BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari"

Transkripsi

1 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari hasil penelitian Analisis Perbandingan Penerapan Bagi hasil Deposito Mudharabah di Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal dengan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami. Penulis menjelaskan Penerapan Bagi hasil Deposito Mudharabah di Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal dan Baitul Mall wat Tamwil Al-fataa Ulujami penulis meneliti perbandingan penerapan mekanisme Bagi hasil deposito Mudharabah, Teknis Perhitungan bagi hasil, jatuh tempo, Syarat ketentuan, dan Akad. Perbandingan Ketentuan Bagi Hasil Deposito Mudharabah di Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal dengan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami yaitu antara lain sebagai berikut 1. Ketentuan - ketentuan yang harus diketahui oleh calon nasabah Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal pembukaan rekening a. Syarat administrasi persyaratan. perorangan : KTP / SIM/ Paspor Nasabah. Perusahaan : KTP Pengurus, Akte Pendirian, SIUP DAN NPWP. b. Mengisi formulir Bilyet simpanan berjangka. c. Hanya dapat diambil pada saat jatuh tempo. a. Menyerahkan sejumlah nominal uang yang akan di depositokan.

2 44 b. Melakukan perjanjian untuk simpanan berjangka dengan nisbah bagi hasil BTM Comal dengan nasabah (Akad). 42 c. Menanda tangani Materai. 2. Ketentuan - ketentuan yang harus diketahui oleh calon nasabah Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami pembukaan rekening a. 1 Lembar fotokopi KTP/SIM/ identitas lainnya yang masih berlaku. b. Mengisi Warkat Deposito c. Membayar biaya materai d. Menyetorkan dana ke teller d. Diproses dibagian simpanan suka rela berjangka e. Pengesahan warkat bilyet Jumlah pembiayaan keseluruan Penulis menganalisa dari jumlah plafon BTM Comal dengan BMT Alfataa Ulujami sama-sama mengalami naik turunnya plafond pembiayaan keseluruhan dari tahun Untuk mengetahui perhitungan bagi hasil yang ditentukan untuk nasabah yang di peroleh di tabungan berjangka deposito 42 wawancara dengan bapak Ahmad Yusuf Hidayat Account Officer Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal untuk mengetahui ketentuan-ketentuan yang harus diketahui deposan.6 April Jam 03:00 43 wawancara dengan bapak Akrom selaku bagian pembiayaan di Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami, untuk mengetahui ketentuan-ketentuan yang harus diketahui deposan.6 April Jam 03:00

3 45 dan simpanan suka rela berjangka dari pembiayaan keseluruhan plafond tersebut bisa diketahui berapa nilai nominal yang di dapat nasabahnya. 44 Tabel 4.1 Jumlah pembiayaan Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal Tahun TAHUN JUMLAH NASABAH PLAFOND Rp Rp Rp Sumber : wawancara dengan bapak Ahmad Yusuf Hidayat Account Officer Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal untuk mengetahui jumlah nasabah dan plafond. Tabel 4.3 Jumlah pembiayaan Baitul Mall wat Tamwil Ulujami TAHUN TAHUN JUMLAH NASABAH PLAFOND Rp Rp Rp wawancara dengan bapak Ahmad Yusuf Hidayat Account Officer Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal untuk mengetahui jumlah nasabah dan plafond.

4 46 Sumber : wawancara dengan bapak Akrom selaku bagian pembiayaan di Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami, untuk mengetahui jumlah nasabah dan plafond. Dari data tersebut menggambarkan bahwa biaya yang di hasilkan Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal Tahun dan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami Tahun tidak selalu meningkat setiap tahun, hal tersebut disebabkan karena tergantung dari nasabah /deposan yang banyak melakukan investasi bagi hasil deposito Mudharabah di Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal dan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami Persamaan contoh teknis perhitungan bagihasil Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal dengan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami Contoh teknis perhitungan bagihasil di Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal antara lain yaitu : Simpanan berjangka ibu endang Rp ,- dengan jangka waktu 1 bulan. Perbandingan bagihasil (nisbah) antara Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal dan nasabah adalah 60 : 40 Bila total saldo simpanan berjangka (1 bulan) semua nasabah adalah Rp ,- dan pendapatan Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal yang di bagi hasilkan untuk nasabah penyimpan (1 bulan) adalah Rp ,- maka bagihasil yang didapat ibu endang adalah 46 : = Rp ,- x Rp ,- x 40% = RP ,- = Rp ,- 45 wawancara dengan bapak Akrom selaku bagian pembiayaan di Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami, untuk mengetahui jumlah nasabah dan plafond. 46 Wawancara dengan bapak Ahmad Yusuf Hidayat Account Officer Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal 6 April 2016 jam 08:30

5 47 Contoh teknis perhitungan bagihasil di Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami antara lain yaitu : Simpanan berjangka Bapak Eko Rp ,- dengan jangka waktu 1 bulan. Perbandingan bagihasil (nisbah) antara Baitul Maal wat Tamwil Alfataa Ulujami dan nasabah adalah 70 : 30 Bila pendapatan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami sebasar Rp ,- dan saldo rata - rata dari total simpanan di Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami sebesar Rp ,- maka 47 : = Rp ,- x Rp ,- x 30% = RP ,- = Rp ,- Dari sistem nisbah bagi hasil di atas dengan ketentuan nisbah bagi hasil dihitung berdasarkan. Hasil usaha dengan kesepakatan antara pihak nasabah dengan Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal pada saat akad Mudharabah berjalan ( Lampiran Akad ). Contoh perhitungan diatas menggambarkan bahwa keduanya tidak ada penyimpangan dalam pembagian bagi hasil oleh Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal atau pun Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami kepada nasabah. Perhitungan bagi hasil dilakukan secara adil tanpa merugian salah satu pihak. Banyak faktor yang menjadi dasar dalam perhitungan bagi hasil yaitu pendapatan dari Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal dan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami, nisbah bagi hasil, nominal deposito, rata-rata deposito, dan jangka waktu 47 Wawancara dengan bapak Ahmad Yusuf Hidayat Account Officer Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal 6 April 2016 jam 08:30

