JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:
|
|
- Yuliani Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (20) ISSN: STUDI EKSPERIMEN DAN ANALISA ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG APUNG DENGAN VARIASI JUMLAH DAN JARAK PELETAKKAN PELAMPUNG APUNG Raden Fauzi Fadlilah Rahman dan Wiwiek Hendrowati Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia wiwiek@me.its.ac.id Abstrak- Sumber energi dari minyak bumi, gas, dan batu bara yang tidak terbarukan telah memasuki periode penurunan produksi, oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperoleh sumber energi baru dan terbarukan. Indonesia yang dikelilingi laut yang luas, ternyata menyimpan potensi energi yang luar biasa. Bukan hanya potensi kekayaan hayati di dalam laut yang membentang luas mulai ujung barat hingga ujung timur. Tapi juga menyimpan potensi energi listrik yang sangat besar. Pemanfaatan energi gelombang laut harus mulai dikembangkan untuk menjadikannya sebagai salah satu sumber energi alternatif melalui berbagai penelitian.dalam penelitian ini dilakukan rancang bangun sebuah pembangkit listrik tenaga gelombang laut ( PLTGL ) skala laboratorium, dengan cara memanfaatkan gerakan naik turun pelampung (ball floater) yang diakibatkan oleh gelombang laut. Gelombang laut yang digunakkan adalah simulasi gelombang air dikolam simulator gelombang laut. PLTGL metoda pelampung ini diletakan ditengah kolam simulator. Selanjutnya gerakan naikturun disearahkan dengan memasang one way bearing dan akan menggerakkan poros generator. Besarnya gerakan naik turun pelampung akan ditentukan oleh jumlah pelampung dan jarak peletakannya terhadap poros utama. Energi listrik yang dihasilkan dari generator akan dianalisa akibat pengaruh variasi frekuensi. Hasil penelitian ini adalah daya terbesar untuk variasi jumlah pelampung terjadi pada pelampung dengan jumlah 4 pada frekuensi Hz yaitu watt dan terkecil adalah saat pelampung dengan jumlah 1 pada frekuensi Hz yaitu watt. Untuk variasi jarak, daya terbesar terjadi pada variasi jarak meter, jumlah pelampung ( N=4 ) pada frekuensi Hz yaitu watt. terkecil terjadi pada variasi jarak meter, jumlah pelampung 1 ( N=1 ) pada frekuensi Hz yaitu watt. Kata Kunci: PLTGL, pelampung apung, jumlah pelampung apung, jarak Peletakkan pelampung, daya. S I. PENDAHULUAN umber energi dari minyak bumi dan gas yang tidak terbarukan telah memasuki periode penurunan produksi, oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperoleh sumber energi baru dan terbarukan, untuk dapat mengisi kurangnya pasokan energi nasional. Kebutuhan energi listrik dari tahun ke tahun terus meningkat seiiring dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi [1]. Energi laut yang terdiri dari arus laut, arus pasang surut, gelombang, panas laut serta perbedaan salinitas merupakan salah satu sumber energi baru terbarukan harus segera dapat dimanfaatkan. Sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini berasal dari bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas dan batu bara. Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan penghematan energi, maka perlu dilakukan pencarian sumber energi yang ramah lingkungan dan terbarukan. Meskipun luas wilayah laut Indonesia tiga kali lebih besar dari luas daratan, namun kegiatan pemanfaatan energi laut untuk pembangkit listrik belum berkembang. Pijakan pengembangan energi laut sebenarnya telah tersedia dalam UU No. 30/2007 tentang Energi maupun UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Indonesia yang dikelilingi laut yang luas, ternyata menyimpan potensi energi yang luar biasa. Bukan hanya potensi kekayaan hayati di dalam laut yang membentang luas mulai ujung barat hingga ujung timur. Tapi juga menyimpan potensi energi listrik hingga mencapai MW dan belum dimanfaatkan, dengan teknologi yang ada saat ini, potensi yang bisa dikembangkan mencapai MW. Sementara teknologi yang paling siap adalah teknologi gelombang dan arus pasang surut dengan potensi praktis MW [2]. Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan yang sangat besar. Salah satu potensi tersebut adalah energi gelombang laut. Energi gelombang laut adalah energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan sebaliknya. Teknologi pengembangan energi dari laut tersebut dapat memecahkan masalah energi listrik sebagai negara kepulauan, karena masih terdapat banyak pulau - pulau atau daerah daerah terpencil yang memerlukan penanganan khusus termasuk penyedian energi listrik. Teknologi ini dapat memperkuat nilai tawar bangsa Indonesia dalam hal teknologi energi baru dan terbarukan, dan menghadapi isu pemanasan global. II. URAIAN PENELITIAN Pada Tugas akhir ini tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengujian adalah sebagai berikut : A. Studi Literatur Gelombang laut merupakan energi dalam transisi, energi yang terbawa oleh sifat aslinya. Gelombang permukaan merupakan gambaran yang sederhana untuk menunjukkan bentuk dari suatu energi lautan. Adapun gejala dari energy gelombang laut bersumber pada fenomena fenomena berikut : 1. Benda yang bergerak pada atau dekat permukaan yang menyebabkan terjadinya gelombang dengan perioda kecil. 2. Angin yang merupakan sumber penyebab utama gelombang lautan. 3. Gangguan seismik yang menyebabkan terjadinya gelombang pasang atau tsunami. 4. Medan gravitasi bumi dan bulan menyebabkan gelombang pasang yang tinggi.
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (20) ISSN: Bentuk gelombang dibagi menjadi berbagi bentuk yang masing masing memiliki karakteristik dan energi yang berbeda. Secara umum ada dua jenis gelombang yang sering dijumpai, yaitu gelombang linier dan gelombang non linier. Gelombang linier ini memiliki karakteristik berbentuk sinusoidal dengan panjang gelombang yang lebih besar dari tinggi gelombangnya. [3] Gambar 1 Wave Nomenclature [4] SWL : Mean sea water level ( muka air tenang ) L : Wave Length [m] h : Depth below SWL ( kedalaman ) [m] T : Wave periode [s] C : Kecepatan rambat gelombang [m/s] H : Amplitudo gelombang B. Perencanaan dan Pembuatan Mekanisme Tahap perencanaan berfungsi untuk membuat desain alat konverter gelombang laut dengan menggunakan pelampung berbentuk bola dari bahan plastik dan lengan pelampung dengan bahan acrylic. Mekanisme model konversi energi gelombang laut ini memvariasikkan jumlah pelampung yang terdiri dari 1 pelampung apung hingga 4 pelampung apung. Dimana masing masing jumlah pelampung yang ditempatkan pada mekanisme tersebut divariasikkan jarak sebesar meter dan meter pada variasi frekuensi inverter Hz, Hz, Hz dan dihubungkan dengan poros. mekanisme PLTGL dapat bekerja selanjutnya memasang PLTGL pada mekanisme pembuat gelombang yang telah disesuaikan dengan jumlah pelampung apung dan jarak peletakkan pelampung dari titik referensi. Dimana titik referensi adalah dudukan bearing ( pillow block) terdekat ke generator, kemudian setting simulator gelombang yaitu keinggian stroke segitiga pembangkit dan frekuensi inverter. Setting oscilloscope untuk merekam data voltage output dari PLTGL. Data yang direkam disimpan pada flasdisk untuk kemudian diolah menggunakkan software Matlab. D. Pengolahan Data Pengujian Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah sehingga hasil pengujian ditunjukkan dalam grafik jumlah pelampung fungsi daya, dan grafik jarak peletakkan pelampung fungsi daya. E. Peralatan yang digunakan Tabel 1 Spesifikasi PLTGL Metode Apung Bagian Spesifikasi Nilai Bahan Poros Utama Dimensi D = m ; L= 0.3 m One Way Merk KOYO Bearing Dimensi D = m Ball Bearing Merk NSK Dimensi D = m Gear Box Ratio 1 : Torsi 2276 gf.cm 1 2 Tabel 2 Spesifikasi Komponen yang Divariasikan Variabel Tetap Panjang Lengan Masa 3 Stroke 0.45 m 0.07 kg 0. m Jumlah N=1, N=2 N=3, N=4 Variabel Desain Jarak ( m ), ( Hz ),, A. Perhitungan III. HASIL DAN ANALISA a. F wave Analisa gaya pada pelampung dapat menunjukkan seberapa besar nilai daya yang dihasilkan. Dimana Penjumlahan gaya pada pelampung akan menimbulkan torsi sehingga dapat memutar poros. Dimana gaya- gaya pada pelampung dapat dihitung dengan cara : Gambar 2 Perencanaan Mekanisme PLTGL Metode Apung C. Pengujian PLTGL Proses pengujian untuk pertama kali dilakukkan pada motor DC yang digunakkan sebagai generator. Uji karakteristik ini untuk mengetahui spesifikasi dan menetapkan target daya yang ingin dicapai. Kemudian memastikan mekanisme PLTGL dapat memutar generator dari mekanisme pembuat gelombang. Setelah dipastikan Gambar 3 Analisa Gaya pada Apung
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (20) ISSN: P wave = ρ.g2.h 2.T 32π F Wave = Pwave x T L Dimana, P wave adalah daya Gelombang (watt), ρ adalah Massa jenis air tawar (1000 kg/m³), g adalah percepatan gravitasi (,8 m/s²), H adalah Tinggi gelombang (m), T adalah Periode gelombang (s), L adalah Panjang gelombang (m). b. F generated Fgenerated adalah penjumlahan gaya gaya yang bekerja pada suatu benda yang diletakkan diatas gelombang laut, dimana Fgenerated berlaku persamaan : Fgenerated = F = (Fwave + F bouyancy) F gravitasi Fgenerated = (( P wave ) + ( ρ c fluida. g. Volume fluida )) m. g θ = Mt. L = ( Mt O Mt generator ). L Dari sudut puntiran ( θ ) diketahui bahwa sudut tersebut terjadi selama 1 gelombang dimana frekuensi ( f ) adalah banyaknya gelombang yang dilakukan suatu benda dalam satu detik, dimana frekuensi naik turun pelampung mengikuti frekuensi gelombang laut. Putaran yang dihasilkan akibat torsi tersebut diperbesar dengan ratio ( i ), sehingga : ω = dθ = θ. f.i dt adalah laju energi atau kerja yang dilakukan persatuan waktu, dinyatakan dengan satuan Watt. adalah torsi dikalikan ω ( kecepatan sudut ), sehingga : P = T. ω Sedangkan untuk penampang poros dengan jumlah torsi yang terjadi lebih dari satu, berlaku persamaan : Untuk mengitung volume tercelup adalah sebagai berikut : ρbenda Volume tercelup = ρair Volume Total Volume tercelup = ρbenda x Vol total ρair c. Momen Torsi Mt. L θ = θ f = Mt ab. Lab θ f = Gambar 6 Sudut Puntir Akibat 4 + Mt bc.lbc + Mt cd.lcd + Mt de.lde 1 (Mt ab. Lab + Mt bc. Lbc + Mt cd. Lcd Mt de. Lde) Gambar 4 Diagram Benda Bebas Pada Mekanisme B. Pengaruh Variasi Jumlah Terhadap Energi Listrik Mt o = ( F generated. l ) ( F lengan. l 2 ) Gambar 5 Sudut Puntir Akibat 2 Momen ( Watt ) Variasi Jumlah Jumlah ( N ) Hz Hz Hz Poros akan mengalami sudut puntiran akibat torsi yang dihasilkan terhadap torsi minimum di generator. Gambar 7 Grafik Teoritis Pengaruh Variasi Jumlah
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (20) ISSN: Grafik pada gambar diatas menunjukkan grafik daya teoritis variasi jumlah, jumlah pelampung yang digunakan bervariasi dari 1 hingga 4 terhadap daya yang dihasilkan (watt). Grafik diatas menunjukkan bahwa pelampung dengan jumlah N = 4 menghasilkan daya paling besar, dan daya yang paling kecil dengan jumlah pelampung N = 1, sesuai dengan Mt. L persamaan θ =, bahwa sudut yang terbentuk pada sebuah poros dengan torsi lebih dari satu ( Multiple Torque ) adalah penjumlahan torsi yang bekerja pada poros tersebut sehingga semakin banyak jumlah pelampung yang dipasang semakin besar torsi yang dihasilkan dan semakin besar sudut yang terbentuk. Semakin besar sudut yang dibentuk semakin besar daya yang dihasilkan. C. Pengaruh Variasi Jarak Terhadap Energi Listrik Gambar 7 merupakan grafik hasil perhitungan daya secara teoritis variasi jarak pelampung. Grafik tersebut menunjukkan daya teoritis variasi jarak, jumlah pelampung yang digunakan bervariasi dari 1 hingga 4 terhadap daya yang dihasilkan (watt). Grafik pada gambar 8 diatas adalah grafik yang untuk variasi jumlah pelampung ( N ) sebanyak 1 buah, pada tiga frekuensi yang berbeda. Garis merah menunjukkan grafik perubahan pada frekuensi ( F ) motor Hz, garis biru untuk frekuensi ( F ) motor Hz, garis coklat frekuensi motor ( F ) Hz. Gambar 10 Grafik Variasi Jumlah ( N = 2 ) DAYA ( WATT ) G R A F I K T E O R I T I S V A R I A S I J A R A K JARAK PELAMPUNG ( METER ) N1 F N1 F N1 F N2 F N2 F N2 F N3 F N3 F N3 F N4 F Grafik pada gambar diatas adalah grafik yang untuk variasi jumlah pelampung ( N ) sebanyak 2 buah dan pada tiga frekuensi yang berbeda. Garis merah menunjukkan grafik perubahan pada frekuensi ( F ) motor Hz, garis biru untuk frekuensi motor ( F ) Hz, garis coklat frekuensi ( F ) motor Hz. Gambar 8 Grafik Teoritis Pengaruh Variasi Jarak Grafik dibatas menunjukkan bahwa pelampung dengan jumlah N=4 pada jarak meter menghasilkan daya paling besar, dan daya yang paling kecil dengan jumlah pelampung N=1, dengan jarak meter. Sesuai dengan persamaan θ f = Mt ab.l J.G + Mt bc.l J.G + Mt cd.l + Mt de.l, semakin J.G J.G jauh mekanisme ditempatkan pada titik referensinya semakin besar sudut yang terbentuk. Jika sudut tersebut dikalikan frekuensi maka terdapat kecepatan sudut ( ω ). Hasil perkalian kecepatan sudut dan torsi yang dihasilkan adalah daya bangkitan yang dihasilkan mekanisme PLTGL SP secara teoritis.a D. Pengaruh Variasi Jarak Terhadap ( Eksperimen ) Gambar 11 Grafik Variasi Jumlah ( N = 3 ) Grafik pada gambar 10 diatas adalah grafik yang untuk variasi jumlah pelampung ( N ) sebanyak 3 buah dan pada tiga frekuensi yang berbeda. Garis merah menunjukkan grafik perubahan pada frekuensi motor Hz, garis biru untuk frekuensi motor Hz, garis coklat frekuensi motor Hz. Gambar Grafik Variasi Jumlah ( N = 1 ) Gambar Grafik Variasi Jumlah ( N = 3 )
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (20) ISSN: Grafik pada gambar 11 diatas adalah grafik yang untuk variasi jumlah pelampung ( N ) sebanyak 4 buah dan pada tiga frekuensi yang berbeda. Garis merah menunjukkan grafik perubahan pada frekuensi motor Hz, garis biru untuk frekuensi motor Hz, garis coklat frekuensi motor Hz. pelampung sebanyak 1 buah dan pada 3 frekuensi ( F ) yang berbeda yaitu,, Hz dengan variasi jarak yaitu meter. Garis merah menunjukkan variasi panjang meter pada frekuensi Hz. Garis biru menunjukkan variasi panjang meter pada frekuensi Hz. Garis coklat menunjukkan variasi panjang meter pada frekuensi Hz. Tabel 3 Tabel data hasil Eksperimen Variasi Jumlah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak jumlah pelampung yang ditempatkan pada semakin besar daya yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dilihat lebih jelas pada grafik dibawah : ( watt ) Variasi Jumlah Jumlah ( N ) Hz Hz Hz Gambar Grafik Variasi Jarak Esperiment ( L= N=1) Grafik dibawah adalah grafik yang menunjukan perubahan voltase yang terjadi selama 2.5 detik untuk jumlah pelampung sebanyak 1 buah dan pada 3 frekuensi ( F ) yang berbeda yaitu,, Hz dengan variasi jarak yaitu meter. Garis merah menunjukkan variasi panjang meter pada frekuensi Hz. Garis biru menunjukkan variasi panjang meter pada frekuensi Hz. Garis coklat menunjukkan variasi panjang meter pada frekuensi Hz. Tabel 4 Tabel data hasil Eksperimen Variasi Jarak Gambar 13 Grafik Variasi Jumlah Eksperimen vs E. Pengaruh Variasi Jarak Terhadap ( Eksperimen ) Gambar 14 Grafik Variasi Jarak Esperiment ( L= N=1) Grafik diatas adalah grafik yang menunjukan perubahan voltase yang terjadi selama 2.5 detik untuk jumlah
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (20) ISSN: V A R I A S I J A R A K P E L A M P U N G Tabel 5 Tabel Eksperimen vs Teoritis Variasi Jumlah DAYA ( WATT ) JARAK PELAMPUNG ( METER ) N1F N1F N1F N2F N2F N2F N3F N3F N3F N4F N4F N4F Jumlah ( N ) Stroke (m) F motor ( Hz) Variasi Jumlah Teoritis ( watt ) Eksperimen ( Watt ) Error ( % ) Gambar 16 Grafik Variasi Eksperimen Jarak vs Tabel 6 Tabel Eksperimen vs Teoritis Variasi Jarak Gambar 14 merupakan grafik data hasil percobaan dari variasi jarak dimana variasi dilakukan terhadap setiap segmen poros dengan jarak meter dan meter dari tiap titik referensinya. Dari grafik dibawah dapat menunjukkan bahwa nilai daya terbesar adalah saat pelampung dengan jumlah pelampung 4 ( N=4 ) pada frekuensi Hz, nilai volt RMS terkecil adalah dengan jumlah pelampung 1 ( N=1 ), kedelapan garis cenderung naik seiring dengan meningkatnya nilai frekuensi. Dari grafik diatas dapat disumpulkan bahwa nilai voltase RMS akan meningkat jika memperbesar jarak peletakkan pelampung dari satu titik referensi disetiap porosnya. Penempatan pelampung sangat tergantung dari panjang gelombang yang dihasilkan, dimana pergeseran jarak tersebut tidak pada puncak gelombangnya sehingga pergerakkan pelampung tidak pada saat bersamaan, atau tidak bergerak secara bergantian yang menyebabkan putaran poros dalam keadaan konstan. Nilai voltase yang baik dihasilkan dari putaran mekanisme yang konstan, jadi penempatan yang baik adalah pergerakkan pelampung yang bergerak secara bergantian. F. Perbandingan Eksperimen dan Teoritis Jumlah Amplitudo Stroke (m) Jarak (m ) Variasi Jarak ( Hz ) Teoritis ( Watt ) Eksperimen ( Watt ) Error ( % ) Perbandingan eksperimen dan teoritis dilakukan untuk mengetahui error dari mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem ( PLTGL-SP ). Pada grafik dibandingkan daya yang dihitung secara teoritis dibandingkan dengan daya hasil pengambilan data ( praktikum ) dalam satuan watt. Dengan mengamati grafik tersebut dapat diketahui seberapa besar penyimpangan mekanisme PLTGL-SP ini. Error ini dapat dijadikkan bahan pertimbangan untuk menentukkan variasi yang diberikkan yang memberikkan losses atau kehilangan daya yang paling besar. Sehingga dapat ditentukkan nilai mekanisme yang dapat memberikkan daya terbesar. Error dapat dihitung dengan cara membagi nilai daya secara praktikum terhadap daya yang diperoleh secara teoritis, dikalikan dengan seratus persen
7 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (20) ISSN: Tabel 5 menunjukkan perbandingan antara daya teoritis dan daya yang didapatkan ( Eksperimen ) variasi jumlah. Kemudian dibandingkan antara daya teoritis dan eksperiment untuk mendapatkan nilai error. Hasil yang didapat, bahwa error terbesar adalah saat jumlah pelampung ( N = 4 ) yaitu mencapai 6.45 persen. Dan nilai error terkecil adalah pada saat jumlah pelampung ( N = 1 ) dengan nilai error adalah persen. Sedangkan pada tabel 6 menunjukkan perbandingan antara daya teoritis dan daya yang didapatkan ( Eksperimen ) variasi jarak. Kemudian dibandingkan antara daya teoritis dan eksperiment untuk mendapatkan nilai error. Hasil yang didapat, bahwa error terbesar adalah saat jumlah pelampung ( N = 4 ) pada jarak peletakkan ( L= meter ) pada frekuensi Hz yaitu mencapai 7.36 persen. Dan nilai error terkecil adalah pada saat jumlah pelampung ( N = 1 ) dengan nilai error adalah persen. Nilai error yang besar dikarenakan daya yang diberikkan oleh gelombang laut tidak dapat diteruskan secara baik dikarenakkan terdapat losses disetiap mekanisme. Kehilangan daya terjadi di mekanisme one way bearing. Karena daya yang diteruskan ke generator hanya ketika gerakkan naik saja, ketika pelampung bergerak turun tidak dimanfaatkan karena mekanisme satu arah putar pada one way bearing. Kehilangan daya juga dapat diakibatkan pada saat sambungan poros. Sambungan poros menggunakkan bushing,yang pada saat proses penyambungan sulit untuk dilakukan proses alignment. Akibatnya poros dalam keadaan misalignment ( ketidaklurusan ). Misalignment terjadi karena adanya pergeseran atau penyimpangan salah satu poros dari sumbunya. Ketika mekanisme menggunakkan bushing sebagai sambungannya maka poros mengalami Paralel Misalignment dan Angular Misalignment. Akibatnya poros dalam keadaan bergetar dan terjadi gesekkan berlebih antara poros dan bearing ketika terjadi gesekkan maka putaran pada poros berkurang. Kemudian Penggunaan generator dengan daya yang lebih besar dimana dalam hal ini menggunakkan motor DC sebagai generator. Berdasarkan pengujian karakteristik motor ditemukkan bahwa ketika diputar pada 1100 Rpm generator hanya menghasilkan daya sebesar 0.08 watt, sehingga penggantian generator dengan kapasitas yang lebih besar nantinya diharapkan daya yang dihasilkan lebih besar. G. Analisa Pengaruh Variasi Analisa ini dilakukan untuk mengetahui variasi yang memiliki efek dominan terhadap besar daya yang dihasilkan. Analisa dilaksanakan pada 3 variasi yaitu Pengaruh, pengaruh jumlah dan pengaruh jarak terhadap besar daya yang dihasilkan. Cara mencari variasi yang memiliki efek paling dominan adalah membandingkan besar daya pada variasi yang dilakukan terhadap besar daya yang dihasilkan dalam presentase ( % ). Contohnya adalah untuk mengetahui pengaruh variasi frekuensi terhadap besar daya maka dilaksannakan perhitungan pada jumlah pelampung yang sama di frekuensi yang berbeda. Kemudian untuk mengetahui pengaruh jumlah maka variabel yang dihitung adalah perubahan daya disetiap jumlah pelampung di frekuensi dan jarak yang sama. Untuk mengetahui pengaruh jarak, maka variabel yang dihitung adalah perubahan daya disetiap pertambahan jarak pada frekuensi dan jumlah pelampung yang sama. Hasil dari analisa dijelaskan dari grafik-grafik sebagai berikut: Efek Terhadap ( % ) Grafik Perbandingan Pengaruh Variasi Pengaruh Variasi Gambar 17 Grafik Pengaruh Variasi Terhadap Dari ketiga variasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa variasi penambahan jumlah mekanisme memberikkan efek paling dominan terhadap peningkatan daya, yaitu dapat meningkatkan daya sebesar rata-rata sebesar 36 % dari kondisi awalnya. Variasi penambahan jarak memberikkan efek penambahan daya sebesar 17 %. Variasi memberikan efek 8 % terhadap peningkatan daya. IV. KESIMPULAN Nilai daya akan meningkat seiring ditambahnya frekuensi gelombang laut pada mekanisme PLTGL metode pelampung. Nilai daya akan meningkat seiring bertambahnya pelampung pada mekanisme PLTGL metode pelampung. Nilai daya akan meningkat seiring bertambahnya jarak penempatan pelampung pada mekanisme PLTGL. Berdasarkan eksperimen nilai daya terbesar untuk variasi jumlah saat pelampung berjumlah 4 ( N=4 ) pada frekuensi Hz yaitu watt dan daya terkecil pada jumlah pelampung 1 ( N=1 ) pada frekuensi Hz yaitu watt. Untuk variasi jarak daya terbesar terjadi pada variasi jarak meter dengan jumlah pelampung ( N=4 ) pada frekuensi Hz yaitu watt. terkecil terjadi pada variasi jarak meter dengan jumlah pelampung ( N=1 ) pada frekuensi Hz yaitu watt. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis, Fauzi Fadlilah Rahman, mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan pembahas yang telah memberikan kritik dan saran untuk penulisan artikel ini. Penulis Juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar penulis yang memberikan dukungan baik secara moral dan finansial. DAFTAR PUSTAKA [1] Rachmawati, E., & Adhi, R.K. ( 2011, September 1 ). Kebutuhan Listrik Tumbuh MW per Tahun. Dikutip March 20, 20, hanlistrik Tumbuh 5.500MW per Tahun. [2] EBTKE. (2011). Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi. Dikutip Maret 25, 20, dari Kementrian Energi dan Sumber Mineral: /arus-laut/336- potensi-energi-laut-nasional-telah-diratifikasi.html [3] Jennifer Vinning, Ocean Wave Enery Conversion. Advanced Independent Study Report Electrical and Computer Engineering Department University of Wisconsin- Madison. [4] Pujanarsa Astu,MT & Djati Nursuhud Mesin Konversi Energi. ANDI. Yogyakarta. 8 Variasi Jumlah Variasi Jarak Variasi
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
Pemodelan dan Analisa Energi Listrik Yang Dihasilkan Mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air (PLTG-AIR) Tipe Pelampung Silinder Dengan Cantilever Piezoelectric Sherly Octavia Saraswati dan Wiwiek
Lebih terperinciSTUDI EKPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PELAMPUNG PADA MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG TERHADAP ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN
STUDI EKPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PELAMPUNG PADA MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG TERHADAP ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN JEFRY ANANG CAHYADI 2112105046 DOSEN PEMBIMBING: DR. WIWIEK HENDROWATI, ST, MT
Lebih terperinciStudi Ekperimental Pengaruh Bentuk Pelampung Pada Mekanisme Pltgl Metode Pelampung Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Ekperimental Pengaruh Bentuk Pelampung Pada Mekanisme Pltgl Metode Pelampung Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan Jefry Anang Cahyadi
Lebih terperinciMuizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3)
ANALISA PENGARUHGERAKAN BANDUL DENGAN DUA PEMBERAT DAN SUDUT YANG BERBEDA TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT - SISTEM BANDULAN ( PLTGL-SB ) Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief,
Lebih terperinciAnalisa Kinerja Bandul Vertikal dengan Model Plat pada PLTGL
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-119 Analisa Kinerja Bandul Vertikal dengan Model Plat pada PLTGL Honey Rambu Anarki, Irfan Syarif Arief Jurusan Teknik Sistem
Lebih terperinciLely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI MASSA BANDUL TERHADAP POLA GERAK BANDUL DAN VOLTASE BANGKITAN GENERATOR PADA SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBAN LAUT SISTEM BANDUL KONIS Lely Etika Sari (2107100088)
Lebih terperinciPengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-145 Pengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair
Lebih terperinciKajian Teknis Sistem Konversi Pneumatis Energi Gelombang Laut Menggunakan Tanki Bertekanan Dan OWC (Oscillating Water Column)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-8 Kajian Teknis Sistem Konversi Pneumatis Energi Gelombang Laut Menggunakan Tanki Bertekanan Dan OWC (Oscillating Water Column)
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-641
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-641 Studi Eksperimental Energi Listrik yang Dihasilkan oleh Mekanisme Ocean Wave Energy Harvester Tipe Pelampung Bola dengan Metode
Lebih terperinciPrototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-99 Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler Yogo Pratisto, Hari Prastowo, Soemartoyo
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) B-270
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-270 Studi Karakteristik Reduksi Getaran Translasi Dan Rotasi Sistem Utama dan Energi Listrik yang Dihasilkan oleh Mekanisme Cantilever
Lebih terperinciANALISA DAN PENGUJIAN ENERGY BANGKITAN YANG DIHASILKAN OLEH PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM YANG DIPASANG PADA BOOGIE KERETA API
SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA DAN PENGUJIAN ENERGY BANGKITAN YANG DIHASILKAN OLEH PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM YANG DIPASANG PADA BOOGIE KERETA API OLEH : DWI MUKTI JANUARTA 2108100609
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Studi Eksperimen Karakteristik Putaran Pendulum Pada Simulator Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem Tiga Pendulum Andini Kusumastuti,
Lebih terperinciPerancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-168 Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut Musfirotul Ula, Irfan Syarief Arief, Tony Bambang
Lebih terperinciStudi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai
JURNAL TEKNIK POMITS Vol, No, () -6 Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai Anas Khoir, Yerri Susatio, Ridho Hantoro Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciPembaharuan energi, memanfaatkan energi alam yang melimpah luas menjadi sebuah energi alternatif yang akan dipakai di masa mendatang.
Riki Sanjaya 4210105022 Latar Belakang Laut mempunyai potensi sumber energi yang besar, sehingga layak untuk dikembangkan. Selain itu, energinya tersedia secara terus menerus (kontinue) dan ramah lingkungan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PERUBAHAN DESAIN FLYWHEEL TERHADAP WAKTU PENGOSONGAN ENERGI KINETIK MODEL KERS Muhammad Burhanuddin dan Harus Laksana Guntur Teknik
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-313
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (217) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) F-313 Studi Eksperimen Respon Reduksi Getaran Translasi dan Rotasi pada Sistem Utama dan Energy Density Mekanisme Cantilever Piezoelectric
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER Oleh : Bernadie Ridwan 2105100081 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Sutantra,
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM
KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM Febrielviyanti*, Maksi Ginting, Zulkarnain Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinciAnalisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) G-0 Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat Agus Suhartoko, Tony Bambang Musriyadi, Irfan Syarif Arief Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI
Artikel Skripsi PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Ir. J. Lubi. Oleh : Ni Made Wulan Permata Sari
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI PANJANG LENGAN PENDULUM TERHADAP POLA GERAK BANDUL DAN VOLTASE BANGKITAN GENERATOR PADA SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM BANDUL (PLTGL SB)
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 132
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 132 Pemodelan dan Analisa Reduksi Respon Getaran Translasi pada Sistem Utama dan Energi Listrik yang Dihasilkan oleh Mekanisme
Lebih terperinciEFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI. Oleh
EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI Oleh Drs. Defrianto, DEA Jurusan Fisika Fmipa UNRI Abstrak Sistem mekanik yang terdiri dari tabung,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori - teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori - teori yang digunakan adalah gaya gravitasi,
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. listrik. Di Indonesia sejauh ini, sebagian besar kebutuhan energi listrik masih disuplai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun-tahun terakhir, teknologi dan jumlah pertumbuhan penduduk meningkat pesat. Hal ini juga diiringi meningkatnya permintaan akan suplai energi listrik. Permintaan
Lebih terperinciStudi Pengaruh Diameter Kawat dan Susunan Kumparan Terhadap Voltase Bangkitan pada mekanisme Pemanen Energi Getaran
SidangTugas Akhir Bidang Studi : Desain Studi Pengaruh Diameter Kawat dan Susunan Kumparan Terhadap Voltase Bangkitan pada mekanisme Pemanen Energi Getaran Disusun oleh : Prisca Permatasari NRP. 2105 100
Lebih terperinciPENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI
PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN M. Samsul Ma arif Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciAnalisis Gerakan Bandul akibat Gerakan Ponton pada Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem Bandulan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Gerakan Bandul akibat Gerakan Ponton pada Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem Bandulan Sony Junianto
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DONALD SUPRI
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Studi Eksperimen dan Analisa Energi Listrik yang Dihasilkan Mekanisme Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Dengan Metode Ponton dan Single Pendulum
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Pengujian
Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak
Lebih terperinciModul Praktikum I. Profil Gelombang LABORATORIUM GELOMBANG PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
I LABORATORIUM GELOMBANG PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013 Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Gambar... iii BAB I Tujuan Praktikum... I-1
Lebih terperinciPengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Prototipe Hybrid Shock : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Mohammad Ikhsani dan Harus Laksana Guntur Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis energi yang melanda dunia khususnya di Indonesia, telah membuat berbagai pihak mencari solusi dan melakukan penelitian untuk mencari sumber energi
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OSCILLATTING WATER COLUMN (OWC) Diajukan sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu
Lebih terperinci(D) 40 (E) 10 (A) (B) 8/5 (D) 5/8
1. Benda 10 kg pada bidang datar kasar (koef. gesek statik 0,40; koef gesek kinetik 0,35) diberi gaya mendatar sebesar 30 N. Besar gaya gesekan pada benda tersebut adalah N (A) 20 (C) 30 (E) 40 (B) 25
Lebih terperinciSOAL DINAMIKA ROTASI
SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,
Lebih terperinciPENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo
PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi
Lebih terperinciAnalisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan
B-542 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan Hasbulah Zarkasy, Harus Laksana Guntur
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR
TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN
Lebih terperinciOCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA)
OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA) HASBULLAH, S.Pd.MT Electrical Engineering Dept. TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2008 FPTK UPI 2009 ENERGI GELOMBANG SAMUDERA Energi gelombang laut adalah satu potensi laut dan samudra
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN
ABSTRAK KAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN Tri Alfansuri [1], Efrita Arfa Zuliari [2] Jurusan Teknik Elektro, [1,2] Email : tri.alfansuri@gmail.com
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN
TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SAVONIUS 200 WATT
Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 KoE- 71 RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SAVONIUS
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Ir. J. Lubi BAHAIROTUL LU LU ( )
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI SUDUT KONIS TERHADAP POLA GERAK PENDULUM DAN VOLTASE BANGKITAN PADA SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM BANDUL (PLTGL SB) KONIS Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang
BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS PERUBAHAN KELENGKUNGAN PARABOLOID PADA FLUIDA YANG DIPUTAR http://www.gunadarma.ac.id/ Disusun Oleh: Yatiman (21401472) Jurusan Teknik Mesin Pembimbing:
Lebih terperinciPENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK
PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid
Lebih terperinciBAB 3. Metodologi Penelitian. 3.1 Rencana Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian
BAB 3 Metodologi Penelitian 3 3.1 Rencana Penelitian 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di Laboratorium Hidraulika, Program Studi Teknik Kelautan, Institut
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS Pemodelan Sistem Turbin Angin. menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun
54 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Pemodelan Sistem Turbin Angin Pada penelitian ini Sistem Turbin Angin dibuat dengan menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun atas turbin angin yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya terus meningkat karena pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu sendiri
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK ENERGI YANG DIHASILKAN MEKANISME PEMBANGKIT SINYAL LISTRIK AKIBAT BEBAN IMPAK DENGAN METODE PIEZOELECTRIC
STUDI KARAKTERISTIK ENERGI YANG DIHASILKAN MEKANISME PEMBANGKIT SINYAL LISTRIK AKIBAT BEBAN IMPAK DENGAN METODE PIEZOELECTRIC Alain irjik Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciWardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College
Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, merupakan bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya
Lebih terperinci1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.
