BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil."

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis Pengertian Studi Kelayakan Program Kelayakan program adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan dengan agak berbedabeda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih terbatas atau ada juga yang mengartikan dalam artian yang lebih luas. Artian yang lebih terbatas, terutama digunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan dari pihak pemerintah atau lembaga non-profit, pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif. Mungkin dipertimbangkan berbagai faktor seperti manfaat bagi masyarakat luas yang bisa berwujud penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah di tempat tersebut. Bisa juga dikaitan dengan misalnya, penghematan devisa ataupun penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah. Husnan (2010:74) menyatakan tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibandingkan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.

2 Suratman (2009:1) menyatakan bahwa studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek yang akan dikerjakan di masa mendatang. Sementara menurut Husnan dan Suwarsono (2000:4) yang dimaksud dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Kasmir (2007:19-21) menjelaskan terdapat lima tujuan perlunya dilakukan studi kelayakan sebelum memulai suatu usaha atau proyek, diantaranya Menghindari risiko kerugian, Memudahkan perencanaan, Memudahkan pelaksanaan pekerjaan, Memudahkan pengawasan, dan Memudahkan pengendalian Lembaga Lembaga Yang Memerlukan Studi Kelayakan Masing-masing pihak mempunyai kepentingan serta sudut pandang yang berbeda: 1. Investor Pihak yang akan menanamkan dana mereka dalam suatu proyek (sebagai pemilik perusahaan nantinya atau pemegang saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut. Pengertian prospek di sini tingkat keuntungan yang diharapkan agar diperoleh dari investasi tersebut beserta resiko investasi itu. Ada hubungan yang positif resiko investasi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diminta oleh para investasi tersebut (Bierman, 2005:79) 2. Kreditur atau Bank Para kreditur atau bank akan lebih memperhatikan segi keamanan dana yang dipinjamkan kreditur. Dengan demikian kreditur mengharapkan agar bunga

3 plus angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan tepat pada waktunya. Karena itu kreditur sangat memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman tersebut. Tentu saja ini tidak berarti kreditur tidak memperhatikan prospek usaha tersebut. Tetapi perhatian utama kreditur adalah pada periode pengembalian pinjaman tersebut. Selama dalam periode tersebut perusahaan memang benar-benar bisa mengembalikan pinjamannya setelah periode tersebut perkembangan perusahaan atau proyek tersebut tidak begitu lagi menjadi perhatian pihak pemberi pinjaman (Bierman, 2005:104). 3. Pemerintah Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek tersebut bagi perekonomian nasional. Apakah proyek tersebut akan membantu menghemat devisa, menambah devisa atau memperluas kesempatan kerja. Manfaat ini terutama dikaitkan dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh Negara tersebut. Sebagai misal, apabila saat ini pemerintah sedang menggalakkan ekspor non-migas, maka proyek-proyek yang akan mengekspor hasil produksinya tidak banyak memakai komponen impor akan lebih disukai oleh pemerintah. Konsekuensinya adalah bahwa perusahaan mungkin lebih mudah mendapatkan berbagai fasilitas apabila sektor yang digarap memang sedang diprioritaskan (Bierman, 2005:115) Aspek-Aspek Studi Kelayakan Dalam melakukan suatu studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek yang akan dipelajari. Walaupun ada berbagai aspek dalam studi

4 kelayakan yang perlu diteliti tetapi umumnya penelitian dilakukan terhadap aspekaspek pemasaran, teknis, manajemen, ekonomi, keuangan (Husnan, 2010:114). 1. Aspek Pemasaran Tujuan evaluasi dari segi ini adalah untuk menilai apakah barang produksi yang akan dihasilkan akan dapat dipasarkan dan bagaimana perkembangan permasalahan guna barang tersebut. Mengingat masuknya pesaing baru dalam industri barang jadi ini cukup banyak, maka kemungkinan masuknya pesaing baru harus mendapat perhatian dari perusahaan. Biaya distribusi merupakan bagian dari keseluruhan biaya pemasaran yang meliputi: Biaya transportasi (biaya transportasi ini merupakan sekumpulan biaya-biaya yang meliputi: biaya angkutan umum dan kontrak seperti biaya kereta api, biaya sewa truk,biaya perawatan armada, biaya angkutan udara dan biaya angkutan laut Biaya administrasi distribusi). Biaya administrasi distribusi meliputi: biaya gaji karyawan maupun upah tenaga kerja fisik. (Mulyadi, 2005:488) Volume penjualan adalah pencapaian penjualan yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Volume penjualan merupakan sesuatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton, atau liter. (Rangkuty 2009:57) 2. Aspek Teknis Tujuan evaluasi dari segi ini adalah untuk menilai apakah usulan investasi itu sehat dan layak dari segi teknis. Bagi suatu perusahaan produksi penyediaan transportasi sangat penting, penilaian dari segi ini meliputi penilaian terhadap

5 kerangka kendaraan, mesin, komponen (gardan, persneling, dll), onderdil (spare-part) Penilaian ini biasanya diperoleh dengan mendengarkan pendapat dari montir perusahaan (Husnan,2010:201). 3. Aspek Manajemen Evaluasi dari segi ini meliputi pertimbangan-pertimbangan kualifikasi terhadap mereka yang diharapkan menduduki posisi kunci dalam perusahaan karena sikap pimpinan cukup mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan. Dalam suatu perusahaan produksi barang, keberhasilan perusahaan juga dipengaruhi oleh moral dan semangat dari para manajemen perusahaan (Husnan,2010:209). 4. Aspek Ekonomi Penilaian ekonomi merupakan penilaian secara makro, dari sudut ekonomi secara keseluruhan. Dimana suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Dalam mempertimbangkan sektor mana yang akan dipilih harus dinilai lebih dahulu: a. Apakah proyek yang kita pilih dapat memberikan sumbangan kepada kemajuan sektor tersebut? b. Apakah sektor yang dipilih merupakan yang memberi sumbangan penting bagi pembangunan sektor strategis dalam perekonomian? Interaksi antara transportasi di satu pihak dengan pembangunan ekonomi di pihak lain telah mengubah berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu,

6 transportasi dalam banyak hal merupakan elemen kunci dari irama ekonomi perusahaan sehari-hari (Husnan, 2010:212). 5. Aspek Keuangan Penilaian dari segi ini lazim dilakukan setelah menelaah aspek pemasaran dan aspek teknis. Dalam mengadakan proyeksi finansial, yang dilakukan adalah: a. Menaksir kebutuhan jumlah investasi. b. Menaksir kebutuhan modal kerja. c. Menaksir dari manfaat kegunaan kendaraan. d. Menaksir besarnya biaya pengadaan armada dan operasi e. Menaksir biaya-biaya lain (seperti Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Penghasilan, Kir, dan lain-lain). f. Menaksir jumlah dan saat aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Penilaian ini akan berkepentingan dengan aliran kas, bukan laba menurut akuntansi. Sebab yang lebih relevan dalam melakukan investasi adalah kas, bukan laba (Husnan, 2010:212). Terdapat beberapa aspek studi kelayakan proyek yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan investasi. Menurut Suratman (2009:24) secara umum aspek-aspek yang akan dikaji dalam studi kelayakan antara lain: aspek hukum, aspek sosial dan ekonomi, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek keuangan.

7 2.1.4 Investasi 1. Pengertian Investasi Pengertian investasi menurut Tandelilin (2010:47) adalah komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption) dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa datang. Investasi dapat berkaitan dengan penanaman sejumlah dana pada aset real seperti: tanah, emas, rumah dan aset real lainnya atau aset finansial seperti: deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya. Menurut Mulyadi (2001:284) investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Sedangkan pemahaman investasi menurut Moeljadi (2006:121) investasi merupakan suatu tindakan melepaskan dana saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial investment). Keputusan untuk penanaman modal investasi pada barang-barang modal sangat penting untuk diperhitungkan dan dianalisa sebelum penanaman tersebut dilakukan. Konsekuensi bagi perusahaan bila keputusan dilaksanakan (Mas ud, 2007:33) a. Mengorbankan jumlah uang yang cukup besar pada saat penanaman.

8 b. Harus menunggu lama untuk kembali menjadi uang lagi karena untuk digunakan jangka panjang, sehingga apabila dijual kembali akan mengalami kerugian. c. Aktiva tetap harus diusahakan seproduktif mungkin karena menyangkut kontinuitas kerugian. d. Jenis usaha perusahaan ditentukan oleh aktiva tetap tersebut. Ada dua faktor yang terlibat dalam suatu investasi peralatan yaitu waktu dan resiko. Menurut Pujawan (2008:132), pada jenis investasi tertentu waktu lebih berperan, sementara pada jenis investasi yang lain faktor resiko lebih dominan. Penelitian tentang aspek pasar dan pemasaran perlu diadakan penelitian terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu permintaan, penawaran, proyeksi permintaan dan penawaran, proyeksi penjualan, produk (barang/jasa), segmentasi pasar, strategi dan implementasi pemasaran (Subagyo, 2008:155). Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar, 2005:56). Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa akan datang (Halim, 2005:97). Kasmir dan Jakfar (2007:101) membagi investasi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Investasi nyata (real investment) Investasi nyata atau real investment merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesin-mesin.

9 2. Investasi finansial (financial investment) Investasi finansial atau financial investment merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito. 2. Penggolongan Investasi Menurut (Riyanto, 2006:121) Investasi dapat digolongkan bermacam-macam cara, atas dasar penggolongan menurut asal-usulnya: a. Investasi Penggantian Biasanya aktiva tetap perlu dilakukan penggantian bila aktiva tersebut sudah aus atau using. Sehingga secara ekonomi bila masih digunakan sudah tidak ekonomis lagi. Aktiva yang sudah up to date juga perlu mengadakan penggantian untuk mengikuti perkembangan jaman. Dalam hal ini bila aktiva tetap yang diganti lebih besar kapasitasnya maka biasanya perusahaan mempertimbangkan kenaikan laba, dan apabila aktiva tetap yang diganti sama besar kapasitasnya biasanya yang menjadi pertimbangan adalah efisiensi biaya produksi. b. Investasi Penambahan kapasitas Proyek ini bertujuan untuk memperluas produksi dan pemasaran proyek investasi ini menyangkut hal-hal dimasa yang akan datang. Oleh karena itu tingkat ketidakpastian proyek ini lebih besar dari proyek investasi penggantian. Contoh dari investasi penambahan kapasitas adalah seperti penambahan mesin, membuka cabang produksi ditempat lain.

10 c. Investasi penambahan jenis produk baru Berhubungan dengan siklus pertumbuhan produk, maka perusahaan harus siap merencanakan suatu strategi untuk memperbaiki atau memperkenalkan produk baru. Dengan strategi tersebutu diharapkan perusahaan dapat memepertahankan atau bahkan meningkatkan posisi perusahaan dalam menguasai pasar sehingga laba dapat ditingkatkan. d. Investasi lain-lain Adalah asal-usul investasi yang tidak termasuk dalam kategori golongan investasi diatas. Misalnya investasi non profit seperti system kesehatan kerja dan keamanan karyawan dll. Selain penggolongan diatas, berdasarkan sifat output yang dihasilkan maka proyek investasi dapat dibagi menjadi dua bagian (Fatah,2008:7): a. Proyek investasi produksi Yaitu usaha penanaman modal yang nantinya secara tidak langsung menghasilkan produk, misalnya investasi pada pendirian pabrik susu, pabrik perakitan mobil, dan lainya. b. Proyek inverstasi infrastruktur Yaitu usaha penanaman modal yang secara tidak langsung menghasilkan produk. Misalnya investasi pada perusahaan sarana transportasi. Menurut Warsono (2003:165) sebelum proyek investasi di evaluasi dan dilaksanakan, perlu diidentifikasi jenis usulan investasinya. Jenis usulan investasi biasanya dikelompokkan ke dalam empat golongan. Diantaranya sebagai berikut:

11 a. Usulan investasi penggantian (replacement) Usulan investasi penggantian dilakukan apabila suatu aktiva tetap sudah habis umur ekonomisnya. Apabila suatu aktiva tetap sudah habis umur ekonomisnya dan tetap digunakan justru akan menyebabkan pemborosan. b. Usulan investasi perluasan (expansion) Perluasan usaha dapat dilakukan dengan menambah kapasitas produksi yang sudah ada dengan cara menambah mesin-mesin yang digunakan atau dengan membuka cabang baru. c. Usulan investasi pertumbuhan (growth) Usulan investasi ini dilakukan dengan cara membuka lini produk baru. Misalnya, saat ini lini produk yang ada adalah lini produk rokok dan ada rencana untuk membuka lini produk elektronik, maka usulan investasi ini disebut dengan usulan investasi pertumbuhan. d. Usulan investasi lain-lain Usulan investasi lain-lain adalah usulan investasi yang tidak termasuk dalam ketiga golongan tersebut, seperti pengeluaran dana untuk memenuhi standar kesehatan yang dituntut, misalnya investasi untuk pemasangan alat pemanas, pendingin, pemasangan sistem musik yang ditujukan untuk meningkatkan moral para karyawan. 3. Sumber dana pembelanjaan investasi Ditinjau dari sumber modal yang diperoleh pembelanjaan dapat dibedakan kedalam:

12 a. Pembelanjaan dari luar perusahaan Yaitu bentuk pembelanjaan di mana usaha pemenuhan kebutuhan modal diperoleh dari sumber-sumber modal yang ada diluar perusahaan. Pembelanjaan ini dapat dijalankan denganmemenuhi kebutuhan modal yang berasal dari para kreditur, pemilik perusahaan, pemegang saham dari perorangan yang dikelompokan kedalam modal sendiri. Dengan demikian pembelanjaan dari luar perusahaan dapat diperoleh dari modal asing dan modal sendiri. 1) Modal asing Yaitu modal yang diperoleh dari luar perusahaan, biasanya disertai dengan kewajiban-kewajiban tertentu, misalnya membayar bunga pinjaman, dan atau dengan system bagi hasil. 2) Modal sendiri Yaitu modal yang berasal dari pemilik perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas, selama perusahaan itu masih berjalan. Oleh karena proyek dapat dibiayai dari modal sendiri maupun modal pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh kedua macam sumber dana tersebut dapat diperoleh, dan bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana kedua-duanya akan diterapkan. Bagaimana pula keseimbangan yang berasal antara keduanya sehingga diperoleh struktur modal yaitu (Riyanto, 2006:234): a) Struktur modal yang didasarkan atas aturan financial konservatif yang vertikal.

13 b) Struktur modal yang didasarkan atas aturan financial konservatif horisontal. c) Modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata. b. Pembelanjaan dari dalam perusahaan Yaitu pembelanjaan dimana pemenuhan kebutuhan modal berasal dari dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan dan dalam bentuk: a) Laba ditahan Yaitu bagian laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham b) Penyusutan aktiva tetap Yaitu modal yang secara berangsur-angsur bebas dari aktiva tetap melalui penyusutan Pengertian Aliran Kas / Cash Flow Penafsiran aliran kas pada dasarnya merupakan keharusan bagi seorang investor, apabila hendak menilai suatu proyek atau mengadakan rencana investasi. Aliran kas ini akan berpengaruh terhadap perhitungan kriteria investasi yang berdasarkan aliran kas. Definisi mengenal aliran kas pada dasarnya menyatakan tentang adanya dua aliran kas yaitu Cash In Flow dari Cash Out Flow. Yang dimaksud dengan aliran kas masuk (Proceeds), adalah: Laba setelah pajak (EAT) + penyusutan + bunga x (1-pajak), jika proyek investasi dibelanjai sebagian dengan modal pinjaman (Husnan, 2006:257), sedangkan aliran kas keluar adalah pengeluaran kas yang dipergunakan untuk menghasilkan barang maupun jasa. Aliran kas berlainan dengan keuntungan, aliran kas sangat penting di dalam

14 penganggaran modal, karena aliran kas yang diharapkan dari investasi merupakan pusat keputusan dari pemilik dana maupun usaha. Investasi dalam bentuk aktiva tetap akan ada kaitannya dengan manfaat dimasa yang akan datang. Agar supaya kita melakukan taksiran mengenai manfaat yang akan ditimbulkan dari investasi tersebut untuk masa-masa mendatang. Salah satu penyebab kegagalan investasi oleh karena adanya faktor ketidakpastian yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Dan ini menyebabkan kita mengalami kesulitan dalam memperkirakan berapa besar manfaat yang kita peroleh. Ada berbagai cara penilaian usulan investasi didasarkan pada aliran kas dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam pembukuan perusahaan. Hal ini disebabkan karena untuk dapat menghasilkan keuntungan tambahan, kita harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Kita mengetahui bahwa keuntungan yang dilaporkan dalam pembukuan perusahaan belum tentu dalam bentuk kas, sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam pembukuan perusahaan. 1. Aliran Kas Aliran kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan (Soeharto, 2009:407). Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Soeharto, 2009:408). Yaitu:

15 a. Aliran kas awal (initial cash flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi b. Aliran kas operasional (operational cash flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek. c. Aliran kas akhir (terminal cash flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengembalian kerja dan nilai sisa aktiva tetap, seperti nilai sisa hasil penjualan. Dalam penyusunan aliran kas proyek diperlukan untuk memperhatikan halhal berikut: a. Prinsip Aliran Kas Yaitu dengan menyusun aliran kas masuk dan aliran kas keluar secara sistematis. b. Aliran Kas Inkremental (Incremental) Adalah aliran kas proyek apabila hanya memperhitungkan arus dana masuk dan keluar yang terdapat kaitannya dengan proyek yang bersangkutan. c. Aliran Kas Diperhitungkan Setelah Pajak Adalah keuntungan yang diperoleh dengan adanya investasi diperhitungkan setelah kewajiban pajak. d. Incidental Effect (Efek Incidental) Dengan memperhitungkan pengaruh diadakannya proyek baru atau proyek yang akan dijalankan terhadap laba perusahaan.

16 e. Opportunity Cost Yaitu kemungkinan memperoleh tingkat keuntungan yang diterima dari penggunaan alternatif terbaik suatu asset. f. Bunga Utang Untuk mengevaluasi kelayakan proyek, dipisahkan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan Penganggaran Modal / Capital Budgeting 1. Pengertian Penganggaran Modal / Capital Budgeting Didalam penganggaran modal terdapat bermacam-macam kegiatan yang harus dikerjakan yaitu meliputi pencarian usul-usul investasi baru yang menguntungkan, menyelidiki pertimbangan-pertimbangan pemasaran dan permesinan yang berguna untuk memperkirakan akibat-akibat yang terjadi oleh karena diterimanya suatu usulan investasi dan membuat analisa ekonomi untuk menentukan potensial laba masing-masing usulan investasi. Anggaran modal (Capital budgeting) adalah keseluruhan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun (Riyanto, 2009:112). Menurut Syamsuddin (2009:412) capital budgeting adalah keseluruhan proses perencanaan, pengumpulan, pengevaluasian, penyeleksian dan penentuan alternatif penanaman modal yang akan memberikan penghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari setahun. Tentu saja batas satu tahun tersebut bukanlah suatu yang mutlak, namun bisa dijadikan suatu pegangan yang cukup baik untuk membeda-bedakan

17 bermacam-macam pengeluaran. Dimana dapat dijelaskan bahwa yang termasuk didalam golongan pengeluaran-pengeluaran dana adalah pengeluaran dana untuk pembelian aktiva tetap yaitu tanah, mesin, bangunan, dan peralatan-peralatan lainnya. Sedangkan istilah operasi pengeluaran (operating expenditure) adalah pengeluaran dana yang hasilnya diharapkan akan diterima kembali dalam jangka waktu satu tahun, sedangkan Beban Modal (Capital Expense) adalah pengeluaran dana yang hasilnya diharapkan akan diterima kembali dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Demikian pula misalnya pengeluaran dana untuk proyek advertasi jangka panjang, penelitian dan pengembangan termasuk juga dalam golongan modal penganggaran biaya (Capital Budgeting Expense). Penganggaran modal merupakan suatu proses pengambilan keputusan di mana pembelian aktiva tetap yang penting seperti bangunan/gedung, mesin produksi, kendaraan, dan peralatan harus dievaluasi. Oleh karena itu keputusan yang kita ambil akan berkaitan dengan pembelian untuk investas aktiva tetap. Maka diperlukan sikap hati-hati dari pimpinan perusahaan dalam penyusunan. Penganggaran modal penting bagi perusahaan karena: a. Masa depan yang mempunyai unsur ketidakpastian yang besar sehingga memerlukan adanya komitmen terhadap setiap keputusan penganggaran modal tersebut. b. Penganggaran modal yang baik akan menolong dalam memilih saat yang tepat untuk memperoleh aktiva dan mutu aktiva yang dibeli.

18 Jadi penganggaran modal sangat penting karena apabila perusahaan melakukan usulan investasi yang menyangkut pengeluaran dalam jumlah besar tentu dibutuhkan perencanaan yang matang dan teliti. Hal tersebut dikarenakan dana yang dibutuhkan untuk usulan investasi tidak tersedia secara langsung. Untuk itu perlu dibuat Capital Expenditure Program. Program ini dibutuhkan untuk mengatur pembiayaan investasi yang akan dilakukan. Dengan demikian dapat memperkecil kesulitan yang akan dihadapi oleh seorang investor. Capital Expenditure Program (program pengeluaran) digunakan untuk merencanakan pembiayaan beberapa tahun sebelumnya, dimana untuk memastikan ketersediaan dana yang diperlukan dalam program perluasan ekspansi perusahaan Contoh penganggaran modal adalah keputusan penggantian (replacement), yang mengilustrasikan penggunaan arus kas untuk keputusan penganggaran modal. Penganggaran modal meliputi: a. Penyediaan rencana investasi b. Taksiran arus kas yang akan dihasilkan dari rencana tersebut c. Penilaian terhadap arus kas d. Seleksi proyek berdasarkan kriteria tertentu e. Evaluasi kembali secara berkesinambungan terhadap proyek investasi setelah rencana diterima. Penganggaran modal ini akan sangat berarti didalam menentukan diterima atau ditolaknya suatu rencana investasi, dimana dengan mengetahui proporsi kebutuhan modal, antara modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk

19 memenuhi kebutuhan modal yang diperlukan untuk melaksanakan rencana investasi. Dengan mengetahui proporsi kebutuhan modal yang diperlukan dalam suatu investasi maka akan dapat ditentukan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang, yang akan dapat dipergunakan sebagai discount factor atau cut off rate untuk menilai usulan suatu proyek investasi diterima atau ditolak (Husnan dan Suwarsono, 2007:205). 2. Teknik penghitungan capital budgeting Dalam melakukan studi kelayakan suatu proyek perusahaan, ada beberapa kriteria penilaian investasi, namun lebih menekankan metode NPV, adapun kriteria tersebut adalah: a. Metode Average of Return (ARR) Perhitungan Average Rate of return didasarkan atas jumlah keuntungan bersih sesudah pajak (EAT) yang tampak dalam laporan rugi laba. (Syamsudin, 2009: ). Average Earning After taxes ARR = x 100% Investment Suatu proyek investasi dapat dinyatakan diterima atau ditolak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) ARR yang diperoleh > ARR minimum maka, proyek diterima 2) ARR yang diperoleh < ARR minimum maka, proyek ditolak. Dimana ARR minimum telah ditetapkan sebelumnya.

20 b. Metode Payback Period Menurut Subagyo (2007:211) metode pemulihan investasi Payback Period merupakan metode analisis kelayakan investasi untuk menilai jangka waktu (tahun) pemulihan seluruh modal yang diinvestasikan dalam suatu proyek. PP = PV of Outlays PV of Proceeds X 12 Bulan Menurut Subagyo (2007:211) kriteria kelayakan metode Payback Period adalah: 1) Proyek diterima jika masa pemulihan modal investasi lebih pendek dari usia ekonomis. 2) Proyek ditolak jika masa pemulihan modal investasi lebih lama dibandingkan usia ekonomisnya. Kelebihan: 1) Mudah dalam penggunaan dan perhitungan 2) Berguna untuk memilih proyek yang mempunyai masa pemulihan tercepat. 3) Masa pemulihan modal dapat digunakan untuk alat prediksi risiko ketidakpastian pada masa mendatang. Masa pemulihan tercepat memiliki resiko lebih kecil dibandingkan dengan masa pemulihan yang relatif lama. Kelemahan: 1) Mengabaikan adanya perubahan nilai uang dari waktu ke waktu (time value of money). 2) Mengabaikan arus kas setelah periode pemulihan modal dicapai. 3) Mengabaikan nilai sisa proses.

21 4) Sering menjebak analisator jika biaya modal atau bunga kredit tidak diperhitungkan dalam arus kas yang menyebabkan usaha tidak valid. c. Metode NPV (Net Present Value Method) Net Present Value adalah salah satu teknik capital budgeting yang memperhitungkan nilai waktu/ nilai uang yang paling sering digunakan (Syamsudin, 2009:448). Perhitungan NPV dilakukan sebagai berikut: NPV = PV of Proceeds PV of Outlays Dengan kriteria kelayakan: 1) Proyek dinilai layak jika NPV bernilai positif 2) Proyek dinilai tidak layak jika NPV bernilai negatif Kelebihan: 1) Memperhitungkan nilai uang karena faktor waktu sehingga lebih realistis terhadap perubahan harga. 2) Memperhitungkan arus kas selama usia ekonomis proyek. 3) Memperhitungkan adanya sisa proyek. Kelemahan: 1) Lebih sulit dalam penggunaan perhitungan. 2) Derajat kelayakan selain dipengaruhi arus kas juga oleh faktor usia ekonomis proyek.

22 d. Metode PI (Profitability Index Method) Pendekatan ini hampir sama dengan teknik NPV. Jika NPV menghitung berapa rupiah kelebihan Present value cash inflow diatas present value initial investment, sedangkan PI mengukur Present value untuk setiap rupiah yang diinvestasikan. Rumus metode ini adalah sebagai berikut: PI = PV of Proceeds PV Of Outlays Selama PI ratio > 1 maka usulan proyek dapat diterima, tetapi apabila sebaliknya maka usulan proyek tersebut harus ditolak. e. Internal rate of Return (IRR) Internal rate of Return (IRR) didefinisikan sebagai tingkat discount atau bunga yang akan menyamakan present value cash in flow dengan jumlah initial investment dari proyek atau investasi yang sedang dinilai. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat discount yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol, karena Present value cash inflow pada tingkat discount tersebut akan sama dengan initial investment. Perhitungan IRR dilakukan sebagai berikut: IRR = P1 - C1 x (P2-P1) (C2-C1) Dimana : P1 : Tingkat bunga kredit 1 P2 : Tingkat bunga kredit 2 C1 : NPV 1

23 C2 : NPV 2 Dengan kriteria kelayakan: 1) Proyek dinilai layak jika IRR lebih besar dari presentase biaya modal (bunga kredit) atau sesuai dengan presentase keuntugan yang investor, sebaliknya 2) Proyek dinilai tidak layak jika IRR lebih kecil dari presentase biaya modal (bunga kredit) atau lebih rendah dari keinginan investor Pengertian dan Jenis Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap a. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam buku Standart Akuntansi Indonesia (2010:Salemba Empat) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu saham. b. Definisi Aktiva tetap menurut Harahap dalam bukunya Akuntansi Aktiva Tetap (2002:20) adalah Aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan. c. Prinsip Akuntansi Indonesia (2010:PSAK No. 17,P2) mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut:

24 Aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud yamg diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ada tiga batasan agar suatu aktiva dapat dikatakan sebagai aktiva tetap, yaitu: a. Aktiva berwujud b. Aktiva itu diperuntukkan dalam operasi normal perusahaan, bukan untuk dijual. c. Aktiva itu dipakai lebih dari satu tahun. Di Indonesia, aset tetap sering diistilahkan dengan kata aktiva yang memiliki arti, aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (Simamora 2000: 298). Serupa dengan Simamora, pada PSAK No.16 tahun 2009 menjabarkan aset tetap sebagai aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Pada dasarnya aset tetap adalah aset berwujud yang dapat dipergunakan secara berulang-ulang, tidak dimaksudkan untuk dijual tetapi digunakan dalam rangka kegiatan utama perusahaan. Berkaitan dengan umur dari suatu aset maka terdapat istilah depresiasi yang diartikan sebagai pengalokasian harga pokok aset tetap selama masa gunanya atau dapat disebut

25 sebagai biaya yang dibebankan akibat penggunaan aset tetap dalam proes produksi. Aset tetap dapat dikelompokkan menjadi dua menurut sifatnya, yaitu aset tetep berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Zaki menyatakan (2010: ) aset tetap berwujud sifatnya permanen yang digunakan perusahaan dalam kegiatan normal perusahaan. Aset tetap tersebut dikelompokkan menjadi aset tetap yang umurnya tidak terbatas dan aset yang umurnya terbatas. Aset tetap tidak berwujud digunakan untuk menunjukkan aset-aset yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik seperti, merk, software, lisensi, hak cipta dan hak paten. 2. Jenis Aktiva Tetap Menurut Harahap (2010:22) Aktiva Tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain: a. Sudut substansi, Aktiva Tetap dapat dibagi: 1) Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan. 2) Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain. b. Sudut Disusutkan atau tidak 1) Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinery (Mesin), Inventaris, jalan dan lain-lain.

26 2) Undepreciated Plant Assets, aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti lahan (Land). c. Berdasarkan Jenis Aktiva tetap berdasarkan jenis dapat dibagi sebagai berikut: 1) Lahan Lahan adalah bidang tanah yang terhampar baik merupakan tempat maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan yang diatasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri. Khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya, seperti jalan dan lain-lain maka dapat digabungkan dalam nilai bahan. 2) Bangunan/Gedung Gedung adalah bangunan yang berdiri diatas bumi ini baik diatas lahan atau air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu. 3) Mesin Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. 4) Kendaraan Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truk, tractor, forklift, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain.

27 5) Perabot Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot garasi mobil, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan. 6) Inventaris/Peralatan Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris pabrik, inventaris gudang dan lainlain. 7) Prasarana Prasarana di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jembatan, pagar dan lainlain. d. Sudut Umur 1) Limited Life Plant Equipment adalah keseluruhan plant equipment yang memiliki umur terbatas seperti: mobil, bangunan, gedung, komputer. 2) Unlimited Life Plant Equipment adalah plant equipment yang memiliki umur tidak terbatas seperti tanah karena tanah dapat dipakai dalam jangka waktu yang tidak terbatas sehingga tidak mengalami penyusutan Proyeksi rugi laba Laporan rugi laba yaitu suatu laporan yang disusun secara sistematis tentang revenue (pendapatan) yang diperoleh dan tentang expenses (biaya) yang menjadi beban tanggungan perusahaan dalam usahanya dalam periode waktu tertentu. Menyusun laporan rugi laba sama halnya dengan menghitung dan memperkirakan laba atau rugi suatu usaha tertentu selama periode yang

28 ditentukan. Informasi ini sangat penting untuk mengetahui suatu prospek usaha selama periode tertentu. Dari besarnya taksiran laba bersih, jika ditambahkan penyusutan dapat memberikan angaka yang menunjukan kemampuan dari usaha untuk mengembangkan investasinya. Adapun pos-pos dalam laporan rugi laba meliputi: 1. Pendapatan dari usaha. 2. Harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. 3. Biaya operasi dan penjualan. 4. Biaya lain-lain. 5. Laba Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan investasi biasanya diartikan dengan manfaat atau keuntungan yang diperoleh dengan adanya proyek investasi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk mewujudakan proyek investasi tersebut. Sebaliknya jika investasi lebih tinggi dari manfaat, maka investasi tersebut ditolak untuk dilaksanakan. Dilihat secara sepintas tampak sangat mudah namun jika ditelusuri lebih mendalam kiranya perlu dikemukakan, ternyata penilaian tiap bagian diatas yaitu penghitungan tingkat keuntungan dan biaya investasi adalah rumit. Bagi suatu perusahaan yang dimaksud dengan keuntungan adalah selisih antara penghasilan dengan biaya yang dikeluarkan. Dalam analisa investasi semua keuntungan, penerimaan dan biaya-biaya berada pada masa yang akan datang. Suatu yang ada

29 pada masa yang akan datang berada pada sityuasi yang tidak dapat dipatikan dengan tepat. 2.2 Rerangka Pemikiran Usulan Penambahan Armada Truck Penilaian Kriteria Investasi: 1. NPV 2. PAYBACK PERIOD 3. IRR 4. ARR 5. PI Diterima Ditolak Sumber : Hasil Olah Penulis, 2014 Gambar 1 Rerangka Pemikiran 2.3 Perumusan Hipotesis Dari hasil ilustrasi Rerangka diatas dapat diambil kesimpulan sementara bahwa analisa invetasi penambahan armada truk pada PT. Charoen Pokphand di Sidoarjo. 1. Proyek diterima jika NPV bertanda positif (>0) 2. Menurut Subagyo (2007:211) kriteria kelayakan metode payback period adalah:

30 Proyek diterima jika masa pemulihan modal investasi lebih pendek dari usia ekonomis Proyek ditolak jika masa pemulihan modal investasi lebih lama dibandingkan usia ekonomisnya 3. Suatu usulan investasi dapat diterima apabila IRR investasi tersebut lebih besar atau sama dengan tingkat suku bunga bank maka usulan investasi akan ditolak 4. Suatu proyek investasi dapat dinyatakan diterima atau ditolak apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: ARR yang diperoleh > ARR minimum maka, proyek diterima ARR yang diperoleh < ARR minimum maka, proyek ditolak Dimana ARR minimum telah ditetapkan sebelumnya 5. Selama PI ratio 1 maka usulan proyek dapat diterima, tetapi apabila sebaliknya maka usulan proyek tersebut harus ditolak..

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Sukirno (2003), investasi adalah pengeluaran atau penanaman modal bagi perusahaan untuk membeli barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING

ANALISIS CAPITAL BUDGETING ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU METODE UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP MESIN DAN KENDARAAN ( Studi Kasus pada Perusahaan Malang Indah ) Dwi Adi Cahyosatrio Moch. Dzulkirom

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, selalu terdapat aktiva tetap untuk menjalankan operasinya. Aktiva tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan karena memerlukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001:284). Investasi juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu badan usaha, instansi, individu atau perorangan.

BAB II LANDASAN TEORI. suatu badan usaha, instansi, individu atau perorangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aset Menurut Siregar (2004:178) aset adalah barang atau sesuatu barang yang mempunyai nilai ekonomi, nilai komersial atau nilai tukar yang dimiliki oleh suatu badan usaha, instansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat yang adil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang saat ini, baik perusahaan besar maupun kecil terpacu untuk bersaing mendapatkan laba yang semaksimal mungkin guna

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) pada usaha bisnis tertentu. Usaha bisnis itu sendiri dapat bersifat baru sama

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP MAKALAH Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Manajemen Keuangan 1 + Asistensi Dosen Pengampu : M. Aris Safi i, M.E.I Disusun oleh: 1. Risva Aggraeni (2013115088)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan

Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan Bab I: Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai suatu negara berkembang, Indonesia sedang memacu pembangunan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

12/04/2012. Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi

12/04/2012. Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi MATERI MATRIKULASI PENGANTAR BISNIS Sub Bahasan Manajemen Keuangan (Konsep Penilaian Investasi dala Aktiva Tetap) I Made Artawan, SE, MM Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa Denpasar 1

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Ibrahim H.M.Y (2003) menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan suatu proyek, yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA Henny Ramadhani Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Ramadhani.henny@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan laba. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya melalui Investasi. Investasi

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) Aditya Satriawan Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang)

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) Arief Budiman Nengah Sudjana Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa bisa menganalisis untuk keputusan investasi modal 2. Khusus : Mahasiswa memahami dan dapat melakukan analisis keputusan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah penganggaran modal digunakan untuk menggambarkan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Istilah penganggaran modal digunakan untuk menggambarkan bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah penganggaran modal digunakan untuk menggambarkan bagaimana seseorang merencanakan investasi penting yang mempunyai keterlibatan jangka panjang. Investasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP BERUPA KENDARAAN PADA PT.PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA Nur Halima, Masyhad, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek 2.2 Pengertian Bisnis 2.3 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi dan Proyek Kasmir dan Jakfar berpendapat bahwa investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adalah state of nature dari setiap perusahaan untuk terus bertumbuh dan berkembang. Dalam menjalankan usahanya suatu perusahaan baik yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, meskipun perkembangannya tidak sepesat dibandingkan dengan negara tetangga Thailand.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Penganggaran Modal Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com PENGANGGARANMODAL (CapitalBudgeting) ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

Silvia Maysaroh Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK

Silvia Maysaroh Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK PENERAPAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Kasus pada PT. Pabrik Es Wira Jatim Unit Pabrik Es Kasri Pandaan) Silvia Maysaroh Moch. Dzulkirom AR Devi Farah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian dan Pentingnya Investasi Investasi diambil dari kata bahasa Inggris investation yang bermakna penanaman modal. Investasi merupakan salah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aset/Aktiva Aset atau aktiva adalah Produk bernilai yang dikuasai atau dimiliki suatu perusahaan, baik berupa harta benda ( properti ), hak atau suatu tuntutan terhadap

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen merupakan suartu bentuk pelaporan berupa informasi yang disajikan berupa laporan-laporan sebagai suatu satuan untuk kepentingan pihak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) Prian priyatna putra (0113u254) Shinta achadya (0113u248) Kelas D FAKULTAS

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI Keputusan investasi Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b)

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci