PENINGKATAN KEMAMPUAN KAMERA GAMMA ANALOG MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS KOMPUTER PC DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEMAMPUAN KAMERA GAMMA ANALOG MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS KOMPUTER PC DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN KAMERA GAMMA ANALOG MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS KOMPUTER PC DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA M. Syamsa Ardisasmita * ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN KAMERA GAMMA ANALOG MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS KOMPUTER PC DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN CITRA. Kamera sintilasi gamma adalah peralatan pencitraan yang paling banyak digunakan pada saat ini di kedokteran nuklir. Telah direalisasikan kartu antarmuka untuk menghubungkan kamera gamma analog ke sistem bus komputer PC. Kartu akuisisi data gamma ini dapat diatur untuk berbagai kamera gamma yang berbeda sesuai dengan amplitudo, bentuk sinyal dan timing. Perangkat lunak khusus untuk mengatur offset dan penguatan secara otomatis telah dirancang dengan menggunakan umpan balik elektronik untuk memperoleh pengaturan sinyal-sinyal masukan yang cepat dan akurat. Telah dirancang juga perangkat lunak untuk akuisisi dan pengolahan untuk studistudi yang statis, dinamis, penggerbangan, dan kombinasi studi statis-dinamis untuk seluruh jenis kamera gamma, termasuk perangkat lunak untuk koreksi keseragaman dan energi citra secara on-line. Perangkat lunak aplikasi dapat diperkaya dengan sistem pengolah citra medis, penampilan citra dalam 3D, dan editor laporan basis data pasien. ABSTRACT UPGRADING THE ANALOG GAMMA CAMERAS WITH PC COMPUTER BASED SISTEM AND THE DEVELOPMENT OF IMAGE PROCESSING SOFTWARE. Gamma scintillation camera is the most widely utilized imaging device at the moment in nuclear µεδιχινε. The interface card to connect an analog gamma camera to the PC computer bus system has been realised. This gamma data acquisition card can be adjusted to different gamma camera signals concerning their amplitudes, shapes and timings. Special gain-and-offset-auto-adjustment software was designed with an electronic feedback loop to achieve a fast and accurate set-up of input signals. The acquisition and processing software also was designed for static, dynamic, gated and combined dynamic-static studies for all types of gamma cameras, include on-line uniformity and energy correction of images software. The application software is enriched with medical image processing system, 3D image viewer, and patient database report editor. Keywords: medical instrument, gamma camera, interface card, image processing. * Pusat Pengembangan Teknologi Informasi dan Komputasi, BATAN.

2 PENDAHULUAN Seperti disebagian besar negara berkembang, di Indonesia masih terdapat kamera gamma analog dari berbagai jenis dan merek. Mahalnya harga peralatan kamera gamma yang baru menyebabkan kamera gamma analog yang sudah tua, yang berumur sekitar 20 tahun atau lebih, masih ada yang digunakan. Sedangkan ada sebagian kamera gamma digital yang menggunakan komputer jenis lama ternyata tidak dapat dioperasikan lagi karena komputernya rusak dan sulit dicari suku cadang pengganti. Tidak berfungsinya peralatan-peralatan tersebut sangat menghambat pelayanan di kedokteran nuklir dan dapat menyebabkan ditutupnya pelayanan kedokteran nuklir di rumah sakit. Untuk merevitalisasi kamera gamma analog maupun kamera gamma digital dengan sistem komputer lama, maka perlu dimutakhirkan kedalam sistem berbasis komputer pribadi (PC) yang sekarang ini mempunyai kinerja tinggi dengan harganya relatif murah agar keandalan kamera gamma dapat lebih ditingkatkan dan dapat mendukung penerapan metoda kedokteran nuklir, radio farmaka dan teknologi informasi yang baru. Ide dasarnya adalah membuat kartu antarmuka (interface) yang menerima sinyal-sinyal keluaran dari kamera gamma dan mengubahnya menjadi data-data digital yang dapat direkam dan siap diolah oleh komputer. Dengan menggunakan sistem pengolah komputer maka dapat dilakukan koreksi energi dan keseragaman pola (uniformity) secara on-line. Demikian juga pengaturan penguatan sinyal dan offset dari kamera gamma dapat dilakukan secara otomatis dengan suatu program komputer. Dikembangkan juga perangkat lunak untuk akuisisi dan pengolahan data untuk studistudi yang statis, dinamis, penggerbangan (gates), dan kombinasi studi statis-dinamis untuk seluruh jenis kamera gamma. Perangkat lunak dapat melakukan pembesaran citra (zoom) sebesar 100%, 150%, 200% dan 500% dan pengaturan orientasi citra. Kamera gamma yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera sintilasi gamma jenis Anger yang menggunakan kristal NaI(Tl) buatan General Electric. Komputer yang digunakan untuk akusisi, rekonstruksi citra dan pengolahan data adalah komputer PC minimum menggunakan prosesor Pentium III 300 MHz dengan memori utama 64 MB. Ukuran matriks citra yang dihasilkan adalah 64x64, 128x128, 256x256 dan 512x512 piksel dalam 8-bit data, yang tergantung dari resolusi kamera gamma. Karena berbasis komputer maka dapat dilakukan pengolahan dan analisis yang lebih kompleks pada citra yang dihasilkan dari kamera gamma, misalnya filter digital atau transformasi histogram untuk peningkatan kualitas tampilan citra, penampilan citra organ dalam tiga dimensi (3D), pengukuran luas atau volume obyek pada citra, dan juga basis data pasien serta editor untuk pelaporan data pasien. METODOLOGI DAN PRINSIP KERJA PERALATAN

3 Kamera gamma digunakan untuk membentuk citra dari distribusi radionuklida pemancar sinar gamma intensitas rendah yang tersebar dalam organ tubuh pasien setelah disuntik dengan suatu zat radiofarmaka. Komponen dasar dari sistem kamera sintilasi gamma analog adalah (Gambar 1): (1) Kolimator; (2) Kristal sintilator (NaI(Tl)); (3) Susunan tabung-tabung pengganda foton (PMT photomultiplier tubes); (4) penganalisis tinggi pulsa (PHA pulse height analyzer); (5) Tabung sinar katoda untuk peralatan penampil gambar (display device) dan (6) Konsol pengendali. Gambar 1. Skema kerja Kamera Gamma Sinar gamma yang dipancarkan dari tubuh pasien ditangkap oleh kristal-kristal sintilasi berdiameter besar (NaI(Tl)) setelah melalui suatu kolimator. Guna kolimator adalah untuk memberikan penajaman pada citra karena hanya melewatkan sinar gamma yang searah dengan orientasi lubang kolimator dan menahan gamma hamburan. Sedangkan rumah timbal menjamin hanya sinar gamma yang datang dari tubuh pasien saja yang dideteksi. Ketika suatu photon gamma berinteraksi dengan kristal sodium iodida yang diaktivasi oleh Thallium (NaI(Tl)) maka dihasilkan pulsa pancaran cahaya (fluorescent light) pada titik interaksi yang intensitasnya sebanding dengan energi sinar gamma. Pulsa pancaran cahaya tersebut kemudian dideteksi dan dikuatkan oleh setiap PMT sepanjang permukaan belakang kristal, dimana tabung

4 dengan jarak terjauh menerima cahaya lebih kecil dari pada tabung yang terdekat. Efisiensi kristal ini untuk mendeteksi sinar gamma dari xenon 133 (81 kev) dan technetium 99m (140 kev) adalah mendekati 90%, artinya hanya 10% dari foton gamma yang melalui kristal yang tidak menghasilkan suatu pulsa cahaya. PMT mengubah pulsa cahaya menjadi suatu sinyal listrik dengan besaran yang dapat diukur. Kejadian sintilasi pada kristal direkam oleh lebih dari satu tabungtabung PMT. Koordinat X dan Y dari interaksi ditentukan oleh suatu lirik tahanantahanan yang memberikan pembobotan sinyal keluaran dari setiap PMT menurut posisi geometrinya dibelakang detektor. Secara bersamaan seluruh sinyal keluaran dari setiap PMT dijumlahkan dan diberi pembobotan. Sinyal tersebut mempunyai tiga komponen yaitu koordinat spasial sumbu X dan sumbu Y serta suatu sinyal (Z) yang berhubungan dengan intensitas, dimana amplitudonya sebanding dengan jumlah total energi yang diterima dalam kristal. Sinyal koordinat X dan Y dapat langsung dikirim ke peralatan penampil gambar atau direkam oleh komputer, sedangkan sinyal Z diolah oleh penganalisis tinggi pulsa (PHA). Titik cahaya dapat dimunculkan pada layar monitor hanya apabila pulsa energinya ada pada daerah jendela yang diatur sebelumnya (preset window) dari PHA dengan koordinat titik cahaya ditentukan oleh sumbu X dan Y. Prinsip Penganalisis Tinggi Pulsa (PHA). Prinsip dasar dari PHA adalah untuk memisahkan sinyal dari latar belakang, radiasi hamburan atau radiasi akibat interferensi isotop. Jadi hanya foton yang energinya disekitar photopeak isotop saja yang direkam untuk pencitraan. Jadi PHA bertindak sebagai penyeleksi apakah kejadian pada kristal akan ditayangkan atau diabaikan saja. PHA dapat melakukan pemisahan tersebut karena energi yang dihasilkan oleh suatu interaksi pada kristal atau kejadian sebanding dengan tegangan sinyal yang keluar dari PMT. Gambar 2 memperlihatkan spektrum energi yang khas dari technetium yang dihasilkan oleh suatu PHA. Dalam kasus ini, PHA hanya mencacah kejadian pada daerah sekitar 20% dari jendela simetrik energi photopeak sebesar 140 kev yaitu 140 ± 14 kev. Tegangan sinyal yang lebih kecil atau lebih besar dari daerah ini, khususnya yang datang dari hamburan radiasi akan diabaikan.

5 Gambar 2. Spektrum energi Technetium 99m Kartu Antarmuka Kartu antarmuka (Gambar 3) berfungsi memproses tiga keluaran dari kamera gamma analog yaitu: X, Y dan PHA (strobe signal) agar dapat direkam dan diolah lebih lanjut oleh komputer. Selama proses akuisisi citra, sinyal-sinyal analog posisi X dan Y diubah menjadi angka-angka digital oleh suatu alat pengubah Analog-ke-Digital (DAC digital-to-analog converter) yang terdapat pada kartu antarmuka. Kemudian kombinasi kedua angka tersebut digunakan sebagai penunjuk lokasi memori komputer yang berfungsi sebagai pencacah kejadian. Setiap interaksi yang terjadi pada suatu daerah tertentu pada detektor menyebabkan penambahan jumlah pencacahan pada memori yang berhubungan dengan lokasi daerah tersebut. Sinyal dari PHA digunakan untuk memvalidasi yaitu mengatakan pada komputer apakah kejadian dapat diterima atau tidak untuk diproses. Jika dapat diterima maka isi dari memori yang lokasi koordinatnya sesuai dengan kejadian tersebut ditambah satu. Maka terbentuk citra organ pada monitor komputer dengan intensitas dari titik-titik gambar (piksel) sebanding dengan jumlah pencacahan. Metoda akuisisi ini disebut sebagai model frame atau histogram tingkat keabuan DETEKTOR x+ x- y+ y- KONSOL X Y PHA KARTU ANTARMUKA Gambar 3. Skema dasar peralatan kartu antarmuka X, Y input + OPAMP + X, Y output

6 Gambar 4. Skema rangkaian offset dan penguat otomatis Pengaturan penguatan dan offset dapat dilakukan secara manual atau menggunakan program komputer. Agar dapat dilakukan secara otomatis menggunakan program komputer maka diperlukan alat pengubah dari digitalke-analog (DAC digital-to-analog converter) dan penguat operasional (operational-amplifier) sebagai pembanding antara nilai sinyal masukkan X,Y dari kamera gamma dengan tegangan offset dan penguatan dari komputer. Gambar 4 memperlihatkan bagaimana nilai digital dari komputer dikirim ke DAC pada kartu antarmuka melalui alamat pintu keluaran/masukkan (I/O Port) 8-bit (D0-D7) untuk dibandingkan dengan nilai aktual. Penguatan-penguatan dan offset dapat dilakukan secara manual atau menggunakan program komputer. Agar dapat dilakukan secara otomatis menggunakan program komputer maka diperlukan alat pengubah dari digital-ke-analog (DAC digital-to-analog converter) dan penguat operasional (operational-amplifier) sebagai pembanding antara nilai sinyal masukkan X,Y dari kamera gamma dengan tegangan offset dan penguatan dari komputer. Gambar 4 memperlihatkan bagaimana nilai digital dari komputer dikirim ke DAC pada kartu antarmuka melalui alamat pintu keluaran/masukkan (I/O Port) 8-bit (D0- D7) untuk dibandingkan dengan nilai aktual.

7 Matriks Penguatan=200 2r Offset=128 Penguatan=50 Gambar 5. Sistem pengaturan offset dan penguatan sinyal-sinyal posisi PERANGKAT LUNAK PENDUKUNG Masalah yang paling penting dari sistem komputer kamera gamma adalah perangkat lunak pendukung. Dengan menggunakan program komputer, kamera gamma menjadi lebih luwes, mudah dikembangkan dan dapat dikomunikasikan melalui jaringan komputer. Fungsi dari penggunaan perangkat lunak dapat dibagi menjadi tiga elemen: (1) Akuisisi dan analisis citra; (2) Sistem pengoperasian peralatan; dan (3) Paket aplikasi klinik. Sistem akuisisi dan analisis memungkinkan akuisisi penggerbangan, statik dan dinamik dan analisis seperti ROI (region of interest), penghalusan dan pengkayaan, peningkatan kontras, dll. Sistem pengoperasian mengendalikan komputer dan memungkinkan paket-paket aplikasi klinik memberikan informasi tambahan dari suatu studi yang telah dilakukan. Kamera sintilasi gamma menggunakan sejumlah detektor dan rangkaian elektronik yang dapat menimbulkan masalah yang menyebabkan gangguan pada citra. Ada tiga parameter yang harus diuji terlebih dahulu untuk menjamin kualitas peralatan yang dapat diperbaiki oleh perangkat lunak, yaitu: (1) Resolusi spasial atau kemampuan untuk menampilkan pola-pola ruang yang berdekatan; (2) Linieritas citra dan distorsi yaitu kemampuan untuk menghasilkan suatu garis lurus; dan (3) Keseragaman medan yaitu kemampuan sistem pencitraan untuk menghasilkan citra dengan latar belakang seragam dari seluruh permukaan kristal. Umumnya pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan atau tanpa kolimator dan kemudian membuat program koreksinya. Koreksi Linieritas Ruang

8 Ketidak linieran spasial pada kamera gamma disebabkan oleh kesalahan penentuan posisi dari kejadian-kejadian yang tidak acak. Kesalahan ini disebabkan terjadi pergeseran pendeteksian posisi interaksi dimana posisi citra yang dihasilkan cenderung menuju ke pusat PMT terdekat oleh rangkaian posisi kamera. Dengan menggunakan komputer dapat dibuat tabel faktor-faktor koreksi untuk mengoreksi setiap pasangan pulsa posisi X dan Y yang mengalami ketidak linieran ruang. Tabel acuan (lookup tables) berisi koreksi posisi X dan Y untuk setiap bagian dari kristal. Gambar 6. Rangkaian koreksi linier ruang dari suatu kamera sintilasi gamma Setiap pasangan pulsa yang belum terkoreksi tersebut sebelumnya diubah dahulu menjadi bentuk digital oleh rangkaian ADC. Pasangan sinyal digital tersebut kemudian digunakan sebagai masukan ke tabel untuk memperoleh nilai-nilai koreksi. Nilai koreksi tersebut kemudian ditambahkan kesinyal X dan Y menjadi X dan Y (Gambar 6) yang kemudian dikirim ke komputer atau ke peralatan penampil dengan pengubah DAC ke pulsa bentuk analog kembali. Koreksi Keseragaman Medan dan Energi Kamera gamma jenis Anger menggunakan peta koreksi arus medan tersimpan (flood-field stored correction). Diasumsikan bahwa efisiensi deteksi photon adalah konstan sepanjang permukaan detektor dan kolimator. Koreksi energi diperoleh dengan menerima energi arus piksel kemudian membuat tabel acuan yang menunjukkan batas-batas puncak tertinggi dan terendah dari energi photon. Tabel acuan tersebut digunakan sebagai peta untuk mengoreksi berbagai variasi dari sensitivitas sepanjang medan pandang (FOV - field of view) sebelum rekonstruksi. Analisis keseragaman dilakukan dengan 3 juta arus pencacahan untuk medan pandang citra berupa matriks 64x64 menggunakan sumber solid-sheet 99m TC atau 201 Tl. Jika menggunakan matriks dengan ukuran lebih besar maka dibutuhkan pencacahan lebih

9 banyak untuk mengoreksi keseragaman. Jadi koreksi keseragaman diperoleh dengan menggunakan suatu matriks koreksi yang dihitung berdasarkan anggapan bahwa efisiensi detektor adalah konstan sepanjang permukaan detektor. Gambar 7. Prinsip koreksi keseragaman medan atau energi Keseragaman arus medan (flood field uniformity) dapat dinyatakan dengan "integral uniformity" yaitu untuk mengukur suatu penyimpangan terbesar dan "differential uniformity" yaitu untuk mengukur kecepatan perubahan terbesar dalam jarak tertentu dari suatu lengkungan yang tidak teratur. Integral uniformity = ±100 (Max Min) / (Max + Min) dengan Max dan Min adalah jumlah pencacahan maksimum dan minimun dari pikselpiksel. Sedangkan differential uniformity digunakan untuk menentukan perubahan terbesar dari kerapatan pencacahan sepanjang lima piksel kolom dan baris. differential uniformity = ±100 (Hi Low) / (Hi + Low) dengan Hi dan Low diambil dari irisan penyimpangan terbesar.

10 Gambar 8. Rangkaian koreksi pulsa Z kamera sintilasi gamma Gambar 8 memperlihatkan prinsip rangkaian koreksi Z. Pertama, pulsa-pulsa analog X, Y dan Z diubah menjadi bentuk digital. Nilai digital pasangan X dan Y digunakan untuk masukan pada tabel acuan untuk memperoleh faktor koreksi. Kemudian nilai Z yang belum terkoreksi dikalikan dengan faktor koreksi menjadi Z. Akhirnya nilai Z yang sudah terkoreksi diubah kembali menjadi bentuk analog dan ditransmisikan ke rangkaian PHA. Peningkatan Kontras Citra Zat radioaktif yang dipergunakan pada kamera sintilasi gamma umumnya mempunyai aktivitasnya rendah (1000 sampai cps) agar tidak merusak jaringan yang diperiksa, misalnya Techetium 99m dengan aktivitas 200 µci, yang menghasilkan jumlah pencacahan sekitar 3000 cps. Akibatnya untuk memperoleh citra dengan kontras gambar yang baik diperlukan waktu pengambilan yang cukup lama. Selain itu pada waktu akuisisi, organ yang diperiksa bergerak seirama dengan gerak pernafasan pada pasien. Perubahan diafragma pernafasan menyebabkan gerak dari organ tubuh lain yaitu berkisar antara 2 sampai 3 cm. Ini mengakibatkan kualitas citra mengalami degradasi akibat superposisi dari sejumlah organ bergerak. Untuk memperbaiki kualitas penampilan citra, misalnya terlampau gelap atau kontras gambar kurang baik maka repartisi tingkat keabuan dapat dimodifikasi dengan transformasi histogram yaitu untuk memperoleh kualitas citra yang lebih baik tanpa merubah bentuk geometri citra organ. Transformasi histogram dilakukan untuk memperlebar batas dinamis tingkat keabuan citra. Fungsi tingkat keabuan dari citra digital 8-bit dapat dinyatakan sebagai variabel acak dalam interval [0,255].

11 Dengan pendekatan statistik dapat dilakukan modifikasi bentuk distribusi histogram tingkat keabuan tersebut. Jika citra terdiri atas N pixel yang masing-masing mempunyai nilai tingkat keabuan r, maka fungsi probabilitas dinyatakan dengan : n r p(r) =, N dengan n r adalah jumlah seluruh pixel yang mempunyai nilai tingkat keabuan r. Oleh karena itu kita dapat membuat estimasi fungsi probabilitas dari citra yang ditransformasikan p g (s) dari fungsi probabilitas mula-mula p f (r), yaitu: p (s) = p (r) dr = g f ds 1 C dimana nilai tingkat keabuan citra yang ditransformasikan: s = T(r) = 255 F(r), dengan : F(k) = p ( j), 0 k 255 k j = 0 f HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian pertama adalah melihat kualitas akuisisi dan perangkat lunak koreksi keseragaman yaitu kamera diberikan paparan arus photon yang seragam dan melihat apakah citra yang dihasilkan mempunyai juga intensitas yang seragam. Sumber yang digunakan adalah sumber titik Tc-99m (200 µci) dan diletakkan pada jarak minimum lima kali diameter detektor (UFOV - useful field of view). PHA diset pada 20% lebar daerah pita energi dengan pusatnya pada energi 140 kev. Akuisisi dijalankan untuk memperoleh citra 64x64 piksel dengan ±3 juta pencacahan dan kecepatan pencacahannya jangan sampai melampaui cps.

12 Gambar 9. Citra sumber dan bar phantom sebelum (kiri) dan sesudah dilakukan koreksi (kanan) Setelah itu dilakukan koreksi dengan program komputer menggunakan peta koreksi arus medan tersimpan (flood-field stored correction). Hasilnya diperlihatkan pada gambar 9 yaitu menggunakan sumber titik dan bar phantom. Terlihat adanya ketidak seragaman medan latar belakang citra yang cukup mengganggu pada gambar sebelah kiri dapat dikoreksi keseragaman medannya pada gambar sebelah kanan. Gambar 10. Citra awal (atas) dan hasil koreksi linieritas ruang (bawah)

13 Gambar 10 memperlihatkan sepasang citra sintigrafi gamma, yang pertama lead sheet dengan celah-celah tipis dan yang kedua lead sheet dengan lubang-lubang segiempat. Gambar atas adala h tahap awal sebelum dilakukan koreksi dimana terlihat adanya lengkungan-lengkungan pada garis dan gambar bawah setelah dilakukan koreksi linieritas ruang yang menghilangkan lengkungan-lengkungan pada garis menjadi garis-garis lurus. Gambar 11. Citra awal (kiri) dan hasil ekualisasi histogram (kanan) Peningkatan kualitas citra dengan memperbesar kontras dilakukan dengan transformasi histogram. Gambar 11 sebelah kiri memperlihatkan citra awal yang agak kabur dengan kontras rendah dan distribusi histogram tingkat keabuan pada citra tersebut yang rapat memenuhi seluruh tingkat. Setelah dilakukan ekualisasi histogram pada gambar sebelah kanan terlihat terjadi penajaman kontras dengan distribusi histogram yang lebih renggang dan terkelompok.

14 KESIMPULAN Proyek penelitian untuk meningkatkan kemampuan kamera sintilasi gamma analog maupun kamera gamma digital tua yang masih menggunakan komputer generasi lama dengan menggunakan sistem akuisisi dan pengolahan berbasis komputer PC, selain dapat memperpanjang waktu hidup kamera dan meningkatkan keandalannya, juga dapat merevitalisasi dan memberikan darah segar kepada kedokteran nuklir, apalagi pada masa-masa krisis keuangan seperti sekarang ini. Penggunaan prosedur jaminan kualitas dan program aplikasi klinik yang didukung perangkat lunak yang mudah pakai untuk mengatur ukuran citra, offset, dan pengaturan energi dengan harga relatif murah dan mudah pengembangannya, membantu staf kedokteran nuklir dalam pengoperasian dan perawatan peralatan. Selain itu transfer pengetahuan dan teknologi dapat dilakukan dengan mudah DAFTAR PUSTAKA 1. LINKS J.M., Advances in nuclear medicine instrumentation: consideration in the design and selection of an imaging system, Eur J of Nucl Med; 10 (25) (1998) FIDLER V., PREPADNIK M., FETTICH J., HOJKER S., Nuclear Medicine IBM-GAMMA-PF Computer System, Radiol Oncol 31 (1997) BUSHBERG J.T., SEIBERT J.A., LEIDHOLDT E.M., BOONE J.M., The Essential Physics of Medical Imaging, Williams & Wilkins, Maryland (1994) 4. ARDISASMITA M.S., Rangkaian Elektronik untuk Mengoreksi Superposisi Citra Sintigrafi pada Kamera Gamma Akibat dari Gerak Pernafasan, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IPTEK Nuklir, (1993) , 5. KRESTEL E., Imaging Systems for Medical Diagnostics, Siemens Aktienges, Berlin-Munich (1990)

15 6. METTLER F.A.., GUIBERTEAU M.J., Essential of Nuclear Medicine Imaging, Grune & Stratton, Florida (1983) 7. FIDLE V., Validation of IBM PC interfacing with gamma camera and appropriate application software for data processing of clinical software, Coordinated research program. IAEA Report for (1998)

16 DISKUSI MOHAMAD AMIN Mohon penjelasan Bapak Syamsa tentang cara kerja kartu interface kamera gamma untuk proses digitasi. M. SYAMSA ARDISASMITA: Proses digitasi dilakukan oleh rangkaian ADC (Analog-to-Digital Converter) yaitu terhadap tiga sinyal keluaran dari kamera Gamma analog yaitu pasangan pulsa posisi spasial X dan Y, dan pulsa strobe Z yang digunakan sebagai pembawa informasi intensitas citra di titik posisi tersebut. Citra dibentuk oleh kumpulan titik-titik gambar (pixels) yang alamat posisi koordinatnya ditentukan oleh pulsa-pulsa X dan Y, sedangkan intensitas atau kecerahan titik tersebut ditentukan oleh pulsa Z. Selain berfungsi mendigitasi sinyal, kartu interface berfungsi juga sebagai sistem pengaturan offset dan penguatan sinyal-sinyal posisi secara otomatis, sehingga dapat mempusatkan dan mengoptimalkan penampilan obyek citra.

DESAIN DASAR PERANGKAT SCINTIGRAPHY

DESAIN DASAR PERANGKAT SCINTIGRAPHY DESAIN DASAR PERANGKAT SCINTIGRAPHY WIRANTO BUDI SANTOSO Pusat Rekayasa Perangakat Nuklir, BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK Desain Dasar Perangkat Scintigraphy.

Lebih terperinci

PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT

PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT Wiranto Budi Santoso 1, Leli Yuniarsari 2, Sigit Bachtiar 3 1,2,3 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Gedung

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Konsep Dasar Pengolahan Citra Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Definisi Citra digital: kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik (array) dua-dimensi yang berisi nilai-nilai real

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita

Lebih terperinci

PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT

PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT Wiranto Budi Santoso 1 dan Leli Yuniarsari 1 1 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - Badan Tenaga Nuklir Nasional ABSTRAK PEREKAYASAAN SISTEM

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PELATIHAN PENCITRAAN PADA PERALATAN KAMERA GAMMA

PERANGKAT LUNAK PELATIHAN PENCITRAAN PADA PERALATAN KAMERA GAMMA PERANGKAT LUNAK PELATIHAN PENCITRAAN PADA PERALATAN KAMERA GAMMA SIGIT BACHTIAR Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN Kawasan Puspitek, Serpong Tangerang 15310, Banten Telp (021) 7560896 Abstrak

Lebih terperinci

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 ) STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 ) Rima Ramadayani 1, Dian Milvita 1, Fadil Nazir 2 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY I 131 Yosi Sudarsi Asril 1, Dian Milvita 1, Fadil

Lebih terperinci

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

Sistem Pencacah dan Spektroskopi Sistem Pencacah dan Spektroskopi Latar Belakang Sebagian besar aplikasi teknik nuklir sangat bergantung pada hasil pengukuran radiasi, khususnya pengukuran intensitas ataupun dosis radiasi. Alat pengukur

Lebih terperinci

FABRIKASI BAGIAN-BAGIAN PERANGKAT SCINTIGRAPHY UNTUK TIROID

FABRIKASI BAGIAN-BAGIAN PERANGKAT SCINTIGRAPHY UNTUK TIROID FABRIKASI BAGIAN-BAGIAN PERANGKAT SCINTIGRAPHY UNTUK TIROID Wiranto Budi Santoso PRPN BATAN, Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK FABRIKASI BAGIAN-BAGIAN PERANGKAT SCINTIGRAPHY

Lebih terperinci

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI NUKLIR KAMERA GAMMA

INSTRUMENTASI NUKLIR KAMERA GAMMA MAKALAH INSTRUMENTASI NUKLIR KAMERA GAMMA Oleh : 1. Tedy Tri Saputro 2. Agustin Nurcahyani 3. Prambudi Wicaksono 4. Gunawan Satrio Pratomo 5. Muhammad Syamsudin SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BADAN TENAGA

Lebih terperinci

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 ) STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 ) Resky Maulanda Septiani 1, Dian Milvita 1, Fadil Nazir 2 1

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M2954, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK Aras-aras inti dipelajari

Lebih terperinci

Implementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI

Implementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI Implementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI 1 Desti Riminarsih dan 2 Cut Maisyarah Karyati 1 Pusat Studi Komputasi Matematika(PSKM), Universitas

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si. DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan

Lebih terperinci

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Daryanto 1) 1) Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember Email: 1) daryanto@unmuhjember.ac.id

Lebih terperinci

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) ISSN : 1693 1173 Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) Abstrak Mean, standard deviasi dan skewness dari citra domain spasial

Lebih terperinci

Berkala Fisika ISSN : Vol. 7, No. 3, Juli 2004, hal

Berkala Fisika ISSN : Vol. 7, No. 3, Juli 2004, hal Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 7, No. 3, Juli 2004, hal 97-102 KAJIAN PEMANFAATAN RADIOFARMAKA TEHNETIUM-99m DTPA PADA INDIKASI KELAINAN GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN KAMERA GAMMA Dwi Bondan Panular

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

PENGARUH TANGGAPAN DETEKTOR KAMERA GAMMA SPECT PADA PEMERIKSAAN GINJAL

PENGARUH TANGGAPAN DETEKTOR KAMERA GAMMA SPECT PADA PEMERIKSAAN GINJAL PENGARUH TANGGAPAN DETEKTOR KAMERA GAMMA SPECT PADA PEMERIKSAAN GINJAL Zaenal Arifin 1 dan Djarwani S. Soejoko 2 1 Fisika, FMIPA UNDIP, Semarang 2 Fisika, FMIPA UI, Jakarta email: zaenal.fisika@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

RENOGRAF DUAL PROBES Berbasis komputer personal Akurat Aman, dan Ekonomis

RENOGRAF DUAL PROBES Berbasis komputer personal Akurat Aman, dan Ekonomis RENOGRAF DUAL PROBES Berbasis komputer personal Akurat Aman, dan Ekonomis Perkembangan Renograf Teknik Renografi untuk memeriksa fungsi ginjal telah dikenal sejak tahun 1950-an. Teknik ini pada awalnya

Lebih terperinci

BAB II CITRA DIGITAL

BAB II CITRA DIGITAL BAB II CITRA DIGITAL DEFINISI CITRA Citra adalah suatu representasi(gambaran),kemiripan,atau imitasi dari suatu objek. DEFINISI CITRA ANALOG Citra analog adalahcitra yang bersifat kontinu,seperti gambar

Lebih terperinci

One picture is worth more than ten thousand words

One picture is worth more than ten thousand words Budi Setiyono One picture is worth more than ten thousand words Citra Pengolahan Citra Pengenalan Pola Grafika Komputer Deskripsi/ Informasi Kecerdasan Buatan 14/03/2013 PERTEMUAN KE-1 3 Image Processing

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Pengolahan Sinyal Digital (Digital Signal Processing, disingkat DSP) adalah suatu bagian dari sain dan teknologi yang berkembang pesat selama 40 tahun terakhir. Perkembangan ini terutama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

Kalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl)

Kalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl) Jurnal Gradien Vol.1 No.2 Juli 2005 : 56-63 Kalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl) Syamsul Bahri 1, Gede Bayu Suparta

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Ari Sutrisna Permana 1, Koredianto Usman 2, M. Ary Murti 3 Jurusan Teknik Elektro - Institut Teknologi Telkom - Bandung

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 Zaenal Abidin, Muhamad Isa, Tri Wulan Tjiptono* zaenala6@gmail.com STTN-BATAN, *) PTAPB BATAN Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

Sistem Pengukuran Data Akuisisi

Sistem Pengukuran Data Akuisisi Sistem Pengukuran Data Akuisisi Missa Lamsani Hal 1 Perkembangan Sistem Akuisisi Data Pada mulanya proses pengolahan data lebih banyak dilakukan secara manual oleh manusia, sehingga pada saat itu perubahan

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

SISTEM PENCACAH RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI BERBASIS MIKROKOMPUTER

SISTEM PENCACAH RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI BERBASIS MIKROKOMPUTER SISTEM PENCACAH RADIASI DENGAN DETEKTOR SINTILASI BERBASIS MIKROKOMPUTER Widya A. Gammayani dan Didi Gayani Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, Jl. Tamansari 71, Bandung, 40132 Email: widya_a9@yahoo.com

Lebih terperinci

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) Philips Venus (Picture from http://www.professionalsystems.pk) Alat X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) memanfaatkan sinar

Lebih terperinci

Image Formation & Display

Image Formation & Display Image Formation & Display Disarikan oleh: Dinisfu Sya ban (0403100596) SEKOLAH TINGGI SANDI NEGARA BOGOR 2007 1 Pendahuluan Image adalah suatu uraian bagaimana suatu parameter yang bervariasi dari suatu

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 KONVERTER

PERTEMUAN 13 KONVERTER PERTEMUAN 13 KONVERTER Sasaran Pertemuan 13 Mahasiswa diharapkan mengerti tentang Converter yang terdiri dari : - Rangkaian ADC - Rangkaian DAC - Rangkaian Pembanding Data di dalam mikroprosesor selalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL Veronica Lusiana 1, Budi Hartono 2 1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank

Lebih terperinci

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur

Lebih terperinci

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomografi komputer (TK) telah diterapkan secara luas dalam bidang industri, forensik, arkeologi dan kedokteran dalam beberapa dekade ini. TK merupakan alat diagnosis

Lebih terperinci

ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN HIPERTIROID

ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN HIPERTIROID ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN HIPERTIROID Arizola Septi Vandria 1, Dian Milvita 1, Fadil Nazir 2 1 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Andalas, Padang, Indonesia

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL Nur hajizah (13111171) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl.

Lebih terperinci

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA Disusun oleh : Nama : Ferdian Cahyo Dwiputro dan Erma Triawati Ch, ST., MT NPM : 16409952 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu penyebabnya adalah tragedi Chernobyl dan tragedi

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Latar Belakang Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh panca indera manusia oleh karena itu alat ukur radiasi mutlak diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2]

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Diagram blok sistem akuisisi data berbasis komputer [2] Bab II Teori Dasar 2.1 Proses Akuisisi Data [2, 5] Salah satu fungsi utama suatu sistem pengukuran adalah pembangkitan dan/atau pengukuran tehadap sinyal fisik riil yang ada. Peranan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGOLAHAN DATA BAB III PENGOLAHAN DATA Tahap pengolahan data pada penelitian ini meliputi pemilihan data penelitian, penentuan titik pengamatan pada area homogen dan heterogen, penentuan ukuran Sub Citra Acuan (SCA)

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM TOMOGRAFI RESISTANSI LISTRIK

OTOMATISASI SISTEM TOMOGRAFI RESISTANSI LISTRIK OTOMATISASI SISTEM TOMOGRAFI RESISTANSI LISTRIK Ayuk Widyayanti, Suryasatriya Trihandaru, Andreas Setiawan Program Studi Fisika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 55-60 Salatiga Indonesia

Lebih terperinci

MAKALAH LENGKAP INSTRUMENTASI UNTUK PENCITRAAN KEDOKTERAN NUKLIR

MAKALAH LENGKAP INSTRUMENTASI UNTUK PENCITRAAN KEDOKTERAN NUKLIR MAKALAH LENGKAP INSTRUMENTASI UNTUK PENCITRAAN KEDOKTERAN NUKLIR Dipresentasikan pada Annual Scientific Meeting 2011 The Indonesia Society of Nuclear Medicine A The Indonesia Society of Nuclear Medicine

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1), S.Kom, M.Comp.Sc Tujuan Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai berbagai teknik perbaikan citra pada domain spasial, antara lain : Transformasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian pemanfaatan sistem sensor pergeseran mikro untuk estimasi diameter lubang pada bahan gigi tiruan berbasis

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 1 Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Pertemuan ke-5 Sensor : Bagian 1 Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM Agenda Pengantar sensor Pengubah analog ke digital Pengkondisi sinyal Pengantar sensor medan EM Transduser

Lebih terperinci

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar, KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1 Nugroho hary Mindiar, 21104209 Mahasiswa Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma mindiar@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT Dwi Riyadi M0203025 Jurusan Fisika. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret Abstrak Dalam penelitian ini telah dirancang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROGRAM PENGOLAHAN CITRA BIJI KOPI Citra biji kopi direkam dengan menggunakan kamera CCD dengan resolusi 640 x 480 piksel. Citra biji kopi kemudian disimpan dalam file dengan

Lebih terperinci

10/10/2017. Teknologi Display SISTEM KOORDINAT DAN BENTUK DASAR GEOMETRI (OUTPUT PRIMITIF) CRT CRT. Raster Scan Display

10/10/2017. Teknologi Display SISTEM KOORDINAT DAN BENTUK DASAR GEOMETRI (OUTPUT PRIMITIF) CRT CRT. Raster Scan Display 1 2 SISTEM KOORDINAT DAN BENTUK DASAR GEOMETRI (OUTPUT PRIMITIF) Teknologi Display Cathode Ray Tubes (CRT) Liquid Crystal Display (LCD) 3 4 CRT Elektron ditembakkan dari satu atau lebih electron gun Kemudian

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tahapan Penelitian Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai Perancangan Sensor Pengujian Kesetabilan Laser Pengujian variasi diameter

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page 2. Bekasi, 29 Februari Penyusun

KATA PENGANTAR. Page 2. Bekasi, 29 Februari Penyusun KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR Zulkifli Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Email : Zulladasicupak@gmail.com

Lebih terperinci

Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma, 2005

Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma, 2005 Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra Bertalya Universitas Gunadarma, 2005 Definisi Citra Citra (Image) adalah gambar pada bidang dua dimensi. Secara matematis, citra merupakan fungsi terus menerus (continue)

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi

Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 7 Serpong, 27 Oktober 2009 ISSN : 1411-1098 Pengembangan Fasilitas Radiografi Neutron, RN1, untuk Tomografi Sutiarso, Bharoto, Setiawan, Juliyani

Lebih terperinci

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengukuran dibutuhkan suatu alat ukur atau instrument yang dapat mendeteksi, mengolah dan menampilkan suatu besaran atau variabel yang diukur. Personal Computer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Citra Citra (image) atau istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62

KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62 Jurnal Forum Nuklir (JFN), Volume 6, Nomor 2, November 2012 KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62 Alan Batara Alauddin 1, Argo Satrio Wicaksono 2, Joko Sunardi

Lebih terperinci

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO Norma Hermawan 1), Muh. Farid Retistianto 2), Achmad Arifin 3) 1),3 ) Teknik Biomedik, Institut

Lebih terperinci

Jobsheet 3 Cara Kerja Sistem CCTV

Jobsheet 3 Cara Kerja Sistem CCTV Jobsheet 3 Cara Kerja Sistem CCTV I. Tujuan Praktikum 1.Mahasiswa mengetahui cara mengoperasikan CCTV. 2.Mahasiswa dapat mengoperasikan CCTV. 3.Mahasiswa mengetahui cara kerja sistem CCTV. II. Deskripsi

Lebih terperinci

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma Representasi Citra Bertalya Universitas Gunadarma 2005 Pengertian Citra Digital Ada 2 citra, yakni : citra kontinu dan citra diskrit (citra digital) Citra kontinu diperoleh dari sistem optik yg menerima

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE HISTOGRAM EQUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI METODE HISTOGRAM EQUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS CITRA DIGITAL 70 Isa Akhlis, Implementasi Metode Histogram IMPLEMENTASI METODE HISTOGRAM EQUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS CITRA DIGITAL Isa Akhlis dan Sugiyanto 1, * 1 Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

SINYAL & RANGKAIAN DIGITAL

SINYAL & RANGKAIAN DIGITAL TI091209 [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-5 SINYAL & RANGKAIAN DIGITAL disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari Jurusan Teknik Industri 1 OUTLINE PERTEMUAN INI Sinyal Analog Sinyal

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Sistem akuisisi data ekonomis berbasis komputer atau personal computer (PC) yang dibuat terdiri dari beberapa elemen-elemen sebagai berikut : Sensor, yang merupakan komponen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat mempermudah manusia dalam mencapai kebutuhan hidup. Hal tersebut telah merambah segala bidang termasuk dalam bidang kedokteran.

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN PROSES PERKALIAN DAN PEMBAGIAN UNTUK PENGGESERAN BIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BITSHIFT OPERATORS

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN PROSES PERKALIAN DAN PEMBAGIAN UNTUK PENGGESERAN BIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BITSHIFT OPERATORS APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN PROSES PERKALIAN DAN PEMBAGIAN UNTUK PENGGESERAN BIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BITSHIFT OPERATORS Apri 1, Herlina 2, Ade 3 1,2 Jurusan Teknik Informatika Sekolah

Lebih terperinci

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: BAB III Pelaksanaan Penelitian Pada bab ini dibahas pelaksanaan ekstraksi unsur jalan secara otomatis yang terdiri dari tahap persiapan dan pengolahan data. Tahap persiapan yang terdiri dari pengambilan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

Lebih terperinci

PERBAIKAN CITRA DENGAN METODE POWER LAW TRANSFORMATION

PERBAIKAN CITRA DENGAN METODE POWER LAW TRANSFORMATION PERBAIKAN CITRA DENGAN METODE POWER LAW TRANSFORMATION KARYA ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Jenjang Strata I Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Histogram dan Operasi Dasar Pengolahan Citra Digital 3 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 MAMPIR SEB EN TAR Histogram Histogram citra

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci