Saira Tolana, , *Dr. Hj. Zulaecha Ngiu, M.Pd, **Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Saira Tolana, , *Dr. Hj. Zulaecha Ngiu, M.Pd, **Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan"

Transkripsi

1 Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 1

2 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DI KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 GORONTALO Saira Tolana Dr. Hj. Zulaecha Ngiu*, Asmun W. Wantu, S.Pd, M.Sc** Abstrak Saira Tolana, Nim Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo dengan Pembimbing I Dr. Hj. Zulaecha Ngiu, M.Pd dan Pembimbing II Asmun W. Wantu S.Pd, M.Pd. Skripsi Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo. Rumusan Masalah dalam Penelitian ini yakni : Apakah dengan mengunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo. Tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo. Hasil penelitian dan pembahasan bahwa melalui penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Data hasil penilaian awal pada Siklus 1 Pertemuan pertama menunjukkan bahwa hanya 39% dari 23 orang yang memperoleh hasil belajar yang baik pada materi Kedaulatan Negara Republik Indonesia. Data hasil penilaian pada siklus I pertemuan kedua menunjukkan bahwa terdapat 17 siswa atau 74% dari 23 orang siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo sudah memiliki hasil belajar yang baik dan dinyatakan tuntas sedangkan 6 siswa atau 26 % belum memiliki hasil belajar yang baik. Data hasil belajar siswa ini meningkat pada siklus I pertemuan ketiga di mana dari 23 orang ada 87% siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo yang memiliki hasil belajar yang baik tentang materi Kedaulatan Negara Republik Indonesia sedangkan 13% dari keseluruhan siswa tersebut termasuk kriteria cukup memahami, dan dinyatakan tidak tuntas tetapi ini tidak berpengaruh pada hasil belajar siswa karena telah tercapai 87% dari 23 orang siswa Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 3 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 2

3 Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang selalu memperhatikan pentingnya pendidikan akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini proses pendidikan tersebut, tentunya tidak lepas dari kegiatan pengajaran yang merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan. Untuk itu di harapkan kepada guru atau pendidik dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, karena gurulah yang berperan langsung membina siswa dalam interaksi pembelajaran begitu pula untuk menumbuhkan dan meningkatkan hasil siswa dalam belajar, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Dalam proses pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Berkaitan dengan proses interaksi dalam pembelajaran, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah hasil belajar dan model pembelajaran. Hasil belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dengan ketrampilan proses dan dilaksanakan agar menimbulkan tingkah laku progresif dan adaptif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam belajar berupa pengetahuan, penguasaan, atau ketrampilan, dan sikap yang diperoleh siswa selama mengikuti pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk angka. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Model pembelajaran juga salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran. Sudjana (2011: 22) Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan kompetensi sangat diperlukan. Untuk itu guru sebagai pengarah dan pembimbing harus pandai dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut maka guru memiliki tanggung jawab untuk menanamkan kesadaran kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan Pendidikan Kewarganegaraan dapat dicapai dengan baik. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah dalam penyampaian materi pelajaran, guru masih terikat pada buku paket, penggunaan media pembelajaran yang belum optimal, belum maksimalnya lingkungan sekolah digunakan sebagai sumber sarana pembelajaran Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 3

4 dan kurangnya pengusaaan serta pemahaman metodologi pembelajaran (Soemantri, 2007:70). Dari penjelasan di atas, menyadarkan kita bahwa kondisi-kondisi tersebutlah yang merupakan penyebab kualitas pendidikan kita tertinggal dari negara-negara lain termasuk oleh negara-negara tetangga. Akhirnya dampak kurang baik yang sering kita saksikan dan alami adalah rendahnya aktivitas, minat, dan motivasi belajar siswa yang berakibat pada rendahnya prestasi dan hasil belajar siswa, dalam hal ini terutama dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang lebih banyak materinya berupa hafalan (Soemantri, 2007:98). Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode maupun model yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi kurang baik pula. Misalkan guru kesehariannya dalam mengajar biasa menggunakan metode ceramah, siswa akan menjadi bosan, mengantuk, hanya mencatat, akhirnya siswa menjadi pasif (Djamarah, 2007:59) Sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum optimal seperti yang telah ditentukan dalam ketentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, di mana dari 23 orang jumlah siswa hanya 8 orang siswa atau 35 % yang memperoleh hasil belajar dengan baik sedangkan 15 orang siswa atau 65% memperoleh hasil belajar yang kurang atau belum tuntas di mana ketentuan belajar siswa dapat diperoleh apabila mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan belajar mengajar guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, siswa kurang memahami materi Pendidikan Kewarganegaraanyang diajarkan oleh guru, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, sebagian besar siswa juga belum memiliki keberanian untuk bertanya, mengemukakan pendapat dan berbicara di depan kelas, siswa tidak memperhatikan pelajaran yang diterangkan oleh guru, guru belum menggunakan metode yang bervariasi, hasil belajar yang dimiliki siswa masih rendah, selain itu mereka kurang serius dalam memfokuskan diri mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 4

5 Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan di atas yaitu dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining mengupayakan siswa mampu mengajarkan sesuatu kepada siswa lainnya. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu bersamaan. Siswa menjadi nara sumber bagi siswa lain. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining menekankan pada pembelajaran dalam kelompok, siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang optimal. Dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining diharapkan siswa akan lebih mudah memahami pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya, sehingga tercapai hasil belajar yang optimal. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian ilmiah dengan judul: Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo. Masalah yang berhasil peneliti identifikasi adalah sebagai berikut: 1. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, 2. Siswa kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru, 3. Kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, 4. Sebagian besar siswa juga belum memiliki keberanian untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dan berbicara di depan kelas, 5. Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran yang diterangkan oleh guru, 6. Guru belum menggunakan metode yang bervariasi, 7. hasil yang dimiliki siswa masih rendah, dan 8. Mereka kurang serius dalam memfokuskan diri mengikuti materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 5

6 Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan mengunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo? Sesuai dengan yang telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan diatasi dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo. Model ini diharapkan akan memotivasi siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran sebab model pembelajaran ini menuntut siswa untuk mengeksplorasi, mengenali, sampai dengan menerapkan konsep yang dipelajari sehingga akan tampak tingkat hasil belajar siswa dan pada akhirnya akan berkontribusi pada prestasi belajar siswa. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo. Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah: 1. Bagi Sekolah Memberikan masukan pada sekolah yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo. 2. Bagi Guru Penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo ini sangat diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi Siswa Memberikan pengetahuan, hasil, dorongan, hasil belajar yang baik serta solusi untuk belajar lebih giat atau lebih aktif lagi dalam setiap mempelajari materi yang disampaikan Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 6

7 oleh guru. 4. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan atau wawasan dalam penggunaam model pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo. KAJIAN TEORITIS Menurut Sudjana (2011:22) mendefinisikan hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2008:30). Hasil Belajar merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh siswa dari sebuah proses pembelajaran yang telah dijalaninya, yang biasanya dinyatakan dengan prestasi belajar, jika prestasi belajarnya baik berarti hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau sebaliknya. Purwanto (2010: 44) mengemukakan bahwa, hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang diharapkan siswa dapat merubah perilakunya dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan belajar yang telah dilakukan berulang-ulang serta ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik tujuan akhir yang hendak dicapai oleh siswa dari sebuah proses pembelajaran yang telah dijalaninya, yang biasanya dinyatakan dengan prestasi belajar, jika prestasi belajarnya baik berarti hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan Dalam sistem pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom (dalam Sudjana, 2011: 22) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 7

8 itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran dan pada penelitian ini peneliti hanya meneliti mengenai hasil belajar dalam ranah kognitif, psikomotor dan ranah afektif yang dimiliki siswa setelah ia belajar baik berkenaan dengan hasil belajar intelektual dan sikap maupun yang berkenaan dengan keterampilan. Manfaat Hasil Belajar, Karena berdasarkan hasil belajar siswa, dapat diketahui kemampuan dan perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidikan dalam kelas. Pengertian Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan suatu model yang memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta untuk mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta lainnya. Model Student Facilitator and Explaining mempunyai kelebihan yaitu siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain, siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat lebih memahami materi tersebut. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Menurut Uno (2011:88) terdapat enam langkah dalam pelaksanaan model pembelajarn Student Facilitator and Explaining, yaitu sebagai berikut: a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Guru menjelaskan tujuan belajarnya, menyampaikan ringkasan dari isi dan mengaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus atau skema kerja. b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi. Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu dan siswa memperhatikan. Setelah selesai menjelaskan guru membagi siswa menjadi berkelompok secara heterogenitas. c. Guru Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui Model pembelajaran Student Facilitator And Explaining. Dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya. Meminta seorang sukarelawan untuk maju dan menjelaskan di depan kelas apa yang kurang di ketahui oleh yang lainnya. d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa. Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 8

9 Ketika sang sukarelawan menjelaskan apa yang mereka ketahui di depan kelas, guru mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali. Informasi yang tidak akurat, ide yang kurang tepat atau yang hanya dijelaskan separuh, hal ini bisa ditangani langsung sehingga siswa tidak membentuk kesan yang salah, atau mereka dapat membuat dasar dari rencana pembelajaran yang telah diperbaiki untuk beberapa pelajaran berikutnya. e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa lebih memahami materi yang sudah dibahas pada saat itu. Terakhir Guru melakukan Evaluasi METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti lakukan merupakan penelitian mengenai hasil belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo. Harapan ideal peneliti, siswa yang dapat mengeluarkan pendapat dengan baik di sekolah hasil belajarnya pun akan meningkat pula. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan secara geografis sangat dekat dengan tempat peneliti sehingga mempermudah pengambilan data penelitian. Karakteristik Subjek Penelitian Sebagai subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang saya lakukan adalah siswa di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 23 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Adapun Variabel Penelitian terdiri dari Variabel Proses, Variabel input, Variabel hasil Prosedur Penelitian Penelitian dirancang dalam satu (1) siklus dalam 1 siklus dilakukan 3 kali pertemuan. Pelaksanaan tiap siklus akan diambil 1 kelas dengan kerjasama guru pemberi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 1. Siklus I pertemuan 1 Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 9

10 Dalam siklus I pertemuan I ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : 1) Tahap perencanaan penelitian, 2) Tahap Pelaksanaan penelitian, 3) Tahap pemantauan dan Evaluasi, dan 4) Tahap analisis dan refleksi. a. Tahap Perencanaan Penelitian Dalam tahap ini peneliti merencanakan penelitian diawali dengan adanya permasalahan bahwa di tempat bertugas banyak siswa yang kurang dalam mengeluarkan pendapat siswa sehingga akan mempengaruhi pembelajaran dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil siswa itu sendiri di sekolah. b. Tahap Pelaksanaan penelitian Pada tahap ini peneliti memberikan pengarahan kepada siswa dan membuat kesepakatan dengan siswa, bahwa bagi siswa yang tidak mengeluarkan pendapat diberikan sebuah penguatan. Pada tahap ini juga peneliti memberitahu kepada siswa, bahwa yang mengeluarkan pendapat siswa juga akan diberikan penghargaan (apresiasi). c. Tahap pemantauan dan Evaluasi Setelah diamati beberapa hari dengan pedoman pengamatan mulai berlangsungnya pelaksanaan dan pada saat penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining tersebut di atas, maka selanjutnya peneliti mengamati kembali dengan pedoman pengamatan yang telah ditetapkan dengan indikator-indikatornya. Kemudian nilainya dirata-ratakan. Setelah dilakukan observasi sebelum penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan sesudah dilaksanakan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining. d. Tahap analisis dan refleksi. Setelah diketahui hasill perbandingannya kemudian diulangi lagi observasinya mulai dari tahap pelaksanaan penelitian sampai pada tahap penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining untuk meningkatkan kemampuan siswa. Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 10

11 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru senantiasa mengarah pada upaya peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan, namun demikian pada penelitian ini tindakan kelas lebih diarahkan pada aspek hasil belajar siswa, yang merupakan aspek kedua dari ranah koginitif siswa. Upaya ini dilaksanakan bertolak dari hasil observasi awal, dimana sebagian siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo mengalami kendala dalam pembelajaran materi Kedaulatan Negara Republik Indonesia. Kendala tersebut sebagai akibat belum optimalnya hasil belajar siswa, pada akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar. Guna mengatasi kendala tersebut, peneliti menetapkan membelajarkan materi tersebut melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaining guna meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tersebut di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo. Penggunaan model dipilih dengan pertimbangan dan alasan, serta mengacu pada pendapat yang dikemukakan Uno (2009:83) model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan siswa lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau pendapatnya sendiri. Kelebihan dari model ini, siswa diajak untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain, siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat lebih memahami materi tersebut dan telah dibuktikan melalui penelitian tindakan kelas yang membelajarkan materi Pendidikan Kewarganegaraantentang Kedaulatan Negara Republik Indonesia. Materi tersebut dibelajarkan dalam 1 (satu) kali pertemuan dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan dalam jam pelajaran. Pada pembelajaran siklus I, pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah Kedaulatan Negara Republik Indonesia. Alokasi waktu yang digunakan dalam membelajarkan materi tersebut adalah 2 jam pelajaran atau 70 menit. Pada pertemuan kedua dibelajarkan materi Contoh kedaulatan negara dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhir pertemuan dilakukan penilaian lisan berdasarkan soal yang telah disediakan. Hasil Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 11

12 penilaian pada siklus I pertemuan kedua menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian, dalam hal ini peningkatan pemahaman siswa pada materi belum tercapai. Hasil analisis data menunjukkan bahwa, dari 23 orang siswa yang dikenakan tindakan pada pembelajaran siklus I pertemuan kedua, ketuntasannya hanya 74%. Dengan perkataan lain, siswa yang mencapai nilai 75 ke atas hanya 17 dari 23 orang. Hasil ini mengharuskan peneliti melakukan refleksi melalui diskusi dengan guru mitra. Mengacu pada hasil refleksi, maka pada pembelajaran berikutnya peneliti merencanakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap aspek kegiatan guru dan aktivitas peserta didik. Menyangkut kegiatan guru, aspekyang perlu dioptimalkan meliputi: (1) Berupaya menumbuhkan motivasi siswa dan mempertahankan motivasi tersebut hingga akhir pembelajaran melalui pertanyaan kepada beberapa siswa diawal dan disela-sela kegiatan pembelajaran, (2) Memberikan kesempatan bertanya yang cukup kepada siswa berkaitan dengan media yang akan digunakan, (3) Lebih mengefektifkan penggunaan media gambar dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Menyangkut aktivitas siswa yang dioptimalkan pada siklus I pertemuan ketiga adalah (1) Mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar, (2) Meminta seluruh siswa agar memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, dan (3) Meminta siswa Mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dimengerti. Berdasarkan perencanaan tersebut, pembelajaran siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan. Hasilnya, dari 23 orang siswa yang dikenakan tindakan, 20 orang atau 87% memperoleh nilai 75 ke atas dan dinyatakan tuntas. Dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dan tingkat hasil belajar siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo tahun pelajaran 2014/2015 pada materi Kedaulatan Negara Republik Indonesia yang ditunjang oleh model pembelajaran. Meskipun kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan telah berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa yang tergambar dari nilai perolehan, tetapi masih perlu pengembangan lebih lanjut. Hal ini, karena sesuai analisis data pada pembelajaran siklus I pertemuan ketiga masih terdapat 3 orang atau 13% dari keseluruhan siswa yang dinyatakan belum tuntas pada materi tersebut. Keseluruhan siswa yang dinyatakan tidak tuntas pada siklus I pertemuan ketiga akan dibimbing secara individual guna mencapai ketuntasan pada materi yang telah dibelajarkan. Siswa-siswa tersebut akan diberikan Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 12

13 tugas-tugas sesuai dengan materi yang telah dibelajarkan agar mereka mencapai ketuntasan sebagaimana siswa lainnya. Dengan tidak mengabaikan beberapa siswa yang tidak mencapai ketuntasan materi, pada dasarnya penggunaan model pada pembelajaranpendidikan Kewarganegaraanmateri Kedaulatan Negara Republik Indonesia, telah mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa pada materi. Peningkatan ini dibuktikan dengan hasil analisis data bahwa tingkat ketuntasan siswa mencapai 87% pada akhir pembelajaran siklus I pertemuan ketiga. Hasil ini sekaligus menunjukkan bahwa hipotesis tindakan yang menyatakan: Jika digunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining, maka hasil belajar siswa pada materi Kedaulatan Negara Republik Indonesia pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo telah meningkat, terbukti kebenarannya dan hal ini dapat diterima. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Gorontalo pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi Kedaulatan Negara Republik Indonesia. Analisis data hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan kedua menunjukkan bahwa dari 23 orang siswa yang dikenakan tindakan, 17 orang atau 74% siswa memenuhi kriteria ketuntasan, dan pada siklus I pertemuan ketiga telah meningkat menjadi 20 orang atau 87%. Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran, meningkat dari siklus I pertemuan pertama ke siklus I pertemuan ketiga sebesar 13%. Saran Berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil penelitian, maka dikemukakan saransaran sebagai berikut. Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 13

14 1) Model pembelajaran dapat menjadi alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan model pembelajaran pada materi Pendidikan Kewarganegaraan lainnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Bagi peneliti penggunaan model pembelajaran yang efektif akan meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang peneliti lakukan pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 4) Diharapkan agar penggunanaan model pembelajaran terus ditingkatkan dalam setiap proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Brodjonegoro, Satryo Soemantri Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT SUN Djamarah S.B Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Kustiani,Syaifullah Motivasi Belajar Pembelajaran dan Upaya-Upaya Peningkatannya. Malang: IKIP Malang Prasetya, Perangkat Pembelajaran Metode Student Facilitator And Explaining Pada Standar Kompetensi Menjelaskan Dasar-Dasar Sinyal Video di SMK Negeri 5 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro» Vol 1 Nomer 2 (2012). Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pembelajaran. Jogjakarta: Ar- Ruzz, Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Saraswati. Yeni Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Facilitator and Explaining (SFAE) Untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Singosari. Malang: Jurnal UM Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 14

15 ( saraswati.html) Semiawan, Cony Pendekatan Keterampialan proses. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Sugihartono, Pendekatan Dalam pembelajaran. Bandung: Refika Aditama Sudjana, Nana Penilaian proses hasil belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustak Uno, Hamzah Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo Hal. 15

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2 Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, berakhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting, sebab maju atau tidaknya suatu bangsa tergantung pada pendidikan. Siapa pun yang mendapat pendidikan yang baik akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan kepribadian manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting. Melalui pendidikan, seseorang akan belajar untuk mengetahui, memahami dan akan berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut UU No 20 Tahun 2003 pasal 2 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan serta dipupuk secara efektif dengan menggunakan strategi

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan serta dipupuk secara efektif dengan menggunakan strategi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional, pendidikan merupakan usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi manusia untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Seperti yang diuraikan pada

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO 176 PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO Oleh : Sopiyah IKIP Widya Darma Surabaya Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya untuk menjembatani antara kondisi objektif yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang artinya pendidikan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikannya. Semakin baik tingkat pendidikan suatu negara, semakin baik juga sumber daya manusianya.

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO 232 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Oleh: SUSMIATI SMP Negeri 1 Balongbendo Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan bangsa. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warga negara

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada semua jenjang pendidikan di Indonesia. Tujuan mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia menyelenggarakan suatu sistem pendidikan dan pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana pendidikan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Yunita Damayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: wisnie59@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Hasil belajar matematika Belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan yang mendasar, yakni peningkatan kualitas pembelajaran karena sumber daya manusia diperoleh

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsung hidup dan meningkatkan

Lebih terperinci

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015 PENGGUNAAN MODEL DIRECT INSTRUCTION KOMBINASI DENGAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG DI KELAS V SDN KUIN CERUCUK 3 BANJARMASIN Diana Fatmasari, Hj.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Kualitas sumber daya manusia ini hanya dapat diperoleh dari proses

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar* 152 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN Oleh Fatimah Abubakar* ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang bervariasi dan inovatif mempunyai tujuan untuk menimbulkan minat dan motivasi belajar peserta didik terhadap semua mata pelajaran di sekolah.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (CATATAN TERBIMBING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KEMUNING NGARGOYOSO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks dan juga makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka membentuk ouput sumber daya manusia yang unggul, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang, untuk

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting di berbagai sektor kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan diadakannya perbaikan dalam bebagai bidang di dalam pendidikan baik itu perubahan kurikulun yang dilakukan oleh dinas pendidikan, perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang telah menuntut manusia untuk selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari https://www.slideshare.net/mobile/suprapto/uu-no-20-tahun- Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari https://www.slideshare.net/mobile/suprapto/uu-no-20-tahun- Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengajaran yanng memerlukan keahlian khusus, serta sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,

Lebih terperinci

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun 28 Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun Budiono SMK Negeri 1 Bireun email: budionosmkbir@gmail.com ABSTRAK Kualitas pembelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi pokok dalam suatu bangsa. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan canggih, dituntut sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dimasa pembangunan saat ini, manusia dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran akan. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran akan. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai tahap pertama pendidikan, seyogyanya dapat memberikan landasan yang kuat untuk tingkat selanjutnya. Dengan demikian sekolah dasar harus

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PENGERTIAN ORGANISASI MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS V

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PENGERTIAN ORGANISASI MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS V Dinamika Vol. 3, No. 1, Juli 2012 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PENGERTIAN ORGANISASI MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS V SD Negeri Karanganyar 01

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah masyarakat, apalagi di perkembangan zaman yang menuntut perubahan dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru, ketika menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan agar

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan kunci utama tercapainya tujuan pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen diantaranya dalah

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Ani Rosidah, M.Pd anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka (UNMA) ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya yang dimiliki oleh setiap individu. Melalui pendidikan siswa dapat mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang berkelanjutan untuk menyiapkan seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya sendiri. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

Nurdian Jurusan S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo 2013 ABSTRAK

Nurdian Jurusan S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo 2013 ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KOMPETENSI DASAR BUKTI TRANSAKSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: RESTI FITRIANINGRUM A54F100038 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah pembelajaran disekolah peran guru dan siswa adalah yang paling utama, karena keduanya adalah objek yang paling utama dalam pembelajaran. Dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek utama dalam pengembangan diri manusia dan sebagai jembatan untuk meningkatkan pengetahuan. Di era yang semakin modern dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Tujuan pendidikan

Lebih terperinci

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE DRILL PADA MATERI KERTAS KERJA (WORKSHEET) MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X 5 SMA NEGERI 2 GORONTALO ROSITA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan kita dapat mempersiapkan kondisi sumber

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (SIKLUS BELAJAR) Oleh : Zayuk Novita Fasha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat semakin meningkatkan tuntutan hidup masyarakat di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur, senantiasa melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan akan terlaksana apabila

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat

Lebih terperinci