I G H T N I N G A R R E S T E R D : P D M / P G I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I G H T N I N G A R R E S T E R D : P D M / P G I"

Transkripsi

1

2

3 B u k u P e d o m a n P e m e l i h a r a a n L I G H T N I N G A R R E S T E R D o k u m e n n o m o r P D M / P G I / P T P L N ( P E R S E R O ) J l T r u n o j o y o B l o k M I / 3 5 J A K A R T A

4 DOKUMEN PT PLN (PERSERO) NOMOR PDM/PGI/2204 Lampiran Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No K/DIR/204 BUKU PEDOMAN PEMELIHARAAN (LA) PT PLN (PERSERO) JALAN TRUNOJOYO BLOK MI/35 KEBAYORAN BARU JAKARTA SELATAN 260

5 Susunan Tim Review KEPDIR 3 & 4 Tahun 200 Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.0309.K/DIR/203 Pengarah. Kepala Divisi Transmisi Jawa Bali 2. Kepala Divisi Transmisi Sumatera 3. Kepala Divisi Transmisi Indonesia Timur 4. Yulian Tamsir Ketua Tatang Rusdjaja Sekretaris Christi Yani Anggota Indra Tjahja Delyuzar Hesti Hartanti Sumaryadi James Munthe Jhon H Tonapa Kelompok Kerja LA, Serandang dan Pentanahan Gardu Induk (GI). Wegig Triyogo (PLN P3BJB) Koordinator merangkap anggota 2. Andreas Purnomoadi (PLN P3BJB) Anggota 3. M Husen Hatala (PLN P3BS) Anggota 4. Doni Eko Prasetyo (PLN P3BS) Anggota 5. Hamiruddin (PLN Sulselrabar) Anggota 6. Mastur (PLN Kalselteng) Anggota Koordinator Verifikasi dan Finalisasi Review KEPDIR 3 & 4 Tahun 200 (Nota Dinas KDIVTRS JBS Nomor 008/432/KDIVTRS JBS/204) Tanggal 27 Mei 204. Jemjem Kurnaen 2. Sugiartho 3. Yulian Tamsir 4. Eko Yudo Pramono

6 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... II DAFTAR TABEL... III DAFTAR LAMPIRAN... IV PRAKATA... V... PENDAHULUAN... 2 PEDOMAN PEMELIHARAAN Teknologi Lightning Arrester Klasifikasi Lightning Arrester Konstruksi Lightning Arrester Varistor/ Active Part Housing LA Sealing dan Pressure Relief Systems Peralatan Monitoring dan Insulator Dudukan Struktur Penyangga Lightning Arrester FMEA Lightning Arrester PEMELIHARAAN Inspeksi Level Lightning Arrester IL IL Inspeksi Audio Inspeksi Level2 Lightning Arrester IL2 Inspeksi dengan Thermal Image Prinsip Pengukuran LCM Pelaksanaan Pengukuran LCM Inspeksi Level3 Lightning Arrester IL3 Pengukuran Nilai Tahanan Insulasi (Megger Test) IL3 Pengukuran Nilai Pentanahan IL3 Pengujian Surge Counter LA EVALUASI DAN REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN Evaluasi dan Rekomendasi IL Lightning Arrester Evaluasi dan Rekomendasi IL2 Lightning Arrester Evaluasi dan Rekomendasi IL3 Lightning Arrester DAFTAR ISTILAH DAFTAR PUSTAKA i

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 2 LA berdasarkan Letak Pemasangan... 4 Gambar 22 Konstruksi LA... 5 Gambar 23 Keping Blok Varistor Zinc Oxide... 6 Gambar 24 Konstruksi Housing LA... 6 Gambar 25 Sealing dan Pressure Relief Systems LA... 7 Gambar 26 Grading Ring LA... 7 Gambar 27 Counter LA dan Counter dan Meter Arus Bocor Total LA... 8 Gambar 28 Insulator Dudukan LA... 8 Gambar 29 Struktur Penyangga Lightning Arrester... 9 Gambar 3 Disconnector Switch pada TLA Gappless... 5 Gambar 32 Contoh Hotspot pada LA... 7 Gambar 33 Contoh Setting Range Suhu pada Pengambilan Gambar dengan Periode Berbeda... 9 Gambar 34 Skema perhitungan dan pengukuran LCM Gambar 35 Skema Pengukuran Nilai Tahanan Insulasi (Megger) Kompartemen di LA Gambar 36 Pengujian Surge Counter dengan Impulse DC Kapasitor Gambar 4 Langkah Evaluasi Hasil Pengukuran dengan Thermal Image Gambar 42 Skema Sistem Pentanahan LA, Rod terhubung ke Mesh ii

8 DAFTAR TABEL Tabel 3 Kegiatan dan Interval IL Lightning Arrester... Tabel 32 Sasaran Pemeriksaan dan Interval IL LA di Gardu Induk... 2 Tabel 33 Sasaran Pemeriksaan dan Interval IL TLA tipe Gapless di Saluran Transmisi... 4 Tabel 34 Sasaran Pemeriksaan dan Interval IL TLA tipe Gap di Saluran Transmisi... 6 Tabel 35 Kegiatan dan Interval IL2 Lightning Arrester... 7 Tabel 36 Koefisien Emisivitas Berbagai Material... 8 Tabel 37 Kelengkapan Alat Uji LCM... 2 Tabel 38 Kegiatan dan Interval IL3 Lightning Arrester Tabel 4 Evaluasi dan Rekomendasi IL LA di Gardu Induk Tabel 42 Evaluasi dan Rekomendasi IL TLA tipe Gapless di Saluran Transmisi Tabel 43 Evaluasi dan Rekomendasi IL TLA tipe Gap di Saluran Transmisi Tabel 44 Batasan Nilai Arus Bocor Resistif Maksimum dari Beragam Pabrikan Tabel 45 Batasan Nilai Arus Bocor Resistif Maksimum dengan pendekatan statistik Tabel 46 Rekomendasi Hasil Ukur LCM Tabel 47 Evaluasi dan Rekomendasi Hasil Pengukuran Nilai Tahanan Insulasi LA Tabel 48 Evaluasi dan Rekomendasi Hasil Pengukuran Nilai Tahanan Pentanahan Tabel 49 Evaluasi dan Rekomendasi Pengujian Surge Counter LA iii

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran TABEL PERIODE PEMELIHARAAN LA Lampiran 2 FMEA Sub Sistem Active Part Lampiran 3 FMEA Sub Sistem Insulasi Lampiran 4 FMEA Sub Sistem Struktur Penyangga Lampiran 5 FMEA Sub Sistem Sealing Systems Lampiran 6 FMEA Sub Sistem Junctions Lampiran 7 FMEA Sub Sistem Pentanahan Lampiran 8 FMEA Sub Sistem Grading Ring Lampiran 9 FMEA Sub Sistem Monitoring Lampiran 0 Metode Inspeksi LA berdasarkan Analisis FMEA Lampiran Checklist IL LA di Gardu Induk an Lampiran 2 Checklist IL TLAGapless 2Tahunan Lampiran 3 Checklist IL TLAGapped 2 Tahunan Lampiran 4 Form Pengujian LCM Lampiran 5 Form Pengujian Nilai Tahanan Insulasi (Megger Test) Lampiran 6 Form Pengujian Nilai Tahanan Pentanahan Lampiran 7 Form Pengujian Surge Counter LA... 6 Lampiran 8 Form Pengujian Thermal Image iv

10 PRAKATA PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana pengelolaan aset memberi kontribusi yang besar dalam keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan aset dengan baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset. Parameter Biaya, Unjuk kerja, dan Risiko harus dikelola dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan manfaat yang maksimum selama masa manfaatnya. PLN melaksanakan pengelolaan aset secara menyeluruh, mencakup keseluruhan fase dalam daur hidup aset (asset life cycle) yang meliputi fase Perencanaan, Pembangunan, Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Peremajaan atau penghapusan. Keseluruhan fase tersebut memerlukan pengelolaan yang baik karena semuanya berkontribusi pada keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam pengelolaan aset diperlukan kebijakan, strategi, regulasi, pedoman, aturan, faktor pendukung serta pelaksana yang kompeten dan berintegritas. PLN telah menetapkan beberapa ketentuan terkait dengan pengelolaan aset yang salah satunya adalah buku Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik. Pedoman pemeliharaan yang dimuat dalam buku ini merupakan bagian dari kumpulan Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran yang secara keseluruhan terdiri atas 25 buku. Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari pedoman terdahulu yang telah ditetapkan dengan keputusan direksi nomor 3.K/DIR/200 dan 4.K/DIR/200. Perubahan atau penyempurnaan pedoman senantiasa diperlukan mengingat perubahan pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan serta perubahan kebutuhan perusahaan maupun stakeholder. Di masa yang akan datang, pedoman ini juga harus disempurnakan kembali sesuai dengan tuntutan pada masanya. Penerapan pedoman pemeliharaan ini merupakan hal yang wajib bagi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan pemeliharaan peralatan penyaluran di PLN, baik perencana, pelaksana maupun evaluator. Pedoman pemeliharaan ini juga wajib dipatuhi oleh para pihak diluar PLN yang bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan di PLN. Demikian, semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat bagi perusahaan dan stakeholder serta masyarakat Indonesia. Jakarta, Oktober 204 DIREKTUR UTAMA NUR PAMUDJI v

11

12 PENDAHULUAN Kegiatan pemeliharaan peralatan memegang peranan penting dalam menunjang kualitas dan keandalan penyediaan tenaga listrik kepada konsumen. Pemeliharaan peralatan adalah satu proses kegiatan yang bertujuan menjaga kondisi peralatan, agar peralatan senantiasa beroperasi sesuai dengan fungsi dan karakteristik desainnya. Pemeliharaan sarana instalasi listrik yang dilaksanakan di PT. PLN (Persero) telah mengalami beberapa transformasi, mengacu pada sebagai berikut. Buku Pedoman Pemeliharaan Sistem Tenaga tahun 984, sesuai dengan Surat Edaran Direksi (SE) No. 032/PST/984 beserta revisirevisi. (dengan pola Time Based Maintenance dan Corrective Maintenance). 2. Manual books masingmasing peralatan. (Time Based Maintenance). 3. Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik tahun 200, sesuai dengan SK Direksi No. 3 dan 4 / DIR/ 200. (Condition Based Maintenance, Time Based Maintenance dan Corrective Maintenance). Seiring dengan perjalanan waktu, pengalaman, perkembangan pengetahuan dan teknologi, maka dirasa perlu adanya perbaikan Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik yang dapat mengakomodasi perkembangan tersebut. Revisi Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik mencakup sebagai berikut. Penjelasan tentang komponen dan fungsi peralatan. 2. Failure Mode Effect Analysis (FMEA) sebagai dasar penentuan metode inspeksi/ pengujian yang sesuai untuk setiap peralatan. 3. Pedoman pemeliharaan peralatan. 4. Evaluasi dan rekomendasi hasil pemeliharaan. Buku ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan pemeliharaan di PT PLN (Persero).

13 Lingkup Pembahasan dalam Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Lightning Arrester (LA), adalah sebagai berikut LA yang dimaksud dalam buku ini adalah LA yang terpasang di Gardu Induk (non GIS) an Saluran Transmisi, dengan level tegangan operasi (rms) 70kV, 50 kv dan 500 kv. LA yang dimaksud dalam buku ini adalah LA yang menggunakan komponen aktif (varistor) Zinc Oxide (atau dikenal juga sebagai MOSA Metal Oxide Surge Arresters). Norm batasan nilai arus bocor resistif maksimum (metode LCM) yang ditetapkan berdasarkan statistik dalam buku ini, menggunakan data di lingkungan PLN P3B Jawa Bali ( ). Norm batasan nilai minimum tahanan (resistansi) insulator dudukan yang digunakan dalam buku ini ditetapkan berdasarkan data statistik hasil pengukuran di lingkungan PLN P3B Jawa Bali ( ), PLN P3B Sumatera ( ), PLN AP2B Sulselrabar, PLN AP2B Kalselteng. PEDOMAN PEMELIHARAAN Lightning Arrester (LA) merupakan peralatan yang berfungsi untuk melindungi peralatan listrik lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir). Surja mungkin merambat di dalam konduktor saat peristiwa sebagai berikut. Kegagalan sudut perlindungan petir, sehingga surja petir mengalir di dalam konduktor fasa. 2. Backflashover akibat nilai pentanahan yang tinggi, baik di gardu induk ataupun di saluran transmisi. 3. Proses switching CB/ DS (surja hubung). 4. Gangguan fasafasa, ataupun fasatanah baik di saluran transmisi maupun di gardu induk. Pada saat peristiwa surja, travelling wave/gelombang berjalan merambat di penghantar sistem transmisi dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Surja dengan panjang gelombang dalam orde mikro detik ini berbahaya bila nilai tegangan surja yang tiba di peralatan lebih tinggi dari level BIL (Basic Insulation Level) peralatan. Untuk itu, LA dipasang untuk memotong tegangan surja dengan cara mengalirkan arus surja ke tanah dalam orde sangat singkat, dimana pengaruh follow current tidak ikut serta diketanahkan. 2

14 LA memiliki karakteristik sebagai berikut Pada tegangan operasi (rms) a. LA bersifat sebagai insulator. b. Arus bocor ke tanah tetap ada, namun dalam orde miliampere. Arus bocor ini mayoritas adalah arus kapasitif. Pada saat terjadi surja petir/ surja hubung a. LA bersifat konduktif, dengan nilai resistansi sangat rendah. b. LA mengalirkan arus surja ke tanah dalam orde kiloampere. c. LA segera bersifat insulator setelah surja berhasil dilewatkan, sehingga menghilangkan pengaruh follow current. Teknologi Lightning Arrester Teknologi LA sudah dikembangkan sejak 00 tahun silam, bersamaan dengan dimulainya penggunaan listrik secara masal. Secara ringkas sejarah perkembangan LA adalah sebagai berikut Penggunaan Air Gaps Multiple gaps dengan resistor Lead Oxide dengan resistor Passive Gapped Silicon Carbide (SiC) Active Gapped Silicon Carbide (SiC) 976 sekarang Zinc Oxide (ZnO) tanpa gap 985 sekarang Zinc Oxide (ZnO) tanpa gap dengan housing polymer Keping ZnO memiliki karakteristik kerja (kurva VI) yang jauh lebih baik dibandingkan generasi pendahulunya yang menggunakan SiCterseri dengan gap. Mayoritas LA di sistem transmisi PLN telah menggunakan teknologi keping ZnO tanpa gap, atau dikenal juga sebagai MOSAMetal Oxide Surge Arresters. Di beberapa tempat di Indonesia, MOSA dengan housing polymer sudah mulai digunakan. 3

15 2.2 Klasifikasi Lightning Arrester Di dalam buku ini LA dikelompokkan berdasarkan letak pemasangannya, yaitu. LA di Gardu Induk (non GIS) 2. LA di Saluran Transmisi Kedua contoh LA ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini (a) LA di Gardu Induk, dengan housing porselen (kiri) dan housing polymer (kanan) (b) LA di Saluran Transmisi, dengan gap (kiri) & tanpa gap (kanan) Gambar 2 LA berdasarkan Letak Pemasangan 2.3 Konstruksi Lightning Arrester LA di saluran transmisi ataupun di gardu induk, memiliki konstruksi yang hampir serupa. Komponen utama dari LA adalah varistor/ komponen aktif yang terbuat dari Zinc Oxide. 4

16 Varistor ini berbentuk keping blok, tersusun di dalam housing/ kompartemen yang terbuat dari porselen ataupun polymer. Selain sebagai penyangga, housing ini juga befungsi untuk menginsulasi antara bagian bertegangan dan tanah pada tegangan operasi LA. Gambar 22 Konstruksi LA LA juga dilengkapi dengan katup pressure relief di kedua ujungnya. Katup ini befungsi untuk melepas tekanan internal yang berlebih, pada saat LA dilalui arus surja. Konstruksi lain pendukung LA terdiri dari struktur penyangga, grading ring, pentanahan dan alat monitoring. Lebih jauh akan dijelaskan dalam subbab Varistor/ Active Part Active Part terdiri dari kolom varistor Zinc Oxide (ZnO). Keping Zinc Oxide dicetak dalam bentuk silinder yang besaran diameter keping tergantung pada kemampuan absorbsi energi dan nilai discharge arus. Material silinder terbuat dari aluminium. Silinder ini selain memiliki kemampuan mekanis, juga berfungsi sebagai pendingin Diameter keping bervariasi dari 30 mm untuk arrester kelas distribusi hingga 00 mm untuk arrester HV/EHV. Setiap keping blok memiliki tinggi bervariasi dari 20 hingga 45 mm. 5

17 Gambar 23 Keping Blok Varistor Zinc Oxide Nilai residual voltage untuk setiap keping ZnO pada saat dilewati arus surja bergantung pada diameter keping tersebut. Sebagai contoh pada keping dengan diameter 32 mm, nilai residual voltagenya sebesar 450 V/ mm, sementara untuk diameter 70 mm nilai residual voltage menurun menjadi 280 V/mm. Hal ini berarti, pada satu keping ZnO dengan diameter 70 mm dan tinggi 45 mm terdapat kemampuan residual voltage sebesar 2.5 kv. Bila nilai residual voltage yang diinginkan sebesar 823 kv, maka diperlukan 66 keping ZnO tersusun ke atas. Hal ini akan menyebabkan tinggi LA mencapai 3 meter, dimana kestabilan mekanis LA tidak baik, oleh karenanya LA juga didesain untuk dipasang bertingkat (stacked) Housing LA Tumpukan keping ZnO ditaruh dalam sangkar rod, umumnya terbuat dari FRP (Fiber Glass Reinforced Plastic). Compression spring dipasang pada kedua ujung kolom active part untuk memastikan susunan keping memiliki ketahanan mekanis. Kompartemen housing dapat terbuat dari porselen ataupun polymer. Alumunium flange direkatkan pada kedua ujung housing dengan menggunakan semen. Gambar 24 Konstruksi Housing LA 6

