BAB III AKAD PRODUK SIMPANAN 1
|
|
- Ivan Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III AKAD PRODUK SIMPANAN 1 Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai kaidah fikih muamalah dan tujuh transaksi yang diharamkan. Pada Bab III ini akan dibahas mengenai berbagai macam akad yang biasa digunakan dalam produk simpanan lembaga keuangan syariah (LKS). Akad secara bahasa berarti ikatan ( ), atau perikatan, perjanjian, dan permufakatan ( ) dan dalam ilmu fikih disebut: Pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan) dan qabul (pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh pada obyek (yang diikatkan). Ketika menyusun suatu akad, harus diperhatikan rukun dan syarat akad. Rukun ialah sesuatu (kewajiban) yang tidak boleh tidak harus ada di dalam suatu akad dan jika tidak ada salah satunya, maka transaksi menjadi batal. Rukun akad menurut para ulama terdiri dari: 1) pihak yang berakad; 2) obyek akad; 3) tujuan pokok akad; dan 4) kesepakatan. Syarat adalah sesuatu yang menimbulkan adanya hukum, tidak adanya syarat menimbulkan tidak adanya hukum. Contoh syarat pihak yang berakad: cakap hukum dan tidak dalam keadaan dipaksa. Sesuai dengan tujuannya, akad dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu akad tabarru dan akad tijarah. Akad tabarru adalah segala macam 1 Disusun oleh: KH. Kasmudi Ashshidiqi, SE., M.Akt dan Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si Bab III - 42
2 perjanjian yang menyangkut transaksi nirlaba (tidak mencari keuntungan). Akad tijarah adalah segala macam perjanjian yang menyangkut transaksi untuk memperoleh keuntungan. Menurut kaidah fikih tentang akad, akad tabarru tidak boleh dirubah menjadi akad tijarah. Maksudnya, setiap transaksi yang asalnya bermaksud untuk tidak mendapatkan keuntungan, kemudian setelah terjadinya akad ternyata pihak yang terkait di dalamnya mengharapkan keuntungan dari transaksi tersebut, maka transaksi itu dilarang. Contoh: A memberikan pinjaman murni kepada B sebanyak satu juta rupiah dengan perjanjian B mengembalikan satu juta rupiah tanpa adanya tujuan mencari keuntungan sama sekali. Setelah terjadi transaksi, selang beberapa hari kemudian A berkata pada B: berhubung saya sudah membantu memberikan pinjaman kepada kamu maka tolonglah saya diberi tanda syukur berupa kamu bekerja di tempat saya selama tiga hari tanpa dibayar. Demikian ini contoh akad tabarru dirubah menjadi akad tijarah, hukumnya haram. Kaidah fikih mengatakan: Artinya: setiap utang piutang yang mendatangkan manfaat (bagi orang yang berpiutang, muqtaridh) maka ia adalah riba. Hal ini juga melanggar prinsip ayat: 972 Kamu tidak boleh mendhalimi dan tidak boleh didhalimi. Dengan adanya A memperkerjakan B selama tiga hari tanpa dibayar, dikaitkan dengan piutang A yang ada pada B maka berarti A telah melakukan kedhaliman kepada B, dan B didhalimi oleh A karena diperas tenaganya secara paksa tanpa dibayar. Sebaliknya, akad tijarah boleh dirubah menjadi akad tabarru. Dalam setiap transaksi yang asalnya bertujuan mendapatkan keuntungan, kemudian setelah terjadinya akad pihak yang terkait di dalamnya meringankan/ memudahkan pihak yang lain dengan menjadikan akad tersebut menjadi akad Bab III - 43
3 tabarru (tanpa ada tambahan keuntungan), maka transaksi itu dibolehkan. Contoh: A menjual jam tangan kepada B seharga Rp dicicil selama tiga bulan. Dari jual beli ini, A mengambil keuntungan Rp setelah satu minggu A mentransaksikan kepada B dengan akat tijarah, tiba-tiba A merubah akadnya menjadi akad tabarru, yaitu dengan cara A berkata kepada B: B saya tidak jadi menjual jam tangan itu kepadamu, tetapi saya shadaqahkan saja kepadamu supaya kamu tidak mempunyai tanggungan membayar kepada saya. Maka hal ini hukumnya boleh. Secara umum, di dalam Lembaga Keuangan Syariah (LKS) baik berbentuk bank syariah maupun Baitul Maal wat Tamwil (BMT), mereka memiliki dua produk yaitu produk simpanan dan produk pembiayaan. Secara umum ada tiga produk simpanan yang dikelola oleh bank syariah, yaitu produk tabungan, deposito, dan giro. Pada bab berikut akan dibahas mengenai akad-akad yang digunakan dalam produk simpanan Tabungan Salah satu fungsi LKS adalah menghimpun dana dari masyarakat antara lain melalui produk berupa tabungan. Perjanjian untuk produk tabungan dapat menggunakan akad wadi ah atau akad mudharabah Wadi ah Wadi ah (titipan) adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. Wadi ah adalah akad antar pemilik barang/modal (mudi ) dengan penerima titipan (wadi ) untuk menjaga harta/modal (ida ) atau kerugian dan untuk keamanan harta. Rukun wadi ah: 1. pihak yang berakad, yaitu penitip (muwaddi ) dan yang menerima titipan (wadi ); 2. obyek yang diakadkan, yaitu barang yang dititipkan (wadi ah/ida ); 3. ijab (serah); Bab III - 44
