BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses
|
|
- Utami Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit listrik pada umumnya dihubungkan oleh saluran transmisi udara dari pembangkit menuju ke pusat konsumsi tenaga listrik seperti gardu induk (GI). Saluran transmisi udara berada di tempat yang tinggi sehingga rawan terhadap gangguan petir yang menghasilkan gelombang berjalan yang dapat merambat dan merusak peralatan pada pembangkit listrik. Maka dari itu, harus ada lightning arrester (penangkal petir) untuk menangkal gelombang berjalan petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik. Tidak hanya dari petir, gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses pembukaan dan penutupan pemutus sistem tenaga atau circuit breaker. Saluran transmisi udara yang mengalirkan listrik dari pusat pembangkit listrik merupakan instalasi listrik yang paling rawan terkena sambaran petir karena berada di tempat terbuka dan di tempat yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan pemasangan arester yang harus terletak di depan transformator dan sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini sangat penting karena gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena transformator mempunyai isolasi terhadap bumi) sehingga gelombang pantulannya akan saling memperkuat terhadap gelombang yang datang. Ini berarti transformator dapat terkena surja tegangan dua kali besarnya tegangan gelombang surja yang datang. 1
2 Selain dapat merusak saluran transmisi udara, petir juga dapat merusak peralatan listrik pada level tegangan rendah yang biasanya tersambung ke rumahrumah. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini masyarakat pada umumnya sangat bergantung pada peralatan elektronik seperti handphone, televisi, laptop, komputer, pompa air, dan lain-lain. Oleh karena itu pencegahan kerusakan peralatan elektronik yang diakibatkan oleh hal yang tidak terduga seperti petir seharusnya dapat dicegah atau diminimalisir. Sambaran petir yang terjadi pada jaringan tegangan tinggi dapat menyebabkan tegangan lebih dan merusak peralatan listrik pada sistem transmisi maupun distribusi, sedangkan sambaran petir pada saluran tegangan rendah dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik yang biasanya terdapat di dalam rumah. Adapun sambaran petir dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu sambaran langsung dan sambaran tidak langsung. Pada sambaran langsung, petir tepat menyambar jaringan listrik tanpa perantara dan merusak peralatan listrik. Sedangkan pada sambaran tidak langsung, petir akan menginduksi peralatan listrik, dan dapat juga terjadi kenaikan tegangan tanah (ground potential rise) sehingga terjadi kenaikan tegangan pentanahan di peralatan listrik. Kedua jenis tegangan tersebut menimbulkan tegangan tinggi transien pada saluran. Arester tegangan rendah maupun tegangan tinggi dibutuhkan untuk mencegah adanya kerusakan peralatan listrik akibat tegangan lebih yang terjadi pada saluran. Arester banyak dijual di pasaran, sehingga dapat ditemukan dengan mudah. Namun kelayakan suatu arester tidak dapat langsung diterima, karena 2
3 diperlukan adanya pengujian arester dengan menggunakan tegangan impuls seperti petir untuk dapat melindungi peralatan listrik dengan baik. Di masa sekarang ini, kebutuhan listrik meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diikuti dengan peningkatan mutu energi listrik terutama keandalannya. Oleh karena itu, gangguan dalam penyaluran listrik harus diminimalisir terutama gangguan terhadap sambaran petir. Mahalnya harga sebuah arester tegangan tinggi cukup menjadi pertimbangan pemakaian arester untuk sistem proteksi. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini akan diperoleh nilai sejauh mana arester dengan rating tegangan yang lebih rendah yang disusun secara seri mampu menggantikan fungsi arester dengan rating tegangan yang lebih tinggi, yaitu untuk memotong tegangan lebih pada kapasitas yang lebih tinggi dengan harga yang lebih murah. Hasil dari penelitian ini kemudian dapat dijadikan sebagai referensi untuk menentukan penggunaan arester sesuai dengan BIL (Basic Insulation Level) sistem tegangan yang dipakai. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah sehubungan dengan latar belakang pada penelitian adalah: 1. Pengaruh penggunaan arester dengan rating tegangan yang lebih rendah untuk menggantikan peran arester dengan rating tegangan yang lebih tinggi. 3
4 2. Menaikkan rating arester tegangan yang lebih rendah yang disusun secara seri agar dapat digunakan pada sistem tegangan yang lebih tinggi. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka dibuat batasan-batasan masalah yang akan dibahas agar pembahasan tidak keluar dari judul yang telah ditentukan. Batasan-batasan masalah adalah: 1. Pengujian dilakukan melalui percobaan di laboratorium untuk melihat kinerja arester saat terkena tegangan impuls. 2. Pengujian dilakukan melalui percobaan di laboratorium untuk melihat kinerja arester yang disusun secara seri saat terkena tegangan impuls. 3. Arester yang digunakan adalah tiga arester identik ZnO merk OHIO BRASS PDV100 OPTIMA, sehingga karakteristik yang tampak dan pendekatan linear yang didapatkan adalah karakteristik dan perndekatan untuk arester yang digunakan dalam percobaan. 4. Percobaan dilakukan hanya untuk mengamati tegangan residu masingmasing jumlah arester yang disusun secara tunggal maupun seri saat terkena tegangan impuls. 5. Setelah percobaan di laboratorium, kemudian dianalisis dan ditampilkan gelombang pengaruh pemakaian arester baik dengan satu arester maupun arester yang disusun secara seri saat terkena tegangan impuls. 4
5 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh penggunaan arester dengan rating tegangan yang lebih rendah yang disusun secara seri untuk dapat menggantikan fungsi arester dengan rating tegangan yang lebih tinggi dalam hal pemotongan tegangan lebih transien melalui percobaan di laboratorium. 2. Mendapatkan persamaan linear agar dapat memperkirakan jumlah arester yang dibutuhkan untuk memotong suatu tegangan lebih transien dengan karakteristik arester yang sama. 1.5 Sistematika Penulisan 1. Bab I : Pendahuluan Berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, serta sistematika penulisan laporan. 2. Bab II : Dasar Teori Pada bab ini menjelaskan secara singkat konsep fenomena petir, tegangan lebih pada sistem tenaga listrik, dan arester. 5
6 3. Bab III : Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian berisi cara percobaan dan tahaptahap pengujian, dan pengenalan singkat mengenai pengambilan data, alat, dan bahan. 4. Bab IV : Hasil Penelitian dan Analisis Bab ini berisi data hasil simulasi dan percobaan beserta analisis kinerja arester. 5. Bab V : Kesimpulan Bab ini berisi kesimpulan hasil pengujian dan analisis, serta saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 6
1BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat
1 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat dicegah, tidak dapat diprediksi dan bersifat destruktif atau merusak. Dampak sambaran petir dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tegangan rendah yang biasanya tersambung ke rumah-rumah. Di lain sisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga mudah untuk berpotensi mengganggu sistem jaringan listrik. Fenomena ini tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia memiliki iklim tropis, kondisi ini menyebabkan Indonesia memiliki hari guruh rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk melindungi saluran dari adanya tegangan lebih akibat surja hubung dan surja petir. Untuk tegangan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Fenomena Petir Proses awal terjadi petir disebabkan karena adanya awan bermuatan di atas bumi. Pembentukan awan bermuatan disebabkan karena adanya kelembaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Dengan letak geografis Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, maka Indonesia berpeluang untuk memiliki kerapatan petir
Lebih terperinciBAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat
BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI Seperti kita ketahui bahwa kilat merupakan suatu aspek gangguan yang berbahaya terhadap saluran transmisi yang dapat menggagalkan keandalan dan keamanan sistem tenaga
Lebih terperinciOPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.
OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT ABSTRAK Tegangan lebih adalah tegangan yang hanya dapat ditahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik menunjukkan trend yang semakin
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa yang menyebabkan Indonesia memiliki intensitas terjadinya petir lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan dimana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan yang beberapa saat
Lebih terperinciBAB III LIGHTNING ARRESTER
BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pengertian Istilah Dalam Lightning Arrester Sebelum lebih lanjut menguraikan tentang penangkal petir lebih dahulu penyusun menjelaskan istilah atau definisi yang akan sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gardu Induk 500 kv atau disebut dengan GITET ini mempunyai fungsi untuk mentransformasikan tegangan listrik 500 kv yang dikirim dari beberapa pembangkit di Jawa menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat
Lebih terperinciTUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR
TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian
Lebih terperinciSela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad
23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR DAN DATA
BAB III TEORI DASAR DAN DATA 3.1. MENENTUKAN JARAK ARRESTER Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena dengan analisis data yang diperoleh mampu memberikan arti dan makna untuk memecahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Trafo Distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Trafo Distribusi dapat dipasang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar sehingga mengganggu sistem jaringan listrik. Fenomena ini tidak dapat dihindari karena dapat
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK Pemeliharaan Arrester GI dan GIS 150 kv PT. PLN (PERSERO) UPT Semarang PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JATENG & DIY, UPT Semarang Jimy harto S. 1, Abdul Syakur 2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv
Rahmawati, Sistem Proteksi Terhadap Tegangan Lebih Pada Gardu Trafo SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv Yuni Rahmawati, S.T., M.T., Moh.Ishak Abstrak: Gangguan tegangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa sekarang kebutuhan energi listrik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan mutu
Lebih terperinciSTUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN
TUGAS AKHIR - RE 1599 STUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN RIO WIBISONO NRP 2201 109 023 Dosen Pembimbing Ir.Soedibyo, MMT. I Gusti Ngurah Satriyadi H, S.T,
Lebih terperinciOPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH
OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH Yuni Rahmawati, ST* Abstrak: Untuk menganalisis besar tegangan maksimum yang terjadi pada jaringan
Lebih terperinciVol.3 No1. Januari
Studi Penempatan Arrester di PT. PLN (Persero) Area Bintaro Badaruddin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon: 021-5857722
Lebih terperinciKOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009
KOORDINASI ISOLASI By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009 KOORDINASI ISOLASI (INSULATION COORDINATION) Koordinasi Isolasi : Korelasi antara daya isolasi alat-alat dan rangkaian
Lebih terperinciL/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK
L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam penyaluran dan pemanfaatannya. Energi listrik dapat dengan mudah diubah ke dalam bentuk energi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardugardu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pusat listrik umumnya dihubungkan dengan saluran udara transmisi yang menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardugardu induk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PROTEKSI GENERATOR PADA PUSAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR WONOGIRI
ANALISIS SISTEM PROTEKSI GENERATOR PADA PUSAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR WONOGIRI TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinci1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
99 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dari pengaruh amplitudo surja tegangan terhadap piranti pelindung surja diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem proteksi merupakan bagian penting dalam sebuah sistem kelistrikan yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan bagian dari sistem
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III LIGHTNING ARRESTER
BAB III LIGHTNING ARRESTER 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindungan terhadap gangguan tegangan
Lebih terperinciStudi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching
Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching Media Riski Fauziah, I Gusti Ngurah Satriyadi, I Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH
ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH OLEH : SYAIFUDDIN NAJIB D 400 060 049 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciPEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG
PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR
BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR 3.1 Konsep Dasar Sistem Tenaga Listrik Suatu system tenaga listrik secara sederhana terdiri atas : - Sistem pembangkit -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan energi listrik terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja menuntut PLN guna meningkatkan pasokan tenaga listrik. Di dalam penyaluran energi listrik,
Lebih terperinciStudi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP)
Studi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP) Zainal Abidin *) *) Program Studi Teknik Elektro,
Lebih terperinciDasman 1), Rudy Harman 2)
PENGARUH TAHANAN KAKI MENARA SALURAN TRANSMISI 150 KV TERHADAP TEGANGAN LEBIH TRANSIENT AKIBAT SURJA PETIR DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTROMAGNETIC TRANSIENTS PROGRAM (EMTP) (GI KILIRIANJAO GI MUARO BUNGO )
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric
ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric Rahmad Dwi Prima 1, Yul Martin 2, Endah Komalasari 3 Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciOleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc
STUDI PENGAMAN SALURAN KABEL TEGANGAN TINGGI 150KV YANG DILINDUNGI ARESTER SURJA Oleh: Dedy Setiawan 2209 105 022 Dosen Pembimbing: Dosen Pembimbing: 1. IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya
Lebih terperinciPerbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time
Vol. 2, No. 2, Desember 2016 1 Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time R.D. Puriyanto 1, T. Haryono 2, Avrin Nur Widiastuti 3 Universitas Ahmad Dahlan 1, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik disuplai ke konsumen melalui sistem tenaga listrik. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, transmisi, dan
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP
STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP Oleh : Augusta Wibi Ardikta 2205.100.094 Dosen Pembimbing : 1. I
Lebih terperinciAbstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.
PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciProtection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008
Protection on Electrical Power System Hasbullah Bandung, Juni 2008 Latar Belakang Saluran tenaga listrik merupakan bagian sistem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan Gangguan yang terjadi dapat
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu gejala alam, yakni peluahan muatan listrik statis yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Petir adalah suatu gejala alam, yakni peluahan muatan listrik statis yang dibangkitkan oleh badai awan petir dengan pengaliran impuls yang tinggi dan dalam waktu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat terjadi pelepasan beban dari suatu sistem tenaga listrik dapat menimbulkan tegangan lebih transien. Apabila suatu sistem tenaga listrik tidak mampu menyuplai
Lebih terperinciProteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri
Proteksi Terhadap Petir Distribusi Daya Dian Retno Sawitri Pendahuluan Sambaran petir pada sistem distribusi dapat menyebabkan kerusakan besar pada kabel overhead dan menyuntikkan lonjakan arus besar yang
Lebih terperinciGROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT. Electrical engineering Dept. Oktober 2008
GROUNDING SYSTEM HASBULLAH, MT Electrical engineering Dept Oktober 2008 GROUNDING SYSTEM Petir adalah suatu fenomena alam, yang pembentukannya berasal dari terpisahnya muatan di dalam awan cumulonimbus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia tenaga listrik, salah satu bidang usahanya yaitu sistem distribusi tenaga listrik.
Lebih terperinciStudi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja
Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 5kV yang Dilindungi oleh Arester Surja Dedy Setiawan, I.G.N. Satriyadi Hernanda, Made Yulistya Negara Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak
Lebih terperinciSTUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV
STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV Fariz Dwi Pratomo NRP 2209105044 Dosen Pembimbing IG Ngurah Satriyadi Hernanda, ST, MT Dr.
Lebih terperinciEVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD
EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciPERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA
PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN Si PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA M.Yoza Acika 1, T.Haryono 2, Suharyanto 2 Abstract Arrester installation in electrical system need
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi utama sistem tenaga listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik setiap konsumen secara terus menerus. Sebelum tenaga listrik disalurkan ke konsumen
Lebih terperinciARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK
86 Jurnal Teknik Elektro Vol. 1 No.2 ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK Tegangan lebih adalah
Lebih terperinciAnalisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling
e-jurnal Teknik Elektro dan Komputer (201) 1 Analisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling M. S. Paraisu, F. Lisi, L. S. Patras, S. Silimang Jurusan Teknik Elektro-FT.
Lebih terperinciPEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN
PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN Oleh : Nina Dahliana Nur 2211106015 Dosen Pembimbing : 1. I Gusti Ngurah Satriyadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK pada saat ini memberikan pengaruh besar dan mengakibatkan timbulnya banyak persaingan dan tantangan yang mengharuskan kita untuk dapat membuka
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Listrik saat ini merupakan sebuah kebutuhan pokok yang tak tergantikan. Dari pusat kota sampai pelosok negeri, rumah tangga sampai industri, semuanya membutuhkan
Lebih terperinciSatellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT
Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT Sistem pentanahan Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah sistem pengamanan terhadap perangkat - perangkat yang mempergunakan listrik
Lebih terperinciLAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk
LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk PROGRAM BEASISWA D1 JURUSAN TRAGI PT PLN (PERSERO) SEKTOR ASAM ASAM WILAYAH
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi listrik saat ini telah meningkat sangat pesat, baik dalam kawasan industri, pendidikan maupun untuk keperluan rumah tangga. Kebutuhan akan kelistrikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu : 1. Piranti Pelindung Surja OBO V20-C Piranti pelindung surja yang digunakan pada penelitian
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH
ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tujuan dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Westinghouse yang terdahulu, menguji transformator-transformator di
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem arus bolak balik (a.c. system) dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1885, ketika George Westinghouse membeli patent patent Amerika yang
Lebih terperinciPelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.
PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, 24-26 Maret 2015 Oleh: Fariz M. Rizanulhaq Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) TUJUAN DAN SASARAN Peserta memahami berbagai macam alat proteksi
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI
STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Bangkit Wahyudian Kartiko (290136) Dosen Pembimbing: Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST.,M.Sc. Ir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan penyediaan energi listrik sebagai sarana penunjang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan penyediaan energi listrik sebagai sarana penunjang pembangunan akan meningkat seiring dengan perkembangan industri dan kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinciANALISA PROTEKSI PETIR PADA GARDU DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) RAYON INDERALAYA
Mikrotiga, Vol 1, No. 3 November 2014 ISSN : 2355-0457 1 ANALISA PROTEKSI PETIR PADA GARDU DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) RAYON INDERALAYA Rahayu 1*, Ansyori 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengamankan manusia dan peralatan siatem tenaga listrik. Sistem pentanahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pentanahan ( grounding) adalah sistem proteksi yang sangat penting dalam instalasi listrik, karena berfungsi membuang arus berlebih kedalam tanah, sehingga dapat mengamankan
Lebih terperinciSimulasi Tegangan Lebih Akibat Sambaran Petir terhadap Penentuan Jarak Maksimum untuk Perlindungan Peralatan pada Gardu Induk
ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Simulasi Tegangan Lebih Akibat Sambaran Petir terhadap Penentuan Jarak Maksimum untuk Perlindungan Peralatan pada Gardu Induk Ayu Sintianingrum 1, Yul
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA
SEMINAR NASIONAL TEKNIK KETENAGALISTRIKAN 25 ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 2 kv di YOGYAKARTA Mursid Sabdullah,
Lebih terperinciPENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI
PENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI Ringga Nurhaidi 1), Danial 2), Managam Rajagukguk 3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. shielding tiang penangkal dan kawat pada gardu induk. Adapun tujuan dari sistem
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sistem Perlindungan Gardu Induk Sambaran petir pada gardu induk bisa menyebabkan kerusakan pada peralatan, hal ini akan mengakibatkan proses penyaluran daya
Lebih terperinciDAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH
DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciKata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.
PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI PETIR INTERNAL PADA CONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Priya Surya Harijanto¹, Moch. Dhofir², Soemarwanto ³ ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciI Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc
I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc SUTT merupakan instalasi yang sering terjadi sambaran petir karena kontruksinya yang tinggi dan berada pada lokasi yang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PROTEKSI TEGANGAN LEBIH PADA LIGHTNING ARRESTER 70 KV PULO GADUNG
TUGAS AKHIR PROTEKSI TEGANGAN LEBIH PADA LIGHTNING ARRESTER 70 KV PULO GADUNG Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Strata Satu ( S-1 ), Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan pertumbuhan kelistrikan di Indonesia, maka kebutuhan proteksi listrik semakin di butuhkan. Begitu pula keandalan sistem tenaga listrik dari pembangkitan
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI
Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober 2013 1 STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI Bangkit Wahyudian Kartiko, I
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PETUNJUK UMUM UNTUK PEMILIHAN PENGENAL ARRESTER
BAB IV PERHITUNGAN DAN PETUNJUK UMUM UNTUK PEMILIHAN PENGENAL ARRESTER 4.1 Hasil penelitian 1. Waktu Percikan arester Gambar 4.1 Grafik waktu percik arrester berdasarkan penelitian 2. Simulasi diagram
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kelistrikan di provinsi Kalimantan Timur terdiri atas sistem interkoneksi dan beberapa sistem terisolir. Sistem interkoneksi merupakan suatu sistem tenaga listrik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,
Lebih terperinciBAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Sistem Distibusi Tenaga Listrik Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk menyalurkan tegangan dari gardu distribusi ke trafo distribusi ataupun
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Penggunaan energi listrik saat ini telah meningkat sangat pesat, baik dalam kawasan industri, pendidikan maupun untuk keperluan rumah tangga. Kebutuhan akan kelistrikan
Lebih terperinciKEMAMPUAN ARESTER UNTUK PENGAMAN TRANFORMATOR PADA GARDU INDUK SRONDOL 150 KV
KEMAMPUAN ARESTER UNTUK PENGAMAN TRANFORMATOR PADA GARDU INDUK SRONDOL 150 KV Skripsi untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi S-1 Pendidikan Teknik Elektro Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KLASIFIKASI DAN BESARNYA TEGANGAN ABNORMAL Meskipun tidak ada standart tertentu dari tegangan abnormal yang disebabkan oleh gangguan surya yang harus ditanggulangi dalam proteksi
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
No. 5326 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KETENAGALISTRIKAN. Usaha. Jasa. Penunjang. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 141) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci