' ngan pengantar. lr. SIJYONO SOSROOARSCNO GGUf\IAANNYA. aisusl.! oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "' ngan pengantar. lr. SIJYONO SOSROOARSCNO GGUf\IAANNYA. aisusl.! oleh"

Transkripsi

1 ' ngan pengantar lr. SIJYONO SOSROOARSCNO GGUf\IAANNYA aisusl.! oleh lr. rochma tiai.ji 1 M ᄋ M セ M ᄋ M ᄋセ M DEPARTEMEN PEKERJAAN オセ

2

3 LOADER EXCAVATOA EXCAVATOR CRANE ALATALAT BE RAT DAN PENGGUNAANNYA oleh lr. ROCHMANHADI

4 Nomor Kode Judul Disusun oleh Cetakan ke Tahun Penerbitan Tebal Ukuran Penerbit Percetakan Hak Cipta UR. 36 ALAT-ALAT BERAT DAN PENGGUNAANYA lr. Rochmanhadi halaman ( 15 x 23,50 ) em YBPPU Dunia Gratika Indonesia Dilindungi oleh Undang - Undang Hak Cipta 1987 pasal 44 Dilarang mengutip atau merekam dengan cara apapun isi buku ini baik sebagian atau seluruhnya tanpa izin dari Y 8 P P U.

5 SEKAPUR SIRIH Buku ALAT-ALAT BERAT DAN PENGGUNAANNYA karangan lr. Rohmanhadi ini sudah lama habis. Dalam kenyataannya masih juga tidak sedikit orang yang menanyakannya. teruama para mahasiswa. dosen yang menjadikan buku ini sebagai acuan dalam memberi kuliah kepda para mahasiswa. para karyawan. konsultan serta kontraktor. Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan umum merasa perlu mempertimbangkan dan kemudian mencetak ulang, untuk memenuhi keperluan masyarakat. Selain pembetulan salah cetak serta sedikit perbaikan di bidang redaksi. buku ini secara menyeluruh tidak mengalami perubahan yang mendasar. Mesk:ipun demik:ian. pihak Yayasan Badan Penerbit Pek:erjaan Umum senantiasa membuka hati untuk menerima saran serta usul yang bermak:sud memperbaiki buku ini. demi kebaikan kita bersama. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih. Jakarta. 14 September 1992 Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum iii

6

7 DAFTAR lsi Halaman Kata Penga ntar dari Bapak Sekretaris J e nderal De partemen Peke rjaan Umum. Prakata dari Penyusun I I Sekapur Sirih iii Daftar lsi v Petunjuk Prakt is BAB r PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Sasaran BAB II. PENGERTIAN OASAR Pengertian-pengertian mengenai tanah ー ョァセイ ォ@ Tahanan Gelinding Pengaruh Kelandaian Koefisien Traksi Pengaruh Ketinggian (Altitude) Drawbar Pull (DBP) Rimpull Gradeability Pengertian Umum mengenai mesin BAB Ill. PENGENALAN UMUM Pengelompokan menurut Penggerak utamanya Traktor scbagai penggerak utama Excavator sebagai penggerak utama Alat-alat selain t raktor dan dredger (kapal keruk ) Pengelompokan menurut fungsinya BAB IV. ALAT ALAT BESAR. IV.1. Traktor IV Crawler tractor/traktor Roda Kelabang IV.1.2. Wheel t ractor/traktor beroda Ban :v.2. Peralatan Pembersih Lapangan IV.2.1. Bulldozer IV.2.2. Ripper/Aiat Bajak IV.3. Land Clearing (Pembersih medan) dan Peralatannya 47 IV.3.1. Peralatan untuk Land Clearing IV.3.2. Faktor yang berpengaruh terhadap Land Clearing IV.3.3. Produksi Land Clearing IV.3.4. Perhitungan produksi cutting IV.4. Peralatan Penggali, "Pengangkat" dan pemuat 57 IV Backhoe v

8 BAB IV.5. IV.4.2. IV.4.3. IV.4.4. IV.4.5. Power shovel Dragline Clamshell Loader Peralatan pengangkut dan penggali IV.5.1. Scrapper IV.5.2. Truck IV.5.3. Alat angkut lainnya IV.6. Peralatan pembentuk permukaan : IV.6.1. Motor Grader IV.7. Peralatan untuk pemadatan IV.7.1. U mum IV Smooth steel roller (penggilas dengan roda halus ) Vibration roller (penggilas dengan getaran) IV.7.4. IV.7.5..Segment roller (penggilas tipe lempengan) Pneumatic tired roller (penggilas roda ban) IV.7.7. Sheep foot type roller (penggi111s t ipe kaki kam bing) IV.7.8. Produksi pemadatan v. V.1. V.2. V.3. V.4. V.5. V.6. IV.7.3. IV.7.6. Mesh grid roller (penggil!ls tipe anyaman) PENGERUKAN (DREDmNG) U mum Tipe kapal keruk Prosentase tanah lumpur yang terkandung Alat bantu kapal keruk Perhitungan kapasitas kapal keruk Contoh perhitungan produksi kapal keruk BAB VI. KOMPRESOR DAN POMPA AIR VI. 1. Kompresor V1.2. Alat pneumatis dan alat lain yang dilayani kompresor V Alat yang dilayani kompresor Vl.2.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan V1.3. Pompa Air 159 BAB VII. PEMECAH BATU Vll.l. Vl1.2. Vll.3. Vll.4. U mum Macam-macam crusher (pemecah batu) Hal-hal yang pertu diketahui Alat bantu crusher Vll.4.1. Feeder (Aiat pengumpan) vi

9 Vll.4.2. Scalping Unit (Saringan Kisi-kisi) Vll.4.3. Grizzly Bar (Satang pemisah) Vll.4.4. Screen (Ayakan) BAB VIII. BAB IX. Vlll.1. Vll1.2. Vlll.3. PERALA TAN PEMBETONAN Umum Peralatan pengangkut dan pengangkat material beton Concrete Batching & Mixing (peralatan penakar dan pengolah beton) Vlll.3.1. Concrete mixer (Pencampur beton) Vlll.3.2. Satcher equipment (Peralatan penakar)..... V Concrete hauling equipment (Peralatan pengangkut beton) Vll Concrete bucket & alat pengecoran lainnya Vlll.3.5. Pompa beton (Concrete pump equipment) ALAT PENGOLAH ASPAL DAN PERKERASAN IX.1. Umum IX.2. Asphalt production plant (mesin pengolah aspal) IX.3. Continuous flow plant (mesin pengolah aspal tipe "menerus" ) I X.4. Peralatan perkerasan... : IX.4.1. Pengangkut IX.4.2. Asphalt Distributor IX.4.3. Asphalt Finisher BAB X. ALAT-ALAT BERAT LAINNYA BAB XI. URUTAN CARA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN (ENGINEER'S ESTIMATE) BAB XII. PENUTUP LAMPl RAN 1. Daftar Literatur. 2. Dahar Gambar-gambar. 3. Daftar Tabel-tabei/ Grafik-grafik. 4. Tabel Konversi Satuan. vii

10 URSUSPERONI Roao mach nes Magnago M.ano ltalv MECANOEXPORTIMPORT - ACKER DRILL CO. INC. PO Bo 830 Scril1ton Pa 18$01 Telephone 71 ; S Co!Mt AOCO TELEX 837-C1S Scranlon Pa US -

11 @ セ ( PETUNJUK PRAKTIS ) ( ILUSTRASI )( NAMA ALAT )( HAL A MAN ) ( i* )(CRAWLER TRACTOR)( 22 ) ( il'l )( WHEEL TRACTOR 24 )( ) ( )( ) BULLDOZER 27 ( 1 )( RIPPER [ fllrv ) BACKHOE [.., ) BACKHOE (WHEEL ) [ [ I ) [ l 42 (CRAWLER) [ 60 ) 60 ) POWER SHOVEL 74 DRAGLINE 79 ( Ilk ) LOADER [ ) [ CLAMSHELL 89 (CRAWLER) [ 93 ) LOADER (WHEEL) 93 )

12 [... )[ SC DUMP [ l!r )[ MOT [ ) [ l ROLL ( PE TUNJUK PRAKT!S LANJU TAN ) RA PE R T RUC K )[ OR GR ADER [ )( 10 2 l 113 l 122 ER ( PE NGGILAS) ) DRE DGER KAPAL KE RUK ) [ DA N J KOMPRE SOR POMPA A I R CRUSHE R ( PE ME CAH BATU ( ) MOB ILE CRUSHER ( MOB IL PEME CAH - BATU ). [ 0. ][ L AIN - LAIN MOBILE ASPHALT PLANT (MOBIL PE NGOLAH ASPAL ) ][ 269 l 2

13 BA B I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari pada penyusunan buku ini adalah sekedar memberikan gambaran tentang car a bekerja, perhitungan teoritis dan perhitungan praktis dari penggunaan peralatan berat. Disamping itu untuk lebih mengarahkan apliksi-aplikasi dan teori-teori perhitungan. Disini dilampirkan pula blanko-blanko untuk Engineer's Estimateyangdipakai pada Proyek Pengembangan Wilayah Sungai Jratunseiuna. Tentu saja yang dimaksud dengan "Cara bekerja dengan alat berat" adalah terutama untuk pekl'rjaan tanah, disini Jebih clitekankan dalam masa lah pekerjaan sipilnya, karena penekanan masalah mesinnya diuraikan dalam bahasan Jai n, yang sedang diusahakan untuk dihimpun. Seperti kita ketahui bersama bahwa pekerjaan tanah terutama dalam proyek pengairan menempati bagian yang penting, oleh sebab itu maka peker jaan tanah akan diuraikan dalam buku tersendiri, meskipun demikian sebagai pengantar akan dibahas pula secara singkat tentang pengertian mengenai peker jaan tanah yang berhubungan dengan Alat alat Berat. Pada prinsipnya penguraian tentang peralatan berat, akan meliputi bahas an ; 1.2. SASARAN. Cara bekerja dengan alat besar. Perhitungan secara teoritis dan I atau perhitungan praktis produksi atau hasil kerja Alat-alat berat. Hal-hal lain yang sekiranya akan membantu pengertian, juga yang sekiranya perlu diketahui dalam pengelolaan Alat-alat berat Meskipun buku ini diusahakan mempunyai sistematika dan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca sekalian, namun penyusun sadar bahwa di dalam buku ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan ketidak sempur naan dalam penyajiannya. Sasaran pokok dari buku ini adalah sebagai pegangan, atau sebagai sarana untuk mendapatkan gambaran mengenai Alat-alat berat secara menyeluruh baik bagi para pelaksana di lapangan, maupun bagi para "Designer". Bagi para pelaksana : 1. Untuk dapat mengetahui teori disamping praktek, yang sehari-hari ditanganinya. 2. Untuk dapat meningkatkan produktivitas peralatan, baik kualitasnya maupun kuantitasnya. 3. Mensukseskan tujuan proyek dimana para pelaksana dari segala bidang spesialisasi bertugas. 4. Akhirnya dari butir 1, 2 dan 3 tersebut diatas sasaran utamanya adalah untuk suksesnya pembangunan yang sedang giat dilaksanakan, dalam hal ini tentunya terutama di bidang Pekerjaan Umum. 3

14 Dengan diterbitkannya buku ini, mudah-mudahan maksud daripada sasaran tersebut diatas dapat tercapai, di samping itu pula diharapkan ada effek yang nyata pada pengembangan ilmu mengenai Alat-alat Berat di dalam pemanfaatannya. B A B II PENGERTIAN DASAR PENGERTIAN- PENGERTIAN MENGENAI TANAH. Seperti kita ketahui tanah tidak mempunyai sifat-sifat yang khas, berbeda sekal i dengan beton dan baja. Tanah dalam keadaan alam terdiri dari dua bagian : a. Bagian padat ( Solids ) b. Bagian pori ( Voids) bagian padat terdiri dari partikel-partikel tanah yang padat, sedangkan bagian pori berisi air dan/atau udara. Sifat phisik tanah yang perlu kita ketahui antara lain : a. Batas-batas konsistensi (atteberg's limits) b. Kadar air ( moisture content ) c. Kepadatan ( density ) d. Berat e. Volume f. Gradasi yang penting dalam pekerjaan tanah, d isamping sifat tadi adalah : a. Permeability ( permeabilitas ) b. Porosity ( porositas ) c. Consolidation ( konsolidasi ) d. Kekuatan geser (shear s trength) Sifat-sifat diatas tadi tidak akan diuraikan di sini hanya sebagai イセヲ イ saja. Yang penting di sini adalah keadaan tanah yang dapat berpengaruh terhadap volume tanah yang d ijumpai dalam usaha pemindahan tanah, yaitu : a. Keadaan asl i sebelum diadakan pengerjaan, ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam, Bank Measure ( BM ), ini digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah. b. Keadaan lepas, yakni keadaan tanah setelah diadakan pengerjaan (disturb), tanah demikian misalnya terdapat di depan dozer blade, di atas truck, di dalam bucket dan sebagainya. Ukuran volume tanah dalam keadaan lepas biasanya d inyatakan dalam Loose Measure ( LM ) yang besarnya sama dengan BM + % swell x BM (swell = kernbang). Faktor swell ini tergantung dari jenis tanah, dapat dimengerti bahwa LM mempunyai nilai yang lebih besar dari BM. c. Keadaan padat, ialah keadaan tanah setelah ditimbun kembali kemudian ゥー エォ Volume tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih besar atau mungkin juga lebih kecil dari volume dalam keadaan Bank, hal 4

15 ini tergantung usaha pemadatan yang kita lakukan. Sebagai gambaran dibawah ini diberikan tabel mengenai faktor kembang : TABEL II Jenis Tanah Pasir Tanah permukaan (top soil) Tanah biasa Lempung (Clay) Batu Swell ( % BM) d Sebagai contoh tabel di atas : Tanah biasa pada keadaan asli (Bank) Swell 20% - 45% 1 M 3 3 0,2-0,45 M Volume dalam keadaan loose = 1,2-1,45 M3 Perlu diketahui bahwa angka-angka pada tabel tidak pasti(exact). tergantung dari berbagai faktor yang dijumpai secara nyata di lapangan. Selain keadaan tadi, perlu pula diketahui faktor tanah yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas alat berat. Faktor yang dimaksud a.l. : (1). Berat material : Berat material ini dihitung dalam satuan berat (kg, ton, lb) per m3. Biasanya dihitung dalam keadaan asli atau lepas. Berat material ini akan berpengaruh terhadap volume yang diangkut/ didorong,. hubungannya dengan Draw Bar Pull (DBP) atau tenaga tarik. (2). Kekerasan. Jelas bagi kita bahwa tanah yang lebih keras akan lebih sukar untuk dikerjakan oleh alat, kekerasan tanah ini juga berpengaruh terhadap produktivitas alat. Pengukuran kekerasan tanah dapat dilakukan dengan : 2.1. Shear meter 2.2. Seismic ( suara, atau getaran ) 2.3. Soil investigation drill ( pengeboran ) 2.4. Dan lain-lain. (3) Oaya ikat/kohesivitas Merupakan kemampuan untuk saling mengikat di antara butir tanah itu sendiri, sifat ini jelas berpengaruh terhadap alat, misalnya pengaruh terhadap spillage factor. (faktor Iuber) (4) Bentuk (shape of material ). Bentuk material yang dimaksudkan disini didasarkan pad a ukuran butir kecil akan terdapat rongga yang berukuran kecil pula, demikian pula pada tanah 5

16 dengan ukuran butir yang besar membentuk rongga yang besar Ukuran butir ini berpengaruh terhadap pengisian bucket, dengan mengingat munjung ( heaped ) dan rongga tanah yang ada dalam bucket. Cara menghitung perubahan volume dari berbagai keadaan tanah : (1 ). Swell ditentukan dari : Swell = Sw = (!L.=...b.) x 100% L (2) Shrinkage (penyusutan) ditentukan dari : Sh = ( c - B ) X 100% c dimana : Sw Sh B L C Swell = % pengembangan Shrinkage = % penyusutan Berat jenis tanah keadaan asli Berat jenis tanah keadaan lepas Berat jenis tanah keadaan padat. Cara lain ialah dengan menggunakan Load Factor ( LF ) ialah presentase pengurangan density material dalam keadaan asli menjadi keadaan lepas. LF ditentukan sebagai berikut : Berat Jenis tanah gembur LF = Berat Jenis tanah asli Volume tanah asli Volume tanah lepas Volume tanah asli = LF x Volume tanah lepas dengan demikian : Sw = (!! 1 ) x 1 00% L 1 L (1fl - 1 X 100% IT - 1 X 100% Daftar Load Factor, prosentase Swell dan berat dari berbagai jenis material. Tabel Daftar Load Factor & Prosentase Swell dan berat dari berbagai-bagai bahan. 6

17 Material lb/ BCY Vo Swell lb/lcy Load factor (%) Bauksit Kaliche Cinders Karnotit, Bijih Uranium Lempung, tanah liat asli kering untuk digali basah untuk digali Lempung & Kerikil : kering basah Batu bara : antrasit muda Batuan lapukan tercuci bitumen muda tercuci % batu 25% tanah hiasa % batu 50% tanah hiasa % batu 75% tanah hiasa Tanah - Kering padat Basah Lanau (Loam) Batu granit -- Pecah Kerikil, siap pakai Kering Kering W'- 2" (6-51 mm) Basah '!." - 2" (6-51 mm) Pasir & Tanah liat - lepas pad at Gips dengan pecahan agak besar dengan pecahan lebih kecil Hematit, bijih besi Batu kapur - pecah Magnetit, bijih besi Pyrit, bijih besi Pasir batu Pasir-kering lepas sedikit basah basah Pasir & Kerikil - kering basah Slag - pecah Batu - pecah Takonit !:1> Tanah permukaan (Top Soil) Traprock - pecah

18 11.2. TAHANAN GELINDING (ROLLING RESISTANCE) Roda dengan jari-jari (r); beban (B) yang bertitik rangkap di K akan menimbulkan "lekukan" pada permukaan jalan. Bila roda tidak bergerak maka beban terbagi ke seluruh permukaan DEF yang reaksinya berimpit/satu garis dengan t it ik tan!;jkap B yaitu K. Bila roda mulai bergerak, permukaan DE mulai terlepas, sehingga titik tangkap reaksi bergeser ke arah B' sejarak d dari E. Oleh karena demikian maka akan timbul Momen perlawanan sebesar M = B.d, perlu diketahui makin lunak tanah makin besar jarak d tadi. Gb Secara praktis tahanan gelinding bisa dihitung dengan rumus : RR err X Berat kendaraan Beroda. CRR = 2% + (0,6%) setiap em terbenamnya roda. Koefesien tahanan gelinding CRR dapat dilihat dari tabel di bawah ini : TABEL Koefisien tahanan gelinding ( CRR ) Tipe dan keadaan landasan Rei besi Beton Jalan, macadam Perkerasan kayu Jalan datar, tanpa perkerasan, kering Landasan tanah keras. Landasan tanah gembur Landasan tanah lunak Kerikil, tidak dipadatkan Pasir, tidak dipadatkan Tanah basah, lumpur Roda besi Roda ban

19 11.3. PENGARUH KELANDAIAN Jika suatu kendaraan bergerak melalui suatu tanjakan, maka dipertukan tenaga traksi tambahan sebanding dengan besarnya landai tanjakan tadi, de mikian pula jika menurun, terjadi pengurangan tenaga traksi, hal ini karena adanya pengaruh gravitasi. Kelandaian dinyatakan dalam %, yaitu perbandingan antara perubahan keting gian per satuan panjang jalan. Contoh perhitungan : Sebuah kendaraan dengan berat kg harus naik dengan landai 6%, maka tambahan tenaga traksi yang diperlukan sebesar = 6% x kg = 240 kg. H Perhitungan tersebut sebenarnya tidak dapat se cara tepat ditentukan demikian, tetapi sebagai perhi tungan perkiraan dapat dipakai estimasi tersebut KOEFISIEN TRAKSI Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permu kaan jalan, maka tenaga mesin dapat dijadikan tenaga traksi maksimal. Tetapi sebaliknya jika tidak cukup terdapat geseran antara roda dengan per mukaan jalan, maka kelebihan tenaga mesin dilimpahkan kepada roda dan akan mengakibatkan selip. Koefisien Traksi dapat disebut sebagai suatu faktor yang harus dikalikan dengan Berat Total kendaraan untuk mendapatkan Traksi kritis atau : Traksi kritis = koefisien traksi (Ct) x Berat Total kendaraan. Untuk mengetahui besarnya koefisien traksi, berikut ini diberikan tabel: arah gerak 4 W 5 =W Berat Total AI at 9

20 TABEL keadaan tanah Roda ban Cushion track Roda kela bang (Track) Lempung, liat kering, tanah kering, jalan datar tanpa perkerasan, kering Lempung liat basah, lempungliat becek, tanah pertanian - basah Tempat pengambilan batu Pasir basah Jalan kerikil, gembur Pasir kering gembur Tanah basah, berlumpur PENGARUH KETINGGIAN (ALTITUDE) Seperti kita ketahui dalam pelajaran fisika, makin tinggi kedudukan (ele-. vasi) suatu tempat makin kurang padat kadar oksigen pada daerah itu, dengan kurangnya kadar oksigen akan berpengaruh terhadap hasil-hasil pembakaran dan tenaga mesin. Tenaga mesin akan berkurang sebesar 1% setiap kenaikan tempat 100 m di atas ketinggian 750 m, atau berkurang 3% setiap kenaikan tempat feet di atas ketinggian 750 m ( ± feet). Rumus demikian biasanya berlaku untuk mesin 4 langkah ( cycles ). Sebagai contoh : suatu mesin 200 HP 4 langkah harus bekerja pada ketinggian feet, maka hilangnya tenaga mesin adalah sebesar : 3% x 200 HP x ( ) = 21 HP dengan demikian tenaga mesin effektif untuk bekerja hanya diperhitungkan sebesar : 200 HP - 21 HP = 179 HP. Untuk mesin 2 langkah, biasanya kehilangan tersebut diperhitungkan bukan 3% tetapi 1%. Alat yang bernama Supercharge dapat mengurangi kehilangan tenaga mesin ini, pt.ila Supercharge dapat menaikkan tenaga mesin sampai 125%. Supercharge bekerja dengan cara menginjeksi Oksigen ke dalam silinder DRAWBAR PULL ( DBP) DBP adalah tenaga yang tersedia pada hook ( = gantol/kait ) yang terdapat dibagian belakang traktor. 10

21 DBP ini dinyatakan dalam kilogram atau lb atau pula HP, sebab DBP pun adatan tenaga mesin, seperti halnya tabel dibawah untuk D4E SA Track type traktor.,. FRR-L Gandengan dimana bekerja gaya DBP _F GR-L - gaya tahanan kelandaian dari gandengan F GR-T - gaya tahanan dari traktor F, - gaya tahanan total F T - gaya tahanan gelinding traktor F '"' L - gaya tahanan gelinding gandengan T E gaya traksi/gesekan wl - berat gandengan + muatan W r - berat traktor + muatan MPH - miles per hour kmlh - kilometer per hour Lbs - pounds TABEL ( Gigi) (Maju) (Mundur) (Kecepatan) Draw Bar Pull km/h MPH Kg Lbs AIMPULL Rimpull adalah tenaga yang disediakan mesin kepada roda, dinyatakan dalam kg atau lb. Sebagai contoh dibawah ini disajikan grafik "Rimpull Wheel" Traktor model CAT yang datanya diambil dari pabrik pembuat CATERPILLAR 11

22 @ セ Grafik s Rimpulf adalah gaya tarik mesin yang dalam kerjanya tidak menimbulkan se lip track maupun roda, dan mampu menggerakkan alat. I kg I ( lb I LB " a: gigi 1 \ " 2 r \ \I ""' mph 0 5 io 20. kecepatan GRAFIK RIMPULL- KECEPATAN km/h 40 11

23 Contoh penggunaan grafik : Berapa besarnya rimpull pada kecepatan 9 mph. Caranya adalah sebagai berikut : Oari absis (speed ) angka 9 mph ditarik keatas pada gigi ke 3 terbaca di ordinat ± Lbs. gigi ke 4 terbaca di ordinat ± Lbs. Jika data tidak disediakan oleh pabrik, maka dapat dipergunakan rumus : Rimpull ( Lbs ) = 375 x HP x daya guna II.B. GRAOEABILITY kecepatan (mph) Kemampuan mendaki tanjakan (gradeability) yang dapat ditempuh oleh kendara<:n pada umumnya dinyatakan dalam %. Gradeability ini juga tergantung dari : (a). Keadaan kendaraan (kosong atau dimuati) (b). Cara menarik muatan. (c). Kecepatan pada gear yang dipilih. Pula bahwa gerak traktor sebagai prime - mover dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut : (a). Oaya tarik. (b). Tahan gelinding ( Rolling Resistance ) (c). Berat total kendaraan. (d). Landai permukaan. Contoh perhitungan, sebuah traktor roda kelabang ( caterpiller Model 060 ) 140 HP, berat kg OBP pada gigi ke dua = kg (pada kecepatan 3,5 km/h. ) R R yang diperlukan = 80 kg/ton. daya guna mesin 80 %, tiap % landai memerlukan tambahan OBP 10 kg/ton. RR trakt or = 80 kg/ton x 14,2 ton = kg. OBP m aksimal yang diperhitungkan 0,8 x kg Untuk mengatasi R R OBP lebih untuk tanjakan OBP tambahan untuk t iap % landai : 10 kg/ton x 14,2 ton = 142 kg. Jadi kemampuan mendaki t ractor = x 1 % atau s ゥョ N = 31, 43 % a = 18,31 dimana 9. = sudut landai tanjakan. = 31,43 % Untuk traktor roda ban karet dapat juga dipergunakan rumus : K = 912 x T x G R R R xw kg kg_ kg 13

24 dimana K T G R RR w kemampuan mendaki tractor + muatan momen mesin ( lbs. feet ) total gear reduction (reduksi gigi, total) rolling radius dari roda, (inch) dari roda, (inch) dari pusat roda hingga permukaan tanah. rolling resistance I tahanan gelinding. berat total tractor+ muatan PENGERTIAN UMUM MENGENAI MESIN. PENGGERAK. Membahas tentang alat-alat besar (tractor dan excavator), perlu kiranya pengetahuan sedikit mengenai mesin penggerak utamanya walaupun hanya garis besarnya saja. Pada paragrap ini akan diberikan suatu pengertian umum tentang mesin penggerak, disini akan diambil contoh mesin diesel penggerak dari Bulldozer Komatzu D 31. Seperti terlihat pada gam bar I , maka bag ian utama dari mesin traktor ini antara lain seperti tersebut didalam penjelasanberikut ini : Gambar , 10 7 \ ' / 1. Engine...,. 14

25 Prinsip kerja mesin tersebut adalah sebagai berikut : Tenaga yang dihasilkan oleh diesel engine (1 ) diteruskan ke damper (2) yang terpasang dan dibaut pada flywheel(roda gila). --- Tenaga a kan diteru$kan oleh damper ke output shaft lewat universal joint (3) ke input shaft dari hydroshift transmission (5). Pada hyd roshift transmission putaran di reduksi untuk mendapatkan kece patan dan daya yang berbeda-beda disamping arah gerak pada traktor. Selanjutnya tenaga terse but diteruskan ke bevel gear ( 11) setelah melalui pinion gear. Patla bevel gear ini putaran tegak lurus diubah menjadi putaran mendatar. Dikedua ujung shaft dari bevel gear terpasang steering clutch (7 dan 8), yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan tenaga putaran dari shaft bevel gear ke final drive (9) yang bertujuan menghentikan putaran salah satu rantai track traktor, yang mengakibatkan traktor dapat berbelok. Tenaga dari bevel shaft melalui in ner drum dari steering clutch yang terpasang pada hub dari shaft bevel gear diteruskan ke outer drum dcngan terlebih dahulu melalui disc dan plate dari steering clutch yang terpasang antara inner & outer drum. Selanjutnya tenaga dari outer drum dengan terlebih dahulu melalui hub dite ruskan ke pinion gear dari final d rive. Pada final drive tenaga direduksi untuk memperkeci l putaran dari Engine dan mengakibatkan daya yang lebih besar. Final drive shaft akan meneruskan tenaga ke roda gigi atau sprocket (10) dan selanjutnya traktor bergerak pada trackshoe (12) diatas tanah sesuai dengan tenaga, kecepatan dan arah yang kita inginkan. Untuk dapat mengatur arah, kecepatan, membe lok dan berhenti dengan tidak mematikan mesin, kita dapat melakukan pengontrolan dari kursi operator, dengan menarik, mendorong dan menginjak lever (tuas tuas) pedal dari alat-alat kontrol masing-masing sistem. Kontrol tadi akan menggerakkan kom ponen-komponen secara mekanis pada rem dan secara hidrolis pada steering dan hydroshift transmission. Untuk menggerakkan pompa hidrolis yang menghasilkan tekanan dan aliran dari oli hidorlis yaitu tenaga dari putaran mesin, dan pompa hidrolis tersebut terpasang di bagian depan dari hydroshift transmission case. セ ョ セnoisimsnart@ セォ ョ ョIセsprocket@ Secara garis besarnya ali ran dari mesin : ke power train pada traktor adalah sebagai berikut : ENGINE DAMPER UNIVERSAL JOINT HYDROSHIFT BEVEL GEAR STEERING CLUTCH (Kiri & Iョ ョ k@final DRIVE (kiri & (kiri &kanan) -.UNDER CARRIAGE (TRACKSHOE, kiri & kanan). 15

26 ( 2) ( 7) ( 8) (9) Keterangan : 1. Radiator/pendingin mesin 2. Pipa radiator atas 3. Tutup mesin 4. Pipa gas buang/ Knalpot 5. Pembagi bahan bakar---. Spoeier 6. Poros engkoi/cran.k Shaft 7. Kotak Roda gila 8. Karter Oli mesin 9. Kipas Radiator 16

27 - 16 e - P1nr19ar1 p1nr1gar1 \(o p\1f19 set 1r (9 ) G191 F 1r1a\ drwe ( 7) v.-arnpas r ern (Of1lrac \lf19 ( \0) spr o\(e\

28 KETERANGAN 1. Transmisi salur - tenaga planetari dalam mekanisme penyalur tenaga gerak pada waktu alat berjalan ataupun merubah arah. Penggantian kopling digerakkan secara hidrolis. Gigi planet tersebut memungkinkan ganti kopling tanpa memperlambat mesin ataupun berhenti. 2. Pembagi momen/pembagi torsi memungkinkan 70% dari tenaga mesin pada roda - gila sampai pada conventer torsi, sedang yang 30% langsung pada transmisi. Dengan diperolehnya torsi yang relatif tinggi, maka didapat pula penggunaan yang effisien terhadap tenaga. 3. Transmisi gerak - langsung biasanya mempunyai 5 kecepatan untuk gaya tarik /drawbar. Gigi-gigi transmisi ini haruslah dilumasi dengan ali khusus untuk transmisi. 4. Gigi reduksi gerak akhir dilumasi dengan tekanan penuh dan dilengkapi dengan filter. Ada juga mekanisme ini yang menggunakan gigi reduksi ganda untuk menyerap beban torsi yang tinggi, ada ーオャ [ yang menggunakan gigi planetari agar beban dapat "menyebar". Biasanya gigi-gigi tersebut dibuat dari baja nikel - tuang. 5. Kopling setir multi piringan didinginkan dengan ali, dioperasikan dengan sistim hidrolis, begitu pula kampas remnya. Untuk memudahkan operasi, mekanisme untuk pengendalian kopling setir dan rem digunakan handel-handel dengan tangan. 18

29 ォ ャセ 1. Engine (mesin) 2. Damper {peredam) 3. Universal joint (sambungan universal) 4. Transmission steering pump (pompa pengendali transmisi). 5. Hydroshift transmission (transmisi yang menggunakan sistim hidrolis). 6. Transfer (hidrolis) 7. Steering brake (rem kemudi) 8. Steering clutch (kopling kemudi) 9. Final drive {penggerak akhir) 10. Sprocket {sproket) 11. Bevel gear (roda gigi kerucut) 12. Track shoe (roda 13. Hydraulic pump (pompa hidrolis)

30 B A B Ill PENGENALAN UMUM PENGELOMPOKAN PENGGERAK UTAMA TRAKTOR SEBAGAI PRIME MOVER. Untuk alat besar dengan penggeraknya traktor dibedakan menurut : 1. Traktor (sebagai prime movers/penggerak utama) 1.1. Traktor roda kelabang (crawler) 1.2. Traktor roda ban (wheel) 2. Bulldozer (terutama sebagai alat penggusur 2.1. dibedakan menurut blade : Straight Bulldozer (dengan blade lurus) Angling Bulldozer (dengan blade miring) Universal Bulldozer (dengan blade universal) Cushion Bulldozer (dengan blade cushion) 2.2. dibedakan menurut "tracknya" Bulldozer dengan roda kelabang Wheel dozer dengan roda ban karet. 3. Ripper. (terutama sebagai alat pembajak) Hinge (Bajak kaku tunggal) Parallellogram 3.3. Adjustable parallellogram (dapat disetel) Single Shank (bajak tunggal) Multi Shank (bajak banyak) 4. Scrapper. (terutama sebagai alat pengelupas) 4.1. Standard Scrapper (scraper bermesin) 4.2. Towed Scrapper (scraper yang ditarik). 5. Motor Graders. (terutama sebagai alat untuk grading/ pembentuk permukaan) 6. Loader (terutama sebagai alat pemuat) 6.1. Wheel loaders (Loader dengan roda ban) 6.2. Track loaders (Loader dengan roda kelabang) EXCAVATOR SEBAGAI PRIME MOVER/PENGGERAK UTAMA Backhoe. (excavator pengeduk dengan arah kebelakang) 1.1. Back hoe dengan sistem kontrol hidrolis Back hoe dengan sistem kontrol kabel-sling. 2. Clamshell (excavator pengeduk-japit) 3. Shovel (excavator pengeduk dengan arah kedepan) 3.1. Dengan (sistim kontrol-hidrolis) 3.2. Dengan (sistim kontrol kabel sling) 4. Skidder (excavator untuk balok-balok kayu) 5. Dragline (excavator pengeduk-tarik) 6. Crane I pipelayers (Keran pengangkat, Alat Pasang Pipa)

31 ALAT SELAIN TRACTOR DAN EXCAVATOR. 1. Truck Side dumping (pembuangan ke samping) 1.2. Back dumping (pembuangan ke belakang) 2. Dump Wagon Rear dump (pembuangan ke belakang) 2.2. Bottom dump (pembuangan ke bawah) 2.3. Side dump (pembuangan ke samping) 3. Trailler (Kendaraan pengangkutan Alat alat Berat & Barang barang berat) 4. Alat Pemadat 4.1. Three wheel roller. (Penggilas Beroda Tiga) 4.2. Tandem roller (penggilas tipe tandem) 4.3. Meshgrid & segment roller (penggilas tipe lempengan & anyam an) 4.4. Pneumatic tired roller (penggilas beroda ban) 4.5. Towed roller : Sheepfoot roller (penggilas tipe kaki kambing) Pneumatic roller (penggilas beroda ban) 5. Alat pneumatis, yang bekerja dengan tenaga tekanan angin. 6. Compressor. alat pemampat udara. 7. Stone Crusher : (Pemecah batu) Jaw crusher (pemecah dengan sistim rahang) 7.2. Roll crusher (pemecah dengan sistim roll l 7.3. Impact crusher (pemecah dengan sistim pukulan) 7.4. Gyratory crusher (pemecah dengan sistim kisaran). 8. Alat pengolah aspal : 8.1. Asphalt mixing plant (pencampur as pal) 8.2. Asphalt distributor (penyemprot aspal) 8.3. Asphalt finisher (penghampar aspal & agregat) 9. Dredger (Kapal Keruk) PENGELOMPOKAN MENURUT FUNGSINYA TRAKTOR ALAT PEMBERSIH LAPANGAN 1. Bulldozer 'Mesin-mesin penggusur) 2. Ripper (Mesin mesin pembajak) ALAT "PENGANGKAT" DAN PEMUAT 1. Backhoe (Mesin-mesin pengeduk belakang) 2. Power shovel (Mesin-mesin pengeduk depan) 3. Dragline (Mesin mesin pengeduk-tarik) 4. Clamshell (Mesin-mesin pengeruk-japit) 5. Loaders (Mesin-mesin pemuat) 21

32 ALAT PENGGALI DAN PENGANGKUT : 1. Scrapper (Mesin mesin pengelupas) 2. Truck. (Aiat angkut) ALAT PEMBENTUK PEAMUKAAN : (Mesin mesin perata) ALAT PEMADAT : Roller (Mesin Gilas) DAN LAIN-LAIN. 22

33 IV.1. T R A K T 0 R Trakto adalah alat yang mengubah energi mesin menjadi energi mel kanik. B A B IV ALAT - ALAT BESAR Sebenarnya traktor ini adalah prime mover (penggerak utama) dari seba gian alat-alat besar (periksa bab Ill pengenalan umum alat-alat besar). Penugunaan utama dari traktor ini adalah sei.jagai penarik atau pendorong beban yang memerlukan tenaga yang agak besar, tetapi juga kadang-kadang traktor digunakan untuk keperluan lain. lain : Dalam memilih traktor beberapa faktor harus dipert imbangkan, antara 1. Ukuran yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu, sehingga faktor t ersebut betul-betul bekerja effektif; 2. Macam pekerjaan yang akan dikerjakan : menarik scrapper, mengerjakan ripping dan ャ ゥョ M ャ \ ; 3. Kondisi tempat bekerja; 4. Traksi yang tersedia pada traktor; 5. Haul distance atau jarak angkut yang ada. 6. Pengangkutannya ketempat kerja. 7. Pekerjaan lanjutan setelah pekerjaan pertama selesai. B. Dan lain-lain. Pada prinsipnya traktor dibedakan menjadi 2 bagian : 1. Traktor roda kelabang (Crawler tractor) 2. Traktor roda ban (Wheel tractor) 2.1. Roda dua Roda empat. IV R I TRAKTOR RODA KELABANG. Alat ini merupakan alat yang paling penting dan banyak penggunaannya dalam duma konstruksi. Penggunaan-penggunaan tersebut antara lain : 1. Sebagai tenaga penggerak untuk mendorong dan menarik beban; 2. Sebagai tenacja penggcrak untuk winch dan a 1 at angkut; 3.. Sebagai tenag<.j penggcrak blade (bulldozer). 4. Sebagai tenaga penggerak fron!_:end 2 ucket Lo.;.!_cr. 1 Dalam perdagangan tractor dibedakan dari ul.:uriln te naganya, t cn;;ua geraknya (flywheel) berkisar 65 HP, 75 HP, 105 HP sampai dengan 700 HP. Pcmilihan akan kebutuhan ukuran traktor adalah faktor yang paling penting di lapangan, hal tersebut ada hubungannya dengan tenaga tarik yang tersedia dan tahanan gelinding yang ada, karena hal ini pengaruhnya besar sekali terhadap produktivitas alat yang bersangkutan. 23

34 Gaya tarik vaktor (tenaga yang tersedia) biasanya dinyatakan dalam : HP (Horse Power- lnggris) atau PK (Paarde Kracht - Belanda) ataups (Pfadder Starke - Jerman) atau pula kadang-kadang dalam KW (Kilo Watt). Walaupun spesifikasi Crawler tractor berbeda-beda (tergantung pabrik pembuatnya). tetapi biasanya kecepatan traktor tersebut d ibatasi maksimal 7-8 mph (mile per hour) a tau + 10: 12 km/jam. Type crawler traktor ini dibutuhkan terutama bila dibutuhkan gesekan yang besar antara roda dan permukaan tanah, untuk mendapatkan tenaga yang maksimum (tidak slip), pada waktu traktor bekerja, misalnya : menggusur tanah, menarik scraper, menarik beban muatan dan sebagainya. Bulldozer dengan roda kelabang t ipe "Swamp" (untuk tanah-tanah lembek). Gambar IV.1.1.a. Bulldozer dengan roda kelabang t ipe "Crawler" (Untuk tanah-tanah keras). 24

35 Pada umumnya untuk traktor tipe crawl_er ini, biaya perbaikan bulldozer sebagian besar adalah untuk perbaikan undercarriage (bagian bawah). ke rusakan kerusakar; tersebut disebabkan diantaranya oleh : 1. Benturan-benturan waktu bulldozer berjalan cepat, benturan-benturan antara trackshoe dengan batu-batuan. 2. Terlalu sering berjalan pada tempat yang miring, atau sering berputar membalik pada satu arah. 3. Terlalu sering trackshoe selip dengan tanah tempat berpijak atau membelok secara tajam dan tiba-tiba. 4. Karena setelan trackshoe terlalu kendor. 5. Karena setelan trackshoe terlalu tegang. 25

36 IV.1.2. WHEEL TRACTOR /TRAKTOR BERODA BAN erbeda dengan crawler tractor, maka wheel tractor ini dilengkapi dengan roda ban pompa (pneumatic). Wheel tractor telah lama dipergunakan orang sebagai penggerak utama, lebih kurang sejak tahun Penggunaan wheel tractor ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan yang lebih besar, sebagai konsekwensinya tenaga tariknya menjadi M ML セゥィ j セ ゥ l@ M セセョァ M ォ kece atannya sampai 45 km/jam. -- Gay a gesek dinyatakan dalam kg. Drawbar pull netto didapat dari pengurangan rimpull dengan gaya yang d i- perlukan untuk mengatasi gaya gesekan dengan jalan. Rimpull dapat memakai rumus : AmP = dimana AmP EnT TGR ME LR EnT x TGR x ME LR Rimpull (pound) Engine Torque (pound feet). Torsi mesin, (reduksi gigi total) Total Gear Reduction. Reduksi Gigi Total Mechanical Efficiency (Efisiensi Mekanis) = 0,8 Loaded Radius (feet), radius pada waktu d imuati. A. Tipe-tipe dari wheel tractor. Dengan macam-macam pertimbangan dalam industri konstruksi, dibuat wheel traktor beroda dua dan wheel traktor beroda empat. Traktor roda dua : a. Kemungkinan gear yang lebih besar. b. Traksi lebih besar, karena seluruh berat yang ada dil impahkan kepada dua roda. c. Rolling Resistance (tahanan gelinding) lebih kecil, karena jumlah roda leb_ih sedikit. d. Pemeliharaan ban lebih sedikit. Traktor roda empat : a. Lebih comfortable untuk dikemudikan. b. Pada jalan kerja yang buruk lebih stabil. c. Kemungkinan menggunakan kecepatan yang lebih besar, mengingat faktor diatas. d. Dapat bekerja tersendiri, jika dilepas unit trailnya. B. Perbedaan Crawler Tractor dan Wheel tractor : Crawler tractor : a. Tenaga tarik yang besar; b. Kecepatannya relatif kecil; 26

37 c. Ground contact (luas bidang singgung antara roda dengan tanah) lebih besar. d. Dapat bekerja pada kondisi tanah yang buruk, karena daya apungnya lebih besar. e. Kemungkinan "slip" kecil. Wheel tractor : a. Tenaga tarik yang relatif lebih kecil untuk ukuran yang sama dengan crawler tractor. b. Kecepatannya besar. c. Ground contact lebih kecil. d. Sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah di lapangan. e. Ada kemungkinan slip. Gam bar IV.1.2. V GPC besar kecil besar TE - V GPC - kecil besar kecil -r I I I Keterangan : TE Tractive Effort/Tenaga tarik V Velocity/kecepatan GPC Ground Pressure/tekanan pada tanah/contact. I I 27

38 IV.2. PERALATAN PEMBERSIH LAPANGAN. IV.2.1. BULLDOZER. A. Umum: I Pad a dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak utama. Kita menyebut bulldozer, oleh karen a biasanya traktor dilengkapi dengan dozer attachment,. dalam hal ini attachmentnya \._ ZL セ M セᄋ@ M セエ セ イャセョセォ N p セケ ャ ィ _) - ---セ@ Bulldozer, sebenarnya adalah nama jenis dari dozer, yang mempunyai kemampuan untuk mendorong ke muka. Lain pula dengan angle dozer, selain mendorong lurus ke depan, juga mempunyai kemampuan untuk mendorong kesamping_ Angling demikian biasanya membuat sudut 25 terhadap kedudukan lurus. Gambar IV

39 ..,;.. ャセᄋ M] ᄋ StraiC)htdozer セ Li LN MN セ M ᄋ N@ o c- Gam bar IV

40 Menurut track shoenya bulldozer dibedakan sebagai berikut : 1. Crawler tractor dozer (dengan roda kelabang) 2. Wheel tractor dozer (dengan roda ban) 3. Swamp bulldozer (untuk daerah rawa-rawa) Berdasarkan penggerak bladenya, bulldozer dibedakan sebagai berikut: 1. Cable controlled (kendali kabel) pada saat ini sudah tidak diproduksi lagi. 2. Hydraulic controlled (kendali hidrolis). B. Fungsi Dan Kerja Bulldozer : Pada proyek-proyek konstruksi, terutama proyek yang ada hubungannya dengan pemindahan tanah tentunya, Bulldozer digunakan pada pelaksanaan pekerjaan seperti tersebut dibawah ini : 1. Pembersihan medan dari kayu-kayuan, pokok-pokok/tonggaktonggak pohon dan batu-batuan; 2. Pembukaan jalan kerja di pegunungan maupun di daerah berbatubatu; 3. Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 feet, atau ± 90 m. 4. Menarik scraper 5. Menghampar tanah isian I urugan (fills) 6. Menimbun kembali trencher; 7. Pembersihan sites/medan PemP.Iiharaan ialan ォ pn イゥ Z Menyiapkan material-material dari soil borrow pit dan quarry pill tempat pengambilan material. Seperti dijelaskan di atas bahwa Bulldozer mempunyai blade yang tegak lurus pada arah gerak maju, sedang untuk angle dozer, blade selain tegak lurus juga dapat menyerong. Bulldozer mendorong tanah ke depan, sedang angle dozer ke depan dan ke samping. Beberapa konstruksi bulldozer mempunyai blade yang memungkinkan berfungsi sebagai bulldozer, juga sebagai angle dozer, dengan cara menyetel bladenya sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan. 30

41 C. Macam Blade : Pada umumnya blade yang dipakai pada bulldozer dan/atai.j angle dozer ada beberapa jenis : C.1. Universal Blade (U-Biade) sayap (wing) yang terdapat di sisi blade maksudnya adalah untuk menahan rna terial agar ti dak keluar da ri jalur dorongan. Gam bar C Hal ini memungkinkan bulldozer membawa/mendorong muatan lebih banyak karena kehilangan muatan yang relatif kecil dalam jarak yang cukup jauh. Kebanyakan bulldozer dengan blade jenis ini digunakan pada pekerjaan-pekerjaan : a. Land reclamation/reklamasi tanah, b. Stock pile work/pekerjaan-pekerjaan Penyediaan material. c. Dan lain-lain. C.2. Straight Blade (S - Blade) Blade jenis ini adalah yang paling cocok untuk segala jenis lapangan, blade ini juga merupakan modifikasi dari U blade,manuever lebih mudah dan dengan blade ini pula bulldozer dapat menghandel material dengan mudah. 31

42 C.3. Angling Blade (A Blade) Angle blade ini dibuat untuk posisi lurus danmenyerong.biade ini juga dibuat untuk : a. Pembuaogan ke samping (side casting) b. Pembukaan jalan (pioneering roads) c. Menggali saluran (cutting ditches). d. Dan lain- pekerjaan yang sesuai. Gambar c C.4. Cushion Blade (C Blade) Blade jenis ini dilengkapi oleh "rubber cushion" (bantalan karet) untuk meredam tumbukan:. Gam bar c Selain untuk push-loading, blade ini juga dipakai unt.uk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing yang lain mengingat Iebar C blade ini memungkinkan untuk meningkatkan kemampuan manuver. 32

43 C.5. Bowldozer... Bowl dozer.. Blade demikian dibuat untuk membayva/mendoronq material. agar jumlah kehilangan tanah selama penggusuran sesedikit mungkin, hal ini terjadi akibat ad any a dinding-dinding besi yang ada disamping blade, juga untuk jarak yang cukup jauh. C.6. Universal Blade (U Blade For light Material). Blade ini didisain untuk pekerjaan yang noncohesive material (material yang terlepas) yang ringa n. Light Material U Blade Gambar c Seperti misalnya : オォオセ a. Stock pile dari tanah lepas/gembur. b. Reklamasi/pegunungan dengan tanah lepas/gembur. Pemilihan blade disesuaikan dengan dan kemampuan bulldozer D. Hal-hal yang perlu : 0.1. Perbandingan Cable Controlled dan Hydraulic Controlled. (Kendali kabel dan kendali hidraulis). Banyak perbedaan antara bulldozer dengan c"ble controlled dan hydraulic controlled. 33

44 CABLE CONTROLLED (kendali kabel) 1. Kesederhanaan dalam pemasangan. 2. Kesederhanaan dalam perbaikan dan pemeliharaan alat. 3. Bahaya akan rusaknya mesin berkurang, karena blade dapat mengangkat dengan sendirinya jika menemui suatu rintangan misalnya tunggul-tunggul pohon. 4. Di samping disebutkan diatas, kekurangannya adalah kadang kadang memerlukan pekerjaan pembantu misalnya blasting dalam suatu pekerjaan penggusuran. HY DRAULIC CONTROLLED (kendali hidrolis). 1. Dapat menekan blade kebawah, sebagai tambahan beratnya sendiri, untuk lebih "memaksakan" blade ke dalam tanah. 2. Memungkinkar. untuk lebih tepat menyetel posisi blade yang dikehendaki. 3. Pemeliharaannya lebih berat dan harus teliti. 4. Kadang kadang kesulitan dalam penyediaan m inyak hidrolis, untuk jobsite yang "jauh". D.2. Perbandingan Crawler Mounted dan Wheel Mounted : Tiap t ipe dari bulldozer mempunyai kelebihan tersendiri, tergan tung dari kondisi lapangan. Untuk beberapa jobsite tertentu ke dua-duanya dapat digunakan dengan baik. KELEBIHAN CRAWLER MOUNTED BULLDOZER : 1. Daya dorong lebih besar, terutama pada lapangan-lapangan yang lunak, seperti pada tanah lumpur dan tanah-tanah gembur. 2. Dapat beroperasi pada tanah yang berlumpur. 3. Dapat beroperasi pada tanah yang berbatu, dimana mungkin ban akan rusak berat. 4. Dapat beroperasi pada tanah yang kasar, hal ini bisa mengurangi biaya pemeliharaan jalan. 5. Daya apung lebih besar, karena ground contact lebih besar sehingga tekanan roda persatuan luas, kecil. 6. Penggunaanya lebih flexible dan lebih luas (untuk berbagai jenis lapangan). KELEBIHAN WHEEL MOUNTED BULLDOZER : 1. Kecepatan yang lebih besar untuk bergerak dari jobsite satu ke jobsite yang lain. 2. Tidak memerlukan alat angkut, untuk membawa alat ke jobsite. 3. Output lebih besar, terutama jika dalam pelaksanaan diperlukan jalan yang cepat. 4. Kelelahan operator lebih kecil. 5. Tidak merusak permukaan jalan, jika berjalan diatas jalan ray a. 34

45 Gambar ;... io, (74 e-) t 1 730(68 1.) (1302.) (>992.) 1710 (6 7.3.) Dozer - Shovel 35

46 @ セM i 1 i-.1 a セ N !1( 167.9") Gambar (atas) Bulldozer adalah traktor tipe Crawler dengan pemasangan blade didepannya. Gambar (bawah) Perlengkapan-perlengkapan untuk bulldozer menurut kondisi lapangan dan tujuan pemakaiannya ada bermacam-macam. F - J Pisau garu 1 Garu batuan Garu serbagu - Pemotong pohon Pendorong po- Pendorong pobentuk V hon model TP hon model Rangka bucket Roda pencacah Pembajak akar untuk batuan m' Kanopi pelin- Kap pel indung Pembakar semak dung untuk pe- untuk pekerjakeriaan berat \ berat. >--.C 36

47 E. Menghitung Produksi Bulldozer. Untuk menghitung produksi dari bulldozer, beberapa pabrik memberikan tabel "estimated dozing production" untuk model bulldozer tertentu, tetapi secara perhitungan teoritis dapat pula ditentukan dengan mengingat factor-factor yang ada. Oibawah ini akan diberikan beberapa contoh dari perhitungan tersebut. E.l. Oengan Tabel. TABEL E.l.Ol. Perkiraan produksi dozing, dengan memakai Universal blade/straight blade untuk Bulldozer type 07 sampai 010 CAT. LM3 I hr LCY I hr U % 6U 8 5 7U 75 IO U \ los \ \ \ \ 1\ \ \ 1\\ \ \\.\ \ \.,\. \. セ \ \ \ \ \ 1\. \. \. \. "- 1'- '\. '\. "" \.."- "...!' : Tabel E "- " !' : ::-- 9 U IOU FEET I I I I I Jarak gusur rata rata. Meter (M) I I I I I METRES 37

48 Cara pembacaan tabel : Untuk jarak penggusuran 300 feet, maka : Produksi Bulldozer type 0 10 (U) = 950 LCY /hr Produksi Bulldozer type 0 10 (S) = 750 LCY /hr Produksi Bulldozer type 0 9 (U) = 550 LCY/hr Produksi Bulldozer type 0 8 (U) = 390 LCY/hr Produksi Bulldozer type 0 8 (S) = 300 LCY /hr Produksi Bulldozer type 0 7 (U) = 240 LCY/hr Produksi Bulldozer type 0 7 (S) = 200 LCY/hr Keterangan : (U) : Universal blade (S) : Straight blade Produksi diatas didasarkan atas kondisi : 1. Effeciency waktu 100% (60 men it/jam) 2. Waktu tetap untuk pemindahan daya mesin (pindah persneling) 0.05 menit. 3. Density tanah 1370 kg/lm kg/bm3 Swell 30% atau LF = Koefisien traksi : a. Track = 0,5 atau lebih b. Wheel = 0,4 atau lebih 5. Blade dengan hydraulic controlled. 38

49 Beberapa faktor koreksi, pengaruh dari man usia, alat (mesin) dan kondisi lapangan terhadap produksi alat. TABEL E.Ol. Faktor koreksi kondisi kerja dengan dengan Uraian Crawler tractor Wheel tractof 1. Operator : - Baik sekal i 1,0 1,0 - Sedang 0,75 0,60 - Buruk 0,60 0,50 2. Material : - Stockpile/terlepas 1,20 1,20 - Sulit dicut, oleh : a. Dengan silinder (tilt silinder) 0,80 0,75 b. Tanpa silinder miring 0,70 c. _ Kendali kabel 0,60 - Keras untuk di cut (kering. non cohesive material) 0,80 0,80 - Batu ledakan 0,60-0,80 3. Gusuran metoda celah. 1,20 1,20 4. Gusuran berdampingan. 1 '15-1,25 1,15-1,25 5. Penglihatan pada waktu beroperasi : - Berdebu, hujan, kabut atau gelap. 0,80 0,70 6. Efisiensi kerja : - 50 menit/jam 0,84 0,84-40 menit/jam 0,67 0,67 7. Direct drive transmission (waktu tetap 0,1 menit) 0,80 8. Bulldozer : - A Blade 0,50-0,75 - C Blade 0,50-0,75 0,50-0,75-05 (sempit) 0,90 - U Blade 1,20 1,20 - Bowl Blade 1,30 1,30 39

50 @ Selain faktor tersebut diatas, masih ada suatu faktor yang disebut "grade correction" (koreksi akibat miringnya lapangan dapat dibaca dari tabel dibawah ini). GRAFIK E.02 % Kemiringan セ "' L/ v v / v / ()() , t) u. Grafik Grade Faktor 1 40 CATATAN : (+) Naik (- ) Turun Tentukan produksi rata-rata perjam untuk sebuah Bulldozer type 0 8 S (dengan t ilt silender), tanah lempung keras dengan rata-rat a jarak dorong 150 feet (45 m), landai turun 15 %, memakai cara "slot dozing". Be rat jenis material 2650 lb/lcy ( 1600 kg/lm3) keadaan operator sedang, job efficiency dihitung 50 min/jam. JAWABAN Faktor Koreksi : Lempung keras (sui'it untuk di cut) Grade Correction (koreksi kemiringan) Slot dozing (penggusuran slot/satu jalan) Operator (sedang) Efisiensi kerja (50 min/jam) Koreksi karena berat : 0,80 : 1,19 1,20 0,75 0,84 0,87 Dari grafik E produksi maksimum terbaca 550 LCY /jam. 40

51 Produksi aktual = Produksi maksimum x faktor koreksi. 550 LCY/jam x (0.80 x 1,19 x 1,20 x 0,75 x 0,84 X 0,87) 344 LCY /jam. E.2. Dengan Perhitungan Teoritis : CONTOH SOAL Hitunglah taksiran produksi bulldozer dengan ketentuan : JAWABANt : Kapasitas blade. a tau Berat beban tanah topsoil berat : 2300 lb/bcy swell 43%. koefisien traksi : dorong : 60 m Bulldozer yang digunakan : 105 HP straight blade : panjang 3,15 m tinggi 960 mm berat total : kg ( lbs) Kecepatan dorong : (dari tabel) : 3,15 X 0,96 X (2 X 0,96) 2 2,90 Lm3 3,79 LCY. 3,79 : 1,43 2,65 BCY 2,65 X lbs l H Tabel E Gigi (Gear) Speed ( Kecepatan ) mph km/h Draw Bar Pull ( DBP) lbs kg Forward (maju) Reverse (mundur) st nd rd th th th st nd rd Kecepatan dorong (dari tabel E.2.01 ). DBP 69051bs DBP lbs Kec =? Kec 4,4 mph DBP I bs DBP Kec 5,7 mph 6905 lbs ---tkec x (57 44ll ' ' - ' 4.92 mph 41

TRAKTOR. Perbedaan Crawler Tractor dan Wheel Tractor :

TRAKTOR. Perbedaan Crawler Tractor dan Wheel Tractor : TRAKTOR Fungsi utama traktor adalah penggerak utama (prime mover) dari sebagian alat-alat berat, yaitu sebagai penarik atau pendorong beban yang memerlukan tenaga agak besar. Traktor dibagi menjadi dua

Lebih terperinci

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT By : Sering kali kita melihat berbagai aktifitas alat berat ketika suatu proyek bangunan dilakukan, baik itu transportasi (jalan, jembatan, bandara), bangunan air (waduk, bendung,

Lebih terperinci

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. ALAT GALI Yang termasuk alat gali adalah : 1. Backhoe atau Pull Shovel 2. Power Shovel atau Front Shovel menggunakan prime mover excavator : 3. Dragline bisa wheel (roda ban) atau crawler (roda rantai)

Lebih terperinci

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)

Lebih terperinci

IV. PRODUKTIVITAS ALAT BERAT

IV. PRODUKTIVITAS ALAT BERAT IV. PRODUKTIVITAS ALAT BERAT A. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Untuk memperkirakan produksi alat beras secara teliti perlu dipelajari faktor-faktor yang secara langsungdapat mempengaruhi hasil

Lebih terperinci

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT Q Metode Perhitungan Produksi Alat Berat : q q N 60 Cm E E dimana : Q = produksi per jam, m /jam, cu.yd/jam q = produksi (m, cu.yd) dalam satu siklus N = jumlah siklus dalam

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT RIPPER. Nama : Bagus Rizkya Putra NIM : Kelas : A TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS RIAU 2015

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT RIPPER. Nama : Bagus Rizkya Putra NIM : Kelas : A TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS RIAU 2015 PRODUKTIVITAS ALAT BERAT RIPPER Nama : Bagus Rizkya Putra NIM : 1207113573 Kelas : A TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS RIAU 2015 April 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

Lebih terperinci

TSI 477 TUGAS I METODE KONSTRUKSI & ALAT BERAT

TSI 477 TUGAS I METODE KONSTRUKSI & ALAT BERAT TSI 477 TUGAS I METODE KONSTRUKSI & ALAT BERAT OLEH : Muhammad Thaahaa (1110923002) Ricka Puspita Sari (1110922081) DOSEN: Amda Rusdi Muis, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Lebih terperinci

I. PEMBAGIAN ALAT BERAT

I. PEMBAGIAN ALAT BERAT I. PEMBAGIAN ALAT BERAT Alat berat dapat dibagi menurut dua kategori: berdasarkan penggerak utamanya, dan Berdasarkan fungsinya. A. Pembagian Berdasarkan Penggerak Utama Pembagian alat berat berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS A r m e d y NRP : 9021048 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

Lebih terperinci

SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm.

SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm. CRAER craper (pengikis) adalah alat yang mempunyai banyak fungsi dalam pemindahan tanah, yaitu untuk memuat, mengangkut dan membongkar muatan sekaligus (tanpa tergantung peralatan lain). ifat material

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA Taufik Dwi Laksono, Dosen Teknik Sipil Universitas Wijayakusuma Purwokerto Dwi Sri Wiyanti, Dosen Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN I PENGENALAN UMUM OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 19690626 199503 2 002 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008)

BAB III TEORI DASAR. Mesin Diesel. Diferensial Kontrol Kemudi Drive Shaft. Gambar 3.1 Powertrain (Ipscorpusa.com, 2008) BAB III TEORI DASAR 3.1. Penggunaan Bahan Bakar pada Mesin Kendaraan 3.1.1 Sistem Penggerak Daya mesin dan gigi pengoperasian merupakan faktor utama yang menentukan besar tenaga yang tersedia untuk drawbar

Lebih terperinci

PRODUKSI ALAT BERAT Rumus umum produksi alat :

PRODUKSI ALAT BERAT Rumus umum produksi alat : PRODUKSI ALAT BERAT Rumus umum produksi alat : 60 Q q E W s dimana : Q produksi alat dalam satu jam (m 3 /jam atau cu.yd/h) q kapasitas alat per siklus (m 3 /siklus atau cu.yd/siklus) W s waktu siklus

Lebih terperinci

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE) BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE) MAKSUD Yang dimaksud dengan lapis tanah dasar (sub grade) adalah bagian badna jalan yang terletak di bawah lapis pondasi (sub base) yang merupakan landasan atau dasar konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Alat Berat 1

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Alat Berat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemindahan tanah mekanis dan penggunaan alat alat berat merupakan suatu kegiatan yang biasa dilakukan dalam bidang ilmu teknik sipil. Pemindahan tanah mekanis adalah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA MUHAJIR SORDIAN SUHARTA Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Power Loss Power loss adalah hilangnya daya yang diakibatkan kesalahan pengemudi dalam melakukan pemindahan gigi transmisi yang tidak sesuai dengan putaran mesin seharusnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

Sumber: (http://blog.alatberat.com/wp-content/uploads/2014/07/perusahaantambang-alat-berat-blog.jpg)

Sumber: (http://blog.alatberat.com/wp-content/uploads/2014/07/perusahaantambang-alat-berat-blog.jpg) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan, konstruksi

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh Blang Luah Cs, Woyla Timur)

ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh Blang Luah Cs, Woyla Timur) ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh Blang Luah Cs, Woyla Timur) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PRECAST DI SENTUL

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PRECAST DI SENTUL PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PRECAST DI SENTUL Oleh : Dicky Setiadi Hadi Effendi 1), Puji Wiranto 2), Arif Mudianto 3) Abstrak Pekerjaan tanah dalam suatu

Lebih terperinci

Volume 14 No. 02 September 2013 ISSN :

Volume 14 No. 02 September 2013 ISSN : ANALISIS HARGA SATUAN TIMBUNAN TANAH DENGAN BERBAGAI MACAM ALAT BERAT (STUDI KASUS PADA PROYEK GEDUNG DAKWAH MUHAMMADIYAH DESA KODOKAN KECAMATAN TASIK MADU KABUPATEN KARANGANYAR) Supardi Mahasiswa - Jurusan

Lebih terperinci

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG Management of Heavy Equipment on Earth Working AP 10 Batang Weleri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada perencanaan proyek yang menggunakan alat berat, hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana menghitung kapasitas operasi suatu alat. Oleh karena itu perlu diketahui teori dan

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

Sistem bahan bakar Sistem pelumasan

Sistem bahan bakar Sistem pelumasan Sistem bahan bakar a. Sistem bahan bakar pada motor bensin Berfungsi untuk : 1. Mengatur perbandingan campuran bahan bakar dan udara 2. Mengatur jumlah pemasukan bahan bakar dan udara ke silinder 3. Merubah

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) BILL OF QUANTITTY Kegiatan : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN Pekerjaan : PEMELIHARAAN JALAN Nama Paket : REHAB/PEMELIHARAAN JALAN NGATABARU - TOMPU Kabupaten : SIGI Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran :

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 8 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Proyek Jaringan jalan saat ini merupakan salah satu prasarana sistem transportasi untuk menunjang berbagai bidang pembangunan yang merupakan urat nadi dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

Dump Truk : Model alat : 773 B Kapasitas bak : 26 m 3 Waktu buang : 1,20 menit Kecepatan angkut : 22 km/jam Kecepatan kembali : 28 km/jam Jarak angkut

Dump Truk : Model alat : 773 B Kapasitas bak : 26 m 3 Waktu buang : 1,20 menit Kecepatan angkut : 22 km/jam Kecepatan kembali : 28 km/jam Jarak angkut Total biaya pekerjaan = volume pekerjaan x biaya satuan pekerjaan = 120.000 m 3 x Rp 64.675,22 = Rp. 7.761.026.400,- Rangkuman Biaya utama dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Biaya Kepemilikan +

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015 LAMPIRAN IX PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 44 TENTANG STANDARISASI HARGA SATUAN BANGUNAN, UPAH DAN ANALISA PEKERJAAN UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 A N A L

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI

KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI {Studi Kasus Proyek Pembangunan Jalan Tol BOCIMI (Bogor, Ciawi, Sukabumi)} Oleh: Achmad Hidayat

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian TRAKTOR RODA-4 Klasifikasi traktor roda-4 Konstruksi trakor roda-4 Penggunaan traktor di pertanian Klasifikasi Berdasarkan Daya Penggerak (FWP = fly wheel power) 1. Traktor kecil (

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. Gambar 3.1 Powertrain

BAB III DASAR TEORI. Gambar 3.1 Powertrain BAB III DASAR TEORI.1 Penggunaan Bahan Bakar Pada Mesin Kendaraan.1.1 Sistem Penggerak (Propulsion System) Daya mesin (engine horsepower) dan operating gear merupakan faktor utama yang menentukan besar

Lebih terperinci

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR Pertemuan #3 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH ALAMSYAH PALENGA, ST., M.Eng. RUANG LINGKUP 1. PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH 2. PELAKSANAAN PEKERJAAN GEOTEKNIK (pertemuan selanjutnya).

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA BAB IV PENYAJIAN DATA Pada bab IV ini ditampilkan data-data yang diperlukan untuk pengerjaaan pengolahan data dan analisis. Data-data yang didapatkan merupakan data sekunder yang diantaranya bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perbaikan Tanah adalah kumpulan upaya-upaya yang dapat dilakukan terhadap tanah yang memiliki karakteristik teknis (engineering properties) yang bermutu rendah menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengereman Modifikasi pengereman dan kemudi ini berlandaskan pada tinjauan pustaka yang mendukung terhadap cara kerja dari sistem pengereman dan kemudi. Rem adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Fungsi Undercarriage Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian dari sebuah crawler tractor yang berfungsi: untuk menopang dan meneruskan beban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Alat berat Alat-alat berat merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting

Lebih terperinci

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan : IV. PEMADATAN TANAH PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan : Maksud : Cara : Menumbuk Menggilas usaha secara mekanis agar bahan-bahan tanah lebih merata dan akan mengeluarkan udara yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt;

BAB I PENDAHULUAN. shovel, clamshell; alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat-alat berat yang dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat

Lebih terperinci

2. Motor grader juga dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan proyek. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)

2. Motor grader juga dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan proyek. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan) Motor grader adalah alat berat dengan penggerak roda ban yang menggunakan blade untuk meratakan permukaan lahan dan membentuk badan jalan (levelling dan grading). Fungsi motor grader adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Modul PTM dan Alat Berat Page 1

Modul PTM dan Alat Berat Page 1 Modul PTM dan Alat Berat Page 1 Modul PTM dan Alat Berat Page 2 PEMINDAHAN TANAH MEKANIS Tujuan Khusus - Mahasiswa dapat menjelaskan maksud dan tujuan penggunaan alat berat pada pekerjaan konstruksi. -

Lebih terperinci

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL REKAYASA JALAN REL Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik pergerakan lokomotif Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan gaya tarik lokomotif dengan kelandaian

Lebih terperinci

RICARD. Pembimbing : V. HARTANTO, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

RICARD. Pembimbing : V. HARTANTO, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK TINJAUAN PEMENUHAN WAKTU PENGADAAN MATERIAL PEKERJAAN BASE COURSE DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI ALAT LOADER DAN DUMP TRUCK PADA JALAN ARTERI PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAYANG PASUPATI BANDUNG RICARD NRP

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : DAU + DAK Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN PEKERJAAN NO. DIVISI URAIAN JUMLAH 1 2 3 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. UMUM DRAINASE PEKERJAAN TANAH PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN PERKERASAN BERBUTIR PERKERASAN ASPAL

Lebih terperinci

MAKALAH MATA KULIAH ALAT BERAT SCRAPER

MAKALAH MATA KULIAH ALAT BERAT SCRAPER MAKALAH MATA KULIAH ALAT BERAT SCRAPER Disusun oleh: Abdul Reza 4112110008 POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Jalan Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Kampus UI, Depok 16425 Telepon (021) 7863534, 7864927, 7864926, 7270042,

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT (Studi kasus : Proyek Pengurugan Lahan KPRI MEKAR, Jln Sunan Kalijaga No 239, Rangkasbitung Lebak Banten) Oleh : Andri Gustiono, *Budiono, **Heny Purwanti Abstrak Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Compactor Sumber: lit 1

Gambar 2.1 Compactor Sumber: lit 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Compactor Compactor digunakan untuk memadatkan tanah atau material sedemikian hingga tercapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Jenis rodanya biasanya terbuat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tahap tahap pekerjaan pemecahan pada crusher dapat dilihat pada diagram alir sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tahap tahap pekerjaan pemecahan pada crusher dapat dilihat pada diagram alir sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemecah Batu (stone crusher) Agregat yang digunakan dalam campuran aspal dapat diambil dari alam (quarry) yang berupa pasir, kerikil atau batuan. Kadang batuan dari alam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN II ALAT ALAT GUSUR OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 19690626 199503 2 002 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN IV & V GRADER & COMPACTOR OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 19690626 199503 2 002 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan

Lebih terperinci

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT

SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI & WHEEL ALIGNMENT SISTEM KEMUDI I. URAIAN Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila steering wheel diputar, steering column akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 05 = ALAT BERAT PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN

Lebih terperinci

TUJUAN INSTRUKSIONAL

TUJUAN INSTRUKSIONAL PELATIHAN MANDOR PEKERJAAN PERKERASAN JALAN ( FOREMAN FOR ROAD PAVEMENT) TUJUAN INSTRUKSIONAL SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN PESERTA DIHARAPKAN MEMAHAMI MACAM DAN FUNGSI BERBAGAI PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Perencanaan Rancang Bangun Dalam merencanakan suatu alat bantu, terlebih dahulu kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mendasari terlaksananya perencanaan alat bantu

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNI UNIVERSITAS RIAU 1 Nama Mata Kuliah : PTM (Pemindahan Tanah Mekanis) 2 Kode Mata Kuliah : TSS-3246 3 Semester : II 4 (sks)

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan BAB II DASAR TEORI Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan (ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen penyusun utama yaitu clutch,

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penanganan Bahan Sistem penanganan bahan pada umumnya terdiri dari berbagai mekanisme yang banyak diterapkan di berbagai bidang. Hal ini menjadi faktor utama dalam menentukan

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc E1 Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc Irvan Ilmy dan I Nyoman Sutantra Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK 3.1 Pengertian Perancangan Perancangan memiliki banyak definisi karena setiap orang mempunyai definisi yang berbeda-beda, tetapi intinya

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi 5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN VI TRUK OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 1969066 19950 00 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN: Jurnal Sipil Statik Vol.5.7 September 207 (465-474) ISSN: 2337-6732 ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jalan Lingkar SKPD Tahap 2 Lokasi

Lebih terperinci

TUGAS MEKANIKA TANAH

TUGAS MEKANIKA TANAH TUGAS MEKANIKA TANAH PEMADATAN TANAH DOSEN : SIANA DEWI ARTHA, ST. NAMA : RESTU ILLAHI NIM : DBD 111 0120 JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS

Lebih terperinci

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak

Lebih terperinci

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009. tentang

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009. tentang Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009 tentang Pemberlakukan Pedoman Pemeriksaan Peralatan Penghampar Campuran Beraspal (Asphalt Finisher) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM 0 Jakarta, 10 Nopember

Lebih terperinci

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TUGU COKLAT PARIT MALINTANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISA KEBUTUHAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TUGU COKLAT PARIT MALINTANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN ANALISA KEBUTUHAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TUGU COKLAT PARIT MALINTANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Hairul Amri, Yossyafra, Indra Khaidir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IV KLASIFIKASI TRAKTOR DAN PENGELOMPOKAN TRAKTOR RODA DUA DAN RODA EMPAT Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

ASSALAMUALAIKUM WR.WB ASSALAMUALAIKUM WR.WB Disusun Oleh : 1. Akhmad Arif (3106030026) 2. Atho Adil Sansail (3106030142) LATAR BELAKANG Kurangnya persediaan air baku pada saat musim kemarau TUJUAN RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH

Lebih terperinci

OL O EH E H : DE D V E I V OK O T K AV A I V AN A A N A LAT A IF 06/09/2012 1

OL O EH E H : DE D V E I V OK O T K AV A I V AN A A N A LAT A IF 06/09/2012 1 OLEH : DEVI OKTAVIANA LATIF 06/09/2012 1 Pengenalan umum : Peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis disebut pemadatan. Maksud :usaha secara mekanis agar bahan-bahan tanah lebih merata

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Alat Berat Alat-alat berat yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015 Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.5 No.3 Tahun 205 EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN TPA (TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR ) DESA AMD KEC. MUARA BULIAN KAB. BATANGHARI Elvira

Lebih terperinci