PETA SEJARAH JALUR KERETA API di JAWA-MADURA dan SUMATRA
|
|
- Budi Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penawaran Produk PETA SEJARAH JALUR KERETA API di JAWA-MADURA dan SUMATRA Artanto Rizky Cahyono
2 Kata Pengantar Kereta api merupakan salah satu moda transportasi publik yang sudah ada sejak jaman Hindia Belanda, penting bagi generasi saat ini untuk memahami perkembangan transportasi kereta api karena agar di masa depan kereta api menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Oleh karena itu, penyusun berinisiatif membuat peta yang bersifat edukasi mengenai perkembangan jalur kereta api di Indonesia dari masa ke masa sehingga peta ini layak dikoleksi sebagai media pembelajaran dan menambah wawasan tentang perkembangan perkeretaapian di Indonesia. Produk Peta ini memberikan gambaran mengenai : 1. Data grafis lengkap seluruh Jalur kereta api yang dikelompokkan berdasarkan perusahaannya pada era Hindia Belanda. 2. Data kondisi jalur kereta api saat ini (jalur aktif atau jalur tidak aktif). 3. Data grafis Stasiun utama (baik stasiun aktif atau stasiun tidak aktif) yang dilengkapi data kelas dan ketinggian stasiunnya. 4. Data grafis posisi Terowongan dan Jembatan utama (baik di jalur aktif atau di jalur tidak aktif) yang dilengkapi dengan data panjangnya. 5. Data jalur kereta api (panjang, tahun peresmian & tahun penutupan untuk jalur tidak aktif). 6. Data tahapan pembangunan jalur kereta api : periode pra kemerdekaan, periode perang kemerdekaan dan periode pasca kemerdekaan. 7. Data lintas dengan tanjakan terjal ( gradien > 10 per mill ). 8. Batas Daerah Operasi / Divisi Regional. 9. Dilengkapi grid koordinat astronomi ( lintang dan bujur ) dan skala peta. 10. Peta inset jalur Kereta Api untuk kota-kota besar di Jawa dan Sumatra Fitur peta antara lain : 1. Dicetak pada ukuran kertas 96 cm X 67 cm dan menggunakan bahan kertas Art Carton 2. Menggunakan tata bahasa yang umum (universal), singkat dan mudah dipahami 3. Tampilan tiga dimensi untuk relief topografi (permukaan bumi) 4. Pemilihan simbol, ketebalan garis, tipe huruf, warna dan layout peta mengikuti kaidah ilmu kartografi 5. Dicantumkan sumber referensi 6. Distribusi peta telah mendapat izin dari PT Kereta Api Indonesia (persero) melalui surat bernomor 54/EABN/IX/2012 tanggal 28 September Hak cipta telah terdaftar di Kementerian Hukum & Hak Asasi Manusia dengan nomor C tanggal 27 Desember Semoga peta ini dapat memberi manfaat untuk masyarakat. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan peta ini hingga selesai dan mohon maaf apabila ada ditemukan kesalahan informasi pada peta ini bukanlah sebuah kesengajaan. Hormat kami, Artanto Rizky Cahyono mas_rizky@yahoo.com 1
3 Proses Pembuatan Peta Jalur Kereta Api Pembuatan peta jalur kereta api di Jawa-Madura dan Sumatra membutuhkan waktu 6 7 bulan serta dikerjakan dengan teliti dan penuh kehati-hatian agar meminimalisasi kesalahan informasi. Proses pembuatan peta dibantu dengan perangkat lunak (software) CAD (Computer Aided Design) dan GIS (geographic information system). Tahapan pembuatan peta sebagai berikut : PERSIAPAN - Alat pendukung - Kajian pustaka penunjang PENGUMPULAN DATA DATA DIGITAL PETA Peta-peta yang memuat data perkeretaapian di Indonesia dari berbagai sumber DATA PERKERETAAPIAN Berbagai publikasi mengenai perkeretaapian Indonesia dari berbagai sumber PENENTUAN LAYER - layer stasiun - layer jalan rel - layer terowongan - layer jembatan, dan lain-lain GEOREFERENCING Proses penempatan data digital peta ke dalam sistem koordinat dan proyeksi peta tertentu EDITING - digitasi on screen layer jalan rel, stasiun dan lain-lain - input data tekstual TIDAK KONTROL KUALITAS - Cek dengan data sumber rujukan - Dicetak di kertas YA PRODUKSI - Dicetak di kertas (bidang peta) - Data digital peta dalam tampilan tiga dimensi LAYOUT PETA - simbolisasi unsur-unsur peta (jalan rel, stasiun, jembatan, dan lain-lain) - pembuatan informasi tepi 2
4 Informasi Peta 1. Grid koordinat astronomi dan skala peta 2. Permukaan bumi ditampilkan tiga dimensi dengan warna kelas ketinggiannya 3. Jalur kereta api yang dikelompokkan berdasarkan perusahaannya pada era Hindia Belanda 4. Status jalur aktif atau non aktif 5. Stasiun dan kelas stasiun 6. Terowongan dan Jembatan, disertai data panjangnya. 7. Data jalur kereta api (panjang, tahun peresmian atau tahun penutupan) 8. Tahapan pembangunan jalur kereta api di jawa dan madura 9. Data lintas dengan tanjakan terjal ( gradien > 10 ) 10. Batas Daerah Operasi (DAOP) 11. Peta ( inset ) Jalur Kereta Api untuk kota-kota besar di Jawa 12. Sumber Rujukan 13. Ukuran Peta : 96 cm X 67 cm. Bahan kertas : Art Carton 3
5 Informasi Peta 1. Grid koordinat astronomi dan skala peta 2. Permukaan bumi ditampilkan tiga dimensi dengan warna kelas ketinggiannya 3. Jalur kereta api yang dikelompokkan berdasarkan perusahaannya pada era Hindia Belanda 4. Status jalur aktif atau non aktif 5. Stasiun dan kelas stasiun 6. Terowongan dan Jembatan, disertai data panjangnya. 7. Data jalur kereta api (panjang, tahun peresmian atau tahun penutupan) 8. Tahapan pembangunan jalur kereta api di sumatra 9. Data lintas dengan tanjakan terjal ( gradien > 10 ) 10. Batas Divisi Regional (DIVRE) z 11. Peta ( inset ) Jalur Kereta Api kota-kota besar di Sumatra 12. Sumber Rujukan 13. Ukuran Peta : 96 cm X 67 cm. Bahan kertas : Art Carton 4
6 Petunjuk Teknis Membaca Peta A. Status Jalur Kereta Api Agar pembaca peta dapat dengan mudah membedakan jalur yang aktif dan jalur tidak aktif maka jalur kereta api digambarkan/disimbolkan di peta dengan 2 (dua) garis yang berbeda. Untuk jalur kereta api yang masih aktif digambarkan dengan garis tebal beruas-ruas (putih kotak-kotak) sedangkan jalur kereta api yang sudah tidak aktif (sudah ditutup operasionalnya) digambarkan dengan garis tipis. Data jalur yang aktif dan jalur yang tidak aktif sesuai dengan kondisi pada saat peta dibuat tahun Khusus untuk lintas lubuk alung padang panjang sawahlunto, jakarta kota kampung bandan tanjung priuk, kutoarjo purworejo dan solo kota wonogiri masih masih menunggu perbaikan dan tetap dimasukkan ke kategori jalur kereta api yang aktif, walaupun belum dilalui kereta api pada saat penyusunan peta ini. perusahaan pemilik jalur pada era Hindia Belanda Jalur Tidak Aktif CONTOH DATA Pada garis juga diberikan warna-warna, seperti hijau, ungu, merah dan sebagainya. Warna-warna pada garis menunjukkan perusahaan pemilik jalurnya pada era Hindia Belanda. Sebagai contoh, jalur milik perusahaan kereta api negara Staats Spoorwegen (SS) digambarkan dengan garis warna hitam ; jalur milik perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg maatschappij (NIS) digambarkan dengan garis warna merah (untuk lebar jalan rel 1435 mm) serta garis warna hijau (untuk lebar jalan rel 1067 mm) ; jalur milik perusahaan kereta api swasta Semarang-Joana Stoomtram maatschappij (SJS) digambarkan dengan garis warna ungu ; dan sebagainya. Penerapan warna-warna untuk simbol garis jalur kereta api dapat dilihat pada daftar perusahaan kereta api. Untuk mempermudah pembaca peta melihat kepemilikan jalur tersebut pada era Hindia Belanda, maka di dekat garis juga dicantumkan singkatan nama-nama perusahaan (kecuali SS, NIS dan perusahaan kereta api di sumatra). Tahun Peresmian Segmen Jalan Rel Jalur Aktif Pada setiap segmen garis di peta juga dilengkapi dengan tahun peresmian. Tujuan pencantuman tahun peresmian ini adalah agar pembaca dapat mengetahui tahun peresmian pada setiap segmen garis di peta. 5
7 B. Stasiun, Terowongan dan Jembatan Stasiun menjadi prasarana penting pada setiap kota yang dilalui perjalanan kereta api. Oleh karena itu stasiun kereta api digambarkan/disimbolkan pada peta dengan 5 (lima) pola titik yang berbeda dengan tujuan untuk menunjukkan kelas stasiun yaitu stasiun kelas besar, stasiun kelas 1, stasiun kelas 2, stasiun kelas 3 dan stasiun tidak aktif. Tidak semua stasiun digambarkan pada peta karena keterbatasan ruang yang tersedia. Sebagian besar bangunan stasiun merupakan peninggalan era Hindia Belanda dengan arsitektur yang khas sehingga memberikan suasana kuno yang kental. CONTOH DATA ketinggian stasiun dari permukaan air laut panjang terowongan panjang jembatan Selain dilengkapi dengan informasi nama stasiun, juga dilengkapi dengan informasi angka ketinggian stasiun. Angka ini menunjukkan ketinggian tempat stasiun tersebut dari permukaan air laut. Pemberian angka ketinggian stasiun di peta diprioritaskan pada stasiun-stasiun yang aktif. Selain objek stasiun kereta api, pada peta ini juga dilengkapi dengan objek prasarana kereta api yang lain yaitu terowongan dan jembatan kereta api. Tidak semua terowongan dan jembatan digambarkan pada peta ini namun hanya terowongan dan jembatan yang memiliki bentang kategori panjang. Selain dilengkapi dengan informasi nama jembatan dan terowongan, juga dilengkapi dengan informasi angka panjang jembatan dan terowongan. Sebagian besar jembatan dan terowongan yang ada saat ini merupakan peninggalan dari era Hindia Belanda yang memiliki style dan teknik konstruksi yang mencerminkan kemajuan teknologi yang digunakan saat itu. 6
8 C. Daftar perusahaan kereta api pada era Hindia Belanda Di dalam daftar ini merupakan tabel yang berisi rangkuman informasi pembangunan jalur kereta api setiap perusahaan kereta api pada era Hindia Belanda yang berisi : lebar jalan rel yang digunakan, periode pembangunan jalur kereta api, panjang total jalur yang dibangun dan wilayah operasinya. Transportasi kereta api pada era Hindia Belanda telah dikelola oleh banyak perusahaan/multi operator (baik perusahaan milik negara maupun swasta). Di jawa terdapat 1 (satu) perusahaan kereta api negara (yaitu SS) sedangkan di sumatra terdapat 3 (tiga) perusahaan kereta api negara (yaitu ASS, SSS dan ZSS), selain itu merupakan perusahaan kereta api swasta. CONTOH DATA 7
9 D. Daftar informasi jalur kereta api Berisi table yang berisi informasi tahun peresmian setiap segmen pada jalur kereta api yang disusun dan dikelompokkan berdasarkan perusahaan pemilik jalurnya pada era Hindia Belanda. Setiap segmen dilengkapi dengan informasi panjang segmen. Apabila segmen tersebut merupakan jalur yang tidak aktif maka akan dilengkapi dengan informasi tahun penutupannya. CONTOH DATA 8
10 E. Daftar Tahapan Pembangunan Kereta Api di Indonesia Berisi informasi tahun-tahun penting dalam pembangunan transportasi kereta api yang dibagi menjadi : periode pra kemerdekaan, periode perang kemerdekaan dan periode pasca kemerdekaan. Masing-masing periode tersebut telah meninggalkan aset-aset perkeretaapian yang tidak boleh dihilangkan (atau musnah karena tidak terawat) karena merupakan aset nasional dan kekayaan bangsa Indonesia. Periode pra kemerdekaan berisi informasi perkembangan transportasi kereta api dari era pemerintah Hindia Belanda sampai era pemerintah Jepang. Periode perang kemerdekaan berisi informasi peran penting transportasi kereta api dalam perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus Periode pasca kemerdekaan berisi informasi lahirnya badan usaha milik negara di sektor perkeretaapian, industri manufaktur sarana kereta api dan regulator (pembina) di sektor perkeretaapian. CONTOH DATA 9
11 F. Daftar lintas dengan tanjakan terjal (gradient > 10 ) Berisi daftar lintas yang memiliki memiliki gradien kemiringan lereng lebih dari 10 (per mil). Informasi ini akan memberikan gambaran lintas-lintas yang berada pada permukaan bumi yang berupa pegunungan dan perbukitan. Pegunungan dan perbukitan yang ditampilkan pada peta ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca peta mendapat kesan tiga dimensi yang diperjelas dengan pengaturan warna kelas ketinggiannya. G. Batas Daerah Operasi / Divisi Regional Pada peta ini terdapat informasi batas daerah operasi (DAOP) dan divisi regional (DIVRE) yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pembagian wilayah operasional perkeretaapian di Indonesia. H. Peta Inset Peta inset berfungsi untuk memperjelas informasi jaringan jalan rel yang ada di kota-kota besar yang kenampakannya kecil di peta utama. Kota-kota besar di Jawa yang ditampilkan pada peta inset yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Ambarawa, Yogyakarta, Solo, Madiun dan Surabaya. Sementara kota-kota besar di sumatra yang ditampilkan pada peta inset yaitu Medan, Padang, Singkarak, Prabumulih, Kertapati dan Tanjung Karang. I. Pemesanan dan Pembelian Peta Paket Peta Jalur Kereta Api ( terdiri dari peta jalur kereta api di jawa-madura dan peta jalur kereta api di sumatra ) dijual dengan harga : Rp (lima ratus lima puluh ribu rupiah) * harga tersebut merupakan satu paket (terdiri dari 1 peta jalur kereta api di jawa dan 1 peta jalur kereta api di sumatra, termasuk packaging) * harga sudah termasuk ongkos kirim via JNE (tarif reguler) ke seluruh wilayah di Indonesia * stock terbatas Pemesanan dapat menghubungi Artanto Rizky Cahyono melalui nomor atau mas_rizky@yahoo.com Untuk pembayaran melalui nomor rekening : Bank BCA : atas nama Artanto Rizky C KCP Fatmawati Jakarta Selatan Paket akan dikirim jika konfirmasi pembayaran (nama pemesan, alamat pengiriman, tanggal & jam transfer) telah diterima. 10
12 11
GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai
BAB II GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Bab dua berisi sejarah serta perkembangannya, visi, misi, struktur organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Lebih terperinci1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala
1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala 2. Berikut ini ciri-ciri peta, kecuali... a. Berjudul c. bermata angin b. berskala d. bersampul
Lebih terperinci2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng
No. 380, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kereta Api. Jalur. Persyaratan Teknis. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 60 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.164, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penetapan. Trase. Jalur Kereta Api. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 11 TAHUN 2012 TENTANG TATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta api berfungsi sebagai transportasi massal di Indonesia yang dikenalkan pertama kali pada akhir abad 19. Jalur Kemijen menuju Desa Tanggung Kabupaten Semarang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimum termanfaatkan bila tanpa disertai dengan pola operasi yang sesuai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu sistem transportasi, hubungan antara prasarana, sarana, dan operasi sangat erat. Suatu ketersediaan prasarana dan sarana dapat secara maksimum termanfaatkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciMENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERA TURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 11 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TRASE JALUR KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA bahwa
Lebih terperinciBAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN
BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Kereta Api Indonesia PT. Kereta Api Indonesia ( Persero ) telah mengalami berbagai perkembangan Sejak jaman penjajahan Belanda hingga saat ini. Perkembangan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)
ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038) Wilton Wahab 1 * dan Sicilia Afriyani 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciRp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri
Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Casmaolana, Perencanaan Struktur Rangka... I-1 DIV PPL TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin terbatasnya kapasitas layanan jalan, kereta api semakin menunjukkan keunggulan kompetitifnya. Keunggulan ini tak lepas dari perkembangan teknologi perkeretaapian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia sebagai salah satu instrumen pemerintahan dalam pembangunan dirasakan sangat penting peranannya, tidak
Lebih terperinci2.3.7 Analisis Data Penginderaan Jauh
2.3.7 Analisis Data Penginderaan Jauh 2.3.7.1.Analisis Visual Analisis visual dilakukan untuk mendapatkan algoritma terbaik untuk menggabungkan data Landsat ETM+. Analisis visual dilakukan dengan menguji
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Muara Enim, tepatnya di kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatra Selatan. Stasiun ini merupakan stasiun
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) 1. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kehadiran kereta api
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia untuk melakukan sesuatu dengan cara cepat dan mudah. Salah satu hal yang ingin dilakukan dengan cara
Lebih terperinciSPESIFIKASI PENYAJIAN PETA RDTR
SPESIFIKASI PENYAJIAN PETA RDTR i Daftar isi Daftar isi... 1 Prakata... 3 1 Ruang lingkup... 4 2 Istilah dan definisi... 4 2.1 Istilah Teknis Perpetaan... 4 2.2 Istilah Tata Ruang... 5 3 Penyajian Muka
Lebih terperinciPENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI Nomor : PK.01/PULPJK/PPTKA/I/2017. b. Nama paket pekerjaan : KAJIAN KEMANFAATAN REAKTIVASI LINTAS SIDOARJO-TULANGAN- TARIK
PENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI Nomor : PK.01/PULPJK/PPTKA/I/2017 Kelompok Kerja Kegiatan Jasa Konsultansi Pada Satker Kantor Pusat Ditjen Perkeretaapian TA. 2017, Kementerian Perhubungan akan melaksanakan Prakualifikasi
Lebih terperinciA. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta
A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute
Lebih terperinciBAB 1:MENGGENAL PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN.
BAB 1:MENGGENAL PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN. TUJUAN PEMBELAJARAN Menggenal prinsip dasar peta dan pemetaan. GEO INFO Peta sudah ada sejak zaman dahulu. dari zaman ke zaman pengetahuan peta semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAH ULU AN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki cakupan wilayah sangat luas, yang terdiri dari daerah daratan dan lautan. Indonesia terletak pada 6 o Lintang Selatan - 11
Lebih terperinciPemetaan. sumber.hayati.laut
- Pemetaan. sumber.hayati.laut Abu Bakar Sambah Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Universitas Brawijaya Malang Fungsi Peta a) menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam
Lebih terperinciangkutan umum missal merupakan system angkutan umum yang efektif dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi memiliki karakteristik dan keunggulan khusus. Kemampuannya untuk mengangkut baik orang maupun barang secara massal,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.855, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Biaya. Prasarana. Perkeretaapian. Milik Negara. Biaya. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 62 TAHUN
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2000 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. KERETA API INDONESIA PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat. Banyak perangkatperangkat yang dibuat maupun dikembangkan sesuai bidangnya masing-masing. Perangkat tersebut digunakan
Lebih terperinciPETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR
PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR Peta topografi adalah peta penyajian unsur-unsur alam asli dan unsur-unsur buatan manusia diatas permukaan bumi. Unsur-unsur alam tersebut diusahakan diperlihatkan pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sedemikian penting tersebut dicapai melalui proses perjalanan yang cukup. yang saat ini menjadi sangat populer didunia.
1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bidang Perkeretaapian telah menduduki peranan yang semakin penting dalam pembangunan nasional yaitu sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG
KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG I. LATAR BELAKANG Transportasi merupakan pendukung perekonomian suatu daerah. Tersedianya suatu jaringan dan sistem transportasi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENYELENGGARAAN KERETA API RINGAN/LIGHT RAIL TRANSIT TERINTEGRASI DI WILAYAH JAKARTA, BOGOR, DEPOK, DAN BEKASI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala bidang yang sangat membutuhkan perhatian untuk mewujudkan masyarakat adil makmur berdasarkan
Lebih terperinciAdipandang YUDONO
Pengenalan Kartografi Adipandang YUDONO 11 E-mail: adipandang@yahoo.com Outline Apa itu Kartografi? Peta Definisi Peta Hakekat Peta Syarat-syarat yang dikatakan peta Fungsi peta Klasifikasi peta Simbol-simbol
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM
Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciSession_02. Session_02 (Lebih Lanjut dengan PETA) MATAKULIAH KARTOGRAFI
MATAKULIAH KARTOGRAFI Disusun oleh : Ardiansyah, S.Si GIS & Remote Sensing Research Center Syiah Kuala University Session_02 Session_02 (Lebih Lanjut dengan PETA) 1. Intisari Peta 2. Hakekat Peta 3. Syarat
Lebih terperinci[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG
[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG Tim Peneliti : 1. Rosita Sinaga, S.H., M.M. 2. Akhmad Rizal Arifudin,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB IV PETA TOPOGRAFI. 1. umum
1. umum BAB IV PETA TOPOGRAFI Peta topografi adalah peta yang memperlihatkan unsur-unsur alam (asli) dan unsur-unsur buatan manusia di atas permukaan bumi. Unsur-unsur tersebut diusahakan untuk diperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan dan mengoperasikan sistem informasi yang berbasiskan komputer.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perubahan waktu, pada saat ini telah dilakukan usahausaha yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan memanfaatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masing-masing seperti wisata budaya, wisata alam, wisata bahari, wisata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, adat istiadat dan objek wisata yang dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh daerahnya masing-masing seperti wisata budaya, wisata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai penghubung dua ujung jalan yang terputus oleh sungai, saluran, lembah dan selat, atau laut, jalan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam perjalanan sejarahnya, angkutan kereta api di tanah air membuktikan peranannya yang berarti pada sektor perhubungan disamping menunjang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta api saat ini merupakan salah satu moda transportasi pilihan utama sebagian masyarakat di Indonesia untuk bepergian. Dengan sistem yang dibangun saat ini oleh
Lebih terperinciLAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH
C-1 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH C-2 LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH 1. Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. 2. Awak
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2011 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) UNTUK MENYELENGGARAKAN PRASARANA DAN SARANA KERETA API BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA DAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional Peran perkeretaapian dalam penggerak utama perekonomian nasional telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Lebih terperinciKATALOG STEMPEL WARNA. Kami Mudahkan Pembuatan Stempel Warna Sesuai Keinginan Anda
KATALOG STEMPEL WARNA www.griyastempel.com Kami Mudahkan Pembuatan Stempel Warna Sesuai Keinginan Anda Kami Mudahkan Pembuatan Stempel Anda Membuat stempel yang representatif adalah kebutuhan administrasi
Lebih terperinciSTASIUN KERETA API MANGKANG DI SEMARANG Penekanan Desain Hign Tech Architecture
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API MANGKANG DI SEMARANG Penekanan Desain Hign Tech Architecture Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta sebagai kota tujuan dari beberapa kota sekitar. Hal tersebut menuntut kota tersebut memenuhi kebutuhan transportasi. Kebutuhan transportasi umum hendaklah
Lebih terperinci-2- Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4297); 3. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perk
No.236, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TRANSPORTASI. Kereta Api Ringan. Sumatera Selatan. Penyelenggaraan. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENYELENGGARAAN KERETA API RINGAN/LIGHT RAIL TRANSIT DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang: a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1998 tentang Prasarana dan Sarana Kereta
Lebih terperinciPENGEMBANGAN STASIUN KERETA API TUGU YOGYAKARTA DENGAN FASILITAS SHOPPING MALL
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API TUGU YOGYAKARTA DENGAN FASILITAS
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 413 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 413 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN KEPADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) UNTUK MENYELENGGARAKAN ANGKUTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi eksternal terdapat dua jalur dalam penerapannya, yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi organisasi merupakan suatu sistem yang saling bergantung yang mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal terdapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandara Adisucipto adalah bandar udara yang terletak di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Semula Bandara Adisucipto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare mengangkut atau membawa. Jadi pengertian transportasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1998 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1998 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN SATUAN KERJA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PRASARANA
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN SATUAN KERJA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PRASARANA Kantor PPFP.KA Jl. Kesehatan IV No. 14 Jakarta Pusat Email : satker.ppfpka_dephub@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, namun banyak juga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta memiliki banyak bangunan monumental seperti Tamansari, Panggung Krapyak, Gedung Agung, Benteng Vredeburg, dan Stasiun Kereta api Tugu (Brata: 1997). Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat dapat dikatakan baik apabila transportasi tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Transportasi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Transportasi memiliki hubungan yang erat dengan jangkauan dan lokasi kegiatan manusia, barang-barang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan perhatian yang serius untuk kegiatan-kegiatan dan kemajuan. tertentu maupun hasil operasinya selama satu periode.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan badan perusahaan milik Negara yang bergerak dalam bidang jasa perkeretaapian. PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai
Lebih terperinciAnalisis Display Sinyal Kereta Api di Stasiun Langen
Analisis Display Sinyal Kereta Api di Stasiun Langen Anggo Hapsoro Pambudy 1, Yayan Harry Yadi 2, Wahyu Susihono 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa anggocc201@yahoo.co.id
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v BAB I PENDAHULUAN... I-1 A. Latar Belakang... I-1 B. Maksud dan Tujuan... I-1 C. Ruang Lingkup...
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1. Lokasi
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN. (BUMN) yang bergerak di bidang jasa transportasi pengankutan penumpang dan
1 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Kereta Api (persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa transportasi pengankutan penumpang dan barang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Selain stasiun, pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan bidang yang dinamis selalu mengalami perkembangan sesuai zaman. dan salah satunya ialah kereta api, dimana setiap transportasi khususnya
Lebih terperinciPERAN BENGKEL KERETA API PENGOK DALAM PERAWATAN LOKOMOTIF MILIK NEDERLANDSCH INDISCHE SPOORWEG MAATSCHAPPIJ JALUR SEMARANG-VORSTENLANDEN
PERAN BENGKEL KERETA API PENGOK DALAM PERAWATAN LOKOMOTIF MILIK NEDERLANDSCH INDISCHE SPOORWEG MAATSCHAPPIJ JALUR SEMARANG-VORSTENLANDEN 1914-1950 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciAnalisis Display Sinyal Kereta Api di Stasiun Langen
Analisis Display Sinyal Kereta Api di Stasiun Langen Anggo Hapsoro Pambudy 1, Yayan Harry Yadi 2, Wahyu Susihono 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa anggocc201@yahoo.co.id
Lebih terperincitahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang
1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu daerah disertai pertambahan penduduk dengan pergerakan yang tinggi mempengaruhi peningkatan mobilitas antar Propinsi, Kabupaten, Kecamatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan dengan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, baik pulau-pulau kecil maupun pulau-pulau besar. Indonesia adalah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini, akan dibahas mengenai, pengertian dan esensi judul, latar belakang munculnya gagasan atau ide dan judul, tujuan dan sasaran perencanaan dan perancangan, permasalahan
Lebih terperinci2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah ser
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193, 2013 TRANSPORTASI. Perhubungan. Lalu Lintas. Angkutan Jalan. Jaringan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciD3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan penduduk dan semakin menggeliatnya mobilitas ekonomi Masyarakat terutama di sektor industri, pertanian dan perkebunan menuntut kesiapan prasarana
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Munculnya transportasi sebagai salah satu disiplin ilmu pada era
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Munculnya transportasi sebagai salah satu disiplin ilmu pada era globalisasi disebabkan oleh keterbatasan fisik manusia dalam menjalankan segala aktivitas kehidupannya
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Selaras dengan visi perkeretaapian Indonesia sebagaimana tertuang dalam blue print pembangunan transportasi perkeretaapian adalah 1 : mewujudkan terselenggaranya
Lebih terperinciPengenalan Peta & Data Spasial Bagi Perencana Wilayah dan Kota. Adipandang Yudono 13
Pengenalan Peta & Data Spasial Bagi Perencana Wilayah dan Kota Adipandang Yudono 13 Definisi Peta Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di
Lebih terperinciKeterkaitan antar lokasi atau ruang dapat dilihat secara fisik maupun nonfisik.
contoh interaksi keruangan antar wilayah di Indonesia: 1) menempatkan sebuah ruang publik (misalnya: rumah sakit) yang dapat dapat menjangkau wilayah2 sekitarnya dengan mudah, 2) membuka akses transportasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Analisis Objek penelitian berupa rencana sistem angkutan kereta api khusus penumpang yang menghubungkan antara stasiun Tanjungkarang dengan stasiun Kertapati. Dengan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.337, 2014 KEMENHUB. Jaringan Pelayanan. Lintas Pelayanan. Perkeretaapian. Tata Cara. Penetapan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 9 TAHUN 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) sangat kaya dan berlimpah. Salah satu SDA yang cukup berlimpah tersebut terdapat di Provinsi Sumatera
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu daerah yang memiliki cadangan batubara terbesar di Indonesia dengan potensi yang ada sekitar 22,24 miliar ton atau
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat 1. Kondisi Eksisting Stasiun Lahat Stasiun Lahat merupakan stasiun yang berada di Jl. Mayor Ruslan, Kelurahan Pasar Baru,
Lebih terperinciKarena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?
PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik (2014), Indonesia memiliki 17.504 pulau dan luas daratan mencapai 1.910.931,32 km 2. Karena kondisi geografisnya yang
Lebih terperinciBAB 9: GEOGRAFI PETA DAN PEMETAAN
www.bimbinganalumniui.com 1. Ilmu yang mempelajari pemetaan disebut a. Geomorfologi b. Kartografi c. Hidrologi d. Pedologi e. Oseanografi 2. Gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang dilengkapi dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi secara umum adalah kegiatan memindahkan barang atau manusia dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi merupakan elemen penting dalam kegiatan pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 99 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN UMUM DI WILAYAH PROVINSI DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kereta api merupakan salah satu jenis transportasi darat yang menjadi andalan masyarakat. Pelayanan jasa angkutan kereta api sepenuhnya dijalankan oleh manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Peran kereta api dalam tataran transportasi nasional telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 43 Tahun 2011
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Seiring dengan visi perkeretaapian Indonesia sebagaimana tertuang dalam blue print pembangunan transportasi perkeretaapian adalah 1 : mewujudkan terselenggaranya
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Faktor kemajuan teknologi saat ini bisa dikatakan berkembang dengan sangat signifikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Faktor kemajuan teknologi saat ini bisa dikatakan berkembang dengan sangat signifikan sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup manusia. Perkembangan teknologi merambah
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA II. 1 Peta Multiguna (Multipurpose map) Peta multiguna secara sederhana didefinisikan sebagai peta yang yang bisa digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai keperluan.
Lebih terperinciTERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : TITIS WULANDARI
Lebih terperinci