Instrumen Pertanggungjawaban Perusahaan: Perbandingan antara OECD Guidelines, ISO26000 & UN Global Compact
|
|
- Ida Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Instrumen Pertanggungjawaban Perusahaan: Perbandingan antara OECD Guidelines, ISO26000 & UN Global Compact Materi ini adalah terjemahan dari buku Martje Theuws and Mariette van Huijstee, Corporate Responsibility Instruments: A Comparison of the OECD Guidelines, ISO & the UN Global Compact, Centre for Research on Multinational Corporations (SOMO),
2 Implementasi dari UN Guiding Principles (UNGP) yang menjadi standar akuntabilitas/pertanggungjawaban korporasi OECD Guidelines, ISO dan UN Global Compact menekankan pentingnya Uji Tuntas HAM untuk dilakukan oleh perusahaan. Meskipun tidak ada perbedaan dalam mendefinisikan Uji Tuntas HAM, ketiga inisiatif berbeda dalam ruang lingkup masalah yang diatur. Pedoman OECD dan ISO menetapkan bahwa Uji Tuntas harus dilakukan untuk semua bidang yang tercakup dalam UNGP. Sebaliknya, UN Global Compact hanya meminta perusahaan untuk melakukan Uji Tuntas di bidang hak asasi manusia. Pengantar umum terhadap ketiga instrument akuntabilitas OECD Guidelines OECD Guidelines untuk Perusahaan Multinasional adalah rekomendasi dari organisasi OECD bagi perusahaan yang beroperasi di atau dari negara anggota OECD. OECD Guidelines menyediakan instrumen untuk mengatasi pelanggaran oleh perusahaan melalui mekanisme pelaporan. OECD Guidelines yang diadopsi oleh pemerintah negara-negera anggota OECD diambil berdasarkan OECD Investment Declaration. Pemerintah negeranegara ini membuat komitmen untuk melaksanakan OECD Guidelines dengan mendirikan National Contact Point (NCP). ISO ISO menawarkan panduan bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk pelaksanaan kebijakan 'tanggung jawab sosial'-nya. Standar ISO diadopsi pada tahun 2010 sebagai hasil dari proses negosiasi lima tahun yang melibatkan kelompok kerja internasional dan komite nasional di lebih dari 90 negara. ISO diadopsi oleh Badan Standar Nasional di 72 negara yang telah secara resmi mendukung pemberlakuan standar ini. Lima negara - termasuk Amerika Serikat dan India menolak isi dari standar. Meskipun pemerintah negara-negara dianggap sebagai kelompok pemangku kepentingan, namun standar ini tidak secara resmi diakui oleh pemerintah negera-negara yang turut melakukan pengembangan ISO Namun, beberapa pemerintah, seperti Argentina, China dan Indonesia telah memberikan dukungan eksplisit bagi penerapan ISO UN Global Compact United Nations Global Compact mempromosikan tanggungjawab sosial perusahaan melalui proses pembelajaran bersama. Peserta Global Compact berkomitmen untuk melaksanakan, dalam lingkup pengaruh mereka, ke-sepuluh prinsip Global Compact di bidang hak asasi manusia, tenaga kerja, lingkungan dan anti-korupsi. Meskipun merupakan inisiatif PBB, namun UN Global Compact tidak mendapatkan dukungan pemerintah negaranegara anggota PBB, dan dengan demikian ini adalah murni instrumen sukarela. 2
3 Jangkauan Dengan lebih dari perusahaan dari 145 negara, UN Global Compact adalah inisiatif tanggungjawab perusahaan sukarela terbesar saat ini. Terdapat partisipasi dan dukungan yang kuat dari perusahaan-perusahaan yang berasal dari luar negara-negara barat. Sejak penerapan ISO 26000, standar ini telah diterjemahkan ke dalam standar nasional di lebih dari 60 negara, dimana sekitar setengahnya adalah negara-negara berkembang. Belum pernah ada penelitian mengenai distribusi geografis dari standar ini. Namun, negara-negara di kawasan america latin telah menyatakan keinginan serius untuk menerapkan standar ini. Dibandingkan dengan UN Global Compact dan ISO 26000, OECD Guidelines memiliki jangkauan geografis yang terbatas, karena hanya berlaku untuk perusahaan yang beroperasi di dan dari negara-negara OECD dan negara-negara yang turut dalam OECD Investment Declaration (total sebanyak 46 negara). 3
4 Perbandingan aspek umum Aspek OECD Guidelines for Multinational Enterprises ISO Guidance on Social Responsibility UN Global Compact Tujuan Memberikan rekomendasi bagi pemerintah negera-negara OECD mengenai perilaku bisnis yang bertanggung jawab. Berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Mendorong perusahaan di seluruh dunia untuk mengadopsi kebijakan dan praktek-praktek pembangunan berkelanjutan dan tanggung jawab sosial. Tanggal diadopsi Revisi terakhir tahun 2011, diadopsi pertamakali tahun November Juli Jangkauan berlaku Perusahaan multinasional yang beroperasi di atau dari 34 negara anggota OECD, atau salah satu dari 12 negara-negara non-anggota OECD yang telah menandatangani Deklarasi Investasi OECD. ISO dirancang untuk digunakan oleh semua jenis organisasi, di sektor publik, privat maupun organisasi nirlaba, di seluruh dunia. Lebih dari peserta, termasuk lebih dari bisnis dari 145 negara. Peserta lainnya adalah: bisnis, asosiasi, masyarakat sipil, badanbadan PBB, organisasi serikat pekerja, akademisi, dan organisasi sektor publik. UN Global Compact ini terbuka untuk partisipasi oleh semua perusahaan, di mana pun mereka berada atau beroperasi selama mereka menyatakan dukungan mereka terhadap Sepuluh Prinsip Global Compact. 4
5 Karakter /Sifat Merupakan rekomendasi dari pemerintah yang tidak mengikat untuk perusahaan multinasional yang beroperasi di atau dari negara-negara anggota OECD. Meskipun instrumen ini tidak mengikat perusahaan, pemerintah negara-negara anggota OECD terikat untuk melaksanakannya. Pemerintah mematuhi pedoman ini melalui kewajiban untuk mendirikan National Contact Point (NCP), yaitu untuk mempromosikan pelaksanaan OECD Guidelines dan menangani laporan pelanggaran. Ini adalah instrument sukarela dalam menerapkan kebijakan Corporate Responsibility oleh perusahaan. ISO berisi panduan untuk implementasi kebijakan Corporate Social Responsibility. ISO tidak mengandung persyaratan dan tidak dimaksudkan untuk memberikan sertifikasi (hal ini berbeda dengan sebagian standar ISO lainnya). Sukarela. Peserta dari Global Compact berkomitmen untuk menerapkan (dalam lingkup pengaruh mereka) sepuluh prinsip UN Global Compact di bidang hak asasi manusia, perburuhan, lingkungan dan antikorupsi. UN Global Compact adalah murni inisiatif sukarela. Instrumen ini tidak menghukum atau menegakkan perilaku atau tindakan perusahaan. Sebaliknya, ia dirancang untuk mendorong perubahan dan untuk mempromosikan good corporate citizenship dan mendorong solusi inovatif dan kemitraan. Dukungan Multilateral instrument ini disepakati oleh 46 pemerintah negara OECD dan yang mengikutinya. Panduan ini diakui oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari "instrumen inti dari prinsip-prinsip dan pedoman yang diakui secara internasional mengenai CSR". Didukung oleh multi-stakeholder. ISO adalah otoritas yang diakui dalam membuat standar di seluruh dunia. Sebanyak 99 dari 162 Badan Standar Nasional berpartisipasi dalam pengembangan ISO ISO telah disetujui oleh 94% dari Badan Standar Nasional yang memilih. Badan Standar Nasional dari 5 negara memilih menentang pedoman ini (Kuba, India, Luxemburg, Turki dan Amerika Serikat). Sebanyak 11 negara abstain. ISO juga didukung oleh organisasi penghubung yang berpartisipasi dalam perkembangannya. ISO diakui oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari "instrumen inti dari prinsip-prinsip dan pedoman yang diakui secara internasional mengenai CSR". The UN Global Compact didukung oleh Majelis Umum PBB dan telah diakui pula dalam sejumlah kerjsama antar pemerintah lainnya, termasuk G8. The UN Global Compact diakui oleh Komisi Eropa sebagai bagian dari "instrumen inti dari prinsip-prinsip dan pedoman yang diakui secara internasional mengenai CSR". 5
6 Proses Penyusunan Pedoman OECD untuk MNEs diadopsi pada tahun 1976 dan direvisi pada tahun 1979, 1982, 1984, 1991, 2000 dan Pedoman tersebut dikembangkan dan dirancang oleh pemerintah negaranegara OECD dan negara-negara yang mengikuti. Untuk pembaharuan tahun 2011, pemerintah negara OECD melakukan konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Melalui proses multi-pihak ( ) yang melibatkan para pemangku kepentingan dari negara berkembang dan negara maju. ISO dikembangkan selama proses diskusi multi-pihak selama lima tahun oleh sebuah kelompok kerja dari 435 ahli dari lebih dari 90 negara. Enam kelompok stakeholder berikut ini terwakili dalam kelompok kerja: (1) industri, (2) pemerintah, (3) tenaga kerja, (4) konsumen, (5) organisasi non-pemerintah dan (6) layanan, dukungan, penelitian dan lain-lain (SSRO). ISO Guidance on Social Responsibility diluncurkan pada November The Global Compact diluncurkan pada tahun 2000 oleh mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan. Sepuluh prinsip yang berasal dari konsensus universal diambil dari: Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia; Deklarasi ILO tentang Prinsip dan Hak Fundamental di Tempat Kerja; dan Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan. Mekanisme Monitoring Kewajiban formal yang diberikan oleh OECD Guidelines bagi pemerintah negara-negara yang mengadopsi adalah mendirikan National Contact Point (NCP). Tanggung jawab utama NCP adalah untuk memastikan tindak lanjut dari OECD Guidelines. NCP bertanggung jawab untuk mendorong kepatuhan terhadap OECD Guidelines dalam konteks nasional dan untuk memastikan bahwa OECD Guidelines dikenal dan dipahami oleh komunitas bisnis dan pihak lain yang berkepentingan. Tidak ada verifikasi atau mekanisme penegakan hukum. ISO adalah standar pedoman murni sukarela untuk menerapkan Tanggungjawab Sosial. Setelah penerapan ISO 26000, masa kerja Kelompok Kerja Internasional berakhir, diganti dengan badan yang disebut Post Publication Organization (PPO). Di antara tugas-tugas dari PPO adalah: - Mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi praktek-praktek yang baik dan buruk dalam menggunakan ISO 26000, dan melaporkan kepada ISO/CS. - Memberikan saran kepada ISO/CS atas permintaan interpretasi ISO dari Badan Standarisasi Nasional. Tidak ada monitoring atau penegakan independen. Satu-satunya kewajiban bagi perusahaan yang berpartisipasi adalah bahwa mereka harus mengeluarkan Komunikasi Kemajuan Tahunan (COP). COP tersebut harus menggambarkan kemajuan yang dibuat dalam menerapkan sepuluh prinsip-prinsip UNGC. Namun isi laporan ini tidak akan diperiksa. Kegagalan untuk membuat COP akan mengakibatkan penurunan status peserta dari aktif menjadi non-communicating. Peserta yang tidak membuat laporan kemajuan selama dua tahun berturut-turut akan dikeluarkan dari daftar dan Global Compact mengumumkan nama perusahaan yang dikeluarkan. 6
7 Mekanisme Komplain OECD Guidelines untuk MNEs disertai dengan mekanisme penyelesaian sengketa untuk menyelesaikan komplain tentang dugaan pelanggaran perusahaan. Salah satu kewajiban NCP adalah menggunakan 'Specific Instances', yang digunakan untuk memprose keluhan. Proses pengaduan ini dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah terkait dugaan pelanggaran OECD Guidelines melalui mediasi dan memfasilitasi dialog antara pihak-pihak. Dalam kesimpulannya, NCP akan mengeluarkan pernyataan yang terbuka untuk publik. Jika mediasi gagal, pernyataan NCP itu harus berisi masalah, proses dan rekomendasi kepada para pihak dan dapat mencakup penilaian atas dugaan pelanggaran. NCP dapat menangani komplain mengenai pelanggaran yang terjadi di negaranya atau pelanggaran oleh perusahaan di luar negeri. ISO tidak menyediakan mekanisme untuk mengajukan komplain mengenai dugaan pelanggaran sosial atau lingkungan oleh perusahaan, dan non-kepatuhan dengan standar ISO ISO hanya dapat menangani komplain mengenai penyalahgunaan standar, yang berarti bahwa komplain hanya dapat diajukan mengenai cara perusahaan berkomunikasi mengenai penerapan ISO Misalnya, ISO merupakan instrumen petunjuk dan bukan untuk sertifikasi. Setiap perusahaan yang mengklaim bersertifikat ISO berarti menyalahgunakan ISO Sebelum mengajukan komplain, pelapor diharapkan untuk terlebih dahulu berdialog dengan perusahaan yang bersangkutan. The Global Compact memiliki perangkat yang disebut dengan Integrity Measures (IM). Termasuk di dalam IM adalah prosedur untuk memulai dialog sekitar "tuduhan pelanggaran sistematis atau menyeluruh dari tujuan umum UN Global Compact dan prinsipprinsipnya". Prosedur ini bertujuan untuk mendapatkan respon dari perusahaan yang bertujuan untuk mencapai perbaikan oleh perusahaan dan bukannya proses pengaduan yang lengkap. Jika perusahaan yang bersangkutan menolak untuk terlibat dalam dialog mengenai masalah ini dalam waktu dua bulan setelah pertama kali dihubungi oleh Perwakilan Global Compact, maka perusahaan dapat dikatagorikan sebagai 'noncommunicating'. Status non-communicating ini akan ditulis di website Global Compact. Jika status noncommunicating ini dianggap merugikan reputasi dan integritas Global Compact, maka Global Compact berhak untuk menghapus perusahaan itu dari daftar peserta. 7
8 Aksesabilitas Bebas biaya di unduh melalui OECD website: Harga ISO 26000: 2010 Guidance on Social Responsibility adalah sebesar 162 Euro. The Global Compact menekankan bahwa fokus dari tindakan Integrity Measures tidak dimaksudkan untuk menyelesaikan kasus dugaan pelanggaran sosial atau lingkungan oleh perusahaan. Sepuluh prinsip United Nations Global Compact tercantum di website Global Compact: Jaringan Global Compact lokal beroperasi di 101 negara. Peran jaringan lokal adalah untuk memajukan pelaksanaan sepuluh prinsip oleh perusahaan dan untuk mengatur kegiatan pembelajaran. 8
9 Kelebihan dan kelemahan OECD Guidelines didukung oleh 46 pemerintah anggota OECD. Dukungan pemerintah ini memberikan sebuah landasan yang otoritatif terhadap pelaksanaan OECD Guidelines. Sampai saat ini, OECD Guidelines adalah satu-satunya instrumen akuntabilitas perusahaan yang memiliki mekanisme pengaduan untuk menangani dugaan pelanggaran yang didukung oleh pemerintah. Namun, jangkauan OECD Guidelines terbatas karena hanya berlaku untuk perusahaan yang beroperasi di atau dari salah satu dari 46 negara-negara OECD. Selain itu, beberapa klausa memiliki bahasa yang lemah, termasuk banyak menggunakan kata where appropriate dan bahasa yang kurang kuat dibandingkan rumusan dalam UN Global Compact dan ISO (misalnya paragraf tentang pekerja anak ). Mekanisme Specific Instance memberikan kesempatan bagi organisasi masyarakat sipil untuk menyampaikan komplain mengenai dugaan pelanggaran terhadap OECD Guidelines. Namun, efektivitas instrumen dalam memastikan hasil positif agak terbatas. Selama ini, kemampuan NCP dalam penanganan komplain menunjukkan hasil yang beragam. Standar ISO merupakan pedoman yang dikembangkan dalam proses penyusunan multipihak yang unik. ISO adalah satu-satunya standar tanggung jawab sosial perusahaan multi-pihak yang disusuan dengan memperhatikan masukan-masukan yang kuat dari negara-negara berkembang, dan NGOs di negara-negara tersebut. ISO memiliki jangkauan yang berpotensi besar untuk bisnis dan organisasi lain di seluruh dunia. Penelitian awal menunjukkan bahwa ISO sangat menarik bagi perusahaan di negara-negara berkembang. ISO tidak mengandung persyaratan dan tidak dimaksudkan untuk sertifikasi. Namun, tanpa adanya mekanisme verifikasi dan mekanisme penegakannya, akan sulit untuk menilai dampak yang dihasilkan dari penerapan ISO Saat ini, UN Global Compact merupakan inisiatif tanggung jawab perusahaan yang paling populer di kalangan bisnis, dengan lebih dari peserta perusahaan, dimana basis keanggotaan terbesarnya berada di negara-negara berkembang. Mekanismenya yang sederhana dan perusahaan diberikan kesempatan untuk secara terbuka berkomitmen menerapkan Sepuluh Prinsip UN Global Compact merupakan faktor pendukung utama. Namun, UN Global Compact juga memeliki kelemahan, yaitu tidak adanya mekanisme penyaringan bagi keanggotaan baru, dan tidak adanya mekanisme penegakan hukum untuk menjamin bahwa peserta perusahaan telah mematuhi Sepuluh Prinsip UN Global Compact. Terdapat kemungkinan risiko bahwa perusahaan menggunakan keanggotaannya dalam UN Global Compact semata-mata sebagai sarana untuk meningkatkan citra perusahaan, dan tidak secara nyata mengadakan perbaikan perilaku terhadap isu-isu kepentingan sosial dan perlindungan lingkungan. Bagaimana Organisasi Masyarakat Sipil dapat menggunakan instrumen-instrumen ini? OECD Guidelines: Mediasi OECD Guidelines dan prosedur pengaduannya memberikan kesempatan bagi organisasi masyarakat sipil dan serikat buruh untuk memperbaiki kesalahan perusahaan dan mencari penyelesaian konflik bagi pihak yang terkena dampak. Meskipun OECD Guidelines tidak mengikat perusahaan, namun pemerintah secara hukum terikat untuk melaksanakannya dan memiliki kewajiban untuk mendirikan National Contact Point (NCP) untuk menangani pengaduan. Tujuan dari prosedur pengaduan adalah untuk menyelesaikan dugaan pelanggaran OECD Guidelines melalui mediasi, atau dengan kata lain memfasilitasi dialog 9
10 antara para pihak. Prosedur pengaduan yang didukung oleh pemerintah ini merupakan karakteristik unik dari OECD Guidelines. Perlu dicatat bahwa organisasi masyarakat sipil dan serikat pekerja telah memiliki beberapa pengalaman berkaitan dengan bagaimana NCP menangani keluhan. Proses mediasi mungkin akan panjang dan hasil yang positif tidak dapat dijamin. OECD Watch, jaringan internasional dari organisasi masyarakat sipil, mengidentifikasi dan mengawasi kasus-kasus yang diajukan oleh organisasi masyarakat sipil kepada NCP diseluruh dunia. Selain itu, jaringan ini telah menerbitkan panduan yang mencakup panduan mengenai langkah-langkah dalam mengajukan komplain. Organisasi masyarakat sipil yang sedang mempertimbangkan untuk mengajukan komplain pada NCP disarankan untuk melihat bahan-bahan yang disediakan oleh OECD Watch melalui UN Global Compact: mengatasi klaim yang tidak benar dan memulai dialog Karena mekanisme akuntabilitas Global Compact yang lemah, saat ini ada banyak peserta korporasi yang melanggar salah satu atau beberapa prinsip dari Sepuluh Prinsip UN Global Compact. Jika sebuah organisasi masyarakat sipil bermaksud menangani dugaan pelanggaran tertentu oleh korporasi, disarankan memeriksa daftar peserta UN Global Compact di untuk melihat apakah perusahaan yang bersangkutan adalah anggota UN Global Compact. Jika perusahaan adalah anggota dari UN Global Compact, maka dapat dugaan dapat ditujukan terhadap perusahaan atas kegagalannya untuk memenuhi komitmen publik. Selain itu, mengirimkan pengaduan/komplain kepada UN Global Compact melalui proses Integrity Measures dapat juga dilakukan. Proses Integrity Measures meliputi prosedur untuk memulai dialog atas pelanggaran serius terhadap tujuan keseluruhan UN Global Compact dan prinsip-prinsipnya. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mempromosikan dialog antara pengadu dengan perusahaan yang bersangkutan. Pada akhirnya, perusahaan dapat dihapuskan dari daftar peserta UN Global Compact, namun hal ini sangat jarang terjadi. Mengajukan keluhan kepada UN Global Compact dapat berguna untuk mendapatkan respon dari perusahaan yang bersangkutan dan untuk terlibat dalam dialog dengan perusahaan. Kedua, hal ini akan memberikan masukan kepada UN Global Compact, bahwa tanpa pengawasan dan mekanisme penegakan mekanisme yang memadai, inisiatif ini gagal untuk mengatur perilaku perusahaan. Contoh-contoh pengaduan yang dikirim kepada UN Global Compact di bawah Integrity Measures dapat ditemukan pada blog berikut ini: ISO 26000: mengatasi klaim yang tidak benar dan menilai kebijakan tanggung jawab perusahaan ISO menawarkan panduan rinci tentang berbagai tanggung jawab perusahaan dan aspek akuntabilitas perusahaan. ISO menyediakan kerangka acuan bagi organisasi masyarakat sipil untuk menilai kebijakan dan prosedur perusahaan. Mengingat fakta bahwa ISO memberikan pedoman bagi semua organisasi, organisasi masyarakat sipil juga dapat menggunakan instrumen untuk mengembangkan kebijakan akuntabilitas mereka sendiri dan mempraktekkannya. Selain itu, penyalahgunaan terhadap ISO dapat diselesaikan. Meskipun ISO memberikan panduan, namun instrument ini tidak mengandung persyaratan, dan tidak memiliki mekanisme pengaduan terhadap pelanggaran ISO Namun, dimungkinkan untuk mengajukan complain mengenai penyalahgunaan ISO ISO secara eksplisit menyatakan bahwa instrument ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi. Setiap klaim dari perusahaan bahwa telah mendapatkan sertifikat ISO
11 merupakan penyalahgunaan ISO Beberapa kasus penyalahgunaan telah dilaporkan. Laporan penyalahgunaan ISO dapat ditemukan melalui 11
Kerangka Tiga Pilar Bisnis & HAM: Uji Tuntas HAM
Kerangka Tiga Pilar Bisnis & HAM: Uji Tuntas HAM Iman Prihandono, Ph.D Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum, Universitas Airlangga email: iprihandono@fh.unair.ac.id Bagaimanakah bisnis mempengaruhi
Lebih terperinciECD Watch. Panduan OECD. untuk Perusahaan Multi Nasional. alat Bantu untuk pelaksanaan Bisnis yang Bertanggung Jawab
ECD Watch Panduan OECD untuk Perusahaan Multi Nasional alat Bantu untuk pelaksanaan Bisnis yang Bertanggung Jawab Tentang Panduan OECD untuk perusahaan Multi nasional Panduan OECD untuk Perusahaan Multi
Lebih terperinciPERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER
PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung
Lebih terperinciDiadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH
Deklarasi Hak dan Kewajiban Individu, Kelompok dan Badan-badan Masyarakat untuk Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal Diadopsi oleh resolusi Majelis
Lebih terperinciMENGHORMATI SESAMA DAN MASYARAKAT: PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA. 1 Oktober 2016.
MENGHORMATI SESAMA DAN MASYARAKAT: PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA 1 Oktober 2016.. DAFTAR ISI Pendahuluan 4 Cara kami menerapkan standar kami 5 Standar-standar kami 5 Karyawan 5 Nasabah 6 Komunitas
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinciTINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI
TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)
Lebih terperinciPRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012
PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards
Lebih terperinci15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG
Lebih terperinciPedoman Perilaku BSCI 1
Pedoman Perilaku BSCI 1 Kehadiran Pedoman Perilaku BSCI versi 1/2014 bertujuan mendirikan nilai-nilai dan prinsipprinsip bahwa para Peserta BSCI berusaha untuk menerapkan dalam rantai pasokan mereka. Pedoman
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciK189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011
K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi
Lebih terperinciKebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola
Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola BP 2013 Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1. Pendahuluan Kami mengirimkan energi kepada dunia.
Lebih terperinciDEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA
DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA Disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 9 Desember 1998 M U K A D I M A H MAJELIS Umum, Menegaskan kembalimakna penting dari ketaatan terhadap
Lebih terperinciSTATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*
STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah
Lebih terperinciPenilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI
PSN 306-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI Badan Standardisasi Nasional PSN 306-2006 Daftar isi Daftar isi i Prakata
Lebih terperinciK 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000
K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 2 K-183 Konvensi Perlindungan Maternitas, 2000 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciPada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace
Pasal 2 (3) dari Piagam PBB - Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak
Lebih terperinciPROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA
PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan penuh terhadap Konvensi tentang Hak-Hak Anak, yang
Lebih terperinciR197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1 R-197 Rekomendasi Mengenai Kerangka Promotional Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan
Lebih terperinciK81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
K81 PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN 1 K-81 Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan
Lebih terperinciK 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982
K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 K-158 Konvensi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciK111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN
K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciH. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa
Lebih terperinci4. Metoda penerapan Konvensi No.111
Diskriminasi dan kesetaraan: 4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan
Lebih terperinciK 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992
K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 2 K-173 Konvensi Perlindungan Klaim Pekerja (Kepailitan Pengusaha), 1992 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan
Lebih terperinciK187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K187 Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1 K187 - Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ISBN 978-92-2-xxxxxx-x Cetakan Pertama, 2010
Lebih terperinciPedoman KAN 403-2011 Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis
Pedoman KAN 403-2011. Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis Komite Akreditasi Nasional Pedoman KAN 403-2011 Daftar isi Kata pengantar...ii
Lebih terperinciMENGHARGAI SESAMA DAN MASYARAKAT PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA
DAN MASYARAKAT 24 08 2010 PENDEKATAN ANZ TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DAFTAR ISI PENDAHULUAN 3 BAGAIMANA KAMI MENERAPKAN STANDAR KAMI 4 STANDAR HAK ASASI MANUSIA KAMI 4 SISTEM MANAJEMEN KAMI 6 3 PENDAHULUAN
Lebih terperinciPoint penting dari diskusi Panel Dalam First Session IGWG Meeting on Binding Treaty for TNCs (6-10 July 2015):
Point penting dari diskusi Panel Dalam First Session IGWG Meeting on Binding Treaty for TNCs (6-10 July 2015): Panel 1 Intinya tidak ada pertentangan antara The GP dengan legally binding treaty process,
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Perilaku Korporasi
Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce
No.1753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Pengawasan Ketenagakerjaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Lebih terperinciKode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"
Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri
Lebih terperinciR198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA
R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciKode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"
Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri
Lebih terperinciSUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan
No. Dokumen ID : AGRO-SFM-002-PR Tanggal Terbit Sebelumnya : N/A Halaman : 1 dari 11 1.0 LATAR BELAKANG Grup APRIL ("APRIL") telah mengumumkan Kebijakan APRIL Grup dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
Lebih terperinciAkses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia
MIGRANT WORKERS ACCESS TO JUSTICE SERIES Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia RINGKASAN EKSEKUTIF Bassina Farbenblum l Eleanor Taylor-Nicholson l Sarah Paoletti Akses
Lebih terperinciPIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )
PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.
Lebih terperinciK143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975
K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang
Lebih terperinciKomite Advokasi Nasional & Daerah
BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR
Lebih terperinciR-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982
R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 R-166 Rekomendasi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciPrinsip Dasar Peran Pengacara
Prinsip Dasar Peran Pengacara Telah disahkan oleh Kongres ke Delapan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) mengenai Pencegahan Kriminal dan Perlakuan Pelaku Pelanggaran, Havana, Kuba, 27 Agustus sampai 7
Lebih terperinciRespon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di
AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar
Lebih terperinciKode Etik PT Prasmanindo Boga Utama
Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama POL-GEN-STA-010-00 Printed copies of this document are uncontrolled Page 1 of 9 Kode Etik PT PBU & UN Global Compact Sebagai pelopor katering di Indonesia, perusahaan
Lebih terperinciKODE ETIK PEMASOK KODE ETIK PEMASOK
KODE ETIK 16 December 2016 i DAFTAR ISI KOMITMEN ANZ 2 KOMITMEN PARA KAMI 2 HAK ASASI MANUSIA DAN HUBUNGAN DI TEMPAT KERJA 3 Hak Asasi Manusia 3 Gaji, Tunjangan & Kondisi dan Syarat Kerja 3 Kerja Paksa
Lebih terperinciPanduan OECD untuk MNCs
Panduan OECD untuk MNCs Pendahuluan 1. Panduan OECD untuk MNCs merupakan rekomendasi pemerintah untuk MNCs. Panduan ini menyediakan prinsip dan standar secara sukarela untuk kode etik usaha yang bertanggungjawab
Lebih terperinciR-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958
R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 2 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan
Lebih terperinciR-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981
R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan
Lebih terperinciInisiatif Accountability Framework
Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda
Lebih terperinciKebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan
1/5 Keberlanjutan merupakan inti dari strategi dan kegiatan operasional usaha Valmet. Valmet mendorong pelaksanaan pembangunan yang dan berupaya menangani masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilainya
Lebih terperinciKODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.
KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta
Lebih terperinciPemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")
Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ini dibuat oleh Center for Internasional Forestry Research (CIFOR) dan tidak bisa dianggap sebagai terjemahan resmi. CIFOR tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan
Lebih terperinciDeklarasi Dhaka tentang
Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi
Lebih terperinciVisi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi
Profil LSP KPK Dalam upaya mendukung percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia agar lebih efektf, profesional, dan berdampak, KPK membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang bersifat indenpenden.
Lebih terperinciK69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL
K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL 1 K-69 Sertifikasi Bagi Juru Masak Di Kapal 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciK88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA
K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA 1 K-88 Lembaga Pelayanan Penempatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam
Lebih terperinciMENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL
MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary
Lebih terperinciPERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN
PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:
Lebih terperinci17 BAB 1 PENDAHULUAN
17 BAB 1 PENDAHULUAN 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikatnya setiap orang maupun organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya. Pada konteks perusahaan, tanggung jawab
Lebih terperinciPidato Dr. R.M. Marty M. Natalegawa. Menteri Luar Negeri. Republik Indonesia. Pada Pertemuan Pejabat Tinggi
Pidato Menlu RI Dr. R.M. Marty M. Natalegawa Pada Pertemuan Pejabat Tinggi Untuk Pembentukan ASEAN Supreme Audit Institutions (SAI), Jakarta, 13 Oktober 2011 Kamis, 13 Oktober 2011 Mohon diperiksa disesuaikan
Lebih terperinciPIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )
PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN
Lebih terperinciPedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu
Lampiran 1 Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu 1. PENDAHULUAN 1.1. Pertimbangan Umum Penggunaan dan ketergantungan napza adalah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung
Lebih terperinciUndang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha
No.1775, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DJSN. Kode Etik. Majelis Kehormatan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DAN MAJELIS KEHORMATAN DEWAN JAMINAN SOSIAL
Lebih terperinciAdministrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original
Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas
Lebih terperinciR-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951
R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951 2 R-90 Rekomendasi Pengupahan Setara, 1951 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciPEDOMAN OECD UNTUK PERUSAHAAN MULTINASIONAL
ORGANISATION FOR ECONOMIC CO-OPERATION AND DEVELOPMENT PEDOMAN OECD UNTUK PERUSAHAAN MULTINASIONAL Apa itu OECD OECD (Organization for Economic Cooperation & Development) adalah organisasi untuk kerjasama
Lebih terperinciDRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciDRAFT PEDOMAN MENGENAI HUBUNGAN AICHR DENGAN ORGANISASI MASYARAKAT MADANI
PEDOMAN MENGENAI HUBUNGAN AICHR DENGAN ORGANISASI MASYARAKAT MADANI As of 14 November 2013 I. Pendahuluan 1. Salah satu tujuan ASEAN seperti yang diatur dalam Piagam ASEAN adalah untuk memajukan ASEAN
Lebih terperinciKomisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015
Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015 Poin pembelajaran Konteks kelahiran Komnas HAM Dasar pembentukan
Lebih terperinciK 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949
K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949 2 K-95 Konvensi Perlindungan Upah, 1949 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK
-- 1 -- PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.
BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat
Lebih terperinciR201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011
R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak
Lebih terperinciStudi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE
Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE 1. Persoalan apa yang akan diselesaikan? Pertumbuhan produktivitas di negara-negara
Lebih terperinciCatatan Pengarahan FLEGT
FLEGT PENEGAKAN HUKUM, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN SEKTOR KEHUTANAN Jaminan legalitas berbasis peserta pasar dan pemberian izin FLEGT Latar belakang Rencana Tindakan mengenai Penegakan Hukum, Tata Kelola
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003 (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2003) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciProgram "Integritas Premium" Program Kepatuhan Antikorupsi
Program "Integritas Premium" Program Kepatuhan Antikorupsi Tanggal publikasi: Oktober 2013 Daftar Isi Indeks 1 Pendekatan Pirelli untuk memerangi korupsi...4 2 Konteks regulasi...6 3 Program "Integritas
Lebih terperinciNilai-nilai dan Etika Securitas. Securitas AB Tata Kelola Perusahaan Direvisi pada 3 Nopember 2014
Nilai-nilai dan Etika Securitas Securitas AB Tata Kelola Perusahaan Direvisi pada 3 Nopember 2014 Berlaku mulai tanggal 3 Nopember 2014 Daftar isi Page 2 of 10 1 PRINSIP-PRINSIP UMUM... 3 2 NILAI-NILAI
Lebih terperinciTahap Konsultasi untuk Mekanisme Akuntabilitas
Tahap Konsultasi untuk Mekanisme Akuntabilitas Mendengarkan Masyarakat yang Terkena Dampak Proyek-Proyek Bantuan ADB Apa yang dimaksud dengan Mekanisme Akuntabilitas ADB? Pada bulan Mei 2003, Asian Development
Lebih terperinciK105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA
K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA 1 K 105 - Penghapusan Kerja Paksa 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan
Lebih terperinciDiadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002
Protokol Konvensi Hak Anak Tentang Perdagangan Anak, Prostitusi Anak dan Pronografi Anak Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002 Negara-negara peserta tentang
Lebih terperinciKode Etik Bisnis Pemasok Smiths
Kode Smiths Pengantar dari Philip Bowman, Kepala Eksekutif Sebagai sebuah perusahaan global, Smiths Group berinteraksi dengan pelanggan, pemegang saham, dan pemasok di seluruh dunia. Para pemangku kepentingan
Lebih terperinciK182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK
K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK 1 K 182 - Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak 2 Pengantar
Lebih terperinciMAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M
INTERMEDIATE HUMAN RIGHTS TRAINING BAGI DOSEN HUKUM DAN HAM Hotel Novotel Balikpapan, 6-8 November 2012 MAKALAH CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan Oleh: Antarini
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan
Lebih terperinciK177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)
K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 1 K177 - Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciSesi 7: Pelecehan Seksual
Sesi 7: Pelecehan Seksual 1 Tujuan belajar 1. Mengidentifikasi contoh-contoh pelecehan seksual secara umum dan khususnya di tempat kerja 2. Mempelajari ruang lingkup perlindungan UU dan peraturan yang
Lebih terperinciFreeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014
Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga
Lebih terperinci15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN
Lebih terperinciKODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA
KODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA MUKADIMAH Profesional SDM Indonesia yang berada dibawah naungan Perhimpunan Manajemen Sumberdaya Manusia Indonesia (PMSM) menjunjung tinggi nilai-nilai yang diemban
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indo
No.1611, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENLU. Manajemen Risiko. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas:
PRINSIP ESSILOR Setiap karyawan Essilor dalam kehidupan professionalnya ikut serta bertanggung jawab untuk menjaga reputasi Essilor. Sehingga kita harus mengetahui dan menghormati seluruh prinsip yang
Lebih terperinciKOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev.
1 KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev. 1 at 45 (1994) KOMITE HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA, komentar umum no. 2.
Lebih terperinciSerikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.
BAB V KESIMPULAN Melalui perjalanan panjang bertahun-tahun, Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Perjanjian Perdagangan Senjata (Arms Trade Treaty/ATT), perjanjian internasional pertama yang menetapkan
Lebih terperinciLEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia
LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA Lembar Fakta No. 19 Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia PENDAHULUAN PBB terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan mencapai salah
Lebih terperinciEtika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga
Etika dan integritas Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga i Pihak ketiga berarti orang atau perusahaan yang memasok barang atau jasa kepada Syngenta atau atas nama kami. ii pejabat publik dapat mencakup,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION AGAINST TORTURE AND OTHER CRUEL, INHUMAN OR DEGRADING TREATMENT OR PUNISHMENT (KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN
Lebih terperinci