4 4. qabul (terima). Syarat wadi ah: 1. pihak yang berakad: cakap hukum, sukarela (ridho), tidak dalam keadaan dipaksa/terpaksa di bawah tekanan; 2. obyek yang diakadkan: merupakan milik mutlak bagi penitip (muwaddi ); 3. sighot: apa yang dititipkan harus jelas dan tidak mengandung persyaratanpersyaratan lain. Sifat wadi ah: 1. pihak yang berakad: para pihak dapat membatalkan perjanjian akad ini setiap saat, karena wadi ah termasuk akad ghairu lazim; 2. terdapat unsur permintaan tolong dari penitip (muwaddi ) dan pemberian pertolongan adalah hak dari penerima titipan (wadi ), kalau penerima titipan tidak mau, maka tidak ada kewajiban baginya untuk menjaga titipan; 3. apabila penerima titipan mengharuskan adanya pembayaran berupa upah atau biaya administrasi maka akad wadi ah berubah menjadi akad ijarah (sewa) yang mengandung unsur lazim. Penjelasan: Penerima simpanan tangan amanah = yad al-amanah Penerima simpanan tangan penanggung = yad adh-dhamanah Penitip = muwaddi Pemilik barang = mudi Penerima titipan = wadi /mustauda Penyimpan = mustaudi /wadi Harta/modal = ida Jadi wadi ah itu ada dua macam: 1. Wadi ah yad al-amanah 2. Wadi ah yad adh-dhamanah 1. Wadi ah yad al-amanah Wadi ah yad al-amanah adalah akad titipan di mana penerima titipan (custodian) adalah penerima kepercayaan (trustee), artinya dia tidak diharuskan Bab III - 45
5 mengganti segala resiko kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan (karena akadnya adalah titipan murni), kecuali bila hal itu terjadi karena akibat kelalaian atau kecerobohan dari penerima titipan. Barang/obyek titipan tidak boleh diubah atau diganti dengan jenis yang sama oleh pihak yang menerima titipan (karena akadnya adalah titipan murni), titipan tersebut akan diambil kembali oleh penitip sebagaimana kondisi, bentuk dan kriteria semula pada saat dititipkan. Penerima titipan berhak mendapatkan upah (ujrah) di dalam akad wadi ah yad al-amanah karena telah menjaga, memelihara dan mengamankan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh pihak penitip. Contoh dalam dunia perbankan: safe deposit box (kotak penyimpanan barang/uang). Bank menerima fee (upah) karena menjaga keamanan barang yang dimasukkan dalam kotak tersebut. 2.Wadiah yad al-dhamanah Wadi ah yad al-dhamanah adalah akad titipan di mana penerima titipan adalah penerima kepercayaan yang sekaligus sebagai penjamin (guarantor) keamanan aset yang dititipkan. Penerima titipan memperoleh izin dari pemilik aset titipan/barang/harta untuk menggunakannya dalam perniagaan /perdagangan selama aset tersebut berada ditangannya serta berhak atas pendapatan/keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan aset tersebut. Penitip/penyimpan mempunyai kebebasan mutlak untuk sewaktu-waktu menarik kembali sebagian atau seluruh asetnya dan semua keuntungan yang dihasilkan dari pengelolaan harta tersebut selama dalam status simpanan adalah menjadi hak penerima titipan. Penerima titipan boleh memberikan bonus kepada pemilik aset atas kehendaknya sendiri tanpa diikat oleh perjanjian. Dalam dunia perbankan wadi ah yad adh-dhamanah digunakan dalam bentuk: - current account (berbentuk giro); - saving account (tabungan dan deposito). Catatan: Di beberapa Negara seperti Iran, produk giro berdasarkan prinsip Qord al-hasan; di Malaysia saving account tidak berdasarkan prinsip wadi ah melainkan berdasarkan prinsip mudharabah. Bab III - 46
6 Beberapa dalil al-quran dan al-hadits yang menjelaskan secara implisit mengenai akad wadi ah adalah berikut ini. 85 Sesungguhnya Alloh memerintahkan kepada kalian untuk mendatangkan (melaksanakan) pada amanat kepada ahlinya (yang memberikan amanah). Datangkanlah amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat pada orang yang berkhianat padamu. Dari Amr bin Su aib, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata, bersabda Rasululah SAW: Barangsiapa yang dititipi barang titipan, maka dia tidak ada kewajiban menanggung ganti rugi atasnya. Dari Aisyah RA, dia berkata: Bersabda Rasulullah SAW: (Hak mendapatkan) upah/keuntungan itu karena menjamin atau menanggung. Bab III - 47
7 Mekanisme penggunaan akad wadi ah dalam produk simpanan di bank syariah dapat diuraikan berikut ini. 1. Penabung menyimpan uangnyanya di bank syariah dengan akad wadi ah yad adh-dhomanah. 2. Bank menyalurkan uang yang dihimpun dari para penabung dengan prinsip syariah kepada pengguna dana (pembiayaan syariah). 3. Bank memperoleh bagi hasil, bagian keuntungan atau jasa sesuai dengan akad pembiayaan antara bank dengan pengguna dana. 4. Hasil yang diterima bank dari produk pembiayaan sebagian digunakan untuk memberikan bonus kepada para penabung. Gambar 3.1. Mekanisme Penyimpanan Dana dengan Akad Wadi ah Ada beberapa ketentuan yang terkait dengan tabungan yang menggunakan akad wadiah. 1. Bersifat simpanan. 2. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call ) atau berdasarkan kesepakatan. 3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian ( athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank Mudharabah Dalam penyimpanan uang, bisa juga digunakan akad mudharabah. Al- Mudharabah/trust financing/trust investment/trust profit sharing: Bab III - 48
8 adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal (100%), dan pihak lainya adalah sebagai pengusaha/pengelola (mudharib); keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam akad; apabila terjadi kerugian akibat kelalaian dan kecerobohan mudharib maka kerugian ditanggung oleh mudharib; apabila terjadi kerugian bukan karena kelalaian dan kecerobohan mudharib seperti kerugian akibat bencana alam, kerusuhan dan faktor eksternal lainnya di luar kemampuan mudharib, maka kerugian ditanggung oleh shahibul maal. Rukun Mudharabah: 1. Pihak yang berakad - Pemilik modal (shahibul maal) - Pengelola dana (mudharib) 2. Obyek yang diakadkan - Modal (maal) - Kerja - Keuntungan (ribh) 3. Akad - Serah (sighat) - Terima (qabul) Syarat Mudharabah: 1. Pihak yang berakad. - Shahibul maal dan mudharib, cakap hukum/kedua-duanya harus memiliki kemampuan untuk diwakili dan mewakilkan. 2. Obyek yang diakadkan adalah modal, kerja dan nisbah. - Modal yang disetorkan kepada mudharib, harus jelas jumlah dan mata uangnya. - Jangka waktu pengelolaan modal. Bab III - 49
9 - Jenis pekerjaan yang di mudharabah-kan - Proporsi pembagian keuntungan (nisbah). Akad Sighot (bentuk) Mudharabah: - Harus jelas dan disebutkan secara spesifik, dengan siapa berakad. - Antara ijab-qabul harus selaras, baik dalam modal, kerja dan penentuan nisbah. - Tidak mengandung ketentuan yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada hal/kejadian yang akan datang. Mudharabah ada dua macam yaitu: 1. Mudharabah mutlaqah 2. Mudharabah muqayyadah Mudharabah mutlaqah adalah kontrak mudharabah yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh ketentuan khusus (tidak memiliki ikatan tertentu) sepanjang sesuai dengan syariah. Ada ungkapan tentang hal ini if al ma syi ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal kepada mudharib. Mudharabah muqayyadah (restricted mudharabah/specified mudharabah) adalah kebalikan dari mudharabah mutlaqah. Mudharib dibatasi dengan ketentuan-ketentuan khusus seperti jenis usaha, waktu, tempat usaha, dan seterusnya (adalah kontrak mudharabah yang memiliki ikatan tertentu). Gambar 3.2. Mekanisme Penyimpanan Dana dengan Akad Mudharabah Bab III - 50
10 Mudharabah aplikasi dari perbankan/lks: - Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan & pendanaan. - Pada sisi penghimpunan dana, biasanya diterapkan pada tabungan berjangka (untuk tujuan khusus seperti: tabungan haji, tabungan kurban, dll), deposito biasa. - Special investment di mana dana yang dititipkan nasabah, khusus untuk bisnis tertentu saja, misal: murabahah saja, ijarah saja. Dalam transaksi tabungan mudharabah ini nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan LKS/perbankan syariah bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, LKS/perbangkan syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya melakukan akad mudharabah dengan pihak lain. Dana yang disetor sebagai modal melalui tabungan mudharabah harus dinyatakan jumlahnya dalam bentuk tunai. Nasabah wajib memelihara saldo tabungan minimum yang ditetapkan oleh LKS dan tidak dapat ditarik oleh nasabah kecuali dalam rangka penutupan rekening. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing). Metode bagi laba (profit sharing) dihitung dari total pendapatan setelah dikurangi seluruh biaya operasional. Metode bagi pendapatan (revenue sharing) dihitung dari total pendapatan mudharabah yang diterima oleh LKS. Pemberian bagi hasil untuk nasabah didasarkan pada saldo rata-rata dalam satu bulan laporan. Lembaga Keuangan Syariah sebagai mudharib Bab III - 51