18 2.3.3 Sealing dan Pressure Relief Systems Sealing ring dan pressure relief diaphragm dipasang di kedua ujung arrester. Sealing ring terbuat dari material sintetis sementara pressure relief diaphragm terbuat dari steel/ nikel dengan kualitas tinggi. Pressure relief bekerja sebagai katup pelepasan tekanan internal pada saat LA mengalirkan arus lebih surja. Gambar 25 Sealing dan Pressure Relief Systems LA Grading Ring Grading ring diperlukan pada LA dengan ketinggian >.5 meter atau pada LA yang dipasang bertingkat. Grading ring berfungsi sebagai kontrol distribusi medan elektris sepanjang permukaan LA. Medan elektris pada bagian yang dekat dengan tegangan akan lebih tinggi, sehingga stress pada active part di posisi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada posisi di bawahnya. Stress ini dapat menyebabkan degradasi pada komponen active part. Pemilihan ukuran grading ring perlu mempertimbangkan jarak antar fasa. Jarak aman antar konduktor harus sama dengan jarak antar grading ring antar fasa dari arrester. Gambar 26 Grading Ring LA 7

19 2.3.4 Peralatan Monitoring dan Insulator Dudukan LA dilengkapi dengan peralatan monitoring, yakni counter jumlah kerja LA dan/atau meter arus bocor total. Sebelum diketanahkan, kawat pentanahan dilewatkan dahulu pada peralatan monitoring. Oleh karenanya, insulator dudukan perlu dipasang baik pada kedua ujung peralatan monitor, maupun pada dudukan LA, agar arus yang melalui LA hanya melewati kawat pentanahan. Gambar 27 Counter LA dan Counter dan Meter Arus Bocor Total LA Gambar 28 Insulator Dudukan LA Struktur Penyangga Lightning Arrester LA dipasang pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah, untuk itu diperlukan struktur penyangga yang terdiri dari pondasi dan struktur besi penyangga. 8

20 Gambar 29 Struktur Penyangga Lightning Arrester 2.4 FMEA Lightning Arrester FMEA (Failure Mode Effect Analysis) merupakan analisis yang dilaksanakan untuk mendapatkan gejala kegagalan pada sebuah peralatan dengan menerapkan keterkaitan sebabakibat antara kegagalan yang satu dengan penyebab sebelumnya, demikian seterusnya hingga ditemukan penyebab kegagalan yang paling awal. Dengan mengetahui gejala kegagalan, dapat ditentukan metode inspeksi/ pengujian yang perlu dilaksanakan sehingga gangguan dapat dicegah. Dalam analisis FMEA, sebuah peralatan dipandang berdasarkan sistem dan sub sistemnya. Setiap sistem memiliki fungsi, demikian pun setiap sub sistem memiliki sub fungsi. Kegagalan dilihat dari sudut pandang kegagalan sebuah sistem/ sub sistem dalam melaksanakan fungsi/ sub fungsinya. Sebuah sistem Lightning Arrester terdiri dari sub sistem sebagai berikut. Sub Sistem Active Part 2. Sub Sistem Insulasi 3. Sub Sistem Struktur Penyangga 4. Sub Sistem Sealing Systems 5. Sub Sistem Junction 6. Sub Sistem Pentanahan 7. Sub Sistem Grading Ring 8. Sub Sistem Monitoring FMEA Lightning Arrester dijelaskan lebih detil dalam Lampiran 2 sampai dengan 9. 9

21 3 PEMELIHARAAN Kegiatan pemeliharaan yang tercantum di dalam buku pedoman ini merupakan proactive maintenance, yakni pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya failure (kegagalan) peralatan. Kegiatan reactive maintenance (kegiatan perbaikan pasca gangguan) tidak termasuk dalam buku ini. Kegiatan proactive maintenance dapat dibedakan menjadi preventive maintenance dan predictive maintenance. Preventive maintenance dikenal juga sebagai Time Based Maintenance (TBM). Dalam TBM, kegiatan pemeliharaan dilaksanakan dengan interval tertentu, tanpa memperhatikan apakah kondisi peralatan memang sudah memerlukan tindakan pemeliharaan atau tidak. Termasuk di dalam TBM adalah. Scheduled restoration. 2. Scheduled discard. Predictive maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan, termasuk juga kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan berdasarkan kondisi peralatan tersebut. Termasuk di dalam predictive maintenance adalah sebagai berikut. Condition monitoring. 2. Condition Based Maintenance (CBM) 3. Lifetime prediction. Preventive maintenance pada Lightning Arrester sebagai contoh adalah sebagai berikut penggantian LA berdasarkan asesmen hasil ukur LCM. Predictive maintenance pada Lightning Arrester sebagai contoh adalah sebagai berikut pengukuran arus bocor resistif LA (LCM), perubahan interval pengukuran LCM setelah diketahui kondisi LA Weak, pengukuran nilai tahanan insulasi LA. Di dalam buku pedoman ini, kegiatan predictive maintenance dikelompokkan ke dalam 3 level inspeksi berdasarkan tingkat kesulitan pelaksanaan dan jenjang diagnosa, yaitu. Inspeksi Level (IL) Inspeksi online yang bersifat superficial, bertujuan untuk mendeteksi adanya ketidaknormalan atau anomali pada peralatan dan menginisiasi inspeksi lanjutan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman). 0

22 2. Inspeksi Level2 (IL2) Inspeksi online yang bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan (condition assessment), dilaksanakan dalam kondisi bertegangan. 3. Inspeksi Level3 (IL3) Inspeksi offline yang bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan (condition assessment), dilaksanakan dalam kondisi tidak bertegangan. Jenis kegiatan inspeksi ditentukan berdasarkan analisis FMEA, seperti terangkum dalam Lampiran Inspeksi Level Lightning Arrester Interval dan Jenis kegiatan IL pada Lightning Arrester dirangkum dalam Tabel 3. Tabel 3 Kegiatan dan Interval IL Lightning Arrester Peralatan Kegiatan IL Interval LA di Gardu Induk Visual & Audio Inspection triwulanan, conditional Visual, Audio dan Climb Up LA di Saluran Transmisi (TLA) Inspection tahunan Keterangan *conditional pengecekan counter kerja LA setelah trip/ reclose. *tidak termasuk pengecekan rutin oleh Petugas Ground Patrol. IL adalah kegiatan pengamatan komponen/ bagian dari Lightning Arrester yang dilaksanakan secara visual atau menggunakan alat bantu binocular. Petugas mengisi form checklist berdasarkan hasil pengamatan IL Inspeksi Audio Inspeksi Audio adalah kegiatan pengamatan komponen/ bagian dari Lightning Arrester yang dilaksanakan menggunakan indera pendengaran untuk mengetahui anomali peralatan. Petugas mengisi form checklist berdasarkan hasil pendengaran. Sasaran pemeriksaan dan interval IL LA lebih lanjut dijabarkan dalam Tabel 32 s.d 34.

23 Tabel 32 Sasaran Pemeriksaan dan Interval IL LA di Gardu Induk Sub Systems Key Components Inspeksi Level Symptomps Adanya lapisan polutan pada permukaan insulator Active Part Stacked Metal Oxide Column Insulator Housing Insulation Adanya korona pada permukaan Insulator Detection Method Kebersihan permukaan Insulator, apakah terdapat percikan bunga api. Mendengarkan apakah Inspeksi Audio terdapat suara korona yang signifikan. Posisi Grading Ring tidak simetris pada sumbu axialnya. Adanya lapisan polutan pada permukaan insulator. Warna insulator berubah Kebersihan permukaan Insulator (adanya polutan, lumut) Structure Sealing System Interval Inspeksi Insulating feet berubah warna Kondisi insulator dudukan berubah warna/ bekas flash Insulating feet retak Kondisi insulator dudukan retak Adanya korona pada cement joint Retak pada cement joint Mendengarkan apakah Inspeksi Audio terdapat suara korona yang signifikan. Kondisi cement joint dekat aluminum flange (retak), terdapat percikan bunga api. Konstruksi Penyangga (pedestal) Pedestal bengkok Pedestal korosi Kondisi konstuksi penyangga LA bengkok/ korosi Sealing Ring (atas dan bawah), Pressure relief diapragh (atas dan bawah), Clamping ring (untuk menpress pressure relief diapraghm), Supporting Ring dan Venting Outlets tidak dapat dideteksi karena posisinya berada di bagian dalam kompartemen Lightning Arrester tidak dapat dideteksi tidak dapat dideteksi tidak dapat dideteksi Adanya korona pada junction HV Conductor Mendengarkan apakah Inspeksi Audio terdapat suara korona yang signifikan. Mur dan Baud kawat pentanahan dan insulasi kawat pentanahan korosi Kondisi mur dan baud kawat pentanahan Kawat pentanahan tidak terpasang di tempat Keberadaan kawat pentanahan Korosi pada mur dan baud Adanya korosi pada mur dan baud di sistem pentanahan Kawat pentanahan berubah warna Perubahan warna pada kawat pentanahan Mur dan Baud pada kawat pentanahan. Mur dan Baud pada insulasi kawat pentanahan. Pentanahan Posisi seluruh komponen grading Ring Kondisi permukaan glaze Lapisan Glaze insulator pudar warna insulator (pudar/ ada bekas flash) Kondisi insulator housing Insulator retak, Insulator gompal (retak/ patah) Insulating Feet Metallic Spacers, Supporting rods (FRP), Holding Plates (menjaga support rod pada posisinya), Compression Ring, Housing (baik terbuat dari polymer Sasaran Pemeriksaan Kawat Grounding, Sistem pentanahan LA 2

24 Inspeksi Level Sub Systems Grading Ring Key Components Grading Ring Detection Method Posisi Grading Ring tidak simetris pada sumbu axialnya. Adanya korona pada permukaan koneksi grading Ring Mendengarkan apakah Inspeksi Audio terdapat suara korona yang signifikan. Bentuk Grading Ring tidak sempurna Kaca counter arrester pecah atau retak Surge Counter Monitoring Sasaran Pemeriksaan Symptomps Posisi seluruh komponen grading ring, terdapat percikan bunga api Bentuk seluruh komponen grading ring Kondisi counter arrester pecah/ retak Interval Inspeksi Kondisi kaca counter, terdapat lapisan embun/ Counter tidak terbaca karena lapisan lumut gelas terlapis embun/ lumut Kondisi seal dari counter arrester Pengamatan Jumlah Kerja Counter LA Jumlah kerja counter LA atau conditional. *Conditional setelah terjadi PMT reclose/ trip Kaca lekage current monitoring LA pecah atau retak Leakage current monitoring tidak terbaca karena lapisan gelas terlapis embun Leakage Current Monitoring 3

25 Tabel 33 Sasaran Pemeriksaan dan Interval IL TLA tipe Gapless di Saluran Transmisi Sub Systems Active Part Key Components Inspeksi Level Symptomps Detection Method Adanya lapisan polutan pada permukaan insulator Stacked Metal Oxide Column Adanya korona pada permukaan Insulator Insulation Insulator Housing Structure Metallic Spacers, Supporting rods (FRP), Holding Plates (menjaga support rod pada posisinya), Compression Ring, Housing (umumnya terbuat dari polymer), Aluminum flanges pada kedua ujungnya, Cement perekat aluminum flanges Adanya lapisan polutan pada permukaan insulator. Warna insulator berubah Sasaran Pemeriksaan Interval Inspeksi Kebersihan permukaan Insulator, 2 tahunan Climb Up adanya percikan bunga api Mendengarkan apakah terdapat suara Inspeksi Audio 2 tahunan Climb Up korona yang signifikan. Kebersihan permukaan Insulator 2 tahunan Climb Up (adanya polutan, lumut) Mendengarkan Adanya korona pada cement joint Inspeksi Audio apakah terdapat suara 2 tahunan Climb Up korona yang signifikan. Retak pada cement/polymer joint Sealing System Sealing Ring (atas dan bawah), Pressure relief diapragh (atas dan bawah), Clamping ring (untuk menpress pressure relief diapraghm), Supporting Ring dan Venting Outlets tidak dapat dideteksi karena posisinya berada di bagian dalam kompartemen Lightning Arrester tidak dapat dideteksi Junction Koneksi dengan HV Conductor mur dan baud pada koneksi TLA ke HV Conductor Adanya korona pada junction HV Conductor Kawat pentanahan tidak terpasang di tempat Pentanahan Kawat Grounding, Sistem pentanahan LA Grading Ring (pada beberapa tipe tidak dilengkapi Grading Ring) 2 tahunan Climb Up tidak dapat dideteksi tidak dapat dideteksi Mendengarkan Inspeksi Audio apakah terdapat suara 2 tahunan Climb Up korona yang signifikan. Disconnector Switch 2 tahunan dan rutin oleh Petugas bekerja Ground Patrol Korosi pada mur dan baud Adanya korosi pada mur dan baud di sistem pentanahan 2 tahunan Climb Up Kawat pentanahan berubah warna Perubahan warna pada kawat pentanahan 2 tahunan Climb Up Posisi Grading Ring tidak simetris pada sumbu axialnya. Grading Ring Kondisi cement/ polymer joint pada kedua ujung TLA, adanya percikan bunga api Adanya korona pada permukaan koneksi grading Ring Posisi seluruh komponen grading 2 tahunan Climb Up ring, adanya percikan bunga api Mendengarkan Inspeksi Audio apakah terdapat suara 2 tahunan Climb Up korona yang signifikan. Bentuk seluruh Bentuk Grading Ring tidak sempurna komponen grading ring 4 2 tahunan Climb Up

26 Inspeksi Level Sub Systems Key Components Detection Method Symptomps Kaca counter arrester pecah atau retak Surge Counter Monitoring Leakage Current Monitoring Sasaran Pemeriksaan Kondisi counter arrester pecah/ retak Interval Inspeksi 2 tahunan Climb Up Kondisi kaca counter, terdapat lapisan Counter tidak terbaca karena lapisan embun/ lumut gelas terlapis embun/ lumut Kondisi seal dari counter arrester 2 tahunan Climb Up Pengamatan Jumlah Kerja Counter LA bila counter berada di bawah 2 tahunan bila diperlukan Climb Up Kaca lekage current monitoring arrester pecah atau retak 2 tahunan Climb Up Leakage current monitoring tidak terbaca karena lapisan gelas terlapis embun 2 tahunan Climb Up Jumlah kerja counter LA Catatan TLA tipe gapless umumnya memiliki insulator housing yang terbuat dari bahan polymer dan dilengkapi dengan komponen disconnector switch (DS) pada sistem pentanahannya. DS akan bekerja pada saat TLA mengalami stress surja di atas nominal ratingnya. Bila DS bekerja, sistem pentanahan TLA akan terlepas yang juga menandakan bahwa perlu dilakukan penggantian TLA. Selain melalui kegiatan Climb Up, posisi DS juga dapat diamati melalui inspeksi rutin Petugas Ground Patrol saluran transmisi. Gambar 3 Disconnector Switch pada TLA Gappless 5

27 Tabel 34 Sasaran Pemeriksaan dan Interval IL TLA tipe Gap di Saluran Transmisi Sub Systems Key Components Stacked Metal Oxide Column Active Part Additional Arcing Horn Insulation Insulator Housing Structure Metallic Spacers, Supporting rods (FRP), Holding Plates (menjaga support rod pada posisinya), Compression Ring, Housing (baik terbuat dari polymer ataupun porselin), Aluminum flanges pada kedua ujungnya, Cement perekat aluminum flanges Sealing System Sealing Ring (atas dan bawah), Pressure relief diapragh (atas dan bawah), Clamping ring (untuk menpress pressure relief diapraghm), Supporting Ring dan Venting Outlets Inspeksi Level Symptomps Kebersihan permukaan insulator TLA, adanya percikan bunga api Pengecekan korosi Adanya korosi atau bekas leleh pada pada arcing horn, arcing horn adanya percikan bunga api Adanya lapisan polutan pada permukaan insulator Pentanahan Koneksi dengan HV Conductor mur dan baud pada koneksi TLA Adanya lapisan polutan pada permukaan insulator. Warna insulator berubah Retak pada cement/ polymer joint tidak dapat dideteksi karena posisinya berada di bagian dalam kompartemen Lightning Arrester tidak dapat dideteksi Adanya korona pada junction HV Conductor Junction Sasaran Pemeriksaan Detection Method Adanya korosi pada mur dan baud konektor TLA Koneksi TLA dengan sisi cold insulator/ Adanya korosi pada mur dan baud tower konektor TLA ke sisi cold insulator/ tidak dilengkapi kawat pentanahan tower Interval Inspeksi 2 tahunan Climb Up 2 tahunan Climb Up Kebersihan permukaan Insulator TLA (adanya polutan, lumut) 2 tahunan Climb Up kondisi polymer/ cement joint pada ujung TLA 2 tahunan Climb Up tidak dapat dideteksi tidak dapat dideteksi Mendengarkan Inspeksi Audio apakah terdapat suara 2 tahunan Climb Up korona yang signifikan. korosi Pengecekan mur dan baud pada koneksi koneksi TLA. 2 tahunan Climb Up Adanya percikan bunga api. Pengecekan korosi mur dan baud pada 2 tahunan Climb Up koneksi koneksi TLA. Grading Ring TLA tidak dilengkapi Grading Ring Monitoring TLA tidak dilengkapi Monitoring Catatan TLA tipe gap tidak dilengkapi dengan peralatan monitoring, DS dan Grading Ring. Hotspot tidak dapat dideteksi pada active part, karena tidak terdapat arus bocor yang mengalir pada tegangan operasional. 6

28 3.2 Inspeksi Level2 Lightning Arrester Inspeksi Level2 di LA adalah kegiatan pengukuran arus bocor resistif dengan kompensasi harmonisa orde ke3 atau dikenal juga dengan LCM serta pelaksanaan thermovisi. Pengukuran LCM bertujuan untuk mengetahui degradasi komponen aktif (varistor) LA. Pengukuran LCM dilaksanakan pada LA yang berada di Gardu Induk, sementara beberapa TLA tipe gapless dilengkapi alat monitoring online arus bocor resistif dan datanya dapat didownload secara berkala. Pengukuran thermovisi dilaksanakan untuk mengetahui adanya hotspot pada LA dan TLA tipe gapless akibat arus bocor resistif. Tabel 35 Kegiatan dan Interval IL2 Lightning Arrester Peralatan Kegiatan IL2 Online Interval LA di Gardu Induk Leakage Current Monitoring Thermovisi tahunan, conditional bulanan, 2 mingguan LA di Saluran Transmisi (TLA) Thermovisi 3.2. Keterangan conditional interval menjadi 3 bulanan bila LA menunjukkan kondisi "Weakened" Thermovisi pada LA 275 kv dan 500 kv dilaksanakan dengan interval 2 minggu an IL2 Inspeksi dengan Thermal Image Inspeksi dengan thermal image adalah kegiatan pengamatan komponen/ bagian dari Lightning Arrester dengan menggunakan alat bantu kamera thermal/ kamera thermovisi, bukan thermo gun. Tujuan dari kegiatan ini adalah menemukan hotspot/ titik panas yang mengindikasikan adanya anomali peralatan. Gambar 32 Contoh Hotspot pada LA 7

29 Parameter penting dalam pelaksanaan thermovisi adalah sebagai berikut. Setting koefisien emisivitas material. (lihat Tabel 3.7) 2. Setting range/ interval suhu pengamatan. 3. Pencatatan parameterparameter pengukuran sebagai berikut a. b. c. d. e. Tanggal pelaksanaan thermovisi Jarak pengamatan Suhu ambient Waktu pelaksanaan thermovisi Relative humidity (%) Tabel 36 Koefisien Emisivitas Berbagai Material Konsistensi pelaksanaan thermovisi sangat penting untuk mendukung hasil asesmen yang baik, terutama pada saat membandingkan hasil pengukuran yang dilaksanakan pada periode pengukuran yang berbeda. Oleh karena itu, halhal yang perlu diingat selama pelaksanaan thermovisi adalah sebagai berikut. Pastikan setting emisivitas benar. 2. Konsistensi pelaksanaan pengukuran a. Frame, jarak/posisi pengambilan gambar, dan range suhu harus sama pada periode pengambilan gambar yang berbeda. (lihat Gambar 33) b. Pukul c. Cuaca cerah (tidak mendung/ hujan). 8

30 Gambar 33 Contoh Setting Range Suhu pada Pengambilan Gambar dengan Periode Berbeda Prinsip Pengukuran LCM Kondisi varistor ZnO pada LA dapat diketahui melalui analisis arus bocor resistif dengan prinsip dasar sebagai berikut. Komponen non linear, ZnO, bila diberi tegangan sinusoidal akan menghasilkan arus bocor dengan harmonisa. 2. Arus bocor memiliki beragam harmonisa, seperti harmonisa orde ke3, 5, dan seterusnya, namun hanya Arus bocor resistif dengan harmonisa orde ke3 yang paling dominan dalam menunjukkan kondisi Varistor ZnO. 3. Adanya harmonisa dari tegangan sistem di luar LA, dapat mempengaruhi hasil pengukuran arus bocor, khususnya harmonisa yang berasal dari stray capacitance sistem. Harmonisa yang berasal dari luar LA ini dapat mempengaruhi hasil ukur LCM, sehingga kompensasi diperlukan untuk memperoleh hasil ukur yang akurat. 4. Oleh karenanya metode pengukuran dengan alat uji LCM dikenal sebagai Metode pengukuran arus bocor resistif dengan analisis harmonisa orde ketiga dengan kompensasi terhadap pengaruh harmonisa dan tegangan sistem. Metode pengukuran dan perhitungan LCM diringkas dalam Gambar 34 berikut ini 9

31 Gambar 34 Skema perhitungan dan pengukuran LCM 20

32 Berdasarkan skema di atas, arus bocor resistif dihasilkan tidak hanya melalui pengukuran namun juga perhitungan internal yang kompleks Pelaksanaan Pengukuran LCM Kelengkapan alat ukur LCM terangkum dalam Tabel 37 berikut ini Tabel 37 Kelengkapan Alat Uji LCM 2

33 Halhal berikut ini harus mendapat perhatian selama proses pengukuran. Untuk SAFETY Lakukan pengukuran Thermovisi sebelum pelaksanaan Uji LCM. Bila ditemukan Hotspot pada kompartemen LA, pengukuran LCM tidak boleh dilaksanakan. 2. Grounding alat uji harus baik. LCM harus terhubung ground dengan baik. 3. CT clipon harus menutup sempurna saat pengkuran. 4. Seluruh koneksi pengukuran terhubung baik, tidak longgar. 5. Pastikan setting LCM benar a. Mode untuk pengukuran di lapangan, gunakan mode 3fasa. b. Temp setting suhu untuk pengukuran tidak kontinu, menggunakan setting manual, masukkan estimasi suhu LA. c. Line masukkan tegangan operasional saat pengukuran. (tegangan kontinu Uc). d. Average Jumlah cacah perhitungan, standar deviasi (penunjukkan error perhitungan), akan semakin kecil, bila nilai Average semakin besar (ratarata 0 20 kali cacah). 6. Posisi menaruh Electric Probe 0 cm vertikal di bawah insulator dudukan LA dan 5 cm horizontal dari LA, tidak menyentuh piring insulator LA. 7. Catatan pelaksanaan pengukuran a. Pengukuran dilaksanakan minimal 4 kali dengan posisi probe yang berbeda. (posisi depan belakang samping kiri dan samping kanan). b. Hasil ukur arus bocor resistive adalah nilai ratarata dari keempat pengukuran. 22

34 3.3 Inspeksi Level3 Lightning Arrester Inspeksi Level3 di LA terangkum dalam Tabel 38 berikut ini Tabel 38 Kegiatan dan Interval IL3 Lightning Arrester Peralatan Kegiatan IL3 Offline Pengukuran Nilai Tahanan Insulasi LA di Gardu Induk Pengukuran Nilai Pentanahan Pengujian Surge Counter LA LA di Saluran Transmisi (TLA) Pengujian Surge Counter LA 3.3. Interval Keterangan 2 tahunan bersamaan dengan padam bay Conditional bersamaan dengan padam bay line IL3 Pengukuran Nilai Tahanan Insulasi (Megger Test) Pengukuran nilai tahanan insulasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan insulasi LA pada tegangan operasional. Pengukuran dilaksanakan dalam kondisi tidak bertegangan (padam). Titik pengujian adalah sebagai berikut. Tahanan insulasi LA dari terminal atas hingga ground. 2. Tahanan insulasi pada setiap stack LA. 3. Tahanan insulasi insulator dudukan/ post insulator. Halhal penting yang perlu diperhatikan selama proses pengukuran adalah sebagai berikut. Pastikan LA dalam kondisi bersih. 2. Lepaskan koneksi kawat konduktor dan kawat grounding LA. 3. Pastikan alat uji memiliki supply catu daya yang baik. 4. Gunakan alat uji dengan kemampuan ukur > GΩ. 5. Pasca pengukuran, pastikan koneksi kawat konduktor dan kawat grounding LA terpasang kembali dengan benar. Skema pelaksanaan pengukuran tahanan insulasi tercantum dalam Gambar

35 SUTT SUTT SUTT 2 Tengah dengan bawah Atas dengan tengah LA LA 3. Atas dengan bawah LA Gambar 35 Skema Pengukuran Nilai Tahanan Insulasi (Megger) Kompartemen di LA IL3 Pengukuran Nilai Pentanahan Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sistem pentanahan LA. Nilai pentanahan yang tinggi menunjukkan adanya anomali pada sistem pentanahan LA. Pengukuran pentanahan dilaksanakan dalam kondisi tidak bertegangan. Halhal penting yang perlu diperhatikan selama proses pengukuran nilai pentanahan adalah sebagai berikut Pastikan alat uji memiliki supply daya yang baik. 2. Lepaskan kawat pentanahan dari rangkaian LA. Pengukuran dilakukan hanya pada rangkaian pentanahan. 3. Bersihkan kawat pentanahan, sehingga alat ukur terkoneksi baik dengan kawat pentanahan. 4. Gunakan bumi sebagai referensi pengukuran, bukan pentanahan peralatan lain yang sudah terhubung dengan sistem mesh gardu induk. 5. Pasca pengukuran, pastikan koneksi sistem pentanahan terhubung kembali dengan benar. IL3 Pengujian Surge Counter LA Pengujian surge counter LA bertujuan untuk mengetahui apakah alat tersebut mampu bekerja pada saat terjadi surja. Jika dalam kondisi baik, counter akan bertambah bila di beri impulse tegangan DC. Impulse tegangan DC yang digunakan dalam pengujian dihasilkan dari kapasitor µf, VAC. Pelaksanaan dilaksanakan dalam kondisi tidak bertegangan. 24

