Penguatan Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Melalui Gerakan Masyarakat Sehat
|
|
- Surya Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penguatan Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Melalui Gerakan Masyarakat Sehat Desak Made Wismarini Sekretaris Direktorat Jenderal P2P Rakerkesda Provinsi Banten Tangerang, 14 April 2016
2 Sistematika 1. Tantangan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2. Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) 3. Upaya Penguatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Melalui GERMAS 4. Isu terkini P2P 5. Penutup 2
3 1. Tantangan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4 Situasi Pengendalian Penyakit Cakupan Imunisasi IDL < 91 % Kasus HIV Dg Test Tahun 2014 Adalah ; Tahun 2015 Sebesar Kab/Kota Yang Sudah Eliminasi PTM Stroke 1,2 Juta (1,21%) ; Hipertensi 42,1 Juta (25,8 %) ; Obesitas 44,3 Juta (26,6%) ; DM 8,9 Juta (6,9%) Kusta 21 Provinsi yang sudah eliminasi Frambusia Terdapat 74 Kab/Kota endemis Filariasis Terdapat 240 Kab/Kota endemis Kesehatan Jiwa Gangguan mental emosional 6% ; Gangguan jiwa berat 1,7/1000 penduduk ; Angka bunuh diri per tahun NAPZA Pemakai narkoba 3,8 4,1 juta penduduk usia tahun (1 per orang)
5 Transisi Epidemiologi Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok, dll) Penyebab Utama dari Beban Penyakit, Cedera 7% Cedera 8% Cedera 9% Cedera 13% Penyakit Menular 56% Penyakit Tidak Menular 37% Penyakit Menular 43% Penyakit Tidak Menular 49% Penyakit Menular 33% Penyakit Tidak Menular 58% Penyakit Menular 30% Penyakit Tidak Menular 57% Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014) Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs) hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur 5
6 Faktor Risiko Perilaku Penyebab Terjadinya PTM yang Harus Diperbaiki 26,1% Penduduk kurang aktivitas fisik** 36,3% Penduduk usia >15 tahun yang merokok ** Perempuan usia > 10 tahun (1,9%) 93,5% Penduduk >10 th kurang konsumsi buah dan sayur ** 4,6% Penduduk >10 th minum minuman beralkohol (4,6%)* Sumber: *Riskesdas 2007 & **Riskesdas
7 Banyak Penduduk yang tidak sadar kalau menderita PTM Dari seluruh penduduk yang sakit, 2/3 nya tidak menyadari/tidak tahu bahwa mereka menderita PTM Perlu upaya promotif dan penemuan dini terhadap kasus Penyakit Penyakit Jantung Koroner Berdasarkan Diagnosis atau Gejala Prevalensi Penyakit Berdasarkan Diagnosis Memiliki Gejala tetapi Tidak Terdiagnosis 1,5% 0,5% 1,0% Stroke 1,21% 0,7% 0,51% Berdasarkan Hasil Pengukuran Berdasarkan Diagnosis Memiliki Gejala tetapi Tidak Terdiagnosis Hipertensi 25,8% 9,4% 16,4% Diabetes Melitus 6,9% 1,5% 5,4% Sumber: Riskesdas,
8 Potensi Eskalasi PTM Masa Depan Struktur penduduk semakin menua Semakin tua usia, prevalensi PTM semakin tinggi Sehingga ke depan, jika tidak ada upaya pencegahan yang optimal, jumlah kasus PTM akan meningkat Stroke dan hipertensi juga sudah mulai menyerang penduduk usia muda Kelompok penduduk Perubahan Jumlah Penduduk Proporsi terhadap total pendudk Jumlah (juta jiwa) 0-14 th (-3,6%) (- 2.4) th + 25,9% 39,4 60+ th + 167,2% 30,2 Prevalensi PTM berdasar umur Sumber Data : Riskesdas 2013 Hipertensi Stroke 8
9 Beban Akibat Peningkatan Prevalensi Penyakit Penurunan produktivitas ekonomi: Kematian : hilangnya potensi/modal sumber daya Kecacatan: menurunkan produktivitas Beban finansial: Biaya pelayanan PTM lebih mahal, menjadi beban bagi pembiayaan kesehatan Biaya untuk berobat bisa menyebabkan kemiskinan (katastropik) Total biaya pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan Tahun 2014: 42,6 Trilyun Rasio Klaim : 104% (Biaya klaim pelayanan dianding premi) Sumber: BPJS Kesehatan
10 PENGENDALIAN PTM MERUPAKAN PROGRAM YANG PRO-POOR PTM tidak hanya terjadi pada golongan kaya, tetapi juga pada golongan miskin 13,1 Prevalensi Stroke menurut kelompok Pendapatan ,6 12,0 11,8 11,2 PTM pada penduduk miskin lebih tinggi dan meningkat lebih cepat 7,7 8,0 7,9 8,7 9,3 Pencegahan & Penanggulangan PTM adalah pro poor policy Terbawah Menengah Bawah Menengah Menengah Atas Teratas Sumber : Riskesdas 2007, 2013
11 2. Gerakan Masyarakat Sehat
12 Gerakan Masyarakat Sehat Wakil Presiden RI dalam Rapat Terbatas tanggal 18 September 2015 menugaskan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas untuk : 1. Menyusun kerangka kerja dalam melaksanakan pesan penguatan paradigma pembangunan kesehatan dari kuratif rehabilitatif menjadi promotif-preventif yang dilakukan melalui pendekatan multi sector. 2. Menyusun rencana aksi terkait penguatan upaya promotif preventif kesehatan Memberikan arahan pula pada Mendagri, Menkes, Menteri PU dan Pera, Menpora, dan Dirut BPJS Kesehatan untuk partisipasi aktif dalam Gerakan Masyarakat Sehat melalui optimalisasi kegiatan terkait di masing-masing institusi Arahan tersebut disusun dalam: Rancangan Gerakan Masyarakat Sehat 12
13 Tujuan Umum Germas 1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan 2. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit 3. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk 4. Menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran kesehatan 13
14 Strategi Kebijakan Penguatan Kebijakan Lintas Sektor Pencegahan dengan Dampak Jangka Pendek Membudayakan pola hidup sehat : 1. Meningkatkan aktivitas fisik teratur dan terukur 2. Konsumsi gizi seimbang 3. Tidak merokok 4. Menghindari konsumsi alkohol 5. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 6. Mengelola stres Pencegahan dengan Dampak Jangka Panjang Fokus intervensi gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk pembangunan sumber daya manusia berkualitas pada masa depan Pembudayaan hidup bersih dan sehat dan intervensi 1000 hari pertama memerlukan dukungan Kabupaten/ Kota di Indonesia 14
15 GERAKAN MASYARAKAT SEHAT BAPPENAS & Kemkeu : Perencanaan, Penganggaran, Monev Kemenperin: Fortifikasi, GGL BPOM: Jajanan Anak Sekolah Kemenkes: 1000 HPK Menpan: Edaran ttg Olahraga di Kantor/Institusi Mendikbud & Menag: UKS, Kurikulum Pemda: Kawasan Tanpa Rokok Kemenkeu: Cukai Rokok Kemendag: Peredaran min. beralkohol PKK, Pramuka: Kemendikbud Karang Kitri Kantin Sehat Kementan: Buah & sayur murah Pendekatan Keluarga Kemenpora Pemda: : Taman untuk Gedung & aktifitas fisik Fasilitas Car Free Day Olahraga Kemenhub: Kemendes: Jalur sepeda Lapangan Pedestrian desa Kemenhub: Keamanan Kemenkes: Transportasi Screening Kanker, BPJS: Hipertensi, Pencegahan PHBS Sekunder Kemenkes: Pola Gizi Seimbang KemenUKM: Minum Jamu KKP: Gemarikan Kemenparekraf: Pariwisata Olahraga Pemda & Kem Pora Kejuaraan OR Olahraga & Aktifitas fisik Masy, Poco- Poco Kemenkes: Surveilans penyakit Kemkominfo: Iklan layanan masyakat 1000 HPK Meningkatnya KONSUMSI BUAH & SAYUR Meningkatnya AKTIFITAS FISIK Menurunnya MEROKOK YANKESDAS LINGKUNGAN SEHAT Hidup Sehat Prevalensi Penyakit menurun 50% Sehat,Bugar,Produktif MENKO PMK, MENKO PEREKONOMIAN: Pengendalian Pelaksanaan Keberhasilan gerakan masyarakat sehat sangat ditentukan oleh dukungan seluruh jajaran Pemda Prov/Kab/Kota
16 EMPAT PILAR GERAKAN MASYARAKAT SEHAT 1.Penguatan kebijakan publik lintas sektor, pelibatan dunia usaha & masyarakat 2.Reformasi sistem pelayanan kesehatan dasar dgn pendekatan keluarga 3.Penguatan kepemimpinan & tata kelola yg efektif 4.Penguatan komponen promotif & preventif dalam paket manfaat Jaminan Kesehatan Nasional
17 Rencana Aksi Gerakan Masyarakat Sehat Ditjen P2P Pelaksanaan rencana aksi GERMAS Ditjen P2P memrlukan dukungan seluruh jajaran Pemda dan segenap lapisan masyarakat
18 3. Upaya Penguatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Melalui GERMAS
19 PROGRAM INDONESIA SEHAT RENSTRA Pilar 1. Paradigma Sehat Pilar 2. Penguatan Yankes Pilar 3. JKN Program Promotif preventif sebagai landasan pembangunan kesehatan Pemberdayaan masyarakat Keterlibatan lintas sektor Program Peningkatan Akses terutama pd FKTP Optimalisasi Sistem Rujukan Penerapan Peningkatan pendekatan Mutu Penerapan continuum pendekatan of care continuum of care Intervensi berbasis resiko Intervensi kesehatan berbasis (health risk) resiko kesehatan (health risk) Program Benefit Sistem pembiayaan: asuransi azas gotong royong Kendali Mutu & Kendali Biaya Sasaran: PBI & Non PBI Tanda kepesertaan KIS KELUARGA SEHAT 19 Program keluarga sehat mendukung pelaksanaan program Indonesia sehat dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setingi tingginya D T P K
20 Strategi Pendekatan Keluarga 1. Diutamakan Promotif & Preventif (Disertai Penguatan UKBM), 2. Sasaran utama adalah keluarga 3. Kunjungan rumah: home visit / home care (outreach) & Total Coverage 4. Melalui Pendekatan Daur Kehidupan/ Life Cycle Approach 5. Prioritas pendanaan pada pemenuhan kegiatan promotifpreventif, baru digunakan untuk kuratif
21 21 MENGUTAMAKAN PROMOTIF-PREVENTIF DALAM PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA X Sehat (70%) Mengeluh Sakit (30%) Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan keluarga Pembudayaan PHBS Pengendalian faktor risiko Deteksi dini penyakit Selfcare (42%) Yankes (58%) Selfcare rasional Kejadian penyakit menurun Jumlah orang berobat berkurang Pembiayaan kesehatan lebih efisien Sarana kesehatan Kualitas yankes
22 Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit TO PREVENT (mencegah): sasaranya terutama untuk mengendalikan faktor risiko (lingkungan, perilaku, pengetahuan, dan awareness) TO DETECT (deteksi): melalui diagnosis dini dan deteksi dini TO RESPONSE (merespon): antara lain melalui : melaporkan, menangani, menggerakan masyarakat, dll Prevent, Detect, Respons dimaksudkan untuk mencegah terjadinya KLB/Wabah/Pandemi
23 Level Pencegahan Penyakit Pembatasan Kecacatan Fokus Germas Rehabilitasi Deteksi Dini dan Penanganan Segera Promosi Kesehatan Perlindungan Spesifik Tersier Sekunder Primer
24 Upaya Promosi Dan Pencegahan Penyakit Pencegahan primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier Promosi Kesehatan Pendidikan kesehatan Standar gizi Perumahan, rekreasi dan tempat kerja layak Konsultasi pernikahan dan pendidikan kespro Pemeriksaan kesehatan rutin Pemberdayaan masyarakat Perlindungan dan Pencegahan Imunisasi Hygiene Sanitasi Keselamatan kerja Perlindungan terhadap kecelakaan Perlindungan dari zat karsinogen Perlindungan dari alergen Perlindungan dari vektor penyakit Deteksi Dini & Penanganan Segera Penemuan kasus Skrining Pemeriksaan kesehatan khusus Pemberian obat pencegahan massal Pembatasan Kecacatan Perawatan untuk penyembuhan penyakit dan mencegah komplikasi Pelayanan untuk membatasi kecacatan dan mencegah kematian Rehabilitasi Re-training dan pendidikan pasien Pendidikan untuk publik dan industri untuk memberdayakan mereka yang telah direhabilitasi Pemberian kesempatan kerja Penempatan khusus 24
25 1. PIN 2. Switch tovpbovop 3. Intro IVP 1. Eliminasi Rubela 2. Eliminasi Filariasis 3. Eliminasi Schistomiasis 4. Eliminasi Rabies 5. Eradikasi Frambusia 6. Eliminasi campak 7. Eliminasi- Penularan HIV dari Ibu ke Anak Indonesia Bebas TB Eliminasi Maternal Neonatal Tetanus MR Campaign Eliminasi Kusta 1. Eliminasi Malaria 2. Getting To Three Zero HIV-AIDS 3. Eliminasi Hep- C Pencapaian reduksi, eliminasi dan eredikasi sangat ditentukan oleh dukungan Pemda/prov/Kab/kota dan dukungan seluruh lapisan masyarakat
26 Upaya Percepatan Kegiatan 1. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Manular Langsung 2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik 3. Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Manular 4. Surveilans Karantina Kesehatan 5. Pencegahan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Intervensi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dengan Pendekatan Keluarga Pencegahan dan Pengendalian Penyakit : dengan pendekatan siklus hidup Terobosan 1.Peningkatan promotif preventif upaya dan 2.Memperluas Deteksi dini penyakit (HIV, Tb, Kanker, hepatitis, dll) 3.Melibatkan masyarakat luas 4.Meluncurkan jargon/gerakan2 spt: BELKAGA, 1 Rumah 1 Jumantik, CERDIK, TOSS TB, Kelambunisasi, dll 5.Inovasi & Kreasi
27 Imunisasi Sebagai Upaya Preventif yang Efektif Dekade Akhir abad ke 20 : 1000 Anak lahir Lima akan tumbuh pincang karena poliomyelitis Sepuluh meninggal karena tetanus neonatorum, 20 meninggal karena batuk rejan (pertusis) 30 atau lebih meninggal oleh morbili atau komplikasinya. Cacar : Sasaran 126 juta orang, yang berhasil divaksinasi berjumlah orang; penderita cacar terakhir ditemui dalam bulan januari 1972; dan Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh WHO pada tanggal 25 April 1974 Polio : Tahun 1949 dan 1951 penyakit ini hampir menjadi wabah di Jakarta. Lebih mengkhawatirkan, wabah penyakit poliomyelitis terjadi di Bandung pada tahun 1954, Tahun 2013 Indonesia dinyatakan Bebas polio
28 Upaya Promosi dan Prenventif dalam Pengendalian HIV/ AIDS Populasi Umum 1. Kampanye Aku Bangga Aku Tahu ABAT 2. Kesehatan reproduksi Puskesmas Peduli Kesehatan Remaja 3. Screening HIV pada ibu hamil dan peningkatan program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA). 4. Akselerasi PITC mendampingi VCT 5. Penjangkauan populasi risti Layanan tes HIV di Program di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja Populasi Kunci 1. Intervensi Perubahan Prilaku oleh Petugas kesehatan dan Komunitas 2. Pengurangan Dampak Buruk Akibat Napza 3. Pencegahan Melalui 4. Transmisi Heteroseksual
29 Upaya Promosi dan Prenventif dalam Pengendalian Malaria 1. Peningkatan penemuan kasus malaria melalui : Pembentukan Malaria Center di provinsi endemis Pengembangan AIDS, TB dan Malaria (ATM) Centre Peningkatan jumlah kader Juru Malaria Desa 2. Pendistribusian kelambu berinsektisida untuk ibu hamil dan balita di daerah endemis 3. Pembentukan Pos Malaria Desa. 4. Memperkuat Forum Nasional Gebrak Malaria dlm rangka Eliminasi Malaria 2015 Jawa- Sumatera.