11 menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. Biaya operasional tabungan yang menjadi beban LKS sebagai mudharib adalah biaya-biaya yang timbul berkaitan dengan operasi pengelolaan dana kecuali biaya administrasi. Contoh biaya administrasi antara lain biaya penggantian buku, biaya cetak laporan, biaya cetak rekening, dan biaya materai. Lembaga Keuangan Syariah tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah. Dalil-dalil yang berkaitan dengan mudharabah: Dari Ala bin Abdurrohman dari bapaknya dari kakeknya, sesungguhnya Utsman bin Affan menyerahkan hartanya sebagai modal, di mana kakeknya Ala (Ya qub) bekerja mengelola harta, dan bahwa untungnya dibagi dua diantara mereka. Tiga hal di dalamnya ada kebarokahan, jual beli sistim jatuh tempo, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan syair untuk di rumah bukan untuk dijual. Bab III - 52
12 Adalah Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib ketika menyerahkan hartanya sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah/jurang, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratannya dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung risikonya. Maka sampai persyaratan itu kepada Rasululah SAW, dan beliau memperbolehkannya. Diriwayatkan dari Umar bin Khatab, Aisyah, Ibnu Mas ud dan Ibnu Umar mereka berkata perdagangkanlah harta anak yatim supaya tidak dimakan oleh zakat, maka para shahabat melakukan kerjasama mudharabah dengan harta bendanya anak yatim dan sungguh-sungguh telah diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: Gunakanlah untuk usaha harta anak yatim supaya tidak dimakan oleh zakat dan dia bersabda: supaya tidak dihilangkan oleh zakat (hadits ini kedudukannya mursal). Bab III - 53
13 Dan Amr bin Syuaib meriwayatkan dari bapaknya dari kakeknya dia berkata: Rasulullah SAW berkhutbah dan bersabda: ketahuilah barang siapa yang meramut harta anak yatim hendaknya diperdagangkan dan jangan sampai dibiarkan lantas dimakan oleh zakat. Atsar shahabat yang saya sebutkan dan yang semisalnya menunjukkan atas bolehnya kerjasama mudharabah dalam hal yang telah kami sebutkan dari ijma para ulama dan kesepakatan para fuqaha / imam-imam ahli fatwa atas bolehnya kerjasama mudharabah sebagai hujjah yang cukup memuaskan insya Allah dan berdasarkan taufiq dari Allah. Imam Malik menceritakan dalam kitab Muwatho dari Zaid bin Aslam dari bapaknya, bahwa Abdullah dan Ubaidillah bin Umar bin Khattab keluar mengikuti peperangan di Irak. Ketika mereka berdua pulang dari peperangan melewati Basroh bertemu dengan Abu Musa al-asy ari sebagai amir Basroh, maka keduanya disambut dengan ucapan selamat datang dan dipermudah urusannya, kemudian Abu Musa al-asy ari berkata: seandainya aku mampu memberi kalian berdua sesuatu yang bermanfaat niscaya aku lakukan. Kemudian dia berkata o ya, disini ada harta sabilillah, aku hendak mengirimkannya kepada amirul mu minin, maka aku pinjamkan dulu harta itu kepada kamu berdua, lantas gunakanlah untuk membeli dagangan dari Irak, kemudian juallah dagangan tersebut di Madinah, kemudian pokok modalnya berikan pada Amirul Mu minin dan keuntungannya untuk kamu berdua. Keduanya berkata, Aku senang tentang tawaranmu itu. Lantas Abu Musa al-asy ari melakukannya dan menulis surat kepada khalifah Umar bin Khattab agar mengambil harta sabilillah yang dia Bab III - 54
14 kirimkan melalui kedua anaknya. Ketika keduanya sampai di Madinah maka dijuallah dagangannya dan mereka berdua memperoleh keuntungan. Ketika pokok modal diberikan kepada khalifah Umar, maka beliau bertanya, apakah semua tentara dipinjami seperti dia meminjami kamu berdua?. Keduanya menjawab Tidak. Khalifah Umar bin Khattab berkata: karena kamu berdua anak dari Amirul Mu minin maka dia memberikan pinjaman. Berikanlah pokok modal bersama semua keuntungannya kepadaku! Adapun Abdullah maka dia diam saja tetapi Ubaidillah berkata Wahai amirul Mu minin tidak seyogyanya kamu berbuat begitu, seandainya harta ini berkurang atau rusak, niscaya kami berdua menanggung untuk menggantikannya. Khalifah Umar berkata, Berikanlah semua kepadaku, maka Abdullah diam dan Ubaidillah mengulangi perkataannya lagi, lantas seseorang dari teman duduk Khalifah Umar berkata, Wahai Umar, alangkah baiknya seandainya kamu jadikan masalah ini sebagai kerjasama Mudharabah! Khalifah Umar berkata Sungguh aku telah menjadikannya kerjasama mudharabah. Maka Umar mengambil pokok modal dan setengah dari keuntungan, dan Abdullah serta Ubaidillah bin Umar bin Khattab juga mengambil setengah dari keuntungan. Contoh akad tabungan mudharabah dalam perbankan: Tabungan Bank Syariah ABC: akad yang digunakan adalah mudharabah muthlaqah. Setoran awal Rp (perseorangan) dan Rp (non perseorangan). Porsi nisbah nasabah 34% dan porsi nisbah bank 66%. Contoh simulasi: jika saldo nasabah bulan Juni Rp ; saldo rata-rata seluruh nasabah BSM Rp ; pendapatan bank yang dibagi hasilkan untuk nasabah tabungan Rp ; jumlah hari penempatan 30 hari. Maka bagi hasil yang diperoleh nasabah sebelum dipotong pajak: Bagi hasil yang diterima nasabah = [nisbah nasabah x pendapatan yang dibagi hasilkan x (saldo nasabah / rata-rata saldo total nasabah bank)] / 12 = [34% x Rp x (Rp / Rp )] / 12 Bab III - 55
15 = Rp Deposito Mudharabah Salah satu fungsi LKS adalah menghimpun dana dari masyarakat antara lain melalui produk LKS berupa deposito mudharabah. Nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan LKS bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, LKS dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya melakukan akad mudharabah dengan pihak lain. Dana yang disetor sebagai modal melalui deposito mudharabah harus dinyatakan jumlahnya dalam bentuk tunai. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing). Metode bagi laba (profit sharing) dihitung dari total pendapatan setelah dikurangi seluruh biaya operasional. Metode bagi pendapatan (revenue sharing) dihitung dari total pendapatan mudharabah yang diterima oleh LKS. Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam akad deposito mudharabah: 1. dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan LKS bertindak sebagai pengelola dana (mudharib); 2. dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain; 3. modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang; 4. pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening; 5. Lembaga Keuangan Syariah sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya; Bab III - 56
16 6. biaya operasional deposito yang menjadi beban LKS sebagai mudharib adalah biaya-biaya yang timbul berkaitan dengan operasi pengelolaan dana kecuali biaya administrasi, contoh biaya administrasi untuk deposito antara lain biaya materai. Lembaga Keuangan Syariah tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah; 7. Lembaga Keuangan Syariah tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. Contoh: Deposito Bank Syariah Mandiri: akad yang digunakan adalah mudharabah muthlaqah. Porsi nisbah nasabah 51% dan porsi nisbah bank 49%. Bagi hasil yang diterima nasabah = [nisbah nasabah x pendapatan yang dibagi hasilkan x (saldo nasabah / rata-rata saldo total nasabah bank)] / 12 Contoh simulasi: jika saldo nasabah bulan Juni Rp ; saldo rata-rata seluruh nasabah BSM Rp ; pendapatan bank yang dibagi hasilkan untuk nasabah tabungan Rp ; jumlah hari penempatan 30 hari; maka bagi hasil yang diperoleh nasabah sebelum dipotong pajak: Bagi hasil yang diterima nasabah = [nisbah nasabah x pendapatan yang dibagi hasilkan x (saldo nasabah / rata-rata saldo total nasabah bank)] / 12 =[51% x Rp x (Rp / Rp )] / 12 = Rp Bab III - 57
PRODUK PERHIMPUNAN DANA
PRODUK PERHIMPUNAN DANA Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro (Yad Dhamanah)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan
BAB II LANDASAN TEORI A. WADI AH 1. Pengertian Wadi ah Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadi ah. Hal ini dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu
Lebih terperinciBank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari
Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Mudharabah (Qiradh) Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciBAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1
BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga
Lebih terperinciMateri 6 Produk Penghimpunan Dana. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.
Materi 6 Produk Penghimpunan Dana by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Kombinasi Akad Dapat dilakukan antara: 1. Akad tabarru dengan akad tabarru - Berorientasi non profit - Para pihak tidak boleh mengambil
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung, penulis ditempatkan di Kantor Pusat Bandung di bagian divisi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Konvensial Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/46/PBI/2005 TENTANG AKAD PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN DANA BAGI BANK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Akad Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah berasal dari kata dharb, berari memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses
Lebih terperinciPERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008
PERBANKAN SYARIAH Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi Bengkulu, 13 Februari 2008 1 Bank Syariah BANK yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, serta tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan
Lebih terperinciBAB II Landasan Teori
BAB II Landasan Teori A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah bentuk kata lain dari kredit. Secara etimologi istilah kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere yang berarti kepercayaan. Dalam Kamus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perbankan syariah, sistem bagi hasil produk penghimpunan dana terus dilakukan sebagai sarana kajian. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciMANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA
BAB II MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA BANK SYARIAH SUMBER DANA BANK SYARIAH Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, dengan masa pengendapan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah 1. Pengertian Deposito Pengertian deposito menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dimaksud deposito
Lebih terperinciNo. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA
No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia perbankan di indonesia. Perbankan syariah mulai diperkenalkan di indonesia dengan beroprasinya
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tabungan Mudharabah SIRELA KJKS BINAMA mempunyai beberapa produk penghimpunan dana (funding) salah satunya adalah produk SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) yang merupakan produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG METODE BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH. No.12, yang dimaksud pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah:
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG METODE BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH A. Pembiayaan Mudharabah 1. Pengertian pembiayaan mudharabah Berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bab I pasal I
Lebih terperinciBank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari
Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil Koperasi syariah yang lebih dikenal dengan nama KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) dan UJKS (Unit Jasa
Lebih terperinciAKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh
AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan
BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan A. Perbedaan Bank Konvensional Dengan Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle L/C Impor Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Analisis Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut
Lebih terperinciAKUNTANSI BANK SYARIAH
AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Ada berbagai jurnal yang telah meneliti tentang PSAK 105 dan kesesuaiannya dengan system yang ada di lembaga keuangan syariah diantaranya : Turrosifa
Lebih terperinciLAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL
LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : DRAFT PERATURAN NOMOR IX.A.14 : AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL 1. Definisi a. Ijarah adalah
Lebih terperinciTINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA
TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA Nur Aeni 1, Erni Unggul SU 2, Galih Wicaksono 3 eunggulsu@gmail.com 123 D3 Program Studi Akuntansi Politeknik
Lebih terperinciLAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH KODIFIKASI PRODUK DAN AKTIVITAS STANDAR BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam
Lebih terperinciPRODUK SYARIAH DI INDONESIA
PRODUK SYARIAH DI INDONESIA Semarang,21 Maret 2017 OLEH : Dr.Oyong Lisa,SE.,MM,CMA,Ak,CA,CIBA,CBV STIE WIDYA GAMA LUMAJANG BANK SYARIAH Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Bank Syariah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH. dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUDHARABAH A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA A. Analisis Implementasi Ijārah Jasa Simpan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya
Lebih terperinciPorsi. Nasabah. Porsi. Bank. SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity. Profit Distribution.
Bagi Hasil: Mudharabah Musyakarah SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity POOLING DANA Alhamdulillah... Pembiayaan/Jual Beli: Murabahah Angsuran Murabahan Sekaligus Sewa
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)
BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain
Lebih terperincimurtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN BARANG JAMINAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI DESA PENYENGAT KECAMATAN TANJUNGPINANG KOTA KEPULAUAN RIAU A. Analisis Terhadap Akad Pemanfaatan Barang Jaminan
Lebih terperinciLEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya mikro seperti Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat
Lebih terperinciPrinsip Syariah pada Pasar Keuangan October Bagaimana cara mengembangkan pasar?
Prinsip Syariah pada Pasar Keuangan Iwan P. Pontjowinoto Pasar & Pasar Keuangan Apa itu pasar? Bagaimana cara mengembangkan pasar? Apa itu pasar ikan? Apa itu pasar tekstil? Apa itu Pasar Senen? Apakah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59
KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59 by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN Produk Tabungan Ziarah di KOPENA Pekalongan menggunakan akad Wadiah dengan prosedur
Lebih terperinciPERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH
PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia
Lebih terperinciPengertian Akad Mudharabah Jenis Akad Mudharabah Dasar Syariah Prinsip Pembagian Hasil Usaha Perlakuan Akuntansi (PSAK 105) Ilustrasi Kasus Akad
Pengertian Akad Mudharabah Jenis Akad Mudharabah Dasar Syariah Prinsip Pembagian Hasil Usaha Perlakuan Akuntansi (PSAK 105) Ilustrasi Kasus Akad Mudharabah Mudharabah berasal dari adhdharby fil ardhy yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA
83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH
ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH (Sulhan PA Bengkulu) 1. Perbankan Syari ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari ah dan Unit Usaha
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sumber Dana Bank Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011: 137-138) dana bank adalah semua utang dan modal yang tercatat pada neraca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang
Lebih terperinciANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH
MONETER, VOL. I NO. 1 APRIL 214 ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH Indria Widyastuti Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL
ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan prinsip efisiensi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan Syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam Islam
Lebih terperinciBAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer
BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat Tujuan Instruksional Pembelajaran Memahami
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang
BAB II LANDASAN TEORI Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang mendasari dan mendukung penelitian. A. Pengertian Koperasi Di dalam ilmu ekonomi, pengertian Koperasi adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,
Lebih terperinciBAB III TELAAH PUSTAKA. berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada nasabahnya.
BAB III TELAAH PUSTAKA A. Pengertian Penyaluran Pembiayaan Produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: (I) Produk Penyaluran Dana, (II) Produk Penghimpunan Dana, dan (III) Produk yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi dan Bank Syariah 1. Pengertian Akuntansi Syariah Akuntansi syariah adalah teori yang menjalankan bagaimana mangalokasikan sumber-sumber yang ada secara adil bukan pelajaran
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL. Kemudian berdasarkan keputusan MUKTAMAR MAMADIYAH periode ke-44
46 BAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan KSP Syari ah BTM Comal berdiri pertama kali pada tanggal 22 juli 2000. Semula semua lembaga ini berkedudukan sebagai lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA A. Analisis Praktik Penetapan Bonus Dalam Akad Wadi ah di Artha Group Jepara. Simpanan Artha Group
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya,(ب ب ( dharb Mudharabah berasal dari kata yang berarti memukul atau berjalan. Pengertian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari hasil penelitian Analisis Perbandingan Penerapan Bagi hasil Deposito Mudharabah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A Landasan Teori 1. Pengertian Bank Syariah Pertama-tama perlu dipahami betul bahwa bank berdasarkan prinsip syariah atau Bank Syariah ini bukanlah sistem perbankan Arab. Bank
Lebih terperinciBAB I A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Islam saat ini di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data statistik perbankan syariah Bank Indonesia tahun 2012,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Baitulmal Mall Wa At-Tamwil ( BMT ), atau disebut juga dengan Koperasi
BAB II LANDASAN TEORI A. Baitul Maal Wa At-Tamwil Baitulmal Mall Wa At-Tamwil ( BMT ), atau disebut juga dengan Koperasi Syariah, merupakan lembaga keuangan syariah yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan
Lebih terperinciSOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH
SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Guru Pembimbing Kelas : Nur Shollah, SH.I : SMK XI Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perintah Allah tentang praktik akuntansi
Lebih terperinciTinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-07 Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank
Lebih terperinciIV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER
IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER A. Definisi 01. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lain dimana Bank mempunyai hak untuk mengelola
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH
BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH A. Perbandingan Konsep Simpanan Nusa dan Konsep Simpanan Berjangka Mudharabah Konsep merupakan rancangan atau
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran
BAB II LANDASAN TEORI 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran Menabung adalah tindakan yang di anjurkan oleh Islam, karena dengan menabung seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
Lebih terperinciFATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.
FATWA DSN MUI Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro Pertama: Giro ada dua jenis: 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Giro yang dibenarkan secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan koperasi dalam perekonomian Indonesia walaupun tidak menempati porsi besar akan tetapi perkembangannya mengalami kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 14: Akuntansi Sharf Wadiah - Wakalah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA AKAD SHARF TUKAR MENUKAR VALAS 2 Definisi Sharf Bahasa: penambahan, penukaran, penghindaran, atau
Lebih terperinciKODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH
KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia 2008 DAFTAR ISI A. Penghimpunan Dana I. Giro Syariah... A-1 II. Tabungan Syariah... A-3 III. Deposito Syariah... A-5 B. Penyaluran
Lebih terperinciPRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL
PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro
Lebih terperinciPRODUK PERBANKAN SYARIAH. Imam Subaweh
PRODUK PERBANKAN SYARIAH Imam Subaweh PENGHIMPUNAN DANA Dalam perbankan hanya ada tiga produk penghimpunan dana, yaitu: Giro Simpanan yang dapat diambil sewaktu-waktu atau berdasarkan kesepakatan dengan
Lebih terperinciPERATURAN NOMOR IX.A.14 : AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL
Nomor : Kep-131/BL/2006 PERATURAN NOMOR IX.A.14 : AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: a. Ijarah adalah perjanjian (akad) dimana
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO
65 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO B. Analisis Terhadap Penerapan Akad Qard\\} Al-H\}asan Bi An-Naz ar di BMT
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO
59 BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO A. Analisis Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo 1. Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA
BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA A. Sejarah Berdirinya Kospin Jasa Syariah Kospin jasa adalah sebuah koperasi simpan pinjam yang terbesar di Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO A. Produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di PT. BRI Syari ah KCP Sidoarjo Memiliki logam mulia (LM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin baik pula perekonomian negara tersebut. Mengingat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebaradaan bank dalam suatu negara merupakan sesuatu keharusan, hal ini dikarenakan bank mempunyai peranan yang sangat penting di dalam sistem perekonomian
Lebih terperinciANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH
1 ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH Dian Pramana Universitas Negeri Surabaya Email: dianstark@gmail.com Abstract The
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis terhadap praktik utang piutang berhadiah di Desa Sugihwaras Kecamatan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah
Lebih terperinciMura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang
BAB II TINJAUAN TENTANG MURA>BAHAH,WADI AH, ISTISHNA A. Mura>bahah 1. Pengertian Mura>bahah Secara umum Mura>bahah diartikan sebagai akad jual beli barang dengan menyatakan tsaman (harga perolehan) dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Bagi Hasil 2.1.1.1. Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil atau profit sharing ini dapat diartikan sebagai sebuah bentuk kerjasama antara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Revenue Sharing 1. Pengertian Revenue Sharing Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti:
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.404, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Penerbitan Efek Syariah. Akad. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5822) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syari ah didorong oleh dua alasan utama yaitu adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS
81 BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS A. Analisis Penerapan Akad Mudharabah Terhadap Produk Penghimpunan Dana Di
Lebih terperinci