Modul : Kelainan adrenal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modul : Kelainan adrenal"

Transkripsi

1 Modul : Kelainan adrenal Mengembangkan kompetensi Sesi didalam kelas Sesi dengan fasilitas pembimbing Sesi praktek dan pencapaian kompetensi Waktu.. x 2 jam (classroom session).. minggu (coaching session) 12 minggu (facilitation and assessment) Tujuan Umum : Setelah mengikuti modul ini peserta didik mampu menguraikan latar belakang, mengenali gejala dan tanda, melakukan diagnosis, melakukan penatalaksanan, dan menangani komplikasi Kelainan Adrenal. Tujuan Khusus / Pembelajaran : Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk : (K4) 1. Mengenal anatomi dari kelenjar Adrenal 2. Menjelaskan fungsi kelenjar Adrenal 3. Menjelaskan patofisiologi dan epidemiologi singkat Kelainan Adrenal 4. Mengenali gejala dan tanda penderita Kelainan Adrenal 5. Melakukan langkah-langkah diagnosis penderita Kelainan Adrenal 6. Mengenal differensial diagnosa dari kelainan adrenal 7. Melakukan pilihan terapi pada Kelainan Adrenal 8. Melakukan operasi Adrenalektomi 9. Melakukan langkah follow-up penderita Kelainan Adrenal Proses Pembelajaran : Menguatkan proses pembelajaran Kenalkan diri anda, jabatan dan tanggung jawab anda dalam proses pembelajaran serta bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi penuh dari peserta didik Tujuan 1 : Menjelaskan letak kelenjar Adrenal secara anatomis 1.Kuliah singkat dan diskusi tentang anatomi kelenjar Adrenal yang mencakup pendekatan operasi untuk adrenalectomy ( must to know pointers ) 2.Curah pendapat mengenai variasi anatomi kelenjar Adrenal Tujuan 2 : Menjelaskan fungsi kelenjar adrenal

2 1.Kuliah singkat dan diskusi tentang anatomi kelenjar Adrenal mencakup fisiologi keseimbangan dan regulasi hormon dalam tubuh 2.Curah pendapat mengenai fungsi kelenjar Adrenal Tujuan 3 : Menjelaskan patofisiologi dan epidemiologi singkat Kelainan Adrenal 1.Kuliah singkat dan diskusi tentang patofisiologi Kelainan Adrenal yang mencakup proses perubahan yang terjadi pada level seluler secara singkat ( must to know pointers ) 2.Kuliah singkat dan diskusi tentang epidemiologi singkat Kelainan Adrenal Tujuan 4 : Mengenali gejala dan tanda penderita Kelainan Adrenal Curah pendapat dan diskusi tentang gejala dan tanda penderita dengan Kelainan Adrenal Tujuan 5 : Melakukan langkah-langkah diagnosis penderita Kelainan Adrenal Coaching dan praktik pada pasien sungguhan, yang berupa : Melakukan Anamnesa Melakukan pemeriksaan fisik Meminta pemeriksaan kadar ACTH, manipulasi dari axis adrenal-hipofise anterior dengan steroid exogen dan mengukur kadar kortisol dalam serum dan urin ( Pada Cushing s syndrome ) Meminta pemeriksaan kadar Kalium darah, kadar Renin plasma dan kadar Aldosterone dalam serum dan urine ( Pada Conn s syndrome ) Meminta pemeriksaan kadar catecholamine ( Epinephrine dan Norepinephrine ) dalam serum dan urine ( Pada Pheochromocytoma ) Meminta pemeriksaan CT Scan atau MRI Tujuan 6 : Mengenal differensial diagnosa dari kelainan adrenal 1.Kuliah singkat dan diskusi tentang diagnosa sampingan (differential diagnosa) yang mungkin terjadi pada kelainan seputar kelenjar Adrenal 2.Diskusi dan coaching tentang diferensial diagnosa yang mungkin ditemukan 3.Curah pendapat dan diskusi bagaimana mengeleminasi diferensial diagnosa yang mungkin muncul

3 Tujuan 7 : Menentukan pilihan terapi pada Kelainan Adrenal Metode Pembelajaran : 1.Kuliah singkat mengenai pilihan terapi pada Kelainan Adrenal 2.Diskusi dan coaching tentang pilihan penatalaksanan Kelainan Adrenal 3.Curah pendapat dan diskusi kasus tentang dasar pemilihan terapi dan komplikasi masing-masing terapi Tujuan 8 : Melakukan operasi adrenalektomi 1.Video operasi adrenalektomi 2.Demo oleh pembimbing pada pasien sungguhan 3.Asistensi operasi membantu pembimbing 4.Operasi sendiri dengan pengawasan 5.Operasi sendiri tanpa pengawasan langsung Tujuan 8 : Melakukan langkah follow-up penderita Kelainan Adrenal Curah pendapat dan diskusi kasus mengenai prosedur follow-up penderita Kelainan Adrenal pada setiap pilihan terapi Persiapan Sesi : Peralatan Audiovisual Materi presentasi : PowerPoint Kelainan Adrenal Kasus Alat Bantu latih : Model anatomi gambar anatomi dari buku teks Referensi Kompetensi : Mengenali dan menatalaksana Kelainan adrenal, kompetensi yang diharapkan adalah K3, P4,A4 dengan tingkat kerja skill competency. Keterampilan : Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik diharapkan terampil : Menjelaskan anatomi kelenjar adrenal Menjelaskan fungsi kelenjar adrenal Menjelaskan patofisiologi dan epidemiologi singkat Kelainan Adrenal Mengenali gejala dan tanda penderita Kelainan Adrenal Melakukan langkah-langkah diagnosis penderita Kelainan Adrenal Melakukan pilihan terapi pada Kelainan Adrenal

4 Mengenali semua diferensial diagnosa dari kelainan adrenal dan sekaligus mampu mengeliminasi Melakukan operasi adrenalektomi Melakukan langkah Follow-up penderita Kelainan Adrenal Gambaran Umum : Kelainan adrenal adalah kelainan yang memberikan gejala khas sindroma endokrin seperti sindroma Cushing, hiperaldosteron, dan hipersekresi hormon katekolamin. Salah satu penyebab dari kelainan adrenal adalah tumor adrenal, seperti kortikoadenoma adrenal (25 kasus setiap tahunnya di AS), kortikokarsinoma adrenal ( kasus setiap tahunnya di AS), pheokromositoma (1% dari penderita hipertensi) serta massa yang ditemukan secara insidental (0,35% - 4,4% pada pemeriksaan CT scan). Kemajuan teknologi minimal invasif dan teknik imaging resolusi tinggi telah meningkatkan frekuensi ditemukannya massa adrenal secara tidak disengaja (incidentaloma). Hal ini sampai sekarang tetap menjadi masalah klinik karena bila lesi tersebut ternyata tumor ganas baik primer ataupun metastase atau tumor jinak dengan hiperfungsi endokrin, maka harus dilakukan evaluasi lebih lanjut serta ditangani secara komprehensif. Penanganan kelainan adrenal secara umum tergantung pada penanganan terhadap penyakit primernya. Diagnosis dari kelainan adrenal merupakan kombinasi diagnostik antara metode analisa sekresi abnormal dari hormon adrenal dengan teknik radiologi untuk mengetahui lokasi dan karakterisasi dari lesi adrenal yang spesifik. CT scan tetap menjadi pilihan imaging terbaik saat ini dalam mengidentifikasilesi adrenal yang kecil. Potongan tipis dari CT scan dapat mengidentifikasi lesi adrenal dengan ukuran 0,5 cm. MRI memiliki kelebihan dalam memberikan informasi tentang tipe sel dan membedakan adenoma dengan tumor meduler atau metastase karsinoma. Penanganan penderita dengan kelainan adrenal memerlukan pemahaman tentang fisiologi normal dari kelenjar adrenal, medulla dan kortek, anatomi kelenjar adrenal serta struktur jaringan disekitarnya dari sudut tiga dimensi, serta pengetahuan tentang berbagai kelainan patologi yang bisa terjadi pada kelenjar adrenal. Saat ini dengan kemajuan teknik diagnosa, variasi hasil evaluasi hormonal dapat digunakan untuk membedakan

5 jenis kelainan adrenal yang spesifik. Bila diagnosa telah ditegakkan, ahli bedah harus cukup dibekali pengetahuan tentang persiapan pra bedah, pilihan teknik operasi atau laparoskopi adrenalektomi serta waspada terhadap komplikasi yang bisa terjadi selama operasi dan setelah operasi. Penjelasan/Latar belakang : Sehubungan dengan penjelasan pada gambaran umum yang menyatakan bahwa penatalaksanaan Kelainan Adrenal adalah tindakan operatif maka komponen pengetahuan pada modul ini mempunyai kapasitas yang lebih kecil daripada komponen psikomotor. Dengan demikian, sesi praktik klinik akan menjadi lebih dominan di dalam proses pembelajaran. Titik berat sesi praktik klinik ditekankan pada kompetensi melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, permintaan pemeriksaan penunjang dalam kaitannya dengan identifikasi dan diagnosis Kelainan Adrenal. Contoh Kasus Penderita wanita, 23 tahun dengan perkembangan moon face, abnormalitas menstruasi, obesitas, dan hipertensi. Penderita juga mengeluh pigmentasi pada wajah dan otot extremitas yang makin lemah. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan kadar kortisol yang tinggi dan intoleransi glukosa. Diskusi : Apakah penderita diatas mempunyai kemungkinan Kelainan Adrenal? Bagaimana cara mendiagnosis Kelainan Adrenal pada penderita di atas? Bagaimana cara penatalaksanaannya? Rangkuman hasil diskusi : Dari gejala yang ada, dapat diduga bahwa penderita mengalami Kelainan Adrenal Diagnosis :

6 - Anamnesis dan pemeriksaan fisik : adanya perkembangan moon face dan tanda awal lainnya dari Sindroma Cushing Tatalaksana : Prosedur Operatif ( Adrenalektomi ) Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk : (K4) Menjelaskan anatomi dari kelenjar adrenal Menjelaskan fungsi kelenjar adrenal Menjelaskan patofisiologi dan epidemiologi singkat Kelainan Adrenal Mengenali gejala dan tanda penderita Kelainan Adrenal Melakukan langkah-langkah diagnosis penderita Kelainan Adrenal Mengenali semua diferensial diagnosa dari kelainan adrenal dan sekaligus mampu mengeliminasi Melakukan pilihan terapi pada Kelainan Adrenal Melakukan operasi adrenalektomi Melakukan langkah Follow-up penderita Kelainan Adrenal Proses Pembelajaran Menguatkan proses pembelajaran Kenalkan diri anda, jabatan dan tanggung jawab anda dalam proses pembelajaran serta bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi penuh dari peserta didik Tujuan 1 : Menjelaskan letak kelenjar adrenal secara anatomis 1. Kuliah singkat dan diskusi tentang anatomi kelenjar Adrenal yang mencakup pendekatan operasi untuk adrenalectomy (must to know pointers) 2. Curah pendapat dan diskusi Tujuan 2 : Menjelaskan fungsi kelenjar adrenal 1. Kuliah singkat dan diskusi tentang anatomi kelenjar Adrenal yang mencakup pendekatan operasi untuk adrenalectomy (must to know pointers) 2. Curah pendapat dan diskusi Tujuan 3 : Menjelaskan patofisiologi dan epidemiologi singkat Kelainan Adrenal

7 Metode Pembelajaran : 1. Kuliah singkat dan diskusi tentang epidemiologi dan patofisiologi Kelainan Adrenal yang mencakup proses perubahan yang terjadi pada level seluler secara singkat 2. Tugas baca / literatur review 3. Curah pendapat dan diskusi Must to know keypoint 1. Hormon apakah yang dirpoduksi berlebihan pada sindroma Cushing? 2. Conn s Syndrome merupakan akibat dari produksi berlebihan hormon apa? 3. Berapa persenkah tumor adrenal yang sifatnya malignan? Tujuan 4 : Mengenali gejala dan tanda penderita Kelainan Adrenal Curah pendapat dan diskusi tentang gejala dan tanda penderita dengan Kelainan Adrenal Bedside teaching Praktik klinik Must to know keypoints : Gejala : ( keluhan subyektif ) 1. lemah otot 2. menstruasi yang abnormal 3. sakit kepala Tanda : ( temuan obyektif ) 1. moon face 2. pigmentasi wajah 3. hipertensi Tujuan 5 : Melakukan langkah-langkah diagnosis penderita Kelainan Adrenal 1. Kuliah singkat mengenai pilihan terapi pada Kelainan Adrenal 2. Diskusi dan coaching tentang pilihan penatalaksanan Kelainan Adrenal 3. Curah pendapat dan diskusi kasus tentang dasar pemilihan terapi dan komplikasi masing-masing terapi Tujuan 6 : Mengenal differensial diagnosa dari kelainan adrenal

8 1. Kuliah singkat dan diskusi tentang diagnosa sampingan (differential diagnosa) yang mungkin terjadi pada kelainan seputar kelenjar Adrenal 2. Diskusi dan coaching tentang diferensial diagnosa yang mungkin ditemukan 3. Curah pendapat dan diskusi bagaimana mengeleminasi diferensial diagnosa yang mungkin muncul Tujuan 7 : Menentukan pilihan terapi pada Kelainan Adrenal 1 Video operasi adrenalektomi 2 Demo oleh pembimbing pada pasien sungguhan 3 Asistensi operasi membantu pembimbing 4 Operasi sendiri dengan pengawasan 5 Operasi sendiri tanpa pengawasan langsung Tujuan 8 : Melakukan operasi adrenalektomi 1. Video operasi adrenalektomi 2. Demo oleh pembimbing pada pasien sungguhan 3. Asistensi operasi membantu pembimbing 4. Operasi sendiri dengan pengawasan 5. Operasi sendiri tanpa pengawasan langsung Tujuan 9 : Melakukan langkah follow-up penderita Kelainan Adrenal Curah pendapat dan diskusi kasus mengenai prosedur follow-up penderita Kelainan Adrenal pada setiap pilihan terapi Kasus untuk proses pembelajaran Penderita pria, 20 tahun dengan keluhan nyeri kepala, jantung berdebar-debar, serta berkeringat hebat. Pada pemeriksaan tekanan darah menunjukan hipertensi berat. Pada pengukuran kadar katekolamin pada serum dan urin menujukan peningkatan. Pada pemeriksaan CT Scan abdomen didapatkan tumor pada kelenjar adrenal yang kiri,ukuran < 4 cm, tidak ada gambaran metastase jauh.

9 Diskusi : Manakah data penyokong diagnosis saat itu? Data mana yang membuat pemeriksa perlu membuat diagnosa banding? Apakah tindakan terbaik yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut? Rangkuman Diskusi : Data penyokong diagnosis adalah sakit kepala, palpitasi, hipertensi berat, kadar katekolamin yang tinggi dan adanya gambaran massa di adrenal kiri pada CT Scan. Tindakan terpilih untuk mengatasi gangguan ini adalah adrenalektomi Pada modul ini peserta didik diharapkan menguasai pengetahuan tentang patofisiologi, gejala dan tanda, serta penatalaksanaan diagnosis dan terapi menyeluruh penderita Kelainan Adrenal. Penilaian Kompetensi Hasil observasi selama proses alih pengetahuan dan ketrampilan Hasil kuesioner Hasil penilaian peragaan keterampilan Instrumen penilaian kompetensi kognitif Kuesioner sebelum sesi dimulai Modul Kelainan Adrenal 1. Hormon katekolamin dihasilkan oleh kortek kelenjar adrenal S / B 2. Produksi hormon kortisol dari kortek adrenal dipengaruhi kelenjar hipofise lewat ACTH S / B 3 Cushing syndrom disebabka produksi hormon kortisol yang berlebihan dari kortek adrenal S / B Modul Kelainan Adrenal 1. Berikut adalah tanda dan gejala dari penderita penyakit pheochromocytoma, kecuali : a. sakit kepala b. hipertensi

10 c. peningkatan kadar kortisol dalam darah dan urin d. peningkatan kadar katekolamin dalam darah dan urin 2. Produksi berlebihan dari aldosteron menghasil conn s syndrome yang dikarakterkan dgn tanda dan gejala berikut, kecuali : a). hipertensi b). hipokalemia c). aktifitas renin plasma yang meningkat d). tumor pada kortek adrenal 2. Tes terbaik untuk mengidentifikasi penyebab adrenal dari Cushing s Syndrome selama kehamilan a). IVP b). Sonography c). MRI d). CT Scan e). Adrenal Venography

11 Kelainan Adrenal Batasan : Kelainan Adrenal adalah kelainan yang memberikan gejala khas sindroma endokrin seperti sindroma Cushing, Hiperaldosteron, dan Hipersekresi hormon Katekolamin. Salah satu penyebab dari kelainan adrenal adalah tumor adrenal, seperti kortikoadenoma adrenal, kortikokarsinoma adrenal serta massa yang ditemukan secara insidental pada pemeriksaan CT Scan ( Incidentaloma ). Gejala dan Tanda : Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi normal serta kelainan patologi dari kelenjar adrenal akan membantu ahli urologi dalam melakukan diagnosis dan penanganan kelainan adrenal dengan lebih baik Pada Tumor Kortek Adrenal 1. Produksi berlebihan dari glucocorticoid akan menimbulkan gambaran klinis, seperti : kelemahan otot, intolerans glukosa, obesitas daerah trunkal, buffalo sign, osteoporosis, batu ginjal, perubahan mental, hirsutisme, kelemahan dan kerusakan kulit, striae abdominal, disfungsi sexual ( dikenal dgn istilah Sindroma Cushing ) Produksi berlebihan dari kortisol mungkin disebabkan oleh sekresi berlebihan dari ACTH dari Pituary Gland, sumber ektopik seperti tumor paru atau tumor kortek adrenal sendiri 2. Produksi berlebihan dari aldosteron menghasilkan Conn s Syndrome yang dikarakterkan dgn gejala hipertensi, hipokalemia dan tumor dari kortek adrenal atau hanya hiperplasia dari zona glumerulosa, aktifitas renin plasma yang terdepresi dan peningkatan aldosteron dalam serum dan urine Pada Tumor Medulla Adrenal 1. Pheochromocytoma adalah tumor adrenal medulla yang memproduksi kadar katekolamin yang tinggi ( Epinephrine dan Norepinephrine ), gejala umum adalah hipertensi, palpitasi, sakit kepala yang berat, berkeringat yang berlebihan.

12 Pada Incidentaloma Peningkatan penggunaan teknik scaning ( MRI atau CT Scan ) untuk evaluasi problem abdominal dan thorak telah mengidentifikasi banyak tumor adrenal yang asimtomatik. Tumor Adrenal Maligna - Kira-kira 20 % dari tumor adrenal adalah malignan. - Tumor adrenal bisa benign ( Non-Cancerous ) atau Malignan ( Cancer ). Sering pemisahan ini sulit untuk dibuat dan follow-up jangka panjang diperlukan setelah operasi untuk mendeteksi kekambuhan dini pada pasien yang memiliki kanker adrenal - Tanda tanda yang paling jelas dari malignan adrenal adalah metastase pada waktu diagnosis, terbukti metastasis pada waktu operasi dan tumor yang sangat besar. Tumor > 8 cm harus dianggap malignan. Diagnosis Diagnosis dari kelainan adrenal berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya Pada sindroma cushing, anamnesa dan pemeriksaan fisik ditemukan kumpulan tanda dan gejala yang disebabkan oleh jumlah glucocorticoid yang berlebihan dalam sirkulasi. Pada pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan kadar kortisol dalam urin tampung 24 jam, angka normal dapat menyingkirkan diagnosa sindroma cushing, tapi bila nilai kortisol meningkat, dapat dilanjutkan pemeriksaan tes pemberian dosis rendah dexametason, jika terjadi peningkatan jumlah kortisol serum dan urine menyokong diagnosis sindroma cushing. Untuk mengetahui penyebabnya, apakah disebabkan oleh adenoma atau karsinoma adrenal, peningkatan sekresi ACTH ektopik diluar hipofise ataukah cushing disease yang disebabkan kelainan primer di hipofise, ada tiga macam pemeriksaan yang dianjurkan yaitu : ACTH plasma, Tes pemberian dexametason dosis tinggi dan Tes pemberian Metyrapone. Untuk menentukan dan melokalisir tumor digunakan CT Scan dan MRI.

13 Hiperaldosterone Primer ( Conn s Syndrom ) harus dicurigai pada penderita dengan hipertensi, kelemahan otot, nyeri kepala, poliuria ( nokturia ), hipokalemia, parasthesia dan alkalosis metabolik ringan. Hiperaldosteron primer bisa disebabkan oleh tumor adrenal, biasanya adenoma unilateral atau hiperplasia adrenal. Duapertiga hiperaldosterone disebabkan adenoma adrenal. Diagnosa Adenoma adrenal ditegakkan bila (1) terjadi penurunan aldosteron saat ambulasi, (2) tekanan darah menurun dengan pemberian spironolakton 400 mg/l selama 6 minggu (3) aldosteron stimulating factor tidak meningkat, (4) CT Scan atau MRI menunjukkan adanya massa. (5) Kadar 18-hidrokortikosteron meningkat lebih dari 100 ng/dl. Pada Pheochromocytoma, anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan penderita dengan hipertensi yang disertai dengan gejala berkeringat, takikardi dan nyeri kepala. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan konsentrasi katekolamin dalam serum dan urin. CT Scan atau MRI direkomendasikan untuk menentukan lokasi tumor. Pada malignan adrenal, tanda-tanda yang paling jelas dari malignan adrenal adalah metastase pada waktu diagnosis, terbukti metastasis pada waktu operasi dan tumor yang sangat besar. Tumor > 8 cm harus dianggap malignan. Terapi / Tindakan : Tujuan dari terapi adalah untuk mengobati Kelainan Adrenal, meningkatkan kualitas hidup penderita, dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut dari kelainan adrenal. 1. Medikamentosa Terapi medikamentosa hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang inoperable atau pada penderita dengan tumor metastase serta tumor yang mengalami rekurensi dan tidak bisa dilakukan reoperasi lagi. Mitotane selama ini telah digunakan untuk pengobatan karsinoma adrenokortikal. Cara kerjanya sebagai agen adrenolitik yaitu dengan menghambat steroid adrenal 11-b-hidroksilasi. Hampir 20% penderita berespon terhadap pemberian mitotane. Efek samping obat ini diantaranya, kelemahan, somnolen, bingung, lethargia dan nyeri kepala. Hasil pengobatan dengan mitotane tidak

14 meningkatkan angka harapan hidup. Beberapa terapi lain seperti cisplatin, etoposide, 5- fluorouracil, doxorubicin, vincristin, suramin dan gossypol diharapkan memberikan harapan baru. Radioterapi diberikan pada kasus paliatif pada penderita dengan metastase tulang. 2. Penanganan operatif Penanganan dari semua tumor adrenal primer adalah dengan pembedahan. Pilihan teknik dan pendekatan yang dilakukan tergantung pada ukuran dari lesi dan kelenjar adrenal, struktur tubuh penderita, serta pengalaman dan kemampuan operator. Tindakan laparoskopi dilakukan pada kasus tumor adrenal kecil yang belum mengalami invasi ke jaringan sekitarnya atau tanpa disertai thrombus pada vena. Berbagai teknik operasi bisa dilakukan untuk pembedahan pada kelenjar adrenal. Teknik yang optimal harus disesuaikan dengan kasus secara individu tergantung pada patologi adrenal, anatomi tubuh pasien, riwayat pembedahan sebelumnya, dan keahlian atau kebiasaan dari spesialis bedahnya sendiri Semua pasien Kelainan Adrenal setelah mendapatkan terapi perlu mendapatkan pengawasan berkala ( follow-up ) untuk mengetahui hasil terapi serta pejalanan penyakit sehingga mungkin diperlukan pemilihan terapi lain atau dilakukan terapi ulang jika dijumpai kegagalan dari terapi itu.

DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK FKUSU/RSHAM Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. DR. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA

DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK FKUSU/RSHAM Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. DR. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK FKUSU/RSHAM Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK DR. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA 1 Sekumpulan gejala dan tanda klinis akibat peningkatan kadar glukokortikoid (kortisol) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa pengertian dari sindrom cushing? 2. Apa klasifikasi dari sindrom cushing? 3. Apa etiologi dari sindrom cushing?

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa pengertian dari sindrom cushing? 2. Apa klasifikasi dari sindrom cushing? 3. Apa etiologi dari sindrom cushing? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom cushing adalah penyakit yang disebabkan kelebihan hormon kortisol. Nama penyakit ini diambil dari Harvey Cushing seorang ahli bedah yang pertama kali mengidentifikasi

Lebih terperinci

Modul: Batu Ureter. Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk :

Modul: Batu Ureter. Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk : Modul: Batu Ureter Mengembangkan kompetensi Sesi didalam kelas Sesi dengan fasilitas pembimbing Sesi praktek dan pencapaian kompetensi Waktu.. x 2 jam (classroom session).. minggu (coaching session) 12

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERPITUITARISME

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERPITUITARISME ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERPITUITARISME A. Pengertian Hiperfungsi kelenjar hipofisis atau sering disebut hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi

Lebih terperinci

2. Idiopathic hyperaldosteronism (IHA) Disebabkan oleh hiperplasia adrenal bilateral, terdapat pada 50-60% kasus. Secara umum, lebih ringan.

2. Idiopathic hyperaldosteronism (IHA) Disebabkan oleh hiperplasia adrenal bilateral, terdapat pada 50-60% kasus. Secara umum, lebih ringan. HIPERALDOSTERONISM Hiperaldosteronisme primer adalah salah satu hipertensi sekunder, merupakan sindrom yang disebabkan oleh hipersekresi aldosteron yang tidak terkendali, umumnya berasal dari kelenjar

Lebih terperinci

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid. BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID Dalam dunia medis, radioterapi sudah menjadi perawatan yang sangat umum digunakan. Penggunaannya pun dilakukan untuk berbagai macam penyakit kanker termasuk untuk penyakit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

Fistula Urethra Batasan Gambaran Klinis Diagnosa Penatalaksanaan

Fistula Urethra Batasan Gambaran Klinis Diagnosa Penatalaksanaan Fistula Urethra Batasan Fistula urethra adalah saluran yang menghubungka antara urehtra dengan organ-organ sekitar ynag pada proses normal tidak terbentuk. Fistula urethra dapat merupakan suatu kelainan

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

INFERTILITAS PRIA BATASAN

INFERTILITAS PRIA BATASAN INFERTILITAS PRIA BATASAN Infertilitas adalah ketidak mampuan pasangan yang seksual aktif dan tanpa kontraseptif untuk terjadi kehamilan dalam waktu satu tahun. DIAGNOSIS Diagnosis dari infertilitas pria

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benjolan pada payudara merupakan keluhan yang paling sering ditemui pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang bersifat jinak mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker kedua terbanyak yang menyebabkan kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 perempuan diseluruh dunia

Lebih terperinci

CONGINETAL URETHRAL DIVERTICULUM

CONGINETAL URETHRAL DIVERTICULUM CONGINETAL URETHRAL DIVERTICULUM Batasan Kongenital divertikel dari urethra atau biasa di sebut anterior urethral valve, adalah kelainan dengan adanya defek pada korpus spongiosum, defek ini menyebabkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester Standar Kompetensi : Pendidikan Dokter : KBK403 : UROGENITAL : 4 SKS : IV : Mengidentifikasi dan menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan suatu pertumbuhan abnormal dari sel sel serviks uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di RSDK tahun

Lebih terperinci

Kuliah. Melakukan praktikum di lab Membaca literatur dan handout

Kuliah. Melakukan praktikum di lab Membaca literatur dan handout UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : KBK05 Blok : ENDOKRIN Bobot : 4 SKS Semester : 2 Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu menjelaskan dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung didiagnosis pada stadium lanjut dan merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi serta menjadi

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan tindakan pembedahan. Keterlambatan dalam penanganan kasus apendisitis akut sering

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan gigi dewasa ini tidak hanya membahas gigi geligi saja, tetapi telah meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi

Lebih terperinci

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH Oleh BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG NOVEMBER 2014 I. Waktu Mengembangkan kompetensi

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak adalah salah satu penyakit degeneratif pria yang sering dijumpai, berupa pembesaran dari kelenjar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Identitas dan Validasi Nama Tanda Tangan Kode Mata :KBK301 Dosen Pengembang RPS

Lebih terperinci

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang IMUNOLOGI TUMOR INNATE IMMUNITY CELLULAR HUMORAL PHAGOCYTES NK CELLS COMPLEMENT CYTOKINES PHAGOCYTOSIS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian cross sectio dengan menggunakan metode deskriptif yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor satu dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi. Penderita kanker ini umumnya

Lebih terperinci

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM DIAGNOSIS DM DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sindroma Ovarium Polikistik Sejak 1990 National Institutes of Health mensponsori konferensi Polikistik Ovarium Sindrom (PCOS), telah dipahami bahwa sindrom meliputi suatu spektrum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fibroadenoma mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah tumor jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan berkonsistensi padat kenyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia laki-laki yang terletak mengelilingi vesica urinaria dan uretra proksimalis. Kelenjar prostat dapat mengalami pembesaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat

Lebih terperinci

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM 4.1. Gambaran Umum Sistem Aplikasi yang dibuat dalam penelitian ini digunakan untuk memasukkan data pasien dan melakukan prediksi terhadap penyakit diabetes serta anjuran terapinya.

Lebih terperinci

BAB XIII. Kelenjar Adrenal

BAB XIII. Kelenjar Adrenal BAB XIII Kelenjar Adrenal A. Struktur Anatomi Kelenjar Adrenal Kelenjar ini merupakan struktur majemuk yang terdiri atas suatu korteks pada bagian luar dan medula pada bagian dalam. Kelenjar adrenal manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nodul tiroid adalah masalah klinis umum pada masyarakat dan kejadian nodul tiroid telah meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan ultrasonografi tiroid

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sindroma ovarium polikistik (SOPK) adalah sindroma disfungsi ovarium dengan karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.

Lebih terperinci

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN MASITA FUJIKO Divisi Fetomaternal, Departemen Obgin FK UNHAS/ RS Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar Hipertiroid adalah kondisi klinik dan biokimiawi yang menunjukkan meningkatnya

Lebih terperinci

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang Kanker Paru DEFINISI Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan kasus terbanyak tumor pada wanita. Kejadiannya dapat berbentuk tunggal atau multiple (banyak)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat penting untuk management nyeri yang efektif dan berkualitas dalam perawatan pasien (Patricia 2010).

Lebih terperinci

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi. MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI NOMOR MODUL TOPIK SUB TOPIK I. Waktu : B02 : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru : Terapi Inhalasi TERAPI INHALASI Mengembangkan kompetensi Sesi Tutorial Diskusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim (kanker servik) merupakan pembunuh perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim (kanker servik) merupakan pembunuh perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker leher rahim (kanker servik) merupakan pembunuh perempuan terbanyak. Meski ragam sosialisasi seputar penyakit ini kerap digelar berbagai pihak, namun angka

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdarahan uterus abnormal merupakan perdarahan dari uterus yang disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak berdarah (Manuaba,

Lebih terperinci

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya: ASKEP CA OVARIUM A. Pengertian Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar

Lebih terperinci

Fisiologi poros GnRH-LH/FSH- Estrogen

Fisiologi poros GnRH-LH/FSH- Estrogen Pubertas Prekoks, Diagnosis & Tatalaksana OLEH Dr. H. Hakimi SpAK Dr. Melda Deliana SpAK Dr. Siska Mayasari Lubis SpA Divisi Endokrinologi Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan Fisiologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena

Lebih terperinci

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya? Kanker Testis Apa yang dimaksud dengan kanker testis? Kanker testis merupakan tumor ganas pada jaringan testis. Kanker testis dibagi menjadi 2 jenis yaitu sel spermatogonium kanker dan sel spermatogonium

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh. BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %, BAB I PENDAHULUAN Nodul tiroid merupakan permasalahan yang sering dijumpai dalam masyarakat dengan angka kejadian yang semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pada banyak penelitian dikemukan bahwa

Lebih terperinci

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Tumor jinak pelvik Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Massa pelvik merupakan kelainan tumor pada organ pelvic yang dapat bersifat jinak maupun ganas Tumor jinak pelvik

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006 ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006 Mayasari Indrajaya, 2007. Pembimbing : Penny Setyawati M.,dr.,Sp.PK.,M.Kes. Benign Prostatic Hyperplasia

Lebih terperinci

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah. 1. Hipokalsemia HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dl darah. PENYEBAB Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang. Setiap tahun sekitar 500.000 penderita kanker serviks baru di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Gangguan Reproduksi Gangguan reproduksi berawal dari tidak normalnya siklus haid dan banyak darah yang keluar saat haid. Siklus menstruasi normal berlangsung selama

Lebih terperinci

STRIKTURA URETRA Batasan Gejala dan Tanda Terapi / Tindakan

STRIKTURA URETRA Batasan Gejala dan Tanda Terapi / Tindakan STRIKTURA URETRA Batasan Striktur urethra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya dengan berbagai kedalaman, densitas dan panjang fibrosis tergantung pada etiologi, luas operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiroid merupakan salah satu kelenjar endokrin pada tubuh manusia yang terletak di bagian depan leher. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triodotironin

Lebih terperinci

EATING DISORDERS. Silvia Erfan

EATING DISORDERS. Silvia Erfan EATING DISORDERS Silvia Erfan Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan

Lebih terperinci

Modul 34 EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542)

Modul 34 EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542) Modul 34 Bedah Digestif EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak dari yang seharusnya dan seringkali akan membuat tonjolan massa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 23.500 kasus karsinoma tiroid terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat. Kejadian penyakit lebih tinggi pada wanita dibanding pria. Sebuah penelitian yang

Lebih terperinci

CLINICAL PROCESS dan POMR

CLINICAL PROCESS dan POMR CLINICAL PROCESS dan POMR Pendahuluan Pasien datang berobat karena mempunyai MASALAH KLINIS Dokter bekerja untuk menyelesaikan MASALAH KLINIS PASIEN Penyelesaian masalah klinis pasien memerlukan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit

Lebih terperinci

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens kanker di Indonesia diperkirakan 100 per 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 200.000 penduduk per tahun. Pada survei kesehatan rumah tangga yang diselenggarakan

Lebih terperinci

195 Batu Saluran Kemih

195 Batu Saluran Kemih 195 Batu Saluran Kemih Waktu : Pencapaian kompetensi: Sesi di dalam kelas : 2 X 60 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 3 X 120 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh penderita kanker dan penyebab kematian keempat dari seluruh kematian pada pasien kanker di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tumor paru adalah tumor pada jaringan paru yang dapat bersifat jinak maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer maupun sekunder.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kehamilan adalah bertemunya sel sperma dan ovum matang di tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, 2002). Kehamilan dan persalinan

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karsinoma prostat ialah keganasan pada laki-laki yang sangat sering didapat. Angka kejadian diduga 19% dari semua kanker pada pria dan merupakan karsinoma terbanyak

Lebih terperinci

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan salah satu permasalahan dibidang nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali tanpa keluhan

Lebih terperinci

Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal 1.Hamartoma ginjal 2. Adenokarsinoma ginjal / grawitz / hipernefroma / karsinoma sel ginjal Staging : Grading :

Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal 1.Hamartoma ginjal 2. Adenokarsinoma ginjal / grawitz / hipernefroma / karsinoma sel ginjal Staging : Grading : Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal - Definisi Massa abnormal yang berkembang di ginjal - Epidemiologi Ketiga terbanyak setelah ca prostat dan ca buli-buli Dekade 5-6 (50-60 tahun) Pria > Wanita : 2 > 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang terus menerus dan bervariasi, penyakit metabolik yang dicirikan

Lebih terperinci

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN Dr.Eva Decroli,SpPD-KEMD,FINASIM SUB BAGIAN ENDOKRIN DAN METABOLIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND/ RS DR. M. DJAMIL PADANG 1 HIPERTIROID sindroma hipermetabolisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health

BAB I PENDAHULUAN. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Preeklamsi merupakan penyulit utama dalam kehamilan dan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health Organization (WHO) melaporkan angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular adalah sistem organ pertama yang berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah penyimpangan progresif, fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk mempertahankan

Lebih terperinci

SIROSIS HEPATIS R E J O

SIROSIS HEPATIS R E J O SIROSIS HEPATIS R E J O PENGERTIAN : Sirosis hepatis adalah penyakit kronis hati oleh gangguan struktur dan perubahan degenerasi fungsi seluler dan selanjutnya perubahan aliran darah ke hati./ Jaringan

Lebih terperinci

1. Penyakit Kronik. 2. Penyakit Non Infeksi. 3. New Communicable Disease. 4. Penyakit Degeneratif. Kelangsungan PTM biasanya Kronik.

1. Penyakit Kronik. 2. Penyakit Non Infeksi. 3. New Communicable Disease. 4. Penyakit Degeneratif. Kelangsungan PTM biasanya Kronik. EPIDEMIOLOGI PTM Istilah PTM mpy. Kesamaan Arti dg : 1. Penyakit Kronik Kelangsungan PTM biasanya Kronik. 2. Penyakit Non Infeksi Penyebab PTM BUKAN Mikroorganisme 3. New Communicable Disease Menular mll.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - -

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - - Nama Tertanggung* No KTP / SIM / Paspor / KITAS* (copy harap dilampirkan) Kewarganegaraan * WNI WNA Status Perkawinan Kawin Belum Kawin Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - - Alamat (sesuai

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci