Rambu-rambu PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESIONAL GURU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rambu-rambu PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESIONAL GURU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)"

Transkripsi

1 Draf 2 Rambu-rambu PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESIONAL GURU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) Disiapkan oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011

2 DAFTAR ISI Daftar Isi. Halaman i I. Pendahuluan. A. Dasar Pemikiran. B. Landasan Yuridis C. Tujuan.. II. III. IV. Beberapa Ketentuan Pokok A. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum. B. Model Kurikulum UPI. C. Jenis dan Jenjang Program Pendidikan. D. Struktur Kurikulum dan Beban Studi E. Rambu-rambu Pengembangan Kurikulum.. Prosedur Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum. A. Langkah-langkah Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum.. B. Hubungan antara Struktur Kurikulum, Kompetensi Kelompok Mata Kuliah, dan Kompetensi Lulusan C. Jadwal Kegiatan Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum UPI. Format Kurikulum Jurusan/Prodi A. Komponen Kurikulum Jurusan/Prodi.. B. Silabus Mata Kuliah. C. Satuan Acara Perkuliahan/Praktikum. Lampiran-lampiran: 1. Contoh Silabus Mata Kuliah.. 2. Contoh Satuan Acara Perkuliahan/Praktikum. 3. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

3 I. PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Akhir-akhir ini, minat, kebutuhan, dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan tinggi semakin meningkat dan berkembang. Kecenderungan ini diindikasikan dengan semakin banyak dan beragamnya peminat dan peserta pendidikan tinggi, khususnya di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), baik pada tingkat sarjana maupun pada tingkat Sekolah Pascarjana (SPs). Di pihak lain, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks) dan kehidupan global; tuntutan akan lulusan pendidikan tinggi yang berkualitas menuntut UPI untuk secara berkesinambungan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan pendidikannya. Keberhasilan UPI dalam menyelenggarakan layanan pendidikan dan menghasilkan lulusan yang bermutu ini akan menentukan eksistensi UPI dalam komunitas pendidikan tinggi di Indonesia dan mancanegara. Berkembangnya sistem regulasi pendidikan, khususnya yang terkait dengan pendidikan tinggi, juga menuntut UPI untuk melakukan penyesuaian dan pengembangan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan program-program pendidikannya. Khusus berkenaan dengan isu pendidikan guru, UPI bahkan secara khusus menyusun konsep Re-Desain Pendidikan Profesional Guru yang merumuskan pemikiran secara utuh dan komprehensif tentang bagaimana proses pendidikan guru profesional itu dirancang dan diselenggarakan. Seiring dengan perkembangan-perkembangan di atas dengan visinya sebagai Universitas Pelopor dan Unggul (A Leading and Outstanding University), terutama dalam bidang pendidikan, UPI senantiasa melakukan upaya pembenahan kelembagaan dan program secara periodik dan berkesinambungan. Namun, terlepas dari upaya-upaya pembenahan yang selama ini dilakukan, sejumlah permasalahan masih teridentifikasi. Permasalahan yang teridentifikasi tersebut di antaranya adalah rata-rata waktu penyelesaian studi yang belum memenuhi target Renstra UPI 9 semester untuk S1, 5 semester untuk S2, dan 7 semester untuk S3; penjenjangan dalam capaian hasil pembelajaran (learning outcomes) kurikulum S1, S2, dan S3 yang belum begitu jelas perbedaan dan kontinuitasnya, khususnya untuk program studi yang linier; perbedaan capaian hasil pembelajaran diantara pendidikan vokasi, akademik, dan profesi belum terpetakan dengan baik; penugasan dosen yang belum terkoordinasikan dengan baik; serta latar belakang dan kualifikasi akademik mahasiswa yang mendaftar dan diterima, khususnya di SPs, yang beragam sehingga memerlukan perlakuan yang beragam pula. Dalam konteks penjenjangan kemampuan lulusan pendidikan di Indonesia termasuk peguruan tinggi di indonesis berdasarkan jenis, jenjang dan jalur pendidikan, Kementrian Pendidikan Nasional dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayan bekerjasama dengan Kementerian terkait telah mengembangkan dan menerapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sejak tahun Deskriptor umum untuk penjenjang kemampuan lulusan pendidikan di Indonesia

4 sudah terpetakan. Untuk itu, dalam menjabarkan hasil kajian UPI dalam re-desain pendidikan profesional guru ke dalam bentuk pengembangan kurikulum baik pada pendidikan akademik, vokasi maupun pendidikan profesi yang lebih operasional harus mengadopsi kerangka kualifikasi lulusan tersebut. Kecenderungan-kecenderungan yang terjadi baik secara eksternal maupun internal sebagaimana dideskripsikan di atas meniscayakan UPI untuk terus melakukan upaya-upaya pembenahan program yang signifikan, termasuk reviu dan pengembangan kurikulum. Kurikulum UPI yang berlaku sekarang perlu dikaji ulang dan dikembangkan terus hingga mampu merespon berbagai perkembangan dan tuntutan sebagaimana sudah dideskripsikan di atas. Pengembangan kurikulum di lingkungan Pendidikan Tinggi (PT) harus didasarkan pada pendekatan yang sistematis, koheren, dan komprehensif. Ini menuntut adanya keterkaitan antara visi dan misi lembaga dengan tujuan dan sasaran program studi yang dikembangkan berdasarkan pertimbangan terhadap perkembangan yang ada dan kebutuhan masyarakat saat ini dan masa yang akan datang. Dalam praktiknya, ini menuntut prinsip dan pendekatan yang seksama dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik, harapan masyarakat pengguna lulusan, dan masukan dari asosiasi profesi terkait serta dengan dengan memperhitungkan perubahan yang terjadi dalam lingkungan strategis perguruan tinggi baik yang bersifat lokal, regional, dan global. Dalam mengembangkan kurikulum pendidikan tinggi, kajian yang menyeluruh terhadap berbagai rujukan dan landasan yang relevan filosofis, psikologis, sosio-kultural, dan yuridis, dan akademis juga harus dilakukan. Agar upaya evaluasi dan pengembangan kurikulum UPI dapat dilakukan dengan efektif, dan karena begitu banyaknya jurusan/program studi (Prodi) yang terlibat, dipandang perlu adanya suatu pedoman yang dapat dijadikan rambu-rambu oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di tingkat universitas, fakultas, dan jurusan/prodi. Pedoman ini diharapkan dapat memberi kejelasan bagi TPK di lingkungan UPI tentang apa yang dapat dan perlu diperbuat dalam mengevaluasi dan mengembangkan kurikulum saat ini serta implementasinya. Dengan tersedianya pedoman ini, mereka diharapkan dapat bekerja secara terarah dan efektif dalam melakukan reviu dan pengembangan kurikulum pada tingkat Fakultas dan Jurusan/Prodi. Landasan Yuridis Secara yuridis, pedoman evaluasi dan pengembangan kurikulum UPI ini didasarkan pada sejumlah undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan Menteri Pendidikan, serta berbagai keputusan dan ketetapan lainnya yang relevan sebagai berikut (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (5) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

5 (6) Peraturan Presiden No. 103 Tahun 2007 tentang Pengesahan Regional Convention on the Recognition of Studies, Diploma, and Degrees in Asia and the Pacific dan ketentuan lain tentang (a) pengakuan studi sebelumnya ( recognition of prior learning result); (b) pengakuan dunia internasional terhadap sebagian proses pembelajaran yang dilakukan melalui transfer kredit (credit transfer); dan (c) pengakuan dunia internasional terhadap ijasah dan gelar (7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Pra Jabatan. (8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru dalam Jabatan. (9) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Profesional. (10) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 323/U/2000 tentang Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. (11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi. (12) Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 167/DIKTI/Kep/2007 tentang Penataan Kodifikasi Program Studi pada Perguruan Tinggi. (13) Ketetapan Senat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia Nomor: 005/Senat Akd./UPI- SK/X/2010 tentang Re-desaian Pendidikan Profesional Guru. B. Tujuan Rambu-rambu Pengembangan Kurikulum Pendidikan Profesional Guru bertujuan untuk memberikan panduan bagi fakultas, Jurusan, dan Program Studi dalam melakukan evaluasi dan pengembangan kurikulum secara komprehensif dan koheren. Secara operasional, rambu-rambu ini bertujuan untuk: (1) Memberikan panduan dalam melakukan reviu dan evaluasi terhadap kurikulum yang sedang berlaku, termasuk rumusan visi, misi, tujuan, dan sasaran (2) Memberikan panduan dalam melakukan pengembangan kurikulum pendidikan profesional guru berdasarkan hasil evaluasi yang mencakup: (a) perumusan capaian hasil pembelajaran (learning outcomes) untuk setiap jenis dan jenjang program pendidikan yang diselenggarakan; (b) seleksi dan organisasi konten kurikulum yang mendukung pencapaian hasil pembelajaran;

6 (c) penyusunan struktur kurikulum dan penataan koherensi konten kelompok mata kuliah dalam struktur kurikulum tersebut; serta (d) pengembangan silabus, Satuan Acara Perkuliahan, dan Satuan Acara Praktikum. (3) Memberikan panduan umum implementasi kurikulum ( delivery system) dalam bentuk standar proses (4) Memberikan panduan umum dalam penilaian terhadap ketercapaian hasil pembelajaran

7 II. Rambu-Rambu Pengembangan Kurikulum Pendidikan Profesional Guru A. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Profesional Guru Pengembangan kurikulum UPI dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut. 1. Keutuhan Pendidikan Profesional Guru Sesuai dengan sistem regulasi pendidikan yang ada, pendidikan profesional guru mencakup dua jalur pendidikan akademik yang berbeda, yakni yang berlatar belakang S1 kependidikan dan berlatar pendidikan nonpendidikan sebagaimana tervisualisasikan dalam gambar berikut. PENDIDIKAN AKADEMIK (S-1 PENDIDIKAN) PENDIDIKAN AKADEMIK (S-1/D-IV NONDIK) PENDDK PROFESI MATRI KULASI PENDIDIKAN PENDDK PROFESI PENDIDIKAN PROFESI Pembentukan dan pengasahan kiat profesional secara berkelanjutan, berupa latihan menerapkan perangkat utuh kompetensi akademik yang dipersyaratkan bagi Guru, secara kontekstual atau non-rutin dalam praktek nyata yang berlangsung dalam seting otentik KOMPETENSI DALAM BASELINE YANG SAMA Gambar 1. Kerangka Utuh Model Pendidikan Profesional Guru Keseluruhan proses penyiapan guru yang mencakup pendidikan akademik dan pendidikan profesi tersebut harus merupakan suatu keutuhan sejak rektrutmen, pelaksanaan, hingga penetapan kelulusan. Prinsip keutuhan ini penting mengingat pendidikan profesi guru yang ditegaskan dalam Permendiknas RI No. 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Pra jabatan tidak mengatur pendidikan guru pada tingkat pendidikan akademik. 2. Keterkaitan Mengajar dan Belajar Prinsip ini menunjukkan bahwa bagaimana cara guru mengajar harus didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana peserta didik sebenarnya belajar dalam lingkungannya. Dengan demikian penguasaan teori, metode, strategi pembelajaran yang mendidik dalam perkuliahan di kelas harus

8 dikaitkan dan dipadukan dengan bagaimana peserta didik belajar di sekolah dengan segenap latar belakang sosial-kulturalnya. Cara guru mengenal dan merespon perilaku belajar peserta didik di kelas adalah penting karena akan membentuk hakikat lingkungan pembelajaran ( shaping the nature of the teaching and learning environment) (Loughran; 2010). Oleh karena itu, pada struktur kurikulum pendidikan akademik untuk calon guru (program studi kependidikan) harus menempatkan pemajanan awal terhadap praktik pembelajaran di sekolah-sekolah mitra ( early exposure) agar calon guru lebih memahami hakikat pembelajaran yang mendidik. Dalam konteks ini, pedagogi harus dipahami sebagai konsep yang merujuk kepada dua aspek belajar. Pertama, pedagogi berkaitan dengan apa dan bagaimana peserta didik belajar; dan kedua, pedagogi berkaitan dengan bagaimana guru sebagai pembelajar belajar tentang mengajar dan membentuk keahliannya sebagai seorang profesional. 3. Koherensi antar Konten Kurikulum Koherensi mengandung arti keterpaduan ( unity), keterkaitan ( connectedness), dan relevansi (relevance) (lihat Beane, 1995). Koherensi dalam konten kurikulum pendidikan guru bermakna adanya keterkaitan diantara kelompok mata kuliah bidang studi ( subject matter contents) dalam membentuk kompetensi profesional dan keterkaitan antara kelompok mata kuliah pedagogi ( pedagogical contents) serta keterkaitan diantara kedua kelompok mata kuliah tersebut ( interdiciplenary coherence) dalam membentuk keutuhan kompetensi guru profesional. Selain koherensi internal, kurikulum untuk program studi/jurusan kependidikan harus memperhatikan pula keterkaitan kontennya baik pedagogi umum, pedagogi khusus maupun konten mata kuliah keahlian dan keterampilampilan dengan realitas pembelajaran di kelas sehingga terbangun keterkaitan kurikulum program studi dengan kebutuhan akan pembelajaran di kelas atau sekolah (university-school curriculum linkage). Untuk program studi nonkependidikan, koherensi harus terjadi antara kelompok mata kuliah yang mengembangkan aspek kepribadian dan karakter (softskills) dan kelompok mata kuliah bidang studi dalam membentuk dan mengembangkan kemampuan penguasan bidang studi yang sejalan dengan keahliannya. Untuk itu, perlu dilakukan penguatan pada kelompok mata kuliah umum dengan mengadopsi koten yang dapat mengembangkan softskills, antara lain konten pedagogi baik umum maupun khusus ( pedagogical content knowledge and skills) yang sekaligus dapat menjadi salah satu penciri adanya perabukan silang antara program studi kependidikan dengan nonkependidikan. 4. Multikulturalisme dan Kearifan Lokal Mengingat calon guru harus mengenal sosok peserta didik yang beragam sosio-kulturalnya, maka multikulturalisme harus masuk ke dalam pengembangan kurikulum pendidikan guru. Multikulturalisme mengandung pengertian tentang budaya yang terwujud dalam pola pikir dan cara pandang, sikap, serta perilaku seseorang yang unik dan berbeda dari orang lain. Keunikan dan keberbedaan ini dipengaruhi oleh

9 nilai-nilai lokal yang dianut oleh sekelompok masyarakat tertentu dan dari mana seseorang itu berasal, baik secara geografi, etnik, maupun rasnya. Selain itu, perbedaan budaya seseorang dipengaruhi juga oleh identitasnya yang dapat ditinjau dari gender, agama yang dianut, kekhususan siswa, bahasa yang digunakan, dan tingkat perkembangan usia. Oleh karena itu, peserta didik memiliki keberagaman budaya yang mesti difahami dan dihargai, karena budaya individu siswa ini akan mempengaruhi cara belajarnya. Prinsip ini diperlukan pula dalam menata ulang kurikulum program studi nonkependidikan, mengingat pemahaman terhadap silang budaya dalam masyarakat multikultur dan kearifan lokal merupakan bagian tak terpisahkan dalam pembetukan softskills lulusan agar mereka mampu berkomunikasi baik dalam tataran interpersonal maupun transaksional dalam lingkup pekerjaan dan kehidupan masyarakat yang akan dihadapinya. 5. Pembaharuan dan Berkesinambungan Konsep Re-Desain Pendidikan Profesional Guru menegaskan bahwa pendidikan guru harus merupakan pendidikan yang mengikuti daur kehidupan seorang guru profesional mulai dari rekrutmen sampai dengan pembinaan profesi guru berkelanjutan. Dinamika yang terjadi dalam lingkungan nasional, regional, dan global harus pula dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum program studi kependidikan. Oleh karena itu, kebijakan dan proses untuk melakukan pengkajian, reviu, dan pembaharuan dalam pengembangan kurikulum pendidikan guru baik pada program akademik dan program pendidikan profesi harus merupakan bagian tak terpisahkan dalam tahapan pengembangan kurikulum pendidikan guru. Prinsip tersebut berlaku pula dalam pengembangan kurikulum program studi nonkependidikan agar kurikulum yang berlaku terus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna lulusan dan perkembangan Ipteks. Kurikulum UPI harus pula mencerminkan kesinambungan antara jenjang S1, S2, dan S3 bagi program studi yang linier. Ini antara lain harus tercermin dalam rumusan capaian hasil pembelajarannya sesuai dengan KKNI. 6. Fleksibilitas Pengembangan Kurikulum UPI menganut prinsip fleksibilitas baik secara horisontal maupun vertikal dengan mempertimbangkan kebutuhan dan minat mahasiswa dan perkembangan dalam bidang Ipteks dan budaya. Fleksibilitas vertikal kurikulum memungkinkan transfer kredit antar program studi (kependidikan dan nonkependidikan yang relevan), antar jenjang program di lingkungan UPI, dan antar program studi di UPI dengan program studi di perguruan tinggi lain. Sementara itu, fleksibilitas kurikulum secara horisontal harus tercermin dalam penataan mata kuliah pilihan atau keahlian untuk mengakomodasi keragaman minat, dan kemampuan mahasiswa serta dengan mempertimbangkan pula kebutuhan pengguna lulusan. Dengan prinsip ini, kurikulum yang dikembangkan harus dapat menyediakan kemasan mata kuliah untuk menghasilkan calon guru yang mampu (1) mengajar pada berbagai tingkat dan jenis ( TK, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK); (2) memiliki kemampuan mengajar lebih dari satu bidang studi, dan atau (3) memiliki kemampuan kependidikan lain di luar mengajar.

10 Fleksibilitas kurikulum memungkinkan pula dilakukan revisi isi dan nama mata kuliah yang disesuaikan dengan tuntutan standar mutu, kebutuhan masyarakat, dan perkembangan Ipteks. 7. Kesetaraan Gender Pengembangan Kurikulum UPI hendaknya memperhatikan prinsip kesetaraan gender. Gender berkaitan dengan peran dan fungsi seseorang dalam kehidupan sosialnya. Selama ini telah terjadi ketimpangan-ketimpangan pembangunan yang diakibatkan oleh ketidakadilan gender. Ketidakadilan ini dicirikan oleh kuatnya pandangan patriarki yang didominasi kaum laki-laki, sementara kaum perempuan lebih dipandang sebagai subordinasi dan kadang-kadang menjadi objek yang tertindas. Dalam pengembangan kurikulum UPI ini diharapkan ada kajian atau perkuliahan yang responsif gender, yang isinya bermuatan pandangan-pandangan edukatif dan kemanusiaan dengan menempatkan peran dan fungsi manusia secara setara karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa mesti didukung oleh kesetaraan dan keadilan gender. Di samping itu, Kurikulum UPI dan proses pembelajarannnya diharapkan juga mampu menyiapkan mahasiswanya memiliki sikap dan penghargaan terhadap lawan jenis. 8. Pendidikan Inklusi Kurikulum UPI seyogyanya memperhatikan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif merupakan pendidikan umum baik di sekolah formal maupun nonformal yang menerima dan melayani siswa-siswa yang beragam kemampuan dan kondisi fisiknya. Pendidikan inklusif ini memperhatikan prinsip pendidikan untuk semua ( Education for All) yang menempatkan keadilan dan demokrasi dalam pendidikan. Bagaimanapun kondisinya, setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan dan akses terhadap pendidikan. Oleh karena itu, dalam kurikulum UPI mesti ada kajian perkulihan yang memperhatikan pelayanan terhadap keunikan dan keberbedaan bagi orang-orang yang memiliki kekhususan. Berkenaan dengan pendidikan inklusif, seperti halnya prinsip kesetaraan gender, kurikulum UPI dan proses pembelajaran yang dikembangkan harus mampu menyiapkan mahasiswanya memiliki sikap dan penghargaan kepada orang-orang yang berkebutuhan khusus. 9. Kesadaran Lingkungan (Green living) Kurikulum UPI mesti memperhatikan kesadaran akan lingkungan atau green living. Lingkungan tempat manusia berpijak memberi pengaruh besar terhadap kelangsungannya. Lingkungan mesti dijaga keberlangsungannya dengan sikap yang bertanggungjawab, mulai dari kebersihan diri sendiri hingga ke kebersihan dan pemeliharaan lingkungan di darat, air, dan udara. Kesadaran akan keberlangsungan lingkungan mesti ditumbuhkan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, di dalam kurikulum UPI mesti ada pengalaman belajar yang responsif terhadp lingkungan, antara lain kesadaran akan semakin berkurangnya sumber daya alam, perubahan iklim (climate change), ledakan kependudukan.

11 10. Demokrasi Prinsip demokrasi harus tercermin pula dalam Kurikulum UPI. Prinsip demokrasi mengandung pengertian keterbukaan, musyawarah, dan penghargaan terhadap individu dan keberagaman. Prinsip ini dapat tercermin baik dalam substansi mata kuliah maupun dalam aspek proses pembelajaran. Dalam proses perencanaan pembelajaran tercermin dalam kesediaan dosen untuk menegosiasikan apa yang akan dikembangkan dalam silabus dan SAP. Dalam proses pembelajaran dosen harus mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat membentuk peserta didik untuk memiliki sikap dan perilaku yang demokratis. (Catatan Uraian Prinsip lebih direktif) B. Model Kurikulum Pendidikan Profesional Guru Banyak model kurikulum pendidikan profesional guru yang dapat dipilih dan diterapkan; dan setiap model tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Berdasarkan hasil analisis terhadap berbagai model tersebut, model kurikulum yang dipilih untuk diterapkan di UPI adalah model gabungan, yakni berupa sintesa dari model kurikulum reflektif ( reflective curriculum), kurikulum berbasis kompetensi ( competence based- curriculum), dan kurikulum berbasis bukti ( evidence based- curriculum). Konsep Re-Desain Pendidikan Profesional Guru yang dikembangkan UPI pada dasarnya merupakan sintesa dari model-model di atas. Dengan model tersebut, program pendidikan diselenggarakan dengan mengintegrasikan pengetahuan (penguasaan teori dan fakta), keterampilan praktikal (menggunakan cara, alat, material) dan keterampilan berpikir (logis, kritis, kreatif, intuitif) dan sikap serta kepribadian yang dibentuk dengan berlandasakan pada nilai-nilai kearifan lokal dan ahlak mulia dan dikembangkan selama perkuliahan serta dipadukan dengan pengetahuan, keterampilan, serta sikap serta perilaku yang diperoleh dan dibentuk oleh pengalaman praktik lapangan. Berdasarkan pengamatan terhadap perilaku dan performansi praktikan di lapangan, dan dengan merujuk pada standar kompetensi profesional dalam bidang yang bersangkutan, dosen dan pembimbing lainnya melakukan pembahasan dan refleksi terhadap kinerja praktikan yang melibatkan dosen pembimbing, guru pamong ( untuk program studi kependidikan) dan praktikan dalam suatu pertemuan triadik ( triadic conference) guna memperbaiki penampilan praktikan pada kegiatan praktik selanjutnya. Dalam model Pendidikan Berbasis Kompetensi, kompetensi-kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh lulusan dirinci secara spesifik sehingga memungkinkan untuk ditilai secara akuntabel. Kompetensikompetensi yang dirumuskan mencakup pengetahuan tentang prinsip, konsep, teori, dan fakta (knowledge), keterampilan ( skills) termasuk keterampilan berpikir, sikap ( attitudes) dan perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal dan ahlak mulia yang diharapkan dikuasai oleh lulusan. Keberhasilan

12 lulusan diukur dengan melihat seberapa jauh kompetensi-kompetensi yang sudah dirumuskan itu dikuasai oleh lulusan. Model Pendidikan Berdasarkan Bukti ( Evidence Based Education) menghubungkan antara teori pendidikan/pembelajaran dengan praktik di lapangan melalui riset terhadap teori pembelajaran ( theorydriven research) dan praktik pembelajaran (practice-driven research) secara timbal balik (reciprocal). Hasilhasil riset yang berfokus pada praktik di lapangan (sekolah bagi program studi kependidikan; laboratorium dan dunia industri bagi program studi nonkependidikan) dengan segenap aspeknya menjadi bahan masukan (feedback) bagi teori dan prinsip pembelajaran dalam implementasinya secara lebih kontekstual. Dengan demikian proses pembelajaran dalam perkuliahan akan didasarkan pada sejumlah bukti ( evidence) yang relevan dan kontekstual baik dalam lingkup program studi kependidikan maupun nonkependidikan. Dengan memadukan ketiga model pendidikan profesional guru di atas, keberhasilan pendidikan dan pengajaran pada gilirannya dipahami sebagai sebuah proses sirkular yang memperlihatkan kaitan erat antara bekal perilaku peserta didik dengan pengajaran sehingga faktor konteks pengetahuan ( context of knowledge) dan faktor budaya yang melatarbelakangi kehidupan peserta didik (socio-cultural context) perlu diperhitungkan, khususnya dalam pendidikan profesional guru. (Catatan buat lebih singkat direktif) C. Tujuan Pendidikan UPI Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan berbagai jenis dan jenjang pendidikan tinggi. Jenjang program pendidikan merujuk pada kualifikasi dan gradasi program pendidikan, sedangkan jenis program pendidikan merujuk pada macam-macam program pendidikan yang diselenggarakan pada masingmasing jenjang. Jurusan/Prodi perlu melakukan evaluasi dan pengembangan kurikulum sesuai dengan jenjang dan jenis program pendidikan yang diselenggarakan. Sebagai rambu-rambu umum dalam merumuskan kompetensi dari setiap jenis dan jenjang program bisa dirujuk Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia sebagaimana dideskripsikan pada masing-masing jenjang berikut. 1. Program Pendidikan Vokasi Diploma 3 Program pendidikan Diploma 3 adalah jenjang pendidikan vokasional dengan masa studi 3-4 tahun. Jenjang program pendidikan ini menekankan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan aplikatif untuk bidang vokasi tertentu. Secara umum, lulusan D 3 diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun yang belum baku berdasarkan data, informasi, dan mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur. Menguasai konsep teoretis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

13 Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok. 2. Program Pendidikan Sarjana (S1) Program pendidikan sarjana (S1) adalah jenjang pendidikan dengan masa studi 4-5 tahun penuh waktu atau 5-7 tahun paruh waktu. Jenjang program pendidikan ini menekankan pada penguasaan pengetahuan akademik yang melandasi kerja profesional di lapangan. Secara umum, lulusan S1 diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Program Kependidikan Memahami karakteristik dan potensi peserta didik dan memfasilitasi perkembangan potensinya yang multi kemampuan dan makna secara berkesinambungan. Menguasai teori, prinsip, dan prosedur dalam merancang program pembelajaran yang dapat memaksimalkan potensi peserta didik yang multi kemampuan dan multi makna. Menguasai pengetahuan dan keterampilan menyajikan atau mengkomunikasikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik dan mengelola pembelajaran di kelas dengan menggunakan bahasa kelas yang komunikatif baik dengan muatan interpersonal dan transaksional dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komputer disertai pembentukan sikap dan perilakunya yang dapat memfasilitasi perkembangan potensinya yang multi kemampuan dan makna secara berkesinambungan. Menguasai pengetahuan dan keterampilan mengelola perubahan kultur kelas dan sekolah untuk membangun dan mengembangkan proses dan hasil pembelajaran peserta didik yang memiliki multi kemampuan dan makna. Menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan alat penilaian untuk memperbaiki proses dan hasil belajar peserta didik yang membantu perkembangan potensinya yang multi kemampuan dan makna. Menguasai pendekatan dan metode penelitian kelas yang dapat dugunakan untuk memperbaiki pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik yang multi kemampuan dan multi makna Memanfaatkan pengetahuan, teknologi, seni pada bidangnya dalam menyelesaikan masalah pembelajaran dan dalam beradaptasi dengan situasi yang dihadapinya. Berperan sebagai guru/pendidik profesional atau teknisi/analis yang berkaitan dengan bidang keilmuan dan keahliannya. Memiliki sikap, kepribadian, dan perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal dan ahlak mulia yang diwujudkan dalam pola tindak yang, antara lain berwibawa, bertanggung jawab, terbuka, percaya diri, tangguh, ulet, jujur, dan berempati terhadap peserta didik, masyarakat dan lingkungannya serta didorong oleh keinginan untuk selalu berbuat bagi kemaslahatan peserta didik dan masyarakat pada umumnya.

14 a. Program Studi Nonkependidikan Mampu mengembangkan perilaku yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian mantap, mandiri, dan memiliki rasa tangung jawab dan motivasi altruistik (selalu ingin berbuat yang terbaik atau bermaslahat bagi orang lain) dalam kehidupan pekerjaan dan dalam kehidupan kemasyarakatan pada umumnya. Mampu memanfaatkan Ipteks dalam bidang keahliannya, dan mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah. Menguasai konsep teoretis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoretis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah secara prosedural dan kontekstual. Berperan sebagai teknisi/analis yang berkaitan dengan bidang keilmuan dan keahliannya. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. 3. Pendidikan Profesi Program pendidikan profesi adalah program pendidikan yang dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan profesional lulusan sebagai perwujudan dari kemampuan akademik yang diperoleh pada program pendidikan S1 melalui pengalaman kerja praktik selama satu tahun di lapangan. Secara umum, lulusan dari pendidikan profesi diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan berikut. Mampu mengembangkan perilaku yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian mantap, mandiri, dan memiliki rasa tangung jawab dan motivasi altruistik (selalu ingin berbuat yang terbaik atau bermaslahat bagi orang lain) dalam pelayanan profesi dan dlam kehidupan kemasyarakatan pada umumnya. Mengasai landasan keilmuan dan keterampilan keahlian profesional yang sejalan dengan bidang ilmu yang diperoleh pada program sarjana sebagai dasar atau landasan keterampilan keahlian khusus dalam profesi yang dibangun. Mampu mengembangkan pelayanan keahlian profesional berkenaan dengan praktik keahlian khusus profesional dengan penguasaan keahlian profesional yang tinggi, Mampu mengembangkan pelayanan perilaku pelayanan profesional berkaitan dengan berkehidupan dan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan bidang keilmuan dan substansi profesi sesuai dengan karir profesi yang diplih, terutama berkenaan dengan etika profesional, riset dalam bidang profesi, dan organisasi profesi. Mampu mengembangkan kehidupan bermasyarakat profesi, berkenaan dengan kaidah-kaidah kerja sama profesional dalam kehidupan masyarakat profesi sesuai dengan karir profesi yang dipilih baik dalam hubungan antara individu, hubungan kolaboratif antar anggota profesi sendiri dan profesi lain dalam membangun dan melaksnakan kerjasama disertai dengan tanggung jawab profesional.

15 Mampu merencanakan dan melakukan riset serta mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan Ipteks untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi. 4. Program Pendidikan Magister Program pendidikan magister (S2) adalah jenjang pendidikan pascasarjana dengan masa studi 2-3 tahun penuh waktu atau 4-6 tahun paruh waktu. Jenjang program pendidikan ini menekankan pada penguasaan pengetahuan kenseptual-teoretis dan atau pengetahuan aplikatif. Pada jenjang program pendidikan magister dapat diselenggarakan program pendidikan dalam bidang terapan tertentu ( seperti Magister Pendidikan dan Magister Ekonomi) dan bisa pula program pendidikan bidang keilmuan tertentu (sepert M.Si dan M.Hum). Secara umum, lulusan dari program pendidikan magister ini diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan berikut. a. Program Studi Pendidikan Menganalisis, mensintesakan, dan mengembangkan berbagai model desain kurikulum, pembelajaran, dan evaluasi yang diterapkan guna memaksimalkan potensi peserta didik yang memiliki multi kemampuan dan makna Mampu memecahkan permasalahan pendidikan melalui pendekatan interdisipliner atau multi disipliner Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan serta mendapat pengakuan nasional atau internasional Menganalisis dan mensintesakan hasil penelitian tentang kultur kelas, sekolah, kebutuhan peserta didik dan pemangku kepentingan dalam pendidikan serta menerapkannya dalam mengembangkan program, mengelola program pembelajaran dan untuk memecahkan permasalahan pengelolaan pembelajaran yang dapat meningkat mutu proses dan hasil belajar peserta didik. Berperan sebagai tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah yang kompleks dengan pendekatan inter atau multidisipliner atau sebagai akademisi atau tenaga ahli yang berkaitan dengan bidang keilmuan atau keahliannya. Memiliki sikap, kepribadian, dan perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal dan ahlak mulia yang diwujudkan dalam pola tindak yang, antara lain berwibawa, bertanggung jawab, terbuka, percaya diri, tangguh, ulet, jujur, dan berempati terhadap peserta didik, masyarakat dan lingkungannya serta didorong oleh keinginan untuk selalu berbuat bagi kemaslahatan peserta didik dan masyarakat pada umumnya. b. Program Studi Nonkependidikan

16 Mampu menganalisis perkembangan ilmu pengetahuanm teknologi dan/ atau seni budaya serta mensintesakannya dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode dan kaidah keilmuan disertai penerapannya sesuai dengan disiplin ilmunya dalam bidang ilmu tertentu Mampu memecahkan permasalahan di bidang disiplin ilmunya melalui penelitian berdasarkan kaidah dan pendekatan serta metode ilmiah dalam bidang keilmuannya Mampu mengembangkan kinerja dalam karir tertentu yang ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan secara komprehensif. Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan serta mendapat pengakuan nasional atau internasional Berperan sebagai tenaga ahli yang berkemampuan memecahkan masalah yang kompleks dengan pendekatan inter atau multidisipliner atau sebagai akademisi atau tenaga ahli yang berkaitan dengan bidang keilmuan atau keahliannya. Mampu merencanakan, mengelola sumber daya serta melakukan evaluasi atas pelaksanaan program yang berada di bawah tanggung jawabnya dengan memanfaatkan Ipteks dan budaya untuk mengembangkah langkah-langkah strategis organisasi. Menjunjung tinggi etika akademik sesuai dengan bidang keilmuan yang diembannya. 5. Program Pendidikan Doktor Program pendidikan doktor (S3) adalah jenjang pendidikan pascasarjana dengan masa st udi 3-5 tahun penuh waktu atau 6-8 tahun paruh waktu setelah program pendidikan magister. Pada jenjang pendidikan ini dapat diselenggarakan program pendidikan doktor dalam bidang terapan tertentu (seperti Doktor Pendidikan dan Doktor Teknik) dan program pendidikan doktor filsafat (Dokt or Filsafat/Doctor of Philosophy). Khusus program doktor filsafat dapat diselenggarakan melalui jalur mata kuliah ( by Course Work) dan dapat pula ditempuh melalui jalur riset (by research). Secara umum, lulusan dari program pendidikan doktor ini dharapkan memiliki kemampuan kemampuan berikut. a. Program Studi Pendidikan Melakukan penelitian pengembangan dengan pendekatan transdisiplin tentang pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran yang inovatif dan adaptif dengan aspek sosial kultural peserta didik untuk meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran yang dapat memaksimalkan potensi peserta didik yang memiliki multi kemampuan dan makna Melakukan penelitian dan pengembangan dengan pendekatan transdisiplin tentang kultur kelas, sekolah, kultur sosial dan kebutuhan peserta didik serta pemangku kepentingan dalam pendidikan serta mensitesakan hasilnya yang digunakan dalam mengembangkan program dan pengelolaan

17 pembelajaran yang inovatif dan memiliki kebaruan untuk meningkat mutu proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki multi kemampuan dan makna. Mampu mengelola, memimpin dan mengembang riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia serta mampu mendapat pengakuan nasional atau internasional. Berperan sebagai akademisi atau sebagai tenaga ahli yang berkaitan dengan bidang keilmuan atau keahliannya yang berkemampuan memecahkan masalah yang kompleks dengan pendekatan multi disiplin atau trandisiplin Memiliki sikap, kepribadian, dan perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal dan ahlak mulia yang diwujudkan dalam pola tindak yang, antara lain berwibawa, bertanggung jawab, terbuka, percaya diri, tangguh, ulet, jujur, dan berempati terhadap peserta didik, masyarakat dan lingkungannya serta didorong oleh keinginan untuk selalu berbuat bagi kemaslahatan peserta didik dan masyarakat pada umumnya. b. Program Studi Nonkependidikan Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/ atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktik profesionalnya melalui riset hingga menghasilkan karya kreatif, inovatif, original, dan teruji yang layak publikasi dalam jurnal ilmiah terakrediatasi yang diakui baik secara nasional maupun internasional. Mampu memecahkan permaslahan Ipteks yang rumit dalam bidangnya dengan segenap alternatif pemecahannya baik melalui pendekatan interdisiplin, multi-disiplin atau transdisiplin untuk pekerbangan bidang keilmuannya dan kemaslahatan masyarakat Berperan sebagai akademisi atau sebagai tenaga ahli yang berkaitan dengan bidang keilmuan atau keahliannya yang berkemampuan memecahkan masalah yang kompleks dengan pendekatan multi disiplin atau trandisiplin. Mampu melaksanakan, mengelola, memimpin, dan mengembangkan program penelitian untuk perkembangan di bidang Ipteks untuk memecahkan permasalahan di bidang ilmunya dan untuk kemaslahatan masyarakat Mendesiminasikan manfaat riset bagi pengembangan Ipteks dan peningkatan kemaslahatan manusia yang diakui secara nasional dan internasional dalam bentuk publikasi saintifik berupa buku dan jurnal ilmiah terakreditasi Memiliki sikap, kepribadian, dan perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai kearifan lokal dan ahlak mulia yang diwujudkan dalam pola tindak yang, antara lain berwibawa, bertanggung jawab, terbuka, percaya diri, tangguh, ulet, jujur, dan berempati terhadap peserta didik, masyarakat dan lingkungannya serta didorong oleh keinginan untuk selalu berbuat bagi kemaslahatan peserta didik dan masyarakat pada umumnya. D. Struktur Kurikulum dan Beban Studi Struktur kurikulum dan beban studi untuk masing-masing jenjang studi adalah sebagai berikut.

18 1. Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program D3 Beban studi untuk program pendidikan D3 berkisar antara sks. Struktur kurikulum D3 terdiri atas Kurikulumn Inti (Core Curriculum) yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa, tanpa Kurikulum Pilihan (Elective Curriculum). Secara lebih rinci, struktur kurikulum untuk program pendidikan D3 dapat dilihat pada table berikut. Tabel 1 Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Pendidikan D3 Program Pendidikan D3 Non Kependidikan Struktur Kurikulum sks Kurikulum Inti - Mata Kuliah Umum (MKU) Mata Kuliah Keterampilan dan Keahlian (MKK) Fakultas Mata Kuliah Keterampilan dan Keahlian (MKK) Jurusan/Prodi minimal Kurikulum Pilihan -MKK tambahan Jumlah Catatan: Sejalan dengan tujuan pendidikan vokasi, fokus dalam seleksi dan organisasi konten kurikulum adalah pada pembekalan keterampilan vokasional (60-70%) dan penguasaan aspek teori/konsep/prinsip (30-40%) ditambah dengan kemampuan keterampilan berkomunikasi mengelola pekerjaan 2. Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program S1 Seluruh beban studi untuk program pendidikan S1 adalah berkisar antara sks. Secara garis besar, struktur kurikulum S1 terdiri atas Kurikulum Inti (Core Curriculum) yang dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi utama lulusan (sekitar 80% dari keseluruhan sks yang harus diambil oleh mahasiswa) dan Kurikulum Pilihan (Elective Curriculum) yang dimaksudkan untuk memperkuat kompetensi utama/kompetensi penunjang (sekitar 20% dari keseluruhan sks yang harus diambil oleh mahasiswa). Secara lebih rinci, struktur kurikulum untuk program pendidikan S1 dapat dilihat pada table berikut. Tabel 2 Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Pendidikan S1 Program Pendidikan S1 Kependidikan Program Pendidikan S1 Non Kependidikan Struktur Kurikulum Sks Struktur Kurikulum Sks Kurikulum Inti Kurikulum Inti - Kelompok Mata Kuliah Umum ( Kelompok Mata Kuliah Umum ( General subjects)*) General subjects)*) - Kelompok Mata Kuliah Pedagogi Umum (General Pedagogy ) **) - Kelompok Mata Kuliah Pedagogi Khusus (Specific 12-16

19 Pedagogy) ***) - Kelompok Mata Kuliah Keahlian Kelompok Mata Kuliah Keilmuan 4-6 (MKK) Fakultas dan Keahlian (MKK) Fakultas - Kelompok Mata Kuliah Keahlian Kelompok Mata Kuliah Keilmuan (MKK) Jurusan/Prodi dan Keahlian (MKK) Jurusan/Prodi Kurikulum Elektif (MKKP) Kurikulum Elektif (MKKP) - Kelompok Mata Kuliah Keilmuan Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Keahlian Pilihan ****) dan Keahlian Pilihan ****) Jumlah Jumlah Catatan: *) Pendidikan Umum (General subjects) baik untuk program studi kependidikan maupun nonkependidikan mencakup mata kuliah yang disarankan dalam peraturan perundangan, yakni : (1) Pendidikan Aga ma; (2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia; (4) Matematika atau Statistika atau Logika; (5) Bahasa Inggris/Asing. **) Kelompok mata kuliah pedagogi umum ( General Pedagogy) mencakup, antara lain : (1) Psikologi Pendidikan ( Educational Psychology); (2) Kurikulum dan Pembelajaran ( Curriculum and Instruction); (3) Pengelolaan Pendidikan dan Kepemimpinan (School Management and Leadership); (4) Bimbingan dan Konseling/Supervisi Klinis dalam Pembelajaran ***) Kelompok mata kuliah ini (pedagogi khusus) mencakup: (1) Pengembangan Kurikulum dan Materi Ajar (Curriculum and Materials Development); (2) P enilaian pembelajaran ( learning assessement); (3) pengelolaan interaksi pembelajaran di kelas (Managing Classroom Interaction) ; (4) Penelitian Tindakan Kelas; (5) penggunaan TIK dalam pembelajaran ****) Mata kuliah pilihan dapat dikembangkan paket pilihan mata kuliah yang dapat memperkuat dan memperdalam kompetensi utama lulusan (yang relevan dengan rumpun bidang studinya) yang sejalan dengan visi dan misi program studi/jurusan serta dapat memberikan kemampuan tambahan yang memungkinkan lulusan dapat beradaptasi dalam lingkup pekerjaan yang beragam. Mata kuliah pilihan dapat diambil dalam program studi sendiri dan/atau di luar program studi serumpun dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. Khusus untuk program studi/jurusan kependidikan untuk guru, sejalan dengan prinsip koherensi dalam pengembangan kurikulum UPI dan keterkaitan kurikulum UPI dengan sekolah ( university-school based curriculum), pengembangan kurikulumnya harus menunjukkan keterkaitan antara mata kuliah pedagogi umum dan khusus dengan praktek pembelajaran di sekolah yang dapat dipetakan sebagai berikut.

20 Tabel 3: Keterkaitan Kurikulum Program Studi/Jurusan Kependidikan dengan Praktek pembelajaran di sekolah Tahun Smt Earlier MK Pedagogi MK Pedagogi PPL*) exposure Umum Khusus hari X hari X hari X hari X hari X hari X 2 ekuivalen dg hari X Catatan: Jumlah hari kunjungan mahasiswa ke sekolah dapat disesuaikan dengan kebutuhan untuk memperkenalkan mahasiswa dengan parktek pembelajaran dan pengembangan perangkat pembelajaran dalam seting nyata di sekolah (earlier exposure) Kelompok mata kuliah pedagogi umum seyogyanya diarahkan pada pembekalan peserta didik calon guru dengan seting nyata sekolah berkaitan, antara lain dengan: (1) proses pembelajaran di kelas ;(2) pengelolaan interaksi pembelajaran di kelas; (3) pengelolaan dan kepemimpinan di sekolah; dan (4) Bimbingan dan Konseling atau Supervisi Klinis dalam Pendidikan Kelompok mata kuliah pedagogi khusus seyogyanya diarahkan secara bertahap sesuai distribusi mata kuliah ini dalam struktur kurikulum program studi/jurusan kepada pengenalan awal mahasiswa terhadap: (1) praktek pengembangan perangkat pembelajaran di sekolah ( silabus, RPP, pengembangan materin ajar, pendektan, metode dan teknik pembelajaran, media pembelajaran, alat penilaian) dibandingkan dengan prinsip, konsep, dan teori yang dibahas di perkuliahan; (2) interaksi pembelajaran di kelas; dan (3) kegiatan pembelajaran laiannya, seperti remedial dan tutorial. Bagi dosen mata kuliah pedagogi keterkaitan tersebut dapat memperkaya permbelajaran di kelas dengan data dan pengamalaman otentik pembelajaran sehingga terwujud pembelaran atau perkuliahan berbasis bukti/fakta (visible teaching atau evidance-based teaching) PPL dikembangkan dalam bentuk real teaching seperti yang berlangsung selama ini dengan penekanan pada model reflektif melalui supervisi klinis dan bukan microteaching agar lulusan program studi kependidikan untuk calon guru lebih menguasai pengetahuan dan keterampilan serta sikap ( pedagogical knowlesge, skills, and attitudes) yang dalam perkembangan ke depan ( dalam konteks Peraturan Presisden tentang Recognition of Prior Learning) dapat diakui atau ekuivalen dengan PPL dalam konteks PPG. 2. Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kurikulum program Pendidikan Profesi Guru (PPG) berisi program pengemasan materi bidang studi untuk pembelajaran yang mendidik (subject specific pedagogy) dan program pengalaman lapangan (PPL) kependidikan. Kecuali untuk program PPG anak usia dini lulusan S-1 PGPAUD dan untuk PPG SD lululusan PGSD yang hanya diprogramkan untuk mengambil kredit antara sks, lulusan S-1 lainnya (baik yang dari program kependidikan maupun yang dari program non kependidikan) diprogramkan untuk mengambil

21 kredit sebanyak SKS. Ini dilakukan bila berdasarkan tes masuk PPG menunjukkan kekurangan dalam penguasaan bidang studi, maka mereka diharuskan mengambil program penguatan bidang studi yang ditawarkan di PPG. Dan bila mereka menunjukkan kekurangan baik pada penguasaan bidang studi maupun pedagogi, mereka diharuskan mengikuti penguatan baik kelompok mata kuliah bidang studi maupun pedagogi dalam PPG semester pertama. Begitu pun lulusan S-1 Psikologi yang mengikuti PPG anak usia dini atau PPG SD juga diwajibkan mengambil kredit antara sks. Namun, lulusan S1 non kependidikan yang akan mengikuti program PPG diwajibkan untuk mengambil program matrikulasi terlebih dahulu, untuk pembekalan pengetahuan dan keterampilan pedagogi sejalan dengan prinsip, teori, dan pendekatan yang mendasari berbagai desain pembelajaran dan implementasinya. Tabel 4 Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Pendidikan Profesi Guru Berasal dari Program S1 Kependidikan Berasal dari Program S1 Non Kependidikan Struktur Kurikulum sks Struktur Kurikulum sks Penguatan pengetahuan dan keterampilan pedagogi serta bidang studi**) Matrikulasi *) Pedagogi Khusus ( Subject Specific Pedagogy) PPL 4-6 PPL Jumlah Jumlah Catatan: *) Matrikulasi difokuskan pada pembekalan penguatan bidang studi maupun pedagogi umum **)Penguatan bidang studi (subject matter) dan pedagogi diperuntukan bagi peserta yang berdasarkan penilaian kemampuan penguasaan bidang-bidang tersebut dinilai kurang 3. Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Pendidikan S2 Beban studi program pendidikan S2 adalah antara sks. Secara garis besar, kurikulum program pendidikan S2 terdiri atas Kurikulum Inti (Core Curriculum) yang dimaksudkan untuk mengembangkan kompetensi pokok dan harus diikuti oleh semua siswa (sekitar 60 % dari keseluruhan beban studi yang harus diselesaikan oleh mahasiswa) dan Kurikulum Pilihan (Elective Curriculum) yang dimaksudkan untuk memperdalam keahlian khusus mahasiswa dalam bidang terapan atau keilmuan tertentu (sekitar 40% dari sks yang harus diselesaikan oleh mahasiswa). Kurikulum Pilihan diambil/dipilih oleh mahasiswa sendiri (dengan bimbingan dosen Pembimbing Akademik) sesuai dengan bidang keahlian khusus yang diperdalamnya. Mata-mata kuliah untuk kelompok Kurikulum Pilihan ini dapat diambil dari Prodinya sendiri, dari luar Prodinya, atau campuran dari dalam Prodi dan dari luar Prodinya. Selain itu, Prodi S2 juga bisa mempersyaratkan mahasiswa yang berasal dari Prodi S1 yang dianggap tidak sebidang untuk mengikuti mata kuliah aanvulen antara 9-12 sks. Secara lebih rinci, struktur dan beban studi program pendidikan magister ini adalah sebagai berikut.

22 a. Struktur dan Beban Studi Program Pendidikan Magister dalam Bidang Terapan Tertentu sebagai berikut. Struktur kurikulum dan beban studi program pendidikan magister dalam bidang terapan tertentu adalah Tabel 5 Struktur Kurikulum dan Beban Studi Program Pendidikan Magister dalam Bidang Terapan Tertentu Kelompok Mata Kuliah Berasal dari Prodi S1 Sebidang Beban Studi (Sks) Berasal dari Prodi S1 Tidak Sebidang Kurikulum Prasyarat - Mata Kuliah Aanvulen : Kurikulum Inti: - Mata Kuliah Umum (Filsafat Ilmu, Metode Penelitian, dan atau Statistika) : Mata Kuliah Keahlian (MKK) Prodi : Kurikulum Pilihan - Mata kuliah Keahlian (MKK) Khusus masingmasing mahasiswa Tesis (Minor) : 6 6 Jumlah Catatan: Penentuan jurusan/prodi S1 yang dianggap sebidang atau tidak sebidang dilakukan oleh Prodi S2 yang bersangkutan. Jumlah mata kuliah aanvulen yang diambil berkisar antara 3-4 mata kuliah dan ditentukan oleh Prodi S2 yang bersangkutan (non kredit). Mata kuliah aanvulen dapat diambil pada program pendidikan S1 yang relevan atau diselenggarakan sendiri oleh Prodi S2 yang bersangkutan di SPs dan non kredit tetapi mahasiswa harus lulus dalam mata kuliah yang bersangkutan. Mata kuliah pilihan dapat diambil di program studinya dan/atau di program studi lain b. Struktur dan Beban Studi Program Pendidikan Magister dalam Bidang Keilmuan Tertentu Struktur kurikulum program pendidikan magister dalam bidang keilmuan tertentu adalah sebagai berikut. Kelompok Mata Kuliah Tabel 6 Struktur Kurikulum Program Pendidikan Magister Dalam Bidang Keilmuan Tertentu Berasal dari Prodi S1 Sebidang Beban Studi (Sks) Berasal dari Prodi S1 Tidak Sebidang Kurikulum Prasyarat - Mata Kuliah Aanvulen*) : Kurikulum Inti: - Mata Kuliah Umum (Filsafat Ilmu, Metode Penelitian, dan atau Statistika) : Mata Kuliah Keahlian (MKK) Prodi : Kurikulum Pilihan

PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (S1) BERBASIS KKNI. Prof. Dr. Sapriya, M.Ed. Universitas Pendidikan Indonesia 2014

PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (S1) BERBASIS KKNI. Prof. Dr. Sapriya, M.Ed. Universitas Pendidikan Indonesia 2014 PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (S1) BERBASIS KKNI Prof. Dr. Sapriya, M.Ed. Universitas Pendidikan Indonesia 2014 LANGKAH KERJA MENGKAJI UU NO.12/2012 TTG PT MENGKAJI KKNI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BIDAN DI INDONESIA. Djoko Santoso Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BIDAN DI INDONESIA. Djoko Santoso Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BIDAN DI INDONESIA Djoko Santoso Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Bandung, 1 Desember 2010 OUTLINE Pendidikan Bidan Saat ini Masalah yang Dihadapi

Lebih terperinci

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister a. Profil Lulusan Profil utama lulusan Program Magister Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KKNI DALAM KURIKULUM LPTK. Oleh Dr. Siti Halimah, M.Pd.

IMPLEMENTASI KKNI DALAM KURIKULUM LPTK. Oleh Dr. Siti Halimah, M.Pd. IMPLEMENTASI KKNI DALAM KURIKULUM LPTK Oleh Dr. Siti Halimah, M.Pd. A. Pendahuluan Tuntutan kualifikasi pendidikan guru agama terus meningkat, sehingga berdampak pada lamanya seseorang menempuh pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran SM UB. (1) Rumusan Capaian Pembelajaran minimal aspek keterampilan kerja

Lampiran SM UB. (1) Rumusan Capaian Pembelajaran minimal aspek keterampilan kerja (1) Rumusan Capaian Pembelajaran minimal aspek keterampilan kerja umum untuk lulusan pendidikan akademik, vokasi, dan profesi adalah sebagai berikut. Lulusan pendidikan akademik pada: a. Program Diploma

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA OLEH TIM PENYUSUN KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN DESKRIPSI UMUM Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang

Lebih terperinci

STANDAR ISI PENDIDIKAN TINGGI BSNP

STANDAR ISI PENDIDIKAN TINGGI BSNP STANDAR ISI PENDIDIKAN TINGGI BSNP 2010 0 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN... 3 BAB II ACUAN DASAR A. Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi... 6 1. Pengertian Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi 2.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

1 Standar Mutu Universitas Negeri Gorontalo

1 Standar Mutu Universitas Negeri Gorontalo Digunakan sebagai standar acuan dalam pelaksanaan Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kemahasiswaan dan Alumni, serta Kerja Sama di Lingkungan Universitas Negeri Gorontalo 1 Standar Mutu Universitas

Lebih terperinci

TUJUAN Dalam rangka melaksanakan misi dan pencapaian visi PS MTM Universitas Lampung, maka ditetapkan tujuan Program Studi sebagai berikut:

TUJUAN Dalam rangka melaksanakan misi dan pencapaian visi PS MTM Universitas Lampung, maka ditetapkan tujuan Program Studi sebagai berikut: KURIKULUM PROGRAM STUDI S2 TEKNIK MESIN RUMUSAN VISI Visi Program Studi Magister Teknik Mesin (PS MTM) Universitas Lampung adalah Unggul dalam pengembangan ilmu Teknik Mesin berbasis riset inovatif. Visi

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ELMEN UTAMA PENGEMBANGAN KURIKULUM Nama :Feri dwi haryanto NIM :15105241029 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (3) Peraturan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 957, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tingkat Satuan Pendidikan. Dasar. Menengah. Kurikulum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INIDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI A. RUMUSAN SIKAP Setiap lulusan program pendidikan akademik, vokasi,

Lebih terperinci

Rasional. Visi, Misi, dan Tujuan

Rasional. Visi, Misi, dan Tujuan Rasional Program Magister Pendidikan Fisika Pascasarjana UM diselenggarakan dengan beberapa dasar pemikiran. Di antara pemikiran tersebut adalah untuk 1) memenuhi minat dan memfasilitasi peningkatan karir

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 4517/UN40/HK/2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN UPI TAHUN 2014

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 4517/UN40/HK/2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN UPI TAHUN 2014 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 4517/UN40/HK/2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN UPI TAHUN 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014 KATA PENGANTAR Kemajuan ilmu

Lebih terperinci

WORK SHOP KURIKULUM MIH

WORK SHOP KURIKULUM MIH WORK SHOP KURIKULUM MIH MENYUSUN KURIKULUM PROGRESIF MIH BERBASIS KKNI DAN SNPT 2015 DI UNIVERSITAS NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 1 APRIL 2017 Oleh: PROF.DR.SUTEKI, S.H.,M.HUM. KETUA PROGRAM MAGISTER ILMU

Lebih terperinci

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2014 KATA PENGANTAR Penerbitan Katalog Pascasarjana dimaksudkan untuk memberikan panduan pelaksanaan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP 19780710 200801 1 012 CAKUPAN KAJIAN Pengertian dan cakupan kompetensi guru Kebijakan pemerintah tentang kompetensi guru Analisis berbagai

Lebih terperinci

Capaian pembelajaran program Diploma (D3), Sarjana (S1), Master (S2), dan Doktor (S3) di tingkat ITS dan Jurusan

Capaian pembelajaran program Diploma (D3), Sarjana (S1), Master (S2), dan Doktor (S3) di tingkat ITS dan Jurusan Capaian pembelajaran program Diploma (D3), Sarjana (S1), Master (S2), dan Doktor (S3) di tingkat ITS dan Jurusan Unsur KKNI Sikap dan Tata Nilai Kemampuan Kerja ITS Jurusan Bertagwa kepada Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP) 1

PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP) 1 PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP) 1 PANDUAN PROGRAM PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL I. UMUM Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 Program pendidikan profesi guru pra jabatan yang selanjutnya disebut program

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ASOSIASI DOSEN PGSD INDONESIA KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya rumusan capaian pembelajaran

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 6410/UN40/HK/2016

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 6410/UN40/HK/2016 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 6410/UN40/HK/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN UPI TAHUN 2016 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 2016 ii KATA PENGANTAR Kemajuan

Lebih terperinci

tip.ub.ac.id Rumusan Hasil Workshop Peningkatan Daya Saing Global Lulusan PS Industri Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Tekno

tip.ub.ac.id Rumusan Hasil Workshop Peningkatan Daya Saing Global Lulusan PS Industri Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Tekno tip.ub.ac.id tip.ub.ac.id Rumusan Hasil Workshop Peningkatan Daya Saing Global Lulusan PS Industri Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor, 19 Februari

Lebih terperinci

LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI)

LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI) LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI) PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN SIKAP 1. Bertakwa kepada

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK

KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK 2013-2014 A. Pendahuluan Eksistensi Jenjang S.1 Prodi MPI (Manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 5805/UN40/HK/2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN UPI TAHUN 2015

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 5805/UN40/HK/2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN UPI TAHUN 2015 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 5805/UN40/HK/2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN UPI TAHUN 2015 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Kemajuan ilmu

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DRAFT 2014 PANDUAN PENYUSUNAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI

DRAFT 2014 PANDUAN PENYUSUNAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI DRAFT 2014 PANDUAN PENYUSUNAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI Disusun oleh Endrotomo Capaian Pembelajaran (learning outcomes): Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes) kompetensi

Lebih terperinci

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS DAN MANAJEMEN

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS DAN MANAJEMEN KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS DAN MANAJEMEN RASIONAL PROGRAM Program Studi S2 Pendidikan Bisnis dan Manajemen hingga saat ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Program Studi S2 Pendidikan

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010 TENTANG PANDUAN UMUM PENYUSUNAN KURIKULUM 2010 PROGRAM STUDI JENJANG SARJANA DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA SATU, DIPLOMA DUA, DAN DIPLOMA TIGA DIPLOMA SATU DIPLOMA DUA DIPLOMA TIGA

PROGRAM DIPLOMA SATU, DIPLOMA DUA, DAN DIPLOMA TIGA DIPLOMA SATU DIPLOMA DUA DIPLOMA TIGA - 59 - SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INIDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI A. RUMUSAN SIKAP Setiap lulusan program

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN Indonesian ualification Framework GATS & AFTA, UU SISDIKNAS, REGIONAL CONVENTIONS KESIAPAN INDONESIA MENERIMA INFLUX TENAGA KERJA ASING DALAM BERBAGAI JENJANG PEKERJAAN DI INDUSTRI/PERUSAHAAN REKOGNISI

Lebih terperinci

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

Pedoman Revisi Kurikulum UNSIMAR Poso PJM

Pedoman Revisi Kurikulum UNSIMAR Poso PJM Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-nya pembuatan buku Pedoman Revisi dan Penerapan Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar

Lebih terperinci

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI Indonesian ualification Framework GATS & AFTA, UU SISDIKNAS, REGIONAL CONVENTIONS KESIAPAN INDONESIA MENERIMA INFLUX TENAGA KERJA ASING DALAM BERBAGAI JENJANG PEKERJAAN DI INDUSTRI/PERUSAHAAN REKOGNISI

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

STANDAR ISI PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

STANDAR ISI PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN STANDAR ISI PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Rumpun A. Kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam 7 14 SKS Pengalaman Belajar Mata Kuliah 1. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)

Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) Rancangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Susiwi S Pengantar Kurikulum nasional perlu terus disempurnakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

DRAF STANDAR MUTU TAHUN

DRAF STANDAR MUTU TAHUN DRAF STANDAR MUTU UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019 oleh Pusat Penjaminan Mutu LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Kata Pengantar Puji

Lebih terperinci

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU ~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR Draf 03 12 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR PROSES PEMBELAJARAN Kode/No : STD/SPMI/A.03 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-10 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN undiknas, 2016 all rights reserved

Lebih terperinci

Visi Misi. Published on Program Pascasarjana (http://pkk.pps.uny.ac.id) published by admin on Wed, :46 VISI

Visi Misi. Published on Program Pascasarjana (http://pkk.pps.uny.ac.id) published by admin on Wed, :46 VISI Published on Program Pascasarjana (http://pkk.pps.uny.ac.id) Home > Visi Misi Visi Misi published by admin on Wed, 2012-08-29 10:46 VISI Terwujudnya Program studi sebagai pusat unggulan yang menghasilkan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI Disajikan pada kegiatan PPM Di UPTD BALEENDAH KAB BANDUNG Oleh BABANG ROBANDI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Makna Kompetensi

Lebih terperinci

STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO STANDAR ISI PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 01 UNGARAN Standar Isi Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Ngudi Waluyo SPMI-UNW SM

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA ASOSIASI PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2014 PENDAHULUAN Pendidikan dipandang sebagai sarana strategis untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PENDIDIKAN PROFESI GURU SM3T FKIP UNS TAHUN 2017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER RENCANA STRATEGIS 2012-2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER 2012 RENSTRA PS PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia, yakni masalah pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

Lebih terperinci

KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA)

KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA) KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SESUAI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA) KELOMPOK III Lutfi NIM 41038104114115 Clara Vidhia NIM 4103810414097 Subiyanto NIM 4103810414127 Sumarmi NIM 4103810414118

Lebih terperinci

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling Direktur Penjaminan Mutu Jogjakarta, 10 Maret 2018 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1 DEMAND SIDE SUPPLY SIDE Kebutuhan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas Pengampu Mata Kuliah Kode Mata Kuliah

Lebih terperinci

Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum

Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum a. Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta Didik dan Lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

Lebih terperinci

PEDOMAN REVISI DAN PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PEDOMAN REVISI DAN PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM PEDOMAN REVISI DAN PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM VISI MISI Visi STIKES Mataram Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang mampu

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA Imam Gunawan Tiap tiap negara memiliki peraturan perundang undangan sendiri. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai peraturan perundang udangan yang bertingkat,

Lebih terperinci

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2017 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Kampus ITS Sukolilo-Surabaya 60111 Telp: 031-5994418 http://www.its.ac.id STANDAR MUTU SPMI (Quality

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR I. PROGRAM STUDI PGSD JENJANG SARJANA (S1) A. PROFIL Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD-Primary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 Peraturan Dikti Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 12 Februari 2006, 23:34:08 KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan dan persaingan di era globalisasi ini menutut dunia pendidikan mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BUKU RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN PGSD

BUKU RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN PGSD i CAPAIAN PEMBELAJARAN Program Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program PendidikanProfesi Guru SD Program Magister Pendidikan Dasar Program Doktor Pendidikan Dasar ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010 2014 A. Latar Belakang Karakater adalah kualitas individu atau kolektif yang menjadi ciri seseorang atau kelompok. Dalam hal

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN YANG MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDODNESIA (KKNI)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN YANG MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDODNESIA (KKNI) STANDAR KOMPETENSI LULUSAN YANG MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDODNESIA (KKNI) Hasil Worksop Evaluasi Pengambangan Program Studi Batam tanggal 18-21 Mei 2016 Sering dijumpai bahwa kurikulum

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Pengertian kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Beban SKS Efektif Program Studi D.25

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Beban SKS Efektif Program Studi D.25 1 UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) STANDAR BEBAN SKS EFEKTIF PROGRAM STUDI Kode/No : STD/SPMI-A3/D.25 Tanggal : 20-12-2016 Revisi : I Halaman : 1-4 STANDAR BEBAN SKS EFEKTIF PROGRAM STUDI Proses

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 90012008 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGEMBANGAN KURIKULUM NO. POB/STK-PP/03 Disiapkan oleh Tanda Tangan

Lebih terperinci

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved 2 Kebijakan Mutu Akademik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 22/P/SK/HT/2006 TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM 2006 PROGRAM STUDI JENJANG SARJANA DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang

Lebih terperinci

D. Kurikulum 1. Kesesuaian Kurikulum dengan Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan Kurikulum yang dipergunakan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

D. Kurikulum 1. Kesesuaian Kurikulum dengan Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan Kurikulum yang dipergunakan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra 50 D. Kurikulum 1. Kesesuaian Kurikulum dengan Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan Kurikulum yang dipergunakan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI hingga tahun 2006 ini adalah

Lebih terperinci

KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG)

KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG) KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan dapat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci