hambatan dalam meningkatkan partisipasi. Dan hal ini dapat dilihat dengan terwujudnya opini positif terhadap pemerintah daerah. Grafik 3.64 Capaian Indikator Rasio berita positif dengan berita negative di Kbaupaten Badung Target Realisasi Berita Negatif Realisasi Berita Positif

129 Berdasarkan tabel diatas, capaian kinerja tahun 2013 terhadap rasio berita posif dan negatif dalam arti berita yang perlu ditindak lanjuti bahwa rasio berita positif yang termuat di media massa terhadap pemerintahan daerah Kabupaten Badung sebesar ADV dan dari berita tersebut terdapat berita yang perlu ditindaklanjuti sebanyak 100 dan sisanya sebanyak merupakan berita positif. Dengan hasil tersebut pengelolaan dan pelaksanaan program pemerintah Kabupaten Badung dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Bila dibandingkan dengan ADV setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 selalu mencapai target. Adanya peningkatan target jumlah ADV per tahunnya merupakan suatu gambaran akan tercapainya pencitraan positif terhadap pemerintah daerah. Hal ini dapat tercapai dengan adanya dukungan dan peran serta masyarakat dalam mensukseskan program dan kebijakan yang dilaksanakan, sesuai dengan 5 prinsip dasar pembangunan di Kabupaten Badung, pemberitaan yang positif tersebut dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dalam menjalankan roda pemerintahan menuju pemerintahan yang baik dan bersih (good governance and clean government). Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : Tabel Pencapaian Indikator Rasio berita positif dengan berita negatif 2013 No Indikator Sasaran Satuan dibandingkan Target RPJMD 2015 Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Rasio berita positif ADV Berita 19:1 dengan berita negatif (negatif/positif) negatif, Berita positif 194

130 Sasaran 28 Meningkatkan kualitas lembaga ekonomi pedesaan Tabel 3.58 Analisis Pencapaian Sasaran 28 Meningkatkan kualitas lembaga ekonomi pedesaan Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja No. Indikator Sasaran Satuan Persentase LPD yang sehat % 104, , ,44 103,82 % Dalam upaya meningkatkan ekonomi kerakyatan di Kabupaten Badung yaitu dengan mengembangkan keberadaan Lembaga Perkreditan Daerah (LPD) yang merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi kerakyatan yang ada. Dimana keberadaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah merupakan salah satu aset atau pelaba yang dimiliki oleh Desa Adat yang ada di Kabupeten Badung. LPD juga memiliki peranan yang sangat strategis untuk peningkatan perekonomian. secara konseptual pembentukan LPD dengan tujuan memberdayakan masyarakat desa adat sebagai penyangga dalam pelestarian adat dan budaya yang menjadi pokok dalam mempertahankan Bali yang berbasis budaya dan juga sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan dan melestarikan Desa Adat dalam menghadapi berbagai hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang memungkinkan melemahnya sendi sendi kehidupan bermasyarakat yang dijiwai oleh Agama Hindu yang merupakan warisan yang patut dilestarikan. Melihat hal tersebut maka Pemerintah Kabupaten Badung terus berupaya secara maksimal, mendorong dan memberikan perhatian 195

131 Persentasa PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG khusus terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya yang berkaitan dengan keberadaan lembaga tradisional dengan berbagai terobosan yang mengarah pada pemberdayaan guna mempertahankan eksistensi. Kabupaten Badung memiliki 122 LPD, saat ini LPD dalam kondisi sehat sebanyak 104 LPD dan 18 LPD masih berada dibawah sehat semua LPD di Kabupaten badung diharapkan sudah sehat. 95 Grafik 3.65 Capaian Indikator Persentase LPD yang sehat di Kabupaten Badung Target Realisasi Berdasarkan tabel 3.63, indikator sasaran persentase LPD yang sehat tahun 2013 telah terealisasi sebesar 93,44 % dari target yang ditetapkan sebesar 90 % atau sebanyak 110 LPD capaian kinerja sudah 100 % bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Dibandingkan perkembangan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terjadi penurunan di tahun 2012 sebesar 0,82 % atau 1 LPD. Penurunan ini disebabkan karena adanya kredit bermasalah yang belum terselesaikan, namun telah diupayakan melakukan pembinaan agar melakukan penyelamatan terhadap kredit bermasalah tersebut secara 196

132 berkesinambungan. Capaian kinerja tahun 2013 sudah mulai ada peningkatan karena penanganan kredit bermasalah menjadi prioritas pembinaan. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : Tabel Pencapaian Indikator Persentase LPD yang sehat 2013 No Indikator Sasaran Satuan dibandingkan Target RPJMD 2015 Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Persentase LPD yang sehat % % (104 LPD) 100 % ( 85, LPD) Berdasarkan tabel 3.59, sasaran meningkatnya kualitas lembaga ekonomi pedesaan di Kabupaten Badung realisasi akumulasi sampai tahun 2013 telah mencapai 93,44 % atau perkembangan jumlah LPD yang sehat sudah mencapai 114 LPD. Capaian kinerja ini merupakan capaian kinerja di tahun ke-3 RPJMD, dan diupayakan di tahun 2015 dapat mencapai target. Sasaran 29 mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang efisien berorientasi pada kepentingan publik yang sesuai dengan peraturan perundangundangan Tabel 3.60 Analisis Pencapaian Sasaran 29 Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang efisien berorientasi pada kepentingan publik yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No. Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Satuan Sasaran Rasio belanja % 100 % 82,50 82, % 95,24 86,53 90,85 langsung dengan belanja tidak 197

133 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG langsung Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Tata kelola pemerintahan daerah yang baik dapat didukung oleh beberapa hal, salah satunya adalah dengan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah yang efisien dengan berorientasi kepada kepentingan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang belaku. Transparansi keuangan publik merupakan salah satu tuntutan dari beberapa tuntutan reformasi. Karena dengan adanya tranparansi diharapkan dapat meminimalkan berbagai penyimpangan. Untuk mengetahui sejauh mana program dan kegiatan yang dilaksanakan sudah berorientasi pada kepentingan publik dari segi pengelolaan keuangan dapat digunakan rasio belanja langsung dengan belanja tidak langsung. Rasio ini menunjukkan sejauh mana pengelolaan keuangan daerah sudah berorientasi pada kepentingan publik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Rasio belanja langsung = Total belanja langsung x 100% dengan belanja tidak langsung Total belanja tidak langsung Grafik 3.66 Capaian Indikator Rasio belanja langsung dengan belanja tidak langsung di Kabupaten Badung Target Realisasi

134 Berdasarkan rasio diatas, sasaran mewujudkan pengelolaam keuangan daerah yang efisien berorientasi pada kepentigan publik yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan di dukung oleh satu indikator yaitu indikator Rasio belanja langsung dengan belanja tidak langsung dan dengan hasil capaian kinerja tahun 2013 sebesar 95,24% dengan taget kinerja 86,53 % total belanja langsung sebesar Rp ,00,- dan total belanja tidak langsung sebesar Rp ,06. Bila Dibandingkan capaian kinerja setiap tahunnya terjadi penurunan di tahun capaian kinerja 100 % dengan target kinerja 48,27 %. Total belanja langsung sebesar Rp , belanja tidak langsung sebesar Rp , total belanja langsung sebesar Rp , belanja tidak langsung sebesar Rp ,06 mengalami kenaikan sebesar 34,23%. Pada tahun 2013 realisasi kinerja sebesar 86,53 % dari target yang ditetapkan sebesar 95,24 % dengan capaian kinerja 90,82 %. Capaian kinerja tidak mencapai 100% disebabkan karena pada tahun 2013 adanya penambahan belanja tidak langsung yang bersumber dari dana penyesuaian dan otonomi khusus berupa tunjangan profesi guru sebesar Rp ,00 serta adanya pengurangan belanja langsung sebesar Rp ,00 disebabkan secara teknis kegiatan pembangunan RSUD tidak memungkinkan untuk dikerjakan selama satu tahun anggaran maka diusulkan dilaksanakan secara multi years. Hal inilah yang mengakibatkan capaian kinerja tidak terpenuhi. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai tahun 2013 dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : 199

135 Tabel Pencapaian Indikator Rasio belanja langsung dengan belanja tidak langsung 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Rasio belanja langsung dengan belanja tidak langsung % 86,53 95,28 90,82 % Berdasarkan tabel 3.61 dapat dilihat bahwa pengelolaan keuangan daerah sudah menujukkan peningkatan terhadap kepentingan publik yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai rasio dari indikator sasaran yang digunakan. Sasaran 30 Meningkatnya implementasi akuntabilitas kinerja SKPD Tabel.3.62 Analisis Pencapaian Sasaran 30 Meningkatnya implementasi akuntabilitas kinerja SKPD Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No. Indikator Sasaran Satuan Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Nilai hasil evaluasi Nilai 76, ,31 110, , AKIP Pemda Setiap instansi jajaran Pemerintah daerah wajib membuat laporan keuangan dan kinerja. Laporan keuangan secara umum mencakup laporan keuangan dan aset yang melahirkan opini ( disclaimer/wdp/wtp ) sedangkan penilaian terhadap pelaporan kinerja instansi pemerintah meliputi seluruh aspek pencapaian sasaran, tujuan dan target yang tercantum dalam RPJMD, hasil evaluasinya melahirkan nilai ( D, C, CC, B dan A ). 200

136 Nilai PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Keberhasilan meraih Penghargaan LAKIP dengan nilai B membuat kabupaten Badung menjadi satu - satunya Kabupaten di Bali yang mampu menyandingkan penghargaan bergengsi dalam hal tata kelola Pemerintahan yakni WTP dengan LAKIP. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di buat dalam rangka perwujudan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap (pimpinan ) instansi Pemerintah. SAKIP bagi instansi Pemerintah dapat diibaratkan seperti halnya RAPOR bagi siswa yang mampu menggambarkan tingkat kemampuan seorang siswa dalam menyerap pelajaran serta menilai prestasi belajarnya untuk menentukan apakah layak untuk naik kelas atau tidak naik kelas. Grafik 3.67 Capaian Indikator Nilai hasil evaluasi AKIP Pemda di Kabupaten Badung Target Realisasi

137 Berdasarkan hasil evaluasi terhadap sasaran diatas, diperoleh gambaran bahwa target indikator sasaran yang telah ditetapkan tahun 2013 mendapat nilai 60, ralisasi 65,92 sehingga menghasilkan capaian kinerja % atau memuaskan. Dibandingkan capaian kinerja tahun 2012 memperoleh nilai sebesar 55,31 dan capaian kinerja mencapai 34,27 %. Dilihat perkembangan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, capaian kinerja terhadap sasaran tersebut naik 61,0 % pada tahun 2012 dan mengalami peningkatan 19,18% di tahun Tercapainya capaian kinerja ini karena Pemerintah Daerah terus mengadakan perbaikan dan penyesuaian berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Tim Evaluasi dari Kementrian PAN dan RB serta komitmen dari seluruh jajaran untuk bersama-sama meningkatan akuntabilitas kinerja serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : Tabel Pencapaian Indikator Nilai hasil evaluasi AKIP Pemda 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Rencana Persentase Realisasi sesuai dengan Capaian Akumulasi s/d. RPJMD Kinerja (%) Nilai hasil evaluasi AKIP Pemda % 65, ,92 Berdasarkan tabel diatas, nilai hasil evaluasi AKIP Pemerintah Kabupaten Badung pada saat ini dalam Interpretasi BAIK sehingga dengan kinerja aparatur yang semakin baik diharapkan memperolah nilai A. 202

138 Sasaran 31 Peningkatan pengawasan yang lebih menyeluruh dan terpadu Tabel 3.64 Analisis Pencapaian Sasaran 31 Peningkatan pengawasan yang lebih menyeluruh dan terpadu Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No. Indikator Sasaran Satuan Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Opini BPK Nilai 100 % WDP WTP 100 % WDP WTP 125 % 2 Jumlah penyelesaian pengawasan Obrik 100 % % % Tata kelola pemerintahan yang baik dalam era globalisasi ini merupakan tuntutan dan keharusan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan memberikan pelayanan yang prima merupakan perwujudan dan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan tidak hanya didasarkan pada peran pemerintah saja, tetapi juga melibatkan masyarakat dan swasta. Sebagai wujud dari tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa ditandai dengan menurunnya kasus penyalahgunaan wewenang dan KKN, tidak adanya pengaduan atas kinerja pemerintahan serta meningkatnya kemampuan keuangan daerah. Berdasarkan tabel di atas pencapaian sasaran peningkatan pengawasan yang lebih menyeluruh dan terpadu didukung oleh dua indikator sasaran yaitu indikator opini BPK dan indikator jumlah penyelesaian pengawasan dan secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut : Terhadap indikator Opini BPK, 2013 menargetkan WDP dan telah terealisasi mencapai WTP Murni melebihi target yang ditetapkan dan capaian 203

139 Nilai PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG kinerja telah mencapai lebih dari 100 %. Apabila dibandingkan capaian kinerja tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 telah mengalami peningkatan menghasilkan capaian kinerja yang sangat memuaskan yakni telah mencapai target WTP dengan Paragraf Penjelasan. Tercapainya indikator sasaran karena adanya Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan PPRC Inspektorat, Percepatan Pembrantasan Korupsi, Pemeriksan dengan Tujuan Khusus dan Pemeriksaan Penerima Bantuan Penguatan Modal, dan secara rinci trend keberhasilan terlihat seperti grafik berikut. Grafik 3.68 Capaian Indikator Opini BPK di Kabupaten Badung Target Realisasi Indikator jumlah penyelesaian pengawasan pada tahun 2013 mentargetkan sebesar 132 obrik dan terealisasi sebesar 132 obrik sehingga capaian kinerja mencapai 100 %, tercapainya capaian kinerja ini karena ditunjang oleh adanya SOP, kode etik dan standar audit APIP. Apabila dibandingkan capaian kinerja setiap tahunnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mencapai target yang ditetapkan. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : 204

140 Tabel Pencapaian Indikator Opini BPK dan Jumlah penyelesaian pengawasan 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Opini BPK Opini WTP WDP 125 % 2 Jumlah penyelesaian pengawasan Obrik % Berdasarkan tabel diatas, sasaran terhadap peningkatan pengawasan yang lebih menyeluruh dan terpadu saat telah mencapai target melebihi target yang ditetapkan yakni dari target wajar dengan pengecualian telan terealisasi menjadi Wajar tanpa pengecualian. Karena adanya dukungan kinerja aparatur yang semakin baik. Sasaran 32 Meningkatkan sistem pengendalian intern Tabel 3.66 Analisis Pencapaian Sasaran 32 Meningkatkan sistem pengendalian intern No. Indikator Sasaran 1 Jumlah SKPD yang menerapkan aspek lingkungan pengendalian dari unsur-unsur SPIP Satuan Capaian Kinerja Capaian 2013 Target Realisasi Kinerja 2012 Target Realisasi Capaian Kinerja 2013 SKPD 100% % % Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang disingkat dengan SPIP adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh terhadap proses perencanaan dan pelaksanaan kebijakan. Sistem pengendalian intern pemerintah sesuai dengan PP No. 60 tahun 2008 dan Peraturan Bupati No. 28 tahun 2010 tentang SPIP di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung, sudah 205

141 dibentuk Satgas SPIP yang tugasnya melakukan sosialisasi percepatan pelaksanaan SPIP dan setiap SKPD diwajibkan melaksanakan SPIP, sampai saat ini belum berjalan optimal. Untuk percepatan pelaksanaan SPIP, Kabupaten Badung bersama 5 (lima) Kabupaten/Kota se Indonesia, telah ditunjuk oleh Pemerintah Pusat melalui BPKP sebagai pilot projek Implementasi SPIP yang dimulai bulan juli baru satu SKPD yang melaksanakan SPIP yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan untuk tahun 2013 diikuti oleh Inspektorat Kabupaten Badung. berikutnya diharapkan SPIP dapat diterapkan pada SKPD lainnya. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : Tabel Pencapaian Indikator Jumlah SKPD yang menerapkan aspek lingkungan pengendalian dari unsur-unsur SPIP 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Jumlah SKPD yang menerapkan aspek lingkungan pengendalian dari unsur-unsur SPIP Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) SKPD % Berdasarkan tabel di atas, sasaran meningkatkan sistem pengendalian intern telah menunjukkan kinerja yang cukup baik. Hal ini terlihat pada pencapaian indikattor sasaran telah mencapai target yang ditetapkan. Indikator sasaran ini merupakan program baru dan dicanangkan oleh Pemerintah Pusat dimulai bulan juli tahun Diupayakan tahun ke-5 dalam RPJMD 36 SKPD telah melaksanakan SPIP. 206

142 SKPD PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.69 Capaian Indikator Jumlah SKPD yang menerapkan aspek lingkungan pengendalian dari unsur-unsur SPIP di Kabupaten Badung Target Realisasi Sasaran 33 Peningkatan akuntabilitas kinerja dan pengawasan akuntabilitas instansi Pemerintah Kabupaten Badung Tabel.3.68 Analisis Pencapaian Sasaran 33 Peningkatan akuntabilitas kinerja dan pengawasan akuntabilitas instansi Pemerintah Kabupaten Badung No. Indikator Sasaran Satuan 1 Prosentase SKPD yang menerapkan SAKIP dengan baik Capaian Kinerja Capaian Target Realisasi Kinerja Target Realisas i Capaian Kinerja 2013 % 69,99 38, % 100% 57,69 57, % Sistem Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah merupakan rangkaian sistematik dari berbagai komponen, alat dan prosedur yang dirancang untuk mencapai tujuan manajemen kinerja, yaitu perencanaan penetapan kinerja 207

143 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah. Dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. SAKIP mempunyai dua peranan yaitu sebagai media pertanggungjawaban kinerja dan sebagai alat pengendalian manajemen. Pemahaman atas kedua sudut pandang dalam pendekatan SAKIP tersebut akan dapat memberikan arah agar SAKIP tidak sekedar menjadi formalitas. Penerapan SAKIP di Pemerintah Kabupaten Badung sudah merupakan komitmen bersama untuk mendukung terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, terwujudnya pemerintahan yang bersih dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Berdasarkan tabel 3.68, capaian kinerja tahun 2013 indikator Persentase SKPD yang menerapkan SAKIP dengan baik mencapai 100 % dari target yang telah ditetapkan sebesar 57,69 % dan terealisasi 57,69 %. Dibandingkan dengan tahun 2012 menargetkan sebesar.38,46 % dan terealisasi sebesar 38,48, sehingga capaian kinerja mencapai 100 %. Bila dilihat perkembangan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 ada peningkatan realisasi. Grafik 3.70 Capaian Indikator Prosentase SKPD yang menerapkan SAKIP dengan baik di Kabupaten Badung Target Realisasi Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : Tabel

144 Pencapaian Indikator Prosentase SKPD yang menerapkan SAKIP dengan baik 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Prosentase SKPD yang menerapkan SAKIP dengan baik % 57,69 % 100 % 57,69 % Berdasarkan tabel 3.69, sasaran peningkatan akuntabilitas kinerja dan pengawasan akuntabilitas instansi pemerintah sudah menunjukkan kinerja yang memuaskan. Hal ini terlihat pada pencapaian indikattor sasaran yang sudah mencapai target yang ditetapkan. Diupayakan tahun ke-5 dalam RPJMD semua SKPD telah menerapkan SAKIP dengan baik. Sasaran 34 Meningkatkan pendapatan asli Daerah No. Indikator Sasaran Satuan Tabel 3.70 Analisis Pencapaian Sasaran 34 Meningkatkan pendapatan asli Daerah Capaia n Kinerja Capaian 2013 Target Realisasi Kinerja 2012 Target Realisasi Peningkatan pendapatan asli daerah Rp 140,57 % , ,85 % , Capaian Kinerja ,65 % Kondisi kinerja pada awal periode RPJMD, Peningkatan Pendapatan Asli Daerah adalah sebesar Rp ,00 dengan target awal yang ditetapkan di tahun 2011 sebesar Rp ,00 yang mengalami peningkatan sebesar 6,82 % dari kondisi kinerja awal periode RPJMD. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten badung di tahun 2011 telah mampu melampaui target yang ditetapkan 209

145 Rupiah PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG dalam RPJMD dengan realisasi sebesar Rp ,01 atau dengan capaian kinerja sebesar 140,57%. Grafik 3.71 Capaian Indikator Peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Badung 2,500,000,000, ,000,000,000, ,500,000,000, ,000,000,000, ,000,000, Target 1,000,811,849, 1,068,867,054, 1,141,550,014, Realisasi 1,406,835,182, 1,868,996,893, 2,279,053,294, Kondisi yang diinginkan dalam 5 (lima) tahun kedepan terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam RPJMD adalah sebesar Rp ,00 yaitu mengalami peningkatan sebesar 38,95% dari kondisi kinerja awal. Seiring dengan peningkatan kebutuhan pendanaan pembangunan daerah yang terus meningkat, pemerintah daerah merencanakan peningkatan pendapatan, baik yang bisa diupayakan oleh daerah sendiri (PAD), yang bersumber dari pusat (dana perimbangan), serta pendapatan lain-lain yang sah termasuk bagi hasil dengan provinsi. Kebijakan yang dilakukan dalam pengelolaan pendapatan daerah adalah : a. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari pajak, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, tetap dipertahankan dan ditingkatkan dengan melakukan optimalisasi PAD. 210

146 b. Pengelolaan PAD diarahkan dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah yang akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong peningkatan PAD lima tahun mendatang. c. Peningkatan pengelolaan/manajemen keuangan daerah yang mengarah pada azas efisiensi dan efektivitas. d. Mendayagunakan aset-aset daerah yang potensial menjadi sumber pendapatan daerah. e. Membangun fasilitas sarana dan prasarana yang secara langsung dapat mendukung upaya peningkatan pendapatan daerah. f. Khusus untuk pendapatan lain-lain yang sah, bagi hasil dari Pemerintah Provinsi berperan penting sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam mendukung pendanaan berbagai program dan kegiatan. Bagi hasil dari Pemerintah Provinsi ini antara lain Pajak Kendaraan Bermotor/Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB/BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan lain-lain. Pendapatan dari bagi hasil dengan Pemerintah Provinsi ini sangat terkait dengan aktivitas ekonomi daerah. Untuk itu Pemerintah Daerah dapat berperan dalam memberikan insentif dan dorongan aktivitas perekonomian daerah. Berdasarkan tabel 3.70, pencapaian sasaran peningkatan pendapatan asli daerah tahun 2013 ditargetkan sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp ,67 sehingga capaian kinerja telah mencapai 199,65 %. Tercapainya capaian kinerja ini karena dilakukan beberapa inovasi sebagai berikut : 1. Dilakukan kerjasama dengan PT. Bank Pembangunan Daerah Bali tentang Penerimaan Pembayaran Pajak Daerah dan Pemindahbukuan penerimaan pajak daerah ke Kas Daerah Pemerintah Kabupaten Badung; 2. Diterapkannya sistem informasi dan pelaporan e-sptpd (electronic Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas Pelaporan pajak daerah, yang dapat diakses melalui : 211

147 3. Penggunaan alat dan sistem aplikasi barcode dalam pemungutan Pajak Air Tanah untuk meningkatkan akurasi pendataan pengambilan Air Tanah; 4. Dilakukannya pemutakhiran data wajib pajak baru untuk mengetahui potensi pajak daerah; 5. Dilakukannya kajian teknis penyelenggaraan Pajak Online terhadap sistem data transaksi wajib pajak. Dibandingkan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dapat disampaikan bahwa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan realisasi Peningkatan PAD, 2011 sebesar Rp ,01 menjadi Rp ,71 tahun 2012 dan Rp ,67 tahun 2013, capaian kinerja pada tahun 2013 ini telah mencapai 199,65 % lebih tinggi dari capaian kinerja tahun 2012 sebesar 174,85 %. Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari : 1. Pajak Daerah dari target sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,23 atau 109,95 %. 2. Retribusi Daerah dari target sebesar Rp ,56 dapat direalisasikan sebesar Rp ,09 atau sebesar 123,67 %. 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dari target sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,03 atau 100,01 % 4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dari target sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,32 atau 190,49 %. Tercapainya capaian kinerja tersebut karena Pemerintah Kabupaten terus berupaya untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Kabupaten Badung melalui langkah-langkah sebegai berikut : 1. Mengintensifkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sumber yang telah ada dan menggali potensi yang masih memungkinkan untuk dikembangkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ada. 212

148 2. Menerapkan sistem informasi yang valid dan andal dalam menentukan potensi pajak atau wajib pajak. 3. Mengoptimalkan dana perimbangan untuk pendanaan pembangunan daerah. 4. Menerapkan mekanisme pembayaran pajak secara transparan, mudah dan cepat. 5. Memberikan pendidikan dan pelatihan pemeriksaan laporan keuangan wajib pajak sesuai standar yang ada serta pelatihan teknologi komputerisasi/sistem informasi manajemen pajak daerah. 6. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan untuk membayar pajak daerah. 7. Serta memberikan penghargaan kepada wajib pajak daerah terbaik yang telah mematuhi ketentuan peraturan. Perbandingan Pendapatan Daerah terhadap PAD beberapa Kabupaten/Kota antara lain Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Surabaya, Kabupaten Bogor terhadap Pendapatan Daerah dan PAD Kabupaten Badung dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.71 Perbandingan Pendapatan Daerah terhadap PAD beberapa Kabupaten/Kota KABUPATEN/KOTA TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 Pendapatan Pendapatan Pendapatan PAD PAD PAD Daerah Daerah Daerah Kab.Kutai Kartanegara 5,626, ,810 6,120, ,181 2,840,082 95,728 Kota Surabaya 3,759,034 1,886,514 4,634,300 2,279,610 2,534,350 1,305,046 Kabupaten Bogor 3,463, ,986 3,954,090 1,048,230 1,999, ,116 Kabupaten Badung 1,851,283 1,406,835 2,620,850 1,868, , ,312 Sumber data : s.d semester I (dalam ribuan) Dari data 3.71, PAD Kabupaten Badung dari tahun semester I selalu berada dibawah PAD Kota Surabaya yang memiliki Pendapatan Daerah 213

149 bersumber dari sektor pajak dan retribusi daerah yang berada dibawah di bawah Kutai Kartanegara yang memiliki Pendapatan tertinggi di Indonesia dengan sumber PAD berasal dana perimbangan yaitu dana bagi hasil bukan pajak. Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum RPJMD yaitu sebagai berikut : Tabel Pencapaian Indikator Prosentase SKPD yang menerapkan SAKIP dengan baik 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Peningkatan pendapatan asli daerah Rp , ,03 Berdasarkan data 3.72, secara akumulasi pencapaian sasaran peningkatan pendapatan asli daerah sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 telah menunjukkan nilai yang memuaskan dengan capaian kinerja diatas 100 %. Sasaran 35 Meningkatnya kondisi kemantapan jalan dan jembatan Tabel 3.73 Analisis Pencapaian Sasaran 35 Meningkatnya kondisi kemantapan jalan dan jembatan Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Satuan No. Sasaran Prosentase jalan dan jembatan dalam kondisi mantap % 100,05 92,9 98,95 106,51 99,16 99, ,56 214

150 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Sebagai salah satu prasarana transportasi dalam peningkatan perekonomian masyarakat, kedudukan dan peranan jaringan jalan pada hakikatnya menyangkut hajat hidup orang banyak serta mengendalikan struktur pengembangan wilayah pada tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional, terutama yang menyangkut perwujudan perkembangan antar daerah yang seimbang dan pemerataan hasil-hasil pembangunan, serta peningkatan pertahanan dan keamanan negara, dalam rangka mewujudkan rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah menuju masyarakat Kabupaten Badung yang Shanti dan Jagaditha. Kondisi jalan dan jembatan di tahun 2010 sebesar 92,62 % mantap dan yang tidak mantap sebesar 7,38 % (dari 565,981 km). Dan rencana lima tahun RPJM dimantapkan menjadi 99,90 % dari panjang jalan Kabupaten Badung sepanjang 628,744 km. Jalan mantap didefinisikan sebagai prosentase panjang jalan berkondisi baik dan sedang terhadap total panjang jalan pada setiap status Jalan dalam suatu wilayah kewenangan penanganan jalan, sedangkan jalan tidak mantap didefinisikan adalah prosentase panjang jalan berkondisi rusak terhadap total panjang jalan pada setiap status Jalan dalam suatu wilayah kewenangan penanganan jalan. Kondisi Jalan di evaluasi pada tiap akhir tahun, setelah mendapatkan penanganan melalui Program Peningkatan Jalan dan Jembatan maupun Program Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan. Grafik 3.72 Capaian Kinerja Prosentase jalan dan jembatan dalam kondisi mantap di Kabupaten Badung Target Realisasi

151 Berdasarkan tabel 3.73, sasaran meningkatnya kondisi kemantapan jalan dan jembatan didukung oleh satu indikator yaitu indikator prosentase jalan dan jembatan dalam kondisi mantap pada tahun 2013 metargetkan 99,16.% ( 623,462 km ) dan terealisasi 99,717 % ( 626,969 km ) sehingga capaian kinerjanya sudah mencapai 100,56 %. Hal ini disebabkan pemerintah Kabupaten Badung berupaya mempertahankan dan meningkatkan kondisi jalan mantap melalui program peningkatan jalan dan jembatan serta program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan. Secara agregasi ada penurunan capaian kinerja dari 2012 (106,51% ) dan di 2013 ( 100,56%), namun dari realisasi capaian persentase kemantapan jalan dan jembatan tetap terjadi peningkatan. Hal ini karena telah mendekati target pencapaian kemantapan jalan 100 %. Dibandingkan kemantapan jalan Kabupaten Badung di 2013 sebesar 99,717 % lebih tinggi dengan kondisi kemantapan jalan dan jembatan di daerah lain seperti Kota Denpasar sebesar 79,58 % dan kondisi kemantapan jalan dan jembatan di Provinsi Bali sebesar 79,53 % ( sumber data dari Dinas PU Provinsi Bali). Realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD yaitu sebagai berikut : Tabel Pencapaian Indikator Prosentase jalan dan jembatan dalam kondisi mantap 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Prosentase jalan dan jembatan dalam kondisi mantap % 99,717 99,75 99,97 Berdasarkan tabel 3.74, realisasi akumulasi kemantapan jalan sampai akhir tahun 2013 sebesar 99,717 % dan rencana akhir RPJMD pada tahun 2015 yang masih dua tahun lagi sebesar 99,75% sangat optimis dapat dilampaui. 216

152 Sasaran 36 Terwujudnya kualitas sarana dan prasaran pengairan yang berkondisi baik Tabel 3.75 Analisis Pencapaian Sasaran 36 Terwujudnya kualitas sarana dan prasaran pengairan yang berkondisi baik Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No. Indikator Sasaran Satuan Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Prosentase jaringan irigasi dalam kondisi baik % 100,43 89,87 90,23 100,4 90,75 93,19 102,69 Jaringan irigasi merupakan keseluruhan saluran yang terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah (subak), dengan kondisi baik yang dimaksud adalah jaringan irigasi memiliki kerusakan saluran irigasi < 10 % dari total panjang saluran irigasi secara terinci kondisi saluran irigasi di Kabupaten Badung seperti tabel berikut : Tabel total panjang saluran irigasi secara terinci kondisi saluran irigasi di Kabupaten Badung NO KLASIFIKASI PANJANG KONDISI AKHIR TAHUN 2010 TOTAL (Km) BAIK (KM) % RUSAK (KM) % 1 Saluran Primer 95,150 86,69 91,11 8,46 8, Saluran Skunder Saluran Tersier Saluran Pembuang 137, ,23 83,21 23,06 16,79 417, ,16 92,22 32,51 7,78 5,220 5,22 100,00 0,00 0,00 Total Saluran 655, ,31 90,23 64,03 9,77 217

153 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG NO KLASIFIKASI PANJANG KONDISI AKHIR 2015 yg diinginkan TOTAL (KM) BAIK (KM) % RUSAK (KM) % 1 Saluran Primer 95,150 86,69 91,11 8,46 8, Saluran Skunder Saluran Tersier Saluran Pembuang 137, ,23 83,21 23,06 16,79 417, ,36 95,13 20,32 4,87 5,220 5,22 100,00 0,00 0,00 Total Saluran 655, ,503 92,09 64,03 7,91 Berdasarkan Tabel 3.76 capaian indikator prosentase jaringan irigasi berkondisi baik sebesar 93,19 % ( 610,712 km) dari target yang ditetapkan sebesar 90,75 % ( 594,722 km), berarti capaian kinerja sebesar 100,4 % karena pemerintah kabupaten badung melakukan berbagai upaya diantaranya melalui program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya dan didukung oleh partisipasi masyarakat dan subak. Dibandingkan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan di tahun 2013 sebesar 2,29 %. Dibandingkan persentase jaringan irigasi berkondisi baik Kabupaten Badung di 2013 sebesar 93,19 % lebih tinggi dengan kondisi jaringan irigasi berkondisi baik di Provinsi Bali sebesar 68,60 % ( sumber data dari Dinas PU Provinsi Bali). Grafik 3.73 Capaian Indikator Prosentase jaringan irigasi dalam kondisi baik di Kabupaten Badung Target Realisasi

154 Terlampauinya target dalam bidang pengairan menunjukkan prestasi yang cukup baik dalam penanganan saluran irigasi yang diharapkan dan mampu meningkatkan produksi pangan seoptimal mungkin. Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Pencapaian Indikator Prosentase jalan dan jembatan dalam kondisi mantap 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 Persentase Realisasi Rencana sesuai Capaian No. Indikator Sasaran Satuan Akumulasi s/d. dengan RPJMD Kinerja (%) Prosentase jaingan irigasi dalam kondisi baik % 93,19 92,09 101,19 Berdasarkan tabel 3.77, realisasi akumulasi Prosentase Jaringan Irigasi berkondisi baik sampai akhir tahun 2013 sebesar 93,19% melampaui rencana akhir RPJMD pada tahun 2015 sebesar 101,19%. Sasaran 37 Terwujudnya manajemen penataan ruang yang efektif Tabel 3.78 Analisis Pencapaian Sasaran 37 Terwujudnya manajemen penataan ruang yang efektif Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja No Indikator Sasaran Satuan

155 1 INDIKATOR LAMA Persentase % 112,93 20,70 19,27 93,09 33,47 20,35 60,80 bangunan yang sesuai peruntukan Tata Ruang dengan ITR, IMB dan Pengendalian Bangunan INDIKATOR BARU % 112,91 18,23 19,27 105,70 23,20 23,89 102,97 Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR Sasaran terwujudnya penataan ruang yang efektif pada awalnya mengenai indikator persentase bangunan yang sesuai dengan ITR, IMB dan Pengendalian Bangunan mengalami perubahan menjadi persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR. Perubahan dilakukan karena adanya pembentukan lembaga baru yaitu Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Badung sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor tentang Pembentukan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Badung pada tanggal 21 Maret 2013 dan berlaku mulai tanggal 1 Mei 2013 sehingga semua pelayanan permohonan perizinan di Kabupaten Badung tidak lagi dilaksanakan oleh SKPD teknis terkait tetapi sudah sudah dilimpahkan penuh ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Badung. Kondisi awal persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR yaitu pada tahun 2010 adalah sebesar 14,54% dengan jumlah bangunan ,00 unit dari ,00 unit bangunan/ Rumah yang ada. Target akhir RPJMD pada tahun 2015 untuk indikator ini dapat dijelaskan bahwa pada akhir tahun 2015 diharapkan kepatuhan membangun berdasarkan RDTR di Kabupaten 220

156 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Badung adalah sebesar 28.20% (22.552,00 unit bangunan) dari jumlah bangunan/ gedung yang menjadi target di Kabupaten Badung. Grafik 3.74 Capaian Indikator Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR di Kabupaten Badung target realisasi Indikator Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 23,20 % atau sejumlah ,00 unit bangunan telah terealisasi sebesar 23,89% atau sejumlah ,00 unit bangunan sehingga capaian kinerja telah mencapai 102,98%, telah melebihi target yang ditetapkan. Tercapainya capaian kinerja tersebut karena semakin intensifnya pengawasan di lapangan dalam rangka pengendalian pembangunan agar sesuai dengan RDTR nya. 221

157 Dibandingkan perkembangan capaian kinerja tahun 2011 sampai dengan 2013 terjadi peningkatan kepatuhan membangun yaitu dengan meningkatnya jumlah bangunan yang sesuai peruntukan RDTR. Realisasi akumulasi capaian sasaran yang telah ditetapkan sampai dengan tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat spt tabel di bawah ini : Tabel Pencapaian Indikator Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) INDIKATOR LAMA % 20,35 33,47 60,80 Persentase bangunan yang sesuai peruntukan Tata Ruang dengan ITR, IMB dan Pengendalian Bangunan INDIKATOR BARU Persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR % 23,89 (19.106,00 unit bgn) 28,20 (22.553,00 unit bgn) 84,71 Berdasarkan tabel 3.79, realisasi akumulasi pencapaian sasaran Terwujudnya Manajemen Penataan Ruang yang Efektif di Kabupaten Badung sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 telah menunjukkan peningkatan. Pada akhir RPJMD yaitu tahun kelima direncanakan persentase kepatuhan membangun berdasarkan dengan RDTR di Kabupaten Badung sebesar 28,20%. 222

158 Sasaran 38 Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana perhubungan Tabel 3.80 Analisi pencapaian sasaran 38 Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana perhubungan 2012 Capaian 2013 Capaian No. Indikator 2011 Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Satuan Sasaran Jumlah daerah 2 Tingkat rawan kemacetan kepadatan lalu lintas (V/C Ratio) 3 Prosentase persimpangan yang terpasang Traffic Light DRK , ,64% V/C Ratio 97,64 0,80 0,81 98,76 0,78 0,62 121% % 100% 62,74 62,75 100,2% 66,66 66,67 100,2% Kabupaten Badung sebagai destinasi wisata dunia harus bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada para wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara karena memberikan kontribusi kepada daerah terutama meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu jenis layanan adalah layanan perhubungan. Dengan lancarnya transportasi serta kualitas dan kuantitas sarana prasarana perhubungan yang memadai akan memberikan dampak langsung kepada masyarakat sebagai pengguna layanan.lancarnya transportasi serta meningkatnya kualitas dan kuantitas Sarana prasarana transportasi mempunyai 223

159 peranan yang sangat strategis dalam mendukung pembangunan dan interaksi lalu lintas serta angkutan jalan. Dilihat dari jumlah kendaraan yang melintas pada ruas-ruas jalan di Kabupaten Badung terutama yang menghubungkan Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Gianyar menunjukkan adanya peningkatan volume lalu lintas yang cukup signifikan, karena akibat dari meningkatnya kepemilikan kendaraan dan berkembangnya aktivitas sosial perekonomian masyarakat yang membutuhkan mobilitas semakin tinggi. Kondisi ini mengakibatkan kemacetan maupun tundaan perjalanan pada beberapa ruas jalan terutama pada jam-jam tertentu. Berdasarkan tabel 3.80,sasaran semakin lancarnya transportasi yang terdiri atas 3 (tiga) indikator yaitu Jumlah daerah rawan kemacetan dan Indikator tingkat kepadatan lalu lintas (V/C Ratio) dan Indikator prosentase persimpangan yang terpasang TL dan secara terinci dapat dijelaskan sebagai berikut : Indikator jumlah daerah rawan kemacetan pada tahun 2013 ditargetkan berkurangi menjadi 22 dan terealisasi sebesar 19 daerah rawan kemacetan, capaian kinerja mengalami peningkatan sebesar 113,64% dari 22 jumlah daerah rawan kemacetan ditargetkan yang tersisa, dibandingkan tahun 2012 capaian kinerja meningkat sebesar 17,22%. Apabila dilihat perkembangan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan karena berhasil menurunkan jumlah rawan kemacetan dengan menjaga stabilitas lalu lintas perhubungan. 224

160 V/C Ratio LOKASI PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.75 Capaian Indikator Jumlah daerah rawan kemacetan di Kabupaten Badung Target Realisasi Indikator tingkat kepadatan lalu lintas (V/C ratio ) tahun 2013 berhasil diturunkan menjadi 0,62 dari target 0,78, sehingga capaian kinerja telah mencapai 121 % dibandingkan dengan tahun 2012 capaian kinerja meningkat sebesar 22,24 %. Apabila bila dilihat perkembangan capaian kinerja setiap tahunnya terjadi mengalami peningkatan setiap tahunnya. Grafik 3.76 Capaian Indikator Tingkat kepadatan lalu lintas (V/C Ratio) di Kabupaten Badung Target Realisasi

161 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Indikator persentase persimpangan yang terpasang Traffic Light tahun 2013 telah mencapai target yaitu sebesar 66,67% dari target 66,66% artinya tahun 2013 sebanyak 34 simpang yang sudah terpasang traffic light dibandingkan dengan tahun 2012 realisasinya sebesar 62,75%. karena adanya pemasangan traffic light di sisi barat Terminal Mengwi dan adanya peningkatan warning Light menjadi Traffic Light di Simpang 4 Angantaka. Apabila dilihat perbandingan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 capaian kinerja setiap tahun telah mengalami peningkatan realisasi. Grafik 3.77 Caoaian Indikator Prosentase persimpangan yang terpasang Traffic Light di Kabupaten Badung Target Realisasi Tercapainya tiga indikator sasaran tersebut diatas karena adanya upaya antara lain: meningkatkan fasilitas keselamatan lalu lintas, rekayasa lalu lintas seperti pelarangan parkir pada titik- titik dan ruas ruas jalan rawan macet, menempatkan personil/petugas pengatur lalu lintas pada titik-titik dan ruas-ruas jalan rawan macet, kanalisasi jalur lalu lintas yang lebih jelas untuk mengatur 226

162 pergerakan kendaraan sehingga kapasitas efektif jalan dapat dipertahankan, disamping membentuk UPT LLA kawasan Badung Selatan. Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel Pencapaian sasaran 38 Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana perhubungan 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Jumlah daerah rawan kemacetan 2 Tingkat kepadatan lalu lintas (V/C Ratio) 3 Prosentase persimpangan yang terpasang Traffic Light Lokasi ,29% V/C Ratio 0,62 0,60 96,67 % % 66,67 78,43 85,01 % Berdasarkan tabel 3.81, realisasi akumulasi pencapaian sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana perhubungan di Kabupaten Badung sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 telah menunjukkan capaian kinerja yang sangat memuaskan serta mengalami peningkatan di tahun 2013, dan diharapkan ditahun ke -5 sudah mencapai target. 227

163 Sasaran 39 Meningkatnya pelayanan umum dibidang perhubungan No. Tabel 3.82 Analisis Pencapaian Sasaran 39 Meningkatnya pelayanan umum dibidang perhubungan Indikator Sasaran Jumlah kendaraan yang beroperasi dalam keadaan laik jalan Satuan Capaian Kinerja Capaian Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Capaian Kinerja 2013 Unit 91 % ,83 % ,9 Kabupaten Badung sebagai salah satu Kabupaten di selatan Pulau bali merupakan pusat aktifitas yang sangat padat. Pembangunan infrasuktur bidang transportasi merupakan salah satu sarana pendukung perkembangan ekonomi masyarakat. Moda angkutan yang menggunakan angkutan umum dimanfaatkan oleh penduduk untuk melaksanakan aktivitas dan mobilitas terdiri dati mobil penumpang, pick-up, bus dan Mobil barang. Kendaraan laik jalan pada 2010 berjumlah unit dan direncanakan pada tahun 2015 ditingkatkan menjadi unit. 228

164 Unit PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.78 Capaian Indikator Jumlah kendaraan yang beroperasi dalam keadaan laik jalan di Kabupaten Badung 20,000 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2, Target 14,531 15,747 17,321 Realisasi 13,232 15,878 17,655 Berdasarkan tabel 3.76, pencapaian sasaran meningkatnya pelayanan umum dibidang perhubungan pada indikator jumlah kendaraan yang beroperasi dalam keadaan laik jalan tahun 2013 mentargetkan unit dan terealisasi sebesar unit atau meningkat sebesar 1,93 %, sehingga capaian kinerja mencapai 101, 9 % mengalami peningkatan dari target yang ditetapkan. Tercapainya capaian kinerja tersebut karena pemerintah berupaya meningkatkan bidang pelayanan agar lebih optimal. Apabila dibandingkan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai tahun 2013 adanya trend peningkatan. Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 229

165 Tabel Pencapaian Indikator Jumlah kendaraan yang beroperasi dalam keadaan laik jalan 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Rencana Persentase Realisasi sesuai dengan Capaian Akumulasi s/d. RPJMD Kinerja (%) Jumlah kendaraan yang beroperasi dalam keadaan laik jalan Unit ,24 % Berdasarkan tabel 3.83, akumulasi pencapaian sasaran meningkatnya pelayanan umum dibidang perhubungan di Kabupaten Badung sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2015 telah menunjukkan capaian kinerja yang sangat memuaskan serta mengalami peningkatan di tahun 2013, dan diharapkan ditahun ke -5 mencapai target. Sasaran 40 Meningkatkan kualitas dan kuantitas obyek dan daya tarik wisata serta sarana pariwisata yang nyaman dan aman Tabel 3.84 Analisis Capaian Sasaran 40 Meningkatkan kualitas dan kuantitas obyek dan daya tarik wisata serta sarana pariwisata yang nyaman dan aman Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian Kinerja Target Realisas Kinerja Target Realisas Kinerja No. Indikator Sasaran Satuan i i Rata-rata lama tinggal wisatawan 2 Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata hari 102 % 3,5 3,43 98 % 3,5 3,73 106,57 Orang 105,27 % ,25 % ,10 230

166 Sektor pariwisata di Kabupaten Badung merupakan sektor yang paling diunggulkan dan berkontribusi terbesar terhadap PAD Kabupaten Badung. Hal ini disebabkan oleh banyaknya objek daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Badung, yang sebagian besar tersebar di Kecamatan Kuta Selatan dan Kuta. Objek Objek wisata yang ada di Kabupaten Badung sebanyak 33 objek wisata. Lokasi obyek wisata pada umumnya berupa okjek wisata alam yang berada di Daerah badung Selatan dan sebagian besar berupa wisata pantai, taman bakau dan pelestarian penyu. Wisata budaya berupa Pura, dan wisata remaja berupa monumen GWK dan tempat rekreasi Water Boom Park & Spa. Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Badung juga di pengaruhi oleh keberadaan Bandara Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta. Berdasarkan tabel 3.84, capaian kinerja tahun 2013 terhadap sasaran meningkatkan kualitas dan kuantitas obyek dan daya tarik wisata serta sarana pariwisata yang nyaman dan aman mencapai angka rata-rata diatas 100 %. Untuk lebih jelasnya capaian masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut : Inindikator rata-rata lama tinggal wisatawan tahun 2013 mentargetkan sebesar 3,5 hari dan terealisasi 3,73 hari, sehingga capaian kinerja sudah mencapai 106,57 %, karena upaya-upaya yang dilakukan dalam pencapaian target adalah melakukan pembinaan dan penertiban terhadap sektor-sektor yang menunjang kegiatan kepariwisataan diantaranya pembinaan terhadap pengusaha sarana pariwisata, Rekreasi dan Hiburan Umum serta Obyek dan Daya Tarik Wisata. Upaya-upaya itu dilakukan dengan harapan para pengusaha dapat memberikan 231

167 Hari PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG pelayanan yang baik dan mengembangkan produk-produk wisata yang menarik sehingga dapat meningkatkan lama tinggal wisatawan. Grafik 3.79 Capaian Indikator Rata-rata lama tinggal wisatawan di Kabupaten Badung Target Realisasi Apabila dilihat perkembangan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terjadi penurunan di tahun 2012, hal ini disebabkan ketatnya persaingan antar destinasi di Provinsi Bali, sedangkan tahun 2013 mengalami kenaikan karena upaya-upaya yang telah dilakukan seperti tersebut diatas Rata-rata lama tinggal wisatawan di Kabupaten Badung lebih tinggi dibandingkan dengan Rata-rata lama tinggal wisatawan di Daerah Istimewa Yoyakarta yaitu sebesar 1,96 hari. Indikator jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata melebihi dari target yang ditetapkan yakni sebesar orang dan realisai mencapai orang sehingga capaian kinerja telah mencapai 111,10%. Tercapainya capaian kinerja ini karena Pemerintah Kabupaten Badung terus berupaya melakukan pembenahan terhadap sektor-sektor yang menunjang kegiatan kepariwisataan salah satunya adalah terhadap obyek dan daya tarik wisata. Berdasarkan Peraturan Bupati Badung Nomor , telah ditetapkan 33 Obyek dan Daya Tarik Wisata, baik Obyek dan Daya Tarik Wisata yang berbasis pada wisata alam, budaya dan buatan. Khususnya untuk wisata alam dan budaya sebagian besar dikelola oleh Desa Adat, sebagai sumber pendapatan 232

168 yang potensial baik bagi masyarakat setempat maupun bagi daerah. Pemerintah Kabupaten Badung telah menetapakan 4 Obyek dan Daya Tarik Wisata unggulan yaitu Obyek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, Obyek Wisata Kawasan Luar Pura Taman Ayun, Obyek Wisata Alas Pala Sangeh dan Obyek Wisata Air Terjun Nungnung. Grafik 3.80 Jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata , , , , , , , , ,000 - Uluwatu Taman Ayun Sangeh Nungnung Dari grafik 3.78,tahun 2013 obyek wisata Uluwatu, Taman Ayun, Sangeh dan air terjun Nungnung mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dibandingkan tahun 2012 Berdasarkan lima prinsip dasar pembangunan Pemerintah Kabupaten Badung yaitu : Pro Growth, Pro Jobs, Pro Poor, Pro Culture, dan Pro Enviroment maka dilakukan program inovasi dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Badung agar sejalan dengan prinsip tersebut, yang salah satunya melalui program inovasi pengembangan pariwisata pedesaan ( Village Tourism ). Sasaran yang ingin dicapai melalui pariwisata pedesaan ini adalah untuk semakin mengoptimalkan manfaat dari kegiatan kepariwisataan bagi pembangunan masyarakat dan wilayah pedesan. Sejalan dengan sasaran tersebut maka sejak tahun 2012 telah di lakukan kegiatan penataan 3 desa wisata dari 11 desa wisata yang ditetapkan berdasarkan Peraturan bupati Badung No: Sampai dengan 2013 desa wisata yang telah ditata dan dikembangkan diantaranya : desa wisata Sangeh, desa wisata Pangsan dan desa wisata Plaga. 233

169 Orang PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Berdasarkan perbandingan capaian kinerja setiap tahunnnya dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata di kabupaten badung mengalami peningkatan seperti pada grafik sebagai berikut. Grafik 3.81 Capaian Indikator Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata di Kabupaten Badung 1,400,000 1,200,000 1,000, , , , , Target 493,050 1,084,050 1,138,250 Realisasi 519,000 1,140,963 1,265,092 Akumulasi capaian sasaran yang talah ditetapkan sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat seperti tabel 3.85: Tabel Pencapaian Sasaran 40 Meningkatkan kualitas dan kuantitas obyek dan daya tarik wisata serta sarana pariwisata yang nyaman dan aman 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Rencana sesuai Persentase Realisasi Akumulasi dengan RPJMD Capaian Kinerja s/d (%) Rata-rata lama tinggal Hari * wisatawan 2 Jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata Orang ,47 234

170 Berdasarkan tabel 3.85, realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir tahun RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang positif dengan rata-rata perkembangan 58,47 %, capaian kinerja ini merupakan capaian kinerja pada tahun ke -3 Renstra. *Sedangkan untuk indikator kinerja rata-rata lama tinggal tidak dapat diakumulasikan karena bukan merupakan jumlah melainkan sudah nilai rata-rata. Untuk mencapai target yang ditentukan, direncanakan pada tahun ke -5 akan mampu mencapai angka 100 %. Sasaran 41 Meningkatkan kunjungan wisatawan Tabel 3.86 Analisis Capaian Sasaran 41 Meningkatkan kunjungan wisatawan Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No. Indikator Sasaran Satuan Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Jumlah kunjungan orang 102 % ,4% ,4 wisatawan manca Negara ke kabupaen Badung 2 Rata-rata tingkat hunian kamar % 112,22 % 56 57,09 101,95 % 56 61,46 109,75 Sektor pariwisata merupakan sektor andalan dan menjadi lokomotif bagi pembangunan ekonomi di Kabupaten Badung. Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan citra kepariwisataan, pembangunan sektor kepariwisataan di Kabupaten Badung selalu memperhatikan pelestarian budaya dan lingkungan hidup. Sektor pariwisata merupakan bisnis yang paling rentan terhadap perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan keamanan yang sifatnya tidak saja lokal, regional bahkan sudah mengglobal yang menyebabkan kunjungan wisatawan bervariasi. 235

171 orang PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Sasaran meningkatnya kunjungan wisatawan terdiri atas indikator jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke kabupaten badung dan rata-rata tingkat hunian kamar secara terinci dapat dijelaskan sebagai berikut : Indikator jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke kabupaten badung tahun 2013, terealisasi sebesar orang lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar orang dan capaian indikator kinerja tahun 2013 mencapai 107,4%. Jumlah kunjungan wisatawan tahun 2012 adalah sebesar orang. Dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan tahun 2012 dengan jumlah wisatawan di tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 8,48%. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan didukung oleh pengembangan promosi pariwisata disamping terus diupayakan pengembangan obyek dan daya tarik wisata alternative yang menjadi trend wisatawan antara lain: ekowisata, agrowisata, desa wisata dan wisata MICE (Meeting Insentive Conference Education). Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Badung sejumlah Rp ,60 dimana sektor pariwisata memberikan kontribusi sejumlah Rp ,06 (47,28 %). Trend perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Badung dapat dilhat seperti grafik sebagai berikut. Grafik 3.82 Capaian Kinerja Jumlah kunjungan wisatawan manca Negara ke kabupaen Badung di Kabupaten Badung 3,200,000 3,100,000 3,000,000 2,900,000 2,800,000 2,700,000 2,600,000 2,500,000 2,400, Target 2,700,000 2,850,000 3,000,000 Realisasi 2,756,579 2,949,332 3,148,

172 Persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Indikator rata-rata tingkat hunian kamar telah mencapai target yaitu 61,46 % atau 109,75 % dari target yang ditetapkan. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian tersebut sama dengan upaya yang dilakukan terhadap pencapaian indikator jumlah kunjungan wisatawan, karena jumlah wisatawan yang berkunjung berdampak terhadap rata-rata tingkat hunian kamar. Dibandingkan dengan realisai tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan 5,4% di tahun 2012 dan meningkat kembali sebesar 3% di tahun 2013 seperti pada grafik berikut. Grafik 3.83 Capaian Indikator Rata-rata tingkat hunian kamar di Kabupaten Badung Target Realisasi Realisasi akumulasi capaian sasaran yang talah ditetapkan sampai dengan tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat pada tabel di bawah ini : Tabel Pencapaian Sasaran 41 Meningkatkan kunjungan wisatawan 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Jumlah kunjungan Orang ,70 wisatawan 2 Rata-rata tingkat % 56* 61,46 109,75 hunian kamar 237

173 Realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir tahun RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang positif dengan rata-rata perkembangan 58,70 %. Capaian kinerja ini merupakan capaian kinerja pada tahun ke -3 RPJMD. *Sedangkan untuk indikator kinerja rata-rata lama tinggal tidak dapat diakumulasi karena bukan merupakan jumlah melainkan nilai rata-rata. Untuk mencapai target yang ditentukan, direncanakan pada tahun kelima mampu mencapai angka 100 %. Sasaran 42 Terwujudnya prasarana dasar pemukiman yang berkondisi baik Tabel 3.88 Analisis Capaian Sasaran 42 Terwujudnya prasarana dasar pemukiman yang berkondisi baik Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja No. Indikator Sasaran Satuan INDIKATOR LAMA Persentase pemukiman yang sudah memiliki air bersih, Peningkatan jalan Lingkungan, sanitasi (DSDP) a. Persentase Jalan lingkungan yang ditata b. Persentase tersedanya air bersih c. Persentase sanitasi yang dibangun % 48, , ,30 35,78 71,55 INDIKATOR BARU Persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik % 197,14 31,34 48,38 154, ,92 138,61 Sasaran terwujudnya prasarana dasar pemukiman yang berkondisi baik awalnya didukung oleh indikator persentase pemukiman yang sudah memiliki air bersih, Peningkatan jalan Lingkungan, sanitasi (DSDP) mencakup: Persentase Jalan 238

174 lingkungan yang ditata, Persentase tersedianya air bersih, dan Persentase sanitasi yang dibangun kemudian diadakan penyesuaian agar lebih terukur menjadi indikator baru yaitu Persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik. Pengukuran terhadap persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik secara fisik dilaksanakan terhadap 3 aspek pengukuran yaitu Jalan Lingkungan dengan kondisi baik, penyediaan jaringan Air bersih dalam kondisi baik dan penyediaan sanitasi dengan kondisi baik. Pencapaian indikator di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Jalan Lingkungan dengan kondisi baik Jalan Lingkungan yang dimaksud adalah jalan-jalan di wilayah permukiman di luar jalan Kabupaten Badung yang merupakan usulan prioritas dari masyarakat dan telah melalui kajian teknis dan mekanisme penganggaran sesuai prioritas pembangunan daerah dan tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran. Ruas-ruas jalan sebagian besar dengan lapis perkerasan paving dengan lebar jalan bervariasi antara 2,00 3,00 M. Kondisi awal jalan lingkungan di Kabupaten Badung dengan kondisi baik pada tahun 2010 sepanjang ,25 M sedangkan target jalan lingkungan yang akan ditangani sampai akhir RPJMD 2015 yaitu ,35 M. 2. Penyediaan Air Bersih dengan kondisi baik Pengukuran dilaksanakan atas pemasangan jaringan air bersih di Kabupaten Badung. Kondisi awal Panjang Jaringan yang terpasang pada tahun 2010 adalah 4000,20 M. Target akhir RPJMD pada tahun 2015 adalah panjang jaringan air bersih terpasang ,00 M. 3. Penyediaan Sanitasi dengan kondisi baik Pengukuran dilaksanakan pada penyediaan sistem penanganan limbah secara komunal yang pada periode RPJMD dipusatkan di kecamatan Kuta dan Legian. Kondisi awal pada tahun 2010 telah tersambung 600 SR. Target 239

175 persentase PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG akhir RPJMD pada th 2015 adalah pemasangan 3600 (SR) Sambungan Rumah Jaringan Air Limbah. Indikator persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik pada 2013 ditargetkan sebesar 47,56% dan telah terealisasi sebesar 65,92%. Persentase capaian kinerjanya sebesar 138,61%. Hal ini karena adanya penanganan dan penyediaan prasarana dasar permukiman yaitu dengan melaksanakan peningkatan jalan lingkungan permukiman yang ditangani sampai pada tingkat desa, pelaksanaan pemasangan pipa dan reservoir pada penyediaan air bersih sampai pada kran-kran air minum di pedesaan serta melaksanakan sinergi dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam pemasangan sistem air limbah terpusat. Grafik 3.84 Capaian Indikator Persentase prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik di Kabupaten Badung Target Realisasi Realisasi akumulasi capaian sasaran yang talah ditetapkan sampai dengan tahun 2012 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat spt tabel di bawah ini 240

176 Tabel Pencapaian Indikator Persentase prasarana dasar permukimsn dengan kondisi baik 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) INDIKATOR LAMA % 43,97 50,00 54,97 Persentase pemukiman yang sudah memiliki air bersih, Peningkatan jalan Lingkungan, sanitasi (DSDP) a. Persentase Jalan lingkungan yang ditata b. Persentase tersedanya air bersih c. Persentase sanitasi yang dibangun % 65, ,40 INDIKATOR BARU Persentase prasarana dasar permukimsn dengan kondisi baik Berdasarkan tabel 3.89, realisasi akumulasi sampai dengan tahun 2013 dibandingkan dengan rencana akhir tahun RPJMD pada tahun 2015 menunjukkan angka yang positif merupakan capaian kinerja tahun ke 3 (tiga), direncanakan pada tahun ke -5 mampu mencapai target prasarana dasar permukiman dengan kondisi baik sebesar 80,00 %. 241

177 Sasaran 43 Terwujudnya peletasrian dan kualitas lingkungan hidup Tabel 3.90 Analisis Capaian Sasaran 43 Terwujudnya peletasrian dan kwalitas lingkungan hidup Capaia 2012 Capaian 2013 Capaian n Target Realisa Kinerja Target Realisasi Kinerja No Indikator Sasaran Satuan Kinerja si Standar baku mutu kualitas air dan kualitas udara : - NO2 -COD air sunga i -BOD air sungai -BOD air laut Ug/m3 mg/lt mg/lt mg/lt 163, , ,77 7,48 163, ,5 125, (22, ,784) 40 (20,48 48,916) 40 (3,87 3,596) 40 (6,53 9,585) Jumlah pengusaha yang menggunakan pengolahan limbah Perusa haan ,29% Pemerintah Kabupaten selalu berupaya menjaga pelestarian dan kwalitas lingkungan hidup di tempuh melalui kebijakan mendorong dan meningkatkan pengelolaan lingkungan dengan melaksanakan program seperti : 1. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan. 2. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam. 3. Program peningkatan kwalitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup serta, 242

178 % PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG 4. Program pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pada sasaran terwujudnya pelestarian dan kwalitas lingkungan hidup di dukung oleh 2 (dua) indikator yaitu indikator standar baku mutu kualitas air dan standar baku mutu udara serta indikator jumlah pengusaha yang menggunakan pengolahan limbah secara terinci capaian kinerja pada masing masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut : Indikator terwujudnya pelestarian dan kualitas lingkungan hidup tahun 2013 secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kualitas Udara (NO2) NO2 (Gas Natrium Dioksida / Nitrit) merupakan senyawa yang berbahaya apabila konsetrasinya tinggi di udara yang mempengaruhi kualitas udara dilingkungan sekitar. Dari pemantauan pada tahun 2013, hasil pemeriksaan NO 2 sampel udara di Kabupaten Badung adalah 71,26 ug/m 3 masih dibawah baku mutu yang ditetapkan yaitu 400 ug/m 3.. Ini berarti kualitas udara masih dalam katagori baik. Dibandingkan dengan kualitas udara tahun 2012 sebesar 145 ug/m 3, terjadi peningkatan kualitas udara. Hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan dengan menanam perindang baik di tempat umum seperti sekolah, pasar, perkantoran dan perindang yang ada di telajakan. Capaian pemeriksaan dengan indikator NO2 tahun 2011 samapai 2013 menunjukan bahwa terjadi peningkatan kualitas udara seperti grafik berikut : Grafik 3.85 Kualitas udara (NO2) di Kabupaten Badung 2011 s/d Target RPJMD Capaian

179 mg/ltr PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG lain: Upaya yang dilakukan untuk mencapai peningkatan kualitas udara antara 1. Sosialisai terhadap perusahaan yang berwawasan lingkungan. 2. Pembinaan Desa Sadar Lingkungan. 3. Pemeriksaan Kualitas Udara 2. COD Air Sungai COD adalah Kebutuhan Oksigen Kimiawi, merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi seluruh bahan kimia dalam air. Dari pemantauan pada tahun 2013, hasil pemeriksaan COD air sungai hasilnya 89,65 mg/ltr melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu 50 mg/ltr. Ini berarti terjadi pencemaran air sungai, dimana kualitas air sungai menurun dibanding tahun Dibandingkan dengan DKI Jakarta, pencemaran air di Kabupaten Badung berkondisi lebih baik. Hal ini dapat disebabkan oleh: meningkatnya jumlah penduduk yang mengakibatkan peningkatan produksi limbah ke sungai dan adanya peningkatan aktivitas usaha perekonomian yang menghasilkan limbah didaerah hulu. Capaian pemeriksaan dengan indikator COD tahun 2011 sampai 2013 menunjukan bahwa terjadi penurunan kualitas Air Sungai seperti grafik berikut : Grafik 3.86 Kualitas Air Sungai (COD) di Kabupaten Badung 2011 s/d Target RPJMD Capaian

180 mg/ltr PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG adalah : Upaya yang dilakukan untuk mencapai peningkatan kualitas Air Sungai 1. Sosialisai terhadap perusahaan yang berwawasan lingkungan. 2. Pembinaan Desa Sadar Lingkungan. 3. Pemeriksaan Kualitas Air Sungai. 4. Melaksanakan Koordinasi di Daerah Hulu. 3. BOD Air Sungai BOD adalah Kebutuhan Oksigen Biokimia, merupakan ukuran banyaknya oksigen yang diperlukan oleh jasad pengurai untuk merombak bahan organik yang ada dalam perairan dalam volume air tertetu. Pada tahun 2013, hasil pemeriksaan BOD air sungai sebesar 20,59 mg/ltr melebihi baku mutu yang ditetapkan sebesar 6 mg/ltr. Ini berarti terjadi pencemaran air sungai dan penurunan kualitas air sungai dibanding tahun Dibandingkan dengan DKI Jakarta dengan hasil pemeriksaan BOD sebesar 30 mg/ltr, kondisi BOD air sungai di Kabupaten Badung lebih baik. Penurunan kualitas air sungai ini dapat disebabkan oleh: meningkatnya jumlah penduduk. Capaian pemeriksaan dengan indikator BOD tahun 2011 sampai 2013 menunjukan bahwa terjadi penurunan kualitas Air Sungai seperti grafik berikut : Grafik 3.87 Kualitas Air Sungai (BOD) di Kabupaten Badung 2011 s/d Target RPJMD Capaian

181 mg/ltr PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG adalah; Upaya yang dilakukan untuk mencapai peningkatan kualitas udara 1. Sosialisai terhadap perusahaan yang berwawasan lingkungan. 2. Pembinaan Desa Sadar Lingkungan. 3. Pemeriksaan Kualitas Air Sungai. 4. Berkoordinasi dengan aparat di Daerah Hulu Sungai. 4. BOD Air Laut Hasil pemeriksaan BOD air laut 2013 sebesar 9,88 mg/ltr masih dibawah baku mutu yang ditetapkan yaitu 10 mg/ltr. Dibandingkan dengan hasil tahun 2012 terjadi penurunan kualitas tetapi masih dibawah baku mutu yang ditetapkan, ini disebabkan wilayah laut di Kabupaten Badung sering mendapat kiriman sampah dan limbah. Capaian pemeriksaan dengan indikator BOD tahun 2011 sampai 2013 menunjukan bahwa terjadi penurunan kualitas Air Laut, namun masih dibawah baku mutu yang ditetapkan seperti grafik berikut : Grafik 3.88 Kualitas Air Laut (BOD) di Kabupaten Badung 2011 s/d Target RPJMD Capaian

182 Berdasarkan tabel 3.90, tahun 2013 pencapaian sasaran terwujudnya pelestarian dan lingkngan hidup pada masing-masing indikator capaian kinerja telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2011, kualitas air dan udara di Kabupaten Badung telah mengalami peningkata. Tercapainya capaian kinerja tersebut karena terus berupaya mengendalikan dan melaksanakan pengawasan terhadap lingkungan di perairan baik di laut sungai maupun udara melalui pembinaan pengawasan, pengendalian, dan penyuluhan di bidang lingkungan untuk mewujudkan fungsi lingkungan yang bersih lestari dan berkelanjutan. Indikator jumlah perusahaan yang menggunakan pengolahan limbah, bahwa dari 450 perusahaan yang ada di Kab Badung diwajibkan untuk memiliki pengolahan limbah. Namun biaya untuk membangun sarana pengelolaan limbah cukup besar maka perusahaan yang memiliki pengolahan limbah ditargetkan sebanyak 210 perusahaan (46,67%) sampai akhir RPJMD tahun Realisasi akumulasi capaian sasaran yang talah ditetapkan sampai dengan tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat seperti tabel di bawah ini : Tabel Pencapaian Sasaran 43 Terwujudnya peletasrian dan kwalitas lingkungan hidup 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasi s/d Rencana sesuai dengan RPJMD 2015 Persentase Capaian Kinerja (%) Standar baku mutu kualitas air dan kualitas udara : - NO2 -COD air sungai -BOD air sungai -BOD air laut 2 Jumlah pengusaha yang menggunakan pengolahan limbah Ug/m3 mg/lt mg/lt mg/lt ,77 7, , ,5 125,2 Perusahaan ,38 % 247

183 Berdasarkan tabel 3.91, realisasi akumulasi sampai tahun 2013 sebanyak 110 perusahan atau 52,38% dari jumlah perusahaan yang ditargetkan sampai tahun Hasil capaian 110 perusahaan ini sudah melampaui target yang ditetapkan tahun 2013 sebesar 80 perusahaan. Dilihat dari capaian kinerja, hal ini sudah melampaui target kinerja sebesar 137,5%. Data selengkapnya secara time series dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 3.89 Perusahan yang menggunakan Pengelolaan Limbah dari tahun 2011 sampai dengan tahun Target RPJM Realisasi Hasil capaian sasaran strategis standar baku mutu kualitas air dan kualitas udara yang diukur dengan parameter NO2, COD dan BOD air sungai serta BOD air laut menunjukkan bahwa kualitas udara, air sungai dan air laut memenuhi syarat baku mutu yang telah ditetapkan. Sedangkan jumlah pengusaha yang menggunakan pengolahan limbah/stp sampai tahun 2013 sebanyak 110 perusahaan dari target yang ditetapkan sampai 2015 sebanyak 210 perusahaan. Capaian ini telah sesuai dengan pentahapan target yang ditetapkan sampai akhir RPJMD. 248

184 Sasaran 44 Tertanganinya pengelolaan sampah di Kabupaten Badung Tabel 3.92 Analisis Capaian Sasaran 44 Tertanganinya pengelolaan sampah di Kabupaten Badung Capaian 2012 Capaian 2013 Capaian No. Indikator Sasaran Satuan Kinerja Target Realisasi Kinerja Target Realisasi Kinerja Volume sampah yang Ton 96,% 60,28 58,20 97% ,85% terangkut 2 Cakupan wilayah yang tertangani pengelolaan kebersihan Km 95% 306,13 253,20 83% ,96% Aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh terhadap meningkatnya volume sampah. Apabila masalah ini tidak dilakukan penanganan, diprediksi dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan yang cukup signifikan di seluruh wilayah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk mewujudkan kota bersih dan hijau, telah dicananagkan berbagai program yang pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dengan jalan melakukan pengelolaan sehingga berkurang volumenya. Pengelolaan sampah meliputi elemen penyimpanan di tempat-tempat penghasil sampah, pengumpulan 249

185 sampah di tempat pembuangan sementara dan depo-depo sampah, pengangkutan sampah ke tempat-tempat pembuangan akhir, pemanfaatan kembali atau daur ulang, dan pengolahan/pemusnahan. Keterlibatan masyarakat diperlukan untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga pada gilirannya sampah dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya. Produksi sampah di Kabupaten Badung tahun 2013 mencapai 203 ton/hari, diangkut ke TPA sebesar 78,5% ( 159,5 ton/hari) sedangkan sisanya diolah sebesar 21,5% ( 43,7 Ton ). Mengacu dari jumlah penduduk di tahun 2013 sebanyak jiwa yang disesuaikan dengan laju pertumbuhan sebesar 1,12 % per tahun. Namun demikian Pemerintah Kabupaten Badung tetap berupaya untuk mengurangi sampah dilakukan dengan berbagai cara antara lain : I. Dibuang ke tempat pembuangan akhir ( TPA ) Suwung rata-rata sebesar 78,5% (159,5 ton), yaitu dari wilayah Kecamatan a. Kuta Selatan Dkp :4,5 ton dan Swasta : 11,4 ton, b. Kuta DKP : 46,4 ton dan Swasta : 40,1 ton, c. Kuta Utara DKP : 2,8 ton dan Swasta : 33 ton, d. Mengwi DKP : 9,2 ton dan Swasta :9,2 ton dan e. Abiansemal-Petang DKP : 0 dan Swasta : 2,8 ton II. Diolah sebesar 21,5 % ( 43,7 Ton ) dengan rincian : a. Incenerator rata-rata sebesar : 1,6 ton b. Gelatik rata-rata sebesar : 0,107 ton c. TPST 3R rata-rata sebesar : 36,7 ton d. Bank Sampah rata-rata sebesar : 2,2 ton e. TPS berskala Rumah Tangga : 3,1 ton Berdasarkan tabel 3.92, sasaran tertanganinya pengelolaan sampah di didukung oleh 2 (dua) indikator yaitu indikator volume sampah yang terangkut ke 250

186 Ton PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG TPA dan indikator cakupan wilayah yang tertangani pengelolaan kebersihan secara terinci dapat dijelaskan sebagi berikut : Indikator volume sampah yang terangkut ke TPA 2013, sampah yang dibuang ke TPA sebanyak ton/hari dan realisasi 60,10 ton/hari dengan capaian kinerja sebesar 75,85 %. Tidak tercapainya kinerja ini karena kurang optimalnya penggunaan sarana pengangkutan. Upayaupaya yang dilakukan untuk meningkatkan indikator volume sampah yang terangkut ke TPA yaitu menambah jumlah sarana pengangkutan yang dimiliki, meningkatkan ritasi pengangkutan dengan menambah dukungan biaya operasional dalam rangka peningkatan jumlah sampah yang diangku ke TPA. Grafik 3.90 Capaian Indikator Volume sampah yang terangkut di Kabupaten Badung Target Realisasi Apabila dibandingkan capaian kinerja dari tahun 2011 sampai dengan tahun Realisasi 2011 volume sampah yang terangkut ke TPA sebanyak 12,5 ton/hari. Dibandingkan dengan realisasi 2012 mengalami peningkatan volume sampah yang terangkut ke TPA sebanyak 1,9 ton/hari telah mengalami peningkatan kinerja, Realisasi indikator volume sampah yang terangkut ke TPA selama tahun berjalan dimana untuk tahun 2011 volume sampah yang 251

187 Kilometer PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG terangkut ke TPA 47,60 ton menjadi 58,20 ton, tahun 2012 dan tahun 2013 juga mengalami peningkatan kinerja volume sampah yang terangkut ke TPA sebanyak ton. indikator cakupan wilayah yang tertangani pengelolaan kebersihan Indikator cakupan wilayah yang tertangani pengelolaan kebersihan realisasi adalah 272,40 km dari target sebesar 353,95 km sehingga capaian kinerja baru mencapai 76,96%. Tidak tercapainya capaian kinerja ini karena masih kurangnya tenaga penyapuan lapangan. Berdasarkan data, Kabupaten Badung hanya memiliki 454 orang tenaga penyapuan dari target pelayanan yang seharusnya memiliki 510 orang tenaga lapangan. Grafik 3.91 Capaian Indikator Cakupan wilayah yang tertangani pengelolaan kebersihan di Kabupaten Badung Target Realisasi Dibandingkan capaian kinerja tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan untuk cakupan wilayah yang tertangani pengelolaan kebersihan seluas 26.4 km dan bila dibandingkan realisasi dengan 2012 sudah mengalami peningkatan seluas 19.2 km. Realisasi cakupan wilayah yang tertangani pengelolaan kebersihan selama tahun berjalan sebagai berikut tahun 2011 sebesar 246 km menjadi 253 km pada 252

188 tahun 2012 dan 2013 juga mengalami peningkatan kinerja menjadi km. Realisasi akumulasi capaian sasaran yang talah ditetapkan sampai dengan tahun 2013 dan rencana sesuai dengan RPJMD dapat dilihat seperti tabel di bawah ini : Tabel Pencapaian Sasaran 43Terwujudnya peletasrian dan kwalitas lingkungan hidup 2013 dibandingkan Target RPJMD 2015 No. Indikator Sasaran Satuan Rencana Realisasi Persentase sesuai Akumulasi Capaian dengan s/d. Kinerja RPJMD 2013 (%) Volume sampah yang Ton % terangkut 2 Cakupan wilayah yang tertangani pengelolaan kebersihan Km % Pencapaian indikator sasaran tertanganinya pengelolaan sampah di Kabupaten Badung sampai tahun 2013 dibandingkan target akhir RPJMD tahun 2015 menunjukkan bahwa capaian indikator volume sampah yang terangkut sebesar ton dari target yang ditetapkan sebesar ton, ini berarti capaian kinerja sampai tahun 2013 sebesar 36% dan pencapaian indikator cakupan wilayah yang tertangani pengelolaan kebersihan sampai tahun 2013 sebesar km dari target yang ditetapkan akhir 2015 sebesar 449,60 km, ini berarti capaian kinerjanya sebesar 61% 3.3. Akuntabilitas Keuangan. Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah didasari atas komitmen bahwa anggaran yang disediakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Badung. Oleh karena itu kebijakan pengelolaan keuangan daerah dalam konteks memantapkan otonomi daerah desentralisasi fiskal yang menganut prinsip 253

189 Money Follows Function yaitu pengelolaan keuangan daerah disesuaikan dengan alokasi dan fungsinya dengan dukungan pendanaan melalui penyerahan sumber-sumber pendapatan daerah khususnya pendapatan asli daerah dan alokasi dana dari Pemerintah pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah daerah lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut diatas ada tiga kebijakan yang diimplementasikan yaitu : (1) pengelolaan pendapatan daerah, (2) pengelolaan belanja dan (3) pengelolaan pembiayaan daerah. Kebijakan umum pengelolaan pendapatan daerah diarahkan pada: 1. Peningkatan Pendapatan Asli daerah. Penerapan kebijakan otonomi daerah secara luas dan bertanggung jawab membuat pelaksanaan pembangunan di daerah sangat ditentukan oleh kemampuan daerah masing-masing dalam mengusahakan pembiayaan pembangunannya. Potensi yang dimiliki daerah sebagai komponen PAD merupakan sumber keuangan yang sangat diharapkan daerah untuk membiayai pembangunannya. Kabupaten Badung yang sumber PAD-nya sebagian besar dari sektor pariwisata selama lima tahun terakhir cenderung mengalami fluktuatif. Naik turunnya PAD Kabupaten Badung ini berbanding lurus dengan perkembangan kepariwisataan di Bali. Di sisi lain dengan melihat potensi yang cukup besar dari PAD Badung terutama dari komponen pajak hotel dan restoran, Pemerintah Kabupaten Badung memberikan sumbangan kepada 6 (enam) Kabupaten lainnya di Bali dengan menyisihkan 22 % dari PAD Badung sesuai Keputusan Gubernur Bali No. 286/01- F/HK/2009 tentang Relokasi Hasil Penerimaan Pajak Hotel dan restoran Kabupaten Badung dan Kota Denpasar kepada Provinsi Bali yang besarnya 15% - 22%. Keputusan ini dimaksudkan untuk mendorong pemerataan pembangunan khususnya pembangunan sarana dan prasarana. 2. Peningkatan Dana Perimbangan Dana yang berasal dari DAU perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, meskipun relatif sulit untuk memperkirakan jumlah realisasinya karena tergantung pada pemerintah pusat. Bagi hasil pajak propinsi dan pusat 254

190 dapat diupayakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Pendapatan bagi hasil sangat terkait dengan aktifitas perekonomian daerah. Dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi akan berkorelasi dengan naiknya pendapatan yang berasal dari bagi hasil. Pemerintah Daerah harus mendorong meningkatnya aktivitas perekonomian. 3. Peningkatan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Salah satu sumber pendapatan daerah yang sah adalah Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah meliputi : dana hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak propinsi dan pemerintah daerah lainnya. Langkahlangkah untuk peningkatan lain-lain pendapatan daerah yang sah dapat dilakukan dengan menetapkan APBD tepat waktu dan memperkecil SILPA sehingga dapat memperoleh Dana Insentif daerah. 4. Pengelolaan Belanja Daerah. Belanja daerah merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan kebijakan yang berkesinambungan dari programprogram yang dilaksanakan dapat diketahui arah pembangunan Kabupaten Badung. Dari perkembangan yang terjadi selama pelaksanaan otonomi daerah, sistem dan mekanisme APBD menggunakan sistem anggaran kinerja. Pelaksanaan tersebut membawa implikasi kepada struktur belanja daerah. Arah pengelolaan belanja daerah berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efesiensi penggunaan anggaran Target Dan Realisasi Pendapatan daerah Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Badung tahun2013, dan Perubahan APBD Kabupaten Badung tahun 2013 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah No tentang Perubahan Atas Peraturan 255

191 daerah Kabupaten Badung Nomor tentang Penetapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Badung 2013, maka Target Pendaptan Daerah pada tahun 2013 ditetapkan sebesar Rp ,08. Terhadap target tersebut pencapaian pendapatan daerah (realisasi anggaran) pada tahun 2013 mampu melampaui target, yakni Rp ,80 atau 108,71 %. Peningkatan pendapatan karena peningkatan perolehan dari wajib pajak serta membaiknya iklim usaha kepariwisataan sebagai sumber Pendapatan asli Daerah Utama. Secara rinci sumber pendapatan di Kabupaten Badung adalah sebagai berikut : a. Pendapatan Asli daerah dari target sebesar Rp ,59 dapat direalisasikan sebesar Rp ,67 atau 112,32 % yang terdiri dari : 1) Pajak daerah dari target sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar ,23 atau 109,95 % 2) Retribusi Daerah dari target sebesar Rp ,56 dapat direalisasikan sebesar Rp ,78 atau 123,73 % 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dari target sebesar Rp ,03 dapat direalisasikan sebesar Rp ,03 atau 100 % 4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah dari target sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar ,63 atau 190,52 % b. Dana Perimbangan dari target sebesar Rp ,20 dapat direalisasikan sebesar ,00 atau 98,78 % yang terdiri dari : 1) Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak dari target sebesar Rp ,20 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 91,41% 2) Dana Alokasi Umum dari target sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 100,00 % 256

192 3) Dana Alokasi Khusus yang direncanakan sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 100,00 % c. Lain - lain Pendapatan yang sah dari target sebesar Rp ,29 dapat direalisasikan sebesar Rp ,13 atau 96,85% Belanja Daerah Kebijakan umum belanja daerah diarahkan pada peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas dan penetapan prioritas alokasi anggaran. Selain itu kebijakan belanja daerah juga diarahkan untuk mencapai visi dan misi yang ditetapkan dalam rangka memperbaiki kualitas dan kuantitas pelayanan publik. Kebijakan umum belanja daerah adalah sebagai berikut : 1. Belanja Daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Kabupaten yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. 2. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memelihara kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar pendidikan, kesehatan serta pembangunan infrastruktur dan pusat pemerintah. 3. Belanja daerah yang dianggarkan juga untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing SKPD di jajaran Pemerintah Kabupaten Badung. 4. Meningkatkan efisiensi pengeluaran daerah dengan berorientasi pada kinerja dan kepentingan pelayanan publik untuk mengeliminasi sumber ketidak efisienan keuangan daerah. 5. Meningkatkan kemampuan perencanaan pengeluaran SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung dalam upaya optimalnya pencapaian program dan kegiatan yang direncanakan. 257

193 6. Anggaran daerah dikelola dengan berorientasi pada hasil yang baik dan biaya yang rendah. 7. Penganggaran keuangan daerah diarahkan dapat memberikan keleluasaan bagi para pelaksana untuk memaksimalkan pengelolaan dananya dengan memperhatikan value of money yaitu efektif, efisien dan ekonomis serta mampu mendongkrak kinerja dan profesionalisme kerja di setiap SKPD. Arah pengelolaan belanja daerah tahun adalah sebagai berikut : 1. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. 2. Prioritas Penggunaan anggaran tahun diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-kegiatan dibidang pendidikan, kesehatan, kebudayaan, ketersediaan bahan pangan, penciptaan lapangan kerja, peningkatan peranan perempuan dan penegakan supremasi hukum, pelestarian dan penyelamatan lingkungan dan peningkatan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung serta diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan. 3. Tolok Ukur dan Target Kinerja Belanja daerah pada setiap kegiatan disertai tolok ukur dan target pada setiap indikator kinerja yang meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 4. Optimalisasi Belanja Langsung Belanja langsung diupayakan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. 258

194 Optimalisasi belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik yang memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak swasta. 5. Transparan dan Akuntabel Setiap pengeluaran belanja dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek administrasi keuangan, tetapi menyangkut proses, keluaran dan hasilnya. Secara spesifik, efisiensi dan efektivitas belanja harus meliputi pos-pos belanja yang dikelompokkan dalam Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Dengan masing-masing kelompok dirinci ke dalam jenis belanja. Untuk Belanja Tidak Langsung, jenis belanjanya terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Keuangan, Belanja bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil dan belanja Tak Terduga. Sementara itu, untuk Belanja Langsung, jenis belanjanya terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung meliputi : 1) Belanja Pegawai, dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan pegawai, penerimaan lainnya untuk pimpinan dan anggota DPRD serta Kepala daerah/wakil Kepala Daerah dan biaya pemungutan pajak daerah. 2) Belanja bunga, digunakan untuk pembayaran bunga atas pinjaman pemerintah daerah kepada pihak lainnya. 3) Subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak. 4) Belanja Hibah, yaitu pemberian hibah untuk penyelenggaraan program dan kegiatan yang bersifat cross cutting issue. 259

195 5) Bantuan sosial, yaitu bantuan sosial organisasi kemasyarakatan antara lain bantuan keagamaan, pendidikan, kemasyarakatan, pengadaan pangan dan bantuan partai politik. 6) Belanja Bagi Hasil, meliputi belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kepada Desa/kelurahan. 7) Bantuan Keuangan, yang bersifat umum maupun khusus kepada Desa/Kelurahan. 8) Belanja Tak Terduga, untuk kegiatan yang sifatnya tidak bisa atau diharapkan tidak terulang. A. Belanja Langsung Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan program dan kegiatan. Belanja langsung meliputi : 1) Belanja Pegawai, dipergunakan untuk pengeluaran honorarium PNS, honorarium non PNS dan uang lembur. 2) Belanja Barang dan Jasa, dipergunakan untuk pengeluaran bahan habis pakai, bahan material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak dan penggandaan, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus, perjalanan dinas, beasiswa pendidikan PNS, kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis perjalanan pindah tugas dan lain sebagainya. 3) Belanja Modal, dipergunakan untuk pengeluaran pengadaan tanah, alatalat berat, alat-alat angkutan darat bermotor, alat-alat angkutan darat tidak bermotor, alat-alat angkutan di air bermotor, alat-alat angkutan di air tidak bermotor, alat-alat bengkel, alat-alat pengolah pertanian dan peternakan, perlatan kantor,perlengkapan kantor, komputer dan lainlain. Anggaran belanja untuk pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Badung dapat diperinci sebagai berikut: 260

196 Rupiah Rupiah PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG Grafik 3.92 Anggaran Belanja Pemerintah Kabupaten Badung ,500,000,000, ,000,000,000, ,500,000,000, ,000,000,000, ,500,000,000, ,000,000,000, ,000,000, Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Total Belanja Pagu Anggaran 1,623,136,935, 1,404,638,975, 3,027,775,911, Realisasi 1,488,224,176, 1,267,235,545, 2,755,459,722, Distribusi anggaran pembangunan Kabupaten Badung untuk belanja langsung dipergunakan untuk membiayai 93 program serta 602 kegiatan. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk belanja langsung secara rinci seperti berikut: Grafik 3.93 Anggaran Belanja Langsung dan Alokasi untuk Sasaran Strategis Kabupaten Badung ,600,000,000,000 1,400,000,000,000 1,200,000,000,000 1,000,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000, ,000,000,000 - Pagu Realisasi Anggaran Belanja Langsung 1,404,638,975,874 1,267,235,545,157 Anggaran Untuk Sasaran 1,105,936,032, ,719,420,324 Alokasi anggaran untuk pencapaian 44 sasaran strategis sebesar Rp ,- dari total pagu anggaran belanja lansung APBD Kabupaten 261

Pengukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung Tahun 2013.

Pengukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Badung Tahun 2013. Pengukuran Pemerintah Kabupaten Badung Tahun 2013. () 1 Peningkatan seni masyarakat berdasarkan adat dan budaya bali 2 Terwujudnya kerukunan kehidupan beragama dan bermasyarakat di Kabupaten Badung yang

Lebih terperinci

Lampiran : Review Dokumen PK Tahun 2013 berdasarkan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 oleh Tim Kementrian PAN dan RB

Lampiran : Review Dokumen PK Tahun 2013 berdasarkan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 oleh Tim Kementrian PAN dan RB Lampiran : Review Dokumen PK Tahun 201 berdasarkan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 201 oleh Tim Kementrian PAN dan RB NO. SASARAN STRATEGIS 1 Peningkatan seni masyarakat

Lebih terperinci

1 Jumlah perayaan bersama pada hari-hari besar agama. 1 Persentase anak usia sekolah yang tuntas wajib belajar 12 tahun

1 Jumlah perayaan bersama pada hari-hari besar agama. 1 Persentase anak usia sekolah yang tuntas wajib belajar 12 tahun Lampiran : Revisi Dokumen RKT Tahun 2014 berdasarkan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014 oleh Tim Kementrian PAN dan RB NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 2

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Iktisar Eksekutif...

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Iktisar Eksekutif... PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Iktisar Eksekutif...... Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Gambaran Umum

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BAB IV PENUTUP

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada hakekatnya adalah proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip prinsip tranparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), diperlukan perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja sesuai dengan batasan

Lebih terperinci

TANGGAL : 9 OKTOBER 2014 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

TANGGAL : 9 OKTOBER 2014 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 64 TAHUN 2014-1- TANGGAL : 9 OKTOBER 2014 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), diperlukan perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja sesuai dengan batasan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah perlu dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan Organisasi dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KABUPATEN BADUNG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG RPJMD 2010-2015 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokuman pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEPUTUSAN BUPATI LINGGA NOMOR : 30 / KPTS / I / 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA TAHUN 2010 2015 BUPATI LINGGA Menimbang

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta 2021 A. 1 Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kota Surakarta NO 2016 2017 2018 2019 2020 A. 1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pertumbuhan ekonomi/pdrb

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokuman pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2011-2016 adalah: BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi yang Bersih, Efektif, Religius, Cepat, Aman, Harmonis,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Kerja Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional, diamanatkan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.5.1 Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke arah mana dan bagaimana Kabupaten Situbondo akan dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif

Lebih terperinci

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA BIRO BINA SOSIAL YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 2015, telah ditetapkan Visi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokuman pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Kabupaten Pemalang Tahun 2013 merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Dokumen perencanaan tahunan daerah yang digunakan sebagai acuan perencanaan pembangunan dan penyusunan anggaran Tahun 2014, adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD

Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD "Terwujudnya Kota Cirebon Yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018" Tabel 9.2 Target Indikator Sasaran RPJMD Misi 1 Mewujudkan Aparatur Pemerintahan dan Masyarakat Kota Cirebon

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KEAMANAN NEGARA 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna

Lebih terperinci

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mataram, Maret 2015 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT. Dr.TGH. M.

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mataram, Maret 2015 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT. Dr.TGH. M. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah Nya, sehingga Laporan Kinerja Instansi

Lebih terperinci

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016 Lampiran Rekapitulasi Kinerja Tahun 2016 Tujuan Sasaran Indikator Target Mewujudkan 1. Mewujudkan 1. Opini BPK WTP On proses - - 6.054.909.055,- 5.208.945.347,- 86,02 kualitas penyelenggaraan Sistem kinerja

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ponorogo, Maret 2016 BUPATI PONOROGO. Drs. H. IPONG MUCHLISSONI

KATA PENGANTAR. Ponorogo, Maret 2016 BUPATI PONOROGO. Drs. H. IPONG MUCHLISSONI KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya semua tugas-tugas Instansi Pemerintah se - Kabupaten Ponorogo, serta terselesaikannya penyusunan Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka reformasi birokrasi yang sedang dilaksanakan di Indonesia, penetapan rencana kerja tahunan ini akan sangat mewarnai berbagai kebijakan yang akan diterapkan,

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016 BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun 2016-2021 Terwujudnya Ketahanan Pangan bagi Masyarakat Kabupaten Kediri yang Religius, Cerdas, Sehat, Sejahtera, Kreatif, dan Berkeadilan, yang didukung oleh

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR TENTANG PENETAPAN UTAMA (IKU) PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengukuran dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Tabel IX-1 Indikator Kinerja Daerah Menurut Sasaran Strategis SASARAN INDIKATOR KINERJA Misi satu : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang melalui peningkatkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN PENETAPAN TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN : LAMANDAU TAHUN : 2014 1. Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan daerah. 2. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat. 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG. Tujuan Sasaran Indikator Formula SKPD Penanggungjawab

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG. Tujuan Sasaran Indikator Formula SKPD Penanggungjawab LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 64 TAHUN 2014 TANGGAL : 9 OKTOBER 2014 TENTANG : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 I ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Pertumbuhan Ekonomi % 6,02 6,23 6,07 6,45 6,33 6,63 5,89** 2 PDRB Per Kapita (Harga Berlaku) Rp. Juta

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

Maksud dan Tujuan. Hasil

Maksud dan Tujuan. Hasil Judul Penelitian : Kerangka Kebijakan Sosial Budaya dan Pemerintahan Umum Kabupaten Sidoarjo Pelaksana : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo Kerjasama Dengan : - Latar Belakang Salah

Lebih terperinci

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF i IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Kediri Tahun 2012 ini disusun dengan menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. S T R A T E G I Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi juga diberi makna sebagai usaha-usaha untuk

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka reformasi birokrasi yang sedang dilaksanakan di Indonesia, penetapan rencana kerja tahunan ini akan sangat mewarnai berbagai kebijakan yang akan diterapkan,

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kabupaten Lingga Tahun 2013 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah Investor Berskala Nasional PMA 17 PMA/PMDN Ekonomi dan Daya Saing

Lebih terperinci

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lamandau Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Lamandau telah

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TINGKAT KABUPATEN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TINGKAT KABUPATEN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TINGKAT KABUPATEN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Sasaran Indikator Kinerja Utama Satuan TARGET PROGRAM PEMBANGUNAN ANGGARAN Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga Terwujudnya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi ini dibuat sebagai pedoman dalam penetapan arah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

Lebih terperinci