6 48 deposito. Hal ini menjadikan perhitungan bagi hasil benar-benar transparan tanpa adanya sesuatu yang disembunyikan/diragukan. 5. Perbedaan prosentse nisbah bagi hasil deposito Mudharabah perbulan di Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal dengan Baitul Maal wat Tamwil Alfataa Ulujami Tabel 4.2 Jangka waktu nisbah bagi hasil Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal Nisbah bagi hasil yang fleksibel : 1, 3, 6, dan 12 bulan. Jangka waktu Pemilik dana Pengelola dana SIMPANAN 1 BULAN 40% 60% SIMPANAN 3 BULAN 45% 55% SIMPANAN 6 BULAN 50% 50% SIMPANAN 12 BULAN 60% 40% Sumber : wawancara dengan bapak Ahmad Yusuf Hidayat Account Officer Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal, untuk mengetahui jumlah nisbah bagi hasil.

7 49 Tabel 4.2 Nisbah bagi hasil dan Jangka waktu yang fleksibel : 1, 3, 6, dan 12 bulan. Jangka waktu Pemilik dana Pengelola dana SIMPANAN 1 BULAN 30% 70% SIMPANAN 3 BULAN 35% 65% SIMPANAN 6 BULAN 45% 55% SIMPANAN 12 BULAN 50% 50% Sumber : wawancara dengan bapak Akrom selaku bagian pembiayaan di BMT Al-fataa Ulujami, untuk mengetahui nisbah bagi hasil. Dari Nisbah Bagi Hasil perbulan yang diperoleh nasabah dihitung dari BMT Al-fataa Ulujami sebagai pengelola dana dengan nasabah sebagai pemilik modal sebaliknya sama dengan BTM Comal. Keuntungan yang diperoleh dibagi dengan prosentase perbulan yang dihasilkan BTM Comal sebaliknya sama dengan BMT Al-fataa Ulujami hanya terlihat perbedaan di nilai prosentase untuk pemilik dana simpanan 3 bulan 35 : 65 yang di miliki BMT Al-fataa Ulujami. 48 Dan perbedaan prosentase simpanan 3 bulan 45 : 55 dari BTM Comal. 49 Penulis sedikit menjelaskan tentang bagi hasil yang diperoleh nasabah dari deposito Mudharabah dan perhitungan nisbah bagi hasil yang di peroleh nasabah antara lain sebagai berikut : 48 wawancara dengan bapak Akrom selaku bagian pembiayaan di BMT Al-fataa Ulujami, untuk mengetahui nisbah bagi hasil. 49 wawancara dengan bapak Ahmad Yusuf Hidayat Account Officer Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal, untuk mengetahui jumlah nisbah bagi hasil.

8 50 Deposito Mudharabah merupakan simpanan dana dengan Akad Mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) mempercayakan dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati sejak awal, Semua permintaan pembukaaan Deposito Mudharabah harus dilengkapi dengan suatu. Akad / kontrak / perjanjian yang berisi antara lain nama dan alamat shahibul maal, jumlah deposito, jangka waktu, nisbah pembagian keuntungan, cara pembayaran bagi hasil dan pokok pada saat jatuh tempo serta syarat-syarat lain Deposito Mudharabah yang lain. Dari BTM Comal memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tatacara pemberian keuntungan dana / atau perhitungan distribusi keuntungan serta resiko yang dapat timbul dari deposito tersebut Setiap tanggal jatuh tempo deposito, pemilik dana akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah dari hasil investasi yang telah dilakukan oleh BMT Comal. Bagi hasil Deposito Mudharabah dilakukan setiap ulang tanggal pembukaan deposito, BTM Comal membayarkan bagi hasil dari pendapatan yang belum diterima. Sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 14/DSN- MUI/IX/200 tanggal 16 September 2000 tentang sistem distribusi hasil usaha, pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan yang nyata-nyata diterima (cash basis). Bagi hasil akan diterima oleh pemilik dana sesuai dengan perjanjian Akad awal pada saat penempatan Deposito tersebut. 50 Perhitungan bagi hasil kepada pemilik dana Deposito Mudharabah dapat dilakukan dengan dua cara antara lain yaitu: 1. dilakukan setiap ulang tanggal pembukaan Deposito Mudharabah. 50 Wiroso, Produk Perbankan Syariah, ed.1, cet. 1, Jakarta: LPFE Usakti, 2009.hal 87

9 51 2. dilakukan setiap akhir bulan atau awal bulan berikutnya tanpa memperhatikan tanggal pembukaan Deposito Mudharabah tersebut. Dari kedua cara tersebut mempunyai konsekwensi yang berbeda sehingga perlu ditelaah lebih mendalam. Pada saat ini sebagian BTM Comal melakukan perhitungan bagi hasil Deposito Mudharabah dengan metode setiap ulang tanggal dan sebagian BTM Comal lain melakukan perhitungan bagi hasil Deposito Mudharabah dengan metode setiap akhir bulan atau awal bulan berikutnya. Perhitungan bagi hasil Deposito Mudharabah dilakukan setiap ulang tanggal pembukaan Deposito. Perhitungan bagi hasil pada saat tulang bulan dapat digambarkan sebagai berikut: Pada dasarnya perhitungan bagi hasil Deposito dilakukan dengan berdasarkan dari perhitungan distribusi hasil usaha pada bulan yang lalu, sehingga dalam hal perhitungannya mempergunakan indikasi rate atau return atau equivalent rate, maka diipergunakan hasil perhitungan pada bulan sebelumnya. Untuk memberi gambaran perhitungan bagi hasil yang dibayar setiap ulang tanggal dalam diberikan contoh misalnya 51 : "Bapak Abdul Ghofar pada tanggal 25 April menginvestasikan pada BTM Comal dalam bentuk Deposito Mudharabah untuk jangka waktu 3 bulan, jatuh tempo Deposito Mudharabahnya pada tanggal 25 Juli. Apabila dipergunakan cara perhitungan dan pembayaran bagi hasil setiap ulang tanggal, maka bagi hasil Deposito Mudharabah tersebut dibayar oleh BTM Comal setiap tanggal 25 setiap bulannya dan mempergunakan indikasi rate bulan sebelumnya." Jam 08:30 51 Wawancara dengan Ibu Indah Afriani selaku kabag. Marketing di kantor BTM Comal 5 april.

10 52 a. Untuk pembayaran bagi hasil pada tanggal 25 Mei, dilakukan untuk periode bagi hasil 25 April sampai 25 Mei dan dihitung dengan indikasi rate berdasarkan perhitungan hasil usaha (profit distribution) akhir bulan April (misalnya untuk kelompok dana Deposito Mudharabah 3 bulan adalah 10%). Apabila ditelaah lebih rinci atas perhitungan bagi hasil Deposito tersebut, pembagian hasil usaha yang menghasilkan indikasi rate sebesar 10% hanya periode 25 sampai tutup buku (30 April), sedangkan untuk periode 1 Mei sampai 25 Mei belum diketahui besarnya return bagi hasil, karena pembagian hasil usaha bulan Mei baru dilakukan pada akhir bulan Mei (tutup buku bulan Mei). b.pembayaran bagi hasil pada tanggal 25 Juni, dilakukan untuk periode 25 Mei sampai 25 Juni. Perhitungan bagi hasil tersebut dilakukan dengan indikasi rate atas distribusi hasil usaha yang dilakukan pada akhir bulan Mei (misalnya untuk kelompok dana Deposito Mudharabah 3 bulan adalah 6%). Permasalahan yang sama timbul juga seperti perhitungan dan pembayaran tanggal 25 Mei, indikasi rate yang dibayarkan sebesar 6% tersebut untuk periode tanggal 25 Mei sampai tanggal 31 Mei (tutup buku bulan Mei), sedangkan untuk periode tanggal 1 Juni sampai 25 Juni belum diketahui indikasi ratenya. Atas permasalahan ini BTM Comal melakukan salah satu langkah-langkah dibawah ini antara lain sebagai berikut 52 : 1) Melakukan koreksi terhadap pembayaran bagi hasil yang dilakukan pada tanggal 25 Mei, yaitu untuk periode 1 Mei sampai 25 Mei yang sebelumnya Jam 08:30 52 Wawancara dengan Ibu Indah Afriani selaku kabag. Marketing di kantor BTM Comal 5 april.

11 53 dibayar dengan indikasi rate 10% (indikasi rate April), dihitung kembali dengan indikasi rate 6% (indikasi rate Mei). 2) Tidak melakukan koreksi, artinya perhitungan dan pembayaran bagi hasil sesuai yang dilakukan. 3) Pembayaran bagi hasil yang dilakukan pada tanggal 25 Juli (pada saat jatuh tempo Deposito Mudharabah), pembayaran dilakukan untuk periode 25 Juni sampai 25 Juli, perhitungan bagi hasil dilakukan dengan indikasi rate atas distribusi hasil usaha yang dilakukan pada akhir bulan Juni (misalnya untuk kelompok dana Deposito Mudharabah 3 bulan adalah 8%). Permasalahan yang sama timbul juga seperti perhitungan bagi hasil yang dibayarkan pada tanggal 25 Juni, indikasi rate yang dibayarkan sebesar 8% tersebut untuk periode tanggal 25 Juni sampai tanggal 31 Juni (tutup buku bulan Juni), sedangkan untuk periode tanggal 1 Juli sampai 25 Juli belum diketahui indikasi ratenya. Untuk mengatasi hal tersebut BTM Comal melakukan langkah-langkah sama dengan diatas. Walaupun pada bulan berikutnya dilakukan koreksi dengan indikasi rate yang benar-benar dihasilkan, namun hal ini tidak menyelesaikan permasalahan pada saat Deposito tersebut jatuh tempo, BTM Comal membayarkan pokok Deposito ditambah dengan bagi hasil yang diperhitungkan dengan indikasi rate bulan sebelumnya dan hubungan BTM Comal dengan pemilik dana deposito Mudharabah telah selesai. Sehingga pada akhir Deposito pada saat jatuh

12 54 tempo BTM Comal masih membayarkan bagi hasil dari indikasi yang diketahui hasilnya. 53 4) Prosentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah BTM Comal dari tabungan Deposito berjangka Milik Bapak Abdul Ghofar menginvestasikan dananya ke BTM Comal sebesar ,- dengan jangka waktu selama ( 3 bulan.) Mekanisme prosentase yang didapat oleh Bapak Abdul Ghofar selama jangka waktu ( 3 bulan ). Antara lain sebagai berikut 54 : a. Pembayaran bagi hasil yang dilakukan pada tanggal 25 Mei tabungan berjangka deposito Mudharabah mendapatkan prosentase sebesar ,- dihitung dengan indikasi rate berdasarkan perhitungan hasil usaha (profit distribution) akhir bulan April (misalnya untuk kelompok dana Deposito Mudharabah 3 bulan adalah 10%). b. Bulan Juni prosentase sebesar ,- dihitung kembali dengan indikasi rate 6% (indikasi rate Mei). c. Bulan Juli prosentase sebesar ,- Pembayaran bagi hasil yang dilakukan pada tanggal 25 Juli (pada saat jatuh tempo Deposito Mudharabah), pembayaran dilakukan untuk periode 25 Juni sampai 25 Juli, perhitungan bagi hasil dilakukan dengan indikasi rate atas distribusi hasil usaha yang dilakukan pada akhir bulan Juni (misalnya untuk kelompok dana Deposito Mudharabah 3 bulan adalah 8%). 53 Wawancara dengan Ibu Indah Afriani selaku kabag. Marketing di kantor BTM Comal 5 april. Jam 08:30 54 Wawancara dengan Bapak Abdul Ghofar selaku nasabah pembiayaan tabungan berjangka deposito di kantor BTM Comal 5 April jam 08:37

13 55 Permasalahan yang sama timbul juga seperti perhitungan bagi hasil yang dibayarkan pada tanggal 25 Juni, indikasi rate yang dibayarkan sebesar 8% tersebut untuk periode tanggal 25 Juni sampai tanggal 31 Juni (tutup buku bulan Juni), sedangkan untuk periode tanggal 1 Juli sampai 25 Juli belum diketahui indikasi ratenya Ketentuan Yang Berlaku Dalam Produk Deposito BTM Comal a. Deposito berjangka hanya dapat dicairkan pada tanggal jatuh tempo, kecuali mendapat persetujuan pimpinan setempat dan dikenakan biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Deposito berjangka diperpanjang secara otomatis, jika tanpa ada pemberitahuan dari deposan sesuai nominal dan jangka waktunya. c. Jika deposito berjangka tersebut akan dicairkan atau dirubah jangka waktunya, maka deposan wajib memberitahukan kepada pihak BTM Comal selambat - lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum jatuh tempo. d. Deposito berjangka yang diperpanjang secara otomatis, pada saat perpanjangan tidak diterbitkan Bilyet Deposito yang baru, namun hanya diberikan surat pemberitahuan. e. Apabila Bilyet Deposito hilang / dicuri, deposan harus segera melaporkan kepada Bank dengan dilampirkan surat keterangan hilang dari kepolisian. f. Dalam hal Bilyet Deposito diserahkan kepada BTM Comal sebagai jaminan, jumlah yang telah didepositokan tidak dapat dicairkan selama masih menjadi jaminan. 55 Wawancara dengan Bapak Abdul Ghofar selaku nasabah pembiayaan tabungan berjangka deposito Mudharabah di BTM Comal 5 april. Jam 08:30

14 56 g. Dalam hal deposito berjangka dibukukan atas nama dua orang, maka: i. Apabila salah satu pihak meninggal dunia, maka pemilik yang tinggal berhak menarik jumlah deposito tersebut pada saat jatuh tempo, bilamana ada surat penunjukan ahli waris yang sah menurut hukum yang telah ditetapkan. ii. Apabila salah satu pihak melarang pembayaran jumlah tersebut kepada pihak lain, maka BTM Comal tidak akan membayar kecuali pihak yang bersangkutan telah menyelesaikan perkarannya, h. Bagi hasil sebagai hak deposan sesuai kesepakatan. i. Deposito berjangka tidak dapat diperjual belikan kepada dan oleh siapapun. j. Deposan atau pemilik deposito berjangka ini dianggap telah mengetahui dan menyetujui semua ketentuan di atas Ketentuan Yang Berlaku Dalam Produk Deposito Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami : a. Pengertian dan istilah : b. Akad WADIAH Akad antara pemilik uang / penyimpan dengan yang menyimpan uang / Baitul Maal wat Tamwil atas sejumlah uang. c. Akad WADIAH YADLOMANAH: Akad pemanfaatan uang oleh Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami atas ijin penyimpan dengan kesanggupan dan kesuka relaan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami untuk memberikan sebagian kadar Jam 08:30 56 Wawancara dengan Ibu Indah Afriani selaku kabag. Marketing di kantor BTM Comal 5 april.

15 57 keuntungan yang diperoleh Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami atas sejumlah uang yang telah dimanfaatkan tersebut. d. Nota ini berlaku sebagai bukti setoran simpanan suka rela. e. Simpanan sukarela yang dibuktikan dengan nota ini tidak dapat dipindah tangankan, namun dapat dijaminkan kepada Baitul Maal wat Tamwil Alfataa Ulujami sebagai surat berharga dalam hal pengikat atau penghapusan terhadap suatu kewajiban atau hutang antara penyimpan dan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami. f. Jika penyimpan meninggal dunia simpanan akan dibayarkan kepada ahli warisnya. Dalam hal penyimpanan terdiri dari dua orang atau lebih, berlaku ketentuan - ketentuan sebagai berikut : g. Apabila salah satu penyimpan meninggal dunia, simpanan menjadi pemilik penyimpan yang masih hidup. h. Apabila salah satu penyimpan atau lebih melarang pembayaran pada yang lain, simpanan tidak akan dibayarkan kepada penyimpan mananpun, kecuali penyimpan sudah menyelesaikan perkaranya. i. Untuk kepentingan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami dan dalam rangka pemanfatan uang tersebut, penyimpan menyetujui bahwa simpanan sukarela akan dibayarkan kembali hanya pada tanggal jatuh tempo seperti dinyatakan dalam nota ini. Penarikan atas jumlah tersebut, baik untuk seluruhnya atau untuk sebagian sebelum jatuh tempo dengan sendirinya menjadi tidak dapat dilakukan.

16 58 j. Pada saat melakukan penyetoran simpanan. Dimana penyimpan mencantumkan cara pembayaran simpanan agar langsung dipindah bukukan ke simpanan yang dituntuk, maka Baitul Maal wat Tamwil Alfataa Ulujami pada saat jatuh tempo akan langsung melakukan instruksi tersebut dan dengan demikian tanda simpanan sukarela yang dipegang penyimpan menjadi tidak berlaku lagi. k. Kadar keuntungan simpanan akan dibayarkan tiap bulan atau pada tanggal jatuh tempo sesuai dengan keinginan penyimpan. l. Untuk simpanan sukarela yang telah jatuh tempo, tidak diberikan kadar keuntungan lagi, dan diperhitungakan sebagai titipan/simpanan yaddlomana, namun penyimpan tetap memberikan ijin kepada Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami untuk memanfaatkan uang tersebut sampai dengan ditariknya uang tersebut. m. Simpanan sukarela yang dibuka secara atau dalam bentuk AUTO MATIC ROLL OVER, pada saat jatuh tempo, secara otomatis akan diperpanjangkan sesuai dengan periode sebelumnya, dan kadar keuntungan periode selanjutnya akan ditentukan sesuai dengan kesanggupan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami. n. Selain syarat - syarat diatas, penyimpan sepakat untuk juga mentaati peraturan - peraturan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami lainnya, sepanjang menyangkut transaksi simpanan sukarela dengan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami Wawancara dengan Bapak Akrom selaku bagian pembiayaann di kantor Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami 6 april 2016, jam 09:00

17 Komparasi Pelaksanaan Simpanan Berjangka dan Simpanan Sukarela Berjangka Bagi Hasil Deposito Mudharabah di Baitut Tamwil Muhammadiyah Comal dengan Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami Dari hasil penelitian tersebut, maka penulis dapat memberikan sedikit kejelasan mengenai komparasi pelaksanaan simpanan dengan sistem bagi hasil di BTM Comal dengan BMT Al-fataa Ulujami dari kedua koperasi simpan pinjam tersebut, antara lain sebagai berikut: Teknik Bagi Hasil Deposito Mudharabah di BMT Al-fataa Ulujami tidak menggunakan Akad Mudharabah melaikan menggunakan Akad Wadiah yad-dhamanah. Prinsip Wadiah di BMT Al-fataa Ulujami antara lain sebagai berikut : 1. Pengertian dan Rukun Wadiah Wadiah dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya. Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untuk menjaga keselamatan barang itu dari kehilangan, kemusnahan, kecurian dan sebagainya. Yang dimaksud dengan barang disini adalah suatu yang berharga seperti uang, barang, dokumen, surat berharga, barang lain yang berharga disisi Islam. Adapun rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan prinsip wadiah adalah antara lain sebagai berikut : a. Barang yang dititipkan b. Orang yang menitipkan/penitip c. Orang yan menerima titipan/penerima titipan

18 60 d. Ijab Qabul Jenis Wadiah dibedakan dalam dua jenis yaitu antara lain sebagai berikut : a. Wadiah yad-amanah titipan dimana penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip. Untuk memberikan gambaran diberikan ilustrasi sederhana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : Yazid seorang tiggal di Jakarta ingin pergi ke Bandung dengan menggunakan kereta api. Untuk menuju stasiun Gambir Jakarta ia menggunakan sepeda motor. Sesampainya di stasiun gambir Yazid kemudian menitipkan sepeda motor pada tukang parker dan atas penitipan tersebut Yazid membayar biaya parkir. Tukang parkir harus menjaga amanah dan tidak diperkenankan untuk menggunakan sepeda motor Yazid. Contoh di atas merupakan ilustrasi Wadiah yad-amanah, yang dalam digunakan mekanisme oleh BMT Al-fataa Ulujami diaplikasikan dalam produk safe deposit box. BMT Al-fataa Ulujami tidak diperkenankan untuk mempergunakan atau mengambil manfaat dari barang yang ada pada safe deposit box tersebut, sehingga imbalan bank syariah menerima fee. b. Wadiah yad-dhamanah titipan dimana barang titipan selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan. Untuk memberikan gambaran diberikan ilustrasi sederhana yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh : Hakim seorang tiggal di Jakarta ingin pergi ke Bandung

19 61 dengan menggunakan kereta api. Untuk menuju stasiun Gambir Jakarta ia menggunakan sepeda motor. Sesampainya di stasiun gambir Hakim kemudian menitipkan sepeda motor pada tukang parkir dan atas penitipan tersebut Hakim membayar biaya parkir. Pada saat menitipkan tersebut kepada tukang parkir Hakim mengatakan bahwa sepeda motor dapat dipergunakan untuk ngojek, tetapi sewaktu-waktu Hakim datang untuk mengambil sepeda motor harus ada dan utuh seperti semula. Yang menjadi pertanyaan : Apakah Hakim sebagai pemilik sepeda motor mendapat bagian dari hasil ojek yang dilakukan oleh tukang parkir? Dan apakah tukang parkir harus membayar imbalan kepada Hakim dan bagaimana resiko atas sepeda motor tersebut. Jawabannya adalah pertama, Hakim sebagai pemilik sepeda motor tidak mendapat bagian dari hasil ojek yang dilakukan oleh tukang parkir (karena titipan dan bukan bagi hasil). Kedua tukang parkir tidak harus memberikan imbalan kepada Hakim dan semua resiko yang timbul atas sepeda motor adalah tanggung jawab tukang parker. Jika tukang parkir memberikan imbalan dari sebagian hasil ojek maka hal tersebut merupakan kebijakan tukang parkir. Contoh di atas merupakan ilustrasi Wadiah yad-dhamanah, yang dalam perbankan syariah diaplikasikan untuk produk giro dan tabungan. Pemiulik rekening giro wadiah dan pemilik rekening tabungan wadiah menitipkan dananya kepada bank syariah sebagai tukang parkir (penerima titipan). Untuk itu pemegang rekening wadiah harus membayar biaya penitipan dan bank syariah sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk memberikan imbalan. Namun

20 62 atas kebijakannya bank syariah dapat memberikan imbalan yang sering disebut bonus kepada penitip dengan syarat sebagai berikut : 1) Bonus merupakan kebijakan (hak prerogatif) dari bank sebagai penerima titipan. 2) Bonus tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlah yang diberikan, baik dalam presentase maupun nominal (tidak ditetapkan dimuka). B. Tabungan Wadiah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan tentang tabungan wadiah (Fatwa, 2006) sebagai berikut: 1) Bersifat simpanan 2) Simpanan bisa adiambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan ( secara lisan ada kedua belah pihak). 3)Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (athaya) yang barsifat sukarela dari pihak Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami. Dalam surat ederan Baitul Maal wat Tamwil Alfataa Ulujami nomor 10/ 31/ DPbS tanggal 7 oktober 2008, perihal: Produk Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami dan Unit Usaha Syariah dijelaskan tabungan Wadiah diatus sebagai berikut: a. Akad Wadiah Taransaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang bagi pihak yang

21 63 menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu. b. Fitur dan Mekanisme Tabungan atas dasar Akad Wadiah Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami bertindak sebagai penerima titipan dan nasabah bertindak sebagai penitip dana Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya cek/bilyed giro, biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukuan dan penutupan rekening. Baitul Maal wat Tamwil Alfataa Ulujami menjamin pengembalian dana titipan nasabah. Baitul Maal wat Tamwil Al-fataa Ulujami Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah. c. Perbandingan tabungan Mudharabah dan tabungan Wadi`ah adalah antara lain sebagai berikut : No perbandingan Tabungan Mudharabah Tabungan Wad iah 1 Sifat dana Investasi titipan 2 Penarikan Penarikan hanya dapat dilakukan pada periode atau waktu tertentu Dapat dilakukan sewaktu-waktu 3 Insentife Bagi hasil bonus 4 Pengembalian dana Tidak jaminan dikembalikan semua Dijamin dikembalikan semua

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Simpanan Berjangka (SIJANGKA) Di KJKS BMT Walisongo Semarang 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA) a. Syarat syarat pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA), antara lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH A. Perbandingan Konsep Simpanan Nusa dan Konsep Simpanan Berjangka Mudharabah Konsep merupakan rancangan atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller BAB IV PEMBAHASAN A. Teknis dan Proses Pembukaan dan Pencairan Warkat Deposito Syariah 1. Teknis dan proses pembukaan warkat deposito syariah Dalam pembukaan rekening deposito harus mempunyai buku tabungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA 83 BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA A. Mekanisme Produk Simpanan Berjangka (deposito) di

Lebih terperinci

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO Tugas 4 Kelompok : M. Abrar (20120730071) Ainil Fadhilah (20120730075) Serli (20120730080) Risdayanti (20120730081) GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO Giro merupakan salah satu instrumen dalam produk

Lebih terperinci

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

PRODUK PERHIMPUNAN DANA PRODUK PERHIMPUNAN DANA Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro (Yad Dhamanah)

Lebih terperinci

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Muthlaqah dalam Simpanan Zamani Berdasarkan Fatwa DSN-MUI menetapkan fatwa No. 03/DSN-MUI/IV/2000 tentang deposito, menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang Simpanan walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang Bandar Buat Padang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN Produk Tabungan Ziarah di KOPENA Pekalongan menggunakan akad Wadiah dengan prosedur

Lebih terperinci

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dari analisa yang penulis lakukan di perusahaan, baik dengan cara observasi maupun wawancara, dapat diketahui bagaimana Penerapan cara perhitungan bagi hasil Deposito Mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Produk SI RELA AULIA di KSPPS BMT Amanah Usaha Mulia (AULIA) Magelang. 1 1. Mekanisme Pembukaan Rekening Tabungan SI RELA AULIA. Langkah pertama dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA Nur Aeni 1, Erni Unggul SU 2, Galih Wicaksono 3 eunggulsu@gmail.com 123 D3 Program Studi Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah merupakan salah satu lembaga keuangan yang. melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanaan uang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah merupakan salah satu lembaga keuangan yang. melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanaan uang, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan adalah merupakan salah satu lembaga keuangan yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanaan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN BAB IV ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN Deposito ib Hasanah Dollar adalah simpanan dari pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Syariah yang ruang lingkupnya mikro seperti Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga keuangan yang ditumbuhkan dari peran masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Akad Mudharabah Pada Simpanan IJABAH Investasi Berjangka Mudharabah (IJABAH) adalah fasilitas penghimpunan dana dengan prinsip mudharabah mutlaqoh

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah. 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Konsep Mudharabah dalam Perbankan Syariah 1. Pengertian Mudharabah dan Implementasinya,(ب ب ( dharb Mudharabah berasal dari kata yang berarti memukul atau berjalan. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan BAB II LANDASAN TEORI A. WADI AH 1. Pengertian Wadi ah Dalam tradisi fiqih islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadi ah. Hal ini dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran BAB II LANDASAN TEORI 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran Menabung adalah tindakan yang di anjurkan oleh Islam, karena dengan menabung seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan koperasi dalam perekonomian Indonesia walaupun tidak menempati porsi besar akan tetapi perkembangannya mengalami kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pemberian Bonus Pada Produk Simpanan Mitra Sahabat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pemberian Bonus Pada Produk Simpanan Mitra Sahabat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pemberian Bonus Pada Produk Simpanan Mitra Sahabat (SMS) Di UJKS BMT Mitra Umat Pekalongan produk Simpanan Mitra Sahabat (SMS) merupakan salah satu produk unggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deposito BRISyari ah ib Deposito merupakan salah satu produk penyimpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai

Lebih terperinci

Question & Answer a T bu b nga g nku

Question & Answer a T bu b nga g nku Question & Answer TabunganKu 1. Apakah TabunganKu itu? Q & A TabunganKu atau TabunganKu ib adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank

Lebih terperinci

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga. FATWA DSN MUI Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro Pertama: Giro ada dua jenis: 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga. 2. Giro yang dibenarkan secara

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. pemilik dana itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian dananya untuk

BAB III PEMBAHASAN. pemilik dana itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian dananya untuk BAB III PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah Pada Simpanan Deposito 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah disebut juga qiradh yang berarti memutuskan. Dalam hal ini, si pemilik dana itu telah memutuskan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.15/DSN-MUI/IX/2000 A. Analisis Kesesuaian Metode Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah sebagai Produk Tabungan Rencana Pada Bank Mega Syariah Cabang Semarang Salah satu produk yang dikembangkan di Bank Mega Syariah Cabang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan beberapa hal pokok yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan memalui penelitian yang telah dilakukan di Bank BJB Cabang Surabaya, dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera ( UMS ). 1. Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera Prosedur pengajuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat tamwil Surya Parama Arta. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta a. Menjadi anggota BMT Surya Parama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia perbankan di indonesia. Perbankan syariah mulai diperkenalkan di indonesia dengan beroprasinya

Lebih terperinci

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. TUGAS MANAJEMEN DANA BANK SYARIAH NAMA KELOMPOK: 1. ADE DIAN SYAHPUTRA (20120730087) 2. IMAM SYAHRONI (20120730088) 3. SYAHRUDIN ANWAR (20120730100) 4. ANDRE EKO CAHYONO (20120730057) 5. NURKHOLIS MAJID

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka. (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka. (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo 49 BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo Kegiatan utama dari sebuah lembaga keuangan adalah penghimpunan dana, salah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank

BAB IV PEMBAHASAN. Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pelaksanaan Deposito ib Mudharabah Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan deposito ib mudharabah Bank Nagari Cabang Syariah Padang. 1. Prosedur Pembukaan Rekening a. Permohonan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary, artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian penjelasan di atas dapat di simpulkan : dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-jasa perbangkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian penjelasan di atas dapat di simpulkan : dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-jasa perbangkan. 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari uraian penjelasan di atas dapat di simpulkan : 1. Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH

ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH MONETER, VOL. I NO. 1 APRIL 214 ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH Indria Widyastuti Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA BAB II MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA BANK SYARIAH SUMBER DANA BANK SYARIAH Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, dengan masa pengendapan yang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA A. Analisis Praktik Penetapan Bonus Dalam Akad Wadi ah di Artha Group Jepara. Simpanan Artha Group

Lebih terperinci

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA PRODUK SYARIAH DI INDONESIA Semarang,21 Maret 2017 OLEH : Dr.Oyong Lisa,SE.,MM,CMA,Ak,CA,CIBA,CBV STIE WIDYA GAMA LUMAJANG BANK SYARIAH Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL 57 BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL A. Model Perhitungan Nisbah Bagi Hasil pada Simpanan Berjangka (Deposito)

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL. Kemudian berdasarkan keputusan MUKTAMAR MAMADIYAH periode ke-44

BAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL. Kemudian berdasarkan keputusan MUKTAMAR MAMADIYAH periode ke-44 46 BAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL A. Sejarah Pendirian dan Perkembangan KSP Syari ah BTM Comal berdiri pertama kali pada tanggal 22 juli 2000. Semula semua lembaga ini berkedudukan sebagai lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah IV.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah

Lebih terperinci

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA A. Sejarah Berdirinya Kospin Jasa Syariah Kospin jasa adalah sebuah koperasi simpan pinjam yang terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum Bank Konvensional II.1.1. Definisi Bank Konvensional Definisi Bank Konvensional menurut UU No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan Bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

Materi 6 Produk Penghimpunan Dana. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

Materi 6 Produk Penghimpunan Dana. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. Materi 6 Produk Penghimpunan Dana by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Kombinasi Akad Dapat dilakukan antara: 1. Akad tabarru dengan akad tabarru - Berorientasi non profit - Para pihak tidak boleh mengambil

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH 1 ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH Dian Pramana Universitas Negeri Surabaya Email: dianstark@gmail.com Abstract The

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. A. Gambaran Umum BTM Antasari Banjarmasin. 1. Latar Belakang Berdirinya BTM Antasari Banjarmasin

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. A. Gambaran Umum BTM Antasari Banjarmasin. 1. Latar Belakang Berdirinya BTM Antasari Banjarmasin 43 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA 1. Penyajian Data A. Gambaran Umum BTM Antasari Banjarmasin 1. Latar Belakang Berdirinya BTM Antasari Banjarmasin Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) adalah lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tahap-Tahap Perhitungan Bagi Hasil Pada Bank Syariah Mandiri, Tbk Bank Syariah memperoleh pendapatan untuk dibagi-hasilkan kepada pemegang rekening simpanan giro wadiah

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah BAB IV Analisis Hasil Penelitian A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah Pekalongan KJKS BMT Nurussa adah merupakan lembaga keuangan syariah yang mempunyai fungsi dan peranan

Lebih terperinci

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4)

Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) Konsep dan Perhitungan Bagi Hasil Bank Syariah Tri Irawati 4) ISSN : 1693 1173 Abstrak Bagi hasil dalam perhitungan pendapatan di Bank Syariah berbeda konsep dengan bank konvensional. Dalam bank syariah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH BAB IV PEMBAHASAN MASALAH A. Prosedur Produk Simpanan El Amanah di KSPPS BMT El Amanah Kendal Prosedur adalah suatu urutan tindakan atau kegiatan tata usaha yang biasanya menyangkut beberapa petugas dalam

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung, BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung, penulis ditempatkan di Kantor Pusat Bandung di bagian divisi

Lebih terperinci

Flowchart Deposito Di Bank

Flowchart Deposito Di Bank Flowchart Deposito Di Bank Disusun untuk Memenuhi Tugas Sistem Operasional Bank Syariah A Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI. Oleh : Meita Masfufah 20120730148 EKONOMI PERBANKAN ISLAM FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD BAI BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BMT AL-FATAA ULUJAMI, PEMALANG

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD BAI BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BMT AL-FATAA ULUJAMI, PEMALANG BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD BAI BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BMT AL-FATAA ULUJAMI, PEMALANG A. Analisis penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Modal Kerja di BMT AL-Fataa Ulujami,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Landasan Teori 1. Pengertian Akad Wadi ah Akad adalah ikatan yang terjadi antara dua pihak, yang satu menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian menimbulkan

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Bunga Pada Bank Konvensional (Non Syariah) 1. Penerapan sistem bunga pada bank konvensional Operasional perbankan konvensional sebagian besar ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera mempunyai beberapa produk pembiayaan. Salah satunya produk BMT Bina Ummat Sejahtera yaitu Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, pada masa ini masyarakat Indonesia telah sadar betapa pentingnya syariat islam dalam mengatur setiap kegiatan manusia tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan Lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Sebagai Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit BAB V PEMBAHASAN A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit II Tulungagung Pembiayaan yang ada di Lembaga Keuangan Syariah khususnya BMT Istiqomah merupakan kegiatan penyaluran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menghimpun dana dari masyarakat (funding), menyalurkannya kembali kepada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menghimpun dana dari masyarakat (funding), menyalurkannya kembali kepada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat (funding), menyalurkannya kembali kepada masyarakat (lending) serta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL. penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL. penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL Pada bab ini melakukan analisis dan pembahasan terhadap data yang diperoleh dari penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI (konvensional).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem bunga telah lama diterapkan dalam kegiatan perekonomian Indonesia, sedangkan sistem bagi hasil baru diperaktekan dalam perekonomian Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

KONSEP OPERASIONAL BANK SYARIAH

KONSEP OPERASIONAL BANK SYARIAH BAB III KONSEP OPERASIONAL PENGHIMPUNAN DANA BANK SYARIAH PRINSIP WADIAH 1). Mekanisme Kerja Al-Wadi ah ah Amanah : Titipan Barang Bebankan Biaya penitipan nya: Safe Deposit Box PRINSIP WADIAH 2). Skema

Lebih terperinci

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL Produk & Jasa Lembaga Keuangan Syariah Operasional Bank Syariah di Indonesia Penghimpunan Dana Penggunaan Dana Wadiah Mudharabah Equity Financing Debt Financing Giro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT. BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Padang Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT. Bank BNI Syariah Cabang Padang harus mengisi formulir

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah Terdapat tiga jenis pembiayaan di bank syariah yaitu: a. pembiayaan berbasis bagi hasil. b. pembiayaan berbasis jual beli. c. pembiayaan berbasis sewa beli. Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN 52 BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN TERSEBUT DENGAN FATWA DSN-MUI NO. 15/ DSN-MUI/ IX/ 2000 TENTANG PRINSIP DISTRIBUSI HASIL

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Pembiayaan Mudharabah berdasarkan PSAK No. 105 dan PAPSI 2003. 1. Kebijakan umum pembiayaan mudharabah PT Bank Syariah Mandiri menetapkan sektor-sektor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.343, 2014 KEUANGAN. OJK. Lembaga Keuangan. Mikro. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5622) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan di awali berdirinya Bank Syariah pada tahun 1992 oleh bank yang di beri nama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI), sebagai pelopor berdirinya perbankan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK MEGA SYARIAH CABANG SEMARANG. Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group sekarang berganti nama menjadi CT

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK MEGA SYARIAH CABANG SEMARANG. Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group sekarang berganti nama menjadi CT BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK MEGA SYARIAH CABANG SEMARANG 2.1 Sejarah Bank Mega Syariah Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum konvensional bernama PT Bak Umum Tugu yang berkedudukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO 59 BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO A. Analisis Pelaksanaan Akad Mudharabah Pada Simpanan Serbaguna di BMT Bismillah Sukorejo 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah di Indonesia, baik yang berbentuk bank undang-undang perbankan (UU No. 10 tahun 1998)

berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah di Indonesia, baik yang berbentuk bank undang-undang perbankan (UU No. 10 tahun 1998) 1 1. Latar belakang Di Indonesia, perkembangan bank syariah dirintis sejak diberlakukannya Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan. Undangundang tersebut mengnggunakan istilah bank bagi hasil untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap deposito mudharabah. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap deposito mudharabah. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini mengacu pada lima penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh tingkat suku bunga dan bagi hasil terhadap deposito

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS 3.1 Pengertian akad Wadi ah. Kata Wadi ah berasal dari wada a yaitu meninggalkan sesuatu. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut wadi ah,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL

BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL 42 BAB III STRATEGI PROMOSI PRODUK SIM A (SIMPANAN ANAK-ANAK) DI BMT CITRA KEUANGAN SYARIAH COMAL A. BMT Citra Keuangan Syariah Comal 1. Sejarah Berdirinya Dengan tujuan untuk membangun ekonomi masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Tabungan pada Bank Syariah Bukopin Capem UPI YPTK. Kegiatan Operasi, Skep.Dir.No : 197/Skep-DIR/BSB-JKT/VIII/2009

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Tabungan pada Bank Syariah Bukopin Capem UPI YPTK. Kegiatan Operasi, Skep.Dir.No : 197/Skep-DIR/BSB-JKT/VIII/2009 31 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Tabungan pada Bank Syariah Bukopin Capem UPI YPTK Padang 1. Pembukaan Tabungan Prosedur pembukaan tabungan terdapat pada buku Pedoman Kegiatan Operasi, Skep.Dir.No

Lebih terperinci

Flowchart Deposito. Tugas sistem operasional bank syariah Dosen : Gita Danupranata, S.E., M.M

Flowchart Deposito. Tugas sistem operasional bank syariah Dosen : Gita Danupranata, S.E., M.M Flowchart Deposito Tugas sistem operasional bank syariah Dosen : Gita Danupranata, S.E., M.M Anisa Kumala Dewi 20120730038 Dhea Aristika Putri 20120730043 Sukirno 20120730049 Asprilia Khalifa 20120730032

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil Koperasi syariah yang lebih dikenal dengan nama KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) dan UJKS (Unit Jasa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tinjauan pustaka yang dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini saya akan membahas perlakuan akuntansi pendapatan atas pembiayaan mudarabah pada bank

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. sebelumnya yaitu jenis penghimpunan dana berdasarkan prinsi wadiah pada PT Bank

BAB IV PEMBAHASAN. sebelumnya yaitu jenis penghimpunan dana berdasarkan prinsi wadiah pada PT Bank BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan membahas secara detail dan menyeluruh mengenai hasil penelitian sehingga mendapatkan jawaban dari masalah penelitian yang ada pada bab sebelumnya yaitu jenis penghimpunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARI AH. Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum

BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARI AH. Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum 9 BAB II GAMBARAN UMUM BANK MEGA SYARI AH 2.1 Sejarah Bank Mega Syari ah 1 Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank umum konvensional bernama PT Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga

Lebih terperinci