36 Halhal penting yang perlu diperhatikan selama proses pengukuran nilai pentanahan adalah sebagai berikut. Lepaskan kawat pentanahan di kedua sisi surge counter LA. 2. Lakukan pembersihan insulator surge counter LA sebelum pelaksanaan pengujian 3. Pelaksanaan pengujian a. Charge kapasitor dengan tegangan supply AC 220 V selama detik. b. Hubungkan kedua kutub kapasitor dengan segera pada kedua ujung surge counter, sehingga impulse DC current dialami oleh surge counter. (lihat Gambar 36) Gambar 36 Pengujian Surge Counter dengan Impulse DC Kapasitor 25

37 4 EVALUASI DAN REKOMENDASI HASIL PEMELIHARAAN Kegiatan Inspeksi level hingga level 3 pada Lightning Arrester telah dijelaskan dalam Bab 3. Hasil inspeksi ini kemudian diolah untuk kebutuhan diagnosa dan pendukung manajemen dalam pengambilan keputusan terhadap aset. 4. Evaluasi dan Rekomendasi IL Lightning Arrester IL pada Lightning Arrester meliputi kegiatan Inspeksi visual dan inspeksi audio. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah kondisi LA (beserta komponennya) dalam kondisi baik, terdeteriorasi ataupun buruk. Tahapan setelah evaluasi adalah rekomendasi. Rekomendasi berisi tindak lanjut yang perlu dilaksanakan berdasarkan tahapan evaluasi. Evaluasi dan rekomendasi IL pada LA terangkum dalam Tabel 4 sampai dengan Evaluasi dan Rekomendasi IL2 Lightning Arrester IL2 pada Lightning Arrester meliputi kegiatan pengukuran arus bocor resistif dengan metode analisis harmonisa orde ketiga dengan kompensasi terhadap pengaruh harmonisa dan tegangan sistem atau lebih dikenal dengan LCM. Pengamatan dengan thermovisi juga termasuk ke dalam IL_2. Kegiatan evaluasi hasil ukur LCM dilaksanakan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan batasan nilai maksimum arus bocor LA. Batasan nilai arus bocor maksimum ini ditentukan melalui pendekatan sebagai berikut. Batasan arus bocor resistif maksimum yang diberikan oleh pabrikan. (Tabel 44) 2. Bila nilai arus bocor resistif maksimum tidak diberikan oleh pabrikan, maka digunakan batasan sebagai berikut a. Nilai maksimum arus bocor resistif = 4x nilai arus bocor resistif yang terukur pada awal LA energize, atau b. Menggunakan pendekatan data statistik PLN P3B Jawa Bali. (Tabel 45) 26

38 Tabel 4 Evaluasi dan Rekomendasi IL LA di Gardu Induk Sub Systems Key Components Inspeksi Level Symptomps Adanya lapisan polutan pada permukaan insulator Active Part Stacked Metal Oxide Column Insulator Housing Insulation Adanya korona pada permukaan Insulator Structure Sealing System Kebersihan permukaan Insulator, apakah terdapat percikan bunga api. Mendengarkan apakah Inspeksi Audio terdapat suara korona yang signifikan. Posisi seluruh komponen grading Ring Adanya lapisan polutan pada permukaan insulator. Warna insulator berubah Kebersihan permukaan Insulator (adanya polutan, lumut) Kondisi permukaan glaze Lapisan Glaze insulator pudar warna insulator (pudar/ ada bekas flash) Kondisi insulator housing Insulator retak, Insulator gompal (retak/ patah) Insulating feet berubah warna Kondisi insulator dudukan berubah warna/ bekas flash Insulating feet retak Adanya korona pada cement joint Retak pada cement joint Kondisi insulator dudukan retak Mendengarkan apakah Inspeksi Audio terdapat suara korona yang signifikan. Kondisi cement joint dekat aluminum flange (retak), terdapat percikan bunga api. Interval Inspeksi Anomali Permukaan insulator LA kotor, timbul percikan api pada insulator LA, timbul suara korona keras. Evaluasi Kondisi Deteriorate Kondisi Buruk Kondisi Deteriorate Kondisi Buruk Permukaan Insulator LA bersih. Permukaan Insulator LA tertutup polutan, mungkin disertai percikan bunga api Lakukan pembersihan insulator LA (padam) Tidak terdengar suara korona pada permukaan insulator. terdengar suara korona keras pada permukaan insulator LA Lakukan pembersihan insulator LA (padam) Grading ring miring, Grading ring bengkok Grading ring terpasang simetris. Grading ring miring, tidak simetris. Perbaikan posisi grading ring, pengencangan mur dan baud koneksi (padam) Permukaan Insulator Kotor Permukaan insulator LA bersih. Permukaan Insulator LA tertutup polutan, dalam beberapa kasus menimbulkan percikan bunga api Lakukan pembersihan insulator LA (padam) Mayoritas (>80%) lapisan insulator LA pudar warna Penggantian LA pada jadwal pemeliharaan bay (padam) Insulator retak, ada bagian gompal Penggantian LA pada jadwal pemeliharaan bay (padam) Permukaan Insulator Lapisan glaze insulator memudar. mengkilap. Lapisan glaze Perubahan warna insulator tidak pudar Insulator retak, ada bagian Tidak ada bagian insulator insulator gompal yang retak/ gompal Insulating feet berubah warna Insulating feet dalam kondisi (cth. Memudar, menjadi gelap bersih, tidak ada perubahan tertutup lumut) warna. Insulating feet berubah warna/ pudar warna Penggantian insulating feet pada jadwal pemeliharaan bay (padam) Insulating feet retak, ada bagian yang gompal Tidak ada keretakan pada insulating feet Insulating feet retak. Penggantian insulating feet pada jadwal pemeliharaan bay (padam) Timbul suara korona keras pada cement joint Tidak terdengar suara korona pada komponen cement joint Terdengar suara korona keras pada cement joint. Lakukan pembersihan pada cement joint pada jadwal pemeliharaan bay (padam) Retak pada cement joint Tidak terdapat retak (crack) pada cement joint. Terdapat retak (crack) pada cement joint Penggantian LA pada jadwal pemeliharaan bay (padam) Pedestal dalam kondisi baik. Tidak ada korosi tinggi dan tidak ada bagian yang bengkok. Pedestal bengkok, Pedestal korosi tinggi Penggantian bagian pedestal yang bengkok/ berkorosi tinggi Terdengar suara korona keras pada junction HV Conductor, mungkin diikuti oleh percikan bunga api. Pedestal bengkok Pedestal korosi Kondisi konstuksi penyangga LA bengkok/ korosi Pedestal bengkok, Adanya korosi pada pedestal Sealing Ring (atas dan bawah), Pressure relief diapragh (atas dan bawah), Clamping ring (untuk menpress pressure relief diapraghm), Supporting Ring dan Venting Outlets tidak dapat dideteksi karena posisinya berada di bagian dalam kompartemen Lightning Arrester tidak dapat dideteksi tidak dapat dideteksi tidak dapat dideteksi Korosi pada komponen pendukung sealing system. (tidak terdeteksi secara visual) Adanya korona pada junction HV Conductor Mendengarkan apakah Inspeksi Audio terdapat suara korona yang signifikan. Terdengar suara korona keras pada junction HV Conductor Mur dan Baud kawat pentanahan dan insulasi kawat pentanahan korosi Kondisi mur dan baud kawat pentanahan Komponen mur dan baud berkarat. Kawat pentanahan tidak terpasang di tempat Keberadaan kawat pentanahan Kawat pentanahan hilang Kawat Grounding, Sistem pentanahan LA Rekomendasi Kondisi Baik Konstruksi Penyangga (pedestal) Mur dan Baud pada kawat pentanahan. Mur dan Baud pada insulasi kawat pentanahan. Pentanahan Sasaran Pemeriksaan Posisi Grading Ring tidak simetris pada sumbu axialnya. Insulating Feet Metallic Spacers, Supporting rods (FRP), Holding Plates (menjaga support rod pada posisinya), Compression Ring, Housing (baik terbuat dari polymer Detection Method Korosi pada mur dan baud Adanya korosi pada mur dan baud di sistem pentanahan Kawat pentanahan berubah warna Perubahan warna pada kawat pentanahan Tidak terdengar suara korona pada junction HV Conductor. Mur dan Baud penghubung sistem kawat pentanahan terpasang benar dan tidak terdapat korosi tinggi Kawat pentanahan terpasang Kawat pentanahan kendor dengan benar. Terdapat korosi tinggi pada mur dan baud kawat pentanahan. Kawat pentanahan hilang Lakukan pengencangan kawat pentanahan Korosi pada mur dan baud Tidak terdapat korosi pada mur dan baud pada sistem pentanahan LA Terdapat korosi tinggi pada mur dan baud kawat pentanahan. Perubahan warna pada kawat pentanahan (menjadi gelap atau ditumbuhi lumut) Kawat pentanahan dalam kondisi baik, tidak terdapat perubahan warna. Kawat pentanahan berubah warna, akibat reaksi oksidasi atau tertutup lamat. 27 Perbaikan (pembersihan/ penggantian) junction HV Conductor segera < minggu (padam) Penggantian/ pembersihan mur dan baud kawat pentanahan pada saat pemeliharaan bay (padam) Penggantian kawat pentanahan LA segera < minggu Penggantian/ pembersihan mur dan baud kawat pentanahan pada saat pemeliharaan bay (padam) Pembersihan/ penggantian kawat pentanahan pada saat pemeliharaan bay (padam)

39 Inspeksi Level Sub Systems Grading Ring Key Components Grading Ring Evaluasi Detection Method Posisi Grading Ring tidak simetris pada sumbu axialnya. Adanya korona pada permukaan koneksi grading Ring Mendengarkan apakah Inspeksi Audio terdapat suara korona yang signifikan. Anomali Rekomendasi Kondisi Baik Kondisi Deteriorate Kondisi Buruk Kondisi Deteriorate Grading ring miring, tidak simetris. Kondisi Buruk Perbaikan posisi grading ring, pengencangan mur dan baud koneksi (padam) Pembersihan/ pengencangan koneksi grading ring ke HV Conductor pada saat pemeliharaan bay (padam) Penggantian grading ring/ komponen grading ring pada saat pemeliharaan bay (padam) Grading ring tidak berada pada posisi simetris Grading ring terpasang simetris. Terdengar suara korona keras pada koneksi grading ring ke HV conductor Tidak terdengar suara korona pada permukaan koneksi grading ring. Terdengar suara korona keras pada koneksi grading ring ke HV Conductor. Grading ring bengkok Tidak ada bagian grading ring yang bengkok, terpasang benar. Grading ring, atau komponennya, bengkok, tidak terpasang benar Kaca counter arrester pecah atau retak Angka pembacaan surge counter mudah terbaca, tidak terdapat bagian kaca surge counter yang pecah/ retak Kaca counter arrester pecah atau retak. Penggantian surge counter LA Kondisi kaca counter, terdapat lapisan embun/ Counter tidak terbaca karena lapisan lumut gelas terlapis embun/ lumut Kondisi seal dari counter arrester Kaca counter arrester tertutup lapisan embun/ lumut Angka pembacaan surge counter mudah terbaca, tidak terdapat bagian kaca surge counter yang tertutup embun/ lumut. Surge Counter LA tidak terbaca. Penggantian surge counter LA Pengamatan Jumlah Kerja Counter LA atau conditional. *Conditional setelah terjadi PMT reclose/ trip Angka pembacaan lekage current monitor mudah terbaca, tidak terdapat bagian kaca surge counter yang pecah/ retak Kaca leakage current monitoring LA pecah atau retak Penggantian leakage current monitoring dengan surge counter LA. (leakage current sudah dicover pengujian LCM) Leakage current monitor tidak terbaca. Penggantian leakage current monitoring dengan surge counter LA. (leakage current sudah dicover pengujian LCM) Kaca counter arrester pecah atau retak Monitoring Posisi seluruh komponen grading ring, terdapat percikan bunga api Interval Inspeksi Bentuk Grading Ring tidak sempurna Surge Counter Sasaran Pemeriksaan Symptomps Kaca lekage current monitoring LA pecah atau retak Bentuk seluruh komponen grading ring Kondisi counter arrester pecah/ retak Jumlah kerja counter LA Kaca leakage current monitoring LA pecah atau retak Leakage current monitoring tidak terbaca karena lapisan gelas terlapis embun Angka pembacaan leakage current monitor mudah Kaca leakage current monitoring terbaca, tidak terdapat LA tertutup lapisan embun/ lumut bagian kaca surge counter yang tertutup embun/ lumut. Leakage Current Monitoring 28

PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG. Abstrak

PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG. Abstrak PEMELIHARAAN LIGHTNING ARRESTER (LA) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG Airlangga Avryansyah Akbar. 1, Ir.Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG

MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG 1 MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG Handy Wihartady, Eko Prasetyo, Muhammad Bayu Rahmady, Rahmat Hidayat, Aryo Tiger Wibowo PT. PLN (Persero)

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

Lebih terperinci

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol. PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA Isolator memegang peranan penting dalam penyaluran daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi. Isolator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Fenomena Petir Proses awal terjadi petir disebabkan karena adanya awan bermuatan di atas bumi. Pembentukan awan bermuatan disebabkan karena adanya kelembaban

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Gardu Induk 150 KV Teluk Betung Tragi Tarahan, Bandar Lampung, Provinsi Lampung. B. Data Penelitian Untuk mendukung terlaksananya

Lebih terperinci

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N Pada umumnya lokasi pembangkit tenaga listrik tidak selalu dekat dengan pusat beban, sehingga penyaluran daya diselenggarakan melalui instalasi penyaluran (transmisi dan gardu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi saat ini, ketergantungan masyarakat akan energi listrik sangatlah tinggi, sehingga dituntut ketersediaan dan keandalan yang tinggi dari pemegang kuasa

Lebih terperinci

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad 23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki BAB II DASAR TEORI 2.1 Isolator Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan ini harus dipisahkan

Lebih terperinci

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB III LIGHTNING ARRESTER BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pengertian Istilah Dalam Lightning Arrester Sebelum lebih lanjut menguraikan tentang penangkal petir lebih dahulu penyusun menjelaskan istilah atau definisi yang akan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk melindungi saluran dari adanya tegangan lebih akibat surja hubung dan surja petir. Untuk tegangan

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

BAB III TEORI DASAR DAN DATA BAB III TEORI DASAR DAN DATA 3.1. MENENTUKAN JARAK ARRESTER Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena dengan analisis data yang diperoleh mampu memberikan arti dan makna untuk memecahkan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Pemeliharaan Arrester GI dan GIS 150 kv PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JATENG & DIY, UPT Semarang Jimy harto S. 1, Abdul Syakur 2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

A P A S I T O R D : P D M / P G I

A P A S I T O R D : P D M / P G I B u k u P e d o m a n P e m e l i h a r a a n K A P A S I T O R D o k u m e n n o m o r : P D M / P G I / 0 4 : 2 0 1 4 P T P L N ( P E R S E R O ) J l T r u n o j o y o B l o k M I / 1 3 5 J A K A R T

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkitan Tenaga Listrik Pembangkitan tenaga lstrik sebagian besar dilakukan dengan cara memutar generator sinkron sehingga didapat tenaga listrik

Lebih terperinci

S A L U R A N U D A R A T E G A N G A N T I N G G I D A N E K S T R A T I N G G I ( S U T T / S U T E T ) D : P D M / S T T

S A L U R A N U D A R A T E G A N G A N T I N G G I D A N E K S T R A T I N G G I ( S U T T / S U T E T ) D : P D M / S T T B u k u P e d o m a n P e n g a w a s a n d a n A s e s m e n S A L U R A N U D A R A T E G A N G A N T I N G G I D A N E K S T R A T I N G G I ( S U T T / S U T E T ) D o k u m e n n o m o r : P D M /

Lebih terperinci

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR 3.1 Konsep Dasar Sistem Tenaga Listrik Suatu system tenaga listrik secara sederhana terdiri atas : - Sistem pembangkit -

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMILIHAN ARRESTER UNTUK JARINGAN DISTRIBUSI

PEDOMAN PEMILIHAN ARRESTER UNTUK JARINGAN DISTRIBUSI STANDAR PT PLN (Persero) SPLN D5.006: 2013 Lampiran Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 0769.K/DIR/2013 PEDOMAN PEMILIHAN ARRESTER UNTUK JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PT PLN (Persero) Jl. Trunojoyo Blok

Lebih terperinci

Peralatan Tegangan Tinggi

Peralatan Tegangan Tinggi Peralatan Tegangan Tinggi Contents 1 Jenis Peralatan Tegangan Tinggi 2 Spesifikasi Peralatan Tegangan Tinggi Jenis Peralatan Tegangan Tinggi Peralatan Pengaman (Proteksi) - Circuit Breaker - Surge Protector

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI 4.1 Definisi dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Pendahuluan Kebutuhan akan energi listrik yang handal dan kontinyu semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan beban. Penyaluran energi listrik diharapkan dapat berlangsung secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Dengan letak geografis Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, maka Indonesia berpeluang untuk memiliki kerapatan petir

Lebih terperinci

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

MINGGU VII Transformer bushings & surge arrester (lanjutan) Bushing Storage Surge Arrestors Transformer Neutral Grounding. 5.4.

MINGGU VII Transformer bushings & surge arrester (lanjutan) Bushing Storage Surge Arrestors Transformer Neutral Grounding. 5.4. MINGGU VII Transformer bushings & surge arrester (lanjutan) Bushing Storage Surge Arrestors Transformer Neutral Grounding 5.4. Bushing Storage Semua disimpan Bushings harus diperiksa secara berkala. Inspeksi

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG Faisal Oktavian S. 1,Ir.Juningtyastuti, M.T. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Rahmawati, Sistem Proteksi Terhadap Tegangan Lebih Pada Gardu Trafo SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Yuni Rahmawati, S.T., M.T., Moh.Ishak Abstrak: Gangguan tegangan

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS Andi Hidayat, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

DRAF POKJA I1 Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik KAPASITOR

DRAF POKJA I1 Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik KAPASITOR DRAF POKJA I1 Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik (No. Dokumen : 4-22/HARLUR-PST/2009) PT PLN (PERSERO) JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU JAKARTA

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISOLATOR PIRING 2.1.1 Umum Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching

Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching Media Riski Fauziah, I Gusti Ngurah Satriyadi, I Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan dimana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan yang beberapa saat

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kv MENGGUNAKAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6 DI GARDU INDUK 150 kv KEBASEN PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT TEGAL Oleh : JOHAN

Lebih terperinci

Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time

Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time Vol. 2, No. 2, Desember 2016 1 Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time R.D. Puriyanto 1, T. Haryono 2, Avrin Nur Widiastuti 3 Universitas Ahmad Dahlan 1, Universitas

Lebih terperinci

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S. OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT ABSTRAK Tegangan lebih adalah tegangan yang hanya dapat ditahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian Skripsi ini antara lain adalah: 1. Studi literatur, yaitu dengan cara menelaah, menggali, serta mengkaji

Lebih terperinci

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI 11 BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat diklasifikasikan dari berbagai segi, antara lain adalah : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan Rendah. Peran aset trafo distribusi sangatlah dominan. Dimana, pada

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan Rendah. Peran aset trafo distribusi sangatlah dominan. Dimana, pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trafo Distribusi merupakan salah satu komponen utama pada suatu sistem distribusi tenaga listrik yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah 20 kv ke tegangan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang

BAB VII TINJAUAN KHUSUS. Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Pembahasan Tinjauan Khusus Pada bab ini penulis akan membahas tinjauan khusus sebagaimana yang telah di tugaskan oleh pembimbing kerja praktek kepada penulis, adapun pembahasan

Lebih terperinci

PENGUJIAN DALAM PENGGUNAAN DAN DIAGNOSIS ARRESTER METAL OXIDE TANPA CELAH

PENGUJIAN DALAM PENGGUNAAN DAN DIAGNOSIS ARRESTER METAL OXIDE TANPA CELAH JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 79-94, ISSN 1412-0372 PENGUJIAN DALAM PENGGUNAAN DAN DIAGNOSIS ARRESTER METAL OXIDE TANPA CELAH G. Riana Naiborhu Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti

Lebih terperinci

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul Nama Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul : Tri Hardiyanto NPM : 16410946 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa sekarang kebutuhan energi listrik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan mutu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA

PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN Si PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA M.Yoza Acika 1, T.Haryono 2, Suharyanto 2 Abstract Arrester installation in electrical system need

Lebih terperinci

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB III LIGHTNING ARRESTER BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindungan terhadap gangguan tegangan

Lebih terperinci

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 5kV yang Dilindungi oleh Arester Surja Dedy Setiawan, I.G.N. Satriyadi Hernanda, Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak

Lebih terperinci

Dwi Bowo Raharjo ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI

Dwi Bowo Raharjo ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI Dwi Bowo Raharjo 12409859 ANALISA GARDU INDUK GIS (GAS INSULATED SWITCHGEAR) DI TANAH TINGGI LATAR BELAKANG Gas Insulated Switchger (GIS) adalah Gardu Induk jenis pasang dalam adalah semua komponen yang

Lebih terperinci

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 Umum Pada dasarnya suatu gangguan ialah setiap keadaan sistem yang menyimpang dari normal. Gangguan yang terjadi pada waktu sistem tenaga listrik

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester

Lebih terperinci

BAB III PENGAMBILAN DATA

BAB III PENGAMBILAN DATA BAB III PENGAMBILAN DATA Didalam pengambilan data pada skripsi ini harus di perhatikan beberapa hal sebagai berikut : 3.1 PEMILIHAN TRANSFORMATOR Pemilihan transformator kapasitas trafo distribusi berdasarkan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT.

Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN. Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT. Makalah Seminar Kerja Praktek PEKERJAAN LOOPING TEMPORARY SUTET GANTRY GITET 500KV KESUGIHAN Norudhol Hadra Sabilla. 1, Karnoto, ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan penggunaan komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan penggunaan komponen 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan penggunaan komponen elektronika daya baik sebagai beban maupun sebagai alat kontrol yang mengakibatkan bentuk

Lebih terperinci

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN Oleh : Nina Dahliana Nur 2211106015 Dosen Pembimbing : 1. I Gusti Ngurah Satriyadi

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

CONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN

CONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN CONDITION ASSESSMENT GAS SF6 GIS 150kV GLUGUR MEDAN Royden Zulfai Hutapea, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl.

Lebih terperinci

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT. Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK TATAP MUKA XV. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT. 2011 PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK Hendra Rudianto (5113131020) Pryo Utomo (5113131035) Sapridahani Harahap (5113131037) Taruna Iswara (5113131038) Teddy Firmansyah (5113131040) Oleh : Kelompok

Lebih terperinci

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK 86 Jurnal Teknik Elektro Vol. 1 No.2 ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK Tegangan lebih adalah

Lebih terperinci

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI Seperti kita ketahui bahwa kilat merupakan suatu aspek gangguan yang berbahaya terhadap saluran transmisi yang dapat menggagalkan keandalan dan keamanan sistem tenaga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN...iii. MOTTO... iv. PERSEMBAHAN... v. PRAKATA... vi. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN...iii. MOTTO... iv. PERSEMBAHAN... v. PRAKATA... vi. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN...iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR RUMUS... xv INTISARI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya listrik. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober 2013 1 STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Bangkit Wahyudian Kartiko, I

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 1 Mahasiswa dan 2 Hafrizal Lazuardi Susiawan. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA CARA PERAWATAN DAN PENGAMANAN SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) DAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET) DI PT PLN (PERSERO) APP CAWANG Disusun Oleh : Mochamad Matiji (14411528) JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL 1 PENGANTAR TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI Tegangan

Lebih terperinci

Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc STUDI PENGAMAN SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI 150KV YANG DILINDUNGI ARESTER SURJA Oleh: Dedy Setiawan 2209 105 022 Dosen Pembimbing: Dosen Pembimbing: 1. IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya

Lebih terperinci

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan SUTT/SUTET Dan ROW Saluran Transmisi Tenaga Listrik A. Saluran Udara B. Saluran Kabel C. Saluran dengan Isolasi Gas Macam Saluran Udara Tegangan Tinggi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kv Saluran

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN TRANSFORMATOR STEP UP 150KV DI PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PENGATURAN BEBAN JAWA DAN BALI AREA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN DURIKOSAMBI Diajukan untuk Melengkapi Sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik pada umumnya dihubungkan oleh saluran transmisi udara dari pembangkit menuju ke pusat konsumsi tenaga listrik seperti gardu induk (GI). Saluran transmisi

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta yang terdapat dilapangan, diketahui bahwa energy listrik yang dikonsumsi oleh konsumen berasal berasal dari sebuah pembangkit listrik dan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir akhir ini di PT. PLN (Persero) RAYON RATAHAN seringkali di dapati gangguan atau pemadaman yang tidak direncanakan yang membuat lampu sering padam kebanyakan penyebabnya

Lebih terperinci

I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc

I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc SUTT merupakan instalasi yang sering terjadi sambaran petir karena kontruksinya yang tinggi dan berada pada lokasi yang

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menghasilkan prototip alat konsentrator surya (Gambar 14)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menghasilkan prototip alat konsentrator surya (Gambar 14) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Rancang Bangun Penelitian ini menghasilkan prototip alat konsentrator surya (Gambar 14) yang berfungsi untuk memantulkan sinar matahari ke satu titik fokus sehingga dihasilkan

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM)

STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM) STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 15 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM) Septian Ahadiatma, I Gusti Ngurah Satriyadi H,ST,MT, Dr.Eng. I Made Yulistya N,ST,M.Sc

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Dampak Pemberian Impuls Arus Terhadap Tingkat Perlindungan Arrester Tegangan Rendah DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Widyastuti, Sugiarto

Lebih terperinci

Pengujian Tangen Delta Trafo dan Bushing Kasus khusus Tangen Delta Negatif Oleh : Arief Setyowibowo

Pengujian Tangen Delta Trafo dan Bushing Kasus khusus Tangen Delta Negatif Oleh : Arief Setyowibowo Pengujian Tangen Delta Trafo dan Bushing Kasus khusus Tangen Delta Negatif Oleh : Arief Setyowibowo PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali Email : arief_setyo@pln-jawa-bali.co.id Abstrak Isolasi trafo merupakan

Lebih terperinci

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing : Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum-Plat LUQMAN KUMARA 2205 100 129 Dosen Pembimbing : Dr.Eng I Made Yulistya Negara, ST,M.Sc IG Ngurah Satriyadi

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Bangkit Wahyudian Kartiko (290136) Dosen Pembimbing: Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST.,M.Sc. Ir.

Lebih terperinci