FORMULASI STRATEGI WARALABA MINUMAN TEH SIAP SAJI YOUR TEA DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FORMULASI STRATEGI WARALABA MINUMAN TEH SIAP SAJI YOUR TEA DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY"

Transkripsi

1 FORMULASI STRATEGI WARALABA MINUMAN TEH SIAP SAJI YOUR TEA DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY SKRIPSI NUGROHO BAGUS UTOMO H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

2 RINGKASAN NUGROHO BAGUS UTOMO. Formulasi Strategi Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea Dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan LUKMAN MOHAMMAD BAGA). Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil perkebunan, salah satu hasil komoditi perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia adalah teh. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar Rp 1,2 triliun (0,3 persen dari total PDB nonmigas). Komoditi ini juga menyumbang devisa sebesar 110 juta dollar AS setiap tahunnya. Teh merupakan minuman paling favorit nomor dua setelah air putih, komoditas teh memiliki potensi yang sangat besar. Budaya minum teh yang berkembang di masyarakat Indonesia lambat laun berubah menjadi budaya untuk mengkonsumsi teh dalam berbagai rasa, bentuk dan kemasan yang dapat dikonsumsi setiap saat dan dimana pun. Perubahan tersebut mendorong berkembangnya industri minuman teh siap saji. Industri minuman teh siap saji semakin berkembang salah satunya dengan konsep dan sistem waralaba serta minuman teh disajikan secara segar. Usaha minuman teh siap saji dengan konsep dan sistem waralaba memiliki tingkat persaingan yang tinggi di dalam mendapat market share hal ini mengakibatkan pemain dalam usaha ini terjebak di dalam pemenangan persaingan red ocean di industri. Tingginya tingkat persaingan juga ditunjukkan dengan semakin banyaknya pemain dalam industri ini. Your Tea sebagai pendatang baru dalam industri minuman teh siap saji yang menggunakan konsep dan sistem waralaba Your Tea berada dibawah pengelolaan CV. Sari Hijau Lestari yang telah mempunyai 60 outlet di seluruh Indonesia dipandang mempunyai kebutuhan untuk menciptakan suatu ruang pasar baru yang belum terjelajahi yang dikenal dengan sebutan samudera biru atau blue ocean. Penciptaan samudera biru bagi Your Tea memungkinkan Your Tea untuk terlepas dari situasi persaingan yang terdapat dalam industri minuman teh siap saji. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Sari Hijau Lestari selaku franchisor dari Your Tea di Kota Bogor, pada outlet dan konsumen Your Tea dan pesaing dalam industri di Kota dan Kabupaten Bogor. Data yang digunakan terbagi dalam dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dan observasi kepada pihak manajemenyour Tea, outlet Your Tea dan pesaing di Kota dan Kabupaten Bogor, konsumen Your Tea dan pesaing, dan pengamat usaha. Data sekunder didapatkan dari BPS, penelitian terdahulu, literatur yang terkait dengan penelitian serta media internet. Pada penggambaran situasi industri terkini dari Your Tea, Teh Poci sebagai pesaing utama dan leader serta industri pada umumnya yang ditunjukkan pada kanvas strategi melalui kurva nilai terdapat faktor-faktor kompetisi yaitu track record perusahaan, harga paket penawaran, jenis teh yang digunakan, merek teh yang digunakan, fasilitas yang diberikan, sistem pendukung / support system, desain dan bahan outlet, harga bahan baku, distribusi bahan baku, rasa, keramahan penjual, lokasi outlet dan kecepatan penyajian. Berdasarkan kurva nilai yang ditampilkan Your Tea pada kanvas strategi maka dapat dikatakan bahwa Your Tea ii

3 berada dalam situasi red ocean, memiliki strategi yang tidak koheren dan memiliki kontradiksi strategi. Perumusan strategi dengan pendekatan blue ocean strategy menggunakan beberapa langkah yaitu perumusan kerangka kerja empat langkah, kerangka kerja enam langkah, tiga unsur strategi yang baik yaitu fokus, divergensi dan motto yang memikat serta pengujian ide Blue Ocean Strategy (BOS) melalui pengujian utilitas pembeli, harga, biaya dan pengadopsian. Merekontruksi batasan-batasan pasar melalui kerangka kerja enam jalan: (1) Mencermati dan menjalin kerja sama dengan industri jasa disekitar outlet Your Tea sebagai industri alternatif; (2) Mencermati kelompok perusahaan penyedia waralaba minuman teh siap saji, kelompok penyedia waralaba lainnya dan kelompok perusahaan MLM dengan menciptakan refferal dalam upaya mencermati kelompok strategis pada industri; (3) Mencermati jasa pelatihan dan produk-produk pendukung seperti CD dan kaset pada tataran franchisee dan produk makanan ringan, dan kue pada tataran konsumen sebagai produk dan jasa pelengkap; dan (4) Mencermati daya tarik emosional-fungsional bagi pembeli melalui suatu paket penawaran eksklusif. Perumusan kerangka kerja empat langkah dengan menghapuskan faktor jenis teh yang digunakan, merek teh dan desain dan bahan outlet, mengurangi pada faktor harga paket penawaran dan harga bahan baku, meningkatkan pada factor track record perusahaan, fasilitas yang diberikan, sistem pendukung/ support system, keramahan penjual dan kecepatan penyajian dan menciptakan faktor kerja sama, rekruitmen, program-program promo, gathering dan paket penawaran eksklusif. Tiga unsur strategi yang baik didalam merumuskan BOS adalah (1) Fokus kepada peningkatan kinerja faktor yang berkinerja rendah dan penciptaan faktorfaktor baru yang akan menjadi keunikan Your Tea dalam industri. (2) Divergensi, penciptaan faktor baru tidak terpaku terhadap situasi industri yang sudah ada, (3) Motto yang memikat, yaitu Your Tea, investasi mudah dan potensial untuk pilihan usaha anda ditujukan kepada calon franchisee dan Ini teh! Rasa pilihan kamu kepada konsumen minuman teh siap saji. Pengujian ide BOS yaitu (1) Utilitas pembeli, bagi franchisee: kemudahan mendapatkan informasi sebuah unit usaha, pelayanan yang lebih baik, fasilitas usaha yang lebih banyak dan Pilihan paket penawaran eksklusif yang memiliki daya tarik emosional bukan sekedar daya tarik fungsional, sedangkan bagi Konsumen : kualitas produk stabil, kemudahan mendapatkan produk menjadi meningkat, pelayanan yang baik, ramah dan cepat dari pegawai Your Tea dan konsumen mendapatkan daya tarik emosional pada outlet eksklusif (2) Harga penyesuaian yang diterapkan Your Tea mampu meningkatkan laba strategis; (3) Biaya, peningkatan biaya dapat terimbangi oleh peningkatan laba strategis Your Tea (4) Pengadopsian, pengadopsian terhadap perubahan struktur fungsional perusahaan dan penyesuain terhadap mitra bisnis lama dan baru. Berdasarkan pengujian tersebut maka ide BOS layak untuk dijalankan. iii

4 FORMULASI STRATEGI WARALABA MINUMAN TEH SIAP SAJI YOUR TEA DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN STRATEGY NUGROHO BAGUS UTOMO H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 iv

5 Judul Skripsi Nama NIM : Formulasi Strategi Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea Dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy : Nugroho Bagus Utomo : H Disetujui, Pembimbing Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec NIP Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus : v

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Formulasi Strategi Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea Dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2010 Nugroho Bagus Utomo H vi

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 28 September Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Kun Mahawan (Alm) dan Ibu Maria Yulita Tri Harsih. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Petompon 06 Semarang pada tahun 2000 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003 di SLTP Negeri 3 Semarang. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Semarang dan selesai pada tahun Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Kemudian pada tahun 2007, penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai mayor. Selama mengikuti pendidikan, penulis juga aktif di organisasi internal kampus, seperti pengurus Keluarga Mahasiswa Khatolik sebagai Ketua Divisi Kerohanian dan Tim Pendamping Agama Khatolik sebagai Asisten Mata Kuliah Agama Khatolik, Penulis juga aktif pada kegiatan diluar kampus dengan bersamasama mendirikan suatu organisasi independen yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan kewirausahaan yang bernama Pappylisna. Penulis memperoleh beasiswa BBM dari IPB selama mengikuti perkuliahan. vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Formulasi Strategi Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea Dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi suatu formulasi strategi perusahaan dengan pendekatan Blue Ocean Strategy kepada Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea. Penulis menyadari bahwa segala yang telah dicurahkan demi terselesaikannya skripsi jauh dari sebuah kata sempurna. Dengan segala kerendahan hati semoga skripsi berguna bagi semua pihak yang terkait dan untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Bogor, Agustus 2010 Nugroho Bagus Utomo viii

9 UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu tercinta Maria Yulita Tri Harsih sebagai sosok yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat hidup kepada penulis. Selain itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir. Lukman Mohammad Baga, MA.Ec selaku dosen pembimbing skripsi atas segala arahan, bimbingan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 2. Eva Yolynda, SP, MM sebagai Dosen penguji utama dan mentor penulis, atas kesediaan dan waktu untuk menjadi penguji skripsi penulis. 3. Tintin Sarianti, SP, MM, selaku Dosen penguji Departemen Agribisnis, atas kesediaan dan waktu untuk menjadi penguji skripsi penulis. 4. Saudara-saudaraku tercinta Mbak Lilis dan Mas Andre, Mbak Dewi dan Mas Do dan adikku terkasih Ratna. Terima kasih karena telah menjadi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. 5. Pemilik dan pihak manajemen Your Tea yaitu Mas Agung Wibowo, Indra Thamrin dan Mas Erik W atas kesempatan dan informasi yang telah diberikan kepada penulis. 6. Bapak Abdul Basith, Bapak Elang Ilik, dan Bapak Arif Karyadi yang telah berbagi ilmu dengan penulis. 7. Seluruh responden dan nara sumber yang telah berbagi waktu dan informasi kepada penulis 8. Hilaria Primapuspita, yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis menyelesaikan skripsi. 9. Ibu Ligaya, Bobby dan Mas Kris, yang telah menemani penulis dalam menyelesaikan pendidikan di IPB. 10. Nia Ertin Pratika, Lisnawati Hermawan, M.Baratha, Wilma Amalia, Aji M Huda dan semua sahabat Pappy Lisna yang telah bersama-sama penulis belajar tentang banyak hal. 11. Kepada rekan-rekan yang telah bersama-sama membangun Kampung Pappy food court lesehan di jalan Darmaga terima kasih kebersamaanya. ix

10 12. Sahabat-sahabat Pendamping dan Kemaki yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman-teman satu bimbingan skripsi Firdiansyah, Cita, dan Rendi yang telah memberikan dukungan kepada penulis. 14. Teman-teman Pondok Wina, Nody, Nanang Gondez, Ongkrek, Hengki, Kris, Ipang, Miptah, Riki dan yang lainnya terima kasih atas dukungannya. 15. Indah, Fani, Okla Vivandri, Anyes yang telah berbagi kebersamaan selama melakukan Gladikarya di desa Babakan Sadeng, Kabupaten Bogor. 16. Teman-teman AGB, Maya, Yuli, Ahmad, Dewi, Tomi, Hendra, Icun, Novy, Ine, Wina, Tiara, Ribut, Indah, Anyes, Haris, Rendi, Nanang, Mawar dan yang lainnya, terima kasih atas kebersamaan sepanjang menyandang status sebagai mahasiswa aktif AGB. 17. Ibu Dwi Rachmina, Bapak Nunung, Bapak Yeka dan seluruh dosen AGB, terima kasih atas dedikasi dan kesabaran terhadap penulis selama menjadi mahasiswa aktif. 18. Ibu Ida, Teh Dian, Pak Yusuf, dan seluruh dosen serta staf departemen Agribisnis. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi, seminar, dan sidang. 19. Semua sahabat terbaik yang telah menemani perjalanan hidup penulis. 20. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak menghilangkan rasa hormat dan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Bogor, Agustus 2010 Nugroho Bagus Utomo x

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup... 6 II TINJUAN PUSTAKA Teh Definisi Waralaba Mekanisme Waralaba Perjanjian Waralaba Hak dan Kewajiban Pemberi Waralaba (Franchisor) Hak dan Kewajiban Penerima Waralaba (Franchisee) Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba Bagi Franchisor Bagi Franchisee Blue Ocean Strategy (BOS) Pengertian BOS Red Ocean Inovasi Nilai Non Konsumen dalam Pembentukan Blue Ocean Kanvas Strategi Kurva Nilai Strategi yang Baik Penciptaan BOS Rangkaian BOS Penelitian Terdahulu III KERANGKAN PEMIKIRAN Kerangkan Pemikiran Teoritis Penggambaran Situasi Industri Kanvas Strategi Kurva Nilai Merekontruksi Batasan-Batasan Pasar Perumusan BOS Pengujian BOS Kerangka Pemikiran Operasional xiv xv xvi xi

12 IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Data dan Instrumentasi Metode Penentuan Responden Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data Penggambaran Situasi Industri Uji Cohran dalam Penentuan Faktor-Faktor Kompetisi (Sumbu Horizontal Kanvas Strategi) Penilaian Kinerja Perusahaan terhadap Faktor-Faktor Persaingan ( Sumbu Vertikal Kanvas Strategi) Perumusan BOS V GAMBARAN UMUM USAHA Sejarah singkat CV. Sari Hijau Lestari dan Your Tea Visi dan Misi Struktur Organisasi Deskripsi Produk Teh Your Tea Paket-paket Penawaran Kerja Sama Mekanisme Kerja Sama Your Tea VI HASIL DAN PEMBAHASAN Penggambaran Situasi Industri Minuman Teh Siap Saji Faktor-faktor Kompetisi Faktor-faktor Kompetisi pada Tataran Franchisee Faktor-faktor Kompetisi pada Tataran Konsumen Kanvas Strategi pada Your Tea, Teh Poci dan Industri Minuman Teh Siap Saji pada Umumnya Kanvas Strategi pada Tataran Franchisee Kanvas Strategi pada Tataran Konsumen Pemaparan dan Pembacaan Kanvas Strategi Gabungan Merekontruksi Batasan-Batasan Pasar melalui Kerangka Kerja Enam Jalan Mencermati Industri-industri Alternatif Mencermati Kelompok-kelompok Strategis dalam Industri Mencermati Penawaran Produk dan Jasa Pelengkap Mencermati Daya Tarik Emosional atau Fungsional Bagi Pembeli Perumusan Blue Ocean Strategy pada Waralaba Your Tea melalui Kerangka Kerja Empat Langkah Eliminate (Menghilangkan) xii

13 6.3.2 Reduce (Mengurangi) Raise (Meningkatkan) Create (Menciptakan) Pengujian Ide Blue Ocean Strategy Tiga Unsur Strategy yang Baik pada Kanvas Strategi Your Tea Pengujian Ide Blue Ocean Strategy Terhadap Utilitas Pembeli, Harga, Biaya dan Pengadopsian Pengujian terhadap Utilitas Pembeli Pengujian terhadap Harga Pengujian terhadap Biaya Pengujian terhadap Pengadopsian Ilustrasi Kurva Nilai Masa Depan Your Tea dalam Ide Blue Ocean Strategy pada Kanvas Strategi VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Luas Tanaman Besar Menurut Jenis Tanaman (000 ha) Produksi Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman (ton) Daftar Waralaba Minuman Teh Siap Saji Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba bagi Franchisor Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba Bagi franchisee Enam Prinsip Blue Ocean Strategy Red Ocean versus Blue Ocean Enam Jalan Menuju Blue Ocean Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Kinerja Perusahaan terhadap Faktor-faktor Kompetisi pada Tataran Franchisee Kinerja Perusahaan terhadap Faktor-faktor Kompetisi pada Tataran Konsumen Penilaian Kinerja Perusahaan terhadap Faktor-faktor Kompetisi pada Tataran Franchisee dan Konsumen Kerangka Kerja Enam Jalan Kerangka Kerja Empat Langkah Fokus, Divergen dan Motto yang Memikat xiv

15 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kekuatan-Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri Dampak Penciptaan Blue Ocean terhadap Laba dan Pertumbuhan Proses Terciptanya Inovasi Nilai Tiga Tingkatan Non Konsumen Pengujian Blue Ocean Strategy Kerangka Pemikiran Operasional Struktur Organisasi Waralaba Your Tea Produk Teh dan Kemasan Produk dari Your Tea Outlet Your Tea Mekanisme Kerja Sama Waralaba Your Tea Kanvas Strategi pada Tataran Franchisee Kanvas Strategi pada Tataran Konsumen Kanvas Strategi pada Tataran Franchisee dan Konsumen Faktor kali outlet Your Tea sebelum melakukan kerja sama Faktor kali outlet Your Tea setelah melakukan kerja sama Fungsi refferal Pengujian Ide BOS Kurva nilai Your Tea pada kanvas strategi saat ini Ilustrasi kurva nilai Your Tea pada kanvas strategi saat ini dan masa depan Ilustrasi kurva nilai Your Tea masa depan terhadap Teh Poci dan industri pada kanvas strategi xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuesioner I (Mengidentifikasi Situasi Industri) ke franchisee Kuesioner I (Mengidentifikasi Situasi Industri) ke konsumen Resume uji cohran pada franchisee Resume uji cohran pada konsumen Ilustrasi Surat Perjanjian Kerja Sama Your Tea Dokumentasi Your Tea xvi

17 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil perkebunan, salah satu hasil komoditi perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia adalah teh. Luas pengusahaan lahan teh memiliki kecenderungan meningkat setiap tahun dan lebih besar dibandingkan dengan pengusahaan lahan pada tanaman perkebunan yang digunakan untuk minuman lainnya. Hal ini terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman (000 Ha) Tahun Coklat Kopi Teh ,8 63,2 90, ,6 62,5 83, ,8 58,2 84, ,7 57,4 83, ,7 52,6 83, ,9 52,9 81, ,2 53,6 78, ,5 52,5 77, ,9 52,5 75,2 Sumber: Data strategis BPS, 2010 (diolah) Berdasarkan Tabel 1 di atas terlihat bahwa pengusahaan teh memiliki prioritas yang lebih dibandingkan dengan beberapa tanaman perkebunan yang digunakan untuk minuman yaitu coklat dan kopi. Tingginya luas pengusahaan tersebut juga diikuti terhadap peningkatan produktivitas teh yang meningkat setiap tahun. Hal ini terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Produksi Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman (Ton) Tahun Coklat Kopi Teh Sumber: Data strategis BPS, 2010 (diolah)

18 Komoditas teh merupakan sebuah komoditas nasional yang dapat menjadi komoditas unggulan Indonesia karena potensi yang besar. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar Rp 1,2 triliun (0,3 persen dari total PDB nonmigas). Komoditi ini juga menyumbang devisa sebesar 110 juta dollar AS setiap tahunnya. Potensi pengembangan komoditi teh Indonesia sangat besar. Produksi teh yang tinggi menempatkan Indonesia pada urutan kelima sebagai negara produsen teh, setelah India, Cina, Sri Lanka dan Kenya. 1 Teh merupakan minuman nomor dua terpopuler di dunia setelah air putih. Teh memiliki banyak khasiat kesehatan, antara lain mencegah kanker, meningkatkan produksi trombosit, mengandung vitamin C, menurunkan kemungkinan serangan jantung, memperkuat urat-urat, membantu pencernaan, mengandung florin dan mineral yang memperkuat gigi dan tulang, berfungsi sebagai anti-bakteri, melawan penyakit seperti diare, kolera, tipes, mempertajam pikiran, konsentrasi dan menghilangkan kelelahan. Secara keseluruhan, teh mampu menolong kita hidup lebih lama dan lebih sehat. 2 Budaya minum teh di Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam sebuah cangkir dan disajikan hangat. Penyajian dilakukan dengan cara menyeduh daun teh di dalam cangkir ataupun poci tersebut dengan air panas. Kemudian perkembangan teknik penyajian selanjutnya adalah dengan cara menyeduh teh dengan teh celup, yaitu daun teh sudah dikemas dalam bentuk kantung. Inovasi ini terjadi karena pada teknik yang pertama konsumen masih merasa direpotkan dengan banyaknya sisa (ampas) teh di dalam cangkir, sehingga dengan menggunakan teh celup hasil seduhan menjadi bersih tanpa ampas dari teh. Pergeseran kebutuhan pun terjadi, dimana orang ingin minum teh bukan hanya pada pagi hari saja tetapi dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun tanpa harus menyeduh terlebih dahulu. Hal inilah yang menyebabkan semakin banyaknya bermunculan teh siap saji dengan merek dan kemasan yang beragam. Teh siap saji dalam kemasan dapat dikonsumsi oleh siapa saja tanpa memandang usia ataupun jenis kelamin. Saat ini, hampir sepanjang jalan dapat ditemui orang menjual teh dalam kemasan dalam segala merek dan kemasan. 1 Rohayati, Suprihatini. Daya Saing Ekspor Teh Indonesia di Pasar Teh Dunia, diakses 4 April International Tea Committee, diakses 4 April

19 Industri minuman siap saji merupakan salah satu sektor industri yang sangat menarik untuk diamati. Hal ini disebabkan karena bisnis tersebut sangat rentan terhadap perubahan faktor lingkungan yang sulit dikendalikan seperti iklim (cuaca), kebijakan pemerintah, gejolak ekonomi, sosial politik dan keamanan serta ditambah dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, baik persaingan dengan perusahaan besar, menengah maupun kecil. Hal tersebut, dikarenakan bisnis minuman siap saji ini selain dijalankan oleh perusahaan besar, juga dijalankan oleh perusahaan kecil ataupun menengah (Nugroho, 2003). Di dalam perkembangannya, minuman teh siap saji juga disajikan fresh serta dijalankan konsep dan sistem waralaba (franchise). Konsep dan sistem waralaba memungkinkan sebuah perusahaan dapat memperbesar jaringan pemasaran produk dan jasanya di berbagai tempat dan dalam waktu yang relatif lebih cepat. Bisnis teh siap saji dengan konsep dan sistem waralaba memiliki tingkat persaingan yang tinggi di dalam mendapat market share. Hal ini mengakibatkan pemain dalam usaha ini terjebak di dalam pemenangan persaingan pada red ocean di industri. Tingginya tingkat persaingan juga ditunjukkan dengan semakin banyaknya pemain dalam industri ini yang menggunakan konsep waralaba dan para pemain tersebut bersaing dengan karakter persaingan yang sama yaitu memperebutkan konsumen yang hanya sedang melewati outlet dan sedang haus. Beberapa pemain dalam bisnis ini ditunjukkan pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Daftar Waralaba Minuman Teh Siap Saji Nama Waralaba Teh Asal Perusahaan Lingkup Areal Teh Poci Tegal Seluruh Indonesia 2 Tang Bogor Seluruh Indonesia Tong Tji Tegal Seluruh Indonesia Teh UPET Cirebon Jawa Barat, Seluruh Indonesia Good Tea Depok Jabodetabek, Seluruh Indonesia Berkat Tea Jakarta Jabodetabek Pas Tea Jakarta Jabodetabek Gong Tea Bogor Jawa Barat, Seluruh Indonesia Your Tea Bogor Jabodetabek, Seluruh Indonesia Teh Jangkar Bogor Bogor Teh Cap Jempol Bogor Bogor Sumber: Data primer, hasil observasi,

20 Red ocean ditandai adanya peningkatan produktivitas produsen akibat teknologi yang semakin meningkat. Hal ini menyebabkan penawaran yang semakin meningkat dibandingkan dengan permintaan, membuat para produsen yang berada dalam industri ini bersaing memperebutkan pangsa pasar yang semakin mengecil (Lasher, 2004). Blue ocean merupakan suatu ruang pasar yang belum terjelajahi dan terdefinisi secara jelas. Dalam blue ocean, permintaan diciptakan bukan diperebutkan sehingga besarnya pasar dan permintaan di pasar tersebut menjadi tidak terbatas (Kim dan Mauborgne, 2005). Your Tea merupakan salah satu pemain baru di dalam bisnis teh siap saji dengan konsep dan sistem waralaba. Your Tea merupakan merek teh siap saji yang diusung oleh CV. Sari Hijau Lestari yang telah memiliki 60 outlet diseluruh Indonesia dan berpusat di Kota Bogor. Your Tea sebagai pendatang baru ditengah persaingan bisnis teh siap saji dengan konsep dan sistem waralaba yang mengarah kepada kondisi dan situasi yang bersifat red ocean, penciptaan samudra biru pada pasar dan permintaan Your Tea akan dapat membuat Your Tea tidak tergantung pada persaingan pasar dan permintaan yang semakin mengecil yang tidak seimbang dengan penawaran yang ada Perumusan Masalah Your Tea yang merupakan pendatang baru dalam industri teh siap saji dengan sistem dan konsep waralaba berpotensi untuk terjebak di dalam samudra merah (red ocean) dimana persaingan begitu ketat. Persaingan yang begitu ketat ini menyebabkan semakin mengecilnya pangsa pasar namun penawaran semakin naik karena semakin meningkatnya teknologi dan pemain dalam industri ini. Persaingan ini menyebabkan terbentuknya faktor-faktor kompetisi dalam industri, dimana sebagian besar perusahaan berusaha untuk menyesuaikan kemudian memenangkan tren yang ada, sehingga perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut terjebak ke dalam samudera merah persaingan yang ada. Penciptaan samudra biru dalam sebuah industri diperlukan sebuah pembentukan pola pikir baru yang tidak berusaha untuk memenangkan persaingan tetapi berusaha menciptakan lompatan baru terhadap faktor-faktor kompetisi yang terbentuk dalam industri. Penciptaan samudra biru dalam permintaan dan pasar 4

21 dari Your Tea akan sangat tergantung kepada bagaimana menciptakan formulasi strategi dengan pendekatan Blue Ocean Strategy (BOS). Didalam perumusan BOS Your Tea perlu mengetahui bagaimana situasi persaingan saat ini dalam industri yang dimasuki, mengetahui faktor-faktor kompetisi yang menjadi kunci persaingan dalam situasi industri tersebut dan batasan-batasan pasar yang terbentuk. Mengetahui faktor-faktor kompetisi pada industri memungkinkan bagi Your Tea untuk tidak terpaku pada situasi yang sudah ada dan dapat merekontruksi batasan-batasan pasar yang terbentuk untuk dapat menciptakan inovasi nilai. Berdasarkan uraian tersebut, perumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Bagaimana keadaan industri minuman teh siap saji yang telah dimasuki Your Tea sebagai pendatang baru? 2) Bagaimana merumuskan dan merekomendasikan strategi yang menggunakan pendekatan Blue Ocean Strategy pada Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi keadaan industri minuman teh siap saji yang telah dimasuki Your Tea sebagai pendatang baru. 2) Merumuskan dan merekomendasikan strategi yang menggunakan pendekatan Blue Ocean Strategy pada Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan, seperti: 1) CV. Sari Hijau Lestari. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam menerapkan Blue Ocean Strategy. 2) Masyarakat akademik. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai formulasi strategi yang menggunakan pendekatan Blue Ocean 5

22 Strategy bisnis minuman teh siap saji dengan konsep dan sistem waralaba secara umum dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya Ruang Lingkup Penelitian ini hanya mencakup pengkajian formulasi strategi yang menggunakan pendekatan Blue Ocean Strategy pada Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea. Penerapan strategi diserahkan sepenuhnya kepada pengambil keputusan yaitu CV. Sari Hijau Lestari selaku franchisor dari Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea. Penelitian ini menggunakan metode Blue Ocean Strategy yang merupakan suatu penelitian baru yang belum banyak dilakukan secara meluas, sehingga penelitian masih dilakukan dengan sangat sederhana dengan melakukan pengamatan dari luar industri dan wawancara dengan pihak-pihak terkait. 6

23 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teh Teh sebagai minuman ditemukan sekitar tahun 2737 sebelum masehi oleh Kaisar Shen Nung dari Cina. Saat itu kaisar yang juga disebut sebagai Bapak Tanaman Obat-obatan Tradisional Cina secara tidak sengaja meminum seduhan teh hasil dari daun teh kering yang jatuh di air panas yang akan diminumnya. Air panas terlihat berubah warna menjadi merah kemasan dan aroma yang begitu semerbak, Sang Kaisar mencoba menghirupnya dan saat itu dirasakan jauh lebih enak dari air panas yang biasa diminum, sejak itu teh mulai dibudidayakan di Cina. Teh sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1686 dibawa oleh seorang Belanda bernama Dr. Andreas Cleyer, lalu pada tahun 1728 pemerintah Belanda melalui VOC mendatangkan bibit teh dari Cina untuk dibudidayakan di seluruh Indonesia melalui politik tanam paksa. Teh hingga kini telah dibudidayakan oleh pemerintah dan pihak swasta, beberapa sentra teh yang penting adalah daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah (Chaerul, 2009). Teh tidak hanya diolah menjadi daun teh kering saja tetapi mengalami proses pengolahan lebih lanjut sehingga menghasilkan teh yang lebih praktis, mudah penyajian dan tersedia beraneka ragam rasa. Teh merupakan minuman ringan yang bisa diterima oleh seluruh lapisan. Hal ini praktis mendorong berkembangnya industri teh. Beberapa teh olahan yang ditawarkan, yaitu teh celup, teh bubuk atau dalam bentuk teh siap saji dalam kemasan (Chaerul, 2009). Kualitas teh tidak hanya dipengaruhi mesin dan peralatan yang baik mapun teknik pengolahan, tetapi juga jenis dan pemetikan. Jenis pemetikan yang biasa dilakukan adalah pemetikan halus, medium, dan kasar. Untuk hasil berkualitas, maka yang dilakukan adalah pemetikan halus dimana hanya bagian pucuk daun yang diambil. Tapi umumnya pemetikan yang dilakukan adalah jenis medium dengan komposisi: pucuk medium 70 persen, pucuk halus 10 persen, dan pucuk kasar 20 persen, untuk menjaga kesinambungan produksi sekaligus mempertahankan kualitas teh. Sedangkan cara pemetikan teh yang tepat yaitu menggunakan ibu jari dari telunjuk dengan memetik satu persatu tanpa ditarik. 7

24 Pucuk dalam genggaman tak boleh terlalu banyak dan langsung dimasukkan ke keranjang agar tidak rusak dan terjaga kesegarannya (Chaerul, 2009). Selain nikmat ternyata teh bisa menjaga kesehatan mulut dan gigi. Hal tersebut terungkap dari sebuah penelitian di laboratorium yang dilakukan Dr. Milton Schiffenbauer, seorang peneliti pada Pace University New York. Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan kalau teh mampu mengurangi virus dan bakteri berbahaya yang menyebabkan karang gigi dan sakit gusi. Pada penelitian tersebut, Dr Milton Schiffenbauer dan timnya menyuntikkan ekstrak berbagai jenis teh pada jaringan lunak hewan yang terinfeksi bakteri Escherechia coli (E-Coli) kemudian terbukti bahwa virus dan bakteri tersebut menjadi nonaktif hanya dalam waktu beberapa menit. Ditemukan juga bahwa senyawa dalam teh mampu mencegah bakteri berbahaya yang menyebabkan karang gigi. Keseluruhan manfaat dari mengkonsumsi teh adalah sebagai berikut : 1. Kaya akan vitamin C dan vitamin B terutama thiamin dan riboflavin yang dibutuhkan tubuh. 2. Bahan polifenol punya vitamin p aktif yang dapat membantu mengurangi kerapuhan dinding kapiler (capillary fragility) dari aliran darah, sebab vitamin p aktif mampu menstabilkan vitamin C dalam tubuh, juga menormalkan hiperfungsi kelenjar gondok. 3. Teh memiliki kemampuan mengantisipasi pengaruh yang merugikan karena aktifitas bakteri maupun hasil disentri. Perkembangan industri hilir teh di Indonesia sebagai industri yang sangat berpotensi untuk menjadi lokomotif dalam pengembangan industri hilir perkebunan perlu dimonitor perkembangannya. Selain itu, karena terdapat berbagai alternatif pilihan jenis industri hilir teh yang berpotensi untuk dikembangkan, namun karena keterbatasan sumber daya maka diperlukan pemilihan prioritas jenis industri hilir teh sebagai saran fokus pengembangan pada masa mendatang (Chaerul, 2009) Definisi Waralaba Waralaba berasal dari kata wara (lebih atau istimewa) dan laba (keuntungan). Usaha waralaba merupakan usaha yang memberikan keuntungan 8

25 lebih atau istimewa. Secara hukum, waralaba berarti persetujuan legal atas pemberian hak atau keistimewaan untuk memasarkan suatu produk atau jasa dari pemilik (franchisor) kepada pihak lain (franchisee) yang diatur dalam suatu aturan permainan tertentu. Franchisee disini bukanlah cabang dari perusahaan (company owned unit) milik franchisor melainkan franchisee bersifat horizontal, sehingga dalam hubungan bisnis dan hukum keduanya setara dalam arti samasama memiliki hak dan kewajiban yang harus ditaati dan dilaksanakan sesuai kesepakatan (Karamoy, 1997). Rachmadi (2007) dalam Firbani (2006), franchise adalah suatu bentuk bisnis dimana franchisor dengan sistem bisnis yang telah teruji di pasar dan produk atau jasa sebagai sentralnya, melakukan hubungan kontraktual dengan franchisee, yaitu perusahaan-perusahaan kecil yang didanai secara mandiri dan dikelola secara langsung oleh pemiliknya untuk beroperasi dibawah nama (brand) franchisor, memproduksi dan memasarkan barang atau jasa menurut format yang ditentukan oleh franchisor. Pasal 27 (d) Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang waralaba menyatakan bahwa pola waralaba atau franchise diartikan sebagai hubungan kemitraan yang didalamnya pemberi waralaba (franchisor) memberikan hak penggunaan lisensi, merek dagang, dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba (franchisee) dengan disertai bimbingan manajemen. Menurut Queen (1993), franchise merupakan suatu metode perluasan pemasaran dan bisnis. Suatu bisnis memperluas pasar dan distribusi produk serta pelayanannya dengan membagi bersama standar pemasaran dan operasional. Sebagai suatu metode kemitraan, franchise memiliki tiga bentuk sistem (Tjiptono,F, 2008): 1. Trademark / Brand Franchising Tipe ini dilakukan dengan memberikan hak atau lisensi kepada penerima waralaba untuk memproduksi barang dan jasa menggunakan nama dagang pemilik (franchisor). Tipe ini banyak digunakan misalnya dalam industri pakaian dengan merek terkenal yang kemudian diproduksi di dalam negeri. 9

26 2. Product Distribution Franchise (Product Franchising) Pada tipe ini franchisee memperoleh hak untuk memasarkan barang atau jasa franchisor dengan memanfaatkan jalur distribusi tertentu yang telah dikembangkan franchisor. Tipe ini banyak dipraktekan untuk produkproduk suku cadang bermotor, minuman ringan dan lain sebagainya. 3. Pure Franchising (Business Format Franchising) Pada tipe ini franchisor menyediakan format waralaba yang lengkap mulai dari pemanfaatan merek dagang dan jasa untuk dijual, perangkat manajemen, pengawas mutu, jalur distribusi, dan pelayanan lainnya. Tipe ini banyak digunakan di restoran siap saji, agen penjualan mobil, rumah, dan jasa pelayanan lainnya. Your Tea merupakan sebuah waralaba yang menggunakan sistem Product Distribution Franchise (Product Franchising) karena franchisee di dalam memasarkan produk teh siap saji telah disiapkan jalur distribusi bahan baku dan komponen biaya variabel sehingga mereka tidak perlu repot didalam menyiapkan bahan baku untuk produksinya Mekanisme Waralaba Mekanisme waralaba dibuat dengan tujuan agar usaha franchise yang berlangsung dengan lancar dan tertib. Untuk itulah pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian waralaba harus mengetahui beberapa hal berikut: Perjanjian Waralaba Perjanjian waralaba adalah suatu dokumen yang secara hukum menentukan hak dan kewajiban dari pihak pemberi dan penerima waralaba. Masa berlakunya perjanjian waralaba adalah lamanya waktu selama penerimaan waralaba boleh menggunakan lisensi atau sistem yang diwaralabakan (Mendelson, 1993 dalam Firbani, 2006) Hak dan Kewajiban Pemberi Waralaba (Franchisor) Pemberi waralaba (franchisor) mempunyai hak untuk mendapatkan uang franchise (franchise fee) karena telah mewaralabakan bisnisnya. Menurut 10

27 Mendhelson (1993) dalam Firbani (2006), ada tiga macam cara dalam menentukan franchise fee yaitu: 1. Uang Franchise Awal (Initial Franchise Fee) Biaya ini terdiri dari biaya rekruitmen sebesar biaya pendirian yang dikeluarkan oleh pemberi waralaba (franchisor) untuk kepentingan penerima waralaba (franchisee). Biaya ini ditanggung sepenuhnya oleh penerima waralaba (franchisee). 2. Uang Franchise Terus Menerus (Continuing Franchise Fee) Uang franchise tersebut merupakan pembayaran atau jasa menerus yang diberikan oleh penerima waralaba (franchisee) atas kegiatan operasional yang dilakukan oleh usaha waralaba tersebut. Uang tersebut dihitung berdasarkan presentase dari pendapatan kotor usaha waralaba tersebut. 3. Kenaikan Harga Produk Franchisor yang dalam aktivitas usahanya merupakan pemasok produk bagi franchisee, perlu dibuat mekanisme untuk melindungi penerima franchisee terhadap kenaikan harga yang tidak wajar dan tidak adil. Jika perlindungan tidak dibuat, franchisor bisa menaikan keuntungannya melampaui pengeluaran franchisee yang tentunya akan sangat merugikan pihak franchisee. Menurut Mendhelson (1993) dalam Firbani (2006), kewajiban franchisor adalah: 1. Franchisor harus mengetahui dimana suatu outlet didirikan dengan kriteria yang menentukan suatu tempat dan daerah. 2. Franchisor mempersiapkan paket peralatan dan perabotan yang distandarisasikan. 3. Franchisor memberikan saran mengenai dekorasi toko untuk merefleksikan citra nama yang telah terbentuk. 4. Franchisor mempersiapkan petunjuk operasional yang memberikan semua informasi yang diperlukan franchisee agar mampu mengoperasikan bisnis waralabanya secara tepat. Operasional berisi panduan rinci mengenai tugastugas yang harus dijalankan oleh staf anggota atau penerima waralaba (franchisee). 11

28 5. Franchisor harus menyusun pengaturan bersama dengan pemasok bahanbahan dasar atau barang-barang yang dibutuhkan oleh bisnis yang diwaralabakan agar franchisee mampu menjual dengan harga yang kompetitif. 6. Franchisor harus menyusun jadwal pelatihan dan mempersiapkan fasilitas pelatihan untuk para franchisee serta staf mereka. 7. Franchisor perlu mempersiapkan prosedur akunting dan sistem bisnis yang sederhana yang harus yang harus dioperasikan franchisee. Franchisor juga harus melatih franchisee dalam prosedur akunting dan sistem bisnis ini. Selain kewajiban yang dimiliki tersebut diatas, franchisor juga mempunyai beberapa kewajiban yang lain, seperti bantuan teknis yang diberikan pada saat pra pembukaan, pembukaan, dan operasi perusahaan franchisee. Franchisor menyelenggarakan program pelatihan yang terdiri dari pelatihan awal, pedoman tentang pembukuan dan akuntansi, metode dan sistem pemasaran, promosi dan periklanan, serta suplai bahan dan pemasoknya. Franchisor juga menyediakan video pelatihan, buku panduan (manual book) atau buku-buku paket petunjuk pelaksanaan setiap kegiatan strategis. Selain itu dilengkapi data atau informasi pasar, hasil riset yang dikerjakan oleh franchisor secara berkala, inovasi sistem peragaan termasuk perubahan metode promosi dan pemasaran. Data atau informasi hasil riset sangat penting bagi franchisee agar dapat mengikuti selera pasar dan lebih menarik minat konsumen Hak dan Kewajiban Penerima Waralaba (Franchisee) Franchisee menurut Karamoy (1997) mempunyai hak untuk mendapatkan bantuan teknis dari franchisor berupa: (1) seleksi lokasi dan survey demografi; (2) program pelatihan awal; (3) bantuan untuk pra pembukaan; (4) bantuan pelaksanaan atau kegiatan operasi (on going operational assistance); (5) program pelatihan lanjutan; (6) akses data atau informasi pasar dan pemasaran; dan (7) bantuan konsultasi dalam situasi kritis. Queen (1993) menjelaskan bahwa kewajiban finansial yang harus dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor yang terdiri dari: 1. Biaya Waralaba (Franchise Fee). Kewajiban membayar biaya franchise pada masa awal franchise. Franchisor umumnya akan meminta suatu deposito pada 12

29 saat tahapan pembicaraan awal dan sisanya harus dilunasi pada saat penandatangan perjanjian franchise. 2. Pengeluaran Langsung (Direct Expenses). Pengeluaran langsung untuk biaya hidup dan pemondokan pemilik franchise tahapan awal. Franchisee wajib menanyakan siapa yang bertanggungjawab atas biaya selama pemilihan lokasi, pelatihan penerimaan franchise, dan bantuan franchise saat pembukaan. 3. Royalti. Pembayaran Berlanjut (Continuing Franchise Fee) kepada franchisor sebagai imbalan atas hak waralaba. Pembayaran dapat dilakukan setiap minggu, bulan atau triwulan dan ditetapkan sebagai presentase atas pendapatan kotor. 4. Biaya Pemasaran dan Periklanan (Marketing and Advertising Fee). Biaya ini dapat didasarkan kepada volume penjualan atau ditentukan oleh biaya aktual dari suatu program tertentu atau suatu kombinasi dari kedua metode tersebut. 5. Sewa. Beberapa franchisor memiliki lokasi dan/atau peralatan dan menyewakan kepada franchisee. 6. Biaya Penyerahan / Pengalihan (Assignment Fee). Biaya ini terjadi apabila franchisee menjual bisnisnya, franchisor memerlukan suatu pembayaran untuk mempersiapkan perjanjian penyerahan, pelatihan penerima franchise yang baru dan biaya lain yang berhubungan dengan pengalihan tersebut. 13

30 2.4. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba Bagi Franchisor Keuntungan dan kelemahan sistem waralaba bagi franchisor dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba bagi Franchisor Keuntungan Kelemahan 1. Perluasan usaha cepat 2. Mudah melakukan penetrasi pasar 1. Franchisor tidak bisa mendikte franchisee. Oleh karena itu bila 3. Modal untuk melakukan ingin mengadakan perubahan, ia pengembangan usaha menjadi harus memotivasi franchisee agar lebih kecil, karena sebagian besar bersedia menerima perubahan dipikul oleh franchisee tersebut 4. Franchisee juga merupakan 2. Seringkali harapan franchisee pemilik yang memiliki motivasi yang tinggi terlampau muluk-muluk, sehingga perlu disadarkan dan dimotivasi 5. Tidak banyak membutuhkan 3. Tidak cepat mengadakan perubahan manajemen madya 6. Daya beli meningkatkan karena dilakukan secara kelompok 4. Risiko memilih franchisee yang tidak tepat, sehingga dapat merusak nama baik secara keseluruhan 7. Memiliki pemasaran yang besar, 5. Citra franchisor dan kelompok karenabisa melakukan promosi bisnis tergantung pada prestasi dan periklanan secara besarbesaran setiap franchisee sebagai suatu kelompok 6. Sistem waralaba mengikat dalam usaha 8. Hasil pengembalian investasi jangka waktu yang cukup panjang 7. Risiko adanya dissident franchisee (ROI) tinggi dalam jangka (franchisee yang berontak), dimana panjang setelah memperoleh alih teknologi 9. Risiko kerugian dapat diminimkan dan manajemen, mereka berusaha mengalihkan kontraknya kepada orang lain dan membentuk usaha sendiri yang menjadi pesaing franchisor Sumber: Tjiptono (2008) 14

31 Bagi Franchisee Keuntungan dan kelemahan sistem waralaba bagi franchisee dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 5. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba bagi Franchisee Keuntungan Kelemahan 1. Risiko usaha yang relatif kecil 1. Jenis produk yang dapat 2. Bebas menjalankan unit usaha miliknya sendiri. ditawarkan relatif terbatas dan sangat tergantung kepada prestasi 3. Mendapatkan kemudahan franchisor membeli dalam partai besar 2. Harus membayar uang imbalan 4. Dapat memanfaatkan hasil yang sangat besar pengambangan produk dan 3. Tidak sepenuhnya bebas lagi, penelitian franchisor karena harus mematuhi pedoman 5. Dapat memanfaatkan petunjuk dan dan prosedur yang ditetapkan bantuan dalam bidang keuangan dan manajemen franchisor 4. Kadangkala ditargetkan mencapai 6. Bisa memanfaatkan periklanan tingkat prestasi tertentu (misalnya melalui kelompok usaha, sehingga jumlah penjualan) yang terlalu biayanya relatif murah dan tinggi kualitas periklanannya bisa tinggi 5. Manajemen usahnya dikendalikan 7. Turut menikmati reputasi, franchisor kestabilan, kepercayaan konsumen, kekuatan dan keharuman nama dagang yang diwaralabakan 8. Bisa memanfaatkan paket-paket keuangan yang mungkin disediakan perbankan 9. Adanya fasilitas pelatihan menyebabkan usaha waralaba bukanlah usaha coba-coba Sumber: Tjiptono (2008) 2.5. Blue Ocean Strategy (BOS) Pengertian BOS Blue ocean adalah suatu ruang pasar yang belum terjelajahi dan terdefinisi dengan jelas serta peluang untuk industri tumbuh sangat besar dan tidak meliht trade-off antara biaya dan nilai sebagai suatu pilihan unuk mengembangkan usaha. Maksud trade-off disini adalah bahwa untuk meningkatkan mutu akan menyebabkan konsekuensi kenaikan harga yang dibebankan kepada konsumen. Blue ocean sendiri dapat tercipta di luar atau di dalam pasar yang telah ada 15

32 sebelumnya dengan memperluas batasan-batasan pasar yang telah ada sehingga menuntut perusahaan untuk melihat hal-hal diluar batasan yang masih dapat untuk diraih. Istilah blue ocean muncul ketika Kim dan Mauborgne (2005) mencoba mendefinisikan suatu ruang pasar yang baru yang tidak ketat dengan unsur persaingan. Penyebutan blue ocean merujuk kepada industri atau pasar yang belum ada saat ini, suatu pasar yang belum ditemukan sehingga belum sempat dijamah oleh persaingan. Permintaan dalam blue ocean diciptakan bukan diperebutkan sehingga besarnya pasar dan permintaan di pasar tersebut menjadi tidak terbatas. Blue ocean memiliki enam prinsip yang mendasari pembangunan strategi. Keenam prinsip tersebut dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Enam Prinsip Blue Ocean Strategy Prinsip Perumusan Merekonstruksi batasan-batasan pasar Fokus pada gambaran besar bukan pada angka Menjangkau melampaui permintaan yang ada Melakukan rangkaian strategis dengan tepat Prinsip Eksekusi / Pelaksanaan Mengatasi hambatan-hambatan utama dalam organisasi Mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi Sumber: Kim dan Mauborgne, Faktor Risiko yang ditangani oleh setiap prinsip Risiko pencarian Risiko perencanaan Risiko skala Risiko model bisnis Risiko organisasi Risiko manajemen Prinsip yang pertama, yaitu merekonstruksi batasan-batasan pasar, manajer harus dapat mengidentifikasi kemungkinan peluang-peluang yang ada untuk dapat menciptakan ide blue ocean yang komersil. Hal ini dilakukan karena tidak mungkin manajer mempertaruhkan strategi pada intuisi dan pengambilan acak sehingga dapat memperkecil risiko pencarian dalam memperluas batasan pasar. Ketika informasi telah didapat, maka proses selanjutnya adalah bagaimana menerapkan ide ini pada kanvas strategi sehingga menghasilkan strategi yang baik. Umumnya, manajer menilai suatu informasi berdasar angka hasil perhitungan antara investasi dan hasil. Hal ini akan menyebabkan proses yang berkepanjangan dan melelahkan sehingga hasilnya perusahaan tetap menghasilkan strategi untuk berkompetisi. 16

33 Prinsip kedua pada BOS berfungsi untuk mengurangi risiko perencanaan untuk investasi tenaga dan waktu yang sangat besar dengan hasil hanya langkah taktis pada persaingan yang telah ada. Pada prinsip kedua ini, terdapat pendekatan alternatif bagi proses perencanaan strategis yang ada bukan berdasar dokumen tapi dengan menggambar kanvas strategi. Kanvas strategi adalah suatu alat bantu dalam mempermudah penggambaran posisi strategis terkini suatu perusahaan, tetapi juga memetakan strategi di masa depan. Prinsip ketiga, menjangkau melampaui permintaan yang ada, merupakan kunci untuk mencapai inovasi nilai sebagai salah satu keunggulan dan memaksimalkan ukuran blue ocean. Peningkatan permintaan terbesar atas sebuah penawaran baru akan mengurangi risiko skala yang mengiringi penciptaan pasar baru. Hal yang harus dilakukan untuk mencapainya bagi perusahaan menentang dua praktik konvensional, yaitu fokus pada konsumen yang ada dan mempertajam segmentasi demi mengakomodasi perbedaan yang ada di konsumen. Prinsip keempat membawa manajer untuk membangun suatu model bisnis yang kuat dan memastikan adanya laba sehat yang tercipta. Pemahaman rangkaian strategis yang benar dan cara menilai ide-ide blue ocean berlandaskan kriteria kunci dalam rangkaian tersebut, maka manajer akan secara langsung mengurangi risiko model bisnis. Ketika tercipta suatu model bisnis yang menguntungkan, maka tahap selanjutnya adalah bagaimana mengeksekusi strategi tersebut ke dalam organisasi. Awal dari semua itu adalah mencoba mengatasi keterbatasan yang ada di dalam organisasi seperti sumber daya, kognitif, motivasi, dan politis. Mengetahui bagaimana mengatasi rintangan tersebut adalah kunci untuk mengurangi risiko organisasi. Untuk mencapai hal ini secara efektif, perusahaan harus menghindari pengetahuan lama mengenai cara melakukan perubahan. Pengetahuan lama menyatakan semakin besar perubahan semakin banyak sumber daya dan waktu yang dibutuhkan untuk membuahkan hasil. Hal terakhir yang perlu untuk dilakukan adalah mengintegrasikan eksekusi ke dalam strategi. Sebuah perusahaan tidak hanya terdiri dari satu tingkatan saja, melainkan berbagai tingkatan baik dari atas sampai bawah, lini depan sampai belakang. Ketika semua anggota bersatu untuk menjalankan strategi dalam berbagai macam kondisi, suatu 17

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Penggambaran Situasi Industri Penggambaran situasi industri dilakukan dengan menggunakan alat analisis yaitu kanvas strategi dan kurva nilai.

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penggambaran Situasi Industri Minuman Teh Siap Saji 6.1.1. Faktor-faktor Kompetisi Your tea merupakan bisnis minuman teh siap saji yang dijalankan dengan konsep dan sistem

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restoran (Marsum 2009 dalam Firbani 2006) menjelaskan bahwa, restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teh

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teh II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teh Teh sebagai minuman ditemukan sekitar tahun 2737 sebelum masehi oleh Kaisar Shen Nung dari Cina. Saat itu kaisar yang juga disebut sebagai Bapak Tanaman Obat-obatan Tradisional

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea dengan perusahaan franchisor adalah CV. Sari Hijau Lestari di Perumahan Pakuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Formulasi Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos. Strategos terbentuk dari kata stratos yang berarti militer dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan (%)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia teh dikonsumsi baik disektor rumah tangga maupun bukan sektor rumah tangga seperti hotel, restoran, rumah makan, kantin dan kedai minuman. Indonesia sudah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Kebun Raya Bogor dengan pengelolanya adalah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB), LIPI. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM USAHA

V GAMBARAN UMUM USAHA V GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Sejarah Singkat CV. Sari Hijau Lestari dan Your Tea CV. Sari Hijau Lestari didirikan pada pertengahan tahun 2008 oleh Bapak Agung Wibowo yang merupakan alumni IPB pada tahun

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H

ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA. Dhita Aditya Ayuningtyas H ANALISIS SIKAP KONSUMEN DAN KINERJA ATRIBUT TEH HIJAU SIAP MINUM MEREK NU GREEN TEA ORIGINAL DI KOTA JAKARTA Dhita Aditya Ayuningtyas H34066034 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Jiunkpe Klasifikasi Restoran. Surabaya. [diakses 3 Februari 2011]

II TINJAUAN PUSTAKA. Jiunkpe Klasifikasi Restoran. Surabaya.  [diakses 3 Februari 2011] II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran 2.1.1. Definisi Restoran Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis yaitu restaurer yang memiliki arti tempat yang menyediakan makanan. Makna aslinya restoran berarti

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PANTAI LOMBANG DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PANTAI LOMBANG DI KABUPATEN SUMENEP ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PANTAI LOMBANG DI KABUPATEN SUMENEP SKRIPSI MOHAMMAD REZA H34051684 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 0 ANALISIS STRATEGI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) SKRIPSI VIRGITHA ISANDA AGUSTANIA H34050921 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A

ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI. Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A ANALISIS BIAYA DAN PROFITABILITAS PRODUKSI ROTI PADA BELLA BAKERY DI PONDOK GEDE, BEKASI Oleh : TANTRI DEWI PUTRIYANA A14104105 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil perkebunan. Salah satu komoditas hasil perkebunan yang dihasilkan adalah teh. Tanaman teh pertama kali masuk Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Perbedaan antara perusahaan yang berhasil dengan perusahaan yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. Perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS Oleh TUTUT RETNO LESTARI A 14102716 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI ARDIANSYAH H

SKRIPSI ARDIANSYAH H FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI KEBUN PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus Kebun Plasma PTP. Mitra Ogan, Kecamatan Peninjauan, Sumatra Selatan) SKRIPSI ARDIANSYAH H34066019

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) 2.1.1. Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Strategi samudra biru ( Blue Ocean Strategy ) ditandai oleh ruang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh merupakan salah satu komoditi yang telah lama di kembangkan di Indonesia. Teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang dibawa

Lebih terperinci

VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT

VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT 7.1. Formulasi Blue Ocean Strategy (BOS) Kim dan Mauborgne (2005) menyebutkan dalam bukunya, Blue Ocean Strategy, bahwa terdapat enam prinsip

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR SKRIPSI MAULANA YUSUP H34066080 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah

memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah 2.1 Franchise 2.1.1 Pengertian Franchise Franchise berasal dari kata Perancis, yakni franchir, yang mempunyai arti memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah mandiri

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango)

ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango) ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango) DISUSUN OLEH: EFENDY A14104121 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H34052032 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MANAJEMEN KOPERASI SYARIAH DAN KOPERASI KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MANAJEMEN KOPERASI SYARIAH DAN KOPERASI KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA MANAJEMEN KOPERASI SYARIAH DAN KOPERASI KONVENSIONAL Studi Kasus KJKS BMT Bina Ummah Sejahtera dan Koperasi Pegawai Departemen Koperasi SKRIPSI RORY RIFKI ANDITA H34087026

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) pada 2011 atau sekitar Rp169,62

BAB I PENDAHULUAN. terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) pada 2011 atau sekitar Rp169,62 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemenuhan terhadap kebutuhan dasar tersebut menjadi hal yang mutlak jika manusia ingin tetap menjaga keberlangsungan

Lebih terperinci

Kanvas Strategi Blue Ocean Studi Kasus Pabrik Jaya Bakpia Pathuk 25

Kanvas Strategi Blue Ocean Studi Kasus Pabrik Jaya Bakpia Pathuk 25 Kanvas Strategi Blue Ocean Studi Kasus Pabrik Jaya Bakpia Pathuk 25 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Peryaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi ( S1 ) Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI ITA FUSFITAWATI H34053987 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih 48 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin pesat membuat orang berpikir lebih kreatif untuk membuat cara yang lebih efektif dalam memajukan perekonomian guna meningkatkan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) OLEH KARYAWAN PT. KIMIA TIRTA UTAMA. Oleh: Zakiah Arifin A

EVALUASI PENERAPAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) OLEH KARYAWAN PT. KIMIA TIRTA UTAMA. Oleh: Zakiah Arifin A EVALUASI PENERAPAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) OLEH KARYAWAN PT. KIMIA TIRTA UTAMA Oleh: Zakiah Arifin A14102030 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara agraris yang dapat mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor pertanian dapat berupa

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi di dunia. Menurut salah satu lembaga riset (AC Nielsen) tahun 2005

1. BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi di dunia. Menurut salah satu lembaga riset (AC Nielsen) tahun 2005 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh (Camellia sinensis) menghasilkan minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Menurut salah satu lembaga riset (AC Nielsen) tahun 2005 menyatakan tahun 1999

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teh merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia, sebagai penghasil devisa negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam

I. PENDAHULUAN Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan salah satu sektor unggulan dalam masa krisis ekonomi dewasa ini. Sektor ini membawa dampak positif ganda. Pertama, peningkatan subsitusi impor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer bagi manusia serta menjadi syarat utama bagi kelangsungan hidupnya. Makanan dan minuman juga merupakan faktor utama yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR Oleh : Arief Widiatmoko A14102135 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN ARIEF

Lebih terperinci

SKRIPSI JULAEHA H

SKRIPSI JULAEHA H ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN (KASUS : MAHASISWA TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) SKRIPSI JULAEHA H34050278 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA. Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A

PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA. Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A PENGARUH KEBIJAKAN PAJAK EKSPOR TERHADAP PERDAGANGAN MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (Crude Palm Oil) INDONESIA Oleh : RAMIAJI KUSUMAWARDHANA A 14104073 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H

IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H IDENTIFIKASI DAN PERAN SEKTOR UNGGULAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI DKI JAKARTA OLEH GITA IRINA ARIEF H14050032 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya adalah sektor UKM. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya adalah sektor UKM. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin membaiknya iklim ekonomi dewasa ini, membuat sektor riil khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) tumbuh subur di negeri ini. Pertumbuhannya begitu

Lebih terperinci

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat)

PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) PERAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BELIMBING DEWA (Studi Kasus Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok, Jawa Barat) SKRIPSI ERNI SITI MUNIGAR H34066041 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG

IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG IDENTIFIKASI SEGMENTASI PENGUNJUNG WISATA AGRO STUDI KASUS KARAKTERISTIK PENGUNJUNG KAMPOENG WISATA CINANGNENG SKRIPSI HESTI FANNY AULIA SIHALOHO H34066060 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segi kepraktisan merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Segi kepraktisan merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan pola hidup masyarakat serta perubahan ekonomi mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat yang semakin meningkat. Segi kepraktisan merupakan hal

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) Oleh: WAHYU PURBIANTORO A 14103605 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUASAN PETANI TEBU RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PABRIK GULA XYZ

KAJIAN KEPUASAN PETANI TEBU RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PABRIK GULA XYZ KAJIAN KEPUASAN PETANI TEBU RAKYAT TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PABRIK GULA XYZ Oleh : Raden Luthfi Rochmatika A14102089 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Franchise Disclosure Document UD. ELIM

Franchise Disclosure Document UD. ELIM Franchise Disclosure Document UD. ELIM Pengantar Prospektus ini disampaikan oleh UD. ELIM sebagai informasi penawaran usaha waralaba (franchise) Depo Air Minum Elim yang bergerak dibidang penjualan air

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPO PEMASARAN IKAN (DPI) AIR TAWAR SINDANGWANGI Kabupaten Majalengka, Jawa Barat Oleh : WIDYA ANJUNG PERTIWI A14104038 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA OLEH IRMA KOMALASARI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA OLEH IRMA KOMALASARI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA OLEH IRMA KOMALASARI H14104044 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN ULAT SUTERA (Studi Kasus pada Peternakan Ulat Sutera Bapak Baidin, Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor) SKRIPSI MADA PRADANA H34051579 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi strategi Dalam buku Manajemen Strategik-Pengetahuan yang dikutip oleh Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos dalam bahasa yunani

Lebih terperinci

ANALISIS MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN UNIT USAHA KECIL TAHU SERASI BANDUNGAN

ANALISIS MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN UNIT USAHA KECIL TAHU SERASI BANDUNGAN ANALISIS MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEBERHASILAN UNIT USAHA KECIL TAHU SERASI BANDUNGAN (Studi Kasus Unit Usaha Kelompok Wanita Tani Damai, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri berjalan seperti layaknya roda baik itu perusahaan yang bergerak di industri produk maupun jasa. Umumnya ketika roda waktu sedang berada di atas

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H

ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H34076035 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami proses pemanasan dan pengeringan, sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan. Teh hijau memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai)

ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai) ANALISIS KINERJA DAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP BAURAN PEMASARAN BNI GIRO (Kasus BNI Kantor Layanan Bumi Serpong Damai) Oleh : DARMA SAUT PARULIAN SITUMORANG A 14105660 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A14105570 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Stoner (2004: 7) manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRODUK YOU C 1000 (Studi Kasus Mahasiswa Strata Satu Institut Pertanian Bogor) Oleh : Prawira Atma Negara A 14105587 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang memasuki persaingan dalam dunia bisnis mempunyai satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A

ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR. Oleh : Endang Pudji Astuti A ANALISIS PREFERENSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP BERAS DI KECAMATAN MULYOREJO SURABAYA JAWA TIMUR Oleh : Endang Pudji Astuti A14104065 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KESENJANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN ANTARA KAWASAN BARAT DENGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA. Disusun Oleh: Ainun Mardiah A

KESENJANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN ANTARA KAWASAN BARAT DENGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA. Disusun Oleh: Ainun Mardiah A KESENJANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN ANTARA KAWASAN BARAT DENGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA Disusun Oleh: Ainun Mardiah A14303053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sektor pertanian dinegara-negara berkembang perannya sangat besar karena merupakan mata pencarian pokok sebagian besar penduduk. Peranan sektor pertanian dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di setiap negara tumbuh dan berkembang dengan cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun, komoditas ini juga memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Pendidikan Pemasaran pendidikan adalah usaha berbasis pemasaran jasa yang itu berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam pemasaran barang

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA SKRIPSI ELA ELAWATI H34050118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Oleh : AYU LESTARI A14102659 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

HUBUNGAN PENGUASAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI HUBUNGAN PENGUASAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Studi Kasus Kelompok Tani Harum IV Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi) SKRIPSI OCTIASARI H34070084 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa. krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa. krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga akhir tahun 2000 yang ditunjukkan dengan

Lebih terperinci

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN NENAS BOGOR Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor SKRIPSI ERIK LAKSAMANA SIREGAR H 34076059 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANALISIS RENCANA KEMITRAAN ANTARA PETANI KACANG TANAH DENGAN CV MITRA PRIANGAN (Kasus pada Petani Kacang Tanah di Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur) SKRIPSI TIARA ASRI SATRIA H34052169 DEPARTEMEN

Lebih terperinci