30 1. Kampanye CERDIK dan Akselerasi kegiatan Posbindu PTM 2. Implementasi perilaku CERDIK melalui Perluasan Posbindu PTM di 7 Tatanan yaitu tatanan tempat kerja, tatanan sekolah, tatanan kesehatan, tatanan khusus rutan/lapas, tatanan lembaga keagamaan, Tatanan Khusus Haji 3. Integrasi Posbindu PTM ke dalam Rumah Sehat Desa. 4. Peningkatan Komitmen dan dukungan Pemda dan penentu kebijakan didesa. 5. Memberdayakan Aliansi Bupati Walikota Pendukung KTR dan Peduli PTM. 6. Peningkatan kerja sama lintas K/L 7. Kemitraan dengan stake holder seperti PKK, Dunia usaha,/swasta, Organisasi kesehatan di masyarakat, Club Jantung Sehat, Persadia GENCAR PTM GErakan Nusantara CERDIK Atasi Risiko PTM GENCAR 1. Integrasi Bulan Deteksi Dini dalam rangkaian HKN 2. Penguatan Intervensi Berbasis Masyarakat dalam: Penurunan Obesitas, Peningkatan gerakan aktifitas fisik, Peningkatan konsumsi sayur dan buah serta diet gizi seimbang, stop merokok, Peningkatan konsumsi rendah GGL dll 1. Penguatan dan peningkatan Rujukan PTM dari Masyarakat ke FKTP. 2. Integrasi Pelayanan PTM pendekatan Family Folder 3. Penguatan Pelayanan Terpadu PTM di FKTP 4. Penguatan rujukan dan rujuk balik PTM di FKTL 5. Penguatan layanan Paliatif berbasis masyarakat Konsep perluasan total coverage posbindu PTM dengan pendekatan keluarga Penjangkauan oleh tim keluarga sehat puskesmas (bidan dan perawat) kesetiap keluar yang belum terjangkau oleh posbindu PTM This is placeholder text. All phrases can be replaced with your own text. 1. Penguatan surveilans faktor risiko berbasis Posbindu PTM 2. Penguatan Surveilans PTM berbasis FKTP 3. Pengembangan Surveilans PTM berbasis FKTL 4. Penguatan registry Kematian PTM 5. Pengembangan model-model inovasi PTM (Model Pemicuan PTM) 6. HTA teknologi PTM efektif dan efisien 7. Pengembangan Model Costing PTM 8. Pengembangan analisis Beban Ekonomi PTM
31 4. Isu terkini P2P
32 SDGs SDGs terdiri dari 17 Goals, 169 target. Per 18 Feb: 229 indikator global. Indikator terkait Kemkes: 1,2,3,5,6. Usulan Indikator SDGs : Jumlah infeksi HIV baru per 1000 populasi yang belum terinfeksi Insiden TB per 1000 populasi Insiden kasus malaria per 1000 populasi Insiden Hepatitis B per poplasi Jumlah orang yang memerlukan intervensi pari penyakit tropis terabaikan Angka kematian yang dapat dikaitkan dengan penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit respiratorik kronis Angka kematian akibat bunuh diri Cakupan intervensi penanganan (farmakologis, psikososial dan rehabilitasi serta layanan pasca perawatan) bagi penderita penyalahgunaan obat, Cakupan intervensi penanganan (farmakologis, psikososial dan rehabilitasi serta layanan pasca perawatan) bagi penderita penyalahgunaan obat, Penyalahgunaan alkohol yang didefinisikan menurut konteks nasional Angka kematian akibat cedera lalu lintas a.1 Prevalensi penggunaan tembakau saat ini pada usia 15 tahun dan lebih sesuai standar usia d.1 Kapasitas International Health Regulation (IHR) dan kesiapsiagaan gawat darurat kesehatan
33 RESOLUSI RAKERKESNAS 2016 Dibuat dan dibahas dengan menggunakan pendekatan Sub Sistem Kesehatan Terdapat 7 Subsistem dengan 26 Resolusi dan 1 Rekomendasi untuk DTPK dengan perincian sebagai berikut : 1. Subsistem Upaya Kesehatan : 4 Resolusi 2. Subsistem Litbang kesehatan : 1 Resolusi 3. Subsistem Pembiayaan : 3 Resolusi 4. Subsistem SDM Kesehatan : 3 Resolusi 5. Subsistem Farmalkes dan Makanan : 2 Resolusi 6. Subsistem Manajemen : 5 Resolusi 7. Subsistem Pemberdayaan Masy. : 7 Resolusi Dan Pertemuan DTPK menghasilkan : 1 Rekomendasi Resolusi dan Rekomendasi tersebut perlu ditindaklanjuti : pembagian tugas (pusat dan daerah), target dan kerangka pembiayaan
34 DRAFT MATRIK TINDAK LANJUT RAKERKESNAS 2016 Subsistem Upaya Kesehatan Resolusi 3: Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Peningkatan Kewaspadaan Risiko Kejadian Luar Biasa (KLB) NO URAIAN TARGET PUSAT PROV KAB/KOTA 1 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menyebarluaskan informasi dan edukasi secara berkala dan terus menerus melalui berbagai saluran media kepada masyarakat dengan melibatkan stakeholder dan jejaring tentang bahaya penyakit menular dan tidak menular, serta penanggulangannya Terinformasikannya bahaya penyakit meular dan tidak menular, serta penanggulangannya kepada masyarakat Membuat media informasi yang efektif dan berhasil guna. Menciptakan sistem informasi dan edukasi yang berhasil dengan melibatkan stakeholder Meningkatkan dukungan jaringan/sistem informasi tingkat provinsi Menginformasikan media pencegahan dan penanggulangan penyakit kepada masyarakat Menginformasikan media pencegahan dan penanggulangan penyakit kepada masyarakat 2 Pemerintah Pusat dan Daerah melakukan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat serta melakukan upaya CERDIK Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta upaya perilaku CERDIK di masyarakat Menyusun metoda peningkatan PHBS dan CERDIK. Mendukung pendanaan peningkatan upaya PHBS dan CERDIK Melaksanakan monev terpadu antar LS/LP Meningakatkan jejaring kerja LS/LP terkait PHBS dan CERDIK di tingkat Provinsi Melaksanakan upaya PHBS dan CERDIK bersama masyarakat Melaksanakan monev terpadu antar LS/LP Melaksanakan upaya PHBS dan CERDIK bersama masyarakat Melaksanakan monev terpadu antar LS/LP
35 NO URAIAN TARGET PUSAT PROV KAB/KOTA 3 Melaksanakan surveilans dan EWARS sesuai SOP yang dipantau secara berjenjang Terdeteksinya permasalahan kesehatan secara cepat dan akurat Membangun jejaring kerja LS/LP Membangun jejaring LS dan mengembangkan sistem rujukan secara berjenjang termasuk laboratorium nasional. Memperkuat UPT dengan kemampuan laboratorium yang menunjang penegakkan deteksi dini KLB Membangun jejaring dan mengembangkan sistem rujukan secara berjenjang termasuk laboratorium nasional dengan mengoptimalkan Labkesda Provinsi Membangun jejaring dan mengembangk an sistem rujukan secara berjenjang termasuk laboratorium nasional dengan mengoptimalk an Labkesda kab/kota 4 Meningkatkan kapasitas SDM dengan melakukan in house training terkait EWARS Meningkatnya kemampuan dan kapasitas nakes khususnya bidang surveilans Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelatihan surveilans bagi nakes nasional Mendistribusikan secara merata nakes surveilans pada semua kab/kota Meningkatkan kualitas nakes surveilans pada tingkat Puskesmas Bersama dengan PPSDM menyusun modul in house training yang efektif
36 NO URAIAN TARGET PUSAT PROV KAB/KOTA 5 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus melakukan upaya pencegahan spesifik dilakukan secara rutin melalui kajian epidemiplogi seperti imunisasi, IVA dan Kryo, pemberian kelambu berinsektisida, pemberian obat pencegahan masaal penyakit tertentu Pencegahan terjadinya penyakit dengan melakukan intervensi Membuat kebijakan dan NSPK Asistensi dan monev Penguatan kajian-kajian epidemiologi Dukungan logistik dan anggaran operasional Mensosialisasi kan NSPK ke kab/kota dan LS/LP Melaksanakan, asistensi kab/kota, monev Dukngan logistik dan anggaran ke kab/kota Melaksanak an sosialisasi ke LS/LP dan masyarakat Melaksanak an kegiatan pencegahan specifik Penggeraka n sumberdaya, dan pemberdaya an masyarakat
37 NO URAIAN TARGET PUSAT PROV KAB/KOTA 6 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus melakukan respon cepat yang terintegrasi dan spesifik dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor apabila melalui kajian epidemiologi terdeteksi adanya kemungkinan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) KLB dapat teridentifikasi secara cepat Membentuk Tim Gerak Cepat (TGC) yang terdiri dari LS/LP dengan penguatan payung hukum yang jelas Penguatan kajian-kajian epidemiologi Dukungan anggaran operasional TGC melalui dana Dekon + DAK Menyusun Pergub yang dapat memperkuat TGC secara LS Segera memobilisasi TGC saat teridentifikasi dini KLB Mendukung operasional TGC dengan dana Dekon Menyusun Perbup/wali yang dapat memperkua t TGC secara LS Segera memobilisas i TGC saat teridentifika si dini KLB Mendukung operasional TGC dengan dana DAK
38 NO URAIAN TARGET PUSAT PROV KAB/KOTA 7 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mempunyai peraturan dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan respon cepat penanggulangan KLB Tersedianya peraturan Pusat dan Daerah tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta respon cepat penanggulangan KLB Menyusun peraturan pemerintah yang mengatur tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta respon cepat penanggulangan KLB Melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta respon cepat penanggulangan KLB sesuai peraturan yang berlaku Menyusun Pergub yang mengatur tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta respon cepat penanggulangan KLB Melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta respon cepat penanggulangan KLB sesuai peraturan yang berlaku Menyusun Perbup/Perwal i yang mengatur tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta respon cepat penanggulang an KLB Melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta respon cepat penanggulang an KLB sesuai peraturan yang berlaku
39 Realisasi Satker DEKON TA 2015 & PAGU 2016 NO SATKER PAGU REALISASI % Pagu 16 DINKES PROV. KALIMANTAN TENGAH , DINKES PROV. RIAU , DINKES PROV. PAPUA , DINKES PROV. KALIMANTAN TIMUR , DINKES PROV. D.I YOGYAKARTA , DINKES. PROV. BANTEN , DINKES. PROV. KALIMANTAN BARAT , DINKES. PEMERINTAH ACEH , DINKES. PROV. NUSA TENGGARA BARAT , DINKES. PROV. JAWA TIMUR , DINKES. PROV. MALUKU UTARA , DINKES. PROV. MALUKU , DINKES. PROV. DKI JAKARTA , DINKES. PROV. JAWA BARAT , DINKES. PROV. BALI , DINKES. PROV. SULAWESI BARAT , DINKES. PROV. KEPULAUAN BANGKA BELI , DINKES. PROV. KEPULAUAN RIAU , DINKES. PROV. KALIMANTAN UTARA , JUMLAH ,
40 Dekonsentrasi (Data SP2D per 8 April 2016) NO KD_SATKER SATKER KW PAGU REALISASI % DINKES PROV. NUSA TENGGARA BARAT DK , DINKES PROV. SUMATERA SELATAN DK , DINKES PROV. KALIMANTAN TENGAH DK , DINKES PROV. KALIMANTAN TIMUR DK , DINKES PROV. SULAWESI TENGGARA DK , DINKES PROV. KEPULAUAN RIAU DK , DINKES PROV. JAMBI DK , DINKES PROV. SULAWESI BARAT DK , DINKES PROV. NUSA TENGGARA TIMUR DK , DINKES PROV. SULAWESI SELATAN DK , DINKES PROV. SULAWESI TENGAH DK , DINKES PEMERINTAH ACEH DK , DINKES PROV. SUMATERA BARAT DK , DINKES PROV. PAPUA BARAT DK , DINKES PROV. GORONTALO DK , DINKES PROV. SUMATERA UTARA DK , DINKES PROV. KALIMANTAN UTARA DK , DINKES PROV. LAMPUNG DK , DINKES PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DK , DINKES PROV. BANTEN DK ,33 40
41 Penutup 1. Indonesia masih menghadapi beban ganda penyakit 2. Gerakan Masyarakat sehat mengutamakan promotif dan preventif 3. Tujuan Gerakan masyarakat sehat sejalan dengan RPJMN, Renstra dan RAP Ditjen P2P 4. Keluarga Sehat merupakan pendekatan dalam pelaksanaan Germas 5. Pendekatan keluarga pada pengendalian penyakit dimaksudkan utk pembudayaan PHBS, pengendalian faktor risiko, deteksi dini penyakit dan peningkatan kemampuan masyarakat dlm detect, prevent dan respons 6. Beberapa isu terkait P2P masih menjadi tantangan pelaksanaan program, seperti SDGs, Pelaksanaan Resolusi Rakerkesnas 2016 dan Penyerapan
42 Sekian & Terima Kasih
PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017
Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan RI PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017 Oleh : Dr. MOHAMAD SUBUH, MPPM Direktur Jenderal
Lebih terperinciKeynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017
www.iakmi.or.id Keynote Speech Nila Farid Moeloek Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017 SISTEMATIKA PENYAJIAN ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN PENDEKATAN KELUARGA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP
Lebih terperinciGERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
PERAN ORGANISASI PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT Dalam Program GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) Disampaikan Oleh FILOSOFI DAN KONSEP DASAR FAKTA PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN FAKTOR PERILAKU
Lebih terperinciPERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT
PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE-57 25 JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2016
AYOO.. KERJA... Untuk INDONESIA SEHAT KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2016 Oleh : Biro Perencanaan & Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Balikpapan, 22 Maret 2016 OUTLINE PAPARAN A. Kondisi
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI O U T L I N E PENDAHULUAN SITUASI TERKINI STROKE
Lebih terperinciPENYAKIT TIDAK MENULAR DI INDONESIA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PENYAKIT TIDAK MENULAR DI INDONESIA Disampaikan pada: The 1 st Indonesian Hydration for Health Jakarta, 9 Februari 2016 I. TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN II. KEBIJAKAN
Lebih terperinciSTRATEGI SERTA UNGGULAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SEHAT
STRATEGI SERTA UNGGULAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SEHAT STRATEGI SERTA UNGGULAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SEHAT Oleh : dr. MOHAMAD
Lebih terperinciStrategi Penguatan Upaya Promotif dan Preventif dalam RPJMN Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Strategi Penguatan Upaya Promotif dan Preventif dalam RPJMN Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat 2015-2019 Dr. Drg. Theresia Ronny Andayani, MPH Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat KEMENTERIAN PERENCANAAN
Lebih terperinciSTRATEGI SERTA UNGGULAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SEHAT
STRATEGI SERTA UNGGULAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SEHAT Oleh : dr. MOHAMAD SUBUH, MPPM Direktur Jenderal P2P Kemenkes RI Disampaikan pada : Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan
Lebih terperinciPENGUATAN UPAYA PROMOTIF PREVENTIF DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DAN RUJUKAN
PENGUATAN UPAYA PROMOTIF PREVENTIF DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DAN RUJUKAN DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN Disampaikan pada: Kongres Nasional XIII Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Lebih terperinciRANGKUMAN HASIL PERTEMUAN NASIONAL EVALUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT 2016 (PERNAS P2P 2016)
RANGKUMAN HASIL PERTEMUAN NASIONAL EVALUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT 2016 (PERNAS P2P 2016) Pertemuan Nasional Evaluasi dan Perencanaan Program Pencegahan dan Pengendalian
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR 1 . Luas Wilayah 47.959 Km² 38 Kab/Kota yang terdiri dari 29 Kab dan 9 Kota Jumlah
Lebih terperinciAYOO.. KERJA... Untuk INDONESIA SEHAT KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2016
AYOO.. KERJA... Untuk INDONESIA SEHAT KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2016 BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Palembang, 17 Februari 2016 OUTLINE PAPARAN A. Kondisi Kesehatan di
Lebih terperinciPELUANG DAN TANTANGAN IAKMI
PELUANG DAN TANTANGAN IAKMI PADA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI SISTIMATIKA 2 1 3 FILOFOSI DAN KONSEP DASAR PRINSIP PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciDUKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS TRI DHARMA DI POLTEKKES KEMENKES. Jakarta, 23 Maret 2017
DUKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS TRI DHARMA DI POLTEKKES KEMENKES Jakarta, 23 Maret 2017 1 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROGRAM INDONESIA SEHAT RENSTRA 2015-2019 Pilar 1. Paradigma
Lebih terperinciPromosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Oleh : Agus Samsudrajat S, SKM Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius). Beberapa penelitian
Lebih terperinciGAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG
GAMBARAN SUMBER DAYA KESEHATAN (TENAGA BIDAN) PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG NO TENAGA KESEHATAN TOTAL PNS 1. Dokter umum 183 NON PNS 59 2. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan 11 12 15 9 12 6 4. Dokter
Lebih terperinciPENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA
PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA Disampaikan pada Kongres Nasional XIII Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Makassar,
Lebih terperinciPERAN KESMAS DALAM PROGRAM
PERAN KESMAS DALAM PROGRAM NAWACITA (Implementasi INPRES No 1 Tahun 2017 Tentang GERMAS) Ridwan Mochtar Thaha Ketua Umum Pengurus Pusat Iakatan Ahli Kesehatan Masyarakat (PP-IAKMI) SISTEMATIKA PAPARAN
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN
1 REPUBLIK 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN Kesehatan Ibu dan Anak: Angka Kematian Ibu (AKI), Stunting Balita, & Anemia Ibu Hamil Masih Tinggi Imunisasi Belum Merata Angka Kematian Ibu (AKI) Masih Tinggi
Lebih terperinciKERJA NYATA SEHATKAN INDONESIA
PEMBANGUNAN KESEHATAN KERJA NYATA SEHATKAN INDONESIA JAKARTA, 17 November 2016 MEMBANGUN INTEGRITAS DAN PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR KESEHATAN Nila F. Moeloek Goals Pemerintah (Nawa Cita) Termasuk melalui
Lebih terperinciUsman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan
PRA RAKERKESNAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PALANGKARAYA, 17 FEBRUARI 2016 Pemenuhan, Pemerataan, Retensi dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Untuk Mendukug Primary Health Care dan Pelayanan Kesehatan Rumah
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Dr. dr. H. Rachmat Latief, Sp.PD. KPTI, M.Kes., FINASIM Disampaikan pada PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS PENDAMPING
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY
KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI DIY DINAS KESEHATAN DIY 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN VISI DAN MISI PRESIDEN TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi;
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN OLEH: DR.DR.H.RACHMAT LATIEF, SPPD-KPTI., M.KES., FINASIM KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN WORSHOP LS DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. WHO (2005) melaporkan penyakit kronis telah mengambil nyawa lebih dari 35 juta orang
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PENERAPAN DAN PERLUASAN KAWASAN TANPA ROKOK DI INDONESIA
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENERAPAN DAN PERLUASAN KAWASAN TANPA ROKOK DI INDONESIA dr. Lily S.Sulistyowati, MM Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016
RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Banten
Lebih terperinciKEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DI INDONESIA
KEBIJAKAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DI INDONESIA Drg. Vensya Sitohang, M. Epid Direktur P2PTVZ, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan Bincang-bincang tentang PP NO 3 Tahun 2017 Jakarta, 24 Februari 2017 ZOONOSIS
Lebih terperinciKONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN 2015-2019. KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes
KONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN 2015-2019 KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes RAKERKESDA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 22 Januari 2014 UPAYA POKOK UU No. 17/2007
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.5-/216 DS7838-314-681-8296 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TAHUN 2017 Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pencegahan dan KKP Kelas I Soekarno-Hatta Area Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta Email: kkp.soekarnohatta@yahoo.co.id ; www.kkpsoetta.com
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs)
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENCAPAI TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB/SDGs) DR. SUBANDI SARDJOKO Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1775, 2015 KEMENKES. Penyakit Tidak Menular. Penanggulangan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK
Lebih terperinciINOVASI Pelayanan kesehatan DTPK
INOVASI Pelayanan kesehatan DTPK Dr. Muhammad Ichsan Mustari, MHM Pembahasan Tata Kelola Yankes Masalah dan Tantangan This is a sample text. Insert your desired text here. This is a sample text. Insert
Lebih terperinciBAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN
BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
Lebih terperinciGERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT DALAM 30 TAHUN TERAKHIR... TERJADI PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN PERILAKU MANUSIA TAHUN 1990: SEJAK 2010: PENYAKIT MENULAR Penyebab terbesar kesakitan dan kematian
Lebih terperinciDr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Jakarta, 22 Maret 2017 OUTLINE PENYAJIAN: 2 3 4 5 SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA NO JENIS LAYANAN DASAR MUTU
Lebih terperinciPAJAK ROKOK DAERAH BAGI KESEHATAN
PAJAK ROKOK DAERAH BAGI KESEHATAN Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI disajikan pada The 4 th Indonesian Conferece on
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL 14 NOVEMBER 2016 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Saudara-saudara sekalian
Lebih terperinciLEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014
LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS
Lebih terperinciINTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016
INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016 Tantangan Pembangunan Kesehatan Derajat kesehatan rakyat yg setinggitingginya
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016)
PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016) Biro Perencanaan dan Anggaran Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI 1 DASAR HUKUM STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit campak merupakan penyebab kematian pada anak-anak di seluruh dunia yang meningkat sepanjang tahun. Di dunia diperkirakan setiap tahun terdapat 30 juta orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan suatu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
KEMENKES PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN NASIONAL PUSAT PEMBIAYAAN DAN JAMINAN JAKARTA, 2016 JAMINAN NASIONAL Perkembangan penyelenggaraan JKN Jaminan Kesehatan Nasional UU NOMOR 24 TAHUN
Lebih terperinciESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :
ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Gorontalo
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI
Lebih terperinciOleh : drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid Direktur. Disampaikan pada Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Ditjen P2P Tahun 2016 Tangerang, 11 Mei 2016
Oleh : drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid Direktur Disampaikan pada Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Ditjen P2P Tahun 2016 Tangerang, 11 Mei 2016 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA, SEKTOR UNGGULAN,
Lebih terperinciKEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT Bali, 19 April 2018 1 SISTEMATIKA 1. PENDAHULUAN 2. KEBIJAKAN PROGRAM KESMAS 3. CAPAIAN INDIKATOR KESMAS YANG BELUM TERCAPAI
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciKEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN (PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) RPJMN
KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN (PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) RPJMN 2015-2019 Dra. Herawati, MA Kepala Sub Direktorat Komunikasi Informasi Edukasi Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan
Lebih terperinciRevisi ke 03 Tanggal : 06 Oktober 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun
Lebih terperinciOleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan
Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator
Lebih terperinciBIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN
Disampaikan Pada: Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Jakarta, April 2017 BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN 1 PERANAN DAK BIDANG KESEHATAN DALAM MENDUKUNG RKP 2018 2 LINGKUP
Lebih terperinciPROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014
PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes Kabupaten 9 Dokter spesialis 134 Kota 2 Dokter umum 318 Jumlah 11 Dokter gigi 97 Perawat 2.645 2 Jumlah
Lebih terperinciOLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012
OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012 Indonesia : >18,000 kepulauan kecil & besar 33 Provinsi, 363 kabupaten, 91 kota. Kaya SosBud dan Bahasa Lokal
Lebih terperinci3. Butir resolusi hasil penapisan subsistem- subsistem difokuskan pada permasalahan utama daerah.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK KESEHATAN RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2016 A.Upaya/A.1-A.3 Selasa, 5 April 2016 RANGKUMAN LAPORAN RESOLUSI KEBIJAKAN 1. Rapat Kerja Kesehatan Nasional Kementerian
Lebih terperinciPENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI
PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Apakah saya sehat jiwa? Sehat Jiwa Bukan semata-mata tidak adanya penyakit/gangguan
Lebih terperinciPERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel
Lebih terperinciRPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT
RPJMN 2015-2019 KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT ISU YANG BELUM TERSELESAIKAN Tingginya Kematian Ibu dan Bayi Tingkat Fertilitas yang Stagnan Ketersediaan Farmasi dan Alkes Akses terhadap Air Minum dan Sanitasi
Lebih terperinciBAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS
BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI WILAYAH DTPK
KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI WILAYAH DTPK PERTEMUAN KOORDINASI PENINGKATAN AKSES YANKES DI DTPK DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (MAKASSAR, 26 27 MARET 2018) OUTLINE PENDAHULUAN VISI, MISI DAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciPROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT
PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT Dr. H MOHAMAD SUBUH, MPPM DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 1 3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN
Lebih terperinciOleh. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1
Oleh Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1 Merupakan Urusan Pemerintahan Konkuren yang menjadi kewenangan Daerah Adalah Urusan Wajib yang terkait dengan Pelayanan Dasar (ada
Lebih terperinciREVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR
REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO
BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Undang Undang Kesehatan Nomor 36 memberikan batasan; Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang
Lebih terperinciRANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP
RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP SISTEMATIKA PENYAJIAN RENCANA AKSI PROGRAM (RAP) RANCANGAN INDIKATOR RAK BTKLPP SISTEMATIKA RAK PERJANJIAN KINERJA MONITORING CAPAIAN RAK RENCANA TINDAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polio merupakan (keluarga Picornaviridae), sering disingkat sebagai "Polio" adalah virus yang paling ditakuti abad ke-20 di dunia yang menghasilkan permulaan program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) Regional Meeting on Revitalizing Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan tentang perlunya melakukan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciBAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS
BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi, dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular
Lebih terperinciHASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif
HASIL SIDANG KOMISI III Paradigma Sehat : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya Promotif Preventif Rakerkesnas Regional Timur Makassar, 09-12 Maret 2015 1 Pengarah Pimpinan Sidang Sekretaris TIM KOMISI III
Lebih terperinciKEBIJAKAN DITJEN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN MENDUKUNG DAN MENJAMIN AKSES SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
KEBIJAKAN DITJEN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN MENDUKUNG DAN MENJAMIN AKSES SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Disampaikan pada RAKERNAS DAN PIT IAI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/221/2016 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/221/2016 TENTANG, DAN, SERTA PENDUKUNG DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciMengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2017 TANGGAL : 27 FEBRUARI 2017 No 1. Kementerian Dalam Negeri 2. Kementerian Kesehatan Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah
Lebih terperinciKEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008
KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008 PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) adalah penyakit yang tidak menular dan BUKAN KARENA PROSES INFEKSI yang mempunyai FAKTOR RISIKO
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN. Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN JANGKA PANJANG RPJMN I 2005-2009 Bangkes diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan manusia. Di era globalisasi ini banyak kita temukan penyakit-penyakit yang bukan hal biasa lagi.
Lebih terperinciARAH DAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI
ARAH DAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN RI Pertemuan Nasional Evaluasi dan Perencanaan Program Pencegahan dan Pengendalian
Lebih terperinciMengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2017 TANGGAL : 27 FEBRUARI 2017 1. Kementerian Dalam Negeri 2. Kementerian Kesehatan Mengkoordinasikan dan memfasilitasi Pemerintah Daerah
Lebih terperinciPERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,
Lebih terperinciPETUNJUK DISKUSI RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) TAHUN 2017
PETUNJUK DISKUSI RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) TAHUN 2017 JAKARTA, 27 FEBRUARI 2017 A. Setiap ruang diskusi Binwil terdiri atas: a. Koordinator Binwil: Eselon I b. Staf ahli/skm akan masuk
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016
SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN
Lebih terperinciInformasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan
Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Sutjipto PKMK FK UGM Disampaikan pada Kursus Kebijakan HIV-AIDS 1 April 216 1 Landasan teori 2 1 EPIDEMIOLOGY (Definisi ) 1.
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK
Upt. Puskesmas Waru KERANGKA ACUAN No. Kode : PKM- STK-/V.2015 Terbitan : Mei 2015 No. Revisi : 00 Tgl. Mulai Berlaku : 01/06/2015 Halaman : 1/15 Ditetapkan Oleh Kepala Upt. Puskesmas Sotek H.Sudarman,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciK3 Perkantoran DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA KEMENTERIAN KESEHATAN RI 1
K3 Perkantoran DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA KEMENTERIAN KESEHATAN RI 1 PENDUDUK INDONESIA 255 JUTA (BPS, 2016) INDUSTRI PERKANTORAN SEKTOR INFORMAL, UMKM (SME) Potensi Bahaya Ringan, Sedang
Lebih terperinciDeputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013
Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas Nasional (PN)
Lebih terperinciPENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA
Katalog Buku Pedoman pada Seksi P2P PENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA Seksi P2P DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG BIDANG PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT SEKSI
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci