BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS FUNGSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS FUNGSI"

Transkripsi

1 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS FUNGSI 3.1. Identifikasi Berdasarkan Tugas Fungsi Pelayanan Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas fungsi pelayanan Dinas selengkapnya disajikan pada Tabel 3.1 segkan Identifikasi Isu-isu strategis (Lingkungan eksternal) disajikan pada Tabel 3.2 Tabel 3.1 Identifikasi Berdasarkan Tugas Fungsi Dinas Kabupaten Kulon Progo Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Internal (Kewenangan ) Eksternal (Di luar Kewenangan ) Pelayanan Gambaran pelayanan 6 Terjadinya alih fungsi lahan Infrastruktur yang belum memadai UU No 41 Tahun 2009 Penetapan Lahan Pangan Berkelanjutan Perda Prov DIY No 10 Th 2011 ttg Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur dalam kondisi baik pembatasa n alih fungsi lahan dengan regulasi (RTRW) Pembinaan pelestarian lahan cetak sawah baru pemeliharaan infrastruktur Pembangunan sektor jasa,industri pemukiman Terjadinya kerusakan infrastruktur Swadaya dalam pembangun an infrastruktur Belum aya Peraturah Daerah Kabupaten Penetapan Lahan Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Kulon Progo Alih fungsi lahan menjadi lahan non (permukiman, industri, jasa) berkurangnya luas lahan berakibat pada penurunan luas tanam luas panen. Hal ini menjadi salah satu penyebab penurunan produksi. dukungan a untuk pemeliharaan Kondisi infrastruktur yang belum memadai 38

2 Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Internal (Kewenangan ) Eksternal (Di luar Kewenangan ) Pelayanan 6 Sarana yang belum memadai SDM pelaksana (Petani petugas) Belum fungsi kelembagaa n tani yang ada Penurunan kualitas sumberdaya lahan air Ketersediaan sarana dalam kondisi baik Umur tingkat pendidikan petani Formasi petugas Dinas Peraturan Menteri Nomor 82/permentan/ ot.140/8/2013 Pedoman Pembinaan Kelompok Tani Gapoktan UU Nomor 5 Tahun 1990 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Ekosistemnya PP Nomor 6 Tahun 2008 penyediaan sarana Pembinaan Pendampin gan Kelompok Tani Pelatihan Kelompok Tani Kaderisasi Kelompok tani melalui penumbuha n Kel Taruna Tani Optimasi penataan petugas Usulan rekruitmen pegawai Pembinaan pendampin gan Kelompok Tani yang ada Koordinasi dengan terkait pembuatan bangunan konservasi tanah air Penghijauan lingkungan Reklamasi Swadaya dalam penyediaan sarana Umur petani yang relatif tua Pendidikan petani yang relatif Aya pensiun mutasi pegawai Revitalisasi Kelompok Tani Bencana alam Pencemaran lingkungan Penebangan pohon dengan tidak memperhati kan aspek kelestarian peningkatan biaya produksi inefisiensi usaha tani. dukungan a untuk pengadaan sarana penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi Rendahnya tingkat pendidikan petani umur yang relatif tua menyebabka n nya adopsi teknologi petugas menyebabka n kurang pelaksanaan pembanguna n Kurang fungsi kelembagaan pelaksanaan kegiatan dengan kelompok tani sebagai pelaksana tidak sesuai dengan target Penurunan kualitas sumberdaya lahan akibat erosi, bencana alam, penggunaan pupuk kimia pestisida berlebihan 39

3 Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Internal (Kewenangan ) Eksternal (Di luar Kewenangan ) Pelayanan 6 Rehabilitasi Reklamasi Hutan Permenhut Nomor 70/Menhut- II/2008 Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan Lahan lahan sawah dengan penambaha n bahan Organik Penerapan teknologi pemupukan spesifik lokasi pencemaran lingkungan penurunan produksi mutu produk serta menurunkan kualitas lahan air Aya Anomali iklim, bencana serangan OPT UU No 12 Th 1992 Sistem Budidaya Pedoman antisipasi mitigasi bencana Antisipasi mitigasi bencana alam pengendali an OPT SLPHT SL Iklim Anomali iklim Bencana Alam Serangan OPT Aya anomali iklim, bencana alam (banjir,kekering an) serangan OPT mengakibatkan gagal panen penurunan produksi Rendahnya posisi tawar petani Harga dasar Harga Dasar Komoditas Kelompok Usaha Bersama (KUB) kemitraan Promosi produk Mekanisme harga pasar Aya perdagangan bebas Kebijakan penetapan harga dasar Rendahnya posisi tawar harga di tingkat petani dikendalikan oleh pedagang/ tengkulak Aya fluktuasi harga komoditas Informasi harga komoditas pembangun an gug penyimpan hasil pengolahan hasil Pengaturan Pola tata tanam Mekanisme harga pasar Kebijakan tunda jual Fluktuasi harga komoditas yang disebabkan aya panen raya sifat komoditas yang mudah rusak harga produk yang Rendahnya akses permodalan Tercukupinya modal usaha tani Sosialisasi kredit program kemitraan Peluncuran kredit program Rendahnya akses permodalan kurangnya ketersediaan modal usaha tani Kajian terhadap Renstra Dinas DIY serta Koordinasi dengan Dinas DIY serta Dinas Perkebunan UU Nomor 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan nasional PP 38 Tahun Koordinasi antar Big Sekretariat, Seksi Sub bagian Usulan informasi mengenai proses penganggaran APBD DIY Belum koordinasi sinkronisasi proses perencanaan sektoral 40

4 Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Internal (Kewenangan ) Eksternal (Di luar Kewenangan ) Pelayanan 6 Dinas Perkebunan DIY DIY Pelaporan ke Dinas DIY serta Dinas Perkebunan DIY yang tepat waktu 2007 Pembagian Urusan antara pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi pemerintah Daerah kabupaten/ Kota Keputusan Kepala Dinas DIY Nomor 2530 Tahun 2013 Rencana Strategis Tahun Dinas Daerah Istimewa Yogyakarta Keputusan Kepala Dinas Perkebunan DIY Nomor 188/4861 Tahun 2012 Renstra Dinas Perkebunan DIY Tahun program kegiatan melalui APBD DIY kewilayahan Kajian terhadap Renstra Kementerian Renstra Kementerian Koordinasi dengan Kementerian Kementerian Pelaporan pelaksanaan program/kegi atan ke Kementerian kementerian UU No. 25 Tahun 2004 PP No. 8 Tahun 2008 Renstra Kementerian Renstra Kementerian Pelaksanaan Kegiatan mekanisme Tugas Pembantuan Kepatuhan terhadap peraturan perungan Informasi kebijakan dari pemerintah pusat Belum koordinasi sinkronisasi proses perencanaan sektoral kewilayahan 41

5 Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Capaian/ Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan Internal (Kewenangan ) Eksternal (Di luar Kewenangan ) Pelayanan Kajian terhadap RTRW 6 Alih fungsi lahan Belum semua kawasan yang difungsikan sebagai kawasan lindung di RTRW berfungsi lindung Wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan belum sesuai harapan UU No.26 Tahun 2006 Tata Ruang UU No 41 Tahun 2009 Penetapan LP2B Perda DIY No 10 Tahun 2011 Perlindungan LP2B Perda Kulon Progo No.1 Tahun 2012 RTRW Kabupaten Kulon Progo tahun Perda Kab Kulon Progo No 1 Tahun 2012 RTRW Tahun ( pasal 54 ayat (2) huruf d: Penetapan Kawasan Strategis Big Pertumbuhan Ekonomi, Kawasan Agropolitan yang meliputi Kecamatan Kalibawang Kecamatan Temon) SK Bupati Kulon Progo Nomor 222 Tahun 2002 Penetapan Kawasan Agropolitan Kabupaten Kulon Progo (Agropolitan fase I) pembatasa n alih fungsi lahan dengan regulasi (RTRW) Pembinaan pelestarian lahan cetak sawah baru Koordinasi lintas stake holder kegiatan di lokasi Agropolitan Belum proses legislasi RDTR Kondisi eksisting pemanfaata n tata ruang (industri, jasa, pemukiman) penegakan Perda RTRW Pemahaman Partisipasi Belum aya Perda Kabupaten Penetapan Lahan Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Kulon Progo Kawasan yang difungsikan sebagai kawasan lindung digunakan untuk kegiatan budidaya Aya perbedaan definisi operasional antara RTRW dengan Produk hukum Lemahnya koordinasi pelaksanaan di kawasan agropolitan 42

6 Tabel 3.2 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) Isu Strategis No Dinamika Dinamika Dinamika Nasional Internasional Regional/Lokal Lain-lain 1 Berkembangnya pasar bebas (kebijakan ekonomi makro, Asean Ecconomic Community 2015, ratifikasi petsetujuan WTO ACFTA) membanjirnya produk impor ke pasar domestik termasuk produk Daya saing produk menjadi kunci untuk menghadapi aya pasar bebas Sertifikasi produk kehutanan sebagai upaya peningkatan daya saing produk INSW (Indonesian National Single Windows) sebagai upaya untuk promosi pengenalan produk kehutanan ke luar negeri secara terpadu Daya saing produk masih relatif karena nya kualitas. Hal ini merupakan akibat belum penerapan SOP/GAP GMP produk - 2 Isu ketahanan pangan (pemenuhan kebutuhan pangan beras di tingkat keluarga) perbaikan tata kelola Raskin untuk program bantuan pangan yang memandirikan rakyat melalui beras daerah (Rasda). Perubahan paradigma DIY Among Tani Dagang Layar 3 Terjadinya pemanasan global (Global Warming) peningkatan emisi karbon Komitmen Pemerintah RI dalam KTT perubahan iklim untuk menurunkan emisi karbon dengan kegiatan vegetatif (penanaman) melalui program nasional OMOT OBIT. Upaya penurunan emisi karbon melalui berbagai kegiatan/gerakan penanaman pohon Telaahan Visi, Misi, Program Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah Visi, Misi, Program Kepala daerah wakil kepala daerah terpilih dijabarkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Kabupaten Kulon Progo Tahun , dimana pada RPJM Daerah tersebut telah ditetapkan visi misi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, sebagai berikut: 43

7 Visi : Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman sejahtera berdasarkan iman taqwa Misi 1 : Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan kualitas keagamaan Misi 2 : Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government good governance Misi 3 : Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada dalam arti luas, industri pariwisata yang berdaya saing berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan Misi 4 : Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah Misi 5 : Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam lingkungan secara optimal berkelanjutan Misi 6 : Mewujudkan ketentraman ketertiban melalui kepastian perlindungan penegakan hukum Dari penjabaran visi misi tersebut di atas peran Dinas adalah mendukung menyukseskan terutama misi ke 3 misi ke 5. Dukungan untuk menyukseskan misi ke 3 dilaksanakan melalui program kegiatan pada urusan kehutanan dukungan pada misi 5 melalui Program kegiatan pada urusan kehutanan. Faktor-faktor penghambat pendorong pelayanan Dinas terhadap pencapaian visi, misi, program Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah disajikan pada Tabel

8 Tabel 3.3 Faktor Penghambat Pendorong Pelayanan Terhadap Pencapaian Visi, Misi, Program Kepala Daerah Wakil Kepala Daerah Visi: Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman sejahtera berdasarkan iman taqwa Misi Faktor Program Pelayanan No KDH Wakil Penghambat Pendorong KDH terpilih 1 Misi 3 Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada dalam arti luas, industri pariwisata yang berdaya saing berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan Program Peningkatan Produksi / Perkebunan Program Peningkatan Mutu Pemasaran Hasil Produksi / Perkebunan Program Penyediaan Sarana/Prasarana / Perkebunan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Alih fungsi lahan menjadi lahan non (permukiman, industri, jasa) berkurangnya luas lahan berakibat pada penurunan luas tanam luas panen. Hal ini penurunan produksi Kondisi infrastruktur yang belum memadai peningkatan biaya produksi inefisiensi usaha tani sarana penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi Rendahnya tingkat pendidikan petani umur yang relatif tua nya adopsi teknologi petugas yang ada kurang pelaksanaan Kurang fungsi kelembagaan pelaksanaan kegiatan dengan kelompok tani sebagai pelaksana tidak sesuai dengan target Aya anomali iklim, bencana alam (banjir,kekeringan) serangan OPT mengakibatkan gagal panen penurunan produksi Rendahnya posisi tawar harga di tingkat petani dikendalikan oleh pedagang/ tengkulak Fluktuasi harga komoditas yang disebabkan aya panen raya sifat komoditas yang mudah rusak harga produk yang Rendahnya akses permodalan kurangnya ketersediaan modal usaha Aya sektor non yang cukup pesat (jasa, industri) berkurangnya lahan infrastruktur sarana pendukung Sebagian besar petani berusia lanjut dengan tingkat pendidikan SDM petugas baik kuantitatif maupun kualitatif Aya anomali iklim, bencana serangan OPT Kurang terbukanya akses/jaringan pemasaran Sifat komoditas yang mudah rusak petani dalam hal akses modal usaha tani Aya dukungan kebijakan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal cetak sawah baru Dukungan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal infrastruktur Dukungan organisasi/ kelembagaan non pemerintah (LSM/HKTI/KTNA/ Asosiasi/ Koperasi Tani/Gapoktan/ Kel Tani/ P3A/GP3A) Pelaksanaan SL Iklim Pembentukan Regu Perlindungan Tanaman Aya kerjasama dengan investor kemitraan serta promosi produk Kebijakan pemerintah peluncuran berbagai program kredit 2 Misi 5 Mewujudkan pengelolaan Penurunan kualitas sumberdaya lahan akibat erosi, penebangan pohon secara liar, penggunaan Kurangnya kesadaran Telah dibentuknya Forum DAS Kabupaten Kulon 45

9 sumberdaya alam lingkungan secara optimal berkelanjutan Program Rehabilitasi Hutan Lahan pupuk kimia berlebihan pencemaran lingkungan penurunan produksi mutu produk serta menurunkan kualitas lahan terhadap pelestarian sumber daya alam Aya tuntutan kebutuhan hidup (masalah ekonomi) sehingga terjadi eksploitasi sumber daya alam Prgo Telah dibentuknya Pokja Mangrove Sempa Pantai kabupaten Kulon Progo Telah disusunnya RP DAS Progo RP DAS Serang Telah disusunnya dokumen RPRHL Kabupaten Kulon Progo Tahun Telaahan Renstra Kementerian, Kementerian, Dinas DIY, Dinas Perkebunan DIY Pada Pemerintah pusat, Urusan dilaksanakan oleh Kementerian segkan urusan dilaksanakan oleh Kementerian. Pada tingkatan Provinsi urusan dilaksanakan oleh Dinas DIY segkan urusan kehutanan dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan DIY. Pelayanan Dinas Kabupaten Kulon Progo berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian, Kementerian, Dinas DIY, Dinas Perkebunan DIY beserta Faktor Penghambat Pendorong Keberhasilan Penanganannya disajikan pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Pelayanan Dinas Kabupaten Kulon Progo berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian, Kementerian, Dinas DIY, Dinas Perkebunan DIY beserta Faktor Penghambat Pendorong Keberhasilan Penanganannya N o Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Penghambat Faktor Pendorong A Kementerian 1 Pencapaian swasembada swasembada berkelanjutan Alih fungsi lahan menjadi lahan non (permukiman, industri, jasa) berkurangnya luas lahan berakibat pada penurunan luas tanam luas panen. Hal ini penurunan produksi Aya sektor non yang cukup pesat (jasa, industri) berkurangnya lahan Aya dukungan kebijakan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal cetak sawah baru 46

10 N o Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Penghambat Faktor Pendorong Kondisi infrastruktur yang belum memadai peningkatan biaya produksi inefisiensi usaha tani sarpras penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi Rendahnya tingkat pendidikan petani umur yang relatif tua nya adopsi teknologi petugas kurang pelaksanaan Kurang fungsi kelembagaan pelaksanaan kegiatan dengan kelompok tani sebagai pelaksana tidak sesuai dengan target Aya anomali iklim, bencana alam (banjir,kekeringan) serangan OPT mengakibatkan gagal panen penurunan produksi infrastruktur sarana prasarana pendukung Sebagian besar petani berusia lanjut dengan tingkat pendidikan SDM petugas baik kuantitatif maupun kualitatif Aya anomali iklim, bencana serangan OPT Dukungan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal infrastruktur Dukungan organisasi/ kelembagaan non pemerintah (LSM/HKTI/KTN A/ Asosiasi/ Koperasi Tani/Gapoktan/ Kel Tani/ P3A/GP3A) Pelaksanaan SL Iklim Pembentukan Regu Perlindungan Tanaman 2 Peningkatan Diversifikasi Pangan 3 Peningkatan nilai tambah, daya saing ekspor produk Kegiatan usaha tani sebagian besar masih bersifat subsisten dengan komoditas utama berupa bahan pangan pokok (padi) Rendahnya posisi tawar harga di tingkat petani dikendalikan oleh pedagang/ tengkulak Fluktuasi harga komoditas yang disebabkan aya panen raya sifat komoditas yang mudah rusak harga produk yang Daya saing produk yang relatif Pola pikir/anggapan belum makan kalau belum makan nasi Kurang terbukanya akses/jaringan pemasaran Sifat komoditas yang mudah rusak Berkembangnya pasar bebas Aya sosialisasi penggalakan konsumsi pangan lokal Aya kerjasama dengan investor kemitraan serta promosi produk Sertifikasi produk 47

11 N o Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Penghambat Faktor Pendorong 4 Peningkatan kesejahteraan petani Rendahnya akses permodalan kurangnya ketersediaan modal usaha petani dalam hal akses modal usaha tani Kebijakan pemerintah peluncuran berbagai program kredit B Kementerian 1 Pemantapan kawasan hutan. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait pemantapan kawasan hutan masih kurang (Kecamatan, Desa, sekitar kawasan) 2 Rehabilitasi hutan peningkatan daya dukung daerah aliran sungai (DAS). Kegiatan rehabilitasi hutan peningkatan daya dukung DAS masih dilakukan secara sektoral Pelaksanaan RHL secara vegetatif belum melihat kesesuaian lahan dengan jenis tanaman hutan Kurangnya teknologi Silin (setelah tanam hanya dibiarkan saja) Minimnya ketersediaan dokumen batasbatas kawasan hutan Kurangnya kesadaran terhadap pelestarian sumber daya alam Aya tuntutan kebutuhan hidup (masalah ekonomi) sehingga terjadi eksploitasi sumber daya alam koordinasi yang baik dengan BPKH Dishutbun DIY terkait pelaksanaan tata batas kawasan hutan Telah dibentuknya Forum DAS Kabupaten Kulon Prgo Telah dibentuknya Pokja Mangrove Sempa Pantai kabupaten Kulon Progo Telah disusunnya RP DAS Progo RP DAS Serang Telah disusunnya dokumen RPRHL Kabupaten Kulon Progo Tahun Pengamanan hutan pengendalian kebakaran hutan. 4 Konservasi keanekaragaman hayati. 5 Revitalisasi pemanfaatan kehutanan. hutan industri Masih aya tindakan pencurian hasil hutan terutama kayu dari hutan negara Kurangnya pemahaman kesadaran konservasi keanekaragaman hayati Industri hasil hutan yang ada pengelolaannya kurang baik belum memenuhi ketentuan perungan Minimnya pengamanan (polisi hutan) personil hutan Peraturan Perungan konservasi keanekaragaman hayati kurang tersosialisasi Kurangnya sosialisasi peraturan perungan mengenai industri kehutanan Aya Skema pengelolaan hutan negara melalui HKm Keberadaan Wild Rescue Center (WRC) di Kabupaten Kulon Progo Tumbuhnya Kader Konservasi Alam (KKA) Koordinasi yang baik dengan BKSDA Dishutbun DIY Tumbuhnya kesadaran sertifikasi legalitas kayu 6 Pemberdayaan di sekitar hutan. Rendahnya tingkat kesejahteraan di sekitar kawasan hutan Pengelolaan kawasan hutan harus melalui mekanisme perizinan Penerbitan IUPHKM oleh Bupati Pengembangan model pesanggem di hutan negara 48

12 N o Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Penghambat Faktor Pendorong kegiatan ekonomi produktif untuk sekitar kawasan hutan 7 Mitigasi adaptasi perubahan iklim sektor kehutanan. C Dinas DIY 1 Meningkatkan produksi tanaman pangan hortikultura Terjadinya pemanasan global peningkatan emisi karbon Alih fungsi lahan menjadi lahan non (permukiman, industri, jasa) berkurangnya luas lahan berakibat pada penurunan luas tanam luas panen. Hal ini penurunan produksi Penebangan dengan memperhatikan kelestarian kayu tidak kaidah Aya sektor non yang cukup pesat (jasa, industri) berkurangnya lahan Berkembang nya sertifikasi hutan rakyat Kesadaran untuk melaksanakan penanaman pohon Mulai berkembang nya Carbon Market Aya dukungan kebijakan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal cetak sawah baru Kondisi infrastruktur yang belum memadai peningkatan biaya produksi inefisiensi usaha tani sarpras penerapan teknologi belum sesuai rekomendasi Aya anomali iklim, bencana alam (banjir,kekeringan) serangan OPT mengakibatkan gagal panen penurunan produksi infrastruktur sarana prasarana pendukung Aya anomali iklim, bencana serangan OPT Dukungan komitmen Pemerintah Daerah dalam hal infrastruktur Pelaksanaan SL Iklim Pembentukan Regu Perlindungan Tanaman 2 Meningkatkan kualitas SDM kelembagaan petani Rendahnya tingkat pendidikan petani umur yang relatif tua nya adopsi teknologi petugas kurang pelaksanaan Kurang fungsi kelembagaan Sebagian besar petani berusia lanjut dengan tingkat pendidikan SDM petugas baik kuantitatif maupun kualitatif Dukungan organisasi/ kelembagaan non pemerintah (LSM/HKTI/KTN A/ Asosiasi/ Koperasi Tani/Gapoktan/ Kel Tani/ P3A/GP3A) 49

13 N o Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Penghambat Faktor Pendorong pelaksanaan kegiatan dengan kelompok tani sebagai pelaksana tidak sesuai dengan target 3 Meningkatkan nilai tambah produk Rendahnya posisi tawar harga di tingkat petani dikendalikan oleh pedagang/ tengkulak Fluktuasi harga komoditas yang disebabkan aya panen raya sifat komoditas yang mudah rusak harga produk yang Daya saing produk yang relatif Kurang terbukanya akses/jaringan pemasaran Sifat komoditas yang mudah rusak Berkembangnya pasar bebas Aya kerjasama dengan investor kemitraan serta promosi produk Sertifikasi produk D Dinas perkebunan DIY 1 Memantapkan status fungsi hutan 2 Optimalisasi manfaat hutan secara lestari Koordinasi dengan pihak-pihak terkait pemantapan kawasan hutan masih kurang (Kecamatan, Desa, sekitar kawasan) Pemanfaatan hutan hasil hutan belum dilaksanakan sesuai kaidah kelestarian Minimnya ketersediaan dokumen batasbatas kawasan hutan Kurangnya kesadaran dalam pemanfaatan hutan secara lestari Aya tuntutan kebutuhan hidup (masalah ekonomi) sehingga terjadi eksploitasi sumber daya hutan. koordinasi yang baik dengan BPKH Dishutbun DIY terkait pelaksanaan tata batas kawasan hutan Sertifikasi PHPL 3 Mewujudkan perlindungan sumberdaya hayati ekosistemnya alam Kurangnya pemahaman kesadaran konservasi keanekaragaman hayati Peraturan Perungan konservasi keanekaragaman hayati kurang tersosialisasi Keberadaan Wild Rescue Center (WRC) di Kabupaten Kulon Progo Tumbuhnya Kader Konservasi Alam (KKA) Koordinasi yang baik dengan BKSDA Dishutbun DIY 4 Mewujudkan peningkatan produktivitas, nilai tambah daya saing produk kehutanan perkebunan Produk kehutanan perkebunan pengelolaannya belum menjadi prioritas Budidaya penanganan panen kehutanan perkebunan dilaksanakan pasca tanaman belum secara Penetapan OVOP untuk pengembangan Gula semut Penumbuhan Desa kakao 50

14 N o Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Penghambat Faktor Pendorong intensif Penetapan HHBK Unggulan Bambu 5 Mewujudkan peningkatan pemberdayaan petani hutan kebun serta kelembagaannya Rendahnya tingkat kesejahteraan di sekitar kawasan hutan petani pekebun Pengelolaan kawasan hutan harus melalui mekanisme perizinan Perkebunan belum dianggap sebagai sub sektor prioritas di sektor Penerbitan IUPHKM oleh Bupati Pengembangan model pesanggem di hutan negara kegiatan ekonomi produktif untuk sekitar kawasan hutan Penumbuhan KUB Sub Sektor Perkebunan 6 Mewujudkan peningkatan sumberdaya kehutanan perkebunan kualitas manusia Rendahnya tingkat pendidikan petani umur yang relatif tua nya adopsi teknologi petugas kurang pelaksanaan kehutanan perkebunan Kurang fungsi kelembagaan pelaksanaan kegiatan dengan kelompok tani sebagai pelaksana tidak sesuai target Sebagian besar petani berusia lanjut dengan tingkat pendidikan SDM petugas baik kuantitatif maupun kualitatif Dukungan organisasi/ kelembagaan non pemerintah (LSM/HKTI/ KTNA/ Asosiasi/ Koperasi Tani/Gapoktan/ Kel Tani/ P3A/GP3A, KUB, WRC, KKA) 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Menurut Perda Kabupaten Kulon Progo Nomot 1 Tahun 2012 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) , pada bab II pasal 2 disebutkan bahwa Penataan ruang wilayah Kabupaten bertujuan mewujudkan Kabupaten sebagai basis komoditas didukung pariwisata, pertambangan, serta industri bahari dengan mensinergikan wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Kulon Progo merupakan sektor yang sangat diperhatikan, mengingat peran sektor ini yang sampai dengan saat ini masih merupakan penyumbang Produk Domestik Regional 51

15 Bruto (PDRB) terbesar dibanding sektor lainnya. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kulon Progo Tahun sebagai dokumen perencanaan yang dipedomani untuk penyusunan perencanaan jangka menengah maupun perencanaan strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Kulon Progo. Dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo rencana penyediaan pola ruang terdiri dari Kawasan Lindung Kawasan Budidaya yang semua nya berkait erat dengan Dinas. pelayanan Dinas berdasarkan telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta faktor penghambat pendorong keberhasilan penanganannya disajikan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Pelayanan berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat Pendorong Keberhasilan Penanganannya No. Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas Fungsi Pelayanan Penghambat Faktor Pendorong 1 Pelaksanaan kegiatan berdasarkan pola ruang RTRW di kawasan lindung budidaya 2 Alih Fungsi lahan 3 Wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan belum sesuai harapan Kegiatan budidaya yang dilaksanakan di kawasan lindung Penurunan Produksi karena alih fungsi lahan ke non (Industri, jasa, pemukiman) Lemahnya koordinasi terkait pelaksanaan di kawasan agropolitan Kurangnya sosialisasi Dokumen RTRW terhadap Rendahnya kesadaran terhadap kepatuhan aturan Penegakan Perda belum dilaksanakan secara optimal Belum ditetapkannya Perda LP2B Kebutuhan lahan untuk sektor non yang terus meningkat Pelaksanaan kegiatan antar sektor belum terpadu Penerbitan Perda RDTR Optimalisasi regulasi yang ada ( Perda RTRW) Partisipasi aktif 3.5. Penentuan Isu-isu strategis Kondisi atau hal yang harus diperhatikan dikedepankan dalam menyusun perencanaan untuk 5 tahun yang akan datang, yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam 52

16 hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dalam jangka panjang. Isu-isu strategis yang mempengaruhi lima tahun mendatang adalah : 1. Terjadinya alih fungsi lahan akibat sektor non. 2. Peningkatan Kebutuhan bahan pangan karena peningkatan jumlah penduduk peningkatan penggunaan bahan pangan untuk kepentingan lain (Bio Fuel) 3. Penurunan kualitas sumber daya alam akibat kerusakan lingkungan 4. Dampak aya gejala perubahan iklim pemanasan global 5. Berlakunya pasar bebas yang berakibat membanjirnya produk impor termasuk produk ke pasar domestik. 53

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2016; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat.

Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah adalah Pelayanan Terbaik Menuju Hutan Lestari untuk Kemakmuran Rakyat. Pelayanan

Lebih terperinci

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

BAB 2 Perencanaan Kinerja

BAB 2 Perencanaan Kinerja BAB 2 Perencanaan Kinerja 2.1 Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Rencana Stategis Dinas Kean Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progoo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progoo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah BAB I PENDAHULUANN I.1. Tugas dan Fungsi Sesuai dengann Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo mempunyai fungsi penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah

Lebih terperinci

PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM

PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM Oleh DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DALAM ACARA PELATIHAN GCF YANG BERJUDUL PENGUATAN KERANGKA KERJA KELEMBAGAAN PROVINSI MENGENAI PERUBAHAN

Lebih terperinci

REVITALISASI KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS BAB II PERENCANAAN STRATEGIS 2.1 Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Rencana Stategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi pelayanan SKPD Badan Pelaksana

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM 2016-2020 Tugas Pokok : Fungsi : Visi : Misi : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kean dan 1. Merumuskan kebijakan

Lebih terperinci

TAUFIQ GUNAWANSYAH, S.IP. WAKIL BUPATI KABUPATEN SUMEDANG. DR. H. DON MURDONO, SH., M.Si. BUPATI KABUPATEN SUMEDANG

TAUFIQ GUNAWANSYAH, S.IP. WAKIL BUPATI KABUPATEN SUMEDANG. DR. H. DON MURDONO, SH., M.Si. BUPATI KABUPATEN SUMEDANG VISI - MISI JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG (Perda No. 13 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2009-2013) DR. H. DON MURDONO, SH., M.Si. BUPATI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi 3.1.1. Permasalahan Umum Dalam mencapai peran yang diharapkan pada Visi dan Misi Kepala

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Pertanian Dalam Angka Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek ini telah tersusun sebagai

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD Lingkungan yang baik sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.4. Tabel Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi : Terwujudnya Kabupaten Grobogan sebagai daerah industri dan perdagangan yang berbasis pertanian,

Lebih terperinci

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH Visi merupakan pandangan ideal yang menjadi tujuan dan cita-cita sebuah organisasi.

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA ACARA KNOWLEDGE MANAGEMEN FORUM 2015 (ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA)

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1. Visi Proses Pembangunan Kabupaten Musi Rawas lima tahun ke depan tidak bisa dilepaskan dari capaian kinerja lima tahun terakhir, selain telah menghasilkan

Lebih terperinci

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr. ERZALDI ROSMAN V I S I 2017-2022 MISI PROVINSI TERKAIT PERTANIAN MISI 1 : MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 166 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1 Strategi Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan desa dirinci setiap misi dan tujuan sebagai berikut : Misi 1: Misi 2: Meningkatkan

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan kawasan hutan di Jawa Timur, sampai dengan saat ini masih belum dapat mencapai ketentuan minimal luas kawasan sebagaimana amanat Undang-Undang nomor 41

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Pertanian dan Kehutanan (Sumber Dana APBD Kabupaten Tujuan Sasaran Target Rp Target Rp Target 1

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013 Lampiran Surat Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan No :... Tanggal 10 Juli 2013 PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2013 NO PROGRAM/KEGIATAN URAIAN/FASILITASI

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana. MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: SUMBER DAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP I Prioritas: Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan A Fokus Prioritas:

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2011-2030 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan

Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan Oleh Ir. Hi. FENNY MONOARFA, MSi Kepala Dinas Pangan Disampaikan pada Bimbingan Teknis Eksekutif Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bone Bolango Hotel Dumhill Gorontalo, 05 Mei 2017 1 GAMBARAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. Tinjauan Substansi RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH Ir. BEN POLO MAING (Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT)

DISAMPAIKAN OLEH Ir. BEN POLO MAING (Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT) DISAMPAIKAN OLEH Ir. BEN POLO MAING (Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT) DASAR HUKUM DAN ARAHAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN DI PROV. NTT UUD 1945; Pasal 33 BUMI, AIR DAN KEKAYAAN ALAM YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN) BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA (2014 - KEDEPAN) Gambar 33. Saluran Listrik Yang Berada di dalam Kawasan Hutan 70 Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara Foto : Johanes Wiharisno

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pelaksanaan lima tahunan pembangunan hortikultura yang diamanahkan kepada Direktorat Jenderal Hortikultura dari tahun 2010-2014 telah memberikan beberapa manfaat dan dampak

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB II RENCANA STRATEJIK Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Berdasarkan penyelenggaraan pelayanan pada Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN PACITAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Jatilor saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), maka untuk pembangunan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

Tabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

Tabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015 2. Urusan Kehutanan 1) Realisasi Fisik dan Keuangan Pada tahun 2015, Program dan Kegiatan Urusan Kehutanan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan berjumlah 2 program yang terbagi menjadi

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Jln. Ki Josuto, Kulon Progo, 55611 Tlp. (0274) 774535 KATA PENGANTAR Penyusunan Profil Data Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

BAB II. PERENCANAAN KINERJA BAB II. PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Organisasi Penyelenggaraan pembangunan kehutanan di Sumatera Selatan telah mengalami perubahan paradigma, yaitu dari pengelolaan yang berorientasi pada

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum mengenai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMELIHARAAN, PEMULIHAN, SERTA PENINGKATAN FUNGSI LAHAN BUDIDAYA HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 3 ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB 3 ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB 3 ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan fungsi Pelayanan SKPD Pada dasarnya hakekat otonomi daerah adalah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2) MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2) 1) Disampaikan pada Lokakarya Nasional Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH Dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, dan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, setiap

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Peternakan adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... vi Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... vi Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... vi Daftar Lampiran... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang......... 1 1.2 Landasan Hukum...

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG - 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN A. KONDISI UMUM Sektor pertanian telah berperan dalam perekonomian nasional melalui sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif di bidang perencanaan pembangunan daerah, diperlukan adanya tahapan,tata

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2018

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2018 RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2018 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2017 PERAN DISLAUTKAN DIY Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sektor kelautan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007 Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007 No PROGRAM / KEGIATAN A B Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 Penyedia Jasa

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55 Ketahanan Pangan dan Pertanian disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55 Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Februari 2015 KONDISI KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci