BAB 2 LANDASAN TEORI. Tulisan braille dikembangkan oleh Louis Braille pada tahun Braille

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Tulisan braille dikembangkan oleh Louis Braille pada tahun Braille"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Braille Tulisan braille dikembangkan oleh Louis Braille pada tahun Braille merupakan sistem tulisan yang terdiri dari titik-titik timbul yang dimaksudkan untuk memungkinkan tunanetra membaca dengan cara diraba menggunakan ujung-ujung jari. (Didi Tarsidi 24 Juni 2008 Sistem Tulisan Braille internet) Tunanetra menurut definisi Jernigan (1994) adalah An individual may properly be said to be "blind" or a "blind person" when he has to devise so many alternative techniques - that is, if he is to function efficiently - that his pattern of daily living is substantially altered. ( Teknik yang sering digunakan oleh para tunanetra untuk membaca adalah dengan memanfaatkan indera pendengaran serta indera peraba, misalnya dengan menggunakan tulisan braille. Braille pada mulanya tersusun dari 6 titik seperti pada gambar 2.1. Namun tulisan braille dengan format enam titik memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak dapat membedakan antara huruf kapital dan huruf kecil jika hanya menggunakan 1 karakter. Penulisan angka memerlukan karakter tambahan untuk membedakan antara angka dan huruf. Tulisan dengan enam titik hanya memiliki kombinasi karakter yang dapat dimunculkan sebanyak 64 buah kombinasi saja. Oleh karena itu sistem tulisan braille 5

2 6 saat ini dikembangkan menjadi sistem 8 titik, dengan demikian kombinasi yang dapat dibentuk dari sistem 8 titik adalah 256 karakter seperti pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Sistem 6 titik dan sistem 8 titik Ada 4 buah format braille, format tersebut antara lain Literary Braille Code, the Nemeth Braille Code, Computer Braille Code (CBC), and the Music Braille Code. Format braille tersebut berfungsi untuk merepresentasikan tulisan-tulisan yang berbeda. Literary Braille Code digunakan untuk literatur fiksi dan non fiksi. the Nemeth Braille Code digunakan untuk merepresentasikan simbol matematika yang tidak terdapat pada literary Braille Code serta untuk penulisan persamaan-persamaan matematika. Computer Braille Code digunakan untuk menuliskan catatan-catatan yang berhubungan dengan komputer, Music Braille Code digunakan untuk merepresentasikan simbol simbol dalam musik. Perbedaan perbedaan kode braille yang ada membuat The Braille Authority of North America (BANA) mengembangkan format Unified Braille Code (UBC) yang berbasiskan 8 titik yang dapat merepresentasikan 256 simbol yang berbeda yang digunakan pada penelitian ini. ( Hasil penelitian Simon & Huertas (1998) menunjukkan bahwa kecepatan membaca rata-rata tunanetra pembaca Braille yang berpengalaman adalah kata per menit dibandingkan dengan kata per menit untuk manusia yang membaca secara visual. Gambar 2.2 merupakan simbol yang dibentuk dari Unified braille code (UBC)

3 7 Gambar 2.2 Unified Braille Code dengan 8 titik 2.2. Refreshable Braille Display Refreshable braille display merupakan suatu transducer yang dapat menampilkan huruf dan atau angka braille sesuai dengan data yang diterima. Display tersebut digunakan untuk menampilkan karakter dalam satu baris, tergantung pada jumlah cell dari setiap baris, umumnya antara karakter. Gambar 2.3 merupakan contoh refreshable braille display yang terdiri dari 42 karakter.

4 8 Gambar 2.3 Refreshable Braille Display Tegangan akan diubah menjadi perubahan bentuk secara mekanik pada braille cell. Hal ini dimungkinkan akibat dari bahan piezoactuator. Piezoactuator merupakan bahan yang dapat berubah bentuk apabila diberikan tegangan listrik. Bekerja secara dua arah, tekanan menghasilkan tegangan dan sebaliknya tegangan akan menyebabkan perubahan bentuk. Gambar 2.4 menunjukan cara kerja dari piezzo actuator. piezzo electric ditemukan oleh Jacques dan Pierre Curie bersaudara pada tahun Gambar 2.4 Keadaan bahan Piezzo actuator saat sebelum dan sesudah diberi arus

5 9 Gambar 2.5 Modul braille cell B11 Gambar 2.5 menunjukkan salah satu modul Braille cell B11 produksi metec. Modul Braille cell B11 tersusun dari shift register 8 bit untuk mengendalikan 8 titik serta tombol masukan. Pengiriman data pada modul B11 dilakukan secara serial dengan protokol komunikasi Serial Interface peripheral (SPI). Gambar 2.6 menujukkan blok diagram sebuah braille cell B11 Din Strobe Dout Clock High Voltage Input Gambar 2.6 Pin Braille cell B11 Data yang masuk ke shift register terjadi saat sinyal strobe bernilai low. Saat strobe mengalami transisi rising edge maka data pada shift register akan ditampilkan ke output dan data tertahan. Ketika strobe bernilai high maka input button akan tertahan dan clock selajutnya akan mengeluarkan data pada pin Dout. Data Dout berubah saat transisi falling edge pada clock. Pembacaan data pada button tanpa pengiriman data baru dapat dilakukan

6 10 dengan cara membuat pin clock dalam keadaan high dan strobe berubah dari low ke high Serial Peripheral Interface (SPI) Gambar 2.7 Komunikasi SPI dengan master dan slave yang saling bebas Serial peripheral interface atau SPI bus adalah komunikasi data serial sinkron yang dinamakan oleh Motorola dan dapat dioperasikan secara full duplex. Pada SPI, alat yang berkomunikasi dibedakan menjadi master dan slave. Pada komunikasi ini dimungkinkan terdapat banyak slave dengan menggunakan jalur SS. Gambar 2.7 menunjukan komunikasi SPI antara master dengan banyak slave dengan pin SS untuk memilih slave. Gambar 2.8 merupakan timing diagram dari komunikasi SPI. Pada komunikasi SPI terdapat jalur MOSI, MISO, SCK dan SS. Master mengatur polaritas clock (CPOL) dan fase clock (CPHA) dalam berkomunikasi. Jika CPOL =0 maka clock akan low saat idle sedangkan jika CPOL = 1, maka clock akan high saat idle. CPHA akan

7 11 menentukan waktu sampling saat komunikasi berlangsung. Jika CPHA= 0 dan CPOL=0 maka data disampling ketika clock rising dan data pada jalur MOSI/MISO berubah ketika clock falling. Jika CPHA= 0 dan CPOL=1 maka data disampling ketika clock falling dan data pada jalur MOSI/MISO berubah ketika clock rising. Jika CPHA =1 dan CPOL=0 maka data disampling ketika clock falling dan data pada jalur MOSI/MISO berubah ketika clock rising. Jika CPHA =1 dan CPOL=1 maka data disampling ketika clock rising dan data pada jalur MOSI/MISO berubah ketika clock falling.saat komunikasi akan dimulai maka master akan memberikan sinyal low pada jalur SS. Data dikirim dari master ke slave melalui jalur MOSI dengan sinkronisasi clock pada jalur SCK. Secara bersamaan data dari slave akan diterima oleh master melalui jalur MISO. Gambar 2.8 SPI Timing Diagram 2.4. MultiMedia Card (MMC) MMC merupakan sebuah flash memory card yang memiliki ukuran 24 mm x 32 mm x 1,4 mm, yang digunakan untuk media penyimpanan. Pada awalnya MMC hanya

8 12 dapat digunakan untuk satu bit serial interface. Namun pada MMC versi 4.3 dapat mengirim 4 atau 8 bit data pada waktu yang bersamaan. MMC memiliki 7 pin serial interface dan 2 protokol untuk komunikasi yaitu MMC mode dan SPI mode. Keduanya memiliki kecepatan maksimum clock sebesar 20 MHz. Konfigurasi pin pada MMC ditunjukan pada gambar 2.9. Nomor pin Nama Tipe Fungsi pin 1 CS Input Chip Select 2 DI Input Data Input 3 VSS Supply GND 4 VDD Supply VCC 5 SCLK Input Clock 6 VSS2 Supply GND 7 DO Output,PushPull Data Output Tabel 2.1 Fungsi pin MMC pada SPI mode Gambar 2.9 Konfigurasi pin MMC

9 Fitur- fitur MMC Clock Frequency Dengan clock frekuensi yang maksimum dari 20 MHz sampai 26 MHz dan 52 MHz memungkinkan pemindahan data yang cepat. Beroperasi pada mode 52 MHz x 8 bit, data dapat dipindahkan hingga 52 MBps (416 Mbits/sec), yang berarti 20 kali lebih cepat dibandingkan standar MMCA versi Bus Width yang Lebar Pada versi 4.0 MMC mobile memiliki bus width dengan perkalian yang baru (x1, x4, atau x8) memungkinkan host untuk merancang secara fleksibel. MMCmobile merupakan standar memory card berukuran kecil yang dapat dioperasikan pada tegangan ganda 3 / 3.3 volt dan 1,8 volt. (sumber : jurnal tekno halaman 25-30) 2.6. Register Pada MMC terdapat beberapa internal register. Setiap internal register memiliki fungsi yang berbeda. Pada beberapa MMC produksi seperti Sandisk atau Hitachi terdapat beberapa internal register yang tidak tersedia. Secara umum terdapat 6 buah register yaitu : a. Operation Condition Register (OCR) OCR memiliki panjang 32 bit. OCR memberikan informasi pada host mengenai tegangan VDD pada MMC card. Tiap kenaikan 1 bit pada OCR mewakili kenaikan 100mV pada VDD.

10 14 b. Card Identification Register (CID) Register CID memiliki panjang 128 bit. Register CID memberikan informasi pada host mengenai ID dari MMC. Register CID tidak dapat ditulis oleh host, dan telah dibuat / ditentukan oleh produsen. c. Relative Card Address Register (RCA) Register RCA digunakan untuk menentukan alamat relatif pada mode MMC. Register RCA memiliki besar 16bit, maka alamat relatif yang mungkin adalah 0h sampai FFFFh. Pada mode SPI register RCA tidak dapat digunakan. Signal CS digunakan untuk memilih MMC dalam komunikasi secara SPI. d. Card Specific Data Register (CSD) Register CSD memiliki besar 128 bit. CSD berisi informasi mengenai versi Multimedia Card Ascociation (MMCA) yang digunakan pada kartu. CSD juga menginformasikan besar kapasitas MMC, kelas-kelas perintah yang didukung, waktu akses, besar blok data yang dapat dikirim/diterima. e. Driver Stage Register (DSR) DSR merupakan register 16 bit yang digunakan untuk mengatur kemampuan bus drive. f. Status Register Status register memiliki besar 32 bit. Status register berfungsi untuk menyatakan status error dari MMC pada saat berkomunikasi pada mode MMC Command Tabel 2.2 Format perintah pada SPI mode

11 15 Tabel 2.2 merupakan format perintah yang dikirimkan pada SPI mode dari host ke MMC. Bit ke 47 merupakan start bit yang selalu bernilai 0. Bit ke 46 bernilai 1 untuk menandakan perintah dari host. Bit 45 sampai bit 40 merupakan command yang dikirim. Nilai command diambil dari CMD yang dikirimkan. Bit selanjutnya yaitu bit 39 sampai bit 8 merupakan argumen yang diberikan sesuai dengan CMD yang dikirimkan. Bit 7 sampai 1 merupakan CRC7, pada SPI mode CRC7 digunakan hanya pada saat pengiriman CMD0 sedangkan pada perintah lainnya CRC7 tidak diperhatikan dan dapat berupa data sembarang. Untuk mengirimkan perintah CMD13 maka bit ke-47 sampai ke-40 bernilai (4Dh). Bit ke-47 merupakan start bit, bit ke-46 merupakan perintah dari host, dan bit ke-45 sampai bit ke-0 merupakan nilai 13 pada CMD13. Pada CMD 13 tidak memerlukan argumen maka argumen diberi nilai 00h. Pada CMD13 CRC tidak diperhatikan dan bit ke 0 merupakan end bit yang bernilai 1. Jadi untuk mengirimkan CMD13 maka perlu dilakukan SPI sebanyak 6 kali yaitu mengirimkan 4Dh, 00h, 00h, 00h, 00h, dan 95h 2.8. Responses Perintah yang telah dikirim pada MMC, akan ditanggapi dengan respon tertentu. Respon selalu diawali dengan MSB menuju LSB. Terdapat 5 buah tipe respon yaitu R1, R2, R3, R4, dan R5. Tiap respon memiliki panjang bit data yang berbeda. Pada mode MMC, respon yang diberikan berbeda dengan respon pada mode SPI. Data respon pada mode MMC lebih panjang daripada data respon pada mode SPI.

12 Mode SPI Mode SPI merupakan salah satu protokol yang dapat digunakan dalam komunikasi antara host dengan MMC. Pada mode SPI, perintah dikirim dalam bentuk blok data. Besar data yang dikirim merupakan data sebesar 8 bit yang dikirimkan secara berurutan. Perintah pada mode SPI sama dengan perintah mode MMC. Namun terdapat beberapa perintah pada mode MMC yang tidak dapat digunakan pada mode SPI. Pada mode SPI CRC tidak digunakan dalam pengiriman dan penerimaan data. Namun CRC tetap disertakan dengan nilai sembarang pada pengiriman perintah ataupun data dalam komunikasi mode SPI Format respon pada mode SPI Berbeda dengan MMC mode pada SPI mode, panjang data respon yang diberikan MMC ke host lebih sedikit. Berikut format R1 atau R1b pada SPI mode : Gambar 2.10 Format respon R1 pada SPI mode Respon R1 atau R1b pada mode SPI terdiri dari 8 bit dimana tiap bit mewakili kondisi yang terjadi pada MMC sesuai dengan gambar Respon R1 digunakan pada

13 17 semua perintah pada mode SPI kecuali pada perintah CMD13. Pada perintah CMD13, respon yang diberikan respon R2 yang memiliki format seperti gambar Gambar 2.11 Format respon R2 pada SPI mode Perintah CMD13 (SendStatus_CMD) yang telah diterima MMC akan ditanggapi dengan respon R2. Respon R2 terdiri dari 16 bit data, dimana 8 bit data pertama merupakan R1 sedangkan 8 bit data kedua merupakan status dari MMC Format Token Pada pengiriman perintah ataupun penerimaan blok data digunakan suatu struktur yang disebut dengan token untuk menunjukan data dan respon dari MMC. Terdapat 3 tipe token yaitu data token, data_response token, dan data_error token.

14 Data Token Blok data yang dikirim/diterima oleh host dikirim dengan MSB terlebih dahulu. Blok data pada mode SPI disebut dengan data token. Data token terdiri dari Start Block token (1byte) blok data (1 byte atau lebih) dan nilai CRC (2byte). Berikut tipe-tipe token yang diberikan MMC dalam transaksi data. Tipe Token Tipe transaksi Nilai (hex) Start Block Single Block read Multiple block read Single Block write Multiple block write FE FE FE FC Stop Tran Multiple block write (end) FD Tabel 2.3 Nilai Start Block dan Stop Tran Data_response token Setelah menerima data token, MMC akan merespon dengan 1byte data_response token. Berikut nilai tiap bit pada data_response token : Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0 X X X 0 Status 1 Tabel 2.4 Format data respon Status : 010=Data diterima 101=CRC error 110=Write error

15 Data_error token Data_error token memiliki besar 8 bit data. Data_error token diberikan MMC karena terjadi error pada proses pengiriman data. Format dari data_error token dapat dilihat pada gambar Sistem file Gambar 2.12 Format token untuk data_error Setiap aplikasi dalam komputer pada umumnya perlu menyimpan informasi dan menggunakan kembali informasi tersebut. Ketika sebuah proses sedang berjalan, proses tersebut dapat menyimpan sejumlah informasi pada space address sendiri. Permasalahan yang terjadi ketika menyimpan informasi pada space address tersendiri adalah kapasitas penyimpanan informasi terbatas pada ukuran dari virtual space address. Untuk aplikasi yang tidak memerlukan kapasitas penyimpanan yang besar, mungkin hal tersebut tidak menjadi masalah, namun bagi beberapa aplikasi besar seperti pada pemesanan tiket penerbangan dan banking kapasitas penyimpanan data tidak akan cukup. Permasalahan kedua ketika menyimpan informasi langsung dalam space address proses yang sedang berjalan adalah ketika proses tersebut telah berhenti berjalan,

16 20 informasinya akan hilang. Untuk aplikasi seperti database, informasi yang disimpan terkadang harus tetap ada untuk jangka waktu yang cukup lama. Permasalahan ketiga adalah seringkali multiple akses perlu untuk mengakses informasi atau bagian dari informasi secara bersamaan. Contoh jika ada sebuah directory online telephone yang disimpan dalam sebuah space address dari single proses, maka hanya single proses tersebut saja yang dapat mengaksesnya. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan membuat informasi tersebut bersifat independent atau bebas dari proses manapun dengan cara menyimpan informasi dalam disk atau media eksternal lainnya dalam unit yang disebut dengan file. Ketika telah menyimpan informasi dalam unit-unit file maka proses lain dapat membaca atau bahkan menulis informasi yang baru bila diperlukan. File dikelola oleh sistem operasi. Bagaimana suatu file distrukturkan, dinamakan, diakses, digunakan, diproteksi, dan diimplementasikan adalah tugas utama dari sistem operasi. Seluruh bagian sistem operasi yang berhubungan dengan file disebut dengan sistem file. Sistem file mengatur isi data ke dalam kelompok-kelompok yang disebut dengan cluster. Dalam sebuah cluster terdiri dari sector-sector yang merupakan kumpulan dari byte-byte. Sistem File dapat diklasifikasikan menjadi disk file system, network file system, dan special purpose file systems Disk File System Disk file system adalah sistem file yang dikhususkan untuk mengatur penyimpanan file dalam media penyimpanan data, yang kebanyakan digunakan pada

17 21 disk drive yang baik secara langsung maupun tidak langsung terhubung dengan komputer. Contoh dari disk file system adalah FAT 12, FAT 16, FAT 32, dan NTFS Network file system Network file system adalah sebuah sistem file yang berfungsi sebagai client dalam sebuah remote file access protocol, mengatur akses file ke server. Contoh dari network file system adalah NFS, AFS, dan SMB Special Purpose File System Special Purpose File System pada dasarnya adalah sistem file yang hanya ditujukan untuk tujuan tertentu saja. Sistem yang temasuk dalam kategori Special purpose file system adalah file-file yang diatur secara dinamis oleh software, ditujukan untuk tujuan seperti komunikasi antar computer process atau temporary file space. Jenis-jenis sistem file yang terdapat dalam sistem operasi windows antara lain File Allocation Table (FAT) dan New Technology file System (NTFS). File system FAT merupakan evolusi dari file system MS-DOS yang berdasar pada 86-DOS. File system MS-DOS yang ada sebelum file system FAT (FAT 12 dan FAT 16) memiliki beberapa keterbatasan seperti keterbatasan panjang dari file, keterbatasan dalam jumlah entry di root directory dari sistem file dan adanya keterbatasan dari ukuran format disk atau partisinya. Khusus FAT 12 dan FAT 16 memiliki batas 8 karakter untuk file name dan 3 karakter untuk extension. VFAT merupakan perluasan untuk FAT12 dan FAT 16 yang dikenalkan pada windows NT 3.5 dan kemudian dimasukkan pada windows 95, mengijinkan Long File Name (LFN).

18 FAT 16 FAT 16 hanya dapat digunakan dalam sistem yang memiliki media penyimpanan dengan rentang kapasitas penyimpanan antara 16MB hingga 2 GB. Setiap FAT16 memiliki komponen sebagai berikut : a. Reserved region, yang mengandung boot sector b. FAT region, yang berisi 2 copy dari table FAT c. Root directory region d. File dan directory data region yang menyimpan file dan subdirectory Reserved region Daerah pertama dari volume FAT16 adalah reserved region yang berisi sector tunggal yang disebut dengan boot sector. Alamat dari boot sector didapat dari nilai LBA (Load Boot Address) yang disimpan pada tabel partisi MBR (Master Boot Record). Pada media yang tidak memiliki MBR, maka sector pertamanya akan ditempati oleh boot sector. Boot sector berisi sebuah BPB (BIOS Parameter Block), yang berupa reserve area untuk boot code dan boot signature BIOS Parameter Block Tabel 2.5 menunjukkan informasi 62 byte pertama dalam boot sector FAT 16. Secara umum data yang termasuk dalam BPB terletak pada byte 11 sampai byte 35, meskipun byte-byte sisanya masuk ke dalam boot sector namun byte-byte tersebut bukan bagian dari BPB. Informasi yang disimpan dalam BPB memungkinkan komputer untuk menemukan daerah tabel FAT, root directory, dan data area ( area isi file dan directory).

19 23 Byte 13 dalam BPB menginformasikan berapa banyak sector yang ada pada cluster data. Setiap cluster menampung data milik single file. Sebuah file yang besar dapat menggunakan multiple cluster. Space extra pada akhir cluster dari akhir sebuah isi file tidak dapat digunakan oleh file lain. Pemilihan besarnya ukuran cluster tergantung pada aspek efisiensi akses atau efisiensi penggunaan pada media penyimpanan. Semakin besar ukuran cluster maka pengaksesan file dengan ukuran yang besar akan semakin efisien juga karena file system software akan membutuhkan lebih sedikit pencarian cluster dan pengaksesan cluster. Sebuah ukuran cluster yang kecil akan menghabiskan lebih sedikit space, khususnya ketika banyak file-file yang berukuran kecil. Untuk kompatibilitas yang maksimum dengan mass-storage host software, beberapa ítems dalam FAT16 boot sector membutuhkan recommended value, seperti yang ditunjukkan pada keterangan tabel 2.5. Secara teoritis semua nilai yang ada dalam boot sector, kecuali jumlah dari reserve sector dapat beragam, namun apabila berbeda dari recommended value-nya maka memungkinkan terjadi masalah pada beberapa host. Byte Deskripsi Ukuran (byte) Keterangan 0 Jump instruction to boot code 3 For bootable media, byte zero contains EBh or E9h for an x86 unconditional jump. Set to 00h for non-bootable media 3 String that identifies the operating Use MSWIN4.1 for maximum 8 sistem that formatted the media compatibility 11 Number of bytes per sector 2 Use 512 for maximum compatibility. 13 Number of sectors per cluster 1 Allowed value are

20 24 1,2,4,8,16,32,64, and 128. For maximum compatibility, cluster size must be 32K or less 14 Number of reserve d sectors 2 Must be 1 16 Number of FATs (identical copies) 1 Use 2 for maximum compatibility 17 Maximum number of entryes in the Use 512 for maximum 2 root directory compatibility 19 Total number of sectors if less than The total nmber of sectors in the 2 32K media if less than 32K. 21 Media descriptor 1 Use F8h for non-removable media and F0h for removible media. This value is also stored in the first byte of cluster zero but is generally unused in both locations. 22 Number of sectors per FAT 2 The number of sectors in one FAT 24 Number of sectors per track 2 Not used in LBA 26 Number of heads 2 Not used in LBA 28 Number of hidden sectors 4 The number of hidden sectors that precede the partisi that contains this FAT volume. Operating sistem spesific. Zero if the media doesnt have an MBR sector 32 Total number of sectors 4 The total number of sectors in the volume if 32K or greater. The count begins with the boot sector and includes all region. Otherwise zero 36 Logical drive number of the partisi 1 Operating sistem spesific

21 25 37 Reserved 1 00h 38 Extended boot signature 1 39 Volume serial number 4 Set to 29h if the three fields below are present Typically created using the date and time formatting 43 Volume label 11 Text that identifies the volume 54 File sistem type 8 FAT16 or FAT. Not used to determine the file sistem type. Tabel 2.5 Informasi boot sector pada FAT16 (sumber : USB mass storage : designing and programming devices and embedded hosts) Lokasi dari nilai yang menginformasikan jumlah sector dalam volume dapat beragam tergantung dari kapasitas volumenya. Jika kurang dari 32KB, nilainya dalam 2 byte mulai pada byte ke 19 di BPB. Jika lebih kecil atau sama dengan 32KB, nilainya akan sebesar 4 byte dimulai pada byte ke 32. Offset 0 dapat berisi instruksi untuk loncat ke boot code. FAT16 volume pada umumnya berisi Ebh 3Ch 90h, yang berarti loncat sejauh 60byte ke boot code., yang dimulai pada byte 3Eh di BPB. Ebh adalah instruksi jump, 3Ch (60) adalah ukuran jauhnya loncatan (dalam satuan byte), dan 90h adalah NOP (no operation). Byte yang dimulai pada alamat offset 54 menyimpan text yang mengidentifikasikan file system, namun program code seharusnya tidak mepercayai text ini untuk mengidentifikasi file sistem. Pemilihan jenis file sistem tergantung pada jumlah cluster data di volume Boot Code Alamat offset 62 sampai 509 menyimpan informasi boot code (448 byte). Jika tabel partisi mengindikasikan bahwa volumenya bersifat bootable, pada boot up,

22 26 executable code pada MBR loncat ke boot code pada volume boot sector. Boot code akan me-load sistem operasi Boot signature Pada boot sector yang benar, byte ke 510 akan bernilai 55h dan byte ke 511 akan bernilai AAh. Untuk media yang jumlah SectorperClusternya lebih besar dari 512 byte, pada byte ke 510 akan bernilai 55h dan byte ke 511 juga akan bernilai AAh meskipun bukan merupakan byte terakhir dari sector File Allocation Table File Allocation table dalam sistem tabel FAT 16 secara umum memiliki 2 kopi yang saling identik satu sama lainnya. Setiap tabel FAT memiliki 16 bit entry untuk setiap volume cluster data Root Directory Region Pada FAT16 volume, sector setelah tabel FAT adalah root directory. Root directory secara umum mampu menyimpan sampai 512 entry dimana masing-masing entry dibagi menjadi per 32 byte. Jika ukuran SectorperClusternya adalah 512 byte, maka root directory membutuhkan 32 sector. Root directory menyimpan informasi mengenai file dan subfolder File dan Directory Data Region Sector setelah root directory dikelompokkan ke dalam cluster data. Sebuah cluster data dapat berisi satu atau lebih sector. Karena tabel FAT memiliki informasi entry untuk setiap cluster dan dua entry pertama sudah digunakan untuk tujuan lain,

23 27 maka cluster data pertama dimulai pada cluster kedua, sedangkan sisanya akan berurutan mulai dari cl uster tiga dan seterusnya. File dan subdirectory disimpan di dalam cluster FAT 32 FAT 32 adalah pilihan sistem file untuk kapasitas media penyimpanan yang lebih besar yang tidak dapat didukung oleh FAT16. Sistem FAT32 juga memiliki keuntungan lain, seperti tidak adanya batasan pada ukuran root directory dan ketersediaan informasi tambahan untuk memperbaiki kerusakan media dan menemukan cluster kosong secara cepat Reserved Region Region pertama pada volume FAT 32 adalah reserved region yang berisi boot sector, sebuah struktur FSInfo yang berisi informasi untuk membantu menemukan free cluster, dan sebuah backup copy dari boot sector Boot Sector Sama seperti FAT16, boot sector dimulai pada nilai LBA yang disimpan di dalam entry volume pada tabel partisi. Tabel 2.5 menunjukkan 90 byte pertama dalam FAT32 boot sector. Byte ke 11 sampai byte ke 63 merupakan bagian dari BPB (BIOS Parameter Block), sedangkan byte-byte sisanya adalah bagian dari boot sector namun tidak termasuk ke dalam BPB. Dibandingkan dengan FAT 16, FAT 32 memiliki beberapa perbedaan seperti: a. Jumlah dari reserved sector pada byte ke 14 secara umum adalah 32 bukannya 1

