BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)
|
|
- Vera Harjanti Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE) MAKSUD Yang dimaksud dengan lapis tanah dasar (sub grade) adalah bagian badna jalan yang terletak di bawah lapis pondasi (sub base) yang merupakan landasan atau dasar konstruksi perkerasan jalan. TUJUAN Tujuan dari lapis dasar (sub grade) adalah mendukung konstruksi perkerasan jalan di atasnya. FUNGSI Lapis tanah dasar berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan. JENIS-JENIS TANAH DASAR Jenis Dilihat dari sifat-sifat dan gradasi butiran tanah dasar, maka tanah dasar dapat dibedakan atas 3 (tiga) jenis sebagai berikut: a. Tanah dasar berbutir kasar (Cohesionless Subgrade); b. Tanah dasar berbutir halus (Cohesion Subgrade); c. Tanah dasar dengan sifat mengembang yang besar (High Swelling Subgrade). SUB TANAH DASAR BERBUTIR KASAR 1. Bahan/Material yang Digunakan Material Perkerasan Jalan Perkerasan jalan, baik fleksibel (lentur) maupun rigid (kaku), pada umumnya merupakan susunan batuan pasir (sand), kerikil (gravel), lanau (silt), lempung (clay), dan sebagainya yang menjadi bahan pembentukan kerak bumi, di dalam istilah geologi disebut batuan.
2 Proses terjadinya batuan adalah sejalan dengan proses pembentukan kerak bumi yang telah berjalan berjuta tahun lamanya, dan merupakan siklus yang tak kunjung berhenti. Dalam bahasa sehari-hari, bagian kerak bumi yang sudah digali dengan tangan disebut tanah, sedang yang penggaliannya memerlukan alat-alat khusus disebut batu. Material Tanah Dasar Berbutir Kasar (Cohesionless Subgrade) Tanah dasar berbutir kasar mempunyai ukuran butir lebih besar dari 0,06 mm. Jadi, lebih besar dari ukuran tanah lanau (silt) atau lempung (clay) (Ukuran butir silt atau clay = 0,06 mm). Jika tanah dasar merupakan campuran dari lanau dan pasir, maka sifat plastisnya kurang tinggi. Jika tanah dasar merupakan campuran dari lempung dan pasir, maka sifat plastisnya agak tinggi. Jika tanah dasar merupakan campuran dari pasir dan lempung organik, maka sifat plastisnya tinggi. 2. Peralatan yang Digunakan No Jenis Peralatan Kegunaan 1 Utama - Bulldozer - Scraper - Sheep foot roller - Tandem roller - Tire roller Untuk pembersihan dan pengupasan Untuk pembersihan dan pengupasan Untuk pemadatan Untuk pemadatan Untuk Pemadatan 2 Alat Bantu - Gergaji Untuk pembersihan
3 - Kapak - Sabit - Sekop Untuk pembersihan Untuk pembersihan Untuk pengupasan - Dan lain sebagainya Peralatan untuk pembersihan: Pembersihan bisa dilakukan dengan alat-alat tangan seperti: gergaji, kapak, sabit, dan alat-alat lain yang cocok untuk pembersihan. Peralatan untuk pengupasan: Tunggul-tunggul dan akar-akar bisa digali dengan alat-alat seperti sekop, kapak, dan alat-alat lain yang cocok untuk pengupasan. Peralatan mekanis: Operasi pembersihan dan pengupasan yang lebih luas dapat dikerjakan dengan alat-alat mekanis seperti: bulldozer, yang bila diperlukan menggunakan alat-alat tambahan khusus. Petunjuk untuk bulldozer, dalam hal pekerjaan menumbangkan pohon: o Bulldozer harus dilengkapi dengan alat penutup pelindung untuk melindungi operator; o Selidikilah phon dan/atau dahan-dahan yang sudah mati o Potonglah akar-akar yang berada di belakang arah tumbangnya; o Potonglah akar-akar pada sisi yang sejajar dengan arah tumbangnya; o Doronglah segera kea rah tumbangnya dengan pisau, dan atau bagian belakang arah tumbangnya; o Ketika pohon didorong, pisau diangkat setinggi mungkin.
4 Peralatan untuk pemotongan dan penimbunan lapis tanah atas (Top Soil) sebelum konstruksi penimbunan: Langkah kedua untuk mempersiapkan tanah asli adalah memotong lapis tanah atas (top soil). Lapis tanah atas yang dipotong, disingkirkan ke daerah untuk menyuburkan tumbuh-tumbuhan. Pemindahan dan penyingkiran lapis tanah atas ini dpaat menggunakan bulldozer atau scraper. Peralatan untuk pemotongan lapis tanah atas pada daerah galian di lereng atau bukit: Pada daerah galian di lerenhg bukit, umumnya pekerjaan pemotongan lapis tanah atas diperlukan agar ikatan dengan permukaan lereng bukit menjadi kokoh. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan sebuah bulldozer yang bergerak menuruni bukit dan memotong lapis tanah atas bukit tersebut, bila lereng bukit landai. Bahanbahan hasil potongan ditumpuk di bawah kaki timbunan. Apabila bukit terlalu curam, bulldozer boleh dilengkapi dengan alat roda kerek dan jangkar di atas tempat pekerjaan, sehingga bulldozer dapat tertarik dengan sendirinya ke atas lereng kembali bila selesai menurun, atau dibantu oleh sebuah traktor untuk menariknya. 3. Cara Melaksanakan a. Pemindahan Bahan Pemindahan bahan meliputi masalah penggalian dan penimbunan. Dalam perhitungan, pemindahan bahan ini perlu pula dengan seksama ditentukan jumlah bahan yang akan dipindahkan dari daerah penggalian dan jumlah bahan yang diperlukan untuk daerah penimbunan sehingga dengan pekerjaan-pekerjaan penggalian dan penimbunan bahan-bahan ini, akan tercapai suatu ketinggian (grade) yang direncanakan. Sebelum pekerjaan pemindahan dimulai, pekerjaan direncanakan dan dipersiapkan peralatan-peralatan untuk pengangkutan yang efektif bagi bahan, dari daerah galian ke daerah
5 penimbunan. Perencanaan pemindahan bahan-bahan meliputi perhitungan jumlah bahanbahan dipersiapkan dan juga jarak angkut yang efektif. b. Penggalian Yang dimaksud dengan penggalian adalah mengurangi tanah atau batuan dari elevasi tanah asli, yang lebih tinggi, hingga mencapai garis ketinggian dari tanah atau batuan yang direncanakan. Masalah Penggalian, yaitu: (-) menggemburkan (-) menggali (-) memuat (-) mengangkut (-) menempatkan bahan-bahan Bahan-bahan yang mungkin berupa : (-) karang keras (solid rock) (-) Karang lunak (loose rock) (-) Tanah biasa (-) Kombinasi bahan-bahan tersebut di atas Cara-cara bekerja dan peralatan pekerjaan yang digunakan untuk pekerjaan penggalian tergantung kepada jenis bahan-bahan yang dikerjakan. b.1 Penggalian Karang Keras (Solid Rock) Karang keras mungkin terdiri dari karang yang terbuka dan bertonjolan atau mungkin adanya susunan tanah di atas karang tersebut. Karang yang lunak atau yang kedudukannya berpencaran kadang-kadang dapat dengan mudah dipatahkan atau dipecah untuk langsung digali tanpa peledakan sama sekali. Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
6 -) Bulldozer dengan alat bajaknya (riiper) Sering digunakan 2 bulldozer, agar hasilnya bertambah, yang satu sebagai alat pendorong. -) Shovels atau loader dan truk untuk mengangkut bahan-bahan. Umumnya untuk karang-karang yang keras perlu penggalian dengan cara peledakan. b.2 Penggalian Tanah Biasa Scraper adalah alat yang sesuai untuk suatu pekerjaan tanah yang memerlukan penggalian dan penimbunan dalam suatu daerah yang tidak rata dan jaraknya panjang. Untuk bulldozer tidak sesuai, karena jarak angkut bagi bulldozer yang efisien, sangat pendek. Pertama kali pembersihan dan penggemburan medan dilakukan oleh bulldozer, sehingga scaper dapat melakukan pekerjaan pada daerah yang sudah bersih. Jadi penggalian diselesaikan oleh bulldozer dan scraper bersama-sama. Scraper tidak hanya digunakan pada daerah penggalian yang datar tetapi juga dapat digunakan pada lerenglereng penggalian. Selama berlangsungnya semua pekerjaan tanah tersebut, penting sekali untuk selalu diadakan pemeriksaan-pemeriksaan mengenai kedalaman dan kemiringan yang selalu disesuaikan dengan perencanaan sehingga tidak akan terjadi kelebihan pemotongan/penggalian yang terpaksa harus ditambal kembali. Pekerjaan pemeriksaan ini adalah tugas regu pengukur. Jika tanah yang akan digali sangat keras bagi scraper (misalnya tanah batuan) maka digunakan bulldozer dengan alat ripper (bajak) yang sanggup untuk menggali tanah-tanah keras itu menjadi mudah dikerjakan lebih lanjut. Kemudian, dilanjutkan dengan motor grader untuk melicinkan dan meratakan tanah yang hampir rata ini.
7 Bahan-bahan hasil perataan diangkut dan dipindahkan oleh scraper. Dasar galian akan dibuat miring kea rah kedua sisi jalan. Lereng bukit diselesaikan oleh bulldozer. Terakhir, motor grader akan digunakan pada pekerjaan penggalian dan pembentukan selokan. Selama pekerjaan-pekerjaan ini, penting sekali untuk dijaga dan dipelihara agar mata pisau scraper selalu tajam. C. Penimbunan c.1. Bahan-bahan Untuk suatu pembangunan penimbunan diperlukan bahan-bahan yang baik dan memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, haruslah disediakan bahan-bahan yang akan digunakan itu. Apabila bahan-bahan terdiri dari batuan-batuan, ukuran batu-batuan tersebut tidak boleh lebih tebal dari 75% tebal lapisan. Apabila bahan-bahan timbunan terdiri dari sifat-sifat yang sangat berbeda seperti lempung, kapur atau apsir, dan didapat dari sumber asal yang berbeda-beda, maka harus dihampar lapis menurut macamnya, letak badan jalan, dan tebalnya akan ditentukan. Batuan-batuan lempung dan bahan-bahan lain yang berupa bongkah-bongkah besar harus dihancurkan dan tidak discaper lebih cepat menjadi rusak daripada bulldozer bila digunakan pada tanah keras.scraper adalah alat yang lebih baik dan ekonomis digunakan pada daerah tanah-tanah yang yang belum rata dan masih kasar. Bahan-bahan untuk konstruksi penimbunan mungkin berasal dari bahan-bahan hasil penggalian, mungkin dari quarry atau dari tempat-tempat yang tersedia. Sebelum bahanbahan tersebut digunakan, perlu sekali diperiksa di laboratorium agar bahan-bahan tersebut dapat dipakai dan memenuhi persyaratan. Bahan-bahan yang ditentukan paling baik ditempatkan di bagian teratas timbunan. Dalam hal ini, berfungsi sebagai lapisan tanah dasar.
8 PEMADATAN Untuk membuat jalan yang baik, harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini, yaitu: 1. Pemadatan 2. Pemadatan 3. Pemadatan Mengapa harus dipadatkan? Dalam pembangunan jalan, pemadatan tanah adalah sangat penting karena: 1. Memperkecil permeabilitas dari tanah. Jadi perubahan kadar air dan perubahan volume yang menyertainya dapat dikekang. 2. Memperkecil besarnya penurunan dan menghilangkan penurunan differensial (tidak merata). 3. Menambah kekuatan geser/daya dukung dari tanah: -) Stabilitas lereng -) Daya dukung (CBR) DASAR-DASAR PEMADATAN 1. Kadar Air Derajat/tingkat kepadatan yang dapat dicapai dengan daya pemadatan tertentu pada volume tanah tertentu tergantung kadar air dari tanah tersebut. Bila tanah terlalu kering, gesekan antara butiran tanah bertendensi menambah merapatnya butir-butir satu sama lain. Bila tanah terlalu basah, rongga-rongga antara butirbutir tanah seluruhnya terisi air yang juga menahan merapatnya butir-butir satu sama lain. Jadi, untuk suatu daya pemadatan tertentu persatuan isi ada kadar air optimum antara kedua ekstrim tesebut, dimana pada kadar air ini dicapai kepadatan yang maksimum. Harus juga diingat bahwa kadar air waktu pemadatan berpengaruh terhadap swelling dan harga CBR yang didapat stelah penjenuhan.
9 2. Daya Pemadatan (Compative Effort) Pada suatu kadar air tertentu, derajat kepadatan yang dicapai untuk suatu jumlah tanah tertentu adalah fungsi dari daya pemadatan yang digunakan. Dalam batas-batas praktis, makin tinggi daya pemadatan terhadap volume tanah tertentu makin tinggi derajat kepadatan yang dicapai. Tipe alat pemadat yang berbeda mempunyai daya pemadat yang berbeda dan daya pemadat dari suatu alat dapat divariasi dengan memvariasi jumlah lintasan. Tiap alat pemadat mempunyai batas atas daya pemadat (lintasan). Di luar itu, penambahan lintasan tidak mempunyai pengaruh terhadap kepadatan dari tanah. 3. Tebal Lapisan Makin tebal lapisan lepas dari tanah yang dipadatkan makin rendah derajat kepadatan rata-rata yang dicapai oleh daya pemadatan tertentu atau : daya pemadatan persatuan isi jadi lebih kecil Penyebaran kepadatan lapisan / vertikal : Tekanan sentuh ( contact pressure ) dan bidang sentuh ( contack area ) dan alat pemadat pada permukaan lapisan tanah yang dipadatkan mempengaruhi penyebaran kepadatan terhadap kedalaman lapisan Tekanan yang tinggi pada bidang sentuh yang kecil menghasilkan kepadatan yang tinggi pada permukaan dan kepadatan jatuh semakin kecil semakin kedalam Efek ini seperti dihasilkan oleh pemadat roda besi ( smooth wheel roller ). Sebaliknya contact pressure yang kecil yang bekerja pada bidang sentuh yang lebih luas ( seperti tyre roller ) menghasilkan penyebaran yang lebih merata keseluruh tebal lapisan tapi kepadatan pada permukaan semakin besar.
10 SUB TANAH DASAR BERBUTIR HALUS a. Bahan/Material yang Digunakan Material tanah dasar berbutir halus (Cohesion Subgrade): Tanah dasar berbutir kaku mempunyai ukuran butir lebih kecil dari 0,06 mm. Jadi, lebih kecil dari ukuran butir tanah lanau (silt) atan lempung (clay) (ukuran butir silt atau clay ± 0,06mm). Tanah dasar berbutir halus (mempunyai sifat kohesi) pada umumnya mempunyai I > P (Index Plastisitas) yang tinggi. Jika nilai I < P sama atau lebih besar dari 25, harus dilakukan salah satu tindakan di bawah ini: a.1 Berusaha menurunkan IP dengan jalan mencampur tanah dasar dengan kapur (lime stabilization) atau bahan lain yang sesuai yang ditentukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium. a.2 Membuang lapisan tanah tersebut minimal 15 cm, dan menggantikannya dengan tanah berbutir kasar atau tanah lain yang lebih baik. a.3 Melaksanakan usaha dan langkah lain yang ditetapkan oleh ahli mekanika tanah. b. Peralatan yang Digunakan: c. Cara melaksanakan/mengerjakan: d. Cara menguji kualitas e. Cara menentukan dimensi/ukuran
11 f. Kesalahan dan akibatnya Bahan dan material yang digunakan akibatnya: Sama seperti pada tanah dasar berbutir kasar. g. Pemeliharaan SUB TANAH DASAR DENGAN SIFAT MENGEMBANG YANG BESAR a. Bahan/material yang digunakan Material tanah dasar dengan sifat mengembang (swelling) yang besar: Tanah dsasar dengan sifat mengembang (sweliing) yang besar tidak baik dipakai untuk konstruksi jalan. Apabila pertimbangan biaya dan pelaksanaan memungkinkan, tanah dengan sifat demikian harus dibuang dan diganti dengan tanah yang baik. Apabila tidak, maka harus diselidiki sifat pengembangan tersebut agar dapat ditentukan langkah-langkah pengamannya, antara lain: a.1 Mengusahakan saluran dasar yang cukup baik dan efektif agar kadar air tanah dasar tetap berada di bawah harga yang dianggap berbahaya (menurut penyelidikan laboratorium) sehubungan sifat pengembangan tanah tersebut. a.2 Memberikan beban statis permukaan (surcharge) berupa timbunan atau lapisan tambahan dengan tebal tertentu sedemikian rupa sehingga bila diperhitungkan beratnya akan cukup mencegah tanah dasar mengembang melebihi batas-batas yang dianggap berbahaya (menurut percobaan laboratorium). b. Peralatan yang Digunakan:
12 c. Cara melaksanakan/mengerjakan: d. Cara menguji kualitas e. Cara menentukan dimensi/ukuran f. Kesalahan dan akibatnya Bahan dan material yang digunakan akibatnya: Sama seperti pada tanah dasar berbutir kasar. g. Pemeliharaan
TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA
TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA Taufik Dwi Laksono, Dosen Teknik Sipil Universitas Wijayakusuma Purwokerto Dwi Sri Wiyanti, Dosen Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciTAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH
TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR Pertemuan #3 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH ALAMSYAH PALENGA, ST., M.Eng. RUANG LINGKUP 1. PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH 2. PELAKSANAAN PEKERJAAN GEOTEKNIK (pertemuan selanjutnya).
Lebih terperinciIV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :
IV. PEMADATAN TANAH PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan : Maksud : Cara : Menumbuk Menggilas usaha secara mekanis agar bahan-bahan tanah lebih merata dan akan mengeluarkan udara yang ada dalam
Lebih terperinciDR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA
PERKERASAN JALAN BY DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA Perkerasan Jalan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
Lebih terperinci1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
1 LAPIISAN DAN MATERIIAL PERKERASAN JALAN (Sonya Sulistyono, ST., MT.) A. Jenis dan Fungsi Lapis Perkerasan 1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Kontruksi perkerasan lentur (flexible Pavement)
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Tanah Lempung Tanah Lempung merupakan jenis tanah berbutir halus. Menurut Terzaghi (1987) tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokopis sampai dengan sub mikrokopis
Lebih terperinciKONSTRUKSI JALAN ANGKUT
KONSTRUKSI JALAN ANGKUT Tujuan utama perkerasan jalan angkut adalah untuk membangun dasar jalan yang mampu menahan beban pada poros roda yang diteruskan melalui lapisan fondasi, sehingga tidak melampaui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah berbutir halus.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada sebuah pembangunan proyek konstruksi, tanah merupakan dukungan terakhir untuk menerima penyaluran beban yang ditimbulkan akibat beban konstruksi di atasnya. Pertumbuhan
Lebih terperinciOL O EH E H : DE D V E I V OK O T K AV A I V AN A A N A LAT A IF 06/09/2012 1
OLEH : DEVI OKTAVIANA LATIF 06/09/2012 1 Pengenalan umum : Peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis disebut pemadatan. Maksud :usaha secara mekanis agar bahan-bahan tanah lebih merata
Lebih terperincigambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan
BAB HI LANDASAN TEORI 3.1 Konstruksi Perkerasan Konstruksi perkerasan lentur terdiri dan lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA
ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk mendapatkan data.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konstruksi Perkerasan Lentur Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan itu berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Debit Banjir Rencana Debit banjir rencana adalah debit maksimum di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang (rata-rata) yang sudah ditentukan yang dapat dialirkan tanpa
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Lis Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Email: lisayuwidari@gmail.com Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis akan membahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Mercu Buana. Pengujian yang dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH
METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam
Lebih terperinciSTUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.
STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT G. Perangin-angin 1 Abstrak Tanah merupakan salah satu material penting sebagai
Lebih terperinciCara uji kepadatan ringan untuk tanah
Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Abdul Jalil 1), Khairul Adi 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciGAMBAR KONSTRUKSI JALAN
1. GAMBAR KONSTRUKSI JALAN a) Perkerasan lentur (flexible pavement), umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Gambar 6 Jenis Perkerasan Lentur Tanah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan konstruksi yang berfungsi untuk melindungi tanah dasar (subgrade) dan lapisan-lapisan pembentuk perkerasan lainnya supaya tidak mengalami
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tanah Lempung Menurut Terzaghi ( 1987 ) Lempung adalah agregat partikel-partikel berukuran mikroskopik dan submikroskopik yang berasal dari pembusukan kimiawi unsur-unsur penyusun
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
24 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanah Bahan Timbunan 1. Berat Jenis Partikel Tanah (Gs) Pengujian Berat Jenis Partikel Tanah Gs (Spesific Gravity) dari tanah bahan timbunan hasilnya disajikan dalam
Lebih terperinciRESUME APLIKASI MEKANIKA TANAH DALAM PERTAMBANGAN
RESUME APLIKASI MEKANIKA TANAH DALAM PERTAMBANGAN A. Pengertian Tanah Sejarah terjadinya tanah, pada mulanya bumi ini berupa bola magma cair yang sangat panas. Karena adanya proses pendinginan permukannya
Lebih terperinciANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda
ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN Anwar Muda Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional II Kalimantan Tengah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII ABSTRAK
Lebih terperinciLAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)
BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi
Lebih terperinciEFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT
EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT Sumarji Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. Tentara Rakyat Mataram 57 Yogyakarta Email: zadaahmad@gmail.com 1.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada setiap pekerjaan konstruksi baik sebagai pondasi pendukung untuk konstruksi bangunan, jalan (subgrade),
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH 2 PEMADATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH 2 PEMADATAN TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KONSOLIDASI VS PEMADATAN Konsolidasi : pengurangan secara perlahan-lahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur dengan air (Grim,
Lebih terperinciBAB V RESUME HASIL PENELITIAN
BAB V RESUME HASIL PENELITIAN 5.1 Rekapitulasi Berdasarkan hasil pengujian, maka diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut : 1. Sifat fisik dan mekanis tanah yang berasal dari Kota Baru Parahyangan,
Lebih terperinciPERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 57 PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Tanah Pada sistem klasifikasi Unified, tanah diklasifikasikan kedalam tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50 % lolos saringan nomor 200, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lempung Ekspansif Tanah lempung merupakan tanah yang berukuran mikroskopis sampai dengan sub mikroskopis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun batuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diimbangi oleh ketersediaan lahan, pembangunan pada lahan dengan sifat tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan dukungan terakhir untuk penyaluran beban yang ditimbulkan akibat beban konstruksi di atasnya pada sebuah pembangunan proyek konstruksi. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu tahapan paling awal dalam perencanaan pondasi pada bangunan adalah penyelidikan tanah. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET
METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET SNI 19-6413-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur
BAB I PENDAHULUAN I.1. UMUM Secara umum struktur perkerasan dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur perkerasan kaku (Rigid Pavement).
Lebih terperinciTANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.
TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI 1. : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? : butiran tanah, air, dan udara. : Apa yang dimaksud dengan kadar air? : Apa yang dimaksud dengan kadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Sampel Tanah Asli Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil : 1. Hasil Pengujian Kadar Air (ω) Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan
Lebih terperinciPemadatan Tanah (Compaction) dan CBR (California Bearing Ratio) DR. Ir. Imam Aschuri, MSc
Pemadatan Tanah (Compaction) dan CBR (California Bearing Ratio) DR. Ir. Imam Aschuri, MSc 1 Definisi pemadatan (compaction) Proses menaikkan berat jenis tanah dengan energi mekanis agar partikel solid
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapis tanah dasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas. Apapun jenis perkerasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang berada di atas tanah dasar yang sudah dipadatkan, dimana fungsi dari lapisan ini adalah memikul beban lalu lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelancaran arus lalu lintas sangat tergantung dari kondisi jalan yang ada, semakin baik kondisi jalan maka akan semakin lancar arus lalu lintas, baik arus pergerakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam hal ini, tanah berfungsi sebagai penahan beban akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakan roda perekonomian nasional dan daerah, mengingat penting dan strategisnya fungsi jalan untuk mendorong
Lebih terperinci: FAHMI YAHYA : DBD TEKNIK PERTAMBANGAN MAKALAH MEKANIKA 1.3. PENGUJIAN PEMADATAN TANAH 1.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PEMADATAN
NAMA : FAHMI YAHYA NIM : DBD 111 0022 TEKNIK PERTAMBANGAN Dosen Pengajar : SIANA DEWI ARTHA, ST TUGAS MAKALAH MEKANIKA TANAH 1.1. PEMADATAN 1.2. PRINSIP PEMADATAN 1.3. PENGUJIAN PEMADATAN TANAH 1.4. FAKTOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan Palembang - Indralaya dibangun disepanjang tanah rawa yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan Palembang - Indralaya dibangun disepanjang tanah rawa yang secara garis besar merupakan tanah yang memerlukan tingkat perbaikan baik dari segi struktur maupun
Lebih terperinciMACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT
MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT By : Sering kali kita melihat berbagai aktifitas alat berat ketika suatu proyek bangunan dilakukan, baik itu transportasi (jalan, jembatan, bandara), bangunan air (waduk, bendung,
Lebih terperinciJURNAL TEODOLITA. VOL. 16 NO. 1, Juni 2015 ISSN DAFTAR ISI
JURNAL TEODOLITA VOL. 16 NO. 1, Juni 2015 ISSN 1411-1586 DAFTAR ISI Analisis Kebutuhan Ruang Parkir Berdasarkan Analisis Kapasitas Ruang Parkir DI RSUD Banyumas..... 1-15 Dwi Sri Wiyanti Analisa Kapasitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspal Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat. Jika dipanaskan sampai suatu temperatur tertentu
Lebih terperinciPENGGUNAAN SIRTU MALANGO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010
Surabaya, 18 Juni 2014, ISSN 23016752 PENGGUNAAN SIRTU MALANGO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM DAN Fadly Achmad dan Nospiati Sunardi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)
PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY) Muhammad Iqbal, S.A. Nugroho, Ferry Fatnanta Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada setiap pekerjaan konstruksi baik sebagai pondasi pendukung untuk konstruksi bangunan, jalan (subgrade),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia geoteknik tanah merupakansalah satu unsur penting yang yang pastinya akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bagian pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada
Lebih terperincikelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Tanah Dasar Tanah dasar atau suhgrade adalah permukaan tanah semula, tanah galian atau tanah timbiman yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti
Lebih terperinciPERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS
PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS Sumiyati Gunawan 1 dan Ferdinandus Tjusanto 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta
Lebih terperinciMODUL 4,5. Klasifikasi Tanah
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 4,5 MODUL 4,5 Klasifikasi Tanah 1. PENGERTIAN KLASIFIKASI TANAH Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang digunakan berupa batu pecah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan perekonomian di Indonesia khusunya di Provinsi Sumatera Selatan kebutuhan prasarana jalan sangat dibutuhkan untuk memperlancar mobilisasi barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang, terutama di daerah perkotaan terus memacu pertumbuhan aktivitas penduduk. Dengan demikian, ketersediaan
Lebih terperinciKajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus
Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus Enita Suardi 1) Lusyana 1) Yelvi 2) 1) Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang, Padang Kampus Limau Manis Padang,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)
PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stabilisasi Tanah dengan Abu Sekam Padi dan Kapur Abu sekam padi (rice husk ash) merupakan sisa pembakaran tanaman padi dan salah satu bahan pozzolan yang memiliki potensi sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan material, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perbaikan Tanah adalah kumpulan upaya-upaya yang dapat dilakukan terhadap tanah yang memiliki karakteristik teknis (engineering properties) yang bermutu rendah menjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek jalan tambang Kota Berau Kalimantan Timur, maka pada bab ini akan diuraikan hasil
Lebih terperinciSTABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN
Jurnal Talenta Sipil, Vol.1 No.1 Februari 2018 e-issn 2615-1634 STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN Annisaa Dwiretnani
Lebih terperinciTUGAS MEKANIKA TANAH
TUGAS MEKANIKA TANAH PEMADATAN TANAH DOSEN : SIANA DEWI ARTHA, ST. NAMA : RESTU ILLAHI NIM : DBD 111 0120 JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS
Lebih terperinciDINAMIKA MESIN DAN TANAH PEMADATAN TANAH
DINAMIKA MESIN DAN TANAH PEMADATAN TANAH Joko Prasetyo, M.Si Pemadatan Bertambahnya berat vol kering oleh beban dinamis shg butir-2 tanah akan merapat & Mengurangi rongga udara Yaitu usaha secara mekanik
Lebih terperinciMANUAL. Pekerjaan Lapis Pondasi Jalan Buku 8 PERMASALAHAN LAPANGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA. Konstruksi dan Bangunan
MANUAL Konstruksi dan Bangunan No: 002-08 / BM I 2006 Pekerjaan Lapis Pondasi Jalan Buku 8 PERMASALAHAN LAPANGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Prakata Salah satu aspek penting
Lebih terperinciLapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Perkerasan Jalan 2.1.1.1 Pengertian Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar ar dan roda
Lebih terperinci1 PEKERJAAN PENDAHULUAN
SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan konstruksi
Lebih terperinciair tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stabilisasi tanah secara umum merupakan suatu proses untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dengan menambahkan sesuatu pada tanah tersebut, agar dapat menaikkan kekuatan tanah
Lebih terperincisampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konstruksi Perkerasan Jalan Konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang terletak di atas tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung beban lalulintas dan meneruskannya sampai
Lebih terperinciBendungan Urugan II. Dr. Eng Indradi W. Sunday, May 19, 13
Bendungan Urugan II Dr. Eng Indradi W. Bendungan urugan Bendungan yang terbuat dari bahan urugan dari borrow area yang dipadatkan menggunakan vibrator roller atau alat pemadat lainnya pada hamparan dengan
Lebih terperinciA. LAPISAN PERKERASAN LENTUR
A. LAPISAN PERKERASAN LENTUR Kontruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dapadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban
Lebih terperinciPEDOMAN. Penggunaan tailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan
PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Pd T-14-2004-B Penggunaan tailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar isi Daftar isi... i Daftar tabel... i Prakata...
Lebih terperinciPEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil LAMPIRAN SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 20/SE/M/2015 TENTANG PEDOMAN SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN PERKERASAN JALAN KERIKIL
Lebih terperinciPERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR Dosen : Runi Asmaranto (runi_asmaranto@ub.ac.id) Secara umum perkerasan jalan harus cukup kuat untuk memenuhi dua syarat, yaitu : (a) Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Uraian Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Uraian Umum Tanah merupakan material yang paling banyak digunakan dalam pembangunan suatu konstruksi, seperti tanah timbunan, bendungan urugan, tanggul sungai, dan timbunan badan
Lebih terperinciMakalah Pemadatan TANAH
Makalah Pemadatan TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG A. Pemadatan Tanah Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dam tanah, dan banyak struktur teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah
Lebih terperinciA N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015
LAMPIRAN IX PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 44 TENTANG STANDARISASI HARGA SATUAN BANGUNAN, UPAH DAN ANALISA PEKERJAAN UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 A N A L
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Bangunan yang direncanakan diatas suatu lapisan tanah liat lunak harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bangunan yang direncanakan diatas suatu lapisan tanah liat lunak harus mempertimbangkan daya dukung tanah yang sangat terbatas serta penurunan yang cukup besar dimana
Lebih terperinciUNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA TEKNIK SIPIL JURNAL ILMIAH PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT DALAM PEKERJAAN LONGSORAN PADA RUAS JALAN SIMPANG PERDAU BATU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi
Lebih terperinciANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH
ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH Ria Oktary Email : riaoktary@yahoo.co.id Yayuk Apriyanti Email : yayukapriyanti@ymail.com Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik,
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN SIRTU BUMELA SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur Bali, 25 April 2015 KAJIAN PEMANFAATAN SIRTU BUMELA SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan material alami di permukaan bumi yang terbentuk dari berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain. Tanah juga merupakan material
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR. 02.4 PEMELIHARAAN RUTIN TALUD & DINDING PENAHAN TANAH AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan istilah lateks. Di dalam lateks terkandung 25-40% bahan karet
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Natural Rubber Natural rubber (karet alam) berasal dari getah pohon karet atau yang biasa dikenal dengan istilah lateks. Di dalam lateks terkandung 25-40% bahan karet mentah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain
Lebih terperinciPENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA
PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA Veronika Miana Radja 1 1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Flores
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
Lebih terperinciMETODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)
METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak
Lebih terperinci