1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah
Lebih terperinciAbstrak. 2. Tinjauan Pustaka
65 STUDI PERANCANGAN PROTOTYPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT TIPE SALTER DUCK Luthfi Prasetya Kurniawan 1) Ir. Sardono Sarwito M.Sc 2) Indra Ranu Kusuma ST. M.Sc 3) 1) Mahasiswa : Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar
Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen
Lebih terperinciPrediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-161 Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri dan transportasi yang semakin pesat beberapa dekade ini berimbas pula kepada kebutuhan akan konsumsi energi. Untuk menunjang dalam beraktivitas,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan mengerjakan tahapan-tahapan proses kegiatan sebagai berikut: ill. 1. SIMULASI KOMPUTER Alat pembangkit listrik dari energi gelombang dengan karakteristik
Lebih terperinciKata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi
ABSTRAK Ketergantungan pembangkit listrik terhadap sumber energi seperti solar, gas alam dan batubara yang hampir mencapai 75%, mendorong dikembangkannya energi terbarukan sebagai upaya untuk memenuhi
Lebih terperinciStudi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius
Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius Bambang Arip Dwiyantoro*, Vivien Suphandani dan Rahman Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor
Lebih terperinciSNMPTN 2011 Fisika KODE: 559
SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari setiap modul yang mendukung sistem secara keseluruhan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. semakin berkurang. Kebutuhan energi yang meningkat turut mempengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, kebutuhan energi dunia semakin meningkat. Sedangkan sumber energi utama yang digunakan saat ini, yaitu fosil, jumlahnya semakin berkurang.
Lebih terperinciJika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.
1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan
Lebih terperinciSoal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121
SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )
PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya
Lebih terperinciPRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL
PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal E-mail : soebyakto@gmail.com ABSTRAK Tenaga angin sering disebut sebagai
Lebih terperinciPembangkit Listrik Tenaga Gelombang
III LABORATORIUM GELOMBANG PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013 Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... iii BAB I Tujuan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak
Lebih terperinciLembar Kegiatan Siswa
11 Lembar Kegiatan Siswa Indikator : 1. menggunakan viskometer dua kumparan 2. memahami konsep konsep dasar mengenai viskositas suatu fluida 3. mengitung besarnya viskositas suatu fluida melalui grafik
Lebih terperinciBAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS
BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam
Lebih terperinciPerancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-5 1 Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik Andhika Iffasalam dan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc PhD Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
ANALISA VARIASI KAPASITOR UNTUK MENGOPTIMALKAN DAYA GENERATOR INDUKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) Dosen Pembimbing: Oleh: Tri Indra Kusuma 4210 100 022 Ir. SardonoSarwito, M.Sc
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-599 Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin Studi
Lebih terperinciPengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o
Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o Asroful Anam Jurusan Teknik Mesin S-1 FTI ITN Malang, Jl. Raya Karanglo KM 02 Malang E-mail:
Lebih terperinciStudi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-108 Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1
Lebih terperinciBahairotul Lu lu Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111, Indonesia
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI SUDUT KONIS TERHADAP POLA GERAK PENDULUM DAN VOLTASE BANGKITAN PADA SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM BANDUL (PLTGL SB) KONIS Bahairotul Lu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN SISTEM
BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan
Lebih terperinciYour logo. Bidang Studi : Marine Electrical And Automation System
Your logo Bidang Studi : Marine Electrical And Automation System Here comes your footer Page 2 1. Latar Belakang 2. Perumusan Masalah 3. Batasan Masalah Outline 4. Tujuan dan Manfaat 5. Metodologi Penelitian
Lebih terperinciSimulasi Sederhana tentang Energy Harvesting pada Sistem Suspensi
Simulasi Sederhana tentang Energy Harvesting pada Sistem Suspensi mochamad nur qomarudin, februari 015 mnurqomarudin.blogspot.com, alfiyahibnumalik@gmail.com bismillah. seorang kawan meminta saya mempelajari
Lebih terperinciUN SMA IPA Fisika 2015
UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE
STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE (VAWT) SKALA KECIL ( Citra Resmi, Ir.Sarwono, MM, Ridho Hantoro, ST, MT) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN
Sidang Tugas Akhir Bidang Studi : Desain STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN Disusun oleh : DENNY SAPUTRA NRP. 2105
Lebih terperinciPENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR
PENGUJIAN PROTOTIPE TURBIN HEAD SANGAT RENDAH PADA SUATU SALURAN ALIRAN AIR Ridwan Arief Subekti 1, Anjar Susatyo 2 1 Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik, LIPI, Bandung ridw001@lipi.go.id 2
Lebih terperinciPEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT Siti Nafaati dan Harus
Lebih terperinciSpeed Bumb sebagai Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan dan Terbarukan
Speed Bumb sebagai Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan dan Terbarukan Hasyim Asy ari 1, Aris Budiman 2, Agus Munadi 3 1,2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail
Lebih terperinciFisika UMPTN Tahun 1986
Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika
Lebih terperinciDESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN
Jurnal Emitor Vol. 14 No. 02 ISSN 1411-8890 DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN Hasyim Asy ari, Muhammad, Aris Budiman Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi dan lingkungan akhir-akhir ini menjadi isu global. Pembakaran BBM dan batubara menghasilkan pencemaran lingkungan dan CO 2 yang mengakibatkan pemanasan
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) B-8 Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar,, Plus Dan Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah Rapotan Saragih dan Djoko Sungkono Kawano Jurusan
Lebih terperinci