24 28 b. Jumlah entry maksimum di root directory pada byte ke 17 tidak berguna karena FAT 32 tidak memiliki batasan ukuran root directory. c. Jumlah sector selalu ada pada alamat offset 32 dari boot sector karena FAT 32 volume selalu paling sedikit 32 KB. d. Informasi jumlah sector per FAT berada pada byte 24h-27h dari boot sector e. Informasi alamat cluster dari root directory ada pada alamat offset 44 di boot sector karena FAT 32 tidak memiliki lokasi root directory yang pasti Byte Deskripsi Ukuran (byte) Keterangan 0 Jump instruction to boot code 3 For bootable media, byte zero contains EBh or E9h for an x86 unconditional jump. Set to 00h for non-bootable media 3 String that identifies the operating Use MSWIN4.1 for maximum 8 sistem that formatted the media compatibility 11 Number of bytes per sector 2 Use 512 for maximum compatibility. 13 Number of sectors per cluster 1 Allowed value are 1,2,4,8,16,32,64, and 128. For maximum compatibility, cluster size must be 32K or less 14 Number of reserved sectors 2 Includes all sectors that precede the FATs. Typically Number of FATs (identical copies) 1 Use 2 for maximum compatibility 17 unused h 19 unused h

25 29 21 Media descriptor 1 Use F8h for non-removable media and F0h for removible media. This value is also stored in the first byte of cluster 0 but is generally unused in both locations. 22 unused h 24 Number of sectors per track 2 Not used in LBA 26 Number of heads 2 Not used in LBA 28 Number of hidden sectors 4 The number of hidden sectors that precede the partisi that contains this FAT volume. Operating sistem spesific. 32 Total number of sectors 4 The total number of sectors in the volume. The count begins with the boot sector and includes all region. 36 Number of sectors per FAT 4 The number of sectors in one FAT 40 Flags 2 Bits 3..0:zero-based number of the active FAT. Valid only if mirroring is disabled. Bits6..4:reserve d Bit 7: 0 if the FAT is mirrored at runtime into all FATs; 1 if mirroring is disabled. The high byte is the major 42 Version number of the FAT32 revision number and the low 2 volume byte is the minor revision number. use 0000h 44 Cluster number of the first cluster of 4 Use 2 for maximum

26 the root directory Sector number of the FSINFO structure within the reserve d region The sector number of a backup copy of the boot record within the reserve d area compatibility 2 Usually 1 Tabel 2.6 Informasi boot sector pada FAT32. (sumber : USB mass storage : designing and programming devices and embedded hosts) 2 Set to 6 for maximum compatibility. Set to 0 if no backup kopi is available. 52 Reserved 12 Set all bytes to 00h 64 Logical drive number of the partisi 1 Operating sistem spesific 65 Reserved 1 00h 66 Extended boot signature 1 67 Volume serial number 4 Set to 29h if the three fields below are present Typically created using the date and time formatting 71 Volume label 11 Text that identifies the volume 82 File sistem type 8 FAT32. Not used to determine the file sistem type. f. Byte ke-48 menyimpan informasi lokasi dari struktur FSInfo dan byte ke 50 menyimpan informasi dari backup boot sector. Sedangkan FAT16 tidak memiliki komponen ini g. Bagian flag pada byte ke 40 mengindikasikan apakah file sistem memiliki FAT tabel yang kembar(identik) atau hanya satu FAT tabel saja yang dianggap berlaku. Jika hanya ada satu tabel FAT saja yang dianggap berlaku (valid), maka flagnya akan menunjukkan yang mana yang berlaku. BPB pada FAT16 tidak memiliki bagian flag.

27 FSInfo structure Struktur FSInfo berisi informasi untuk membantu menemukan free cluster secara cepat. Informasi alamat dari struktur ini berada pada byte ke 48 dalam BPB. Secara khusu berada pada reserve sector dan kemudian diikuti oleh boot sector. Informasi yang ada dalam struktur FSInfo ditunjukkan dalam tabel 2.7. Byte Ukuran (bytes) Keterangan 0 4 FSI_LeadSig signature. Must equal h Reserved. Set all bytes to 00h FSI_StrucSig signatura. Must equal h The number of the last known free cluster.set to FFFFFFFh if unknown The cluster number where the file-sistem driver should Stara looking for free cluster set to FFFFFFFh if unknown Reserved. Set all bytes to 00h FSI_TrailSig signatura. Must equal AA550000h Tabel 2.7 Informasi yang ada dalam struktur FSInfo (sumber : USB mass storage : designing and programming devices and embedded hosts) Backup Boot Sector Sector 6 sampai 8 dalam reserve region dapat menyimpan sebuah backup copy dari 3 sector yang dimulai dengan volume boot sectornya. Backup digunakan untuk memperbaiki media bila copy aslinya rusak.

28 File Allocation Table Region Sama seperti FAT 16, sektor yang ada setelah reserve region adalah tabel FAT. Sebuah tabel FAT dalam sistem file FAT 32 memiliki 32 bit entry untuk setiap volume cluster data File and Directory Data Region Sama seperti FAT 16, file dan directory data area terdiri atas cluster data yang dapat menyimpan file dan subdirectory. Pada sistem FAT32, daerah ini berada dalam root directory. Cluster data pertama adalah cluster NTFS NTFS (New Technology File system) merupakan file system yang memiliki struktur yang disebut dengan MFT (Master File Table), yang berfungsi menyimpan informasi secara detail pada file. Bila ditinjau dari segi performanya, akses file pada NTFS jauh lebih cepat daripada sistem file FAT karena menggunakan teknik binary tree untuk penempatan filenya. Secara teoritis, ukuran maksimum dari media penyimpanan yang mampu didukung dengan format NTFS adalah 17 miliar terabyte, namun secara physical ukuran maksimum yang mampu didukung adalah 2TB (Tera byte). Seperti layaknya sistem operasi yang lain, NTFS membagi seluruh tempat yang terpakai ke dalam cluster data block yang digunakan bersamaan. NTFS mendukung hampir seluruh ukuran cluster, dari 512 byte sampai 64kbyte dimana ukuran stándar 1 cluster adalah 4KB.

29 33 Disk NTFS secara simbolik dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang pertama sebesar 12% disebut dengan MFT ( Master File Table ) area, ruang tempat MFT metafile mengalami perkembangan dan harus dibiarkan tetap dalam keadaan kosong agar perkembangan MFT tidak terganggu. Sisa dari ukuran disk sebesar 88% digunakan untuk menyimpan file. Struktur dari bagian partisi NTFS ditunjukkan dalam gambar Gambar 2.13 Partition Structure Ruangan disk yang free (bebas) mencakup seluruh free space termasuk bagian MFT yang free juga. Mekanisme dari penggunaan MFT area adalah ketika file sudah tidak dapat disimpan lagi dalam area yang biasa, maka ukuran dari MFT akan dikurangi. Pada saat area penyimpanan yang biasa sudah kosong kembali maka MFT dapat diperbesar kembali. Seluruh komponen sistem dalam NTFS dianggap sebagai suatu file, bahkan sistem informasi pun juga dianggap sebagai suatu file. File paling penting dalam NTFS dinamakan dengan MFT. MFT terletak dalam area MFT dan merupakan pusat directory dari seluruh isi disk file dan MFT itu sendiri. MFT dibagi ke dalam record-record (umumnya sebesar 1KB). 16 file pertama dianggap sebagai tuan rumah (housekeeping) dan tidak dapat diakses oleh sistem operasi. File-file tersebut dinamakan metafile,

30 34 dimana metafile yang pertama adalah MFT itu sendiri. 16 elemen pertama MFT inilah yang satu-satunya memiliki posisi pasti dalam NTFS. Copy kedua dari 3 sector pertama terletak di tengah-tengah disk. Sisa dari file MFT disimpan bersamaan dengan file-file lain pada tempat yang lain di dalam disk. 16 file pertama adalah file-file sistem (metafile). Masing-masing dari file tersebut bertanggung jawab terhadap sistem operasi. Keuntungan dari pendekatan modular ini adalah sifat fleksibilitasnya. Metafile berada dalam root directory dan dimulai dengan nama karakter $. Beberapa metafile yang sering digunakan dan keterangan dari fungsi-fungsinya ditunjukkan dalam tabel 2.8. Tabel 2.8 Meta file (sumber :

31 AVR AVR merupakan sebuah IC ( Integrated Circuit) yang berbentuk chip dengan program dan data yang disimpan secara terpisah. Biasanya menyimpan program dan data dalam memori yang dapat berubah secara permanen atau semi permanen. Oleh karena itu, pada dasarnya AVR cocok untuk embedded system, setelah program memori diproteksi dari short ciruit dan faktor lingkungan lainya yang dapat menyebabkan program menjadi rusak (corrupted). AVR dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi dibidang otomasi seperti keamanan sekuritas dan sistem pertunjukan. AVR dibagi menjadi tiga keluarga, tiny AVR, megaavr, Application Specific AVR, yang masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda. Seperti pada program memori, paket pin-nya, peripheral set, dan ditambah juga dengan beberapa instruksi tambahan di dalamnya. Gambar 2.14 Blok diagram AVR

32 36 Data bus memorinya adalah 8 bit data bus dan semuanya menghubungkan banyak peripheral komponen ke dalam register file. Program memori data bus adalah sebesar 16 bit dan hanya menerima instruction register. Program memori diakses setiap clock cycle, dan setiap instruksi di load kedalam register instruksi. Register instruksi menerima register file, memilih register mana yang akan dipilih ALU untuk eksekusi instruksi. Output dari register instruksi juga diterjemahkan oleh instruction decoder untuk menentukan sinyal control mana yang akan diaktifkan untuk menyelesaikan instruksi yang sedang berlangsung. (sumber: Programming and Customizing The AVR Microcontroller chapter 3) DC DC converter DC DC converter merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah level tegangan dan banyak digunakan pada switching power supply karena memiliki efisiensi daya yang tinggi dibandingkan dengan linear power suply. Hasil konversi dari DC tersebut dapat dibentuk menjadi step up, step down, dan invert. Induktor yang digunakan pada rangkaian ini berfungsi untuk membatasi besar perubahan (slew rate) arus yang digunakan, selain itu keuntungan lain menggunakan induktor adalah kemampuan induktor untuk menyimpan energi yang dapat diformulasikan dengan persamaan (2.1) 1 LI 2 E = 2... (2.1) Dimana: E = energi (joule) L = induktansi induktor (H) I = arus yang mengalir (A)

33 37 Rangkaian dc-dc converter terdiri dari induktor, power switch dan diode yang berfungsi untuk mentansfer energi dari input menuju output. Komponen komponen tersebut dapat dirangkai menjadi beberapa bentuk step-down (buck), step-up(boost), dan atau inverter seperti pada gambar 2.15 Buck converter topology. Inverting topology. Simple boost converter. Transformer flyback topology. Gambar 2.15 DC-DC converter Beberapa keuntungan dari switching regulator ini adalah efisiensi yang tinggi, daya yang hilang sedikit sehingga panas berkurang dan ukuran komponen yang digunakan lebih kecil, serta energi yang disimpan oleh induktor dapat di transfer ke output. Kelemahan dari converter ini adalah membutuhkan kontrol energi yang baik dan gangguan yang dihasilkan rangkaian ini cukup tinggi. Proses menaikan tegangan dc (step-up tegangan ) terdiri dari dua tahap yaitu saat charging phase dan discharging phase. Charging Phase dari konfigurasi boost sederhana yang terdapat pada gambar 2.16 memiliki cara kerja sebagai berikut. Switch diasumsikan sudah terbuka untuk waktu yang lama, tegangan yang jatuh pada diode bernilai negatif dan tegangan yang jatuh pada kapasitor sama dengan tegangan input Vin. Ketika saklar tertutup, tegangan input Vin akan melewati induktor dan arus mengalir langsung ke ground, sedangkan diode akan mencegah kapasitor discharging ke

34 38 ground. karena tegangan input berupa tegangan DC, maka arus yang melewati induktor akan naik secara linear dengan nilai waktu proposional antara tegangan masukan dibagi dengan induktansi. Gambar 2.16 Phase charge, ketika saklar terhubung maka arus akan naik melewati induktor. Discharging phase terjadi ketika saklar terbuka dan arus pada induktor akan mengalir melewati dioda dan mencharge output. Tegangan output akan naik dan kemiringan dari arus di/dt akan menurun, Output tegangan akan naik sampai mencapai titik equilibrium yaitu pada tegangan V L = L di dt... (2.2) Dimana : V= tegangan yang dihasilkan pada induktor (Volt) L = induktansi (H) di = perubahan arus (A/s) dt dengan kata lain semakin besar tegangan maka semakin besar cepat pula arus turun. dt semakin kecil dapat dilihat pada gambar 2.17.

35 39 Gambar 2.17 Phase Discharge : ketika saklar terbuka, arus mengalir ke beban melewati diode dari input. Dalam kondisi steady state rata-rata tegangan pada induktor selama satu siklus switching adalah nol. Hal ini mengimplikasikan rata rata arus yang mengalir melalui induktor juga selalu dalam keadaan steady dengan demikian dapat dibuat hubungan antara Vinput,Voutput, waktu charge, dan waktu discharge Vin x t karena V Hubungan dari persamaan 2.3dan 2.4 V ( t + t ) ( 1 D) ( 1 + t / t ) Menggunakan hubungan duty cycle( D) Rumus rangkaian Boost : V OUT OUT ON OUT = V t = V ON = ON = t IN IN OFF V + V x IN OFF L xv L...(2.3)...(2.4) ON OFF...(2.5) = D...(2.6)...(2.7)

Mengenal SD Card & FAT16. Oleh: Tim IE

Mengenal SD Card & FAT16. Oleh: Tim IE EMS SD/MMC/FRAM Application Note Mengenal SD Card & FAT16 Oleh: Tim IE Secure Digital (SD) atau MultiMedia Card (MMC) seringkali digunakan sebagai sarana penyimpan data pada Personal Digital Assistant

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. tanpa terhubung dengan komputer. Blok diagram keseluruhan pada sistem ini adalah. Gambar 3.1 Blok diagram sistem

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. tanpa terhubung dengan komputer. Blok diagram keseluruhan pada sistem ini adalah. Gambar 3.1 Blok diagram sistem BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Perangkat keras Pada penelitian ini dibuat sistem penampil karakter Braille yang dapat bekerja tanpa terhubung dengan komputer. Blok diagram keseluruhan pada sistem

Lebih terperinci

Interfacing. Materi 7: SPI Communication. Disusun Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana

Interfacing. Materi 7: SPI Communication. Disusun Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana Interfacing Materi 7: SPI Communication Disusun Oleh: I Nyoman Kusuma Wardana Outline SPI Bus Protocol SPI Programming Kusuma Wardana - Interfacing 2013 2 Kusuma Wardana - Interfacing 2013 3 SPI : Serial

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

Komunikasi Data SPI pada Mikrokontroler MCS51

Komunikasi Data SPI pada Mikrokontroler MCS51 Komunikasi Data SPI pada Mikrokontroler MCS51 Amin Mutohar Embedded System Laboratory Program Studi Fisika Institut Teknologi Bandung Copyleft 2008, Si Cicil Cicil (mutoharamin@gmail.com) SPI (serial peripheral

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

Pengantar Hardware: Partisi dan Format Harddisk. Hanif Fakhrurroja, MT

Pengantar Hardware: Partisi dan Format Harddisk. Hanif Fakhrurroja, MT Pengantar Hardware: Partisi dan Format Harddisk Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com http://hanifoza.wordpress.com Partisi Merupakan pembagian ruang

Lebih terperinci

Akses SD Card & FRAM Menggunakan MCS-51. Oleh: Tim IE

Akses SD Card & FRAM Menggunakan MCS-51. Oleh: Tim IE EMS SD/MMC/FRAM Application te Akses SD Card & FRAM Menggunakan MCS-51 Oleh: Tim IE Secure Digital (SD) atau MultiMedia Card (MMC) seringkali digunakan sebagai sarana penyimpan data pada Personal Digital

Lebih terperinci

8. Mengirimkan stop sequence

8. Mengirimkan stop sequence I 2 C Protokol I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated Circuit, yang disebut dengan I-squared-C atau I-two-C. I 2 C merupakan protokol yang digunakan pada multi-master serial computer bus yang diciptakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Microcontroller AVR ATMega16 digunakan sebagai pusat kontrol sistem Bahasa pemrograman C digunakan sebagai perangkat lunak pada microcontroller ATMega

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345

BAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori penunjang sebagai pedoman dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan antara lain sensor akselerometer ADXL345, sensor

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

TnEX ADC GPIO UART PWM I2C SPI GPIO

TnEX ADC GPIO UART PWM I2C SPI GPIO GPIO TnEX ADC UART I2C SPI GPIO PWM 2 Interfacing Programming Peripheral Devices MCU ICE (Nu-Link) PC IDE RS232 CAN2.0 USB2.0 to PC Speaker : Con3 earphone : J1 mic : J2 Reset SW Int VR LEDs Input only

Lebih terperinci

Akses SD Card & FRAM Menggunakan AVR. Oleh: Tim IE

Akses SD Card & FRAM Menggunakan AVR. Oleh: Tim IE EMS SD/MMC/FRAM Application te Akses SD Card & FRAM Menggunakan AVR Oleh: Tim IE Secure Digital (SD) atau MultiMedia Card (MMC) seringkali digunakan sebagai sarana penyimpan data pada Personal Digital

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem absensi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Fungsi fungsi dari blok diatas adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Pengantar Memori dan Memori Internal

Pengantar Memori dan Memori Internal Arus Data dalam Komputer Pengantar Memori dan Media Penyimpan DMA Modul I/O Perangkat Eksternal Bagaimana program dijalankan Bagaimana program dijalankan Sistem Operasi - instruksi bhs assembly (mesin)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

SST-21 MOVING SIGN CONTROLLER SYSTEM

SST-21 MOVING SIGN CONTROLLER SYSTEM SST-21 MOVING SIGN CONTROLLER SYSTEM Deskripsi SST-21 adalah merupakan modul sistem kontrol moving sign atau matrix LED di mana proses pengaturan scanning LED dan animasi dilakukan oleh modul ini. Pengguna

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem DOT Matrix ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni: perancangan perangkat keras serta perancangan perangkat lunak. 3.1. Perancangan Perangkat Keras Sistem yang

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

Sistem Operasi. Divais Input/Output 2016

Sistem Operasi. Divais Input/Output 2016 Sistem Operasi Divais Input/Output 2016 Kata Pengantar Salah satu fungsi OS adalah mengendalikan divais Merupakan sebagian besar code (80-90% pada Linux) Diinginkan semua divais digunakan nyaman misal:

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

Pengantar Memori dan Memori Internal

Pengantar Memori dan Memori Internal Arus Data dalam Komputer Pengantar Memori dan Media Penyimpan DMA Modul I/O Perangkat Eksternal Bagaimana program dijalankan Bagaimana program dijalankan Sistem Operasi - instruksi bhs assembly (mesin)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

Oleh : Mujahidin

Oleh : Mujahidin Oleh : Mujahidin iddhien@gmail.com mujahidin@iddhien.com 3.1 Pendahuluan Port Parallel banyak digunakan dalam berbagai macam aplikasi Interface. Port ini membolehkan kita memiliki masukan hingga 8 bit

Lebih terperinci

Percobaan 3 PENGENALAN INTERFACE I 2 C

Percobaan 3 PENGENALAN INTERFACE I 2 C Percobaan 3 PENGENALAN INTERFACE I 2 C I. Tujuan 1. Untuk Mengenal Modul Serial port dengan I 2 C 2. Mengenal protocol I 2 C. 3. Mempelajari IC PCF8574 Remote 8 bit I/O Expander for I 2 C Bus. 4. Mengirim

Lebih terperinci

BAMBANG PUJIARTO, S.KOM

BAMBANG PUJIARTO, S.KOM BAMBANG PUJIARTO, S.KOM HARDDISK harddisk atau harddisk drive disingkat HDD atau hard drive disingkat HD: adalah sebuah komponen perangkat keras yang menyimpan data sekunder dan berisi piringan magnetis.

Lebih terperinci

intruksi kepada CPU untuk mengakses sistem operasi. BIOS tersimpan pada Read Only

intruksi kepada CPU untuk mengakses sistem operasi. BIOS tersimpan pada Read Only 1. Software Komputer adalah sekumpulan komponen-komponen canggih yang dapat melakukan perhitungan kompleks dengan cepat. Kita sangat membutuhkan peranan komputer untuk menyelesaikan permasaahan kita sehari

Lebih terperinci

Interfacing i8088 dengan Memori

Interfacing i8088 dengan Memori Interfacing i8088 dengan Memori Memori harus tersedia pada suatu sistem mikroprosesor, baik untuk menyimpan program maupun untuk menyimpan data. Tergantung dari kebutuhan, memori yg dapat digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi

Lebih terperinci

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

ANALOG TO DIGITAL CONVERTER PERCOBAAN 10 ANALOG TO DIGITAL CONVERTER 10.1. TUJUAN : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu Menjelaskan proses perubahan dari sistim analog ke digital Membuat rangkaian ADC dari

Lebih terperinci

MANAJEMEN MEMORI SISTEM OPERASI

MANAJEMEN MEMORI SISTEM OPERASI MANAJEMEN MEMORI SISTEM OPERASI Manajemen Memori Memori adalah pusat dari operasi pada sistem komputer modern, berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi yang harus diatur dan dijaga sebaik baiknya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan modul e-stnk serta penerapannya pada sistem parkir yang menggunakan komunikasi socket sebagai media komunikasi sistem. Perancangan terdiri

Lebih terperinci

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 1. Bagan Dasar µp 8088 PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 Gambar 1. Bagan Dasar µp 8088 Elemen didalam mikroprosesor adalah : CU (Control Unit) adalah manajer dari semua unit. CU mengatur keselarasan kerja

Lebih terperinci

REPRESENTASI DAN ALUR PEMROSESAN DATA

REPRESENTASI DAN ALUR PEMROSESAN DATA REPRESENTASI DAN ALUR PEMROSESAN DATA Idealnya, kita ingin berkomunikasi dengan komputer dalam bahasa lisan atau tertulis. Dalam prakteknya, kita harus mengubah data ke bentuk yang lebih bisa siap diterima

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan

Lebih terperinci

Operating System. File System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si

Operating System. File System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si Operating System File System Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Dosen : Caca E. Supriana, S.Si caca_emile@yahoo.co.id Konsep dan Atribut File System Konsep File Atribut File Operasi

Lebih terperinci

Diktat Kuliah Organisasi dan Interaksi

Diktat Kuliah Organisasi dan Interaksi Mikroprosesor dan Antarmuka Diktat Kuliah Organisasi dan Interaksi Nyoman Bogi Aditya Karna Sisfo IMelkom bogi@imtelkom.ac.id http://bogi.blog.imtelkom.ac.id Institut Manajemen elkom http://www.imtelkom.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

14.1. SYNCHRONOUS B US

14.1. SYNCHRONOUS B US 13. BUS Prosesor, memori utama, dan perangkat I/O dapat diinterkoneksikan dengan rnenggunakan bus bersama yang fungsi utamanya adalah menyediakan jalur komunikasi untuk transfer data. Bus tersebut menyertakan

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

P10 Media I/O Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P10 Media I/O Universitas Mercu Buana Yogyakarta P10 Media I/O Universitas Mercu Buana Yogyakarta A. Sidiq P. 1 Sistem Komputer Komponen utama sistem komputer : CPU Memory (Primary & Secondary) I/O Devices Ex : I Keyboard, Mouse, Modem Ex : O Monitor,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 IMPLEMENTASI Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum memulai penggunaan Sistem Kontrol Pendeteksian Kebakaran. Berikut beberapa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat sistem keamanan rumah. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

DQI 06 DELTA DATA ACQUISITION INTERFACE V.06

DQI 06 DELTA DATA ACQUISITION INTERFACE V.06 DQI 06 DELTA DATA ACQUISITION INTERFACE V.06 Spesifikasi Dapat dialamati hingga 256 modul Resolusi ADC 16 bit Onboard Power Regulator 6 30VDC 1Kb I2C Serial EEPROM UART Port Data sensor dapat dikirim secara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-8 Unit I/O (Unit Masukan dan Keluaran)

Pertemuan Ke-8 Unit I/O (Unit Masukan dan Keluaran) Pertemuan Ke-8 Unit I/O (Unit Masukan dan Keluaran) Sistem komputer memiliki tiga komponen utama, yaitu : CPU, memori (primer dan sekunder), dan peralatan masukan/keluaran (I/O devices) seperti printer,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK Bab ini membahas tentang perancangan perangkat lunak yang meliputi interface PC dengan mikrokontroller, design, database menggunakan Microsoft access untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan BAB III MEODE PENELIIAN DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

ADC (Analog to Digital Converter)

ADC (Analog to Digital Converter) ADC (Analog to Digital Converter) Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi

Lebih terperinci

AT89 USB ISP Trademarks & Copyright

AT89 USB ISP Trademarks & Copyright AT89 USB ISP Trademarks & Copyright PC is a trademark of International Business Machines Corporation. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation. MCS-51 is a registered trademark of Intel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan alat Kompor Listrik Digital IoT dengan menggunakan Microcontroller Open Source Wemos. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah

Lebih terperinci

KOMPUTER DAN KETUNANETRAAN. Bagaimana Orang Tunanetra Dapat Mengakses Komputer Dan Apa yang Dapat Dilakukan oleh Orang Tunanetra dengan Komputer

KOMPUTER DAN KETUNANETRAAN. Bagaimana Orang Tunanetra Dapat Mengakses Komputer Dan Apa yang Dapat Dilakukan oleh Orang Tunanetra dengan Komputer KOMPUTER DAN KETUNANETRAAN Bagaimana Orang Tunanetra Dapat Mengakses Komputer Dan Apa yang Dapat Dilakukan oleh Orang Tunanetra dengan Komputer Didi Tarsidi Universitas Pendidikan Indonesia Disajikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

Programmable Peripheral Interface 8255

Programmable Peripheral Interface 8255 Percobaan 05 Programmable Peripheral Interface 8255 I. Tujuan Percobaan 1. Memahami tentang Programmable Peripheral Interface 2. Mampu melakukan komunikasi antara komputer dengan ISA PIO Card II. Teori

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur Komputer

Organisasi & Arsitektur Komputer Organisasi & Arsitektur Komputer 1 Unit Input - Output Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Eko Budi Setiawan mail@ekobudisetiawan.com www.ekobudisetiawan.com Teknik Informatika - UNIKOM 2013 Flash Back 2 Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200 PC-Link PC-Link Application Note AN200 GUI Digital Input dan Output Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Digital Input dan Output pada.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

Materi 3. Komponen Mikrokomputer SYSTEM HARDWARE DAN SOFTWARE DADANG MULYANA

Materi 3. Komponen Mikrokomputer SYSTEM HARDWARE DAN SOFTWARE DADANG MULYANA Materi 3 SYSTEM HARDWARE DAN SOFTWARE DADANG MULYANA dadang mulyana 2012 1 Komponen Mikrokomputer Video display (jenis dan resolusi) Keyboard Drive Disk Unit system Prosessor Pendukung dadang mulyana 2012

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Agar mendapatkan hasil yang diinginkan maka diperlukan suatu rancangan agar dapat mempermudah dalam memahami sistem yang akan dibuat, oleh karenanya akan

Lebih terperinci

PC-Link Application Note

PC-Link Application Note PC-Link Application Note AN126 Emulasi SPI Menggunakan PC-Link USBer Oleh: Tim IE Sebuah contoh lagi mengenai penggunaan modul PC-Link USBer dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi. Aplikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci